Anda di halaman 1dari 15

SEJARAH NABI

MUHAMMAD SAW
DI MADINAH

Disusun Oleh:

Hardiyanti Rukmana
Nur Indah Oktaviani
Kelas VIII D

SMP NEGERI 5
BANGKALAN

TAHUN PELAJARAN 2010 - 2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-NYA, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul SEJARAH
NABI MUHAMMAD SAW DI MADINAH ini.
Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kelancaran dan kesuksesan dalam pembuatan makalah ini, yang tidak mungkin
dapat kami sebutkan satu persatu.
Tidak lupa saya saya sampaikan permintaan maaf yang sedalam-dalamnya
apabila terdapat banyak kesalahan dalam konten/isi makalah ini. Untuk itu kritik
dan saran yang membangun sangat saya tunggu untuk menyempurnakan makalah
ini dan selanjutnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bangkalan, 08 Desember 2010.


Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................

KATA PENGANTAR....................................................................................................

ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................

iii

BAB I

PENDAHULUAN.........................................................................................

1.1. Latar Belakang .....................................................................................

1.2. Tujuan ..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................

2.1. Beberapa Peristiwa Penting Tentang Hijrah Beliau Ke Madinah ........

2.2. Keteladanan Rasul Dalam Membina Ummat Di Madinah ..................

2.3. Wafatnya Rasulullah ............................................................................

BAB III PENUTUP.....................................................................................................

10

3.1. Kesimpulan...........................................................................................

10

3.2. Saran.....................................................................................................

10

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Dakwah Rasulullah yang dilakukan si Mekkah baik secara
sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan berlangsung selama 13 tahun.
Rintangan makin lama makin bertambah karena itu Allah Menyediakan
Tempat yang subur untuk dawah yaitu Madinah. Disinilah membangun
umat untuk dijadikan duta keseluruh pelosok dunia.

1.2. TUJUAN
1. Memberikan semangat yang positif pada diri kami khususnya dan para

pembaca pada umumnya.


2. Dapat mengenal sosok Rasulullah lebih dalam melalui sejarah beliau.
3. Mencontoh sifat, akhlaq dan kegigihan beliau dalam memperjuangkan

Islam.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.

Beberapa Peristiwa Penting tentang Hijrah Beliau ke Madinah


Pertama
Tersebarnya berita tentang masuk Islamnya sekelompok penduduk
Yatsrib (Madinah), membuat orang-orang kafir Quraisy semakin
meningkatkan tekanan terhadap orang-orang Mukmin di Makkah.
Lalu Nabi saw. memerintahkan kaum Mukminin agar hijrah ke kota
Madinah. Para sahabat segera berangkat menuju Madinah secara diamdiam, agar tidak dihadang oleh musuh. Namun Umar bin Khattab justru
mengumumkan terlebih dahulu rencananya untuk berangkat ke pengungsian
kepada orang-orang kafir Makkah. Ia berseru, Siapa di antara kalian yang
bersedia berpisah dengan ibunya, silakan hadang aku besok di lembah anu,
besuk pagi saya akan hijrah. Tidak seorang pun berani menghadang Umar.
Kedua
Setelah mengetahui kaum Muslimin yang hijrah ke Madinah itu
disambut baik dan mendapat penghormatan yang memuaskan dari
penduduk Yastrib, bermusyawarahlah kaum kafir Quraisy di Darun
Nadwah. Mereka merumuskan cara yang diambil untuk membunuh
Rasululah saw. yang diketahui belum berangkat bersama rombongan para
sahabat. Rapat memutuskan untuk mengumpulkan seorang algojo dari
setiap kabilah guna membunuh Nabi saw. bersama-sama. Pertimbangannya
ialah, keluarga besar Nabi (Bani Manaf) tidak akan berani berperang
melawan semua suku yang telah mengutus algojonya masing-masing.
Kelak satu-satunya pilihan yang mungkin ambil oleh Bani Manaf ialah rela
menerima diat (denda pembunuhan) atas terbunuhnya Nabi. Keputusan
bersama ini segera dilaksanakan dan para algojo telah berkumpul di
sekeliling rumah Nabi saw. Mereka mendapat instruksi: Keluarkan
Muhammad dari rumahnya dan langsung pengal tengkuknya dengan
pedangmu!
Ketiga
Pada malam pengepungan itu Nabi saw. tidak tidur. Kepada
keponakannya, Ali r.a., beliau memerintahkan dua hal: pertama, agar tidur
(berbaring) di tempat tidur Nabi dan, kedua, menyerahkan kembali semua
harta titipan penduduk Makkah yang ada di tangan Rasulullah saw. kepada
para pemiliknya.
Nabi keluar dari rumahnya tanpa diketahui oleh satu orang pun dari
para algojo yang mengepung rumahnya sejak senja hari. Nabi saw. pergi

menuju rumah Abu Bakar yang sudah menyiapkan dua tunggangan


(kendaraan) lalu segera berangkat. Abu Bakar menyewa Abdullah bin
Uraiqith Ad-Daily untuk menunjukkan jalan yang tidak biasa menuju
Madinah.
Keempat
Rasulullah dan Abu Bakar berangkat pada hari Kamis tanggal 1
Rabiul Awwal tahun kelima puluh tiga dari kelahiran Nabi saw. Hanya Ali
dan keluarga Abu Bakar saja yang tahu keberangkatan Nabi saw. dan Abu
Bakar malam itu menuju Yatsib. Sebelumnya dua anak Abu Bakar, Aisyah
dan Asma, telah menyiapkan bekal secukupnya untuk perjalanan itu.
Kemudian Nabi saw. ditemani Abu Bakar berangkat bersama penunjuk
jalan menelusuri jalan Madinah-Yaman hingga sampai di Gua Tsur. Nabi
dan Abu Bakar berhenti di situ dan penunjuk jalan disuruh kembali
secepatniya guna menyampaikan pesan rahasia Abu Bakar kepada putranya,
Abdullah.
Tiga malam lamanya Nabi saw. dan Abu Bakar bersembunyi di gua
itu. Setiap malam mereka ditemani oleh Abdullah bin Abu Bakar yang
bertindak sebagai pengamat situasi dan pemberi informasi.
Kelima
Lolosnya Nabi saw. dari kepungan yang ketat itu membuat kalangan
Quraisy hiruk pikuk mencari. Jalan Makkah-Madinah dilacak. Tetapi
mereka gagal menemukan Nabi saw. Kemudian mereka menelusuri jalan
Yaman-Madinah. Mereka menduga Nabi pasti bersembunyi di Gua Tsur.
Setibanya tim pelacak itu di sana, alangkah bingungnya mereka ketika
melihat mulut gua itu tertutup jaring laba-laba dan sarang bunung. Itu
pertanda tidak ada orang yang masuk ke dalam gua itu. Mereka tidak dapat
melihat apa yang ada dalam gua, tetapi orang yang di dalamnya dapat
melihat jelas rombongan yang berada di luar. Waktu itulah Abu Bakar
merasa sangat khawatir akan keselamatan Nabi. Nabi berkata kepadanya,
Hai Abu Bakar, kita ini berdua dan Allah-lah yang ketiganya.
Keenam
Kalangan kafir Quraisy mengumumkan kepada seluruh kabilah,
Siapa saja yang dapat menyerahkant Muhammad dan kawannya (Abu
Bakar) kepada kami hidup atau mati, maka kepadanya akan diberikan
hadiah yang bernilai besar. Bangkitlah Suraqah bin Jasyam mencari dan
mengejar Nabi dengan harapan akan menjadi hartawan dalam waktu
singkat.
Sungguhpun jarak antara Gua Tsur dengan rombongan Nabi sudah
begitu jauh, namun Suraqah ternyata dapat menyusulnya. Tatkala sudah
begitu dekat, tiba-tiba tersungkurlah kuda yang ditunggangi Suraqah,

sementara pedang yang telah diayunkan ke arah Nabi tetap terhunus di


tangannya. Tiga kali ia mengibaskan pedangnya ke arah tubuh Nabi, tetapi
pada detik-detik itu pula kudanya tiga kali tersungkur sehingga tak
terlaksanalah maksud jahatnya. Kemudian ia menyarungkan pedangnya
dalam keadaan diliputi perasaan kagum dan yakin, dia benar-benar
berhadapan dengan seorang Nabi yang menjadi Rasul Allah. Ia mohon
kepada Nabi agar berkenan menolong mengangkat kudanya yang tak dapat
bangun karena kakinya terperosok ke dalam pasir. Setelah ditolong oleh
Nabi, ia meminta agar Nabi berjanji akan memberinya hadiah berupa gelang
kebesaran raja-raja. Nabi menjawab, Baiklah.
Kemudian kembalilah Suraqah ke Makkah dengan berpura-pura tak
menemukan seseorang dan tak pernah mengalami kejadian apa pun.
Ketujuh
Rasulullah dan Abu Bakar tiba di Madinah pada tanggal 12 Rabiul
Awal. Kedatangan beliau telah dinanti-nantikan masyarakat Madinah. Pagi
hari mereka berkerumun di jalanan, setelah tengah hari barulah mereka
bubar. Begitulah penantian mereka beberapa hari sebelum kedatangan Nabi.
Pada hari kedatangan Nabi dan Abu Bakar, masyarakat Madinah sudah
menunggu berjubel di jalan yang akan dilalui Nabi lengkap dengan regu
genderang. Mereka mengelu-elukan Nabi dan genderang pun gemuruh
diselingi nyanyian yang sengaja digubah untuk keperluan penyambutan itu:
Bulan purnama telah muncul di tengah-tengah kita, dari celah-celah
bebukitan. Wajiblah kita bersyukur, atas ajakannya kepada Allah. Wahai
orang yang dibangkitkan untuk kami, kau datang membawa sesuatu yang
ditaati.
Kedelapan
Di tengah perjalanan menuju Madinah, Rasulullah singgah di Quba,
sebuah desa yang terletak dua mil di selatan Madmnah. Di sana Beliau
membangun sebuah Masjid dan merupakan Masjid pertama dalam sejarah
Islam. Beliau singgah di sana selama empat hari untuk selanjutnya
meneruskan perjalanan ke Madinah. Pada Jumat pagi beliau berangkat dari
Quba dan tiba di perkampungan Bani Salim bin Auf persis pada waktu
shalat Jumat. Lalu shalatlah beliau di sana. Inilah Jumat pertama dalam
Islam, dan karena itu khutbahnya pun merupakan khutbah yang petama.
Kemudian Nabi berangkat meninggalkan Bani Salim. Program
pertama beliau sesampainya di Madinah ialah menentukan tempat di mana
akan dibangun Masjid. Tempat itu ialah tempat di mana untanya berhenti
setibanya di Madinah. Ternyata tanah yang dimaksud milik dua orang anak
yatim. Untuk itu Nabi minta supaya keduanya sudi menjual tanah miliknya,
namun mereka lebih suka menghadiahkannya. Tetapi beliau tetap ingin
membayar harga tanah itu sebesar sepuluh dinar. Dengan senang hati Abu
Bakar menyerahkan uang kepada mereka berdua.

Pembangunan Masjid segera dimulai dan seluruh kaum Muslimin


ikut ambil bagman, sehingga berdiri sebuah Masjid berdinding bata,
berkayu batang korma dan beratap daun korma.
Kesembilan
Kemudian Nabi mempersaudarakan antara orang-orang Muhajirin
dengan Anshar. Setiap orang Anshar mengakui orang Muhajirin sebagai
saudaranya sendiri, mempersilakannya tinggal di rumahnya dan
memanfaatkan segala fasilitasnya yang ada di rumah bersangkutan
Kesepuluh
Selanjutnya Nabi saw. merumuskan piagam yang berlaku bagi
seluruh kaum Muslimin dan orang-orang Yahudi. Piagam inilah yang oleh
Ibnu Hisyam disebut sebagai undang-undang dasar negara dan
pemerintahan Islam yang pertama. Isinya mencakup tentang
perikemanusiaan, keadilan sosial, toleransi beragama, gotong royong untuk
kebaikan masyarakat, dan lain-lain. Saripatinya adalah sebagai berikut:

Kesatuan umat Islam, tanpa mengenal perbedaan.


Persamaan hak dan kewajiban.

Gotong royong dalam segala hal yang tidak termasuk kezaliman, dosa,
dan permusuhan.

Kompak dalam menentukan hubungan dengan orang-orang yang


memusuhi umat.

Membangun suatu masyarakat dalam suatu sistem yang sebaikbaiknya, selurusnya dan sekokoh-kokohnya.

Melawan orang-orang yang memusuhi negara dan membangkang,


tanpa boleh memberikan bantuan kepada mereka.

Melindungi setiap orang yang ingin hidup berdampingan dengan kaum


Muslimin dan tidak boleh berbuat zalim atau aniaya terhadapnya.

Umat yang di luar Islam bebas melaksanakan agamanya. Mereka tidak


boleh dipaksa masuk Islam dan tidak boleh diganggu harta bendanya.

Umat yang di luar Islam harus ambil bagian dalam membiayai negara,
sebagaimana umat Islam sendiri.

Umat non Muslim harus membantu dan ikut memikul biaya negara
dalam keadaan terancam.

Umat yang di luar Islam, harus saling membantu dengan umat Islam
dalam melindungi negara dan ancaman musuh.

Negara melindungi semua warga negara, baik yang Muslim maupun


bukan Muslim.

Umat Islam dan bukan Islam tidak boleh melindungi musuh negara
dan orang-orang yang membantu musuh negara itu.

Apabila suatu perdamaian akan membawa kebaikan bagi masyarakat,


maka semua warga negara baik Muslim maupun bukan Muslim, harus
rela menerima perdamaian.

Seorang warga negara tidak dapat dihukum karena kesalahan orang


lain. Hukuman yang mengenai seseorang yang dimaksud, hanya boleh
dikenakan kepada diri pelaku sendiri dan keluarganya.

Warga negara bebas keluar masuk wilayah negara sejauh tidak


merugikan negara.

Setiap warga negara tidak boleh melindungi orang yang berbuat salah
atau berbuat zalim.

Ikatan sesama anggota masyarakat didasarkan atas prinsip tolongmenolong untuk kebaikan dan ketakwaan, tidak atas dosa dan
permusuhan.

Dasar-dasar tersebut ditunjang oleh dua kekuatan. Kekuatan spiritual


yang meliputi keimanan seluruh anggota masyarakat kepada Allah,
keimanan akan pengawasan dan penlindungan-Nya bagi orang yang baik
dan konsekuen, dan Kekuatan material yaitu kepemimpinan negara yang
tercerminkan oleh Nabi Muhammad saw
2.2.

Keteladanan Rasul dalam membina umat di Madinah


Setelah sampai di Madinah beliau mulai membangun umat dengan
keteladanan, langkah awal ialah :
1. Mempersaudaraan kaum muhajirin dan Anshor
Dalam rangka memperkokoh daulah Islam di Madinah, Nabi
Muhammad saw mempersaudarakan kaum muslimin yang satu dengan
yang lainnya. Di samping maksud di atas. Juga dimaksudkan untuk
menambah teguhnya persatuan umat Islam dan akrabnya hubungan
Muhajirin dan Anshor. Yang dipersaudaraan oleh diberi contoh oleh
Rasul dengan mengangkat tangan Ali bin Thalib dan menyatakan Ini
saudaraku setelah itu diikuti oleh masing- masing mereka memilih
saudara angkatnya sendiri, sebagai berikut :
No
Muhajirin
1 Abu Bakar
2 Umar bin Khatttab

Anshor
Khrijah bin Zuhair
Itban bin Malik

3
4
5
6
7
8
9
10

Bilal bin Rabah


Amir bin Abdillah
Abdul Rahman bin Auf
Zubair bin Awwam
Usman bin Affan
Thalhah bin Ubaidillah
Abu Huzaifah bin Utbah
Ammar bin Yasir

Abu Ruwaihah
Saad bin Muadz
Saad bin Rabi
Salamah bin Salamah
Aus bin Tsabit
Kaab bin Malik
Ubbah bin Bisyr
Huzaifah bin Al Yaman

2. Keperwiraan Rasulullah dalam memimpin perang


a. Perang Badar.
Keperwiraan berasal dafri kata perwira artinya gagah berani.
Keperwiraan berarti keberanian. Rasulullah dalam beberapa perang
yang diikutinya, memeperlihatkan bahwa Rasulullah sebagai
komandan perang yang gagah berani. Banyak contoh keperwiraan
Rasulullah dalam peperangan melawan orang-orang kafir Quresy,
seperti dalam perang Badar, Uhud dan Khandaq.
Perang Badar terjadi tanggal 17 Ramadhan tahun 2 Hijarah
bertepatan 8 Januari 623 Masehi. Perang ini terjadi didekat sebuat
sumur milik Badar, terletak antara Mekkah dan Madinah. Kaum
muslimin berjumlah 314 orang sedangkan kafir Quresy 1000 orang
yang lengkap dengan peralatannya. Sedangkan kaum muslimin dengan
senjata seadanya.
Strategi Rasulullah dalam perang Badar, dengan menguasai
penampungan air, hal itu sangat dibutuhkan kedua belah pihak.
Sewaktu kedua pasukan saling berhadapan, maka tiba-tiba seorang
kafir Quresy bernama Aswad bin Asad . Ia Ingin menghancurkan
kolam penampungan air yang dimiliki kaum muslimin tetapi hal ini
dapat digagalkan oleh Hamzah bin Abdul Muthalib dan Aswad pun
tewas dipukul dengan pedang.
Peperangan dimulai dengan perang tanding satu lawan satu dari
pihak Quresy diwakili 3 orang yaitu : Utbah, Syaibah bin Rabiah dan
Al Walid Utbah. Dari kaum Muslimin diwakili Ubaidah bin Harits, Ali
bin Abi Thalib dan Hamzah bin Abdul Muthalib. Ketiga pahlawan
Quresy ini mati terbunuh. Dilanjutkan dengan perang masal,dengan
iman yang kuat Kaum Muslimin dapat memenangkan peperangan ini
dengan pertolongan Allah.
b. Perang uhud.

Perang Uhud terjadi pada pertengahan bulan Syaban tahu ke


tiga Hijrah bertepatan dengan bulan Januari tahun 625 Masehi.
Peperangan terjadi di gunung Uhud, sebelah utara kota Madinah. Oleh
karena itu peperangan ini dinamai Perang Uhud. Perang ini terjadi
karena kaum Quresy ingin membalas kekalahan di Perang Badar
sebelumnya.
Kaum muslimin berkuatan 700 orang sedangakan kaum kafir
Quresy berkuatan 3000 orang. Dalam peperangan ini umat Islam
dipimpin oleh Nabi Muhammad saw sedangan kaum Quresy dipimpin
oleh Abu Sufyan bin Harb, yang didampingi isterinya Hindun penyair
yang mempunyai suara yang bagus untuk memberi semangat dan
menghibur pasukannya. Peperangan dimulai dengan perang tanding
satu lawan satu dari kaum Muslimin diwakili oleh Ali bin Abi Thalib,
Hamzah bin Abdul Muthalib, Sa,ad bin Abi Waqas dan Ashim bin
Tsabit. Orang Quresy diwakili oleh Musafi bin Thalhah, Harits bin
Thalhah, Kilab bin Thalhah dan Jallas bin Thalhah. Dalam perang
tanding ini semua pahlawan Quresy mati terbunuh, setelah itu baru
dilanjutkan dengan perang massal.
Pada mulanya kaum muslimin sudah menang dan kaum kafir
meninggalkan hartanya, disebabkan kaum muslimin khususnya
pasukan pemanah turun dari tempatnya untuk berbagi harta rampasan,
pos kaum muslimin kosong, saat itu Khalid bin Walid pasukan kuda
kaum Quresy mendapat kesempatan menerobos kaum muslimin kaum
muslimin kucar kacir. Akhirnya kemenangan sudah ditangan
sebelumnya sekarang menjadi sirna disebabkan oleh godaan dunia
yaitu harta rampasan perang, kemenangan berpindah tangan kepada
Kaum Kafir Quresy.
Sebab kekalahan perang ini ialah:
(1). Tentara panah yang berjumlah 50 orang taat kepada Rasulullah.
(2). Adanya kaum munafiq sebanyak 300 orang yang dipimpin oleh
Abdullah bin Ubay yang mundur tidak mau berperang.
(3). Terjadinya perbedaan pendapat antara kaum tua dan muda tentang
tempat peperangan yang muda ingin di luar kota, sedangkan kaum
tua ingin bertahan dalam kota Madinah.
c. Perang Khandaq.
Perang Khandaq atau Ahzah terjadi pada bulan syawal tahun 5
Hijrah, bertepatan dengan bulan Maret tahun 627 Masehi. Perang ini
sebelah utara kota Madinah. Perang ini disebut khandaq (parit) karena
kaum muslimin membuat parit pertahanan. Disebut perang ahzab
karena kaum Quresy bersekutu dengan penduduk lain yang berada

sekitar kota Mekkah. Kaum muslimin berkekuatan sebanyak 3000


orang sedangakan kaum Quresy berkekutan 10000 orang .
Kaum muslimin dipinpin oleh Nabi Muhammad saw didampingi
Ali bin Abi Tahalib, sedangkan kaum Quresy dipimpin oleh Abu
Sufyan. Peperangan ini dimenangkan oleh kaum muslimin dengan cara
bertahan di balik parit ayau khandaq. Parit ini merupakan ide seorang
sahabat Rasul yang bernama Salman Al Farisi seorang sahabat yang
berasal dari Bangsawan Persia yang mengembara mencari kebenaran.

2.3.

Wafatnya Rasulullah
Menjelang wafat Rasulullah sewaktu sakitnya makin parah,
Rasulullah meminta kepada Isteri-isterinya yang lain untuk dirawat di
rumah Siti Aisyah binti Abu Bakar Ash Shiddiq, Yang memimpin sholat
Jamaah pada saat itu Abu Bakar Ash Shiddiq, Keadaan itu membuat kaum
muslimin cemas dan khawatir, kalau-kalau Nabi wafat. Sewaktu Nabi
mengetahui kecemasan kaum muslimin beliau ingin menjumpai mereka.
Dengan dipapah oleh Ali bin Abi Thalib Nabi bersabda: Wahai manusia!
Saya mendengar bahwa kamu sekalian merasa cemas kalau-kalau Nabimu
meninggal dunia, pernahkah ada seorang Nabi yang hidup selamanya?
Kalau ada, maka aku akan dapat pula hidup selamanya! Saya akan menemui
Allah dan kamu akan menyusulku.
Rasulullah wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun ke 11 Hijrah,
bertepatan dengan 8 Juni 632 Masehi, setelah mengalami sakit selama 13
hari dalam usia 63 tahun menurut perhitungan tahunHijrah. Beliau
Meninggal di Rumah Siti Aisyah binti Abu Bakar dan di kuburkan disana,
Diantara orang yang ikut memandikan beliau ialah : Abbas bin Abdul
Muthalib, Ali bin Abi Thalib, Fadhal bin Abbas, Usamah bin Zaid dan
Syuqran.
Reaksi sahabat ketika Rasulullah wafat, banyak diantara sahabat dan
kaum muslimin yang tidak percaya bahwa Rasulullah wafat, Umar bin
Khattab sangat marah sekali mendengar kabar wafatnya Rasulullah, seraya
berkata: Ada orang yang telah menyatakan Rasulullah wafat!
Sesungguhnya, demi Allah, beliau tidak wafat, hanya pergi mengahadap
Tuhannya, sebagaimana Nabi Musa pun pernah pergi menghadap Tuhan.
Demi Allah, Rasulullah akan kembali. Tetapi setelah Abu Bakar
membenarkan berita kewafatan Rasulullah itu, disertai membacakan firman
Allah dalam surat Ali Imran ayat 144, maka barulah mereka percaya.
Firman yang dibacakan tersebut ialah: lihat Al-quran Onlines di oogle)
Artinya:Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh
telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat
atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang
berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada
Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang
yang bersyukur ( Ali Imran:144)
Beliau meninggalkan dua pusaka dua pusaka ini tidak akan lekang
oleh panas dan tidak akan lapuk hujan itulah Al-Quran dan Hadits dari
Nabi Muhammad SAW.

BAB III
PENUTUP
3.1.

KESIMPULAN
1. Dengan persaudaraan yang telah dilakukan oleh kaum Muhajirin dan
kaum Anshar dapat memberikan rasa aman dan tentram.
2. Persatuan dan saling menghormati antar agama
3. Menumbuh kembangkan tolong-menolong antara yang kuat dan lemah,
yang kaya dan miskin
4. Memahami bahwa umat Islam harus berpegang menurut aturan Allah
SWT.
5. Memahami dan menyadaribahwa kita wajib agar menjalin hubungan
dengan Allah SWT dan antara manusia dengan manusia.
6. Kita mendapatkan warisan yang sangat menentukan keselamatan kita
baik di dunia maupun di akhirat.
7. Menjadikan inspirasi dan motivasi dalam menyiarkan agama Islam
8. Terciptanya hubungan yang kondusif

3.2.

SARAN
Saran yang dapat disampaikan setelah pembahasan makalah ini adalah:
1.

Kepada para guru agar menindak lanjuti pada pembahasan makalah


setelah selesai pembuatannya, agar para siswa lebih bisa mengerti.
2.
Pada teman-teman siswa agar tak hanya menjadikan ini sebagai
pelaksanaan tugas semata, namun lebih pada mengerti maksud dan
tujuan pembuatan makalah ini.
3.

Kepada semuanya agar bisa menyerap setiap pelajaran yang


terkandung dalam makalah ini, sebagai bekal kita untuk langkahlangkah selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai