PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah merupakan suatu rujukan yang sangat penting untuk mewujudkan
masa depan yang lebih baik. Berkaitan dengan itu kita bisa mengetahui kejadian-
kejadian yang terjadi pada masa lalu, terutama bagi umat Islam. Perkembangan
Islam pada masa Nabi Muhammad SAW melalui berbagai macam cobaan dan
tantangan yang dihadap untuk menyebarkannya. Islam berkembang dengan pesat
hampir semua lapisan masyarakat dipegang dan dikendalikan oleh Islam. Hal itu
tentunya tidak terlepas dari para pejuang yang sangat gigih dalam
mempertahankan dan juga dalam menyebarkan Islam sebagai agama Tauhid yang
diridhoi. Perkembangan Islam pada zaman inilah merupakan titik tolak perubahan
peradaban kearah yang lebih maju. Maka tidak heran para sejarawan mencatat
bahwa Islam pada zaman Nabi Muhammad SAW merupakan Islam yang luar
biasa pengaruhnya.
1
2. Peristiwa apa saja yang terjadi pada masa Nabi Muhammad Saw?
3. Apa saja yang menjadi tolak ukur keberhasilan pada masa nabi
Muhammad Saw?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Muhammad Saw sebelum kenabian dan setelah diangkat menjadi Rasul
Rasulullah Saw lahir dari kalangan bangsawan Quraisy. Ayahnya bernama
Abdulah Ibn Abdi Al Muthalib dan ibunya bernama Aminah binti Wahab. Garis
nasab ayah dan ibunya bertemu pada Kikab ibn Murah. Apabila ditarik keatas,
silsilah beliau sapai kepada Ismail as. Akan tetapi, nama-nama nenek moyang
beliau yang diketahui dengan jelas hanya sampai Adnan. Nama-nama di atas
Adnan sampai kepada Ismail tidak diketahui dengan pasti.
Kabilah Quraisy terkenal sebagai pedagang yang menguasai jalur niaga
Yaman-Hijaz-Syiria. Mereka juga mendominasi perdangan lokal dengan
memanfaatkan kehadiran para penziarah Ka’bah, terutama pada musim haji.
1 Fadil SJ, Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintas Sejarah (Malang: UIN Malang Press,
2008), 43-44.
3
Kabilah Quraisy bertambah harum ketika Qushai menjadi penguasa atas Mekkah
setelah berhasil mengalahkan Bani Khuza’ah. Hal ini berarti pengembalian
tanggung jawab atas penjagaan dan pemeliharaan Ka’bah serta pelayanan
terahadap para penziarah Ka’bah kepada keturunan Ismail. Penguasaan atas
Mekkah, baik berkaitan dengan kegiatan niaga, maupun keagamaan , menjadikan
kabilah quraisy berpengaruh besar tidak saja di Mekkah dan sekitarnya, melainkan
di Jazirah Arab seluruhnya.
Ketika tanggung jawab pemeliharaan Ka’bah dan pelayanan terhadap para
penziarah rumah suci itu berda di atas pundak abdi Al Muthalib ibn Hasyim,
Mekkah diserang oleh Abrahah yang bermaksud meruntuhkan Ka’bah. Ka’bah
yang setiap musim dikunjungi oleh para penziarah dari seluruh penjuru jazirah
Arab, menjadikan kota Mekkah tidak hanya penting secara politis, tetapi
menguntungkan pula dari sisi ekonomi. Lebih-lebih letaknya yang strategis pada
jalur niaga Yaman-Hijaz-Syiria. Hal inilah yang mendorong Abrahah melakukan
serangan itu. Akan tetapi, serangan ini gagal karena pasukan tentara penyerang itu
diserang wabah penyakit yang mengerikan. Tahun ketika terjadi penyerangan
tersebut disebut tahun gajah karena Abrahah ketika itu memimpin pasukannya
dengan menunggang seekor gajah yang besar.2
Rasulullah saw dilahirkan sebagai yatim pada hari senin 12 Rabi’ul awal
tahun Gajah,bertepatan dengan 20 April 571. Ayahnya sudah wafat tiga bulan
setelah menikahi ibunya. Abdul Muthalib memberi nama cucunya itu
Muhammad. Beliau disusui beberapa hari oleh Tsuwaibah, sahaya Abu Lahab,
kemudian dilanjutkan penyusuan dan pengasuhannya oleh Halimah binti Dzuaib
dari kabilah Bani sa’ad. Kendatipun hanya beberapa hari Tsuwaibah
menyusuinya, beliau pelihara terus silaturrahim dengannya, demikian pula budi
baik keluarga Halimah al-Sa’diyah tidak pernah dilupakan sepanjang hayatnya.
Ketika berusia lima tahun, beliau dikembalikan kepada Amina. Akan tetapi,
setahun kemudian ibu kandung yang amat dicintainya wafat. Abd al-Muthalib
melanjutkan pengasuhan atas cucunya sampai kakek yang bijak ini wafat dua
tahun kemudian. Tanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan Muhammad
2 Ahmad Mujahidin, “Arab Pra Islam; Hubungan Ekonomi dan Politik dengan Negara-Negara
Sekitarnya”, Jurnal Akademika, Volume 12, Nomor 2 (Maret, 2003), 4.
4
Saw selanjutnya dipikul oleh Abu Thalib, salah satu putera Abd al-Muthalib yang
paling miskin, tetapi sangat disegani dan dihormati oleh penduduk Mekkah.
Pada malam Senin 17 Ramadhan tahun 13 sebelum Hijrah bertepatan
dengan 6 Agustus 610 M, selagi Muhammad berkhalwat di gua Hira, Jibril
menyampaikan wahyu pertama..Setelah menerima wahyu itu Muhammad segera
pulang dengan hati cemas dan badan menggigil karena ketakutan. Beliau meminta
Khadijah menyelimutinya. Setelah tenang, beliau menceritakan peristiwa tersebut
kepada istrinya. Khadijah berusaha menenangkan beliau kemudian pergi menemui
Waraqah ibn Naufal, saudara sepupunya, meninggalkan beliau yang tertidur
karena kelelahan. Waraqah Ibn Naufal yang sudah memeluk agama Nasrani itu
menceritakan kepada Khadijah bahwa Muhammad diangkat menjadi Nabi dan
yang diutus tersebut merupakan malaikat Jibril.
Pada saat beliau tertidur lelap, turunlah wahyu yang kedua. Setelah
menerima wahyu yang kedua ini Muhammad bangkit lalu berkata kepada
isterinya, yang baru pulang dari rumah Waraqah, bahwa Jibril telah
menyampaikan perintah Tuhan agar beliau memberi peringatan kepada umat
manusia, dan mengajak mereka supaya beribadah dan patuh hanya kepada-Nya.
Wahyu uang kedua ini menandai penobatan Muhammad sebagai Rasulullah.
2.3 Dakwah Nabi Muhammad Saw pada periode Mekkah
1. Langkah Dakwah Nabi Muhammad Saw
Langkah pertama yang dilakukan adalah berdakwah secara diam-diam di
lingkungan keluarga terdekat seperti disebutkan dalam Al-Qur’an. Beliau
berusaha menjelaskan ajaran Islam kepada keluarga dan kawan dekatnya. Mereka
orang yang pertama-tama memeluk agama Islam baik dari kalangan keluarga
terdekat maupun sahabat disebut dengan Assabiqunal Awwalun.
Kemudian Nabi Muhammad Saw mengajak masyarakat umum. Mereka
mulai mengajak ke segenap lapisan masyarakat, mulai dari masyarakat
bangsawan, hingga kelas hamba sahaya. Mula-mula ia menyeru penduduk
Mekkah, keudian penduduk negeri-negeri lain. Pertemuan dengan penduduk
Mekkah dilakukan di bukit Shafa. Dalam pertemuan itu Nabi Muhammad Saw
menjelaskan bahwa ia diutus oleh Allah untuk mengajak mereka menyembah
Allah dan meninggalkan penyembahan terhadap berhala.
5
2. Respon Masyarakat Mekkah terhadap dakwah Nabi Muhammad Saw
Dakwah Islam yang dilakukan Rasul baik secara diam-diam maupun secara
terbuka, mendapat tanggapan (respon) yang beragam. Ada yang menerima dan
banyak pula yang menolak. Sejumlah kecil mereka yang menerima ajaran Islam
adalah para sahabat dan keluarga dekat Rasulullah Saw, meskipun ada juga
keluarga dekatnya yang menolak misalnya, Abu Lahab.
3. Hambatan dan Rintangan Dakwah Islam di Mekkah
Para tokoh masyarakat Quraisy mulai menyebarkan isu yang tidak benar
mengenai ajaran yang dibawa Nabi Muhammad Saw sebagai salah satu cara untuk
menghambat gerakan Islamisasi sehingga banyak masyarakat yang terpengaruh
oleh isu-isu yang menimbulkan fitnah tersebut. Bahkan Abu Thalib, paman Nabi
yang memelihara dan mengasuhnya sejak kecil juga dihasut untuk melarang Nabi
Muhammad Saw agar tidak menyebarkan ajaran islam. Karena tidak tahan atas
ancaman dan teror yang diarahkan kepadanya, maka pada suatu ketika, Abu
Thalib membujuk Nabi Muhammad Saw agar bersedia menghentikan kegiatan
dakwahnya.3
4. Boikot dan Rencana Pembunuhan terhadap nabi Muhammad Saw
Kegagalan masyarakat kafir Quraisy dalam membujuk Nabi Muhammad
saw untuk meninggalkan dakwahnya justru memperkuat posisi umat Islam di kota
Mekkah. Menguatnya posisi umat Islam memperkeras reaksi kaum kafir Quraisy.
Mereka mencoba menempuh cara-cara baru, yaitu melumpuhkan kekuatan Nabi
Muhammad Saw yang bersandar pada perlindungan keluarga Bani Hasyim.
Caranya adalah memboikot mereka dengan memutuskan segala bentuk hubungan
dengan Bani Hasyim. Tidak seortang pun dari penduduk Mekkah yang
diperkenankan melakukan hubungan jual beli dengan Bani Hasyim. Persetujuan
itu dibuat dalam bentuk piagam dan ditandatangani bersama serta disimpan di
dalam Ka’bah. Pemboikotan ini berlangsung selama lebih kurang tiga tahun, yang
dimulai pada bulan Muharram tahun ketujuh kenabian, bertepatan dengan tahun
616 M. Di anatar isi piagam pemboikotan ini adalah sebagai berikut :
1. Mereka tidak akan menikahi orang-orang Islam
3 Masyhur Amin. 2004. Sejarah peradaban islam. Bandung. Indonesia spirit foundation.
Hlm.15.
6
2. Mereka tidak akan menerima permintaan nikah dari orang-orang Islam
3. Mereka tidak akan berjual beli apa saja dngan orang-orang Islam
4. Mereka tidak akan berbicara dan tidak akan menjenguk orang-orang Islam
yang sakit
5. Mereka tidak akan menerima permintaan damai dengan orang-orang
Islam, sehinhgga mereka menyerahkan Muhammad untuk dibunuh.
Akibat pemboikotan tersebut, Bani Hasyim menderita kelaparan,
kemiskinan, dan kesengsaraan yang tiada bandingnya. Pemboikotan itu baru
berhenti setelah beberapa pemimpin Quraisy merasa iba dengan penderitaan yang
dialami Bani Hasyim dan umat Islam. Akhirnya mereka merobek isi piagam
tersebut dan memusnahkannya. Dengan perobekan itu, otomatis pemnboikotan itu
berakhir.4
4 Ibid. Hlm.16.
7
misalnya, Hamzah bin Abdul Muthalib yang masuk Islam pada tahun 615 M
bertepatan pada tahun ke enam kenabian.
2. Hijrah ke Habsyi yang kedua
Umat Islam yang hijrah ke Habsyi pertama berlangsung slama 2 bulan.
Setelah itu mereka kembali ke Mekkah. Melihat keberhasilan umat Islam untuk
bertahan dan mendapat perlindungan di Habsyi, kafir Quraisy semakin geram.
Karena itulah, Nabi Muhammad menyarankan kembali kepada umat Islam untuk
hijrah ke Habsyi. Hijrah kedua ini diikuti oleh 101 orang diantarnaya terdapat 18
orang wanita yang dipimpin oleh Jakfar bin Abi Thalib.
3. Misi ke Thaif
Tahun kesepuluh kenabian, dikenal dengan tahun duka bagi Nabi
Muhammad Saw sebab dua orang yang sangat dicintainya meninggal dunia, yaitu
Siti Khadijah dan Abu Thalib. Dengan meninggalnya mereka, orang-orang kafir
Quraisy semakin berani mengganggu dan menyakiti Nabi Muhammad saw. Karen
apenderitaan yang dialami Nabi Muhammad semakin hebat, ia bersama Zaid
berencana pergi ke Thaif guna meminta bantuan serta perlindungan dari
keluarganya yang berada di kota itu. Akan tetapi mereka tidak mau meberikan
perlindungan dan bantuan apaun kepada nabi Muhammad Saw. Bahkan beliau
diusir dan dihina dengan cara-cara yang tidak manusiawi. Beliau diusir dan
dilempari batu oleh pemuda kota Thaif.
4. Perjanjian aqabah
a. Perjanjian Aqabah I
Pada tahun ke 12 kenabian, bertepatan dengan tahun 621 M, Nabi
Muhammad Saw menemui rombongan haji dari Yatsrib. Rombongan haji tersebut
berjumlah sekitar 12 orang. Kepada mereka Nabi Muhammad menyampaikan
dakwahnya. Seruan itu mendapat sambutan hangat sehingga mereka menyatakan
keislamannya di hadapan Nabi Muhammad. Pertemuan tersebut terjadi di salah
satu bukit di kota Mekkah, yaitu bukit Aqabah. Disini mereka mengadakan
persetujuan untuk membantu Nabi Muhammad dalam menyebarkan Islam.
Isi perjanjian aqabah itu antara lain sebagi berikut :5
1. Mereka menyatakan setia kepada Nabi Muhammad
5 Ibid. Hlm.19.
8
2. Mereka menyatakan rela berkorban harta dan jiwa
3. Mereka bersedia ikut menyebarkan ajaran Islam yang dianutnya
4. Mereka menyatakan tidak akan menyekutukan Allah
5. Mereka menyatakan tidak akan membunuh
6. Mereka menyatakan tidak akan mralkukan kecurangan dan kedustaan.
b. Perjanjian Aqabah II
Pada tahun ke 13 kenabian, bertepatan dengan tahun 622 M, jamaah Yatsrib
datang kembali ke kota Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji. Jamaah itu
berjumlah sekitar 73 orang. Setibanya di kota Mekkah, mereka menemui Nabi
Muhammad menyampaikan pesan berupa permintaan masyarakat Yatsrib agar
Nabi Muhammad bersedia datang ke kota Mekkah, memberikan penerangan
tentang ajaran islam dan sebagainya. Permohonan itu dikabulkan Nabi
Muhammad dan beliau menyatakan kesediannya untuk datang dan berdakwah
disana. Untuk memperkuat kesepakatan itu, mereka mengadakan perjanjian yang
disebut perjanjian aqabah yang kedua yang berisi :
1. Penduduk Yatsrib siap dan bersedia melindungi Nabi Muhammad
2. Penduduk Yatsrib ikut berjuang dalam membela Islam dengan harta dan jiwa
3. Penduduk Yatsrib ikut berusaha memajukan agama Islam dan menyiarkan
kepada sanak keluarga mereka
4. Penduduk Yatsrib siap menerima segala resiko dan tantangan.
9
Mereka bersembunyi di gua Tsur selama tiga malam. Tidak ada yang
tahu tentang keadaan dan tempat persembunyian mereka selain putera pteri Abu
Bakar sendriri, Abdullah, Aisyah, dan Asma’ serta sahayanya, Amir ibn Fuhairah.
Merekalah yang mengirimkan makanan setiap malam dan menyampaikan kabar
mengenai pergunjingan penduduk Mekah tentang Rasulullah. Pada malam yang
ketiga mereka keluar dari persembunyiannya untuk melanjutkan perjalanan
menuju Yatsrib ditemani oleh Abdullah ibn Abi Bakar dan Abdullah ibn Arqad,
seorang musyrik yang bertugas selaku penunjuk jalan.
` 2. Pembinaan Masyarakat dan Peletakan Dasar-dasar Kebudayaan Islam
Pekerjaan besar yang dilakukan Rasulullah dalam periode Madinah adalah
pembinaan terhadap masyarakat Islam yang baru terbentuk. Dasar-dasar
kebudayaan yang diletakkan oleh Rasulullah itu pada umumnya merupakan
sejumlah nilai dan norma yang mengatur manusia dan masyarakat dalam hal yang
berkaitan dengan peribadatan, sosial, ekonomi dan politik yang bersumber dari al-
Qur’an dan al-Sunnah. Lembaga utama dan pertama yang dibangun Rasulullah
dalam rangka pembinaan masyarakat ini adalah masjid. Pertama masjid Quba,
selang beberapa hari kemudian Masjid Nabawi dibangun setelah Rasulullah tiba
di Yatsrib.6
3. Memelihara dan Mempertahankan Masyarakat Islam
a. Rongrongan kaum Yahudi
Kaum Yahudi Madinah yaitu Bani Qainuqa, Bani Nadlir dan Bani Quraidhah
sejak semula sudah mempercayai akan datangnya nabi akhir zaman sebagaimana
dijelaskan dalam kitab suci mereka tetapi mereka ingkar.
Kira-kira setahun kemudian setelah pengusiran Bani Qainuqa pada akhir
tahun kedua setelah hijrah, Amr ibn Jahasy dari Bani Nadlir mencoba hendak
membunuh Rasulullah. Ia menjatuhkan batu dari atas tembok tempat beliau dan
para sahabatnya beristirahat. Atas penghianatan itu, perkampungan mereka
dikepung selama 16 hari, dan mereka diusir dari Madinah.
b. Rongrongan orang-orang munafik
Ketika Rasulullah bersiap untuk menghadapi perang Uhud, kaum
munafik keluar dari barisan yang dipersiapkan itu atas hasutan Abdullah ibn Ubai,
6 Ibid. Hlm.32.
10
pemimpin mereka. Mereka juga mengadakan hubungan baik dengan kaum Yahudi
dan pernah menjanjikan bantuan kepada bani Quraidhah sewaktu yang disebut
terakhir ini mengianati kaum muslimin. Terhadap orang-orang munafik ini
Rasulullah bersikap lunak sambil berusaha menyadarkan mereka supaya beriman
secara benar. Usaha Rasulullah tidak sia-sia, ternyata kelompok orang munafik ini
tidak ditemukan lagi setelah Abdullah ibn Ubay meninggal dunia.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah disebutkan dapat disimpulkan bahwa sejarah
peradaban Islam dimasa Nabi Muhammad SAW banyak melewati rintangan-
rintangan dan penganiayaan diluar batas manusia. Namun demikian orang muslim
selalu bersabar dan istiqamah di jalan-Nya. Begitu juga dengan Nabi Muhammad
SAW selalu bersabar dan istiqamah dalam menyiarkan agama islam dari periode
Mekkah hingga Periode Madinah.
Nabi Muhammad SAW bukan hanya sebagai seorang Rasulullah yang di
utus untuk menyebarkan ajaran Islam, melainkan juga sebagai pemimpin negara
yang pandai dalam berpolitik, sebagai seorang panglima perang serta seorang
administrator yang cakap, hanya dalam waktu kurun waktu singkat Rasulullah
bisa menaklukkan seluruh Jazirah Arab.
3.2 Saran
Demikianlah yang dapat kami paparkan dalam makalah kami, untuk
kepentingan kita bersama kami sbagai penulis dan Anda pembaca, sekirannya
dapat memberi saran atau kritikan yang membangun serta tanggapan guna untuk
memperbaiki atau tambahan bahasan kami dalam makalah ini.
12
DAFTAR PUSTAKA
13
KATA PENGANTAR
i14
DAFTAR ISI
ii 15
MAKALAH
PERADABAN ISLAM PADA MASA NABI
MUHAMMAD SAW
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1. Siti Rodiya
2. Winda Khairani
3. Siti Derhinun
Dosen Pembimbing
AHMAD TAUFIK, M.A
16