Sejarah
Singkat
Pondok
Pesantren
Ciwedus dan
Pendirinya
Desa Timbang
Kecamatan Cigandamekar
Kabupaten Kuningan
Jawa Barat
Oleh:
Hidayatulhikmah Bandung
2022
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
Sejarah Singkat Pondok Pesantren Ciwedus 4
Mengenal Pendiri Pondok Pesantren Ciwedus 7
Tentang Penulis 17
Mama Sobari atau K.H. Sobari adalah putra laki-laki terkecil dari
Eyang Adroi, sekaligus generasi keempat dari Tubagus Kalamudin. K.H.
Sobari bin K.H. Adroi bin K.H. Sueb.
Menurut hasil penelusuran Kiai Ahmad Mustafa Agil ke beberapa
pesantren dan ke beberapa tokoh ulama, Kampung atau Desa Ciwedus
memiliki arti tidak keendus. Kampung atau Desa Ciwedus ini adalah
tempat persembunyian Tubagus Kalamudin sewaktu dikejar-kejar oleh
penjajah Belanda.
Ciwedus terkenal dengan K.H. Ahmad Sobari. Beliau hanya
berdakwah di lingkungan Ciwedus untuk meneruskan perjuangan
pesantren yang telah dirintis oleh datuk-datuknya dan orang tuanya.
Sejak kecil sampai usia 12 tahun, K.H. Ahmad Sobari dididik oleh
ayahandanya, K.H. Adroi. Tapi, beliau adalah seorang santri yang tidak
puas dan haus ilmu. Sehingga, dari usia 12 tahun beliau melanglangbuana.
Dari satu pesantren ke pesantren lain. Terakhir, beliau belajar kepada
Syaikhona Kholil Demangan Bangkalan Madura.
***
Mama Sobari adalah K.H. Ahmad Sobari bin K.H Adroi bin K.H. Sueb.
K.H. Sueb itu adalah nama lain dari Sultan Muhammad Isyak Zainul
Muttaqin yang makamnya ada di lingkungan Pondok Pesantren Ciwedus,
Desa Timbang, Kecamatan Cigandamekar, Kabupaten Kuningan, Jawa
Barat.
Mama Sobari ini dikenal dengan nama Mama Ajengan Ciwedus.
Diperkirakan lahir pada tahun 1831 Masehi dan wafat (di dalam catatan
peninggalan orang tua) tahun 1916.
Mama Sobari kecil dilahirkan di Kampung Ciwedus pada tahun 1831.
Beliau adalah generasi keempat Pondok Pesantren Ciwedus. Kalau dari
jalur nenek, K.H. Ahmad Sobari binti K.H. Adroi bin Buyut Mailah bin
Tubagus Kalamudin bin Sultan Mahsintrus. Dari Ayah, Sultan Banten yang
ke-XVI, Sultan Muhammad Isyak Zainul Muttaqin.
Mama Sobari menurut catatan sejarah dari Kanjeng Syarif
Hidayatullah, Cirebon, adalah turun generasi yang ke-XII. Kalau yang
tercatat dalam manuskrip peninggalan, yang ditemukan di daerah
Cileunyi, Panyaungan, Bandung, ada sanad Mama Sobari sampai kepada
Rasulullah saw. dari jalur Sultan Hasin, Banten, Syekh Syarif Hidayatullah.
Mama Sobari adalah keturunan dari Baginda Nabi Muhammad saw.,
yang tercatat dalam manuskrip tersebut adalah generasi yang ke-36 dari
silsilah Rasulullah saw.