Ber-Thoriqoh?
Jalan Tol Menuju Alloh
Kenapa
Ber-Thoriqoh?
Jalan Tol Menuju Alloh
KH B RAHMAN HAKIM
Pendiri dan Pimpinan
iv
Judul
: Kenapa Ber-Thoriqoh?
Jalan Tol Menuju Alloh
Desain Sampul
dan Tata Letak
: Jamal A Nasir
Penerbitan
Email : arsypublishing@gmail.com
ISBN : 978-602-8075-95-4
DAFTAR ISI
viii PENGANTAR
xviii PROLOG
25
32
38
45
56
75
84
108
119
123
133 EPILOG
vi
vii
PENGANTAR
APAPUN BUNGKUSNYA,
THORIQOH ISINYA
Assalamualaikum Wr Wb
Bismillahirrahmanirrahim
nyebar
kan ajaran thoriqoh. Penuh tantangan dan
rintangan. Dalam melakoninya harus punya cadangan
kesabaran yang melimpah serta seni berdakwah yang
kaya lagi menyenangkan. Kemasan materi yang di
sampaikan juga harus menyesuaikan dengan kebutuhan
serta tuntutan zamannya.
Isyarat mengenai beratnya tugas mulia ini sudah jauhjauh disampaikan oleh Pangersa Guru Agung Abah
viii
PENGANTAR
PENGANTAR
PENGANTAR
xi
xii
PENGANTAR PENULIS
PENGANTAR PENULIS
PENGANTAR PENULIS
xv
PENGANTAR PENULIS
KH B Rahman Hakim
xvi
xvii
PROLOG
PROLOG
PROLOG
PROLOG
PROLOG
23
24
Wasilah Hidayah
Ber-Thoriqoh
25
26
Bber-thoriqoh
27
28
29
30
31
32
33
34
35
Saudi Arabia
sebagai pusat
gerakan Islam
Salafi Wahabi
37
Etimologi &
Terminologi Thoriqoh
38
Dan jika manusia tetap pada suatu Thoriqoh, pasti mereka akan
mendapatkan air yang menyegarkan.
Sungguh ada bagi kamu di dalam diri Rosul itu contoh yang
bagus, bagi siapa saja yang ingin bertemu Alloh dan hari akhir,
maka Zikirlah kepada Alloh yang sebanyak-banyak- nya. (Qs:
Al-Ahzab : 21)
40
41
43
44
Thoriqoh Dalam
Lintasan Sejarah:
Asal Mula dan
Dinamikanya
45
53
54
55
Konstruksi
Keilmuan Thoriqoh:
Ke Sejajaran Silsilah
Thoriqoh Mutabarah &
Sanad Hadis Mutawatir
Sebagai Argumen
Serta Referensi
Amaliyah Ibadah
56
59
2. Thoriqul kasyf (jalan kasyf). Dalam kamus AlMunjid fi al-Lughoh wa al-Alam halaman
687, Luwis Maluf mendefiniskan kasyf sebagai
menampakkan, mengangkat sesuatu yang
menyelubungi atau menutupinya. Oleh Al Ghazali
dalam kitabnya Al Munqidz min al-dholal halaman
14, orang yang mengira kasyf harus berdasar pada
dalil-dalil rasio semata, maka ia telah mempersempit
Rahmat Alloh yang luas. Beliau juga menegaskan
bahwa kasyf adalah metode pengetahuan tertinggi.
Ada tiga tingkatan bagi orang yang sedang mencari
kebenaran sejati, yakni; pertama, orang awam,
metode pengetahuannya adalah peniruan penuh.
Kedua, teolog, metode pengetahuannya adalah
pembuktian rasional. Dan peringkatnya mereka
mendekati peringkat orang awam. Ketiga, orang
arif yang sufi, metode pengetahuannya adalah
dengan penyaksian dengan cahaya yakin.
Al-Ghazali kemudian memberikan contoh
terhadap tiga kelompok di atas. Untuk orang
awam, seandainya dia mendapat pemberitaan
yang dipercayainya bahwa dalam sebuah rumah
ada orang, maka ia akan membenarkannya
tanpa sedikit pun terbesit dalam benaknya untuk
menyelidikinya. Sedangkan seorang teolog, dalam
hal ini bagaikan orang yang hanya mendengar
suara manusia dari rumah tersebut. Lalu, ia
mencari bukti-bukti kebenaran adanya suara
tersebut. Sementara seorang sufi, dalam hal ini
seperti halnya seorang yang masuk ke dalam
rumah tersebut dan melihat orang yang ada di
dalamnya. Penyaksian seperti itulah yang disebut
dengan pengetahuan hakiki.
Ibnu Taymiyyah dan Ibnu Qoyyim AlJauziyyah juga mengakui kemungkinan para sufi
62
64
66
Ulama tafsir tidak ada yang mengkhususkan
bahwa yang dimaksud sholat pada ayat di atas
hanyalah sholat fardhu saja. Terlebih terdapat
riwayat dalam Musnad Ahmad yang menyatakan
bahwa:
Huzaifah bin Yaman menuturkan, Pada malam
ber
langsungnya perang Ahzab, saya menemui
Rasulullah saw, sementara beliau sedang shalat
68
Perintah menjadikan sholat sebagai sarana
pe
nolong kita adalah hal yang sifatnya pokok
(ushuliyyah), namun niat sholatnya apa, rokaatnya
berapa, bacaan suroh setelah suroh Al-Fatihahnya apa,
dan seterusnya adalah perkara cabang (furuiyyah)
yang selama tidak bertentangan dengan kaifiyyah,
rukun dan syarat sholat, maka hukumnya sah.
Ajaran dan amailiyyah dalam Thoriqoh
kami, Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyyah
(TQN) Pondok Pesantren (PP) Suryalaya, Syaikh
Mursyid
mengajarkan
dan
mencontohkan
berbagai sholat sunnah. Seperti sholat sunnah
Dafil Bala (tolak bala), Istiadzoh (memohon
perlindungan), Kaffarotul Baul (penghapus dosa
dari kemungkinan masih tersisanya najis ditubuh
kita setelah buang air kecil), Hifzhul Iman (mohon
terjaganya keimanan) dan lain sebagainya. (untuk
lebih lengkapnya me
ngenai sholat ini, silahkan
baca kitab Uqudul Juman yang diterbitkan oleh
Pesantren Internasional Jagat Arsy).
69
2. Acara Manaqib-an
Kata manaqib itu adalah bentuk jamak dari
manqobah, yang di antara artinya adalah cerita
kebaikan amal dan akhlak perangai terpuji seseorang.
Jadi membaca manaqib, artinya membaca cerita
kebaikan amal dan akhlak terpujinya seseorang.
Oleh sebab itu kata-kata manaqib hanya khusus
bagi orang-orang baik mulia: manaqib Umar bin
Khottob, manaqib Ali bin Abi Tholib, manaqib Syaikh
Abdul Qodir al-Jailani, manaqib Wali Songo dan lain
sebagainya. Maka tidak boleh dan tidak benar kalau
ada orang berkata manaqib Abu Jahal, Abu Lahab dan
lain sebagainya.
Kalau kritik yang dilontarkan adalah terkait
dengan kejadian-kejadian irrasional dan di luar
kebiasaan (khoriqul adat) yang terdapat dalam
Manaqib Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani misalnya,
maka silahkan di baca juga cerita tentang sahabat
Umar bin Khottob yang berkirim surat kepada sungai
Nil, Sahabat Umar bin Khottob memberi komando
dari Madinah kepada prajurut-prajurit yang sedang
bertempur di tempat yang jauh dari Madinah. Cerita
tentang Ashif bin Barkhoya yang memindahkan
Khoriqul
adah
seorang
wali hingga
terbang
melayang...
70
73
74
Thoriqoh Sebagai
Jalan Ruhaniyah
& Sistem
Tarbiyah Shufiyah
75
Suatu hari aku berada di dalam masjid. Lalu seorang lakilaki masuk dan menunaikan shalat. Dia membaca al-Quran
dengan bacaan yang menurutku salah. Tidak lama kemudian
seorang laki-laki lain masuk dan membaca al-Quran dengan
bacaan yang berbeda dengan bacaan orang sebelumnya. Seusai
keduanya shalat, kami bertiga menghadap Nabi. Di hadapan
Nabi aku berkata, Orang ini membaca al-Quran dengan bacaan
yang menurutku salah dan yang satunya lagi membacanya
dengan bacaan yang berbeda. Setelah itu, Rosululloh menyuruh
keduanya untuk mengulangi bacaan mereka. Dan beliau
menganggap baik bacaan kedua orang tersebut. Lalu di dalam
hatiku terdetik pendustaan terhadap beliau sebagaimana terjadi
pada masa jahiliah. Ketika beliau apa yang terjadi padaku, beliau
menepuk dadaku. Seketika itu juga keringatku bercucuran, seolah
aku melihat Alloh.
76
79
80
82
83
Bagaimana
Gambaran dan
Perumpamaan
Berthoriqoh itu?
84
Bumum
Siapakah
orang-orang yang mengikutiku,
mereka adalah para shahabat kemudian beralih ke
tabiin, tabiin tabiin, begitu seterusnya hingga para
guru kita. Para guru yang memiliki nasab keilmuan,
tradisi amaliyah keagamaan yang terus menyambung
hingga baginda Rasulullah itulah yang kemudian kita
sebut sebagai Mursyid.
Imam Al-Ghazali, dalam kitab Ihya Ulumiddin,
juz III, hal. 65 berkata, Murid membutuhkan
seorang mursyid atau guru yang dapat diikutinya,
agar dia menunjukkannya ke jalan yang lurus.
Jalan agama sangatlah samar, dan jalan-jalan
setan sangat banyak dan jelas. Oleh karena itu,
jika seseorang yang tidak mempunyai Syaikh
yang membimbingnya, maka pasti setan akan
menggiringnya menuju jalannya. Barangsiapa
berjalan di jalan yang berbahaya tanpa petunjuk,
maka dia telah menjerumuskan dan membinasakan
88
Syaikh Jalaluddin Rumi mengatakan, Tanpa
seorang pembimbing, kau akan habiskan dua
ratus tahun perjalanan dari yang semestinya dapat
ditempuh selama dua tahun. Mengapa demikian?
Sebab tanpa seorang pembimbing, kita akan memilih
ajaran dan praktik ibadah yang kita sukai, bukan
yang dibutuhkan jiwa kita. Nafsu akan mendorong
kita tetap seperti sedia kala, tidak mengalami
transformasi atau perubahan.
Dari sini, jelaslah keutamaan penunjuk jalan
(guide) dan perlunya seorang mursyid yang
89
91
Ilmu kedokteran
dari waktu ke
waktu semakin
canggih saja.
98
kemudi.
Untuk mendapatkan akses kepada orang-orang
dalam status sosial-ekonomi yang tinggi, sebut saja,
pejabat tinggi seperti Presiden atau menteri, atau
pengusaha besar, kita memerlukan peran orangorang yang sudah kenal dan bersama orang-orang
tersebut sebagai penghubung atau penyambung.
Misalnya, untuk mengundang mereka ke sebuah hajat
yang kita selenggarakan. Bisa saja kita mencobanya
langsung, dipastikan harus melalui rantai birokrasi
yang panjang. Tapi kalau kita mengakses dengan
bantuan orang-orang inner circle atau orang-orang
terdekat pejabat, maka, dipastikan akan lebih cepat
tersambung, setidaknya segera mendapat jawaban
ya tidaknya. Posisinya karena, kita amat bisa jadi
mengenal orang-orang besar itu, melalui sumbersumber yang ada, masalahnya, mereka tidak cukup
mengenal kita. Dipastikan, kita akan diabaikan saja,
paling tidak, tidak mendapat prioritas layanan.
Benar bahwa Alloh berbeda dengan makhlukmakhlukNya. Alloh maha dekat bahkan lebih dekat
dari urat leher seperti tertera dari firmanNya.
Bahkan dalil ini yang selalu menjadi argumen bebas
perantara. Namun jangan lupa fakta, pertama,
benar, Alloh maha dekat, Alloh maha mengenal
makhluqNya, masalahnya ialah apakah makhluk
cukup punya kedekatan diri, terlebih makrifat
kepadaNya?
Kedua, bukankah Para Nabi dan Rasul Alloh,
ketika memperoleh wahyu dari Alloh swt memerlukan
perantara malaikat penyampai Wahyu, Malaikat
Jibril? Dan Jibril pun seperti melekat dalam tugastugas kenabian sebagai kurir penyampai wahyu
dari TuhanNya. Ketersambungan ajaran Nabi
Muhammad saw sambung menyambung sampai
101
103
106
107
Banyak Aliran
Thoriqoh:
Pilihan-pilihan
di Meja Salik
108
Berdarkan kehadiran Syaikh Ali bin Abdulloh alThayyib ke pulau Jawa, maka Thoriqoh Tijaniyah ini
diperkirakan datang ke Indonesia pada awal abad ke 20
M. namun menurut Pijper, sebelum tahun 1928 Thoriqoh
Tijaniyah belum mempunyai pengikut di pulau jawa.
Pijper menjelaskan bahwa Cirebon merupakan tempat
pertama diketahui adanya gerakan thoriqoh Tijaniyah.
Pada bulan Maret 1928 pemerintah Kolonial mendapat
laporan bahwa ada gerakan keagamaan yang dibawa oleh
guru agama (Kiyai) yag membawa ajaran Thoriqoh baru
yaitu Tijaniyah. Dari Cirebon ini kemudian menyebar
secara luas ke daerah-daerah di pulau Jawa melalui
murid-murid pesantren Buntet ini. Perkembanga
thoriqoh ini pada akhirnya bukan hanya dari pesantren
Buntet di Cirebon tetapi juga dari luar Cirebon. Seperti
Tasikmalaya, Brebes dan Ciamis.
Kedelapan, Thoriqoh Qoo
diriyyah Naqsabandiyyah. Tho
riqoh ini adalah merupakan
tho
riqoh gabungan dari tho
riqoh Qodiriyah dan Thoriqoh
Naqsyabandiyyah (TQN). Tho
riqoh
Qoodiriyyah
Naqsya
ban
diyyah yang ter
dapat di
Indo
nesia bukanlah hanya me
rupakan suatu penggabungan
dari dua thoriqoh yang berbeda
yang diamalkan bersama-sama.
Syaikh Ahmad Khatib
Tho
riqoh ini lebih merupakan
Ibn al-Ghaffar Sambas
sebuah thoriqoh yang baru dan
berdiri yang di dalamnya unsur-unsur pilihan dari
Qoodiriyyah dan juga Naqsyabandiyyah telah dipadukan
menjadi sesuatu yang baru. Thoriqoh ini didirikan oleh
Orang Indonesia Asli yaitu Ahmad Khatib Ibn al-Ghaffar
Sambas, yang bermukim dan mengajar di Makkah
115
117
118
Banyak Jalan
Terbang ke Langit
119
122
Jalan Sunyi
Kesufian;
Dalam Potret
123
124
125
126
Ngarasy; mengunjungi
Guru Mursyid dapat
meningkatkan dan
mendidik ruhani.
Penulis
Meminta
Restu dari
Habib Luthfi.
127
128
Abuya Muthy,
Abah Aos dan
Habib Luthfi.
Abah Aos
ganti Kiswah
makam tuan
syeikh.
129
Ruang
kholwat tuan
syekh Abd
qodir jaelani,
Baghdad.
130
131
132
EPILOG
Memasyarakatkan
Thoriqoh dan Menthoriqohkan
Masyarakat
Tmungkin
EPILOG
EPILOG
135
DAFTAR BACAAN
Abu al-Wafa al-Ghanimi al-Taftazani, Madhal Ila al-Tasawuf
al-Islamy Ali, Daud M, Hukum Islam Pengantar: Hukum dan
tata Hukum Islam diIndonesia Raja Grafindo Persada, Jakarta,
1995
Abadi, Abi Thohir Majduddin bin Muhammad bin Yaqub
Fairuz, Safarus Saadah, Dar al-Ushul wa an Nasyr, 1350 H
Al Ghazali, Abu Hamid, Al Munqidz minad Dholal, Al
Maktabah Ats-Tsaqafiyyah, Beirut, tt
---------------, Ihya Ulumiddin, Dar Al-Kutub Al-Alamiyyah,
Beirut, tt.
Al Halabi, Abdul Qodir Isa, Haqoiq anit Tashawwuf, Darul
Irfan, Syiria, 2001
Ahmad Tafsir, Thoriqoh dan Hubungannya dengan
Tasawuf, dalam Harun Nasution (ed.), Thoriqot Qadiriyah
Naqsyabandiyah : Sejarah, Asal-usul dan Perkembangannya,
Tasikmalaya: IAIIM, 1990, h. 28.
Al-Kurdi, Syaikh Muhammad Amien, Tanwirul Qulub,
Manusia Bumi Manusia Langit, Jakarta: Pustaka Hidayah, 2013
Azra Azyumardi, Islam di Asia Tenggara: Pengantar
Pemikiran dalam Azyumardi Azra (Peny), Perpektif Islam di
Asia Tenggara, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 1989
-----------, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan
Nusantara Abad XVII dan XVIII: Melacak Akar-Akar
Pembaruan Pemikiran Islam di Indonesia, Bandung:Mizan,
1998
Baktiar, Amsal, Tasawuf dan Gerakan Thoriqoh, Bandung:
Angkasa, 2001
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam,jilid
5,Jakarta: Ictiar Baru Van Hoeve, Cet IV, 1997
Fathurahman, Oman, Thoriqoh Syattariyah di Minangkabau,
Jakarta: Prenada Media, 2008
Ibrahim Madkour, 1995, al-Falsafat al-Islamiyah: Manhaj wa
Tathiquhu, diterjemahkan oleh Yudian Wahyudi Asmin dengan
judul; Aliran Teologi dan Filsafat Islam , Jakarta : Bumi Aksara,
1995,
Jumantoro, Totok & Samsul Munir Amin, Kamus Tasawuf,
Amzah, 2012
Laili Mansur, H.M, Ajaran dan Teladan para Sufi, Jakarta:
Srigunting, 1996
Mansur Ahmad Suryanegara, Menemukan Sejarah Rencana
Pergerakan Islam di Indonesia, Mizan Cet IV, 1998
Mubarok Jaih, Sejarah Peradaban Islam, Bandung:Pustaka
136
137
BIOGRAFI PENULIS
KH Budi Rahman Hakim (BRH) atau Abah Jagat lahir di
Purwakarta, 21 Oktober 1976, adalah Dosen tetap di Fakultas
Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta. Menyelesaikan studi sarjana
dan pascasarjana di McGill University School of Social Work.
Montreal, Canada dengan tesis berjudul Modernization of
Social Work and The State: A critical Survey of Its Development
In Indonesia. Sebelumnya, ia pernah menjadi santri di Pondok
Pesantren Persatuan Islam (Persis) No 67 Tasikmalaya dan
dilanjutkan di Pondok Pesantren Persatuan Islam (Persis)
No 33 Purwakarta masing-masing selama tiga tahun. Lalu
melanjutkan studi di Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam (KPI) di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, lulus dengan
predikat terbaik (cumlaude) dan tercepat (3,5 tahun).
BRH adalah Chief Executive Officer (CEO) Harian Politik
Nasional Rakyat Merdeka - The Political News Leader dan
sekaligus holding company media Rakyat Merdeka Group,
Jawa Pos Group. Selain pengamat dan praktisi pekerja
sosial, kehidupan menjadi wartawan telah digelugutinya
sejak dibangku kuliah. Lama menekuni kerja redaksi sebagai
reporter hingga front-page editor Rakyat Merdeka, kini ia lebih
intens berkecimbung di ranah bisnisnya, serta terlibat aktif
dalam mengembangkan media-media dalam jaringan Rakyat
Merdeka dan Jawa Pos Group. Sebagai sosok yang hidup
didunia pendidikan telah menginspirasi untuk membangun
sayap pendidikan media dan penerbitan buku di Rakyat
Merdeka Group. Kini ia tercatat sebagai Bendahara Umum
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat.
Di organisasi masyarakat Islam, BRH tercatat sebagai Wakil
Ketua Dewan Tafkir Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP
PERSIS) dan aktif sebagai Mudir Idaroh Wustho Jamiyyah
Ahli Thoriqoh Mutabaroh An-Nahdly (JATMAN) Propinsi
Banten, sekaligus merupakan ikhwan di Thoriqoh Qoodiriyyah
Naqsyabandiyyah Pondok Pesantren Suryalaya (TQN PPS),
dan mendapat kepercayaan sebagai Pembantu Khusus
Syeikh Mursyid TQN PPS. Bersama sang istri, BRH merintis,
membangun, dan mengembangkan jaringan Pesantren
Internasional JAGAT ARSY (International Boarding School)
yang berpusat di kawasan elit Bumi Serpong Damai (BSD),
Serpong, Tangerang Selatan, Banten.
138