Anda di halaman 1dari 138

Kenapa

Ber-Thoriqoh?
Jalan Tol Menuju Alloh

Kenapa
Ber-Thoriqoh?
Jalan Tol Menuju Alloh

KH B RAHMAN HAKIM
Pendiri dan Pimpinan

iv

Judul

: Kenapa Ber-Thoriqoh?
Jalan Tol Menuju Alloh

Oleh : KH B Rahman Hakim


Editor

: KH Irfan Zidni Wahab

Desain Sampul
dan Tata Letak

: Jamal A Nasir

Penerbitan

: Arsy Publishing House - RM Books

Email : arsypublishing@gmail.com
ISBN : 978-602-8075-95-4

DAFTAR ISI
viii PENGANTAR

Apapun Bungkusnya, Thoriqoh Isinya


Oleh: Syaikh Muhammad Abdul Ghaos Saefullah Maslul
Al-Qodiri An Naqsyabandi RA (Mursyid TQN PPS ke 38)

xiii PENGANTAR PENULIS


KH. B RAHMAN HAKIM

xviii PROLOG

Jalan Paling Mudah & Cepat Sampai Kepada Alloh


Oleh: Prof Dr KH Abdul Hadi
(Guru Besar Hukum Islam UIN Walisongo Semarang,
Mursyid TQN Mranggen, Wakil Mudir Aam Idaroh Aliyah
JATMAN)

25
32
38
45
56
75
84

Wasilah Hidayah Ber-Thoriqoh


Kritik Mereka atas Doktrin Ajaran & Amaliyah Thoriqoh
Etimologi & Terminologi Thoriqoh
Thoriqoh Dalam Lintasan Sejarah Islam: Asal Mula dan
Dinamikanya
Konstruksi Keilmuan Thoriqoh: Ke Sejajaran Silsilah
Thoriqoh Mutabarah & Sanad Hadits Mutawatir Sebagai
Argumen & Referensi Amaliyah Ibadah
Thoriqoh Sebagai Jalan Ruhaniyah & Sistem Tarbiyah
Shufiyah
Bagaimana Gambaran dan Perumpamaan Berthoriqoh
Pengelana & Pemandunya
Pasien & Dokternya
Binatang Buas & Pawangnya
Sang Perantara
Murid & Guru Silat
Banyak Aliran Thoriqoh: Pilihan-pilihan di Meja Salik
Kesimpulan: Banyak Jalan Terbang ke Langit
Jalan Sunyi Kesufian; Dalam Potret

108
119
123
133 EPILOG

Memasyarakatkan Thoriqoh dan Menthoriqohkan Masyarakat


Oleh: Prof DR KH Asep Usman Ismail, MA (Guru Besar
Tasawuf UIN Syarif Hidayatullah, Wakil Talqin Syaikh
Mursyid TQN PPS)

137 DAFTAR BACAAN


138 BIOGRAFI PENULIS

vi

vii

PENGANTAR

Wali Mursyid Thoriqoh Qodiriyyah Naqshabandiyyah


Pondok Pesantren Suryalaya (TQN PPS)

APAPUN BUNGKUSNYA,
THORIQOH ISINYA
Assalamualaikum Wr Wb
Bismillahirrahmanirrahim

Tberdakwah selama tiga puluh lima tahun me

IDAK mudah menjalankan mandat ilahiyyah

nyebar
kan ajaran thoriqoh. Penuh tantangan dan
rintangan. Dalam melakoninya harus punya cadangan
kesabaran yang melimpah serta seni berdakwah yang
kaya lagi menyenangkan. Kemasan materi yang di
sampaikan juga harus menyesuaikan dengan kebutuhan
serta tuntutan zamannya.
Isyarat mengenai beratnya tugas mulia ini sudah jauhjauh disampaikan oleh Pangersa Guru Agung Abah
viii

PENGANTAR

Anom kepada Abah dalam kesempatan berdua saat jeda


menerima salaman dari tamu, di hari pertama lebaran
tahun 1973. Begini:
Jauh keneh perjalanan teh, os... Loba keneh kyai
nu can nyaho kana tarekat. Kuduna mah maranehna
heula... ayeuna malah jadi penghalang... Sakieu
ngaleugeudeutna can tangtu 20 (dua puluh) persennanu jadi...
(Masih jauh perjalanan ini, Os. Masih banyak kyai
yang belum tahu tarekat. Mestinya mereka dulu...
Sekarang malah jadi penghalang... segini banyaknya
(ikhwan thoriqoh), belum tentu 20 persennya yang
jadi...)
Pada tahun itu belum jelas tergambar apa yang
dimaksud jauhnya perjalanan mengembangkan thoriqoh
itu. Namun satu yang jelas: ucapan Pangersa Abah
Anom terbukti sekarang benar adanya. Apalagi ketika
menyimak pesan beliau berikutnya yang disampaikan
di kesempatan yang sama, yang sekarang menemukan
pembuktiannya.
Boro-boro dibawa ku urang euy dicandak ku Nabi
ge loba nu embungeun...Boro-boro ka urang, ka nabi
ge loba nu ngewa...Boro-boro ka urang, ka Alloh ge
loba nu teu percaya...
(Jangankan dibawa oleh kita, oleh Nabi juga banyak
yang tidak mau. Jangankan kepada kita, kepada Nabi
saja banyak yang tidak suka. Jangankan kepada kita,
kepada Alloh juga banyak yang tidak percaya)
Karena Pangersa sudah memberikan gambaran
seperti ini maka seberat apapun ujian, sekeras
apapun tantangan dan rintangan, sudah siaga. Abah
Anom sudah menyiapkan infrastruktur mental dan
fisik sejak awal untuk tugas suci mengamalkan,
mengamankan, dan melestarikan ajaran Thoriqoh
Qoodiriyyah Naqsya
bandiyyah Pondok Pesantren
ix

PENGANTAR

Suryalaya (TQN PPS).


Buku yang ditulis Pembantu Abah Aos ini merupakan
ungkapan yang disarikan dari pengalaman pencarian
spiritualnya, yang dipadukan dengan proses iqro
terhadap diri dan lingkungannya sampai akhirnya
menempuh dan berlabuh dalam thoriqoh. Kehadiran
buku berjudul Kenapa Berthoriqoh: Banyak Jalan
Menuju Alloh seperti ini penting bagi siapa saja yang mau
sama-sama belajar dzikir thoriqoh untuk kebahagian
dhohir batin di dunia dan akherat.
Sesuatu yang dimulai dengan pertanyaan, dalam
sudut pandang Imam Al-Ghozali, tidak harus
selalu untuk dijawab, karena ada pertanyaan yang
sudah penuh dengan jawaban. Seperti ayat yang
menerangkan tentang dzikir dalam surat Ar-Rad ayat
28 yang berbunyi, Alaa bi dzikrillah tathmainnul
quluub. Ayat ini jelas menggunakan kata tanya di awal
kalimat, namun prakteknya sering diterjemahkan:
hanya dengan jalan dzikir kepada Alloh-lah yang
dapat membuat hati jadi tentram. Inilah istifham
taam, pertanyaan bukan untuk dijawab, melainkan
pertanyaan yang penuh jawaban. Buku berjudul
Kenapa Berthoriqoh pun demikian, bukan untuk
dijawab melainkan penuh jawaban.
Kepada siapa saja yang ingin mengenal thoriqoh
lebih dini, buku ini akan mengantarkan ke mulut
gerbangnya. Kepada siapa saja yang masih perlu dan
terus bertanya kenapa harus berthoriqoh, di buku ini
semoga mendapat jawabannya.
Semoga yang ditulis Raden Haji Budi Rahman
Hakim ini besar manfaat dan sumbangannya bagi
gairah kebangkitan umat Islam di masa depan,
khususnya dunia thoriqoh. Yang diingatkannya
kembali dalam buku ini adalah isi, ruh, dan spirit
dari Islam, bukan bungkus atau jasad. Yaitu ruh yang
x

PENGANTAR

akan menghidupkan cita-cita dan realita kejayaan


Agama dan Negara. Amien.
Wassalamualaikum Wr Wb
Pesantren Sirnarasa, 21 Januari 2014

Syeikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh


Maslul Al-Qodiri An Naqsyabandi

xi

xii

PENGANTAR PENULIS

ni adalah buku pertama saya tentang agama.


Pen
dorongnya adalah keinginan saya berbagi
pengalaman beragama kepada para pembaca. Sejatinya
penulisan buku ini lebih bergaya narasi, karena
sesungguhnya ide awal menulis buku ini adalah kisah
perjalanan spiritual saya mengapa mantap berthoriqoh.
Namun ternyata setting berubah.
Perubahannya lumayan serius. Semula hanya yang
ringan-ringan, jadi rada berat karena disertakannya nash
sebagai penopang cerita. Sejatinya pengalaman beragama
ini nilai kebenarannya subjektif. Namun semampu
mungkin jenis kebenarannya dapat diobjektifikasi,
sehingga dapat dijadikan argumen keyakinan beragama
yang berdasar dan mendasar.
Berthoriqoh berarti meyakini konsep adanya ke
berlanjutan tugas-tugas nubuwwah yang diemban oleh
para auliya Alloh. Keyakinan bahwa nubuwwah sudah
berakhir ketika Nabi Muhammad saw diutus ke muka
bumi ini namun fungsi-fungsi profetik pengamalan,
pengamanan dan pelestarian ajaran-ajaran (Islam)
masih terus berlanjut oleh para kekasih Alloh, para wali
xiii

PENGANTAR PENULIS

Alloh, di setiap zaman.


Dari masa ke masa selalu ada Waly Mursyid yang tidak
pernah terputus silsilah nur qudsiyyah-nya dari sejak
Nabi saw hingga sekarang bahkan sampai akhir zaman.
Silsilah kemursyidan dalam thoriqoh inilah yang lalu
menjadi rujukan atau referensi amaliyah secara day to
day bagi para penempuh jalan thoriqoh. Para mursyid
adalah the living book dari sunnah nabawiyyah dan
cermin akhlaq Al-Quran.
Peralihan dari satu Syaikh ke Syaikh penerus dari satu
periode waktu ke periode waktu berikutnya melalui
proses seleksi dan tarbiyah panjang. Mursyid penerus
adalah murid terpilih yang sudah dipersiapkan ruhnya
sejak di alam ruh dan telah melalui pendidikan spiritual
dan sosial berjenjang dari Mursyid sebelumnya. Se
orang penerus adalah perjumpaan takdir dan proses
basyariyyah menjalani tarbiyyah secara tekun se
hingga memperkokoh takdir. Penerus adalah ia yang
lulus menyirnakan dirinya, lebur kepada gurunya (fana
fis Syaikh). Begitu seterusnya sampai akhir zaman.
Posisi Wali Mursyid lebih dari sekedar rujukan atau
tuntunan zhohir bagi kaum muslimin yang bersifat
kaifiyyah-syariah dalam ibadah, lebih dalam dari
itu, merupakan wasilah ruhiyyah-hakikoh wushulnya (sampainya) sebuah ibadah kepada Alloh swt.
Waly Mursyid mengambil peran serta tanggungjawab
ruhiyyah-ilahiyyah atas murid-muridnya dalam
menjalankan amaliyah ibadah.
Di antara beberapa tanggungjawab teologis yang
dipikul Guru Mursyid terhadap murid-muridnya ialah
proses tarbiyah ruhaniyyah (pendidikan ruhani) selama
24 jam nonstop. Pendidikan ruhani Syaikh Mursyid
melampaui ruang dan waktu murid-muridnya. Diminta
atau tidak, Syaikh Mursyid senantiasa membimbing dan
mengawasi murid-murid dari sebuah jarak.
xiv

PENGANTAR PENULIS

Mursyid adalah ahli ruh, karena itu tidak relevan


dengan konsep jarak jauh atau dekat dalam makna
lahiriyah. Jauh dekat sama saja nilai tarbiyah
ruhaniyyahnya. Apalagi, sang murid secara istiqomah
melakukan satu lagi ajaran penting dalam berthoriqoh,
yakni, melakukan robithoh kepada Guru Mursyidnya di
mana saja dan kapan saja. Yakni, mengikatkan dirinya
selalu secara ruhani kepada Syaikhnya.
Makna kehadiran mursyid juga tidak harus berbentuk
ruang yang terisi jasad. Syaikh Mursyid menembus
ruang, di mana saja murid-murid berada, dia ada di sana
bersama mereka. Apalagi bila para muridnya nonstop
robithoh, senantiasa meniru dan mengikuti ajaran
Syaikh Mursyidnya.
Lebih utama lagi bila para murid rutin ber-syuhbah
(bergaul) dengan Syaikhnya di majelis-majelis
silaturrahim apalagi forum zikir atau manaqib (napak
tilas perjuangan) para Ahli Silsilah Thoriqohnya, yang
dalam tradisi Thoriqoh Qodiriyah bermanaqib kepada
Hadratus Syaikh Sulthon Auliya Abdul Qodir AlJailani. Saat-saat ber-mujalasah (duduk bareng) secara
lahir itulah terjadi transfer energi atau charging batery
spiritual kepada murid-muridnya. Dalam Kitab Sirrul
Asror dijelaskan, Ar-ruh yasqi badhuhum badho
(sesungguhnya ruh-ruh itu saling meminum satu sama
lain).
Proses tarbiyah dari seorang Mursyid semakin
efektif dan tokcer lagi bila sang murid memiliki tingkat
khidmah (pelayanan) di atas rata-rata kepada Guru
Mursyidnya. Sang murid akan dilimpahi karomah dari
gurunya. Ini sesuai dengan keterangan, man hasunat
khidmatuhu wajabat karomatuhu (barang siapa yang
khidmah kepada gurunya baik maka wajib atas murid
itu mendapatkan karomah dari gurunya).

xv

PENGANTAR PENULIS

Karomah itu bukan sekedar khowariqul aadah


(kejadian luar biasa) yang akan menimpanya, tetapi
lebih penting dan hakiki dari itu, dilimpahi karomah
betah ibadah. Keistiqomahan dalam beribadah adalah
karomah yang sejati bagi para murid penempuh jalan
menuju Alloh.
Syaikh Mursyid sejak awal sudah mentanamkan pohon
kalimah zikir di dada murid-muridnya dengan cara
mentalkinkan afdholuz dzikri (zikir yang paling utama)
yakni Kalimat Thoyyibah Laa Ilaaha Illalloh. Zikir ini
berfungsi sebagai alat pembersih hati serta pencuci jiwa.
Dengan mengamalkan zikir ini secara mudawwamah
(terus menerus) maka akan berjalan mekanisme proteksi
terhadap serangan dan godaan syetan.
Kalimah thoyyibah adalah benteng Alloh. Dalam
sebuah hadits disebutkan Laa Ilaaha Illalloh Hishni,
wa man dakholahaa dakhola hishnii. Waman dahkhola
hishni amina min adzabi. (La Ilaaha Illalloh adalah
benteng Aku, barang siapa yang memasukinya maka
sudah masuk bentengku. Barang siapa masuk dalam
bentengku aman dari adzabku).
Inilah jalan thoriqoh yang saya pilih. Fa firruu ilalloh
(Segeralah kembali kepada Alloh). Semua hanya bisa
bila kita tahu jalan kembali kepada-Nya.
Pasulukan JAGAT ARSY, 21 Maret 2014

KH B Rahman Hakim

xvi

xvii

PROLOG

Prof DR KH Abdul Hadi


(Guru Besar Hukum Islam UIN Walisongo Semarang, Mursyid
TQN Mranggen, Wakil Mudir Aam Idaroh Aliyah JATMAN)

JALAN PALING MUDAH &


CEPAT SAMPAI KEPADA ALLOH

HORIQOH itu ajaran Rosululloh saw berdasarkan


sebuah hadis. Diriwayatkan bahwa, suatu ketika
Sayyidina Imam Ali k.w meminta kepada Rosululloh
saw. sebuah jalan termudah dan tercepat untuk sampai
kepada Alloh swt. Ya Rosulalloh tunjukkan kepadaku
jalan yang paling mudah dan yang paling dekat kepada
Alloh. Rosululloh saw. menjawab, Pejamkan kedua
matamu, dan ikuti aku... Disitulah Ali mendapatkan
bimbingan (talkin) zikir Laa Ilaaha Illalloh secara
khusus dari baginda Nabi Muhammad saw.
Mengapa Imam Ali meminta dan diberi oleh Rosululloh
saw bimbingan zikir Laa Ilaaha Illalloh? Bukankah
Imam Ali sering mengucapkannya, apalagi kalimat ini
bagian dari kalimat Syahadatain? Dipastikan, inilah
zikir Laa Ilaaha Illalloh yang berbeda sekaligus
xviii

PROLOG

bermetoda. Dan zikir ini terkait erat dengan penajaman


penglihatan kepada Alloh swt, yang dalam konsep
disebut ihsan.
Thoriqoh menyempurnakan Islam dan Iman dengan
Ihsannya. Sebuah hadis meriwayatkan, Beribadahlah
kalian kepada Alloh seakan engkau melihat-Nya,
bilapun tak mampu melihat-Nya sesungguhnya Dia
melihatmu. Melihat Alloh di sini tentu tidak dengan
mata lahir akan tetapi mata batin. Bukan dengan mata
fisik melainkan dengan mata hati. Bagaimana agar mata
hati kita mampu melihat-Nya?
Untuk menjawab di atas, Rosululloh saw. mem
bimbingkan Sayyidina Syaikh Ali k.w. zikir Laa Ilaaha
Illalloh dengan nafas. Bimbingan ini terus dibimbing
kan kepada penerusnya dan seterusnya sampai hari
ini hingga terbentuklah thoriqoh Qodiriyyah, Naqsya
bandiyyah, dan lain-lainnya. Ini semua kaitannya
dengan ilmu riwayah. Kalau ilmu diroyah, kalimat Laa
Ilaaha Illalloh itu tidak ada apa-apanya, namun karena
menggunakan ilmu riwayah maka ada pematangan
kalimah thoyyibah.
Pada saat Rosululloh saw membimbingkan zikir ini,
tidak ada larangan kepada Ali untuk membimbingkannya
kepada orang lain. Ini bukan hanya untuk diri Ali dan
dikhususkan untuk seorang sahabat Ali. Namun zikir ini
diijazahkan kepada Imam Ali untuk diteruskan dalam
periode berikutnya. Oleh karenanya, seperti ajaranajaran lainnya, zikir ini juga pasti dibimbingkan dan
diajarkan kepada orang lain sebagaimana ajaran atau
syariat lainnya seperti Al-Quran dan lain-lain.
Pada masa itu, Rosululloh saw pernah mengajarkan
suatu ajaran yang khusus ditujukan kepada salah seorang
sahabat saja. Tidak boleh diajarkan kepada orang lain.
Sebagaimana Rosul mengajarkan sahabat Abu Hurairoh
tentang suatu ajaran, dan pada saat itu Abu Hurairoh
xix

PROLOG

berkata, Kalau saya buka kepada kamu sekalian


ajaran Rosul ini maka akan dipotong leher saya. Jadi
Abu Hurairoh itu diajarkan oleh Rasul secara ilmu batin
dan menjadi teka-teki sampai sekarang.
Inti zikir thoriqoh ini, wa bilkhusus Thoriqoh
Qodiriyyah Naqsyabandiyyah, ialah pertama, pada
zikir jahr, yang terdiri dari kalimat nafi dan isbat.
Zikir yang kedua ialah zikir Ismu Dzat, inilah yang
disebut zikir khofi. Zikir Ismu Dzat yakni zikir yang
berasal dari tulisan Alif Lam Lam Ha. Oleh para
guru thoriqoh dibimbingkan agar zikir ini tidak
dilafalkan tetapi dibatinkan.
Zikir Ismu Dzat ini ditujukan untuk seluruh lathoif
yang tujuh itu. Tujuh lathoif dalam tubuh kita ini adalah
nikmat Alloh swt. Apa yang ada pada tubuh kita dari
napas sampai kepala, semuanya itu nikmat Alloh. Dalam
Al-Quran disebutkan, tsumma latusalunna yaumaidzin
anin naim (QS. At Takatsur:8) kemudian kamu pasti
akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang
kamu megah-megahkan di dunia itu). Banyak manusia
yang tidak bisa mengerti tentang syukur dari badan kita,
banyak yang menyalahgunakan tubuh manusia sendiri
kepada pelanggaran-pelanggaran syariah.
Dalam Al-Quran tertera, alyauma nahtimu ala
afwahihim wa tukallimuna aidihim wa tasyhadu
arjuluhum bima kaanu yaksibun (QS. Yaasin: 65) pada
hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada
Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki
mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.
Ketika para guru mursyid mengetahui ini, maka sejak
zaman Rosul sampai saat sekarang, dibimbingkan amalan
supaya tubuh kita diajak zikir bersama melalui lathoif.
Dalam thoriqoh posisi wali mursyid sangat sentral
dalam tarbiyyah ruhaniyyah (pendidikan ruhani) para
murid-muridnya. Karena murid-murid ini kelak me
xx

PROLOG

ngenal Alloh sw karena dan dari gurunya. Sehingga, tidak


berlebihan apapila ada satu adagium yang berbunyi lau
laa Syaikhi maa aroftu Robbi (Andai tidak ada guruku
maka aku tidak akan kenal dengan Tuhannku)
Komunitas thoriqoh meyakini, apa yang dilakukan
mursyid itu adalah pasti yang dilakukan oleh Rosullulloh
saw, karena silsilah thoriqoh mutabaroh bersambung
dari mursyid sekarang, sebelumnya, dan sebelumnya
lagi hingga ke hadroh Nabi Muhammad saw. Mursyid
zaman sekarang tidak mungkin melakukan amaliah
kalau mursyid sebelumnya tidak melakukan amaliah
dimaksud. Semua atas tarbiyah dari mursyid sebelumnya.
Silsilah thoriqoh itu terkontrol dari masa ke masa oleh
umat Islam, seperti halnya Al-Quran saat diturunkan.
Sebagian dihafal, sebagian langsung dicatatkan.
Dengan demikian jelas, tuntunan ibadah yang
bersumber dari wali mursyid thoriqoh mutabaroh dapat
dijadikan argumen amaliah dan ilmu. Bahkan berani
dikatakan kedudukannya lebih tinggi dari tuntunan
yang bersumber dari sanad hadis mutawatir. Mengapa
lebih tinggi?
Kalau hadis itu sejak Imam Syafii, persisnya sejak
tahun 150 H. Sedangkan thoriqoh, sejak pertama
sudah merupakan rangkaian silsilah yang teruji. Imam
Syafii menguji dari gurunya melalui runutan dari para
muhadist yang di atasnya apakah hadir, tsiqoh, dhobit
dan sebagainya. Dan ini dirunut atas dasar kabar dari
yang lainnya, sedangkan thoriqoh sudah teruji sejak
pertama dan tidak ada keraguan juga dari sejak pertama.
Sebuah silsilah thoriqoh itu mutabaroh atau muttasil
dapat dikontrol dari para gurunya. Misalnya Qodiriyyah
dengan Naqsyabandiyyah, dan Syadziliyyah, ternyata
sumbernya hanya satu: dari Rosullulloh saw, kemudian,
Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Ali, kemudian sampai
ke bawah dan terus serta terus bercabang-cabang, karena
xxi

PROLOG

muridnya banyak dan mereka itu mengambil tafauul


(harapan akan kebaikan dan kemuliaan) dari alirannya
itu, dari zikirnya itu, pada para gurunya yang paling
besar, misalnya Qodiriyyah dari Syaikh Abdul Qodir Al
Jailani, Naqsyabandiyyah dari Syaikh Bahauddin anNaqsyabandi, dan seterusnya.
Kehadiran buku yang mengupas alasan kenapa
berthoriqoh menjadi penting, karena orang-orang
sekarang ini cenderung memperdebatkan segala hal,
termasuk masalah yang dulu tidak pernah dipikirkan
oleh ahli thoriqoh. Di era sekarang, kenapa umat Islam
perlu mendalami ilmu batin melalui jalan amaliah
thoriqoh karena sejak dulu Islam itu sudah terbelah
antara orang yang cenderung scripturalis (hanya
memahami Al-Quran dan Al-Hadis dari lahiriyahnya
saja). Sedangkan dari segi bathiniyah, kurang bahkan
yang lain sangat anti dan sebagainya.
Kalau kita kaji yang namanya jiwa Al-Quran, sangat
luar biasa. Imam Al-Ghozali mengatakan, apakah
siksaan yang paling terpedih itu, yaitu keterpisahan (alfurqoh) seseorang dengan al mahbubnya (orang yang
dicintainya). Ketika ia sudah mengumpulkan segala
kekuatan dan materi untuk menemui dengan mabuknya
yang dicintainya tidak terlaksana maka dia hancur
berantakan, lebih baik dia kena api daripada cintanya
tidak terlaksana.
Contohnya banyak, bagaimana orang bunuh diri ketika
dia tidak bisa menjumpai orang yang mencintai, artinya api
yang membakar dirinya lebih ringan daripada terbakarnya
api karena tidak berjumpa dengan kekasihnya. Jadi ketika
itu orang yang sebetulnya yang paling pedih itu ialah saat
ketika ia tidak bisa berjumpa dengan Alloh swt. Thoriqoh
membimbingkan jalan perjumpaan hamba dengan
kekasihnya, Alloh azza wajalla. Perjumpaan dengan-Nya
adalah hak yang sangat tinggi.
xxii

Dan bahwasanya: Jikalau mereka tetap berjalan


Lurus di atas jalan itu (agama Islam), benarbenar Kami akan memberi minum kepada
mereka air yang segar (rezki yang banyak).
(QS. 72:16)

23

24

Wasilah Hidayah
Ber-Thoriqoh

25

WASILAH HIDAYAH BER-THORIQOH

Pada awalnya aku adalah orang yang mengingkari


kondisi spiritual orang-orang sholeh dan derajatderajat yang dicapai oleh para ahli makrifat. Hal itu
terus berlanjut sampai akhirnya aku bergaul dengan
mursyidku, Yusuf an-Nasaj. Dia terus mendorongku
untuk melakukan mujahadah, hingga akhirnya
aku memperoleh karunia-karunia ilahiah. Aku
dapat melihat Alloh di dalam mimpi. Dia berfirman
kepadaku, Wahai Abu Hamid, tinggalkanlah segala
kesibukanmu. Bergaullah dengan orang-orang
yang telah Aku jadikan sebagai tempat pandanganKu di bumi-Ku. Mereka adalah orang-orang yang
menggadaikan dunia dan akhirat karena mencintai
Aku. Aku berkata, Demi kemulian-Mu, aku tidak akan
melakukannya kecuali jika Engkau membuatku dapat
merasakan sejuknya berbaik sangka terhadap mereka.
Alloh berfirman, Sungguh Aku telah melakukannya.
Yang memutuskan hubungan antara engkau dan
mereka adalah kesibukanmu mencintai dunia. Maka
keluarlah dari kesibukanmu mencintai dunia dengan
suka rela sebelum engkau keluar dari dunia dengan
penuh kehinaan. Aku telah melimpahkan kepadamu
cahaya-cahaya dari sisi-Ku Yang Maha Suci. Aku
bangun dengan penuh gembira. Lalu aku mendatangi
Syaikh-ku, Yusuf an-Nasaj, dan menceritakan tentang
mimpiku itu. Dia tersenyum sambil berkata, Wahai
Abu Hamid, itu hanyalah lembaran-lembaran yang
pernah kami peroleh di fase awal perjalanan kami. Jika
engkau tetap bergaul denganku, maka mata hatimu
akan semakin tajam.
Abu Hamid Al-Ghazali (Taha Abdul Baqi Surur,
Syakhshiyyat Shufiyyah, hal : 154)

26

WASILAH HIDAYAH BER-THORIQOH

Bber-thoriqoh

anyak wasilah seseorang memutuskan untuk


(baca: bergabung dalam salah
satu thoriqoh). Ada yang mulanya didorong kuat
oleh kesadaran internal dirinya yang dilandasi spirit
pencarian diri melalui pengembaraan ruhani dan atau
ziarah intelektual seperti yang dialami Hujjatul Islam
Imam Al-Ghozali di atas. Hasil pembacaannya terhadap
diri, literatur, dan lingkungan inilah yang akhirnya
mengalirkan kesadaran ke dalam dirinya suatu tujuan
azali hidup di dunia, dengan target pencapaian puncak
spiritual yang tinggi, jangka
panjang, dan di atas rata-rata
(melampaui muslim umumnya).
Inilah target seorang salik (para
penempuh jalan menuju Alloh)
yang umumnya mematok dua
ambisi spiritual level tinggi: 1)
meraih cinta & makrifat kepadaImam Abu Hamid Al-Ghozali dan
beberapa karyanya.

27

WASILAH HIDAYAH BER-THORIQOH

Nya (marifatullah); 2) menemukan jalan & kembali


pulang bahkan sudah sampai kepada-Nya (wushul ilallloh)
kini dan di sini.
Sementara pada saat yang sama, ada yang triggernya karena faktor eksternal, misalnya lantaran terantuk
masalah hidup entah itu karena terjerat narkoba atau
problem sejenis lalu melakukan ikhtiar penyembuhan
dengan healing ala thoriqoh, atau karena tekanan mental
yang berbuah kecemasan akut lalu menemukan escape
guna memperoleh ketenangan batin melalui kegiatankegiatan ritual-spiritual zikir thoriqoh. Tidak sedikit
pula di antaranya yang awal perjumpaannya dengan
thoriqoh diperantarai oleh kerinduan pada spiritualisme
di tengah kekosongan jiwanya dari sentuhan dan
belaian emosional spiritual dari agama (Islam). Yaitu,
mereka yang terlalu lama hidup di tengah labirin krisis
spiritual akibat cengkraman idiologi materialisme,
corak kehidupan yang mempertuhankan materi. Dan
ini banyak terjadi di abad modern sekarang ini. Dengan
ungkapan lain, pertemuan mereka ke dunia thoriqoh

Mereka yang terganggu masalah ruhaninya

28

WASILAH HIDAYAH BER-THORIQOH

yang basah dengan siraman kesejukan ilahiyah karena


krisis ruhani akibat kemarau panjang spiritual yang telah
banyak menyebabkan kerusakan ruhani yang cukup
fatal. Thoriqoh menjadi jalan keluar untuk recovery dan
kesehatan ruhani yang lengkap.
Dua wasilah ini pada akhirnya berjumpa pada suatu
muara kebutuhan ruhaniyah paling dasar yakni adanya
piranti tarbiyah ruhiyyah yang dapat mengantarkan
mereka ke tujuan dan mencapai target antara lain
ketenangan jiwa serta akhlak pribadi yang sempurna.
Piranti seperti ini telah lama mengakar dalam sejarah
Islam yakni tradisi tasawuf kaum thoriqoh. Dalam mana,
di dalamnya, selain sudah tersusun sistem pendidikan
ruhani yang lengkap, juga suatu resep kesehatan ruhani
menyeluruh. Seperti dalam dunia pendidikan, thoriqoh
memiliki konsep tersendiri baik dalam kurikulum dan
silabus penularan ilmu dan amal, juga sistim evaluasi
proses pendidikannya.
Salah satu yang niscaya kehadirannya dalam pola
pendidikan ruhani melalui thoriqoh ialah begitu
sentralnya peran seorang pembimbing ruhani,
pemandu riyadhoh, dan mujahadah dari seorang
Wali Mursyid. Yaitu, mereka yang secara silsilah
keguruannya mutabarah, terbukti mewarisi nuriyat
(ruhul qudsiyah) yang muasalnya dari-Nya, MalaikatNya, Nabi-Nya Muhammad saw, Khulafaurrasyidin,
para wali-Nya, tersambung sampai wali Mursyid yang
hidup di zaman ini.

29

WASILAH HIDAYAH BER-THORIQOH

30

31

Kritik Mereka atas


Doktrin Ajaran &
Amaliyah Thoriqoh

32

KRITIK MEREKA ATAS DOKTRIN AJARAN & AMALIYAH THORIQOH

Bmereka yang memilih berthoriqoh. Kalangan Islam


anyak kritik bahkan label sesat dialamatkan kepada

dhohir yang diwakili kelompok Wahabi dan gerakan Islam


modernis mengkritik keras bahkan menolak doktrin fana
fi Syaikh dalam thoriqoh. Perilaku dan perlakuan para
murid terhadap mursyid thoriqohnya dianggap sebagai
praktek taklid buta, bahkan sebagian mencapnya sebagai
para pengkultus individu kepada sang guru.
Kelompok modern Islam ini juga mengkritik dan
meng
anggap keliru keyakinan kalangan thoriqoh
yang mendasarkan praktek ibadah yang bersumber
amaliyah Mursyid. Kalangan thoriqoh yang menganggap
amaliyah yang berasal dari amaliyah mursyid yang
silsilah thoriqohnya mutabarah setara dengan sunnah
Nabawiyah dianggap kalangan modern Islam sebagai
penyimpangan dan dinilai tidak memiliki dasar hukum.
Sejatinya hanya yang mengasaskan pada hadis-hadis
shahih yang sanadnya mutawatir saja yang bisa dijadikan
rujukan, di luar itu tidak dapat diterima. Karena sumber
amaliyahnya tidak banyak bersandar pada struktur sanad
hadis mutawartir maka kalangan thoriqoh dituduh sebagai
penumbuh subur praktek bidah dalam Islam, karena itu
mencap mereka sebagai kelompok dholalah (sesat).

Buku-buku yang ditenggarai kuat sebagai referensi


idiologi Salafi Wahabi.

33

KRITIK MEREKA ATAS DOKTRIN AJARAN & AMALIYAH THORIQOH

Salah satu contoh kritik yang dilancarkan oleh kelompok


ini seperti disampaikan oleh salah seorang tokohnya,
DR. Ali Musri, MA, dalam makalah yang berjudul
Taqwiimul Mafaahiim al-Khaathi`ah Indal Ghulaati
wal Jufaati fid-Difaai anin Nabiyyi shallallaahu
alaihi wa sallam, hlm. 37-38, yang disampaikan dalam
Muktamar Internasional dengan tema Nabi Rahmat,
Muhammad shallallhu alaihi wa sallam tanggal 2-4
Oktober 2010 di kota Riyadh, Saudi Arabia:
Saudaraku, ketahuilah, di antara landasan pokok kaum
Sufi dan ciri khas mereka, adalah menyebarluaskan hadishadis lemah, palsu, dan cerita-cerita khayalan (khurafat)
disertai mengamalkan kandungan-kandungannya.
Landasan dasar mereka yang lain, men-tashhih hadishadis palsu itu (menilai hadis shahih) melalui kasyf
dan manaamaat, (bisikan dan mimpi) yang menyalahi
kaedah Ulama Hadis dalam menilai satu hadis.
Bila diperhatikan, akan cukup sulit bagi Saudara
untuk menjumpai dan mendengarkan hadis shahih
dalam ceramah dan khutbah-khutbah golongan Sufi.
Jarang sekali mereka menyampaikan hadis shahih.
Kalaulah mengetengahkan hadis shahih, itu pun
dengan memenggalnya dan dijadikan sebagai dalil
dalam masalah yang tidak pada tempatnya. Pasalnya,
tumpuan utama mereka pada hadis-hadis dusta atas
nama Rosululloh (hadis palsu), hadis-hadis gharib,
dan cerita-cerita khurafat, yang semua ini ditonjolkan
untuk melegalkan keyakinan-keyakinan yang sesat,
praktek syirik dan bidah-bidah.
Jumlah hadis-hadis dusta dan palsu yang di kalangan
Sufi tidak terhitung, baik muncul karena kedangkalan
ilmu mereka terhadap hadis maupun kesengajaan.
Hadis-hadis dusta dan palsu ini disebarluaskan di
tengah umat sampai mengakibatkan diikutinya hadis-

34

KRITIK MEREKA ATAS DOKTRIN AJARAN & AMALIYAH THORIQOH

hadis yang tertolak dan terbengkalainya hadis-hadis


shahih. Pada dasarnya, mereka mengakui kurang
menguasai hadis dan perbedaan hadis shahih dengan
hadis yang bermasalah. Siapa saja memperhatikan
buku-buku rujukan penting mereka, akan menjumpai
contoh-contoh tersebut dengan jelas sekali.
Atau lihatlah komentar salah seorang ulama mereka
lainnya, Syaikh Ihsan Ilahi Dhahir dalam kitabnya AtTashawwuf al-Mansya wal Mashadir hal 27:
Ketika kita memperhatikan dengan teliti tentang ajaran
sufi yang pertama dan terakhir, serta pendapat-pendapat
yang dikutip dan diakui oleh mereka di dalam kitab-kitab
sufi, baik yang lama maupun yang baru, maka kita akan
melihat dengan jelas perbedaan yang jauh antara sufi
dengan Al-Quran dan As-Sunnah. Begitu juga kita tidak
melihat adanya bibit-bibit sufi di dalam perjalanan
hidup Nabi saw dan para sahabat beliau, yang mereka
itu adalah (sebaik-baik) pilihan Alloh dari kalangan
makhluk-Nya. Tetapi kita bisa melihat bahwa sufi
diambil dari percikan kependetaan Nasrani, Brahmana
(Hindu), Yahudi, dan kezuhudan Agama Budha.
Doktrin ajaran thoriqoh dituding sudah terlalu banyak
tercampur baur kultur setempat, oleh karenanya menurut
pandangan kalangan yang persisnya mengatasnama
modern Islam perlu dilakukan purifikasi (pemurnian)
ajaran, dengan mengembalikan semua kepada teks alQuran dan as-Sunnah (salafi). Kaum thoriqoh dituduh
telah mematikan ruang intelektualisme Islam karena
terlalu mengagungkan sikap saman wa thaatan kepada
wali mursyid. Kritik-kritik seperti ini terus dilakukan
dari dulu sampai sekarang, pembersihan terbersih
terhadap kalangan thoriqoh dilakukan di Saudi Arabia
sebagai pusat ajaran Salafi Wahabi. Dan gerakan mereka

35

KRITIK MEREKA ATAS DOKTRIN AJARAN & AMALIYAH THORIQOH

Saudi Arabia
sebagai pusat
gerakan Islam
Salafi Wahabi

terus menyebar dengan didukung pendanaan yang kuat


di berbagai Negara termasuk Indonesia.
Secara historis, gerakan anti-thoriqoh khususnya di Indo
nesia sebenarnya datang belakangan, semakin menguat
terutama setelah datangnya gelombang modernisme dan
rasionalisme dalam kajian-kajian keislaman. Lebih kencang
lagi ketika Barat mengintrodusir penting
nya literatur
ilmiah dan konstruksi keilmuan yang mengasaskan pada
kaidah-kaidah filsafat ilmu. Bias inilah yang menyentuh
pendekatan rasional dalam kajian keilmuan Islam termasuk
di dalamnya Ilmu Mustholahul Hadis. Disadari atau tidak
cara pandang ini meluas dan mengganas.
36

37

Etimologi &
Terminologi Thoriqoh

38

ETIMOLOGI & TERMINOLOGI THORIQOH

Tbentuk jamaknya thoroiq, thuruq. Pengertian eti

horiqoh secara bahasa ialah thoriqo, artinya jalan,

mologisnya, 1) jalan, cara (al-kaifiyyah); (2) metode,


sistem (al-uslub); (3) mazhab, aliran, haluan (almazhab). Lebih khusus jalan di sini bermakna jalan
menuju Tuhan; ilmu batin, tasawuf. Dari sudut lain,
thoriqoh berasal dari kata At-Thoriq (jalan) menuju
hakikat, atau dengan ungkapan lain, pengalaman syariat
(Mustofa, 2010).
Thoriqoh adalah jalan atau cara atau metode. Semua
ibadah ada cara atau metodenya; sholat, puasa, zakat, haji
semuanya ada metodenya dan cara-cara itu dinamakan
Thoriqoh. Dalam Al Quran Surat Al Jin ayat 16 seperti
dikutip diawal tulisan Alloh berfirman,

Dan jika manusia tetap pada suatu Thoriqoh, pasti mereka akan
mendapatkan air yang menyegarkan.

Inilah jalan sunyi kesufian

Berdasarkan ayat di atas, maka jelas ajaran Thoriqoh


adalah ajaran agama Islam, bukan ajaran Ulama Salaf
(Ulama pertengahan setelah para sahabat), sebagaimana
anggapan sebagian kecil umat Islam. Ajaran Thoriqoh
itu dititikberatkan kepada ajaran Dzikrulloh. Masalah
39

ETIMOLOGI & TERMINOLOGI THORIQOH

Dzikrulloh telah di contohkan atau diajarkan oleh Nabi


Besar Muhammad SAW. Tersebut di dalam al-Quran:

Sungguh ada bagi kamu di dalam diri Rosul itu contoh yang
bagus, bagi siapa saja yang ingin bertemu Alloh dan hari akhir,
maka Zikirlah kepada Alloh yang sebanyak-banyak- nya. (Qs:
Al-Ahzab : 21)

Zikir berjamaah Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyyah


Pondok Pesantren Suryalaya
di Pesantren Internasional Jagat Arsy

Ajaran Thoriqoh/Dzikrulloh ini adalah ajaran yang


bersifat khusus, artinya tidak akan diberikan/diajarkan
kepada siapa saja, selama orang itu tidak memintanya.
Oleh sebab itu untuk menerima ajaran Thoriqoh/
Dzikrulloh ini harus melalui Baiat/Talqin, tersebut di
dalam al-Quran:

40

ETIMOLOGI & TERMINOLOGI THORIQOH

Sesungguhnya orang-orang yang Baiat kepadamu


(Muhammad), sesungguhnya mereka Baiat kepada Alloh
(Qs: Al Fath:10)

Derivasi makna thoriqoh meluas sebagai pendidikan


kerohanian yang sering dilakukan oleh orang-orang yang
menempuh kehidupan tasawuf, untuk mencapai suatu
tingkatan kerohanian yang disebut Al-Maqamat dan AlAhwal. Pengertian seperti ini menonjol sekitar abad keIX dan ke-X Masehi. Sebagian lain memaknai sebagai
perkumpulan yang didirikan menurut aturan yang telah
dibuat oleh seorang Syaikh yang menganut aliran thoriqoh
tertentu. Maka dalam perkumpulan itulah seorang Syaikh
yang menganut suatu aliran yang mengajarkan Ilmu
Tasawuf menurut aliran thoriqoh yang dianutnya, lalu
diamalkan bersama dengan murid-muridnya. Pengertian
seperti ini, menonjol sesudah abad ke-IX Masehi.
Syaikh Muhammad Amin al-Kurdi al-Irbili al-Syafii
al-Naqsyabandi, dalam kitab Tanwir al-Qulub-nya
membuat rumusan thoriqoh sebagai berikut:
Beramal dengan syariat dengan mengambil/
memilih yang azimah (berat) daripada yang rukhshoh
(ringan); menjauhkan diri dari mengambil pendapat
yang mudah pada amal ibadah yang tidak sebaiknya
dipermudah; menjauhkan diri dari semua larangan
syariat lahir dan batin; melaksanakan semua perintah
Alloh swt semampunya; meninggalkan semua
larangan-Nya baik yang haram, makruh atau mubah
yang sia-sia; melaksanakan semua ibadah fardlu dan
sunah; yang semuanya ini di bawah arahan, naungan
dan bimbingan seorang guru/Syaikh/mursyid yang
arif yang telah mencapai maqamnya (layak menjadi
seorang Syaikh/Mursyid).
Prof. Dr. Harun Nasution memberi batasan thoriqoh

41

ETIMOLOGI & TERMINOLOGI THORIQOH

dengan jalan yang harus ditempuh oleh seorang calon


sufi dalam tujuan berada sedekat mungkin dengan
Tuhan. Dan tiap thoriqoh mempunyai Syaikh, upacara
ritual dan bentuk zikir sendiri. Ciri khas thoriqoh adalah
memiliki tujuan moral yang mulia. Tidak ada perbedaan
prinsipil antara satu thoriqoh dengan thoriqoh lainnya.
Perbedaan yang ada terletak pada jenis wirid dan
zikir serta tata cara pelaksanaannya. Atau meminjam
istilah Taufiq Ath- Thawil, wirid yang menentukan
karakteristik setiap thoriqoh.
Menurut A River Siregar, tasawuf adalah jalan
spiritual yang sempit dan mendaki menuju hakikat.
Sang penempuh hanya dapat menempuhnya di
bawah bimbingan seorang guru terpercaya. Thoriqoh
adalah nama khusus bagi jalan spiritual Islam. Guruguru yang memberikan petunjuk dan pimpinan ini
dinamakan Mursyid yang mengajar dan memimpin
muridnya sesudah mendapat ijazah dari gurunya
pula sebagaimana tersebut dalam silsilahnya. Dengan
demikian ahli tasawuf yakin, bahwa peraturanperaturan yang tersebut dalam ilmu syariat dapat
dikerjakan dalam pelaksanaan yang sebaik-baiknya.
(Kamus Ilmu Tasawuf, hal: 240)

Inilah para tokoh penempuh jalan kesufian...

Dalam bukunya yang berjudul Al-Kibriitul Ahmar wal


Iksiirul Akbar, Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aidrus
r.a. menyebutkan: Menurut para sufi, syariat adalah
ibarat sebuah kapal, thoriqoh (thariqah) adalah lautnya
42

ETIMOLOGI & TERMINOLOGI THORIQOH

dan hakikat (haqiqah) adalah permata yang berada di


dalamnya. Barang siapa menginginkan permata, maka
dia harus naik kapal kemudian menyelam lautan, hingga
memperoleh permata tersebut.

43

44

Thoriqoh Dalam
Lintasan Sejarah:
Asal Mula dan
Dinamikanya

45

THORIQOH DALAM LINTASAN SEJARAH

Ttetapi telah berjaya mengembalikan umat Islam


asawuf bukan saja barang asli bagi Islam,

kepada keaslian agamanya dalam beberapa kurun


waktu tertentuTasawuf berpangkal pada pribadi
Nabi Muhammad SAW. Gaya hidupnya sederhana,
tetapi penuh kesungguhan. Akhlak Rosululloh tidak
dapat dipisahkan dari pancaran cahaya Al-Quran.
Akhlak Rosululloh itulah titik bertolak dan garis
perhentian cita-cita tasawuf Islam.

Syaikh Ahmad Shohibul wafa


Tajul Arifin (ABAH ANOM) dalam
Kata Sambutan, Nasution, Prof
Dr Harun, Thoriqot Qodiriyyah
Naqsyabandiyyah: Sejarah AsalUsul, dan Perkembangannya,
Tasikmalaya: 1990
Sejarah thoriqoh adalah sejarah perkembangan tasawuf
baik sebagai amaliyah maupun disiplin keilmuan.
Usianya setua Islam sendiri. Dan tradisi sufisme
sudah ada sejak Nabi Muhammad SAW diteruskan di
masa sahabat, tabiin, tabiut-tabiin, dan masa-masa
sesudahnya mencakup auliya wassholihin. Mereka inilah
golongan yang memberi porsi penajaman lebih pada
aspek batiniyah Islam melalui tarbiyah ruhiyah melalui
riyadhah dan mujahadah. Akar amaliyah tasawuf sendiri
intisarinya sudah jauh-jauh dicontohkan oleh Nabi SAW
sebelum menerima mandat ilahiyah menjadi Nabi dan
Rasul, yaitu saat melakukan tahannus dan khalwat di
Gua Hira sampai akhirnya menerima wahyu.
46

THORIQOH DALAM LINTASAN SEJARAH

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Aisyah r.a.,


bahwa ia pernah berkata:

Permulaan wahyu Rosululloh adalah dalam bentuk mimpi


yang benar di kala beliau tidur. Beliau tidak bermimpi kecuali
sesuatu yang muncul seperti terangnya fajar. Kemudian
beliau suka berkhalwat. Beliau berkhalwat di gua Hira. Di
sana beliau beribadah dalam waktu beberapa malam, sebelum
beliau kembali kepada keluarga beliau dan mengambil bekal.
Kemudian beliau pulang ke rumah Khadijah dan mengambil
bekal lagi. Sampai akhirnya, wahyu datang kepada beliau,
sedang beliau berada di gua Hira.

Di atas gunung itu, di sebuah goa, Hira namanya,


Nabi Muhammad SAW bertahannus

Inti dari tahannus dan kholwat itu sendiri adalah men


sucikan sekaligus menenangkan diri dari kontaminasi
serta riuh lingkungan jahiliyah. Ketika itu beliau sama
sekali jauh dari segala hubungan, bahkan keluarga dan
47

THORIQOH DALAM LINTASAN SEJARAH

harta sekalipun. Beliau benar-benar tenggelam dalam


lautan zikir dan terputus dari segala sesuatu. Kesenangan
dan kemulian benar-benar tampak pada beliau dengan
mengingat Zat yang karenanya beliau melakukan
khalwat. Beliau terus berada dalam kondisi tersebut,
sampai beliau memperolah wahyu dan mencapai derajat
kesempurnaan. (Fairuz Abadi, Safar as-Saadah, 1350
H, hal. 3-4)
Nabi SAW menularkan ini kepada lingkar sahabat
terdekat utamanya kepada Abu Bakar, Umar bin Khattab,
Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Penularan ini
terus sambung menyambung sampai saat ini, sehingga
sampai ke Syaikh di zaman ini. Ini yang dalam thoriqoh
disebut ahli silsilah thoriqoh.
Dengan demikian, ajaran dasar berthoriqoh sudah ada
sejak masa Nabi saw, dilanjutkan khulafa
urrasyidin
Abu Bakar Shiddiq RA, Umar bin Khattab RA, Utsman
bin Affan RA, dan Ali bin Abi Thalib RA. Bahkan dua
dari empat khalifah ini menjadi stream silsilah thoriqoh
terbesar yakni Abu
Bakr dan Ali bin Abi
Tholib, dari merekalah
secara turun temurun
tersambung ahli silsilah
thoriqoh besar yang
muridnya tersebar di
seluruh penjuru dunia
tanpa kecuali Indonesia.
Dalam tradisi thoriqoh,
tafsir khulafaurrasyidin
secara hakikat ialah para
Mursyid yang menjadi
khalifah di zamannya
untuk
mengamalkan,
mengamankan dan me
48

THORIQOH DALAM LINTASAN SEJARAH

Foto atau ilustrasi contoh pohon silsilah

lestarikan ajaran thoriqoh yang diwariskan oleh Nabi


saw dan keempat sahabat terdekatnya secara jasadiah
maupun ruhaniyah.
Praktek dan keilmuan tasawuf terus berkembang
49

THORIQOH DALAM LINTASAN SEJARAH

di masa kekhilafahan Islam baik masa kekhilafahan


Bani Umayah sampai Bani Abbasiyah. Di masa
keemasan Islam pun kelompok yang mendalami
tasawuf semakin menemukan bentuk. Bentuk paling
sempurna dari amaliyah dan keilmuan tasawuf yakni
terinstitusionalisasinya bentuk amalan zikir, jenis
riyadhoh, maupun maqom-maqom spiritual hasil olah
ruhani para auliya di zamannya. Beberapa yang masyhur
pada abad kedua dan ketiga hijrah yakni thoriqoh yang
didirikan oleh suthon auliya Syaikh Abdul Qodir Jailani
QS. Inilah Thoriqoh Qodiriyyah yang terus berkembang
sampai saat ini dan mengalami varian-varian amaliyah
baru. Thoriqoh yang juga besar ialah yang ditumbuh
kembangkan oleh Muhammad bin Muhammad Bah
al-Din al-Uwaisi al-Bukhari an-Naqsyabandi, yang
masyhur sebagai Thoriqoh Naqsyabandiyyah, dan
mengalami perkembangan sehingga memiliki banyak
jalur kemursyidan di zaman ini.
Jika ditelaah secara sosiologis dengan lebih mendalam,
tampak ada hubungan antara latar belakang lahirnya
trend dan pola hidup sufistik dengan perubahan dan
dinamika kehidupan masyarakat. Sebagai contoh adalah
munculnya gerakan kehidupan zuhud dan uzlah yang
dipelopori oleh Hasan al-Bashri (110 H.) dan Ibrahim
Ibn Adham (159 H.). Gerakan ini muncul sebagai
reaksi terhadap pola hidup hedonistik (berfoya-foya),
yang dipraktekkan oleh para pejabat Bani Umayyah.
Demikian juga berkembangnya tasawuf filosofis yang
dipelopori oleh Abu Mansur Al-Hallaj (309 H.) dan
Ibn Arabi (637 H.), tampaknya tidak bisa terlepas dari
adanya pengaruh gejala global masyarakat Islam, yang
cenderung tersilaukan oleh berkembangnya pola hidup
rasional. Hal ini merupakan pengaruh berkembangnya
filsafat dan kejayaan para filosof peripatetik, seperti;
al-Kindi, Ibn Sina, Al-Farabi, dan lain-lain. (Ibrahim
50

THORIQOH DALAM LINTASAN SEJARAH

Madkour, 1995, hal: 101).


Demikian juga halnya, munculnya gerakan tasawuf
sunni yang dipelopori oleh al-Qusyairi, al-Ghazali dan
lain-lain, juga tidak terlepas dari dinamika masyarakat
Islam pada saat itu. Mereka banyak mengikuti pola
kehidupan sufistik yang menjauhi syariat, dan
tenggelam dalam keasyikan filsafatnya. Sehingga
sebagai antitesanya, munculah gerakan kembali ke
syariat dalam ajaran tasawuf, yang dikenal dengan
istilah tasawuf sunni.
Adapun thoriqoh, sebagai gerakan kesufian populer
(massal), sebagai bentuk terakhir gerakan tasawuf,
tampaknya juga tidak begitu saja muncul. Ke
munculannya tampaknya lebih dari sebagai tuntutan
sejarah dan latar belakang yang cukup beralasan,
baik secara sosiologis, maupun politis pada waktu itu.
Setidaknya ada dua faktor yang menyebabkan lahirnya
gerakan thoriqoh pada masa itu, yaitu faktor kultural
dan struktur. (Ahmad Tafsir, 1990, h. 28)
Dari segi politik, dunia Islam sedang mengalami krisis
hebat. Di bagian barat dunia Islam, seperti: wilayah
Palestina, Syiria, dan Mesir menghadapi serangan orangorang Kristen Eropa, yang terkenal dengan Perang Salib.
Selama lebih kurang dua abad (490-656 H./1096-1258
M.) telah terjadi delapan kali peperangan yang dahsyat.
Di bagian timur, dunia Islam menghadapi serangan
Mongol yang haus darah dan kekuasan. Ia melahap
setiap wilayah yang dijarahnya. Demikian juga halnya
di Baghdad, sebagai pusat kekuasaan dan peradaban
Islam. Situasi politik kota Baghdad tidak menentu,
karena selalu terjadi perebutan kekuasan di antara
para Amir (Turki dan Dinasti Buwihi). Secara formal
khalifah masih diakui, tetapi secara praktis penguasa
yang sebenarnya adalah para Amir dan sultan-sultan.
Keadaan yang buruk ini disempurnakan (keburukannya)
51

THORIQOH DALAM LINTASAN SEJARAH

oleh Hulagu Khan yang memporak porandakan pusat


peradaban Umat Islam (1258 M).

Krisis politik ditandai dengan terus berkecamuknya


peperangan yang melelahkan jasmani ruhani pada gilirannya
terjatuh sakit.

Kerunyaman politik dan krisis kekuasaan ini membawa


dampak negatif bagi kehidupan umat Islam di wilayah
tersebut. Pada masa itu umat Islam mengalami masa
disintegrasi sosial yang sangat parah, pertentangan antar
golongan banyak terjadi, seperti antara golongan sunni
dengan syiah, dan golongan Turki dengan golongan
Arab dan Persia. Selain itu ditambah lagi oleh suasana
banjir yang melanda sungai Dajlah yang mengakibatkan
separuh dari tanah Iraq menjadi rusak. Akibatnya,
kehidupan sosial merosot. Keamanan terganggu dan
kehancuran umat Islam terasa di mana-mana. Dalam
situasi seperti itu wajarlah kalau umat Islam berusaha
mempertahankan agamanya dengan berpegang pada
doktrinnya yang dapat menentramkan jiwa, dan menjalin
hubungan yang damai dengan sesama muslim.
52

THORIQOH DALAM LINTASAN SEJARAH

Masyarakat Islam memiliki warisan kultural dari


ulama sebelumnya yang dapat digunakan, sebagai
pegangan yaitu doktrin tasawuf, yang merupakan aspek
kultural yang ikut membidani lahirnya gerakan thoriqoh
pada masa itu. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah
kepedulian ulama sufi, mereka memberikan pengayoman
masyarakat Islam yang sedang mengalami krisis moral
yang sangat hebat (ibarat anak ayam kehilangan induk).
Dengan dibukanya ajaran tasawuf kepada orang awam,
secara praktis lebih berfungsi sebagai psikoterapi yang
bersifat massal. Maka kemudian banyak orang awam
yang memasuki majelis zikir dan halaqoh-nya para
sufi, yang lama kelamaan berkembang menjadi suatu
kelompok tersendiri (eksklusif) yang disebut dengan
thoriqoh.
Di antara ulama sufi yang kemudian memberikan
pe
ngayoman kepada masyarakat umum untuk
mengamalkan tasawuf secara praktis (tasawuf amali),
adalah Abu Hamid Muhammad al-Ghazali (w. 505
H./1111 M.). Kemudian menurut Al-Taftazani diikuti
oleh ulama sufi berikutnya seperti Syaikh Abdul Qodir
al-Jailani dan Syaikh Ahmad ibn Ali al-Rifai. Kedua
tokoh sufi tersebut kemudian dianggap sebagai pendiri
Thoriqoh Qodiriyah dan Rifaiyah yang tetap berkembang
sampai sekarang.
Menurut Harun Nasution sejarah perkembangan
thoriqoh secara garis besar melalui tiga tahap yaitu:
tahap khanaqah, tahap thariqah dan tahap thaifah.
a. Tahap khanaqah; Tahap khanaqah (pusat pertemuan
sufi), di mana Syaikh mempunyai sejumlah murid
yang hidup bersama-sama di bawah peraturan yang
tidak ketat, Syaikh menjadi mursyid yang dipatuhi.
Kontemplasi dan latihan-latihan spiritual dilakukan
secara individual dan secara kolektif. Ini terjadi

53

THORIQOH DALAM LINTASAN SEJARAH

sekitar abad X M. Gerakan ini mempunyai masa


keemasan tasawuf.
b. Tahap thariqoh; Sekitar abad XIII M. di sini sudah
terbentuk ajaran-ajaran, peraturan dan metode
tasawuf. Pada masa inilah muncul pusat-pusat yang
mengajarkan tasawuf dengan silsilahnya masingmasing. Berkembanglah metode-metode kolektif
baru untuk mencapai kedekatan diri kepada Tuhan.
Di sini tasawuf telah mencapai kedekatan diri kepada
Tuhan, dan di sini pula tasawuf telah mengambil
bentuk kelas menengah.
c. Tahap thaifah; Terjadinya pada sekitar abad XV
M. Di sini terjadi transisi misi ajaran dan peraturan
kepada pengikut. Pada masa ini muncul organisasi
tasawuf yang mempunyai cabang di tempat lain. Pada
tahap thaifah inilah thoriqoh mengandung arti lain,
yaitu organisasi sufi yang melestarikan ajaran Syaikh
tertentu. Terdapatlah thoriqoh-thoriqoh seperti
Thoriqoh Qoodiriyyah, Thoriqoh Naqsyabandiyyah,
Thoriqoh Syadziliyah dan lain-lain.

54

55

Konstruksi
Keilmuan Thoriqoh:

Ke Sejajaran Silsilah
Thoriqoh Mutabarah &
Sanad Hadis Mutawatir
Sebagai Argumen
Serta Referensi
Amaliyah Ibadah

56

KONSTRUKSI KEILMUAN THORIQOH

Ssaling berhubungan, mata rantai atau serangkaian.


ecara bahasa Silsilah mempunyai arti merangkai atau

Dalam kajian sufisme, mata rantai yang merupakan


peralihan berkah Ketuhanan disebut silsilah. Mata
rantai spiritual dalam thoriqoh bersambung kepada
Nabi Muhammad SAW hingga ke Syaikh yang sekarang.
Dalam Ilmu Hadis lebih dikenal dengan sebutan Sanad,
yakni silsilah beberapa orang (yang meriwayatkan hadis)
yang menghubungkannya kepada matan (isi) hadis.
Dalam kacamata tasawuf, sanad keilmuan, amalan zikir
dan ketarekatan adalah bersambungnya ikatan bathin
kepada guru-guru dan mursyid. Jadi, dalam sanad
ini, terkandung aspek muwashalah (hubungan dan
ketersambungan) satu pihak dengan pihak yang lain,
akibat adanya tahammul wa al-ada (mengambil dan
memberi).
Sebuah thoriqoh itu dianggap mutabaroh apabila
silsilah
nya bersambung (muttashil) dari Syaikhnya
saat ini kepada Nabi Muhammad SAW, di mana beliau
menerimanya dari Malaikat Jibril, dari Alloh swt.
Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyyah (TQN) Pondok
Pesantren Suryalaya misalnya, di pandang sebagai
57

KONSTRUKSI KEILMUAN THORIQOH

thoriqoh yang mutabaroh karena ia mempunyai


ketersambungan sanad dari Alloh swt kepada Malaikat
Jibril, lalu kepada Nabi Muhammad saw hingga kepada
Syaikh Mursyid saat ini, yakni Syaikh Muhammad Abdul
Gaos Saifulloh Maslul Al-Qodiri.

Ini contoh pohon


sanad hadis
mutawatir dan
salah satu kitab
hadis yang masyhur
Imam Muslim.

Dalam metodologi Ilmu Hadis, sebuah hadis itu


dipandang sebagai hadis yang shohih apabila ia
memenuhi lima kriteria, yakni; 1. ketersambungan
sanad (muttashil), 2. Rawinya bersifat adil (adalah),
3. Rawinya bersifat cermat, kuat hafalannya dan tidak
pelupa (dhobith), 4. Tidak terdapat kejanggalan (syadz),
58

KONSTRUKSI KEILMUAN THORIQOH

dan 5. Tidak terdapat cacat (illat).


Begitupun dalam thoriqoh, sebuah thoriqoh dianggap
sebagai thoriqoh yang mutabaroh, yang benar dan tidak
menyimpang apabila ia juga memenuhi kriteria-kriteria
sebagaimana pada sebuah hadis shohih.
Dalam hal memandang sebuah hadis, selain berpegang
pada metodologi Ilmu Hadis, yang di dalamnya tercakup
juga mengenai kriteria hadis shohih, kalangan sufi juga
berpegang pada metodologi yang lain. Setidaknya ada
dua metodologi yang ditempuh oleh kalangan sufi dalam
hal menilai otensitas hadis dan mengamalkannya, yakni
liqoun Nabi (bertemu dengan Nabi SAW) dan thoriqul
kasyf (jalan kasf).
1. Liqoun Nabi diartikan sebagai menghadap, melihat
dan bertemu Nabi SAW. Banyak sekali riwayat
mengenai liqoun Nabi ini yang dialami oleh para
pelaku thoriqoh (kaum sufi). Baik melalui mimpi
maupun bercakap-cakap secara langsung dalam
keadaan terjaga (tidak tidur). Abu Muhammad
al-Wilatturi dalam kitabnya Ibtigh al-Wushul
li Hubb Alloh wa Madh al-Rosul, pada halaman
57 mengatakan, bagi orang yang tidak begitu
akrab dengan dunia tasawuf atau tidak pernah
memasuki dunia tasawuf, tampaknya pengalaman
tersebut irrasional dan mungkin diklaim sebagai
sesuatu yang bertentangan dengan akidah mereka.
Tetapi bagi kaum sufi, pengalaman tersebut dapat
dibenarkan dan memang benar-benar terjadi.
Keyakinan kaum sufi mengenai kemungkinan
seseorang bertemu langsung dengan Nabi setelah
beliau wafat didasarkan pada al-Quran dan
hadis. Karena wafatnya Rosululloh pada tanggal
12 Rabiul Awwal 11 H bukan berarti beliau pergi
untuk selama-lamanya, melainkan sebenarnya

59

KONSTRUKSI KEILMUAN THORIQOH

beliau masih hidup dan terus menerus mengawasi


umatnya.
Dalam surat Al-Baqoroh ayat 154 Alloh swt
tegaskan, Jangan kamu mengatakan terhadap
orang-orang yang gugur di jalan Alloh (bahwa
mereka itu) mati, tetapi mereka itu sebenarnya
hidup tetapi kamu tidak menyadarinya. Ayat ini
sekaligus menegaskan bahwa bukan hanya Nabi
SAW yang masih hidup, tapi juga para awliya,
para ulama yang menjadi
pewaris
dari
beliau.
Semua
masih
hidup
karena masuk dalam
kategori
orang-orang
yang gugur di jalan
Alloh. Adapun dalam
hadis, riwayat mengenai
Jangan kamu
masih berhubungannya
mengatakan
baginda Nabi saw kepada
terhadap orangpara
umatnya
yang
orang yang
masih hidup, bahkan
gugur di jalan
manusia pada umumnya,
Alloh (bahwa
tersebar di berbagai hadis
mereka itu) mati,
beliau. Misalnya hadis
tetapi mereka
yang sanadnya cukup
itu sebenarnya
kuat, yakni hadis yang
hidup tetapi
diriwayatkan oleh Ibnu
kamu tidak
Majah dari Abu Darda,
menyadarinya.
bahwa Rosululloh saw
bersabda, Sesungguhnya
hari terbaik bagi kalian
adalah hari Jumat. Pada
hari itulah diciptakan
Adam, peniupan sang
kakala yang pertama
60

KONSTRUKSI KEILMUAN THORIQOH

dan peniupan sangkalala yang kedua. Maka, per


banyaklah membaca sho
lawat kepadaku pada
hari tersebut (Jumat) karena sholawat yang
kalian bacakan akan di
perlihatkan kepadaku.
Seorang sahabat ber
tanya, Wahai Rosululloh
saw, bagaimana mungkin sholawat kami akan
diperlihatkan ke
pada
mu, sedangkan engkau
telah hancur disana? Rosululloh saw menjawab,
Sesungguhnya Alloh telah mengharamkan
kepada bumi memakan jasad para Nabi.
Menurut Imam Al Ghozali dalam kitabnya Al
Munqidz minad-Dhalal halaman 39, saat beliau
menceritakan pengalamannya dalam menapaki
jalan sufi, bahwa orang-orang yang mengikuti
metode kaum sufi akan mampu menyaksikan
para malaikat, roh-roh para nabi, mereka bisa
mendengar suara-suara spiritual dan mengambil
manfaat daripadanya. Kemudian pengalam
an
kejiwaan mereka, atau yang juga disebut sebagai
hal, akan terus meningkat sampai pada tingkatan
yang sulit diucapkan dengan kata-kata.
Maka berdasarkan dalil-dalil di atas, tidaklah
aneh apabila orang-orang sufi mengaku pernah
berjumpa dengan Rosululloh saw secara langsung
maupun tidak langsung. Pertemuan langsung
dengan Rosululloh saw yang dialami orang-orang
sufi itu adakalanya sempat bercakap-cakap dan
memperoleh ajaran-ajaran tertentu dari beliau,
dan adakalanya tidak demikian. Sedangkan
secara tidak langsung biasanya terjadi lewat
mimpi. Biasanya kaum sufi akan bermimpi
bertemu Rosululloh saw terlebih dahulu sebelum
bertemu secara langsung. Dan mimpi dalam
doktrin agama Islam menduduki peran yang
tidak bisa dianggap sepele.
61

KONSTRUKSI KEILMUAN THORIQOH

2. Thoriqul kasyf (jalan kasyf). Dalam kamus AlMunjid fi al-Lughoh wa al-Alam halaman
687, Luwis Maluf mendefiniskan kasyf sebagai
menampakkan, mengangkat sesuatu yang
menyelubungi atau menutupinya. Oleh Al Ghazali
dalam kitabnya Al Munqidz min al-dholal halaman
14, orang yang mengira kasyf harus berdasar pada
dalil-dalil rasio semata, maka ia telah mempersempit
Rahmat Alloh yang luas. Beliau juga menegaskan
bahwa kasyf adalah metode pengetahuan tertinggi.
Ada tiga tingkatan bagi orang yang sedang mencari
kebenaran sejati, yakni; pertama, orang awam,
metode pengetahuannya adalah peniruan penuh.
Kedua, teolog, metode pengetahuannya adalah
pembuktian rasional. Dan peringkatnya mereka
mendekati peringkat orang awam. Ketiga, orang
arif yang sufi, metode pengetahuannya adalah
dengan penyaksian dengan cahaya yakin.
Al-Ghazali kemudian memberikan contoh
terhadap tiga kelompok di atas. Untuk orang
awam, seandainya dia mendapat pemberitaan
yang dipercayainya bahwa dalam sebuah rumah
ada orang, maka ia akan membenarkannya
tanpa sedikit pun terbesit dalam benaknya untuk
menyelidikinya. Sedangkan seorang teolog, dalam
hal ini bagaikan orang yang hanya mendengar
suara manusia dari rumah tersebut. Lalu, ia
mencari bukti-bukti kebenaran adanya suara
tersebut. Sementara seorang sufi, dalam hal ini
seperti halnya seorang yang masuk ke dalam
rumah tersebut dan melihat orang yang ada di
dalamnya. Penyaksian seperti itulah yang disebut
dengan pengetahuan hakiki.
Ibnu Taymiyyah dan Ibnu Qoyyim AlJauziyyah juga mengakui kemungkinan para sufi
62

KONSTRUKSI KEILMUAN THORIQOH

memperoleh pengalaman kasyf. Meski keduanya


juga menolak kebenaran muthlak dari hasil kasyf.
Bahkan keduanya mengaku pernah mengalami
kasyf sendiri. (lihat keterangan ini dalam buku
Islam Agama Perubahan, karya Nurcholis Madjid,
hal 79). Said Hawwa pernah menyatakan bahwa
kasyf merupakan sesuatu yang mungkin terjadi dan
merupakan salah satu perolehan bagi orang yang
menempuh perjalanan spiritual. Kasyf merupakan
manifestasi dari keutamaan dan tidak bisa dijadikan
sebagai penetapan syariah baru. Namun demikian,
tidak menjadi masalah mempercayai orang-orang
yang benar-benar bijak (hukama) dalam masalah
kasyf, kalau itu merupakan pembenaran dari apa
yang dikemukakan oleh Al-Quran dan As-Sunnah.
Cara Kasyf ini tidak digunakan oleh pakar
hadis, sebab menurut mereka, hal ini tidak bisa
digunakan oleh manusia biasa, masalahnya bukan
karena pendapat mereka salah, tapi karena hal
hal yang sifatnya gaib tidak akan bisa dijangkau
oleh manusia biasa, manusia biasa hanya bisa
melihat ahlak rawi, kemampuan rawi, jujur atau
tidaknya rawi.
Dalam berbagai macam masalah, penilaian
mereka juga selalu tepat dengan kenyataan
yang ada. Diceritakan, pada ratusan tahun yang
lalu ada seorang sufi yang terkenal dengan
kewaliannya, bernama Assayyid Abdul Aziz AlDabbagh. Beliau ini buta semenjak dilahirkan,
belajar tentang keislaman sebagaimana layaknya
masyarakat setempat, menghafalkan al-Quran dan
hadis, semenjak beliau masih kecil, bahkan beliau
memiliki yang tidak dimiliki oleh orang lain, yaitu
kewalian. Beliau bisa menilai hadis ini berhukum
shohih, hasan atau dhoif dengan cara mencium
63

KONSTRUKSI KEILMUAN THORIQOH

tulisan hadis tersebut, dan penilaian beliau selalu


tepat dengan penilaian pakar hadis. Setelah itu
beliau ditanya: Dari mana engkau bisa mengetahui
nilai nilai hadis tersebut? Lalu beliau menjawab:
Bilamana aku mencium hadis ini harum, maka aku
nilai dengan sohih, bilamana aku mencium hadis
ini tidaklah terlalu harum, maka aku nilai dengan
hasan, bilamana hadis tersebut tidak berbau, maka
aku nilai dengan dhoif, namun bilamana hadis
itu berbau tak sedap, maka aku hukumi dengan
maudhu (hadis palsu).
Sekali lagi pengaruh kasyf semacam ini tentunya
didasari dengan ketaqwaan yang kuat, sehingga
mereka bisa menerawang hal-hal yang tidak bisa
diterawang oleh manusia biasa.

Jadi, baik liqoun Nabi maupun thoriqul kasyf
yang diterapkan kaum sufi untuk menilai otensitas hadis
dan mengamalkannya, keduanya sama-sama didasarkan
pada keshohihan. Artinya, seorang sufi yang mengklaim
dirinya pernah mengalami liqoun Nabi maupun kasyf
disyaratkan harus memiliki tingkat keshohihan yang
tinggi. Tingginya keshohihan seseorang diukur dari
tingkat ketaatan orang tersebut kepada Alloh dan RosulNya dengan menjalankan syariat agama. Apabila ada
orang yang mengaku pernah mengalami bertemu dengan
Nabi SAW, dengan para awliya yang sudah wafat dan
mengaku pernah mengalami kasyf, tetapi amalannya
melenceng dari apa yang telah digariskan oleh syariat,
maka orang tersebut dianggap telah berdusta dan patut
untuk mendapatkan gelar pembohong (kadzdzab).
Konsep keshohihan kaum sufi juga tampak sama
dengan konsep adalah yang dirumuskan oleh Ahli hadis.
Muhammad Ajjaj al-Khatib dalam kitabnya Ushul alHadis; Ulumuhu wa Mushthalahuhu, halaman 231-

64

KONSTRUKSI KEILMUAN THORIQOH

232 mendifinisikan adalah sebagai sifat yang melekat


di dalam jiwa yang mampu mengarahkan pemilknya
bertakwa, menjaga muruah (harga diri), menjauhi
perbuatan dosa, tidak melakukan dosa-dosa kecil, dan
menjauhkan perbuatan yang bisa menjatuhkan muruah,
seperti kencing di jalan, makan di jalan dan seterusnya.
Para ulama sufi, para pelaku tasawuf, terlebih para
mursyid adalah orang-orang yang setiap detiknya selalu
mengawasi dan memelihara sifat-sifat adalah di atas,
bahkan hal itu menjadi garapan utamanya.
Ahmad ibn Taimiyyah berbicara tentang berpegang
teguhnya kaum sufi pada Al Quran dan Sunnah dalam
juz ke-10 dari kitab Majmuul Fatawa. Ia berkata,
Sedangkan para salik yang istiqomah sebagaimana
kebanyakan syaikh-syaikh salaf, seperti Fudhail ibn
Iyadh, Ibrohim ibn Adham, Abu Sulaiman ad-Darani,
Maruf al-Karkhi, Sirri as-Saqhothi, Junaid ibn
Muhammad al-Baghdadi, dan yang lainnya dari orangorang yang terdahulu (salaf), dan juga seperti Syaikh
Abdul Qodir al-Jailani, syaikh Hamad, Syaikh Abu Bayan,
dan yang lainnya dari orang-orang yang datang terakhir
(kholaf), mereka tidak memperbolehkan seorang salik,
meskipun dia bisa terbang di udara atau berjalan di atas
air, untuk keluar dari perintah dan larangan yang telah
di syariatkan. Akan tetapi, dia harus tetap melaksanakan
apa yang diperintahkan dan meninggalkan semua
yang dilarang sampai dia mati. Inilah kebenaran yang
ditunjukkan oleh al-Quran, hadis, ijma para salaf. Dan
ini banyak sekali dalam pembicaraan mereka.
Maka dengan penjelasan di atas, menjadi tidak berdasar
apabila ajaran dan amaliyah dalam thoriqoh mutabaroh
tidak berdasarkan pada Al-Quran maupun as-Sunnah,
apalagi bertentangan dengan keduanya. Karena seluruh
ajaran dan amaliyah ibadahnya, sebagaimana diajarkan
dan dicontohkan oleh sang mursyid tidak ada yang
65

KONSTRUKSI KEILMUAN THORIQOH

keluar dari rel-rel syariat. Kalaupun ada perbedaan,


itu hanyalah sebatas pada masalah cabang (furuiyyah)
dan tidak sampai menyentuh pada perkara pokok
(ushuliyyah). Misalnya berzikir dengan keras (jahar)
setelah sholat. Bahwa al-Quran tegas memerintahkan
kita untuk berzikir setelah sholat (lihat: QS. AnNisa:103), kalau kemudian jenis dan cara serta metode
zikirnya berbeda-beda itu hanyalah persoalan furuiyyah
belaka. Karena yang terpenting dan menjadi inti adalah
berzikir setelah sholat dengan muatan zikir yang tidak
bertentangan dengan aqidah.
Untuk lebih jelasnya, dibawah ini disampaikan dua
contoh amaliyah thoriqoh yang dituduh oleh sebagian
kelompok Ahli Fikih (fuqoha) sebagai sebuah amaliyah
yang bidah, yang tidak berdasar pada Al-Quran dan AsSunnah.
1. Sholat Sunnah di Malam Nisfu Syaban
Diriwayatkan oleh Imam Zamakhsyari: Sesungguh
nya Rosulalloh SAW bersabda, Barang siapa yang
shalat pada ini malam (Nisfu Syaban) 100 rokaat
maka Alloh swt mengutus 100 malaikat untuknya,
30 malaikat yang memberikan kabar gembira
kepadanya dengan surga dan 30 malaikat yang
menjaganya dari bahaya dunia serta 10 malaikat
yang menjaganya dari tipu daya syaitan.
Adapun sholat yang dikerjakan pada malam
pertengahan Syaban (Nisfu Syaban) itu sebanyak
100 rakaat dengan 1000 x Surat Al-Ikhlas. Pada
tiap-tiap rokaatnya 10 x dan sholat ini diberi nama
Sholatul Khoir (Sholat yang baik). Akan muncul
bermacam-macam keberkahannya bagi yang me
laksanakan sholat ini. Para Ulama Salafus Sholih
dahulu selalu melaksanakannya secara berjamaah,
di mana mereka berkumpul disuatu tempat untuk

66

KONSTRUKSI KEILMUAN THORIQOH

Tradisi Sholat Sunnah di Malam Nisfu Syaban

mengerjakannya. Di dalam sholat ini terdapat


keistimewaaan dan pahala yang banyak.
Diriwayatkan
dari
Sayyidina Hasan
r.a.
bahwasanya ia berkata, telah menceritakan ke
padaku 30 orang dari sahabat Rosululloh saw, bahwa
sesungguhnya barang siapa melaksanakan shalat
ini pada Malam Nisfu Syaban, maka Alloh swt
memandangnya dengan 70 kali pandangan, dimana
setiap satu pandangan Alloh swt mengabulkan 70
hajatnya. Minimal dari hajatnya adalah berupa
permohonan ampunan.
Penjelasan: Riwayat di atas termaktub di
berbagai kitab, seperti kitab Ihya Ulumuddin karya
Imam Abu Hamid Al-Ghazali, kitab Al Gunyah
Liholibil Thoriqil Haq karya Syaikh Abdul Qodir
Al-Jailani, kitab Al Jawahirul Khomsah karya
Syaikh Muhammad bin Khothiruddin Al-Atthor,
kitab Kanzun Najah wa as-Surur karya seorang
pengajar di Masjidil Harom sekitar tahun 1250 H
Syaikh Abdul Hamid Muhammad Ali Qudus, dan
lain sebagainya.
Para pengarang kitab yang nama-namanya
67

KONSTRUKSI KEILMUAN THORIQOH

disebut di atas bukanlah termasuk dari golongan


orang awam, orang bodoh atau bahkan orang yang
tidak mempelajari syariat ataupun ilmu fiqih.
Terlebih dikalangan sufi, mereka dipandang sebagai
seorang yang sangat memenuhi syarat mendapatkan
kemuliaan liqoun Nabi maupun kasyf.
Ulama fiqih maupun ulama hadis memang tidak
menemukan jenis sholat Nishfu Syaban pada zaman
Nabi SAW, dengan demikian mereka menganggapnya
ini sebagai ibadah yang tergolong bidah. Namun
pertanyaannya kemudian adalah bukankah kita
diperintahkan untuk meminta perlindungan melalui
sabar dan sholat, sebagaimana ditegaskan dalam
firman Alloh surat Al-Baqoroh ayat 153:

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan


shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Alloh beserta
orang-orang yang sabar.


Ulama tafsir tidak ada yang mengkhususkan
bahwa yang dimaksud sholat pada ayat di atas
hanyalah sholat fardhu saja. Terlebih terdapat
riwayat dalam Musnad Ahmad yang menyatakan
bahwa:

Sesungguhnya Rasulullah SAW apabila menghadapi suatu


persoalan, beliau segera mengerjakan shalat.


Huzaifah bin Yaman menuturkan, Pada malam
ber
langsungnya perang Ahzab, saya menemui
Rasulullah saw, sementara beliau sedang shalat
68

KONSTRUKSI KEILMUAN THORIQOH

seraya menutup tubuhnya dengan jubah. Bila


beliau meng
hadapi per
soalan, maka beliau akan
mengerjakan shalat.

Bahkan Ali bin Abi Thalib menuturkan keadaan
Rasulullah SAW pada perang Badar,

Kami memperhatikan pada malam berlangsungnya perang


Badar, semua kami tertidur kecuali Rasulullah, beliau shalat
di bawah pohon dan berdoa sampai pagi.


Perintah menjadikan sholat sebagai sarana
pe
nolong kita adalah hal yang sifatnya pokok
(ushuliyyah), namun niat sholatnya apa, rokaatnya
berapa, bacaan suroh setelah suroh Al-Fatihahnya apa,
dan seterusnya adalah perkara cabang (furuiyyah)
yang selama tidak bertentangan dengan kaifiyyah,
rukun dan syarat sholat, maka hukumnya sah.
Ajaran dan amailiyyah dalam Thoriqoh
kami, Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyyah
(TQN) Pondok Pesantren (PP) Suryalaya, Syaikh
Mursyid
mengajarkan
dan
mencontohkan
berbagai sholat sunnah. Seperti sholat sunnah
Dafil Bala (tolak bala), Istiadzoh (memohon
perlindungan), Kaffarotul Baul (penghapus dosa
dari kemungkinan masih tersisanya najis ditubuh
kita setelah buang air kecil), Hifzhul Iman (mohon
terjaganya keimanan) dan lain sebagainya. (untuk
lebih lengkapnya me
ngenai sholat ini, silahkan
baca kitab Uqudul Juman yang diterbitkan oleh
Pesantren Internasional Jagat Arsy).

69

KONSTRUKSI KEILMUAN THORIQOH

2. Acara Manaqib-an
Kata manaqib itu adalah bentuk jamak dari
manqobah, yang di antara artinya adalah cerita
kebaikan amal dan akhlak perangai terpuji seseorang.
Jadi membaca manaqib, artinya membaca cerita
kebaikan amal dan akhlak terpujinya seseorang.
Oleh sebab itu kata-kata manaqib hanya khusus
bagi orang-orang baik mulia: manaqib Umar bin
Khottob, manaqib Ali bin Abi Tholib, manaqib Syaikh
Abdul Qodir al-Jailani, manaqib Wali Songo dan lain
sebagainya. Maka tidak boleh dan tidak benar kalau
ada orang berkata manaqib Abu Jahal, Abu Lahab dan
lain sebagainya.
Kalau kritik yang dilontarkan adalah terkait
dengan kejadian-kejadian irrasional dan di luar
kebiasaan (khoriqul adat) yang terdapat dalam
Manaqib Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani misalnya,
maka silahkan di baca juga cerita tentang sahabat
Umar bin Khottob yang berkirim surat kepada sungai
Nil, Sahabat Umar bin Khottob memberi komando
dari Madinah kepada prajurut-prajurit yang sedang
bertempur di tempat yang jauh dari Madinah. Cerita
tentang Ashif bin Barkhoya yang memindahkan

Khoriqul
adah
seorang
wali hingga
terbang
melayang...

70

KONSTRUKSI KEILMUAN THORIQOH

kerajaan ratu Bilqis hanya dalam sekejapan mata.


Cerita tentang seorang hamba sholih bernama
Khidir, dan sebagainya yang banyak bertabur di
dalam Al-Quran maupun hadis Nabi SAW.
Dalam thoriqoh kami, susunan mata acara
manaqib-an sebagai berikut:
1.
2.
a.
b.
c.

Pembukaan (Majlis Doa)


Khidmah Amaliyah:
Pembacaan Ayat Suci Al Quran
Pembacaan Sholawat Nabi saw
Pembacaan Tanbih. (Wasiat dari Syaikh Mursyid
kepada para ikhwan. Tanbih berisikan akhlak,
baik itu akhlak kepada Alloh maupun kepada
manusia dan negara).
d. Pembacaan Tawassul (Membaca beberapa surat
Al-Fatihah, dimana pahalanya dihadiahkan kepada
para Nabi, para awliya dan kepada keluarga.
Dalam tawassul juga dibacakan beberapa suroh
dalam Al-Quran dan sholawat kepada baginda
Nabi saw)
e. Pembacaan Manaqib Syaikh Abdul Qodir Al Jailani
3. Khidmah Ilmiah: Dakwah/Tablighul Islam oleh
Muballigh
4. Penutupan dengan pembacaan Sholawat Bani
Hasyim tiga kali
5. Bubar dengan bersalam-salaman sambil membaca,
Robbii yassir lanaa wa laa tuassir alainaa,
Robbii tammim lanaa bil khoiri amaalana
Maka, dimanakah letak pelanggaran pokok-pokok
(ushuliyyah) syariatnya?
Hadis di bawah ini kami sampaikan sebagai penutup
dari pembahasan dalam bab ini, sebagai gambaran
tradisi amaliyyah Nabi saw beserta para sahabatnya
yang sudah tidak lagi diteruskan justru di masa yang
71

KONSTRUKSI KEILMUAN THORIQOH

Manaqib di Mesjid Negara, Mesjid Istiqlal bersama Syeik


Mursyid, Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Al-Qodiri Q.S.
Tampak khidmah Menteri BUMN dan Wakil Menteri Agama RI
mengikuti Manaqib Syaikh Abdul Qodir Jaelani QS.

masih dekat dari masa Rosululloh saw. Namun, dibawah


bimbingan Syaikh Mursyid kami, tradisi amaliyyah ini
masih terus dilanjutkan.
Ibnu Abid Dunya meriwayatkan bahwa Ali bin alJad meriwayatkan kepada kami, ia berkata, Amru bin
72

KONSTRUKSI KEILMUAN THORIQOH

Syimr menceritakan kepada kami, ia berkata, Ismail


as-Suddi berkata, Aku mendengar Abu Arakah berkata,
Aku pernah mengerjakan shalat fajar bersama Ali bin
Abi Thalib k.w. Setelah bergeser ke kanan beliau duduk
sejenak seolah beliau sedang berduka. Ketika matahari
meninggi di atas dinding masjid sejauh satu tombak
beliau bangkit dan mengerjakan shalat dua rakaat.
Kemudian beliau membalikkan tangan lalu berkata,
Demi Alloh aku telah melihat sahabat Muhammad,
namun sekarang aku tidak melihat seorangpun yang
menyerupai mereka. Mereka mengerjakan shalat fajar
dengan wajah coklat, rambut acak-acakan dan berdebu,
di antara kedua mata mereka terdapat bekas kapalan
(kulit yang mengeras) karena mereka melalui malam
dengan sujud dan berdiri karena Alloh. Mereka membaca
Kitabullah, berdiri silih berganti antara dahi dan telapak
kaki mereka. Pagi harinya mereka berzikir mengingat
Alloh, mereka bergoyang seperti goyangnya pepohonan
pada hari angin kencang. Air mata mereka berlinang
hingga pakaian mereka basah. Demi Alloh, seolah-olah
orang sekarang melewati malam dalam keadaan lalai.
Kemudian beliau bangkit dan tidak pernah terlihat
beliau berhenti ibadah dan tertawa hingga musuh Alloh,
al-Fasiq Ibnu Muljam, membunuh beliau. (HR. Abu
Nuaim dalam Hilyah, Ibnu Katsir dalam Bidayah wan
Nihayah).

73

74

Thoriqoh Sebagai
Jalan Ruhaniyah
& Sistem
Tarbiyah Shufiyah

75

THORIQOH SEBAGAI JALAN RUHANIYAH & SISTEM TARBIYAH SHUFIYAH

Uberikut, diceritakan dalam sebuah hadis riwayat

ntuk memulai pembahasan ini, simak hadis

Imam Muslim, bahwa Ubay bin Kaab berkata:

Suatu hari aku berada di dalam masjid. Lalu seorang lakilaki masuk dan menunaikan shalat. Dia membaca al-Quran
dengan bacaan yang menurutku salah. Tidak lama kemudian
seorang laki-laki lain masuk dan membaca al-Quran dengan
bacaan yang berbeda dengan bacaan orang sebelumnya. Seusai
keduanya shalat, kami bertiga menghadap Nabi. Di hadapan
Nabi aku berkata, Orang ini membaca al-Quran dengan bacaan
yang menurutku salah dan yang satunya lagi membacanya
dengan bacaan yang berbeda. Setelah itu, Rosululloh menyuruh
keduanya untuk mengulangi bacaan mereka. Dan beliau
menganggap baik bacaan kedua orang tersebut. Lalu di dalam
hatiku terdetik pendustaan terhadap beliau sebagaimana terjadi
pada masa jahiliah. Ketika beliau apa yang terjadi padaku, beliau
menepuk dadaku. Seketika itu juga keringatku bercucuran, seolah
aku melihat Alloh.

Hadis di atas menunjukkan bahwa Rosululloh saw


tidak sekedar menuntun jalan ruhani para sahabatnya
dengan perkataan belaka, namun beliau langsung ikut

76

THORIQOH SEBAGAI JALAN RUHANIYAH & SISTEM TARBIYAH SHUFIYAH

mengobati hati dan menjernihkan jiwa mereka dengan


perilaku. Dengan demikian, para sahabat sendiri tidak
dapat mengobati jiwa mereka dengan hanya membaca
al-Quran. Tapi mereka selalu bergaul dengan Rosululloh
saw. Beliaulah yang membimbing jalan ruhaniyahnya,
dengan cara mensucikan jiwa mereka dan menjadi
pengawas pendidikan mereka, sebagaimana terekam
dalam firman Alloh,

Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang


Rosul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya
kepada mereka, mensucikan mereka, dan mengajarkan kepada
mereka Kitab dan Hikmah (As-sunnah), dan sesungguhnya
mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
(QS. Al-Jumuah:2).

Menjadi keliru jika orang menyangka dapat mengobati


penyakit hatinya dan melenyapkan cacat jiwanya sendiri
dengan hanya membaca al-Quran dan kaji hadis-hadis
Nabi. Al-Quran dan hadis telah menghimpun beragam

obat yang dapat menyembuhkan beragam penyakit hati


dan jiwa. Oleh karena itu, bersama keduanya harus ada
seorang dokter yang dapat menentukan obat dan terapi
77

THORIQOH SEBAGAI JALAN RUHANIYAH & SISTEM TARBIYAH SHUFIYAH

bagi setiap penyakit.


Oleh sebab itu, berdasarkan ayat di atas, pensucian
jiwa adalah sesuatu dan pengajaran al-Quran adalah
sesuatu yang lain. Sebab, yang dimaksud dengan
mensucikan mereka dalam ayat di atas adalah mem
bantu mereka mencapai kondisi spiritual yang suci,
seperti halnya perbedaan antara ilmu kesehatan dan
kondisi sehat. Adapun penggabungan keduanya adalah
sebuah kesempurnaan.
Dalam hadis yang lain diceritakan, ada seorang
sahabat bernama Abu Ribi Hanzhalah bin Rabi r.a,
beliau adalah salah satu dari beberapa juru tulis Nabi
saw. Suatu ketika ia bertemu dengan Abu Bakar yang
menanyakan keadaannya, ia berkata, Hanzhalah telah
munafik!! Subhanalloh, Kata Abu Bakar, Apa yang
kau katakan, wahai Hanzhalah!! Hanzhalah berkata
lagi, Kalau aku sedang di hadapan Rasulullah SAW,
dan beliau menceritakan tentang surga dan neraka maka
seakan-akan aku melihat dengan mata kepalaku. Tetapi
jika aku keluar dari hadapan beliau dan bergaul dengan
istri dan anak-anak serta menghadapi berbagai urusan
lainnya, aku jadi lupa. Demi Alloh, aku juga seperti
itu Kata Abu Bakar.
Mereka berdua sepakat pergi kepada Nabi saw untuk
menanyakan masalah tersebut. Tiba di hadapan beliau
Hanzhalah berkata, Wahai Rasulullah, Hanzhalah
telah munafik!!. Kenapa demikian? Tanya Nabi saw.
Hanzhalah menjelaskan apa yang dirasakan dan dialami
nya, dan juga dikuatkan dengan Abu Bakar. Dengan ter
senyum Nabi saw bersabda, Demi Dzat yang jiwaku berada
di dalam genggamanNya, seandainya kamu sekalian bisa
tetap keadaannya seperti ketika di hadapanku, dan selalu
mengingat-ingatnya, pastilah para malaikat akan menjabat
tanganmu di tempat-tempat tidur kalian dan juga di jalanjalan. Wahai Hanzhalah, sesaat dan sesaat, sesaat dan
78

THORIQOH SEBAGAI JALAN RUHANIYAH & SISTEM TARBIYAH SHUFIYAH

sesaat, sesaat dan sesaat! (HR. Muslim).


Hadis di atas, dan banyak hadis lainnya menjelaskan
pentingnya pergaulan (shuhbah) dan pengaruhnya
terhadap jiwa. Pergaulan adalah metode praktis dalam
melakukan perbaikan dan pendidikan jiwa. Ini dapat
dilihat terutama dalam hadis Hanzalah di atas yang
menunjukkan dengan jelas bahwa duduk bersama
Rosululloh SAW dapat memancarkan cahaya-cahaya
keyakinan di dalam hati, mensucikan jiwa, meninggikan
roh sampai ke tingkat malaikat yang suci, menjernihkan
hati dari kotoran-kotoran materi dan mengangkat iman
sampai ke tingkat muroqobah dan musyahadah.
Jadi, metode praktis untuk menjernihkan jiwa dan
menghiasi diri dengan akhlak-akhlak yang sempurna,
bagi para sahabat adalah bergaul (shuhbah) dengan
Nabi SAW. Untuk generasi setelahnya adalah dengan
bergaul dengan para sahabat yang selalu bergaul
dengan Nabi saw. Begitu juga untuk generasi setelah
mereka, yakni dengan selalu bergaul dengan para
tabiin yang selalu bergaul dengan para sahabat.
Begitu seterusnya hingga generasi sekarang. Dengan
selalu bergaul dengan Mursyid sebagai pewaris Nabi
yang sezaman hidupnya dengan kita, maka itu akan
menambah iman, taqwa dan keluhuran budi pekerti
kita. Di samping itu, dengan selalu bergaul dengannya,
niscaya penyakit-penyakit hati dan noda-noda jiwa
yang ada akan sembuh dan kepribadian kita pun akan
terpengaruh dengan kepribadian yang luhur.
Muhammad bin Yusuf al-kafi, dalam kitabnya AnNurul Mubin ala Al-Mursyidil-Muin menyatakan,
Seorang mursyid akan selalu mengingatkan muridnya
untuk berzikir kepada Alloh, atau beliau menjadi
faktor yang sangat kuat bagi murid untuk mengingat
Tuhannya ketika murid memandangnya. Sebab, murid

79

THORIQOH SEBAGAI JALAN RUHANIYAH & SISTEM TARBIYAH SHUFIYAH

melihat mursyidnya sebagai seorang yang memiliki


wibawa yang dikaruniakan Alloh kepadanya.
Hal ini dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh
Hakim dari Anas bahwa Nabi saw bersabda,

Orang-orang yang paling utama di antara kalian adalah


orang-orang yang apabila mereka dipandang maka mereka
mengingatkan kepada Alloh.

80

THORIQOH SEBAGAI JALAN RUHANIYAH & SISTEM TARBIYAH SHUFIYAH

Seorang Mursyid juga akan mengantarkan muridnya


untuk sampai kepada Tuhannya, karena dia dapat
memperlihatkan kepada muridnya penyakit-penyakit
dalam dirinya dan menasehatinya agar lari dari
selain Alloh. Sehingga sang murid dapat melihat
bahwa dirinya dan makhluk lainnya tidak dapat
mendatangkan manfaat dan mudarat. Dia tidak
akan bergantung pada mahkluk lain untuk menolak
musibah dan mendatangkan manfaat. Dia akan
melihat bahwa semua perbuatan dan tindakan, baik
dalam gerak maupun dalam diam, adalah milik Alloh
semata. Di bawah bimbingan seorang mursyid, sang
murid akan ditunjukkan penyakit-penyakit yang
menghalanginya untuk sampai kepada Alloh. Mursyid
dapat mendeteksi penyakit-penyakit tersebut dan
menunjukkan obatnya. Itulah jalan ruhiyyah dan
itulah sistem pendidikan shufi.
Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul AlQodiri (Abah Aos), Wali Mursyid Thoriqoh Qodiriyah
Naqsyabandiyyah Pondok Pesantren Suryalaya (TQN
PPS) dalam amanat kepada murid-muridnya antara lain
menyatakan bahwa:
1.
Thoriqoh Qodiriyah Naqsyabandiah Pondok
Pesantren Suryalaya (TQN PPS) bukan yayasan atau
organisasi masyarakat (ormas) atau organisasi sosial
politik (orsospol) yang berbadan hukum. TQN PPS
tidak memiliki legalitas formal.
2. TQN PPS adalah amalan ruhaniah para ikhwan dan
murid-murid sekalian agar mendapat bimbingan
amaliyah ibadah, riyadhoh, mujahadah, pendalaman
amal ilmiyah, dan pengayaan ilmu amaliyah.
Dengan demikian jelas bahwa thoriqoh dalam
pandangan Abah Aos lebih merupakan jalan ruhaniyah
sekaligus zawiyah yang memiliki system tarbiyah
81

THORIQOH SEBAGAI JALAN RUHANIYAH & SISTEM TARBIYAH SHUFIYAH

shufiyah. Thoriqoh adalah isi bukan bungkus. Bungkus


organisasinya boleh apa saja namun isinya adalah
thoriqoh.

Seorang mursyid akan selalu


mengingatkan muridnya untuk
berzikir kepada Alloh, atau
beliau menjadi faktor yang
sangat kuat bagi murid untuk
mengingat Tuhannya ketika
murid memandangnya.

82

83

Bagaimana
Gambaran dan
Perumpamaan
Berthoriqoh itu?

84

BAGAIMANA GAMBARAN DAN PERUMPAAN BERTHORIQOH ITU?

Bumum

erikut adalah beberapa ilustrasi, gambaran


dan perumpamaan tentang kenapa
banyak yang memutuskan untuk menggabungkan
diri pada suatu amaliyah ibadah sebuah oraganisasi
ruhaniyah bernama thoriqah. Besar harapan dengan
ilustrasi sederhana ini terbangun sebuah apresiasi serta
toleransi kepada kaum muslimin yang memilih untuk
berthoriqoh. Di atas segalanya, inilah argumen bagi
mereka yang berthoriqoh.
Perumpamaan Berthoriqoh itu seperti:
a. Pengelana & Pemandunya
Berthoriqoh itu seperti seorang pengelana yang
hendak menempuh perjalanan ke sebuah tempat
dengan tenggat waktu tertentu. Ketika ia hendak
pergi ke tempat (tujuan) yang belum pernah tahu
di mana persis lokasi dan alamatnya, pilihan
sang pengelana ini cuma dua agar sampai ke
tempat tujuan sebelum tenggat waktu yang
diberikan kepadanya habis. Satu, mencari-cari
informasi sendiri, dengan memeriksa peta dan
petunjuk arah ke tujuan dimaksud. Dua, mereka
memutuskan pergi dengan mendapat panduan
rute dari seorang pemandu jalan (tour guide) yang
sudah (berpengalaman) berkali-kali ke tempat
tujuan dimaksud. Pemandu ini ialah mereka yang
mengerti betul lika-liku jalan, rintangan, dan jalan
pintas (shortcut) menuju tujuan. Sang pemandu
juga sudah mempunyai peta jalan (lengkap) rincian
petunjuk arah. Banyak jalan yang bisa dipilih sang
pengelana untuk sampai ke tempat tujuan, sudah
banyak juga mereka yang sudah sampai ke tempat
tujuan, dan berpengalalaman bagaimana sampai
ke tempat tujuan dengan cepat tanpa rintangan
berarti.
85

BAGAIMANA GAMBARAN DAN PERUMPAAN BERTHORIQOH ITU?

Silakan pilihlah rute dan pemandu jalan sesuai


selera dan kata hati, yang terpenting, komitmen
serta konsisten (istiqomah) dengan satu rute
jalan plus pemandunya. Jangan berpikir untuk
berkreasi mengubah rute atau membandel dari sang
pemandu karena merasa diri tahu. Sikap demikian
hanya akan membuat kita bingung, tersesat jalan,
dan tidak sampai tujuan tepat waktunya, atau,
meskipun sampai dengan perjuangan yang banyak
kesia-siaanya. Kecuali mereka cukup punya banyak
waktu dan tahu berapa banyak waktu yang tersisa
untuk kita menuntaskan perjalanan. Sungguh sang
pengelana tidak diberitahu kapan tenggat waktunya
habis. Ikuti saja peta jalan yang diberikan dan patuh
pada petunjuk dari sang pemandu jalan. Insya Alloh
akan cepat sampai dan menikmati indahnya tempat
tujuan.
Pilihan hidup bertarikat, dengan ungkapan lain,
adalah pengelana yang traveling ke suatu tour
destinasi dengan tanpa ragu memilih menggunakan
86

BAGAIMANA GAMBARAN DAN PERUMPAAN BERTHORIQOH ITU?

jasa tour-guide berpengalaman untuk mengantarnya


sampai di tempat tujuan. Untuk mengetahui jasa
tour-guide ini berpengalaman atau tidak, tentu
dapat dilacak reputasinya melalui para pelancong
terdahulu yang pernah menggunakan jasa mereka.
Pasti ada testimoni dan rekam jejak company yang
dapat mengukur kemumpunian mereka. Pelancong
dengan menggunakan jasa tour-guide ini tak lain
para salik (para pencari/penempuh jalan menuju
Khaliq) yang memutuskan untuk bergabung dengan
suatu thoriqoh yang masyhur (baca: mutabarah) di
bawah bimbingan Wali Mursyid. Yaitu, thoriqoh
yang terbukti dan diakui baik secara ruhaniah
maupun Syariat memiliki ahli silsilah dan sanad
Mursyid thoriqoh yang tersambung dari waktu ke
waktu.
Lihatlah, bagaimana Rosululloh saw pun
butuh seorang guide dalam perjalanan Hijrah
dari Makkah-Madinah yang sangat menentukan
keberlangsungan Islam itu. Meskipun sangat
mungkin bagi beliau untuk meminta kepada Alloh
GPS super canggih guna menuntun beliau sampai
ke Madinah dengan cepat dan aman. Adalah
Abdullah bin Ariqat Laitsi, seorang kafir yang
dapat dipercaya dan bekerja sebagai pemandu
yang diupah oleh Abu Bakar r.a datang ke goa Tsur,
setelah hari ke-tiga, membawa dua ekor onta.
Bukankah kita terus meminta sebuah petunjuk
jalan yang lurus, yakni jalannya para hamba
yang telah diberikan nikmat-Nya, dan bukan
jalannya orang yang dimurkai juga orang yang
sesat? Permintaan petunjuk jalan itu kita lakukan
minimal sehari 17 kali dalam sholat kita. Lalu
darimana kita tahu itu jalan yang lurus dan jalan
yang menyimpang kalau bukan dari mereka yang
87

BAGAIMANA GAMBARAN DAN PERUMPAAN BERTHORIQOH ITU?

sudah mengetahui seluruh lika-liku jalan?


Nabi Musa diperintahkan oleh Alloh untuk
menemui Khidir, guna memandu beliau menemukan
jalan hakikat. Susah payah Musa mencari Khidir
hingga Alloh pertemukan keduanya di pertemuan
dua samudra (Majmaal bahrain). Kedua samudra
itu bisa dikontekstualkan ke dalam samudera
lahiriyah dan batiniyah di dalam diri manusia.
Indikasinya mudah saja, Alloh sudah memberitahu
dengan Firman-Nya,

Katakanlah: Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang


yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Alloh dengan
hujjah yang nyata. (QS. Yusuf:108)

Siapakah
orang-orang yang mengikutiku,
mereka adalah para shahabat kemudian beralih ke
tabiin, tabiin tabiin, begitu seterusnya hingga para
guru kita. Para guru yang memiliki nasab keilmuan,
tradisi amaliyah keagamaan yang terus menyambung
hingga baginda Rasulullah itulah yang kemudian kita
sebut sebagai Mursyid.
Imam Al-Ghazali, dalam kitab Ihya Ulumiddin,
juz III, hal. 65 berkata, Murid membutuhkan
seorang mursyid atau guru yang dapat diikutinya,
agar dia menunjukkannya ke jalan yang lurus.
Jalan agama sangatlah samar, dan jalan-jalan
setan sangat banyak dan jelas. Oleh karena itu,
jika seseorang yang tidak mempunyai Syaikh
yang membimbingnya, maka pasti setan akan
menggiringnya menuju jalannya. Barangsiapa
berjalan di jalan yang berbahaya tanpa petunjuk,
maka dia telah menjerumuskan dan membinasakan
88

BAGAIMANA GAMBARAN DAN PERUMPAAN BERTHORIQOH ITU?

dirinya. Masa depannya ibarat pohon yang tumbuh


sendiri. Pohon itu akan menjadi kering dalam
waktu singkat. Apabila dia dapat bertahan hidup
dan berdaun, dia tidak akan berbuah. Yang menjadi
pegangan seorang murid adalah syaikhnya. Maka
hendaklah dia berpegang teguh kepadanya.
Ali Sal-Khawas membuat sebuah puisi, seperti
dikutip oleh Abdul Wahab Asy-Syaroni dalam
kitabnya, Al Minan Al Kubra :
Jangan menempuh jalan yang tidak engkau
kenal tanpa penunjuk jalan, sehingga engkau
terjerumus ke dalam jurang-jurangnya.
Ibnu Al Banna dalam kitabnya, Al-Futuhat AlIlahiyyah juga membuat syair berikut ini :
Kaum sufi tidak lain sedang melakukan perjalanan
ke hadirat Tuhan Yang Maha Benar
maka mereka membutuhkan penunjuk jalan
yang benar-benar mengenal seluk beluk jalan itu
Dia telah melalui jalan itu, lalu kembali
untuk mengabarkan apa yang telah didapat.


Syaikh Jalaluddin Rumi mengatakan, Tanpa
seorang pembimbing, kau akan habiskan dua
ratus tahun perjalanan dari yang semestinya dapat
ditempuh selama dua tahun. Mengapa demikian?
Sebab tanpa seorang pembimbing, kita akan memilih
ajaran dan praktik ibadah yang kita sukai, bukan
yang dibutuhkan jiwa kita. Nafsu akan mendorong
kita tetap seperti sedia kala, tidak mengalami
transformasi atau perubahan.
Dari sini, jelaslah keutamaan penunjuk jalan
(guide) dan perlunya seorang mursyid yang
89

BAGAIMANA GAMBARAN DAN PERUMPAAN BERTHORIQOH ITU?

menggandeng tangan salik, menjauhkannya


dari tempat-tempat yang membahayakan dan
melindunginya dari hal-hal yang membinasakan.
Para mursyid senantiasa mengingatkan para salik
yang sedang berjalan menuju Alloh agar tidak
berhenti di tengah jalan, mengasah semangat mereka
untuk meneruskan perjalanan dan memotivasi
mereka dengan kenikmatan wushul (sampai kepada
Alloh) dan kebahagiaan berada dekat di sisi-Nya.
b. Dokter & Pasiennya
Berthoriqoh itu seperti seorang yang gemar
mengurus kesehatan diri dengan menggunakan
jasa konsultasi serta bimbingan ahli dan praktisi
kesehatan. Peradaban manusia sudah lama men
dalami, memperkenalkan, dan menerima konsep
kesehatan jasmani menyeluruh. Dalam sejarah,
bermilyar dokter, pakar kesehatan, dan ahli gizi
sudah melahirkan buku, makalah, dan tulisan ilmiah
yang mengupas tuntas tentang anatomi jasmani,
ragam jenis penyakitnya, pengobatannya, dan
bagaimana melakukan pencegahan berikut tawaran
hidup sehat yang sempurna. Dari waktu ke waktu
semakin canggih saja temuan mereka tentang:
jenis penyakit berikut penawarnya; asupan vitamin
plus jenis senam jasmani untuk memparipurnakan
kesehatan. Dalam dunia kesehatan, telah di
perkenalkan menu konsumsi 4 (empat) sehat 5 (lima)
sempurna. Eksistensi dan fungsi dokter begitu sentral
dan determinan dalam kehidupan manusia, tidak
terkecuali di kalangan masyarakat Muslim di seluruh
dunia. Dokterlah yang berperan mengatur seluruh
kegiatan penyehatan anatomi jasmani para pasien,
termasuk mengatur takaran asupan konsumsi berikut
gizinya, komposisi kebutuhan vitaminnya, hingga
90

BAGAIMANA GAMBARAN DAN PERUMPAAN BERTHORIQOH ITU?

mengantisipasi munculnya potensi penyakit dalam


diri pasien.
Tidak sedikit orang yang mempertaruhkan
hartanya bahkan segala-galanya untuk kesehatan
jasmaninya. Dokter semahal apapun tarifnya,
resep setinggi apapun harganya, dan biaya rumah
sakit sedemikian mahal tidak pernah jadi masalah,
asal bisa dibarter dengan kesehatannya. Untuk
kesinambungan kesehatannya, banyak orang
yang memilih untuk memiliki dokter pribadi yang
secara berkala memeriksa kesehatan setiap organ
dalam tubuhnya, khawatir ada penyakit yang tidak
terdeteksi secara dini, yang dapat mengganggu
kelangsungan hidupnya. Untuk meminimalkan cost
namun tetap fungsional, ada yang memutuskan
untuk mempunyai dokter keluarga. Satu orang
dokter untuk seluruh anggota keluarga, dengan
fungsi yang sama seperti dokter pribadi.

91

BAGAIMANA GAMBARAN DAN PERUMPAAN BERTHORIQOH ITU?

Ilmu kedokteran
dari waktu ke
waktu semakin
canggih saja.

Semakin ahli dan spesialis seorang dokter maka


semakin mahal. Kepakaran seorang dokter diukur
antara lain dari; 1) rekam akademisnya (misalnya,
kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas ter
kemuka di dalam atau luar negeri, bahkan menjadi
murid dan dibimbing oleh seorang profesor
kedokteran yang diakui secara internasional); 2)
kaya pengalaman praktek (misalnya berkali-kali
melakukan operasi organ tertentu dan terbukti
banyak yang berhasil (sembuh); 3) kepiawaiannya
dengan cepat, akurat, dan presisi mendiagnosa
penyakit dan memberi preskripsi agar segera
recovery. Seorang dokter yang luhur pengetahuan
dan kaya pengalaman dapat menerka sebab
keluhan pasien hanya dengan melihat tandatanda di bagian-bagian tubuh pasiennya. Apalagi,
ketika dokter mulai mengeluarkan alat-alat
kedokterannya, di mulai dari yang sederhana
sampai yang paling mutakhir, maka semakin
telanjang saja apa sakit yang diderita pasiennya,
apalagi, pasiennya ini merupakan langganannya.
Dalam waktu cepat pula sang dokter mengambil
tindakan medis tanpa ragu dan sang pasien pasrah
sekaligus beriman saja. Yakin dapat sembuh,
kembali pulih, asal nunut dokter.
Ketika seorang dokter menerima seseorang
atau sebuah keluarga mengikatkan menjadi klien
tetap
nya, sudah menjadi prosedur standar sang
92

BAGAIMANA GAMBARAN DAN PERUMPAAN BERTHORIQOH ITU?

dokter menjelaskan aturan kesepakatan (ground


rules) yang harus diikuti kliennya. Terjadilah
kontrak kesepakatan yang ditandatangani bersama.
Kalau sudah mengikatkan diri dalam kontrak
kerja maka baik dokter mau
pun kliennya samasama bertanggungjawab sesuai perannya dan
saling menghormati kontrak. Setelah perjanjian
ditandatangani maka terhitung saat itu rekam
medis, dari mulai riwayat penyakit, jenis-jenis obat
dan vitamin yang sudah dan akan dikonsumsi, jenis
olah raga yang cocok dengan kondisi fisik pasien,
sudah dalam pengaturan dan pengawasan dokter.
Pasien mesti nurut apa kata dokter. Tanggung
sendiri kalau membandel. Selama itu pula pasien
utamanya saat ada keluhan tentang sakit yang
diderita dilarang berpindah dokter karena bisa salah
tindakan, karena, dokter lain tidak tahu detil riwayat
sakit dan obat pasien. Bisa terjadi komplikasi.
Boleh pindah dokter atas kesepakatan. Dokter lama
dan baru mesti berbicara dan serah terima seluruh
rekam medis (medical record) pasien.
Realitasnya, bukankah manusia terdiri dari dua
unsur jasmani dan ruhani? Apakah hukum kedua
unsur itu kurang lebih sama? Ada penyakitnya, ilmu
penyembuhan, dan punya konsep kesehatan ruhani
menyeluruh?
Thoriqoh menawarkan konsep hidup ruhani
sehat paripurna yang sudah tersusun lama, yang
telah diwariskan secara turun temurun di bawah
bimbingan dokter (ruhani) yang selalu datang
setiap zaman, mereka inilah para wali Mursyid yang
riwayat pendidikan keruhaniannya tersambung
dari masa ke masa sejak masa Nabi saw. Terjemah
bagaimana eksistensi, fungsi, dan cara bekerja
seorang Mursyid kurang lebih seperti dokter.
93

BAGAIMANA GAMBARAN DAN PERUMPAAN BERTHORIQOH ITU?

Baiat atau talkin thoriqoh oleh Mursyid kepada murid seperti


perjanjian kontrak antara dokter dan pasiennya

Bertariqoh itu, sekali lagi, seperti masuk ke dalam


suatu sistem kesehatan ruhani yang menyeluruh di
bawah bimbingan seorang dokter ruhani yang diakui
kedalaman ilmunya, keluasan pengetahuannya,
ketinggian hikmahnya, dan keluhuran moralnya.
Buku manual hidup ruhani sehat ini sudah tersusun
secara turun temurun. Amal ilmiyah dan ilmu
amaliyahnya diamalkan, diamankan dan dilestarikan
dari sejak masa kerasulan Muhammad saw sampai
saat ini oleh para pewaris misi profetik, yang mandat
ilahiyah dan ruhiyahnya sambung menyambung.
Seseorang yang memutuskan untuk menjadi murid
kepada Mursyid, seperti dalam prosedur standar
kedokteran, harus melewati proses perjanjian
kesepakatan yang pintu gerbangnya disebut talkin
zikir. Sebagian mengistilahkannya berbaiat. Apa isi
talkin atau baiat, kurang lebih sama dalam istilah
dunia kesehatan jasmani. Sang murid harus ikut
94

BAGAIMANA GAMBARAN DAN PERUMPAAN BERTHORIQOH ITU?

dan percaya saja pada bimbingan Mursyidnya,


dari mulai menu zikir-zikirnya, jenis riyadhah,
dan kegiatan mujahadah. Seorang Wali Mursyid
mengetahui kondisi murid-muridnya, penyakitpenyakit ruhaninya,kebiasaan-kebiasaannya, ke
tahanan
nya dalam menjalani riyadhoh dan lain
sebagainya. Pastinya semua diatur sesuai dosis.
Imam Al-Ghazali juga pernah menyatakan
dalam kitab Ihya-nya, Apabila Alloh menghendaki
kebaikan kepada hamba-Nya, maka dia akan
memperlihatkan kepadanya penyakit-penyakit yang
ada di dalam jiwanya. Barangsiapa mata hatinya
terbuka, niscaya dia akan dapat melihat segala
penyakit. Apabila dia mengetahui penyakit itu
dengan baik, maka dia dapat mengobatinya. Namun
mayoritas manusia tidak mengetahui penyakitpenyakit jiwa mereka sendiri. Seorang di antara
mereka dapat melihat kotoran di mata saudaranya.
Tapi dia tidak dapat melihat kotoran di matanya
sendiri. Barangsiapa ingin mengetahui penyakitpenyakit dirinya, maka dia harus menempuh empat
cara. Pertama, dia harus duduk di hadapan seorang
mursyid yang dapat mengetahui penyakit-penyakit
jiwa dan menyingkap aib-aib yang tersembunyi. Dia
harus mengendalikan hawa nafsunya dan mengikuti
petunjuk mursyidnya itu dalam melakukan
mujahadah. Inilah sikap seorang murid terhadap
mursyidnya. Dengan demikian, mursyid akan dapat
mengenalkannya dengan penyakit-penyakit yang
ada dalam jiwanya dan cara mengobatinya.
Seorang sufi Turki mengatakan, jika kau punya
luka, kau dapat mengobatinya sendiri. Namun, kau
tidak bisa mengeluarkan usus buntumu sendiri.
Dengan kata lain, kita dapat membuat perubahan
sepele dalam diri kita sendiri, tetapi kita seorang
95

BAGAIMANA GAMBARAN DAN PERUMPAAN BERTHORIQOH ITU?

diri tidak dapat menghasilkan perubahan batin


yang fundamental. Kita tidak dapat melihat nafsu
dan perlawanannya pada diri kita dengan cukup
jelas. Karena itu, dibutuhkan orang lain untuk
melihatnya, dan ia adalah Mursyid.
c. Binatang buas dengan pawangnya
Berthariqoh itu seperti hewan buas nan liar yang
menyerahkan diri untuk dilatih sang pawang.
Hewan buas ditangan seorang pawang akan
berubah menjadi jinak, lucu, dan menyenangkan.
Berkat kesabaran, ketelatenan, dan ketinggian ilmu
couching seorang pawang maka singa yang buas,
harimau yang galak, ular yang berbisa, dan buaya
yang ganas akan menjadi hewan piaraan yang
anggun, indah dilihat, dan menarik jadi tontonan.
Mereka tunduk patuh kepada perintah sang pawang,
bahkan dapat melunakkan kebuasan menjadi canda
dengan manusia. Hewan-hewan itu seperti tersihir,
terkesima, tak berdaya, dan tiba-tiba kehilangan
insting keliarannya. Seorang pawang hewan liar
tertentu memiliki kharisma di depan hewan-hewan
yang jadi pegangannya. Misalnya, si raja hutan
tak akan sanggup menatap wajah sang pawang:
tertunduk dan ikut saja apapun perintahnya.
Dalam kamus Bahasa Indonesia, definisi pawang
adalah orang yang mempunyai keahlian istimewa
yang berkaitan dengan ilmu gaib seperti dukun,
mualim perahu, pemburu buaya, atau penjinak ular.
Kemampuan seseorang menjadi penakluk sesuatu
melalui proses pembelajaran yang panjang di
bawah bimbingan pawang sebelumnya. Penularan
kepawangan, ada yang melalui pembinaan terus
menerus dari pawang kepada murid calon penerus
sekaligus pewaris kepawangannya, ada juga karena
96

BAGAIMANA GAMBARAN DAN PERUMPAAN BERTHORIQOH ITU?

talenta atau bawaan sejak lahir seseorang karena


leluhurnya, ayahnya, atau kakeknya memiliki
riwayat seorang pawang. Banyak literatur yang
membahas soal ini. Tinggal sedikit mengasah dan
latihan saja, jadilah ia seorang pawang.
Dalam diri manusia terdapat potensi dan nafsu
kehewanan. Hawa nafsu yang tidak terkendali bisa
mengubah seorang manusia lebih buas dari singa,
lebih tega dari harimau, dan lebih sadis dari binatang
pemangsa lainnya. Sudah banyak berita nyata
seorang ayah kandung menyekap dan memperkosa
putri kandungnya sampai hamil beberapa kali:
ada seorang anak saking kesalnya tega membunuh
ibu kandungnya, menghabisi nyawa ayahnya.
Naudzubillah.
Syaikh Raqip Frager, seorang mursyid Thoriqoh
Jerrahi Order California, mengatakan Kita tidak bisa
begitu saja, biarkan aku beri makan binatang buas ini
dan membiarkannya bebas, lalu setelah ia tumbuh besar
dan kuat, aku masih punya waktu
banyak untuk menjinakkannya.
Itu bukanlah gagasan yang cerdas!
Apa yang harus kita lakukan
adalah melatih hewan buas itu
dengan kasih sayang, cinta dan
pemahaman. Beberapa guru sufi
membandingkan konsep melatih
ego (nafsu) dengan melatih anjing
atau kuda. Kita harus melatihnya
dengan penuh kepedulian dan
Syaikh Raqip Frager
kasih sayang. Mengembangkan ego
(nafsu) tanpa menjalankan disiplin spiritual sama
saja dengan memelihara dan membiarkannya bebas.
Langkah itu benar-benar kesalahan yang bodoh.
(Raqip Frager, Obroloan Sufi, hal. 33).
97

BAGAIMANA GAMBARAN DAN PERUMPAAN BERTHORIQOH ITU?

Anak sekecil itu sudah menjadi pawang buaya yang buas.


Harimau-harimau yang galak jadi jinak, nurut, dan lucu.
Dan raja hutan menjadi mesra dengan seorang manusia.
Mereka itulah manusia pilihan: pawang untuk binatangbinatang buas itu.

Tidakkah Alloh swt melewatkan seseorang yang


memiliki keistimewaan untuk menjadi pawang
buasnya hawa nafsu manusia? Tentu tidak. Dalam
maknanya yang khusus, fungsi seorang Mursyid
ialah sebagai pawang yang memiliki kharisma dan
ketelatenan dalam melakukan tarbiyah ruhiyah,
dalam rangka menjinakkan hawa nafsu muridmuridnya. Mursyid memberikan tarbiyah melalui
ijazah zikir agar murid-muridnya mampu terbebas
dari belenggu ketergantungan dari penyakitpenyakit (pelanggaran) syariat kelas ringan sampai
yung terberat. Talkin atau ijazah zikir berfungsi
kontrak jangka panjang antara murid dan mursyid.
Seperti pawang dengan peliharaanya. Semua dalam
pengawasan sang pawang sepanjang usianya.
Rumusnya adalah tidak ada yang buas, liar dan
galak dihadapan seseorang yang sangat memahami
sisi lain dari makhluk buas, liar dan galak itu. Kalau
kita takut dengan harimau itu karena kita hanya
melihat sisi kebuasan dari hewan itu, padahal

98

BAGAIMANA GAMBARAN DAN PERUMPAAN BERTHORIQOH ITU?

harimau juga mempunyai sisi-sisi yang lain. Sisi


yang lain itulah yang berhasil ditangkap, disentuh
oleh seorang pawang harimau. Hal seperti itu juga
yang dilakukan oleh seorang mursyid terhadap
prilaku buas dan liarnya seseorang. Maka, betapa
banyak cerita mengenai tunduknya seseorang yang
sangat menyeramkan dibawah seseorang yang
mampu membelai sisi lain dari ruhaninya.
Suatu hari seorang kafir bernama Datsur
berniat membunuh Rasulullah saw. Datsur melihat
Rasulullah saw duduk sendirian di bawah pohon
kurma. Saat itu beliau tengah istirahat. Segera saja
ia menghampiri beliau, menghunus pedang lalu
menodongkannya ke leher Rasulullah saw. Wahai
Muhammad, sekarang engkau sendirian. Siapa
yang akan menolongmu?, gertak Datsur. Dengan
mantap Rasulullah bersabda, Alloh! Mendengar
kata Alloh, Datsur langsung gemetar, lemas
sekujur tubuhnya, hingga pedang yang dihunusnya
jatuh. Rasul segera mengambil pedang itu, lalu
balik menodongkannya pada Datsur, Sekarang,
siapa yang akan menolongmu?, seru beliau.
Tidak ada wahai Muhammad, kecuali engkau mau
menolongku!
Hal seperti ini juga dialami oleh Tuan Syaikh
Abdul Qadir Al Jailani, saat ia dirampok, ditanyakan
kepadanya bawa apa kamu. Tuan Syaikh menjawab
jujur, saya membawa 40 dirham. Kepala perampok
sambil keheranan bertanya, begitu jujurnya kamu
wahai anak muda. Tuan Syaikh lalu menjawab,
Aku diamanahi oleh ibuku untuk berlaku jujur
dalam segala kondisi apapun juga. Maka aku tidak
berani untuk menghianati amanah itu dengan
berucap bohong kepadamu. Jawaban ini sontak
membuat kepala perampok tadi bergetar, dalam
99

BAGAIMANA GAMBARAN DAN PERUMPAAN BERTHORIQOH ITU?

keadaan lemah ia berkata, engkau takut khianat


atas amanah dari ibumu sedangkan aku selama
ini berani melanggar amanah dari Tuhanku untuk
tidak berbuat aniaya terhadap makhluk-Nya.
Maka dengarkanlah hai anak muda, ditanganmu
ini aku menyatakan taubat dari seluruh perbuatan
tercelaku.
d. Sang Perantara
Berthariqoh itu menganggap penting suatu
perantara. Kehidupan di sekitar kita dipenuhi
dengan perantara (wasilah). Dari urusan yang kecilkecil sampai yang besar-besar. Dalam melakukan
apa saja pasti membutuhkan perantara agar hasil
maksud. Ketika kita hendak pergi ke suatu tempat,
kita membutuhkan perantara kendaraan dengan
bantuan kemudinya. Kendaraan apa saja, darat,
laut maupun udara. Cepat sampainya atau tidak
sangat ditentukan oleh perantara jenis kendaraan
yang kita gunakan. Perantara kendaraan darat
saja sudah banyak macamnya: kendaraan dengan
menggunakan hewan sebagai tunggangan, sepeda
yang kita kayuh sendiri, motor roda dua, atau
roda empat. Untuk kendaraan bermotor saja bisa
beragam dalam kecepatannya mencapai tujuan,
tergantung merek kendaraannya (merek Eropa atau
Jepang), medan jalannya (jalan tol, jalan bebatuan
atau lembah), dan tergantung pengemudinya (sopir
amatiran atau profesional). Semuanya menjadi
wasilah dan memberi pengaruh pada cepat atau
lambatnya sampai ke tujuan. Begitupun kendaraan
laut dan udara. Kecepatan perjalanan udara
dipengaruhi jenis pesawat dan pilotnya. Ketika
mengendarai kendaraan-kendaraan itu kita semua
menitipkan nasib hidup mati kepada pemegang
100

BAGAIMANA GAMBARAN DAN PERUMPAAN BERTHORIQOH ITU?

kemudi.
Untuk mendapatkan akses kepada orang-orang
dalam status sosial-ekonomi yang tinggi, sebut saja,
pejabat tinggi seperti Presiden atau menteri, atau
pengusaha besar, kita memerlukan peran orangorang yang sudah kenal dan bersama orang-orang
tersebut sebagai penghubung atau penyambung.
Misalnya, untuk mengundang mereka ke sebuah hajat
yang kita selenggarakan. Bisa saja kita mencobanya
langsung, dipastikan harus melalui rantai birokrasi
yang panjang. Tapi kalau kita mengakses dengan
bantuan orang-orang inner circle atau orang-orang
terdekat pejabat, maka, dipastikan akan lebih cepat
tersambung, setidaknya segera mendapat jawaban
ya tidaknya. Posisinya karena, kita amat bisa jadi
mengenal orang-orang besar itu, melalui sumbersumber yang ada, masalahnya, mereka tidak cukup
mengenal kita. Dipastikan, kita akan diabaikan saja,
paling tidak, tidak mendapat prioritas layanan.
Benar bahwa Alloh berbeda dengan makhlukmakhlukNya. Alloh maha dekat bahkan lebih dekat
dari urat leher seperti tertera dari firmanNya.
Bahkan dalil ini yang selalu menjadi argumen bebas
perantara. Namun jangan lupa fakta, pertama,
benar, Alloh maha dekat, Alloh maha mengenal
makhluqNya, masalahnya ialah apakah makhluk
cukup punya kedekatan diri, terlebih makrifat
kepadaNya?
Kedua, bukankah Para Nabi dan Rasul Alloh,
ketika memperoleh wahyu dari Alloh swt memerlukan
perantara malaikat penyampai Wahyu, Malaikat
Jibril? Dan Jibril pun seperti melekat dalam tugastugas kenabian sebagai kurir penyampai wahyu
dari TuhanNya. Ketersambungan ajaran Nabi
Muhammad saw sambung menyambung sampai
101

BAGAIMANA GAMBARAN DAN PERUMPAAN BERTHORIQOH ITU?

saat ini melalui perantara sahabat, tabiin, tabiut


tabiin, para wali Alloh, dan para ulama. Merekamereka inilah perantara yang menyampaikan Islam
kepada kita.
Ketiga, banyak sekali kaifiyah ibadah yang
mensyariatkan perantara. Menyembah Alloh dalam
shalat-shalat kita, disyariatkan harus menggunakan
Kabah sebagai perantara. Kita diperintahkan untuk
menghadapkan diri ke baitullah di Mesjidil Haram,
Makkah, Saudi Arabia. Bahkan nyata-nyata firman
Alloh, Hai orang-orang
yang ber
iman, bertakwalah
ke
pada Alloh dan carilah
jalan yang mendekatkan diri
kepada-Nya (washilah), dan
ber
jihadlah pada jalanNya,
supaya kamu mendapat ke
beruntungan (QS. Al-Maidah:35). Untuk sampai
dan makrifat kepada Alloh, kita sungguh me
merlukan wasilah jalur cepat. Oleh karenanya,
disinilah kita menyadari perlunya hadir seorang
ahli ruh yang diakui keluhuran ilmu amal dan amal
ilmunya. Sesuai dengan sabda Nabi,

Tetaplah kamu berada bersama Alloh dan jika tidak


(mampu), maka tetaplah bersama orang yang selalu
bersama Alloh. Sesungguhnya ia akan mengantar
kamu kepada Alloh, jika kamu terus bersamanya.
e. Murid & Guru Silatnya
Berthoriqoh itu seperti seorang yang hendak me
nguasai ilmu bela diri di bawah bimbingan guru yang
102

BAGAIMANA GAMBARAN DAN PERUMPAAN BERTHORIQOH ITU?

menguasai ilmunya. Menguasai ilmu bela diri, sebut


saja Ilmu Pencak Silat, bisa belajar sendiri (otodidak)
dengan mengamati jurus-jurus mutakhirnya di buku,
bisa pula dengan cara berguru kepada mereka yang
sudah diketahui dan diakui memang guru sekaligus
pendekar silat. Belajar silat sendiri apalagi sekarang
bisa dilakukan, karena sudah banyak buku yang
mengupas jurus-jurus lengkap dengan gambar
gerakan-gerakannya. Tidak sedikit jurus-jurus itu
berasal dari pendekar silat terkenal. Mau jurus apa,
di buku sudah ada. Apakah dijamin bisa, bisa iya bisa
tidak. Tergantung ketekunannya membolak-balik
buku, memperhatikan detil gambar.
Sedikit saja masalah dengan cara belajar sendiri,
tidak ada yang dapat menilai dan mengukur apakah
jurus yang ditirukan memang benar seperti dimaksud
penyusunnya. Masalah kedua, tidak ada yang sanggup
menguji apakah kita sudah pantas naik peringkat,
atau, sudah boleh mempelajari jurus baru. Masalah
ketiga, mencocokkan latihan fisik apa yang sesuai

Perguruan pencak silat di Jerman. Orang-orang Jerman yang


hendak berguru silat ke seorang master pencak silat
asal Indonesia.

103

BAGAIMANA GAMBARAN DAN PERUMPAAN BERTHORIQOH ITU?

dengan jurus yang dipelajari. Belajar jurus-jurus


saja tanpa ditopang latihan fisik pendukungnya bisa
membahayakan raga. Belum lagi, masalah terkait
tujuan dan etika dalam belajar apalagi bila kelak
menguasai silat. Karena ada soal moral yang harus
dijunjung oleh seorang jagoan silat antara lain, harus
rendah hati, tidak sembarang menggunakan ilmu
silatnya. Saat-saat perlu dan terdesak saja.
Pilihan cara belajar silat sampai benar-benar
menguasai lainnya yakni dengan bergabung ke
sebuah padepokan pencak silat yang nyata-nyata
sudah melahirkan para jagoan silat tangguh. Sebuah
padepokan yang masyhur biasanya selain karena
kekayaan ilmunya, para murid-muridnya banyak
yang sukses jadi pendekar, juga dipastikan karena
kedigjayaan gurunya. Seorang guru silat masyhur
biasanya karena penguasaan jurus-jurusnya yang
tiada batas, ketangkasannya memainkan alat silat,
dan karena record-nya yang tidak terkalahkan.
Sang guru punya catatan selalu memenangi banyak
pertarungan. Satu lagi, sang guru ini biasanya
dihormati karena ia adalah murid dari guru-guru
silat yang melegenda. Sang guru tidak akan menjadi
guru yang hebat kalau bukan karena tempaan fisik
dan mental guru sebelumnya yang juga hebat.
Belajar silat ke seorang guru silat pasti diawali
dengan perjanjian umumnya guru-murid. Sebelum
memulai pengajaran, sang murid harus melalui
pengujian awal dulu untuk mengetahui wawasan
dan kekuatan sang murid menerima pengajaran.
Baru setelah diketahui kondisi ril murid, sang guru
memberikan latihan fisik awal, pengetahuan umum,
dan jurus-jurus dasar. Bahkan di sesi-sesi latihan
awal si murid cuma disuruh latihan kuda-kuda saja
sampai benar-benar kokoh. Tidak sedikit murid
104

BAGAIMANA GAMBARAN DAN PERUMPAAN BERTHORIQOH ITU?

cuma dilatih ini dalam waktu yang lama sampai


akhirnya nyerah. Di sini si guru sebenarnya ingin
memastikan dia benar-benar kuat sekaligus melatih
kesabarannya. Terlebih, fisiknya digembleng se
belum memasuki teknik. Sang guru tahu persis
kapan waktunya murid pantas mendapatkan jurus
baru, saatnya uji nyali dan penguasaan teknik, dan
tahu si murid patut naik tingkat atau tidak.
Murid yang baik dan sungguh-sungguh tidak
hanya berlatih saat guru ada dan disuruh. Dia akan
terus dan terus berlatih ada atau tidak ada guru,
disuruh atau tidak disuruh, agar bisa lebih cepat
menguasai. Melihat murid yang semangat, kerja
keras, dan antusias, ditambah lagi sangat hormatkhidmat, sang guru pun akan maksimal mengajari
dan menurunkan ilmunya tanpa diminta. Bagi
murid yang istimewa latihannya, moralnya, dan
pengabdiannya, sang guru biasanya memprogram
murid sebagai pewaris sekaligus penerus ilmu
silatnya. Mendorong si murid kebanggaan untuk
mengembangkan sendiri perguruan silatnya.
Salik yang ingin menempuh perjalanan kenaikan
maqam spiritual, persis seperti belajar silat, bisa
melakukan riyadhoh dan mujahadah sendiri,
bisa pula melakukan olah dan laku spiritual yang
terbimbing oleh Mursyid. Salik bisa menghabiskan
waktu mempelajari kitab Ihya Ulumuddin karya
Imam Al Ghazali lalu mengamalkannya sendiri,
bisa bergabung ke sebuah tarikat yang ahli silsilah
nya mutabarah. Persis seperti seorang yang
memutuskan belajar silat dengan bergabung pada
sebuah padepokan/perguruan yang sudah masyhur
di jagat persilatan.
Jika silat yang untuk membentengi diri
dari serangan musuh yang tampak saja wajib
105

BAGAIMANA GAMBARAN DAN PERUMPAAN BERTHORIQOH ITU?

mempunyai guru yang membimbingnya, terlebih


olah dan laku spiritual yang untuk membentengi
dirinya dari serangan-serangan musuh yang tidak
tampak, yakni nafsu dan dirinya sendiri. Bukankah
pertempuran yang paling besar dan dahsyat itu
adalah pertempuran melawan nafsunya sendiri?!.
Seperti yang beliau sampaikan sesaat setelah
memenangkan pertempuran Badar. Rosululloh saw
juga pernah bersabda, Pejuang (sejati) adalah
orang yang berjuang melawan nafsunya di Jalan
Alloh (HR. Tirmidzi).

106

107

Banyak Aliran
Thoriqoh:
Pilihan-pilihan
di Meja Salik

108

BANYAK ALIRAN THORIQOH: PILIHAN-PILIHAN DI MEJA SALIK

Tdaratan Persia dan Jazirah Arabia terus mengalami


horiqoh yang semula banyak berkembang di

perkembangan dan penyebaran ke segenap penjuru


dunia.
Ada dua jenis thoriqoh, yakni Thoriqoh Mutabaroh
dan Thoriqoh Ghoiru Mutabaroh. Thoriqoh Mutabaroh
adalah thoriqoh yang dianggap benar atau yang masih
mendapat hitungan penilaian baik, karena ajaran-ajaran
itu dibatasi (muqoyyad) dengan al-Quran dan Sunnah
Rosul, mempunyai persambungan sanad tentang baiat
dan ajaran-ajarannya dengan sahabat Ali bin Abi Tholib
atau dengan sahabat Abu Bakar Shiddiq, karena hanya
kedua sahabat itulah yang menerima ilmu secara khusus
dengan baiat dan talqin langsung dari Nabi saw, di
mana beliau menerimanya dari Malaikat Jibril, dari
Alloh swt.
Adapun Thoriqoh Ghoiru Mutabaroh artinya thoriqoh
yang tidak masuk hitungan yang dianggap tidak benar
yang dinilai salah, karena ajaran-ajarannya banyak yang
menyimpang dari tuntunan Islam.
Di Indonesia terdapat organisasi perkumpulan
thoriqoh mutabaroh yang bernama Jamiyyah Ahli
Thoriqoh Mutabaroh An Nahdliyyah (JATMAN).
Organisasi ini berdiri pada bulan Rajab 1399 H/bulan
Juni 1979 M, pada saat Muktamar Nahdlatul Ulama ke
26 di Semarang.
Berikut ini beberapa tarikat mutabaroh besar yang
ada di dunia:
Pertama, Thoriqoh Qoodiriyyah. Qo
diriyah adalah nama thoriqoh yang diambil
dari nama pendirinya seorang Raja Para
Wali yaitu Syaikh Abdul al-Qadir Jailani
yang juga masyhur dengan sebutan Syaikh
Abdul al-Qadir Jila al-Ghaots al-Auliya.
Thoriqoh ini menempati posisi yang amat
109

BANYAK ALIRAN THORIQOH: PILIHAN-PILIHAN DI MEJA SALIK

penting dalam sejarah spritualitas Islam, karena tidak


saja sebagai pelopor lahirnya organisasi thoriqoh, tetapi
juga cikal bakal munculnya berbagai cabang thoriqoh
di dunia. Kendati struktur organisasinya baru muncul
beberapa dekade setelah wafatnya tuan Syaikh.
Kedua, Thoriqoh Syadziliyah. Pendirinya yaitu Abu alHasan al-Syadzili. Nama lengkapnya Ali ibn Abdullah
bin Abd Jabbar Abu al Hasan al-syadziili. Ia dilahirkan di
desa Ghumarra. Thoriqoh ini berkembang pesat antara
lain di Tunisia, Mesir, Sudan, Suriah dan semenanjung
Arabiyah. Masuk ke Indonesia khususnya, di Wilayah
Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Makam Syeh Abu al-Hasan al-Syadzili

Ketiga, Thoriqoh Naqsyabandiyah. Pendiri thoriqoh


ini adalah Muhammad bin Muhammad Bahuddin
al-Uwaisi al-Bukhari Naqsyabandi. Lahir di Qashrul
Arifah. Ia mendapat gelar Syah yang menunjukkan
posisinya yang penting sebagai pemimpin spiritual.
110

BANYAK ALIRAN THORIQOH: PILIHAN-PILIHAN DI MEJA SALIK

Ia belajar Ilmu Thoriqoh pada


Amir Sayyid Kulal al-Bukhari.
Dari sinilah ia pertama belajar
thoriqoh. Pada dasarnya tho
riqoh ini bersumber dari Abu
Yaqub Yusuf al-Hamdani, se
orang sufi yang hidup sezaman
dengan Abdul Qodir Jailani.
Pusat perkembangan Thoriqoh
Naqsyabandiyyah ada
lah di
Asia Tengah, ke Turki, India,
Mekkah termasuk ke Indonesia,
melalui Jemaah Haji yang pulang ke Indonesia. Dalam
per
kembangannya mengalami pasang surut. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: Gerakan
Pembaharuan dan politik. Penaklukan Makkah oleh
Abd al-Aziz bin Saud berakibat besar terhambatnya
perkembangan Thoriqoh Naqsabandiyah. Karena sejak
saat itu kepemimpinan di Makkah diperintah oleh kaum
Wahaby yang mempunyai pandangan buruk terhadap
thoriqoh. Sejak itu tertutuplah kemungkinan untuk
mengajarkan thoriqoh ini di Makkah bagi Jamaah haji
khususnya dari Indonesia yang setiap dari generasi
banyak dari mereka masuk thoriqoh.
Keempat, Thoriqoh Khalwatiyah.
Nama tersebut diambil dari nama
seorang sufi ulama dan pejuang
Makassar yaitu Muhammad Yusuf
bin Abdullah Abu Mahasin al-Taj alKhalwaty al-Makassary. Sekarang
terdapat dua cabang terpisah dari
thoriqoh ini yang hadir bersama
kita. Keduanya dikenal dengan
nama Thoriqoh Khalwatiyah
Yusuf dan Khalwatiyah Samman.
111

BANYAK ALIRAN THORIQOH: PILIHAN-PILIHAN DI MEJA SALIK

Thoriqoh Khalwatiyah ini hanya menyebar dikalangan


orang Makassar dan sedikit orang bugis. Para khalifah
yang diangkat terdiri dari orang Makassar sehingga secara
etnis thoriqoh ini dikaitkan dengan suku tersebut. Beliau
yang pertama kali menyebarkan thoriqoh ini ke Indonesia.
Guru beliau Syaikh Abu al- Baraqah Ayyub al-Kahlwati
al-Quraisy bergelar Taj al- Khalwaty sehingga namanya
menjadi Syaikh Yusuf Taj al-Khalwaty. Al-Makassary
dibaiat menjadi penganut Thoriqoh Khalwatiyah di
Damaskus Ada indikasi bahwa thoriqoh yang dijarkan
merupakan penggabungan dari beberapa thoriqoh yang
pernah ia pelajari, walaupun Thoriqoh Khalwatiyah tetap
yang paling dominan.
Kelima, Thoriqoh Syattariyah. Pendirinya thoriqoh
Syaikh Abd Alloh al-Syathary. Jika ditelusuri lebih
awal lagi thoriqoh ini sesunggguhnya memiliki akar
keterkaitan dengan tradisi Transoxiana, karena
silsilahnya terhubungkan kepada Abu Yazid al-Isyqi,
yang terhubungkan lagi kepada Abu yazid al- Bustami dan
Imam Jafar Shadiq. Tidak mengherankan kemudian jika
thoriqoh ini dikenal dengan nama Thoriqoh Isyqiyyah
di Iran, atau Thoriqoh Bistamiyah di Turki Utsmani.
Sekitar abad ke lima cukup popular di Wilayah Asia
Tengah, sebelum akhirnya memudar dan pengaruhnya
digantikan oleh Thoriqoh Naqsabandiyyah. Thoriqoh
Syattariyah menonjolkan aspek zikir dalam ajarannya.
Keenam, Thoriqoh Sammaniyah. Didirikan oleh
Muhammad bin Abdul Karim al-Madani al-Syafii alSamman, lahir di Madinah dari keluarga Quraisy. Di
kalangan muridnya ia lebih di kenal dengan nama alSammany atau Muhammad Samman. Beliau banyak
menghabiskan hidupnya di Madinah dan tinggal di
rumah bersejarah milik Abu Bakar As-siddiq. Guruguru beliau Muhammad Hayyat seorang muhaddits di
Haramain sebagai penganut thoriqoh Naqsyabandiyah,
112

BANYAK ALIRAN THORIQOH: PILIHAN-PILIHAN DI MEJA SALIK

Muhammad bin Abdul Wahhab, seorang penentang


bidah dan praktik-praktik syirik serta pendiri
Wahabiyah. Muhammad Sulaiman Al-Qurdi, Abu
Thahir Al-Qur ani, Abdul Alloh Al-Basri, dan Mustafa
bin Kamal Al-Din Al-Bakri. Mustafa bin kamal Al-Din
al-Bakri (Mustafa Al-Bakri) adalah guru bidang tasawuf
dan tauhid dan merupakan Syaikh Thoriqoh Khalwatiyah
yang menetap di Madinah. Samman membuka cabang
thoriqoh Al-Muhammadiyah. Samman belajar thoriqoh
Khalwatiyah, Naqshabandiyah, Qadiriyah, Syadziliyah.
Dengan masuk menjadi murid thoriqoh Qadiriyah ia
dikenal dengan nama Muhammad Bin Abdul Karim
Al-Qadiri Al-Samman dalam perjalanan belajarnya
itu ternyata thoriqoh Naqsabandiyah juga banyak
mempengaruhinya, sementara itu thoriqoh Syadziliyah
juga dipelajari oleh Samman sebagai Thoriqoh yang
mewakili tradisi tasauf Maghribi. Dari beberapa
ajaran thoriqoh yang dipelajarinya, Samman akhirnya
meracik thoriqoh tersebut, termasuk memadukan
tekhnik-tekhnik zikir, bacaan bacaan, dan ajaran mistis
lainnya, sehingga menjadi satu nama thoriqoh yaitu
thoriqoh Sammaniyah. Thoriqoh Sammaniyah ini juga
berkembang di Nusantara, menurut keterangan dari
Snouck Haugronje selama tinggal di Aceh, ia menyaksikan
thoriqoh ini telah dipakai oleh masyarakat setempat.
selain itu Thoriqoh ini juga banyak berkembang di
daerah lain terutama di Sulawesi selatan. Dan menurut
keterangan Sri Muliyati bahwa dapat dipastikan bahwa
di daerah Sulawesi Selatanlah Thoriqoh Sammaniyah
yang terbanyak pengikutnya hingga kini.
Ketujuh, Thoriqoh Tijaniyah. Dididirikan oleh Syaikh
Ahmad bin Muhammad al-Tijani, lahir di Ain Madi,
Aljazair Selatan, dan meninggal di Fez, Maroko. Syaikh
Ahmad Tijani diyakini sebagai wali agung yang memiliki
derajat tertinggi, dan memiliki banyak keramat, menurut
113

BANYAK ALIRAN THORIQOH: PILIHAN-PILIHAN DI MEJA SALIK

pengakuannya, Ahmad Tijani


memiliki Nasab sampai
kepada Nabi Muhammad
SAW. Silsilah dan garis
nasabnya adalah Sayyid
Ahmad bin Muhammad bin
Salim bin al-Idl bin salim bin
Ahmad bin Ishaq bin Zain al
Abidin bin Ahmad bin Abi
Thalib, dari garis sitti Fatimah
al-Zahra binti Muhammad
Rasulullah SAW. Ahmad
Tijani lahir dan di besarkan dalam lingkungan tradisi
keluarga yang taat beragama. Beliau memperdalam ilmu
kepada para wali besar di berbagai Negara seperti Tunis,
Mesir, Makkah, Medinah, Maroko. Kunjungan itu untuk
mecari ilmu-ilmu kewalian secara lebih luas, sehingga
ia berhasil mencapai derajat kewalian yang sangat
tinggi. Selanjutnya thoriqoh ini berkembang di Negara
Afrika seperti Sinegal, Mauritania, Guinea, Nigeria, dan
Gambia, bahkan sampai ke luar Afrika termasuk Saudi
Arabia dan Indonesia.
Thoriqoh Tijaniah masuk ke Indonesia tidak diketahui
secara pasti, tetapi ada fenomena yang menunjukkan
gerakan awal Thoriqoh Tijaniyah yaitu: Kehadiran
Syaikh Ali bin Abd Alloh al-Thayyib dan adanya
pengajaran Thoriqoh Tijaniyah di Pesantren Buntet
Cirebon. Kehadiran Syaikh Ali bin Abd Alloh alThayyib tidak diketahui secara pasti tahunnya. Menurut
penjelasan GF. Pijper dalam buku Fragmenta Islamica:
Beberapa tentang Studi tentang Islam di Indonesia abad
20 sebagaimana yang di kutip oleh Sri Muliyati bahwa
Syaikh Ali bin Abdulloh al-Thayyib datang pertama kali
ke Indonesia, saat menyebarkan Thoriqoh Tijaniyah ini
di Tasikmalaya.
114

BANYAK ALIRAN THORIQOH: PILIHAN-PILIHAN DI MEJA SALIK

Berdarkan kehadiran Syaikh Ali bin Abdulloh alThayyib ke pulau Jawa, maka Thoriqoh Tijaniyah ini
diperkirakan datang ke Indonesia pada awal abad ke 20
M. namun menurut Pijper, sebelum tahun 1928 Thoriqoh
Tijaniyah belum mempunyai pengikut di pulau jawa.
Pijper menjelaskan bahwa Cirebon merupakan tempat
pertama diketahui adanya gerakan thoriqoh Tijaniyah.
Pada bulan Maret 1928 pemerintah Kolonial mendapat
laporan bahwa ada gerakan keagamaan yang dibawa oleh
guru agama (Kiyai) yag membawa ajaran Thoriqoh baru
yaitu Tijaniyah. Dari Cirebon ini kemudian menyebar
secara luas ke daerah-daerah di pulau Jawa melalui
murid-murid pesantren Buntet ini. Perkembanga
thoriqoh ini pada akhirnya bukan hanya dari pesantren
Buntet di Cirebon tetapi juga dari luar Cirebon. Seperti
Tasikmalaya, Brebes dan Ciamis.
Kedelapan, Thoriqoh Qoo
diriyyah Naqsabandiyyah. Tho
riqoh ini adalah merupakan
tho
riqoh gabungan dari tho
riqoh Qodiriyah dan Thoriqoh
Naqsyabandiyyah (TQN). Tho
riqoh
Qoodiriyyah
Naqsya
ban
diyyah yang ter
dapat di
Indo
nesia bukanlah hanya me
rupakan suatu penggabungan
dari dua thoriqoh yang berbeda
yang diamalkan bersama-sama.
Syaikh Ahmad Khatib
Tho
riqoh ini lebih merupakan
Ibn al-Ghaffar Sambas
sebuah thoriqoh yang baru dan
berdiri yang di dalamnya unsur-unsur pilihan dari
Qoodiriyyah dan juga Naqsyabandiyyah telah dipadukan
menjadi sesuatu yang baru. Thoriqoh ini didirikan oleh
Orang Indonesia Asli yaitu Ahmad Khatib Ibn al-Ghaffar
Sambas, yang bermukim dan mengajar di Makkah
115

BANYAK ALIRAN THORIQOH: PILIHAN-PILIHAN DI MEJA SALIK

pada pertengahan abad kesembilan belas. Bila dilihat


dari perkembangannya Thoriqoh ini bisa juga disebut
Thoriqoh Sambasiyah. Tapi Nampaknya Syaikh alKhatib tidak menamakan thoriqohnya dengan namanya
sendiri. Berbeda dengan guru-gurunya yang lain yang
memberikan nama thoriqohnya sesuai dengan nama
pengembangnya. Sebagaimana kebiasaan ulama-ulama
sebelumnya untuk memperdalam ilmu agama, kiranya
mereka berangkat ke Makkah untuk memperdalam
ilmu yang mereka miliki. Demikian pula halnya dengan
Ahmad Khatib, ia berangkat ke Makkah untuk belajar
Ilmu-ilmu Islam termasuk tasawuf dan mencapai posisi
yang sangat di hargai diantara teman-temannya dan
kemudian menjadi seorang tokoh yang berpengaruh di
seluruh Indonesia. Di antara gurunya adalah Syaikh Daud
bin Abd Alloh bin Idris al Fatani, Syaikh Muhammad
Shalih Rays, selain itu ia juga banyak mengikuti dan
menghadiri kuliah-kuliah yang diberikan oleh Syaikh
Bishry al-Jabaty, Sayyid ahmad al-Marzuki, Sayyid abd
Alloh ibn Muhammad al- Mirghany.
Sebagaimana di singgung sebelumnya bahwa thoriqoh
ini mengambil dua nama thoriqoh yang telah berkembang
sebelumnya yaitu Qodiriyyah dan Naqsabandiyyah.
Thoriqoh Qodiriyyah sendiri dibangun oleh Syaikh
Abdul Qodir Al-Jaelani yang mengacu pada tradisi
Mazhab Iraqy yang dikembangkan oleh al-Junaid,
sedangkan Thoriqoh Naqsyabandiyyah dibangun oleh
Muhammad bin Muhammad Bah al-Din al-Uwaisi alBukhari Naqsyabandi yang didasarkan kepada tradisi
al-Khurasany yang dipelopori oleh al-Bisthami.
Thoriqoh ini terus berkembang dan menjadi yang
terbesar di Indonesia. Terdapat beberapa jalur
kemursyidan TQN, di antara dua yang terbesar dan
mutabaroh yakni jalur Syaikh Abdul Karim al Bantani
dan Syaikh Tholhah Kali Sapu Cirebon. Keduanya
116

BANYAK ALIRAN THORIQOH: PILIHAN-PILIHAN DI MEJA SALIK

adalah murid langsung Syaikh Ahmad Khotib Sambas


dan menerima hirqoh kemursyidan dari gurunya. Dari
dua inilah dua TQN masyhur jalur Banten dan yang kini
berkembang pesat: TQN Pondok Pesantren Suryalaya
yang penerus setelah Syaikh Tolhah yakni Syaikh
Abdulloh Mubarrok bin Nurmuhammad (Abah Sepuh),
lalu dilanjutkan putranya Syaikh Ahmad Shohibulwafa
Tajul Arifin (Abah Anom). Selanjutnya, kini diteruskan
oleh murid Abah Anom: Syaikh Muhammad Abdul Gaos
Saefulloh Maslul Al-Qodiri (Abah Aos).
Pembahasan mengenai profil Thoriqoh Qoodiriyyah
Naqsyabandiyyan Pondok Pesantren Suryalaya (TQN
PPS) akan dibahas dalam buku berikutnya secara khusus.
Inilah thoriqoh asli dan bercitarasa Indonesia.

117

118

Banyak Jalan
Terbang ke Langit

119

BANYAK JALAN TERBANG KE LANGIT

Abanyak jalan menuju Tuhan sebanyak jumlah

da sebuah hadis yang terkenal menyatakan, Ada

jiwa (embusan nafas). Maka dalam sejarah Islam


telah banyak terlahir jalan-jalan menuju-Nya, ada yang
keyakinannya sudah sampai, dan tidak sedikit juga yang
tengah menempuh berjalan dan belum kunjung sampai.
Thoriqoh-thoriqoh ini menawarkan jalan kembali
kepada-Nya kini dan di sini, tidak nanti.
Ibnul Qayyim Al Jauziah, dalam kitabnya Thariqul
Hijratain halaman 223 menyatakan, Manusia terbagi
ke dalam dua bagian: mulia dan hina. Manusia yang
mulia adalah yang mengetahui jalan menuju Tuhannya
dan mendakinya dengan tujuan untuk dapat sampai
kepada-Nya. Dialah manusia yang mulia di sisi
Tuhannya. Sedangkan manusia yang hina adalah yang
tidak mengetahui jalan menuju Tuhannya dan sama
sekali tidak berusaha untuk mengetahuinya. Dialah
manusia hina yang tertera dalam firman Alloh, Dan
barangsiapa dihinakan Alloh, maka tidak seorang pun
dapat memuliakannya (QS. Al-Hajj:18).
Pada hakikatnya, jalan (Thoriqoh) menuju Alloh adalah
satu. Adapun ungkapan sebagian ulama bahwa jalan
menuju Alloh adalah banyak dan bermacam-macam,
maka yang dimaksud adalah bahwa Alloh menjadikan
demikian karena beragam dan berbedanya kesiapankesiapan manusia. Dan ini merupakan rahmat dan
karunia-Nya. Jalan yang satu itu menghimpun semua
yang diridhoi oleh Alloh. Sementara apa-apa yang
diridhoi Alloh itu berbilang dan beragam. Jadi, semua
yang diridhoi Alloh itu adalah satu jalan (thoriqoh), dan
jalan untuk menggapai ridho-Nya berbilang dan beragam
sesuai dengan perbedaan ruang, waktu, individu, situasi
dan kondisi. Seandainya Alloh menjadikannya satu
jalan, sedangkan tingkat kecerdasan, akal, kekuatan dan
kesiapan manusia berbeda-beda, maka tidak akan ada
120

BANYAK JALAN TERBANG KE LANGIT

yang melalui jalan itu kecuali beberapa gelintir orang.


Akan tetapi, karena tingkat kesiapan manusia berbedabeda, maka jalan itu pun beragam, sehingga setiap orang
dapat berjalan menuju Tuhannya di atas jalan yang sesuai
dengan tingkat kesiapan, kekuatan dan potensinya. Dari
sini dapat dimengerti beragam dan berbedanya syariat,
meskipun semuanya merujuk kepada agama dan Tuhan
yang satu.

Banyak tangga menuju langit

Semua berpulang kepada keyakinan, kemauan, dan


kerja keras, tidak tergoda untuk berpaling dari jalan
pulang ke kampung asal. Kepada mereka yang memilih
jalan sendiri, silakan dengan pilihan perjuangannya.
Kepada yang sudah memilih satu jalan, silakan tempuhlah
dengan nunut saja kepada apa yang dititahkan wali
Mursyid. Semoga kita sampai dan berjumpa DI SANA.
121

122

Jalan Sunyi
Kesufian;
Dalam Potret

123

JALAN SUNYI KESUFIAN; DALAM POTRET

Zikir Kalimat Tauhid, Zikir Paling Utama; 165 x (minimal ) setelah


Sholat Maktubah yang dibaca secara Jahr (keras)

Dzikir Khofi, Ismullohil Azhom

124

JALAN SUNYI KESUFIAN; DALAM POTRET

Ijtima, Istima, Ittiba (berkumpul, mendengar, mengikuti) ; Jalan


yang di tempuh oleh setiap Salik bersama sang Mursyid

125

JALAN SUNYI KESUFIAN; DALAM POTRET

Fana; kondisi dimana seseorang hilang kesadaran


qalbunya dari hal-hal yang bersifat indrawi karena
adanya sesuatu yang dilihatnya.

126

JALAN SUNYI KESUFIAN; DALAM POTRET

Prosesi Talqin Dzikir

Ngarasy; mengunjungi
Guru Mursyid dapat
meningkatkan dan
mendidik ruhani.

Penulis
Meminta
Restu dari
Habib Luthfi.

127

JALAN SUNYI KESUFIAN; DALAM POTRET

Rapat persiapan Halal Bi Halal TQN Idaroh Aliyah JATMAN.

Ruang perpustakaan madrasah Syeikh Abd Qodir Al Jaelani.

128

JALAN SUNYI KESUFIAN; DALAM POTRET

Abuya Muthy,
Abah Aos dan
Habib Luthfi.

Abah Aos
ganti Kiswah
makam tuan
syeikh.

Abah Aos tengah berziarah di maqbaroh Syeikh Sirri Saqoty dan


Syeikh Imam Junaid Al-baghdadi.

129

JALAN SUNYI KESUFIAN; DALAM POTRET

Abuya Muthy, Abah Aos, Habib Luthfi dan KH Ali Masadi.

Ruang
kholwat tuan
syekh Abd
qodir jaelani,
Baghdad.

Abah Jagat dan Habib Luthfi.

130

JALAN SUNYI KESUFIAN; DALAM POTRET

Syeikh Muhammad Abdul Gaos


dan KH B Rahman Hakim

131

JALAN SUNYI KESUFIAN; DALAM POTRET

Abah Jagat, KH Ali Masadi, Habib Luthfi dan Abah Aos.

Habib Luthfi dan Abah Aos.

132

EPILOG

Prof Dr KH Asep Usman Ismail, MA


Guru Besar Tasawuf Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Memasyarakatkan
Thoriqoh dan Menthoriqohkan
Masyarakat

Tmungkin

horiqoh adalah cara, jalan, atau metode. Tidak


kita mencapai suatu tujuan tanpa
sebuah cara. Thoriqoh itu sangat penting terutama
untuk menjembatani antara yang ada dalam pikiran
dengan yang ada di dalam hati. Kita lebih mudah
mengetahui, memahami dan mengerti, tetapi kita
sulit, merasakan, menghayati, dan memiliki.
Kalau kaitannya ilmu-ilmu zhohir dengan Alloh dan
dengan kenikmatan ibadah, kaitan kesinambungan
berfikir dengan doa yang khusuk, kaitan keikhlasan
dengan kerendahan hati, semuanya tidak bisa di atasi
kalau baru mengetahui, memahami, tetapi harus
dirasakan agar melekat pada hati kita. Dan ini harus
menjadi karakter kita.
Bagaimana caranya agar bisa bersatu antara sesuatu
133

EPILOG

yang saya ketahui dengan yang saya rasakan? Aku


tahu aku merasa?
Rosululloh saw mengajarkannya konprehensif.
Rosululloh sudah menggunakan metodologi sehingga
beliau mengajarkan tentang kalimah syahadat:
Asyahadu allaa Ilaaha Illalloh wa asyhadu anna
Muhammadar Rosululloh kepada para sahabat. Para
sahabat langsung berubah dari prilaku jahiliyyah
ke prilaku berkeadaban. Contohnya Sayyidina
Umar bin Khottob, bisa berubah yang dulu Umar
temperamental dan radikal menjadi sosok yang
spiritnya ada, semangat, dan bisa berpadu dengan
hati yang lembut.
Dengan demikian, berarti Rosul mengajarkannya
dengan metodologi, sehingga; kalau mengetahui
menembusnya ke akal, sementara kalau merasakan
menembusnya ke hati. Bagaimana dua-duanya bisa
tepadu?
Kalau ilmu hanya kepada pengajaran, yang hanya
menuju kepada pengakalan harus ber-talim, yang
kata dasarnya adalah ilmu. Kalau pengajaran yang
menguatkan dan menyadarkan disebut talqin.
Sekarang orang di zaman modern, hanya men-talim
tetapi tidak tertarik untuk mengelaborasi dengan
talqin.
Talqin (bimbingan) Kalimah Thoyyibah Laa
Ilaaha Illalloh yang multifungsi bagi muminin
sejatinya dilakukan kepada orang yang masih hidup
ketika semua inderanya masih normal. Kalau talqin
afhdholu dzikri ini dilakukan pada orang yang sudah
meninggal, sudah dimandikan, sudah dikafani, sudah
dishalatkan, itu jelas telat. Atau ada yang memahami
dan melakukan talqin pada orang dengan keadaan
kedua, yakni saat koma atau sedang sakarotul maut,
juga telat.
134

EPILOG

Inti ajaran thoriqoh, seperti dikupas dalam buku


karya Abah Jagat (KH Budi Rahman Hakim) ini
adalah talqin zikir Laa Ilaaha Illalloh. Metodologi
talqin zikir ini dilakukan kepada orang yang masih
muda, masih kuat dan yakin pasti akan mati. Talqin
merupakan perwujudan dari thoriqoh, metode, cara
untuk memberikan pengajaran yang bisa memadukan
pengetahuan dengan rasa, menembuskan ilmu ke
akal dan juga hati. Berthoriqoh berarti menghadirkan
pengertian dan juga rasa kehadiran Alloh dalam
kehidupan setiap detiknya. Inilah ihsan yang sejati.
Wallahu alam bis showwab.

135

DAFTAR BACAAN
Abu al-Wafa al-Ghanimi al-Taftazani, Madhal Ila al-Tasawuf
al-Islamy Ali, Daud M, Hukum Islam Pengantar: Hukum dan
tata Hukum Islam diIndonesia Raja Grafindo Persada, Jakarta,
1995
Abadi, Abi Thohir Majduddin bin Muhammad bin Yaqub
Fairuz, Safarus Saadah, Dar al-Ushul wa an Nasyr, 1350 H
Al Ghazali, Abu Hamid, Al Munqidz minad Dholal, Al
Maktabah Ats-Tsaqafiyyah, Beirut, tt
---------------, Ihya Ulumiddin, Dar Al-Kutub Al-Alamiyyah,
Beirut, tt.
Al Halabi, Abdul Qodir Isa, Haqoiq anit Tashawwuf, Darul
Irfan, Syiria, 2001
Ahmad Tafsir, Thoriqoh dan Hubungannya dengan
Tasawuf, dalam Harun Nasution (ed.), Thoriqot Qadiriyah
Naqsyabandiyah : Sejarah, Asal-usul dan Perkembangannya,
Tasikmalaya: IAIIM, 1990, h. 28.
Al-Kurdi, Syaikh Muhammad Amien, Tanwirul Qulub,
Manusia Bumi Manusia Langit, Jakarta: Pustaka Hidayah, 2013
Azra Azyumardi, Islam di Asia Tenggara: Pengantar
Pemikiran dalam Azyumardi Azra (Peny), Perpektif Islam di
Asia Tenggara, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 1989
-----------, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan
Nusantara Abad XVII dan XVIII: Melacak Akar-Akar
Pembaruan Pemikiran Islam di Indonesia, Bandung:Mizan,
1998
Baktiar, Amsal, Tasawuf dan Gerakan Thoriqoh, Bandung:
Angkasa, 2001
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam,jilid
5,Jakarta: Ictiar Baru Van Hoeve, Cet IV, 1997
Fathurahman, Oman, Thoriqoh Syattariyah di Minangkabau,
Jakarta: Prenada Media, 2008
Ibrahim Madkour, 1995, al-Falsafat al-Islamiyah: Manhaj wa
Tathiquhu, diterjemahkan oleh Yudian Wahyudi Asmin dengan
judul; Aliran Teologi dan Filsafat Islam , Jakarta : Bumi Aksara,
1995,
Jumantoro, Totok & Samsul Munir Amin, Kamus Tasawuf,
Amzah, 2012
Laili Mansur, H.M, Ajaran dan Teladan para Sufi, Jakarta:
Srigunting, 1996
Mansur Ahmad Suryanegara, Menemukan Sejarah Rencana
Pergerakan Islam di Indonesia, Mizan Cet IV, 1998
Mubarok Jaih, Sejarah Peradaban Islam, Bandung:Pustaka
136

Bani Quraisy, Cet II, 1995


Mulyati, Sri, Peran Edukasi Thoriqoh Qadiriyah
Naqsyabandiyah Suryalaya, Jakarta: Pustaka Kencana, 2010
Pijper, GF, Fragmenta Islamica: Beberapa tentang Studi
tentang Islam di Indonesia abad 20, terjemahan oleh
Tudjiman,Jakarata: UI Press, 1987
Raqip Frager, Obrolan Sufi, Zaman, 2013
Sri Mulyati (et.al), Mengenal dan Memahami ThoriqohThoriqoh Muktabarah di Indonesia, Jakarta: Kencana,Cet II,
2005
Thohir, Ajid, Gerakan Politik Kaum Thoriqoh: Telaah
Historis Gerakan Politik Antikolonialisme Thoriqoh QadiriyahNaqsyabandiyah di Pulau Jawa, Bandung, Pustaka Hidayah,
Cet I, 2002

137

BIOGRAFI PENULIS
KH Budi Rahman Hakim (BRH) atau Abah Jagat lahir di
Purwakarta, 21 Oktober 1976, adalah Dosen tetap di Fakultas
Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta. Menyelesaikan studi sarjana
dan pascasarjana di McGill University School of Social Work.
Montreal, Canada dengan tesis berjudul Modernization of
Social Work and The State: A critical Survey of Its Development
In Indonesia. Sebelumnya, ia pernah menjadi santri di Pondok
Pesantren Persatuan Islam (Persis) No 67 Tasikmalaya dan
dilanjutkan di Pondok Pesantren Persatuan Islam (Persis)
No 33 Purwakarta masing-masing selama tiga tahun. Lalu
melanjutkan studi di Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam (KPI) di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, lulus dengan
predikat terbaik (cumlaude) dan tercepat (3,5 tahun).
BRH adalah Chief Executive Officer (CEO) Harian Politik
Nasional Rakyat Merdeka - The Political News Leader dan
sekaligus holding company media Rakyat Merdeka Group,
Jawa Pos Group. Selain pengamat dan praktisi pekerja
sosial, kehidupan menjadi wartawan telah digelugutinya
sejak dibangku kuliah. Lama menekuni kerja redaksi sebagai
reporter hingga front-page editor Rakyat Merdeka, kini ia lebih
intens berkecimbung di ranah bisnisnya, serta terlibat aktif
dalam mengembangkan media-media dalam jaringan Rakyat
Merdeka dan Jawa Pos Group. Sebagai sosok yang hidup
didunia pendidikan telah menginspirasi untuk membangun
sayap pendidikan media dan penerbitan buku di Rakyat
Merdeka Group. Kini ia tercatat sebagai Bendahara Umum
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat.
Di organisasi masyarakat Islam, BRH tercatat sebagai Wakil
Ketua Dewan Tafkir Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP
PERSIS) dan aktif sebagai Mudir Idaroh Wustho Jamiyyah
Ahli Thoriqoh Mutabaroh An-Nahdly (JATMAN) Propinsi
Banten, sekaligus merupakan ikhwan di Thoriqoh Qoodiriyyah
Naqsyabandiyyah Pondok Pesantren Suryalaya (TQN PPS),
dan mendapat kepercayaan sebagai Pembantu Khusus
Syeikh Mursyid TQN PPS. Bersama sang istri, BRH merintis,
membangun, dan mengembangkan jaringan Pesantren
Internasional JAGAT ARSY (International Boarding School)
yang berpusat di kawasan elit Bumi Serpong Damai (BSD),
Serpong, Tangerang Selatan, Banten.
138

Anda mungkin juga menyukai