Anda di halaman 1dari 9

Mata Pelajaran : Sirah

Kelas/Semseter : Qonuni ll /1 (Satu)


Tahun Ajaran : 2023
Hari : Rabu

MODUL SIRAH

Target Iman Target Ilmu


Kisah gemilang perjalanan Nabi Muhammad  Menyeladani sifat-sifat Nabi
Muhammad
 Mampu mengetahui sirah Nabi
Muhammad

KISAH NABI MUHAMMAD

Nabi Muhammad adalah nabi dan rasul Allah yang terakhir. Setelah Nabi Muhammad
tidak ada nabi atau rasul lagi. Nabi Muhammad adalah panutan atau teladan bagi umat Islam.
Beliau menyampaikan risalah Islam selama 23 tahun; (13) tahun di Mekah dan 10 tahun di Madinah.

Nabi Muhammad lahir pada hari Senin, 9 Rabi'ul Awwal tahun Gajah atau tahun 571 M.
Beliau lahir dari kandungan ibu Aminah dan ayahnya bernama Abdullah. Muhammad lahir dalam
keadaan yatim. Karena, saat beliau masih dalam kandungan, ayahnya sudah meninggal dunia.

Silsilah nasab beliau ialah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthallib bin Hasyim bin Abdi
Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhr bin
Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan. Adnan
adalah dari keturunan Nabi Isma'il bin Ibrahim.

Nah adik-adik, sekarang silakan menikmati sekelumit kisah tentang beliau.

MASA SEBELUM KELAHIRAN NABI MUHAMMAD

Pada masa kelahiran Nabi Muhammad terdapat kejadian yang luar biasa. Yaitu ada
serombongan pasukan gajah yang dipimpin Abrahah, gubernur Yaman (bawahan raja Najasyi di
Habasyah) hendak menghancurkan Ka'bah. Pasalnya, ia iri dengan negeri Mekah yang semakin ramai
dikunjungi orang, dan bangsa Quraisy semakin terhormat. Tempat itu setiap tahunnya selalu
dipadati umat manusia untuk haji.

Maka, Abrahah berusaha membelokkan umat manusia agar tidak lagi datang ke Mekah.
Abra- hah mendirikan gereja megah di Shan'a, Yaman. Namun tak se- orang pun mau datang ke
gereja itu. Berita dibangunnya gereja itu sampai ke telinga seorang laki-laki Arab dari Bani Kinanah.
Ia pergi ke sana. Sesampai di sana ia masuk gereja malam hari, dan meletakkan kotoran di dalamnya.
Kejadian ini membuat Abrahah marah besar. Akhirnya ia mengerahkan tentara bergajah
untuk menyerang Ka'bah. Ia sendiri menunggang gajah yang terbesar. Di dekat Mekah pasukan
bergajah merampas harta benda penduduk, termasuk 100 ekor unta milik Abdul Muthallib. Ketika
tahu unta-unta itu milik Abdul Muthallib, Abrahah mengutus seseorang kepada Abdul Muthallib
memintanya menghadap dirinya. Abdul Muthallib datang menghadap dan meminta untanya untuk
dikembalikan. Untanya dikembalikan dan ia pun mengungsi bersama penduduk. Abdul Muthallib
berdoa kepada Allah supaya Ka'bah diselamatkan.

Keadaan kota Mekah sepi setelah penduduknya mengungsi ketakutan. Tatkala pasukan
sampai di lembah antara Muzdalifah dan Mina, tiba-tiba gajah-gajah itu berhenti, tidak mau berjalan
Ketika dalam ke- adaan seperti itu, Allah Be mengutus burung Ababil untuk mem- bawa kerikil panas
de- ngan paruhnya. Kerikil itu dijatuhkan tepat mengenai kepala masing- masing pasukan ber- gajah
tersebut, sehi- ngga membinasakan mereka. Pasukan ber- gajah hancur lebur mendapat adzab dari
Allah. Peristiwa ini diabadi- kan dalam Al-Quran surat Al-Fil ayat 1-5. Peristi- wa ini terjadi kurang
lebih lima puluh hari sebelum kelahiran bayi bernama Muhammad .

MASYARAKAT MEKAH ZAMAN JAHILIYAH

Pada zaman sebelum dan sesudah kelahi- ran Rasulullah Muhammad , masyarakat Mekah
mempunyai kebiasaan jahiliyah. Zaman tersebut dinamakan jahiliyah, artinya zaman kebodohan.
Penduduknya memiliki kebiasaan bodoh, yaitu menyembah patung atau berhala, padahal itu hanya
benda mati.

Mereka juga memiliki ke- biasaan buruk, seperti mabuk- mabukan, berjudi, berzina, orang
terpandang dan kaya melecehkan orang miskin, sewenang-wenang, bahkan tidak segan-segan me-
nyiksa dan membunuh. Mereka merendahkan derajat wanita. Bila di antara mereka memiliki bayi
perempuan, maka mereka mengu- burnya hidup-hidup karena malu dengannya. Di kalangan mereka
juga mudah terjadi peperangan antar kabilah hanya karena satu sebab sepele. Laki-laki dan
perempuan pun bergaul bebas campur aduk.

Warga kota Mekah begitu men- cintai beliau. Mereka rela menitipkan ba- rang-barang
mereka kepada Muhammad Atas kejujuran dan sifat amanah yang ditunjukkannya, mereka
memberinya gelar Al-Amin, yakni orang yang dapat dipercaya.

MASA KANAK-KANAK MUHAMMAD

Setelah Aminah melahirkan bayinya, ia membawanya ke kakeknya bernama Abdul


Muthallib. Abdul Muthallib lalu membawa bayi itu ke Ka'bah. Di sana ia berdoa dan bersyukur
kepada Allah. Ia memberi nama bayi itu Muhammad, satu nama yang tidak lazim d kalangan bangsa
Arab kala itu.

Kebiasaan di kalangan masyarakat pada saat itu bila mempunyai bayi, maka bayi yang baru
lahir itu disusukan dan dititipkan kepada kaum ibu pedesaan. Tujuannya agar dapat menghirup
udara segar dan bersih, serta untuk menjaga kondisi tubuh ibunya agar tetap sehat. Setelah
Muhammad dilahirkan, ia disusui oleh ibunya hanya beberapa hari saja, lalu disusui Tsuwaibah,
budak Abu Lahab. Setelah itu disusukan kepada Halimah binti Abi Dzu'aib dari kabilah Bani Sa'ad.

Keberadaan Muhammad di tengah-tengah keluarga Halimah membawa berkah


melimpah. Sejak kecil Muhammad memiliki keistimewaan. Badannya cepat tumbuh besar. Di usia
kanak-kanak ia telah ikut menggembala kambing. Pada usia 4 tahun, Muhammad pernah
didekati oleh malaikat Jibril. Kisahnya disebutkan dalam sebuah hadits Anas bin Malik
meriwayatkan, "Rasulullah (waktu Jibril, ketika beliau sedang bermain dengan
menelentangkannya, lalu Jibril membelah dadanya. Jibril mengeluarkan hatinya, dan menge- luarkan
dari hati beliau segumpal darah beku sambil mengatakan "Ini adalah bagian setan darimu".

Jibril kemudian mencucinya dalam wadah yang terbuat dari emas dengan air zam- zam, lalu
ditumpuk, kemudian dikembalikan ke tempatnya. Sementara teman-temannya menemui ibunya
(yang menyusuinya) dengan berlari-lari sembari mengatakan, "Muhammad telah dibunuh".
Kemudian mereka bersama-bersama menemuinya, sedangkan ia dalam keadaan berubah rona
kulitnya (pucat)." Anas mengatakan, "Saya pernah diperlihatkan bekas jahitan di dadanya" (HR.
Muslim). Dengan adanya peristiwa pembelahan dada itu, Halimah menjadi sanagt takut.

NABI MUHAMMAD KEMBALI KE KELUARGANYA

Pada usia 6 tahun, Nabi Muhammad diajak Aminah, ibunya, untuk berziarah ke makam
ayahnya di Yatsrib (Madinah). Mereka menempuh perjalanan kurang lebih 500 km. Dalam
perjalanan pulang ke Mekah, ibu Aminah sakit dan akhirnya meninggal di Abwa', daerah yang
terletak antara Mekah dan Madinah.

Nabi Muhammad lantas ditemani Ummu Aiman ke Mekah dan diantarkan ke tempat
kakeknya, yaitu Abdul Muthallib. Sejak itu Rasulullah menjadi yatim piatu, tidak punya ayah dan ibu.
Abdul Muthallib sangat menyayangi cucunya ini. Lalu kakek Abdul Muthallib ini pun wafat. Kemudian
Nabi Muhammad diasuh oleh pamannya yang bernama Abu Thalib. Beliau juga sangat sayang
kepada Nabi Muhammad . Abu Thalib mengasuh dan menjaga beliau sampai umur lebih dari 40
tahun.

MASA REMAJA NABI MUHAMMAD HINGGA PEMUDA

Pada usia 12 tahun, Nabi Muhammad diajak Abu Thalib berdagang ke Syam. Di tengah
perjalanan mereka bertemu dengan pendeta Bahira. Ia mendapatkan tanda-tanda kerasulan pada
diri Muhammad. Demi keselamatan anak ini dari tipu daya dan kejahatan kaum Ya- hudi bila mereka
mengetahui tand kerasulan- nya, Bahira meminta Abu Thalib kembali ke Mekah. Akhirnya Abu Thalib
kembali pulang bersama nabi Muhammad .

Ketika Nabi Muhammad berusia 20 tahun di Mekah terjadi perang Fijar. Perang ini
terjadi antara kabilah Quraisy bersama Kinanah melawan kabilah Qais. Beliau ikut membantu
kabilahnya dalam perang ini. Yaitu dengan mengumpulkan anak-anak panah yang dilempar musuh,
untuk diberikan kepada paman-paman beliau. Lalu anak panah itu dilemparkan kembali ke musuh.
Setelah perang Fijar usai, diadakanlah perdamaian yang dikenal dengan Hilful Fudhul,
disepakati pada bulan Dzulqa'dah yang termasuk bulan haram. Semua kabilah dari suku Quraisy ikut
dalam perjanjian tersebut. Beliau ikut serta menyaksikan perjanjian tersebut.

MENIKAH DENGAN KHADIJAH

Pada masa remajanya, Muhammad biasa menggembala kambing milik Abu Thalib,
pamannya. Suatu ketika, saat beliau berumur 25 tahun, paman beliau menasehatinya untuk ikut
berniaga dengan kafilah dagang Khadijah, seorang wanita Mekah yang kaya dan terhormat. Beliau
pun datang dan mengajukan tawaran ikut kafilah dagang kepada Khadijah Khadijah setuju. Beliau
berangkat berdagang ditemani oleh Maisarah, pembantu Khadijah

Dalam berdagang, Nabi Muhammad jujur dan amanah, serta keuntungannya melimpah
ruah. Cara berdagangnya beliau itu diceritakan Maisarah ke Khadijah. Lantas Khadijah tertarik dan
mengutus Nufaisah binti Munya untuk menemui Nabi Muhammad agar mau menikah dengan
Khadijah. Setelah itu beliau memusyawarahkan kepada pamannya dan disetujuinya. Akhirnya
Khadijah menikah dengan Nabi Muhammad . Usia Khadijah waktu itu 40 tahun dan Muhammad
25 tahun.

Selanjutnya dalam perkawinannya, Muhammad dianugerahi 6 putra, yaitu Qasim,


Abdullah, Zainab, Ruqayah, Ummu Kultsum dan Fatimah. Semua anak laki-laki Rasulullah wafat
pada usia masih kecil.

PERBAIKAN KA'BAH

Saat Nabi Muhammad berusia 35 tahun, lima tahun sebelum kerasulan, ada suatu
peristiwa banjir. Mekah dilanda banjir besar sampai meluap ke Baitul Haram, bahkan hingga hampir
meruntuhkan Ka'bah. Orang-orang Quraisy sepakat untuk memperbaiki Ka'bah.

Mereka saling berselisih tentang siapa yang meletakkan Hajar Aswad tempat semula.
Perselisihan ini terjadi sampai 4 atau 5 hari tanpa ada keputusan dan nyaris terjadi peperangan.
Akhirnya Abu Umayah bin Al-Mughirah Al-Makhzumi menawarkan jalan keluar, siapa yang pertama
kali masuk lewat pintu masjid itulah orang yang memimpin peletakan Hajar Aswad. Semua sepakat
dengan cara ini. Allah menghendaki ternyata yang pertama kali masuk pintu masjid adalah Nabi
Muhammad . Beliaulah yang berhak meletakkan batu itu.

Orang-orang Quraisy berkumpul untuk meletakkan Hajar Aswad. Rasulullah meminta sehelai
selendang dan memerintahkan pemuka-pemuka kabilah supaya memegang ujung-ujung selendang,
lalu mengangkatnya bersama-sama. Setelah mendekati tempatnya, beliau mengambil Hajar Aswad
dan meletakkannya ke tempat semula, akhirnya lega- lah semuanya.

AKHLAK MUHAMMAD SEBELUM DIUTUS


Sebelum diutus menjadi rasul Allah, Nabi Muhammad mempunyai kelebihan dibanding
dengan manusia biasa. Beliau tidak ikut-ikutan menyembah berhala, cerdas, perkataannya lembut,
mulia, jujur, menepati janji, senang memberi orang miskin, sudi mendengarkan keluhan-keluhan
mereka, dan berusaha memberikan jalan keluar atas masalah-masalah yang mereka hadapi. Beliau
senang menjamu tamu dan menolong siapa pun yang hendak menegakkan kebenaran.

MUHAMMAD MENERIMA WAHYU

Menginjak usia 40 tahun, Muhammad senang menyendiri beribadah. Suatu hari, ketika
beliau sedang melakukan ibadah di gua Hira, datanglah malaikat Jibril kepada beliau. Jibril membawa
wahyu pertama dari Allah. la datang dan menyapa beliau, "Bacalah (iqra') dengan nama Tuhanmu
yang telah menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari gumpalan darah. Bacalah dengan
nama Tuhanmu Yang Maha Mulia. Dialah yang mengajarkan ilmu dengan pena. Dialah yang telah
mengajarkan kepada manusia akan segala yang tidak diketahuinya" (Al-Alaq [96]: 1-5).

Setelah menerima wahyu itu beliau pulang ketakutan. Khadijah menghiburnya. la pergi
mendatangi anak pamannya bernama Waraqah bin Naufal.

Beberapa lama wahyu terputus dari Rasulullah. Beliau merasa sedih. Lalu turun- lah wahyu
kedua, "Hai orang yang berkemul (berselimut) bangunlah, lalu berilah peringatan Dan Tuhanmu
agungkanlah Dan pakaianmu bersihkanlah. Dan perbuatan dosa ting- galkanlah" (Al-Muddatstsir
[74]: 1-5).

Sejak itu, Muhammad terpilih untuk mengemban risalah Allah sebagai utusan Allah.
Beliau diutus untuk seluruh umat manusia di dunia ini hingga hari kiamat kelak. Beliau pun memulai
berdakwah.

MEMULAI DAKWAH

Di awal-awal, Rasulullah berdakwah secara rahasia. Pada saat itu, hanya beberapa orang
saja yang mau menerima Islam. Orang pertama yang mengakui Muhammad sebagai utusan Allah
ialah istri beliau, Khadijah, kemudian disusul oleh sepupunya, Ali bin Abi Thalib.

Beliau terus berdakwah secara sembunyi-sembunyi di rumah Argam bin Abi Argam. Tiga
tahun lamanya Islam terus menyebar di kalangan rakyat miskin kota Mekah. Setelah itu, Allah
memerintahkan Rasulullah untuk melakukan dakwah secara terang-terangan, mengajak manusia
menyembah Allah Tuhan Yang Esa dan memulai perang suci melawan para penyembah berhala.

Dakwah beliau tidak berjalan mulus. Kaum bangsawan Mekah merasa terusik dengan
dakwah beliau. Mereka khawatir bahwa dakwah Rasulullah akan merongrong kekuasaan mereka.
Mereka mulai bereaksi. Masyarakat yang sebelumnya menghormati dan santun terhadap Rasulullah
, kini berbalik membenci dan memusuhi dakwah beliau dengan harta. Mereka menuduh
Rasulullah orang gila dan penyihir. Namun, usaha mereka gagal.

Kemudian, permusuhan mereka berlanjut dengan menyiksa orang-orang yang menjadi


pengikut beliau. Namun, usaha mereka ini pun tidak berhasil menahan laju dakwah suci beliau.
RASULULLAH DAN PENGIKUTNYA DIKUCILKAN

Kaum kafir Mekah tidak pernah lelah untuk mengubah pendirian Rasulullah . Mereka
meminta Abu Thalib agar menyerahkan keponakannya kepada mereka. Namun Abu Thalib menolak
permintaan itu. Mereka meningkatkan permusuhannya untuk membunuh Muhammad
Mengetahui hal ini Abu Thalib mengumpulkan kabilah Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthallib untuk
melindungi Rasulullah Mereka semua setuju kecuali Abu Lahab.

mereka menyingkir mengungsi di perkebunan milik Abu Thalib. Kaum musyrikin mengucilkan
Rasulullah dan keluarga besarnya. Kaum musyrikin Quraisy sepakat menuliskan jangka
pengucilan seumur lembaran yang ditempel di dinding Ka'bah. Setelah mereka mengetahui bahwa
lembaran itu telah rusak dimakan rayap, mereka menghentikan pengucilan yang telah berlangsung
selama 3 tahun.

ISRA' DAN MI'RAJ

Setelah peristiwa pengucilan itu berlalu, wafatlah Abu Thalib. Tidak lama kemudian wafatlah
isteri beliau, Khadijah. Hati Rasulullah sangat sedih sekali dengan kematian kedua orang yang setia
menolong dakwah beliau. Allah berkehendak meringankan kesedihan Rasul-Nya.

Dia memperjalankan beliau dari Mekah ke Masjdil Aqsa di malam hari dengan kendaraan
hewan Buraq. Lalu dari Masjidil Aqsha naik ke langit tujuh dan Sidratul Muntaha. Peristiwa ini
dikenal dengan Isra' Mi'raj. Sesampai di Sidratul Muntaha, beliau menerima kewajiban shalat lima
waktu. Shalat ini akan menjadi hiburan bagi beliau dan umatnya.

PARA SAHABAT HIJRAH KE MADINAH

Kaum kafir belum berhenti untuk mengganggu Rasulullah dan kaum muslimin. Maka beliau
memerintahkan sebagian sahabatnya untuk berhijrah ke Habasyah, menyelamatkan agamanya.
Rasulullah sendiri memutuskan meninggalkan Mekah untuk berdakwah ke Thaif. Namun di sana
beliau juga mendapatkan penolakan yang tidak kalah sengitnya.

Beliau pantang menyerah, beliau berdakwah kepada orang-orang Yatsrib (Madinah) yang
datang ke Mekah di musim haji. Ada sejumlah orang yang sudi masuk Islam, dan mau membantu
beliau dan kaum muslimin. Rasulullah membaiat mereka yang dikenal dengan Bai'at Aqabah.
Lalu Rasulullah memerintahkan para sahabat lainnya untuk hijrah ke Madinah. Para sahabat
berangsur-angsur hijrah ke sana.

Orang-orang Yahudi Madinah memandang persaudaraan itu dengan penuh kedengkian.


Namun mereka menyembunyikan kedengkian itu. Rasulullah pun juga membuat perjanjian
damai dengan kaum Yahudi agar semuanya bisa hidup damai.

PERUBAHAN KIBLAT
Rasulullah tinggal di Madinah dan menetap di sana. Beliau sekarang bebas berdakwah
dan melaksanakan perintah Allah, khususnya ibadah shalat. Sebelumnya, Rasulullah mengerjakan
shalat berkiblat ke Masjdil Aqsha selama sekitar 16 atau 17 bulan semasa berada di Madinah.
Sebelum peristiwa perang Badar, turun firman Allah untuk mengubah arah kiblat, "Sungguh Kami
(sering) melihat wajahmu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan palingkan kamu ke
kiblat yang kamu sukai. Maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram" (Al-Baqarah [2]: 144).

PERSEKONGKOLAN MEMBUNUH RASULULLAH

Kaum musyrikin Mekah semakin jahat hati mereka. Puncaknya mereka ingin membunuh
Rasulullah . Untuk itu, mereka memilih pemuda-pemuda terkuat dari masing-masing suku untuk
membunuh beliau. Mereka menetapkan untuk menyergap kediaman Rasulullah pada malam
hari.

Rencana jahat itu diketahui oleh Rasulullah melalui berita malaikat Jibril. Beliau memilih
sepupunya Ali bin Abi Thalib untuk menggantikannya tidur di atas ranjang beliau dengan
mempertaruhkan hidupnya demi keselamatan beliau.

Para pengepung itu telah berkumpul di sekitar rumah Nabi Muhammad untuk
membunuh beliau. Rasulullah keluar dari rumah di kegelapan malam tanpa sepengetahuan
mereka. Tibalah saatnya para pengepung itu menyergap masuk rumah. Betapa terkejutnya mereka
tatkala mendapati orang yang di atas ranjang Rasul adalah Ali bin Abi Thalib. Orang yang mereka cari
ternyata tidak ada. Mereka segera mencari dan mengejar jejak beliau. Beliau bersembunyi di gua
Tsur bersama Abu Bakaras. Orang-orang itu gagal menangkap beliau. Mereka pun kembali ke Mekah
dengan tangan hampa.

RASULULLAH MEMULAI HIJRAH

Setelah selamat dari pencarian orang-orang kafir Quraisy, Rasulullah dan Abu Bakar as
memulai hijrah ke Madinah. Keduanya me- nempuh perjalanan panjang dan melelahkan. Setelah
berjalan berhari-hari sam- pailah beliau di Quba, sebuah daerah di pinggiran kota Madinah.
Sebelumnya penduduk Madinah telah menunggu kedatangan beliau selama berhari-hari, demikian
pula desa Quba tersebut. Mereka menyambut kedatangan beliau dengan riang gembira dan meriah.
Beliau membangun masjid di daerah itu, sehingga dikenal dengan nama masjid Quba. Sesudah itu,
beliau melaksanakan shalat Jumat dan berdiri sebagai khatib. Inilah shalat Jumat yang pertama kali
dilaksanakan oleh beliau.

Rasulullah menetap di Quba untuk beberapa hari sambil menyampaikan ajara ajaran
Allah. Di sana pula beliau menantikan kedatangan Ali yang ditinggalkannya di ka Mekah. Ali as
ditugasi Nabi muhammad untuk mengembalikan barang-barang titipan kepa pemiliknya yang
dititipkan kepada beliau dulu. Hingga akhirnya Ali pun datang ke Qua bersama kaum wanita keluarga
Bani Hasyim.
RASULULLAH MEMASUKI MADINAH

Rasulullah memasuki kota Yatsrib dan mengganti nama kota itu menjadi Madina Rasul atau
Al-Madinah. Penduduk kota menyambut beliau dan sebagian kaum Muhaj yang menyertainya,
dengan begitu hangat dan meriah.

Sesampainya di Madinah, yang pertama dilakukan oleh Rasulullah ialah membangun


masjid sebagai pusat dakwah dan pengajaran. Rasulullah juga segera menyerukan perdamaian
serta persaudaraan antara dua suku; Aus dan Khazraj, yang telah berpe- rang selama bertahun-
tahun akibat hasutan yang dilancarkan oleh orang-orang Yahudi Madinah.

Rasulullah juga mempersaudarakan kaum Muhajirin yang datang dari Mekah dan kaum
Anshar sebagai penduduk asli Madinah. Beliau mempersaudarakan mereka satu persatu, sehingga
kaum Muhajirin tidak menjadi beban kaum Anshar di kemudian hari, dan mereka dapat hidup
bersama dengan rukun dan damai.

Orang-orang Yahudi Madinah memandang persaudaraan itu dengan penuh keden kian.
Namun mereka menyembunyikan kedengkian itu. Rasulullah pun juga membuat perjanjian damai
dengan kaum Yahudi agar semuanya bisa hidup damai.

PERUBAHAN ARAH KIBLAT

Rasulullah tinggal di Madinah dan menetap di sana. Beliau sekarang bebas ber dakwah
dan perintah Allah, khususnya ibadah shalat. Sebelumnya, Rasu lullah mengerjakan shalat berkiblat
ke Masjdil Aqsha selama sekitar 16 atau 17 bula semasa berada di Madinah. Sebelum peristiwa
perang Badar.

Sejak saat itu, kiblat shalat umat Islam berubah ke Ka'bah. Ini menjadi babak baru bagi
kehidupan beragama kaum muslimin khususnya. Ketika kaum Yahudi di Madinah mengetahui bahwa
kiblat kaum muslimin telah berubah ke arah Masjidil Haram dan tidak lagi ke Masjidil Aqsa, mereka
terperanjat. Selama ini mereka dapat menerima keberadaan umat muslim di tengah-tengah mereka,
karena ada kesamaan kiblat dengan mereka. Kini dengan terpisahkannya kiblat kaum muslimin
dengan kaum Yahudi, berarti orang-orang muslim adalah sebuah umat tersendiri dan terpisahkan
dari mereka. Maka, sejak saat itu mereka memperlihatkan sikap pertentangan terhadap umat Islam
dan memperlakukan umat Islam sebagai musuh.

PEPERANGAN RASULULLAH

Adik-adik, Rasulullah dalam menyebarkan Islam setelah hijrah juga tidak selalu berjalan
mulus dan lancar. Banyak peperangan yang pernah dilakukan Rasulullah dan para sahabat beliau
untuk menolak gangguan dakwah. Peperangan terpaksa dilakukan bila suatu kaum enggan masuk
Islam dan enggan membayar pajak keamanan (jizyah), atau mereka meng- ingkari perjanjian damai,
atau karena musuh menyerang kaum muslimin.
Ada banyak peperangan yang dilakoni Rasulullah dan para sahabat beliau, baik pe- perangan
yang besar maupun yang kecil. Nah, di sini Kakak hanya akan menyampaikan peperangan yang
masyhur saja.

Anda mungkin juga menyukai