Anda di halaman 1dari 16

SEJARAH PERKEMBANGAN DAKWAH

RASULULLAH PERIODE MEKKAH

Makalah

Diajukan Sebagai Tugas Matakuliah Pendidikan Agama Islam Pada Program Studi
Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) GICI Bussines School

Oleh:
1. Ady Firly Ramadhany
2. Ressa Putri F (61201023009807)
3. Rian Nur Aini (61201023009809)
4. Siti Zulfa (61201023009816)
5. Maysa Nabila (61201023009794)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai seorang muslim hendaknya kita mengetahui sejarah Nabi Muhammad SAW
baik ketika beliau dalam berdakwah di Makkah dan diangkat sebagai Rasul. Oleh
karena itu kami mencoba untuk mengingatkan kembali akan sejarah dan perjalanan
Nabi untuk selalu kita contoh dan kita teladani dalam kehidupan sehari-hari. Telah
kita ketahui bersama bahwa umat Islam pada saat sekarang ini lebih banyak mengenal
figur-figur yang sebenarnya tidak pantas untuk di contoh dan ironisnya mereka sama
sekali buta akan sejarah dan kehidupan Rosulullah SAW.
Oleh karena itu kami mencoba untuk membuka, memaparkan tentang kehidupan Nabi
Muhammad SAW, dan mudah-mudahan dengan adanya makalah ini menambah rasa
kecintaan kita pada Nabi Muhammad SAW.

B. Rumusan Masalah.
1. Bagaimana sejarah dakwah Rasulullah pada periode Mekkah ?
2. Apa-apa saja yang terkandung dan yang terjadi dalam isi dakwah Rasulullah
pada periode Mekkah ?

C. Tujuan.
 Sebagai motivatis untuk lebih memahami perjuangan islam.
 Sebagai ilmu pengetahuan islam dan umum.
 Sebagai pembelajaran untuk lebih cinta pada agama islam.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kehidupan Rasulullah SAW Sebelum Mendapat Risalah.


Nasab dari pihak Ayah, Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hisyam
bin Abdi Manaf bin Qushayyi bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Gholib
bin Fihr bin Malik bin An-Nadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin
Ilyas bin Mudhar bin Nazar bin Mu’iddu bin Adnan.
Nasab dari pihak ibu, Muhammad binti Aminah bin Wahab bin Abdul Manaf bin
Zuhroh bin Kilab. Nasab Ayah dan Ibu Nabi bertemu pada kakeknya yang kelima.
Nabi Muhammad SAW dilahirkan pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun gajah
dinamakan tahun gajah kerena Raja Abraham mengirim pasukan dan gajah dalam
jumlah besar ke Makkah untuk menghancurkan Ka’bah. Allah membinasakan mereka
dengan mengirim burung ababil kerena memuliakan kelahiran Nabi SAW). Nabi
dilahirkan di rumah Abu Thalib perkampungan bani Hasyim. Beliau dilahirkan dalam
keadaan yatim, kerena bapaknya Abdullah meninggal dunia ketika perjalanan pulang
dari berdagang di Syam dalam usia 18 tahun dan di makamkan di kota Madinah di
samping paman-pamannya Ibnu Addi dan Ibnu Hajjar. ketika itu Nabi muhammad
SAW masih dalam kandungan Siti Aminah (ibunda beliau) dua bulan. Lalu ia di asuh
oleh kakeknya Abdul muthalib. Sesuai kebiasaan orang Arab pada jaman itu,
menyerah anak mereka untuk disusui dan dipelihara oleh Arab Badui (orang Arab
yang tinggal di pedesaan). Maka ketika mendengar rombongan Bani Sa’id datang ke
Makkah, maka siti Aminah menyuruh akan kakeknya Abdul Mutholib untuk
mencarikan wanita yang akan menyusui Nabi Muhammad kecil. Maka bertemulah
Abdul mutholib dengan seorang wanita bernama Halimah dari Bani Sa’id. Maka
jadilah wanita itu tercatat dalam sejarah Islam sebagai ibu susu orang yang paling
mulia di muka bumi ini. Selama lima. tahun dalam pengasuhan Halimah, Nabi
muhammad berkembang dalam pergaulan Bani Sa’id. Maka berkembanglah bahasa
Muhammad sesuai lughat Arab Bani Sa’id yang terkenal lughat Arab paling murni,
indah dan fasih. Pada masa pengasuhan Halimah ini terjadi peristiwa yang sangat
besar yaitu pembelahan dan pembersihan hati Nabi.
Pada usia enam tahun, Muhammad diserahkan kembali kepada ibunya. Dalam rangka
untuk memperkenalkan kerabat-kerabatnya di Madinah, Aminah membawa
Muhammad ke Madinah. Ketika sampai di sana Aminah mengajaknya berziarah ke
tempat ayahnya dimakamkan. Aminah jatuh sakit di sebuah desa yang bernama
Abwa, di sinilah akhirnya Aminah wafat dan dimakamkan. Si kecil Muhammad
dibawa pulang ke Makkah oleh Ummu Aiman seorang budak yang dengan setia
menemani Muhammad dan yang mengasuhnya.
Setelah Aminah meninggal, Abdul Muthalib mengambil alih tanggung jawab merawat
dan mengasuh Nabi Muhammad. Namun, dua tahun kemudian Abdul Muthalib
meninggal dunia karena renta. Tanggung jawab selanjutnya beralih kepada pamannya,
Abu Thalib. Seperti juga Abdul Muthalib (sang kakek), dia sangat disegani dan
dihormati orang Quraisy dan penduduk Mekkah secara keseluruhan, tetepi dia miskin.
Dalam usia muda, Muhammad hidup sebagai penggembala kambing keluarganya dan
kambing penduduk Mekkah. Melalui kegiatan pengembalaan ini dia menemukan
tempat untuk berpikir dan merenung. Dalam suasana demikan, dia ingin melihat
sesuatu di balik semuanya. Pemikiran dan perenungan ini membuatnya jauh dari
segala pemikiran nafsu duniawi, sehingga ia terhindar dari berbagai macam noda
yang dapat merusak namanya, karena itu sejak muda ia sudaah di juluki Al-Amin,
orang yang terpecaya.
Pada usia dua belas tahun, Muhammad menemani paman pergi ke Syam (sekarang
Syria). Dalam perjalanan tersebut ia bertemu seorang pendeta Kristen bernama Bahra
yang menyakini Muhammad sebagai calon Rasul terakhir. Kerena sebab itulah, sang
pendeta menyampaikan pesan kepada Abu Thalib agar menjaga kemenakannya
dengan baik.
Pada usia itu pula terjadi peperangan dahsyat yang melibatkan hampir seluruh suku-
suku Arab, termasuk Bani Hasyim. Muhammad turut menyertai pamannya dalam
peperangan tersebut, sekalipun ia tidak turut terlibat secara langsung, namun ia turut
membantu mengumpulkan mata panah yang dilemparkan oleh musuh, lalu
menyerahkannya kepada Abdul Thalib.
Pada saat itu, Muhammad cendrung bersikap sebagai pengamat peperangan. Ketika ia
menyaksikan jumlah korban jiwa yang besar akibat peperangan saudara tersebut,
maka selanjutnya ia memprakasai pembentukan komite perdamaian yang
disebut Halful Fuzul, yang merupakan himpunan kerja sama kaum muda. Tujuan
utama himpunan ini adalah berupaya menciptakan perdamaian dan untuk menjalin
kerukunan antar suku-suku di Mekkah.
Khadijah, menurut riwayat Ibnu ‘I-Atsir dan Ibnu Hisyam, adalah seorang pedagang
yang mulia dan kaya. Beliau sering mengirim orang kepercayaannya untuk
berdagang. Ketika beliau mendengar kabar kejujuran Nabi SAW dan kemuliaan
akhlaknya, beliau coba mengamati Nabi SAW dengan membawa dagangannya ke
Syam. Khadijah membawakan barang dagangan yang lebih baik dari apa yang
dibawakan kepada orang lain. Dalam perjalanan ini Nabi SAW ditemani Maisarah,
seorang kepercayaan Khadijah. Muhammad SAW, menerima tawaran ini dan
berangkat ke Syam bersama Maisarah meniagakan harta Khadijah.

Dalam perjalanan ini Nabi berhasil membawa keuntungan yang berlipat ganda,
sehingga kepercayaan Khadijah bertambah terhadapnya. Selama perjalanan tersebut
Maisarah sangat mengagumi akhlak dan kejujuran Nabi. Semua sifat dan prilaku itu
dilaporkan oleh Maisarah kepada Khadijah. Khadijah tertarik pada kejujurannya, dan
ia pun terkejut oleh barakah yang diperolehnya dari perniagaan Nabi SAW.
Kemudian Khadijah menyatakan hasratnya untuk menikah dengan Nabi SAW dengan
perantaraan Nafisah binti Muniyah. Nabi SAW menyetujuinya, kemudian Nabi SAW
menyampaikan hal itu kepada paman-pamannya. Setelah itu, mereka meminangkan
Khadijah untuk Nabi SAW dari paman Khadijah, Amr bin Asad. ketika menikahinya,
Nabi berusia dua puluh lima, sedangkan Khadijah berusia empat puluh tahun.
Sebelum menikah dengan Nabi saw, Khadijah pernah menikah dua kali. Pertama
dengan Atiq bin A’idz at-Tamimi, dan yang kedua dengan Abu Halah at-Tamimi;
namanya Hindun bin Zurarah.
Rasulullah saw. Sebelum bi’tsah pernah ikut serta dalam pembangungan ka’bah dan
pemugarannya. Beliau ikut serta secara aktif mengusung batu di atas pundaknya.
Pada waktu itu beliau berusia 35 tahun, menurut riwayat yang paling shahih. Beliau
memiki pengaruh besar dalam menyelesaikan kemelut yang timbul akibat
perselisihan antar kabilah tentang siapa yang berhak mendapatkan kehormatan
meletakkan hajar aswad di tempatnya. Semua pihak tunduk kepada usulan yang
diajukan Nabi saw., kerena mereka semua mengenalnya sebagai al-amin (terpercaya)
mencintainya.
Mendekati usia empat puluh tahun, mulailah tumbuh pada diri Nabi saw
kecenderungan untuk melakukan ‘uzlah. Allah menumbuhkan pada dirinya rasa
senang untuk melakukan ikhtila (menyendiri) di gua Hira’ (Hira’ adalah nama sebuah
gunung yang terletak di sebelah barat laut kota Makkah). Beliau menyendiri dan
beribadah di tersebut selama beberapa malam. Kadang sampai sepuluh malam, dan
kadang lebih dari itu, sampai satu bulan. Kemudian beliau kembali ke rumahnya
sejenak hanya untuk mengambil bekal baru untuk melanjutkan ikhtila’nya di gua
Hira’. Demikianlah Nabi saw terus melakukannya sampai turun wahyu kepadanya
ketika beliau sedang melakukan ‘uzlah.
B. Pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul.
Pengangkatan Muhammad sebagai nabi atau rasul Allah SWT, terjadi pada
tanggal17 Ramadan, 13 tahun sebelum hijrah (610 M) tatkala beliau sedang
bertahannus diGua Hira, waktu itu beliau genap berusia 40 tahun. Gua Hira terletak di
JabalNur, beberapa kilo meter sebelah utara kota Mekah.Muhamad diangkat Allah
SWT, sebagai nabi atau rasul-Nya ditandai denganturunnya Malaikat Jibril untuk
menyampaikan wahyu yang pertama kali yakni Al-Qur’an Surah Al-‘Alaq, 96: 1-5.
Turunnya ayat Al-Qur’an pertama tersebut, dalam sejarah Islam dinamakan Nuzul Al-
Qur’an.Menurut sebagian ulama, setelah turun wahyu pertama (Q.S. Al-‘Alaq: 1-5)
turun pulaSurah Al-Mudassir: 1-7, yang berisi perintah Allah SWT agar Nabi
Muhammadberdakwah menyiarkan ajaran Islam kepada umat manusia.Setelah itu,
tatkala Nabi Muhammad SAW berada di Mekah (periode Mekah) selama13 tahun
(610-622 M), secara berangsur-angsur telah diturunkan kepadabeliau, wahyu berupa
Al-Qur’an sebanyak 4726 ayat, yang meliputi 89 surah. Surah-surah yang diturunkan
pada periode Mekah dinamakan Surah Makkiyyah.
2. Dakwah secara Sembunyi-sembunyi Selama 3-4 TahunPada masa dakwah secara
sembunyi-sembunyi ini, Rasulullah SAW menyeru untuk masuk Islam, orang-orang
yang berada di lingkungan rumah tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat
dekatnya.Mengenai orang-orang yang telah memenuhi seruan dakwah Rasulullah
SAW tersebut adalah: Khadijahbinti Khuwailid (istri Rasulullah SAW, wafat tahun
ke-10 dari kenabian), Ali bin Abu Thalib (saudarasepupu Rasulullah SAW yang
tinggal serumah dengannya), Zaid bin Haritsah (anak angkat RasulullahSAW), Abu
Bakar Ash-Shiddiq (sahabat dekat Rasulullah SAW) dan Ummu Aiman (pengasuh
RasulullahSAW pada waktu kecil).Abu Bakar Ash-Shiddiq juga berdakwah ajaran
Islam sehingga ternyata beberapa orang kawandekatnya menyatakan diri masuk
Islam, mereka adalah: Abdul Amar dari Bani Zuhrah Abu Ubaidah bin Jarrah dari
Bani Haris Utsman bin Affan Zubair bin Awam Sa’ad bin Abu Waqqas Thalhah bin
Ubaidillah.Orang-orang yang masuk Islam, pada masa dakwah secara sembunyi-
sembunyi, yang namanya sudahdisebutkan d atas disebut Assabiqunal Awwalun
(pemeluk Islam generasi awal).
3. Dakwah secara terang-teranganDakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak
tahun ke-4 dari kenabian, yakni setelahturunnya wahyu yang berisi perintah Allah
SWT agar dakwah itu dilaksanakan secaraterang-terangan. Wahyu tersebut berupa
ayat Al-Qur’an Surah 26: 214-216.Tahap-tahap dakwah Rasulullah SAW secara
terang-terangan ini antara lain sebagaberikut:Mengundang kaum kerabat keturunan
dari Bani Hasyim, untuk menghadiri jamuan makandan mengajak agar masuk Islam.
Walau banyak yang belum menerima agama Islam, ada 3orang kerabat dari kalangan
Bani Hasyim yang sudah masuk Islam, tetapimerahasiakannya. Mereka adalah Ali bin
Abu Thalib, Ja’far bin Abu Thalib, dan Zaid binHaritsah.Rasulullah SAW
mengumpulkan para penduduk kota Mekah, terutama yang berada danbertempat
tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul di Bukit Shafa.Pada periode dakwah
secara terang-terangan ini juga telah menyatakan diri masuk Islamdari kalangan kaum
kafir Quraisy, yaitu: Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Nabi SAW)dan Umar bin
Khattab. Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam pada tahun ke-6 darikenabian,
sedangkan Umar bin Khattab (581-644 M).
4. Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya kepada para penduduk di luar
kotaMekah. Sejarah mencatat bahwa penduduk di luar kota Mekah yang masuk Islam
antaralain: Abu Zar Al-Giffari, seorang tokoh dari kaum Giffar. Tufail bin Amr Ad-
Dausi, seorang penyair terpandang dari kaum Daus. Dakwah Rasulullah SAW
terhadap penduduk Yastrib (Madinah). Gelombang pertamatahun 620 M, telah masuk
Islam dari suku Aus dan Khazraj sebanyak 6 orang. Gelombangkedua tahun 621 M,
sebanyak 13 orang, dan pada gelombang ketiga tahun berikutnyalebih banyak lagi.
Diantaranya Abu Jabir Abdullah bin Amr, pimpinan kaum Salamah.Pertemuan umat
Islam Yatsrib dengan Rasulullah SAW pada gelombang ketiga ini, terjadipada tahun
ke-13 dari kenabian dan menghasilkan Bai’atul Aqabah. Isi Bai’atul Aqabahtersebut
merupakan pernyataan umat Islam Yatsrib bahwa mereka akan melindungi
danmembela Rasulullah SAW. Selain itu, mereka memohon kepada Rasulullah SAW
dan parapengikutnya agar berhijrah ke Yatsrib.
5. Reaksi Kaum Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah SAWProf. Dr. A. Shalaby
dalam bukunya Sejarah Kebudayaan Islam, telah menjelaskansebab-sebab kaum
Quraisy menentang dakwah Rasulullah SAW, yakni:Kaum kafir Quraisy, terutama
para bangsawannya sangat keberatan dengan ajaranpersamaan hak dan kedudukan
antara semua orang. Mereka mempertahankantradisi hidup berkasta-kasta dalam
masyarakat. Mereka juga ingin mempertahankanperbudakan, sedangkan ajaran
Rasulullah SAW (Islam) melarangnya.Kaum kafir Quraisy menolak dengan keras
ajaran Islam yang adanya kehidupansesudah mati yakni hidup di alam kubur dan alam
akhirat, karena mereka merasangeri dengan siksa kubur dan azab neraka.Kaum kafir
Quraisy menilak ajaran Islam karena mereka merasa berat meninggalkanagama dan
tradisi hidupa bermasyarakat warisan leluhur mereka.Dan, kaum kafir Quraisy
menentang keras dan berusaha menghentikan dakwahRasulullah SAW karena Islam
melarang menyembah berhala.
6. Usaha-usaha kaum kafir Quraisy untuk menolak dan menghentikan dakwah
RasulullahSAW bermacam-macam antara lain: Para budak yang telah masuk Islam,
seperti: Bilal, Amr bin Fuhairah, Ummu Ubais an-Nahdiyah, dan anaknya al-
Muammil dan Az-Zanirah, disiksa oleh para pemiliknya (kaumkafir Quraisy) di luar
batas perikemanusiaan. Kaum kafir Quraisy mengusulkan pada Nabi Muhammad
SAW agar permusuhan diantara mereka dihentikan. Caranya suatu saat kaum kafir
Quraisy menganut Islam danmelaksanakan ajarannya. Di saat lain umat Islam
menganut agama kamu kafir Quraisy danmelakukan penyembahan terhadap
berhala.Dalam menghadapi tantangan dari kaum kafir Quraisy, salah satunya Nabi
MuhammadSAW menyuruh 16 orang sahabatnya, termasuk ke dalamnya Utsman bin
Affan dan 4orang wanita untuk berhijrah ke Habasyah (Ethiopia), karena Raja Negus
di negeri itumemberikan jaminan keamanan. Peristiwa hijrah yang pertama ke
Habasyah terjadi padatahun 615 M.
7. Suatu saat keenam belas orang tersebut kembali ke Mekah, karenamenduga
keadaan di Mekah sudah normal dengan masuk Islamnya salahsatu kaum kafir
Quraisy, yaitu Umar bin Khattab. Namun, dugaan merekameleset, karena ternyata
Abu Jahal labih kejam lagi.Akhirnya, Rasulullah SAW menyuruh sahabatnya kembali
ke Habasyah yangkedua kalinya. Saat itu, dipimpin oleh Ja’far bin Abu Thalib.Pada
tahun ke-10 dari kenabian (619 M) Abu Thalib, paman Rasulullah SAWdan
pelindungnya wafat. Empat hari setelah itu istri Nabi Muhammad SAWjuga telah
wafat. Dalam sejarah Islam tahun wafatnya Abu Thalib danKhadijah disebut ‘amul
huzni (tahun duka cita).

C. Sistem Dakwah Rosululloh Saw. di Makkah


Kehidupan bangsa Arab sebelum masuknya Islam:
1. Musyrik, mereka menyembah berhala.
2. Membunuh anak-anak mereka kerena takut akan kelaparan dan kemiskinan.
3. Mengubur anak prempuan mereka hidup-hidup kerena takut aib.
4. Senang berperang walaupun masalahnya sepele.
Menjelang usianya yang ke 40, dia sudah terlalu terbiasa memisahkan diri dari
kegalauan masyarakat, berkontemplasi ke gua hira, bebarapa kilometer di utara kota
mekah. Disana Muhammad mula-mula ber jam-jam kemudian berhari-hari bertafakur.
Pada tanggal 17 ramadhan tahun 611 Masehi, malaikat jibril muncul menyampaikan
wahyu Allah yang pertama :
Bacalah dengan nama tuhanmu yang telah mencipta. Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah, dan tuhanmu itu maha melihat. Dia telah mengajar
dengan kalam. Dia telah mengajar manusia apa yang mereka tidak ketahui ( QS
Alaq : 1-5 )
Dengan turunnya wahyu pertama itu, berarti Muhammad telah dipilih Allah sebagai
Rasul, dia belum diperintahkan untuk menyeru manusia kepada agama. Setelah
wahyu pertama itu datang, Jibril tidak muncul lagi untuk beberapa lama sementara
Nabi Muhammad SAW menantikannya dan selalu datang ke Gua Hira'.
Dalam proses penantian Jibril, turun wahyu yang membawa perintah kepada
Rasulullah. Wahyu itu itu berbunyi sebagai berikut :
Hai orang yang brselimut bangun, dan beri ingatlah. Hendaklah engkau besarkan
Tuhanmu dan bersihkanlah pakaianmu, tinggalkan perbuatan dosa dan janganlah
engkau memberi ( dengan maksud ) memperoleh ( balasan ) yang lebih banyak dan
untuk ( untuk memenuhi perintah ) Tuhanmu bersabarlah. ( Al- Muddatsir 1-7 ).
Dengan turunnya perintah itu mulailah Rasulullah berdakwah. Pertama-tama, beliau
melakukannya secara diam-diam di lingkungannya sendiri, keluarga, dan sahabat-
sahabat beliau yang paling karib. Mereka di seru kepada pokok-pokok agama Islam
yang disebut dalam ayat-ayat diatas yaitu, bertauhid kepada allah dan
meninggalkan ilah dan berhala-berhala yang mereka sembah.
Nabi Muhammad Saw. pada periode Mekkah menggunakan strategi dakwah,antara
lain :
1. Dakwah secara sembunyi-sembunyi
Cara ini ditempuh karena beliau begitu yakin bahwa masyarakat arab jahiliyah masih
sangat kuat mempertahankan kepercayaan dan tradisi warisan leluhur. Mereka
bersedia berperang dan rela mati dalam mempertahankanya demi tradisi leluhurnya
tersebut. Dan Nabi Muhammad takut terkejutnya mereka akan perkara yang belum
pernah mereka ketahui dan meraka dengar.
Setelah Nabi Muhammad menerima risalah kenabian pada usia 40 tahun, mulailah
Nabi mendakwahkan ajaran Islam di tengah-tengah ketersesatan masyarakat Makkah.
Ajaran dakwah Nabi Muhammad yang paling pokok adalah keyakinan kepada Allah
yang Maha Esa (tauhid).
Allah adalah pencipta alam semesta ini. Allah adalah yang memberi kehidupan dan
tempat kembali setelah kematian. Bahwa tidak ada satu pun yang menyerupai-Nya.
Bahwa masyarakat Makkah harus meninggalkan penyembahan berhala. Muhammad
tidak mengajak mereka kecuali kebajikan dan kesalehan.
Mula-mula istrinya sendiri, Khadijah, kemudian saudara sepupunya Ali bin Abi
Thalib yang beru berumur 10 tahun. Kemudian Abu Bakar sahabat karibnya sejak
masa kanak-kanak. Lalu Zaid, bekas budak yang telah menjadi anak angkatnya.
Ummu Aiman, pengasuh Nabi sejak ibunya Aminah masih hidup. Banyak orang-
orang yang menerima seruan Nabi melalui perantara Abu Bakar. Mereka dikenal
dengan sebutan Assabiqunal Awwalun . Mereka ialah Usman bin Affan, Zubair ibnu
Awwan, Sa'ad ibnu Abu Waqqas, Abdurrahman ibnu Auf, Talhah bin Ubaidillah, Abu
Ubaidah ibnul Jarrah, dan Arqam ibnu Abu Arqam.
Mereka ini bertemu Nabi secara rahasia. Apabila salah seorang di antara mereka ingin
melaksanakan salah satu ibadah, ia pergi ke lorong-lorong Makkah seraya
bersembunyi dari pandangan orang-orang Quraisy. Pengikut Nabi semakin bertambah
jumlahnya dalam 3-4 tahun masa dakwah Nabi tercatat 40 orang yang beriman.
Rasulullah memilih rumah al-Arqam bin Abi ‘Irqam, sebagai tempat pertemuan untuk
mengadakan pembinaan dan pengajaran.
2. Dakwah Secara Terang-terangan
Muhammad diperintahkan oleh Allah untuk melakukan dakwah secra terang-
terangan.
Dijelaskan dalam Al-Quran surat Al-Hijr: 94 yang artinya:
‫ َو َاْع ِر ْض َع ِن الُم ْش ِرِكْيَن‬.‫َفاْص َد ْع ِبَم ا ُتْؤ َم ُر‬
“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang musyrik”.
Dalam dakwah secara terang-terangan Rosullullah menggunakan srategi-srategi
sebagai berikut:
a. Mengundang kaum kerabat keturunan dari bani Hasyim, untuk menghadiri
jamuan makan dan mengajak mereka masuk islam.
b. Mengumpulkan para penduduk Mekkah terutama yang berada di tempat
tinggal disekitar Ka’bah untuk berkumpul di Bukit Shofa.
Menyampaikan seruan dakwah kepada para penduduk di luar kota Mekkah.
Dakwah Nabi secara terang-terangan ditentang dan ditolak oleh bangsa Quraisy,
Dengan alasan bahwa mereka tidak dapat meningggalkan agama yang telah mereka
warisi dari nenek moyang mereka, dan sudah menjadi bagian dari tradisi kehidupan
mereka.
Pada saat itulah Rasulullah mengingatkan mereka akan perlunya membebaskan
pikiran dan akal mereka dari belenggu taqlid. Ketika Nabi SAW mencela tuhan-tuhan
mereka, membodohkan mimpi-mimpi mereka, dan mengecam tindakan taqlid buta
kepada nenek moyang mereka dalam menyembah berhala, mereka menentangnya dan
sepakat untuk memusuhinya, kecuali pamannya Abu Thalib yang membelanya.
Kaum Quraisy menolak dan berusaha menghentikkan dakwah Rasulullah dengan
berbagai cara :
1. Terhadap budak-budak yang telah masuk Islam, tuan-tuannya wajib untuk
menghukum dan menyiksanya.
2. Melempari Nabi Muhammad Saw dengan kotoran dan isi perut kambing.
3. Mengusulkan kepada Nabi Muhammad Saw agar permusuhan dihentikan
dengan cara suatu saat orang kafir Quraisy mengikuti ibadah orang Islam, tetapi
orang Islam di lain waktu harus mengikuti ibadah mereka.
Namun semua itu tidah berhasil menghentikan dakwah Rasulullah, bahkan tantangan-
tantangan yang berat lagi dilakukan oleh kaum Quraisy untuk menghentikan dakwah
Rosullullah Saw. Diantaranya adalah Pemboikotan keluarga Nabi SAW dan
pengikutnya, dan upaya pembunuhan terhadap Rosullullah Saw.
Setelah dakwah terang-terangan itu pemimpin Quraisy mulai berusaha menghalangi
dakwah Rasul. Semakin bertambahnya jumlah pengikut Nabi, semakin keras
tantangan yang dilancarkan kaum Quraisy.
D. Faktor-faktor yang mendorong Quraisy menentang seruan Islam
Menurut Ahmad Syalabi, Dengan mempelajari dan mengerti bagaimana
kehidupan bangsa Arab, dapatlah kita menyimpulkan sebab-sebab yang mendorong
kaum Quraisy menentang agama Islam yaitu sebagai berikut :
1. Persaingan merebut kekuasaan
Kaum Quraisy tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan, atau antara
kenabian dan kerajaan. Mereka mengira tunduk kepada agama Muhammad berarti
tunduk kepada kekuasaan Abdul Muthalib. Sedangkan suku-suku bangsa arab selalu
bersaingan untuk merebutkan kekuasaan dan pengaruh. Sebab itu bukanlah hal yang
mudah bagi kaum quraisy untuk menyerehkan kepemimpinan kepada Muhammad
karena menurut mereka berarti suku-suku bangsa arab akan kehilangan kekuasaan
dalam masyarakat.
2. Penyamaan antara hak antara kasta bangsawan dan kasta hamba sahaya
Bangasa arab hidup dengan system kasta, tiap-tiap manusia digolongkan dalam
kelompok kasta yang tak boleh dilampauinya. Tapi seruan nabi Muhammad
membrikan hak yang sama kepada manusia, yang merupakan suatu dasar yang
penting dalam agama islam, agama islam memandang sama antara hamba sahaya
dengan tuannya.
3. Takut dibangkitkan dari alam kubur
Agama Islam mengajarkan bahwa pada hari kiamat manusia akan dibangkitkan dari
dalam kuburnya dan semua amal pernebuatan manusia akan di hisab, orang-orang
yang berbuat baik maka Allah akan membalasnya dengan surga akan tetapi orang
yang berbuat jahat akan dibalas dengan neraka. Kaum Quraisy tidak dapat menerima
agam Islam yang mengajarkan manusia akan dibangkitkan kembali sesudah mati.
4. Taklid kepada nenek moyang
Para kaum Quraisy taklid secara membabi buta terhadap nenek moyangnya dan
mengikuti langkah-langkah mereka dalam prersoalan peribadatan dan tingkah laku
adalah suatu yang telah berurat dan berakar pada bangsa Arab. karena itu, sangat
beratlah terasa bagi mereka meninggalkan agama nenek moyang dan mengikuti
agama baru yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Mereka berkata: “Apabila
dikatakan kepada mereka” Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan
mengikuti Rasul. “Mereka menjawab: cukuplah untuk kami apa yang kami dapati
bapak-bapak kami mengerjakannya. Dan apakah mereka itu akan mengikuti nenek
moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa dan tidak
pula mendapat petunjuk?
5. Memperniagakan patung
Salah satu dari usahaa orang Arab dahulu adalah memahat patung yang
menggambarkan Latta, Uzza , Manna , dan Hubal. Patung-patung itu mereka jual
kepada Jamaah Haji, mereka membelinya supaya mendapat berkat atau untuk
kenang-kenangan. Tetapi agama Islam melarang menyembah memahat dan menjual
patung, karena itu saudagar-saudagar patung memandang agama Islam sebagai
penghalang rezeki mereka, oleh karena itu, mereka menentang agama Islam.
Fase-fase tantangan Quraisy terhadap agama Islam
Pada permulaan Islam, kaum Quraisy belumlah mencurahkan perhatiannya terhadap
umat Islam mereka mengira bahwa seruan Nabi Muhammad itu hanya satu gerakan
yang tidak akan bertahan lama untuk akan lemah dan akan punah dengan sendirinya.
Akan tetapi, alangkah terkejutnya mereka melihat dengan cepat memasuki kehidupan
rumah tangga mereka dan hamba sahaya yang dulu mereka anggap derajatnya
terlebih sebagai harta benda telah menerima pula seruan itu dan telah menerima pula
seruan itu dengan baik. Pertama sekali mereka halangi para hamba sahaya dan orang-
orang yang lemah seperti Yasir dan putranya Ammar serta istrinya Summayyah,
begitu juga Bilal, Habab Ibnu Haris dan lainnya mendapat siksaan yang berat diluar
prikemanusiaan. Akan tetapi Nabi SAW tidak mendapatkan siksaan karena Bani
Hasyim memiliki kedudukan yang tinggi pada pandangan mereka dan Rasul sendiri
mendapat perlindungan dari pamannya Abu Thalib. Akan tetapi, seruan Nabi
bertambah tersiar dan bangsawan Quraisy mulai banyak yang masuk.
Ketika Nabi SAW melihat pada yang dialami para sahabat atas gangguan dan siksaan
dari para kafir Makkah, Nabi SAW memerintah para sahabatnya untuk hijrah ke
Habasah, pada tahun itu berangkatlah 10 laki-laki dan 5 perempuan, diantaranya
Usman bin Affan dan istrinya Roqaiyah binti Rasulullah SAW. Setelah tiga bulan
mereka pulang kerena gangguan negri tersebut dan sedikitnya jumlah mereka. Inilah
awalnya hijrah dalam Islam.
Pada tahun kelima kenabian, dua pembesar Quraisy yang terkenal dengan kekuatan
dan keberaniannya, yaitu Umar bin Kattab dan Hamzah bin Abdul muthtalib. Nabi
dan umat Islam sangat senang dengan masuknya dua orang tersebut kerena Islam
mulai menjadi kuat.
Setelah Nabi dibaikot, Nabi SAW menyuruh para muslimin hijrah ke Habasah untuk
kedua kali pada tahun ketujuh kenabian. Pada tahun ini, berhijrah, 73 laki-laki dan 11
perempuan. Mereka bertemu dengan orang-orang Islam Yaman.
Dengan cacatan sejarah, Kaum Quraisy tidak berani menyakiti Nabi Muhammad
SAW, karena beliau mendapatkan perlindungan dari pamannya Abu Thalib yang
sangat disegani oleh kaum Quraisy. Abu Thalib memiliki pribadi yang sangat khas
yaitu di satu sisi membenarkan islam membela keponakannya. Namun pada
kenyataannya tidak pernah mengikuti apa yang dibelanya sampai ia meninggal.
Setelah istrinya Khodijah meninggal dunia demikian juga pamannya. Kaum Quraisy
meningkatkan perlawananya terhadap dakwah nabi Muhammad Saw. Tahun itu
disebut dengan tahun kesedihan atau ‘Amul Khuzni. Kaum Quraisy memboikot kaum
muslimin dengan menggantungkan piagam diatas ka’bah, agar mereka tidak
berhubungan dengan kaum muslimin dan keluarga Nabi.
Setelah kematian paman dan istri beliau, kaum Quraisy menambah gangguan dan
siksaan kepada Nabi Saw. Maka beliau melakukan hijrah ke tha’ib dengan ditemani
zaid bin Tsabit. Namun nabi SAW tidak mendapat sambutan yang baik, malah Nabi
mendapat penduduk negri tersebut.
Pada tahun 11 dari kenabian, untuk memuliakan dan mengobati kesedihan Nabi yang
ditinggal dua orang yang sangat dicintai beliau. Allah SWT memuliakan beliau
dengan isra dan mi’raj. Isra adalah menujunya Nabi SAW pada waktu malam dari
Masjidil Haram ke Masjidil Aqso. Mi’raj addalah naiknya Nabi SAW ke alam
tertinggi bertemu dengab Allah. Pada waktu itu turunlah kewajiban sholat. Pada
malam itu Nabi SAW ditemani Jibril.
Pada tahun 11 juga datang rombongan berjumah enam orang dari yastrib untuk
melakukan haji. Mereka bertemu dengan Rasulullah, dan mereka memba’iat beliau
dengan syarat:
a. Tidak mensekutukan Allah.
b. Tidak mencuri.
c. Tidak berzinah.
d. Tidak membunuh anak-anak mereka.
Kejadian ini disebut Bai’ah Aqobah al-Ulaa. Selain itu Nabi juga mengirim orang
yang akan melajarkan Islam kepada kaum mereka.
Pada tahun 13 kenabian, datang 73 orang laki-laki dan 2 orang perempuan dari arab
Madinah ke Makkah untuk melaksanakan haji. Mereka juga bertemu dengan
Rasulullah dan membai’at beliau dengan landasan bahwa mereka menyembah Allah
dan mereka menawarkan perlindungan kepada Nabi jika beliau bersedia hijrah
bersama mereka. Kejadian ini disebut Bai’ah Aqobah Tsani.
Ketika mengetahui kaum Quraisy tersebarnya Islam ke Madinah, mereka semakin
keras menyiksa kaum muslim di Makkah. melihat demikian, Rasulullah
memerintahkan para muslimin Makkah untuk berhijrah ke Madinah. Para muslimin
akkah pun pergi dengan diam-diam kerena mereka takut apabila kaum Quraisy
melihat, mereka akan menghalang-halangi dan mencegah.
Ketika mendengar para muslimin Makkah telah berhijrah dan adanya pertolongan
untuk orang Islam dari Arab Madinah, kaum Quraisy merencanakan pembunuhan
kepada Nabi SAW, maka Allah memerintahkan kepada beliau untuk berhijrah juga.
Dengan ditemani Abu Bakar beliau berangkat ke Madinah setelah terlepas dari
rencana pembunuhan. Namun tidak mudah bagi nabi untuk berhijrah, setelah
mengetahui kaum akan lepasnya Nabi dari pembunuhan. Mereka tidak menyerah
sampai di situ, tapi mereka mengirim pasukan untuk menangkap Rasulullah baik
hidup atau mati. Namun kehendak Allah yang berlaku, Nabi SAW dan Abu Bakar tiba
dengan selamat dan sambutan yang luar biasa dari penduduk Madinah.
Nabi memilih kota Madinah ( Yastrib ) sebagai tempat hijrah kaum Muslimin,
dikarenakan beberapa faktor antara lain :

 Madinah adalah tempat yang paling dekat dengan Makkah


 Madinah adalah tempat yang paling dekat dengan Makkah
 Sebelum jadi Nabi, Muhammad telah mempunyai hubungan yang baik dengan
penduduk Madinah karena kakek nabi, Abdul Mutholib, mempunyai istri
orang Madinah
 Penduduk Madinah sudah dikenal Nabi bahwa mereka memiiki sifat yang
lemah lembut
 Nabi Muhammad SAW mempunyai kerabat di madinah yaitu bani Nadjar
 Sebelum jadi Nabi, Muhammad telah mempunyai hubungan yang baik dengan
penduduk Madinah karena kakek nabi, Abdul Mutholib, mempunyai istri
orang Madinah
 Penduduk Madinah sudah dikenal Nabi bahwa mereka memiiki sifat yang
lemah lembut
 Nabi Muhammad SAW mempunyai kerabat di madinah yaitu bani Nadjar.
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
Makkah adalah salah satu tempat mulia menurut Islam, bahkan sebelum datangnya
Islam. Ditambah lagi dengan lahirnya orang yang paling mulia.
Melihat sejarah dari lahirnya Nabi SAW, kita dapat mengambil ibroh beginilah
kehidupan beliau hingga menjadi Rasul dan kesabaran beliau dalam berdakwah,
walaupun gangguan datang silih berganti beliau tidak gentar. Dan dapat kita lihat
juga, seseorang yang berdakwah, selalu di tentang oleh orang-orang yang berdekatan
dengannya tapi malah orang yang jauh mendukungnya.
b. Saran-saran
Semoga dengan adanya makalah ini, teman-teman dapat mengetahui bagaimana awal
dakwah yang dilakukan oleh Nabi agar kita bertambah cinta dengan beliau. Jangan
pernah bosan untuk mempelajarinya, kerena di dalamnya terdapat ilmu-ilmu.
Terakhir, marilah kita teladani kehidupan beliau semampu kita.

Anda mungkin juga menyukai