Disusun Oleh:
Disamping itu beliau merupakan seorang Mujahid sejati, beliau tercatat sebagai Ashabul Badr
( Pejuang yang pernah mengikuti Perang Badar bersama Rasulullah).
Hingga Rasulullah pun membagikan madu-madu itu kepada para sahabatnya yang lain. Ketika
beliau sedang membagikan madunya, sang penjual madu berteriak, "Wahai Rasul! Bayarlah
madu itu!". Rasulullah yang mendengar itu sedikit terkejut dan langsung memahami situasi,"Ini
pasti perbuatan Nu'aiman," kata beliau sembari menggeleng-gelengkan kepalanya. Tidak lama
setelah kejadian itu, Rasulullah pun memanggil Nu'aiman untuk menemuinya. Beliau meminta
penjelasan maksud di balik perilaku dari Nu'aiman tersebut.Namun, justru jawaban yang datang
dari Nu'aiman lagi-lagi mengukirkan senyum di wajah Rasulullah SAW. Nu'aiman berkata,"Aku
ingin berbuat baik kepadamu, Ya Rasul. Tapi aku tidak punya apa-apa,"
Melalui cerita ini, Rasulullah SAW seakan memaklumu sifat Nu'aiman yang suka mengusilinya,
namun sesungguhnya memiliki hati yang baik.Hal serupa juga pernah dikisahkan saat Rasulullah
sedang duduk-duduk dengan para sahabat. Nu'aiman membagikan sejumlah makanan pada
mereka. Setelah makanan tersebut habis disantap oleh Rasulullah dan yang lain, tiba-tiba
Nu'aiman berkata,"Ya Rasulullah, ini penjualnya, tolong engkau yang bayar,
Rasulullah,"Rasulullah yang mendengar itu pun bingung dan terkejut. Hingga pada akhirnya,
Rasulullah memakluminya dan mengajak para sahabat yang lain untuk ikut menebus bersama
makanan yang telah mereka santap tersebut.
Para sahabat berkata kepada Nu’aiman bahwa sudah lama tidak makan daging unta “Itu unta
gemuk-gemuk," ucap salah seorang sahabat kemudian. "Iya, gemuk dan besar. Kalau
disembelih tentu dagingnya banyak dan lezat," balas Nu'aiman terkekeh. "Emang kamu berani
menyembekih?” tanya Sayyidina Hamzah. ”Beranilah...! Syaratnya kalian jangan ngomong
kepada Rasulullah..?” jawab Nu’aiman yakin. Para sahabat pun tertawa. Mereka menganggap
omongan itu hanyalah candaan belaka. Hingga pada saat para sahabat masih dalam
candaannya, Nu'aiman, beranjak dengan menenteng pedang. Ia sembelih salah satu unta tamu
Rasulullah. “Wahai Hamzah, ini untanya sudah saya potong. Saya mau pergi dulu sebentar ya.
Tolong jika nanti Rasulullah mencari-cari saya tolong jangan beritahu beliau di mana saya
berada. Nanti kalau keadaan sudah aman, ayo kita masak dan makan berasama,” ujar
Nua'aiman diikuti sikap para sahabat yang terkejut. Selanjutnya, Nu’aiman pergi begitu saja.
Para sahabat yang berjaga di depan rumah Rasulullah semakin kebingungan. Mereka
bingungharus berkata apa kepada Rasulullah apabila beliau keluar. Mereka khawatir nanti
dibilang tidak bisa menjaga kendaraan unta milik tamu Rasulullah SAW. Benar saja, ketika para
tamu hendak pulang, maka mereka mereka terkejut karena salah satu unta mereka sudah
disembelih. Mereka pun mengadu kepada Rasulullah. Para sahabat terdiam ketika ditatap oleh
Rasulullah SAW. "Itu ulah Nu’aiman, ya Rasul,” ucap mereka. Selanjutnya Rasulullah SAW
memerintahkan Umar bin Khattab untuk mencari pengganti unta milik tamunya dengan ganti
rugi yang sepadan. Setelah urusan dengan tamu selesai, Rasulullah dan para sahabat kemudian
kompak untuk membalas perbuatan Nu’aiman. Mereka pergi mencari keberadaan Nu’aiman ke
berbagai penjuru kota Madinah.
Sedangkan Nu'aiman berlari mendekati perbatasan Kota Madinah. Dalam pelariannya itu
Nu'aiman bertemu dengan sahabat Nabi, Al-Miqdad Ibnu Aswad. Pada saat itu Al-Miqdad
sedang menggali sumur. Nu’aiman datang dengan memberi segala puji-pujian kepada Al-
Miqdad. “Wahai Sahabat Rasul, kamu orang yang pernah ikut perang Badar, kamu orang yang
hebat,” ujar Nu’aiman merayu. Al-Miqdad tersenyum keheranan, namun begitu Nu'aman
berbicara manis lagi, ia sadar bahwa Nu'aman ada maunya. "Tolong, aku ini lagi dikejar-kejar
orang jahat! Tolong selamatkan saya. Aku mau sembunyi di dalam sumur ini," pintanya. Al-
Miqdad tidak keberatan dan mempersilakan Nu'aman masuk ke dalam sumur. "Silakan masuk,"
ujarnya. “Nanti kalau ada orang yang mencari saya tolong jangan diberitahu ya. Siapapun
orangnya, walaupun itu Rasulullah sekalipun," pintanya. Al-Miqdad mengiyakan saja. Dia
berpikir mana mungkin juga Rasulullah datang ke tempatnya itu. Nu’aiman lalu masuk ke dalam
sumur untuk bersembunyi dari kejaran Rasulullah dan sahabatnya. Tidak berselang lama,
datanglah Rasulullah SAW dan para sahabat. Sudah barang tentu Al-Miqdad kebingunan. "Ya,
Rasulullah ada apa ini,” tanyanya. “Kami sedang mencari Nu’aiman. Di mana dia, tahukah
kamu?” jawab Rasulullah. Al-Miqdad lantas kebingungan, namun tidak bisa berbohong. "Wahai
Rasulullah, mata saya tidak melihat kepada Nu’aiman,” ujar Al-Miqdad sembari memberikan
isyarat kepada Rasulullah ke arah sumur. Maka tertangkaplah Nuaiman yang sedang meringkuk
dalam sumur. Saat ditanya Rasulullah mengapa melakukan itu, jawaban Nu’aiman malah
membuat Rasulullah tersenyum. “Tanyakan saja kepada orang yang menunjukkan kepadamu
tempat persembunyianku,” jawab Nu’aiman.
SEKIAN TERIMAKASIH