Anda di halaman 1dari 15

SAHABAT UTAMA DAN PERISTIWA PENTING NABI MUHAMMAD SAW

M. UBAIDILLAH HANIF (18110015)


Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Email:samelafamily31@gmail.com

Abstrak : Nabi Muhammad SAW melakukan dakwah dalam menyampaikan agama Islam
tidak banyak mengalami kesulitan dalam mencari sumber sebab Nabi langsung mengambil
sumber dari adanya Al-Qur’an dan Hadist. Akan tetapi, Nabi Muhammad mengalami banyak
tantangan dari segi lingkungan karena banyaknya orang-orang pada masa itu tidak suka
dengan keberadaan Nabi Muhammad yang ingin menyampaikan Islam atau memberikan
peubahan ke jalan yang lebih baik pada masa itu. Nabi memiliki banyak cerita atau
peristiwa penting yang dialami saat menyampaikan Islam ke setiap orang pada masa itu
seperti peristiwa Perang badar, Piagam Madinah, perjanjian Hudaibiyah, perang Uhud,
Fath Mekkah, dll. Dalam menjalani dakwah dengan segala peristiwa hebat tersebut Nabi
Muhammad tidak sendirian tetapi beliau banyak memiliki sahabat yang ikut andil membantu
Nabi seperti Abudllah bin Mas’ud, Umar bin Khattab, Uqbah bin Amir Al-Juhani, dll.

Kata kunci : Muhammad, Sahabat, Dakwah, Peristiwa


A. PENDAHULUAN
Nabi Muhammad SAW merupakan sosok yang sangat istimewa dihadapan Allah
maupun di hadapan manusia yang sepaham denganNya. Islam yang rahmatan lil ‘alamin
merupakan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW untuk mengubah tatanan
manusia yang awalnya berada di masa Jahiliyah khusunya di Mekkah dan pada umumnya
di seluruh penjuru dunia sehingga menjadi manusia yang lebih baik lagi.1
Kedatangan Rosulullah SAW di muka bumi tidak semerta-merta hanya menjadi
seorang pendakwah yang hanya mengajarkan tentang bagaimana cara beragama yang
baik dan benar, bagaiamana cara berketuhanan yang benar.
Rosulullah juga mengajarkan kepada seluruh manusia untuk berkehidupan yang
baik dan benar guna menjadi manusia yang sempurna. Hal ini berdasarkan bukti yang
konkrit bahwa Rosulullah SAW pada jaman dahulu melakukan dakwah melalui masjid
dan mimbar-mimbar.
Rosulullah SAW pun mengajarkan manusia bagaimana cara berakhlakul
karimah. Beliau juga sempat turun dan ikut serta dalam dunia perniagaan, pemerinthan,
bahkan sering menjadi panglima perang. Bukti-bukti tentang Rosululullah SAW yang
menjadi suri tauladan yang baik sangat banyak dari sumber sejarahnya. Rosulullah juga
mengajarkan cara bersikap yang baik seperti Shidiq, Amanah, Tabligh, Fathonah.2

B. PEMBAHASAN
1. Assabiqunal Awwalun
Islam dalam awal dakwahnya mengenal dengan istilah Assabiqunal
Awwalunyakni yang memiliki makna orang-orang terdahulu orang yang memluk
Islam. Al-Qur’an Karim telah menyatakan tentang adanya tingginya Sabiqunal
Awwalun baik dari kaum Muhajirin dan kaum Anshar di atas umat Muslim lainnya
baik dari generasi sahabat dan generasi masa sekarang.

‫َّض ; َى ٱهَّلل ُ َع ْنهُ ْم‬


ِ ‫ار َوٱلَّ ِذينَ ٱتَّبَعُوهُم بِإِحْ ٰ َس ; ٍن ر‬ َ َ ‫َوٱل ٰ َّسبِقُونَ ٱأْل َ َّولُونَ ِمنَ ْٱل ُم ٰهَ ِج ِرينَ َوٱأْل‬
ِ ‫نص‬

َ ِ‫ت تَجْ ِرى تَحْ تَهَا ٱأْل َ ْن ٰهَ ُر ٰخَ لِ ِدينَ فِيهَٓا أَبَدًا ۚ ٰ َذل‬
‫ك ْٱلفَوْ ُز ْٱل َع ِظي ُم‬ ٰ ۟ ‫َو َرض‬
ٍ َّ‫ُوا َع ْنهُ َوأَ َع َّد لَهُ ْم َجن‬
1
Sayyid Muhammad Nuh, Dakwah Fardhiyah, (Solo, Era Adicipta Intermedia, 2011), Hal. 4
2
Samsul Amin Munir, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), Hal. 6
Artinya : Orang-orang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara
orang-orang Muhajirin dan Anshar dan Orang-orang yang mengikuti mereka dengan
baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah, dan Allah
menyediakan bagi mereka surge-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya;
mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar. (QS. At-
Taubah 9:100)
Sebagian Ulama’ memiliki pandangan tentang mereka dimana mereka adalah
orang-orang yang sempat melaksankan shalat dengan menghadap dua kiblat, yakni
Baitul Maqdis dan Ka’bah. Sebagian Ulama’ yang lain juga memiliki pandangan
bahwa mereka adalah orang-orang yang pernah berbaiat dalam Baiat Ridhwan.3
Imam Adz-Dzahabi memiliki pandangan yang berbeda dari Ulama yang lain
tentang makna Sabiqunal Awwalun dalam Kitabnya Tarikhul Islam. Secara
penjelasan yang jelas di kitab tersebut Imam Adz-Dzahabi menjelaskan bahwa yang
di maksud dengan Sabiqunal Awwalun adalah orang-orang yang menerima dan
menyambut dakwah Rosulullah SAW dalam dakwah fardhiyah yakni dalam
dakwahnya di tiga tahun pertama tahun kenabian, karena setelah itu beliau
menuliskan tentang bab dakwah jahiriyyah (secara terang-terangan).4

2. Duta Dakwah Nabi Muhammad SAW


Nabi Muhammad merupakan sosok yang sangat banyak pembencinya dan
banyak pula yang mau mengikuti ajaranNya. Seperti halnya Mus’ab bin Umair yang
merupakan putra dari Khunas bin Malik, wanita yang sangat kaya. Ibunya sangat
memanjakan Mus’ab sehingga dia di masa muda sangat bergelimang harta. Saat
Mus’ab mengenal Islam keadaan berbanding terbalik. Mus’ab menjadi pemuda
miskin karena Ibunya mengetahui Mus’ab sudah mememluk agama Islam. Meskipun
seluruh harta yang dimiliki Mus’ab habis di tarik kembali oleh Ibunya namun dia
memiliki Iman yang kaya dan banyak paham tentang Ilmu agama juga.

3
Imam At-Tabhrani dalam Tafsirnya 7/10-13 terkait QS. At-Taubah:100 Telah Mengutip Beberapa
Keterangan Ulama’ Tentang Makna as-Sabiqulnal Awwalun.
4
As-Sirah ash-Shahihah karya Dr. Akram Dhiya al-‘Umari, 1/133-140 disebut dengan Al-Muslimunal
Awwalin (Orang-orang Islam Yang Pertama). Dan Penulis menyebutkan pembahasan tersebut sebelum membahas
tentang dakwah Jahriyah
Mus’ab pun sukses menjadi pemuda yang berilmu. Mus’ab memiliki
pengetahuan tentang agama Islam yang mumpuni sehingga Mus’ab menjadi duta
pertama yang di tunjuk Rosulullah. Mus’ab di tugaskan Rosulullah SAW untuk
mengajar anak-anak Muslim belajar agama Islam di Kota Madinah. Mus’ab
menyanggupi apa yang diperintahkanoleh Rosulullah SAW. dia sangat merasa
bahagia karena Ilmu pengetahuannya tentang Islam bisa diamalkan dan mampu
memberikan manfaat kepada orang lain.5

3. Peristiwa Penting dan Faktor Keberhasilan


a) Perang Badar
Kisah perang Badar berawal dari tersampainya kabar di kota Madinah
bahwa ada sebuah kafilah besar kaum Musyrikin berangkat meninggalkan Syam
pulang ke Mekkah dan membawa barang-barang perdagangan yang sangat besar
nilainya seperti seribu ekor unta pengangkut barang-barang mereka dimana
rombongan dipimpin oleh Abu Sofyan bin Harb diikuti oleh tokoh-tokoh
Musyirikin lainnya dengan jumlah 30 sampai 40 orang. Rasulullah pun
mendengar kabar ini dan mengajak kaum Muslimin untuk menyambut
kedatangan kaum Musyrikin Quraisy sambil berkata “inilah kafilah Quraisy yang
membawa harta kekayaan mereka. Berangkatlah dan hadang mereka, mudah-
mudahan Allah akan menyerahkan harta benda mereka kepada kamu sekalian.6
Sementara itu rombongan kaum Musyrikin ketika sudah hamper sampai
di Hijaz dalam perjalanan pulang, menugaskan beberapa pasukan untuk menjadi
mata-mata karena khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan terhadap
rombongannya. Sebab Abu Sofyan sebagai ketua kafilah telah mendengar bahwa
Rasulullah SAW telah mengerahkan para sahabat-sahabatnya untuk menuju
mereka dan mengganggu perjalanan mereka. Damdam Amr Al-Ghifari menyusul
Rasulullah SAW, padahal Beliau dan sahabat-sahabatnya sudah sampai ke
tempat yakni lembah bernama Zafran. Sesampainya di lembah tersebut
Rasulullah langsung turun dan terdengar berita bahwa pasukan kaum Quraisy

5
Http:republika.co.id/berita/qhiare430/mushab-bin-umair-duta-dakwah-pertama-nabi-muhammad
6
Muhammad Al-Ghazali, Fiqhus-Sirah, (Bandung: PT. Al-Ma’arif, tt), Hal. 371
tengah melakukan perjalanan menuju mereka untuk membela kafilahnya Abu
Sufyan.
Di kota Mekkah Ibnu Amr Al-Ghifari 7. membakar semangat para
pasukan Kaum Quraisy untuk bersiap melawa kaum Muslimin dengan darah
panas. Mereka bernagkat dengan segala modal keberanian dengan pasukan yang
terdiri dari 950 orang prajurit dan membawa 200 ekor kuda serta wanita di kaum
mereka juga ikut serta dengan memukul rebana dan menyanyikan lagu-lagu
mengejek kaum Muslimin. Rombongan pun berangkat menuju Utara dan untuk
menyusul Kafilah yang sedang menuju Madinah untuk bergabung. Tetapi, Abu
Sufyan Nampak tidak sabar untuk menunggu pasukan yang tengah menyusul.
akhirnya dia terus berjalan ke arah Madinah dan akhirnya sampai di pingir
lembah Badar dan bersebrangan dengan pusaka kaum Muslimin. Rasulullah
SAW sendiri tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika kedua belah
kubu bertemu karena sebuah konfrontasi mengerikan tersebut. 8
Alkisah, Pada saat ini kaum Muslimin mengambil posisi yang dekat
dengan sumber mata air dan sudah bersiap untuk memulai serangannya untuk
berperang melawan kaum Musyrikin. kaum Musyrikin juga mulai melakukan
serangannya sehingga pecahlah perang antara kedua belah pihak tersebut. Tokoh
sahabat seperti Hamzah bin Abdul Mudtholib, Abu Abaidah bin Harist dan Ali
bin Abi Thalib, dapat dilumpuhkan oleh lawan-lawan mereka dengan bperang
satu lawan satu. Namun Abu Abaidah gugur terlebih dahulu dalam perang di
jalan Allah tersebut. Menghadapi perang yang sangat beringas yang dilakukan
kaum Quraisy tersebut mendorong Rasulullah SAW untuk mengomandokan
pasukannya untuk mematahkan kaum Musyrikin sehingga peperangan pun
semakin luas dan sampai ke titik puncaknya. Musuh kaum Muslimin sudah
banyak yang gugur dan Rosulullah SAW sambil berdoa, mengawasi, dan
memantau para prajuritnya yang sangat berani melawan Kaum Musyrikin.
Rasulullah berteriak kepada Abu Bakar sembari mendorongnya untuk terus maju

7
Terjemah Tafsir Al-Maraghi ditulis nama Damdam bin Amr Al-Ghifari, dan dalam Fiq-Sirah Muhammad
Al-Ghazali ditulis nama Ibnu Amr Al-Ghafari.
8
Muhammad Al-Ghazali, Ibid, Hal. 374
“Hai Bakar, gembiralah, pertolongan Allah telah dating kepadamu, Itulah Jibril
yang memegang erat tali kekang dan menuntun kudanya.”
Rasulullah pun mendekati pasukannya dan mendorong mereka untuk
lebih menggembor lagi pertahanan kaum Musyrikin. lalu beliau berteriak :

“Demi Allah yang nyawa Muhammad berada di tangannya, setiap orang


yang sekarang ini berperang melawan musuh kemudian ia mati dengan
keadaan tabah mengharap ridha Allah dan dalam keadaan terus maju
pantang mundur, pasti akan dimasukkan Allah ke dalam Surga.”

Seruan dari Rasulullah tersebut memiliki pengaruh yang sangat besar


bagi kaum Muslimin sebab mereka semakin bersemangat menghancurkan
musuh. Terlebih saat Rosulullah berseru langsung kepada pasukannya dengan
ucapan “Siaplah memasuki surge seluar langit dan bumi”. Seorang prajurit yang
gagah berani yakni Umar bin Al-Hammam, menyahuti dengan antusias seruan
Rosul tetapi dia gugur dalam ketika menyerang. Dan akhirnya Rosulullah
berseru dengan keras “Hancurlah wajah mereka.” saat melihat gembong-
gembong milik kaum Musyrikin sudah tumbang.9

b) Piagam Madinah
Pada saat Rosulullah berada di Madinah Beliau tidak saja mengurus
tentang keagamaan, tetapi Beliau juga mengurus masalah pemerintahan.
Masyarakat Madinah yang sangat beragam dalam hal apapun tidak luput
sedikitpun dari pengamatan Nabi Muhammad. Dengan Pluralitas komposisi
masyarakat Madinah tidak jarang akan menimbulkan konflik dimana berikutnya
akan menyebabkan integritas bangsa atau akan mengancam persatuan dan
kesatuan bangsa. Dengan demikian Rosulullah langsung memepunyai inisiatif
menetapkan Piagam politik (Piagam Madinah).10 Perjanjian dengan kaum
Yahudi, bisa dikatakan sebagai contact sosial pertama di dalam sejarah umat

9
Muhammad Al-Ghazali, Ibid, Hal. 386
10
Ahmad Sukardja, Piagam Madinah dan UUD 1945, (Jakarta: UI Press, 1995), Hal. 47-57
manusia, adalah untk membentuk dan membina masyarakat menjadi kesatuan
hidup berbagai golongan warga Madinah.
Dalam Piagam Madinah tersebut dirumusan tentang kebebasan beragama,
hubungan antar kaum, kewajiban mempertahankan kesatuan hidup dengan
membangun tatanan hidup bersama yang baik dengan menyatukan semua
golongan, keturunan, ras, dan agama.11 Menurut Harun Nasution Piagam
Madinah tersebut mengandung aturan pokok tentang kehidupan di Madinah
sehingga nanti terbentuk kesatuan hidup yang baik di antara segala penghuni di
Kota Madinah. Kesatuan ini dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW sendiri.
Kesepakatan contract sosial ini seakan menjadi dokumen penting untuk sebuah
Negara yang memiliki kedaulatan. Dengan demikian di Madinah Rosulullah
SAW juga menjabat sebagai kepala Negara.12
Madinah sendiri pada masa itu menganut system Desentralisasi, masalah
yang berkaitan dengan internal hanya diselesaikan secara kelompok masing-
masing, kecuali menyangkut masalah eksternal atau masalah yang berhubungan
dengan kelompok lain maka Rosulullah SAW yang langsung menangani.
Munawir Syazali menyimpulkan prinsip dasar Piagam ini sebagai berikut :
1) Semua pemeluk Islam, meskipun berasal dari banyak suku, tetapi
merupakan suatau komunitas;
2) Hubungan antara komunitas Islam dan komunitas yang lain selalu di
sandarkan terhadap prinsip-prinsip;
3) Bertetangga baik;
4) Saling membantu dalam menghadapi musuh bersama;
5) Membela mereka yang teraniaya;
6) Saling menasehati; dan
7) Menghormati kebebasan beragama.13

c) Perang Uhud

11
Ahmad Sukardja, Ibid, Hal. 3
12
Harun Nasution, Islam di Tinjau dari Berbagai Aspek, (Jakarta: UI Press, 1985), Jilid I, Hal. 50
13
Munawir Syazali, Islam dan Tata Negara, (Jakarta: UI Press, 1999), Hal. 15
Terjadinya perang uhud berlangsung pada tanggal 7 syawal tahun ke-3
H/625 M. Dimana perang uhud berlangsung dengan satu orang yang menjadi api
dan memprovokasi keadaan yangberasal dari kaum kafir Quraisy yakni Thalhah
bin Abu Thalhah al-Abdari. Dia adalah tokong dari kaum Quraisy yang sangat
pemberani dengan ciri khasnya menunggangi unta.
Suatu ketika Thalhah bertemu dengan Al-Zubair selaku komandan sayap
kiri dari kaum Muslimin. Pada saat itu Al-Zubair yang buas seperti singa yang
menerkam mangsanya maju menghampiri Thalhah yang belum turun dari
Untanya dan menusukan pedangnya sehingga Thalhah terjatuh ke tanah dan tak
berdaya. Pada saat itu kaum Muslimin sangat hebat dengan mampu menguasai
medan perang meskipun senjata yang dimiliki oleh kaum Muslimin dan hanya
bermodal tenaga manusia tetapi mereka dapat menuntaskan misi perang dengan
pasukan Kafir Quraisy pada saat itu.
Pada saat itu yang awalnya kaum Muslimin yang mampu menguasai
keadaan perang kemudian keadaan tiba-tiba berbalik. Kaum kafir Quraisy yang
awaknya terpukul mundur oleh kaum Muslimin sekarang kembali lagi
menyerang dan memukul kaum Muslimin dengan pukulan gencar.14
Pertempuran sengit pun terjadi antara kaum Muslimin dan Pasukan kafir
Quraisy dan pada saat itupun terdengar bahwa Hamzah bin Abdul Mutholib
berhasil dibunuh oleh pasukan kafir Quraisy. Padahal Hamzah sebelumnya
tampil sebagai tokoh yang pemberani dan gagah macam singa yang sedang
menerkam. Hamzah juga pernah menyusup ke tengah barisan kafir Quraisy tanpa
rasa takut sedikitpun bahkan orang-orang pemberani di kalangan Kaum kafir
Quraisy gugur seperti daun-daun yang gugur.15 Umar bin Khattab juga ikut andil
dalam perang Uhud dengan ciri khasnya yang menggunakan ikat kepala dan baju
besinya. Umar bin Khattab pernah melindungi Rasulullah SAW dalam perang
Uhud serta Umar lah yang berjuang mati-matian membela Rasulullah SAW dan
Kaum Muslimin dalam perang Uhud tersebut.16
14
Ali Audah, Ali bin Abi Thalib Sampai Kepada Hasan dan Husain, (Bogor: PT. Pustaka Litera Antarnusa,
2010), Hal. 103
15
Shafiyyu al-Rahman al-Mubarakfury, Sirah Nabawiyah, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2012), Hal. 293
16
Muhammad Husain Haekal, Al-Shiddiq Abu Bakar, (Bogor: PT. Pustaka Litera Antarnusa, 2009), Hal.
46
Pada akhirnya pasukan kaum Muslimin kalah dari pasukan kaum kafir
Quraisy meski pada awalnya kaum Muslimin hamper menang. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor yang merupakan kesalahan fatal yang dlakukan
oleh para pemanah dimana mereka meninggalkan pos yang harusnya mereka
jaga dan akhirnya kecolongan oleh para pasukan Khalid bin Walid yang
menyerang kaum Muslimin dari arah belakang dan megakibatkan kerugian besar
bagi kaum Muslimin.

d) Perjanjian Hudaibiyah
Di bulan Dzulqa’dah tahun ke 9 H, Rasulullah SAW berangkat ke
Mekkah bersama rombongan sebanyak 1400 orang yang bertujuan melaksanakan
ibadah Umroh bukan untuk melaksanakan perang. Perjalanan yang dilakukan
Rasulullah SAW dan rombonganpun dilakukan hingga sampailah di Asfan dan
Beliau menerima informasi dari Bisyr bin Sufyan yang memang ditugaskan
sebagai seorang yang mengumpulkan informasi bahwa kaum Musyrikin Mekkah
sudah mengetahui kedatangan Beliau dan mereka bertekat ingin menghadang
Rosulullah bersama para rombongannya. Dikabarkan juga Khalid bin Walid
yang belum memeluk Islam bersama pasukannya telah mendahului pasukan
Musyrikin Mekkah dan telah berada di Kura al-Ghiram, sekitar 64 km dari
Mekkah dan nampaknya mereka tidak kehilangan muka lagi di hadapan
Rosulullah SAW yang sebelumnya pernah kalah dalam perang Khandak.
Dengan keberanian Rosulullah SAW dan para sahabat mereka
melanjutkan perjalanan dan di tengah perjalanan Rosulullah SAW mengajak para
sahabat untuk melaksanakan shalat Khauf demi meminta pertolongan kepada
Allah dari musuh-musuh yang ingin menyerangnya. Pada saat itu Rosulullah
menggunakan jalan lain dan tidak menggunakan jalan seperti biasanya untuk
kembali ke Mekkah agar terhindar dari pertumpahan darah dengan pasukan
Khalid bin Walid. Tetapi, Khalid bin Walid sedikit mengetahui perubahan jalur
Rasulullah SAW dan bergabung dengan Kaum Musyrikin Quraisy. Di waktu
Rasulullah SAW melewati jalur yang bukan biasanya menjadi jalur Beliau yakni
Jalur arah Hudaibiyah. Maka berhentilah Beliau bersama Rombongannya disitu
dan membuat markas di daerah tersebut yang sangat minim sumber air untuk
digunakan sebagai bertahan hidup. Saat Rosulullah SAW mengetahui bebrapa
sahabatnya kehausan beliau langsung mengambil anak panah dan menyuruh
untuk masuk ke sumur sehingga muncullah air dari dalam sumur dan akhirnya
para sahabat bisa minum sepuasnya.17
Di Hudaibiyah Rosulullah SAW berusaha untuk meyakinkan tokoh-
tokoh Mekkah dengan mengutus Khurassy bin Umayyah al Khuza’I yang
18
hamper saja dibunuh oleh kaum Musrikin Mekkah. Rosulullah pun mengutus
Umar bin Khattab, akan tetapu Umar tidak sanggup untuk menjalaninya karena
orang-orang Musyrikin Quraisy sangat memusuhinya dan menghindari hal yang
tidak diinginkan. Rasulullah SAW kemudian mengutus Utsman untuk
melakukan tugas ini dan akhirnya Ustman berangkat ke Mekkh sehingga
disambut baik oleh para Musyrikin Quraisy dan mempersilahkan Ustman untuk
Umroh tetapi Ustman menolaknya sehingga dengan wajah kaum Muyrikin
Quraisy yang tidak meyakinkan seakan-akan menolak Rosulullah untuk
memasuki kota Mekkah.
Suatu ketika terdengar berita bohong yang sampai kepada Rosulullah
bahwa Ustman dikabarkan mati terbunuh sehingga membuat Rosulullah
mengumpulkan para sahabat untuk berbaiat dan membulatkan tekad dengan
penuh keimanan ingin berangkat memerangi kaum Musyrikin Quraisy sampai
titik darah penghabisan. Dengan semangat berkobar-kobar dan kebukatan tekad
Rosulullah pun berbaiat kecuali orang munafik bernama al-Jud bin Qais.
Didamping itu saat Rosulullah melakukan baiat Beliau juga menjabat tangannya
sendiri sambil berkata, “Ini tangan Ustman, dia juga ikut berbaiat” (HR.
Bukhari).
Peritiwa inilah yang dikenal dalam sejarah bernama baiat Al-Ridhwan
sehingga diabadikan dalam Al-Qur’an dengan firman Allah :

17
Muhammad Sa’id Ramadhan al-Buthy, Fikih Sirah, Hal. 405
18
O.Husain, Muhammad Sang Nabi, (Jakarta: Ufuk Press, 2007), Hal. 210
‫ض َى ٱهَّلل ُ َع ِن ٱ ْل ُم ْؤ ِمنِينَ إِ ْذ يُبَايِ ُعونَكَ ت َْحتَ ٱلش ََّج َر ِة فَ َعلِ َم َما فِى قُلُوبِ ِه ْم فَأَنزَ َل‬ ِ ‫لَّقَ ْد َر‬
‫ ا قَ ِريبًا‬ddddddddddddddddddddddddddddddddddddd‫ َعلَ ْي ِه ْم َوأَ ٰثَبَ ُه ْم فَ ْت ًح‬dَ‫ ِكينَة‬ddddddddddddddddddddddddddddddddddddd‫ٱلس‬
َّ

Artinya : Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika


mereka berjanji setia kepadamu. Di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa
yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan
memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya)
(QS. Al-Fath 48:18)

Pada saat Ustman kembali ke Rosulullah dia langsung memberi kabar


bahwa aka nada beberapa utusan dari Kaum Musyriqin Quraisy untuk mengecek
kebeneran tentang niat Rosulullah. Suhail bin Amr pun datang sebagai utusan
dari Musyriqin Quraisy dan mengajak melakukan perjanjian dengan Rosulullah
yang ditulis oleh Ali bin Abi Thalib. Perjanjian pun berbunyi :
“Inilah yang diputuskan oleh Muhammad bin Abdullah bahwa orang-orang
Quraisy tidak akan mengahalangi kami bertawaf di Ka’bah”.19

e) Fath Mekkah
Fath Mekkah terjadi dengan adanya penyebab pelanggaran yang
dilakukan oleh kaum Quraisy Mekkah atas perjanjian di Hudaibiyah. Mereka
melanggar salah satu poin perjanjian tersebut yakni tentang genjatan sepuluh
tahun. Kabilah Bani Bakr merupakan sekutu dari kaum Quraisy Mekkah
melakukan penyerangan terhadap kabilah Khuza’ah yang merupakan sekutu
kaum Muslimin dan Kaum Quraisy Mekkah terlibat dalam penyerangan tersebut.
Kaum Musyrikin Quraisy membantu kabilah Bani Bakr dengan bantuan senjata
dalam menyerang habis-habisan kabilah Khuza’ah
Pada peritiwa penyerangan kabilah Khuza’ah mereka mengungsi ke
tanah haram (Mekkah) untuk menyelamatkan diri. Penyerangan tersbut juga
menyebabkan terjatuhnya banyak korban dari kabilah Khuza’ah. Dengan

19
Shahih Muslim, Kitabul Jihad was Sairi, Bab Sulhul Hudaibiyah fil Hudaibiyah. Hadist No. 4523, Hal.
903
kejadian tersbut membuat Rosulullah SAW mengumpulkan pasukan untuk
menyerang Kaum Quraisy dan memperebutkan kota Mekkah. Dan akhirnya
Rosulullah SAW dan kaum Muslimin lainnya memenangkan peperangan
tersebut dan tidak ada perlawanan berarti dari Musyrikin Quraisy.20

C. KESIMPULAN
1. Assabiqunal Awwalun
Assabiqunal Awwalun meupakan istilah untuk orang-orang pertama yang
menerima dan yakin akan ajaran Rosulullah dan menjadi orang pertama yang
memeluk agama Islam. Sabiqunal Awwalun juga merupakan istilah untuk orang-
orang yang pernah melaksanakan shalat di dua kiblat yakni Baitul Maqdis dan
Ka’bah. Dan yang terakhir yang dimaksud dengan Assabiqunal Awwalun yakni
orang-orang pertama yang menyambut dakwah Rosulullah di tiga tahun pertama
tahun kenabian.
2. Duta Dakwah
Duta dakwah merupakan orang pertama kali yang diutus oleh Nabi Muhammad
SAW untuk menyampaikan ajaran agama Islam. Adapun tokoh duta Islam yakni
Mus’ab bin Umair.
3. Peristiwa Penting Nabi Muhammad SAW
a. Perang Badar
Perang Badar terjadi dengan kronologi kaumMusyrikin yang pergi
meninggalkan Syam menuju Mekkah sehingga dtiketahui oleh Rosulullah SAW.
Beliau mengerahkan beberapa pasukan untuk menghadang pasukan Kaum
Quraisy yang dipimpin oleh Abu Sofyan. Pasukan dari Nabi Muhammad pun
memenangkan peperangan ini berkat doa yang dipanjatkan oleh Rosulullah
SAW.
b. Piagam Madinah
Piagam Madinah berawal dari kisah Rosulullah yang tidak hanya
menjadi tokoh agama di Madinah namun juga menjadi Tokoh pemerintahan.
Piagam Madinah sendiri diciptakan oleh Rosulullah SAW dengan alasan aman

20
Http://journal.uin-alauiddin.ac.id/index.php/al_articel/view/11398
dan damainya masyarakat Madinah yang memang pada waktu itu terdiri dari
beberapa suku, etnis, budaya, dan agama yang tidak jarang terjadi konflik di
dalamnya.
c. Perang Uhud
Perang Uhud terjadi pada tanggal 7 Syawal tahun ke 3 H/625 H. Perang
ini merupakan kelanjutan dari dendam yang masih dimilikioleh kaum Quraisy
terhadap kaum Muslimin semenjak kekalahannya di perang Badar sebelumnya.
Saat perang ini Umat Muslim hampir menang dengan keberanian Az-Zubair
yang menusuk Thalhah selaku komandan perang pada saat itu dan kaum
Muslimin juga berhasil memukul mundur kaum Quraisy. Namun keadaan
berbanding terbalik kaum Quraisy menyerang dengan mengerahkan lebih
banyak pasukan sehingga mengakibatkan kaum musyrikin mengalami kekalahan
telak.
d. Perjanjian Hudaibiyah
Perjanjian Hudaibiyah adalah istilah saat Nabi Muhamad beserta
rombongan kaum Muslimin melakukan perjalanan ke Mekkah lalu berhenti di
Hudaibiyah karena istirahat dan mengatur strategi untuk meyakini kaum
Musrikin Quraisy yang mengatur strategi perang dan menunggu kedatangan
Nabi dan Rombongan hendak melakukan Umroh. Suhail bin Amr yang menjadi
utusan dari kubu Musyriqin Quraisy pun melakukan Nabi Muhammad
melakukan sebuah pernjanjian bahwa kaum Musyrikin Quraisy tidak akan
mengganggu Rosulullah SAW dan Rombongan umat Islam saat di Ka’bah.
e. Fathu Mekkah
Fathu Mekkah atau penaklukan Kota Mekkah terjadi karena adanya
pelanggaran yang dilaukan oleh Musyrikin Quraisy dimana mereka melanggar
salah satu poin is perjanjian Hudaibiyah yakni “Larangan genjatan senjata
selama 10 tahun”. Dan akhirnya Rosulullah dan pasukan Muslimin sukses
mengalahkan kaum Musyrikin Quraisy.
D. DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Sukardja, Piagam Madinah dan UUD 1945, (Jakarta: UI Press,
1995)
Ali Audah, Ali bin Abi Thalib Sampai Kepada Hasan dan Husain, (Bogor:
PT. Pustaka Litera Antarnusa, 2010)
As-Sirah ash-Shahihah karya Dr. Akram Dhiya al-‘Umari, 1/133-140
disebut dengan Al-Muslimunal Awwalin (Orang-orang Islam Yang
Pertama). Dan Penulis menyebutkan pembahasan tersebut sebelum
membahas tentang dakwah Jahriyah
Harun Nasution, Islam di Tinjau dari Berbagai Aspek, (Jakarta: UI Press,
1985)
Http:republika.co.id/berita/qhiare430/mushab-bin-umair-duta-dakwah-
pertama-nabi-muhammad
Http://journal.uin-alauiddin.ac.id/index.php/al_articel/view/11398
Imam At-Tabhrani dalam Tafsirnya 7/10-13 terkait QS. At-Taubah:100
Telah Mengutip Beberapa Keterangan Ulama’ Tentang Makna as-
Sabiqulnal Awwalun.
Muhammad Al-Ghazali, Fiqhus-Sirah, (Bandung: PT. Al-Ma’arif, tt)
Muhammad Husain Haekal, Al-Shiddiq Abu Bakar, (Bogor: PT. Pustaka
Litera Antarnusa, 2009)
Muhammad Sa’id Ramadhan al-Buthy, Fikih Sirah
Munawir Syazali, Islam dan Tata Negara, (Jakarta: UI Press, 1999)
O.Husain, Muhammad Sang Nabi, (Jakarta: Ufuk Press, 2007)
Samsul Amin Munir, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009)
Sayyid Muhammad Nuh, Dakwah Fardhiyah, (Solo, Era Adicipta
Intermedia, 2011)
Shafiyyu al-Rahman al-Mubarakfury, Sirah Nabawiyah, (Jakarta: Pustaka
al-Kautsar, 2012)
Shahih Muslim, Kitabul Jihad was Sairi, Bab Sulhul Hudaibiyah fil
Hudaibiyah. Hadist No. 4523
Terjemah Tafsir Al-Maraghi ditulis nama Damdam bin Amr Al-Ghifari,
dan dalam Fiq-Sirah Muhammad Al-Ghazali ditulis nama Ibnu Amr
Al-Ghafari.

Anda mungkin juga menyukai