Anda di halaman 1dari 14

KISAH NABI MUHAMMAD SAW

1. Masa Kelahiran Nabi Muhammad SAW


Pada masa kelahiran Nabi Muhammad SAW terdapat kejadian yang luar biasa
yaitu ada serombongan pasukan Gajah yang dipimpin Raja Abrahah (Gubernur kerajaan
Habsyi di Yaman) hendak menghancurkan Kabah karena negeri Makkah semakin
ramai dan bangsa Quraisy semakin terhormat dan setiap tahunnya selalu padat umat
manusia untuk haji. Ini membuat Abrahah iri dan Abrahah berusaha membelokkan umat
manusia agar tidak lagi ke Makkah. Abrahah mendirikan gereja besar di Shana yang
bernama Al-Qulles. Namun tak seorang pun mau datang ke gereja Al Qulles itu.
Abrahah marah besar dan akhirnya mengerahkan tentara bergajah untuk menyerang
Kakbah. Di dekat Makkah, pasukan bergajah merampas harta benda penduduk termasuk
100 ekor unta milik Abdul Muthalib.
Dengan tak disangka Abdul Muthalib kedatangan utusan Abrahah supaya
menghadap ke Abrahah. Yang pada akhirnya Abdul Muthalib meminta Untanya untuk
dikembalikan dan bersedia mengungsi bersama penduduk dan Abdul Muthalib berdoa
kepada Allah supaya Kabah diselamatkan.
Keadaan kota Makkah saat itu sedang sepi sehingga tentara Abrahah dengan
leluasa masuk Makkah dan siap untuk menghancurkan Kabah. Allah SWT mengutus
burung Ababil untuk membawa kerikil Sijjil dengan paruhnya. Kerikil itu dijatuhkan
tepat mengenai kepala masing-masing pasukan bergajah tersebut hingga tembus ke
badan sampai mati. Pasukan bergajah hancur lebur mendapat adzab dari Allah SWT.
Pada masa itu lahir bayi yang diberi nama Muhammad dari kandungan ibu
Aminah dan yang ber-ayahkan Abdullah. Muhammad lahir sudah dalam keadaan anak
yatim karena saat nabi Muhammad SAW masih dalam kandungan ayahnya sudah
meninggal dunia. Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin, 12 Rabiul Awal tahun
Gajah dan bertepatan tanggal 22 April 571 M.
Pada zaman kelahiran nabi Muhammad SAW masyarakat Makkah mempunyai
kebiasaan jahiliyah yaitu kebiasaan menyembah patung atau berhala. Jahiliyah artinya
zaman kebodohan. Yang disembah bukan Allah tetapi patung atau berhala dan
kebiasaannya yang sangat buruk yaitu mabuk, berjudi, maksiat dan merendahkan
derajat wanita. Mereka hidup berpindah-pindah dan terpecah dalam suku-suku yang
disebut kabilah. Hidup serba bebas tidak ada aturan dalam bermasyarakat. Sehingga
kehidupan sangat kacau balau.
Disaat kekacau-balauan masyarakat Makkah itu lahir Nabi Muhammad SAW
sebagai Rahmat bagi seluruh alam.
2. Masa Kanak-Kanak Nabi Muhammad SAW
Kebiasaan di kalangan pemuka pada saat itu apabila mempunyai bayi, maka
bayi yang baru lahir itu dititipkan kepada kaum ibu pedesaan. Dengan tujuan agar dapat

menghirup udara segar dan bersih serta untuk menjaga kondisi tubuh ibunya agar tetap
sehat.
Menurut riwayat, setelah Muhammad dilahirkan disusui oleh ibunya hanya
beberapa hari saja, Tsuaibah menyusui 3 hari setelah itu disusukan kepada Halimah
Sadiyah istri Haris dari kabilah Banu Saad. Semenjak kecil Muhammad memiliki
keistimewaan yaitu badannya cepat besar, umur 5 bulan sudah dapat berjalan dan umur
9 tahun sudah lancar berbicara serta umur 2 tahun sudah menggembalakan kambing dan
wajahnya memancarkan cahaya.
Muhammad diasuh Halimah selama 6 tahun. Pada usia 4 tahun Muhammad
didekati oleh malaikat Jibril dan menelentangkannya lalu membelah dadanya dan
mengeluarkan hati serta segumpal darah dari dada nabi Muhammad SAW lalu Jibril
mencucinya kemudian meletakkan kembali ke tempatnya dan Muhammad tetap dalam
keadaan bugar.
Dengan adanya peristiwa pembelahan dada itu, Halimah khawatir dan
mengembalikan Muhammad ke Ibunya. Pada usia 6 tahun, Muhammad diajak Ibunya
untuk berziarah ke makam ayahnya di Yatsrib dengan perlalanan 500 km. Dalam
perjalanan pulang ke Makkah Aminah sakit dan akhirnya meninggal di Abwa yang
terletak antara Makkah dan Madinah.
Muhammad lantas ditemani Ummu Aiman ke Makkah dan diantarkan ke tempat
kakeknya yaitu Abdul Muthalib. Sejak itu Muhammad menjadi yatim piyatu. Abdul
Muthalib sangat menyayangi Muhammad dan pada usia 8 tahun Abdul Munthalib
wafat. Kemudian Muhammad diasuh oleh pamannya yang bernama Abu Thalib.
Abu Thalib mengasuh menjaga nabi sampai umur lebih dari 40 tahun. Pada usia
12 tahun Muhammad diajak Abu Thalib berdagang ke Syam. Di tengah perjalanannya,
Muhammad bertemu dengan pendeta Bahira. Untuk keselamatan Muhammad, Bahira
meminta abu Thalib kembali ke Makkah.
Ketika Nabi berusia 15 tahun meletus perang Fijar antara kabilah Quraisy
bersama Kinanah dengan Qais Ailan. Muhammad ikut bergabung dalam perang ini
dengan mengumpulkan anak-anak panah untuk paman-paman beliau untuk dilemparkan
kembali ke musuh. Pada masa remajanya Nabi Muhammad biasa menggembala
kambing dan pada usia 25 tahun menjajakan barang dagangan milik Khadijah ke Syam.
Nabi Muhammad SAW dipercaya untuk berdagang dan ditemani oleh Maisyarah.
Dalam berdagang nabi SAW jujur dan amanah serta keuntungannya melimpah ruah.
Peristiwa tentang cara dagangnya nabi SAW itu diceritakan Maisyarah ke
Khadijah. Lantas Khadijah tertarik dan mengutus Nufaisah Binti Mun-ya untuk
menemui Nabi agar mau menikah dengan Khadijah. Setelah itu Nabi
memusyawarahkan kepada pamannya dan disetujuinya, akhirnya Khadijah menikah
dengan Muhammad dengan mas kawin 20 ekor unta muda.

Usia Khadijah waktu itu 40 tahun dan Nabi Muhammad SAW 25 tahun. Dalam
perkawinannya Nabi, dianugerahi 6 putra-putri yaitu Qasim, Abdullah, Zainab,
Ruqayah, Ummu Kulsum dan Fatimah. Semua anak laki-laki nabi wafat waktu masih
kecil dan anak perempuannya yang masih hidup sampai nabi wafat adalah Fatimah.
3. Masa Kerasulan Nabi Muhammad SAW
Pada usia 35 tahun, lima tahun sebelum kenabian ada suatu peristiwa yaitu
Makkah dilanda banjir besar hingga meluap ke Baitul Haram yang dapat meruntuhkan
Kabah. Dengan peristiwa itu orang-orang Quraisy sepakat untuk memperbaiki Kabah
dan yang menjadi arsitek adalah orang Romawi yang bernama Baqum.
Ketika pembangunan sudah sampai di bagian Hajar Aswad, mereka saling
berselisih tentang siapa yang meletakkan hajar Aswad ditempat semula dan perselisihan
ini sampai 5 hari tanpa ada keputusan dan bahkan hampir terjadi peretumpahan darah.
Akhirnya Abu Umayah menawarkan jalan keluar siapa yang pertama kali masuk lewat
pintu Masjid itulah orang yang memimpin peletakan Hajar Aswad. Semua sepakat
dengan cara ini. Allah SWT menghendaki ternyata yang pertama kali masuk pintu
masjid adalah Rasulullah SAW dan yang berhak adalah Rasulullah.
Orang-orang Quraisy berkumpul untuk meletakkan Hajar Aswad. Rasulullah
meminta sehelai selendang dan pemuka-pemuka kabilah supaya memegang ujungujung selendang lalu mengangkatnya bersama-sama. Setelah mendekati tempatnya Nabi
mengambil Hajar Aswad dan meletakkannya ke tempat semula.
Nabi Muhammad SAW mempunyai kelebihan dibanding dengan manusia biasa,
beliau sebagai orang yang unggul, pandai, terpelihara dari hal-hal yang buruk,
perkataannya lembut, akhlaknya utama, sifatnya mulia, jujur terjaga jiwanya, terpuji
kebaikannya, paling baik amalnya, tepat janji, paling bisa dipercaya sehingga mendapat
julukan Al-Amin dan beliau juga membawa bebannya sendiri, memberi kepada orang
miskin, menjamu tamu dan menolong siapapun yang hendak menegakkan kebenaran.
Pada saat Nabi Muhammad SAW hampir berusia 40 tahun ia mengasingkan diri
dengan berbekal Roti dan pergi ke Gua Hira di Jabal Nur. Rasulullah di Gua Hira
beribadah dan memikirkan keagungan alam. Pada usia genap 40 tahun Nabi dianggkat
menjadi Rasul. Beliau menerima wahyu yang pertama di gua Hira dengan perantaraan
Malaikat jibril yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5.
Ketika Nabi berada di Gua Hira, datanglah malaikat Jibril dan memeluk Nabi
sambil berkata Bacalah. Jawab Nabi Aku tidak dapat membaca Lantas Malaikat
memegangi dan merangkul Nabi hingga sesak kemudian melepaskannya dan berkata
lagi Bacalah. Jawab NabiAku tidak bisa membaca. Lantas Malaikat memegangi
dan merangkulnya lagi sampai ketiga kalinya sampai Nabi merasa sesak kemudian
melepaskannya. Lalu Nabi bersedia mengikutinya
Rasulullah mengulang bacaan ini dengan hati yang bergetar lalu pulang dan
menemui Khadijah untuk minta diselimutinya. Beliau diselimuti hingga tidak lagi

menggigil tapi khawatir akan keadaan dirinya. Khadijah menemui Waraqah bin Naufal
dan menceritakan kejadian yang dialami oleh Nabi. Waraqah menanggapi Maha suci,
Maha suci, Dia benar-benar nabi umat ini, katakanlah kepadanya, agar dia berteguh
hati.
4. Rasulullah Berdakwah
Rasulullah SAW di kala mengasingkan diri di Gua Hira dengan perasaan cemas
dan khawatir tiba-tiba terdengan suara dari langit, beliau menengadah tampak malaikat
jibril. Beliau menggigil, ketakutan dan pulang minta kepada isterinya untuk
menyelimutinya. Dalam keadaan berselimut itu datang Jibril menyampaikan wahyu
yang ke dua yaitu surat Al Muddatsir (QS 74 ayat 1-7).
Dengan turunnya wahyu ini Rasulullah SAW mendapat tugas untuk menyiarkan agama
Islam dan mengajak umat manusia menyembah Allah SWT.
a. Menyiarkan Agama Islam Secara Sembunyi-Sembunyi
Setelah Rasulullah SAW menerima wahyu kedua mulailah beliau dakwah secara
sembunyi-sembunyi dengan mengajak keluarganya dan sahabat-sahabat beliau
seorang demi seorang masuk Islam.
Orang-orang yang pertama-tama masuk Islam adalah:

Siti Khadijah (Istri Nabi SAW)


Ali Bin Abi Thalib (Paman Nabi SAW)
Zaid Bin Haritsah (Anak angkat Nabi SAW)
Abu Bakar Ash-Shidiq (Sahabat Dekat Nabi SAW)

Orang-orang yang masuk Islam dengan perantaraan Abu Bakar Ash-Shidiq yaitu:

Utsman Bin Affan


Zubair Bin Awwam
Saad Bin Abi Waqqash
Abdurahman Bin Auf
Thalhah Bin Ubaidillah
Arqam Bin Abil Arqam
Fatimah Binti Khathab

Mereka itu diberi gelar As-Saabiqunal Awwaluun Artinya orang-orang yang


terdahulu dan yang pertama-tama masuk Islam dan mendapat pelajaran tentang
Islam langsung dari Rasulullah SAW di rumah Arqam Bin Abil Arqam.
b. Menyiarkan Agama Islam Secara Terang-Terangan
Tiga tahun lamanya Rasulullah SAW dakwah secara sembunyi sembunyi dari satu
rumah ke rumah lainnya. Kemudian turun surat Al Hijr: 94 (QS 15 ayat 94). Artinya
Maka sampaikanlah secara terang-terangan segala apa yang telah diperintahkan

kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang musyrik. Dengan turunnya ayat ini,
Rasulullah SAW menyiarkan dakwah secara terang-terangan dan meninggalkan cara
sembunyi-sembunyi. Agama Islam menjadi perhatian dan pembicaraan yang ramai
dikalangan masyarakat Makkah. Islam semakin meluas dan pengikutnya semakin
bertambah.
Orang-orang quraisy saat itu marah dan melarang penyiaran islam bahkan nyawa
Rasul terancam. Nabi beserta sahabatnya semakin kuat dan tangguh, hambatan
dihadapi dengan tabah serta sabar walaupun mendapat ejekan, cacian melawan alQuran dan memberikan tawaran bergantian dalam penyembahan.
Dakwah secara terang-terangan ini walaupun banyak tantangan tetapi banyak yang
masuk Agama Islam dan untuk penyiaran Islam, Nabi SAW ke Habasyah (Etiopia),
Thaif, dan Yatsrib (Madinah). Sehingga Islam meluas dan banyak pengikutnya.
Pada masa kerasulan Nabi Muhammad SAW tahun ke 10 pada saat Amul Khuzni
artinya tahun duka cita yaitu Abu Thalib wafat dan siti Khadijah juga wafat, serta
umat Islam sengsara. Ditengah kesedihan ini Nabi Muhammad dijemput oleh
Malaikat Jibril untuk Isra Miraj yaitu sebuah perjalanan dari masjidil Aqsha ke
Masjidil Haram dan dari Masjidil Haram menuju ke Sidratul Muntaha untuk
menghadap Allah SWT untuk menerima perintah shalat lima waktu.
5. Rasulullah SAW sebagai Uswatun Hasanah
Uswatun Hasanah artinya teladan yang baik. Panutan dan teladan umat Islam
adalah Nabi Muhammad SAW. seorang laki-laki pilihan Allah SWT yang diutus untuk
menyampaikan ajaran yang benar yaitu Agama Islam. Oleh sebab itu, kita sebagai
muslim harus meniru dan mencontoh kepribadian beliau. Sebagaimana Firman Allah
SWT dalam QS Al Ahzab ayat 21 yang berbunyi :
Artinya : Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah SAW suri teladan yang baik
bagimu bagi orang yang mengharap rahmat Allah SWT dan hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.(QS Al Ahzab:21).
Untuk dapat meneladani Rasulullah SAW harus banyak belajar dari Al-Quran dan Al
Hadits. Sebagai salah satu contoh saja yaitu tentang kejujuran dan amanah atau dapat
dipercayanya nabi Muhammad SAW.

KISAH UMAR BIN KHATTAB


1. Mengenal Khalifah Umar bin Khattab
Umar bin Khattab, salah seorang sahabat Nabi Muhammad yang juga menjadi
khalifah kedua (634-644) dari empat Khalifah Ar-Rasyidin, adalah seorang sahabat
Rasul yang utama. Namanya harum dan melampui lebih dari separuh zamannya sendiri,
bahkan sampai kini.
Ia memiliki nama lengkap Umar bin Khattab bin Nafiel bin abdul Uzza, terlahir
di Mekkah, dari Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy. Orang tuanya bernama
Khaththab bin Nufail Al Mahzumi Al Quraisyi dan Hantamah binti Hasyim. Keluarga
Umar tergolong keluarga kelas menengah, ia bisa membaca dan menulis. Pada
masanya, membaca dan menulis merupakan sesuatu yang jarang. Umar juga dikenal
karena fisiknya yang kuat dimana ia menjadi juara gulat di Mekkah.
Sebelum Islam, sebagaimana tradisi kaum jahiliyah mekkah saat itu, Umar
mengubur putrinya hidup-hidup. Sebagaimana yang ia katakan sendiri, Aku menangis
ketika menggali kubur untuk putriku. Dia maju dan kemudian menyisir janggutku.
Mabuk-mabukan juga merupakan hal yang umum dilakukan Umar. Sebelum memeluk
Islam, Umar suka meminum anggur.
Setelah menjadi muslim, ia tidak menyentuh khamer sama sekali. Sehingga ada
kisah, pada malam hari, Umar bermabuk-mabukkan sampai Subuh. Ketika waktu Subuh
tiba, beliau pergi ke masjid dan ditunjuk sebagai imam. Ketika membaca surat AlKafirun, karena ayat 3 dan 5 bunyinya sama, setelah membaca ayat ke 5, beliau ulang
lagi ke ayat 4 terus menerus. Akhirnya, Allah menurunkan larangan bermabukmabukkan yang tegas.
2. Umar Memeluk Islam
Ketika Rasul pertama kali berdakwah, Umar adalah salah seorang yang sangat
keras dalam melawan pesan Islam dan sering melakukan penyiksaan terhadap
pemeluknya. Dikatakan bahwa pada suatu saat, Umar berketetapan untuk membunuh
Muhammad saw. Saat mencarinya, ia berpapasan dengan seorang muslim (Nuaim bin
Abdullah) yang kemudian memberi tahu bahwa saudara perempuannya juga telah
memeluk Islam. Umar terkejut atas pemberitahuan itu dan pulang ke rumahnya. Ia
murka.
Di rumah, Umar menjumpai bahwa saudaranya sedang membaca ayat-ayat Al
Quran (surat Thoha), ia menjadi marah akan hal tersebut dan memukul saudaranya.
Ketika melihat saudaranya berdarah oleh pukulannya ia menjadi iba, dan kemudian
meminta agar bacaan tersebut dapat ia lihat. Ia kemudian menjadi sangat terguncang
oleh isi Al-Quran tersebut dan kemudian langsung memeluk Islam pada hari itu juga.

Umar adalah salah seorang yang ikut pada peristiwa hijrah ke Yatsrib (Madinah)
pada tahun 622 Masehi. Ia ikut terlibat pada perang Badar, Uhud, Khaybar serta
penyerangan ke Syria. Pada tahun 625, putrinya (Hafsah) menikah dengan Nabi
Muhammad.
3. Tipe Kepemimpinan Khalifah Umar Bin Khattab
Pada masa Abu Bakar menjabat sebagai khalifah, Umar merupakan salah satu
penasihat kepalanya. Kemudian setelah Abu Bakar meninggal pada tahun 634, Umar
ditunjuk menggantikannya. Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh
dengan sangat pesat. Islam mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari
tangan dinasti Sassanid dari Persia (yang mengakhiri masa kekaisaran sassanid) serta
mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran
Romawi (Byzantium).
Sejarah mencatat banyak pertempuran besar yang menjadi awal penaklukan ini.
Pada pertempuran Yarmuk, yang terjadi di dekat Damaskus pada tahun 636, 20 ribu
pasukan Islam mengalahkan pasukan Romawi yang mencapai 70 ribu dan mengakhiri
kekuasaan Romawi di Asia Kecil bagian selatan. Pasukan Islam lainnya dalam jumlah
kecil mendapatkan kemenangan atas pasukan Persia dalam jumlah yang lebih besar
pada pertempuran Qadisiyyah (th 636), di dekat sungai Eufrat.
Pada pertempuran itu, jenderal pasukan Islam yakni Sa`ad bin Abi Waqqas
mengalahkan pasukan Sassanid dan berhasil membunuh jenderal Persia yang terkenal,
Rustam Farrukhzad. Pada tahun 637, setelah pengepungan yang lama terhadap
Yerusalem, pasukan Islam akhirnya mengambil alih kota tersebut.
Umar melakukan banyak reformasi secara administratif dan mengontrol dari
dekat kebijakan publik, termasuk membangun sistem administratif untuk daerah yang
baru ditaklukkan. Ia juga memerintahkan diselenggarakannya sensus di seluruh wilayah
kekuasaan Islam. Tahun 638, ia memerintahkan untuk memperluas dan merenovasi
Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Medinah. Ia juga memulai proses
kodifikasi hukum Islam.
Umar dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana, alih-alih mengadopsi gaya
hidup dan penampilan para penguasa di zaman itu, ia tetap hidup sebagaimana saat para
pemeluk Islam masih miskin dan dianiaya. Pada sekitar tahun ke 17 Hijriah, tahun keempat kekhalifahannya, Umar mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam
hendaknya mulai dihitung saat peristiwa hijrah.
Umar bin Khattab dibunuh oleh Abu Lukluk, seorang budak pada saat ia akan
memimpin shalat. Pembunuhan ini konon dilatar belakangi dendam pribadi Abu Lukluk
terhadap Umar. Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644 M. Setelah
kematiannya jabatan khalifah dipegang oleh Usman bin Affan.

Beberapa sifat kepemimpinan Umar antara lain :


a) Dekat dan memerhatikan dengan seksama kondisi kehidupan umat.
Menjadi kebiasaannya keluar di malam hari hanya untuk mengetahui persis
keadaan umat. Khalifah Umar sering berkeliling tanpa diketahui orang untuk
mengetahui kehidupan rakyat terutama mereka yang hidup sengsara. Dengan
pundaknya sendiri ia memikul gandum yang hendak diberikan sebagai bantuan
kepada seorang janda yang sedang ditangisi oleh anak-anaknya yang kelaparan.
Ketika mengetahui keadaan si ibu dan anak yang sudah kelaparan, Khalifah Umar
merasa bahwa kelaparan yang dialami oleh keluarga miskin tersebut adalah
disebabkan karena kelalaiannya dan ketidak mampuannya memberikan keadilan
terhadap semua lapisan masyarakat, oleh karena itu, langkah pertama yang beliau
lakukan adalah menyelesaikan masalah yang dialami oleh sang ibu dengan
memberikan makanan kepadanya.
Kualitas kepemimpinan Umar bin Khatthab adalah cermin dari kualitas pemimpin
umat yang bijak, arif, dan adil. Beliau ikut merasakan penderitaan rakyatnya.
b) Memiliki jiwa yang besar dalam menerima kritikan dari rakyat yang
dipimpinnya.
Keikhlasan menerima kritikan adalah sebuah sikap yang sangat sulit untuk
diwujudkan terlepas dari posisi sosialnya. Pernah pada suatu peristiwa Salman al
Farisi membuat perhitungan dengan Khalifah Umar bin Khattab di hadapan orang
banyak, yaitu ketika ia melihat Umar mengenakan baju yang bahannya terdiri atas
dua kali lipat yang menjadi bagian satu orang rakyat biasa dari bahan yang sama.
Maka, Umar meminta kepada putranya, Abdullah agar menjelaskan hal itu.
Abdullah langsung bersaksi bahwa ia telah memberikan bagiannya itu kepada
ayahandanya.
4. Situasi dan sistem politik masa Khalifah Umar
a. Krisis Ekonomi Di Zaman Umar Bin Khattab
Umat Islam ternyata sejak dari dulu memang sudah tidak asing dengan
krisis ekonomi. Setidaknya, sejak zaman Rasulullah, ada dua krisis ekonomi besar
yang pernah dicatat oleh buku sejarah Islam. Pertama, ketika umat Islam diboikot
oleh kaum Yahudi dalam masa awal penyebaran Islam. Yang kedua, pada zaman
ke-khalifahan Umar bin Khattab.
Krisis itu terjadi tepatnya pada tahun 18 hijriah. Peristiwa besar ini
kemudian disebut Krisis Tahun Ramadah. Saat itu di daerah-daerah terjadi
kekeringan yang mengakibatkan banyak orang dan binatang yang mati. Orangorang pun banyak yang menggali lubang tikus untuk mengeluarkan apa yang ada
di dalmnya saking langkanya makanan.

Khalifah Umar yang berkulit putih, saat itu terlihat hitam. Ia pun berdoa:
Ya Allah, jangan Engkau jadikan kebinasaan umat Muhammad pada tanganku
dan di dalam kepemimpinanku. Beliau juga berkata kepada rakyatnya :
Sesungguhnya bencana disebabkan banyaknya perzinaan, dan kemarau panjang
disebabkan para hakim yang buruk dan para pemimpin yang zalim. Carilah ridha
Tuhan kalian dan bertobatlah serta berbuatlah kebaikan.
Tidak lama kemudian berbagai krisis tersebut segera diatasi. Saking
sejahteranya, tiap bayi yang lahir pada tahun ke-1, mendapat insentif 100 dirham
(1 dirham perak kini sekitar Rp. 30 ribu, tahun ke-2 mednapatkan 200 dirham, dan
seterusnya. Gaji guru pun per bulan mencapai 15 dinar (1 dinar emas kini sekitar
Rp 1,5 juta).
Pada tahun 20 hijriah, khalifah Umar juga mencetak mata uang dirham
perak dengan ornamen Islami. Ia mencantuman kalimah Thayibah, setelah
sebelumnya umat Islam menggunakan dirham dari Persia yang di dalamnya
terdapat gambar raja-raja Persia.
Adapun pencetakan dinar emas berornamen Islami diberlakukan pada
masa kekhalifahan Abdul Malik bin Marwan pada tahun 75 hijrah. Berapa Gaji
Khalifah Islam? Ketika diangkat sebagai khalifah, tepat sehari sesudahnya Abu
Bakar terlihat berangkat ke pasar dengan barang dagangannya. Umar kebetulan
bertemu dengannya di jalan dan mengingatkan bahwa di tangan Abu Bakar
sekarang terpikul beban kenegaraan yang berat. Mengapa kau masih saja pergi ke
pasar untuk mengelola bisnis? Sedangkan negara mempunyai begitu banyak
permasalahan yang harus dipecahkan sentil Umar.
Mendengar itu, Abu Bakar tersenyum. Untuk mempertahankan hidup
keluarga, ujarnya singkat. maka aku harus bekerja. Kejadian itu membuat
Umar berpikir keras. Maka ia pun, bersama sahabat yang lain berkonsultasi dan
menghitung pengeluaran rumah tangga khalifah sehari-hari. Tak lama, mereka
menetapkan gaji tahunan 2,500 dirham untuk Abu Bakar, dan kemudian secara
bertahap, belakangan ditingkatkan menjadi 500 dirham sebulan. Jika
dikonversikan pada rupiah, maka gaji Khalifah Abu Bakar hanya sebebsar Rp. 72
juta dalam setahun, atau sekitar Rp 6 juta dalam sebulan.
Meskipun gaji khalifah sebesar itu, Abu Bakar tidak pernah mengambil
seluruhnya gajinya. Pada suatu hari istrinya berkata kepada Abu bakar, Aku ingin
membeli sedikit manisan. Abu Bakar menyahut, Aku tidak memiliki uang yang
cukup untuk membelinya. Istrinya berkata, Jika engkau ijinkan, aku akan
mencoba untuk menghemat uang belanja kita sehari-hari, sehingga aku dapat
membeli manisan itu. Abu Bakar menyetujuinya.
Maka mulai saat itu istri Abu Bakar menabung sedikit demi sedikit,
menyisihkan uang belanja mereka setiap hari. Beberapa hari kemudian uang itu
pun terkumpul untuk membeli makanan yang diinginkan oleh istrinya. Setelah

uang itu terkumpul, istrinya menyerahkan uang itu kepada suaminya untuk
dibelikan bahan makanan tersebut.
Namun Abu Bakar berkata, Nampaknya dari pengalaman ini, ternyata
uang tunjangan yang kita peroleh dari Baitul Mal itu melebihi keperluan kita.
Lalu Abu bakar mengembalikan lagi uang yang sudah dikumpulkan oleh istrinya
itu ke Baitul Mal. Dan sejak hari itu, uang tunjangan beliau telah dikurangi
sejumlah uang yang dapat dihemat oleh istrinya.
Pada saat wafatnya, Abu Bakar hanya mempunyai sebuah sprei tua dan
seekor unta, yang merupakan harta negara. Ini pun dikembalikannya kepada
penggantinya, Umar bin Khattab. Umar pernah mengatakan, Aku selalu saja
tidak pernah bisa mengalahkan Abu Bakar dalam beramal shaleh.
2. Kontribusi Dalam Peradaban Islam
Ke-Islaman beliau telah memberikan andil besar bagi perkembangan dan
kejayaan Islam. Beliau adalah pemimpin yang adil, bijaksana, tegas, disegani, dan
selalu memperhatikan urusan kaum muslimin. Pemimpin yang menegakkan
ketauhidan dan keimanan, merobohkan kesyirikan dan kekufuran, menghidupkan
sunnah dan mematikan bidah. Beliau adalah orang yang paling baik dan paling
berilmu tentang al-Kitab dan as-Sunnah setelah Abu Bakar As Siddiq.
Kepemimpinan Umar bin Khattab tak seorangpun yang dapat
meragukannya. Seorang tokoh besar setelah Rasulullah SAW dan Abu Bakar As
Siddiq. Pada masa kepemimpinannya kekuasaan islam bertambah luas. Beliau
berhasil menaklukkan Persia, Mesir, Syam, Irak, Burqah, Tripoli bagian barat,
Azerbaijan, Jurjan, Basrah, Kufah dan Kairo.
Dalam masa kepemimpinan sepuluh tahun Umar bin Khattab itulah,
penaklukan-penaklukan penting dilakukan Islam. Tak lama sesudah Umar bin
Khattab memegang tampuk kekuasaan sebagai khalifah, pasukan Islam
menduduki Suriah dan Palestina, yang kala itu menjadi bagian Kekaisaran
Byzantium. Dalam pertempuran Yarmuk, pasukan Islam berhasil memukul habis
kekuatan Byzantium. Damaskus jatuh pada tahun itu juga, dan Darussalam
menyerah dua tahun kemudian.
Menjelang tahun 641, pasukan Islam telah menguasai seluruh Palestina
dan Suriah, dan terus menerjang maju ke daerah yang kini bernama Turki. Tahun
639, pasukan Islam menyerbu Mesir yang juga saat itu di bawah kekuasaan
Byzantium. Dalam tempo tiga tahun, penaklukan Mesir diselesaikan dengan
sempurna.
Penyerangan Islam terhadap Irak yang saat itu berada di bawah kekuasaan
Kekaisaran Persia telah mulai bahkan sebelum Umar bin Khattab naik jadi
khalifah. Kunci kemenangan Islam terletak pada pertempuran Qadisiya tahun 637,
terjadi di masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Menjelang tahun 641, seseluruh

Irak sudah berada di bawah pengawasan Islam. Dan bukan hanya itu, pasukan
Islam bahkan menyerbu langsung Persia dan dalam pertempuran Nehavend (642),
mereka secara menentukan mengalahkan sisa terakhir kekuatan Persia.
Menjelang wafatnya Umar bin Khattab di tahun 644, sebagian besar
daerah barat Iran sudah terkuasai sepenuhnya. Gerakan ini tidak berhenti tatkala
Umar bin Khattab wafat. Di bagian timur mereka dengan cepat menaklukkan
Persia dan bagian barat mereka mendesak terus dengan pasukan menyeberang
Afrika Utara.
Selain pemberani, Umar bin Khattab juga seorang yang cerdas. Dalam
masalah ilmu diriwayatkan oleh Al Hakim dan Thabrani dari Ibnu Masud
berkata, Seandainya ilmu Umar bin Khattab diletakkan pada tepi timbangan yang
satu dan ilmu seluruh penghuni bumi diletakkan pada tepi timbangan yang lain,
niscaya ilmu Umar bin Khattab lebih berat dibandingkan ilmu mereka. Mayoritas
sahabatpun berpendapat bahwa Umar bin Khattab menguasai 9 dari 10 ilmu.
Dengan kecerdasannya beliau menelurkan konsep-konsep baru, seperti
menghimpun Al Quran dalam bentuk mushaf, menetapkan tahun hijriyah sebagai
kalender umat Islam, membentuk kas negara (Baitul Maal), menyatukan orangorang yang melakukan sholat sunah tarawih dengan satu imam, menciptakan
lembaga peradilan, membentuk lembaga perkantoran, membangun balai
pengobatan, membangun tempat penginapan, memanfaatkan kapal laut untuk
perdagangan, menetapkan hukuman cambuk bagi peminum khamr (minuman
keras) sebanyak 80 kali cambuk, mencetak mata uang dirham, audit bagi para
pejabat serta pegawai dan juga konsep yang lainnya.
Namun dengan begitu beliau tidaklah menjadi congkak dan tinggi hati.
Justru beliau seorang pemimpin yang zuhud lagi wara. Beliau berusaha untuk
mengetahui dan memenuhi kebutuhan rakyatnya. Dalam satu riwayat Qatadah
berkata, Pada suatu hari Umar bin Khattab memakai jubah yang terbuat dari bulu
domba yang sebagiannnya dipenuhi dengan tambalan dari kulit, padahal waktu itu
beliau adalah seorang khalifah, sambil memikul jagung ia lantas berjalan
mendatangi pasar untuk menjamu orang-orang. Abdullah, puteranya berkata,
Umar bin Khattab berkata, Seandainya ada anak kambing yang mati di tepian
sungai Eufrat, maka umar merasa takut diminta pertanggung jawaban oleh Allah
SWT.
Beliaulah yang lebih dahulu lapar dan yang paling terakhir kenyang,
Beliau berjanji tidak akan makan minyak samin dan daging hingga seluruh kaum
muslimin kenyang memakannya. Tidak diragukan lagi, khalifah Umar bin Khattab
adalah seorang pemimpin yang arif, bijaksana dan adil dalam mengendalikan roda
pemerintahan. Bahkan ia rela keluarganya hidup dalam serba kekurangan demi
menjaga kepercayaan masyarakat kepadanya tentang pengelolaan kekayaan
negara. Bahkan Umar bin Khattab sering terlambat salat Jumat hanya menunggu
bajunya kering, karena dia hanya mempunyai dua baju.

Kebijaksanaan dan keadilan Umar bin Khattab ini dilandasi oleh


kekuatirannya terhadap rasa tanggung jawabnya kepada Allah SWT. Sehingga
jauh-jauh hari Umar bin Khattab sudah mempersiapkan penggantinya jika kelak
dia wafat. Sebelum wafat, Umar berwasiat agar urusan khilafah dan pimpinan
pemerintahan, dimusyawarahkan oleh enam orang yang telah mendapat ridha
Nabi SAW. Mereka adalah Utsman bin Affan, Ali bin Abu Thalib, Thalhah bin
Ubaidilah, Zubair binl Awwam, Saad bin Abi Waqqash, dan Abdurrahman bin
Auf. Umar menolak menetapkan salah seorang dari mereka, dengan berkata, aku
tidak mau bertanggung jawab selagi hidup sesudah mati. Kalau AIlah
menghendaki kebaikan bagi kalian, maka Allah akan melahirkannya atas kebaikan
mereka (keenam orang itu) sebagaimana telah ditimbulkan kebaikan bagi kamu
oleh Nabimu.
3. Seberapa Kaya Umar bin Khattab
Selama ini, kita hanya mengetahui bahwa hanya ada dua sahabat Rasul
yang benar-benar sangat kaya, yaitu Abdurrahman bin Auf dan Ustman bin Affan.
Namun sebenarnya, sejarah juga sedikit banyak seperti mengabaikan kekayaan
yang dipunyai oleh sahabat-sahabat yang lain. Ingat perkataan Umar bin Khattab
bahwa ia tak pernah bisa mengalahkan amal sholeh Abu Bakar? Itu artinya,
siapapun tak bisa menandingi jumlah sedekah dan infaqnya Abu Bakar AsShiddiq.
Lantas, bagaimana dengan kekayaan Umar bin Khattab sendiri? Khalifah
setelah Abu Bakar itu dikenal sangat sederhana. Tidur siangnya beralaskan tikar
dan batu bata di bawah pohon kurma, dan ia hampir tak pernah makan kenyang,
menjaga perasaan rakyatnya. Padahal, Umar adalah seorang yang juga sangat
kaya.
Ketika wafat, Umar bin Khattab meninggalkan ladang pertanian sebanyak
70.000 ladang, yang rata-rata harga ladangnya sebesar Rp 160 jutaperkiraan
konversi ke dalam rupiah. Itu berarti, Umar meninggalkan warisan sebanyak Rp
11,2 Triliun. Setiap tahun, rata-rata ladang pertanian saat itu menghasilkan Rp 40
juta, berarti Umar mendapatkan penghasilan Rp 2,8 Triliun setiap tahun, atau 233
Miliar sebulan.
Umar ra memiliki 70.000 properti. Umar ra selalu menganjurkan kepada
para pejabatnya untuk tidak menghabiskan gajinya untuk dikonsumsi. Melainkan
disisakan untuk membeli properti. Agar uang mereka tidak habis hanya untuk
dimakan.
Namun begitulah Umar. Ia tetap saja sangat berhati-hati. Harta
kekayaannya pun ia pergunakan untuk kepentingan dakwah dan umat. Tak sedikit
pun Umar menyombongkan diri dan mempergunakannya untuk sesuatu yang
mewah dan berlebihan. Menjelang akhir kepemimpinan Umar, Ustman bin Affan
pernah mengatakan, Sesungguhnya, sikapmu telah sangat memberatkan siapapun

khalifah penggantimu kelak. Subhanallah! Semoga kita bisa meneladani Umar


bin Khattab.
Umar bin Khattab(586-590 - 644 M, menjadi khalifah 634 - 644 M) adalah
khalifah ke-2 dalam sejarah Islam. pengangkatan umar bukan berdasarkan
konsensus tetapi berdasarkan surat wasiat yang ditinggalkan oleh Abu Bakar. Hal
ini tidak menimbulkan pertentangan berarti di kalangan umat islam saat itu karena
umat Muslim sangat mengenal Umar sebagai orang yang paling dekat dan paling
setia membela ajaran Islam. Hanya segelintir kaum, yang kelak menjadi golongan
Syi'ah, yang tetap berpendapat bahwa seharusnya Ali yang menjadi khalifah.
Umar memerintah selama sepuluh tahun dari tahun 634 hingga 644.
Ketika Abu Bakar sakit dan merasa ajalnya sudah dekat, ia bermusyawarah
dengan para pemuka sahabat, kemudian mengangkat Umar bin Khatthab sebagai
penggantinya dengan maksud untuk mencegah kemungkinan terjadinya
perselisihan dan perpecahan di kalangan umat Islam. Kebijaksanaan Abu Bakar
tersebut ternyata diterima masyarakat yang segera secara beramai-ramai membaiat
Umar. Umar menyebut dirinya Khalifah Rasulillah (pengganti dari Rasulullah). Ia
juga memperkenalkan istilah Amir al-Mu'minin (petinggi orang-orang yang
beriman).
Di zaman Umar gelombang ekspansi (perluasan daerah kekuasaan)
pertama terjadi di ibu kota Syria, Damaskus, jatuh tahun 635 M dan setahun
kemudian, setelah tentara Bizantium kalah di pertempuran Yarmuk, seluruh daerah
Syria jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Dengan memakai Syria sebagai basis,
ekspansi diteruskan ke Mesir di bawah pimpinan 'Amr ibn 'Ash dan ke Irak di
bawah pimpinan Sa'ad ibn Abi Waqqash. Iskandariah (Alexandria,
sekarang Istanbul), ibu kota Mesir, ditaklukkan tahun 641 M. Dengan demikian,
Mesir jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Al-Qadisiyah, sebuah kota dekat Hirah di
Iraq, jatuh pada tahun 637 M.
Dari sana serangan dilanjutkan ke ibu kota Persia, al-Madain yang jatuh
pada tahun itu juga. Pada tahun 641 M, Moshul dapat dikuasai. Dengan demikian,
pada masa kepemimpinan Umar Radhiallahu anhu, wilayah kekuasaan Islam
sudah meliputi Jazirah Arabia, Palestina, Syria, sebagian besar wilayah Persia, dan
Mesir. Karena perluasan daerah terjadi dengan cepat, Umar segera mengatur
administrasi negara dengan mencontoh administrasi yang sudah berkembang
terutama di Persia.
Administrasi pemerintahan diatur menjadi delapan wilayah propinsi:
Makkah, Madinah, Syria, Jazirah Basrah, Kufah, Palestina, dan Mesir. Beberapa
departemen yang dipandang perlu didirikan. Pada masanya mulai diatur dan
ditertibkan sistem pembayaran gaji dan pajak tanah. Pengadilan didirikan dalam
rangka memisahkan lembaga yudikatif dengan lembaga eksekutif. Untuk menjaga
keamanan dan ketertiban, jawatan kepolisian dibentuk. Demikian pula jawatan

pekerjaan umum. Umar juga mendirikan Bait al-Mal, menempa mata uang, dan
membuat tahun hijiah.
Umar memerintah selama sepuluh tahun (13-23 H/634-644 M). Masa
jabatannya berakhir dengan kematian. Dia dibunuh oleh seorang Zoroastrianis,
budak Fanatik dari Persia bernama Abu Lu'lu'ah. Untuk menentukan
penggantinya, Umar tidak menempuh jalan yang dilakukan Abu Bakar. Dia
menunjuk enam orang sahabat dan meminta kepada mereka untuk memilih salah
seorang di antaranya menjadi khalifah. Enam orang tersebut adalah Usman, Ali,
Thalhah, Zubair, Sa'ad ibn Abi Waqqash, Abdurrahman ibn 'Auf. Setelah Umar
wafat, tim ini bermusyawarah dan berhasil menunjuk Utsman sebagai khalifah,
melalui proses yang agak ketat dengan Ali ibn Abi Thalib.

Anda mungkin juga menyukai