DISUSUN OLEH
SYED NAFI HOSSAIN
PERIODE MADINAH
I. Hijrah Nabi
A. Latar Belakang Rasulullah Berhijrah ke Madinah
Terjadinya perlawanan yang menentang penyebaran agama Islam dari
Mekkah, menyebabkan Nabi Muhammad SAW melakukan hijrah dari Mekkah ke
Madinah. Tetpi sebelum hijrah dilakukan, telah terjadi peristiwa yang sangat penting,
yaitu peristiwa Isra’ dan Mi’raj pada tanggal 27 Rajab tahun 621 M.
Keadaan di Madinah sangat jauh berbeda dengan di Mekkah, kalau di
Mekkah, Nabi Muhammad SAW islam dimusuhi dan mendapat perlawanan sehingga
tidak mungkin untuk berkembang sedangkan di Madinah Nabi Muhammad SAW
disambut dengan gembira, karena kedatangan Nabi sudah lama diharapkan.
Di Madinah perkembangan agama Islam cukup pesat dan penganutnya
Dakwah Rasulullah yang dilakukan si Mekkah baik secara sembunyi-sembunyi maupun
terang-terangan berlangsung selama 13 tahun. Rintangan makin lama makin bertambah
karena itu Allah Menyediakan Tempat yang subur untuk da’wah yaitu Madinah. Disinilah
membangun umat untuk dijadikan duta keseluruh pelosok dunia
B. MENDIRIKAN MASJID
Mendirikan masjid, hal ini merupakan usaha pertama nabi yang sangat penting dalam
pembinaan masyarakat yaitu sebagai tempat beribadah kepada Allah, tempat Rasulullah
manyampaikan ajaran-ajaran beliau dari wahyu Allah yang baru diterima. Masjid ini juga
tempat para sahabat bermusyawarah atau menanyakan suatu masalah kepada Rasululah dan
juga berfungsi sebagai tempat menerima tamu dari negeri lain. Masjid yang pertama kali di
bangun oleh Nabi adalah Masjid Nabawi. Kemudian umat islam turut-turut membangun
beberapa masjid Jumu’ah (tempat pertama Rasulullah melaksanakan shalat jumat), Masjid
Gamamah (tempat pertama kali dilaksanakan shalat hari raya Islam), Masjid Bani Quraizah,
Masjid Salman, Masjid Ali.
C. UKHUWAH ISLAMIYAH
Para penduduk kota Madinah telah mendengar bahwa Rasulullah akan hadir dan menetap
di kota mereka. Para penduduk menyambut kehadiran Rasulullah dengan riang gembira.
Penduduk Madinah yang menyambut kehadiran Rasulullah disebut sebagai kaum Anshar,
sedang kaum Muslimin yang hijrah dari Makkah ke Madinah disebut kaum Muhajirin.
Meskipun kaum Anshar mengetahui bahwa sebagiankaum Muhajirin tidak membawa
harta bendanya ketika berhijrah, kaum Anshar tetap bersedia berbagi tempat tinggal,
pekerjaan, dan pakaian. Bahkan, Rasulullah menyatakan bahwa kaum Anshar dan kaum
Muhajirin saling mewarisi. Dasar persaudaraan yang di bangun oleh Rasulullah adalah
Ukhuwah Islamiyah, yaitu persaudaraan yang didasarkan pada kesamaan suku. Para sahabat
yang dipersaudarakan, antara lain :
a. Abu Bakar as-Siddiq dengan Kharijah Bin Zuhair;
b. Umar Bin Khitab dengan Itban bin Malik;
c. Utsman bin Affan dengan Aus bin Tsabit;
d. Zubair bin Awwam dengan Salamah bin Salamah;
e. Salman al-Farisi dengan Abu Darda’.
Tujuan mempersaudarakan mereka adalah agar satu sama lain saling tolong menolong,
yang mampu menolong yang kekurangan, serta untuk menyelapkan rasa asing pada diri
sahabat-sahabat Muhajirin di kota Madinah.
Dasar-dasar tersebut ditunjang oleh dua kekuatan. Kekuatan spiritual yang meliputi
keimanan seluruh anggota masyarakat kepada Allah, keimanan akan pengawasan dan
penlindungan-Nya bagi orang yang baik dan konsekuen, dan Kekuatan material yaitu
kepemimpinan negara yang tercerminkan oleh Nabi Muhammad saw.
F. SEJARAH DAKWAH NABI MUHAMMAD SELAMA 23 TAHUN DI
MEKKAH DAN DI MADINAH
Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul Allah saat ia berusia 40 tahun. Ini
bertepatan dengan turunnya wahyu pertama kepada Rasulullah melalui malaikat Jibril di Gua
Hira.
Usai mendapatkan wahyu, Rasulullah bimbang dan mengalami pergulatan batin yang hebat.
Kemudian Rasulullah bertemu Waraqah dalam perjalanannya menuju Ka’bah.
Waraqah yang telah mendengarkan cerita serupa dari Siti Khadijah kemudian meyakinkan
Rasulullah. Ia yakin bahwa Nabi Muhammad adalah nabi yang diutus Allah untuk
menyempurnakan agama dan akhlak umat. Akhirnya Rasulullah memantapkan hatinya untuk
berdakwah sampai akhir hayat.
Bagaimana sejarah dakwah Rasulullah dan perjuangannya memerangi Kafir Quraisy? Simak
ulasan berikut agar lebih memahaminya.
Alquran, Wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah melalui malaikat Jibril. Foto: pixabay
zoom-in-white
Perbesar
Alquran, Wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah melalui malaikat Jibril. Foto: pixabay
Perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW tentu jauh dari kata mulus. Banyak rintangan dan
cobaan yang dilalui Rasulullah selama berdakwah. Bahkan penolakan berupa hinaan dan
celaan dari Kafir Quraisy kerap beliau dapatkan.
Namun semua itu dilalui Rasulullah dengan sabar dan tawakkal. Rasulullah berdakwah
selama 23 tahun sampai akhir hayatnya.
Dari 23 tahun masa kerasulannya, 13 tahun dihabiskan Rasulullah dengan berdakwah di kota
kelahirannya, Mekah. Sedangkan 10 tahun sisanya dihabiskan dengan berdakwah di Kota
Madinah.
Dalam tiga tahun awal masa dakwahnya di Mekah, Rasulullah berdakwah dengan cara
sembunyi-sembunyi. Ia mendakwahi beberapa orang terdekatnya yang diyakini bisa
merahasiakan pesan yang dibawanya.
Adapun mereka yang pertama masuk Islam pada periode ini adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq,
Umar bin Khathab, Ustman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin ‘Ubaidillah, Az-
Zubair bin Al-Awwam, Abudurrahman bin Auf, Abu ‘Ubaidah bin Al-Jarrah, Sa’ad bin Abi
Waqqash, dan Said bin Zaid. Orang-orang ini kemudian mendapat julukan As-sabiqun Al-
awwalun, yaitu orang-orang yang pertama masuk Islam.
Alquran, Wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah melalui malaikat Jibril. Foto: freepik
zoom-in-white
Perbesar
Alquran, Wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah melalui malaikat Jibril. Foto: freepik
Artinya: Maka sampaikanlah olehmu (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang
diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.
Banyak Kafir Quraisy yang menentang ajaran Nabi Muhammad SAW, termasuk paman Nabi
sendiri yaitu Abu Lahab. Mereka melakukan segala cara untuk menolak ajaran yang dibawa
Rasulullah. Bahkan mereka berencana untuk membunuh Nabi Muhammad SAW.
Hingga akhirnya turun perintah Allah untuk hijrah ke Negeri Habasyah, di mana ada Raja
yang adil di sana. Raja itu disebut-sebut tidak akan membiarkan rakyatnya ditindas dan
dianiaya. Namun kemudian turun lagi perintah dari Allah untuk hijrah ke Kota Madinah.
Kemudian Rasulullah beserta para sahabatnya hijrah ke Madinah dan membangun Masjid
Quba. Masjid ini dijadikan sebagai tempat sholat dan tempat menyusun tugas-tugas dakwah.
Pembangunan Masjid Quba berjalan dengan lancar dan Nabi Muhammad pun turut
mengulurkan tangan dalam menyelesaikan pembangunannya.
Rasulullah berdakwah sampai akhir hayatnya. Hingga akhirnya Rasulullah wafat pada hari
Senin, 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriyah di usianya yang ke-63 tahun. Semua perjuangan
Rasulullah telah membawa Islam dari jaman jahiliyah menuju peradaban Islam yang cerah.
G. NASIHAT UMAR BIN KHATTAB YANG KAMU PERLU KETAHUI
Nasihat emas Umar bin Khattab Islam menjadi berkembang semakin pesat pada masa
kepemimpinan Umar hingga tersebar ke mana-mana. Meskipun beliau sudah meninggal
namun ternyata nasihat-nasihatnya masih terus ada dan terabadikan bahkan sampai sekarang.
Berikut ini nasihat-nasihat emas dari Umar bin Khattab yang dapat direnungkan dan
diamalkan dalam hidup. 1. Aku tidak khawatir doaku tidak dikabulkan, tapi yang aku
takutkan aku tidak diberikan hidayah lagi untuk berdoa. 2. Aku tidak mempedulikan atas
keadaan susah atau senang karena aku tidak tahu manakan diantara keduanya yang lebih baik
untukku. 3. Sesungguhnya kita adalah kaum yang dimuliakan oleh Allah dengan Islam, maka
janganlah kita mencari kemulian dengan selainnya. 4. Orang yang mencintai sesuatu, dia
akan menyibukan diri dengan apa yang dicintainya. 5. Aku mengamati semua sahabat, dan
tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah. Saya memikirkan tentang
semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku
merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik
daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rizki
yang lebih baik daripada sabar. 6. Barangsiapa yang menjaga kehormatan orang lain, pasti
kehormatan dirinya akan dijaga. 7. Jika engkau menemukan cela pada seseorang dan engkah
hendak mencacinya, maka cacilah dirimu terlebih dahulu karena celamu lebih banyak
darinya. 8. Bila engkau hendak memuji seseorang, pujilah Allah karena tidak ada seorang
manusia pun yang lebih banyak memberi kepadamu dan lebih santun lembut kepadamu selain
Allah. 9. Bila engkau bersiap-siap untuk sesuatu, maka bersiaplah untuk mati. Karena jika
engkau tidak siap untuk mati, engkau akan rugi. 10.Tidak ada artinya Islam tanpa jamaah dan
tidak ada artinya jamaah tanpa pemimpin dan tidak ada artinya pemimpin tanpa ketaatan.
Itulah penjelasan tentang Umar bin Khattab mulai dari menjadi khalifah kedua, dijuluki
sebagai Amirul Mukminin m, kisahnya hingga nasihat-nasihat emasnya yang sampai
sekarang masih digunakan. Semoga dengan tulisan ini kamu yang membacanya menjadi lebih
paham dan dapat mengambil hikmah baik dari sosok Umar bin Khattab
H. KISAH UMAR BIN KHATTAB MENJADI KHALIFAH
Usai Khilafah Abu Bakar ash-Shiddiq RA memerintah dan memimpin Islam selama dua
tahun lamanya, Abu Bakar RA jatuh sakit.
Kondisi Abu Bakar RA yang sakit membuat Umar bin Khattab merasa khawatir bila tidak
menemukan pengganti Abu Bakar RA secepatnya.
Usai Khilafah Abu Bakar ash-Shiddiq RA memerintah dan memimpin Islam selama dua
tahun lamanya, Abu Bakar RA jatuh sakit.
Kondisi Abu Bakar RA yang sakit membuat Umar bin Khattab merasa khawatir bila tidak
menemukan pengganti Abu Bakar RA secepatnya.
Abu Bakar RA mengungkapkan beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh seorang khalifah.
Berdasarkan masukan-masukan yang diterima, Abu Bakar RA kemudian memilih Umar bin
Khattab untuk menggantikannya menjadi khalifah.
Abu Bakar RA pun lalu membuat bai'at yang berisi penunjukan Umar bin Khattab sebagai
penggantinya dan dengan demikian, orang-orang mukmin harus patuh terhadapnya.
Umar RA dijadikan khalifah dengan dibai'at pada bulan Jumada al-Akhirah tahun 13
Hijriyah, tetapi Az-Zuhri mengatakan bahwa Umar bin Khattab diangkat menjadi khalifah
pada hari kematian Abu Bakar, tepatnya delapan hari sebelum bulan Jumada al-Akhirah.
Selama masa Umar bin Khattab menjadi khalifah menggantikan Abu Bakar ash-Shiddiq,
Umar RA menghadapi banyak sekali persoalan yang menantinya.
Abu Bakar RA mengungkapkan beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh seorang khalifah.
Berdasarkan masukan-masukan yang diterima, Abu Bakar RA kemudian memilih Umar bin
Khattab untuk menggantikannya menjadi khalifah.
Abu Bakar RA pun lalu membuat bai'at yang berisi penunjukan Umar bin Khattab sebagai
penggantinya dan dengan demikian, orang-orang mukmin harus patuh terhadapnya.
Umar RA dijadikan khalifah dengan dibai'at pada bulan Jumada al-Akhirah tahun 13
Hijriyah, tetapi Az-Zuhri mengatakan bahwa Umar bin Khattab diangkat menjadi khalifah
pada hari kematian Abu Bakar, tepatnya delapan hari sebelum bulan Jumada al-Akhirah.
Selama masa Umar bin Khattab menjadi khalifah menggantikan Abu Bakar ash-Shiddiq,
Umar RA menghadapi banyak sekali persoalan yang menantinya. Misalnya, perang dan
perdamaian, banyak masyarakat yang tidak mau membayar zakat, dan masalah sosial lainnya.
Permasalahan- permasalahan yang muncul pada masa itu berkaitan dengan keberagaman
bangsa Arab dan perluasan wilayah kekuasaan Islam.
Meski demikian, masa pemerintahan Umar bin Khattab merupakan masa yang gemilang bagi
perkembangan dan kemajuan agama Islam.
Ada banyak sekali prestasi yang telah diraih pada masa itu, seperti dalam bidang perluasan
wilayah, penataan administrasi negara, bidang perekonomian, keamanan dan ketertiban
masyarakat, dan sebagainya.
Bahkan ada yang mengatakan bahwa Umar bin Khattab adalah sebagai pendiri Negara Islam.
Penyebutan Umar bin Khattab sebagai pendiri negara Islam tidak dikaitkan antara pendirian
sebuah negara dengan kekhalifahan. Akan tetapi, tujuan utama dari pendirian Islam adalah
untuk memperkuat akidah, bukan memperluas wilayah semata.
Umar bin Khattab menjadi khalifah selama sepuluh tahun, yaitu pada tahun 634-644 Masehi.
Umar bin Khattab dibunuh oleh Abu Lukluk (Fairuz), seorang budak pada saat ia akan
memimpin sholat Subuh.
Fairuz adalah salah seorang warga Persia yang masuk Islam setelah Persia ditaklukkan Umar
bin Khattab.
Pembunuhan ini konon dilatarbelakangi oleh dendam pribadi Abu Lukluk (Fairuz) terhadap
Umar RA. Fairuz merasa sakit hati atas kekalahan Persia, yang saat itu merupakan negara
digdaya. Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644 Masehi.