Anda di halaman 1dari 12

Beliau adalah seorang Sayyid dan Syarif (julukan khusus untuk keturunan Nabi Muhammad SAW) Imam

para Wali dan orang-orang sholeh (Al-Qutub) beliau dijuluki Abu Muhammad dan bergelar Alydrus.
Alaydrus artinya ketua orang-orang Tasawuf. Beliau dilahirkan di Kota Tarim pada tanggal 10 Zulhijjah
tahun 811 H.

Beliau adalah panutan yang diakui kapabilitasnya, pemimpin para wali yang disepakati kewaliannya,
pembawa bendera orang-orang arif, peletak dasar ilmu orang-orang yang benar, kepala para Sadah
Alawiyin, pemegang tali simpulnya dan pemilik kharisma dan keagungannya.

Disebutkan dalam “al Musyri`” : (al Idrus) gelar terhadap pimpinan para wali. Sebagian orang
mengatakan : (al Itrus) diambil dari nama singa, Jauhari berkata : (al Itrasah) menempuh jalan kekerasan,
ciri dari harimau. Al Allamah Muhammad bin Umar Bahraq berkata : “Bisa saja huruf ta’ dalam kalimat
(al aidrus) diganti dengan huruf dal karena berasal dari satu makhraj (tempat keluarnya huruf di mulut),
kita ketahui bahwa singa adalah pemuka dari hewan buas, sedangkan al Idrus merupakan pemuka dari
para wali di zamannya.

Beliau tumbuh dalam kemulyaan di bawah bimbingan ayahnya Imam Abu Bakar yang bergelar “al
Sakran”. Sangat menyayanginya di masa kecil, mengayominya dengan kasih sayang. Kharismanya ia
salurkan kepadanya. Sang ayah meninggal ketika beliau berumur 10 tahun. Setelah itu beliau dirawat dan
dibimbing oleh pamannya Syekh al Imam al Mighwar al Syekh Umar al Muhdar. Menempatkannya
sebagai anak bimbingan kerohaniannya. Senantiasa dalam pantauannya, dibimbing bersama saudaranya
yang lain dengan budi pekerti mulya dan amal perbuatan sesuai dengan ajaran al Quran dan Sunnah.
Rahasia kebapakan seluruhnya dilimpahkan kepadanya sehingga dirinya mendapat kedamaian,
keimanan, keyakinan, dan ihsan. Sedari kecil tumbuh dalam lingkungan ilmu, amal, mempelajari alquran,
hadis, bahasa Arab, dan bersungguh-sungguh menekuninya. Dikirim ke beberapa Syekh kala itu untuk
mendapatkan berkah yang banyak, menempa diri bersama mereka dan mempelajari ilmu baik yang
berhubungan dengan lahir maupun batin. Dari para Syekh yang pernah menjadi gurunya antara lain :

1. Al Faqih Said bin Abdullah Ba Abid

2. Syekh al Allamah Abdullah Ba Marawan

3. Al Alim al Rabbani Syekh Ibrahim Ba Harmaz.

4. Syekh al Allamah Abdullah Ba Qusyair

Beliau mempelajari dan memperdalam kitab Tanbih dan Minhaj, beliau sangat senang membaca kita
tersebut.
Beliau mempelajari Tasawuf dan seorang guru Al Imam Syeh Umar Muhdor dan membekali dirinya
sebagai seorang syufi (ahli Tasawuf), beliau sangat gemar membaca kitab-kitab karangan Imam Ghozali
terutama kitab Ihya Ulumuddin sehingga hampir hafal dan pindah ke batinnya.

Beliau banyak memuji sang pengarangnya, kami diperingatkan beliau segala sesuatu mengenai
terjemahan kita Ihya Ulumuddin tersebut.

Shohibur Ratib mempunyai kata-kata hikmah yang sangat tinggi mengenai Tauhid diantaranya beliau
mengucapkan “SEANDAINYA SAYA DISURUH UNTUK MENGARANG DENGAN HANYA HURUF ALIF SERATUS
JILID PASTI AKAN SAYA LAKUKAN”.

Diantara karangan Beliau adalah Kitab Alkibritul Ahmar dan syarahnya dalam bentuk syair untuk Paman
Beliau Al-Habib Syeh Umar Muhdor.

Antara lain kata-kata beliau “BAGI SAYA SAMA SAJA PUJIAN DAN MAKIAN, LAPAR DAN KENYANG,
PAKAIAN MEWAH DAN PAKAIAN RENDAH, LIMA RATUS DINAR ATAUPUN DUA DINAR. SEJAK KECIL
HATIKU TIDAK PERNAH CONDONG SELAIN KEPADA ALLAH SWT DAN BAGAIMANA HATIKU BISA TENANG
APABILA BADAN SAYA BERBALIK KE KANAN SAYA MELIHAT SURGA DAN APABILA BERBALIK KE KIRI SAYA
MELIHAT NERAKA”.

Beliau sangat takut kepada ALLAH SWT , dan sangat tawadhu (merendahkan diri). Beliau tidak pernah
merasa dirinya lebih baik, dari siapapun makhluk ALLAH bahkan binatang sekalipun.

Beliau senantiasa bersujud ditanah karena merendahkan dirinya di hadapan ALLAH SWT. Dan beliau
selalu membawa sendiri keperluannya dari pasar dan tidak mengizinkan orang lain membawanya dan
senantiasa beliau duduk ditempat yang rendah dan senantiasa berjalan kaki ketempat-tempat yang jauh
dan kerap kali meminum air hujan. Demikianlah beliau memerangi hawa nafsu keduniaan sejah usia 6
(enam) tahun. Al-Habib Abdullah Alaydrus Akbar berpuasa selama dua tahun dengan buka puasa tidak
melebihi dari dua butir korma kecuali dimalam-malam tertentu dimana ibunya datang membawa sedikit
makanan untuk Beliau memakannya semata-mata untuk menyenangkan hati ibunya.

Gurunya Habib Syeh Umar Muhdor berkata “ Aku mengawinkan putriku Aisyah dengan keponakanku
HabibAbdullah Alaydrus Akbar disebabkan Aku mendapatkan isyarat dari sesepuhku (pendahuluku)”
Al-Habib Muhammad bin Hasan Almu’alim Ba’alawi berkata “AL-HABIB ABDULLAH ALAYDRUS AKBAR
MENDAPATKAN SESUATU (MAQOM/ WILAYAH) YANG TIDAK DIDAPATI OLEH ORANG LAIN. BAIK SEBELUM
MAUPUN SESUDAHNYA”.

Al-Habib Abdullah Alaydrus Akbar telah mendapat pujian dari orang besar, para wali dan para guru,
antara lain : kakeknya sendiri Al Imam Abdurrahman bin Muhammad Assegaf, ayahnya Al-Habib
Abubakar Assakran, Syeh Saad bin Ali Al Majhaj, dan juga Syeh Abdullah bin Tohir Al Douanidan, pemuka
sufi wanita Al Zubaidiah, Syeh Ahmad bin Muhammad Al-Jabaruti, Syeh Umar bin Said Bajabir. Syeh
Husain Al Ghorib, Syeh Ma’aruf bin Muhammad Ba’Abbad, Syeh Muhammad Baharmuz, Syeh
Abdurrahman Al Khotib pengarang kitab Al Jauhar, tidak menyebutkan seorangpun (dalam kitabnya) dari
yang hidup selain Beliau Al-Habib Imam Abdullah Alaydrus Akbar (Shohibur Ratib).

Beberapa pengarang kitab yang bermutu memuji dan meriwayatkan Beliau diantaranya Al Yafii dalam
Kitab Uqbal Barahim Al Musyaraqah, muridnya Al Imam Al Habib Unmar Bin Abdurrahman Ba Alawi
dalam kitabnya Al Hamrah dan Syech Abdillah Bin Abdurrahman Bawazier, daalm kitab Al Tuhfa, mereka
mengytraknab Mankib (Riwayat Singkat), kewalian dan kramat-kramat yang sebagaian terjadi sebelum
dan sesudah Beliau dilahirkan.

Sebagaian para wali mimpi berteme Nabi Muhammad SAW, yang memuji Al Habib Al-Imama Abdullah
Alaydrus AQkbar dengan sabdanya “INI ANAKKU, INI AHLI WARISKU, INI DARAHKU DAGINGKU, ORANG-
ORANG BESAR AKN MEMPELAJARI ILMU THAREQAT DARINYA”.

Diantara yang mengambil dan belajar thareqat dari Habib Abdullah Alydrus Akabar antara lian
saudaranya vsendiri Habib Ali Bin Abi Bakr Syakran, Habib Umar Ba’alawi, (pengarang kitab Alhamrah)
dan pengarang kitab Faturrohim Al Rahman, Syech Abdullah Bin Abdul Rahaman Bawazier Al Alamah,
Syech Abdullah Bin Ahmad Baksir Al Makki, dan ringkasnya kebaikan dan akhlak Beliau tidak terlukiskan,
sedangkan ilmu dan karomahnya laksana lautan.

Al Habib Imam Abdullah Alaydrus Bin Abi Bakar Alaydrus (Shohibur Raatib) wafat pada hari Ahad
sebelum waktu Zhuhur tanggal 12 Romahdon 865 H. dalam perjalanan dakwahnya dikota Syichir
tepatnya didaerag Abul. Dimakamkan dikota Tarim dan dinagun Kubah diatas pusaranya, Beliau wafat
dalam usia 54 tahun.
Belai meninggalkan delapn anak, empat putera dan empat puteri. Putranya : Abubakar Al Adni, Alwi,
Syech, Husain.

Putrinya : Roqgayah, Khodijah, Umul Kultsum, Bahiya.

Ibu Beliau adalh yang bernama Mariam dari seorang yang Zuhud / Shaleh bernmama Syech Ahmad Bin
Muhammad Barusyaid.

Al Habib Muhammad Bin Hasan Al Mualim bberkata “ SAYA MENDENGAR BISIKAN YANG MENGATAKAN “
BILA KAMU INGIN MELIHAT SEORANG AHLI SORGA, MAKA LIHATLAH MUHAMMAD BARUSSYAID”!!
(DIRIWAYATKAN OLEH AL IMAM Al – HABIB MUHAMMAD BIN ALI MAULA AIDIED)”.

Sewaktu Al Habib Imam Abdurrahman Bin Muhammad Assegaf wafat usia Al Habib Abdullah Alaydrus
Akbar 8,5 tahun. Dan pada waktu Ayahnya Belai wafat (Abu Bakar Syakran) dan umur Beliau berusia 11
tahun setelah Ayahnya wafat Beliau tinggal dan dididik oleh Pamannya Syech Al Habib Umar Muhdar
yang kemudian menikahkannya dengan puterinya Aisyah, pada saat Al Habib Umar Muhdar Bin
Abdulrahman Assegaf wafat Al Habib Abdullah Alaydrus Akbar kurang lebih berumur 23 tahun.

Dan ucapan Shohibur Raatib kepada murid-muridnya :

BARANG SIAPA YANG MASUK DALM PENDENGARAN YANG SIA-SIA, MKA IA TELAH BERADA DALM
KERUGIAN YANG BESAR.

NASEHAT-NASEHAT BELIAU YANG TERTUANG DALAM KITAB ALKIBRATUL AHMAR:

Peraslah jasadmu dengan mujahadah (memerangi hawa nafsu dunia) sehingga keluar minyak kemurnian.

Barangsiapa yang menginginkan keridhoan ALLAH hendaklah mendekatkan diri kepada ALLAH SWT,
karena keajaiban dan kelembutan dari ALLAH SWT pada saat di akhir malam.
Siapapun dengan kesungguhan hati mendekatkan diri pada ALLAH maka terbukalah khazanah ALLAH

Diantara waktu yang bernilai tinggi merupakan pembuka perbendaharaan Ilahi diantara Zuhur dan Ashar,
Maghrib dan Isya dan tengah malam terkakhir sampai ba’da Sholat Shubuh.

Sumber segala kebaikan dan pangkal segala kedudukan dan keberkahan akan dicapai melalui ingat mati,
kubur dan bangkai

Keridhoan ALLAH dan RosulNya terletak pada muthalaah (mempelajari dan memperdalam) Al-Qur’an
dan Hadits serta kitab-kitab agama Islam.

Meninggalkan dan menjauhi ghibah (menggunjingkan orang) adalah raja atas dirinnya, menjauhi
namimah (mengadu domba) adalah ratu dirinya, baik sangka kepada orang lain adalah wilayah dirinya,
duduk bercampur dalam majlis zikir adalah keterbukaan hatinya

Kebaikan seluruhnya bersumber sedikit bicara (tidak bicara yang jelek) didalam bertafakur tentang Ilahi
dan ciptaaNya terkandung banyak rahasia

Jangang kau abaikan sedekah setiap hari sekalipun sekecil atom, perbanyaklah membaca Al-Qur’an
setiap siang dan malam hari.

Ciri-ciri orang yang berbahagia adalah mendapatkan taufik dalam hidupnya banyak ilmu dan amal serta
baik perangai tingkah lakunya.

Orang yang berakal ialah orang yang diam (tidak bicara sembarangan)

Orang yang takut kepada ALLAH ialah orang yang banyak sedih (merasa banyak bersalah)

Orang yang roja’ (mengharap ridho ALLAH) ialah orang yang melakukan ibadah
Orang mulia ialah orang yang bersungguh-sungguh dalam kebaikan dalam ridha ALLAH SWT yang
didambakan dalam hidupnya

Orang yang bertaubat ialah yang banyak menyesali perbuatannya, menjauhi pendengarannya yang tidak
bermanfaat dan mendekatkan diri kepada ALLAH terutama di masa sekarang.

Mujahadah dan Riyadhah

Dari keterangan yang terdapat di beberapa kitab mengenai mujahadahnya sebagai berikut :
“Mujadahnya laksana lautan yang tak bertepi, bagaikan bendera perang di tangan prajurit sejati, paman
sekaligus pembimbingnya Syekh Umar al Muhdar membimbingnya ke dalam mujahadah semenjak kecil,
beliau bertutur : “keponakanku menempuh mujahadah di saat berusia tujuh tahun, berpuasa dan
berbuka hanya dengan tujuh korma dan tidak makan selain itu. Selama setahun ia tidak pernah makan
kecuali hanya dengan lima mud”.

Mengenai dirinya beliau berkata : “Tatkala tahap permulaanku, aku mengkaji buku-buku kaum sufi dan
menguji diriku dengan mujahadah mereka, senantiasa berlapar, dan meninggalkan tidur dari usia 20
tahun".

Beliau senantiasa bersama pamannya Syekh Umar al Muhdar dalam menempuh tahapan ajarannya.
Kemudian mengawinkan Imam al Idrus dengan putrinya dan menempatkan dalam posisinya. Syekh Umar
al Muhdar berkata : “Aku akan mengawinkan putriku dengannya walau dengan sedikit harta benda, dan
tidak akan mengawinkan selain dia walaupun dunia yang melimpah (harta benda) diberikan kepadaku”.
Beliau memakaikan kepadanya khirqah tasawuf dan mentahkimnya serta menyatukan auranya dengan
sang paman Umar al Muhdar, yang darinya mendapatkan banyak ilmu lahir maupun batin. Pamannya
mendudukkannya sebagai pengganti sesuai dengan kamampuannya, melampaui derajat para Syekh yang
agung, dan mendapatkan posisi yang sulit untuk di capai, para ulama mengakui akan ketinggian
derajatnya dari dahulu hingga sekarang.

Kedudukan Sebagai Pemuka Umat Sepeninggal Pamannya

Disebutkan dalam kitab :”Al Kawakib al Durriyah” : “Sosok – Syekh al Idrus – suka menyepi, karena
dengannya dapat sampai kepada Allah SWT. Figur Syekh al Akbar pamannya Syekh Umar al Muhdar
seorang Syekh yang memiliki kharisma dan kepribadian yang agung dan pemuka dari Bani Alawi, ketika
wafat usia Imam al Aidrus 25 tahun, para Syarif sepakat Imam Muhammad bin Hasan Jamalullail-yang
berada di Barughah- untuk menggantikan posisinya akan tetapi beliau menolak, mereka berkata :
“Tunjukkanlah pada kami siapa yang berhak kedudukannya diantara kita”. Setelah shalat istikharah, Allah
meyakinkan hatinya untuk menjadikan Imam al Aidrus sebagai pengganti, sambil memegang tangannya
beliau berkata kepada Imam al Aidrus : “Engkau adalah pemuka dari mereka dan penunjuk bagi setiap
syarif dan yang bukan syarif”. Imam al Aidrus menampik karena usianya yang masih belia dan
ketidakmampuan dirinya ditambah paman-pamannya yang lain masih ada. Namun mereka terus
membujuknya untuk menerima posisi itu, sejak itu, semuanya sepakat untuk memposisikan dirinya
sebagai pemimpin dan namanya kesohor ke penjuru dunia, beliau menyibukkan dirinya dengan
pengajaran dalam tarikan nafasnya yang sangat berharga.

Posisinya Sebagai Tumpuan Murid dalam Pengajaran dan Penempatan Diri

Imam al Aidrus figur yang mumpuni dalam pengajaran, apabila ia mengajar di bidang tafsir maka ialah
yang paling mengusai bidang itu, dalam ilmu hadis ia adalah pemegang rawinya, dalam ilmu fiqh ia
adalah tolak ukur pemahamannya, atau selain itu semuanya menyimak pada pelajarannya. Ajaran
tasawufnya membuat para hadirin menangis, dalam hal tarekat beliau menyampaikan dengan metode
yang menakjubkan dan sistem yang luar biasa, ajaran yang mudah dicerna. Dalam dirinya terkumpul
ilmu, amal, hal,obsesi, dan wejangan, sebagaimana dituturkan oleh Syekh Kabir Muhammad bin Ahmad
Ba Qusyair :

Setiap hati mengakui akan kewaliannya, dan setiap sanubari penuh dengan rasa cinta kepadanya.

Semua milik Allah, betapa tinggi keutamaannya, betapa banyak limpahan yang diberikan Allah kepada
siapa yang berada dalam asuhanNya.

Sungguh ia adalah pemuda beruntung, yang keagungannya tak diragukan lagi, katakanlah sesukamu
pada keutamaan yang diperolehnya.

Murid-murid Beliau

Banyak dari tokoh mulya dan para mujtahid yang belajar kepada Imam al Aidrus, antara lain :

1. Saudaranya Syekh Ali bin Abu Bakar


2. Syekh Umar bin Abdurrahman Shahib al Hamra.

3. Syekh Abdullah bin Ahmad Ba Kastir

4. Syekh Ahmad Qasam bin Alwi al Syaibah

5. Syekh Muhammad bin Afif al Hijrani.

6. Putranya Syekh Abu Bakar al Adeny bin Abdullah al Aidrus.

7. Putranya Syekh Husain bin Abdullah al Aidrus.

8. Putranya Syekh Syaikh bin Abdullah al Aidrus.

Disebutkan dalam kitab : “al Kawakib al Durriyah” : “Imam al Arif Billah Muhammad bin Ali Shahib Aidid,
dan Tajul Abidin Saad bin Ali, dan Syekh Abdullah bin Abdurrahman Ba Wazir dengan derajat yang di
milikinya dan ketinggian kedudukannya senantiasa menemani dan mengikutinya serta mengambil
ajarannya, karena mereka menyadari akan ketinggian kedudukan dan maqam Imam al Aidrus".
Perkataan Ratib mempunyai banyak arti. Ratib yang dimaksudkan di sini berasal dari perkataan
( Rattaba ) mengatur atau menyusun. “Ratib adalah rangkaian dzikir secara tertib yang komposisinya
telah disusun dari berbagai ayat Al-Quran dan kalimat-kalimat dzikir yang muktabar dari Rasulullah
SAW”.

Istilah Ratib digunakan kebanyakkannya di negeri Hadramaut dalam menyebut dzikir-dzikir yang biasanya
pendek dengan bilangan dzikir yang sedikit ( 3, 7, 10, 11 & 40 X ), sering diamalkan dan dibaca pada
waktu-waktu yang tertentu yaitu sekali pada waktu pagi dan sekali pada waktu malam.

Keutamaan Ratib :

Sebagian ulama ahli salaf, antara keutamaan ratib ini bagi mereka yang istiqamah (terus-menerus/teguh
pendirian) mengamalkannya, Insya-Allah dipanjangkan umurnya, mendapat Husnul-Khatimah, dijaga
segala kepunyaannya di laut dan di bumi dan senantiasa berada dalam perlindungan Allah.

Bagi mereka yang mempunyai hajat yang tertentu, membaca ratib pada suatu tempat yang kosong
dengan berwudlu, mengadap kiblat dan berniat apa kehendaknya, Insya-Allah dimustajabkan Allah. Para
salaf berkata ia amat mujarrab dalam menyampaikan segala permintaan jika dibacanya sebanyak 41 kali

“ FADHILAH RATIB AL –AYDRUS”

Ratib Al-Aydrus disusun oleh Al- Habib Al- Imam Abdullah Bin Abu bakar Al-Aydrus Al-Akbar ( lahir Tarim
–Hadramaut-Yaman,10 Dzulhijah 811 – 865 H / 1391 – 1445 M ), Imam para Wali dan orang-orang Shalih.

“Gelar Alaydrus sendiri bermakna “ Ketua Orang-Orang Tasawuf “

Ratib Al-Aydrus bertujuan untuk memohon penguatan tauhid dan keimanan para pembacanya, sekaligus
juga kemudahan rejeki.

Didalam khazanah kaum muslimin, dikenal Ratib Al-Aydrus, Ratib Al-Haddad, Ratib Al-Athas dan ada
kemungkinan akan bertambah sesuai dengan perkembangan zamannya. Sedang sebutan Ratib Al-Aydrus
sebagai “Syamsi Syumus”, karena keagungannya dan mengawali ratib-ratib yang lain, sebelum adanya
Ratib Al-Haddad dan Ratib Al-Aththas.

NASEHAT-NASEHAT BELIAU DALAM KITAB “AL-KIBRATUL AHMAR”:

Peraslah jasadmu dengan mujahadah (memerangi hawa nafsu dunia) sehingga keluar minyak kemurnian

Barang siapa yang menginginkan keridhaan Allah hendaklah mendekatkan diri kepada Allah SWT, karena
keajaiban dan kelembutan dari Allah SWT pada saat di akhir malam.

Siapapun dengan kesungguhan hati mendekatkan diri pada Allah maka terbukalah khazanah Allah

Diantara waktu yang bernilai tinggi merupakan pembuka perbendaharaan Ilahi diantara Dzuhur dan
Ashar, Maghrib dan Isya dan tengah malam terkakhir sampai ba’da Sholat Shubuh.

Sumber segala kebaikan dan pangkal segala kedudukan dan keberkahan akan dicapai melalui ingat mati,
kubur dan bangkai

Keridhaan Allah dan RasulNya terletak pada muthalaah (mempelajari dan memperdalam) Al-Qur’an dan
hadits serta kitab-kitab agama Islam.

Meninggalkan dan menjauhi ghibah (menggunjingkan orang) adalah raja atas dirinnya, menjauhi
namimah (mengadu domba) adalah ratu dirinya, baik sangka kepada orang lain adalah wilayah dirinya,
duduk bercampur dalam majlis dzikir adalah keterbukaan hatinya.

Jangan kau abaikan shadaqah setiap hari sekalipun sekecil atom, perbanyaklah membaca Al-Qur’an
setiap siang dan malam hari.

Ciri-ciri orang yang berbahagia adalah mendapatkan taufik dalam hidupnya banyak ilmu dan amal serta
baik perangai tingkah lakunya.

Orang yang berakal ialah orang yang diam (tidak bicara sembarangan)

Orang yang takut kepada Allah ialah orang yang banyak sedih (merasa banyak bersalah)

Orang yang raja’ (mengharap ridha Allah) ialah orang yang melakukan ibadah

Orang mulia ialah orang yang bersungguh-sungguh dalam kebaikan dan ridha Allah SWT yang
didambakan dalam hidupnya.

Orang yang bertaubat ialah yang banyak menyesali perbuatannya, menjauhi pendengarannya dari yang
tidak bermanfaat dan mendekatkan diri kepada Allah terutama di masa sekarang.
Kami rasa cukup dengan beberapa cerita yang disampaikan di sini, mengenai kelebihan ratib ini dan anda
sendiri dapat meneliti/menguji dengan mengamalkannya apa yang ditulis disini.

Sayyid al-Habib Muhammad bin Zain bin Semait sendiri pernah mengatakan dalam bukunya Ghayatul
Qasd Wal Murad,

bahwa ruh Sayyidina penyusun ratib ini akan hadir, apabila dibaca ratib ini, dan di sana masih banyak lagi
rahasia-rahasia kebatinan/ruhaniyah yang lain yang dapat dicapai, ketika membacanya dan ini adalah
mujarab dan benar-benar mujarab, tiada perlu diragukan lagi.

Berkata al-Habib Alwi bin Ahmad bin Hasan bin Imam Abdullah al-Haddad (cicit Imam al-Haddad),
penulis Syarah Ratib Al-Haddad:

“Siapa yang melarang orang membaca Ratib ini dan juga wirid-wirid para shalihin, niscaya dia akan
ditimpa bencana/bala' yang berat dari pada Allah Ta’ala, dan hal ini pernah berlaku dan bukan omong
kosong.”

Berkata Sayyid al-Habib Muhammad bin Zain bin Semait Ba’alawi di dalam kitabnya Ghayatul Qasd Wal
Murad: Telah berkata Sayyidina Habib Imam Abdullah Haddad:

“Siapa yang menentang atau membangkang orang yang membaca ratib kami ini sama ada secara terang-
terangan atau disembunyikan pembangkangannya itu akan mendapat bencana seperti yang ditimpa ke
atas orang-orang yang membelakangi dzikir dan wirid atau yang lalai hati mereka dari berdzikir kepada
Allah Ta’ala."

Allah Ta’ala berfirman :

“Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatanKu, maka baginya akan ditakdirkan hidup yang sempit.”
( Thaha: 124 )

Allah berfirman lagi :

“Dan barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Pemurah, Kami adakan baginya syaitan
yang diambilnya menjadi teman.” ( Az-Zukhruf: 36 )

Allah berfirman lagi :


“Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan Tuhannya, niscaya akan dimasukanNya ke dalam azab
yang sangat berat.” ( Al-Jin: 17)

Inilah keutamaan yang diterangkan mengenai ratib ini, untuk mendorong anda supaya melazimkan diri
mengamalkan bacaannya setiap hari, sekurang-kurangnya sehari setiap malam, mudah-mudahan anda
akan terbuka hati untuk melakukannya dan mendapat faedah daripada amalan ini.

Anda mungkin juga menyukai