Anda di halaman 1dari 2

Abdul Hamid Abulung al-Banjari

Syekh Abdul Hamid Abulung al-Banjari atau lebih dikenal dengan


Abdul Hamid Abulung
Datu Abulung adalah salah satu ulama Banjar yang berpengaruh pada
masanya. Ia adalah ulama yang pernah menggemparkan Kalimantan
dengan paham Wahdatul Wujud.[1] Ia dihukum mati oleh keputusan
Datu Abulung
Sultan Tahmidillah, atas pertimbangan Syekh Muhammad Arsyad al-
Banjari yang waktu itu menjabat sebagai mufti besar
. Syekh
Abdul Hamid Abulung
al-Banjari
Daftar isi
Riwayat
Masjid Jami Datu Abulung
Karya
Keramat
Referensi

Makam Datu Abulung di Martapura Barat,


Riwayat Kabupaten Banjar
Pada masa Kesultanan Banjar diperintah oleh Sultan Tahlilullah, ia dan Nama dan Gelar
Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari diberangkatkan oleh Kesultanan Semua Gelar
banjar untuk menuntut ilmu dengan biaya kerajaan ke tanah suci
Gelar (Islam) Syekh
Mekkah. Namun sepak terjangnya tidak banyak yang mengetahui karna
Nama
ia tidak ada meninggalkan kitab karangan seperti ulama-ulama lainnya.
Nama Abdul Hamid Abulung
Syeikh Abdul Hamid Abulung atau Datu Abulung memiliki paham
Nisbah al-Banjari
tasawuf Wahdatul Wujud. Pandangan tasawuf yang dianutnya
Nama lainnya
dipengaruhi aliran ittiihad Abu Yazid Al-Busthami dan Al-Hallaj yang
masuk ke Indonesia melalui Hamzah Fansuri, Syamsuddin Al- Datu Abulung
Sumatrani dan Syekh Siti Jenar. Agama Islam

Kesempatan Syekh Abdul Hamid dalam mengembangkan ajaran


Bantuan kotak info
wujudiyyah mulai mendapatkan sandungan ketika tersiar sampai ke
telinga Sultan Tahmidillah dan Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari bahwa ajaran yang dibawanya dianggap meresahkan
masyarakat. Dilaporkan Abdul Hamid mengajarkan orang-orang bahwa tidak ada wujud kecuali Allah. Tidak ada Abdul Hamid
kecuali Allah; Dialah aku dan akulah Dia. Syekh Muhammad Arsyad sebagai penganut ajaran Syekh Muhammad bin Abdul Karim
Al-Sammani Al-Madani guru dari tokoh-tokoh Tarekat Samaniyah Nusantaratidak sepakat dengan pemikiran wujudiyyah-nya Syekh
Abdul Hamid dan bahkan menganggapnyamusyrik.

Akibat dari pemikirannya, Syekh Abdul Hamid Abulung berakhir hidupnya di tangan para algojo Kesultanan Banjar. Ia dihukum
mati oleh keputusan Sultan Tahmidillah, atas pertimbangan Syekh Muhammad Arsyad, yang waktu itu menjabat sebagai mufti besar.
Ia dimakamkan di Kampung AbulungSungai Batang Martapura.

Masjid Jami Datu Abulung


Artikel utama: Masjid Jami Syekh Abdul Hamid Abulung
Kemudian Sultan Tahmidullah II yang memerintah periode 1761-1801 membangun
Masjid Jami Syekh Abdul Hamid Abulung sebagai bentuk penebusan dosa karena
telah memerintahkan para algojo raja untuk mengeksekusi Datu Abulung.

Karya
Syekh Abdul Hamid Abulung dinilai kering karya. Karena hingga saat ini hanya ada
beberapa fragmen yang menyiratkan pandangan Syekh Abdul Hamid mengenai
Tasawuf yang bisa dilacak, dan itu pun sangat terbatas. Di Kalimantan Selatan
Masjid Jami Syekh Abdul Hamid
sendiri sekarang ada sebuah karya yang disinyalir kepunyaan Syekh Abdul Hamid.
Abulung al-Banjari
Naskah itu berisi tentang pandangan tasawuf wujudiyyah mulhid, berupa
pembahasan mengenai “Asal Kejadian Nur Muhammad”. Namun tidak diketahui
nama ulama Banjar yang menulis karya tersebut.

Keramat
Saat hukuman mati dilaksanakan ia dimasukan kedalam kerangkeng besi, lalu kerangkeng itu ditenggelamkan ke dalam sungai, akan
tetapi pada saat itulah muncul karamah dia, meski ditenggelamkan ke dasar sungai, namun ketika tiba waktu sholat, secara ajaib
kerangkeng itu naik keatas sungai dan terlihatlah Syeikh Abdul Hamid Abulung atau Datu Abulung sedang melaksanakan sholat.
Setelah sholatnya selesai, kerangkeng itupun tenggelam lagi, hal itu terjadi berulang-ulang. Hal itu populer dalam cerita rakyat
Banjar.

Referensi
1. ^ Haul Syekh Abdul Hamid Abulung(http://humas.banjarkab.go.id/haul-syekh-abdul-hamid-abulung/)-
humas.banjarkab.go.id, diakses 1 April 2014.

1. Artikel ini adalah bagian dariProyekWiki Biografi.


2. Gunakan Wikipedia:Templat/Referensi;
3. Gunakan Peralatan sitasi untuk kerapian dan kemudahan dalam pengembangan atau perbaikan dari bagian
bibliografi, referensi, kutipan, catatan kaki, catatan akhir, rujukan ataupun yang disebut dengandaftar pustaka
pada artikel ini.
4. Beberapa artikel tentang biografi muslim/tokoh muslim yang pernah menjadi artikel terbaik
WBI : Kategori:Tokoh
muslim/Artikel terbaik wikipedia.

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Abdul_Hamid_Abulung_al-Banjari&oldid=14328701


"

Halaman ini terakhir diubah pada 29 Oktober 2018, pukul 10.56.

Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons


; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat
Ketentuan Penggunaanuntuk lebih jelasnya.

Anda mungkin juga menyukai