Anda di halaman 1dari 8

Bukti Kerasulan Muhammad SAW Bukti Kerasulan Nabi Muhammad Saw Tanpa bukti yang jelas, sebuah pengakuan

tidak bisa dibenarkan. Semua orang sepakat dengan kaidah ini. Seorang yang mengaku sebagai rasul atau utusan Allah juga harus dengan bukti. Muhammad Saw termasuk di antara manusia yang mengaku rasul yang diutus Allah Tuhan semseta alam kepada segenap manusia. Seperti halnya para nabi dan rasul sebelumnya, dia juga membawa bukti kerasulan berupa mukjizat-mukjizat yang tidak bisa ditandingi dan ditiru oleh orang lain, seperti: memperbanyak makanan yang sedikit sebagaimana yang terjadi saat perang Khandaq (Jawamiussirah, Ibnu Hazam), mengeluarkan air bersih dari sela-sela jemarinya (riwayat Imam Bukhari, Malik, Ahmad dan Baihaqi), suara tangis tongkatnya yang di dengar oleh para sahabatnya, menghilang dari penglihatan Ummu Jamil saat ingin mencelakainya, dan sebagainya. Dari sekian mukjizat nabi Muhammad Saw., ada satu mukjizat yang paling besar yaitu kitab suci Al-Quran. Di antara alasannya: 1) Di dalam beberapa ayat, Al-Quran menantang semua ummat manusia untuk membuat yang semisal dengan Al-Quran, namun tidak ada yang bisa melakukannya sampai saat ini walau hanya satu surah yang paling pendek. (QS. Al-Baqarah: 23, QS. AlIsra: 88, dan QS. Yunus: 38). 2) Bahasa Al-Qurannya yang tinggi namun sangat indah, susunannya menakjubkan, isinya padat dan sejalan dengan perkembangan masa, tidak ada pertentangan dan kekeliruan di dalamnya. Semuanya membuktikan bahwa AlQuran memang benar-benar firman Allah Swt yang tidak ada keraguan di dalamnya. 3) Keabadian Al-Quran. Al-Quran yang sekarang adalah Al-Quran yang dahulu. Tidak ada perubahan kata bahkan huruf di dalamnya. Itu karena Allah Swt benar-benar menjaganya dari perubahan, seperti yang dijanjikanNya di dalam QS. Al-Hijr: 9. 4) Mukjizat ilmiahnya yang terus-menerus terungkap. 5) Mukjizat Al-Quran ini tidak hanya disaksikan oleh orang-orang yang hidup di masa turunnya, tapi juga oleh generasi sesudahnya hingga akhir zaman. Selain mukjizat, kerasulan nabi Muhammad Saw juga bisa dilihat dari bukti-bulti berikut:

A. Riwayat Hidupnya Dr. Said Shawabi di dalam buku al-Muiin arRaaiq Min Siirati Khairi al-Khalaaiq, Cairo menjelaskan: Seandainya Muhammad saw tidak mempunyai mukjizat selain sejarah perjalanan hidupnya, itu sudah cukup (sebagai bukti kerasulannya). Dia juga menilai bahwa riwayat perjalanan hidup Muhammad saw adalah bukti kerasulannya yang paling besar. Orang yang mempelajari dan menghayati cara bicara, sifat-sifat, prilaku dan kenyataan hidup yang dilalui oleh Muhammad saw sejak masa lahir hingga akhir hayatnya akan yakin bahwa dia adalah rasul utusan Allah. Peristiwa yang terjadi di malam kelahirannya, tumbuh dewasanya dalam keadaan yatim di tengah-tengah penduduk negeri yang tidak bisa tulis baca yang menyembah patung-patung yang mereka buat sendiri, ketidakmampuannya dalam hal tulis baca, dan kebutaanya terhadap Alkitab (taurat dan Injil) Semuanya menjadi bukti kerasulan dan kebenaran yang dia ajarkan. Karena ketulusan, kejujuran dan kebaikan akhlaknya, penduduk Makkah telah memberinya gelar Al-Amien (yang terpercaya). Inilah pengakuan penduduk Makkah di bukit Shafa, menjelang detik-detik pendeklarasiannya sebagai rasul utusan Allah kepada ummat manusia: Kami tidak pernah mendapatkanmu kecuali benar. (Imam Bukhari, Muslim dan Tirmidzi dari Ibnu Abbas). B. Beberapa saksi dan Peristiwa Ajaib di Masa Pra Kerasulan (Irhash) Antara lain: 1. Peristiwa yang mengiringi malam kelahiran Muhammad saw. a. Kesaksian pedagang Yahudi Makkah dan Yahudi penduduk Yatsrib Berikut intisari riwayat Hakim dari Aisyah ra: Ada seorang pedagang Yahudi yang tinggal di Makkah. Pada malam kelahiran Rasulullah, dia bertanya di perkumpulan orang-orang Quraisy: Apakah ada anak yang lahir di antara kalian malam ini? Mereka menjawab: kami tidak tahu. Si Yahudi menjelaskan: Pada malam ini lahir Nabi terakhir ummat ini, Ahmad (yang terpuji). Kalau kalian salah, berarti dia (lahir) di Palestina. Di antara dua pundaknya ada tahi lalat hitam kekuningan. Setelah mereka pulang ke rumah masing-masing, sebahagian dapat kabar bahwa di malam itu lahir seorang anak dari Abdullah bin Abdul Muthalib yang diberi nama Muhammad. Besoknya mereka bersama si Yahudi mendatangi

bayi tersebut. Saat melihat tahi lalat di belakangnya si Yahudi langsung pingsan. Setelah siuman, orang-orang Quraisy bertanya: Ada apa denganmu? Jawabnya: Kenabian telah hilang dari bani Israel, al-Kitab telah lepas dari tangan mereka. Tentang kesaksian Yahudi Yatsrib, Ibnu Ishak meriwayatkan dengan nara sumber dari Hassan bin Tsabit: Saat saya masih kecil berusia tujuh atau delapan tahun dan sudah punya ingatan, seorang Yahudi berteriak keras di bangunan yang tinggi di Yatsrib (sekarang Madinah): Hai orang-orang Yahudi! Setelah orang-orang berkumpul, mereka bertanya: Ada apa, kenapa? Jawabnya: Malam ini telah muncul bintang tanda kelahiran Ahmad. Ibnu Ishak bertanya kepada anak Hassan bin Tsabit: Bearapa usia Hassan bin Tsabit saat kedatangan Rasulullah saw ke Madinah? Dia menjawab: 60 tahun, dan Rasulullah saw di waktu itu 53 tahun. b. Peristiwa di Persia. Makhzum bin Hani meriwayatkan dari ayahnya: Di malam kelahiran Rasulullah saw, istana Kisra hancur, empat belas berandanya runtuh, api Persia (sesembahan orang-orang Majusi) yang tidak pernah padam selama seribu tahun menjadi padam, danau Sawah menyurut. 2. Keberkahan hidup Halimah Assadiyah Dia adalah ibu susuan Muhammad saw. Air susunya yang semula sangat sedikit menjadi deras, himar kendaraannya yang lambat menjadi cepat, kambing gembalaannya memiliki air susu yang banyak, tanahnya juga menjadi subur dan cepat berbuah (HR. Ibnu Hibban dan Hakim dalam sebuah hadits yang panjang). 3. Pembedahan dadanya oleh malaikat Jibril di saat kecil Di dalam Hadits shohih yang diriwayatkan oleh Muslim dari Anas disebutkan: Saat sedang bermain dengan anak-anak, Jibril datang mengambil Muhammad lalu membantingnya dan membedah dadanya. Kemudian dia menegluarkan segumpal darah darinya sambil berkata: "Ini adalah bagian dari syetan" Lalu dia mencucinya di dalam bejana emas berisi air zam-zam. Kemudian menyatukan dan mengembalikannya ke tempat semula. 4. Awan menaungi perjalanannya Rahib Bahira terheran-heran melihat sebuah kafilah dagang yang datang dari Makkah, kafilah ini sudah sering lewat, tapi kali ini tidak seperti biasanya. Di atas mereka ada awan yang menaungi perjalanan mereka. Ketika mereka berhenti di bawah sebuah pohon, awan itu pun

berhenti. Pendeta ini memandangi rombongan ini seakan mencari sesuatu dari mereka. Dia mendekat, lalu memegang tangan Muhammad saw yang masih anak-anak sambil berkata: Ini adalah pemimpin dunia dan rasul Tuhan semesta alam, Allah mengutusnya sebagai rahmat bagi alam semesta Beberapa sesepuh Quraisy bertanya: Engkau tahu dari mana? Saat kalian datang, pohon dan batu menunduk sujud. Kedua-duanya tidak sujud (kepada manusia) selain kepada seorang nabi. Dan saya juga mengetahui dia (sebagai nabi) dari khatam an-nubuwah yang ada di pundaknya. (HR. Tirmidzi dan Hakim). Keajaiban awan ini sangat masyhur dan telah disaksikan oleh banyak orang termasuk Maisarah di saat pergi bersama Muhammad saw ke daerah Syam membawa dagangan Khadijah, demikian juga Khadijah, pembantu-pembantu wanitanya, dan lainnya. 5. Rahim Khadijah yang berusia 40 tahun menjadi subur Nabi Muhammad saw menikah di usia yang ke 25 dengan Khadijah yang berusia 40 tahun. Seperti biasanya, usia 40 tahun adalah batas masa kesuburan perempuan. Namun ketika menikah dengan Muhammad saw, justru rahim Khadijah ra menjadi semakin subur. Dari hasil perkawinan yang berkah ini, lahir 6 orang anak yaitu: Qasim, Ummu kultsum, Ruqayyah, Zainab, Fathimah. dan Abdullah (Kitab Fathul Bari, Ibnu Hajar dan Sirah Nabawiyah, Ibnu Katsir). C. Tanda Kenabian yang Ada di Antara Dua Pundaknya Tanda kenabian yang satu ini disebut dengan khatam an-nubuwah yang dia bawa sejak lahir. Khatam an-nubuwah artinya stempel kenabian. Di dalam riwayat Hakim disebutkan tanda ini adalah tahi lalat berwarna hitam kekuningkuningan. Sebahagian ulama mengatakan disitu tertulis "( " Muhammad rasul utusan Allah). Selain keajaiban awan, tanda ini telah membuat pendeta Bahira menyuruh Abu Thalib yang sedang berdagang di Syam untuk segera membawa Muhammad saw pulang ke Makkah. Sebab, dia khawatir jika orang-orang Yahudi yang mengetahuinya akan membunuhnya karena iri. (Uyuun al-Atsar, juz 1). Tanda ini juga yang dicari oleh seorang shahabat berkebangsaan Persia, Salman Alfarisy atas wasiat dari seorang pendeta kristen Umuriyah, Wilayah Romawi. (Siirah Nabawiyah Juz 1, Ibnu

Katsier). Tanda ini pula yang diselidiki oleh Tanukhi atas perintah raja Romawi Timur, yang pada akhirnya membuatnya masuk Islam (HR. Ahmad). D. Kabar Para Nabi dan Kitab-kitab Sebelumnya Berita kerasulan Muhammad saw yang disampaikan oleh pedagang Yahudi di Makkah, penduduk Yahudi Madinah, pendeta Bahira di wilayah Syam dan pendeta Waraqah bin Naufal di Makkah mengisayaratkan adanya kabar tersebut dari kitab dan para nabi dahulu. Tandatanda kerasulan Muhammad saw yang diselidiki oleh Salman Al-Farisy atas wasiat seorang pendeta kristen Umuriyah dan oleh Tanukhi, utusan raja Romawi Timur di saat itu, juga semakin memperjelas masalah ini. Namun karena disinyalir kitab-kitab terdahulu ini telah banyak dirubah oleh tangan-tangan manusia, berita kerasulan tersebut hampir tidak ditemukan lagi sekarang ini. Tentang adanya pemberitaan dari Nabi Isa as, Allah Swt menegaskan di dalam Al-Quran: Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata: Wahai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah rasul utusan Allah kepada kalian, yang membenarkan kitab (yang turun) sebelumku yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan seorang Rasul yang akan datang sesudahku yang namanya Ahmad (Muhammad). (QS. Ash-Shaf: 6). Wallahu a'lam... Sumber: "Seandainya pada keduanya (di bumi dan di langit) ada tuhan-tuhan selain Allah, tentu keduanya telah binasa. Mahasuci Allah yang memiliki 'Arsy dari apa yang mereka sifatkan" (QS. Al-Anbiya': 22) http://amanhasibuan.blogspot.com/2009/02/bu kti-kerasulan-nabi-muhammad-saw.html Next: Bukti kerasulan Nabi Muhammad dalam perjanjian lama. on: September 07, 2007, 05:11:43 am Ini adalah satu penulisan oleh seseorang yang beragama kristian yang saya jumpa di dalam satu forum iaitu forum sarapanpagi.org. Quote *Ulangan 34:10-12 34:10 :Seperti Musa yang dikenal TUHAN dengan berhadapan muka, tidak ada lagi nabi yang bangkit di antara orang Israel, Hebrew,

Translit,VELO-KAM NAVI OD BEYISRA'EL KEMOSHEH ASHER YEDA'O YEHOVAH PANIM EL-PANIM KJV, And there arose not a prophet since in Israel like unto Moses, whom the LORD knew face to face, TEV, There has never been a prophet in Israel like Moses; the LORD spoke with him face-toface. 34:11 dalam hal segala tanda dan mujizat, yang dilakukannya atas perintah TUHAN di tanah Mesir terhadap Firaun dan terhadap semua pegawainya dan seluruh negerinya, Hebrew, Translit, LEKHOL-HAOTOT VEHAMOFTIM ASHER SHELAKHO YEHOVAH LA'ASOT BE'ERETS MITSRAYIM LEFARO ULEKHOL-AVADAV ULEKHOL-ARTSO KJV, In all the signs and the wonders, which the LORD sent him to do in the land of Egypt to Pharaoh, and to all his servants, and to all his land, 34:12 dan dalam hal segala perbuatan kekuasaan dan segala kedahsyatan yang besar yang dilakukan Musa di depan seluruh orang Israel. Hebrew, Translit, ULEKHOL HAYAD HAKHAZAKA ULEKHOL HAMORA HAGADOL ASHER ASA MOSHEH LE'EINEI KOL-YISRA'EL KJV, And in all that mighty hand, and in all the great terror which Moses shewed in the sight of all Israel. Ayat 10 "Tidak ada nabi yang bangkit". Nabi bagaimanapun yang bangkit sebelum ungkapan ini ditulis, tidak seorangpun yang sama dengan Musa dalam cara-caranya yang telah diuraikan secara terperinci dalam Pentateuch. Juga setelah itu tidak pernah ada, hingga datangnya Dia yang dinubuatkan Nabi Musa (Ulangan 18:15). Sebagai seorang nabi, Musa memimpin umatnya (Hosea 12:13), menerahkan kepada mereka pernyataan yang diberikan kepadanya (Ulangan 29:29) dan menunjukkan Mesias mereka yang akan datang (Ulangan 18:15). berhadapan muka, (Lihat Keluaran 33:11).

Ayat 10 : Seperti Musa yang dikenal TUHAN dengan berhadapan muka : Musa dikenal dengan seseorang yang bertemu TUHAN muka dengan muka dan ia bermujizat secara ajaib, hal ini tidak dilakukan Muhammad, Muhammad tidak bertemu TUHAN, ia menerima wahyu melalui Malaikat (QS 2:97; 17:90-93) Ayat 12, hal segala perbuatan kekuasaan dan segala kedahsyatan yang besar . Bukan hanya Firman Allah bekerja melalui Musa, melainkan juga dalam perbuatan, yang tidak pernah terlupakan. Tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang dikerjakan di Mesir, merupakan unsurunsur penting dalam arus yang lebih besar dari sejarah penyelamatan bagi yang paling penting dari segala karya penyelamatan yang diselesaikan Kristus di Golgota. Menurut Al~Quran, dari sekalian nabi yang langsung berbicara dengan Allah hanya Musa dan Isa. Allah berfirman :Hai Musa, sesungguhnya Aku memilih kamu dari manusia yang lain untuk membawa risalahKu dan untuk BERBICARA LANGSUNG denganKu (QS 7:144 ; QS 4:164) .dan ketika Aku mengajarkan Kitab, hikmat, Taurat dan Injil kepada Engkau. (QS 5:110 terj.M.Yunus) Sejak Musa mati tidak lagi nabi seperti Musa yang dikenal TUHAN dengan berhadapan muka dan dalam hal segala tanda dan mujizat (Ulangan 34:10-11). Nabi-nabi yang ada menerima firman melalui tanda-tanda, mimpi dan penglihatan. Maka Israel menantikan seorang Nabi seperti Musa. Ketika Yesus datang, Ia melakukan banyak mujizat dan Ia juga langsung berbicara dan mendengar Firman Tuhan dengan suara. Untuk Rujukan SIAPAKAH NABI YANG SEPERTI MUSA ??? KITAB ULANGAN: 18:15. Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan. 18:16 Tepat seperti yang kamu minta dahulu

kepada TUHAN, Allahmu, di gunung Horeb, pada hari perkumpulan, dengan berkata: Tidak mau aku mendengar lagi suara TUHAN, Allahku, dan api yang besar ini tidak mau aku melihatnya lagi, supaya jangan aku mati. 18:17 Lalu berkatalah TUHAN kepadaku: Apa yang dikatakan mereka itu baik; 18:18 seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya. 18:19 Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban. 18:20 Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus dibunuh. (al. Douay Rheims Bible & New Century Version). 18:21 Jika sekiranya kamu berkata dalam hatimu: Bagaimanakah kami mengetahui perkataan yang tidak difirmankan TUHAN? 18:22 apabila seorang nabi berkata demi nama TUHAN dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan TUHAN; dengan terlalu berani nabi itu telah mengatakannya, maka janganlah gentar kepadanya." Ayat2 di atas berasal dari sumber D. Dalam ayat 19 terdapat frasa "firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku", maksudnya adalah sebelum membacakan Firman Tuhan yang diturunkan, Nabi itu selalu membaca (artinya): "Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk. Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang." Dalam ayat 20 diterangkan bahwa "nabi yang berbicara demi nama Tuhan yang tidak diperintahkan oleh Tuhan untuk dikatakannya", NABI ITU HARUS DIBUNUH. Faktanya, meski Yesus berbicara demi nama Tuhan, ia tetap saja "dibunuh" oleh kaumnya sendiri. Ini artinya, bahwa nubuat Ulangan ini bukan ditujukan kepada Yesus, melainkan kepada nabi yang lainnya. Sebaliknya, jika Muhammad adalah nabi palsu, tentu beliau sudah mati lebih awal atau dibunuh kaumnya sendiri. Faktanya, Muhammad mampu mengemban misi kenabian selama 22 tahun lebih dan berhasil

mengislamkan seluruh penduduk Jazirah Arab! Bandingkan dengan Yesus yang hanya mampu mengemban misi kenabian selama 3 tahun dan ajarannya ditinggalkan oleh kaumnya sendiri, bangsa Israel! Adapun mengenai "Nabi yang seperti Musa", sebagaimana disebutkan dalam ayat 18 di atas, dijelaskan panjang lebar berikut ini: A. Nabi itu akan berasal "dari antara saudara mereka". Oleh karena Kitab Suci Taurat diturunkan Allah kepada Nabi Musa, maka dapat dipastikan bahwa ayat 15-17 di atas adalah redaksi dari perombak Taurat. Sedangkan ayat 18-22 dapat dikatakan sebagai terjemahan dari teks asli Taurat. Dalam ayat 18 terdapat frasa "dari antara saudara mereka". Kata "mereka" dalam frasa ini menunjuk kepada umat Israel, sehingga frasa "dari antara saudara mereka" dapat diterjemahkan sebagai "dari antara saudara umat Israel". Pertanyaannya, siapakah "saudara umat Israel" ini? Dalam catatan Alkitab, "saudara umat Israel" yang paling dekat dari aspek genetis adalah orang2 keturunan Ismail dan orang2 keturunan anak2 Abraham dari istri ketiganya, Ketura. Jadi, secara spesifik, frasa "dari antara saudara mereka" dapat diterjemahkan sebagai "dari antara keturunan Ismail" atau "dari antara keturunan anak2 Ketura". Namun demikian, mengingat tidak ada bukti literer berkaitan dengan orang2 keturunan Ketura yang menjadi Nabi, maka keturunan Ketura dalam pembahasan ini diabaikan. Apakah yang menariknya di dalam penulisan tersebut? Bagi saya, yang menarik di situ adalah pengakuan mereka bahawa seorang Nabi akan diutuskan oleh Allah, di mana Nabi tersebut juga akan berhadapan muka dengan Allah seperti Nabi Musa. Ulangan 34:10-12 Seperti Musa yang dikenal TUHAN dengan berhadapan muka Sedangkan dalam bible orang kristian itu pun tidak pernah menceritakan bahawa Jesus itu pernah berhadapan muka dengan Allah. Justeru Nabi tersebut bukanlah Jesus (Nabi Isa). Jadi siapakah Nabi tersebut? Beliau adalah Nabi Muhammad s.a w. Kenapa? Di dalam penulisan

orang kristian tersebut, dia mengatakan bahawa Nabi Muhammad tidak pernah bertemu Tuhan kerana baginda menerima wahyu melalui malaikat. Tetapi hakikatnya Nabi Muhammad s.a.w itu ada bertemu dengan Tuhan. Bila? Semasa peristiwa israk mikraj, baginda s.a.w telah bertemu muka dengan Tuhan untuk menerima satu amalan yang paling utama iaitu amalan solat. Maka dengan itu perjanjian lama iaitu kitab orang kristian dan yahudi itu sendiri mengakui bahawa Nabi Muhammad itu adalah benar-benar seorang Rasul/Nabi. Ma;rifatul rasul Makna Risalah dan Rasul Risalah: Sesuatu yang diwahyukan A11ah SWT berupa prinsip hidup, moral, ibadah, aqidah untuk mengatur kehidupan manusia agar terwujud kebahagiaan di dunia dan akhirat. Rasul: Seorang laki-laki (21:7) yang diberi wahyu oleh Allah SWT yang berkewajiban untuk melaksanakannya dan diperintahkan untuk menyampaikannya kepada manusia. Pentingnya iman kepada Rasul Iman kepada para rasul adalah salah satu Rukun Iman. Seseorang tidak dianggap muslim dan mukmin kecuali ia beriman bahwa Allah mengutus para rasul yang menginterprestasikan hakekat yang sebenarnya dari agama Islam, yaitu Tauhidullah . Juga tidak dianggap beriman atau muslim kecuali ia beriman kepada seluruh rasul, dan tidak membedakan antara satu dengan yang lainnya. (Al-Asyqor:56) Tugas para rasul 1. Menyampaikan (tablig) [5:67, 33:39]. Yang disampaikan berupa: Marifatullah [6:102] (Mengenal hakikat Allah) . Tauhidullah [21:25] [Mengesakan Allah] . Basyir wa nadzir [6:48] (Memberi kabar gembira dan peringatan) 2. Mendidik dan Membimbing [62:2] Sifat-sifat para rasul 1. Mereka adalah manusia (17:93-94,8:110] 2. Mashum [terjaga dari kesalahan] [3:161, 53:1-4] 3. Sebagai suri teladan [33:2l, 6:89-90]

Referensi Kelompok Studi Al-Ummah, Aqidah Seorang Muslim, hal. 60-71 Al-Asyqor, Dr. Limar Sulaiman, Para Rasul dan Risalahnya, Pustaka Mantiq Allah swt dalam al-Quran menjelaskan bahwa salah satu fungsi diutusnya rasul adalah untuk meningkatkan kualitas keilmuan dan pola fikir manusia, " ..dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah .." (Q.S. Jum'ah : 2). Dalam pandangan Islam, kualitas sebuah perbuatan bisa diukur dari tingkat ma'rifat si pelakunya. Jika pelaku tidak melandasi perbuatannya dengan pengetahuan atau ma'rifat, perbuatannya itu tidak bernilai sama sekali. Dengan kata lain, tingkat kualitas suatu tindakan ditentukan sesuai dengan derajat ma'rifat pelakunya. Semakin tinggi derajat ma'rifat seseorang, semakin tinggi pula kualitas perbuatannya, meskipun perbuatan itu secara lahiriah nampak remeh, sebagaimana yang ditegaskan dalam riwayat "Tidurnya orang alim adalah ibadah." Di sisi lain, penekanan Islam dalam pengutamaan kualitas ibadah dibanding kuantitasnya sangat mencolok, seperti yang kita amati dari ayat 2 surat Al-Mulk: "... supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya... " Ayat ini menunjukkan bahwa Allah swt lebih menekankan amal yang terbaik, bukan yang terbanyak. Jelas bahwa amal terbaik adalah amal yang dilandasi dengan ma'rifat. Sumber: Ma'rifatullah-Rasulullah Izinkan Aku Mencintaimu,2 buku Interverensi islam di pandang jelek Allah SWT telah memberikan fitrah kepada manusia utk melihat kebaikan dalam berbagai benda dan perbuatan. Kejujuran dan keadilan kelembutan dan kebaikan keramahan dan keindahan semua itu dipandang baik oleh manusia berdasarkan fitrahnya yg telah dianugerahkan Allah kepadanya. Demikian pula dgn perkara-perkara buruk yg berkaitan dgn perbuatan dan benda-benda dipandang buruk oleh manusia. Hal ini juga diketahui oleh manusia berdasarkan fitrah. Oleh krn itu kezaliman kedustaan dan kejahatan merupakan perkara-perkara yg tercela. Ketika syariat Ilahi dikebumikan sesuai dgn apa yg terpusat pada

fitrah manusia maka ia turun utk menetapkan apa-apa yg telah wujud dalam fitrah tersebut. Syariat menguatkan keburukan sesuatu yg asalnya buruk sebagaimana ia menegaskan kebaikan sesuatu yg baik bahkan memerintahkan kebaikan dan melarang keburukan. Namun demikian meskipun persoalan ini muncul hanya dihadapkan pada orang-orang yg berakal ia menjadi salah satu titik perbedaan yg besar di kalangan beberapa golongan terutama golongan Mutazilah dan Asyariyah.. Persoalan ini dikenal dgn istilah masalah baik dan buruk apakah keduanya ditentukan berdasarkan akal atau syariat ? Baik dan Buruk dan Alasan Kewajiban Sebelum turunnya perintah dan larangan tidak ada keburukan yg akan dikenakan sangsi krn keburukan yng ada pada dirinya dan Allah SWT tidak akan memeberi balasan kecuali setelah mengutus rasul-rasu-Nya. Dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul. . Allah SWT berfirman Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil dan berbuat kebajikan memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang dari perbuatan keji kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. . Qatadah mengatakan Perbuatan baik yg dilakukan oleh orang-orang jahiliyah bukanlah suatu kebaikan hingga Allah memerintah mereka melakukannya melalui ayat ini dan bukan pula suatu keburukan apa-apa yg dianggap tercela di kalangan mereka hingga Allah melarang mereka dan menyebutnya buruk dan Dia hanya melarang perbuatan-perbuatan yg kotor dan tercela. . Ali ra berkata Ketika Allah memerintahkan kepada nabinya utk menghadapi kabilah-kabilah Arab beliau keluar dan menemui mereka pada suatu majelis dari kaum Syaiban bin Tsalabah. Beliau mengajak mereka masuk Islam dan menolongnya. Salah seorang di antara mereka Mafruq bin Amr bertanya Wahai Saudara Quraisya ke mana engkau mengajak kami? Maka Rasulullah saw membacakan ayat yg artinya Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil dan berbuat kebajikan memberi kepada kaum kerabat. Ia berkata Demi Allah engkau telah mengajak kami pada akhlak yg mulia. . Landasan Penentuan Perintah dan Pahala Perbuatan baik dan buruk dapat saja ditetapkan berdasarkan pertimbangan akal tetapi pahala dan siksa tidak dapat ditentukan kecuali dgn adanya syariat. Maka hal yg sebaliknya dari problematika akal adl bahwa ia tidak berhak menetapkan siksa kecuali dgn diutusnya rasul sebagaimana telah ditunjukkan oleh Alquran dan Sunnah. Jika hal ini telah ditetapkan demikian

maka ditetapkan pula bahwa perintah tidak ditentukan kecuali dgn syariat. Oleh krn itu wajibnya erintah dan haramnya larangan tidak ditentukan kecuali dgn syariat dan sama sekali tidak ada intervensi akan di dalamnya. Hal itu terjadi krn pahala dan siksa masing-masing tergantung pada ketaatan menjalankan perintah dan menjauhi larangan atau sebaliknya yakni melanggar perintah dan melakukan larangan dan ini hanya terjadi berdasarkan tuntunan syariat bukan yg lain. Dengan demikian fitrah akal dan rayu tidak dapat menjadi landasan bagi penentuan perintah yg dapat ditegakkan di atasnya hujjah bagi makhluk kecuali wahyu dan diutusnya seorang rasul. Syekh Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah mengatakan Makhluk tidak mengetahui apa yg dicintai dan diridhai oleh Allah perintah-Nya dan larangan-Nya karamah-Nya yg dijanjikan kepada wali-wali -Nya dan siksa-Nya yg dijanjikan utk musuhmusuh-Nya. Mereka juga tidak mengetahui hak Allah dari nama-nama yg baik dan sifat-sifatNya yg agung yg akal tidak mampu mengetahuinya dan hal-hal yg serupa dgn itu kecuali melalui rasul-rasul-Nya yg telah diutus Allah kepada hamba-hamba-Nya. . Di antara ayat-ayat Alquran yg menunjukkan bahwa pengetahuan tentang Allah dan sifat-sifat-Nya diperoleh melalui pendengaran dan bukan melalui akal adalah Firman Allah Taala yg artinya Maka ketahuilah bahwa tidak ada Ilah melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu. . Ikutilah apa yg telah diwahyukan kepadamu dari Rabbmu; tidak ada Ilah selain Dia; dan berpalinglah dari orang-orang musyrik. . Dan Kami tidak mengutus seorang rasul sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya Bahwasannya tidak ada Ilah melainkan Aku maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku. . Menurut Imam al-Lalakai Rahimahullah bahwa ayat yg terakhir mengandung pengertian bahwa Allah telah memberitahukan kepada nabi-Nya bahwa nabi-nabi Allah terdahulu tidak mengetahui tauhid kecuali melalui pendengaran dan wahyu. . Imam al-Lalakai Rahimahullah juga mengatakan Demikian pula halnya dgn kewajiban mengetahui rasul hal ini ditentukan berdasarkan pendengaran. Allah Taala berfirman Katakanlah Hai manusia sesungguhnya aku adl utusan Allah kepadamu semua yaitu Allah yg mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Ilah selain Dia yg menghidupkan dan yg mematikan maka

berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya Nabi yg ummi yg beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya dan ikutilah dia supaya kamu mendapat petunjuk. firman-Nya Dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul. firman-Nya selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adl Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. juga firman-Nya Dan tidaklah kamu berada di sisi yg sebelah barat ketika Kami menyampaikan perintah kepada Musa dan tidak pula kamu termasuk orang-orang yg menyaksikan. Tetapi Kami telah mengadakan beberapa generasi dan berlalulah atas mereka masa yg panjang dan tiadalah kamu tinggal bersama-sama penduduk Madyan dgn membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka tetapi Kami telah mengutus rasul-rasul. Dan tiadalah kamu berada di dekat Gunung Thur ketika Kami menyeru tetapi sebagai rahmat dari Rabbmu supaya kamu memberi peringatan kepada kaum yg sekali-kali belum datang kepada mereka pemberi peringatan sebelum kamu agar mereka ingat. Dan agar mereka tidak mengatakan ketika azab menimpa mereka disebabkan apa yg mereka kerjakan Ya Rabb kami mengapa Engkau tidak mengutus seorang rasul kepada kami lalu kami mengikuti ayat-ayat Engkau dan jadilah kami termasuk orang-orang mukmin dan firman-Nya Dan mereka berkata mengapa ia tidak membawa bukti kepada Kami dari Rabbnya? Dan apakah belum datang kepada mereka bukti yg nyata dari apa yg tersebut di dalam kitab-kitab yg dahulu? Dan sekiranya Kami binasakan mereka dgn suatu azab sebelum Alquran itu tentulah mereka berkata Ya Rabb kami mengapa tidak Engkau utus seorang rasul kepada kami lalu kami mengikuti ayat-ayat Engkau sebelum kami menjadi hina dan rendah? . Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa pengetahuan tentang Allah dan rasul-Nya diperoleh melalui pendengaran sebagaimana diberitahukan oleh Allah Azza wa jalla dan ini adl pandangan Ahlu Sunnah wal Jamaah. . Syekh Shalih bin Hamid mengatakan Di antara beberapa persoalan yg telah ditetapkan di dalam syariah adl syarat menentukan suatu kewajiban melalui suatu perintah di antara perintah-perintah yg datang dari Allah adl pengetahuan mukallaf tentang tuntutan syari kepadanya utk melaksanakan perintah-Nya. . Dengan demikian wayhu Allah dan syariatnya merupakan hujjah bagi makhlukNya. Allah SWT memiliki hikmah yg sempurna

dalam menciptakan makhluk-Nya seraya berfirman Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu. . Kemudian Allah menjelaskan bahwa Dia menciptakan mereka utk beribadah kepada-Nya dan Dia tidak membiarkan mereka sia-sia sebagaimana Dia berfirman Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja . . Allah SWT Maha Adil di antara yg paling adil. Dia tidak mengazab hamba-hambaNya kecuali setelah Dia memberikan peringatan kepada mereka dgn mengutus rasul-rasul-Nya dan menurunkan kitab-kitab-Nya sehingga Dia tidak akan menghukum mereka sebelum Dia menegakkan hujjah-Nya di hadapan mereka. . Sumber Al-Jahl bi Masail al-Itiqad wa Hukmuhu Abdurrzzaq bin Thahir bn Ahmad Maasy Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

Anda mungkin juga menyukai