Pendahuluan
Menurut kamus Munjib dan Kamus Lisanul ‘Arab, Manaqib
adalah: ungkapan kata jama’ yang berasal dari kata Manqibah
artinya: Atthoriqu fi al jabal, jalan menuju gunung atau dapat
diartikan dengan sebuah pengetahuan tentang akhlaq yang
terpuji, akhlaqul karimah.
MANAQIB
Imamul Qutb Prof. DR. Al Hafidz Al Musnid Al Habib Abdullah
bin Abdul Qadir Bilfaqih
Beliau adalah Al Imam Qutb Alhabib Abdullah bin Abdul Qadir bin
Ahmad bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Alwi bin Abdullah
bin Umar bin Ahmad bin Abdurrahman bin Muhammad al-Faqih
bin Abdurrahman bin Abdullah bin Ahmad bin Ali bin Muhammad
bin Ahmad bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam bin Ali bin
Muhammad Shahib Marbath bin Ali Khala’ Qasam bin Alwi bin
Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Sayyidina Al-Imam Ahmad
AlMuhajir bin Sayyidina Al-Imam Isa Ar-Rumi bin Sayyidina Al-
Imam Muhammad An-Naqib bin Sayyidina Al-Imam Ali Al-Uraydhi
bin Sayyidina Al-Imam Ja’far As-Shodiq bin Sayyidina Al-Imam
Muhammad Al-Baqir bin Sayyidina Al-Imam Ali Zainal Abidin bin
Sayyidina Al-Imam As-Syahid Syababul Jannah Sayyidina Al-
Husein Putra dari Sayidina Ali dan Sayidatina Fatimmah az-zahro’
Binti Rosululloh Solalloh ‘alaihi wa salam.
Hal ini bukan terjadi secara kebetulan tanpa adanya suatu usaha.
Melainkan adanya usaha yang seimbang antara sang ayah dan
puteranya itu. al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih, sang
ayah yang juga sebagai maha guru tunggal al-Habib Abdullah
Bilfaqih, telah mengerahkan segala daya dan upaya untuk
memimbing dan mendidik serta mengantarkan sang putera ini
menjadi seorang ulama yang ilmunya bermanfaat serta dapat
menggantikan peranan dan dakwah sang ayah.
Hal itu tentu saja tidak terjadi secara kebetulan. Semua itu berkat
kerja sama yang seimbang antara ayah yang bertindak sebagai
guru dan anak sebagai murid. Sang guru mengerahkan segala
daya upaya untuk membimbing dan mendidik sang putra,
sementara sang anak mengimbanginya dengan semangat belajar
yang tinggi, ulet, tekun, dan rajin.
Maka wajarlah jika dalam usia relatif muda, Habib Abdullah telah
hafal dua kitab hadits shahih, yakni Shahihul Bukhari dan
Shahihul Muslim, lengkap dengan isnad dan silsilahnya. Tak
ketinggalan kitab-kitab Ummahatus Sitt (kitab induk hadits),
seperti Sunan Abu Daud, Sunan Turmudzy, Musnad Syafi’i,
Musnad Imam Ahmad bin Hanbal; Muwatha’ karya Imam Malik;
An-Nawadirul Ushul karya Imam Hakim At-Turmudzy; Al-Ma’ajim
ats-Tsalats karya Abul Qasim At-Thabrany, dan lain-lain.
Seorang Waliyulloh
Dan selang beberapa hari beliau juga mimpi bertemu dengan kyai
Hamid sedang menuju pintu surga, dan sang Habib tersebut
berusaha menggapai kyai Hamid tapi tidak bisa. Mimpi itu datang
sampai beberapa hari.
Hingga saat ini makam mereka berdua tidak pernah sepi dari para
peziarah yang datang. Ia tidak meninggalkan harta dunia, namun
yang ditinggalkannya adalah jasa, kenangan baik dan ilmu yang
ada di dalam dada para murid-muridnya. Justru inilah yang
menjadi warisan paling penting dalam kehidupan kita di dunia
yang fana ini. Sampai saat ini Lembaga Pendidikan Pondok
Pesantren Darul Hadis al-Faqihiyyah dan majelis-majelis yang
dirintis oleh Prof. Dr. al-Habib Abdullah tetap berjalan seperti
sedia kala dibawah asuhan ketiga puterany
Beliau adalah Al Imam Qutb Alhabib Abdul Qadir bin Ahmad bin
Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Alwi bin Abdullah bin Umar
bin Ahmad bin Abdurrahman bin Muhammad al-Faqih bin
Abdurrahman bin Abdullah bin Ahmad bin Ali bin Muhammad bin
Ahmad bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam bin Ali bin
Muhammad Shahib Marbath bin Ali Khala’ Qasam bin Alwi bin
Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Sayyidina Al-Imam Ahmad
AlMuhajir bin Sayyidina Al-Imam Isa Ar-Rumi bin Sayyidina Al-
Imam Muhammad An-Naqib bin Sayyidina Al-Imam Ali Al-Uraydhi
bin Sayyidina Al-Imam Ja’far As-Shodiq bin Sayyidina Al-Imam
Muhammad Al-Baqir bin Sayyidina Al-Imam Ali Zainal Abidin bin
Sayyidina Al-Imam As-Syahid Syababul Jannah Sayyidina Al-
Husein Putra dari Sayidina Ali dan Sayidatina Fatimmah az-zahro’
Binti Rosululloh Solalloh ‘alaihi wa salam
PENDIDIKAN
Pernah pula salah seorang maha guru Habib Abdul Qodir bin
Ahmad Bilfaqih yang bernama Al-Habib Al-Imam Ahmad bin
Hasan Al-Aththos R.A di depan rumahnya berkata: “Aku mencium
aroma ilmu yang harum nan murni dari rumah ini”.
PERJUANGAN HABIB ABDUL QODIR BILFAQIH
Begitu tinggi dan besar tekad Habib Abdul Qodir bin Ahmad
Bilfaqih dalam menyebarkan ajaran Allah SWT. Dan Baginda
Rasulullah SAW, dengan tidak henti-hentinya berdakwah dan
mengajarkan ilmu agama, seperti yang dianjurkan oleh
Rasulullah SAW.
Hal ini membuktikan betapa tinggi dedikasi Habib Abdul Qodir bin
Ahmad Bilfaqih dalam menyiarkan ajaran Allah SWT dan
Rasulnya serta sebagai wujud nyata peran aktif dalam
memajukan dan mencerdaskan bangsa Indonesia pada
umumnya, umat islam pada khususnya.
Ketinggian ilmu dan kepakaran beliau dalam bidang agama tidak
dapat diasingkan lagi. Semua kalangan, baik masyarakat umum
maupun pejabat mengetahui hal itu. Maka pada tahun 1330
H/1960 M Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Malang mengangkat
Habib Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih sebagai dosen matakuliah
tafsir.
Di dalam lubuk hati Habib Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih telah
tertanam untuk mengagungkan ilmu dan memuliakan ahli ilmu.
KEISTIMEWAAN
2. Habib Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih bukan hanya ahli dan
menguasai ilmu syariat saja, melainkan Habib Abdul Qodir bin
Ahmad Bilfaqih ahli dan menguasai bidang thariqah. Begitu
pula dengan bidang haqiqat dan ma’rifat, Habib Abdul Qodir
bin Ahmad Bilfaqih ahli dalam menguasainya, sehingga Habib
Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih terkenal dengan sebutan
“Syaikhusy Syariah Wat Thoriqoh Wal Haqiqat”.
3. Habib Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih, ahli dalam ilmu Alat,
Nahwu, Shorof, Ma’ani, Bayan, Badi, Mantiq, dan
sebangsanya, serta ahli dalam ilmu kalam. Dalam bidang
hadist Habib Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih benar-benar
menguasainya, baik dalm hal riwayat maupun dalam diroyah.
Beliau Hafal Jutaan Hadist Nabi Besar Muhammad SAW.
MURID-MURID
WAFAT