Penyunting :
Ali Antoni & Tim Kipdefayer
1
2
Demi malam apabila telah sunyi,
3
4
Maturnuwun sanget kagem
Allah, Rasulullah, lan Mbah Nun.
5
Katalog Dalam karbiTan (KDT)
Ilmu Khidir
_Yogyakarta, 2020
300 halaman, 13 x 20 cm
Tim Kipdefayer
Hak Cipta 2020, dilindungi Allah SWT.
Cetakan I, 2020.
ISBN : 0857-2994-6859
Diterbitkan oleh :
KIPDEFAYER PUBLISHING
6
#1
7
Dalam nilai kehidupan, puasa itu tidak
sama dengan kalau tidak makan-minum itu artinya
puasa, terus kalau makan-minum itu tidak puasa.
Bagi orang yang selera makan, maka tidak makan
itu puasa. Sebaliknya, bagi orang yang suka puasa,
makan itu puasa, karena dia melakukan sesuatu
yang tidak dia sukai.
8
Jadi nomor satu bukan karier sukses di
dunia, tapi menomorsatukan Allah, sambil tidak
lupa bekerja di dunia.
9
#2
10
Oleh karena kebenaran kita sifatnya relatif,
kita cenderung sibuk melabeli orang lain sesat,
kafir atau apapun saja. Kemungkinan menuding ini
tidak hanya terjadi antara orang lain pada saya,
tapi juga antara saya dengan orang lain. Ini juga
bisa terjadi pada seribu orang lainnya satu sama
lain.
11
Sehingga bisa kita simpulkan apa-apa
saja tema yang menyangkut antara manusia
dengan Allah, antara hamba dengan Tuhannya,
itu pertanggungjawabannya tidak ke sesama
manusia. Tapi masing-masing kita bertanggung
jawab langsung pada Allah.
12
#3
13
#4
Dan sejenisnya.
14
Kita juga muslim moderat, ketika ada
diposisi dan perilaku yang memang mengharuskan
kita moderat. Misal, sholat lima waktu tidak bisa
moderat, subuh dua rakaat, dzuhur empat rakaat,
dan seterusnya.
15
Masalahnya adalah kita belajar ilmu dan
mengalami segala pengalaman untuk menentukan
dalam konteks apa dulu, situasi sosial seperti apa
maupun hubungan dengan Allah yang kayak apa
dan seterusnya. Agar kita bisa menentukan pas ini
kita liberal, pas itu kita radikal, pas yang lain lagi
kita moderat.
16
#5
17
Sebab itu semua tidak tergantung pada
sawah atau Al-Qur’an-nya, tapi bagaimana cara
kita mempelajarinya. Jangan lupa juga, kalau
apapun bisa dimanipulasi oleh manusia.
18
#6
19
Dilemanya itu menuntut kita untuk
menampakkan kebaikan, misal pernah ngasih beras
lima ton pada orang lain agar jadi contoh buat
orang lain. Tapi resikonya sampai titik tertentu itu
bisa jadi riya, secara budaya dianggap pencitraan.
20
#7
21
#8
22
#9
23
Maka diam-diam jauh di lubuk hati mereka
sebenarnya merasa semua kerja ini tidak akan
pernah dilakukan andai kata tidak terpaksa karena
ada kewajiban keluarga. Mereka sukses dalam
bekerja, berhasil membereskan keperluan rumah
tangga dan keluarga.
24
#10
25
Jadi ternyata kekhusyukan itu lebih tinggi
dari kebenaran, lebih tinggi dari kebaikan.
26
#11
27
Merebut harta benda mereka, menciptakan
alat-alat yang sangat mahal untuk peperangan,
kalau sewaktu-waktu pihak yang dijajah, dirampok
itu berani melawan.
28
#12
29
Tapi yang asyik dari hal ini adalah kalau
kita dan Allah sama-sama bekerja. Hanya saja kita
pekerja dengan “p” kecil, kalau Allah itu Pekerja
dengan “P” besar plus Maha.
30
#13
31
Itu juga menguntungkan secara materialisme
dan kapitalisme. Tapi ada cacatnya, kita merasa
ada semacam tidak tega dan ada rasa tidak etis
sebab kita seolah-olah sedang memanfaatkan
orang yang sedang butuh. Oleh karena itu, rizki
yang paling indah adalah rizki yang berasal dari
rasa syukur.
32
#14
33
Tuhan menciptakan manusia dan seluruh
umat manusia, kemudian alam dan alam diletakkan
seolah-olah sebagai istrinya manusia.
34
#15
35
Sekarang dua belas ronde dengan sarung
tinju tebal yang kelak akan diganti dengan bantal.
36
#16
37
Manusia modern menyerahkan hidupnya
pada peradaban di luar dirinya yang mereka yakini
sangat maju. Hal paling utama adalah mereka
menyerahkan kesehatan badan dan jiwanya pada
peradaban di luar diri itu.
38
#17
39
Itu resikonya kalau mengobati. Bukannya
menyalahkan dokter, tapi filosofinya seharusnya
tidak begitu. Jangan mengobati orang, sebab
mengobati orang itu nomor dua. Jadi misal saya
dokter, saya butuh menghidupi keluarga saya,
logikanya saya butuh pasien banyak atau sedikit?
40
Kalau Rasulullah dulu salah satu tipsnya,
makan itu hanya ketika lapar dan jangan sampai
kekenyangan. Sebab ketika lapar, sel tubuh kita
makin kuat. Jadi begitu kira-kira.
41
#18
42
#19
43
Dengan cara menghibur diri melalui
pencarian konsumsi-konsumsi sepele. Misal
punya mobil, gaji naik, hp terbaru, baju indah,
jas, dasi, menang pemilu, jadi pejabat, eksis
sebagai ustadz, populer dilingkup pergaulannya,
gengsi-gengsi kecil yang ditaruh dalam hati dengan
memantap-mantapkan diri.
44
#20
45
Anak didik manusia modern sangat
tergantung dengan guru, padahal kebanyakan
guru bukanlah benar-benar guru, kebanyakan
ulama bukanlah ulama, kebanyakan kiai bukan
benar-benar kiai, kebanyakan ustadz juga
sebenarnya ustadz-ustadzan.
46
#21
47
“Terus bagaimana sekarang kita sudah
terjebak di sini?”
48
Ada baiknya untuk keselamatan bersama
ke depan, sebagai bangsa atau manusia, kita mau
juga mendengarkan hal-hal yang mungkin nggak
cocok sama pikiran-pikiran yang berlaku umum
sekarang.
49
#22
Ahli puasa.
50
Orang yang memenuhi pengalaman dan
penjaminan pada lingkungannya atas harta, nyawa
serta penghormatan orang lain, itulah ahli puasa.
Orang yang masih menikmat-nikmati, menuruti
keinginan, maka dia bukanlah ahli puasa. Sebab
dia bisa sangat mengancam harta, nyawa dan
kehormatan orang lain.
51
#23
52
Misal orang ingin aktual, ya dia harus tahu
potensialitasnya dulu. Antara potensi dengan
aktualisasi ada sistem, keadaan, budaya, atmosfir,
ada macam-macam.
53
Tapi kita tidak benar-benar siap untuk
setia pada Allah dan menerima ketentuan Allah.
Kita seringnya hanya siap untuk dapat apa yang
kita ingin saja. Padahal mestinya sembilan puluh
persen siap dengan segala ketentuan Allah.
Kira-kira begitu.
54
#24
55
#25
56
#26
57
Di dalam peradaban dimana yang mengajar
tidak mengerti yang diajar, jangan berharap yang
diajar mengerti yang mengajar. Kalau guru saja
tidak tahu memilih murid, jangan mimpikan murid
mampu memilih gurunya.
58
#27
59
Yang membuat mereka lebih memilih dan
menyayangi gaji, pangkat dan pujian. Sementara
kerja keras, dinomor duakan.
60
#28
61
Ia menjadwal sendiri sehari mau meludah
berapa kali, kencing berapa kali, dan beol berapa
kali. Bahkan dengan mantapnya manusia modern
menentukan apa saja yang bikin orang lebih cepat
mati, apa yang bikin orang lebih lama hidup.
62
#29
63
#30
64
Sementara negara tidak, kerajaan tidak,
sistem-sistem sosial tidak merupakan perintah
langsung. Itu semua hanya informasi dari
Allah mengenai bagaimana manusia menata
kehidupannya secara bersama-sama.
65
#31
66
Tapi sampai berhelai-helai daun dia makan,
perutnya juga tidak sembuh-sembuh. Nabi Musa
pun protes pada Tuhan, “Ya Allah... Aku sudah
makan sekian daun, tapi perutku tidak kunjung
sembuh. Tadi Engkau mengatakan padaku kalau
mau sembuh perutnya, naiklah ke atas bukit dan
makanlah daun-daun.”
67
Kita tidak boleh sedikit pun menganggap
kalau ilmu-ilmu itu bisa mengatasi keadaan. Tetap
ada satu otoritas di luar dimensi yang bisa diketahui
manusia yang kita butuhkan untuk membantu kita
supaya sakit perut nasional kita ini sembuh.
68
#32
69
Sebab tiga hal itu hanya efek kalau yang
kita kerjakan adalah pekerjaan yang ketiga tadi,
ijtihad. Kita terus menerus cari sesuatu yang baru.
Kita terus memperbarui segala sesuatu. Kita terus
menerus membuka jendela, menguak cakrawala.
70
#33
71
Misal, surga ‘dijual’ sangat murah oleh
Allah pada kita, aslinya kita sedunia, berapa abad,
berapa milyar orang pun, ibadah rajin, shalat
bersama, berbuat baik, atau apapun. Itu sama
sekali belum seujung jarum dari sangat besarnya
kasih sayang Allah pada kita.
72
Sebenar-benar apapun, besok pagi kita
bisa membantahnya sendiri. Jadi kebenaran
yang sejati adalah kebenaran milik Allah. Nah
yang bisa kita lakukan adalah bayar ‘hutang’,
berbuat kebaikan sebanyak mungkin, bermanfaat
sebanyak-banyaknya pada manusia. Terus,
kebenaran, kebaikan, manfaat, kebijaksanaan itu
kan hirarki begitu.
73
#34
74
Jadi kita ini hidup sendiri tanpa Majapahit,
tanpa Mataram, bahkan tanpa Nabi Muhammad.
Nabi Muhammad kita ingat untuk komoditas
kita. Tuhan kita sebut-sebut kalau kira-kira
menguntungkan pemasaran kita. Banyak sekali
kategori seperti itu.
75
Contoh, selama kita hidup modern,
alam adalah alat kita yang kita eksploitasinya
habis-habisan, dari minyak, batu bara, emas, apa
saja, sebab kita tidak punya konsep siapa mereka
itu. Kalau kita bersaudara dengan pohon, hewan,
maka itu adalah sasaran dari rahmatan lil alamin
kita.
76
#35
77
Pembusukan itu lain masalah, jadi
embusukan itu proses panjang, misalnya bedanya
p
kebudayaan sama peradaban. Kalau kebudayaan
itu kreativitas manusia yang punya kecenderungan,
karakter dan pola tertentu.
78
Jadi orang Indonesia itu sangat kuat,
makanya tidak berontak, kalau anda gampang
sakit, dicubit sedikit bakal teriak. Tapi kalau ndak
gampang sakit, dicubit juga diam saja. Artinya
orang yang berevolusi, memberontak adalah orang
yang daya tahannya rendah.
79
#36
80
Unggul itu gini maksudnya, anda itu boleh
cantik, tapi yang ngomong cantik harus orang lain,
bukan anda. Kalau anda yang ngomong kan berarti
anda itu kecentilan.
81
#37
82
orang, jangan pernah memakai kebesaranKu di
atas kepalanya, kesombongan itu milikKu.” kata
Allah.
83
#38
84
Puasa ini benar-benar jadi pelajaran, bukan
cuma untuk individu, tapi juga untuk mengambil
keputusan di dalam urusan pasar modal,
pembangunan dan lain sebagainya.
85
#39
86
Tapi kalau martabat itu dari kata tertib,
konsistensi tindakan anda lingkungan, negara,
hukum, kebudayaan, moral dan seterusnya
membikin anda punya martabat.
87
#40
88
#41
89
#42
90
Tuhan tetap kita sebut, kita tetap shalat tiap
harinya, tapi Tuhan dibutuhkan untuk mencapai
uang, kuasa, dan segala macam itu. Kalau kita
ngomong zaman jahiliyah, sekarang ini jahiliyah.
Sebab jahiliyahnya kita sekarang ini sudah masuk
ke formula kemunafikan.
91
#43
92
Jadi kita untuk dekat dengan Allah itu tidak
harus pakai wiridan, atau wiridan itu bentuknya
bisa macam-macam.
93
Jadi ada kematian yang ditakdirkan Allah,
ada juga kematian yang dibikin oleh sesama
manusia, tapi diizinkan Allah. Dan itu bukan cuma
kematian saja, bisa apa saja dalam hidup ini.
Ditakdirkan.
94
#44
95
Kalau perkara takdir itu keputusan menurut
kasus tertentu atas keseluruhan nasib itu. Misal
mau kencan di Malioboro, tapi telat satu menit,
terus ndak jadi ketemu. Itu takdir. Intinya temukan
diri anda masing-masing. Dan percaya pada Allah.
96
Jadi hidup itu berpuasa. Berpuasa itu bukan
hanya tidak makan dari subuh sampai maghrib.
Puasa itu adalah anda mengerti batas anda, anda
mengerti diri anda, anda mengerti sifat anda,
karakter anda dan seterusnya.
97
#45
98
Jadi mau anda benarnya seperti apa,
jangan dibangga-banggakan, itu dapurmu itu
tadi. Kebenaran itu bekal anda untuk bikin
kebaikan-kebaikan pada orang lain.
99
#46
100
Kita juga bisa berbuka puasa bersama
dengan orang-orang yang kita tidak bisa cek mereka
berpuasa atau tidak. Sebab itulah ini benar-benar
sebuah ruang dimana kita berhadapan langsung
secara pribadi dengan Allah. Dan tinggal kita
punya ilmu tidak untuk memanfaatkan itu semua.
101
#47
102
Itulah tanda-tanda orang dewasa, jadi
kedewasaan itu berbanding lurus dengan
kemampuan berpuasa.
103
#48
104
Kita ini mengalami pembalikkan moral. Jadi
kebaikan itu kita letakkan di paling bawah.
Ya pasti keroyokan.
105
#49
Mau.
106
#50
107
#51
Kenapa?
108
Jadi anda tidak bisa tuduh saya muslim.
Kalau anda menjumpai saya shalat dan kelihatannya
sujudnya lama, bahkan wiridannya sangat lama,
apa anda bisa mendengar bunyi wiridan saya?
109
Tapi kalau anda dituduh muslim, tuduhannya
positif sementara saya sebenarnya negatif. Jadi
saya kira kita harus kembali ke cara berpikir kalau
kemusliman, kekafiran, kemusyrikan, itu bukan
sesuatu yang statis. Dia itu dinamis.
110
#52
111
Untuk itu, anda tidak bisa ngomong agama.
Sebab agama itu cara untuk menangani semua hal
itu. Jadi kalau ada yang bilang, rekayasa politik,
cuci otak internasional lewat media, pendidikan
dan seterusnya. Itu siapa pelakunya?
112
#53
113
Begitu juga dengan kekuatan dan
kepandaian. Jadi singkat kata, kekuasaan,
kekayaan, kekuatan dan kepandaian itu tidak
berguna di hadapan Allah.
114
#54
115
#55
116
Tidak boleh popularitas, kekayaan atau
seluruh isi dunia jadi tujuan, sebab dia hanya alat.
Kita tidak boleh melakukan segala sesuatu yang
efek sosialnya, budayanya, hasil komunikasinya
malah menutupi Islam. Saya tidak mau jadi muslim
yang seolah-olah saya jadi lebih penting dari Islam.
117
#56
118
Kalau sifatnya data mungkin bisa
mengumpulkan berbagai macam sumber untuk
dicari apa valid atau tidaknya. Tapi kalau berita
atau informasi itu tidak bisa dilacak, kita sulit
untuk tabayyun. Meski bisa dilacak, ada beribu-ribu
setiap hari berita hoax.
119
#57
120
Kita mikirnya kalau makan gak pakai piring
ceper begitu itu ndeso alias kampungan. Padahal
itu niru siapa?
121
#58
122
Kalau kita tidak menemukan kenikmatan
berbuat baik, kita tidak menemukan kenikmatan
beribadah, tidak menemukan kenikmatan beriman
pada Allah. Lalu gimana hidup kita itu?
123
#59
124
Maka semua berita-berita tentang Rahmatan
lil alamin sampai ke berita melimpahnya kekayaan
Indonesia itu akhirnya jadi sesuatu yang anda
pakai untuk diri anda sendiri.
125
#60
126
Khilafah itu metode untuk Rahmat.
Khilafah itu artinya anda harus mengelola dengan
tanggung jawab dan cinta. Misal anda memelihara
kambing, ya anda harus memberi makan-minum,
menyediakan kandang, dan seterusnya. Sehingga
semuanya jadi Rahmat satu sama lain.
127
Nggak ada yang tidak setuju dengan
Rahmatan lil alamin. Biar dia agamanya apapun,
suku apapun, bangsa apapun, sejarahnya macam
apapun, dia pasti setuju sama Rahmatan lil
alamin. Makanya ndak ada yang bisa memonopoli
Rahmatan lil alamin.
128
#61
Bersyukur.
129
Kan ya gak semuanya kita inginkan.
130
#62
131
#63
132
Di dunia modern ini kan hampir tidak ada
pertanyaan kepada yang punya. Jadi kalau misal
Tuhan bikin air, Tuhan maunya apa dengan air?
133
Islam menyumbang sesuatu jadi pancasila,
Jawa menyumbang sesuatu jadi pancasila, juga
kawan-kawan dari Hindu, Buddha, Kristen,
Katholik, Konghucu, semua juga menyumbang
sesuatu sehingga jadi pancasila.
134
#64
135
Sebab yang kita benci, hindari atau bully
itu bisa jadi dia baik bagi kita. Sementara pada
saat yang sama, apa yang anda junjung-junjung,
baik-baikin, dewa-dewakan, bisa jadi buruk bagi
anda. Ini rumus kehidupan, sebab kita itu tidak
tahu apa-apa.
136
#65
137
Maksud saya yang berdaulat adalah anda itu
menikmati adzan dari hati anda, anda bebaskan
diri dari lagu yang bermacam-macam. Anda
ciptakan sendiri, kan itu milik anda sendiri. Tapi
kita kan tidak berdaulat, banyak sekali yang kita
tidak berdaulat.
138
#66
Allah mengatakan,
139
Kalau anda punya kemesraan dengan Allah,
anda pasti berpikir, ya kalau gitu gimana caranya
supaya Allah tidak menghendaki saya untuk
disesatkan.
140
Padahal tidak seperti itu, sebab manusia
diberi akal dan jarak dari Allah untuk bisa memilih
bagaimana supaya Allah memberi petunjuk atau
menyesatkan.
141
#67
Allah berfirman,
142
Jadi kita tidak pernah menyelesaikan
masalah dengan mengacu pada Al-Qur’an, sebab
Al-Qur’an dianggap bukan wacana resmi.
Alhamdulillah...
143
“Dan yang berselisih hanyalah orang-
orang yang telah diberi kitab setelah bukti-bukti
yang nyata sampai pada mereka. Tapi kenapa
mereka berselisih padahal mereka sudah mengerti
Al-Qur’an? Sebab mereka dengki satu sama lain.”
144
#68
145
Jadi Jawa Timur itu lebih tua dari Jawa
Tengah, sebab sebelum Mataram, ada Demak,
Majapahit, Singosari, Kediri sampai Puntadewa,
Ramayana, segala macam. Di situ sudah ada kata
Ika, Ika itu artinya itu.
146
Kalau sudah satu, anda mau nerusin kemana?
Dari banyak, ke tiga, tiga ke satu, apa mau ke
seperempat, sepertiga? Kan ndak mungkin. Kalau
diterusin satu ya ke nol, nah titik nol ini adalah
Allah itu tadi.
147
#69
148
Jadi itu prinsip. Sebenarnya terserah anda
mau sarjana atau tidak, kiai apa umat biasa, jadi
presiden atau kepala dusun, tidak masalah. Tidak
ada tinggi rendah, sebab ukurannya adalah apakah
dia bermanfaat bagi orang lain?
149
Jadi anda belum boleh bergembira, itu masih
awal perjuangan. Anda jadi sarjana, anda jadi
haji, pulang ke rumah, manfaatnya berlipat-lipat.
Nah itu baru hirarkinya sampai kepuncak.
150
#70
151
Dan kalau orang menyadari dia harus lahir
lagi, maka dia akan sangat banyak ilmunya.
152
#71
153
Nah orang yang pandainya mencetuskan,
jangan jadi pegawai, sebab anda adalah pelopor.
Jadi komoditas atau harga anda ada pada
kreatifitas dan cetusan-cetusan ide anda. Kalau
anda bukan orang yang di fadhilahi Allah untuk
jadi pelopor atau pencetus, gini bahasanya Allah,
“Jihad dengan jiwamu dan hartamu.” Lalu ada
lagi, “Jihad dengan hartamu dan jiwamu.”
154
#72
155
Jadi siapapun yang malas itu jodohnya
nggak sehat. Kalau anda membayar ‘hutang’ waktu
pada Allah, anda bisa berbahagia tanpa biaya yang
mahal-mahal. Sebab Allah Maha Kasih, meskipun
kita hanya melakukan hal kecil.
156
#73
157
Sebab ketika kita tidak meletakkan Allah
sebagai pertimbangan utama dalam hidup, itu
namanya mensekutukan atau menduakan Allah.
158
#74
159
Itu adalah sesuatu yang manusia tidak
bisa lihat. Kita tidak bisa menilai kalau ini lebih
bertakwa dari yang itu. Kalau memperkirakan,
mengasumsikan mungkin bisa, tapi tidak boleh dan
tidak pernah bisa jadi kesimpulan secara resmi.
160
Sebab di dalam Al-Qur’an, kata bangga itu
ndak ada, fenomena kebanggaan itu ndak ada
dalam konsep Allah. Itu berarti bagian dari gejolak
nafsu.
161
#75
162
Orang buruk macak baik, orang maksiat
macak alim, iblis macak malaikat, orang bodoh
macak pintar, orang gak merakyat macak merakyat
dan seterusnya. Pokoknya kita hidup dalam situasi
budaya kemunafikan yang luar biasa, sehingga
ketika kita menghadapi ayat tadi, kita akan sangat
sulit untuk menentukan mana yang beneran baik
dan buruk.
163
Ini tidak mudah sama sekali. Tapi pastinya
Allah menyuruh kita memerangi penganiayaan
pada manusia. Untungnya Allah tidak menuntut kita
untuk menyelesaikan masalah secara maksimal.
Tapi Allah menunggu semampunya kita.
164
#76
165
Dua, orang yang tahu apa yang tidak
dia ketahui. Maksudnya gini, tahu tentang
yang anda tidak tahu berarti kan hasilnya anda
bertanya-tanya. Misal saya belum tahu surat dalam
Al-Qur’an ini isinya apa, terus nanya. Lumayan ini,
mau belajar seperti ini.
166
Terus bumi itu karena luas, lambang
keluasan. Langit lambang kebesaran. Jadi orang
yang mau menerima tanggung jawab itu adalah
orang yang sebaliknya, yaitu makhluk yang sempit,
rendah dan kecil.
167
Kalau di zaman kemunafikan ini sudah
sulit kata-kata selamat. Sebab apapun aja bisa
dibelokkan, bisa dibalik, dimanipulasi, ditutupi,
dibikin seolah-olah dan seterusnya. Susah kalau
sudah gitu itu, makanya satu orang munafik bisa
ngerepotin kita semua dibanding 100 orang kafir.
168
#77
169
Jadi hikmahnya adalah semakin tua, rasanya
semakin kuat sel-sel badan saya. Mudah-mudahan
ini benar. Tapi penelitian itu pasti benar, yang
mudah-mudahan benar adalah badan saya.
170
#78
171
#79
Tapi, ya bagaimana?
172
Dan Tuhan pun langsung menunjukkan,
jangankan diri Tuhan, gejala Tuhan saja, hawanya
Tuhan saja, manusia tidak kuat.
173
#80
174
“Wahai malaikatKu, Aku ini malu sama
dia. Aku ini ahli takwa dan ahli ampunan, Aku
ini satu-satunya sumber ketakwaan manusia
dan satu-satunya sumber ampunan bagi mereka
semua. Jadi kalau mereka sudah begini, Aku itu
merasa malu kalau tidak mengucapkan, selamat
datang hambaKu.”
Allah mengatakan,
175
Kalau Allah pakai bahasaNya, bisa jadi kita
malah bingung ndak ngerti apa-apa. Jadi siapapun
jangan marah, kalau kita mengumpamakan dialog
kita dengan Allah dengan bahasa manusia.
176
#81
Ada.
177
Apakah ummat Muhammad adalah yang
mengakui kerasulan Muhammad saja?
178
Maka kita belajar bareng, sebab posisi kita
sama-sama belajar untuk jadi ummatnya kanjeng
Nabi Muhammad. Sebab kalau anda di wilayah cinta
Allah dan Rasulullah, hidup anda itu Insyallah lebih
enak dan gampang. Mau ada kesulitan apapun,
tetap anda dilindungi Allah.
179
#82
180
Kalau negara berarti ada program jangka
panjang misal 30 tahun, 50 tahun, bahkan 100
tahun. Sebab kita antisipasi kepada keabadian
negara kita.
181
Ya bagaimana kita ini?
182
Meskipun begitu jangan anti jangka pendek.
Jangka pendek itu boleh, tapi dia harus dalam
rangka perjuangan panjang. Misal pertengkaran
suami istri itu boleh, tapi kan dia tetap harus taat
pada keabadian rumah tangga. Sebab apapun yang
terjadi mereka adalah suami istri.
183
#83
184
Itu baru rambut dan gigi, terus misal badan
kita tumbuh tinggi terus ndak berhenti, nanti beli
celananya dimana? Kasur kita mau sebesar apa?
Dan seterusnya. Kalau kita bisa kreatif mensyukuri
hal-hal semacam ini, kita gampang mau bahagia.
185
#84
186
Dan di dalam rumahnya Allah itu ada kursi
yang kokoh. Kursinya Allah itu meliputi seluruh
alam semesta, berarti meliputi seluruh jiwa anda.
187
#85
188
Kalau diuji itu kita lagi disekolahkan oleh
Gusti Allah, berarti nanti bakal naik kelas. Lebih
bermutu, lebih sadar, lebih cerdas dan seterusnya.
189
#86
190
#87
Kan ndak.
Nggak ada.
Tidak tahunya.
191
Jadi kalau orang tidak tahu itu gimana sikap
dasarnya?
Tidak.
192
#88
Ndak gitu.
193
#89
194
Kalau saya tidak punya hak atas apa-apa
pada anda, sebab bukan saya yang menciptakan
anda, memelihara hidup anda, memberi rizki pada
anda dan yang terpenting saya tidak bisa menolong
anda di hadapan pengadilan Allah. Maka saya tidak
akan melarang, menyuruh, menghakimi anda.
195
#90
196
#91
197
Mendayagunakan kesarjanaannya juga
untuk kaya, caranya adalah pegangan ke orang
berkuasa, tujuannya adalah kaya. Orang kuat juga
begitu.
198
Terus fenomena yang kedua adalah
kepopuleran. Sebenarnya orang populer itu kan
akibat, sebab dia hebat maka terkenal, dia baik
maka terkenal, dia berkuasa maka terkenal, dia
kaya maka terkenal dan seterusnya. Jadi yang
lima tadi itu inti, tapi kalau populer ini efek atau
akibat.
199
#92
200
Bahkan ditemukan kalau seluruh alam
semesta ini titik pusatnya Ka’bah. Dan itu
tidak mungkin diteliti secara ilmiah. Kalaupun
menunggu diteliti ilmiah, maka baru sekarang
orang menentukan Ka’bah, sehingga nabi-nabi
dulu malah tidak menghadap Ka’bah.
201
Nah demikian juga Hajar Aswad, kita
mencium Hajar Aswad itu bukan karena Hajar
Aswad punya keistimewaan secara fisik.
Keistimewaan Hajar Aswad adalah saat peristiwa
Rasulullah menciumnya.
202
#93
203
Terus anda beli bakso saya. Bakso yang saya
kasih ke anda itu saya sertifikasi apa tidak?
204
Jadi sebenarnya ini tidak masuk akal. Oleh
karena itu anda jangan tergantung pada lembar
sertifikasi itu. Maka saya kira yang perlu kita
lakukan adalah setiap orang memahami kalau bisa
semaksimal mungkin, halal itu bagaimana, makruh
itu bagaimana.
205
#94
206
Saya tidak mengecam atau berprasangka
buruk. Sesungguhnya kan setiap manusia, dia
berasal dari Allah dan akan kembali pada Allah.
Terminal-terminal sebelumnya sampai ke terminal
terakhir yaitu pada Allah itu kan ada terminal
budaya, keluarga, rohani, macam-macam.
207
Sebenarnya kalau orangnya memerdekakan
diri dari budaya, ya bisa lebih simpel. Tapi ya
tidak enak lah kalau tidak bertemu keluarga.
Alhamdulillah, kalau saya pribadi dan keluarga
mudik setiap sebulan sekali.
208
#95
209
Maka ada evolusi. Jadi Allah itu memuaikan
kehidupan ini berdasarkan tahapan-tahapan
kebudayaan, peradaban dan sosial umat manusia.
Itu komplikasinya bukan hanya jumlah orang tapi
juga peta-peta pergaulan, satuan nilai, termasuk
cuaca berbeda, situasi sosial berbeda dan
seterusnya. Maka ada evolusi.
210
Nah jadi kita perluas Islam kita ini tidak
hanya kuantitatif pasca Rasulullah. Tapi kualitatif
dan rohaniah sejak Nabi Adam. Bahkan Islam
sudah ada sejak diciptakan Nur Muhammad. Sejak
kapanpun saja.
211
#96
212
Nah kita berharap begitu pakai topeng,
‘wajah’nya hilang, identitasnya tidak dia lagi.
Dia adalah hamba yang sedang bertafakur pada
Tuhannya. Sudah tidak ada ini anaknya siapa, ini
sekolah mana, ini orang mana, dan seterusnya.
Begitu kita bersembunyi di balik topeng, kita
bertemu dengan kesejatian diri kita.
213
#97
Orang baik.
214
Mau orang agamanya apa, alirannya
apa, tetap saudara kita. Misal kalau ada orang
agamanya beda, terus kita ndak setuju, kita hina
dia. Padahal itu kalau disebut salah misalkan, itu
salahnya ke kita apa ke Gusti Allah?
215
#98
216
Nah saya juga jangan dijadikan makelar
itu. Mungkin saling belajar bisa, tapi kalau anda
memakelarkan saya dan saya memakelarkan anda
ke Allah, saya salah.
217
#99
218
Tapi kalau sejak awal kuda-kuda batin
anda, anda memohon energi dari Allah dan
menggali energi dalam diri anda sendiri untuk satu
kilometer sesudah garis finish, maka anda begitu
ketemu garis finish, anda tidak kaget, anda tidak
berfoya-foya, anda tidak melonjak-lonjak dan
sebenarnya anda lebih matang daripada sekedar
seorang juara yang mencapai garis finish.
219
#100
220
Nah praktek puasa yang sebenarnya adalah
seluruh kehidupan ini, di segala bidang, termasuk
di bulan Ramadhan.
221
#101
222
Nah, kita sekarang ini telaten nggak sama
Gusti Allah?
223
Atau pas subuh, ngeluh, “Harus bangun
pagi, shalat, males banget.” itu kita sedang nggak
telaten dengan Allah. Padahal itu kan salah satu
jalan untuk mendekatkan diri kita pada Allah.
224
#102
225
Sebab nanti setelah jam sebelas malam,
Allah mengatakan,
Astaghfirullahaladzim.
226
#103
227
Meskipun anda tidak mau Tauhid, anda
tetap tidak bisa tidak Tauhid. Nah itu nanti
berakibat pada cara berpikir, metodologi ilmu,
tata akademik, tata kelola, pembangunan, dan
seterusnya.
228
Pakailah uang seratus ribu itu untuk
melakukan hal-hal yang disukai oleh Allah. Kalau
engkau disukai Allah dengan uang seratus ribu itu
tadi, maka anda akan terseret oleh magnet Allah
sehingga kelak anda akan mengalami Tauhid.
Sebab anda berproses untuk Tauhid.
229
#104
230
Ulama itu urusannya rohani, jadi wilayahnya
langit ke bumi. Kalau Umara urusannya adalah
dari bumi mengharap langit. Jadi kalau eksekutor
teknis, atau pemerintah, atau Umara, itu ada
urusannya sama padatan-padatan materi. Misalnya
jabatan presiden, gubernur, kepala dinas dan
sejenisnya, itu kan padat.
231
Semar itu ilmunya komprehensif dan
kosmologis. Petruk itu cendekiawan yang
eksplorasi akal pikirannya luar biasa. Gareng
itu seorang filosof yang canggih. Dan Bagong itu
budayawan dan pelaku budaya yang sangat luar
biasa kelincahannya, dari khusyuk sampai lucu.
232
#105
233
Kalau kepercayaan anda pada saya, tidak
segaris dengan kepercayaan anda pada Allah dan
Rasulullah, maka harus anda coret nama saya,
harus anda hilangkan eksistensi saya.
234
Kalau ini retorika, biasanya tidak perlu
mengulang-ulang perintah. Tapi ini enggak. Ini
diulang lagi, tapi ketika sampai ke Ulil Amri ndak
diulang lagi. Jadi saya menafsirkan ini bukan
retorika. Ini prinsip dasar. Bahwa kalau ada
kata ‘Athi’u’, yaitu Allah dan Rasul, itu mutlak.
Pokoknya taat mutlak.
235
Oleh sebab itu, Alhamdulillah saya
dibebaskan Allah dari keinginan untuk jadi
pemimpin anda kiai anda, ustadz anda, atau
apapun. Sebab saya dengan siapapun manusia yang
lain, itu posisinya beda dari Allah dan Rasulullah.
Jadi sekali lagi, jangan percaya pada saya, jangan
taat pada saya, karena sudah jelas.
236
#106
“Shadaqallahul Adzim.”
237
Ya tapi kan memang bid’ah ada yang
dhalalah ada yang khasanah. Terus saya tanya,
“Lho, yang mengambil keputusan suatu hal itu
khasanah atau dhalalah siapa?”
238
Maka saya kasih rumus, bid’ah itu kan segala
sesuatu yang tidak dilakukan, tidak diperintahkan,
tidak dianjurkan oleh Rasulullah. Kalau kita
lakukan namanya bid’ah. Nah, persoalannya
sekarang pada skala mana peraturan itu berlaku?
239
Itu justru bid’ah yang di ibadah Muamallah
itu adalah yang disebut Ijtihad, Tajdid atau
pembaharuan, inovasi, penemuan baru. Di
situ malah lebih jelas mana Dhalalah, mana
Sayyi’ah-nya. Dhalalah adalah kalau tidak baik
untuk kemaslahatan masyarakat. Khasanah kalau
dia terbukti bermanfaat bagi manusia.
240
#107
241
Syariat Allah itu pertama-tama justru
terletak pada hakikat pencipta. Bahwa air mengalir
ke bawah karena ada gravitasi, bahwa anda butuh
tidur sehari entah berapa jam, atau ada yang dua
hari dua malam tidak tidur.
242
Jadi sebenarnya, shalat, puasa, atau haji
itu akan lebih dahsyat nikmatnya kalau sudah
anda sadari terlebih dahulu bahwa anda sudah
selama ini mentaati syariat Allah pada skala alam
semesta, bahwa anda itu bagian dari hukum alam.
243
Kadang-kadang keislaman saya bisa
dipinggiran, kadang-kadang bisa memusat atau
malah bisa keluar.
244
#108
245
Andaikan pun ada orang yang sudah Tauhid
dengan Allah, sudah menyatu, sudah nyawiji.
Selama dia masih hidup di dunia dan berdisiplin
pada hakikat jasadnya, kebudayaannya, dan
seluruh tata nilai hidupnya yang salah satu
anggotanya itu materi, di samping psikologi,
rohani, pikiran yang semuanya bersifat abstrak.
246
NU, Muhammadiyah, dan semua
pemikiran-pemikiran yang menghasilkan
aliran-aliran dalam Islam itu hanyalah laboratorium
yang memberikan anda wacana-wacana. Justru
tujuannya untuk mengotentikkan hubungan anda
dengan Allah. Gampangannya, kalau anda shalat
itu di depan anda tidak ada apa-apa, kecuali Allah.
“Ridho Allah!”
247
Saya hanya sekedar mengantarkan anda
supaya sampai kepada kemurnian, keaslian
anda. Kalau boleh saya sebut kesucian diri anda
di hadapan Allah. Sebab anda tidak berpakaian
apapun, kecuali niat ibadah yang ikhlas dan cinta
yang murni pada Allah dan Rasulullah.
248
#109
249
Bahkan kau tuduh aku kiai atau ustadz,
Berdasarkan peci, pakaian dan penampilanku,
250
Sebab memang penelitian empiris
masyarakat pada orang itu. Sehingga seseorang
disebut kiai atau apapun, itu yang mengambil
keputusan adalah umat.
251
Jadi tidak ada hubungannya dengan
kualitas kekiaiannya. Pada situasi seperti itu, ada
peralihan yang sangat serius dari kedaulatan umat
untuk mengangkat atau mengakui seseorang jadi
pemimpin keislamannya, sudah diambil alih oleh
media massa dan pemilik modal.
252
#110
253
Sebab akik itu tidak bergantung denotasinya
atau kepastian definisinya. Akik itu tergantung
pendapatnya masing-masing, tergantung yang
mengiklankan.
254
Kalau di Jawa, dihormati dengan kata kiai
itu ditemukan oleh umat atau masyarakatnya dan
diakui, kemudian didaulat untuk benar-benar jadi
pemimpin mereka.
255
Ulama itu jelas di dalam Al-Qur’an. Ustadz,
gus dan kiai itu hasil kebudayaan. Kalau kita
tidak bisa bedakan itu, maka kita akan punya
anak-anak cucu yang akan tersesat akal pikirannya
di dalam memahami kehidupan dan itu juga akan
menghancurkan generasi selanjutnya.
256
#111
257
Itu kan tergantung kasusnya, misalnya anda
melacur, anda mabuk, dan seterusnya. Itu kan
unsur kekufuran. Nah ketika saya menuduh anda
kafir kan hanya terbatas pada kasus-kasus dimana
anda melakukan kufur. Tidak berarti seluruh diri
anda adalah kafir.
258
Ketika anda shalat, katakanlah itu anda
muslim. Tapi sesudah anda shalat, terus melakukan
transaksi-transaksi yang riba, melanggar kejujuran
ekonomi atau hukum. Pada saat itu anda akan
kafir. Jadi tidak bisa ada kartu identitas disebut
ini muslim, ini kafir.
259
Dia masih jalannya belok-belok, masih
belum mustaqim. Orang yang minta makan adalah
orang yang lapar. Orang yang minta diberi jalan
yang lurus adalah orang yang jalannya belum lurus.
260
#112
Percaya kita?
261
Memang, kalau kita tidak bekerja kita tidak
makan. Tapi cara Allah membuat kita bisa makan
adalah kita disuruh bekerja, berbuat baik terus
menerus.
262
Lah kita ini ngakunya berpancasila, tapi
tidak berpegangan pada Allah. Ketuhanan Yang
Maha Esa itu Tuhan siapa?
263
#113
264
Sunnah Rasul itu dianggap berpahala kalau
kita lakukan, kan gitu. Jadi kalau Rasulullah
jenggotan, anda terus ikut jenggotan, terus dapat
pahala. Sebab rumus yang kita terapkan di sini
rumus yang ketiga, yaitu Fiqh. Jadi misalnya lagi,
Rasulullah kainnya di atas mata kaki, anda juga
celananya dinaikkan, anda dapat pahala.
265
Akhirnya kita impor kurma yang
sebanyak-banyaknya supaya dapat pahala. Lho
kok Tuhan diskriminatif?
266
#114
267
Puasa ini Insyallah membuat kita
menikmati jam delapan pagi, ketika jam delapan
pagi, menikmati jam sepuluh pagi, ketika jam
sepuluh pagi. Menemukan hikmah jam dua belas
siang, ketika jam dua belas siang. Kalau jam dua
belas siang anda membayangkan jam lima sore,
mampuslah kita, laparlah perut kita.
268
“Tuhan tidak tersakiti oleh pengingkaran
anda. Tetapi Tuhan sangat tersakiti jika anda
berpura-pura menyembahNya.”
- Mbah Nun -
269
#115
270
Jadi kalau dihitung secara satuan waktu,
maka puasa adalah ibadah yang luar biasa dimana
Allah bersamamu selama panas-panasnya hari,
Allah ada bersamamu sesudah engkau makan
sahur, shalat subuh sampai nanti engkau berbuka
pada waktu magrib. Allah senantiasa bersamamu.
271
#116
272
Nanti kalau ini perhitungan masing-masing
dari mata dan telinga sudah lumayan matang dan
berkembang. Baru kita hitung lagi sebenarnya
mendengar dengan bicara, itu lebih banyak mana?
273
#117
274
Jadi setan itu adalah suatu potensi atau
kemungkinan yang terus menerus harus diselidiki,
yang membikin manusia sedemikian rupa
kehilangan keseimbangannya, dan ini sangat luas.
275
#118
276
Anda itu pendapatnya gimana di antara
pelajaran dasar kita 5W 1H (Apa, Siapa, Dimana,
Kapan, Kenapa, dan Bagaimana) zaman sekolah
dulu itu yang paling efektif yang mana?
Penting mana?
Kenapa, ya.
277
Nah anda tidak apa-apa kalau misal jadi
siapa, jadi apa, tidak masalah. Tapi yang utama
tadi kan masalah “kenapa-nya”. Kalau gula itu dia
kenapa atau ngapain?
278
Kalau anda pentingnya itu jadi apa-nya,
nanti misal anda jadi tukang ojek, terus malu.
Anda nanti malu jualan mie gerobak, akhirnya
malu semua kalau urusannya kepingin jadi apa.
Makanya yang penting berbuat apa.
279
Jadi metodenya bukan menjadi, tapi
kenapa-nya. Allah tidak menyarankan kita jadi
siapa-siapa, yang menjadikan anda itu Gusti Allah,
anda tidak bisa menjadikan dirimu sendiri.
280
“Menyepi itu penting, supaya kamu benar-benar
bisa mendengar apa yang menjadi isi dari
keramaian.”
- Mbah Nun -
281
#119
282
Jadi kalau saya menyebut bulan suci
Ramadhan, saya tidak berani menyebut kalau yang
tidak Ramadhan itu tidak suci. Ya, daripada kita
berdebat mengenai Rajab tidak suci, Maulud tidak
suci dan seterusnya. Emang ada bulan Maulud yang
tidak suci? Bulan Jumadil awal ndak suci?
283
#120
284
Itu daftar penceramahnya itu apakah
tarawih, kuliah subuh itu semua dengan syarat.
Dan saya Alhamdulillah tidak memenuhi syarat
sehingga saya agak bebas.
285
Kemudian ada kiai biasa kalau di Jawa
dan lain sebagainya. Itu kemudian berkembang,
ternyata ada yang lebih tinggi dari Syekh. Namanya
doktorandus. Lebih tinggi lagi MA, M. Sc., lebih
tinggi lagi doktor dan lebih mulia dan lengkap lagi
kalau professor doktor.
286
Sebab dengan gelar-gelar yang sekarang
lebih tinggi dari Syekh dan Maulana itu saya kira
kita harus betul-betul berendah hati, bahwa
Alhamdulillah Islam telah mencapai tingkat
kualitas yang luar biasa, sehingga masjid-masjid
di kampus-kampus, sedikitpun tidak bisa
dibandingkan ketinggiannya dengan islam-islam
macam kita semua yang di bawah-bawah.
287
#121
288
Saya menghadap Allah ya nggak laku kalau
sendiri.
289
“Yang penting bukan apakah kita menang atau
kalah, Tuhan tidak mewajibkan manusia untuk
menang sehingga kalah pun bukan dosa, yang
penting adalah apakah seseorang berjuang
atau tak berjuang.”
- Mbah Nun -
290
#122
Tidak ada.
291
Nah kalau sesuatu diwajibkan karena
dasarnya orang itu tidak suka atau cenderung tidak
melakukannya, maka si manusia itu yang harus
menemukan motivasi atau alasannya sendiri.
Sekarang masalahnya,
Bersyukur.
292
Jadi sebaiknya kita temukan alasan shalat
kita, syukur-syukur anda berani ngomong apa
sebabnya manusia kok wajib shalat. Kalau menurut
saya, alasannya saya itu membayar hutang sama
Allah. Kan lega kalau sudah bayar hutang itu.
293
#123
294
Jimat itu kan nggak mungkin kok kita
bawa-bawa, jimat itu kan mestinya anda simpan
di dalam kantong yang anda jahit misalnya. Saya
nggak mengatakan jimat itu boleh apa tidak boleh.
Saya hanya ingin mengatakan mengenai sesuatu
yang dihormati.
Wallahu A’lam.
295
#124
296
Boleh ngomong begitu tapi harus siap untuk
memperdebatkan konteksnya. Sebab yang disebut
tidur juga tidak hanya bahwa anda memejamkan
mata terus menghilangkan kesadaran. Tidur itu
bermacam-macam, tidur itu luar biasa banyak
ilmunya.
297
#125
298
Sebagaimana anda juga puasa Daud,
sebagaimana juga di zaman Nabi Nuh AS, Nabi
Hud AS, pastilah mereka juga sudah mengalami
puasa-puasa. Artinya puasa itu adalah kekayaan
peradaban yang memang sudah disiapkan oleh
Allah sejak awal mula kehidupan manusia.
299
“Apapun yang kita lakukan dalam kehidupan
ini adalah perlombaan dalam kebaikan. Bukan
perlombaan keunggulan satu sama lain.”
- Mbah Nun -
300
Ilmu Khidir
Sekumpulan mata air Guru Sunyi
Penyunting :
Ali Antoni & Tim Kipdefayer