"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu
sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu
berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia
tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan
memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." (surat Ali 'Imran ayat
144)
17
USTMAN BIN AFFAN
A. Riwayat Hidup
Utsman bin Affan (sekitar 574 656) adalah sahabat Nabi Muhammad
SAW yang merupakan Khulafaur Rasyidin yang ke-3. Nama lengkap beliau
adalah Utsman bin affan Al-Amawi Al-Quarisyi, berasal dari Bani Umayyah.
Lahir pada tahun keenam tahun Gajah. Kira-kira lima tahun lebih muda dari
Rasullulah SAW.
Nama panggilannya Abu Abdullah dan gelarnya Dzunnurrain (yang punya
dua cahaya). Sebab digelari Dzunnuraian karena Rasulullah menikahkan dua
putrinya untuk Utsman; Roqqoyah dan Ummu Kultsum. Ketika Ummu Kultsum
wafat, Rasulullah berkata; Sekiranya kami punya anak perempuan yang ketiga,
niscaya aku nikahkan denganmu. Dari pernikahannya dengan Roqoyyah lahirlah
anak laki-laki. Tapi tidak sampai besar anaknya meninggal ketika berumur 6
tahun pada tahun 4 Hijriah.
Menikahi 8 wanita, empat diantaranya meninggal yaitu Fakhosyah,
Ummul Banin, Ramlah dan Nailah. Dari perkawinannya lahirlah 9 anak laki-laki;
Abdullah al-Akbar, Abdullah al-Ashgar, Amru, Umar, Kholid, al-Walid, Said
dan Abdul Muluk. Dan 8 anak perempuan.
Nama ibu beliau adalah Arwa binti Kuriz bin Rabiah. Beliau masuk Islam
atas ajakan Abu Bakar, yaitu sesudah Islamnya Ali bin Abi Thalib dan Zaid bin
Haristah. Beliau adalah salah satu sahabat besar dan utama Nabi Muhammad
SAW, serta termasuk pula golongan as-Sabiqun al-Awwalin, yaitu orang-orang
yang terdahulu Islam dan beriman.
Utsman adalah seorang yang saudagar yang kaya tetapi dermawan. Beliau
adalah seorang pedagang kain yang kaya raya, kekayaan ini beliau belanjakan
18
guna mendapatkan keridhaan Allah, yaitu untuk pembangunan umat dan
ketinggian Islam.
Ketika kaum kafir Quarisy melakukan penyiksaan terhadap umat islam,
maka Utsman bin Affan diperintahkan untuk berhijrah ke Habsyah (Abyssinia,
Ethiopia). Ikut juga bersama beliau sahabat Abu Khudzaifah, Zubir bin Awwam,
Abdurahman bin Auf dan lain-lain. Setelah itu datang pula perintah Nabi SAW
supaya beliau hijrah ke Madinah. Maka dengan tidak berfikir panjang lagi beliau
tinggalkan harta kekayaan, usaha dagang dan rumah tangga guna memenuhi
panggilan Allah dan Rasul-Nya. Beliau Hijrah bersama-sama dengan kaum
Muhajirin lainya.
Pada peristiwa Hudaibiyah, Utsman dikirim oleh Rasullah untuk menemui
Abu Sofyan di Mekkah. Utsman diperintahkan Nabi untuk menegaskan bahwa
rombongan dari Madinah hanya akan beribadah di Kabah, lalu segera kembali ke
Madinah, bukan untuk memerangi penduduk Mekkah.
Suasana sempat tegang ketika Utsman tak kenjung kembali. Kaum
muslimin sampai membuat ikrar Rizwan bersiap untuk mati bersama untuk
menyelamatkan Utsman. Namun pertumpahan darah akhirnya tidak terjadi. Abu
Sofyan lalu mengutus Suhail bin Amir untuk berunding dengan Nabi Muhammad
SAW. Hasil perundingan dikenal dengan nama Perjanjian Hudaibiyah.
Semasa Nabi SAW masih hidup, Utsman pernah dipercaya oleh Nabi
untuk menjadi walikota Madinah, semasa dua kali masa jabatan. Pertama pada
perang Dzatir Riqa dan yang kedua kalinya, saat Nabi SAW sedang melancarkan
perang Ghatfahan.
Utsman bin Affan adalah seorang ahli ekonomi yang terkenal, tetapi jiwa
sosial beliau tinggi. Beliau tidak segan-segan mengeluarkan kekayaanya untuk
kepentingan Agama dan Masyarakat umum.
B. Bentuk Pemerintahannya
19
Umar bin Khattab tidak dapat memutuskan bagaimana cara terbaik menentukan
khalifah penggantinya. Segera setelah peristiwa penikaman dirinya oleh Fairuz,
seorang majusi persia, Umar mempertimbangkan untuk tidak memilih pengganti
sebagaimana dilakukan Rasulullah. Namun Umar juga berpikir untuk
meninggalkan wasiat seperti dilakukan Abu Bakar. Sebagai jalan keluar, Umar
menunjuk enam orang Sahabat sebagai Dewan Formatur yang bertugas memilih
Khalifah baru. Keenam Orang itu adalah Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi
Waqqash, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Utsman bin Affan dan Ali
bin Abi Thalib.
Setelah melalui perdebatan yang cukup lama, muncul dua nama yang bersaing
ketat yakni Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Keputusan terakhir
diserahkan kepada Abdurrahman bin Auf sebagai ketua Dewan yang kemudian
menunjuk Utsman bin Affan sebagai Khalifah.
Setelah Usman bin Affan dilantik menjadi khlifah ketiga Negara madinah ,ia
menyampaikan pidatonya yang menggambarkan dirinya sebagai sufi, dan citra
pemerintahannya lebih bercorak agama ketimbang politik belaka sebagai
dominan.dalam pidato itu usman mengingatkan beberapa hal yang penting:
1. Agar umat islam berbuat baik sebagai bekal untuk hari kematian;
2. Agar umat islam terpedaya kemewahan hidup dunia yang penuh kepalsuan
3. Agar umat islam mau mengambil pelajaran dari masa lalu;
4. Sebagai khalifah ia akan melaksanakan perintah al-quran dan sunnah rasul;
5. Di samping ia akan meneruskan apa yang telah dilkukan pendahulunya juga
akan membuat hal baru yag akan membawa kepada kebajikan
6. Umat islam boleh mengkririknya bila ia menyimpang dari ketentuan hokum
Untuk pelaksanaan administrasi pemerintahan di daerah, khalifah usman
mempercayakannya kepada seorang gubernur untuk setiap wilayah atau propinsi
pada masanya kekuasaan wilayah madinah di bagi menjadi 10 propinsi:
1. Nafibin al-haris al-khuzai, Amir wilayah mekkah;
2. Sufyan bin Abdullah al-tsaqqfi, Amir wilayah thaif
3. Yala bin Munabbih Halif Bani Nauful bin Abd Manaf, Amir wilayah Shana
20
4. Abdullah bin Abi Rabiah , Amir wilayah a-janad;
5. Usman bin Abi al-ashal-Tsaqafi, Amir wilayah Bahrain;
6. Al-Mughirah bin Syubah al-tsaqi, Amir wilayah Kufah;
7. Abu Musa Abdullah bin Qais al-Asyari, Amir wilayah Basrah;
8. Muawiyah bin Abi Sufyan , Amir wilayah Damaskus
9. Umar bin Saad , Amir wilayah Himsh;dan
10. Amr bin al-Ash al-Sahami, Amir wilayah mesir.
Sedangkan kekuasaan legislative dipegang oleh Dewan Penasehat Syura,
tempat khalifah mengadakan musyawarah dengan para sahabat terkemuka.
21
ALI BIN ABI THALIB
Ali dilahirkan di Mekkah, daerah Hejaz, Jazirah Arab, pada tanggal 13
Rajab. Menurut sejarawan, Ali dilahirkan 10 tahun sebelum dimulainya kenabian
Muhammad, sekitar tahun 599 Masehi atau 600(perkiraan). Muslim Syi'ah
percaya bahwa Ali dilahirkan di dalam Ka'bah. Ali dilahirkan dari ibu yang
bernama Fatimah binti Asad, dimana Asad merupakan anak dari Hasyim,
sehingga menjadikan Ali, merupakan keturunan Hasyim dari sisi bapak dan ibu.
Kelahiran Ali bin Abi Thalib banyak memberi hiburan bagi Nabi SAW karena
beliau tidak punya anak laki-laki. Uzur dan faqir nya keluarga Abu Thalib
memberi kesempatan bagi Nabi SAW bersama istri beliau Khadijah untuk
mengasuh Ali dan menjadikannya putra angkat. Hal ini sekaligus untuk membalas
jasa kepada Abu Thalib yang telah mengasuh Nabi sejak beliau kecil hingga
dewasa, sehingga sedari kecil Ali sudah bersama dengan Muhammad.
Ali adalah orang yang pertama menyatakan imannya dari kalangan anak-
anak. Ketika Nabi menerima wahyu yang pertama , menurut Mahmudun Nasir Ali
berusia 9 tahun sedangkan menurut Hassan Ibrahim Ali berusia 13 tahun.
Semenjak kecil Ali dididik dengan adab dan budi pekerti islam, lidahnya
amat fasih berbicara dan memiliki pengetahuan yang luas tentang islam. Didikan
langsung dari Nabi kepada Ali dalam semua aspek ilmu Islam baik aspek zhahir
(exterior)atau syariah dan bathin (interior) atau tasawuf menggembleng Ali
menjadi seorang pemuda yang sangat cerdas, berani dan bijak. Karena sangat
dekatnya dengan rasulullah, termasuk orang yang paling banyak meriwayatkan
hadis Nabi. Ali terkenal dengan keberaniannya, dia selalu ikut dan berada di
barisan muka dalam setiap peperangan-peperangan yang dipimpin rasulullah.
Menurut A. Syalabi keberanian Ali dan banyaknya darah manusia yang
ditumpahkannya dalam membela agama islam dari orang-orang yang
menyerangnya, menyebabkan dirinya banyak memiliki musuh