PENDAHULUAN
nanas pada Tahun 2015 mencapai 1,73 juta ton, dengan jumlah tersebut
Menurut Wahyuni dkk. (2016) bagian dari buah nanas yang dapat dimakan
adalah sebanyak 53%, sementara sisanya, yaitu 47% dibuang dan menjadi
lingkungan seperti bau dan pencemaran air tanah. Nurhayati dkk, (2014)
35% dari buah nanas tergantung jenis buah nanas, tingkat kematangan dan
1
fisik tanah, yaitu, memperbesar kemampuan tanah dalam menyerap air
Ca, Mg, dan S) dan mikro seperti Zn, Cu, Mo, Co, B, Mn, dan Fe
seperti Al, Fe, dan Mn, sehingga logam sel. Hasil penelitian Salim dan
C/N 29. Menurut Tatipata dan Jacob (2014), pemanfaatan ampas sagu
dan juga meningkatkan KTK tanah serta pH tanah. Tingginya unsur hara
yang dikandung kompos kulit nenas bisa diplikasikan pada tanah podsolik
2
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
kulit nanas.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
nanas seperti selai, manisan, sirup, dan lain-lain maka akan didapatkan
kulit yang cukup banyak sebagai hasil buangan atau limbah (Rosyidah,
4
dkk, (1991) kulit nanas mengandung 81,72 % air, 20,87 % serat kasar,
alkaloid, tannin, dan steroid (Kalaiselvi et al. 2012). Pada limbah kulit
ditemukan pada akar, biji, ranting, dan kulit kayu. Fungsi alkaloid sendiri
dalam tumbuhan sejauh ini belum diketahui secara pasti, beberapa ahli
(Mustikawati, 2006).
5
Salim dan Sriharti (2008) menyimpulkan bahwa adanya
yaitu 4,5, kadar Nitrogen total yaitu 1,17%, kadar Corganik yaitu 42,18%,
lama, sebaliknya bila terlalu kecil Nitrogen akan hilang dan meracuni
limbah, kadar air pada limbah nanas 51,37%. Kandungan air bahan
6
mikroorganisme, diantaranya adalah bakteri asam laktat yang berperan
berbahan dasar dari berbagai sumber daya yang tersedia setempat baik dari
unsur hara mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi
telah sangat matang, sisa-sisa ranting dan dahan, kotoran hewan dan
lainnya.
kompos (Hadi, 2019). Untuk itu penambahan MOL sangat diperlukan untuk
terlalu lama.
7
2.3 Rayap Macrotermes gilvus Hagen
Macrotermes, Famili Termitidae. Ciri dari rayap ini salah satunya adalah
hanya ada bakteri di dalam saluran pencernaannya (Li et al. 2013). Rayap
8
lignin, selulosa dan hemisellulosa untuk difermentasikan. Kemampuan
al. 2011).
9
BAB. III
TATA PELAKSANAAN
1. Penumbuk
2. Pisau
3. Blender
4. Jurigen
5. Pengaduk
6. Timbangan Digital
7. Baskom
3. Air kelapa 1L
4. Air 4L
10
5. Telur ayam 2 butir
6. Molase 250 ml
Pisau
Blender
Baskom
3. Air
3.3 Pelaksanaan
11
8. Isi botol dengan air hingga mencapai setengah botol (botol tidak perlu
ditutup)
1. Perubahan warna
2. Aroma
1. Perubahan suhu
2. Perubahan warna
3. Aroma
4. Tekstur
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
warna MOL rayap mulai coklat pekat dan warna berubah menjadi coklat menuju
berasal dari perut rayap yang merombak bahan bahan yang terdapat pada bahan
bahan MOL, proses fermentasi yang terjadi pada pembuatan MOL ditandai
dengan adanya perubahan warna dan suhu pada MOL hal tersebut sebagai
indikator adanya aktivitas mikroba yang terjadi. Hal ini sejalan dengan pernyataan
warna MOL sebelum terjadinya proses fermentasi berwarna coklat dan setelah
yang terjadi dalam proses fermentasi. Perubahan warna yang terjadi pada MOL
13
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil pengamatan
aroma MOL rayap yang semula beraroma manis yang berasal dari molase yang
aroma MOL rayap berubah menjadi asam seperti bau Alkohol. Perubahan warna
dan aroma yang terjadi pada proses fermentasi pembuatan MOL menunjukkan
dalam pembuatan MOL ditandai dengan adanya perubahan bau yang tsemula
berbau busuk menyengat berubah menjadi bau asam seperti bau alkohol. Sejalan
dengan hasil penelitian Kurniawan (2018) yang menyatakan bahwa salah satu
tanda keberhasilan dalam pembuatan MOL ditandai dengan adanya perubahan bau
atau aroma pada MOL, pada awal pembuatan MOL akan berbau menyengat atau
berbau tidak sedap namun saat MOL matang baunya tidak lagi menyengat tapi
14
Parameter Minggu Ke-
Pengamatan 1 2 3 4
Konsentrasi larutan Kental Sedikit kental Mulai cair Cair
aroma MOL rayap yang semula bertekstur kental berubah menjadi cair, perubahan
ini dikarenakan bakteri pada perut rayap merombak atau merubah ukuran partikel
bahan baku yang digunakan pada saat proses fermentasi, kemampuan dalam
pada MOL, selain itu proses fermentasi juga menghasilkan panas yang mana
panas tersebut akan menghasilkan gas pada proses fermentasi, gas tersebut akan
berubah menjadi uap uap air, sehingga air tersebut yang menjadikan MOL
dapat memcah dan memperkecil ukuran partikel bahan organik dan menyatukan
a. Bonggol Pisang
b. Telur
c. Rayap
d. Gula Pasir
15
Kulit Nanas yang telah di cincang dan kemudian di blender, Cairan MOL
rayap yang telah difermetasikan selama 1 bulan dicampur dengan kulit
nanas yang dicincang dan diblender.
4.2 Pembahasan
16
karena air kelapa mengandung 7,27% karbohidrat; 0,29% protein;
0,1 mg L-1 besi; 37 mg L-1 fosfor; 24 mg L-1 belerang; dan 183 mg L-1 klor
fermentasi yaitu substrat, suhu, pH, oksigen, dan mikroba yang digunakan.
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
yang berasal dari kulit nanas, hal ini karena MOL berperan sebagai starter
5.2 Saran
18