Anda di halaman 1dari 18

Semester 1

Pelajaran 1 Membaca Surah al-Kafirun

Pelajaran 2 Asmaul Husna

Pelajaran 3 Bersikap Toleran dan Simpatik

Pelajaran 4 Memahami Zakat

Pelajaran 5 Kisah Para Nabi

Pelajaran 6 Meneladani Nabi Muhammad saw.


Semester 2

Pelajaran 7 Mengaji Surah al-Ma’idah Ayat 2 dan 3

Pelajaran 8 Mengimani Hari Akhir, Qada, dan Qadar

Pelajaran 9 Mengaji dan Berakhlakul Karimah

Pelajaran 10 Memahami Infak dan Sedekah

Pelajaran 11 Kisah Sahabat Nabi Muhammad saw.

Pelajaran 12 Kisah Ashabul Kahfi


Meneladani Nabi
Muhammad saw.
Islam adalah agama terakhir yang ditu-
runkan Allah Swt. Nabi Muhammad
saw. adalah rasul terakhir yang diutus
Allah Swt. Ajarannya dimaksudkan
untuk menciptakan rahmat bagi alam
semesta. Setiap muslim dituntut untuk
menjadi teladan bagi manusia.

Umat muslim dituntut menciptakan kehidupan yang penuh dengan kasih


sayang. Mewujudkan kehidupan yang tenteram dan sejahtera. Meneladani
perilaku hidup Nabi Muhammad saw. merupakan bentuk ketaatan kita
kepada ajarannya.
Isi Materi

A . Kisah Nabi Muhammad saw.

B. Keteladanan Nabi Muhammad saw.


A. Kisah Nabi Muhammad saw.

1. Kelahiran Nabi Muhammad saw.


Nabi Muhammad saw. lahir di Kota Mekah, sebuah wilayah
di kawasan Jazirah Arab. Masyarakat Arab pada masa itu
dikenal dengan sebutan masyarakat jahiliah. Jahiliah yang
berarti kebodohan atau kegelapan. Mereka sebenarnya
orang-orang kaya dan pintar, tetapi akhlak mereka sangat
buruk. Kebanyakan dari mereka adalah penyembah berhala.
Berhala-berhala itu berupa patung yang diletakkan di rumah-
rumah atau digantung di dinding Ka’bah.
Pada masa menjelang kelahiran Muhammad atau tepatnya
tahun 571 Masehi terjadi peristiwa penting. Peristiwa itu
adalah penyerbuan Kerajaan Abyssinia ke Kota Mekah.
Pasukan Abyssinia dipimpin langsung oleh rajanya yang
bernama Abrahah.
Tujuan mereka menghancurkan Ka’bah. Pasukan Abrahah
mengendarai gajah yang jumlahnya ribuan. Penduduk Mekah
ketakutan dan bersembunyi di rumah masing-masing.
Ketika pasukan Abrahah memasuki Kota Mekah, tiba-tiba
muncul kerumunan burung Ababil yang cukup banyak. Mereka
membawa batu-batu kecil yang panas dan melemparkannya
ke pasukan Abrahah. Pasukan Abrahah pun pontang-panting
dan lari menyelamatkan diri. Mereka gagal menghancurkan
Ka’bah. Tahun itu kemudian disebut dengan Tahun Gajah atau
‘qmul Frl. Peristiwa tersebut diabadikan dalam Al-Qur’an Surah
al-Frl.

Pada tahun itulah Muhammad lahir, yaitu pada hari Senin


tanggal 12 Rabiulawal Tahun Gajah atau tanggal 20 April tahun
571 Masehi. Muhammad berasal dari suku Quraisy. Ayahnya
bernama Abdullah bin Abdul Mutalib, sedangkan ibunya ber-
nama Aminah.
Muhammad lahir sudah menjadi anak yatim karena ayahnya,
Abdullah, meninggal ketika beliau masih dalam kandungan.
Kebiasaan penduduk Arab waktu itu jika ada bayi yang baru
lahir, disusukan kepada perempuan Suku Badui di padang
pasir. Tujuannya adalah agar bayi tumbuh sehat di tempat
yang udaranya bersih dan segar. Setelah Muhammad lahir,
beliau disusukan kepada seorang perempuan Badui. Pada
awalnya Muhammad disusui oleh Suwaibah Aslamiyah,
kemudian digantikan oleh Halimah As-Sa’diyah. Dalam peng-
asuhan Halimah As-Sa’diyah, Muhammad menghabiskan
masa kanak-kanaknya selama empat tahun.
Pada masa pengasuhan Halimah, Muhammad mengalami
peristiwa aneh. Ketika sedang asyik bermain dengan teman-
temannya, tiba-tiba Muhammad didatangi oleh dua orang
berpakain putih. Keduanya adalah malaikat Allah yang ber-
tugas untuk membersihkan hati Muhammad dari kotoran dan
kejahatan.
Pada usia enam tahun, Aminah mengajak Muhammad untuk
berziarah ke makam ayahnya, sekaligus mengunjungi
keluarga ibunya. Dalam perjalanan pulang ke Mekah, di per-
kampungan Abwa, ibunya jatuh sakit dan akhirnya meninggal
dunia. Muhammad kemudian pulang ditemani seorang budak
bernama Ummu Aiman. Sejak saat itu, Muhammad menjadi
anak yatim piatu.

Setelah ibunya meninggal, Muhammad diasuh oleh kakeknya,


Abdul Mutalib. Kakek ini sangat sayang kepada Muhammad.
Nama Muhammad adalah pemberian kakeknya. Arti
Muhammad adalah orang yang terpuji. Dinamakan demikian
karena kakek ingin cucunya menjadi orang yang terpuji.
Namun, kasih sayang sang kakek tidak bertahan lama. Pada
usia delapan tahun, kakeknya meninggal dunia. Akhirnya,
Muhammad diasuh oleh pamannya yang bernama Abu Talib.
Masa-masa sedih Muhammad dilalui dengan tabah. Meskipun
yatim piatu, Muhammad tetap menjalankan hidupnya dengan
penuh kesabaran. Setiap hari, beliau menggembalakan domba
milik pamannya. Beliau ingin meringankan beban hidup
pamannya yang kurang mampu. Muhammad dikenal sebagai
anak yang disiplin, rajin bekerja, dan penuh tanggung jawab.
Di samping itu, Muhammad juga dikenal sebagai anak yang
jujur sehingga disebut al-Amin, yang artinya dapat dipercaya.
Perilaku Muhammad itu menyebabkan beliau banyak disayang
orang dan memiliki banyak sahabat.
Saat berusia 12 tahun, Abu Talib mengajak Muhammad ber-
dagang ke negeri Syam atau Syria. Di tengah perjalanan, Abu
Talib bertemu seorang pendeta bernama Bukhaira. Pendeta itu
melihat tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad sehingga
ia menyarankan kepada Abu Talib untuk kembali ke Mekah.
Mengapa? Karena pendeta itu takut jika orang-orang Yahudi
mengetahui kenabian Muhammad, mereka akan menganiaya,
bahkan membunuhnya.
2. Muhammad Diangkat Menjadi Rasul
Pada usia 25 tahun Muhammad menikah dengan Khadijah,
seorang saudagar kaya di Mekah. Dari hasil pernikahan itu,
mereka dikaruniai enam orang anak, yaitu dua laki laki dan
empat perempuan. Dua putra tersebut bernama Qasim dan
Abdullah, sedangkan keempat putrinya, yaitu Zainab,
Ruqayyah, Fathimah, dan Ummu Kulsum.

Pada tanggal 17 Ramadan tahun 13 sebelum hijrah atau


tanggal 6 Agustus 610 M, Allah mengangkat Muhammad
menjadi rasul. Pengangkatan itu ditandai dengan diterimanya
wahyu pertama, yakni Surah al-‘Alaq Ayat 1–5. Pada saat itu,
Muhammad sedang bertahanus atau menyepi di Gua Hira.
Tiba-tiba datanglah Malaikat Jibril yang membawa wahyu
Allah. Peristiwa itu kemudian diperingati umat Islam sebagai
Nuzulul Qur’an, yakni waktu turunnya wahyu Al-Qur’an yang
pertama kali.
Setelah menerima wahyu pertama, Nabi Muhammad saw.
memulai menyebarkan dakwah kepada penduduk Mekah.
Sasaran dakwah pertamanya adalah keluarganya sendiri,
kemudian meluas kepada Bani Hasyim, dan akhirnya kepada
penduduk Mekah. Cara dakwah yang dilakukan Nabi pada
awalnya sembunyi-sembunyi, kemudian semi terbuka, dan
akhirnya dakwah secara terbuka. Hal itu dilakukan karena
suku Quraisy menentang dakwah Nabi yang dianggapnya
menentang keyakinan nenek moyang mereka.
Pada masa itu masyarakat Mekah menjadi penyembah
berhala. Setiap suku memiliki berhala sendiri. Berhala yang
terkenal dimiliki oleh suku Quraisy adalah latta, manath, dan
uzza. Rasulullah saw. menentang penyembahan berhala dan
mengajak masyarakat untuk menyembah Allah. Ajaran yang
dibawanya adalah tauhid, yakni mengakui keesaan Allah.
Ajaran lain yang disampaikan Nabi Muhammad saw. adalah
tentang hari kiamat. Setiap manusia akan dimintai
pertanggungjawaban atas perbuatannya di dunia.
Oleh karena itu, Nabi mengajak orang-orang Quraisy untuk
berakhlakul karimah. Perbuatan yang baik akan mendapat
balasan surga di hari kiamat, sedangkan perbuatan jelek akan
mendapatkan siksa di neraka.
Ajaran yang dibawa Nabi menjelaskan antara orang merdeka,
budak, laki-laki, dan perempuan di hadapan Allah sama. Hal
yang membedakan di antara mereka adalah ketakwaannya.
Siapa saja yang taat dan patuh kepada Allah, itulah orang yang
tinggi derajatnya.
Ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. ini ditentang
para pemuka suku Quraisy, terutama Abu Lahab dan Abu
Jahal. Keduanya adalah paman Nabi sendiri. Paman Nabi ini
bahkan menyiksa para pengikut Nabi dan melarang mereka
mengikuti dakwah Nabi. Bahkan, Abu Jahal membuat sayem-
bara, siapa pun yang dapat membunuh Nabi akan diberi
hadiah 100 ekor unta.
3. Nabi Muhammad saw. Hijrah ke Madinah
Melihat penyiksaan yang dialami oleh pengikutnya, Nabi
Muhammad saw. menyuruh mereka untuk hijrah atau pindah
dari Mekah. Hijrah pertama dilakukan pada tahun 615 M
menuju ke Habasyah. Pada hijrah yang pertama itu hanya
pengikut Nabi yang mengungsi, sedangkan Nabi tetap berada
di Mekah. Tekanan dan ancaman orang Quraisy semakin
menjadi. Pada tahun 619 M Nabi ditinggal wafat oleh dua
orang yang dicintainya, yaitu Khadijah istrinya dan Abu Talib,
paman sekaligus pelindungnya. Tahun itu disebut dengan
Amul Huzni atau tahun berkabung.
Beratnya tekanan yang dilakukan orang kafir Mekah membuat
Nabi Muhammad saw. memerintahkan umat Islam melakukan
hijrah ke Yatsrib pada bulan September 622 M. Para pengikut
Nabi saw. berangkat dahulu ke Yasrib tanpa sepengetahuan
orang-orang kafir. Disusul kemudian Nabi saw. didampingi
Abu Bakar menyusul hijrah secara diam-diam.
Tugas pertama Nabi saw. di Madinah adalah mempersatukan
para pengikutnya yang dari Mekah, yang disebut kaum
Muhajirin dengan pengikutnya di Madinah, yang disebut kaum
Ansar. Mereka diikat oleh persaudaraan Islam atau ukhuwah
islamiah. Di samping itu, di Madinah juga terdapat suku-suku
Yahudi. Nabi kemudian menyusun Piagam Madinah, yaitu
diakuinya hak tiap-tiap golongan untuk memeluk dan men-
jalankan agamanya masing-masing. Nabi mengajarkan sikap
toleransi beragama, antara orang Islam dan orang Yahudi,
agar mereka hidup rukun di Madinah.
Kepindahan Nabi Muhammad saw. dan pengikutnya ke
Madinah menimbulkan kemarahan orang-orang kafir Mekah.
Mereka berusaha menyerangnya.
Nabi Muhammad saw. terus melakukan dakwah secara gigih.
Pengikut beliau semakin banyak dan kuat. Pada 20 Ramadan 8
H/630 M, Nabi dan umat Islam menuju Mekah untuk membe-
baskannya dari kaum kafir. Peristiwa ini disebut Fathu Makkah,
dan diabadikan dalam Al-Qur’an, yaitu Surah an-Nasr.
B. Keteladanan Nabi Muhammad saw.

1. Sikap Sabar dan Tabah


Sabar dan tabah adalah dua sifat yang saling melengkapi.
Sabar adalah sikap menerima dengan lapang dada segala
sesuatu yang sedang terjadi, seperti kesedihan, kesusahan,
kemiskinan, kehilangan, dan lain sebagainya. Sabar juga
bisa berarti tidak mudah tergoda oleh hawa nafsu, dapat
menahan emosi, dan tetap tegar menghadapi segala hal
yang memancing untuk melakukan perbuatan yang tidak
baik.
Tabah artinya tidak larut dalam kesedihan. Orang yang
tabah berarti menerima dengan ikhlas apa yang terjadi dan
menganggap hal itu sebagai cobaan dari Allah. Orang yang
tabah selalu berdoa kepada Allah agar diberi kekuatan
untuk menghadapi segala cobaan yang terjadi.
2. Jujur, Bertanggung Jawab, dan Dapat Dipercaya
Sikap jujur, bertanggung jawab, dan dapat dipercaya merupa-
kan akhlak yang terpuji. Jujur berarti berkata apa adanya,
mengatakan sesuatu sesuai kenyataan. Lawannya adalah
bohong atau mengatakan sesuatu yang tidak senyatanya.
Bertanggung jawab berarti melakukan sesuatu sesuai tugas
yang telah diterimanya. Ketika seseorang bersikap jujur dan
bertanggung jawab, ia akan memiliki sifat dapat dipercaya.
Dalam kehidupan di masyarakat, bergaul dengan teman, ber-
hadapan dengan orang tua dan guru, kita harus membiasakan
sifat jujur dan bertanggung jawab. Di rumah, di sekolah, di
mana saja, kita harus tetap jujur dan bertanggung jawab. Jujur
dan bertanggung jawab kita wujudkan dalam perkataan
maupun perbuatan. Berkatalah yang jujur dan bertanggung
jawablah terhadap apa yang sudah kita katakan. Untuk itu,
jangan sampai kita mengatakan sesuatu yang tidak dapat kita
tunjukkan kebenarannya. Itu artinya kita bohong dan tidak
bertanggung jawab.
Terima Kasih ...
Semoga Ilmunya Bermanfaat,
Aamiin.

Editor : Bilal Inc.

Sumber Bahan Ajar :

Anda mungkin juga menyukai