TERJEMAHAN :
Terjemahan doa Al Imam Al Hafidh Al Musnid Abubakar Assakran bin Al Hafidh Al
Musnid Al Imam Abdurrahman Assegaf
Wahai Allah Aku berlindung dan membentengi diriku dengan Pemeliharaan Allah,
yg panjangnya menurut kehendak Allah (tiada terbatas panjangnya, sepanjang
usia, makanan, minuman, ucapan, panca indra, perasaan dll pd diriku),
Kuncinya adalah Laa ilaaha illallah (sebagaimana benteng mestilah memiliki kunci
yg kuat, dan kunci benteng pagar Allah ini adalah kekuatan Laa ilaaha illallah),dan
Gerbangnya adalah Muhammad Rasulullah saw (setiap musuh yg akan menyerang
akan berhadapan dengan Rasulullah saw, maka jadilah musuhku adalah musuh Nabi
saw),atapnya adalah Laa haula wala quwwata illa billah (atap adalah yg menaungi
dari panas dan hujan, dan atap dalam doa ini yg dimaksud adalah takdir yg akan
turun kepada ku, kupayungi dg : Tiada daya dan Upaya terkecuali dengan kekuatan
Allah),
membentengiku dari.(surat Al fatihah),
Terjagalah.. terjagalah.. terjagalah.., demi ayat (ayatulkursiy),
Kami memohon perlindungan sebagaimana para malaikat membentengi Madinah
sang Nabi saw,
perlindungan yg tak membutuhkan parit dan dinding,
dari segala ketentuan yg tak menguntungkan,
ancaman segala yg mengancam, dan dari segala kejahatan,
Kami berlindung kepada Allah.., Kami berlindung kepada Allah.., Kami berlindung
kepada Allah..,
dari musuh musuh kami dan musuh musuh Allah,
(perlindungan yg segera turun langsung) dari kaki Arsy Allah kepada hamparan
Bumi Allah, demi seribu ribu ribu Laa Haula wala quwwata illa billah,
Perbuatan Nya (swt) tak akan terhalangi, demi seribu ribu ribu Laa Haula wala
quwwata illa billah,
Penjagaan Nya (swt) tak akan bisa ditembus, demi seribu ribu ribu Laa Haula wala
quwwata illa billah,
Wahai Allah jika ada seseorang yg menghendaki atasku kejahatan dari golongan
Jin, manusia dan binatang buas, dan dari segenap makhluk lainnya, dari golongan
manusia, syaitan, penguasa, atau godaan ancaman lainnya, maka tolaklah
pandangan mereka tertunduk,
dan jiwa mereka dalam kerisauan,
dan kedua tangan mereka dg kesialan dan kerugian (ketika akan mencelakakanku),
dan pendamkan mereka dari kaki hingga kepalanya (dalam kelemahan dan
kegagalan dalam mencelakakanku), (dimanapun mereka berada) apakah di lembah
yg sedang mereka lewati, atau digunung yg sedang mereka daki, demi seribu ribu
ribu Laa Haula wala quwwata illa billah.
---Imam Abubakar Assakran membuat doa ini untuk mendoakan seluruh musuh
musuhnya agar tak berdaya mencelakai, dan ketika mereka menyerang maka
mereka berhadapan dg pintu benteng, yaitu Nabi Muhammad saw sebagai pintu
rahmat Nya swt.
Wallahu alam
MANAKIB
AL
IMAM
AS-SAKRAN
Beliau adalah Sayyidinal Imam Abu Bakar As-Sakran bin Syeikh al Ghauts
Abdurrahman As-Seggaf bin Muhammad Maula Dawilah bin Ali bin Alwi AlGhoyur bin Al-Imam Al-Faqih Al-Muqaddam Muhammad bin Ali bin
Muhammad Shohib Mirbath bin Ali Khali' Qasam bin Alwi bin Muhammad
bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Al Muhajir bin Isa Ar-Rumi bin
Muhammad An-Naqib bin Ali Al-'Uraidhi bin Ja'far Ash-Shodiq bin
Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Siti Fatimah AzZahro
binti
Muhammad
SAW
)
Beliau digelari dengan As-Sakran (mabuk) , karena beliau mabuk dengan
cintanya
kepada
Allah
swt.
Waliyullah Abu Bakar al-sakran dikarunia lima orang anak laki, yaitu:
Muhammad al-akbar, Hasan, Abdullah, Ali, dan Ahmad. Dari ketiga
anaknya yang bernama Abdullah, Ali dan Ahmad menurunkan keluarga alAydrus, Syahabuddin, al-Masyhur, al-Hadi, al-Wahath, al-Munawar.
Beliau adalah seorang wali Allah yang mempunyai berbagai macam
ia
telah
meninggal
dunia.
Apa yang dikatakan oleh Syeikh Abu Bakar tersebut terlaksana sama
seperti
yang
dikatakan.
Ada seorang penguasa yang merampas harta kekayaan seorang pelayan
dari keluarga Bani Syawiah. Pelayan itu minta tolong kepada Syeikh Abu
Bakar Asseggaf. Pada keesokkan harinya penguasa tersebut tiba-tiba
datang kepada pelayan itu dengan mengembalikan semua harta
kekayaannya yang dirampas dan dia pun meminta maaf atas segala
kesalahannya.
Penguasa itu bercerita: Aku telah didatangi oleh seorang yang sifatnya
demikian, demikian, sambil mengancamku jika aku tidak mengembalikan
barangmu
yang
kurampas
ini.
Segala sifat yang disebutkan oleh penguasa tersebut sama seperti yang
terdapat
pada
diri
Syeikh
Abu
Bakar.
Diceritakan pula oleh sebagian kawannya bahawasanya pernah ada
seorang ketika dalam suatu perjalanan di padang pasir bersama
keluarganya tiba-tiba ia merasa haus tidak mendapatkan air. Sampai
hampir mati rasanya mencari air untuk diminum. Akhirnya ia teringat pada
Syeikh Abu Bakar Asseggaf dan menyebut namanya minta pertolongan.
Waktu orang itu tertidur ia bermimpi melihat seorang penunggang kuda
berkata padanya: Telah kami dengar permintaan tolongmu, apakah kamu
mengira
kami
akan
mengabaikan
kamu?
Waktu orang itu terbangun dari tidurnya, ia dapati ada seorang Badwi
sedang membawa tempat air berdiri di depannya. Badwi itu memberinya
minum sampai puas dan menunjukkannya jalan keluar hingga dapat
selamat
sampai
ke
tempat
tujuan.
Waliyullah Abu bakar al-sakran wafat di Tarim tahun 821 Hijriyah.