Anda di halaman 1dari 14

Semester 1

Pelajaran 1 Membaca Surah al-Kafirun

Pelajaran 2 Asmaul Husna

Pelajaran 3 Bersikap Toleran dan Simpatik

Pelajaran 4 Memahami Zakat

Pelajaran 5 Kisah Para Nabi

Pelajaran 6 Meneladani Nabi Muhammad saw.


Semester 2

Pelajaran 7 Mengaji Surah al-Ma’idah Ayat 2 dan 3

Pelajaran 8 Mengimani Hari Akhir, Qada, dan Qadar

Pelajaran 9 Mengaji dan Berakhlakul Karimah

Pelajaran 10 Memahami Infak dan Sedekah

Pelajaran 11 Kisah Sahabat Nabi Muhammad saw.

Pelajaran 12 Kisah Ashabul Kahfi


Kisah Ashabul Kahfi
Al-Qur’an adalah pedoman hidup
bagi manusia. Di dalamnya berisi
banyak petunjuk dari Allah Swt.
Petunjuk tersebut berupa pengetahu-
an dan kisah zaman dahulu. Kisah
tersebut dapat menjadi petunjuk bagi
manusia sekarang, agar dapat meng-
ambil pelajaran dan hikmahnya demi
kehidupannya menjadi bahagia.
Di antara kisah yang dapat kita temukan dan dapat diambil hikmahnya
adalah kisah Ashabul Kahfi. Kisah mereka sangat baik untuk disimak
karena mereka tetap teguh pada keimanan yang mereka yakini kebe-
narannya.
Isi Materi

A. Kisah Ashabul Kahfi

B. Keteladanan Ashabul Kahfi


A. Kisah Ashabul Kahfi

Ashabul Kahfi berarti penghuni gua. Ashabul Kahfi men-


ceritakan tentang pengalaman tujuh orang pemuda dan
seekor anjing yang melarikan diri dari kejaran penguasa
mereka yang kejam. Mereka bersembunyi di dalam gua dan
tertidur selama 309 tahun. Kisah itu diabadikan dalam Al-
Qur’an, yakni Surah al-Kahf Ayat 9–26.
Kisah ini terjadi di negeri Romawi, di sebuah kota yang
bernama Aphesus atau disebut juga Tharsus. Wilayah itu
sekarang berada di negara Turki. Peristiwa tersebut terjadi
ratusan tahun sebelum diutusnya Nabi Isa a.s. Pada masa
itu, raja yang berkuasa namanya Dikyanus atau Decius yang
berkuasa pada 249–251, seorang raja/penguasa yang
sombong dan zalim serta haus kekuasaan. Dikyanus seperti
Fir’aun pada masa Nabi Musa a.s.
Kesombongan Dikyanus adalah mengangap dirinya sebagai
Tuhan yang harus disembah rakyatnya. Ia merasa dirinya
hebat, kekuasaannya besar, dan tidak tertandingi. Bagi rakyat
yang tidak tunduk pada kehendaknya akan dibunuh dengan
kejam. Itulah bentuk kezaliman Dikyanus yang membuat
rakyatnya takut. Dalam memerintah, ia memaksa rakyatnya
agar meninggalkan agama mereka dan beralih menyembah
berhala.
Di tengah-tengah ketakutan penduduk tersebut, terdapat tujuh
pemuda yang tidak mau mengikuti perintah Raja Dikyanus.
Mereka adalah pemuda yang beriman kepada Allah Swt. dan
beribadah sesuai dengan ajaran agama yang mereka anut,
serta kebenaran yang mereka yakini. Mereka meyakini bahwa
yang berkuasa di alam semesta ini adalah Allah Swt., bukan
raja. Mereka hanya mengakui bahwa Allahlah yang pantas
disembah. Hanya Allahlah yang menjadi tempat memohon per-
tolongan.
Raja kemudian memerintahkan para pengawalnya untuk
menghadirkan ketujuh pemuda itu ke istana. Sesampai di
istana, raja membujuk mereka untuk meninggalkan keiman-
annya kepada Allah. Raja berjanji akan memberikan harta
kekayaan dan jabatan yang tinggi jika mereka mau me-
nyembah raja. Dengan keteguhan dan ketegasannya, para
pemuda ini menolak kehendak raja. Mereka lebih memilih
untuk tetap menyembah Allah, Tuhan yang sesungguhnya.
Mendengar jawaban para pemuda tersebut, Sang Raja marah
besar. Raja mengancam akan menghukum mati jika mereka
tidak mau mengikuti kemauannya. Mereka diberi kesempatan
beberapa hari untuk memikirkannya kembali. Jika mereka
tetap membangkang, raja akan menghukum mati mereka.
Para pemuda ini tidak takut dengan ancaman raja. Mereka
tetap bertekad untuk mempertahankan keimanannya kepada
Allah. Untuk menghindari hukuman mati Sang Raja, mereka
kemudian melarikan diri dari desanya. Ditemani anjing sebagai
penunjuk jalan, mereka berjalan meninggalkan Kota Tharsus.
Setelah menempuh perjalanan yang jauh, mereka mencari
tempat berlindung ke dalam sebuah gua yang terletak di
Gunung Naikhayus, tidak jauh dari Kota Upsus. Mereka pun
masuk ke dalam gua untuk beristirahat dan bersembunyi dari
para pengawal raja. Kemudian, mereka berdoa, ”Ya Tuhan
kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan
sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan
kami.” (Q.S. al-Kahf/18: 10)

Para pengawal raja pun kemudian mengejarnya. Raja juga


memerintahkan seluruh rakyatnya untuk mencari dan mene-
mukan para pemuda itu. Bagi yang berhasil menemukannya,
raja akan diberi hadiah yang besar.
Sebenarnya para pengawal raja sudah menemukan gua
tempat bersembunyi para pemuda tersebut. Namun, mereka
melihat gua tersebut seakan tidak berpenghuni. Mulut gua
penuh dengan semak belukar sehingga tidak mungkin ada
orang yang masuk ke dalamnya. Akhirnya, mereka pulang
dengan tangan hampa.
Para pemuda yang bersembunyi di dalam gua kelelahan
hingga akhir nya tertidur. Dengan kekuasaannya, Allah meni-
durkan mereka untuk waktu yang lama. Dalam tidur panjang
mereka, Allah memerintahkan malaikat untuk menjaga ketujuh
pemuda tersebut selama tidurnya.
Mereka tertidur hingga suatu ketika mereka kembali
terbangun. Mereka saling bertanya sudah berapa lamakah
mereka tertidur. Salah satu dari mereka mengatakan bahwa
mereka tidur sehari atau bahkan setengah hari. Karena
merasa lapar, salah satu dari mereka kemudian pergi ke pasar
untuk membeli makanan. Pemuda ini berjalan dengan penuh
hati-hati karena takut ada pengawal Raja Diqyanus yang
menangkapnya.
Akhirnya, sampailah pemuda itu ke pasar dan membeli makan-
an. Ketika ia membayarnya, si penjual keheranan dengan uang
yang digunakan oleh pemuda ini. Uang itu adalah uang kuno
yang sudah tidak laku pada saat itu. Penjual pun melaporkan
kepada pengawas pasar yang kemudian meng-ajak pemuda
ini menghadap raja.
Di hadapan raja, pemuda ini menceritakan kisah hidupnya.
Raja meneteskan air mata mendengar kisah keimanan
mereka. Raja menjelaskan bahwa raja mereka, Diqyanus
sudah meninggal 309 tahun yang lalu. Pemuda ini pun
keheranan karena ternyata dia dan teman-temannya telah
tertidur selama 309 tahun.
Melihat keteguhan iman pemuda ini, Raja bermaksud
mengajaknya dan teman-temannya tinggal di istana, tetapi
mereka menolaknya. Di hadapan raja dan masyarakat,
pemuda ini memberikan nasihat agar manusia beriman
kepada Allah. Allahlah Tuhan yang wajib disembah,
penguasa alam semesta dan tempat semua manusia
meminta pertolongan.
Para pemuda ini pun kembali masuk ke dalam gua. Atas
kekuasaan Allah, malaikat maut mengambil ruh mereka.
Allah pun melenyapkan pintu gua itu tanpa bekas. Tidak
ada seorang pun yang dapat menemukan pintu gua itu
kembali. Itulah bukti kekuasaan Allah, agar manusia ber-
iman kepada-Nya.
B. Keteladanan Ashabul Kahfi

1. Memiliki Keteguhan Iman


Iman adalah landasan pokok yang penting dimiliki oleh
manusia. Iman adalah meyakini Allah satu-satunya Tuhan
yang ada di dunia ini. Segala sesuatu yang terjadi di dunia
ini adalah atas kehendak dan kekuasaan Allah. Itulah
keyakinan yang dimiliki oleh para Ashabul Kahfi . Mereka
memiliki keimanan yang kuat sehingga tidak tergoda oleh
bujukan Raja Diqyanus. Meskipun ditawari berbagai
kemewahan, mereka tidak mau menukar ke-imanannya.
Memiliki keteguhan iman adalah keharusan bagi kita. Jangan
sampai tergoda oleh kesenangan sehingga iman kita
menjadi hilang. Misalnya, jangan sampai kita lupa salat
karena keasikan main game atau melihat televisi. Itu
namanya kita menukar iman dengan hiburan.
2. Berani Melawan Kesesatan
Kesesatan adalah sesuatu yang menjauhkan kita dari iman.
Kesesatan bersumber dari setan yang selalu menggoda
manusia agar menuruti hawa nafsunya. Orang yang berbuat
kesesatan berarti berteman dengan setan. Orang yang
berteman dengan setan tidak memiliki iman. Oleh karena itu,
kesesatan harus dilawan. Sikap itulah yang ditunjukkan oleh
para Ashabul Kahfi. Ketika Raja Diqyanus mengaku dirinya
sebagai Tuhan, para Ashabul Kahfi melawan kesesatan raja,
yaitu dengan tidak mau tunduk dan menyembah raja.
Contoh kesesatan adalah melakukan pelanggaran tata tertib,
melakukan kecurangan saat ujian, berbohong kepada orang
tua dan guru. Semua itu adalah perbuatan salah yang harus
kita lawan. Orang yang berani adalah orang yang taat pada
tata tertib, baik di sekolah maupun di rumah. Orang-orang
yang berani melawan kesesatan akan dilindungi oleh Allah,
sedangkan orang yang melakukan kesesatan dilindungi oleh
setan.
Terima Kasih ...
Semoga Ilmunya Bermanfaat,
Aamiin.

Editor : Bilal Inc.

Sumber Bahan Ajar :

Anda mungkin juga menyukai