menghirup udara segar dan bersih serta untuk menjaga kondisi tubuh ibunya agar tetap
sehat.
Menurut riwayat, setelah Muhammad dilahirkan disusui oleh ibunya hanya
beberapa hari saja, Tsuaibah menyusui 3 hari setelah itu disusukan kepada Halimah
Sadiyah istri Haris dari kabilah Banu Saad. Semenjak kecil Muhammad memiliki
keistimewaan yaitu badannya cepat besar, umur 5 bulan sudah dapat berjalan dan umur
9 tahun sudah lancar berbicara serta umur 2 tahun sudah menggembalakan kambing dan
wajahnya memancarkan cahaya.
Muhammad diasuh Halimah selama 6 tahun. Pada usia 4 tahun Muhammad
didekati oleh malaikat Jibril dan menelentangkannya lalu membelah dadanya dan
mengeluarkan hati serta segumpal darah dari dada nabi Muhammad SAW lalu Jibril
mencucinya kemudian meletakkan kembali ke tempatnya dan Muhammad tetap dalam
keadaan bugar.
Dengan adanya peristiwa pembelahan dada itu, Halimah khawatir dan
mengembalikan Muhammad ke Ibunya. Pada usia 6 tahun, Muhammad diajak Ibunya
untuk berziarah ke makam ayahnya di Yatsrib dengan perlalanan 500 km. Dalam
perjalanan pulang ke Makkah Aminah sakit dan akhirnya meninggal di Abwa yang
terletak antara Makkah dan Madinah.
Muhammad lantas ditemani Ummu Aiman ke Makkah dan diantarkan ke tempat
kakeknya yaitu Abdul Muthalib. Sejak itu Muhammad menjadi yatim piyatu. Abdul
Muthalib sangat menyayangi Muhammad dan pada usia 8 tahun Abdul Munthalib
wafat. Kemudian Muhammad diasuh oleh pamannya yang bernama Abu Thalib.
Abu Thalib mengasuh menjaga nabi sampai umur lebih dari 40 tahun. Pada usia
12 tahun Muhammad diajak Abu Thalib berdagang ke Syam. Di tengah perjalanannya,
Muhammad bertemu dengan pendeta Bahira. Untuk keselamatan Muhammad, Bahira
meminta abu Thalib kembali ke Makkah.
Ketika Nabi berusia 15 tahun meletus perang Fijar antara kabilah Quraisy
bersama Kinanah dengan Qais Ailan. Muhammad ikut bergabung dalam perang ini
dengan mengumpulkan anak-anak panah untuk paman-paman beliau untuk dilemparkan
kembali ke musuh. Pada masa remajanya Nabi Muhammad biasa menggembala
kambing dan pada usia 25 tahun menjajakan barang dagangan milik Khadijah ke Syam.
Nabi Muhammad SAW dipercaya untuk berdagang dan ditemani oleh Maisyarah.
Dalam berdagang nabi SAW jujur dan amanah serta keuntungannya melimpah ruah.
Peristiwa tentang cara dagangnya nabi SAW itu diceritakan Maisyarah ke
Khadijah. Lantas Khadijah tertarik dan mengutus Nufaisah Binti Mun-ya untuk
menemui Nabi agar mau menikah dengan Khadijah. Setelah itu Nabi
memusyawarahkan kepada pamannya dan disetujuinya, akhirnya Khadijah menikah
dengan Muhammad dengan mas kawin 20 ekor unta muda.
Usia Khadijah waktu itu 40 tahun dan Nabi Muhammad SAW 25 tahun. Dalam
perkawinannya Nabi, dianugerahi 6 putra-putri yaitu Qasim, Abdullah, Zainab,
Ruqayah, Ummu Kulsum dan Fatimah. Semua anak laki-laki nabi wafat waktu masih
kecil dan anak perempuannya yang masih hidup sampai nabi wafat adalah Fatimah.
3. Masa Kerasulan Nabi Muhammad SAW
Pada usia 35 tahun, lima tahun sebelum kenabian ada suatu peristiwa yaitu
Makkah dilanda banjir besar hingga meluap ke Baitul Haram yang dapat meruntuhkan
Kabah. Dengan peristiwa itu orang-orang Quraisy sepakat untuk memperbaiki Kabah
dan yang menjadi arsitek adalah orang Romawi yang bernama Baqum.
Ketika pembangunan sudah sampai di bagian Hajar Aswad, mereka saling
berselisih tentang siapa yang meletakkan hajar Aswad ditempat semula dan perselisihan
ini sampai 5 hari tanpa ada keputusan dan bahkan hampir terjadi peretumpahan darah.
Akhirnya Abu Umayah menawarkan jalan keluar siapa yang pertama kali masuk lewat
pintu Masjid itulah orang yang memimpin peletakan Hajar Aswad. Semua sepakat
dengan cara ini. Allah SWT menghendaki ternyata yang pertama kali masuk pintu
masjid adalah Rasulullah SAW dan yang berhak adalah Rasulullah.
Orang-orang Quraisy berkumpul untuk meletakkan Hajar Aswad. Rasulullah
meminta sehelai selendang dan pemuka-pemuka kabilah supaya memegang ujungujung selendang lalu mengangkatnya bersama-sama. Setelah mendekati tempatnya Nabi
mengambil Hajar Aswad dan meletakkannya ke tempat semula.
Nabi Muhammad SAW mempunyai kelebihan dibanding dengan manusia biasa,
beliau sebagai orang yang unggul, pandai, terpelihara dari hal-hal yang buruk,
perkataannya lembut, akhlaknya utama, sifatnya mulia, jujur terjaga jiwanya, terpuji
kebaikannya, paling baik amalnya, tepat janji, paling bisa dipercaya sehingga mendapat
julukan Al-Amin dan beliau juga membawa bebannya sendiri, memberi kepada orang
miskin, menjamu tamu dan menolong siapapun yang hendak menegakkan kebenaran.
Pada saat Nabi Muhammad SAW hampir berusia 40 tahun ia mengasingkan diri
dengan berbekal Roti dan pergi ke Gua Hira di Jabal Nur. Rasulullah di Gua Hira
beribadah dan memikirkan keagungan alam. Pada usia genap 40 tahun Nabi dianggkat
menjadi Rasul. Beliau menerima wahyu yang pertama di gua Hira dengan perantaraan
Malaikat jibril yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5.
Ketika Nabi berada di Gua Hira, datanglah malaikat Jibril dan memeluk Nabi
sambil berkata Bacalah. Jawab Nabi Aku tidak dapat membaca Lantas Malaikat
memegangi dan merangkul Nabi hingga sesak kemudian melepaskannya dan berkata
lagi Bacalah. Jawab NabiAku tidak bisa membaca. Lantas Malaikat memegangi
dan merangkulnya lagi sampai ketiga kalinya sampai Nabi merasa sesak kemudian
melepaskannya. Lalu Nabi bersedia mengikutinya
Rasulullah mengulang bacaan ini dengan hati yang bergetar lalu pulang dan
menemui Khadijah untuk minta diselimutinya. Beliau diselimuti hingga tidak lagi
menggigil tapi khawatir akan keadaan dirinya. Khadijah menemui Waraqah bin Naufal
dan menceritakan kejadian yang dialami oleh Nabi. Waraqah menanggapi Maha suci,
Maha suci, Dia benar-benar nabi umat ini, katakanlah kepadanya, agar dia berteguh
hati.
4. Rasulullah Berdakwah
Rasulullah SAW di kala mengasingkan diri di Gua Hira dengan perasaan cemas
dan khawatir tiba-tiba terdengan suara dari langit, beliau menengadah tampak malaikat
jibril. Beliau menggigil, ketakutan dan pulang minta kepada isterinya untuk
menyelimutinya. Dalam keadaan berselimut itu datang Jibril menyampaikan wahyu
yang ke dua yaitu surat Al Muddatsir (QS 74 ayat 1-7).
Dengan turunnya wahyu ini Rasulullah SAW mendapat tugas untuk menyiarkan agama
Islam dan mengajak umat manusia menyembah Allah SWT.
a. Menyiarkan Agama Islam Secara Sembunyi-Sembunyi
Setelah Rasulullah SAW menerima wahyu kedua mulailah beliau dakwah secara
sembunyi-sembunyi dengan mengajak keluarganya dan sahabat-sahabat beliau
seorang demi seorang masuk Islam.
Orang-orang yang pertama-tama masuk Islam adalah:
Orang-orang yang masuk Islam dengan perantaraan Abu Bakar Ash-Shidiq yaitu:
kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang musyrik. Dengan turunnya ayat ini,
Rasulullah SAW menyiarkan dakwah secara terang-terangan dan meninggalkan cara
sembunyi-sembunyi. Agama Islam menjadi perhatian dan pembicaraan yang ramai
dikalangan masyarakat Makkah. Islam semakin meluas dan pengikutnya semakin
bertambah.
Orang-orang quraisy saat itu marah dan melarang penyiaran islam bahkan nyawa
Rasul terancam. Nabi beserta sahabatnya semakin kuat dan tangguh, hambatan
dihadapi dengan tabah serta sabar walaupun mendapat ejekan, cacian melawan alQuran dan memberikan tawaran bergantian dalam penyembahan.
Dakwah secara terang-terangan ini walaupun banyak tantangan tetapi banyak yang
masuk Agama Islam dan untuk penyiaran Islam, Nabi SAW ke Habasyah (Etiopia),
Thaif, dan Yatsrib (Madinah). Sehingga Islam meluas dan banyak pengikutnya.
Pada masa kerasulan Nabi Muhammad SAW tahun ke 10 pada saat Amul Khuzni
artinya tahun duka cita yaitu Abu Thalib wafat dan siti Khadijah juga wafat, serta
umat Islam sengsara. Ditengah kesedihan ini Nabi Muhammad dijemput oleh
Malaikat Jibril untuk Isra Miraj yaitu sebuah perjalanan dari masjidil Aqsha ke
Masjidil Haram dan dari Masjidil Haram menuju ke Sidratul Muntaha untuk
menghadap Allah SWT untuk menerima perintah shalat lima waktu.
5. Rasulullah SAW sebagai Uswatun Hasanah
Uswatun Hasanah artinya teladan yang baik. Panutan dan teladan umat Islam
adalah Nabi Muhammad SAW. seorang laki-laki pilihan Allah SWT yang diutus untuk
menyampaikan ajaran yang benar yaitu Agama Islam. Oleh sebab itu, kita sebagai
muslim harus meniru dan mencontoh kepribadian beliau. Sebagaimana Firman Allah
SWT dalam QS Al Ahzab ayat 21 yang berbunyi :
Artinya : Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah SAW suri teladan yang baik
bagimu bagi orang yang mengharap rahmat Allah SWT dan hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.(QS Al Ahzab:21).
Untuk dapat meneladani Rasulullah SAW harus banyak belajar dari Al-Quran dan Al
Hadits. Sebagai salah satu contoh saja yaitu tentang kejujuran dan amanah atau dapat
dipercayanya nabi Muhammad SAW.
Umar adalah salah seorang yang ikut pada peristiwa hijrah ke Yatsrib (Madinah)
pada tahun 622 Masehi. Ia ikut terlibat pada perang Badar, Uhud, Khaybar serta
penyerangan ke Syria. Pada tahun 625, putrinya (Hafsah) menikah dengan Nabi
Muhammad.
3. Tipe Kepemimpinan Khalifah Umar Bin Khattab
Pada masa Abu Bakar menjabat sebagai khalifah, Umar merupakan salah satu
penasihat kepalanya. Kemudian setelah Abu Bakar meninggal pada tahun 634, Umar
ditunjuk menggantikannya. Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh
dengan sangat pesat. Islam mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari
tangan dinasti Sassanid dari Persia (yang mengakhiri masa kekaisaran sassanid) serta
mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran
Romawi (Byzantium).
Sejarah mencatat banyak pertempuran besar yang menjadi awal penaklukan ini.
Pada pertempuran Yarmuk, yang terjadi di dekat Damaskus pada tahun 636, 20 ribu
pasukan Islam mengalahkan pasukan Romawi yang mencapai 70 ribu dan mengakhiri
kekuasaan Romawi di Asia Kecil bagian selatan. Pasukan Islam lainnya dalam jumlah
kecil mendapatkan kemenangan atas pasukan Persia dalam jumlah yang lebih besar
pada pertempuran Qadisiyyah (th 636), di dekat sungai Eufrat.
Pada pertempuran itu, jenderal pasukan Islam yakni Sa`ad bin Abi Waqqas
mengalahkan pasukan Sassanid dan berhasil membunuh jenderal Persia yang terkenal,
Rustam Farrukhzad. Pada tahun 637, setelah pengepungan yang lama terhadap
Yerusalem, pasukan Islam akhirnya mengambil alih kota tersebut.
Umar melakukan banyak reformasi secara administratif dan mengontrol dari
dekat kebijakan publik, termasuk membangun sistem administratif untuk daerah yang
baru ditaklukkan. Ia juga memerintahkan diselenggarakannya sensus di seluruh wilayah
kekuasaan Islam. Tahun 638, ia memerintahkan untuk memperluas dan merenovasi
Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Medinah. Ia juga memulai proses
kodifikasi hukum Islam.
Umar dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana, alih-alih mengadopsi gaya
hidup dan penampilan para penguasa di zaman itu, ia tetap hidup sebagaimana saat para
pemeluk Islam masih miskin dan dianiaya. Pada sekitar tahun ke 17 Hijriah, tahun keempat kekhalifahannya, Umar mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam
hendaknya mulai dihitung saat peristiwa hijrah.
Umar bin Khattab dibunuh oleh Abu Lukluk, seorang budak pada saat ia akan
memimpin shalat. Pembunuhan ini konon dilatar belakangi dendam pribadi Abu Lukluk
terhadap Umar. Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644 M. Setelah
kematiannya jabatan khalifah dipegang oleh Usman bin Affan.
Khalifah Umar yang berkulit putih, saat itu terlihat hitam. Ia pun berdoa:
Ya Allah, jangan Engkau jadikan kebinasaan umat Muhammad pada tanganku
dan di dalam kepemimpinanku. Beliau juga berkata kepada rakyatnya :
Sesungguhnya bencana disebabkan banyaknya perzinaan, dan kemarau panjang
disebabkan para hakim yang buruk dan para pemimpin yang zalim. Carilah ridha
Tuhan kalian dan bertobatlah serta berbuatlah kebaikan.
Tidak lama kemudian berbagai krisis tersebut segera diatasi. Saking
sejahteranya, tiap bayi yang lahir pada tahun ke-1, mendapat insentif 100 dirham
(1 dirham perak kini sekitar Rp. 30 ribu, tahun ke-2 mednapatkan 200 dirham, dan
seterusnya. Gaji guru pun per bulan mencapai 15 dinar (1 dinar emas kini sekitar
Rp 1,5 juta).
Pada tahun 20 hijriah, khalifah Umar juga mencetak mata uang dirham
perak dengan ornamen Islami. Ia mencantuman kalimah Thayibah, setelah
sebelumnya umat Islam menggunakan dirham dari Persia yang di dalamnya
terdapat gambar raja-raja Persia.
Adapun pencetakan dinar emas berornamen Islami diberlakukan pada
masa kekhalifahan Abdul Malik bin Marwan pada tahun 75 hijrah. Berapa Gaji
Khalifah Islam? Ketika diangkat sebagai khalifah, tepat sehari sesudahnya Abu
Bakar terlihat berangkat ke pasar dengan barang dagangannya. Umar kebetulan
bertemu dengannya di jalan dan mengingatkan bahwa di tangan Abu Bakar
sekarang terpikul beban kenegaraan yang berat. Mengapa kau masih saja pergi ke
pasar untuk mengelola bisnis? Sedangkan negara mempunyai begitu banyak
permasalahan yang harus dipecahkan sentil Umar.
Mendengar itu, Abu Bakar tersenyum. Untuk mempertahankan hidup
keluarga, ujarnya singkat. maka aku harus bekerja. Kejadian itu membuat
Umar berpikir keras. Maka ia pun, bersama sahabat yang lain berkonsultasi dan
menghitung pengeluaran rumah tangga khalifah sehari-hari. Tak lama, mereka
menetapkan gaji tahunan 2,500 dirham untuk Abu Bakar, dan kemudian secara
bertahap, belakangan ditingkatkan menjadi 500 dirham sebulan. Jika
dikonversikan pada rupiah, maka gaji Khalifah Abu Bakar hanya sebebsar Rp. 72
juta dalam setahun, atau sekitar Rp 6 juta dalam sebulan.
Meskipun gaji khalifah sebesar itu, Abu Bakar tidak pernah mengambil
seluruhnya gajinya. Pada suatu hari istrinya berkata kepada Abu bakar, Aku ingin
membeli sedikit manisan. Abu Bakar menyahut, Aku tidak memiliki uang yang
cukup untuk membelinya. Istrinya berkata, Jika engkau ijinkan, aku akan
mencoba untuk menghemat uang belanja kita sehari-hari, sehingga aku dapat
membeli manisan itu. Abu Bakar menyetujuinya.
Maka mulai saat itu istri Abu Bakar menabung sedikit demi sedikit,
menyisihkan uang belanja mereka setiap hari. Beberapa hari kemudian uang itu
pun terkumpul untuk membeli makanan yang diinginkan oleh istrinya. Setelah
uang itu terkumpul, istrinya menyerahkan uang itu kepada suaminya untuk
dibelikan bahan makanan tersebut.
Namun Abu Bakar berkata, Nampaknya dari pengalaman ini, ternyata
uang tunjangan yang kita peroleh dari Baitul Mal itu melebihi keperluan kita.
Lalu Abu bakar mengembalikan lagi uang yang sudah dikumpulkan oleh istrinya
itu ke Baitul Mal. Dan sejak hari itu, uang tunjangan beliau telah dikurangi
sejumlah uang yang dapat dihemat oleh istrinya.
Pada saat wafatnya, Abu Bakar hanya mempunyai sebuah sprei tua dan
seekor unta, yang merupakan harta negara. Ini pun dikembalikannya kepada
penggantinya, Umar bin Khattab. Umar pernah mengatakan, Aku selalu saja
tidak pernah bisa mengalahkan Abu Bakar dalam beramal shaleh.
2. Kontribusi Dalam Peradaban Islam
Ke-Islaman beliau telah memberikan andil besar bagi perkembangan dan
kejayaan Islam. Beliau adalah pemimpin yang adil, bijaksana, tegas, disegani, dan
selalu memperhatikan urusan kaum muslimin. Pemimpin yang menegakkan
ketauhidan dan keimanan, merobohkan kesyirikan dan kekufuran, menghidupkan
sunnah dan mematikan bidah. Beliau adalah orang yang paling baik dan paling
berilmu tentang al-Kitab dan as-Sunnah setelah Abu Bakar As Siddiq.
Kepemimpinan Umar bin Khattab tak seorangpun yang dapat
meragukannya. Seorang tokoh besar setelah Rasulullah SAW dan Abu Bakar As
Siddiq. Pada masa kepemimpinannya kekuasaan islam bertambah luas. Beliau
berhasil menaklukkan Persia, Mesir, Syam, Irak, Burqah, Tripoli bagian barat,
Azerbaijan, Jurjan, Basrah, Kufah dan Kairo.
Dalam masa kepemimpinan sepuluh tahun Umar bin Khattab itulah,
penaklukan-penaklukan penting dilakukan Islam. Tak lama sesudah Umar bin
Khattab memegang tampuk kekuasaan sebagai khalifah, pasukan Islam
menduduki Suriah dan Palestina, yang kala itu menjadi bagian Kekaisaran
Byzantium. Dalam pertempuran Yarmuk, pasukan Islam berhasil memukul habis
kekuatan Byzantium. Damaskus jatuh pada tahun itu juga, dan Darussalam
menyerah dua tahun kemudian.
Menjelang tahun 641, pasukan Islam telah menguasai seluruh Palestina
dan Suriah, dan terus menerjang maju ke daerah yang kini bernama Turki. Tahun
639, pasukan Islam menyerbu Mesir yang juga saat itu di bawah kekuasaan
Byzantium. Dalam tempo tiga tahun, penaklukan Mesir diselesaikan dengan
sempurna.
Penyerangan Islam terhadap Irak yang saat itu berada di bawah kekuasaan
Kekaisaran Persia telah mulai bahkan sebelum Umar bin Khattab naik jadi
khalifah. Kunci kemenangan Islam terletak pada pertempuran Qadisiya tahun 637,
terjadi di masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Menjelang tahun 641, seseluruh
Irak sudah berada di bawah pengawasan Islam. Dan bukan hanya itu, pasukan
Islam bahkan menyerbu langsung Persia dan dalam pertempuran Nehavend (642),
mereka secara menentukan mengalahkan sisa terakhir kekuatan Persia.
Menjelang wafatnya Umar bin Khattab di tahun 644, sebagian besar
daerah barat Iran sudah terkuasai sepenuhnya. Gerakan ini tidak berhenti tatkala
Umar bin Khattab wafat. Di bagian timur mereka dengan cepat menaklukkan
Persia dan bagian barat mereka mendesak terus dengan pasukan menyeberang
Afrika Utara.
Selain pemberani, Umar bin Khattab juga seorang yang cerdas. Dalam
masalah ilmu diriwayatkan oleh Al Hakim dan Thabrani dari Ibnu Masud
berkata, Seandainya ilmu Umar bin Khattab diletakkan pada tepi timbangan yang
satu dan ilmu seluruh penghuni bumi diletakkan pada tepi timbangan yang lain,
niscaya ilmu Umar bin Khattab lebih berat dibandingkan ilmu mereka. Mayoritas
sahabatpun berpendapat bahwa Umar bin Khattab menguasai 9 dari 10 ilmu.
Dengan kecerdasannya beliau menelurkan konsep-konsep baru, seperti
menghimpun Al Quran dalam bentuk mushaf, menetapkan tahun hijriyah sebagai
kalender umat Islam, membentuk kas negara (Baitul Maal), menyatukan orangorang yang melakukan sholat sunah tarawih dengan satu imam, menciptakan
lembaga peradilan, membentuk lembaga perkantoran, membangun balai
pengobatan, membangun tempat penginapan, memanfaatkan kapal laut untuk
perdagangan, menetapkan hukuman cambuk bagi peminum khamr (minuman
keras) sebanyak 80 kali cambuk, mencetak mata uang dirham, audit bagi para
pejabat serta pegawai dan juga konsep yang lainnya.
Namun dengan begitu beliau tidaklah menjadi congkak dan tinggi hati.
Justru beliau seorang pemimpin yang zuhud lagi wara. Beliau berusaha untuk
mengetahui dan memenuhi kebutuhan rakyatnya. Dalam satu riwayat Qatadah
berkata, Pada suatu hari Umar bin Khattab memakai jubah yang terbuat dari bulu
domba yang sebagiannnya dipenuhi dengan tambalan dari kulit, padahal waktu itu
beliau adalah seorang khalifah, sambil memikul jagung ia lantas berjalan
mendatangi pasar untuk menjamu orang-orang. Abdullah, puteranya berkata,
Umar bin Khattab berkata, Seandainya ada anak kambing yang mati di tepian
sungai Eufrat, maka umar merasa takut diminta pertanggung jawaban oleh Allah
SWT.
Beliaulah yang lebih dahulu lapar dan yang paling terakhir kenyang,
Beliau berjanji tidak akan makan minyak samin dan daging hingga seluruh kaum
muslimin kenyang memakannya. Tidak diragukan lagi, khalifah Umar bin Khattab
adalah seorang pemimpin yang arif, bijaksana dan adil dalam mengendalikan roda
pemerintahan. Bahkan ia rela keluarganya hidup dalam serba kekurangan demi
menjaga kepercayaan masyarakat kepadanya tentang pengelolaan kekayaan
negara. Bahkan Umar bin Khattab sering terlambat salat Jumat hanya menunggu
bajunya kering, karena dia hanya mempunyai dua baju.
pekerjaan umum. Umar juga mendirikan Bait al-Mal, menempa mata uang, dan
membuat tahun hijiah.
Umar memerintah selama sepuluh tahun (13-23 H/634-644 M). Masa
jabatannya berakhir dengan kematian. Dia dibunuh oleh seorang Zoroastrianis,
budak Fanatik dari Persia bernama Abu Lu'lu'ah. Untuk menentukan
penggantinya, Umar tidak menempuh jalan yang dilakukan Abu Bakar. Dia
menunjuk enam orang sahabat dan meminta kepada mereka untuk memilih salah
seorang di antaranya menjadi khalifah. Enam orang tersebut adalah Usman, Ali,
Thalhah, Zubair, Sa'ad ibn Abi Waqqash, Abdurrahman ibn 'Auf. Setelah Umar
wafat, tim ini bermusyawarah dan berhasil menunjuk Utsman sebagai khalifah,
melalui proses yang agak ketat dengan Ali ibn Abi Thalib.