VINA WULANSARI
XII MIPA 4
Keadaan sosial ekonomi masyarakatArab sangat dipengaruhi oleh kondisi dan letak geografisnya. Bagian
tengah Jazirah Arab terdiri dari tanah pegunungan yang tandus. Oleh sebab itu banyak penduduk yang
hidupnya tidak menetap, mereka tinggal di pedalaman, yaitu masyarakat Badui,yang mata pencahariannya
beternak. Mereka berpindah pindah dari satu lembah ke lembah yang lain mencari rumput untuk hewan
ternaknya. Bidang pertanian dikerjakan oleh suku-suku yang bertempat tinggal di daerah-daerah subur,
terutama mereka yang mendiami daerah subur di sekitar oase seperti Thaif . Di tempat ini mereka menanam
buahbuahan dan sayur-sayuran.
Masyarakat Arab yang tinggal diperkotaan biasanya mereka berdagang.Mereka dinamakan Ahlul Hadhar,
kehidupan sosial ekonomi mereka sangat ditentukan oleh keahlian mereka dalam perdagangan. Oleh karena
itu, bangsaArab Quraisy sangat terkenal dalam dunia perdagangan. Mereka melakukan perjalanan dagang pada
dua musim dalam setahun, yaitu ke Negara Syam pada musim panas dan ke Yaman pada musim dingin.
Di kota Mekkah terdapat pusat perdagangan, yaitu pasar Ukaz, yang dibuka pada bulan-bulan tertentu, seperti
Zulqa’dah, Zulhijjah, dan Muharram. Dalam bidang sosial politik, masyarakatArab pada masa jahiliyah tidak
memiliki sistem pemerintahan yang mapan dan teratur. Mereka hanya mempunyai pemimpin yang disebut
Syeikh atau Amir,yang mengurusi persoalan mereka dalam masalah perang, pembagian harta dalam
pertempuran tertentu. Di luar itu seorang Syeikh tidak berkuasa atau tidak berhak mengatur anggota
kabilahnya. Di samping itu, bangsa Arab sebelum Islam juga telah mampu mengembangkan ilmu pengetahuan.
Hal ini misalnya dapat dilihat dari berbagai ilmu pengetahuan yang berkembang di dalam kehidupan
masyarakat Arab pada waktu itu.
Di antara ilmu pengetahuan yang mereka kembangkan adalah astronomi, yang ditemukan oleh orang-orang
Babilonia. Mereka ini pindah ke negeri Arab pada waktu negara mereka diserang oleh bangsa Persia. Dari
mereka inilah bangsa Arab belajar banyak ilmu astronomi.
Tata sosial bangsa Arab sebelum Islam terkenal pemberani di dalam membela pendirian. Mereka tidak mau
mengubah pendirian serta tata cara hidup yang sudah menjadi kebiasaannya, tidak mau mengalah, namun ada
sisi kebiasaan yang baik yaitu suka menghormati dan memuliakan tamu. Moral dan perilaku sangat rusak
sehingga mereka disebut kaum jahiliyah “yang bodoh”. Berjudi minum minuman keras dilakukan secara
bersama-sama, bahkan tak jarang mereka merampok sehingga sering menimbulkan peperangan antar suku.
Yang lebih buruk lagi moralnya adalah adanya suku Arab yang mengubur bayi perempuan mereka secara
hidup-hidup, mereka beranggapan bahwa anak perempuan itu tidak berguna dan hanya menysahkan orang tua.
Oleh karena itu mereka merasa terhina apabila mempunyai anak perempuan. Di antara suku yang melakukan
perbuatan keji dan tak berperikemanusiaan itu adalah suku baniTamim dan suku bani Asad. Dalam bidang
bahasa dan seni bahasa, orang-orang Arab pada masa pra Islam sangat maju. Bahasa mereka sangat indah dan
kaya. Syair-syair mereka sangat banyak. Dalam lingkungan mereka seorang penyair sangat dihormati. Tiap
tahun di Pasar ‘Ukaz diadakan deklamasi sajak yang sangat luas. Selain ‘Ukaz masih ada pasar yang dijadikan
tempat berkumpulnya para penyair yaitu pasar Majinnahdan Zul Majaz. Salah satu dari pengaruh syair pada
bangsa Arab ialah bahwa syair itu dapat meninggikan derajat seorang yang tadinya hina atau sebaliknya
menghinakan seseorang yang tadinya terhormat. Satu-satunya alat publisistik yang amat luas lapangannya
yaituKhithabah. Di samping sebagai penyair, orang-orang Arab Jahiliyah juga sangat fasih berpidato dengan
bahasa yang indah dan bersemangat. Para ahli pidato pada saat itu mereka mendapat derajat tinggi seperti para
penyair. Salah satu kelaziman dalam masyarakat Arab Jahiliyah adalah mengadakan majelis atau
nadwahsebagai sarana untuk mendeklamasikan sajak, bertanding pidato, tukar menukar berita dan lain
sebagainya. Seperti:Nadi Quraisy dan Darun Nadwah yang berdiri di samping Ka’bah sebagian dari nadwah
minuman.
Begitulah seorang ahli sejarah Islam, Ahmad Amin seorang sejarahwan islam memberi definisi tentang
kata-kata Arab Jahiliyah yaitu orang-orang Arab sebelum Islam yang membangkang kepada kebenaran.
Mereka terus menentang kebenaran, jadi jahil yang di maksud bukanlah bodoh.
Kelas X
Nomor 3
KD 2. Strategi Dakwah Rasulullah
dan Keutamaan Dakwah Rasulullah Periode Mekkah
Memasuki 14 tahun usia pernikahan Nabi Muhammad Saw. Dengan Siti Khadijah, Nabi Muhammad Saw.
Sering melakukan ibadah diiringi dengan memohon petunjuk kepada Allah Swt., berkhalwat di Gua Hira, yaitu
ua yang berada di bukit Nur (Jabal Nur) yang terletak di dekat Mekkah. Berkhalwat ini dilakukan Nabi
Muhammad Saw. Dengan khusyuk, kadang sampai beberapa hari beliau baru pulang jika bekal sudah habis. Di
sanalah, beliau menghabiskan waktu selama berhari-hari dan bermalam-malam. Pada malam bertepatan dengan
malam Jum’at tanggal 17 Ramadhan, yaitu ketika beliau sedang bertafakur di dalam Gua Hira dan telah berusia
empat puluh tahun, beliau didatangi malaikat Jibril yang seraya berkata kepadanya:“Bacalah!”, ya Muhammad,
beliau menjawab: “Saya tidak bisa membaca”. Malaikat Jibril memeluk Nabi Muhammadmengulangi perintah
ini untuk kedua kalinya . Dan pada yang ketiga kalinya, Nabi Muhammad berkata apa yang harus saya baca,
lalu Jibril berkata kepadanya, dengan membawa wahyu pertama dari Allah Swt. Q.S Al-Alaq : 1-5
٥ َع َّلَم اِاْلْنَس اَن َم ا َلْم َيْع َلْۗم٤ اَّلِذ ْي َع َّلَم ِباْلَق َلِۙم٣ ِاْق َرْأ َوَرُّبَك اَاْلْك َرُۙم٢ َخَلَق اِاْلْنَس اَن ِم ْن َع َلٍۚق١ ِاْق َرْأ ِباْس ِم َرِّبَك اَّلِذ ْي َخَلَۚق
Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan; Dia Telah menciptakan manusia
dari segumpal darah; Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah;Yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam; Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (Al -‘Alaq : 1– 5).
Nabi Muhammad Saw. mengikuti apa yang diucapkan malaikat Jibril dengan baik sampai hafal. Setelah
itu, Jibrilpun meninggalkannya, dan Rasulullah sudah tidak kuat lagi berada di gua Hira’.Akhirnya beliau
pulang ke rumahnya dengan raut muka yang pucat dan menghampiri istrinya Siti Khadijah. Siti Khadijah
merasa heran dan bertanya “Apa yang sedang terjadi ?” dengan gemetar sambil berkata: “Selimuti saya!,
selimuti saya!”, maka Siti Khadijahpun menyelimutinya, sehingga rasa takutnya sirna. Lalu memberitahu Siti
Khadijah tentang apa yang telah diperolehnya di Gua Hira’ dan berkata: “Sungguh saya khawatir terhadap
diriku”. Khadijah menanggapinya dan menenangkan serta meyakinkan Nabi Muhammad Saw.: “Sekali-kali
tidak, demi Allah, Dia tidak akan merendahkan dirimu untuk selamanya, karena sesungguhnya engkau adalah
orang yang menyambungkan tali persaudaraan, menanggung beban kesusahan orang lain, memberi orang yang
tak punya, menjamu tamu, dan menolong orang yang menegakkan kebenaran”.
Setelah tenang Siti Khadijah mengajak Nabi Muhammad Saw. untuk menemui saudaranya seorang ahli
kitab Waraqah bin Naufal. Di depan Waraqah Nabi Muhammad Saw. menceriterakan semua yang terjadi,
Waraqah bin Naufal dengan penuh perhatian mendengarkan cerita yang disampaikan Nabi Muhammad,
kemudian Waraqah membuka kitab Taurat dan Injil serta berkata “Demi Tuhan, yang datang itu adalah
Malaikat Jibril yang pernah datang pada Nabi Musa, baikbaiklah menjaga diri, tabahkan hatimu wahai
Muhammad, kelak engkau akan diangkat menjadi Rasul, jangan takut, tapi gembiralah menerima wahyu itu”.
Setelah Nabi Muhammad Saw. mendapat wahyu yang pertama dari Allah Swt. dan juga telah mendapat
nasehat dariWaraqah bin Naufal. Beberapa malam Nabi Muhammad Saw. telah siap menerima wahyu kembali,
tetapi wahyu tersebut tidak kunjung datang. Baru pada malam ke-40 wahyu kedua turun, waktu itu Nabi
sedang berjalan-jalan ke suatu tempat. Tiba-tiba mendengar suara : “Ya Muhammad, engkau benar utusan
Allah”. Nabi merasa takut mendengar suara itu, beliau segera kembali ke rumah menyuruh istrinya Siti
Khatijah menyelimuti, suara tadi terdengar lagi dengan jelas dan semakin dekat Jibril mendatanginya sambil
duduk di atas kursi antara bumi dan langit, lalu turunlah ayat Al – mudzamil : 1-5.
Hambatan-Hambatan yang di alami Kelas X
Nomor 4
sebelum Nabi Muhammad Saw. menjadi Rasul
Hambatan-hambatan yang dialami Sebelum Nabi Muhammad Saw. Menjadi Rasul ia sangat dicintai kaumnya karena
kejujuran dan kehalusan budi pekertinya.Akan tetapi setelah Nabi Muhammad Saw.Diangkat menjadi Rasul dan
menyeru kepada mereka agama Allah beliaupun dibenci dan dimusuhi kaum Quraisy. Akibatnya banyak pengikut
Rasulullah saw yang menderita kelaparan. Di antara hal-hal yang menyebabkan kaum Quraisy menghalangi dakwah
Rasulullah adalah sebagai berikut :
1. Mereka khawatir akan kehilangan kekuasaannya sebagai penguasa kota Mekkah dan bangsa Arab. Dengan hilangnya
kekuasaan mereka lenyap pulalah pengaruh mereka yang sangat besar di kalangan bangsa Arab.
2. Mereka tidak menyetujui penghapusan diskriminasi sosial, yang mempersamakan bangsawan dengan rakyat jelata
dan hamba sahaya.
3. Mereka takut adanya pembalasan pada hari Kiamat, karena perbuatanperbuatan semena-mena selama ini akan
dibalas pada Hari Akhir nanti.
4. Mereka tidak mau meninggalkan adat dan tradisi nenek moyangnya seperti berjudi, minum-minuman keras, dan
kebisaaan-kebisaaan buruk lainnya.
5. Mereka tidak mau kehilangan mata pencaharian dari penjualan arca-arca dan berhala. Dengan tiadanya arca-arca
Ka’bah, habis pulalah pengunjung Ka’bah yang datang dari seluruh negeri Arab,dan habis pulalah penghasilan kaum
Quraisy sebagai penguasa Ka’bah.
Nomor 5
Hijrah keHabsyi (Abesinia)
Dengan adanya siksaan demi siksaan yang terus menerus dilakukan kaum kafir Quraisy kepada kaum muslimin,
terutama kaum muslimin yang tergolong lemah secara ekonomi. Mereka sangat menderita, karena penderitaan
mereka inilah maka Rasulullah Saw. Meminta para sahabatnya untuk hijrah ke Habsyi demi menyelamatkan agama
mereka di sisi raja Najasyi, Rasulullah Saw. Tahu bahwa Raja Habsyi sangat adil dan tak pernah berbuat aniaya
pada sesama manusia, kaum muslimin akan aman disana, terutama keamanan sebagian besar kaum muslimin yang
mengkhawatirkan diri dan keluarga mereka dari kaum kafir Quraisy. Dan peristiwa ini tepatnya terjadi pada tahun
kelima dari masa kenabian. Hijrah ke Habsyi dilakukan kaum muslimin dalam dua gelombang, rombongan pertama
kaum muslimin yang berjumlah lebih kurang10 orang laki-laki dan 4 orang perempuan, pada tahun ke 5 bulan ke
tujuh kenabian. Dilanjutkan dengan rombongan hijrah kedua hingga keseluruhannya berjumlah 83 orang laki-laki
dan 18 orang perempuan. Di antara mereka terdapat Utsman binAffan beserta isterinya, Ruqayah binti Muhammad,
Zubair bin Awwan,Abdurrahman bin Auf, Ja’far bin AbuThalib sebagai pemimpin rombongan dan lain-lain.
Rombongan ini mendapat sambutan yang baik dan penghormatan dari Raja Najasyi, namun Kaum Quraisy berusaha
merusak kedudukan mereka di Habsyi. Maka mereka mengirim utusan dipimpin Abdullah binAbi Rabi’ah dan Amr
bin ’Ash serta memberi hadiah untuk raja dan memintanya agar menyerahkan kaum muslimin kepada mereka.
Tidak hanya itu kaum Quraisy juga melakukan pemboikotan atau pengucilan terhadap kaum muslimin dari
pergaulan dengan masyarakat Mekkah, yang digantungkan di dinding Ka’bah, berisi antara lain :
Tidak boleh melakukan jual beli kepada bani Hasyim, bani Muthalib dan umat Islam.
Dilarang mengadakan perdamaian dengan keluarga bani Hasyim, bani Mutholib dan umat Islam, kecuali Nabi
Muhammad Saw. Diserahkan atau menyerahkan diri pada kaum kafir Quraisy
Dilarang berbicara, mengunjungi orang sakit dari keluarga bani Hasyim, bani Mutholib dan umat Islam
Dilarang mengadakan pernikahan dengan keluarga bani Hasyim, bani Mutholib dan umat Islam
Pemukiman umat Islam dikucilkan di bagian utara kota Mekkah dan dijaga ketat oleh kaum kafir Quraisy
sehingga mereka tidak dapat berhubungan dengan masyarakat Mekkah atau di luar Mekkah
Nomor 6
KD 3. Keterkaitan Substansi Dan Strategi Rasulullah Saw.
Terhadap Kemajuan Peradaban Masyarakat Di Madinah
Di Madinah sebelum kedatangan agama Islam, antara suku Aus dan Khazraj selalu terjadi perselisihan
bahkan tidak jarang terjadi pertumpahan darah hal ini dipicu oleh adanya pihak ketiga, yakni Yahudi.
Kedatangan Rasulullah Saw. Memberikan dampak yang sangat positif pada kedua suku tersebut. Kedua suku
tersebut banyak yang memelukAgama Islam, sehingga semuanya telah terikat dalam satu ikatan
keimanan.Walaupun tidak bisa menghilangkan sama sekali sisi fanatisme kesukuan namun telah tertanam
dalam jiwa mereka bahwa semua manusia dalam pandangan Islam adalah sama. Yang membedakan derajat
manusia di sisi Allah hanyalah ketakwaannya. Dengan memeluk Islam ini. Nabi Saw. Telah memberikan
penerangan kepada masyarakat Madinah bahwa Islam adalah agama yang menentang diskriminasi, dan cinta
pada perdamaian.
Kaum Yahudi bersama kaum muslimin wajib turut serta dalam peperangan.
KaumYahudi dan Bani Auf diperlakukan sama seperti kaum muslimin.
KaumYahudi tetap dengan agama Yahudi mereka, dan demikian pula dengan kaum muslimin.
Semua Kaum Yahudi dari semua suku dan kabilah di Madinah diberlakukan sama dengan kaum
Yahudi BaniAuf.
Kaum Yahudi dan muslimin harus saling tolong menolong dalam memerangi atau menghadapi
musuh
KaumYahudi dan muslimin harus senantiasa saling berbuat kebajikan dan saling mengingatkan
ketika terjadi penganiayaan atau kedhaliman.
Kota Madinah dipertahankan bersama dari serangan pihak luar.
Semua penduduk Madinah dijamin keselamatannya kecuali bagi yang berbuat jahat.
3). Di Madinah Rasulullah Saw. Mendirikan Masjid.
Tanah tempatpenjemuran kurma milik Sahal dan Suhail bin Amr dua orang anak yatim yang semula
bermaksud menghibahkan dibeli oleh Rasulullah Saw. Untuk dibangun masjid. Tujuan membangun
masjid adalah sebagai tempat ibadah, belajar, pertemuan, memecahkan masalah-masalah yang
berhubungan dengan masyarakat dan membicarakan strategi dakwah. Masjid itu sekarang bernama
masjid Nabawi. Tanah tersebut dibeli dengan harga yang pantas sebagai contoh bahwa harta anak yatim
harus dipelihara oleh umat Islam bukan untuk dipermainkan setelah berada di Madinah, Nabi ikut
mengangkat batu-bangunan sendiri.
Nomor 7
KD 4. Substansi, Strategi Dakwah Dan
Kebijakan Khulafaurrasyidin
Khalifah adalah jabatan tertinggi dalam kepemimpinan Islam pacsa Rasulullah Saw. Wafat. Mereka dipilih
oleh umat Islam melalui musyawarah. Seorang khalifah wajib menjalankan kepemimpinan sesuai dengan Al-
Qur’an dan Sunnah Nabi. Khalifah tidak menjalankan fungsi kenabian, tugas utama mereka dalam paikan
khutbah jum’at.
Tugas seorang khalifah selain sebagai kepala Negara, dia juga menjabat sebagai panglima pasukan Islam
yang memiliki kewenangan luas dalam hal pemerintahan. Dalam sejarah, tugas Nabi Muhammad Saw.
sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara diemban oleh empat sahabat terdekatnya secara berurutan.
Termasuk dalam tugas tersebut adalah mengurus masalah keagamaan umat Islam. Keempat penggantinya
inilah yang dikenal dengan sebutan Khulafaur Rasyidin. Secara kebahasaan, Khulafaur Rasyidin berarti para
khalifah yang mendapat petunjuk. Keempat khalifah tersebut adalah Abu Bakar As-Shiddiq (memerintah 632
– 834 M), Umar bin Khatab (634-644M), Usman binAffan (644-656 M) dan Ali binAbi Thalib (656-661 M).
Khalifah Ali binAbu Thalib memerintah hanya enam tahun. Selama masa pemerintahannya, ia
menghadapi berbagai pergolakan. Tidak ada masa sedikitpun dalam pemerintahannya yang dapat
dikatakan stabil. Setelah menduduki jabatan khalifah, Ali memecat para gubernur yang diangkat oleh
Usman. Dia yakin bahwa pemberontakan-pemberontakan terjadi dikarenakan keteledoran mereka.
Ali juga menarik kembali tanah yang dihadiahkan Usman kepada penduduk dengan menyerahkan hasl
pendapatannya kepada negara., dan memakai kembali sistem distribusi pajak tahunan di antara orang-
orang Islam sebagaimana pernah diterapkan oleh Umar bin Khatab.
Setelah kebijakan tersebut diterapkan, Ali bin Abu Thalib menghadapi pemberontakan Thalhah, Zubair
dan Aisyah.Alasan mereka, Ali tidak mau menghukum para pembunuh Usman, dan mereka menuntut bela
terhadap darah Usman yang telah ditumpahkan secara zalim. Ali sebenarnya ingin sekali menghindari
perang. Dia mengirim surat kepada Thalhah dan Zubair agar keduanya mau berunding untuk
menyelesaikan perkara tersebut secara damai. Namun ajakan tersebut ditolak. Akhirnya, pertempuran yang
dahsyat pun terjadi. Perang ini dikenal dengan nama Perang Jamal(Perang Unta), karena Aisyah dalam
pertempuran ini menunggang unta.Ali berhasil mengalahkan lawannya. Zubair dan Thalhah terbunuh
ketika hendak melarikan diri, sedangkan Aisyah ditawan dan dikirim kembali ke Madinah.
Bersamaan dengan itu, kebijaksanaan-kebijasanaan Ali juga mengakibatkan timbulnya perlawanan dari
gubernur di Damaskus yaitu Muawiyah, yang didukung oleh sejumlah bekas pejabat tinggi yang merasa
kehilangan kedudukan dan kejayaan. Setelah berhasil memadamkan pemberontakan Zubair, Thalhah dan
Aisyah, Ali bergerak dari Kufah menuju Damaskus dengan sejumlah besar tentara. Pasukannya bertemu
dengan pasukan Muawiyah di Siffin. Pertempuran tersebut dikenal dengan nama perang Sif n. Perang ini
diakhiri dengan tahkim(arbitrase), tetapi tahkim ternyata tidak menyelesaikan masalah, bahkan
menyebabkan timbulnya golongan ketiga yaitu al Khawarij, artinya orang-orang yang keluar dari barisan
Ali.
Munculnya kelompok Khawarij menyebabkan tentaranya semakin melemah, sementara posisi
Muawiyah semakin kuat. Pada tanggal 20 Ramadhan 40 H (660 M), Ali terbunuh oleh salah satu anggota
kelompok Khawarij yakni Ibnu Muljam. Kedudukan Ali sebagai khalifah kemudian dijabat oleh putranya
yang bernama Hasan bin Ali selama beberapa bulan. Namun karena Hasan ternyata lemah, sementara
Muawiyah kuat, maka Hasan membuat perjanjian damai. Perjajian ini dapat mempersatukan umat Islam
kembali dalam satu kepemimpinan politik, di bawah Muawiyah bin Abu Sufyan. Di sisi lain, perjanjian itu
juga menyebabkan Muawiyah menjadi penguasa absolut dalam Islam. Tahun 41 H (661 M), tahun
persatuan ini dikenal dalam sejarah sebagai tahun Amul Jamaah. Dengan demikian berakhirlah apa yang
disebut dengan Khulafaur Rasyidin dan dimulailah kekuasaan Bani Umayyah dalam sejarah politik Islam.
KD 5. Kebijakan Khalifah Dan Ilmuwan Muslim Dalam
Nomor 9
Mengembangkan Peradaban dan Ilmu Pengetahuan Pada Masa
Daulah Umayyah di Damaskus
Sejarah Lahirnya Daulah Umayyah di Damaskus, Daulah Umayyahmerupakan Daulah Islampertama yang
didirikanoleh Muawiyah bin Abu Sufyan pada tahun40 H. Berdirinya daulah ini mengalami proses perjalanan yang
cukup panjang, sejak akhir masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib ketika itu Muawiyah bin Abi Sufyan menjabat
sebagai gubernur Syam dan keinginannya untuk menjadi gubernur di Damaskus sampai kemudian memperoleh estafet
kepemimpinan dari Hasan bin Ali.
Perang Salib yang terjadi antara umat Islam dan Kristiani telah menanamkan benih-benih permusuhan yang kuat antara umat Islam dan Kristen. Kebencian itu
semakin kuat setelah peraturan baru yang diterapkan oleh Daulah Bani Saljuk menyulitkan orang-orang Kristen yang berkunjung ke Baitul Maqdis. Perang Salib
terjadi dalam beberapa gelombang dan banyak memakan korban dari pihak Islam dan Kristen. Dampak dari perang salib tersebut, beberapa wilayah kekuasaan
Islam berhasil dikuasai oleh tentara Kristen.
Serangan bergelombang Bangsa Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan telah meluluhlantakkan Baghdad dan seluruh penjuru wilayah kekuasaan Daulah
Abbasiyah. Tragedi kemanusian berupa penganiayaan dan penyiksaan berlangsung kurang lebih 40 hari dengan jumlah korban yang mencapai ratusan ribu umat
Islam pada waktu itu. Terbunuhnya Khalifah Al-Mu`tashim menjadi penanda akhir dari Daulah Abbasiyah.
Runtuhnya kekuasaan Islam tidak hanya dialami oleh Daulah Abbasiyah. Di belahan bumi yang lain juga mengalami peristiwa yang hampir sama. Daulah Bani
Ahmar di Andalusia juga berakhir dengan tragis. Khalifah terakhir diusir dari Andalusia, bahkan seluruh umat Islam di Andalusia dipaksa meninggalkan Andalusia
atau tetap di Andalusia namun berpindah keyakinan.
Daulah Mughal di India juga mengalami hal serupa. Rapuhnya kondisi dalam negeri Daulah Mughal membuka kesempatan Imperium Inggris berhasil masuk
dan meruntuhkan kejayaan Mughal dan kemudian menguasainya. Penjajahan ini kemudian berlangsung sampai negara India berhasil memerdekakan diri. Dari
beberapa pelajaran di atas, Syekh Amir Syakib Arselan mengungkap beberapa alasan mengapa umat Islam mundur dan sulit untuk maju.
Umat Islam sudah tidak benar-benar mengamalkan ajaran Islam sesuai dengan syari`at, khususnya Alquran dan al-Hadis. Padahal itu adalah sumber pedoman
hidup kita agar bahagia dunia dan akhirat. Nabi SAW bersabda: “Aku tinggalkan bagimu dua perkara, jika kamu berpegang teguh kepada keduanya kamu tidak
akan tersesat selama-lamanya yaitu kitab Allah dan Sunnah Rasul (hadis).”
Umat Islam tidak mau bersatu dan terpecah belah. Padahal ummat Islam diperintahkan untuk bersatu. Allah sudah mengingatkan kepada kita . QS. Ali Imran :
103. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni’mat Allah kepadamu ketika kamu
dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni’mat Allah, orang-orang yang bersaudara;
dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar
kamu mendapat petunjuk.
Mayoritas umat Islam terlalu cinta dunia dan takut mati. Kebanyakan umat Islam lebih mementingkan kehidupan dunia dan melupakan akherat. Padahal jelas-
jelas kehidupan dunia ini hanya fatamorgana dan telah dicontohkan oleh generasi pendahulu Islam mereka ikhlas betul dalam menjalankan misi sebagai hamba
Allah Swt tanpa melupakan kewajibannya untuk beribadah kepada Allah Swt.
Mundurnya umat Islam disebabkan hilangnya semangat Jihad. Jihad adalah satu kesungguhan untuk berjuang di jalan Allah Swt. Jihad adalah perjuangan yang
sungguh-sungguh yang dilakukan karena panggilan Illahi, yaitu perjuangan sungguh-sungguh dengan mengerahkan segala potensi dan kemampuan yang
dimiliki untuk mencapai tujuan, khususnya dalam mempertahankan kebenaran, kebaikan dan keluhuran.
Pengertian Pembaruan Nomor 18
Pembaruan dalam Islam adalah upaya-upaya untuk menyesuaikan paham keagamaan Islam dengan perkembangan baru yang ditimbulkan oleh
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Dalam bahasa Arab, gerakan pembaruan Islam disebut tajdid. Secara harfiah, tajdid berarti
pembaruan dan pelakunya disebut mujaddid.
Islam sebenarnya telah memiliki tradisi pembaruan karena ketika menemukan masalah baru, kaum muslim segera memberikan jawaban yang
didasarkan atas doktrin-doktrin dasar kitab dan sunnah. Rasulullah pernah mengisyaratkan bahwa “sesungguhnya Allah akan mengutus kepada
umat ini (Islam) pada permulaan setiap abad orang-orang yang akan memperbaiki, memperbaharui, agamanya” (HR. Abu Daud).
Istilah pembaruan baru terkenal dan populer setelah munculnya semangat pemikiran dan gerakan pembaruan Islam, menyusul kontak politik dan
intelektual dengan Barat. Tepatnya abad XVIII, pada waktu itu baik secara politis maupun secara intelektual, Islam telah mengalami kemunduran,
sedangkan Barat dianggap telah maju dan modern. Kondisi seperti itu menuntut umat Islam untuk melakukan pembaruan dalam berbagai bidang.
Istilah tajdid itu sendiri memiliki arti lain yang lebih luas, di antaranya adalah reformasi, purifikasi, modernisme dan sebagainya. Istilah yang
beragam itu mengindikasikan bahwa hal itu terdapat variasi entah pada aspek metodologi, doktrin maupun solusi, dalam gerakan tajdid yang
muncul di dunia Islam.
Gerakan pembaruan Islam dapat ditelusuri akarnya pada doktrin Islam itu sendiri. Gerakan pembaruan mendapatkan momentum ketika Islam
berhadapan dengan modernitas pada abad ke-19. Kontak langsung antara Islam dan modernitas yang berlangsung sejak Islam sebagai kekuatan
politik mulai merosot pada abad ke-18 merupakan agenda yang menyita banyak energi di kalangan intelektual muslim.
Teori ini dikemukan oleh Pijnappel, Moquette, Fatimi dan seorang orientalis Belanda yang meneliti tentang Islam di Indonesia bernama Snouck
Hurgronje. Ia menyatakan bahwa agama Islam baru masuk ke Nusantara pada abad ke-13 Masehi yang dibawa oleh para pedagang dari Cambay,
Gujarat, India. Memang sebagian besar sejarawan asal Belanda, memegang teori bahwa Islam di Indonesia berasal dari Anak Benua India. Sementara
seorang ilmuwan Barat Pijnappel yang mengaitkan asal mula Islam di Indonesia dengan daerah Gujarat dan Malabar. Menurutnya, orang-orang Arab
bermazhab Syafi’i yang bermigrasi dan menetap di wilayah India yang membawa Islam ke Nusantara. Snouck Hurgronje kemudian mengembangkan
teori ini, dia berpendapat bahwa ketika Islam tiba di kota-kota pelabuhan Anak Benua India, banyak di antara penduduknya yang beragama Islam dan
tinggal di sana sebagai pedagang perantara dalam perdagangan Timur Tengah dengan Indonesia. Lalu mereka datang ke dunia Melayu (Indonesia)
sebagai para penyebar Islam pertama, setelah itu disusul oleh orang-orang Arab. Dia mengatakan bahwa abad ke-12 sebagai periode paling mungkin
dari permulaan penyebaran Islam di Indonesia.
Jan Pijnappel (w.1901 M) adalah seorang orientalis dari Universitas Leiden Belanda yang fokus pada manuskrip Melayu. Dia menyatakan bahwa Islam
masuk ke Indonesia lewat pedagang dari Gujarat. Penjelasan ini didasarkan pada seringnya kedua wilayah India dan Indonesia ini disebut dalam sejarah
Nusantara klasik. Dalam penjelasan lebih lanjut, Pijnapel menyampaikan logika terbalik, yaitu bahwa meskipun Islam di Nusantara dianggap sebagai
hasil kegiatan orang-orang Arab, tetapi hal ini tidak langsung datang dari Arab, melainkan dari India, terutama dari pesisir barat, dari Gujarat dan
Malabar. Jika logika ini dibalik, maka dapat dinyatakan bahwa meskipun Islam di Nusantara berasal dari India, sesungguhnya ia dibawa oleh orang-
orang Arab juga.
Sedangkan menurut Moquette ada hubungan antara Gujarat dan Indonesia, dengan alasan bahwa batu nisan makam Raja Malik Al-Saleh yang
merupakan raja kerajaan Samudera Pasai Aceh, bertuliskan angka tahun 686H/1297 M dengan menggunakan nisan yang berasal dari Gujarat India.
Selain itu batu nisan yang terdapat di makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik, Jawa Timur, juga menunjukkan hal yang sama. Kedua batu nisan
tersebut memiliki persamaan bentuk dengan batu nisan yang terdapat di Cambay Gujarat India.
Teori Arab Nomor 21
Teori ini di kemukakan oleh Sir Thomas Arnold, ia berpandangan bahwa, para pedagang Arab telah menyebarkan Islam ketika mereka menguasai
secara dominan perdagangan Barat-Timur sejak abad-abad awal Hijriah atau abad ke-7 dan 8 Masehi. Meskipun tidak terdapat catatan-catatan sejarah
tentang kegiatan mereka dalam penyebaran Islam, namun ia berasumsi bahwa mereka juga terlibat dalam penyebaran Islam kepada penduduk lokal di
Indonesia.
Dalam sejarah masuknya Islam ke Indonesia Teori ini mengatakan bahwa Islam datang ke Indonesia secara langsung dari Arab, tidak melalui perantara
bangsa lain. Beberapa bukti sejarah dikemukakan untuk menguatkan teori ini. Teori ini mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dari
Makkah (Arab) sebagai pusat agama Islam sejak abad ke-7. Salah satu sejarawan yang mendukung teori ini ialah Prof. Hamka. Dia menyatakan bahwa
Islam sudah datang ke Indonesia pada abad pertama Hijriah (abad ke 7-8 M) langsung dari Arab dengan bukti jalur perdagangan yang ramai dan bersifat
internasional sudah dimulai melalui selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di China (Asia Timur), Sriwijaya di Asia Tenggara, dan Bani
Umayyah di Asia Barat. Menurutnya, motivasi awal kedatangan orang Arab tidak dilandasi oleh nilai-nilai ekonomi, melainkan didorong oleh motivasi
spirit penyebaran agama Islam.
Dalam pandangan Hamka, jalur perdagangan antara Indonesia dengan Arab telah berlangsung jauh sebelum tarikh Masehi. Hamka berpendapat bahwa
pada tahun 625 M, berdasarkan sebuah naskah Tiongkok yang dicatat oleh pendeta Budha I-Tsing yang melakukan perjalanan dari Canton menuju India.
Perjalanan tersebut menggunakan kapal Posse, dan pada tahun 674 M ia singgah di Bhoga (yang sekarang dikenal dengan Palembang, Sumatera Selatan).
Di Bhoga ia menemukan sekelompok bangsa Arab yang telah bermukim di pantai Barat Sumatera (Barus). Sebagian orang-orang Arab ini diceritakan
melakukan perkawinan dengan wanita lokal. Komunitas Arab ini disebutnya sebagai komunitas Ta-Shih dan Posse. Mereka adalah para pedagang yang
telah lama menjalin hubungan perdagangan dengan kerajaan Sriwijaya. Karena demi hubungan perdagangan itulah kemudian kerajaan Sriwijaya
memberikan daerah khusus untuk mereka.
Sejarawan lain juga mendukung teori Arab adalah Uka Tjandrasasmita, A. Hasymi, Azyumardi Azra dan lain-lain. Selain informasi tersebut, Azyumardi
Azra menambahkan, bahwa ditemukannya adaptasi lain yang dilakukan oleh bangsa Indonesia adalah atas pengaruh bangsa Arab ini. Misalnya dari segi
bahasa dan tradisi, seperti pada kata dan tradisi bersila yang sering dilakukan oleh bangsa Indonesia yang merupakan tradisi yang dilakukan oleh bangsa
Arab atau Persia yang egaliter. Disamping alasan di atas, makam Fatimah Binti Maimun di Leran Jawa Timur semakin menguatkan teori ini. Fatimah
binti Maimun bin Hibatullah adalah seorang perempuan beragama Islam yang wafat pada hari Jumat, 7 Rajab 475 Hijriyah (2 Desember 1082 M).
Inskripsi nisan terdiri dari tujuh baris, dan berikut ini adalah hasil bacaan Jean Piere Moquette yang diterjemahkan oleh Muh. Yamin terhadap tulisan
pada batu Nisan tersebut: Atas nama Tuhan Allah Yang Maha Penyayang dan Maha Pemurah. Tiap-tiap makhluk yang hidup di atas bumi itu bersifat
fana. Tetapi wajah Tuhan-mu yang bersemarak dan gemilang itu tetap kekal adanya. Inilah kuburan wanita yang menjadi syahid bernama Fatimah binti
Maimun. Putera Hibatu’llah yang berpulang pada hari Jumiyad ketika tujuh. Sudah berlewat bulan Rajab dan pada tahun 495 H/ 475 H, Yang menjadi
kemurahan Tuhan Allah Yang Maha Tinggi Beserta Rasulnya yang Mulia.
Azyumardi Azra menambahkan, Islam datang di Indonesia pada abad ke-7 M, namun baru dianut secara terbatas oleh para pedagang Arab yang
berdagang di Indonesia, dan baru mulai tersebar dan dianut oleh masyarakat Indonesia pada abad ke-12, yang disebarkan oleh para sufi pengembara yang
berasal dari Arab. Alasan ini dikuatkan oleh corak Islam awal yang dianut oleh masyarakatIndonesia adalah Islam bercorak sufistik, karena pada masa al-
Ghazali (Dinasti Abbasiyah) muncul sufi-sufi pengembara yang bertujuan untuk menyebarkan Islam tanpa pamrih, maka sufi-sufi inilah yang disinyalir
datang dan menyebarkan Islam di Indonesia.
H. Hikmah Pembelajaran
1. Kita dapat meneladani kegigihan para penyebar Islam di Indonesia dalam menyebarkan Islam yang Rahmatan Lil ‘Alamin.
2. Kita dapat menealdani model kepemimpinan para raja pada masa dahulu.
3. Memperluas khazanah ke ilmuan kita dalam memahami sejarah awal berdirinya kerajaan Islam di Indonesia.
4. Kita dapat mengetahui berbagai macam keberagaman kebudayaan Islam yang ada di Indonesia.
5. Sebagai generasi muslim hendaknya kita terus melestarikan budaya-budaya baik yang ada di Indonesia dan berhubungan dengan
Islam
Perjuangan umat Islam pada masa Nomor 32
Kebangkitan Nasional
a. HOS Cokroaminoto atau Hadji Oemar Said Tjokroaminoto (w.1934 M)
Lahir di Ponorogo, Jawa Timur, 6 Agustus 1882 dan meninggal di Yogyakarta, 17 Desember 1934 pada umur 52 tahun. Tjokroaminoto adalah
anak kedua dari 12 bersaudara dari ayah bernama R.M. Tjokroamiseno, salah seorang pejabat pemerintahan pada saat itu. Kakeknya, R.M.
Adipati Tjokronegoro, pernah juga menjabat sebagai bupati Ponorogo. Sebagai salah satu pelopor pergerakan nasional, ia mempunyai beberapa
murid yang selanjutnya memberikan warna bagi sejarah pergerakan Indonesia, yaitu Musso yang sosialis/komunis, Soekarno yang nasionalis, dan
Kartosuwiryo yang agamis. Namun ketiga muridnya itu saling berselisih. Pada bulan Mei 1912, Tjokroaminoto bergabung dengan organisasi
Sarekat Islam. Sebagai pimpinan Sarikat Islam, HOS dikenal dengan kebijakan-kebijakannya yang tegas namun bersahaja. Kemampuannya
berdagang menjadikannya seorang guru yang disegani karena mengetahui tatakrama dengan budaya yang beragam. Pergerakan SI yang pada
awalnya sebagai bentuk protes atas para pedagang asing yang tergabung sebagai Sarekat Dagang Islam yang oleh HOS dianggap sebagai
organisasi yang terlalu mementingkan perdagangan tanpa mengambil daya tawar pada bidang politik. Dan pada akhirnya tahun 1912 SDI berubah
menjadi Sarekat Islam, SI digiring menjadi partai politik setelah mendapatkan status Badan Hukum pada10 September 1912 oleh pemerintah yang
saat itu dikontrol oleh Gubernur Jenderal Idenburg. SI kemudian berkembang menjadi parpol dengan keanggotaan yang tidak terbatas pada
pedagang dan rakyat Jawa-Madura saja. Kesuksesan SI ini menjadikannya salah satu pelopor partai Islam yang sukses saat itu.
Perpecahan SI menjadi dua kubu karena masuknya infiltrasi komunisme memaksa HOS Cokroaminoto untuk bertindak lebih hati-hati kala itu. Ia
bersama rekan-rekannya yang masih percaya bersatu dalam kubu SI putih berlawanan dengan Semaun yang berhasil membujuk tokoh-tokoh
pemuda saat itu seperti Alimin, Tan Malaka, dan Darsono dalam kubu SI Merah. Namun bagaimanapun, kewibawaan HOS Cokroaminoto justru
dibutuhkan sebagai penengah di antara
Kedua pecahan SI tersebut, mengingat ia masih dianggap guru oleh Semaun. Akhirnya Semaun dan Darsono dikeluarkan dari SI.Pada tahun 1929,
SI diusung sebagai Partai Sarikat Islam Indonesia hingga menjadi peserta pemilu pertama pada 1955. HOS Cokroaminoto hingga saat ini akhirnya
dikenal sebagai salah satu pahlawan pergerakan nasional yang berbasiskan perdagangan, agama, dan politik nasionalis. Kata- kata mutiaranya
seperti “ Setinggi-tinggi ilmu, semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat ” akhirnya menjadi embrio pergerakan para tokoh pergerakan nasional
yang patriotik, dan ia menjadi salah satu tokoh yang berhasil membuktikan besarnya kekuatan politik dan perdagangan Indonesia. H.O.S.
Cokroaminoto meninggal di Yogyakarta pada 17 Desember 1934 pada usia 52 tahun.
Nomor 33
KD. 16 Perjuangan Islam Pasca Kemerdekaan
A.Kyai Haji Ahmad Dahlan
Lahir di Yogyakarta,1 Agustus 1868 dan meninggal di Yogyakarta, 23Februari 1923 padaumur 54 tahun) adalahseorang Pahlawan
NasionalIndonesia. Dia adalah putrakeempat dari tujuhbersaudara dari keluarga K.H.Abu Bakar. KH AbuBakar adalah seorang ulamadan khatib
terkemukadi Masjid Besar Kasultanan Yogyakartapada masa itu,dan ibu dariK.H. Ahmad Dahlanadalah puteri dari H.Ibrahim yang juga menjabat
penghulu Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningra tpada masa itu.Nama kecil K.H.Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwisy. Dia
merupakananak keempat daritujuh orang bersaudara yang keseluruhan saudaranya perempuan,kecuali adik bungsunya.Dia termasuk keturunan
yang kedua belas dari Maulana Malik Ibrahim,salah seorang yangterkemuka di antara Walisongo, yaitu pelopor penyebaran agamaIslam di
Jawa.Silsilahnya tersebut ialah MaulanaMalik Ibrahim, MaulanaIshaq, Maulana ‘AinulYaqin, Maulana Muhammad Fadlullah(Sunan Prapen),
Maulana Sulaiman Ki AgengGribig (Djatinom), Demang Djurung Djuru Sapisan, Demang Djurung Djuru Kapindo, kiaiIlyas, kiai Murtadla,KH.
Muhammad Sulaiman,K.H. Abu Bakar,dan Muhammad Darwisy (Ahmad Dahlan).
Pada umur 15 tahun, dia pergihaji dan tinggaldi Mekah selamalima tahun. Pada periodeini, Ahmad Dahlanmulai berinteraksi dengan pemikiran-
pemikiran pembaharu dalam Islam, seperti Muhammad Abduh, Al-Afghani,Rasyid Ridha dan IbnuTaimiyah.
Ketika pulang kembalike kampungnya tahun1888, ia berganti nama menjadi Ahmad Dahlan.Pada tahun 1903,ia bertolak kembali ke Mekah dan
menetapselama dua tahun.Pada masa ini,dia sempat bergurukepada Syeh Ahmad Khatibyang juga gurudari pendiri NU,KH. Hasyim Asyari.Pada
tahun 1912, ia mendirikan Muhammadiyah di kampung Kauman, Yogyakarta. Pada tahun1912, Ahmad Dahlanpun mendirikan organisasi
Muhammadiyah untukmelaksanakan cita-cita pembaharuanIslam di bumi Nusantara. AhmadDahlan ingin mengadakansuatu pembaharuan
dalamcara berpikir dan beramal menurut tuntunan agama Islam. Dia ingin mengajak umat Islam Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan
al-Qur’andan al-Hadits. Perkumpulan iniberdiri bertepatan padatanggal 18 November1912. Dan sejak awalAhmad Dahlan telahmenetapkan
bahwa Muhammadiyah bukan organisasi politik tetapi bersifat sosial dan bergerak di bidang penpendidikan.
Pada tanggal 20Desember 1912, AhmadDahlan mengajukan permohonan kepada PemerintahHindia Belanda untuk mendapatkan badan hukum.
Permohonan itubaru dikabulkan padatahun 1914, denganSurat Ketetapan Pemerintah No.81 tanggal 22Agustus 1914. Izinitu hanya berlakuuntuk
daerah Yogyakarta danorganisasi ini hanyaboleh bergerak didaerah Yogyakarta. Dari Pemerintah HindiaBelanda timbul kekhawatiran akan
perkembangan organisasi ini. Makadari itu kegiatannya dibatasi. Walaupun Muhammadiyah dibatasi, tetapi di daerah lainseperti Srandakan,
Wonosari,Imogiri dan lain-Iaintelah berdiri cabang Muhammadiyah.Hal ini jelasbertentangan dengan keinginanpemerintah Hindia Belanda.
Untukmengatasinya, maka KH.Ahmad Dahlan menyiasatinya dengan menganjurkanagar cabang Muhammadiyahdi luar Yogyakarta memakai
nama lain. MisalnyaNurul Islam diPekalongan, Al-Munir diUjung Pandang, Ahmadiyah diGarut. Sedangkan diSolo berdiri perkumpulanSidiq
Amanah Tabligh Fathonah(SATF) yang mendapatpimpinan dari cabangMuhammadiyah. Bahkan dalam kotaYogyakarta sendiri iamenganjurkan
adanya jama’ahdan perkumpulan untuk mengadakan pengajian dan menjalankan kepentingan Islam. Gagasan pembaharuanMuhammadiyah
disebarluaskan olehAhmad Dahlan dengan mengadakantabligh ke berbagaikota, di sampingjuga melalui relasirelasidagang yang dimilikinya.
Gagasan initernyata mendapatkan sambutan yang besar dari masyarakatdi berbagai kotadi Indonesia. Ulama-ulamadari berbagai daerah
lainberdatangan kepadanya untukmenyatakan dukungan terhadap Muhammadiyah. Muhammadiyahmakin lama makinberkembang hampir di
seluruhIndonesia. Oleh karenaitu, pada tanggal7 Mei 1921Dahlan mengajukan permohonan kepadapemerintah Hindia Belandauntuk mendirikan
cabang-cabang Muhammadiyah di seluruhIndonesia. Permohonan inidikabulkan oleh pemerintah Hindia Belanda padatanggal 2 September 1921.
Prof. DR. H. AbdulMalik Karim Nomor 34
Amrullahatau Hamka (w. 1981 M)
Prof. DR. H.Abdul Malik Karim Amrullah gelar Datuk Indomo, populer dengan namapenanya Hamka; lahir diNagari Sungai Batang,Tanjung
Raya, Kabupaten Agam,Sumatra Barat tanggal17 Februari 1908. Beliau meninggaldi Jakarta padaumur 73 tahun. Beliau adalah seorangulama dan
sastrawanIndonesia. Ia berkiprah sebagaiwartawan, penulis, danpengajar. Ia terjundalam politik melalui Masyumisampai partai
tersebutdibubarkan, menjabat KetuaMajelis Ulama Indonesia (MUI)pertama, dan aktifdalam Muhammadiyah hinggaakhir hayatnya. UJI PUBLIK
Universitasal-Azhar dan UniversitasNasional Malaysia menganugerahkannya gelar doktorkehormatan, sementara Universitas Moestopo,
Jakartamengukuhkan Hamka sebagaiguru besar.
Namanya disematkan untuk Universitas Hamkamilik Muhammadiyah. Hamka remaja meninggalkanpendidikannya di Thawalib,menempuh
perjalanan ke Jawadalam usia 16tahun. Setelah setahunmelewatkan perantauannya, Hamkakembali ke PadangPanjang membesarkan
Muhammadiyah. Pengalamannya ditolaksebagai guru di sekolah milik Muhammadiyah karenatak memiliki diplomadan kritik ataskemampuannya
berbahasa Arab melecutkeinginan Hamka pergike Mekkah. Denganbahasa Arab yang dipelajarinya, Hamkamendalami sejarah Islamdan sastra
secara otodidak. Kembalike Tanah Air,Hamka merintis kariersebagai wartawan sambil bekerjasebagai guru agamadi Deli. Dalampertemuan
memenuhi kerinduan ayahnya,Hamka mengukuhkan tekadnyauntuk meneruskan cita-cita ayahnya dandirinya sebagai ulamadan sastrawan.
Kembalike Medan pada 1936setelah pernikahannya, iamenerbitkan majalah PedomanMasyarakat. Lewat karyanya DiBawah Lindungan
Ka’bahdan Tenggelamnya KapalVan Der Wijck, nama Hamkamelambung sebagai sastrawan.Selama revolusi fisik,Hamka bergerilya
bersamaBarisan Pengawal Nagari danKota (BPNK) menyusuri hutan pengunungan di SumatraBarat untuk menggalang persatuanmenentang
kembalinya Belanda.Pada 1950, Hamka membawakeluarga kecilnya keJakarta. Meski mendapatpekerjaan di Departemen Agama,Hamka
mengundurkan dirikarena terjun dijalur politik. Dalam pemilihanumum 1955, Hamkadicalonkan Masyumi sebagaiwakil Muhammadiyah dan
terpilihduduk di Konstituante.Ia terlibat dalamperumusan kembali dasar negara.
Sikap politik Masyumimenentang komunisme dan gagasanDemokrasi Terpimpin memengaruhihubungannya dengan Sukarno. UsaiMasyumi
dibubarkan sesuaiDekret Presiden 5 Juli1959, Hamka menerbitkan majalah Panji Masyarakat yangberumur pendek, dibredeloleh Sukarno setelah
menurunkantulisan Hatta yangtelah mengundurkan diri sebagaiwakil presiden berjudul“Demokrasi Kita”. Seiringmeluasnya pengaruh komunis,
Hamkadan karya-karyanya diserangoleh organisasi kebudayaanLekra. Tuduhan melakukangerakan subversif membuatHamka diciduk dari
rumahnyake tahanan Sukabumipada 1964. Iamerampungkan Tafsir Al-Azhar dalam keadaan sakitsebagai tahanan. Seiringperalihan kekuasaan
keSoeharto, Hamka dibebaskanpada Januari 1966. Iamendapat ruang pemerintah,mengisi jadwal tetapceramah di RRIdan TVRI. Ia
mencurahkanwaktunya membangun kegiatandakwah di MasjidAlAzhar. Ketika pemerintahmenjajaki pembentukan MajelisUlama Indonesia pada
1975, pesertamusyawarah memilih dirinya secaraaklamasi sebagai ketua.Sepeninggal Hamka, pemerintahmenyematkan Bintang MahaputraUtama
secara anumerta kepadaHamka. Sejak 2011,ia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia. Namanya diabadikan untuk perguruan tinggi
Islam di Jakartamilik Muhammadiyah, yakni Universitas Muhammadiyah Hamka
A.Aljazair
Republik Demokratik RakyatAljazair merupakan sebuah negaradi pesisir LautTengah Afrika Utara.
Dengan jumlah penduduk lebih dari 37 juta jiwa danluas keseluruhan 2.381.471 km2, Aljazair
merupakannegara terluas ke-10di dunia dan terluasdi Afrika, dandi Mediterania. Negara iniberbatasan
dengan Tunisiadi sebelah timur-laut;Libya di sebelahtimur; Maroko di sebelahbarat; Sahara
Barat,Mauritania, dan Malidi sebelah barat-daya;Niger di sebelah tenggara; danLaut Tengah di sebelah
utara. Sejakdahulu bangsa Barbartelah mendiami wilayahini maka muncullahdi sana sejumlah
peradaban.Romawi telah menguasaiwilayah ini padatahun 146 Sebelum Masehi.