Anda di halaman 1dari 17

[COMPLETE READ]

Isyarat Qur'ani - Surat Al Kahfi


Disalin dari terjemah Kitab Khowathir Quraniyah Karya Ustadz Amru Khalid
penerbit Al Itishom

Surat Al Kahfi diturunkan sebelum Hijrah, setelah turunnya Surat Al Ghasiyah. Dalam
urutan Mushaf setelah surat Al Israa'. Jumlah ayatnya 110.
Benang-Benang Terpintal
Surat Al Kahfi berisi empat kisah, yaitu kisah Ashabul Kahfi, kisah dua pemilik kebun,
kisah Musa dan Khidhir, dan kisah Dzul Qarnain. Di mana setiap kisah ditutup dengan
beberapa ayat, sebagai komentar.
Lantas, apa kaitan satu dengan kisah lainnya? Mengapa surat ini dinamai Al Kahfi?
Mengapa ia sering dibaca setiap hari Jum'at?
Keutamaan Surat Al Kahfi
Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa membaca surat Al Kahfi mulai hari Jum'at atau
pada hari Jum'at, maka Allah memberikan cahaya kepadanya dari bawah mata kakinya
hingga kolong langit."
Rasulullah SAW Bersabda, "Barangsiapa membaca sepuluh terakhir surat Al Kahfi, maka
ia terjaga oleh Dajjal."
Dalam hadits lain disebutkan, "Siapa diantara kamu yang menjumpai Dajjal, maka
hendaklah membacakan ayat-ayat pembuka surat Al Kahfi." (HR Muslim)
Apa hubungannya surat Al Kahfi dengan Dajjal? Dan apa kaitan satu kisah dengan
kisah lainnya dalam surat ini? Mari menelaah sekilas terhadap masing-masing
kisah!


Kisah Ashabul Kahfi
Kisah pertama adalah kisah beberapa pemuda yang beriman kepada Allah SWT dan
menyeru manusia agar beriman kepada-Nya. Meski negeri mereka tengah dikuasai
oleh raja zhalim yang tidak beriman. Para pemuda itu menawarkan Islam kepada
kaumnya, namun mereka menolak dan menentangnya,
14. Dan Kami meneguhkan hati mereka diwaktu mereka berdiri, lalu mereka pun berkata, "Tuhan Kami
adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; Kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, Sesungguhnya
Kami kalau demikian telah mengucapkan Perkataan yang Amat jauh dari kebenaran".
15. Kaum Kami ini telah menjadikan selain Dia sebagai tuhan-tuhan (untuk disembah). mengapa mereka
tidak mengemukakan alasan yang terang (tentang kepercayaan mereka)? siapakah yang lebih zalim
daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah?
Mereka memulai dakwah, namun didustakan dan ditindas oleh kaumnya. Oleh karena
itu, Allah SWT memerintahkan kepada mereka agar bersembunyi di goa.

16. Dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, Maka carilah
tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya
kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusan kamu.

Allah SWT memberikan dukungan kepada mereka dengan menganugerahkan
beberapa mukjizat agung

25. Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).

17. Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila
matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang Luas
dalam gua itu.

18. Dan kamu mengira mereka itu bangun, Padahal mereka tidur; dan Kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke
kiri,
Mukjizat-mukjizat itu diturunkan untuk menjaga para pemuda tersebut, hingga mereka
bangun setelah berlalu 309 tahun. Saat itu mereka hidup di tengah masyarakat baru, di
mana seluruh penduduknya mukmin.
Tertipu Hingga Menghina Prinsip
Kisah kedua adalah kisah seorang laki-laki yang diberi nikmat oleh Allah SWT, namun
ia lupa terhadap Pemberi nikmat, hingga ia berlaku sewenang-wenang dan berani
menghina prinsip-prinsip keimanan.

32. Dan berikanlah kepada merekasebuah perumpamaan dua orang laki-laki, Kami jadikan bagi seorang
di antara keduanya (yang kafir) dua buah kebun anggur dan Kami kelilingi kedua kebun itu dengan
pohon-pohon korma dan di antara kedua kebun itu Kami buatkan ladang.. 35. Dan Dia memasuki
kebunnya sedang Dia zalim terhadap dirinya sendiri; ia berkata: "Aku kira kebun ini tidak akan binasa
selama-lamanya,
Ia telah terpedaya oleh kekayaan, sehingga lupa berlindung dan kembali kepada Allah
SWT

36. Dan aku tidak mengira hari kiamat itu akan datang, dan jika Sekiranya aku kembalikan kepada
Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik dari pada kebun-kebun itu".
37. Kawannya (yang mukmin) berkata kepadanya - sedang Dia bercakap-cakap dengannya: "Apakah
kamu kafir kepada (tuhan) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia
menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna?
Maka nasib pemilik kebun yang terpedaya oleh kekayaannya adalah:

42. Dan harta kekayaannya dibinasakan; lalu ia membulak-balikkan kedua tangannya (tanda menyesal)
terhadap apa yang ia telah belanjakan untuk itu, sedang pohon anggur itu roboh bersama para-paranya
dan Dia berkata: "Aduhai kiranya dulu aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku".
Cara Berinteraksi Dengan Ketentuan Allah SWT
Kisah ketiga adalah kisah Nabiullah Musa AS bersama Khidhir, yaitu ketika
masyarakat bertanya kepada Musa AS, "Siapa yang paling pandai di bumi ini?" Ia
menjawab mereka dengan menyatakan bahwa dirinyalah yang paling pandai di dunia
ini. Ia menyangka mempunyai ilmu yang dapat mengantarnya menjadi manusia paling
pandai, apalagi ia termasuk para rasul yang mendapat gelar ulul 'azmi.
Allah SWT mewahyukan kepadanya bahwa ada manusia yang lebih mengerti darinya.
Karena itu Allah menyuruhnya melakukan perjalanan ke daerah tertentu di pertemuan
dua lautan. Maka ia pun melakukan perjalanan jauh sampai merasa sangat lelah. Saat
itu ia berkata pada muridnya,

62. Sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini".
Ia terus melakukan perjalanan dan benar-benar merasakan kelelahan. Hingga akhirnya
ia bertemu dengan seorang laki-laki shalih yang mempunyai ilmu penting yang tidak
dimiliki oleh kebanyakan manusia, yaitu ke-tsiqah-an (kepercayaan) pada ketentuan
Allah SWT yang pasti mempunyai hikmah. Ilmu ini juga dinamakan ilmu pengenalan
kepada Allah SWT dengan sebenar-benar pengenalan.
Musa AS pun bersedia belajar kepada khidhir. Namun sebelum dimulai proses belajar,
Khidhir mengajukan kontrak belajar,

70. Maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri
menerangkannya kepadamu".
Dan Musa AS menyetujui kontrak belajar tersebut,

69. Musa berkata: "Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan
menentangmu dalam sesuatu urusanpun".
Proses belajar itu menampilkan tiga peristiwa yang secara lahir nampak sebagai
keburukan dan kedzaliman, yaitu:
1. Perahu yang dilobangi oleh Khidhir, karena terdapat penguasa zhalim yang selalu
berupaya merampas perahu baik yang dilihatnya.
2. Anak yang dibunuh oleh Khidhir karena ia akan membebani kedua orangtuanya
yang mukmin dengan kedurhakaannya.
3. Tembok di sebuah kota yang diperbaiki oleh khidhir tanpa imbalan. Padahal
penduduk kota itu telah mengusir Khidhir. Hal itu dikarenakan di bawah tembok
terdapat kekayaan milik dua anak yatim, warisan orang tuanya yang shalih. Dan, jika
tembok itu tidak diperbaiki, maka kekayaan itu tidak terjaga.
Tiga kasus di atas menggambarkan bahwa hikmahnya belum nampak, justru yang
terlihat secara lahir tindakan itu tidak baik. Hal ini memberikan pelajaran kepada setiap
mukmin bahwa Allah SWT menetapkan beberapa hal yang terkadang kita tidak
mengetahui hikmahnya dan tidak memahami kebaikan yang ada di dalamnya. Ilmu
seperti inilah yang tidak tertulis dalam Al Qur'an. Hakikat inilah yang hendak Allah
SWT ajarkan kepada Nabi Musa AS dan juga kepada kita semua.
Allah SWT Pemberi Kekuasaan di Bumi
Kisah terakhir adalah kisah Dzul Qarnain, raja adil yang menebar kebenaran, keadilan,
dan kebaikan di muka bumi. Ia mempunyai berbagai perangkat materi (ilmu teknologi)
yang dapat mendukungnya untuk berkuasa dan sukses dalam kehidupan.

84. Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah
memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu,
Ia mengelilingi dunia dari Timur hingga ke Barat untuk menebarkan hidayah kepada
umat manusia dan mengisi dunia dengan keadilan serta kebaikan. Hingga akhirnya ia
sampai ke suatu kaum yang hampir tidak dapat memahami ucapan.

94. Mereka berkata: "Hai Dzulkarnain, Sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat
kerusakan di muka bumi, Maka dapatkah Kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya
kamu membuat dinding antara Kami dan mereka?"
Meskipun mempunyai berbagai perangkat materi, namun Dzul Qarnain tetap meminta
bantuan kepada mereka, agar mereka bersikap proaktif.

95. ..Maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding
antara kamu dan mereka,
Akhirnya ia membangun tembok perkasa yang tetap berdiri hingga saat ini. Hingga
kini, kita tidak dapat mengetahui posisi Ya'juj dan Ma'juj sampai terjadinya hari kiamat
dan mereka keluar dari tembok tersebut.

Keterkaitan Antar Empat Kisah
Kita harus ingat bahwa Al Qur'an tidak mengungkapkan kisah secara terpisah-
pisah,tanpa ada keterkaitan antara satu dengan lain. Kisah-kisah dalam Al Qur'an
merupakan satu kesatuan untuk menghadirkan makna tertentu. Misalnya, kisah Nabi
Musa AS dalam surat ini tidak menyebutkan Fir'aun atau mu'jizat tongkat, sebab
penyebutan kisah dalam ayat ini mempunyai tujuan khusus. Dan tujuan itu tidak
terdapat dalam kisah Fir'aun bersama Nabi Musa AS.
Jika demikian, apa benang merah yang menjadi penghubung empat kisah tersebut?
Kisah-kisah tersebut memberikan gambaran mengenai beberapa fitnah utama yang
dihadapi manusia dalam menjalani kehidupan.

1. Fitnah Agama, di mana seseorang mendapatkan fitnah, baik siksaan atau gangguan
karena berpegang teguh pada agama, sehingga ia meninggalkannya, Fitnah seperti
inilah yang menimpa Ashabul Kahfi
2. Fitnah Kekayaan, fitnah ini yang menimpa pemilik kebun yang tertipu oleh
kekayaannya, sehingga menyeretnya pada kufur terhadap hari akhir,
.
36. Dan aku tidak mengira hari kiamat itu akan datang, dan jika Sekiranya aku kembalikan kepada
Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik dari pada kebun-kebun itu".
3. Fitnah ilmu, di mana seseorang terkagum dengan ilmunya dan menyangka bahwa
tidak seorangpun mengetahui yang ia ketahui. Akibatnya ia melupakan sikap tawadhu'
atau bersusah-susah mempelajari ilmu yang tidak bermanfaat untuk masyarakat, atau
bahkan ilmunya bisa membahayakan masyarakat. Fitnah seperti ini nampak jelas
dalam kisah Musa AS bersama Khidhir. Ia lengah dan menyangka bahwa tidak ada
seorangpun yang mengungguli ilmunya. Maka ketika tersadar, ia rela menempuh
perjalanan panjang kepada Khidhir dan bersikap tawadhu' kepadanya, sebagaimana
layaknya seorang murid terhadap guru.

66. Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku
ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?"
4. Fitnah kekuasaan, dimana seseorang yang dikaruniai kemampuan hebat, pengaruh
luas, dan kekuasaan yang besar terkadang dapat mengantarkannyakepada kebanggaan
pada kekuatannya, kufur pada Tuhannya, dan sewenang-wenang pada sesama. Maka
kisah Dzul-Qarnain memberikan gambaran sebaliknya. Ia adalah sosok pemimpin yang
adil dan menyandarkan keutamaan serta kekuatannya hanya kepada Allah SWT

87. Berkata Dzulkarnain: "Adapun orang yang aniaya, Maka Kami kelak akan mengazabnya, kemudian
Dia kembalikan kepada Tuhannya, lalu Tuhan mengazabnya dengan azab yang tidak ada taranya.
88. Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, Maka baginya pahala yang terbaik sebagai
balasan, dan akan Kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah kami".

98. Dzulkarnain berkata: "Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, Maka apabila sudah datang janji
Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar".


Penyulut fitnah
Empat fitnah inilah sebagai benang merah yang menghubungkan empat kisah dalam
surat Al Kahfi. Kira-kira di bagian tengah antara dia kisah pertama dan kisah kedua
terdapat ayat 50 yang menggambarkan pemicu utama empat fitnah tersebut, yaitu Iblis
yang terlaknat,
50. Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam, Maka
sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, Maka ia mendurhakai perintah Tuhannya.
Patutkah kamu mengambil Dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang
mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang
zalim.
Mungkinkah selaras dengan akal, jika kalian menjadikan musuh Allah SWT dan musuh
kalian sebagai penolong?

Menjaga Diri Dari Fitnah
Dengan demikian, suasana umum surat Al Kahfi adalah peringatan agar terpelihara
dari fitnah. Dalam hadits disebutkan bahwa surat ini dapat menyelamatkan manusia
dari fitnah terbesar dalam sejarah kemanusiaan, sejak dari Nabi Adam AS hingga
terjadinya hari Kiamat, yaitu fitnah Dajjal.
Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada fitnah terdahsyat -menurut Allah- sejak
diciptakannya Adam hingga terjadinya Kiamat, yang melebihi Dajjal." (HR Al Hakim)
Apa kaitan antara fitnah Dajjal dengan empat fitnah yang telah disebutkan? Dajjal akan
muncul sebelum terjadinya kiamat dengan menebarkan empat fitnah di atas.
Dia akan memfitnah manusia dalam urusan agama mereka, dengan mengajak manusia
menjadikan Tuhan lain, selain Allah SWT, untuk diibadahi. Ia akam memfitnah
manusia dengan keajaiban-keajaiban yang diberikan Allah SWT kepadanya (seperti
menghidupkan Abu Rajab dan ibunya agar kufur kepada Allah SWT, semoga Allah
melindungi kita dari fitnahnya). Dengan demikian, kebanyakan manusia terfitnah
kecuali orang-orang yang dirahmati Allah SWT.
Ia membawa fitnah kekayaan, dimana ia diberi kemampuan memerintahkan langit agar
memberikan hujan pada tanah tertentu sehingga menumbuhkan tanaman, mengubah
padang pasir yang tandus menjadi kebun yang hijau.
Ia membawa fitnah ilmu, dimana ia berbangga di hadapan manusia dengan
mengungkap berbagai berita dan manusia dapat mempercayainya.
Fitnah terakhir yang dibawa Dajjal adalah fitnah kekuasaan, yang dengan kekuatan dan
kekuasaannya, ia menindas dan menguasai beberapa bagiasn bumi (kecuali Mekah dan
Madinah).
Inilah fitnah besar yang harus diwaspadai oleh setiap muslim di setiap tempat dan
masa. Dan, kewaspadaan itu dapat dibangun dengan membaca surat Al Kahfi serta
mentadabburi maknanya, terutama yang terkait dengan empat kisah tersebut beserta
komentar rabbani terhadap kisah-kisah tersebut.

Tujuan Surat: Memelihara Manusia Dari Fitnah
Ketika surat ini mengungkap empat kisah, di mana benang merahnya adalah fitnah,
maka setiap kisah dihiasi pelajaran yang dapat disimpulkan dari kisah itu. Dengan
demikian, ini dapat membimbing kita pada pemeliharaan diri dari fitnah-fitnah
tersebut. Inilah keindahan Al-Qur'an, ia tidak hanya mengungkap kisah tanpa tujuan,
tetapi ia memaparkan empat kisah tersebut dengan maksud, agar manusia terpelihara
dari empat fitnah tersebut. Adapun tujuan itu detegaskan dalam penghujung setiap
kisah.
Dengan demikian kita memahami dengan jelas rambu-rambu misi yang diemban oleh
surat Al Kahfi, yaitu selamat dari fitnah yang diungkap dalam empat kisah di atas?

Bahtera Penyelamat
1. Persahabatan yang Shalih
Fitnah pertama adalah fitnah agama yang disebutkan dalam kisah Ashabul Kahfi. Agar
kita terpelihara dari fitnah itu, maka surat ini memberikan bimbingan kepada kita
agar:
Menjalin persahabatan dengan orang-orang shalih

28. Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi
dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari
mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang
hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah
keadaannya itu melewati batas.
Persahabatan yang shalih dan kesabaran dalam mempertahankannya adalah
sebaik-baik penolong manusia untuk menjaga komitmen.
Mengingat akhirat, terutama yang terkait dengan nasib yang akan diterima
orang-orang kafir. Ini merupakan obat mujarab untuk memelihara muslim dari
berbagai fitnah yang menyertai hidupnya.

29. Dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka Barangsiapa yang ingin
(beriman) hendaklah ia beriman, dan Barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir".
Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya
mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum
dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling
buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.
2. Tidak Terikat dengan Dunia
Agar terhindar dari fitnah harta seperti yang menimpa pemilik dua kebun, maka Al
Qur'an menyebutkan dua hal setelah pengungkapan kisah secara langsung, yaitu:
Memahami hakikat dunia. Inilah yang dapat kita lihat dengan jelas pada ayat pertama
setelah pemaparan kisah,

Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia


Perhatikanlah dunia yang kalian kejar-kejar,

sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit,


Lantas apa yang terjadi pada bumi setelah itu?

Maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi,


Ini terjadi dengan amat cepat, kemudian apa yang terjadi?
E
Maka kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. dan adalah Allah,
Maha Kuasa atas segala sesuatu. (45)
Ayat ini menggambarkan kepada kita tentang jeda-jeda yang singkat, dari mulai
permulaan hidup, pertengahannya, hingga akhir kehidupan. Tahapan-tahapanitu
sangat cepat, sehingga kata sambung yang digunakan adalah 'fa' (kata sambung yang
menunjukkan urutan yang cepat, tanpa jeda). Perhatikan sekali lagi, (Maka menjadi
subur....maka tumbuh-tumbuhan itu menjadi...)
E
Dunia ini tidak kekal dan segera berakhir. Karena itu, wahai kaum muslimin, jangan
terpenjara olehnya, agar kalian selamat dari berbagai fitnah!
Mengingat akhirat, terutama yang terkait dengan pemaparan amal manusia di
hadapam Dzat Yang Maha Perkasa. Seolah-olah mengingat akhirat merupakan prinsip
utama yang dapat membentengi manusia dari seluruh fitnah (fitnah agama maupun
fitnah harta).

47. Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat
melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak Kami tinggalkan seorangpun
dari mereka.
48. Dan mereka akan dibawa ke hadapan Tuhanmu dengan berbaris. Sesungguhnya kamu datang
kepada Kami, sebagaimana Kami menciptakan kamu pada kali yang pertama; bahkan kamu mengatakan
bahwa Kami sekali-kali tidak akan menetapkan bagi kamu waktu (memenuhi) perjanjian.
49. Dan diletakkanlah Kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang
(tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai celaka Kami, kitab Apakah ini yang tidak
meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka
dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). dan Tuhanmu tidak Menganiaya seorang juapun".
3. Tawadhu (Rendah Hati)
Untuk menjaga diri dari fitnah ilmu dan ketertipuan dengannya, setiap orang harus
bersikap tawadhu' kepada Allah SWT, kemudian tawadhu' kepada ilmu. Inilah yang
dapat kita pahami dari ayat
4
69. Musa berkata: "Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan
menentangmu dalam sesuatu urusanpun".
Padahal Musa AS adalah seorang nabi, rasul, dan ulul azmi, bahkan dia adalah
kalimullah (orang yang diajak bicara langsung oleh Allah SWT). Oleh karena itu, jangan
sampai Anda terpedaya oleh berbagai ijazah perguruan tinggi, ilmu yang luas, atau
bahkan hafalan Al Qur'an, sehingga Anda terfitnah dan tidak bersikap tawadhu'
kepada Allah SWT.
4. Ikhlas
Fitnah kekuasaan diterapi dengan keikhlasan, sikap tawadhu' kepada Allah SWT, dan
menyandarkan segala keutamaan, kekuatan, dan kekuasaan kepada Allah SWT. "Dzul
Qarnain berkata, 'Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku." (Al Kahfi: 95)
Oleh karena itu, surat ini memberi peringatan tegas kepada orang yang mensekutukan
Allah SWT dan tidak mengikhlaskan amal kepada-Nya,

103. Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi
perbuatannya?"
104. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka
menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.
105. Mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap)
perjumpaan dengan Dia, Maka hapuslah amalan- amalan mereka, dan Kami tidak Mengadakan suatu
penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.
Ayat ini berkenaan dengan orang-orang musyrik dan memperingatkan manusia dari
kesyirikan. Ayat ini kemudian ditutup dengan perintah kepada kaum mukminin agar
mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah SWT semata

110. . Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal
yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".
Barangsiapa yang ingin benar-benar diterima amalnya oleh Allah SWT dan
mendapatkan ridha-Nya pada hari kiamat nanti, hendaklah ia memenuhi dua hal.
Pertama melakukan amal yang benar, yaitu yang sesuai dengan contoh dari Rasulullah
SAW. Kedua, mengikhlaskan niat hanya untuk Allah SWT. Dua hal penting inilah yang
menjadi penutup Surat Al Kahfi.

Keindahan Sastra Surat Al Kahfi
Di sela-sela pembahasan ayat-ayat dalam surat Al Kahfi, kita jumpai beragam intro
yang amat indah, sehingga menambah kecintaan dan keterpautan hati kita dengan Al
Qur'an. Semua itu dituangkan untuk mendukung tercapainya tujuan yang hendak
dicapai oleh surat ini.

Banyak Gerak dan Sikap Positif
Dalam Surat ini, kita menyaksikan banyak gerakan yang menarik perhatian. Sebab
seluruh isi surat menggambarkan kisah tentang beberapa manusia yang selalu bergerak
secara proaktif. Mulai dari Ashabul Kahfi yang meninggalkan keluarga dan rumah
untuk berlindung ke Goa, hingga kisah Nabi Musa AS yang berjalan menuju
pertemuan dua lautan sampai benar-benar lelah.
62. Sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini".
Dan, ketika Musa AS belajar bersama Khidhir, terlihat banyak pergerakan,
71. Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidhr melobanginya.
74. Maka berjalanlah keduanya; hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak, Maka Khidhr
membunuhnya

77. Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu
kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya
mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, Maka Khidhr menegakkan dinding itu
Dalam kisah Dzul Qarnain juga kita dapatkan pergerakan-pergerakan.
E

85. Maka diapun menempuh suatu jalan.
Bukan hanya sampai disitu, ia juga menjelajah bumi dari Timur hingga ke Barat.
-

90. Hingga apabila Dia telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah Timur) Dia mendapati matahari itu
menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya)
matahari itu,
-

93. Hingga apabila Dia telah sampai di antara dua buah gunung,
Bimbingan yang diberikan Dzul Qarnain kepada penduduk yang membantunya adalah
cermin gerak yang dinamis
95. Maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan
mereka,
Maka mereka tidak boleh hanya menonton dan bertepuk tangan atas pembangunan
dinding, tetapi mereka harus ikut bergerak dan berpartisipasi dalam pembangunan
tersebut.
Ini semua menggambarkan bahwa menjaga diri dari fitnah hanya dapat dilakukan
dengan gerak yang dinamis dan sikap proaktif, tidak dengan diam, menyerah, dan
sikap pasif. Apabila seseorang terganggu di suatu tempat, hendaklah bergerak ke
tempat lain yang lebih kondusif untuk menegakkan syi'ar agama dan menjaga agama.
Oleh karena itu, Islam mensyari'atkan hijrah untuk menyelamatkan agama. Inilah
yaang diisyaratkan dalam kisah hijrahnya Ashabul Kahfi.
Sekedar rehat, ternyata surat ini dibaca pada hari Jum'at, hari libur kaum muslimin. Ini
seolah membawa pesan, daripada diam dan bersantai pada hari libur, sebaiknya
membaca surat Al Kahfi dan ambillah berbagai ibrah darinya. Gerak dinamis dan sikap
proaktif dapat mendorong manusia untuk melakukan hal-hal yang positif serta
menjaga diri dari berbagai fitnah, sebab yang diam itu mudah ditangkap.

Al Qur'an dan Penjagaan Fitnah
Jika diperhatikan, surat ini dimulai dengan menyebut Al Qur'an dan ditutup dengan
menyebut Al Qur'an. Hal ini memberikan gambaran bahwa Al Qur'an adalah penjaga
fitnah yang paling utama. Tentu jika kita membacanya serta memahami pokok bahasan
dan tujuannya.


1. Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al kitab (Al-Quran) dan Dia tidak
Mengadakan kebengkokan di dalamnya

109. Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan
itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)".
Artinya, kehendak Allah SWT dan hikmah-Nya tidak dapat dibatasi oleh apapun. Oleh
karena itu, penolong utama untuk selamat dan terjaga dari fitnah adalah Kitab Al
Qur'an. Inilah sebab Allah SWT menyebutkannya sebelum menceritakan fitnah dan
kembali mengungkapkannya setelah menceritakan fitnah.





Dakwah dan Penjagaan dari Fitnah
Di antara catatan kecil yang tersirat dalam surat adalah bahwa empat kisah dalam surat
mencakup seluruh kelompok dakwah kepada Allah SWT
1. Pemuda yang menyeru penguasa (Ashabul Kahfi)
2. Seorang laki-laki yang mengingatkan sahabatnya (Pemilik dua kebun)
3. Guru mengajak muridnya (Khidhir dan Musa AS)
4. Pemimpin yang menyeru rakyatnya (Dzul Qarnain)
Ini semua memberikan makna yang amat penting, bahwa dakwah (menyeru) manusia
kepada Allah SWT. Merupakan faktor utama, yaitu berpegang teguh pada Al-Qur'an.

Beriman Kepada Hal Ghaib
Keghaiban adalah masalah yang menyelimuti sebagian besar kisah-kisah dalam Al
Qur'an. Masih ada sekian banyak teka teki dalam kisah Ashabul Kahfi, yaitu berapa
lama nereka tinggal di goa? Di mana letak goa yang menjadi persembunyian mereka?
Berapa jumlah mereka? Sehingga satu ayat penuh mengungkap perbedaan pendapat
mengenai jumlah personil mereka, yaituayat ke-20. Mengapa?
Juga masih ada teka-teki mengenai tindakan Khidhir dan pertanyaan-pertanyaan Nabi
Musa AS tentang tindakan tersebut.
Lalu pelajaran apa yang dapat diambil dari semua teka-teki diatas? Seolah-olah Surat
ini mengatakan kepada kita, "Pahamilah, bahwa hal ghaib itu hanya milik Allah SWT.
Terkadang Allah menampakkan sebagian dari hal ghaib itu dalam realita yang bertolak
belakang dengan hakikatnya. Oleh karena itu, serahkanlah urusan kepada Allah SWT
dan percayalah kepada-Nya. Dengan begitu kita akan terhindar dari fitnah, insya Allah
SWT.

Goa Dakwah
Tinggal satu pertanyaan, "Mengapa surat ini dinamakan Al Kahfi?". Pada dasarnya,
ketika kita mendengar kata "Goa", yang terbayang adalah ketakutan, kegelapan, dan
kengerian. Dan, ketika ia mendengar seseorang berkata kepadanya, "Berlindunglah ke
goa!" maka ia akan merasakan ketakutan terhadap sesuatu yang belum diketahui dan
kegelapan yang menyelimuti goa. Akan tetapi Allah SWT menjadikan goa ini aman dan
penuh rahmat.
gW
16. carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya
kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusan kamu
Allah SWT menetapkan urusan ghaib yang tidak diketahui manusia, (seperti goa yang
dimasuki oleh para pemuda). Karena itu, surat ini dinamai Al Kahfi untuk
menyadarkan manusia tentang ketidak-tahuannya terhadap masalah ghaib kepada
Allah SWT dan bertawakkallah kepada-Nya. Apabila mereka berlindung ke goa dan
Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya untuk mereka, hendaklah Anda berlindung ke
pangkuan dakwah dan pasrahkan segala urusan kepada Allah SWT. Dia akan
melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepada Anda dan menyediakan sesuatu yang
berguna bagi urusan anda.

Anda mungkin juga menyukai