Anda di halaman 1dari 8

Sirah Nabi

Muhammad
PENULIS:
Syaikh Shafiyur Rahman Al-Mubarakfuri

PENEJERMAH:
Umar Sabila Matin,S.PD.I

PENYUTING:
Farvin Sabila Matin,S.PD.I

M U H A M M A D S U RYA
KELAS : VII D
Nabi Muhammad Berhijrah
ο Nabi Keluar Meninggalkan Rumah
Rasulullah keluar rumah melewati pengepungan mereka. Beliau menaburkan pasir di kepala mereka. Dengan
pasir tersebut Allah membuat mereka buta sehingga tidak bisa melihat beliau. Saat itu beliau membaca firman-Nya,
"Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan kami tutup (mata) mereka
sehingga mereka tidak dapat melihat." (Yasin: 9)
Allah membuat mereka buta sehingga tidak menyadari keberadaan beliau. Rasulullah keluar menuju kediaman
Abu Bakar, kemudian keduanya keluar meninggalkan rumah pada malam hari hingga tiba di gua Tsur yang terletak
sejauh lima mil di arah Yaman.

ο Tiga Malam di Dalam Gua


Begitu tiba di gua ini, Abu Bakar masuk terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada apapun yang bisa menyakiti
beliau. Dialah yang akan melindungi Rasulullah. Abu Bakar masuk ke dalam gua dan membersihkan kotoran-kotoran
yang ada. Di samping gua, ia menemukan sejumlah lubang. Abu Bakar kemudian merobek kain sarungnya lalu
menutup lubang-lubang itu, dan masih tersisa satu atau dua lubang yang ia tutup dengan kedua kakinya.
Setelah itu, Rasulullah masuk dan kemudian merebahkan kepala di pangkuan Abu Bakar lalu tidur. Saat itu, kaki
Abu Bakar disengat binatang berbisa, namun Abu Bakar menahan untuk tidak bergerak karena khawatir
membangunkan tidur Rasulullah. Hingga akhirnya air matanya jatuh mengenai wajah Rasulullah. Beliau bangun lalu
bertanya, Abu Bakar menjawab, "Aku terkena sengatan hewan berbisa, ayah dan ibuku menjadi tebusan bagimu."
Rasulullah kemudian meludahi bagian yang terkena sengatan hingga rasa sakit yang dirasa hilang.
Keduanya bersembunyi di dalam gua ini selama tiga malam Abdullah bin Abu Bakar ikut menginap bersama
keduanya. laadalah seorang pemuda cerdas dan pandai. Ia kemudian meninggalkan keduanya pada akhir malam,
selanjutnya menyusup ke tengah tengah kaum Quraisy di Makkah hingga terasa seperti orang yang tidak pernah pergi
kemana-mana. Abdullah terus memberikan segala informasi tentang rencana kaum Quraisy kepada Rasulullah dan Abu
Bakar pada malam harinya.
Amir bin Fuhairah, pelayan Abu Bakar, bertugas menggembala kan kambing-kambing miliknya. Pada malam hari, ia
menggembala di dekat gua, sehingga mereka bisa meminum air susunya. Setelah itu, Amir memanggil kambing-kambing
tersebut di tengah kegelapan malam untuk kembali ke Makkah. Kambing-kambing itu mengikuti langkah kaki Abdullah bin Abu
Bakar setelah meninggalkan gua untuk menghilangkan jejak kaki.
Sementara itu, para pemuda Quraisy masih saja menunggu Rasulullah bangun dan keluar rumah hingga memasuki waktu
Subuh. Setelah memasuki waktu Subuh, Ali bangun dari tempat tidur Rasulullah. Para pemuda Quraisy segera sadar. Mereka
bertanya kepada Ali tentang keberadaan Rasulullah. Ali menjawab, "Aku tidak tahu." Mereka lantas memukuli Ali, menyeretnya
ke dekat Ka'bah dan menahannya, dengan harapan bisa mendapat sedikit informasi tentang Muhammad. Namun upaya mereka
tidak membuahkan hasil.
Karena tidak bisa mendapat informasi apapun dari Ali, mereka akhirnya pergi menuju rumah Abu Bakar. Mereka bertanya
kepada putri Abu Bakar, Asma binti Abu Bakar, "Mana ayahmu?" Asma menjawab, "Demi Allah, aku tidak tahu dimana ayahku
berada." Abu Jahal langsung mengangkat tangan dan menampar pipi Asma hingga antingnya terlepas.
Karena tidak bisa mendapat informasi apapun dari Ali, mereka akhirnya pergi menuju rumah Abu Bakar. Mereka bertanya
kepada putri Abu Bakar, Asma binti Abu Bakar, "Mana ayahmu?" Asma menjawab, "Demi Allah, aku tidak tahu dimana ayahku
berada." Abu Jahal langsung mengangkat tangan dan menampar pipi Asma hingga antingnya terlepas.
Pemburuan mereka sebenarnya sudah tiba di pintu gua namun tidak berhasil. Andai saja ada salah seorang di antara
mereka yang menundukkan kepala dan melihat kedua kakinya, tentu mereka akan melihat keduanya. Hingga Abu Bakar
dirundung kesedihan mengkhawatirkan keselamatan Rasulullah. Beliau menenangkan Abu Bakar seraya berkata, "Kau pikir kita
hanya berdua, Allah yang ketiga di antara kita. Jangan bersedih, Allah bersama kita.“

ο Perjalanan Menuju Madinah

Pada malam senin permulaan bulan Rabi'ul Awwal tahun 1 Hijriyah, si penuntun jalan, Abdullah bin Uraiqith Al-Laitsi datang
dengan membawa dua unta di pegunungan Tsaur seperti yang telah dijanjikan. Rasulullah dan Abu Bakar akhirnya berangkat dengan
ditemani Amir bin Fuhairah. Si penuntun jalan mengarahkan keduanya menuju selatan ke arah Yaman agar rute perjalanan lebih jauh.
Baru setelah itu bergerak menuju barat ke arah pesisir lautan merah, dan selanjutnya bergerak ke utara di dekat pesisir. Abdullah bin
Uraiqith menempuh rute yang jarang sekali dilalui kebanyakan orang
Mereka meneruskan perjalanan pada malam itu hingga ertengahan siang kala jalanan sepi. Setelah itu, Nabi istirahat di awah
naungan sebongkah batu besar. Abu Bakar mengecek situasi sekitar. Tiba-tiba ada seorang penggembala datang, lalu Abu Bakar meminta
air susu. Saat Nabi bangun, Abu Bakar memberi beliau air susu hingga beliau merasa ridha. Setelah itu mereka meneruskan perjalanan.
Pada hari kedua, keduanya melewati tenda milik Ummu Ma'bad Al-Khuza'iyah, tepatnya di kawasan Musyallal, dari
arah Qudaid, sekitar 13 km dari Makkah. Nabi dan Abu Bakar lantas bertanya padanya, apakah ia memiliki persediaan
makanan dan minuman. Ummu Ma'bad tidak bisa memberikan jamuan makanan. la juga memberitahukan bahwa kambing
miliknya jauh dari padang rumput. Ada seekor domba betina yang ada di samping tenda, lemas dan tidak bisa ikut bersama
kawanan kambing-kambing lainnya. Domba tersebut tidak memiliki barang setetes air susu pun.
Rasulullah kemudian meminta izin kepada Ummu Ma'bad untuk memerah kambing tersebut. Saat beliau memerah
kambing tersebut, seketika itu kantung susu domba menggelembung dan membesar. Beliau kemudian memberi Ummu
Ma'bad minum hingga kenyang. Beliau juga memberikan susu itu pada rekan-rekan perjalanan hingga mereka kenyang,
baru kemudian beliau sendiri minum. Setelah beliau minum, beliau kembali memerah lagi susu itu hingga bejana terisi
penuh yang sengaja ditinggalkan untuk Ummu Ma'bad. Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan
Tidak lama kemudian, suami Ummu Ma'bad datang. la sangat heran melihat ada air susu di dekat istrinya. Ia pun
menanyakanhal itu kepada Ummu Ma'bad. Ummu Ma'bad memberitahukan apa yang terjadi. Ia menyebutkan ciri-ciri Nabi
dari kepala hingga kaki, juga tutur kata beliau secara detail. Abu Ma'bad akhirnya berkata, "Demi Allah, dia adalah orang
yang tengah dicari-cari kaum Quraisy. Aku berniat untuk mendampingi beliau. Sungguh, aku akan mendampingi beliau
jika ada kesempatan untuk itu.“
Pada hari ketiga, penduduk Makkah mendengar suara dari dataran rendah Makkah. Suara ini terdengar hingga ke
dataran tinggi Makkah. Semua orang mencari tahu sumber suara, namun mereka tidak melihat siapapun. Suara tersebut
mengucapkan:

“Semoga Allah Pemilik 'Arsy melimpahkan pahala terbaik Untuk dua orang yang singgah di tenda Ummu Ma'bad Mereka
melanjutkan kembali perjalanan setelah singgah sejenak Sungguh beruntung orang yang menyertai Muhammad Wahai Bani
Qushai, semua perbuatan yang kalian lakukan itu Sama sekali tidak akan membuat kalian berkuasa Bani Ka'ab sungguh
akan hina karena anak-anak gadis mereka Karena mereka senantiasa diintai oleh orang-orang beriman.”

Selanjutnya, ketika Rasulullah dan Abu Bakar telah melalui Qudaid, keduanya dikejar Suraqah bin Malik bin Ju'syam
Al-Madlaji dengan mengendarai kuda, dengan ambisi mendapatkan hadiah sayembara kaum Quraisy. Saat mendekati Nabi
dan Abu Bakar, kuda Suraqah terjatuh hingga Suraqah terpental. Setelah itu, ia bangun lalu mengundi nasib dengan anak
panah. Apakah tindakan yang ia lakukan berbahaya ataukah tidak? Ternyata yang keluar undian yang tidak ia suka.
Namun, ia tidak menggubris undian tersebut.
la kembali naik kuda hingga mendekati Nabi dan Abu Bakar sekira ia bisa mendengar bacaan Rasulullah tanpa
menoleh. Sementara Abu Bakar selalu menoleh kesana-kemari. Saat itulah kedua kaki bagian depan kuda Suraqah
terperosok ke tanah hingga sampai ke kedua lutut. Suraqah jatuh terpental. Suraqah menggusah kudanya. Kudanya
bangun hanya saja tidak bisa mengeluarkan kedua kaki bagian depannya. Setelah kudanya berdiri dengan tegak, pada
kedua kaki depannya terdapat bekas debu berkilau seperti asap.
Setelah itu Suraqah mengundi nasib dengan anak panah. Apakah tindakan yang ia lakukan berbahaya ataukah tidak?
Ternyata yang keluar undian yang tidak ia suka. Saat itulah ia merasa ketakutan. la tahu bahwa urusan Rasulullah tidak lama lagi
akan meraih kemenangan. Suraqah akhirnya memanggil mereka dan berjanji tidak akan menyerang. Mereka berhenti hingga
Suraqah tiba.
Suraqah memberitahukan kepada Nabi perihal keputusan kaum Quraisy, dan apa yang diinginkan banyak orang dari
keduanya. Suraqah menawarkan bekal dan barang kepada beliau, namun beliau tidak mengambil apapun. Beliau hanya meminta
padanya agar merahasiakan tentang beliau. Suraqah kemudian meminta beliau menuliskan perjanjian aman untuknya. Beliau
kemudian memerintahkan Amir bin Fuhairah untuk menuliskan surat yang diminta Suraqah dalam lembaran kulit. Setelah itu,
Suraqah kembali dan berkata kepada siapa saja yang memburu Rasulullah, "Aku tidak mendapatkan kabar apapun. Aku sudah
mencari-cari di sekitar sini, kalian tidak perlu lagi mencari-cari." Suraqah berhasil memulangkan mereka.
Di tengah perjalanan, Nabi bertemu Buraidah bin Hushaib Al Aslami, ia bersama 70 pengendara. Buraidah masuk Islam, dan
para pengikutnya pun turut masuk Islam. Mereka kemudian shalat Isya' di belakang beliau.
Di tengah perjalanan saat tiba di Bathn Rim, Rasulullah bertemu Zubair yang tengah bersama kafilah kaum Muslimin yang
pulang dari Syam. Zubair kemudian memberi hadiah pakaian putih untuk Rasulullah dan Abu Bakar,

ο Singgah di Quba

Pada hari senin tanggal 8 Rabi'ul Awwal tahun 14 kenabian (tahun pertama Hijriyah), Rasulullah singgah di Quba. Ketika
kaum Muslimin Madinah mendengar berita Rasulullah telah pergi meninggalkan Makkah, setiap pagi mereka selalu keluar menuju
tanah lapang untuk menantikan kedatangan beliau. Suatu ketika, mereka pulang setelah lama sekali menanti. Begitu semuanya
sudah berada di rumah, seorang Yahudi naik ke salah satu benteng milik mereka untuk melihat-lihat. Ternyata ia melihat sosok
Rasulullah dan para sahabatnya, mereka mengenakan pakaian putih namun kurang jelas karena halangan fatamorgana. Si yahudi
itu pun tidak bisa menahan diri, kemudian dengan suara melengking tinggi menyerukan, "Wahai kaum Arab, inilah nasib yang
kalian nanti nantikan.“
Kaum Muslimin pun segera mengambil senjata, terdengar suara gaduh dan pekikan takbir karena kedatangan Rasulullah.
Mereka keluar untuk menemui beliau di luar Hurrah. Beliau kemudian berbelok ke kanan hingga singgah di perkampungan Bani
Amr bin Auf di Quba.
Saat singgah di Quba, beliau duduk dan diam. Orang-orang Anshar yang belum pernah melihat Rasulullah, datang
mengucapkan salam kepada Abu Bakar karena dikiranya Rasulullah. Hal ini dikare nakan uban di kepala Abu Bakar. Hingga
akhirnya Rasulullah terkena cahaya matahari dan Abu Bakar menaungi beliau dengan pakaiannya. Akhirnya, orang-orang tau
itulah Rasulullah yang sebenarnya.
Di Quba, Rasulullah singgah di rumah milik Kultshum bin Hidm. Pendapat lain menyebutkan, beliau menetap di rumah
Sa'ad bin Khaitsamah. Rasulullah singgah di Quba selama empat hari. Di sana, beliau mendirikan sebuah masjid dan shalat
di sana. Selanjutnya pada hari kelima (hari jum'at) beliau bergegas sesuai perintah Allah. Abu Bakar membonceng di belakang
beliau. Beliau diutus menuju Bani Najjar (Paman-paman beliau dari jalur ibu). Mereka pun datang dengan menyandang
pedang
Beliau terus berjalan menuju Madinah dengan pengawalan Bani Najjar. Ketika tiba waktu shalat jum'at beliau telah
berada di tengah-tengah Bani Salim bin Auf. Beliau kemudian mendirikan shalat jum'at bersama mereka di sebuah masjid
yang ada di tengah lembah. Jumlah mereka kala itu ada 100 orang.!!

ο Memasuki Madinah
Setelah itu beliau bergerak menuju Madinah. Saat itu, orang orang sudah memenuhi jalanan untuk menyambut
kedatangan beliau. Seluruh rumah dan jalan ramai dengan suara pujian dan tasbih. Para gadis kaum Anshar dengan
amat senang dan gembira melantunkan bait-bait syair:

Purnama telah muncul di atas kami


Dari arah Tsaniyatul Wada’
Puji syukur wajib kita ucapkan
Selama Allah masih tetap diseru dengan doa
Wahai engkau yang diutus kepada kami
Kau datang membawa perintah yang ditaati

Setiap kali melintasi perkampungan kaum Anshar, mereka pasti meraih tali kekang unta beliau sambil berkata,
"Kemarilah menuju personil, persenjataan, dan perlindungan." Beliau hanya berkata, "Berilah jalan kepada unta ini,
karena ia diperintah.”
Unta beliau terus berjalan hingga tiba di suatu tempat yang sekarang ini menjadi Masjid Nabawi. Di tempat ini,
unta beliau menderum, namun beliau tidak turun. Unta beliau kembali berdiri dan terus berjalan beberapa langkah,
berbalik lalu kembali lagi ke tempat semula. Setelah itu beliau baru tarun.
Semua orang saling berbicara satu sama lain mengenal Rasulullah yang akan singgah di rumah mereka. Abu
Ayyub Al Anshari pun segera mengambil pelana unta lalu memasukkannya ke dalam rumah. Melihat hal itu, beliau
bersabda, "Seseorang itu tentu sering berada di rumahnya." Sementara As'ad bin Zurarah datang sambil memegangi tali
kekang unta beliau, dan unta beliau ditempatkan di rumahnya.
Kaum dermawan Anshar berlomba untuk memberikan jamuan kepada Rasulullah hingga piring-piring mereka
berdatangan kepada beliau setiap malam. Setiap malam pasti ada tiga atau empat piring berisi makanan yang berjejer di
depan pintu beliau.
Tadabbur
Ada sejumlah kesimpulan dan pelajaran berharga yang dapat diambil dari bagian sirah yang telah
dijelaskan di atas:
1. Keluarnya Rasulullah dengan cara menyelinap di antara orang-orang musyrik, dan menaburi kepala
mereka dengan pasir merupakan sebuah mukjizat.
2. Kecintaan Abu Bakar terhadap Rasulullah karena ingin mendampingi beliau hijrah.
3. Pengorbanan pertama dalam Islam adalah pengorbanan Ali bin Abi Thalib, saat Nabi membiarkannya
tidur di atas tempat tidur Rasulullah.
4. Masjid Quba merupakan masjid pertama yang dibangun dalam Islam
5. Kaum Anshar sangat bahagia karena kedatangan Rasulullah. Mereka memberikan sambutan luar
biasa dengan sambutan yang tiada bandingannya dalam sejarah umat manusia.

Anda mungkin juga menyukai