Anda di halaman 1dari 10

Makalah Sejarah Kebudayaan Islam

DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW PADA PERIODE MEKKAH

A. DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW PADA PERIODE MEKKAH


a. Langkah-langkah Dakwah Nabi Muhammad saw
Kehidupan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam setelah beliau dimuliakan oleh Allah
dengan nubuwwah dan risalah terbagi menjadi dua periode yang masing-masing memiliki
keistimewaan tersendiri secara total, yaitu:
PERIODE MEKKAH : berlangsung selama lebih kurang 13 tahun
PERIODE MADINAH : berlangsung selama 10 tahun penuh
Dan masing-masing periode mengalami beberapa tahapan sedangkan masing-masing
tahapan memiliki karakteristik tersendiri yang menonjolkannya dari yang lainnya. Hal itu akan
tampak jelas setelah kita melakukan penelitian secara seksama dan detail terhadap kondisi yang
dilalui oleh dakwah dalam kedua periode tersebut.
Periode Mekkah dapat dibagi menjadi tiga tahapan:
Tahapan dakwah sirriyyah (sembunyi-sembunyi); berlangsung selama tiga tahun.
Tahapan dakwah secara terang-terangan kepada penduduk Mekkah; dari permulaan tahun ke-
empat kenabian hingga hijrah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam ke Madinah.
Tahapan dakwah di luar Mekkah dan penyebarannya di kalangan penduduknya; dari
penghujung tahun ke-sepuluh kenabian-dimana juga mencakup Periode Madinah- dan
berlangsung hingga akhir hayat Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.

b. Kondisi Masyarakat Arab Pada saat itu


Masyarakat Arab, khususnya di Mekkah pada masa Nabi Muhammad saw diutus menjadi
rasul dalah masyarakat yang memiliki kebiasaan sebagai berikut
1. Menyembah berhala. Pada saat itu mekkah merupakan kota pusat perdagangan peribadatan
orang Arab. Mereka memuja dan menyembah patung atau berhala sebagai tuhan. Ratusan
berhala terdapat di Kabah, di antaranya berhala yang terbesar dan terpopuler, yaitu
Latta,Uzza, dan Manat. Menurut mereka,berhala berhala itu anak tuhan yang akan
mendatangkan syafaat.
2. Penduduk Mekkah sangat memerhatikan dan memelihara kedudukan tata nilai tyang tinggi
dan istimewa karena hal semacam itu memberikan kehidupan yang makmur dan mekkah.
Mereka juga menjual belikan budak belian dan wanita
3. Masyarakat mekkah gemar minum minuman keras, nerjudi, dan berzina serta berlomba
lomba mencari kedudukan dan harta benda. Merka lebih memintingkan kehidupan duniawi
sehingga mereka lupa dengan kehidupan di akhirat kelak.
4. Bangsa rab pada saat itu terpecah menjadi suku suku (kabilah) yang saling membagaakan
diri dengan suku mereka masing masing. Sering sekali terjadi pertikaian, bersilisih paham,
bahkan peperangan yang terjadi di antara mereka di sebabkan perkara perkara kecil atau
memperebutkan kekuasaan.
5. Kebiasaan oreng arab memberikan penghargaan terhadap orang lain yang di dasarkan atas
kedudukan, keturunan,kebangsawanan, atu kekayaan. Seseorang yang berakhlak dan berilmu

8
Makalah Sejarah Kebudayaan Islam

mendapatkan penghargaan atu kehormatan apabila ia bukan berasal dari keturunan


bangsawan.

c. Tahapan Dakwah nabi Muhammad SAW di mekkah


1) Dakwah Secara Sembunyi Sembunyi
Tiga Tahun Dakwah Secara Sembunyi-sembunyi.Sebagaimana yang sudah diketahui,
Makkah merupakan sentral agama Bangsa Arab. Di sana ada peribadatan terhadap Kabah
dan penyembahan terhadap berhala dan patung-patung yang disucikan seluruh Bangsa Arab.
Cita-cita untuk memperbaiki keadaan mereka tentu bertambah sulit dan berat jika orang yang
hendak mengadakan perbaikan jauh dari lingkungan mereka. Hal ini membutuhkan kemauan
keras yang tidak dapat diguncang musibah dan kesulitan. Maka dalam menghadapi kondisi
seperti ini, tindakan yang paling bijaksana adalah memulai dakwah dengan sembunyi-
sembunyi, agar penduduk Makkah tidak kaget karena tiba-tiba menghadapi sesuatu yang
menggusarkan mereka.
Sangat lumrah jika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menampakkan Islam pada awal
mulanya kepada orang yang paling dekat dengan beliau, anggota keluarga dan sahabat-
sahabat karib beliau. Beliau menyeru mereka ini kepada Islam, juga menyeru siapapun yang
dirasa memiliki kebaikan, yang sudah beliau kenal secara baik dan mereka pun mengenal
beliau secara baik. Mereka yang memang diketahui mencintai kebaikan dan kebenaran, dan
mereka mengenal kejujuran dan kelurusan beliau..
Abu Bakar sangat bersemangat dalam berdakwah kepada Islam. Dia adalah seorang laki-
laki yang lemah lembut, pengasih dan ramah, memiliki akhlak yang mulia dan terkenal.
Kaumnya suka mendatangi Abu Bakar dan menyenanginya, karena dia dikenal sebagai orang
yang memiliki pengetahuan dan sukses dalam berdagang serta baik pergaulannya dengan
orang lain. Maka dia menyeru orang-orang dari kaumnya yang biasa duduk-duduk bersamanya
dan yang dapat dipercayainya. Berkat seruannya, ada beberapa orang yang masuk Islam, yaitu
Utsman bin Affan Al-Umawy, Az-Zubair bin Al-Awwan Al-Asady, Abdurrahman bin Auf, Sad
bin Abi Waqqash Az-Zuhriyah dan Thalhah bin Ubaidillah At-Taimy. Mereka ini adalah orang-
orang yang lebih dulu masuk Islam, kawanan pertama dan fajar islam.
Mereka masuk Islam secara sembunyi-sembunyi. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
menemui mereka dan mengajarkan agama secara kucing-kucingan. Sebab dakwah itu
dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan secara perorangan. Wahyu diturunkan sedikit demi
sedikit lalu berhenti setelah turunnya surat Al-Muddatstsir. Ayat-ayat dan potongan surat yang
turun saat itu berupa ayat-ayat pendek, dengan penggalan-penggalan kata yang indah
menawan dan sentuhan lembut, sesuai dengan iklim yang juga lembut pada saat itu, berisi
sanjungan mensucikan jiwa dan celaan mengotorinya dengan keduniaan, berisi ciri-ciri surga
dan neraka, yang seakan-akan keduanya tampak di depan mata, membawa orang-orang
Mukmin ke dunia lain tidak seperti dunia yang ada pada saat itu.
Di antara wahyu yang pertama-tama turun adalah perintah shalat. Muqatil bin Sulaiman
berkata, Allah mewajibkan shalat dua rakaat pada pagi hari dan dua rakaat pada petang
hari pada masa awal Islam, yang didasarkan pada firman Allah ; Artinya : Dan bertasbilah
seraya memuji Rabbmu pada waktu pagi dan petang. (Al-Mukminun:55).

8
Makalah Sejarah Kebudayaan Islam

Ibnu Hajar menuturkan, sebelum Isra Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam sudah pernah
shalat, begitu pula para shahabat. Tapi terdapat perbedaan pendapat, adakah shalat yang
diwajibkan sebelum ada kewajiban shalat lima waktu ataukah tidak? Ada yang berpendapat,
yang diwajibkan pada masa itu adalah shalat sebelum terbit matahari dan sebelum
terbenamnya matahari.
Al-Harits bin Usamah meriwayatkan dari Jalan ibnu Luhaiah secara maushul dari Zaid
bin Haritsah, bahwa pada awal-awal turunnya, Jibril mendatangi Rasulullah Sallallahu Alaihi
wa Sallam dan mengajarkan wudhu kepada beliau. Seusai wudhu beliau mengambil seciduk
air lalu memercikkan ke kemaluan. Ibnu Majah juga meriwayatkan hal ini dengan makna yang
serupa. Juga diriwayatkan dari Al-Barra bin Azib dan Ibnu Abbas di dalam hadits Ibnu Abbas,
dan hal itu termasuk kewajiban yang pertama diturunkan.
Ibnu Hisyam menyebutkan, jika tiba waktu shalat, Nabi Sallallahu Alaihi wa Sallam dan
para shahabat pergi ke tempat yang terpencil lalu secara sembunyi-sembunyi mengerjakan
shalat, agar tidak dilihat kaumnya. Suatu kali Abu Thalib melihat Nabi Sallallahu Alaihi wa
Sallam mengerjakan shalat bersama Ali. Maka Abu Thalib menanyakan shalat itu. Setelah
mendapat penjelasan yang cukup memuaskan, Abu Thalib menyuruh beliau dan Ali agar
menguatkan hati.
Orang-orang Quraisy Mendengar Kabar Secara Global
Setelah melihat beberapa kejadian di sana sini, ternyata dakwah Islam sudah didengar
orang-orang Quraisy pada tahapan ini, sekalipun dakwah itu masih dilakukan secara
sembunyi-sembunyi dan perorangan. Namun mereka tidak ambil peduli.
Muhammad Al-Ghazaly menuturkan, kabar tentang dakwah Islam ini sudah mulai
menyebar di kalangan orang-orang Quraisy, namun mereka tidak ambil peduli. Sebab mereka
mengira bahwa Muhammad hanya salah seorang di antara mereka yang peduli terhadap
urusan agama, yang suka berbicara tentang masalah ketuhanan dan hak-haknya, seperti yang
biasa dilakukan Umayyah bin Ash-Shallat, Qus bin Saidah, Amr bin Nufail dan orang-orang
yang lain. Tapi lama-kelamaan ada pula perasaan khawatir yang mulai menghantui mereka
karena pengaruh tindakan beliau. Oleh karena itu mereka mulai menaruh perhatian terhadap
dakwah beliau.
2) Dakwah Secara Terang-Terangan
Ibnu Ishaq berkata, Orang-orang memeluk Islam secara bergelombang, baik laki-laki
maupun wanita, sehingga berita tentang Islam tersebar luas di kota Makkah, dan Islam
menjadi bahan pembicaraan. Setelah itu Allah Azza wa Jalla memerintahkan Rasul-Nya
menyampaikan Islam dan mengajak manusia secara terang-terangan, menampakkan perintah
Allah kepada manusia, sekaligus mengajak mereka kepada-Nya
Ibn Ishaq berkata lagi. Lalu Allah Swt. berfirman kepada Rasulullah saw:



Artinya : Sampaikanlah olehmu secara terang-etrangan segala yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang musyrik. (QS al-Hijir [15]: 94).

8
Makalah Sejarah Kebudayaan Islam

Allah Swt. juga berfirman:

%
%

Artinya : Berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat dan rendahkanlah
dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang
beriman. Jika mereka mendurhakaimu, katakanlah, Sesungguhnya aku tidak
bertanggung jawab terhadap apa yang kalian kerjakan. (QS asy-Syuara [26]:
214-216).

Tatkala Rasulullah saw. memperlihatkan Islam secara terang-terangan kepada kaumnya


dan menampakkan perintah Allah kepada mereka secara terbuka, saat itu orang-orang
Quraisy tidak mengutuk beliau dan tidak memberikan reaksi, kecuali ketika suatu saat beliau
menyebut-nyebut tuhan-tuhan mereka dan menghinanya. Tatkala beliau melakukan hal itu,
seketika mereka menjadikan persoalan tersebut sebagai persoalan yang besar; mereka
menentangnya. (Ibn Hisyam, Srah an-Nab, jld. I/274-276).
Pelajaran yang Dapat Dipetik
Pertama, dakwah Islam, maupun dakwah yang menyerukan ideologi tertentu atau
mengajak manusia melakukan proses perubahan di tengah-tengah masyarakat haruslah
disampaikan secara terang-terangan, meskipun pada tahap awalnya diserukan secara
sembunyi-sembunyi (rahasia).
Tahap dakwah secara terang-terangan adalah tahap yang harus dan wajib dilalui oleh
para pengemban dakwah Islam, termasuk harakah dakwah Islam, apapun risikonya. Sebab,
target dasar dari dakwah secara terang-terangan ini adalah membongkar berbagai persepsi
batil, sistem hukum kufur/thght, adat-istiadat sesat, serta perasaan keliru dan telah
mendarah daging di tengah masyarakat. Caranya adalah dengan membangun opini umum
tentang Islam di tengah-tengah mereka. Dengan begitu, masyarakat akan sadar dan mengerti
tentang kesesatan dan kekeliruan yang selama ini mereka praktikkan dan yakini. Pada
gilirannya, mereka akan menyingkirkan semua itu seraya membangun persepsi, sistem,
kebiasaan, dan perasaan baru yang berdasarkan Islam.
Kedua, firman Allah (QS al-Hijir [15]: 94) di atas menunjukkan perintah untuk
menyampaikan Islam secara terang-terangan. Artinya, para pengemban dakwah maupun
harakah dakwah Islam tidak bisa memperhalus atau menyembunyikan al-haq di hadapan
masyarakat dengan tujuan untuk menghindari kebinasaan atau motivasi buruk lainnya. Sebab,
kalimat berikutnya, wa aridh an al-musyrikn bermakna, berpalinglah dari orang-orang yang
memasang halangan/rintangan dalam penyampaian dakwah (tablig), dan jangan lagi
mempedulikan mereka (al-Qasimi, Mukhtashar min Mahsin at-Tawl, hlm. 267). Dengan kata
lain, reaksi negatif masyarakat terhadap dakwah Islam tidak boleh menyurutkan langkah
dakwah, apalagi menyimpulkan bahwa isi dakwah Islam itu tidak sesuai sehingga perlu
dikemas sesuai dengan tuntutan masyarakat.
Ketiga, dari petikan sirah dakwah Rasulullah saw. di atas, ada fenomena menarik, yakni
bahwa dakwah secara terang-terangan pada mulanya tidak terlalu diperhatikan oleh
masyarakat kafir Quiraisy, karena mereka beranggapan, tidak ada sesuatu yang

8
Makalah Sejarah Kebudayaan Islam

membahayakan ideologi/keyakinan mereka; tidak mengorek-ngorek kedudukan para


pemimpin mereka; tidak menggugat kemapanan sistem dan adat istiadat mereka. Namun,
Rasulullah saw. kemudian menyampaikan firman Allah Swt.:



Artinya : Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah (berhala)
adalah umpan Jahanam; kalian pasti masuk ke dalamnya. (QS al-Anbiya [21]: 98).

d. Hambatan dakwah rasulullah saw.


1) Kafir Quraisy menyebarkan isu (fitnah) yang tidak benar mengenai ajaran yang di bawa Nabi
Muhammad SAW
2) Abu Lahab menghasut masyarakat Mekkah untuk membenci Nabi dan Islam.
3) Abu Lahab menghasut paman Nabi (Abu Thalib) agar melarang Nabi
Muhammadmenyebarkan ajarannya.
4) Abu Thalib sering mendapat ancaman dan di paksa untuk memenuhi keinginan masyarakat
Quraisy. Abu Thalib membujuk Nabi untuk menghentikan dakwah, namun Nabi menolaknya
Abu Thalib tidak bisa berbuat apa-apa, pesannya agar Nabi waspada dalam berdakwah dan
menghindari ancaman masyarakat Quraisy.
5) Abu Lahab dan Abu Sufyan mengancam Abu Thalib dengan pecahnya
persaudaraan/kekeluargaan jika dia tidak menghentikan dakwah Nabi, namun ancaman
tersebut tidak berhasil.
6) Pimpinan masyarakat Quraisy mendatangi Abu Thalib dengan membawa seorang pemuda
tampan yang bernama Amrah bin Al Walid untuk di tukar dengan Nabi, namun di tolak
mentah-mentah.
7) Uthbah bin Rabiah mendatangi Nabi dengan memberikan tawaran harta, jabatan, dan wanita
asalkan Nabi berhenti berdakwah. Tawaran tersebut di jawab dengan firman Allah Q.S.As-
Sajdah : 1-3.
8) Penyiksaan dan pembunuhan terhadap orang-orang yang masuk Islam diantaranya Bilal bin
Rabbah, Yasir, Amr bin Yasir, Sumaiyah (isteri Yasir), Khabbab bin Aris, Ummu Ubais, Zinnirah,
Abu Fukaihah,Al Nadyah, Amr bin Khurairah dan Hamamah.
9) Penyiksaan juga di lancarkan kepada Abu Bakar dan Zubair bin Awwam.

e. Boikot Dan Rencana Pembunuhan Terhadap Nabi Muhammad Saw


Karena gagal menghentikan dakwah Nabi, mereka mencoba cara-cara baru yakni
melumpuhkan kekuatan nabi yag bersandar pada perlindungan keluarga Bani Hasyim. Caranya
adlah memboikot mereka dengan memutuskan segala bentuk hubungan dengan Bani Hasyim.
Pemboikotan ini berlangsung kurang lebih 3 tahun, yang mulai pada bulan muharam tahun ke-7
kenabian/616M.
Isi piagam pemboikotan ini antara lain:
o Mereka tidak akan menikahi orang-orang islam

o Mereka tidak akan menerima permintaan nikah dari orang-orang islam

o Mereka tidak akan berjual beli dengan orang islam

8
Makalah Sejarah Kebudayaan Islam

o Mereka tidak akan berbicara dan menengok orang islam yang sakit

o Mereka tidak akan menerima permintaan damai dengan orang-orang islam, sehingga
mereka menyerahkan nabi muhammad untuk dibunuh.
Akibatnya, Bani Hasyim menderita kelaparan, kemiskinan, dan kesengsaraan yang tiada
bandingnya saat itu.

B. STRATEGI PERJUANGAN DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW


Hijrah (bahasa Arab: )adalah perpindahan/migrasi dari Nabi Muhammad dan
pengikutnya dari Mekkah ke Madinah pada tahun 611.
Pada September 622, terdapat skenario pembunuhan kepada Nabi Muhammad, maka secara
diam-diam Nabi Muhammad bersama Abu Bakar pergi meninggalkan kota Mekkah. Sedikit demi
sedikit, Nabi Muhammad dan pengikutnya berhijrah ke Yastrib 320 kilometer (200 mil) utara
Mekkah. Yastrib kemudian berubah nama menjadi Madinat un-Nabi, yang berarti kota Nabi, tapi
kata un-Nabi menghilang, dan hanya disebut Madinah, yang berarti kota. Penanggalan Isalm yang
disebut Hijriah dicetuskan oleh Umar bin Khattab pada tahun 638 atau 17 tahun setelah peristiwa
hijrah.In the following chronology Kota tempat tinggal Nabi Muhammad disebut Madinah dan
wilayah sekitarnya disebut Yastrib.
a. Hijrahnya Nabi Ke Yastrib (Madinah)
Berjarak sekitar 3 mil dari kota Mekkah dan beliau bersembunyi di gua tsur selama tiga hari
tigamalam sampai keadaan aman. Dan pertolongan Allah selalu bersama Nabi Muhammad
SAWseperti yang dilansir dalam Ayat Allah : Artinya : Jikalau kamu tidak menolongnya
(Muhammad) Maka Sesungguhnya Allah Telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir
(musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang
ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia Berkata kepada temannya: Janganlah kamu
berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita. Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada
(Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran
menjadikan orang-orang kafir Itulah yang rendah. dan kalimat Allah Itulah yang Tinggi. Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. At Taubah : 40) Usaha kafir quraisy untuk membunuh
Rasulullah SAW tidak membuahkan hasil dan mereka mengira Rasulullah telah sampai di kota
Yastrib, pada malam keempat Rasulullah SAW keluar dan berangkat menuju Yastrib menyusuri
pantai Laut Merah, sebuah jalan yang tidak pernah ditempuh oleh siapapun sebelumnya. Setelah
tujuh hari dalam perjalanan, Rasulullah tiba disebuah kota yang bernama Quba. Di desa ini
Rasulullah SAW beristirahat dan menginap untuk beberapa hari, dan beliau menginap di rumah
Kalsum Bin Hindun, dan di halaman rumah tersebut, Rasulullah SAW mendirikan sebuah Masjid
pertama yang diberi nama Masjid Quba. Tak lama kemudian sayyidina Ali datang dan bergabung
dengan rombongan Rasulullah SAW. Sementara itu, penduduk kota Yastrib sudah menunggu
kehadiran Rasulullah SAW, karena menurut perhitungan mereka seharusnya Rasulullah sudah
tiba di kota tersebut. Dan akhirnya Rasulullah tiba di kota Yastrib, beliau mendapat sambutan
yang luar biasa dari masyarakat kota Yastrib. Penduduk kota tersebut berdiri di jalan untuk
menyambut kedatangan Rasulullah dan menyanyikan lagu-lagu pujian untuk menyambut

8
Makalah Sejarah Kebudayaan Islam

kedatangan Kekasih Allah tersebut. Masyarakat kota tersebut berharap agar Nabi sudi menginap
di rumah mereka, untuk menghormati penduduk Nabi Muhammad berkata : dimana unta ini
berhenti, maka disanalah aku akan menginap. Dan unta itu ternyata berhenti di rumah anak
yatim Sahal dan Suhail di depan rumah Abu Ayyub al-Anshari. Dan Rasulullah memutuskan untuk
menginap di rumah Abu Ayyub untuk sementara waktu. Selama tujuh bulan Rasulullah tinggal di
rumah tersebut, dan kaum Muslimin bergotong royong untuk membangun sebuah rumah untuk
kediaman Rasulullah SAW. Sejak saat itu kota Yastrib diubah menjadi Madinah an-Nabi ( Kota
Nabi ), dan kota tersebut juga sering disebut Madinah al-Munawwarah (Kota yang Bercahaya),
karena dari sanalah cahaya Islam bersinar ke seluruh dunia, dalam sebutan sehari-hari kota ini
disebut Madinah.
b. Hijrah ke habsyi yang pertama

Nabi menganjurkan kepada sahabat untuk mengungsi ke Habsyi guna menghindar dari
gangguan dan siksaan serta ancaman orang-orang kafir quraisy. Pada bulan ketujuh tahun kelima
kenabian berangkatlah 11 orang laki-laki beserta 4 wanita,rombongan berikutnya menyusul
hingga jumlah yang hijrah mencapai 70 orang. Di antaranya adalah Utsman Bin Affan, Dan
Istrinya Ruqayyah Putri Nabi, Zubair Bin Awwam, Abdurrahman Bin Auf, Jafar Bin Abi Thalib, dll.

c. Hijrah ke habsyi yang kedua

Hijrah kedua ini diikuti oleh 101 orang di antaranya 18 orang wanita yang dipimpin oleh
Jafar Bin Abi Thalib.

Perjanjian aqobah I
Pada tahun ke-12 kenabian/621M, Nabi Muhammad menemui rombongan haji dari yasrib
berjumlah sekitar 12 orang untuk menyampaikan dakwahnya, mereka menyambut dengan
hangat dan menyatakan keislamannya di hadapan Nabi. Pertemuan ini terjadi di salah satu bukit
di kota Mekkah, yaitu bukit Aqobah sehingga perjanjian ini di namakan perjanjian aqobah. Isi
perjanjian aqobah antara lain:
1. Mereka menyatakan setia kepada nabi muhammad saw.
2. Mereka menyatakan rela berkorban harta dan jiwa
3. Mereka bersedia ikut menyebarkan ajaran islam yang di anutnya
4. Mereka menyataakan tidak akan menyekutukan allah
5. Mereka menyatakan tidak akan membunuh

6. Mereka menyatakan tidak akan melakukan kecurangan dan kedustaan.

Ketika rombongan kembali ke yasrib nabi mengutus sahabatnya Mushab Bin Umair untuk
membantu penduduk yasrib menyebarkan ajaran islam disana.

Perjanjian aqobah II
Pada tahun ke-13 kenabian/622M,jamaah yasrib berjumlah sekitar 73 orang datang
kembali kekota mekkah unttuk melaksanakan ibadah haji.mereka langsung menemui Rasulullah
untuk menyampaiakan pesan penduduk yasrib meminta nabi agar bersedia datang ke kota
mereka guna memberikan penerangan tentang ajaran islam.

8
Makalah Sejarah Kebudayaan Islam

Di antara isi perjanjian aqobah II ini adalah:


1. Penduduk yasrib siap dan bersedia melindungi nabi muhammad saw
2. Penduduk yasrib ikut berjuang dalam membela islam dengan harta dan jiwa
3. Penduduk yasrib ikut berusaha memajukan agama islam dan menyiarkan kepada sanak
keluarga mereka

4. Penduduk yasrib siap menerima resiko dan tantangan


Beberapa faktor rasulullah memilih yasrib sebagai tempat hijrah umat islam
Yasrib adalah tempat yang paling dekat
Nabi mempunyai hubungan baik dengan penduduk yasrib,nenek beliau juga berasal dari sana
dan ayahnya juga di makamkan di sana pula
Pendududk yasrib dikenal nabi dengan kelembutan budi pekertinya
Bagi nabi hijrah merupakan keharusan selain karena perintah Allah

d. Muhammad Pergi ke Thaif


Gangguan orang yang pernah dialami Muhammad seolah dapat meringankan perbuatan
buruk yang dilakukan Thaqif, meskipun mereka tetap kaku tidak mau mengikutinya. Keadaan itu
sudah diketahui pula oleh Quraisy sehingga gangguan mereka kepada Muhammad makin
menjadi-jadi. Kepada kabilah-kabilah Arab pada musim ziarah, ia memperkenalkan diri, mengajak
mereka mengenal arti kebenaran. Diberitahukannya kepada mereka, bahwa ia adalah nabi yang
diutus, dan dimintanya mereka mempercayainya.
Abu Lahab pamannya tidak membiarkannya, bahkan dibuntutinya ke mana ia pergi.
Dihasutnya orang agar tidak mau mendengarkan.
Muhammad sendiri tidak cukup hanya memperkenalkan diri kepada kabilah-kabilah Arab
pada musim ziarah di Makkah saja, bahkan ia mendatangi Banu Kinda ke rumah-rumah mereka,
mendatangani Banu Kalb, juga ke rumah-rumah mereka. Banu Hanifa dan Banu Amir bin
Shashaa tapi tidak seorangpun dari mereka yang mau mendengarkan Banu Hanifa bahkan
menolak dengan cara yang buruk sekali. Sedangkan Banu Amir menunjukkan ambisinya, bahwa
kalau Muhammad mendapat kemenangan, maka sebagai penggantinya, segala persoalan nanti
harus berada di tangan mereka. Tetapi setelah dijawab, bahwa masalah itu berada di tangan
Tuhan, merekapun lalu membuang muka dan menolaknya seperti yang lain.

C. DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW PADA PERIODE MADINAH


a. Langkah-langkah dakwah nabi Muhammad saw di madinah
Setelah Nabi SAW tiba di Madinah dan diterima penduduk Madinah, Nabi SAWmenjadi
pemimpin penduduk kota itu. Ia segera meletakkan dasar-dasar kehidupan yangkokoh bagi
pembentukan suatu masyarakat baru.
Dasar pertama
yang ditegakkannya adalah Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan didalam Islam), yaitu
antara kaum Muhajirin (orang-orang yang hijrah dari Mekah ke Madinah)dan Anshar (penduduk
Madinah yang masuk Islam dan ikut membantu kaum Muhajirin). Nabi SAW mempersaudarakan
individu-individu dari golongan Muhajirin dengan individu-individu dari golongan Anshar.
Misalnya, Nabi SAW mempersaudarakan Abu Bakar denganKharijah bin Zaid, Jafar bin Abi Thalib

8
Makalah Sejarah Kebudayaan Islam

dengan Muaz bin Jabal. Dengan demikiandiharapkan masing-masing orang akan terikat dalam
suatu persaudaraan dan kekeluargaan.Dengan persaudaraan yang semacam ini pula, Rasulullah
telah menciptakan suatu persaudaraan baru, yaitu persaudaraan berdasarkan agama,
menggantikan persaudaraan berdasarkan keturunan.
Dasar kedua
adalah sarana terpenting untuk mewujudkan rasa persaudaraan tsb,yaitu tempat
pertemuan. Sarana yang dimaksud adalah masjid, tempat untuk melakukanibadah kepada Allah
SWT secara berjamaah, yang juga dapat digunakan sebagai pusatkegiatan untuk berbagai hal,
seperti belajar-mengajar, mengadili perkara-perkara yangmuncul dalam masyarakat,
musyawarah, dan transaksi dagang. Nabi SAW merencanakan pembangunan masjid itu dan
langsung ikut membangun bersama-sama kaum muslimin. Masjid yang dibangun ini kemudian
dikenal sebagai Masjid Nabawi.Ukurannya cukup besar, dibangun di atas sebidang tanah dekat
rumah Abu Ayyub al-Anshari. Dindingnya terbuat dari tanah liat, sedangkan atapnya dari daun-
daun dan pelepahkurma. Di dekat masjid itu dibangun pula tempat tinggal Nabi SAW dan
keluarganya.
Dasar ketiga
adalah hubungan persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak beragama Islam. Di
Madinah, disamping orang-orang Arab Islam juga masih terdapatgolongan masyarakat Yahudi
dan orang-orang Arab yang masih menganut agama nenek moyang mereka. Agar stabilitas
masyarakat dapat diwujudkan, Nabi Muhammad SAWmengadakan ikatan perjanjian dengan
mereka.Perjanjian tersebut diwujudkan melalui sebuah piagam yang disebut dengan Msq
Madnah atau Piagam Madinah. Isi piagam itu antara lain mengenai kebebasan beragama, hak
dan kewajiban masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban negerinya, kehidupan sosial,
persamaan derajat, dan disebutkan bahwa Rasulullah SAW menjadi kepala pemerintahan
diMadinah. Masyarakat yang dibentuk oleh Nabi Muhammad SAW di Madinah setelah hijrah itu
sudah dapat dikatakan sebagai sebuah negara, dengan Nabi Muhammad SAW sebagai kepala
negaranya. Dengan terbentuknya Negara Madinah, Islam makin bertambah kuat. Perkembangan
Islam yang pesat itu membuat orang-orang Mekah menjadi resah. Mereka takut kalau-kalau
umat Islam memukul mereka dan membalas kekejaman yang pernah mereka lakukan. Mereka
juga khawatir kafilah dagang mereka ke Suriah akan diganggu atau dikuasai oleh kaum muslimin.
Untuk memperkokoh dan mempertahankan keberadaan Negara yang baru didirikan itu, Nabi
SAW mengadakan beberapa ekspedisi ke luar kota, baik langsung di bawah pimpinannya maupun
tidak. Hamzah bin Abdul Muttalib membawa 30orang berpatroli ke pesisir L. Merah. Ubaidah bin
Haris membawa 60 orang menuju Wadi Rabiah. Saad bin Abi Waqqas ke Hedzjaz dengan 8 orang
Muhajirin. Nabi SAW sendiri membawa pasukan ke Abwa dan disana berhasil mengikat
perjanjian dengan Bani Damra, kemudian ke Buwat dengan membawa 200 orang Muhajirin dan
Anshar, dan ke Usyairiah. Di sini Nabi SAW mengadakan perjanjian dengan Bani Mudij. Ekspedisi-
ekspedisi tersebut sengaja digerakkan Nabi SAW sebagai aksi-aksi siaga dan melatih kemampuan
calon pasukan yang memang mutlak diperlukan untuk melindungi dan mempertahankan negara
yang baru dibentuk. Perjanjian perdamaian dengan kabilah di maksudkan sebagai usaha

8
Makalah Sejarah Kebudayaan Islam

memperkuat kedudukan Madinah. Substansi dan Strategi Dakwah Rasulullah saw Periode
MaDinah

Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa sanya nabi Muhammad saw merupakan nabi dan
rasul yang diutus kepada manusia untuk memberikan bimbingan kepada jalan yang lurus dengan
perjuangan yang gigih. Beliau berhasil merubah kebiasaan umat manusia dari keburukan kepada jalan
kebenaran untuk menyembah allah swt.
Dan bagaimana kita sebagai umat islam untuk menjadikan beliau sebagai contoh dan suri
taulaadan bagi kita dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam lingkungan keluarga, agama, masyarakat,
dan bernegara.

Anda mungkin juga menyukai