Anda di halaman 1dari 21

KISI KISI ASESMEN MADRASAH

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

VINA WULANSARI
XII MIPA 4

Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bandung


Jl. Raya Cipadung No.57, Cipadung, Kec. Cibiru,
Kota Bandung, Jawa Barat 40615
Kelas X
KD 1 . Keadaan Bangsa Arab sebelum Masuknya Islam Nomor 1 dan 2

Keadaan sosial ekonomi masyarakatArab sangat dipengaruhi oleh kondisi dan letak geografisnya. Bagian
tengah Jazirah Arab terdiri dari tanah pegunungan yang tandus. Oleh sebab itu banyak penduduk yang
hidupnya tidak menetap, mereka tinggal di pedalaman, yaitu masyarakat Badui,yang mata pencahariannya
beternak. Mereka berpindah pindah dari satu lembah ke lembah yang lain mencari rumput untuk hewan
ternaknya. Bidang pertanian dikerjakan oleh suku-suku yang bertempat tinggal di daerah-daerah subur,
terutama mereka yang mendiami daerah subur di sekitar oase seperti Thaif . Di tempat ini mereka menanam
buahbuahan dan sayur-sayuran.
Masyarakat Arab yang tinggal diperkotaan biasanya mereka berdagang.Mereka dinamakan Ahlul Hadhar,
kehidupan sosial ekonomi mereka sangat ditentukan oleh keahlian mereka dalam perdagangan. Oleh karena
itu, bangsaArab Quraisy sangat terkenal dalam dunia perdagangan. Mereka melakukan perjalanan dagang pada
dua musim dalam setahun, yaitu ke Negara Syam pada musim panas dan ke Yaman pada musim dingin.
Di kota Mekkah terdapat pusat perdagangan, yaitu pasar Ukaz, yang dibuka pada bulan-bulan tertentu, seperti
Zulqa’dah, Zulhijjah, dan Muharram. Dalam bidang sosial politik, masyarakatArab pada masa jahiliyah tidak
memiliki sistem pemerintahan yang mapan dan teratur. Mereka hanya mempunyai pemimpin yang disebut
Syeikh atau Amir,yang mengurusi persoalan mereka dalam masalah perang, pembagian harta dalam
pertempuran tertentu. Di luar itu seorang Syeikh tidak berkuasa atau tidak berhak mengatur anggota
kabilahnya. Di samping itu, bangsa Arab sebelum Islam juga telah mampu mengembangkan ilmu pengetahuan.
Hal ini misalnya dapat dilihat dari berbagai ilmu pengetahuan yang berkembang di dalam kehidupan
masyarakat Arab pada waktu itu.
Di antara ilmu pengetahuan yang mereka kembangkan adalah astronomi, yang ditemukan oleh orang-orang
Babilonia. Mereka ini pindah ke negeri Arab pada waktu negara mereka diserang oleh bangsa Persia. Dari
mereka inilah bangsa Arab belajar banyak ilmu astronomi.
Tata sosial bangsa Arab sebelum Islam terkenal pemberani di dalam membela pendirian. Mereka tidak mau
mengubah pendirian serta tata cara hidup yang sudah menjadi kebiasaannya, tidak mau mengalah, namun ada
sisi kebiasaan yang baik yaitu suka menghormati dan memuliakan tamu. Moral dan perilaku sangat rusak
sehingga mereka disebut kaum jahiliyah “yang bodoh”. Berjudi minum minuman keras dilakukan secara
bersama-sama, bahkan tak jarang mereka merampok sehingga sering menimbulkan peperangan antar suku.
Yang lebih buruk lagi moralnya adalah adanya suku Arab yang mengubur bayi perempuan mereka secara
hidup-hidup, mereka beranggapan bahwa anak perempuan itu tidak berguna dan hanya menysahkan orang tua.
Oleh karena itu mereka merasa terhina apabila mempunyai anak perempuan. Di antara suku yang melakukan
perbuatan keji dan tak berperikemanusiaan itu adalah suku baniTamim dan suku bani Asad. Dalam bidang
bahasa dan seni bahasa, orang-orang Arab pada masa pra Islam sangat maju. Bahasa mereka sangat indah dan
kaya. Syair-syair mereka sangat banyak. Dalam lingkungan mereka seorang penyair sangat dihormati. Tiap
tahun di Pasar ‘Ukaz diadakan deklamasi sajak yang sangat luas. Selain ‘Ukaz masih ada pasar yang dijadikan
tempat berkumpulnya para penyair yaitu pasar Majinnahdan Zul Majaz. Salah satu dari pengaruh syair pada
bangsa Arab ialah bahwa syair itu dapat meninggikan derajat seorang yang tadinya hina atau sebaliknya
menghinakan seseorang yang tadinya terhormat. Satu-satunya alat publisistik yang amat luas lapangannya
yaituKhithabah. Di samping sebagai penyair, orang-orang Arab Jahiliyah juga sangat fasih berpidato dengan
bahasa yang indah dan bersemangat. Para ahli pidato pada saat itu mereka mendapat derajat tinggi seperti para
penyair. Salah satu kelaziman dalam masyarakat Arab Jahiliyah adalah mengadakan majelis atau
nadwahsebagai sarana untuk mendeklamasikan sajak, bertanding pidato, tukar menukar berita dan lain
sebagainya. Seperti:Nadi Quraisy dan Darun Nadwah yang berdiri di samping Ka’bah sebagian dari nadwah
minuman.
Begitulah seorang ahli sejarah Islam, Ahmad Amin seorang sejarahwan islam memberi definisi tentang
kata-kata Arab Jahiliyah yaitu orang-orang Arab sebelum Islam yang membangkang kepada kebenaran.
Mereka terus menentang kebenaran, jadi jahil yang di maksud bukanlah bodoh.
Kelas X
Nomor 3
KD 2. Strategi Dakwah Rasulullah
dan Keutamaan Dakwah Rasulullah Periode Mekkah

Memasuki 14 tahun usia pernikahan Nabi Muhammad Saw. Dengan Siti Khadijah, Nabi Muhammad Saw.
Sering melakukan ibadah diiringi dengan memohon petunjuk kepada Allah Swt., berkhalwat di Gua Hira, yaitu
ua yang berada di bukit Nur (Jabal Nur) yang terletak di dekat Mekkah. Berkhalwat ini dilakukan Nabi
Muhammad Saw. Dengan khusyuk, kadang sampai beberapa hari beliau baru pulang jika bekal sudah habis. Di
sanalah, beliau menghabiskan waktu selama berhari-hari dan bermalam-malam. Pada malam bertepatan dengan
malam Jum’at tanggal 17 Ramadhan, yaitu ketika beliau sedang bertafakur di dalam Gua Hira dan telah berusia
empat puluh tahun, beliau didatangi malaikat Jibril yang seraya berkata kepadanya:“Bacalah!”, ya Muhammad,
beliau menjawab: “Saya tidak bisa membaca”. Malaikat Jibril memeluk Nabi Muhammadmengulangi perintah
ini untuk kedua kalinya . Dan pada yang ketiga kalinya, Nabi Muhammad berkata apa yang harus saya baca,
lalu Jibril berkata kepadanya, dengan membawa wahyu pertama dari Allah Swt. Q.S Al-Alaq : 1-5

٥ ‫ َع َّلَم اِاْلْنَس اَن َم ا َلْم َيْع َلْۗم‬٤ ‫ اَّلِذ ْي َع َّلَم ِباْلَق َلِۙم‬٣ ‫ ِاْق َرْأ َوَرُّبَك اَاْلْك َرُۙم‬٢ ‫ َخَلَق اِاْلْنَس اَن ِم ْن َع َلٍۚق‬١ ‫ِاْق َرْأ ِباْس ِم َرِّبَك اَّلِذ ْي َخَلَۚق‬

Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan; Dia Telah menciptakan manusia
dari segumpal darah; Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah;Yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam; Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (Al -‘Alaq : 1– 5).
Nabi Muhammad Saw. mengikuti apa yang diucapkan malaikat Jibril dengan baik sampai hafal. Setelah
itu, Jibrilpun meninggalkannya, dan Rasulullah sudah tidak kuat lagi berada di gua Hira’.Akhirnya beliau
pulang ke rumahnya dengan raut muka yang pucat dan menghampiri istrinya Siti Khadijah. Siti Khadijah
merasa heran dan bertanya “Apa yang sedang terjadi ?” dengan gemetar sambil berkata: “Selimuti saya!,
selimuti saya!”, maka Siti Khadijahpun menyelimutinya, sehingga rasa takutnya sirna. Lalu memberitahu Siti
Khadijah tentang apa yang telah diperolehnya di Gua Hira’ dan berkata: “Sungguh saya khawatir terhadap
diriku”. Khadijah menanggapinya dan menenangkan serta meyakinkan Nabi Muhammad Saw.: “Sekali-kali
tidak, demi Allah, Dia tidak akan merendahkan dirimu untuk selamanya, karena sesungguhnya engkau adalah
orang yang menyambungkan tali persaudaraan, menanggung beban kesusahan orang lain, memberi orang yang
tak punya, menjamu tamu, dan menolong orang yang menegakkan kebenaran”.
Setelah tenang Siti Khadijah mengajak Nabi Muhammad Saw. untuk menemui saudaranya seorang ahli
kitab Waraqah bin Naufal. Di depan Waraqah Nabi Muhammad Saw. menceriterakan semua yang terjadi,
Waraqah bin Naufal dengan penuh perhatian mendengarkan cerita yang disampaikan Nabi Muhammad,
kemudian Waraqah membuka kitab Taurat dan Injil serta berkata “Demi Tuhan, yang datang itu adalah
Malaikat Jibril yang pernah datang pada Nabi Musa, baikbaiklah menjaga diri, tabahkan hatimu wahai
Muhammad, kelak engkau akan diangkat menjadi Rasul, jangan takut, tapi gembiralah menerima wahyu itu”.
Setelah Nabi Muhammad Saw. mendapat wahyu yang pertama dari Allah Swt. dan juga telah mendapat
nasehat dariWaraqah bin Naufal. Beberapa malam Nabi Muhammad Saw. telah siap menerima wahyu kembali,
tetapi wahyu tersebut tidak kunjung datang. Baru pada malam ke-40 wahyu kedua turun, waktu itu Nabi
sedang berjalan-jalan ke suatu tempat. Tiba-tiba mendengar suara : “Ya Muhammad, engkau benar utusan
Allah”. Nabi merasa takut mendengar suara itu, beliau segera kembali ke rumah menyuruh istrinya Siti
Khatijah menyelimuti, suara tadi terdengar lagi dengan jelas dan semakin dekat Jibril mendatanginya sambil
duduk di atas kursi antara bumi dan langit, lalu turunlah ayat Al – mudzamil : 1-5.
Hambatan-Hambatan yang di alami Kelas X
Nomor 4
sebelum Nabi Muhammad Saw. menjadi Rasul
Hambatan-hambatan yang dialami Sebelum Nabi Muhammad Saw. Menjadi Rasul ia sangat dicintai kaumnya karena
kejujuran dan kehalusan budi pekertinya.Akan tetapi setelah Nabi Muhammad Saw.Diangkat menjadi Rasul dan
menyeru kepada mereka agama Allah beliaupun dibenci dan dimusuhi kaum Quraisy. Akibatnya banyak pengikut
Rasulullah saw yang menderita kelaparan. Di antara hal-hal yang menyebabkan kaum Quraisy menghalangi dakwah
Rasulullah adalah sebagai berikut :
1. Mereka khawatir akan kehilangan kekuasaannya sebagai penguasa kota Mekkah dan bangsa Arab. Dengan hilangnya
kekuasaan mereka lenyap pulalah pengaruh mereka yang sangat besar di kalangan bangsa Arab.
2. Mereka tidak menyetujui penghapusan diskriminasi sosial, yang mempersamakan bangsawan dengan rakyat jelata
dan hamba sahaya.
3. Mereka takut adanya pembalasan pada hari Kiamat, karena perbuatanperbuatan semena-mena selama ini akan
dibalas pada Hari Akhir nanti.
4. Mereka tidak mau meninggalkan adat dan tradisi nenek moyangnya seperti berjudi, minum-minuman keras, dan
kebisaaan-kebisaaan buruk lainnya.
5. Mereka tidak mau kehilangan mata pencaharian dari penjualan arca-arca dan berhala. Dengan tiadanya arca-arca
Ka’bah, habis pulalah pengunjung Ka’bah yang datang dari seluruh negeri Arab,dan habis pulalah penghasilan kaum
Quraisy sebagai penguasa Ka’bah.

Nomor 5
Hijrah keHabsyi (Abesinia)
Dengan adanya siksaan demi siksaan yang terus menerus dilakukan kaum kafir Quraisy kepada kaum muslimin,
terutama kaum muslimin yang tergolong lemah secara ekonomi. Mereka sangat menderita, karena penderitaan
mereka inilah maka Rasulullah Saw. Meminta para sahabatnya untuk hijrah ke Habsyi demi menyelamatkan agama
mereka di sisi raja Najasyi, Rasulullah Saw. Tahu bahwa Raja Habsyi sangat adil dan tak pernah berbuat aniaya
pada sesama manusia, kaum muslimin akan aman disana, terutama keamanan sebagian besar kaum muslimin yang
mengkhawatirkan diri dan keluarga mereka dari kaum kafir Quraisy. Dan peristiwa ini tepatnya terjadi pada tahun
kelima dari masa kenabian. Hijrah ke Habsyi dilakukan kaum muslimin dalam dua gelombang, rombongan pertama
kaum muslimin yang berjumlah lebih kurang10 orang laki-laki dan 4 orang perempuan, pada tahun ke 5 bulan ke
tujuh kenabian. Dilanjutkan dengan rombongan hijrah kedua hingga keseluruhannya berjumlah 83 orang laki-laki
dan 18 orang perempuan. Di antara mereka terdapat Utsman binAffan beserta isterinya, Ruqayah binti Muhammad,
Zubair bin Awwan,Abdurrahman bin Auf, Ja’far bin AbuThalib sebagai pemimpin rombongan dan lain-lain.
Rombongan ini mendapat sambutan yang baik dan penghormatan dari Raja Najasyi, namun Kaum Quraisy berusaha
merusak kedudukan mereka di Habsyi. Maka mereka mengirim utusan dipimpin Abdullah binAbi Rabi’ah dan Amr
bin ’Ash serta memberi hadiah untuk raja dan memintanya agar menyerahkan kaum muslimin kepada mereka.
Tidak hanya itu kaum Quraisy juga melakukan pemboikotan atau pengucilan terhadap kaum muslimin dari
pergaulan dengan masyarakat Mekkah, yang digantungkan di dinding Ka’bah, berisi antara lain :
Tidak boleh melakukan jual beli kepada bani Hasyim, bani Muthalib dan umat Islam.
Dilarang mengadakan perdamaian dengan keluarga bani Hasyim, bani Mutholib dan umat Islam, kecuali Nabi
Muhammad Saw. Diserahkan atau menyerahkan diri pada kaum kafir Quraisy
Dilarang berbicara, mengunjungi orang sakit dari keluarga bani Hasyim, bani Mutholib dan umat Islam
Dilarang mengadakan pernikahan dengan keluarga bani Hasyim, bani Mutholib dan umat Islam
Pemukiman umat Islam dikucilkan di bagian utara kota Mekkah dan dijaga ketat oleh kaum kafir Quraisy
sehingga mereka tidak dapat berhubungan dengan masyarakat Mekkah atau di luar Mekkah
Nomor 6
KD 3. Keterkaitan Substansi Dan Strategi Rasulullah Saw.
Terhadap Kemajuan Peradaban Masyarakat Di Madinah
Di Madinah sebelum kedatangan agama Islam, antara suku Aus dan Khazraj selalu terjadi perselisihan
bahkan tidak jarang terjadi pertumpahan darah hal ini dipicu oleh adanya pihak ketiga, yakni Yahudi.
Kedatangan Rasulullah Saw. Memberikan dampak yang sangat positif pada kedua suku tersebut. Kedua suku
tersebut banyak yang memelukAgama Islam, sehingga semuanya telah terikat dalam satu ikatan
keimanan.Walaupun tidak bisa menghilangkan sama sekali sisi fanatisme kesukuan namun telah tertanam
dalam jiwa mereka bahwa semua manusia dalam pandangan Islam adalah sama. Yang membedakan derajat
manusia di sisi Allah hanyalah ketakwaannya. Dengan memeluk Islam ini. Nabi Saw. Telah memberikan
penerangan kepada masyarakat Madinah bahwa Islam adalah agama yang menentang diskriminasi, dan cinta
pada perdamaian.

Kebijakan Pemerintahan Rasulullah saw. Pada periode di Madinah


Seiring dengan hijrah Nabi Muhammad Saw. Ke Madinah, perkembangan Islam dan peradaban
mengalami kemajuan. Kesuksesan Nabi Saw.Dalam mengembangkan Islam dan peradaban di Madinah,
meliputi :
1). Mempersatukan antara Muhajirin dan Anshar.
2). Meletakkan dasar-dasar politik dan tatanan sosial masyarakat Nabi juga mempersatukan antara
golongan Yahudi dari Bani Qoinuqo, Bani Nadhir dan Bani Quraidah. Dengan piagam Madinah yang
berisi :

Kaum Yahudi bersama kaum muslimin wajib turut serta dalam peperangan.
KaumYahudi dan Bani Auf diperlakukan sama seperti kaum muslimin.
KaumYahudi tetap dengan agama Yahudi mereka, dan demikian pula dengan kaum muslimin.
Semua Kaum Yahudi dari semua suku dan kabilah di Madinah diberlakukan sama dengan kaum
Yahudi BaniAuf.
Kaum Yahudi dan muslimin harus saling tolong menolong dalam memerangi atau menghadapi
musuh
KaumYahudi dan muslimin harus senantiasa saling berbuat kebajikan dan saling mengingatkan
ketika terjadi penganiayaan atau kedhaliman.
Kota Madinah dipertahankan bersama dari serangan pihak luar.
Semua penduduk Madinah dijamin keselamatannya kecuali bagi yang berbuat jahat.
3). Di Madinah Rasulullah Saw. Mendirikan Masjid.

Tanah tempatpenjemuran kurma milik Sahal dan Suhail bin Amr dua orang anak yatim yang semula
bermaksud menghibahkan dibeli oleh Rasulullah Saw. Untuk dibangun masjid. Tujuan membangun
masjid adalah sebagai tempat ibadah, belajar, pertemuan, memecahkan masalah-masalah yang
berhubungan dengan masyarakat dan membicarakan strategi dakwah. Masjid itu sekarang bernama
masjid Nabawi. Tanah tersebut dibeli dengan harga yang pantas sebagai contoh bahwa harta anak yatim
harus dipelihara oleh umat Islam bukan untuk dipermainkan setelah berada di Madinah, Nabi ikut
mengangkat batu-bangunan sendiri.
Nomor 7
KD 4. Substansi, Strategi Dakwah Dan
Kebijakan Khulafaurrasyidin
Khalifah adalah jabatan tertinggi dalam kepemimpinan Islam pacsa Rasulullah Saw. Wafat. Mereka dipilih
oleh umat Islam melalui musyawarah. Seorang khalifah wajib menjalankan kepemimpinan sesuai dengan Al-
Qur’an dan Sunnah Nabi. Khalifah tidak menjalankan fungsi kenabian, tugas utama mereka dalam paikan
khutbah jum’at.
Tugas seorang khalifah selain sebagai kepala Negara, dia juga menjabat sebagai panglima pasukan Islam
yang memiliki kewenangan luas dalam hal pemerintahan. Dalam sejarah, tugas Nabi Muhammad Saw.
sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara diemban oleh empat sahabat terdekatnya secara berurutan.
Termasuk dalam tugas tersebut adalah mengurus masalah keagamaan umat Islam. Keempat penggantinya
inilah yang dikenal dengan sebutan Khulafaur Rasyidin. Secara kebahasaan, Khulafaur Rasyidin berarti para
khalifah yang mendapat petunjuk. Keempat khalifah tersebut adalah Abu Bakar As-Shiddiq (memerintah 632
– 834 M), Umar bin Khatab (634-644M), Usman binAffan (644-656 M) dan Ali binAbi Thalib (656-661 M).

Kebijakan dan Strategi Abu Bakar Ash-Shiddiq Nomor 8


Abu Bakar menjadi khalifah hanya dua tahun (632 – 634 M), maka mempunyai beberapa kebijakan dan
strategi ketika memimpin negara yaitu :
1) Pembukuan Al-Qur’an
Perang Riddah menimbulkan banyak kurban, termasuk sebagaian para penghafalAl-Qur’an.
Kenyataan ini sangat merugikan sekaligus menghawartirkan Jika semakin banyak penghafal Al-Qur’an
gugur, akibatnya Al-Qur’an bisa hilang. Menyadari hal ini, Umur bin Khatab mencatat semua hafalanAl-
Qur’an pada para sahabat yang masih hidup. Dengan demikian, Al-Qur’an dapat diwariskan kepada
generasi mendatang. Ia ragu sebab Nabi belum pernah melakukannya. Namun, Umar berhasil meyakinkan
Abu Bakar bahwa pengumpulan Al-Qur’an akan sangat bermanfaat bagi keutuhan Al-Qur’an sendiri.
Akhirnya, Abu Bakar menugaskan Zaid bin Tsabit untuk memimpin pengumpulan Al-Qur’an. Zaid
ditunjuk karena ia pemuda yang cerdas dan berpengalaman mencatat ayat-ayat Al-Qur’an. Zaid bin Tsabit
dapat melaksanakan tugas tersebut dengan baik.
2) Perluasan wilayah baru (Futuhat)
Keberhasilan dalam perang Riddah, ancaman dari dalam Jazirah Arab, dapat dikatakan teratasi.
Namun ancaman dari luar sedang bergerak. Kekuasaan yang dijalankan pada masa Kholifah Abu Bakar,
sebagaimana pada masa Rasulullah, bersifat sentral. Kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif terpusat
di tangan khalifah. Selain menjalankan roda pemerintahan, khalifah juga melaksanakan hukum. Meskipun
demikian, seperti juga Nabi Muhammad, Abu Bakar selalu mengajak sahabat-sahabat besarnya
bermusyawarah. Ketika Abu Bakar menjabat sebagai khalifah pertama, ia berusaha mewujudkan
keinginan tersebut dalam upaya memperluas wilayah kekuasaan Islam ke daerah Syiria. Untuk keperluan
tersebut Abu Bakar menugaskan 4 orang panglima perang, yaitu :
1) Yazid bin Abu Sufyan yang ditugaskan di Damaskus.
2) Abu Ubaidah bin Jarrah ditugaskan di Homs sebagai panglima besarnya.
3) Amru bin Ash ditugaskan di Palestina.
4) Surahbil bin Hasanah ditugaskan di Yordania.
Kebijakan dan Strategi Umar bin Khattab Nomor 8
1) Pengembangan WilayahIslam
Pada masa pemerintahan Umar bin Khatab, usaha pengembangan Wilayah Islam terus dilanjutkan. Kemenangan
dalam perangYarmuk pada masa Abu Bakar, membuka jalan bagi Umar untuk menggiatkan lagi usahanya. Dalam
pertempuran diAjnadin tahun 16 H/636 M, tentara Romawi dapat dikalahkan. Selanjutnya beberapa kota di pesisir
Syiria dan Pelestina, seperti Jaffa, Gizar, Ramla, Typus, Uka (Acre), Askalon dan Beirut dapat ditundukkan pada
tahun 18 H/638 M dengan diserahkan sendiri oleh Patrik kepada Umar bin Khatab.
Khalifah Umar bin Khatab melanjutkan perluasa dan pengembangan wilayah Islam ke Persia yang telah dimulai
sejak masa Khalifah Abu Bakar. Pasukan Islam yang menuju Persia ini berada di bawah pimpinan panglima Saad
bin AbiWaqas. Dalam perkembangna berikutnya, berturut-turut dapat ditaklukan beberapa kota, seperti kadisia
tahun 16 H/636M, kota Jalula tahun 17 H/638 M. Madain tahun 18 H / 639 M dan Nahawand tahun 21 H / 642 M.
Khalifah Umar bin Khatab juga mengembangkan kekuasaan Islam ke Mesir. Pada saat itu penduduk Mesir, yaitu
suku bangsa Qibti (Qopti) sedang mengalami penganiayaan dari bangsa Romawi dan sangat mengaharapkan
bantuan dari orang-orang Islam.
Setelah berhasil menaklukkan Syiria dan Palestina, Khalifah Umar bin Khatab memberankatkan pasukannya yang
berjumlah 4000 orang menuju Masir di bawah pimpinan Amr binAsh. Sasaran pertama adalah menghancurkan
pintu gerbang al Arisy,lalu berturut-turut al Farma, bilbis, tendonius (Ummu Dunain), Ain Sams, dan juga berhasil
merebut benteng babil dan Iskandariyah.
2) Mengeluarkan Undang-Undang
Di antara jasa dan peninggalan Umar bin Khatab selama ia menjabat khalifah adalah menertibkan pemerintahan
dengan mengeluarkan undang-undang. Diadakan kebijakan peraturan perundangan mengenai ketertiban pasar,
ukuran dalam jual beli, mengatur kebersihan jalan dan lain-lain.
3) Membagi Wilayah
Pemerintahan Khalifah Umar bin Khatab juga membagi daerah menjadi beberapa daerah pemerintahan, yaitu
pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah. Khalifah bertindak sebagai pemimpin pemerintahan pusat,
sedangkan di daerah dipegang oleh para gubernur yang membantu tugas pemerintahan khalifah di daerah-daerah.
4) Membentuk beberapa dewan
Selain itu, Khalifah Umar bin Khatab juga membentuk beberapa dewan, di antarannya Dewan Perbendaharaan
Negara, dan Dewan Militer. Ia juga membentuk utusan kehakiman, di mana hakim yang terkenal pada waktu itu
adalah Ali binAbu Thalib.

Kebijakan dan Strategi Usman bin Affan


1) PerluasanWilayah
Pada masa khalifah Usman terdapat juga beberapa upaya perluasan daerah kekuasaan Islam di antaranya adalah melanjutkan usaha
penaklukan Persia. KemudianTabaristan, Azerbaijan dan Armenia. Usaha perluasan daerah kekuasaan Islam tersebut lebih lancar lagi
setelah dibangunnya armada laut. Satu persatu daerah di seberang laut ditaklukanya, antara lain wilayah Asia Kecil, pesisir Laut
Hitam, pulau Cyprus, Rhodes,Tunisia dan Nubia.
2) Standarisasi Al-Qur’an
Pada masa Usman, terjadi perselisihan di tengah kaum muslimin perihal secara baca Al-Qur’an (qiraat). Perlu diketahui terlebih
dahulu bahwa Al-Qur’an diturunkan dengan beragam cara baca. Karena perselisihan ini, hampir saja terjadi perang saudara. Kondisi
ini dilporkan oleh Hudzaifah alYamani kepada Khalifah Usman.
3) Pengangkatan Pejabat Negara
Pemerintahan Usman berlangsung selama 12 tahun. Pada paruh terakhir masa kekhalifahannya muncul perasaan tidak puas dan
kecewa di kalangan umat Islam terhadapnya. Kepemimpinan Usman sangat berbeda dengan kepemimpinan Umar. Ini mungkin
karena umurnya yang lanjut (diangkat dalam usia 70 tahun) dan sifatnya yang lemah lembut. Akhirnya pada tahun 35 H/655 M,
Usman dibunuh oleh kaum pemberontak yang terdir dari orang-orang yang kecewa itu.
4) Pembangunan Fisik
Meskipun demikian, tidak berarti bahwa pada masa Usman tidak ada kegiatan-kegiatan yang penting. Usman berjasa membangun
bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur pembagian air ke kota-kota. Dia juga membangun jalan-jalan,
jembatan-jembatan, masjid-masjid dan memperluas mesjid Nabi di Madinah.
Nomor 8
Kebijakan dan Strategi Ali bin Abi Thalib
1) Penggantian pejabat lama dengan yang baru

Khalifah Ali binAbu Thalib memerintah hanya enam tahun. Selama masa pemerintahannya, ia
menghadapi berbagai pergolakan. Tidak ada masa sedikitpun dalam pemerintahannya yang dapat
dikatakan stabil. Setelah menduduki jabatan khalifah, Ali memecat para gubernur yang diangkat oleh
Usman. Dia yakin bahwa pemberontakan-pemberontakan terjadi dikarenakan keteledoran mereka.

2) Penarikan Kembali Tanah Hadiah

Ali juga menarik kembali tanah yang dihadiahkan Usman kepada penduduk dengan menyerahkan hasl
pendapatannya kepada negara., dan memakai kembali sistem distribusi pajak tahunan di antara orang-
orang Islam sebagaimana pernah diterapkan oleh Umar bin Khatab.

3) Mengadapi Para Pemberontak

Setelah kebijakan tersebut diterapkan, Ali bin Abu Thalib menghadapi pemberontakan Thalhah, Zubair
dan Aisyah.Alasan mereka, Ali tidak mau menghukum para pembunuh Usman, dan mereka menuntut bela
terhadap darah Usman yang telah ditumpahkan secara zalim. Ali sebenarnya ingin sekali menghindari
perang. Dia mengirim surat kepada Thalhah dan Zubair agar keduanya mau berunding untuk
menyelesaikan perkara tersebut secara damai. Namun ajakan tersebut ditolak. Akhirnya, pertempuran yang
dahsyat pun terjadi. Perang ini dikenal dengan nama Perang Jamal(Perang Unta), karena Aisyah dalam
pertempuran ini menunggang unta.Ali berhasil mengalahkan lawannya. Zubair dan Thalhah terbunuh
ketika hendak melarikan diri, sedangkan Aisyah ditawan dan dikirim kembali ke Madinah.
Bersamaan dengan itu, kebijaksanaan-kebijasanaan Ali juga mengakibatkan timbulnya perlawanan dari
gubernur di Damaskus yaitu Muawiyah, yang didukung oleh sejumlah bekas pejabat tinggi yang merasa
kehilangan kedudukan dan kejayaan. Setelah berhasil memadamkan pemberontakan Zubair, Thalhah dan
Aisyah, Ali bergerak dari Kufah menuju Damaskus dengan sejumlah besar tentara. Pasukannya bertemu
dengan pasukan Muawiyah di Siffin. Pertempuran tersebut dikenal dengan nama perang Sif n. Perang ini
diakhiri dengan tahkim(arbitrase), tetapi tahkim ternyata tidak menyelesaikan masalah, bahkan
menyebabkan timbulnya golongan ketiga yaitu al Khawarij, artinya orang-orang yang keluar dari barisan
Ali.
Munculnya kelompok Khawarij menyebabkan tentaranya semakin melemah, sementara posisi
Muawiyah semakin kuat. Pada tanggal 20 Ramadhan 40 H (660 M), Ali terbunuh oleh salah satu anggota
kelompok Khawarij yakni Ibnu Muljam. Kedudukan Ali sebagai khalifah kemudian dijabat oleh putranya
yang bernama Hasan bin Ali selama beberapa bulan. Namun karena Hasan ternyata lemah, sementara
Muawiyah kuat, maka Hasan membuat perjanjian damai. Perjajian ini dapat mempersatukan umat Islam
kembali dalam satu kepemimpinan politik, di bawah Muawiyah bin Abu Sufyan. Di sisi lain, perjanjian itu
juga menyebabkan Muawiyah menjadi penguasa absolut dalam Islam. Tahun 41 H (661 M), tahun
persatuan ini dikenal dalam sejarah sebagai tahun Amul Jamaah. Dengan demikian berakhirlah apa yang
disebut dengan Khulafaur Rasyidin dan dimulailah kekuasaan Bani Umayyah dalam sejarah politik Islam.
KD 5. Kebijakan Khalifah Dan Ilmuwan Muslim Dalam
Nomor 9
Mengembangkan Peradaban dan Ilmu Pengetahuan Pada Masa
Daulah Umayyah di Damaskus
Sejarah Lahirnya Daulah Umayyah di Damaskus, Daulah Umayyahmerupakan Daulah Islampertama yang
didirikanoleh Muawiyah bin Abu Sufyan pada tahun40 H. Berdirinya daulah ini mengalami proses perjalanan yang
cukup panjang, sejak akhir masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib ketika itu Muawiyah bin Abi Sufyan menjabat
sebagai gubernur Syam dan keinginannya untuk menjadi gubernur di Damaskus sampai kemudian memperoleh estafet
kepemimpinan dari Hasan bin Ali.

Perkembangan Peradaban dan Ilmu Pengetahuan Daulah


Nomor 10
Umayyah di Damaskus.
Berbagai kebijakan yang diambil semasa pemerintahan Daulah Umayyah di Damaskus sedikit banyak
berdampak kepada kemajuan dalam berbagai bidang. Muawiyyah dan keturunannya tidak saja dikenal sebagai
pahlawan dalam ekspansi besar besaran dunia Islam,tetapi juga dikenal sebagai pembaharu, baik dalam bidang
politik, ekonomi, kemasyarakatan dan ilmu pengetahuan. Berbagai kebijakan penting pada masa Daulah
Umayyah antara lain:
Penduduk-penduduk diluarJazirah Arab sangat memerlukan berbagai penjelasan secara sistematis dan
kronologis tentang Islam, dan ilmu-ilmu yang berkembang saat itu;Hadits, tafsir, fiqh,usul fiqh, ilmu
kalam, Tarikh dan lain sebagianya. Untuk kepentingan itu maka mulai dikembangkan ilmu-ilmu agama
tersebut melalui terjamahan dan berbagai karya lainnya.
Menetapkan Bahasa Arab sebagai bahasa Umat, dan berlaku bagi pengembangan administrai pemerintahan
maupun keilmuan lainnya.
Mengangkat keturunan orang-orang Arab sebagai pemimpin di seluruh wilayah yang berhasil mereka
taklukkan.
Perkembangan peradaban masa Daulah Umayyah mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Khalifah
Muawiyah bin Abu Sufyan sampai pemerintahan Hisyam binAbdul Malik (660M – 743 M).
KD. 6 Mengevaluasi perkembangan peradaban dan ilmu Kelas XI
pengetahuan pada masa Daulah Abbasiyah Nomor 11
Kebangkitan Daulah Abbasiyah dimulai dengan gerakan-gerakan perlawanan terhadap kekuasaan Daulah Umayyah di Andalusia pada masa
kepemimpinan Khalifah Hisyam bin Abdul Malik. Pada masa Umayah, proses Arabisasi sangat kental dalam tampuk kepemimpinan, kurang
melibatkan kaum Mawali/Azam (non Arab) dan memberikan denda kepada bangsa-bangsa yang dikuasai serta harus adanya jizyah bagi para
muallaf, serta tidak melibatkan kaum Syiah, Kahawarij dalam pemerintahannya. Gerakan-gerakan perlawanan terhadap Daulah Umayyah
menemukan momentumnya ketika para tokoh pemrakarsa Daulah Abbasiyah di antaranya Muhammad bin Ali, menjadikan kota Kuffah sebagai
pusat kegiatan rintisan kekuasaan yang baru.
Gerakan Muhammad bin Ali mendapat dukungan dari kelompok Mawali yang selalu ditempatkan sebagai masyarakat strata dua. Selain itu,
juga dukungan kuat dari kelompok Syi’ah yang sejak dari awal tidak berpihak kepada Daulah Umayyah. Kepemimpinan Daulah Umayyah
berakhir pada tahun 132 H (750 M) dengan wafatnya pemimpin terakhir yaitu Khalifah Marwan bin Muhammad di Fustat, Mesir pada 132 H/705
M dan dengan demikian secara de facto berdirilah kekuasaan Daulah Abbas atau Kekhalifahan Abbasiyah.
Daulah Abbasiyah merupakan salah satu pilar kejayaan umat Islam pada masa klasik. Pada zamannya, tidak ada bangsa yang menandingi
gemerlapnya peradaban dan kemajuan ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa itu, sehingga bisa dikatakan bahwa zaman keemasan Islam
muncul pada saat itu. Daulah Abbasiyah sangat berjasa dalam memberikan kontribusi peradaban dan keilmuan yang terus menginspirasi tokoh-
tokoh ilmuwan muslim dan bahkan sampai ilmuwan barat dari zaman klasik sampai zaman modern. Hampir tiga abad lamanya, banyak di antara
peninggalan Daulah Abbasiyah menjadi saksi bisu kejayaan Islam di Timur Tengah, Asia bahkan sampai Eropa.
Daulah Abbasiyah berkuasa selama hampir enam abad (132-656 H/750-1258 M), didirikan oleh Abul Abbas As Saffah dibantu oleh Abu
Muslim Al Khurasani, seorang panglima Muslim yang berasal dari Khurasan, Persia dan Abu Ja’far Al Manshur (754-775 M) yang banyak berjasa
dalam membangun pemerintahan Daulah Abbasiyah. Dinamakan Daulah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa Daulah ini adalah keturunan
Abbas paman Nabi Saw.
Pada mulanya, Daulah Abbasiyah menjadikan Al-Anbar (Al-Hasyimiyah) sebagai pusat pemerintahan pada masa-masa permulaan, setelah
beberapa lama ibukota dipindahkan ke Baghdad dan dijadikan ibu kota sekaligus sebagai pusat kegiatan dalam menjalankan roda pemerintahan.
Pada masa khalifah Al-Mahdi, wilayah Islam sangat luas, meliputi wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh Daulah Umayyah, Jazirah Arab, Afrika
dan sebagian wilayah Asia sampai perbatasan China sebelah barat.
Nomor 12
Harun Al-Rasyid bin al-Mahdi adalah mutiara sejarah Daulah Abbasiyah. Harun Al-Rasyid dikenal sebagai sosok yang
sangat pemberani. Meski berasal dari Daulah Abbasiyah, Harun Al-Rasyid dikenal dekat dengan keluarga Barmak dari
Persia (Iran). Pada masa ke-khalifahan Harun Al-Rasyid, dikenal sebagai masa keemasan Islam (The Golden Age of
Islam), di mana saat itu Baghdad menjadi salah satu pusat ilmu pengetahuan dunia.Perhatian Khalifah Harun Al-Rasyid
yang begitu besar terhadap kesejahteraan rakyat serta kesuksesannya mendorong perkembangan ilmu pengetahuan,
tekonologi, ekonomi, perdagangan, politik, wilayah kekuasaan, dan peradaban Islam.
Harun Al-Rasyid memimpin selama 23 tahun (786 M – 809 M). Dalam kepemimpinannya Harun Al-Rasyid mampu
membawa daulah yang dipimpinnya ke puncak kejayaan. Ada banyak hal yang patut ditiru para pemimpin Islam di abad
ke-21 ini dari sosok khalifah besar ini. Sebagai pemimpin, dia menjalin hubungan yang harmonis dengan para ulama, ahli
hukum, penulis, qari, dan seniman.
Pada masa Harun Al-Rasyid bermunculan para ilmuwan-ilmuwan muslim yang hebat yang mempengaruhi dunia sains,
diantaranya adalah Al-Khawarizmi yang menulis kitab Al-Jabar dan Jabir Ibn Hayyan seorang pakar ilmu kimia (bapak
kimia).
Harun Al-Rasyid menjadi khalifah saat berusia cukup muda, yaitu 22 tahun, dan wafat dalam usia yang juga masih muda,
yaitu 45 tahun. Saat dia wafat pada tahun 193 H/809 M negara dalam keadaan makmur dengan memiliki kekayaan 900
juta dirham.

Indikator Kemajuan Peradaban Daulah Abbasiyah Nomor 13


a. Perkembangan Ilmu Keagamaan
Di bidang ilmu-ilmu agama, era Daulah Abbasiyah mencatat dimulainya sistematisasi beberapa cabang keilmuan
seperti Tafsir, Hadis dan Fikih. Khususnya sejak tahun 143 H, para ulama mulai menyusun buku dalam bentuk yang
sistematis baik di bidang ilmu tafsir, hadis maupun fiqh.
Di antara ulama yang terkenal adalah Ibnu Juraij (w. 150 H) yang menulis kumpulan hadis di Mekah, Malik bin Anas
(w. 171 H) yang menulis Al-Muwatta’ nya di Madinah, Al-Awza`i di wilayah Syam, Ibnu Abi `Urubah dan Hammad
bin Salamah di Basrah, Ma`mar di Yaman, Sufyan al-Tsauri di Kufah, Muhamad bin Ishaq (w. 151 H) yang menulis
buku sejarah (Al-Maghazi), Al-Layts bin Sa’ad (w. 175 H) serta Abu Hanifah.
Pada masa ini ilmu tafsir menjadi ilmu mandiri yang terpisah dari ilmu Hadis. Buku tafsir lengkap dari al-Fatihah
sampai al-Nas juga mulai disusun. Pertama kali yang melakukan penyusunan tafsir lengkap adalah Yahya bin Ziyad
al-Dailamy atau yang lebih dikenal dengan sebutan Al-Farra. Tapi luput dari catatan Ibnu al-Nadim bahwa `Abd al-
Razzaq bin Hammam al-San`ani (w.211 H) yang hidup sezaman dengan Al-Farra juga telah menyusun sebuah kitab
tafsir lengkap yang serupa.
Ilmu fikih pada zaman ini juga mencatat sejarah penting, dimana para tokoh yang disebut sebagai empat imam
mazhab fikih hidup pada era tersebut, yaitu Abu Hanifah (w.150 H), Malik bin Anas (w. 179 H), Imam As-Syafi`i
(w.204 H) dan Ahmad bin Hanbal (w. 241 H).
Ilmu Hadis juga mengalami masa penting khususnya terkait dengan sejarah penulisan hadis-hadis Nabi yang
memunculkan tokoh-tokoh yang telah disebutkan di atas seperti Ibnu Juraij, Malik bin Anas, juga al-Rabi` bin Sabih
(w. 160 H) dan Ibnu Al-Mubarak (w. 181 H).
Selanjutnya pada awal-awal abad ketiga, muncul kecenderungan baru penulisan hadis Nabi dalam bentuk
musnad. Di antara tokoh yang menulis musnad antara lain Ahmad bin Hanbal, `Ubaidillah bin Musa al-`Absy al-
Kufi, Musaddad bin Musarhad al-Basri, Asad bin Musa al-Amawi dan Nu`aym bin Hammad al-Khuza`i.
Perkembangan penulisan hadis berikutnya, muncul tren baru yang bisa dikatakan sebagai generasi terbaik sejarah
penulisan hadis, yaitu munculnya kecenderungan penulisan hadis yang didahului oleh tahapan penelitian dan
pemisahan hadis-hadis sahih dari yang dha`if sebagaimana dilakukan oleh Al-Bukhari (w. 256 H), Muslim (w. 261
H), Ibnu Majah (w. 273 H), Abu Dawud (w. 275 H), At-Tirmizi (w. 279 H), serta An-Nasa’i (w. 303 H). Disiplin
keilmuan lain yang juga mengalami perkembangan cukup signifikan pada era Abbasiyah adalah ilmu sejarah yang
dipelopori oleh Ibnu Ishaq (w. 152 H) dan kemudian dilanjutkan oleh Ibnu Hisyam (w. 218 H). Selanjutnya muncul
pula Muhamad bin `Umar al-Waqidi (w. 207 H) yang menulis buku berjudul At-Tarikh al-Kabir dan Al-Maghazi.
Buku yang pertama dinyatakan hilang, meski isinya masih direkam oleh sejarawan Ath-Thabari (838-923 M).
Sejarawan lain yang datang berikutnya adalah seperti Muhamad bin Sa’ad (w. 230 H) dengan At-Tabaqat al-Kubra-
nya serta Ahmad bin Yahya al-Baladzuri (w. 279 H) yang menulis Futuh al-Buldan.
KD. 7 Mengevaluasi perkembangan peradaban dan ilmu Nomor 14
pengetahuan pada masa Daulah Usmani
Kemunduran Peradaban Islam Masa Daulah Usmani
Mundurnya Daulah Usmani ditandai dengan kebangkitan bangsa Barat atau Eropa, hal ini disebabkan karena lemahnya
penguasa Daulah Usmani dan lemahnya sistem pemerintahan. Pasukan Inkisyariyah juga berpengaruh terhadap
kekacauan-kekacauan yang timbul pada saat itu. Era kemunduran Daulah Usmani dimulai pada periode Salim I, Murad
III, Muhammad III, Ahmad I, Mustafa I, Usman II, Murad IV, Ibrahim I, Muhammad IV, Sulaiman II, Ahmad II hingga
masa terakhir kekuasaan Abdul Hamid II.
Daulah Usmani berakhir pada tahun 1909 M dan benar-benar dihapuskan pada tahun 1924 dan berganti menjadi
Republik Turki. Runtuhnya Daulah Usmani setidaknya disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1.Kondisi pemerintahan yang lemah dan kemerosotan akhlak para pemimpin Daulah Usmani. Kemunduran Daulah
Usmani dimulai ketika para pemimpin dijangkiti penyakit yang menyerang bangsa-bangsa sebelumnya. Cinta dunia,
pola hidup mewah dan berfoya-foya, sikap iri hati, saling membenci (hasud), dan banyak perilaku dhalim dari
penguasa. Banyak masyarakat yang terlena dengan gemerlap dunia namun banyak juga yang merana dan terbelenggu
dalam jurang kemiskinan. Sehingga lambat laun, banyak yang meninggalkan nilai-nila agama dan sosial.
2.Melemahnya kekuatan Militer dan serangan dari bangsa Eropa. Sebelum terjadinya perang dunia I yang mengakhiri
Daulah Usmani. Banyak terjadi upaya penyerangan dari Raja-raja Eropa, hal ini sudah dimulai sejak akhir abad XVI.
3.Gerakan Oposisi Sekuler. Selain serangan dan konspirasi dari pihak luar, Daulah Usmani juga mendapat perlawanan
dari organisasi sekuler dan nasionalis. Dalam perjuangannya, mereka banyak dibantu oleh pihak Barat untuk
mewujudkan cita-citanya. Puncaknya terjadi pada tahun 1909 M, dengan dalih gerakan mogok massal, organisasi
persatuan dan kesatuan berhasil memasuki Istambul, menyingkirkan Abdul Hamid II dan melucutinya dari
pemerintahan dan keagamaan, tetelah itu hanya tinggal simbol-simbol Daulah Usmani.

KD. 8 Mengevaluasi perkembangan ilmu pengetahuan dan Nomor 15


peradaban pada masa Daulah Mughal
Bidang ilmu pengetahuan tidak terlalu menonjol dibandingkan dengan daulah-daulah sebelumnya. Yang lebih maju
justru bidang seni syair dan seni arsitektur. Berbagai bangunan monumental masih bisa disaksikan hingga sekarang, di
antaranya:
Benteng Agra atau Agra Fort.
Terbentang seluas 94 hektar, terletak sejajar dengan Sungai Yamuna dan 2 kilometer barat laut dari Taj Mahal. Tepatnya di
kota Agra, Uttar Pradesh, India Utara. Benteng Agra sudah ada sejak masa Sikarwar Rajarputs. Namun setelah jatuh ke
tangan Daulah Mughal, Akbar melakukan renovasi besar-besaran benteng pada benteng ini. Butuh lebih dari 4000 pekerja
dan delapan tahun masa penyelesaian. Kota Agrapun dijadikan sebagai ibu kota kerajaan Mughal dan menjadikan benteng
ini sebagai kediaman utama sultan-sultan Daulah Mughal sampai tahun 1638.
Benteng Merah atau Red Fort.
Benteng Merah merupakan kediaman utama dari penguasa dari Daulah Mughal selama hampir 200 tahun sampai tahun
1856. Sultan Shah Jihan menugaskan pembangunan Benteng Merah pada 12 Mei 1639, ketika ia memutuskan untuk
memindahkan ibu kotanya dari Agra ke Delhi.
Taj Mahal.
Nama Taj Mahal tentu tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Istana dari marmer putih gading yang terletak di tepi
selatan Sungai Yamuna, Agra India ini sebenarnya adalah makan dari Mumtaz Mahal, istri kesayangan Shah Jihan.
Dibangun dari tahun 1632-1653 M. Taj Mahal dianggap sebagai contoh terbaik arsitektur Mughal dan simbol sejarah
kekayaan India.
Jama Masjid.
Merupakan salah satu masjid terbesar di India. Masjid ini dibangun oleh Sultan Mughal Shah Jahan antara 1644 M dan
1656 M. Masjid ini menjadi masjid kerajaan sampai akhir periode Mughal. Masjid ini juga salah satu masjid terbesar di
India. Halaman Jama Masjid mampu menampung lebih dari 25.000 jamaah. Melihat kemegahan bangunan-bangunan
tersebut, tidak heran jika Daulah Mughal disebut sebagai salah satu Daulah yang berjaya di abad ke-17. Dunia Islam sangat
beruntung dan berterima kasih ke pemerintah India yang terus melestarikan peninggalan ini sebagai salah satu sumber
pemasukan negara.
KD. 9 Mengevaluasi perkembangan peradaban dan ilmu Nomor 16
pengetahuan pada masa Daulah Syafawi
Kemajuan Peradaan Islam Masa Daulah Syafawi
Pencapaian Daulah Syafawi tidak hanya dalam bidang politik. Dalam bidang yang lain terdapat kemajuan yang signifikan. Lahirnya para ilmuwan
dan arsitek pada zaman itu berpengaruh besar terhadap karya-karya yang tercipta, sehingga menjadi monumen-monumen penting dalam
perjalanan Daulah Syafawi. Pilar-pilar kemajuan tersebut sampai sekarang masih banyak yang bisa disaksikan dan menjadi destinasi wisata
internasional.
Di antara kemajuan-kemajaun tersebut antara lain :
1. Bidang Ekonomi
Kemajuan ekonomi pada masa itu bermula dengan penguasaan atas kepulauan Hurmuz dan pelabuhan Gumrun yang diubah menjadi Bandar
Abbas. Dengan demikian Syafawiyah menguasai jalur perdagangan antara Barat dan Timur.Jalur yang pada mulanya diperebutkan oleh Belanda,
Inggris dan Perancis. Di samping sektor perdagangan, Syafawiyah juga mengalami kemajuan dalam sektor pertanian, terutama hasil pertanian dari
daerah Bulan Sabit yang sangat subur (Fertille Crescent).
2. Bidang Ilmu Pengetahuan
Sepanjang sejarah Islam Persia dikenal sebagai bangsa yang telah berperadaban tinggi dan berjasa mengembangkan ilmu pengetahuan. Oleh
karenanya tidaklah mengherankan apabila pada masa Daulah Syafawi, tradisi keilmuan terus berkembang dengan baik. Pada Daulah Syafawiyah
muncul ilmuwan-ilmuwan terkenal di antaranya Baha al-Din al-Syaerazi (generalis ilmu pengetahuan), Sadr al-Din al-Syirazi (filsuf) dan
Muhammad Baqir ibn Muhammad Damad (filsuf, ahli sejarah, teolog, yang pernah mengadakan observasi atas kehidupan lebah). Ilmu fikih juga
berkembang baik pada saat itu, di antara tokohnya adalah Baharuddin Al-Amili, selain sebagai pakar agama, ia juga sebagai ahli kebudayaan yang
mengetahui persoalan-persoalan dari berbagai segi.
3. Bidang Pembangunan Fisik dan Seni
Para pemimpin Daulah Syafawi telah mengubah wajah Isfahan, yang merupakan pusat pemerintahan menjadi kota yang sangat indah. Isfahan
merupakan kota yang sangat penting bagi tujuan politik, ekonomi dan ilmu pengetahuan. Di kota tersebut berdiri bangunan-bangunan megah
seperti masjid, rumah sakit, sekolah-sekolah, jembatan raksasa di atas Zende Rud, dan istana Chihil Satun.
Kota Isfahan menjadi semakin indah dengan dibuatnya taman-taman wisata terbuka. Ketika Abbas I wafat, di Isfahan terdapat 162 masjid, 48
akademi, 1802 penginapan, dan 273 pemandian umum.
Dalam bidang seni, arsitektur bangunan-bangunannya yaitu seperti yang terlihat pada masjid Shah (1611 M) dan masjid Syekh Lutf Allah (1603
M). Unsur seni lainnya juga terlihat pada hasil kerajinan tangan, keramik, permadani, karpet, pakaian, tembikar dan lain-lain. Seni lukis juga
sudah mulai muncul pada masa ini tepatnya pada saat Sultan Tahmaps I berkuasa.
Daulah Syafawi telah memberikan kontribusinya mengisi peradaban Islam melalui kemajuan-kemajuan dalam bidang ekonomi, ilmu
pengetahuan, peninggalan seni dan gedung-gedung yang memiliki nilai sejarah yang tinggi.

KD. 10 Menganalisis kemunduran Islam dan latar belakang Nomor 17


munculnya gerakan tajdid Faktor Eksternal

Perang Salib yang terjadi antara umat Islam dan Kristiani telah menanamkan benih-benih permusuhan yang kuat antara umat Islam dan Kristen. Kebencian itu
semakin kuat setelah peraturan baru yang diterapkan oleh Daulah Bani Saljuk menyulitkan orang-orang Kristen yang berkunjung ke Baitul Maqdis. Perang Salib
terjadi dalam beberapa gelombang dan banyak memakan korban dari pihak Islam dan Kristen. Dampak dari perang salib tersebut, beberapa wilayah kekuasaan
Islam berhasil dikuasai oleh tentara Kristen.
Serangan bergelombang Bangsa Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan telah meluluhlantakkan Baghdad dan seluruh penjuru wilayah kekuasaan Daulah
Abbasiyah. Tragedi kemanusian berupa penganiayaan dan penyiksaan berlangsung kurang lebih 40 hari dengan jumlah korban yang mencapai ratusan ribu umat
Islam pada waktu itu. Terbunuhnya Khalifah Al-Mu`tashim menjadi penanda akhir dari Daulah Abbasiyah.
Runtuhnya kekuasaan Islam tidak hanya dialami oleh Daulah Abbasiyah. Di belahan bumi yang lain juga mengalami peristiwa yang hampir sama. Daulah Bani
Ahmar di Andalusia juga berakhir dengan tragis. Khalifah terakhir diusir dari Andalusia, bahkan seluruh umat Islam di Andalusia dipaksa meninggalkan Andalusia
atau tetap di Andalusia namun berpindah keyakinan.
Daulah Mughal di India juga mengalami hal serupa. Rapuhnya kondisi dalam negeri Daulah Mughal membuka kesempatan Imperium Inggris berhasil masuk
dan meruntuhkan kejayaan Mughal dan kemudian menguasainya. Penjajahan ini kemudian berlangsung sampai negara India berhasil memerdekakan diri. Dari
beberapa pelajaran di atas, Syekh Amir Syakib Arselan mengungkap beberapa alasan mengapa umat Islam mundur dan sulit untuk maju.
Umat Islam sudah tidak benar-benar mengamalkan ajaran Islam sesuai dengan syari`at, khususnya Alquran dan al-Hadis. Padahal itu adalah sumber pedoman
hidup kita agar bahagia dunia dan akhirat. Nabi SAW bersabda: “Aku tinggalkan bagimu dua perkara, jika kamu berpegang teguh kepada keduanya kamu tidak
akan tersesat selama-lamanya yaitu kitab Allah dan Sunnah Rasul (hadis).”
Umat Islam tidak mau bersatu dan terpecah belah. Padahal ummat Islam diperintahkan untuk bersatu. Allah sudah mengingatkan kepada kita . QS. Ali Imran :
103. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni’mat Allah kepadamu ketika kamu
dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni’mat Allah, orang-orang yang bersaudara;
dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar
kamu mendapat petunjuk.
Mayoritas umat Islam terlalu cinta dunia dan takut mati. Kebanyakan umat Islam lebih mementingkan kehidupan dunia dan melupakan akherat. Padahal jelas-
jelas kehidupan dunia ini hanya fatamorgana dan telah dicontohkan oleh generasi pendahulu Islam mereka ikhlas betul dalam menjalankan misi sebagai hamba
Allah Swt tanpa melupakan kewajibannya untuk beribadah kepada Allah Swt.
Mundurnya umat Islam disebabkan hilangnya semangat Jihad. Jihad adalah satu kesungguhan untuk berjuang di jalan Allah Swt. Jihad adalah perjuangan yang
sungguh-sungguh yang dilakukan karena panggilan Illahi, yaitu perjuangan sungguh-sungguh dengan mengerahkan segala potensi dan kemampuan yang
dimiliki untuk mencapai tujuan, khususnya dalam mempertahankan kebenaran, kebaikan dan keluhuran.
Pengertian Pembaruan Nomor 18
Pembaruan dalam Islam adalah upaya-upaya untuk menyesuaikan paham keagamaan Islam dengan perkembangan baru yang ditimbulkan oleh
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Dalam bahasa Arab, gerakan pembaruan Islam disebut tajdid. Secara harfiah, tajdid berarti
pembaruan dan pelakunya disebut mujaddid.
Islam sebenarnya telah memiliki tradisi pembaruan karena ketika menemukan masalah baru, kaum muslim segera memberikan jawaban yang
didasarkan atas doktrin-doktrin dasar kitab dan sunnah. Rasulullah pernah mengisyaratkan bahwa “sesungguhnya Allah akan mengutus kepada
umat ini (Islam) pada permulaan setiap abad orang-orang yang akan memperbaiki, memperbaharui, agamanya” (HR. Abu Daud).
Istilah pembaruan baru terkenal dan populer setelah munculnya semangat pemikiran dan gerakan pembaruan Islam, menyusul kontak politik dan
intelektual dengan Barat. Tepatnya abad XVIII, pada waktu itu baik secara politis maupun secara intelektual, Islam telah mengalami kemunduran,
sedangkan Barat dianggap telah maju dan modern. Kondisi seperti itu menuntut umat Islam untuk melakukan pembaruan dalam berbagai bidang.
Istilah tajdid itu sendiri memiliki arti lain yang lebih luas, di antaranya adalah reformasi, purifikasi, modernisme dan sebagainya. Istilah yang
beragam itu mengindikasikan bahwa hal itu terdapat variasi entah pada aspek metodologi, doktrin maupun solusi, dalam gerakan tajdid yang
muncul di dunia Islam.
Gerakan pembaruan Islam dapat ditelusuri akarnya pada doktrin Islam itu sendiri. Gerakan pembaruan mendapatkan momentum ketika Islam
berhadapan dengan modernitas pada abad ke-19. Kontak langsung antara Islam dan modernitas yang berlangsung sejak Islam sebagai kekuatan
politik mulai merosot pada abad ke-18 merupakan agenda yang menyita banyak energi di kalangan intelektual muslim.

KD. 11 Menganalisis munculnya organisasi Islam sebagai dampak Nomor 19


dari adanya gerakan pembaharuan
Kembalinya Jamaluddin Al-Afghanike India untuk kedua kalinya setelah pergi meninggalkan Mesir karena ketidaksenangan Inggris yang telah menghasut
kaum teolog untuk melawan Jamaluddin Al-Afghaniatas kegiatan-kegiatannya yang menyebabkan banyaknya orang Kristen yang masuk Islam. Di sini, Al-
Afghanimenuliskan risalah yang sangat terkenal,Risalah fi Ar-Radd al-Masihiyah(Pembuktian Kesalahan Kaum Materialis), risalah ini menimbulkan gejolak
besar kalangan materialis.
Jamaluddin al-Afghani pernah menerbitkan jurnal Al-Urwah Al-Wutsqa yang mengecam keras Barat. Jurnal tersebut juga dikenal sebagai jurnal anti
penjajahan, yang diterbitkan di Paris. Jurnal ini segera menjadi barometer perlawanan imperialisme dunia Islam yang merekam komentar, opini, dan analisis
bukan saja dari tokoh-tokoh Islam dunia, tetapi juga ilmuwan-ilmuwan barat yang penasaran dan kagum dengan kecemerlangan Al-Afghani.
Pada tahun 1889, Al-Afghani diundang ke Persia untuk suatu urusan persengketaan politik antara Persia dengan Rusia. Bersamaan dengan itu al-Afghani melihat
ketidakberesan politik dalam negeri Persia sendiri. Karenanya, Jamaluddin Al-Afghani menganjurkan perombakan sistem politik yang masih otokratis.Kontribusi
al-Afghani yang lain adalah perlawanan terhadap kolonial barat yang menjajah negeri-negeri Islam.
Dalam rangka usaha membangkitkan semangat umat Islam serta pengembalian keutuhan umat Islam, Al-Afghani menganjurkan pembentukan suatu ikatan
politik yang mempersatukan seluruh umat Islam berupa gerakan Pan-Islamisme. Pan-Islamisme menghendaki persatuan umat Islam sebagai kekuatan bersama
untuk membebaskan dirinya dari penjajahan dan membangun kekuatan bersama.
Al-Afghani adalah sosok yang mengabdikan dirinya untuk mengingatkan dan membangkitkan dunia Islam, yang menurutnya harus meninggalkan perselisihan
dan berjuang bersama. Beliau juga membangkitkan semangat nasionalisme di negara-negara yang pernah di kunjunginya, sehingga Al-Afghani mendapat julukan
sebagai bapak Nasionalisme Islam.

KD. 12 Menganalisis jalur dan proses awal


masuknya Islam di Indonesia Nomor 20
Teori India

Teori ini dikemukan oleh Pijnappel, Moquette, Fatimi dan seorang orientalis Belanda yang meneliti tentang Islam di Indonesia bernama Snouck
Hurgronje. Ia menyatakan bahwa agama Islam baru masuk ke Nusantara pada abad ke-13 Masehi yang dibawa oleh para pedagang dari Cambay,
Gujarat, India. Memang sebagian besar sejarawan asal Belanda, memegang teori bahwa Islam di Indonesia berasal dari Anak Benua India. Sementara
seorang ilmuwan Barat Pijnappel yang mengaitkan asal mula Islam di Indonesia dengan daerah Gujarat dan Malabar. Menurutnya, orang-orang Arab
bermazhab Syafi’i yang bermigrasi dan menetap di wilayah India yang membawa Islam ke Nusantara. Snouck Hurgronje kemudian mengembangkan
teori ini, dia berpendapat bahwa ketika Islam tiba di kota-kota pelabuhan Anak Benua India, banyak di antara penduduknya yang beragama Islam dan
tinggal di sana sebagai pedagang perantara dalam perdagangan Timur Tengah dengan Indonesia. Lalu mereka datang ke dunia Melayu (Indonesia)
sebagai para penyebar Islam pertama, setelah itu disusul oleh orang-orang Arab. Dia mengatakan bahwa abad ke-12 sebagai periode paling mungkin
dari permulaan penyebaran Islam di Indonesia.
Jan Pijnappel (w.1901 M) adalah seorang orientalis dari Universitas Leiden Belanda yang fokus pada manuskrip Melayu. Dia menyatakan bahwa Islam
masuk ke Indonesia lewat pedagang dari Gujarat. Penjelasan ini didasarkan pada seringnya kedua wilayah India dan Indonesia ini disebut dalam sejarah
Nusantara klasik. Dalam penjelasan lebih lanjut, Pijnapel menyampaikan logika terbalik, yaitu bahwa meskipun Islam di Nusantara dianggap sebagai
hasil kegiatan orang-orang Arab, tetapi hal ini tidak langsung datang dari Arab, melainkan dari India, terutama dari pesisir barat, dari Gujarat dan
Malabar. Jika logika ini dibalik, maka dapat dinyatakan bahwa meskipun Islam di Nusantara berasal dari India, sesungguhnya ia dibawa oleh orang-
orang Arab juga.
Sedangkan menurut Moquette ada hubungan antara Gujarat dan Indonesia, dengan alasan bahwa batu nisan makam Raja Malik Al-Saleh yang
merupakan raja kerajaan Samudera Pasai Aceh, bertuliskan angka tahun 686H/1297 M dengan menggunakan nisan yang berasal dari Gujarat India.
Selain itu batu nisan yang terdapat di makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik, Jawa Timur, juga menunjukkan hal yang sama. Kedua batu nisan
tersebut memiliki persamaan bentuk dengan batu nisan yang terdapat di Cambay Gujarat India.
Teori Arab Nomor 21
Teori ini di kemukakan oleh Sir Thomas Arnold, ia berpandangan bahwa, para pedagang Arab telah menyebarkan Islam ketika mereka menguasai
secara dominan perdagangan Barat-Timur sejak abad-abad awal Hijriah atau abad ke-7 dan 8 Masehi. Meskipun tidak terdapat catatan-catatan sejarah
tentang kegiatan mereka dalam penyebaran Islam, namun ia berasumsi bahwa mereka juga terlibat dalam penyebaran Islam kepada penduduk lokal di
Indonesia.
Dalam sejarah masuknya Islam ke Indonesia Teori ini mengatakan bahwa Islam datang ke Indonesia secara langsung dari Arab, tidak melalui perantara
bangsa lain. Beberapa bukti sejarah dikemukakan untuk menguatkan teori ini. Teori ini mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dari
Makkah (Arab) sebagai pusat agama Islam sejak abad ke-7. Salah satu sejarawan yang mendukung teori ini ialah Prof. Hamka. Dia menyatakan bahwa
Islam sudah datang ke Indonesia pada abad pertama Hijriah (abad ke 7-8 M) langsung dari Arab dengan bukti jalur perdagangan yang ramai dan bersifat
internasional sudah dimulai melalui selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di China (Asia Timur), Sriwijaya di Asia Tenggara, dan Bani
Umayyah di Asia Barat. Menurutnya, motivasi awal kedatangan orang Arab tidak dilandasi oleh nilai-nilai ekonomi, melainkan didorong oleh motivasi
spirit penyebaran agama Islam.
Dalam pandangan Hamka, jalur perdagangan antara Indonesia dengan Arab telah berlangsung jauh sebelum tarikh Masehi. Hamka berpendapat bahwa
pada tahun 625 M, berdasarkan sebuah naskah Tiongkok yang dicatat oleh pendeta Budha I-Tsing yang melakukan perjalanan dari Canton menuju India.
Perjalanan tersebut menggunakan kapal Posse, dan pada tahun 674 M ia singgah di Bhoga (yang sekarang dikenal dengan Palembang, Sumatera Selatan).
Di Bhoga ia menemukan sekelompok bangsa Arab yang telah bermukim di pantai Barat Sumatera (Barus). Sebagian orang-orang Arab ini diceritakan
melakukan perkawinan dengan wanita lokal. Komunitas Arab ini disebutnya sebagai komunitas Ta-Shih dan Posse. Mereka adalah para pedagang yang
telah lama menjalin hubungan perdagangan dengan kerajaan Sriwijaya. Karena demi hubungan perdagangan itulah kemudian kerajaan Sriwijaya
memberikan daerah khusus untuk mereka.
Sejarawan lain juga mendukung teori Arab adalah Uka Tjandrasasmita, A. Hasymi, Azyumardi Azra dan lain-lain. Selain informasi tersebut, Azyumardi
Azra menambahkan, bahwa ditemukannya adaptasi lain yang dilakukan oleh bangsa Indonesia adalah atas pengaruh bangsa Arab ini. Misalnya dari segi
bahasa dan tradisi, seperti pada kata dan tradisi bersila yang sering dilakukan oleh bangsa Indonesia yang merupakan tradisi yang dilakukan oleh bangsa
Arab atau Persia yang egaliter. Disamping alasan di atas, makam Fatimah Binti Maimun di Leran Jawa Timur semakin menguatkan teori ini. Fatimah
binti Maimun bin Hibatullah adalah seorang perempuan beragama Islam yang wafat pada hari Jumat, 7 Rajab 475 Hijriyah (2 Desember 1082 M).
Inskripsi nisan terdiri dari tujuh baris, dan berikut ini adalah hasil bacaan Jean Piere Moquette yang diterjemahkan oleh Muh. Yamin terhadap tulisan
pada batu Nisan tersebut: Atas nama Tuhan Allah Yang Maha Penyayang dan Maha Pemurah. Tiap-tiap makhluk yang hidup di atas bumi itu bersifat
fana. Tetapi wajah Tuhan-mu yang bersemarak dan gemilang itu tetap kekal adanya. Inilah kuburan wanita yang menjadi syahid bernama Fatimah binti
Maimun. Putera Hibatu’llah yang berpulang pada hari Jumiyad ketika tujuh. Sudah berlewat bulan Rajab dan pada tahun 495 H/ 475 H, Yang menjadi
kemurahan Tuhan Allah Yang Maha Tinggi Beserta Rasulnya yang Mulia.
Azyumardi Azra menambahkan, Islam datang di Indonesia pada abad ke-7 M, namun baru dianut secara terbatas oleh para pedagang Arab yang
berdagang di Indonesia, dan baru mulai tersebar dan dianut oleh masyarakat Indonesia pada abad ke-12, yang disebarkan oleh para sufi pengembara yang
berasal dari Arab. Alasan ini dikuatkan oleh corak Islam awal yang dianut oleh masyarakatIndonesia adalah Islam bercorak sufistik, karena pada masa al-
Ghazali (Dinasti Abbasiyah) muncul sufi-sufi pengembara yang bertujuan untuk menyebarkan Islam tanpa pamrih, maka sufi-sufi inilah yang disinyalir
datang dan menyebarkan Islam di Indonesia.

KD. 12 Menganalisis jalur dan proses awal Nomor 20


masuknya Islam di Indonesia Teori India
Teori ini dikemukan oleh Pijnappel, Moquette, Fatimi dan seorang orientalis Belanda yang meneliti tentang Islam di Indonesia
bernama Snouck Hurgronje. Ia menyatakan bahwa agama Islam baru masuk ke Nusantara pada abad ke-13 Masehi yang dibawa oleh
para pedagang dari Cambay, Gujarat, India. Memang sebagian besar sejarawan asal Belanda, memegang teori bahwa Islam di
Indonesia berasal dari Anak Benua India. Sementara seorang ilmuwan Barat Pijnappel yang mengaitkan asal mula Islam di Indonesia
dengan daerah Gujarat dan Malabar. Menurutnya, orang-orang Arab bermazhab Syafi’i yang bermigrasi dan menetap di wilayah India
yang membawa Islam ke Nusantara. Snouck Hurgronje kemudian mengembangkan teori ini, dia berpendapat bahwa ketika Islam tiba
di kota-kota pelabuhan Anak Benua India, banyak di antara penduduknya yang beragama Islam dan tinggal di sana sebagai pedagang
perantara dalam perdagangan Timur Tengah dengan Indonesia. Lalu mereka datang ke dunia Melayu (Indonesia) sebagai para
penyebar Islam pertama, setelah itu disusul oleh orang-orang Arab. Dia mengatakan bahwa abad ke-12 sebagai periode paling
mungkin dari permulaan penyebaran Islam di Indonesia.
Jan Pijnappel (w.1901 M) adalah seorang orientalis dari Universitas Leiden Belanda yang fokus pada manuskrip Melayu. Dia
menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia lewat pedagang dari Gujarat. Penjelasan ini didasarkan pada seringnya kedua wilayah
India dan Indonesia ini disebut dalam sejarah Nusantara klasik. Dalam penjelasan lebih lanjut, Pijnapel menyampaikan logika terbalik,
yaitu bahwa meskipun Islam di Nusantara dianggap sebagai hasil kegiatan orang-orang Arab, tetapi hal ini tidak langsung datang dari
Arab, melainkan dari India, terutama dari pesisir barat, dari Gujarat dan Malabar. Jika logika ini dibalik, maka dapat dinyatakan
bahwa meskipun Islam di Nusantara berasal dari India, sesungguhnya ia dibawa oleh orang-orang Arab juga.
Sedangkan menurut Moquette ada hubungan antara Gujarat dan Indonesia, dengan alasan bahwa batu nisan makam Raja Malik Al-
Saleh yang merupakan raja kerajaan Samudera Pasai Aceh, bertuliskan angka tahun 686H/1297 M dengan menggunakan nisan yang
berasal dari Gujarat India. Selain itu batu nisan yang terdapat di makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik, Jawa Timur, juga
menunjukkan hal yang sama. Kedua batu nisan tersebut memiliki persamaan bentuk dengan batu nisan yang terdapat di Cambay
Gujarat India.
KD. 13 biografi Walisanga dan perannya Nomor 22
dalam mengembangkan Islam di Indonesia
1.Sunan Bonang atau Makhdum Ibrahim (w.1525 M)
Raden Maulana Makhdum Ibrahim adalah putra Sunan Ampel dari istri yang bernama Dewi Candrawati. Sunan Bonang dikenal sebagai ahli Ilmu Kalam
dan Ilmu Tauhid. Maulana Makhdum Ibrahim banyak belajar di Pasai, kemudian sekembalinya dari Pasai, Maulana Makhdum Ibrahim mendirikan
pesantren di daerah Tuban. Santri yang belajar pada pesantren Maulana Makhdum Ibrahim, berasal dari penjuru daerah di Tanah Air. Dalam menjalankan
kegiatan dakwahnya Maulana Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang) mempunyai keunikan dengan cara mengubah nama-nama dewa dengan nama-nama
malaikat sebagaimana yang dikenal dalam Islam. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya persuasif terhadap penganut ajaran Hindu dan Budha yang telah
lama dipeluk sebelumnya. Sunan Bonang meninggal pada tahun 1525 dan dimakamkan di Tuban, daerah pesisir utara Jawa yang menjadi basis
perjuangan dakwahnya.
2.Sunan Kalijaga atau Raden Syahid (w. Abad 15)
Sunan Kalijaga mempunyai nama kecil Raden Sahid, beliau juga dijuluki Syekh Malaya. Ayahnya bernama Raden Sahur Tumenggung Wilwatikta
keturunan Ranggalawe yang sudah Islam dan menjadi bupati Tuban, sedangkan ibunya bernama Dewi Nawangrum. Sunan kalijaga merupakan salah satu
wali yang asli orang Jawa. Sebutan Kalijaga menurut sebagian riwayat berasal dari rangkaian bahasa Arab qadi zaka yang artinya ‘pelaksana’ dan
‘membersihkan’. Menurut pendapat masyarakat Jawa memberikan arti kata qadizaka dengan Kalijaga, yang berarti pemimpin atau pelaksana yang
menegakkan kesucian atau kebersihan. Sunan Kalijaga meninggal pada pertengahan abad XV dan makamnya ada di desa Kadilangu, Kabupaten Demak,
Jawa Tengah.
3.Sunan Giri atau Raden ‘Ainul Yaqin (w. Abad 15)
Raden ‘Ainul Yaqin (Raden Paku) adalah putra dari Syekh Maulana Ishaq (murid Sunan Ampel). Raden ‘Ainul Yaqin dan dikenal dengan sebutan Sunan
Giri. Sunan Giri merupakan saudara ipar dari Raden Fatah, di karenakan istri mereka bersaudara. Raden ‘Ainul Yaqin kecil di bawah asuhan seorang
wanita kaya raya yang bernama Nyai Gede Maloka atau Nyai Ageng Tandes. Setelah menginjak dewasa, Raden ‘Ainul Yaqin menimba ilmu di Pesantren
Ampel Denta (Surabaya) milik Sunan Ampel. Di sini ia bertemu dan berteman baik dengan putra Sunan Ampel yang bernama Maulana Makdum Ibrahim.
Ketika hendak melaksanakan ibadah haji bersama Sunan Bonang, keduanya menyempatkan singgah di Pasai untuk memperdalam ilmu.
Keimanan dan tasawuf. Pada sebuah kisah diceritakan bahwa Raden Paku bisa mencapai tingkatan ilmu laduni. Dengan prestasi yang dicapainya inilah,
Raden Paku juga terkenal dengan panggilan Raden ‘Ainul Yaqin. Sunan Giri meninggal sekitar awal abad ke-16, makam beliau ada di Bukit Giri, Gresik.

1. Sunan Drajad atau Raden Qasim (w. 1522 M) Nomor 23


Sunan Drajad memiliki nama asli Raden Qasim. Disebut Sunan Drajad karena beliau berdakwah di daerah Drajad kecamatan Paciran
Lamongan. Masyarakat juga menyebutnya sebagai Sunan Sedayu, Raden Syarifudin, Maulana Hasyim, Sunan Mayang Madu. Raden
Qasim adalah putra Sunan ampel dari istri kedua yang bernama Dewi Candrawati. Raden Qasim mempunyai enam saudara seayah-
seibu, diantaranya Siti Syareat (istri R. Usman Haji), Siti Mutma’innah (istri R. Muhsin), Siti Sofiah (istri R. Ahmad, Sunan Malaka)
dan Raden Maulana Makdum Ibrahim (Sunan Bonang). Di samping itu, ia mempunyai dua orang saudara seayah lain ibu, yaitu Dewi
Murtasiyah (istri R. Fatah) dan Dewi Murtasimah (istri Sunan Giri). Sedangkan istri Sunan Drajad, yaitu Dewi Shofiyah putri Sunan
Gunung Jati.
2. Sunan Kudus atau Raden Ja’far Shadiq (w.1550 M)
Sunan Kudus biasa juga dikenal Ja’far Sadiq atau Raden Undung, beliau juga dijuluki Raden Amir Haji sebab ia pernah bertindak
sebagai pimpinan Jama’ah Haji (Amir). Dikenal sebagai seorang pujangga cerdas yang luas dan mendalam keilmuannya. Ja’far Sadiq
(Sunan Kudus) merupakan putra Raden Usman Haji yang menyebarkan agama Islam di daerah Jipang Panolan, Blora, Jawa Tengah.
Dalam silsilah, Sunan Kudus masih keturunan Nabi Muhammad Saw. Tercatat detail dalam silsilah: Ja’far Sadiq bin R. Usman Haji bin
Raja Pendeta bin Ibrahim as-Samarkandi bin Maulana Muhammad Jumadal Kubra bin Zaini al-Husein bin Zaini al-Kubra bin Zainul
Alim bin Zainul
Abidin bin Sayid Husein bin Ali ra. Sunan Kudus juga dikenal dengan julukan wali al-ilmi, karena sangat menguasai ilmu-ilmu agama,
terutama tafsir, fikih, usul fikih, tauhid, hadits, serta logika. Sunan Kudus juga dipercaya sebagai panglima perang Kesultanan Demak.
Ia mendapat kepercayaan untuk mengendalikan pemerintahan di daerah Kudus, sehingga ia menjadi pemimpin pemerintahan (Bupati)
sekaligus pemimpin agama. Sunan Kudus meninggal di Kudus pada tahun 1550, makamnya berada di dalam kompleks Masjid Menara
Kudus.
3. Sunan Muria atau Raden Umar Said (w. Abad 15)
Sunan Muria adalah putera Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh. Nama aslinya adalah Raden Umar Said, semasa kecil ia biasa dipanggil
Raden Prawoto. Dikenal sebagai Sunan Muria karena pusat dakwah dan bermukim beliau di Bukit Muria. Dalam dakwah, beliau seperti
ayahnya. Ibarat mengambil ikan “tidak sampai keruh airnya”. Dalam sejarah tidak diketahui secara persis tahun meninggalnya dan
menurut perkiraan, Sunan Muria meninggal pada abad ke-16 dan dimakamkan di Bukit Muria, Kudus.
4.Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah (w. 1570 M)
Dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati, nama asli beliau adalah Syarif Hidayatullah. Beliau adalah salah seorang dari Walisanga
yang banyak memberikan kontribusi dalam menyebarkan agama Islam di pulau Jawa, khususnya di daerah Jawa Barat. Syarif
Hidayatullah dikenal sebagai pendiri Kesultanan Cirebon dan Banten. Dalam bukunya Sadjarah Banten, Hoesein Djajadiningrat
menyatakan kedua nama yaitu Fatahillah dan Nurullah merupakan nama satu orang. Nama aslinya adalah Nurullah, kemudian dikenal
juga dengan nama Syekh Ibnu Maulana. Nurullah yang kemudian dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati berasal dari Pasai.
Penguasaan Portugis atas Malaka
KD 14 peranan kerajaan-kerajaan awal Islam Nomor 29
terhadap perkembangan Islam di Indonesia
F. Kerajaan Islam di Nusa Tenggara
Perkembangan Islam di Nusa Tenggara dimulai sejak abad XVI M dikenalkan oleh Sultan Prapen (1605), putra sunan Giri. Dimulai
dari Lombok kemudian Islam menyebar ke Pejanggik, Parwa, Sokong, Bayan dan tempat-tempat lainnya hingga seluruh Lombok
memeluk agama Islam. Dan dari Lombok juga, Sunan Prapen menyampaikan dakwahnya hingga ke Sumbawa. Di Lombok berdiri
Kerajaan Selaparang dan di bawah pemerintahan Prabu Rangkeswari itulah kerajaan ini mengalami masa keemasan, selain itu juga
memegang kekuasaan di seluruh Lombok. Selaparang juga menjalin hubungan dengan beberapa kerajaan Islam seperti Demak.
Kerajaan Selaparang juga sering dikunjungi para pedagang, sehingga interaksi masyarakat muslim semakin baik.
Pada saat VOC berusaha menguasai jalur perdagangan, Kesultanan Gowa berusaha untuk menutup jalur perdagangan VOC ke
Lombok dan Sumbawa. Kerajaan-kerajaan di Sumbawa banyak yang masuk dalam kekuasan Kesultanan Gowa pada sekitar tahun
1618, Bima dikuasai Gowa tahun 1633 dan Selaparang tahun 1640, demikian juga daerah-daerah yang lain dikuasai oleh Kesultanan
Gowa pada abad XVII. Hubungan antara kesultanan Gowa dan Lombok pun dipererat dengan cara perkawinan seperti Pemban
Selaperang, Pejanggik dan Parwa. Di antara Kerajaan Islam yang menonjol di Nusa Tenggara adalah Kesultanan Bima. Rajanya yang
pertama adalah Ruma Ma Bata Wadu yang bergelar Sultan Bima I atau Sultan Abdul Khair (1611-1640). Literatur mengenai sejarah
Kesultanan Bima di abad XX dapat diperkaya pada gambaran terperinci Syair Kerajaan Bima. Syair Kerajaan Bima mengisahkan
peristiwa-peristiwa yang terjadi di Kesultanan Bima pada kurun 1815-1829. Ada empat kejadian yang diceritakan dalam syair
tersebut: wafatnya sultan, diangkatnya penggantinya, serangan perompak dan meletusnya Gunung Tambora. Syair Kerajaan Bima
dikarang seorang khatib yang bernama Lukman, yang masih merupakan kerabat Sultan Bima, sekitar tahun 1830.

G. Peranan Kerajaan terhadap perkembangan Islam di Indonesia


Dalam perkembangannya, kerajaan Islam ini memiliki peran yang sangat besar dalam proses penyebaran agama Islam di tanah air.
Beberapa peran dari kerajaan Islam yang dianggap penting tersebut di antaranya adalah:
1. Ketika agama Islam di anut oleh Raja atau Sultan dan juga para pejabat Istana serta para bangsawan dan di ikuti seluruh
keluarganya maka di ikuti pula lapisan masyarakat secara umum.
2. Kegiatan politik dan ekonomi kerajaan Islam menjadi sarana dalam melaksanakan dakwah.
3. Dakwah Islam menjadi motivasi dan spirit dalam mengusir penjajah dari bumi nusantara.
4. Memudahkan transaksi perdagangan dengan para pedagang dari kawasan Timur Tengah. Pada saat itu, para pedagang dari
Gujarat kerap berkelana hingga ke daerah yang jauh untuk berdagang. Dengan adanya kerajaan Islam, maka ada kesamaan
budaya dari kedua belah pihak sehingga lebih memudahkan dalam menjalin hubungan.
5. Mengubah budaya upeti yang banyak digunakan di zaman kerajaan sebelumnya. Hal ini memberikan kemudahan pada rakyat
karena tidak lagi mendapatkan beban membayar upeti kepada penguasa secara berlebihan. Kalau pun kerajaan memerlukan
penggalangan dana lain, maka nilainya menjadi berbeda karena dalam Islam menyumbang kepada pihak lain merupakan tindakan
mulia dan hanya Allah yang akan membalas dengan cara yang tidak pernah diketahui bahkan tak pernah dibayangkan oleh orang
yang memberi sumbangan tersebut. Upaya memakmurkan rakyat menjadi tujuan kerajaan Islam yang lebih mudah diwujudkan.
Tentu saja berbeda dengan sistem kerajaan sebelumnya di mana rakyat menjadi pengabdi kepada kerajaan dan kerajaan tidak
secara otomatis mencari upaya untuk mensejahterakan rakyatnya.
6. Setelah Agama Islam menjadi agama resmi kerajaan maka perubahan-perubahan tampak dalam sendi-sendi kehidupan kerajaan,
bisa di lihat dari aspek sosial politik dan budaya
7. Menciptakan tata kehidupan baru yang lebih sesuai dengan apa yang ada pada ajaran Islam. Islam sebagai agama yang baru
dengan mudah diterima karena tata nilai dan sistem di dalamnya terasa lebih adil. Masing-masing individu memiliki kesempatan
yang sama untuk menempati derajat yang tinggi di mata Allah SWTtanpa membedakan latar belakang budaya, suku dan
keturunan. Demikian pula dalam tata pergaulan sehari-hari, hubungan antar individu menjadi lebih baik, sopan santun dianggap
sebagai akhlak yang mulia, sehingga setiap individu memiliki keinginan untuk meraihnya.
8. Dalam bidang keamanan, kerajaan Islam memiliki kewajiban untuk menciptakan kedamaian kepada seluruh rakyat, sehingga
dalam melakukan kegiatan sehari-hari tidak akan terganggu dengan ancaman keselamatan.

H. Hikmah Pembelajaran
1. Kita dapat meneladani kegigihan para penyebar Islam di Indonesia dalam menyebarkan Islam yang Rahmatan Lil ‘Alamin.
2. Kita dapat menealdani model kepemimpinan para raja pada masa dahulu.
3. Memperluas khazanah ke ilmuan kita dalam memahami sejarah awal berdirinya kerajaan Islam di Indonesia.
4. Kita dapat mengetahui berbagai macam keberagaman kebudayaan Islam yang ada di Indonesia.
5. Sebagai generasi muslim hendaknya kita terus melestarikan budaya-budaya baik yang ada di Indonesia dan berhubungan dengan
Islam
Perjuangan umat Islam pada masa Nomor 32

Kebangkitan Nasional
a. HOS Cokroaminoto atau Hadji Oemar Said Tjokroaminoto (w.1934 M)
Lahir di Ponorogo, Jawa Timur, 6 Agustus 1882 dan meninggal di Yogyakarta, 17 Desember 1934 pada umur 52 tahun. Tjokroaminoto adalah
anak kedua dari 12 bersaudara dari ayah bernama R.M. Tjokroamiseno, salah seorang pejabat pemerintahan pada saat itu. Kakeknya, R.M.
Adipati Tjokronegoro, pernah juga menjabat sebagai bupati Ponorogo. Sebagai salah satu pelopor pergerakan nasional, ia mempunyai beberapa
murid yang selanjutnya memberikan warna bagi sejarah pergerakan Indonesia, yaitu Musso yang sosialis/komunis, Soekarno yang nasionalis, dan
Kartosuwiryo yang agamis. Namun ketiga muridnya itu saling berselisih. Pada bulan Mei 1912, Tjokroaminoto bergabung dengan organisasi
Sarekat Islam. Sebagai pimpinan Sarikat Islam, HOS dikenal dengan kebijakan-kebijakannya yang tegas namun bersahaja. Kemampuannya
berdagang menjadikannya seorang guru yang disegani karena mengetahui tatakrama dengan budaya yang beragam. Pergerakan SI yang pada
awalnya sebagai bentuk protes atas para pedagang asing yang tergabung sebagai Sarekat Dagang Islam yang oleh HOS dianggap sebagai
organisasi yang terlalu mementingkan perdagangan tanpa mengambil daya tawar pada bidang politik. Dan pada akhirnya tahun 1912 SDI berubah
menjadi Sarekat Islam, SI digiring menjadi partai politik setelah mendapatkan status Badan Hukum pada10 September 1912 oleh pemerintah yang
saat itu dikontrol oleh Gubernur Jenderal Idenburg. SI kemudian berkembang menjadi parpol dengan keanggotaan yang tidak terbatas pada
pedagang dan rakyat Jawa-Madura saja. Kesuksesan SI ini menjadikannya salah satu pelopor partai Islam yang sukses saat itu.
Perpecahan SI menjadi dua kubu karena masuknya infiltrasi komunisme memaksa HOS Cokroaminoto untuk bertindak lebih hati-hati kala itu. Ia
bersama rekan-rekannya yang masih percaya bersatu dalam kubu SI putih berlawanan dengan Semaun yang berhasil membujuk tokoh-tokoh
pemuda saat itu seperti Alimin, Tan Malaka, dan Darsono dalam kubu SI Merah. Namun bagaimanapun, kewibawaan HOS Cokroaminoto justru
dibutuhkan sebagai penengah di antara
Kedua pecahan SI tersebut, mengingat ia masih dianggap guru oleh Semaun. Akhirnya Semaun dan Darsono dikeluarkan dari SI.Pada tahun 1929,
SI diusung sebagai Partai Sarikat Islam Indonesia hingga menjadi peserta pemilu pertama pada 1955. HOS Cokroaminoto hingga saat ini akhirnya
dikenal sebagai salah satu pahlawan pergerakan nasional yang berbasiskan perdagangan, agama, dan politik nasionalis. Kata- kata mutiaranya
seperti “ Setinggi-tinggi ilmu, semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat ” akhirnya menjadi embrio pergerakan para tokoh pergerakan nasional
yang patriotik, dan ia menjadi salah satu tokoh yang berhasil membuktikan besarnya kekuatan politik dan perdagangan Indonesia. H.O.S.
Cokroaminoto meninggal di Yogyakarta pada 17 Desember 1934 pada usia 52 tahun.
Nomor 33
KD. 16 Perjuangan Islam Pasca Kemerdekaan
A.Kyai Haji Ahmad Dahlan
Lahir di Yogyakarta,1 Agustus 1868 dan meninggal di Yogyakarta, 23Februari 1923 padaumur 54 tahun) adalahseorang Pahlawan
NasionalIndonesia. Dia adalah putrakeempat dari tujuhbersaudara dari keluarga K.H.Abu Bakar. KH AbuBakar adalah seorang ulamadan khatib
terkemukadi Masjid Besar Kasultanan Yogyakartapada masa itu,dan ibu dariK.H. Ahmad Dahlanadalah puteri dari H.Ibrahim yang juga menjabat
penghulu Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningra tpada masa itu.Nama kecil K.H.Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwisy. Dia
merupakananak keempat daritujuh orang bersaudara yang keseluruhan saudaranya perempuan,kecuali adik bungsunya.Dia termasuk keturunan
yang kedua belas dari Maulana Malik Ibrahim,salah seorang yangterkemuka di antara Walisongo, yaitu pelopor penyebaran agamaIslam di
Jawa.Silsilahnya tersebut ialah MaulanaMalik Ibrahim, MaulanaIshaq, Maulana ‘AinulYaqin, Maulana Muhammad Fadlullah(Sunan Prapen),
Maulana Sulaiman Ki AgengGribig (Djatinom), Demang Djurung Djuru Sapisan, Demang Djurung Djuru Kapindo, kiaiIlyas, kiai Murtadla,KH.
Muhammad Sulaiman,K.H. Abu Bakar,dan Muhammad Darwisy (Ahmad Dahlan).
Pada umur 15 tahun, dia pergihaji dan tinggaldi Mekah selamalima tahun. Pada periodeini, Ahmad Dahlanmulai berinteraksi dengan pemikiran-
pemikiran pembaharu dalam Islam, seperti Muhammad Abduh, Al-Afghani,Rasyid Ridha dan IbnuTaimiyah.
Ketika pulang kembalike kampungnya tahun1888, ia berganti nama menjadi Ahmad Dahlan.Pada tahun 1903,ia bertolak kembali ke Mekah dan
menetapselama dua tahun.Pada masa ini,dia sempat bergurukepada Syeh Ahmad Khatibyang juga gurudari pendiri NU,KH. Hasyim Asyari.Pada
tahun 1912, ia mendirikan Muhammadiyah di kampung Kauman, Yogyakarta. Pada tahun1912, Ahmad Dahlanpun mendirikan organisasi
Muhammadiyah untukmelaksanakan cita-cita pembaharuanIslam di bumi Nusantara. AhmadDahlan ingin mengadakansuatu pembaharuan
dalamcara berpikir dan beramal menurut tuntunan agama Islam. Dia ingin mengajak umat Islam Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan
al-Qur’andan al-Hadits. Perkumpulan iniberdiri bertepatan padatanggal 18 November1912. Dan sejak awalAhmad Dahlan telahmenetapkan
bahwa Muhammadiyah bukan organisasi politik tetapi bersifat sosial dan bergerak di bidang penpendidikan.
Pada tanggal 20Desember 1912, AhmadDahlan mengajukan permohonan kepada PemerintahHindia Belanda untuk mendapatkan badan hukum.
Permohonan itubaru dikabulkan padatahun 1914, denganSurat Ketetapan Pemerintah No.81 tanggal 22Agustus 1914. Izinitu hanya berlakuuntuk
daerah Yogyakarta danorganisasi ini hanyaboleh bergerak didaerah Yogyakarta. Dari Pemerintah HindiaBelanda timbul kekhawatiran akan
perkembangan organisasi ini. Makadari itu kegiatannya dibatasi. Walaupun Muhammadiyah dibatasi, tetapi di daerah lainseperti Srandakan,
Wonosari,Imogiri dan lain-Iaintelah berdiri cabang Muhammadiyah.Hal ini jelasbertentangan dengan keinginanpemerintah Hindia Belanda.
Untukmengatasinya, maka KH.Ahmad Dahlan menyiasatinya dengan menganjurkanagar cabang Muhammadiyahdi luar Yogyakarta memakai
nama lain. MisalnyaNurul Islam diPekalongan, Al-Munir diUjung Pandang, Ahmadiyah diGarut. Sedangkan diSolo berdiri perkumpulanSidiq
Amanah Tabligh Fathonah(SATF) yang mendapatpimpinan dari cabangMuhammadiyah. Bahkan dalam kotaYogyakarta sendiri iamenganjurkan
adanya jama’ahdan perkumpulan untuk mengadakan pengajian dan menjalankan kepentingan Islam. Gagasan pembaharuanMuhammadiyah
disebarluaskan olehAhmad Dahlan dengan mengadakantabligh ke berbagaikota, di sampingjuga melalui relasirelasidagang yang dimilikinya.
Gagasan initernyata mendapatkan sambutan yang besar dari masyarakatdi berbagai kotadi Indonesia. Ulama-ulamadari berbagai daerah
lainberdatangan kepadanya untukmenyatakan dukungan terhadap Muhammadiyah. Muhammadiyahmakin lama makinberkembang hampir di
seluruhIndonesia. Oleh karenaitu, pada tanggal7 Mei 1921Dahlan mengajukan permohonan kepadapemerintah Hindia Belandauntuk mendirikan
cabang-cabang Muhammadiyah di seluruhIndonesia. Permohonan inidikabulkan oleh pemerintah Hindia Belanda padatanggal 2 September 1921.
Prof. DR. H. AbdulMalik Karim Nomor 34
Amrullahatau Hamka (w. 1981 M)
Prof. DR. H.Abdul Malik Karim Amrullah gelar Datuk Indomo, populer dengan namapenanya Hamka; lahir diNagari Sungai Batang,Tanjung
Raya, Kabupaten Agam,Sumatra Barat tanggal17 Februari 1908. Beliau meninggaldi Jakarta padaumur 73 tahun. Beliau adalah seorangulama dan
sastrawanIndonesia. Ia berkiprah sebagaiwartawan, penulis, danpengajar. Ia terjundalam politik melalui Masyumisampai partai
tersebutdibubarkan, menjabat KetuaMajelis Ulama Indonesia (MUI)pertama, dan aktifdalam Muhammadiyah hinggaakhir hayatnya. UJI PUBLIK
Universitasal-Azhar dan UniversitasNasional Malaysia menganugerahkannya gelar doktorkehormatan, sementara Universitas Moestopo,
Jakartamengukuhkan Hamka sebagaiguru besar.
Namanya disematkan untuk Universitas Hamkamilik Muhammadiyah. Hamka remaja meninggalkanpendidikannya di Thawalib,menempuh
perjalanan ke Jawadalam usia 16tahun. Setelah setahunmelewatkan perantauannya, Hamkakembali ke PadangPanjang membesarkan
Muhammadiyah. Pengalamannya ditolaksebagai guru di sekolah milik Muhammadiyah karenatak memiliki diplomadan kritik ataskemampuannya
berbahasa Arab melecutkeinginan Hamka pergike Mekkah. Denganbahasa Arab yang dipelajarinya, Hamkamendalami sejarah Islamdan sastra
secara otodidak. Kembalike Tanah Air,Hamka merintis kariersebagai wartawan sambil bekerjasebagai guru agamadi Deli. Dalampertemuan
memenuhi kerinduan ayahnya,Hamka mengukuhkan tekadnyauntuk meneruskan cita-cita ayahnya dandirinya sebagai ulamadan sastrawan.
Kembalike Medan pada 1936setelah pernikahannya, iamenerbitkan majalah PedomanMasyarakat. Lewat karyanya DiBawah Lindungan
Ka’bahdan Tenggelamnya KapalVan Der Wijck, nama Hamkamelambung sebagai sastrawan.Selama revolusi fisik,Hamka bergerilya
bersamaBarisan Pengawal Nagari danKota (BPNK) menyusuri hutan pengunungan di SumatraBarat untuk menggalang persatuanmenentang
kembalinya Belanda.Pada 1950, Hamka membawakeluarga kecilnya keJakarta. Meski mendapatpekerjaan di Departemen Agama,Hamka
mengundurkan dirikarena terjun dijalur politik. Dalam pemilihanumum 1955, Hamkadicalonkan Masyumi sebagaiwakil Muhammadiyah dan
terpilihduduk di Konstituante.Ia terlibat dalamperumusan kembali dasar negara.
Sikap politik Masyumimenentang komunisme dan gagasanDemokrasi Terpimpin memengaruhihubungannya dengan Sukarno. UsaiMasyumi
dibubarkan sesuaiDekret Presiden 5 Juli1959, Hamka menerbitkan majalah Panji Masyarakat yangberumur pendek, dibredeloleh Sukarno setelah
menurunkantulisan Hatta yangtelah mengundurkan diri sebagaiwakil presiden berjudul“Demokrasi Kita”. Seiringmeluasnya pengaruh komunis,
Hamkadan karya-karyanya diserangoleh organisasi kebudayaanLekra. Tuduhan melakukangerakan subversif membuatHamka diciduk dari
rumahnyake tahanan Sukabumipada 1964. Iamerampungkan Tafsir Al-Azhar dalam keadaan sakitsebagai tahanan. Seiringperalihan kekuasaan
keSoeharto, Hamka dibebaskanpada Januari 1966. Iamendapat ruang pemerintah,mengisi jadwal tetapceramah di RRIdan TVRI. Ia
mencurahkanwaktunya membangun kegiatandakwah di MasjidAlAzhar. Ketika pemerintahmenjajaki pembentukan MajelisUlama Indonesia pada
1975, pesertamusyawarah memilih dirinya secaraaklamasi sebagai ketua.Sepeninggal Hamka, pemerintahmenyematkan Bintang MahaputraUtama
secara anumerta kepadaHamka. Sejak 2011,ia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia. Namanya diabadikan untuk perguruan tinggi
Islam di Jakartamilik Muhammadiyah, yakni Universitas Muhammadiyah Hamka

Prof. Dr. Ing. H. BacharuddinJusuf Habibie (w.2019M) Nomor 35


Prof. Dr.Ing. H. BacharuddinJusuf Habibie, lahir diParepare, Sulawesi Selatan,25 Juni 1936 – meninggal di Jakartapada umur 83tahun. Beliau adalah
PresidenRepublik Indonesia yangketiga. Sebelumnya, B.J. Habibiemenjabat sebagai Wakil Presiden RepublikIndonesia ke-7, menggantikan Try
Sutrisno.B. J. Habibie menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan presiden pada tanggal21 Mei 1998. B.J. Habibiekemudian digantikan
olehAbdurrahman Wahid (GusDur) yang terpilih sebagaipresiden pada 20Oktober 1999 olehMPR hasil Pemilu 1999.Dengan menjabat selama2 bulan
dan7 hari (sebagaiwakil presiden) dan jugaselama 1 tahundan 5 bulan(sebagai presiden), B.J. Habibie merupakan Wakil Presiden dan juga Presiden
Indonesia dengan masajabatan terpendek.
Dari sekianbanyak presiden Indonesia,B. J. Habibiemerupakan satusatunya Presidenyang berasal dariGorontalo, Sulawesi darigaris keturunan Ayahnya
yangberasal dari Kabila,Gorontalo dan Jawadari ibunya yangberasal dari Yogyakarta. Saatini, Pemerintah ProvinsiGorontalo telah menginisiasi
dibangunnya MonumenB.J. Habibie didepan pintu gerbangutama Bandar Udara Djalaluddin,di Kabupaten Gorontalo.Selain itu, masyarakatProvinsi
Gorontalo pun sempatmengusulkan nama B.J.Habibie digunakan sebagainama universitas negeri setempat,menggantikan nama UniversitasNegeri
Gorontalo yang masih digunakan. B.J.Habibie merupakan anakkeempat dari delapanbersaudara, pasangan Alwi AbdulJalil Habibie danR.A. Tuti
MariniPuspowardojo. Ayahnya yang berprofesi sebagaiahli pertanian yangberasal dari etnisGorontalo, sedangkan ibunya darietnis Jawa. AlwiAbdul Jalil
Habibie(Ayah dari B.J.Habibie) memiliki marga “Habibie”,salah satu margaasli dalam struktursosial Pohala’a (Kerajaan danKekeluargaan) di Gorontalo.
Sementara itu, R.A.Tuti Marini Puspowardojo (Ibudari B.J. Habibie)merupakan anak seorangdokter spesialis mata diJogjakarta, dan ayahnyayang
bernama Puspowardjojobertugas sebagai pemilik sekolah. Marga Habibiedicatat secara historisberasal dari wilayahKabila, sebuah daerah diKabupaten
Bone Bolango,Provinsi Gorontalo. Darisilsilah keluarga, kakek dariB.J. Habibie merupakanseorang pemuka agama,anggota majelis peradilan agamaserta
salah satupemangku adat Gorontaloyang tersohor pada saatitu. Keluarga besarHabibie di Gorontaloterkenal gemar beternaksapi, memiliki kuda
dalamjumlah yang banyak,serta memiliki perkebunankopi. Sewaktu kecil, Habibiepernah berkunjung keGorontalo untuk mengikutiproses khitanan dan
upacaraadat yang dilakukansesuai syariat Islamdan adat istiadat Gorontalo.
B. J. Habibie pernahmenuntut ilmu diSekolah Menengah AtasKristen Dago. Habibie kemudianbelajar tentang keilmuanteknik mesin diFakultas Teknik
Universitas IndonesiaBandung (sekarang InstitutTeknologi Bandung) pada tahun1954. Pada 1955–1965,Habibie melanjutkan studiteknik penerbangan,
spesialisasi konstruksipesawat terbang, diRWTH Aachen, Jerman Barat,menerima gelar diplomingenieur pada 1960dan gelar doktor ingenieur pada 1965
dengan predikat summacum laude.
Habibie pernahbekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm, sebuah perusahaan penerbanganyang berpusat diHamburg, Jerman. Padatahun 1973, ia
kembalike Indonesia ataspermintaan mantan presidenSoeharto. Habibie kemudian menjabatsebagai Menteri NegaraRiset dan Teknologisejak tahun 1978
sampaiMaret 1998. GebrakanB. J. Habibiesaat menjabat Menristek diawalinya dengankeinginannya untuk mengimplementasikan “VisiIndonesia”.
Menurut Habibie, lompatan-lompatan Indonesiadalam “Visi Indonesia” bertumpu padariset dan teknologi,khususnya pula dalamindustri strategis yang
dikelolaoleh PT. IPTN,PINDAD, dan PT.PAL. Targetnya, Indonesiasebagai negara agraris dapatmelompat langsung menjadinegara Industri dengan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sementara itu,ketika menjabat sebagaiMenristek, Habibie jugaterpilih sebagai Ketua IkatanCendekiawan
Muslim Indonesia (ICMI) yangpertama. Habibie terpilih secaraaklamasi menjadi KetuaICMI pada tanggal7 Desember 1990.
KD. 17 Perkembangan Islam di Kawasan Asia Tenggara Nomor 36
A.Islam masukAsia Tenggara
Kawasan asia tenggarasecara geografis merupakanKawasan negara yang berpulau-pulau yangdipisahkan lautan. Pelayaranmerupakan sarana
transportasiyang menghubungkan antar negarakepulauan dan negaraluar pada zamanitu. Sebagai negara kepulauan yangbersifat agraris
yangbanyak menghasilkan berbagaitanaman dan rempahrempah.Kehadiran negara luarkawasan dalam hubunganperdagangan juga membawa
berbagai macamtujuan termasuk dakwah.Agama Islam yangdi bawa parapedagang yang datang keKawasan asia tenggaraberkembang secara
perlahandengan metode dakwah secaradamai. Mereka melaksanakandakwah sambil berdagang,bersambung hubungan keluarga ataupernikahan
dan relasidamai lainnya. Berbagaiteori jalur masuknyaagama Islam ke wilayah asiatenggara, mulai teori china,arab hingga Gujarat.
B. Perkembangan umatIslam Kawasan AsiaTenggara
1. Malaysia
Malaysia terletak disemanjung Malaka, Asia Tenggara. Malaysiayang ibu kotanyaKuala Lumpur mempunyai luaswilayah sekitar 328.847
Km2atau 2,5 kalipulau Jawa. Sebagian besarwilayahnya mempunyai luas 1.036Km menyeberangi lautChina selatan, tepatnya di utarapulau
Kalimantan dan lainnyaada di pulauPenang. Pada tahun2002 jumlah pendudukMalaysia berkisar 22.229.040 jiwa,bahasa resminya bahasaMelayu.
Sedangkan agamamayoritas Islam (53 %),Budha (17 %),Konghuchu, Tao, Chinese(11%), Kristen (8,6%) dan Hindu (7%).Malaysia terdiri
daridua bagian, MalaysiaBarat dan MalaysiaTimur. Malaysia Baratmerupakan sebuah semenanjungyang tepanjang didunia, di bagiantengahnya
membujurpegunungan dari utarake selatan. Pegunungantersebut terdiri daribeberapa rangkaian sejajar. Daratanrendah utama adalahdaratan
rendah Kedahdi utara, daratan rendah Selangordi barat, daratanrendah Johor diselatan, daratan rendahKelantang dan Pahang dipantai timur.
Daratanrendah di pantaitimur makin keselatan makin melebar. Negara ini dipisahkanke dalam duakawasan oleh LautChina Selatan. Malaysia
berbatasan denganThailand, Indonesia, Singapura,Brunai, dan Filipina.Malaysia terletak di dekatkhatulistiwa dan beriklimtropika. Sebutan
kepalanegara Malaysia adalah YangDipertuan Agung danpemerintahannya dikepalai olehseorang Perdana Menteri. Model pemerintahan Malaysia
mirip dengan sistem parlementer Westminister. Suku Melayumenjadi suku terbesardari populasi pendudukMalaysia. Terdapat pula komunitas
Tionghoa-Malaysia danIndia-Malaysia yang cukupbesar. Bahasa Melayu dan agama Islammasing-masing menjadi bahasadan agama resmi
negara.Penduduknya sebagian besar(61%) terdiri darisuku Melayu pribumi. Sedangkan masyarakatpendatang terdiri darimuslim dan non-
Muslim,yaitu muslim dari Indonesia(Minangkabau, Jawa, Banjar, Bugis,Aceh, Mandailing) dan muslim dari India, China, Pakistan,Persia dan
Turki.Adapun non muslimberasal dari Chinadan India. Mayoritas penduduk muslimnnya menganut sunnidan bermadzhab Syafi’i.Sejarah
perkembangan agamaIslam di Malaysiamenurut Azyumardi Azra menyatakan bahwatempat asal datangnyaIslam ke AsiaTenggara termasuk di
Malaysia,sedikitnya ada tigateori. Pertama, teoriyang menyatakan bahwaIslam datang langsung dariArab (Hadramaut). Kedua,Islam datang
dariIndia, yakni Gujarat dan Malabar. Ketiga, Islam datangdari Benggali (kiniBanglades). Sedangkan mengenai pola penerimaan Islam
diNusantara termasuk di Malaysia, kita dapatmerujuk pada pernyataaanAhmad M. Sewang,bahwa penerimaan Islam padabeberapa tempat
diNusantara memperlihatkan duapola yang berbeda.Pertama, Islam diterima terlebihdahulu oleh masyarakatlapisan bawah, kemudianberkembang
dan diterima olehmasyarakat lapisan atasatau elite penguasakerajaan. Kedua, Islam diterima langsungoleh elite penguasakerajaan, kemudian
disosialisasikan dan berkembang kemasyarakat bawah. Polapertama biasa disebutbottom-up, dan pola keduabiasa disebut top-down.Pola ini
menyebabkanIslam berkembang pesatsampai pada saat sekarangdi Malaysia. Polapertama melalui jalurperdagangan dan ekonomiyang
melibatkan orang dariberbagai etnik danras yang berbeda-bedabertemu dan berinteraksi,serta bertukar pikiran tentangmasalah perdagangan,
politik, sosialdan keagamaan. Ditengah komunitas yang majemukini tentu sajaterdapat tempat merekaberkumpul dan menghadiri
kegiatanperdagangan termasuk merancangstrategi penyebaran agama Islammengikuti jaringan-jaringan emporiumyang telah merekabina sejak
lama.
Brunei darussalam Nomor 37
Sejarah Perkembangan Islamdi Brunai DarussalamIslam mulai berkembang dengan pesatdi Kesultanan Brunaisejak Syarif Alidiangkat menjadi Sultanke-3
Brunai pada tahun1425. Sultan SyarifAli adalah seorangAhlul Bait dari keturunan cucu Rasulullah Saw,Hasan, sebagaimana tercantumdalam Batu Tarsilahatau
Prasasti dari abadke-18 M yangterdapat di BandarSri Begawan, ibukota Brunai Darussalam. Selanjutnya,agama Islam diBrunai Darussalam terusberkembang
pesat. Sejak Malakayang dikenal sebagaipusat penyebaran dan kebudayaanIslam jatuh ke tanganPortugis tahun 1511,banyak ahli agama Islamyang pindah
keBrunai. Masuknya para ahliagama membuat perkembanganIslam semakin cepat menyebar ke masyarakat.
Kemajuan dan perkembanganIslam semakin nyata padamasa pemerintahan SultanBolkiah (sultan ke-5)yang wilayahnya meliputi Suluk,Selandung, Kepulauan
Sulu,Kepulauan Balabac, PulauBanggi, Pulau Balambangan, Matanani,dan utara PulauPalawan. Di masaSultan Hassan (sultanke9), masyarakat MuslimBrunai
memiliki institusi-institusi pemerintahanagama. Agama pada saatitu dianggap memilikiperan penting dalammemandu negara Brunai kearah kesejahteraan.
Padasaat pemerintahan SultanHassan ini, undang-undang Islam, yaituHukum Qanun yangterdiri atas 46pasal dan 6 bagian,diperkuat sebagai undang-undang
dasar negara. Disamping itu, SultanHassan juga telahmelakukan usaha penyempurnaan pemerintahan, antaralain dengan membentukMajelis Agama Islamatas
dasar Undang-Undang Agamadan Mahkamah Qadhitahun 1955. Majelisini bertugas memberikan danmenasihati sultan dalammasalah agama danideologi negara.
Untuk itu,dibentuk Jabatan HalEhwal Agama yangtugasnya menyebarluaskan paham Islam,baik kepada pemerintahbeserta aparatnya maupunkepada masyarakat
luas. Langkahlain yang ditempuhsultan adalah menjadikanIslam benar-benar berfungsi sebagai pandanganhidup rakyat Brunai.Pada tahun 1888-1983,Brunai
berada di bawahkekuasaan Inggris. Brunaimerdeka sebagai negaraIslam di bawahpimpinan sultan ke-29, yaituSultan Hassanal BolkiahMu’izzuddin wad
Daulah,setelah memproklamasikankemerdekaannya pada 31Desember 1983. GelarMu’izzuddin wad Daulah (PenataAgama dan Negara)menunjukkan ciri
keislamanyang selalu melekat padasetiap raja yangmemerintah. Pada Tahun1839, James Brookedari Inggris datang keSerawak dan menjadiraja di sanaserta
menyerang Brunai,sehingga Brunai kehilangan kekuasaannyaatas Serawak. Padatanggal 19 Desember1846, pulau Labuan dansekitarnya diserahkan kepadaJames
Brooke. Sedikitdemi sedikit wilayah Brunaijatuh ke tanganInggris melalui perusahaan-perusahaan dagangdan pemerintahannya sampai denganwilayah Brunai
kelakberdiri sendiri dibawah protektorat Inggris ditahun 1984.
Pada saat yangsama, Persekutuan BorneoUtara Britania sedangmeluaskan penguasaannya di TimurLaut Borneo. Padatahun 1888, Brunaimenjadi sebuah negeri
dibawah perlindungan kerajaanBritania dengan kedaulatandalam negerinya, tetapi denganurusan luar negeritetap diawasi Britania.Pada tahun 1906,Brunai
menerima suatu langkahperluasan kekuasaan Britaniasaat kekuasaan eksekutif dipindahkan kepadaseorang residen Britania,yang bertugas menasehatibaginda
Sultan dalam semuaperkara, kecuali halyang bersangkutan denganadat istiadat setempat dan agama.Pada 4 Januari1979, Brunai danBritania Raya
telahmenandatangani Perjanjian Kerjasama dan Persahabatan.Perjanjian tersebut berisi6 pasal. Akhirnyasetelah 96 tahun dibawah pemerintahan InggrisBrunai
resmi menjadinegara merdeka dibawah Sultan Hassanal Bolkiahpada 1 Januari1984, Brunai Darussalamtelah berhasil mencapai kemerdekaan sepenuhnya.
Setelah merdeka Brunaimenjadi sebuah negaraMelayu Islam Baraja.“Melayu” diartikan dengan negaraMelayu yang mengamalkannilai-nilai tradisi an atau
kebudayaan Melayu yangmemiliki unsur-unsur kebaikandan menguntungkan.
KD. 18 Perkembangan di Asia Afrika Nomor 39
A.Korea
Korea Selatan adalahnegara yang terletakdi Asia Timur, tepatnya mencakup bagian selatan Semenanjung Korea. KoreaUtara merupakan satusatunyanegara yang
berbatasanlangsung dengan Korea Selatan,dengan panjang perbatasan238 km yang ditetapkandengan DMZ (GarisDemarkasi Militer). Wilayahnyasebagian besar
dikelilingi perairandan memiliki panjanggaris pantai 2.413km. Sebelah barat dibatasi olehLaut Kuning, sebelahselatan dengan LautCina Timur, sementara
sebelah timurberbatasan dengan perairanLaut Jepang. Luaswilayah daratan keseluruhan adalah 100.032 km² dan luas perairan hanya 290 km². Sebagaian
besarmasyarakat di koreatidak beragama (atheis),yang jumlahnya mencapai sekitar45%. Kemudian, diikutidengan pemeluk agamaBudha (23%), Kristen
(18%)dan Katolik (10%)secara berturut-turut. Tidaklupa, terdapat satu masyarakat minoritasyang menganut agamatauhid yang berusahauntuk tetap eksis
ditengah-tengah mayoritas masyarakatpada umumnya. Ya,kelompok minoritas tersebut adalahumat Islam. Islampertama kali mulaidikenal di Koreasejak tahun
1955 dengandatangnya tentara Turkiuntuk misi perdamaiandi bawah PBB.
Mereka membangun sebuah tempatsholat sederhana daritenda dan mengenalkantentang Islam di Korea.Sejak saat itu,kaum muslimin mulaiada dan
jumlahnyaterus bertambah. Meski demikian,sangat berbeda dengandi Indonesia, jumlahpenduduk asli Korea yangberagama Islam sampaisaat ini tidaklebih 0,1%
darisekitar 50 juta jiwatotal populasi penduduk.Di samping jumlahtersebut, terdapat sekitar200.000 muslim pendatang dariberbagai negara didunia, baik
untukbekerja, belajar, ataupun menetap di Korea.Masyarakat asli Koreayang Muslim, kebanyakanadalah keturunan daripara mualaf yang masukIslam saat
berlangsungPerang Korea.
Masjid pertama yang dibangundi Korea adalahSeoul Central Masjidand Islamic Centeryang berada di kotaItaewon. Masjid iniselesai dibangun dandibuka untuk
publikpada tahun 1974. Masjidini dibangun untukkegiatan Shalat, RuangKantor, ruang kelas(sekolah) dan aula konferensi.Selain itu jugadigunakan untuk
aktifitasdakwah dan pendidikan. Di Busan jugadibangun Masjid diatas lahan sekitar3.500 m2. Masjidyang berada sekitar 400m dari pintukeluar stasiun
keretabawah tanah didaerah Dusil itu dibangundengan bantuan danadari pengusaha Libyabernama Ali BFellagh pada tahun 1980. Segalakegiatan ibadah
danaktivitas dakwah dikoordinasioleh Korean Muslim Federation (KMF)yang didirikan tahun1967. Mengingat sebagianbesar jumlah kaum musliminyang di
Koreaadalah pendatang, makaseluruh aktivitas ibadahdi masjid meliputi sholatjumat, idul fitridan yang lainnya,disampaikan dalam 3 bahasa,yakni arab,
inggrisdan korea. Sampaisekarang ada sekitar21 masjid/Islamic centeryang tersebar dibeberapa pusat kotadi Korea, yangseluruhnya dibawah koordinasi oleh
KMF.Selain masjid danIslamic center, beberapa universitas/perusahaan menyediakanruangan untuk tempatsholat bagi mahasiswa maupun karyawannya.Adapun
di sebagianbesar tempat, tidakpernah dijumpai tempat sholatkhusus, sehingga kebanyakankaum muslimin menjalankansholat saat datang waktunyadi mana saja,
asalkan suci.
Data dari KoreaMuslim Federation (KMF)menyebutkan, jumlah Muslimdi Korea Selatan sekarangini mencapai 120.000-130.000 orang,terdiri dari Muslim
Koreaasli dan parawarga negara asing.Jumlah orang Koreaasli yang Muslim sekitar 45.000orang, selebihnya didominasipekerja migran asalPakistan dan
Bangladesh. SekolahIslam pertama diKorea Selatan telahdidirikan. Sekolah itu dibiayailewat dana hibahdari pemerintah ArabSaudi. Tahun 2008lalu, Duta Besar
Saudidi Seoul sudahmenyerahkan dana sebesar500.000dollar pada KMFuntuk biaya pembangunan sekolah.Sebagai penghargaan atasbantuan Saudi, sekolah
tersebut rencananyaakan menggunakan namaputera mahkota SaudiPangeran Sultan Bin AbdulAziz.

A.Perkembangan Islamdi Afrika


Berdasarkan wilayah benuaAfrika terbagi beberapa Kawasan.Pertama, Wilayah Afrika Utaraterdiri dari negara-negaradi utara
Gurun Sahara,yaitu Mesir, Libya,Tunisia, Aljazair, Sudan danMaroko. Kedua, WilayahAfrika Barat meliputi daerahdi selatan
GurunSahara, hingga ke pesisirSamudera Atlantik danTeluk Biafra. Negaradi wilayah iniadalah Benin, Burkina Faso,Cape
Verde, IvoryCoast (Pantai Gading),Gambia, Ghana, Guinea, Guinea-Bissau, Liberia,Mali, Mauritania, Niger,Nigeria, Senegal,
SierraLeone dan Togo. Ketiga,Wilayah Afrika Timurmeliputi daerah diselatan Gurun Sahara,hingga ke pesisir SamuderaHindia,
dan meliputinegara-negara di daerahTanduk Afrika. Negara diwilayah ini adalahBurundi, Komoro, Djibouti,Eritrea, Ethiopia,
Kenya, Madagascar, Malawi,Mauritius, Rwanda, Seychelles,Somalia, South Sudan,Tanzania dan Uganda.Keempat, Afrika
Tengah terdiri dariwilayah hutan hujan tropisKongo dan sekitarnya. WilayahAfrika Tengah meliputinegara Angola,
Kamerun,Republik Afrika Tengah, Chad,Republik Demokratik Kongo(Kongo-Kinshasha), Guinea Khatulistiwa, Gabon,
RepublikKongo (Kongo-Brazzaville), dannegara kepulauan SãoTomé and Príncipe. Kelima,Afrika selatan iniberada di
ujungselatan Afrika, meliputidaerah di sekitar gurunKalahari. Negara diwilayah ini ad ala Botswana,Lesotho, Namibia, Republik
Africa Selatan, Swaziland, Zambia dan Zimbabwe. Kehadiran agamaIslam di Afrikatidak bisa dilepaskan dari sejarahHijrah
Rosululloh di awalkenabian. Pada tahunke-5 dari kenabian,Rasulullah Saw. Memerintahkan beberapa orangsahabatnya
(berjumlah 15orang: 11 laki-lakidan 4 wanita) untukberhijrah ke Habasyah(Ethiopia).
Hijrah ini dipimpinoleh Usman bin Maz’unyang bertujuan untukmenghindari penyiksaan-penyiksaan danmenyelamatkan diri
dari kaumkafir Quraisy sertamendakwahkan agama Islam.Selain itu, padasekitar tahun ke-6 Hijrah,Nabi Muhammad
Saw.Mengutus sahabatnya Hatibbin Abi Balta’ah untuk menyampaikansurat dakwah (seruanmasuk Islam) kepadaMuqauqis
(penguasa Mesir, Gubernur Romawi Timur). UJI PUBLIK Perkembangan Islamdi wilayah Afrikapada masa khalifahUmar bin
Khattab. Padatahun 640 M, Islam sudah masuk ke Mesir dibawaAmru bin Ash dan berkembang ke wilayahBarqah dan
Tripolipada masa khalifahUsman bin Affan.Pada tahun 708 M pada awal pemerintahanWalid Bin AbdulMalik kepemimpinan
AfrikaUtara dibawah kepemimpinan Musabin Nushair AfrikaUtara mengalami perubahansocial dan politik yangcukup
signifikan, penyebarandakwah Islam berhasilsangat luar biasa.Itulah sebabnya sebagiansejarawan menganggap Musabin Nusair
sebagaipenakluk yang sesungguhnya atasAfrika Utara. Sementara itu,Islam juga telahmencapai wilayah AfrikaBarat pada masa
kepemimpinan Uqbah.Wilayah sub-Sahara inimemang pernah menjadisaksi kejayaan peradaban Islam.Di wilayah yangdikenal
dengan sebutanBilad al-Sudan itu sempat berdiri dinasti-dinasti Islam.Bahkan, di kawasanAfrika Barat jugapernah berdiri
perguruan tinggi berkelasdunia, Universitas Sankore.
Nomor 40

KD. 18 Perkembangan di Asia Afrika

A.Aljazair
Republik Demokratik RakyatAljazair merupakan sebuah negaradi pesisir LautTengah Afrika Utara.
Dengan jumlah penduduk lebih dari 37 juta jiwa danluas keseluruhan 2.381.471 km2, Aljazair
merupakannegara terluas ke-10di dunia dan terluasdi Afrika, dandi Mediterania. Negara iniberbatasan
dengan Tunisiadi sebelah timur-laut;Libya di sebelahtimur; Maroko di sebelahbarat; Sahara
Barat,Mauritania, dan Malidi sebelah barat-daya;Niger di sebelah tenggara; danLaut Tengah di sebelah
utara. Sejakdahulu bangsa Barbartelah mendiami wilayahini maka muncullahdi sana sejumlah
peradaban.Romawi telah menguasaiwilayah ini padatahun 146 Sebelum Masehi.

Kemudian secara berturut-turut dikuasaioleh orang-orang Jerman danByzantium. Islam masukke


Aljazair bersamaandengan masuknya Islamke Tunisia. Pada abadke-5 H/11 M,kabilah-kabilah Bani
Hilalyang berbahasa Arab telah hijrah ke sana. Penduduk aslimereka adalah orang Barbar UJI
PUBLIK Dalam sejarahnya,secara berturut-turut kerajaanIslam telah berkuasadi Aljazair, mulai
dariDinasti Umayah, DinastiAbbasiyah, Khawarij, danDinasti Murabitun, serta Dinastial-
Muwahhidun. Setelah itu,Aljazair berada dibawah kekuasaan Turki Usmanisejak 922 H/1516M dan
berlangsunghingga tahun 1246 H/1830M, ketika akhirnyaorang-orang Perancis berhasilmenjajah
wilayah ini. SejakAljazair dijajah Perancis,sekitar tahun 1255-1264H/1839-1847 M, timbul gerakan
perlawananmengusir penjajah Prancisyang dipimpin seorangtokoh pejuang, Amir AbdulQadir.
Perjuangan tersebut membuahkanhasil dengan dicapainya kemerdekaanAljazair pada tahun1382
H/1962 Msetelah 130 tahun dijajah Prancis. Presiden pertamaadalah Ahmad binBella (1382-1385
H/1962-1965M), lalu digulingkan olehKolonel Hawari Baumidinpada tahun 1385-1399H/1965-1978
M. Setelah wafat, ia digantikan oleh Syadzali bin Jadid (1399 H/1978 M). Padamasanya terjadi krisis
politikdan menyebabkan diselenggarakan pemilupada tahun 1412 H/1992M. Partai FIS(Front
Pembebasan Islam)memenangkan pemilu putaran pertama. Tetapimiliter menolak hasilpemilu
sehingga terjadikekacaun politik di negeriini. Akhirnya, pemilu ditunda dan krisis politik
terusberkepanjangan.

Anda mungkin juga menyukai