Anda di halaman 1dari 7

"Allahumma inni ahtath-tu bidarbillahi, thuu luhu maasyaaAllahu, qufluhu

laa ilaaha illaLLahu. baabuhu Muhammadurrasuulullahi shallallahu alaihi


wa aalihii wasallama, saqfuhu laa hawla walaa quwwata illaa billahil
aliyyil adziimi, ahaathi binaa min (Alfatihah 1x)
Suurun suurun surr, wa ayatu (Ayat Qursi 1x) binaas tadaarat kamastadaa
ratilmalaaikatu bihadiynatir-rasuuli
bilaa khandaqi walaa suuri
min-kulli qoda rimaqduuri
wahadzari mahdzuuri
wa min jamiiits-tsuruur.
tatarrasnaa billah 3x
min aduwwinaa wa aduwwillahi min saaqiar syillahi ila qooI ardhillahi
bihi ati alfi alfi alfi la hawla walaa quwwata illa billahil aliyyil adziim.
adziimatuhu laa tansyaqqu bihi ati alfi alfi alfi la hawla walaa quwwata

illa billahil aliyyil adziim.


Allahumma in ahadu araadanii bisuuI minal jinni wal insi wal wuhuusyii,
waghairi him min saairil makhluuqaa ti min basyarin awsyaythooni au
sulthooni au waswasin faar dud nadharohum fiintikaa si waquluu buhum fi
waswaasin wa aydiihum fii iflaasi wa aubiqhum minarrijli ilaarraasy. laa fii
sahlin yaqthou walaa fii jabalin yathlau bimii ati alfi alfi alfi la hawla
walaa quwwata illa billahil aliyyil adziim. wa shallallahu ala sayyidina
Muhammadin waala alihi wasallam.
Subhaana rabbika rabbil izati ammaa yashifuun. wasalaamun ala
mursaliin. walhamdulillahirabbil alamiin. fikulli lahdhotin adada. Adada
khalqihi wa ridho nafsihii wa dzinata arsyihii wa midaada kalimatihii"

TERJEMAHAN :
Terjemahan doa Al Imam Al Hafidh Al Musnid Abubakar Assakran bin Al Hafidh Al
Musnid Al Imam Abdurrahman Assegaf
Wahai Allah Aku berlindung dan membentengi diriku dengan Pemeliharaan Allah,
yg panjangnya menurut kehendak Allah (tiada terbatas panjangnya, sepanjang
usia, makanan, minuman, ucapan, panca indra, perasaan dll pd diriku),
Kuncinya adalah Laa ilaaha illallah (sebagaimana benteng mestilah memiliki kunci
yg kuat, dan kunci benteng pagar Allah ini adalah kekuatan Laa ilaaha illallah),dan
Gerbangnya adalah Muhammad Rasulullah saw (setiap musuh yg akan menyerang
akan berhadapan dengan Rasulullah saw, maka jadilah musuhku adalah musuh Nabi
saw),atapnya adalah Laa haula wala quwwata illa billah (atap adalah yg menaungi
dari panas dan hujan, dan atap dalam doa ini yg dimaksud adalah takdir yg akan
turun kepada ku, kupayungi dg : Tiada daya dan Upaya terkecuali dengan kekuatan
Allah),
membentengiku dari.(surat Al fatihah),
Terjagalah.. terjagalah.. terjagalah.., demi ayat (ayatulkursiy),
Kami memohon perlindungan sebagaimana para malaikat membentengi Madinah
sang Nabi saw,
perlindungan yg tak membutuhkan parit dan dinding,
dari segala ketentuan yg tak menguntungkan,
ancaman segala yg mengancam, dan dari segala kejahatan,
Kami berlindung kepada Allah.., Kami berlindung kepada Allah.., Kami berlindung
kepada Allah..,
dari musuh musuh kami dan musuh musuh Allah,
(perlindungan yg segera turun langsung) dari kaki Arsy Allah kepada hamparan
Bumi Allah, demi seribu ribu ribu Laa Haula wala quwwata illa billah,

Perbuatan Nya (swt) tak akan terhalangi, demi seribu ribu ribu Laa Haula wala
quwwata illa billah,
Penjagaan Nya (swt) tak akan bisa ditembus, demi seribu ribu ribu Laa Haula wala
quwwata illa billah,
Wahai Allah jika ada seseorang yg menghendaki atasku kejahatan dari golongan
Jin, manusia dan binatang buas, dan dari segenap makhluk lainnya, dari golongan
manusia, syaitan, penguasa, atau godaan ancaman lainnya, maka tolaklah
pandangan mereka tertunduk,
dan jiwa mereka dalam kerisauan,
dan kedua tangan mereka dg kesialan dan kerugian (ketika akan mencelakakanku),
dan pendamkan mereka dari kaki hingga kepalanya (dalam kelemahan dan
kegagalan dalam mencelakakanku), (dimanapun mereka berada) apakah di lembah
yg sedang mereka lewati, atau digunung yg sedang mereka daki, demi seribu ribu
ribu Laa Haula wala quwwata illa billah.
---Imam Abubakar Assakran membuat doa ini untuk mendoakan seluruh musuh
musuhnya agar tak berdaya mencelakai, dan ketika mereka menyerang maka
mereka berhadapan dg pintu benteng, yaitu Nabi Muhammad saw sebagai pintu
rahmat Nya swt.
Wallahu alam

MANAKIB

AL

IMAM

AS-SAKRAN

Beliau adalah Sayyidinal Imam Abu Bakar As-Sakran bin Syeikh al Ghauts
Abdurrahman As-Seggaf bin Muhammad Maula Dawilah bin Ali bin Alwi AlGhoyur bin Al-Imam Al-Faqih Al-Muqaddam Muhammad bin Ali bin
Muhammad Shohib Mirbath bin Ali Khali' Qasam bin Alwi bin Muhammad
bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Al Muhajir bin Isa Ar-Rumi bin
Muhammad An-Naqib bin Ali Al-'Uraidhi bin Ja'far Ash-Shodiq bin
Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Siti Fatimah AzZahro
binti
Muhammad
SAW
)
Beliau digelari dengan As-Sakran (mabuk) , karena beliau mabuk dengan
cintanya
kepada
Allah
swt.
Waliyullah Abu Bakar al-sakran dikarunia lima orang anak laki, yaitu:
Muhammad al-akbar, Hasan, Abdullah, Ali, dan Ahmad. Dari ketiga
anaknya yang bernama Abdullah, Ali dan Ahmad menurunkan keluarga alAydrus, Syahabuddin, al-Masyhur, al-Hadi, al-Wahath, al-Munawar.
Beliau adalah seorang wali Allah yang mempunyai berbagai macam

karamah yang luar biasa. Beliau berasal dari keturunan Al-Baalawi.


Sebahagian dari karamahnya pernah diceritakan bahawasanya pernah ada
dua orang yang datang ke kota Tarim (Hadhramaut) dengan maksud
mengunjungi setiap orang terkemuka dari keluarga Al-Baalawi yang
berada
di
kota
tersebut.
Setibanya di suatu masjid jami keduanya dapati Syeikh Abu Bakar sedang
bersolat di masjid tersebut. Setelah solat Jumaat selesai keduanya
menunggu keluarnya Syeikh Abu Bakar dari masjid. Namun beliau tetap
duduk beribadat dalam masjid sampai hampir matahari terbenam. Kedua
orang itu merasa lapar, tapi keduanya tidak berani beranjak dari masjid
sebelum
bertemu
dengan
Syeikh
Abu
Bakar.
Tidak lama kemudian, Syeikh Abu Bakar Asseggaf menoleh kepada mereka
berdua sambil berkata: Ambillah apa yang ada dalam baju ini.
Keduanya mendapati dalam baju Syeikh itu sepotong roti panas. Roti
tersebut cukup mengenyangkan perut kedua orang tersebut. Bahkan
masih ada sisanya. Kemudian sisa roti itu barulah dimakan oleh Syeikh
Abu
Bakar.
Ada seorang diceritakan telah meminang seorang gadis. Syeikh Abu Bakar
ketika mendengar berita tersebut telah memberikan komentarnya:
Pemuda itu tidak akan mengahwini gadis itu, ia akan kahwin dengan ibu
gadis
tersebut.
Apa yang diceritakan oleh Syeikh Abu Bakar ersebut ternyata benar,
kerana tidak lama kemudian ibu gadis itu diceraikan oleh suaminya.
Kemudian pemuda itu membatalkan niatuntuk mengahwini gadis tersebut.
Bahkan
sebagai
gantinya
ia
meminang
ibu
gadis
tersebut.
Diceritakan pula bahwa ada serombongan tetamu yang berkunjung di Kota
Tarim tempat kediaman Syeikh Abu Bakar Asseggaf. Tetamu itu tergerak di
hatinya masing-masing ingin makan bubur gandum dan daging. Tepat
waktu rombongan tetamu itu masuk ke rumah Syeikh Abu Bakar, beliau
segera menjamu bubur gandum yang dimasak dengan daging.
Kemudian sebahagian dari rombongan tersebut ada yang berkata: Kami
ingin
minum
air
hujan.
Syeikh Abu Bakar berkata kepada pembantunya: Ambillah bejana itu dan
penuhilah dengan air yang ada di mata air keluarga Bahsin.
Pelayan itu segera keluar membawa bejana untuk mengambil air yang
dimaksud oleh saudagarnya. Ternyata air yang diambil ari mata air
keluarga
Bahsin
itu
rasanya
tawar
seperti
air
hujan.
Pernah diceritakan bahawasanya ada seorang Qadhi dari keluarga
Bayaqub yang mengumpat Syeikh Abu Bakar Asseggaf. Ketika Syeikh Abu
Bakar mendengar umpatan itu, beliau hanya berkata: Insya-Allah Qadhi
Bayaqub itu akan buta kedua matanya dan rumahnya akan dirampas jika

ia

telah

meninggal

dunia.

Apa yang dikatakan oleh Syeikh Abu Bakar tersebut terlaksana sama
seperti
yang
dikatakan.
Ada seorang penguasa yang merampas harta kekayaan seorang pelayan
dari keluarga Bani Syawiah. Pelayan itu minta tolong kepada Syeikh Abu
Bakar Asseggaf. Pada keesokkan harinya penguasa tersebut tiba-tiba
datang kepada pelayan itu dengan mengembalikan semua harta
kekayaannya yang dirampas dan dia pun meminta maaf atas segala
kesalahannya.
Penguasa itu bercerita: Aku telah didatangi oleh seorang yang sifatnya
demikian, demikian, sambil mengancamku jika aku tidak mengembalikan
barangmu
yang
kurampas
ini.
Segala sifat yang disebutkan oleh penguasa tersebut sama seperti yang
terdapat
pada
diri
Syeikh
Abu
Bakar.
Diceritakan pula oleh sebagian kawannya bahawasanya pernah ada
seorang ketika dalam suatu perjalanan di padang pasir bersama
keluarganya tiba-tiba ia merasa haus tidak mendapatkan air. Sampai
hampir mati rasanya mencari air untuk diminum. Akhirnya ia teringat pada
Syeikh Abu Bakar Asseggaf dan menyebut namanya minta pertolongan.
Waktu orang itu tertidur ia bermimpi melihat seorang penunggang kuda
berkata padanya: Telah kami dengar permintaan tolongmu, apakah kamu
mengira
kami
akan
mengabaikan
kamu?
Waktu orang itu terbangun dari tidurnya, ia dapati ada seorang Badwi
sedang membawa tempat air berdiri di depannya. Badwi itu memberinya
minum sampai puas dan menunjukkannya jalan keluar hingga dapat
selamat
sampai
ke
tempat
tujuan.
Waliyullah Abu bakar al-sakran wafat di Tarim tahun 821 Hijriyah.

Anda mungkin juga menyukai