Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah merupakan suatu rujukan yang sangat penting untuk mewujudkan
masa depan yang lebih baik. Berkaitan dengan itu kita bisa mengetahui kejadian-
kejadian yang terjadi pada masa lalu, terutama bagi umat Islam. Perkembangan
Islam pada masa Nabi Muhammad SAW melalui berbagai macam cobaan dan
tantangan yang dihadap untuk menyebarkannya. Islam berkembang dengan pesat
hampir semua lapisan masyarakat dipegang dan dikendalikan oleh Islam. Hal itu
tentunya tidak terlepas dari para pejuang yang sangat gigih dalam
mempertahankan dan juga dalam menyebarkan Islam sebagai agama Tauhid yang
diridhoi. Perkembangan Islam pada zaman inilah merupakan titik tolak perubahan
peradaban kearah yang lebih maju. Maka tidak heran para sejarawan mencatat
bahwa Islam pada zaman Nabi Muhammad SAW merupakan Islam yang luar
biasa pengaruhnya.

Sosok manusia terpopuler sepanjang masa telah lahir di padang pasir


tandus menjelang akhir abad keenam Masehi. Namanya paling banyak disebut,
dan tak tertandingi oleh tokoh dunia manapun di muka bumi. Keluhuran budi
pekertinya menjadi suri teladan bagi siapa pun yang mendambakan kedamaian
dan kebahagiaan. Ajaran yang dibawanya menjadi obor penerang bagi setiap
pencinta kebenaran. Beliau adalah Nabi terkahir yang diutus Tuhan kepada umat
manusia an menjadi penyempurna dari ajaran-ajaran yang dibawa oleh Nabi-nabi
Allah terdahulu. Beliau lahir di tengah-tengah masyarakat Arab jahiliyah yang
menjadikan nafsu sebagai panglima, mempertuhan materi dan kekayaan serta
membanggakan nasab dan keturunan. Di tengah-tengah masyarakat yang meraba-
raba dalam kegelapan moral yang pekat, beliau nyalakan pelita kebenaran. Beliau
damaikan suku-suku yang bermusuhan dan dipersatukannnya pula kabilah-kbilah
yang terperangkap dalam kotak-kotak ashabiah yang berserakan dan menyesatkan
ke dalam sebuah keluarga besar “Islam”. Dua puluh tahun lebih beliau bekerja
keras dan akhirnya berhasil.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah peradaban Islam pada Masa Nabi Muhammad Saw?

1
2. Peristiwa apa saja yang terjadi pada masa Nabi Muhammad Saw?
3. Apa saja yang menjadi tolak ukur keberhasilan pada masa nabi
Muhammad Saw?

1.3 Tujuan Masalah


Untuk Mengetahui dan memahami :

1. Sejarah peradaban Islam pada Masa Nabi Muhammad Saw


2. Peristiwa yang terjadi pada masa Nabi Muhammad Saw
3. tolak ukur keberhasilan pada masa nabi Muhammad Saw

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah peradaban Islam pada Masa Nabi Muhammad Saw

 Bangsa Arab sebelum Islam


Bangsa Arab adalah penduduk asli jazirah Arab. Semenanjung yang terletak
di bagian barat Daya Asia ini, sebagian besar permukaannya terdiri dari padang
pasir. Secara umum iklim di jazirah Arab amat panas, bahkan termasuk yang
paling panas dan paling kering di muka bumi.1
Dari segi pemukimannya, bangsa Arab dapat dibedakan atas ahl al-badwi
dan ahl al- hadlar. Kaum Badwi adalah penduduk padang pasir. Mereka tidak
memiliki tempat tinggal tetap, tetapi hidup secara nomaden, berpindah-pindah dari
suatu tempat ke tempat lain untuk mencari sumber mata air dan padang rumput.
Mata penghidupan adalah beternak kambing, biri-biri, kuda dan unta. Kehidupan
masyarakat Badwi yang nomaden tidak banyak memberi peluang kepada mereka
untuk membangun peradaban. Oleh karena itu, sejarah mereka tidak ketahui
dengan tepat dan jelas. Ahl al-hadlar ialah penduduk yang sudah bertempat
tinggal tetap di kota-kota tau daerah-daerah pemukiman yang subur. Mereka
hidup dari berdagang, bercocok tanam dan industri. Berbeda dengan masyarakat
Badwi, mereka memilki peluang yang besar untuk membangun peradaban.

2.2 Muhammad Saw sebelum kenabian dan setelah diangkat menjadi Rasul
Rasulullah Saw lahir dari kalangan bangsawan Quraisy. Ayahnya bernama
Abdulah Ibn Abdi Al Muthalib dan ibunya bernama Aminah binti Wahab. Garis
nasab ayah dan ibunya bertemu pada Kikab ibn Murah. Apabila ditarik keatas,
silsilah beliau sapai kepada Ismail as. Akan tetapi, nama-nama nenek moyang
beliau yang diketahui dengan jelas hanya sampai Adnan. Nama-nama di atas
Adnan sampai kepada Ismail tidak diketahui dengan pasti.
Kabilah Quraisy terkenal sebagai pedagang yang menguasai jalur niaga
Yaman-Hijaz-Syiria. Mereka juga mendominasi perdangan lokal dengan
memanfaatkan kehadiran para penziarah Ka’bah, terutama pada musim haji.

1 Fadil SJ, Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintas Sejarah (Malang: UIN Malang Press,
2008), 43-44.

3
Kabilah Quraisy bertambah harum ketika Qushai menjadi penguasa atas Mekkah
setelah berhasil mengalahkan Bani Khuza’ah. Hal ini berarti pengembalian
tanggung jawab atas penjagaan dan pemeliharaan Ka’bah serta pelayanan
terahadap para penziarah Ka’bah kepada keturunan Ismail. Penguasaan atas
Mekkah, baik berkaitan dengan kegiatan niaga, maupun keagamaan , menjadikan
kabilah quraisy berpengaruh besar tidak saja di Mekkah dan sekitarnya, melainkan
di Jazirah Arab seluruhnya.
Ketika tanggung jawab pemeliharaan Ka’bah dan pelayanan terhadap para
penziarah rumah suci itu berda di atas pundak abdi Al Muthalib ibn Hasyim,
Mekkah diserang oleh Abrahah yang bermaksud meruntuhkan Ka’bah. Ka’bah
yang setiap musim dikunjungi oleh para penziarah dari seluruh penjuru jazirah
Arab, menjadikan kota Mekkah tidak hanya penting secara politis, tetapi
menguntungkan pula dari sisi ekonomi. Lebih-lebih letaknya yang strategis pada
jalur niaga Yaman-Hijaz-Syiria. Hal inilah yang mendorong Abrahah melakukan
serangan itu. Akan tetapi, serangan ini gagal karena pasukan tentara penyerang itu
diserang wabah penyakit yang mengerikan. Tahun ketika terjadi penyerangan
tersebut disebut tahun gajah karena Abrahah ketika itu memimpin pasukannya
dengan menunggang seekor gajah yang besar.2
Rasulullah saw dilahirkan sebagai yatim pada hari senin 12 Rabi’ul awal
tahun Gajah,bertepatan dengan 20 April 571. Ayahnya sudah wafat tiga bulan
setelah menikahi ibunya. Abdul Muthalib memberi nama cucunya itu
Muhammad. Beliau disusui beberapa hari oleh Tsuwaibah, sahaya Abu Lahab,
kemudian dilanjutkan penyusuan dan pengasuhannya oleh Halimah binti Dzuaib
dari kabilah Bani sa’ad. Kendatipun hanya beberapa hari Tsuwaibah
menyusuinya, beliau pelihara terus silaturrahim dengannya, demikian pula budi
baik keluarga Halimah al-Sa’diyah tidak pernah dilupakan sepanjang hayatnya.
Ketika berusia lima tahun, beliau dikembalikan kepada Amina. Akan tetapi,
setahun kemudian ibu kandung yang amat dicintainya wafat. Abd al-Muthalib
melanjutkan pengasuhan atas cucunya sampai kakek yang bijak ini wafat dua
tahun kemudian. Tanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan Muhammad

2 Ahmad Mujahidin, “Arab Pra Islam; Hubungan Ekonomi dan Politik dengan Negara-Negara
Sekitarnya”, Jurnal Akademika, Volume 12, Nomor 2 (Maret, 2003), 4.

4
Saw selanjutnya dipikul oleh Abu Thalib, salah satu putera Abd al-Muthalib yang
paling miskin, tetapi sangat disegani dan dihormati oleh penduduk Mekkah.
Pada malam Senin 17 Ramadhan tahun 13 sebelum Hijrah bertepatan
dengan 6 Agustus 610 M, selagi Muhammad berkhalwat di gua Hira, Jibril
menyampaikan wahyu pertama..Setelah menerima wahyu itu Muhammad segera
pulang dengan hati cemas dan badan menggigil karena ketakutan. Beliau meminta
Khadijah menyelimutinya. Setelah tenang, beliau menceritakan peristiwa tersebut
kepada istrinya. Khadijah berusaha menenangkan beliau kemudian pergi menemui
Waraqah ibn Naufal, saudara sepupunya, meninggalkan beliau yang tertidur
karena kelelahan. Waraqah Ibn Naufal yang sudah memeluk agama Nasrani itu
menceritakan kepada Khadijah bahwa Muhammad diangkat menjadi Nabi dan
yang diutus tersebut merupakan malaikat Jibril.
Pada saat beliau tertidur lelap, turunlah wahyu yang kedua. Setelah
menerima wahyu yang kedua ini Muhammad bangkit lalu berkata kepada
isterinya, yang baru pulang dari rumah Waraqah, bahwa Jibril telah
menyampaikan perintah Tuhan agar beliau memberi peringatan kepada umat
manusia, dan mengajak mereka supaya beribadah dan patuh hanya kepada-Nya.
Wahyu uang kedua ini menandai penobatan Muhammad sebagai Rasulullah.
2.3 Dakwah Nabi Muhammad Saw pada periode Mekkah
1. Langkah Dakwah Nabi Muhammad Saw
Langkah pertama yang dilakukan adalah berdakwah secara diam-diam di
lingkungan keluarga terdekat seperti disebutkan dalam Al-Qur’an. Beliau
berusaha menjelaskan ajaran Islam kepada keluarga dan kawan dekatnya. Mereka
orang yang pertama-tama memeluk agama Islam baik dari kalangan keluarga
terdekat maupun sahabat disebut dengan Assabiqunal Awwalun.
Kemudian Nabi Muhammad Saw mengajak masyarakat umum. Mereka
mulai mengajak ke segenap lapisan masyarakat, mulai dari masyarakat
bangsawan, hingga kelas hamba sahaya. Mula-mula ia menyeru penduduk
Mekkah, keudian penduduk negeri-negeri lain. Pertemuan dengan penduduk
Mekkah dilakukan di bukit Shafa. Dalam pertemuan itu Nabi Muhammad Saw
menjelaskan bahwa ia diutus oleh Allah untuk mengajak mereka menyembah
Allah dan meninggalkan penyembahan terhadap berhala.

5
2. Respon Masyarakat Mekkah terhadap dakwah Nabi Muhammad Saw
Dakwah Islam yang dilakukan Rasul baik secara diam-diam maupun secara
terbuka, mendapat tanggapan (respon) yang beragam. Ada yang menerima dan
banyak pula yang menolak. Sejumlah kecil mereka yang menerima ajaran Islam
adalah para sahabat dan keluarga dekat Rasulullah Saw, meskipun ada juga
keluarga dekatnya yang menolak misalnya, Abu Lahab.
3. Hambatan dan Rintangan Dakwah Islam di Mekkah
Para tokoh masyarakat Quraisy mulai menyebarkan isu yang tidak benar
mengenai ajaran yang dibawa Nabi Muhammad Saw sebagai salah satu cara untuk
menghambat gerakan Islamisasi sehingga banyak masyarakat yang terpengaruh
oleh isu-isu yang menimbulkan fitnah tersebut. Bahkan Abu Thalib, paman Nabi
yang memelihara dan mengasuhnya sejak kecil juga dihasut untuk melarang Nabi
Muhammad Saw agar tidak menyebarkan ajaran islam. Karena tidak tahan atas
ancaman dan teror yang diarahkan kepadanya, maka pada suatu ketika, Abu
Thalib membujuk Nabi Muhammad Saw agar bersedia menghentikan kegiatan
dakwahnya.3
4. Boikot dan Rencana Pembunuhan terhadap nabi Muhammad Saw
Kegagalan masyarakat kafir Quraisy dalam membujuk Nabi Muhammad
saw untuk meninggalkan dakwahnya justru memperkuat posisi umat Islam di kota
Mekkah. Menguatnya posisi umat Islam memperkeras reaksi kaum kafir Quraisy.
Mereka mencoba menempuh cara-cara baru, yaitu melumpuhkan kekuatan Nabi
Muhammad Saw yang bersandar pada perlindungan keluarga Bani Hasyim.
Caranya adalah memboikot mereka dengan memutuskan segala bentuk hubungan
dengan Bani Hasyim. Tidak seortang pun dari penduduk Mekkah yang
diperkenankan melakukan hubungan jual beli dengan Bani Hasyim. Persetujuan
itu dibuat dalam bentuk piagam dan ditandatangani bersama serta disimpan di
dalam Ka’bah. Pemboikotan ini berlangsung selama lebih kurang tiga tahun, yang
dimulai pada bulan Muharram tahun ketujuh kenabian, bertepatan dengan tahun
616 M. Di anatar isi piagam pemboikotan ini adalah sebagai berikut :
1. Mereka tidak akan menikahi orang-orang Islam

3 Masyhur Amin. 2004. Sejarah peradaban islam. Bandung. Indonesia spirit foundation.
Hlm.15.

6
2. Mereka tidak akan menerima permintaan nikah dari orang-orang Islam
3. Mereka tidak akan berjual beli apa saja dngan orang-orang Islam
4. Mereka tidak akan berbicara dan tidak akan menjenguk orang-orang Islam
yang sakit
5. Mereka tidak akan menerima permintaan damai dengan orang-orang
Islam, sehinhgga mereka menyerahkan Muhammad untuk dibunuh.
Akibat pemboikotan tersebut, Bani Hasyim menderita kelaparan,
kemiskinan, dan kesengsaraan yang tiada bandingnya. Pemboikotan itu baru
berhenti setelah beberapa pemimpin Quraisy merasa iba dengan penderitaan yang
dialami Bani Hasyim dan umat Islam. Akhirnya mereka merobek isi piagam
tersebut dan memusnahkannya. Dengan perobekan itu, otomatis pemnboikotan itu
berakhir.4

2.4 Strategi Perjuangan Dakwah Nabi Muhammad Saw


1. Hijrah ke Habsyi yang pertama
Penyiksaan dan penganiayaan kafir Quraisy yang diuar batas
perikemanusiaan terhadap orang-osang muslim membuat hati nabi tidak tahan
melihat penderitaan itu. Akhirnya Nabi Muhammad menyarankan kepada
sahabatnya untuk mengungsi ke Habsyi guna menghindar dari gangguan, siksaan
dan ancaman orang-orang kafir Quraisy. Pada bulan ketujuh tahun kelima
kenabian berangkatlah 11 orang laki-laki beserta 4 wanita kemudian rombongan
berikutnya menyusul hingga jumlah yang hijrah ke Habsyi mencapai 70 orang.
Kedatangan orang-orang Islam di Habyi disambut dengan baik oleh raja Nejus.
Bahkan ia memberikan perlindungan dan diizinkan untuk melaksanakan ibadah
Islam. Keadaan itu berubah ketika orang-orang Quraisy mengirim utusan kepada
Raja Nejus. Mereka meminta agar Raja Habsyi itu mengembalikan orang-orang
mukmin ke negei asalnya, yaitu Mekkah. Namun permintaan itu ditolaknya.
Ketika umat Islam berada di Habsyi Rasulullah tetap tinggal di kota
mekkah. Beliau tetus berusaha menyebarkan Islam kepada masyarakat Quraisy,
meskipun mendapat ancaman dan gangguan yang luar biasa. Usaha Rasulullah
Saw ini ternayat tidak sia-sia. Ia b erhasil mempengaruhi beberapa tokoh Quraisy,

4 Ibid. Hlm.16.

7
misalnya, Hamzah bin Abdul Muthalib yang masuk Islam pada tahun 615 M
bertepatan pada tahun ke enam kenabian.
2. Hijrah ke Habsyi yang kedua
Umat Islam yang hijrah ke Habsyi pertama berlangsung slama 2 bulan.
Setelah itu mereka kembali ke Mekkah. Melihat keberhasilan umat Islam untuk
bertahan dan mendapat perlindungan di Habsyi, kafir Quraisy semakin geram.
Karena itulah, Nabi Muhammad menyarankan kembali kepada umat Islam untuk
hijrah ke Habsyi. Hijrah kedua ini diikuti oleh 101 orang diantarnaya terdapat 18
orang wanita yang dipimpin oleh Jakfar bin Abi Thalib.
3. Misi ke Thaif
Tahun kesepuluh kenabian, dikenal dengan tahun duka bagi Nabi
Muhammad Saw sebab dua orang yang sangat dicintainya meninggal dunia, yaitu
Siti Khadijah dan Abu Thalib. Dengan meninggalnya mereka, orang-orang kafir
Quraisy semakin berani mengganggu dan menyakiti Nabi Muhammad saw. Karen
apenderitaan yang dialami Nabi Muhammad semakin hebat, ia bersama Zaid
berencana pergi ke Thaif guna meminta bantuan serta perlindungan dari
keluarganya yang berada di kota itu. Akan tetapi mereka tidak mau meberikan
perlindungan dan bantuan apaun kepada nabi Muhammad Saw. Bahkan beliau
diusir dan dihina dengan cara-cara yang tidak manusiawi. Beliau diusir dan
dilempari batu oleh pemuda kota Thaif.
4. Perjanjian aqabah
a. Perjanjian Aqabah I
Pada tahun ke 12 kenabian, bertepatan dengan tahun 621 M, Nabi
Muhammad Saw menemui rombongan haji dari Yatsrib. Rombongan haji tersebut
berjumlah sekitar 12 orang. Kepada mereka Nabi Muhammad menyampaikan
dakwahnya. Seruan itu mendapat sambutan hangat sehingga mereka menyatakan
keislamannya di hadapan Nabi Muhammad. Pertemuan tersebut terjadi di salah
satu bukit di kota Mekkah, yaitu bukit Aqabah. Disini mereka mengadakan
persetujuan untuk membantu Nabi Muhammad dalam menyebarkan Islam.
Isi perjanjian aqabah itu antara lain sebagi berikut :5
1. Mereka menyatakan setia kepada Nabi Muhammad

5 Ibid. Hlm.19.

8
2. Mereka menyatakan rela berkorban harta dan jiwa
3. Mereka bersedia ikut menyebarkan ajaran Islam yang dianutnya
4. Mereka menyatakan tidak akan menyekutukan Allah
5. Mereka menyatakan tidak akan membunuh
6. Mereka menyatakan tidak akan mralkukan kecurangan dan kedustaan.
b. Perjanjian Aqabah II
Pada tahun ke 13 kenabian, bertepatan dengan tahun 622 M, jamaah Yatsrib
datang kembali ke kota Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji. Jamaah itu
berjumlah sekitar 73 orang. Setibanya di kota Mekkah, mereka menemui Nabi
Muhammad menyampaikan pesan berupa permintaan masyarakat Yatsrib agar
Nabi Muhammad bersedia datang ke kota Mekkah, memberikan penerangan
tentang ajaran islam dan sebagainya. Permohonan itu dikabulkan Nabi
Muhammad dan beliau menyatakan kesediannya untuk datang dan berdakwah
disana. Untuk memperkuat kesepakatan itu, mereka mengadakan perjanjian yang
disebut perjanjian aqabah yang kedua yang berisi :
1. Penduduk Yatsrib siap dan bersedia melindungi Nabi Muhammad
2. Penduduk Yatsrib ikut berjuang dalam membela Islam dengan harta dan jiwa
3. Penduduk Yatsrib ikut berusaha memajukan agama Islam dan menyiarkan
kepada sanak keluarga mereka
4. Penduduk Yatsrib siap menerima segala resiko dan tantangan.

2.5 Dakwah Nabi Muhammad Saw pada periode Madinah


1. Hijrah ke Yatsrib
Setelah Baiah Aqabah Kedua tindakan kekerasan terhadap kaum muslimin
makin meningkat, bahkan musyrikin Quraisy sepakat akan membunuh Rasulullah.
Menghadapi kenyataan ini Rasulullah menganjurkan para sahabatnya untuk
segera pindah ke Yatsrib. Rasulullah meninggalkan Mekkah setelah seluruh kaum
muslimin, kecuali Ali dan keluarganya serta Abu Bakar dan keluarganya, sudah
keluar dari Mekah. Ketika akan berangkat, Rasulullah meminta Ali untuk tidur di
kamarnya guna mengelabui musuh yang berencana membunuhnya. Beliau
berangkat ke gua Tsur, arah selatan Mekah, ditemani oleh Abu Bakar.

9
Mereka bersembunyi di gua Tsur selama tiga malam. Tidak ada yang
tahu tentang keadaan dan tempat persembunyian mereka selain putera pteri Abu
Bakar sendriri, Abdullah, Aisyah, dan Asma’ serta sahayanya, Amir ibn Fuhairah.
Merekalah yang mengirimkan makanan setiap malam dan menyampaikan kabar
mengenai pergunjingan penduduk Mekah tentang Rasulullah. Pada malam yang
ketiga mereka keluar dari persembunyiannya untuk melanjutkan perjalanan
menuju Yatsrib ditemani oleh Abdullah ibn Abi Bakar dan Abdullah ibn Arqad,
seorang musyrik yang bertugas selaku penunjuk jalan.
` 2. Pembinaan Masyarakat dan Peletakan Dasar-dasar Kebudayaan Islam
Pekerjaan besar yang dilakukan Rasulullah dalam periode Madinah adalah
pembinaan terhadap masyarakat Islam yang baru terbentuk. Dasar-dasar
kebudayaan yang diletakkan oleh Rasulullah itu pada umumnya merupakan
sejumlah nilai dan norma yang mengatur manusia dan masyarakat dalam hal yang
berkaitan dengan peribadatan, sosial, ekonomi dan politik yang bersumber dari al-
Qur’an dan al-Sunnah. Lembaga utama dan pertama yang dibangun Rasulullah
dalam rangka pembinaan masyarakat ini adalah masjid. Pertama masjid Quba,
selang beberapa hari kemudian Masjid Nabawi dibangun setelah Rasulullah tiba
di Yatsrib.6
3. Memelihara dan Mempertahankan Masyarakat Islam
a. Rongrongan kaum Yahudi
Kaum Yahudi Madinah yaitu Bani Qainuqa, Bani Nadlir dan Bani Quraidhah
sejak semula sudah mempercayai akan datangnya nabi akhir zaman sebagaimana
dijelaskan dalam kitab suci mereka tetapi mereka ingkar.
Kira-kira setahun kemudian setelah pengusiran Bani Qainuqa pada akhir
tahun kedua setelah hijrah, Amr ibn Jahasy dari Bani Nadlir mencoba hendak
membunuh Rasulullah. Ia menjatuhkan batu dari atas tembok tempat beliau dan
para sahabatnya beristirahat. Atas penghianatan itu, perkampungan mereka
dikepung selama 16 hari, dan mereka diusir dari Madinah.
b. Rongrongan orang-orang munafik
Ketika Rasulullah bersiap untuk menghadapi perang Uhud, kaum
munafik keluar dari barisan yang dipersiapkan itu atas hasutan Abdullah ibn Ubai,

6 Ibid. Hlm.32.

10
pemimpin mereka. Mereka juga mengadakan hubungan baik dengan kaum Yahudi
dan pernah menjanjikan bantuan kepada bani Quraidhah sewaktu yang disebut
terakhir ini mengianati kaum muslimin. Terhadap orang-orang munafik ini
Rasulullah bersikap lunak sambil berusaha menyadarkan mereka supaya beriman
secara benar. Usaha Rasulullah tidak sia-sia, ternyata kelompok orang munafik ini
tidak ditemukan lagi setelah Abdullah ibn Ubay meninggal dunia.

c. Rongrongan kafir Quraisy dan sekutunya


Perang sebagai jawaban atas sikap permusuhan kafir Quarisy terjadi pertama
kali di lembar Badar pada tanggal 17 Ramadhan 2 H. Dalam al-Qur’an peristiwa
itu disebut yaum al-furqan, artinya hari pemisah antara yang hak dan yang batil.
Kendatipun jumlah pasukan Islam jauh lebih kecil dari pasukan Quraisy, namun
mereka berhasil meraih kemenangan. Sementara itu, kafir Quarisy bertekad
membalas kekalahan itu dengan mempersiapkan 3000 pasukan dengan perbekalan
yang cukup dan persenjataan yang lengkap. Turut ambil bagian dalam pasukan
itu, Arab Tihamah, Kinanah, Bani Harits, Bani Haun, dan Bani Musthaliq. Pada
bulan Sya’ban 3 H terjadilah perang Uhud. Dalam peristiwa ini umat Islam
menderita kekalahan. Kurang lebih 70 orang sahabat Rasulullah gugur sebagai
syuhada, termasuk di antaranya Hamzah ibn Abd al-Muthalib, paman Rasulullah.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah disebutkan dapat disimpulkan bahwa sejarah
peradaban Islam dimasa Nabi Muhammad SAW banyak melewati rintangan-
rintangan dan penganiayaan diluar batas manusia. Namun demikian orang muslim
selalu bersabar dan istiqamah di jalan-Nya. Begitu juga dengan Nabi Muhammad
SAW selalu bersabar dan istiqamah dalam menyiarkan agama islam dari periode
Mekkah hingga Periode Madinah.
Nabi Muhammad SAW bukan hanya sebagai seorang Rasulullah yang di
utus untuk menyebarkan ajaran Islam, melainkan juga sebagai pemimpin negara
yang pandai dalam berpolitik, sebagai seorang panglima perang serta seorang
administrator yang cakap, hanya dalam waktu kurun waktu singkat Rasulullah
bisa menaklukkan seluruh Jazirah Arab.

Pada akhirnya, perjuangan Nabi Muhammad SAW membuahkan hasil,


yaitu berkembangnya islam dengan pesat, tidak hanya di Madinah bahkan di
Mekkah juga, yang ditandai dengan terjadinya peristiwa Fathul Mekkah.

3.2 Saran
Demikianlah yang dapat kami paparkan dalam makalah kami, untuk
kepentingan kita bersama kami sbagai penulis dan Anda pembaca, sekirannya
dapat memberi saran atau kritikan yang membangun serta tanggapan guna untuk
memperbaiki atau tambahan bahasan kami dalam makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Amin Masyhur. 2004. Sejarah peradaban islam. Bandung: Indonesia spirit


foundation.
Ahmad Syalabi. 1983. Sejarah dan Kebudayaan Islam, Cet.,I; Jakarta:
Pustaka al-Husna.
Syukur, Fatah. 2011. Sejarah Peradaban Islam. Semarang: PT. Pustaka
Rizki Putra.
Su’ud, Abu. 2003. Islamologi, Sejarah Ajaran, dan Peranannya Dalam
Peradaban Umat Manusia. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Fadil SJ, Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintas Sejarah (Malang:
UIN Malang Press, 2008
Mujahidin, Ahmad. “Arab Pra Islam; Hubungan Ekonomi dan Politik
dengan Negara-Negara Sekitarnya”. Jurnal Akademika, Volume 12 Nomor 2.
Maret, 2003.
Oktober 2012

13
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Kami panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT. Yang


mana dengan Taufiq dan Hidayah serta Inayah-Nya,Kami dapat menyelesaikan
makalah Pemikiran Pendidikan Islam Menurut Ibnu Sina yang sederhana ini.
Semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan Allah SWT.,kepada
Nabi Muhammad Saw,seluruh keluarganya, para sahabat,tabi’in,dan tabi’it-
tabi’in, serta para pengikut setia Beliau hingga akhir zaman.
Makalah ini membahas tentang “Pemikiran Pendidikan Islam Menurut
Ibnu Sina” yang dirangkum dari beberapa sumber, dengan maksud agar
memudahkan Mahasiswa dalam mempelajari materi Desain pembelajaran.
Semoga dengan tersusunnya makalah ini, bisa dijadikan sebagai pelajaran
dan bermanfaat untuk kita semua, amin.

i14
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................ i


DAFTAR ISI ....................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 1
1.3 Tujuan Masalah ............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................... 3
2.1 Sejarah peradaban Islam pada Masa Nabi Muhammad Saw ........ 3
2.2 Muhammad Saw sebelum kenabian dan setelah diangkat menjadi
Rasul........................................................................................... 3
2.3 Dakwah Nabi Muhammad Saw pada periode Mekkah ................ 5
2.4 Strategi Perjuangan Dakwah Nabi Muhammad Saw .................... 7
2.5 Dakwah Nabi Muhammad Saw pada periode Madinah ............... 9
BAB III PENUTUP ............................................................................ 12
3.1 Kesimpulan ................................................................................... 12
3.2 Saran ............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 13

ii 15
MAKALAH
PERADABAN ISLAM PADA MASA NABI
MUHAMMAD SAW

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1. Siti Rodiya
2. Winda Khairani
3. Siti Derhinun

Dosen Pembimbing
AHMAD TAUFIK, M.A

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH


PADANG LAWAS ( STIT PL )
GUNUNGTUA
2022/2023

16

Anda mungkin juga menyukai