Anda di halaman 1dari 3

Kisah Ashabul Kahfi

Ashabul Kahfi adalah kisah tujuh pemuda yang tertidur di dalam gua selama 309 tahun. Di mana
mereka bersembunyi di dalam gua untuk melarikan diri dari kekejaman Raja Decyanus untuk
mempertahankan keimanannya. Kisah pemuda tersebut tertera dalam Al Quran surat Al Kahfi
ayat 9-26. Kisah ini diketahui telah terjadi pada masa lalu sebelum zaman Nabi Muhammad
SAW.
Jadi, Ashabul Kahfi ini adalah para pemuda yang diberi taufik dan ilham oleh Allah
subhanahu wa ta’ala untuk beriman dan mengenal Rabb mereka. Ashabul Kahfi mengingkari
keyakinan yang dianut oleh kaum mereka yang menyembah berhala. Mereka menyembunyikan
keimanan dari kaum mereka karena khawatir akan mendapat gangguan.
Dalam surah Al-Kahfi ayat 14, mereka berkata. “Rabb kami adalah Rabb langit dan bumi;
kami tidak menyeru selain Dia. Sungguh, kalau kami berbuat demikian, tentu kami telah
mengucapkan perkataan yang sangat jauh dari kebenaran.”
Maksudnya, apabila kami berdoa kepada selain Dia, berarti kami telah mengucapkan suatu
“perkataan yang jauh” yaitu perkataan palsu, dusta, dan zalim.
Selanjutnya Allah subhanahu wa ta’ala menyebutkan perkataan mereka dalam surah Al-
Kahfi ayat 15. “Mereka itu kaum kami yang telah menjadikan tuhan-tuhan (untuk disesembah)
selain Dia. Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang jelas (tentang keyakinan
mereka?) Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kebohongan
terhadap Allah?”
Ketika hati mereka telah bersatu dalam keimanan, mereka sadar; mereka tidak mungkin
menampakkan keimanan mereka kepada kaumnya. Mereka pun berdoa kepada Allah subhanahu
wa ta’ala agar Dia memudahkan urusan mereka. Dalam surah Al-Kahfi ayat 10, pemuda Ashabul
Kahfi berdoa. “Wahai Rabb kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan
sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami.”
Mereka segera menyelamatkan diri ke sebuah gua yang telah Allah subhanahu wa ta’ala
persiapkan bagi mereka. Gua itu cukup luas, dengan mulut yang menghadap ke utara sehingga
sinar matahari tidak langsung masuk ke dalamnya. Kemudian, mereka tertidur dengan
perlindungan dan pegawasan dari Allah selama 309 tahun.
Allah subhanahu wa ta’ala membuatkan suatu penghalang berupa rasa takut sehingga kaum
mereka tidak bisa menemukan mereka meskipun gua tersebut sangat dekat letaknya dengan kota
tempat mereka tinggal. Allah subhanahu wa ta’ala sendiri yang menjaga mereka selama mereka
berada di dalam gua.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surah Al-Kahfi ayat 18, “Dan Kami bolak-
balikkan mereka ke kanan dan ke kiri.”
Semua ini dilakukan-Nya agar jasad mereka tidak dirusak oleh tanah. Setelah tertidur
sekian ratus tahun lamanya, Allah subhanahu wa ta’ala membangunkan mereka agar mereka
saling bertanya dan agar mereka mengetahui hakikat kejadian yang sebenarnya.
Kemudian, pada surah Al-kahfi ayat 19 Allah berfirman, “Salah seorang di antara mereka
berkata, ‘Sudah berapa lama kalian berada (di sini)?’ Mereka menjawab, ‘Kita berada (di sini)
sehari atau setengah hari.’ Berkata (yang lain lagi), ‘Rabb kalian lebih mengetahui berapa lama
kalian berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kalian pergi ke kota dengan
membawa uang perakmu ini.”

Dari Cerita Ashabul Kahfi yang saya kutip dari https://asysyariah.com/ ada beberapa
kekuasaan Allah dalam kisah Ashabul Kahfi ini yaitu antara lain:
1. Walaupun menakjubkan, kisah para penghuni gua ini bukanlah tanda kekuasaan Allah
yang paling ajaib. Allah subhanahu wa ta’ala masih memiliki sekian tanda kekuasaan
yang lebih menakjubkan. Tanda yang mengandung pelajaran berharga bagi mereka yang
mau memperhatikannya.
2. Sesungguhnya siapa saja yang berlindung kepada Allah, niscaya Allah subhanahu wa
ta’ala akan melindunginya, bersikap lembut kepadanya, serta menjadikannya sebagai
sebab orang-orang yang sesat mendapatkan hidayah (petunjuk).
Dalam kisah ini, Allah subhanahu wa ta’ala menunjukkan sikap lembut-Nya kepada
mereka selama masa tidur mereka yang panjang, agar mereka tidak dibunuh oleh
kaumnya dan agar keimanan mereka tetap terjaga. Allah menjadikan tidur ini sebagai
bagian dari tanda kekuasaan-Nya, yang menunjukkan kesempurnaan kekuasaan Allah
serta berlimpahnya kebaikan-Nya, dan agar para hamba-Nya mengetahui bahwa janji
Allah adalah benar.
3. Anjuran untuk berupaya mencari ilmu yang bermanfaat. Dialog yang mereka lakukan (di
dalam gua) dan kisah mereka yang terkenal, membuktikan bahwa janji Allah adalah
benar dan bahwa Hari Kiamat itu pasti terjadi.
4. Contoh adab kesopanan. Ketika seseorang ragu akan sesuatu atau bahkan tidak
mengetahuinya, hendaklah dia menyerahkannya (ilmu tersebut) kepada yang
mengetahuinya. Hendaknya pula dia hanya mengatakan sesuatu yang diketahuinya (tidak
sok tahu).
5. Melalui kisah ini, kita dianjurkan untuk berhati-hati dan menjauhi tempat-tempat yang
dapat menimbulkan fitnah dalam agama. Demikian pula, hendaknya seseorang itu
menyimpan rahasianya sehingga ia dapat terhindar dari suatu kejahatan.
6. Kisah ini menerangkan betapa besarnya kecintaan para pemuda Ashabul Kahfi terhadap
ajaran agama mereka. Bahkan, mereka sampai rela meninggalkan negeri mereka sendiri
demi menyelamatkan agama mereka dari segenap fitnah yang akan menimpa.
7. Kisah ini juga membuktikan betapa kerusakan yang terjadi pada agama akan
menimbulkan pula kerusakan yang merata di seluruh negeri.

Mungkin hanya itu yang dapat saya sampaikan. Kurang dan lebihnya saya mohon maaf.
Kebenaran datangnya dari Allah, dan kesalahan datangnya dari saya pribadi. Sekian dan
terimakasih. Wassalamu’alaikum.

Anda mungkin juga menyukai