Anda di halaman 1dari 144

DAFTAR ISI

SEKAPUR SIRIH -3
Bagian 1 : PENTINGNYA WASIAT -7
Tuntunan Surat Wasiat - 13
Macam-macam Wasiat - 13
Syarat-syarat Washi - 14
Bagian 2 : KEMATIAN (MAUT) - 15
Dua Cara Dicabutnya Ruh - 17
Khutbah Rasulullah Saw. Tentang Kematian - 20
Bagian 3 : SAKARATUL MAUT - 23
Amal-amal yang Disesali Saat Sakaratul Maut - 27
Amal-amal yang Bermanfaat untuk Sakaratul maut - 30
Mengingat Kematian - 32
Bagian 4 : BIMBINGAN SAKRATUL MAUT - 33
Amalan yang dianjurkan dibaca di hadapan muhtadhar - 35
- Membaca Qs. YaaSiin - 36
- Membaca Qs. Ash Shaaffat - 40
- Membaca Qs. Al-A’raaf 54 - 46
- Membaca Ayat Kursiy - 46
- Membaca Qs. Al-Baqarah - 48
- Membaca Qs. Al-Qadar - 49
- Membaca Qs. Al-Falaq - 50
- Membaca Qs. An-Naas - 50
- Membaca Qs. Al-Ikhlas - 51
- Membaca Dzikir - 51
- Membaca Sholawat - 51
- Membaca Talqin dan Ikrar - 51
- Membaca Kalimat Faraj - 53
- Membaca Doa Adilah - 54
- Membaca Doa - 63
Adab Melayat - 64
Bagian 5 : MEMANDIKAN JANAZAH - 65
Syarat-syarat Memandikan Janazah - 66
Cara Memandikan Janazah - 66
Mandi Karena Menyentuh Janazah - 69

1
Bagian 6 : MENGKAFANI JANAZAH - 71
Mengkhanuth Janazah - 71
Mengkafani Janazah - 71
Bagian 7 : SHOLAT JANAZAH - 73
Cara Sholat Janazah - 73
Sholat Janazah dengan Doa yang Panjang - 74
Sholat Janazah dengan Doa yang Pendek - 78
Bagian 8 : MENGUBURKAN JANAZAH - 79
Hukum Menguburkan Janazah - 79
Cara Menguburkan Janazah - 80
Bagian 9 : TALQIN - 82
Bagian 10 : SHOLAT WAHSYAH - 85
Cara Pelaksanaan Sholat Wahsyah - 86
Hukum-hukum - 87
Sholat dan Doa Untuk Kedua Orang Tua - 88
Sholat dan Doa Untuk Anak - 89
Bagian 11 : TAHLIL & DOA
Tahlil - 91
Doa Tahlil - 97
Bagian 12 : DZIKRUL KUBUR - 101
Bagian 13 : ZIARAH KUBUR - 107
Adab dan Doa Ziarah Kubur - 108
- Mengucapkan Salam dan Doa - 108
- Membaca Qs. Al-Qadar - 111
- Membaca Qs. Al Fatihah - 111
- Membaca Qs. Al-Ikhlash - 112
- Membaca Qs. Al-Falaq - 112
- Membaca Qs. An Naas - 112
- Membaca Ayat Kursiy - 113
- Membaca QS. Al Mulk - 115
- Membaca Doa Penutup - 117
Bagian 14 : DOA AL QODAH - 119
PENUTUP - 142
KEPUSTAKAAN - 143

2
SEKAPUR SIRIH

Segala Puji bagi Allah, dan dengan segala pujian pula Ia diagungkan
oleh para Malaikat yang terdekat kepada-Nya, oleh para makhluk yang
paling mulia dalam Pandangan-Nya, dan oleh para penyembah yang
terbaik. Pujian kepada-Nya melampaui segala pujian, karena Dia
melampaui semua makhluk-Nya.
Sholawat dan salam atas Rasul-Nya, sang Nabi Rahmat, dan atas
Keluarga dan keturunannya yang menjadi lentera dalam kegelapan dan
menara agama yang cemerlang serta panji kebenaran yang tinggi.
Setiap yang hidup mesti menapaki jalan menuju kematian, tidak
peduli apakah ia manusia atau makhluk hidup yang lain. Karena tidak
ada yang kekal kecuali Allah Swt.
ْ ْ َ ْ ُ َ َ َ ُ
﴾‫﴿ك ﱡل َم ْن َعل ْ َا ف ٍان ۝ َو َي ْبقى َو ْج ُه َرِّب َك ذو ال َجال ِل َو ِٕالاك َر ِام‬
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa,”
“dan tetap kekal Keridhoan Tuhan-mu yang mempunyai kebesaran dan
kemuliaan.” (Qs. 55, Ar Rahman : 26 - 27)
Allah Swt. telah menciptakan manusia dengan satu tujuan, namun
sayangnya, banyak manusia yang tidak menyadari hal ini, dan andaipun
menyadari, mereka tetap tidak bergeming. Sesungguhnya mereka yakin
bahwa kehidupan di dunia ini tak lain hanyalah sementara dan penuh
dengan senda gurau dan main-main, karena di hadapannya mereka
menyaksikan kematian dari keluarga dan kerabatnya bahkan
menyadari dirinya juga akan mengalaminya.
Mereka tidak sanggup memahami bahwa kehidupan sejatinya tidak
dimulai di dunia ini, tapi justru setelah kematian. Beberapa tahun yang
singkat di kehidupan dunia ini tak lain hanyalah persiapan untuk
menuju kehidupan yang abadi.

3
Namun haruslah dipahami dengan baik bahwa seluruh kehidupan
abadi nanti tergantung pada seberapa baiknya manusia mempersiapkan
dirinya, patuh atau menolak, beriman atau kufur, taat atau
membangkang.
Ihwal ketakutan dan benci kepada kematian disebabkan hati dan
pikirannya terfokus pada kemakmuran dunia dan melupakan
pemakmuran akhirat. Fokus ini membuat manusia tidak mau
meninggalkan tempat yang makmur untuk menuju tempat yang rusak
dan hancur.
Diriwayatkan dari Imam Ja’far Ash Shadiq as. yang berkata,
“Seseorang datang kepada Abu Dzar al Ghifari dan bertanya, “Wahai
Abu Dzar, apa yang tidak beres pada diri kami sehingga kami segan
mati?” Abu Dzar menjawab, “Karena engkau telah mengembangkan
duniamu dan menghancurkan akhiratmu, maka dari itu, engkau tidak
mau berpindah dari kemakmuran ke kehancuran.”
Abu Dzar ditanya, “Bagaimana keadaan kami ketika menghadap
Allah?” Abu Dzar menjawab, “Orang-orang yang berbuat baik
diantara kamu akan seperti seseorang yang kembali kepada
keluarganya setelah lama berpisah. Adapun orang yang berbuat buruk
akan seperti budak yang melarikan diri lantas dikembalikan kepada
tuannya.”
Abu Dzar ditanya, “Bagaimanakah keadaan kami di hadapan Allah?”
Abu Dzar menjawab, “Nilailah segenap perbuatanmu dengan
menggunakan Al Qur`an.
َ ْ
﴾‫َوِإ ﱠن ال ُف ﱠج َار ل ِف ْي َج ِح ْي ٍم‬
َ َ َْ ْ ‫ﱠ‬
‫﴿ ِإن ٔالاب َر َار ل ِف ْي ن ِع ْي ٍم ۝‬

“Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada


dalam surga yang penuh kenikmatan,”
“dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada
dalam neraka.” (Qs. 82, Al Infithar : 13 - 14)
Lalu orang itu bertanya, “Lantas di manakah Rahmat Allah?” Abu Dzar
menjawab, “Rahmat Allah diperuntukkan untuk orang-orang yang
berbuat baik.”

4
Imam Ja’far Ash Shadiq as. melanjutkan, “Seseorang menulis kepada
Abu Dzar (ra), “Wahai Abu Dzar, ajarkanlah kepadaku sesuatu yang
baru mengenai pengetahuan.” Abu Dzar menulis jawaban kepadanya,
“Pengetahuan itu luas, namun jika kamu dapat menahan diri dari
berbuat buruk kepada seseorang yang kamu cintai, bersikaplah
demikian.”
Orang itu bertanya kepada Abu Dzar, “Pernah engkau melihat
seseorang berbuat tidak baik terhadap seseorang yang dicintainya?”
Abu Dzar menjawab, ”Pernah. Dirimu sendiri adalah orang yang
paling kamu cintai. Apabila kau durhaka kepada Allah berarti kau
telah berbuat buruk kepada dirimu sendiri.” (al Kaafi, II, kitab a-Iman
wa al-Kufr, bab Muhasabah al-Amal, hadits no. 20)

Singkat kata, ketakutan, kecemasan, dan kebencian kepada mati ini


timbul karena kesia-siaan amal perbuatan, perlawanan dan penentangan
kepada Tuhan. Sebaliknya jika berjalan dengan benar, dan meneliti diri
sendiri dengan jeli (muhasabah), tentu tidak akan membuat takut pada
perhitungan Allah lantaran perhitungan-Nya pasti Adil dan Hakim yang
Maha Adil. Jadi ketakutan pada perhitungan Allah di akhirat tak lain
disebabkan oleh keburukan-keburukan amal dan perbuatan,
ketidakjujuran dan kecurangan dalam menilai diri sendiri.
Imam Ali as. pernah berkata, “Setiap penulis akan meninggal, hanya
karyanyalah yang akan abadi sepanjang masa, maka tulislah sesuatu
yang akan membahagian dirimu di akhirat nanti.”
Atas dasar inilah hati saya tergerak untuk menyusun sebuah buku
yang diharapkan banyak bermanfaat, meskipun saya bukan orang yang
ahli di bidang ini. Namun demikan, saya berharap kepada Allah Swt.
semoga buku yang saya susun ini akan berguna dan dapat memberikan
banyak manfaat bagi saudara-saudara sesama mukmin dan umat Islam
serta menjadi tabunganku di sisi-Nya.
Risalah yang singkat ini berisi beberapa perihal yang berkaitan
dengan hikmah kematian serta persiapan untuk menjelangnya dengan
amalan-amalan dan doa-doa, yang disampaikan oleh para Ahli Hikmah
yaitu Rasulullah Saw. dan Ahlul Baitnya As.

5
Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya, terutama kepada asatidz Ath Thahirah dan ikhwan-
ikhwan Majelis Ilmu Hikmatul ‘Ilm yang selalu mendukung
penyusunan buku ini.
َ ْ ‫ ْي َدا ًّرا َو‬D‫@ ْ< َقا ًّرا َو ر ْز‬A‫اج َع ْل َق ْل= ْ< َبا ًّرا َو َع ْي‬
Jِ Kْ ‫ ْي ِع ْن َد ق‬Gِ ‫اج َع ْل‬
‫ﱣ‬
ْ ‫الل ُه ﱠم‬
ِ ِ ِ ِ
َ َ ٰ َ ‫َ ُ َ َﱠ ﱣ‬
.‫ى الل ُه َعل ْي ِه َو ا ِل ِه ُم ْس َتق ًّرا َو ق َرا ًرا‬O‫ص‬ ‫رس ِولك‬
“Ya Allah, jadikanlah qalbuku selalu taat, kehidupanku tenteram,
rizkiku luas, jadikan di dalam kuburku nanti berbahagia bersama
Rasulullah Saw.”
“Ya Allah, sampaikan ganjaran pahala dari buku ini buat kedua orang
tua kami, guru-guru kami, kerabat kami, serta mukminin dan
mukminat. Khususnya sebagai tambahan amal jariyah untuk ayahanda
Alm. Husein bin Ali Shadrudin Panwar dan ibunda Alm. Maimunah
binti Abdul Aziz Mawn dan ananda Alm. Salwa Husainah Panwar.”
َ َ َ ٰ ٌ َ ُ َ ‫ﱣ‬
. ‫ ُمكـاف ٍاة‬Jَ ^ْ ‫ى خ‬O‫ َوك ﱠل َم ْن ل ُه ِن ْع َمة َع‬،‫ ْ< َو ِال َد ﱠي‬Xّ ِ ‫ـاف َع‬
ِ ‫الل ُه ﱠم ك‬
“Ya Allah, penuhilah sebaik-baiknya kebutuhan kedua orang tuaku dan
semua yang melalui mereka Engkau anugerahkan kepadaku
kenikmatan.” Allahumma Amiin.

Bogor, 17 - 9 - 2020

Penyusun
Lukman Husein

6
PENTINGNYA WASIAT

Berwasiat adalah hal melihat masa depan dan memandang akhir dari
sebuah perjalanan. Sebab catatan amal manusia itu ditutup dengan
kematian. Seorang muslim melakukan perenungan dengan menulis
wasiat agar setelah ia mati, (berharap) amal-amal sholih dan kebaikan-
kebaikannya menetap dan terus mengalir. Agar pula segala perbuatan
buruk dan dosanya akan terhapus dengan konsisten dalam kebaikan-
kebaikan.
Sekiranya seorang beramal sholih, maka itu jauh lebih baik daripada
ia berwasiat setelah mati akan melakukan kebaikan. Sebagaimana sabda
Rasulullah Saw. tentang orang kaya yang telah berwasiat menginfakkan
seluruh kekayaannya, “Sumpah Demi Dzat yang jiwaku dalam
Genggaman-Nya, sekiranya orang itu di masa hidupnya bershodaqoh
dengan sebiji kurma di jalan Allah, maka itu jauh lebih baik dari semua
kekayaan (yang dikumpulkan selama hidupnya) itu lalu dishodaqohkan
setelah dia mati.”
Imam Ali bin Abi Thalib as. berkata, “Hai anak Adam, jadilah
washi (penerima wasiat) bagi dirimu sendiri dalam harta bendamu,
dan berbuatlah di dalamnya suatu amal yang mengajarkan orang-
orang untuk berbuat hal yang sama sepeninggalmu.”
ْ ُ ْ َ َ َْ ُ َ َ َ َ ْ ُ ْ ََ َ ُ
‫ا ال َو ِص ﱠية ِلل َو ِال َد ْي ِن‬Jً ^ْ ‫ض َر أ َح َدك ُم امل ْو ُت ِإ ْن ت َر َك خ‬ ‫﴿ك ِتب عليكم ِإذا ح‬
ْ
ُ ٰ َْ َْ
﴾‫ى امل ﱠت ِق ْ^ َن‬O‫َؤالاق َرِب ْ^ َن ِبامل ْع ُر ْو ِف َح ًّقا َع‬
“Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan
(tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak,
berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma'ruf [*],
(ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.” (Qs. 2, Al
Baqarah : 180)
[*] Ma'ruf ialah adil dan baik. Wasiat itu tidak melebihi sepertiga dari seluruh harta
orang yang akan meninggal.

7
Dapat dipetik dari ayat ini sebagai berikut:
1. Wasiat adalah perbuatan terpuji di sisi Allah Swt. dan merupakan
anjuran (perintah) dari-Nya.
2. Hendaklah berwasiat di saat kematian sudah dekat, namun
dikarenakan ajal tidak diketahui, maka sepatutnya wasiat itu selalu
disiapkan dan ditulis.
Rasulullah Saw. bersabda, “Tidaklah baik bagi seorang muslim
yang tidur di satu malam tanpa surat wasiat darinya di bawah
kepalanya (bantalnya).”
3. Hendaklah dalam wasiat menyampaikan pesan kebaikan untuk ayah,
ibu, dan keluarganya, dan meninggalkan sebagian harta yang
bermanfaat untuk mereka.
4. Berwasiat dan menulis wasiat adalah salah satu sifat orang yang
bertakwa.
Ketahuilah jika tampak bagi seseorang tanda-tanda kematian, maka
yang pertama kali yang harus ia perhatikan adalah dirinya, karena dia
akan melakukan yang mana ia tidak akan kembali, yaitu perjalanan
menuju akhirat dan ia membutuhkan bekal yang sesuai dengan
perjalanan yang akan ditempuhnya.
Pertama yang harus dilakukan adalah mengakui dosa-dosanya,
kesalahan-kesalahannya serta menyesal atas apa yang telah ia lakukan
lalu bertaubat secara sempurna, menangis dan merendahkan diri di
haribaan Allah Swt., agar Allah mengampuni apa-apa yang telah ia
lakukan dari perbuatan-perbuatan dosa.
Hendaknya ia menyiapkan wasiat lalu ia menunaikan
tanggungannya atas Allah dan manusia (hutang piutang dan
sejenisnya), tidak bertawakkal kecuali kepada-Nya.
Para syaitan dan manusia akan mengganggu ahli warisnya, sehingga
mereka akan berpaling dari melaksanakan tanggungan pewaris ketika
sudah meninggalnya. Karena orang yang sudah meninggal dunia tidak
dapat berucap, “Kembalikan nyawaku agar aku dapat beramal sholih
atas apa yang telah aku tinggalkan”, maka permohonannya,
keluhannya serta penyesalannya itu tidak akan didengar.

8
Hendaknya mewasiatkan sepertiga dari hartanya untuk kerabat
(keluarga), untuk shodaqoh, dan perbuatan-perbuatan baik yang sesuai
dengan keadaan tidak lebih dari sepertiga. Kemudian hendaknya ia
menentukan orang yang dapat menjaga anak-anak kecilnya, dan
menyerahkan kepada orang yang dapat dipercaya mengurus anak dan
keluarganya setelah ia bertawakal kepada Allah.
Kemudian hendaknya tanggungannya atas saudara-saudaranya
sesama mukmin dengan meminta keridhoaan dari orang-orang yang
pernah ia mengumpatnya atau merendahkannya dan menghinanya, jika
orang itu hadir di tempat itu, hendaknya ia memohon maaf atas
kesalahan dan dosa-dosanya.
Setelah itu hendaknya ia tidak mengkonsentrasikan fikirannya
kepada keluarga, anak-anak dan hartanya, ia hanya memalingkan
fikirannya kepada Allah dengan selalu berdzikir kepada-Nya,
hendaknya ia berfikir bahwa hal-hal yang fana ini tidak dapat
memberikan manfaat padanya, kecuali Kelembutan Allah dan Rahmat-
Nya.
Syaikh Ath Thusi dalam kitab Mishbah al Mutahajjid berkata,
“Dianjurkan bagi seseorang untuk menulis wasiat (pada masa
hidupnya) dan tidak sampai meninggalkannya, sesungguhnya dalam
riwayat disebutkan bahwasanya diharuskan bila hendak tidur surat
wasiat itu berada di bawah bantalnya (selalu siap) dan hal itu harus
dilakukan terlebih-lebih dalam keadaan sakit, juga dalam bepergian
yang sangat jauh. Hendaknya selalu memperbagus isi wasiatnya serta
melepaskan dirinya dari sesuatu antara dirinya dengan Allah dari hak-
hak-Nya dan kezaliman-kezaliman atas manusia.”
Dari Abu Abdillah as. berkata, “Wasiat adalah hak, dan Rasulullah
Saw. telah berwasiat, hendaknya seorang muslim berwasiat.” (al
Wasail, bab Wasiat)
Diriwayatkan dari Imam Ja’far Ash Shadiq as. dari ayahnya-
ayahnya dalam wasiat Nabi Saw. kepada Imam Ali as., Beliau Saw.
bersabda, “Wahai Ali\, siapa yang tidak memperbagus isi wasiatnya
menjelang kematiannya, maka hal itu menunjukkan kekurangan dalam
perangainya dan dia tidak memiliki syafa’at.” (al Wasail,19/266)

9
Rasulullah Saw. bersabda, “Siapa yang tidak memperbagus isi
wasiatnya menjelang kematiannya, maka hal itu menunjukkan
kekurangan akal dan perangainya.” Mereka (sahabat) bertanya,
“Wahai Rasulullah, bagaimanakah wasiat yang bagus itu?” Beliau
Saw. bersabda, “Jika kematian menantinya dan orang-orang berkumpul
di sekelilingnya, hendaklah ia berucap, “Ya Allah Pencipta langit dan
bumi, yang Mengetahui yang ghaib dan zohir, Maha Pengasih dan
Penyayang, sesungguhnya aku berjanji kepada-Mu di dunia bahwa
sesungguhnya aku bersaksi Bukan Tuhan selain Engkau, yang Maha
Esa dan tiada sekutu bagi-Mu dan sesungguhnya Muhammad Saw.
adalah hamba-Mu dan utusan-Mu, dan surga itu benar, neraka itu
benar, hari akhir itu benar, hari pembalasan itu benar, ketetapan itu
benar, timbangan itu benar, dan agama sebagaimana yang Engkau
sifatkan, dan Islam sebagaimana yang Engkau syariatkan, firman
sebagaimana yang Engkau firmankan, Al Qur`an sebagaimana yang
Engkau turunkan, sesungguhnya Engkau adalah Pemilik Kebenaran
yang nyata, karunia Allah yang sebaik-baiknya karunia akan diberikan
kepada Nabi Muhammad Saw. dan Keluarga Muhammad As.
Ya Allah pada saat susahku, dan permohonanku (kepada-Mu) pada
saat sulitku dan persiapanku atas hal-hal yang menimpaku, Engkau
adalah Waliku atas kenikmatan-Mu, Tuhanku dan Tuhan nenek
moyangku, dan jangan biarkan diriku dikuasai oleh nafsuku walau
sekedipan mata sekalipun selamanya, jika dibiarkan nafsuku
menguasai diriku, maka aku akan dekat dengan kejelekan dan jauh dari
kebaikan dan gembirakanlah aku dalam kesunyianku di alam barzakh
(kubur), dan jadikan juga kegembiraan pada hari aku menghadap-
Mu.”
Kemudian berwasiatlah dengan hajat-hajatnya. Wasiat ini dibenarkan
dalam Al Qur`an pada surat yang berbicara tentang Maryam dalam
Firman-Nya Swt.,
‫اع َة إ ﱠال َمن ﱠات َخ َذ ِع ْن َد ﱠ‬ ‫َ َ ْ ُ ْ َن ﱠ‬
َ ‫الش َف‬
﴾‫الر ْح ٰم ِن َع ْه ًدا‬ ِ ِ ‫﴿ال يم ِلكو‬
“Mereka tidak berhak mendapat syafa'at kecuali orang yang telah
mengadakan perjanjian di sisi Tuhan yang Maha Pemurah.” (Qs. 19,
Maryam : 87)
Ini adalah janji mayit, wasiat adalah hak atas setiap muslim untuk
menjaga wasiatnya dan mengajarkannya. Rasulullah Saw.
mengajarkan wasiat kepada Imam Ali as., dan Beliau Saw. diajari oleh
Jibril as.” (al Wasail, 19/261)

10
Rasulullah Saw. bersabda, “Allah (Tuhan-ku) mewasiatkan
kepadaku sembilan perkara:
1. Agar ikhlas dalam segala amal yang dilakukan baik dalam keadaan
sendirian atau terang-terangan.
2. Bertindak adil dalam keadaan rela maupun marah.
3. Sederhana dalam keadaan kaya maupun miskin.
4. Memaafkan orang yang menzalimiku.
5. Memberi orang yang menyetop pemberiannya kepadaku.
6. Menyambung tali kekeluargaan dari orang yang memutuskannya.
7. Menjadikan diamku sebagai waktu untuk berfikir.
8. Pembicaraanku sebagai dzikir.
9. Pandanganku sebagai ibroh (mengambil pelajaran dari selainnya).”
(Tuhaful ‘Uqul 36)
Wasiat Imam Ali bin Abi Thalib as. menjelang syahadahnya.
“Saya nasihati kalian berdua wahai Hasan dan Husain agar:
- Bertaqwa kepada Allah dan bahwa kalian tak boleh menghasratkan
kesenangan dunia ini, sekalipun dunia mengejar kalian.
- Jangan menyesali apapun dari dunia ini yang ditolak dari kalian.
- Berkatalah benar.
- Berbuatlah dalam mengharapkan pahala.
- Jadilah kalian musuh penindas (kaum zalim).
- Jadilah penolong kaum yang tertindas.
Saya nasihati kalian berdua dan semua anak saya serta anggota
keluarga saya dan setiap orang yang tercapai oleh tulisan saya, agar:
- Untuk bertaqwa kepada Allah.
- Mengurus urusan kalian dengan tertib.
- Menjaga hubungan baik diantara kalian, karena saya telah
mendengar kakek kalian (Rasulullah Saw.) bersabda, “Memperbaiki
perselisihan lebih baik dari sholat-sholat sunnah dan puasa
(sunnah).”
- Bertaqwalah kepada Allah berkenaan dengan uruan sholat karena
sholat adalah tiang agama kalian.
- Bertaqwalah kepada Allah dan ingatlah Allah berkenaan dengan
urusan yatim piatu. Jangan biarkan mereka kelaparan, dan mereka
tidak boleh hancur dalam kehadiran kalian.
- Bertaqwalah kepada Allah berkenaan dengan urusan tetangga,
karena mereka merupakan pokok nasihat Nabi Saw.

11
Beliau Saw. senantiasa menasihati mereka tentang kebaikan
sehingga kami berfikir bahwa Beliau Saw. akan memberikan bagian
warisan kepada mereka.
- Bertaqwalah kepada Allah dalam urusan Al Qur`an. Tak ada orang
harus melebihi kalian dalam beramal menurutnya.
- Bertaqwalah kepada Allah berkenaan dengan urusan Baitullah
(Ka’bah). Jangan tinggalkan itu selama kalian hidup, karena
apabila (Ka’bah) itu ditinggalkan, kalian tidak akan selamat.
- Bertaqwalah kepada Allah berkenaan dengan urusan jihad di jalan
Allah dengan harta, nyawa dan lidah kalian.
- Kalian harus selalu menghormati kekerabatan dan menafkahkan
untuk orang lain.
- Jauhi sikap saling menjauh antara sesama dan pemutus hubungan.
- Jangan berhenti menyuruh kebaikan dan mencegah kemungkaran
agar jangan sampai para pembuat bencana mendapat kedudukan
kalian, kalau sampai mereka mendudukinya, maka ketika kalian
berdoa, maka doa tersebut tidak akan dikabulkan.
- Wahai putra-putra Abdul Mutholib, jangan sampai setelah aku
meninggal nanti kalian ribut dan berperang dengan masyarakat.
Jangan kalian menuduh atau menunjuk si fulan dan si fulan sebagai
biang keladi atau ikut campur dalam pembunuhan.
- Ingatlah! Pembunuhku telah berhasil kalian tangkap. Anakku
Hasan, setelah aku tiada, kuserahkan Ibnu Muljam padamu. Jika
kau mau membebaskan dia, bebaskanlah, dan kalau kau mau meng-
qishashnya, ingat bahwa ia memukul ayahmu hanya dengan sekali
pukulan, maka pukullah dia sekali saja. Jika ia mati dengan sekali
pukulan, biarlah ia mati. Jika tidak, maka biarkan dia bebas pergi.”

Imam Ali bin Abi Thalib as. berkata, “Kumpulkanlah perbekalan


untuk perjalanan akhirat dan bersiap-siaplah bahwa kalian telah
diserukan untuk berangkat (pergi), niscaya Allah akan merahmati
kalian.”
Demikianlah wasiat adalah sarana bagi setiap orang untuk
mewujudkan keinginannya di saat ia telah tiada, dalam menjelaskan
nasihat kepada anak-anak dan kerabatnya, hutang piutang, aturan jual
beli kekayaan, pengasuhan anak, hal-hal yang berkaitan dengan
pengkafanan, pengantaran janazah, pemakaman dan lain sebagainya.

12
Tuntunan Surat Wasiat
1. Agar surat wasiat yang akan ditulis sesuai dengan syariat dan
undang-undang yang berlaku, dan hendaklah merujuk pada risalah
amaliah atau kepada marja’ taqlid atau bermusyawarah dengan
ulama dan ahli undang-undang agama.
2. Pada bagian khusus yang terbatas untuk nota-nota, sediakan
halaman kosong di bagian akhir surat wasiat dan tulislah hal-hal
yang ingin disampaikan di dalamnya, lalu sertakan di bawahnya
tandatangan saksi-saksi dan semua yang terkait.
3. Agar wasiat soal harta benda layak diperhitungkan, sebaiknya surat
wasiat ditulis dalam lebih dari satu salinan dan diakui oleh lembaga-
lembaga resmi.
4. Wasiat haruslah dilakukan secara bijak dan cermat dengan
mempertimbangkan hukum-hukum syar’i. Apabila berwasiat karena
dendam atau cinta yang berlebihan dan tidak pada tempatnya, yang
menimbulkan perpecahan, pertikaian dan rasa benci di antara
keluarga, maka wasiat demikian mengakibatkan celaka bagi
pewasiat. Sebab Rasulullah Saw. bersabda, “Boleh jadi seseorang
beribadah selama enam puluh tahun, tetapi ia masuk neraka
lantaran ia menulis surat wasiat secara tidak adil.”

Macam-macam Wasiat
1. Wajib, antara lain wasiat untuk menunaikan hak-hak Allah seperti
khumus, zakat, sholat, puasa dan haji. Hak-hak manusia seperti
bayar hutang dan tanggungan, mengembalikan apa yang telah
diambil, bayar diyat (denda) dan menyerahkan amanat.
2. Sunnah, antara lain wasiat dalam urusan-urusan sosial seperti
membangun madrasah, mendirikan majelis ilmu, menolong fuqara,
melunasi hutang orang tak punya, menyampaikan pesan kebaikan,
akhlak kepada keluarga dan kerabat dan agar bersilaturahmi.
3. Makruh, antara lain wasiat dalam hal-hal yang tidak diperkenankan
dan makruh dalam agama, seperti perhiasan-perhiasan duniawi.
4. Haram, antara lain berwasiat agar berbuat hal-hal yang diharamkan
seperti memutuskan tali kekeluargaan, merampas hak orang lain,
tidak melunasi hutang, menganiaya orang lain dan bermaksiat
kepada Allah Swt.

13
Jelas bagian yang terakhir ini tidak dianggap merupakan wasiat dan
dilarang melaksanakannya bagi pewaris atau penerima wasiat. Wasiat
semacam ini merupakan perbuatan maksiat.
Syarat-syarat Washi (Penerima Wasiat)
Washi adalah orang yang ditunjuk untuk melaksanakan wasiat. Ia
harus seorang pecinta Nabi Muhammad Saw. dan Keluarganya As.,
berakal, baligh dan dapat dipercaya, mampu melaksanakan wasiat dan
tidak menolak pelaksanaannya.
Tidak boleh penerima wasiat atau orang lain merubah wasiat, dan
ini merupakan perbuatan maksiat.
Tsuluts artinya sepertiga warisan atau harta yang ditinggalkan.
Setiap orang dapat mewasiatkan hartanya sampai sepertiga, sedangkan
dua pertiganya terkait dengan warisan sesuai hukum Allah atau undang-
undang. Namun jika yang lain merelakan, maka bisa dilakukan sesuai
wasiat.
Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah Swt. sebagai
tambahan bagi amalmu, memberimu (pahala wasiat) sepertiga
hartamu di saat kamu wafat.”
Surat wasiat yang dibuat oleh seseorang, dia sendiri yang
menulisnya atau tercantum namanya, dan diakui bahwa semua isinya
adalah tulisan dia, disertai hari, tanggal, bulan dan tahun serta tempat
jatuhnya wasiat yang ditulis oleh pemberi wasiat atau orang lain.
Alhasil haruslah dengan tandatangan pemberi wasiat. Sekiranya
pemberi wasiat tidak dapat menulis sendiri surat wasiat, boleh dia
menyampaikan wasiatnya di hadapan dua orang saksi, dan salah satu
saksi menulis apa yang dia sampaikan. Lalu ditandatangi oleh pemberi
wasiat dan para saksi. Sekiranya pemberi wasiat tidak bisa
bertandatangan, maka para saksi harus menyebutkan hal ini dalam surat
wasiat.
Seorang muslim dalam surat wasiatnya setelah menyebut Nama
Allah dan memuji-Nya, seyogyanya menerangkan aqidahnya.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw., “Hendaklah meninggalkan
pesan aqidah untuk hari kiamat kelak di sisi Allah.”

14
KEMATIAN ( MAUT )

َْ َ َ ‫ﱠ‬ َ َ ُ ٰ ُْ ْ ‫ﱠ‬ َ
‫@ ْ< ٍء ق ِد ْي ٌر ۝ ال ِذ ْي خل َق امل ْو َت‬s ‫ى ك ِ ّل‬O‫﴿ ت َبا َر َك ال ِذ ْي ِب َي ِد ِﻩ املل ُك َو ُه َو َع‬
َْ ْ ً َ ُ َ ُ ُ َ ْ
﴾‫َوال َح َياة ِل َي ْبل َوك ْم أ ﱡيك ْم أ ْح َس ُن َع َمال َو ُه َو ال َع ِزْي ُز الغ ُف ْو ُر‬
“Maha Suci Allah yang di tangan-Nya lah segala kerajaan, dan Dia
Maha Kuasa atas segala sesuatu,”
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di
antara kamu yang lebih baik amalnya, dan Dia Maha Perkasa lagi
Maha Pengampun.” (Qs. 67, Al Mulk 1 - 2)
Kematian dalam realitasnya adalah berpisahnya ruh dari jasad. Ruh
merupakan cahaya yang menerangi jasad yang kegelapan dan segala
komponennya mengambil manfaat dari cahaya itu.
Sedangkan kematian adalah faktor yang memisahkan cahaya ini dari
jasad, meninggalkannya kembali dalam kegelapan. Tidaklah benar
bahwa ruh memasuki jasad, karena ruh bebas dari masuk dan keluar.
Ruh mengadakan hubungan yang terbatas dengan jasad, sehingga
meninggalkan tubuh menuju keabadian. Singkatnya, pemisahan ruh
dari jasad disebut dengan kematian. Kita wajib percaya bahwa
kematian adalah suatu fenomena yang hanya dikuasai oleh kehendak
dan perintah Allah Yang Maha Kuasa semata. Dia mempertahankan
hubungan antara ruh dengan jasad dari sejak dalam rahim ibu sampai
maut menjemput. Dia adalah Pencipta segala sesuatu, dan Pemberi
hidup dan mati.
‫ﱠ‬ َ َ َ ‫ﱠ‬ َ ‫ﱣ ُ َََ ﱠ‬
َ ‫ٔالا ْن ُف‬
<ْ {ِ ‫ ْي َم َن ِام َها ف ُي ْم ِس ُك ال‬wِ ‫ َا َوال ِ{ ْ< ل ْم ت ُم ْت‬zِ ‫س ِح ْ^ َن َم ْو‬ ‫ى‬w‫﴿الله يتو‬
َ َ ٰ ‫ﱠ‬ َ َٰ ْ ْ ُ َ َ َْ ََ َ َ
‫ات‬ ٍ ‫ ْي ذ ِلك آل َي‬wِ ‫ ِإن‬،}‫ى أج ٍل ُم َس ًّم‬G‫ق~@} عل ْي َـها امل ْوت و ُي ْر ِس ُل ٔالاخ َرى ِإ‬
‫َ ﱠ‬ َ
﴾‫ِلق ْو ٍم َي َتفك ُر ْو َن‬

15
“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa
(orang) yang belum mati di waktu tidurnya, maka Dia tahanlah jiwa
(orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa
yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda Kekuasaan Allah bagi kaum yang
berfikir.” (Qs. 39, Az Zumar : 42)
Dalam hadits tentang Mi’raj dikisahkan bahwa di hadapan Izrail
diletakkan sebilah papan yang mana di atasnya tertulis nama-nama
seluruh makhluk. Apabila Allah menghendaki kematian makhluk-Nya,
maka nama makhluk yang akan dimatikan itu hilang dari papan
tersebut, dan Izrail melakukan tugasnya. Adalah mungkin bahwa pada
satu waktu bisa ditakdirkan kematian untuk lebih dari satu makhluk.
Sebagaimana lilin dalam jumlah yang banyak dapat dipadamkan
dengan sekali tiupan. Tentu saja Allah Swt. adalah yang mendatangkan
kematian seperti dinyatakan dalam Al Qur`an,
َ ُ ُ ٰ ُ ُ ّ ‫ﱠ‬ َْ َ ُ ‫ﱠ‬ ُ
﴾‫ى َرِّبك ْم ت ْر َج ُع ْون‬G‫﴿ق ْل َي َت َوفاك ْم َمل ُك امل ْو ِت ال ِذ ْي ُو ِك َل ِبك ْم ث ﱠم ِإ‬
“Katakanlah (wahai Nabi), “Malaikat maut yang diserahi untuk
mencabut nyawa akan mematikan kalian, kemudian hanya kepada
Tuhan-lah kalian akan dikembalikan.” (Qs. 32, As Sajdah : 11)
Izrail dan Malaikat lainnya telah ditugaskan untuk mencabut ruh
makhluk. Tentara adalah pihak yang mengikuti perintah rajanya untuk
menaklukkan kota-kota, tetapi sesungguhnya itu merupakan hasil dari
kebijakan perang militer dari sang raja. Banyak contoh dapat
dikemukakan untuk membuktikan hal di atas, namun ternyata hal itu
tidak bisa diperbandingkan.
Sebagaimana Allah Swt. telah menciptakan dunia ini sebagai rumah
sebab-sebab (dar al asbab), Dia juga telah menciptakan sebab
kematian. Penyakit, pembunuhan, kecelakaan, bencana dan sebagainya
adalah sebagian diantara sebab-sebab tersebut. Semua faktor tersebut
menjadi sebab-sebab untuk mendekatinya kematian, jika tidak, maka
ada kejadian dimana orang yang sakit mendapatkan kesembuhan
meskipun ia telah menderita sakit berat, sementara ada pula yang mati
dalam sekejap mata. Sebab-sebab ini juga tidak mempunyai pilihan
bebas karena harus disokong oleh perintah dan kehendak Yang Maha
Kuasa.

16
Ayat-ayat Al Qur`an dan hadits Nabi Saw. menunjukkan bahwa
kematian bukanlah ketiadaan hidup secara mutlak, tetapi ia adalah
ketiadaan hidup di dunia, dalam arti bahwa manusia yang meninggal
pada hakikatnya masih tetap hidup di alam lain dan dengan cara yang
tidak dapat diketahui sepenuhunya.
ْ َ َ َ َ ٌ َ ْ َ ‫ََ َ ُ ُْ َ ْ ُ ْ َ ُ ْ َ ْ ﱣ‬
﴾‫ات َب ْل أ ْح َي ٌاء َول ِك ْن ال تش ُع ُر ْو َن‬‫ي س ِبي ِل الل ِه أمو‬wِ ‫﴿وال تقولوا ِملن يقتل‬
“dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur
di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati, bahkan (sebenarnya) mereka
itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.” (Qs. 2, Al Baqarah : 154)
َ َ ‫ﱣ‬ ُ ُ ‫ﱠ‬ َ ََ
‫ ْي َس ِب ْي ِل الل ِه أ ْم َو ًاتا َب ْل أ ْح َي ٌاء ِع ْن َد َ ِرّ† ِ ْم‬wِ ‫ ﱠن ال ِذ ْي َن ق ِتل ْوا‬Kَ ‫﴿وال ت ْح َس‬
َ ُ َ
﴾‫ُي ْرزق ْون‬
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan
Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan
mendapat rezeki.” (Qs. 3, Ali Imron : 169)
Kematian walaupun kelihatannya adalah kepunahan, tetapi pada
hakikatnya adalah kelahiran kedua. Kematian manusia dapat
diibaratkan dengan menetasnya telur-telur. Anak ayam yang terkurung
dalam telur, tidak dapat mencapai kesempurnaan evolusinya kecuali ia
menetas. Demikian juga manusia, mereka tidak akan mencapai
kesempurnaannya (hidup yang sebenarnya) kecuali apabila
meninggalkan dunia ini (mati).
Oleh karena itu tanpa kematian, manusia tidak akan berfikir tentang
apa sesudah mati, dan tidak akan mempersiapkan diri menghadapinya.
Dua Cara Dicabutnya Ruh
Ruh sebagian orang dicabut dengan mudah, sementara sebagian
lainnya mengalami kesulitan yang hebat. Diceritakan dalam beberapa
hadits bahwa pada saat maut menjemput ada sebagian orang yang
merasa seolah-olah jasad mereka sedang dipotong-potong dengan
gunting, atau sedang digiling dalam penggilingan, sementara ada pula
yang merasa seolah-olah mencium wangi bunga yang harum semerbak.
Allah Swt. berfirman dalam Al Qur`an,

17
َ ْ ُُ ُ َ َ َ ُ َ ُ َ ََ ْ ‫َ ﱠ‬ ‫ﱠ‬
‫﴿ال ِذ ْي َن ت َت َوف ُاه ُم املال ِئكة ط ِّي ِب ْ^ َن َي ُق ْول ْون َسال ٌم َعل ْيك ُم ْادخل ْوا ال َج ﱠنة ِب َما‬
َ ُ َ ُ
﴾‫ك ْن ُت ْم ت ْع َمل ْون‬
“Orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para
Malaikat dengan mengatakan (kepada mereka), “Salaamun 'alaikum
(kesejahteraan bagi kalian), masuklah kalian ke dalam surga itu
disebabkan apa yang telah kamu kerjakan.” (Qs. 16, An Nahl : 32)
Tidaklah mesti bahwa ruh orang yang beriman dicabut dengan
mudah. Bahkan orang beriman yang telah melakukan amal sholih
semasa hidupnya pun dapat mengalami kesulitan di saat kematian
(sakaratul maut). Kesulitan ini merupakan hukuman atas dosa-dosa
yang dilakukannya dan telah ditaubatinya ketika di dunia ini.
Sedangkan bagi orang yang tidak beriman, maka kesulitan ini
merupakan hukuman ekstra dari Allah, dan disusul dengan hukuman-
hukuman yang akan datang di alam barzakh dan alam akhirat.
َ َ ْ َ ُ َ ََ ْ ُ ُ ْ ‫َ َ ْ َ َ َ َ ﱠ‬
﴾‫ض ِرُب ْون ُو ُج ْو َه ُه ْم َوأ ْد َبا َر ُه ْم‬ ‫﴿فكيف ِإذا توف‰م املال ِئكة ي‬
“Bagaimanakah (keadaan mereka) apabila Malaikat mencabut nyawa
mereka seraya memukul-mukul muka mereka dan punggung mereka?”
(Qs. 47, Muhammad : 27)
Mungkin juga bahwa seorang yang tidak beriman tidak mengalami
kesulitan ketika mati, ini menjadi ganjaran atas amal-amal baik yang
telah dilakukannya, dan diberi balasan di dunia. Dalam realitasnya
kematian dalah suatu peristiwa sial bagi orang yang tidak beriman
meskipun ia mati secara menyenangkan, sementara bagi orang yang
beriman, kematian adalah sebuah rahmat dan kebahagian meskipun ia
mengalami kesulitan selama menjalani kematian.
Yang sangat penting adalah bahwa hendaklah manusia menyayangi
kematian, dan menganggapnya sebagi peluang untuk berjumpa dengan
Yang Maha Kuasa. Jangan membencinya, apalagi menganggapnya
sebagai kejahatan, tapi hendaklah mengambil pelajaran darinya. Ia
harus meminta ampunan dari Allah Swt. atas segala dosanya dan
menjinakkan hawa nafsunya yang suka menentang. Ketika panggilan
Tuhan datang, ia harus menyambutnya dengan tangan terbuka,
menerimanya sebagai rahmat dari Allah Swt. Ia harus senang dengan
takdir Allah.

18
Ia harus gembira bahwa tak lama lagi ia akan dibawa ke hadapan
Nabi Muhammad Saw. dan Ahlul Baitnya As., serta bertemu dengan
para sahabatnya dan saudara-saudaranya seiman.
Bila belum datang panggilan Allah, ia juga tak perlu berkecil hati
karena ditundanya kematian, tapi hendaklah menganggapnya sebagi
peluang yang diberikan oleh Allah kepadanya untuk bertaubat.
Penundaan kematian ini akan memberinya kesempatan untuk
mengumpulkan bekal yang berguna dalam perjalanannya menuju ke
dunia (alam) lain, karena perjalanan itu sungguh menjemukan dan
penuh dengan lembah-lembah yang berbahaya dan jalan-jalan sulit.

Cinta Dunia
Kebencian terhadap kematian dan kecintaan terhadap dunia muncul
dari pemikiran orang bodoh, yang berpikir bahwa kebahagiaan dunia
ini merupakan kemakmuran dan keberuntungan baginya. Dunia yang
kenyang dengan banyak sekali kesulitan dan kecemasan ini meski
berakhir dengan kesengsaraan dan tidak menikmati keabadian,
kekekalan dan ketulusan hati.
Seorang penyair berkata mengenai hal ini sebagai berikut,
“Jangan kau pasrahkan hatimu kepada dunia ini, karena dunia ini
ibarat pengantin perempuan yang berselingkuh yang tak pernah
mencintaimu, meskipun hanya semalam.”
Al Qur`an mengatakan bahwa cinta dunia ini merupakan salah satu
ciri dari orang yang tidak beriman,
ُ َ ‫ََ ٌ ْ ﱡَْ ُ ﱠ ََْ َ ْ ُُ ْ ُ ﱠ ُ ُُْ ُ ْ َ َ َ ﱠ‬
‫اب الش ِد ْي َد ِب َما كان ْوا‬ ‫ي الدنيا ثم ِإلينا مر ِجعهم ثم ن ِذيقهم العذ‬wِ ‫﴿متاع‬
ْ
﴾‫َيك ُف ُر ْو َن‬
“(bagi mereka) kesenangan (sementara) di dunia, kemudian kepada
Kami-lah mereka kembali, kemudian Kami rasakan kepada mereka
siksa yang berat, disebabkan kekafiran mereka.” (Qs. 10, Yunus : 70)
Dalam ayat lain Allah Swt. berfirman,

19
َْ ‫ﱠ ﱠ‬ ْ َُ َ َُ ‫َ ﱠ‬
‫ ْي َس ِب ْي ِل الل ِه آثاقل ُت ْم‬wِ ‫﴿ ٰيا أ ﱡ َا ال ِذ ْي َن َآم ُن ْوا َما لك ْم ِإذا ِق ْي َل لك ُم ان ِف ُر ْوا‬
ْ‫ﱡ‬ ْ ُ ََ ََ َ َ َْ‫ﱡ‬ َ َ ْ ْ ُ ْ َ ‫ٔالا ْر‬ َْ ٰ
‫ ْي‬wِ ‫الدن َيا‬ ‫اع ال َح َي ِاة‬ ‫ٓالاخر ِة فما مت‬ ِ ‫ض أ َر ِضيتم ِبالحي ِاة الدنيا ِمن‬ ِ ‫ى‬G‫ِإ‬
َ ‫ﱠ‬
﴾‫ٓالاخ َر ِة ِإال ق ِل ْي ٌل‬
ِ
“Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya bila dikatakan
kepadamu, “Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah, kamu
merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas
dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat?”
Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan
kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit.” (Qs. 9, At Taubah : 38)
َ َ ُ ْ َ ‫ﱠ‬ ٰ َ ‫﴿ َو َل َتج َد ﱠ’ ُ ْم َأ ْح َر‬
‫ى َح َي ٍاة َو ِم َن ال ِذ ْي َن أش َرك ْوا َي َو ﱡد أ َح ُد ُه ْم ل ْو‬O‫اس َع‬ ِ
‫ص ﱠ‬
‫الن‬ ِ
‫َ ََْ َْ َُﱠَ َ ﱠ‬
َ‫ بما‬Jٌ ^ْ ‫الل ُه َبص‬ ْ َ ُ َ ُ َ َ َ َ َ َْ ُ ‫ُ َ ﱠ‬
ِ ِ ‫ و‬،‫اب أن يعمر‬ ِ ‫يعمر ألف سن ٍة وما هو ِبمزح ِز ِح ِه ِمن العذ‬
َ ُ
﴾‫َي ْع َمل ْون‬
“dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba
kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-
orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu
tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya
daripada siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.”
(Qs. 2, Al Baqarah : 96)
Terdapat banyak hadits yang membenci sikap cinta dunia. Nabi
Saw. bersabda, “Sesungguhnya cinta dunia ini adalah sumber dari
setiap kejahatan.”

Khutbah Rasulullah Saw. Tentang Kematian


Disarikan dari kitab Madinah al Balaghah, dari Imam Ali bin Abi
Thalib as. berkata, “Rasulullah Saw. telah berkhutbah kepada kami,
“Wahai manusia, waspadailah kematian, waspadailah kematian,
bersegeralah bersegera. Sungguh tidak ada lagi kesempatan untuk
kembali. Apakah memperoleh kebahagiaan atau kesengsaraan.
Kematian datang dengan mudah bagi dunia binatang, yang usaha dan
hasrat mereka hanya sebatas di situ.

20
Sementara kematian datang dengan membawa celaka, kesedihan dan
kepulangan yang merugi bagi ahli dunia, yang usaha dan hasrat
mereka hanya tertuju padanya.
Seburuk-buruknya hamba adalah yang memiliki dua wajah.
Menghadap dengan satu wajah dan membelakangi dengan wajah yang
lain. Jika saudaranya sesama muslim diberi kebaikan dia dengki, dan
jika saudaranya mendapat musibah dia tinggalkan.
Seburuk-buruknya hamba adalah yang awalnya nuthfah (sperma)
kemudian menjadi bangkai namun tidak tahu apa yang harus
dilakukannya diantara rentang waktu tersebut. Seburuk-buruknya
hamba adalah yang diciptakan untuk beribadah namun dunia
melalaikannya dari akhirat, hingga dia binasa dengan mencintai dunia
dan sengsara di akhirat.
Seburuk-buruknya hamba adalah yang bersikap sombong dan
sewenang-wenang dan melupakan Dzat Yang Maha Besar dan Maha
Tinggi. Seburuk-buruknya hamba adalah yang durhaka, menyimpang
dari kebenaran dan melupakan Dzat Yang Maha Besar dan Maha
Tinggi. Seburuk-buruknya hamba adalah yang disesatkan oleh hawa
nafsunya. Seburuk-buruknya hamba adalah yang mempunyai sifat
tamak yang menuntunnya kepada ketamakan lainnya.”
Diriwayatkan di dalam kitab al Kaafi, dari Imam Muhammad Al
Baqir as., Rasulullah Saw. telah bersabda,
“Waspadailah kematian, waspadailah kematian. Ingatlah, kalian pasti
mati. Kematian datang dengan membawa kemudahan, kelapangan dan
kepulangan yang penuh berkah ke surga yang tinggi bagi ahli akhirat,
yang usaha dan hasrat mereka hanya tertuju padanya. Sementara
kematian datang dengan membawa kesengsaraan, penyesalan dan
kepulangan yang merugi menuju neraka yang sangat panas bagi ahli
dunia, yang usaha dan hasrat mereka hanya tertuju padanya.”
Kemudian Rasulullah Saw. bersabda, “Jika seorang hamba berhak
mendapat kepemimpinan Allah dan kebahagian, maka ajal (kematian)
akan senantiasa berada diantara kedua matanya dan angan-angan
berada di belakang punggungnya. Namun jika seorang hamba berhak
memperoleh kepemimpinan syaitan dan kesengsaraan, maka angan-
angan akan berada diantara kedua matanya dan ajal berada di
belakang punggungnya.”

21
Kemudian Rasulullah Saw. ditanya, “Orang mukmin manakah yang
paling berakal?” Beliau Saw. menjawab, “Orang paling banyak
mengingat mati dan paling keras mempersiapkan diri menghadapi
mati.”
Imam Husain as. berkata, “Bertanya seseorang kepada Amirul
Mukminin as., “Sifatkan kepada kami kematian?” Maka berkata beliau
as., “Kamu bertanya kepada orang yang benar, dia (kematian) adalah
salah satu dari tiga urusan yang akan datang atasnya; bisa jadi kabar
gembira dengan kenikmatan yang abadi, dan bisa jadi kabar gembira
dengan azab yang abadi, dan bisa jadi kesedihan dan ketakutan dan
urusan yang tidak jelas (mubham). Dia (manusia) tidak mengetahui
dari kelompok yang mana. Adapun yang berwilayah kepada kami dan
mentaati urusan-urusan kami, maka dia diberi kabar gembira dengan
kenikmatan yang abadi, adapun pembenci (musuh) kami yang
menentang kami, maka bagi dia diberi kabar gembira dengan azab
yang abadi, adapun yang tidak jelas urusannya yang tidak mengetahui
keadaannya sedang dia seorang mukmin yang melampaui batas atas
dirinya tidak mengetahui ke mana kembalinya keadaannya,
َ ‫ﱠ‬ َ َ ‫ ُف ْوا ب ُذ ُن ْو† ْم َخ َل ُط ْوا َع َم ًال‬Jَ ˜َ ‫اع‬ َ َ
‫ص ِال ًحا َوآخ َر َس ِّي ًئا َع ٰ›@} الل ُه أ ْن‬ ِِ ِ
ْ ‫آخ ُر ْو َن‬‫﴿و‬
َ ‫ﱠ‬ َْ
﴾‫ ِإ ﱠن الل َه غ ُف ْو ٌر َر ِح ْي ٌم‬،‫َي ُت ْو َب َعليـ ِه ْم‬
“dan (ada pula) orang-orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka,
mereka mencampurbaurkan pekerjaan yang baik dengan pekerjaan
lain yang buruk. Mudah-mudahan Allah menerima taubat mereka.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs.
9, At Taubah : 102)
Datang kepada mereka informasi yang tidak jelas dan menakutkan,
kemudian tidak akan pernah Allah ‘Azza wa Jalla menyamakannya
dengan musuh-musuh kami tetapi akan dikeluarkan dari api neraka
dengan syafa’at kami, beramallah kalian dan taatlah kalian, jangan
selalu bersandar kepada kami dan jangan menganggap kecil (remeh)
balasan Allah ‘Azza wa Jalla nanti, karena sesungguhnya di antara
orang-orang yang melampaui batas yang mendapatkan syafa’at kami
melainkan setelah mendapatkan azab 300 ribu tahun (waktu di
akhirat)”. (al Khishol, 1/453)

22
SAKARATUL MAUT

َ ُ ٰ ْ َْ ُ ْ
﴾‫﴿ َو َج َاء ْت َسك َرة امل ْو ِت ِبال َح ِ ّق ذ ِل َك َما ك ْن َت ِم ْن ُه ت ِح ْي ُد‬
“dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang
kamu selalu lari daripadanya.” (Qs. 50, Qof : 19)
Diriwayatkan dari Imam Ali bin Abi Thalib as. ketika mensifati
orang-orang yang lalai dari kematian.
Imam Ali bin Abi Thalib as. berkata, “Kepedihan ketika mati dan
perasaan rugi atas kelalaian berkumpul menjadi satu, sendi-sendi
merasa lemah dan muka telah berubah warna. Kemudian maut makin
merasukinya, hingga tidak bisa bertemu antara omongan orang dengan
ucapannya, ia masih bisa melihat keluarganya dengan matanya dan
mendengar dengan telinganya, dengan akal sehat dia sedang berfikir
dengan apa umurnya telah dihabiskan, dan masa-masa yang telah
dilewatinya! Mengingat harta yang telah dikumpulkan masih ragu
dengan cara-cara yang ditempuh olehnya, mengambilnya dari yang
jelas atau dari yang masih subhat (samar), tetapi ia harus menerima
konsekwensi perbuatannya itu, dan tetap harus berpisah darinya,
orang-orang setelahnya saja yang dapat menikmatinya bersenang-
senang, dan kesenangan hanya pada selainnya, pundaknya penuh
dengan beban, sedang siapapun tidak dapat menggadai sesuatu
dengannya, dan dia hanya dapat memegang tangannya dengan
menyesal atas apa yang akan menimpa dirinya dengan kematian itu
sendiri. Dia bertekad untuk zuhud bila ada lagi sisa-sisa umurnya, dan
berharap orang yang hasud kepadanya telah mendapatkan balasannya.
Tetapi kematian tetap saja menyinggahi jasadnya hingga bercampur
antara lisan dan pendengarannya, akhirnya ia menjadi bangkai
diantara keluarganya, tidak bisa berbicara dengan mulutnya, tidak bisa
mendengar dengan telinganya, mengedip-ngedipkan matanya seraya
melihat wajah-wajah mereka, melihat gerakan-gerakan mulut mereka,
tetapi tidak bisa mendengar pembicaraannya.

23
Lalu kematian makin bertambah, kemudian penglihatannya diambil
sebagaimana pendengarannya pun diambil, lalu keluarlah ruh dari
jasadnya, maka ia menjadi seonggok bangkai diantara keluarganya.”
(Nahjul Balaghah, khutbah 109)
Inilah tahapan yang penuh dengan berbagai kesulitan dan
kepayahan. Ia merasakan kehadiran para Malaikat di sekelilingnya dan
bertanya-tanya apa yang akan terjadi padanya. Orang-orang yang
sakarat dalam keadaan bingung, karena di satu pihak syaitan dan
kawan-kawannya berusaha keras merusak imannya, dan di pihak lain
pikiran akan datangnya sang Malaikat Maut membuatnya lebih bingung
lagi. Ia bertanya-tanya tentang akan seperti apa keadaan Malaikat Maut
ketika datang, dan dengan cara bagaimana ruhnya akan keluar.
َ َ ‫َ ْ َ َ َْ ََ َ ْ َ ُ ُ ﱡ ُ ْ َ َ ﱠ َْ َ َ ْ ََ َ ُ ُ ﱡ‬
‫ات َح ْم ٍل َح ْمل َها‬ِ ‫﴿يوم ترو’ا تذهل كل مر ِضع ٍة عما أرضعت وتضع كل‬
‫ذ‬
َ ‫َ َ َى ﱠ َ ُ َ َ ى َ َ ُ ْ ُ َ َ ى َ ٰ ﱠ َ َ َ ﱣ‬
﴾‫اب الل ِه ش ِد ْي ٌد‬ ‫وتر الناس سكار وما هم ِبسكار ول ِكن عذ‬
“(ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah
semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan
gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat
manusia dalam keadaan mabuk (sakara), padahal sebenarnya mereka
tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya.” (Qs. 22, Al
Hajj : 2)
Makarim Syirazi berkata, “Sakaratul maut adalah suatu keadaan
yang menyerupai keadaan mabuk akan hadir pada manusia dengan
rupa yang menakutkan, bisa jadi keadaan tersebut menguasai akal
manusia dan mencabut perasaannya dan ikhtiarnya. Bagaimana tidak
menjadi demikian karena kematian adalah perjalanan perpindahan
yang penting yang layak manusia memutuskan di dalamnya semua
ketergantungannya dengan dunia yang dia telah bergelantungan
dengannya bertahun-tahun lamanya dan dia harus melangkah di alam
yang baru yang penuh dengan rahasia dan dia akan melihat kejadian-
kejadian sesudah kematian dan di sana muncul kepadanya rasa takut
sehingga engkau melihatnya mabuk akan tetapi dia tidak mabuk.”
(Tafsir al Amtsal, 17/30)

24
Imam Ali bin Husain As Sajad as. berkata, “Yang paling
dahsyatnya waktu bagi anak cucu Adam ada tiga waktu:
1. Waktu ketika dia melihat Malaikat Maut. (Sesungguhnya manusia
akan melihat Malaikat Maut dengan pasti, akan tetapi dalam
bentuk apa melihatnya?_ pen)
2. Waktu ketika dia dibangunkan dari kuburnya.
‫ص َد َق‬ ‫﴿ َق ُال ْوا ٰيا َو ْي َل َنا َم ْن َب َع َث َنا ِم ْن َم ْر َق ِد َنا ٰه َذا َما َو َع َد ﱠ‬
َ ‫الر ْح ٰم ُن َو‬
َ ُ ُْ
﴾‫امل ْر َسل ْون‬
“Mereka berkata, “Aduhai celakalah kami! Siapakah yang
membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)? Inilah yang
dijanjikan Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul-Nya.”
(Qs. 36, YaaSiin : 52)
3. Waktu ketika dia berdiri di hadapan Allah Swt., maka apakah dia
masuk ke surga atau ke neraka.
ُ َ ُ ‫اس َت َط‬
﴾‫اع ْوا ِم ْن ِق َي ٍام َو َما كان ْوا ُم ْن َت ِص ِرْي َن‬ ْ ‫﴿ َف َما‬
“Maka mereka sekali-kali tidak dapat bangun dan tidak pula
mendapat pertolongan.” (Qs. 51, Adz Dzaariyaat : 45)
(Bihar al Anwar, 6/159)
Diriwayatkan seorang sahabat Imam Ja’far Ash Shadiq as. yang
telah bertanya kepada beliau as. seraya berkata, “Jiwaku tebusan
bagimu wahai putra Rasulullah, apakah seorang mukmin benci ketika
dicabut nyawanya?” Imam Ja’far Ash Shadiq as. menjawab, “Tidak,
Demi Allah, sesungguhnya ia jika didatangi Malaikat Maut untuk
mencabut nyawanya akan gelisah (adalah hal yang wajar), maka
berkata kepadanya Malaikat Maut, “Wahai kekasih Allah, janganlah
gelisah, Demi Yang Mengutus Muhammad, sumpah aku akan lebih
memperlakukanmu dan lebih menyayangimu dari kasih sayang seorang
bapak di hadapanmu, bukalah matamu dan lihatlah.” Lalu Imam as.
berkata, “dan Allah menyerupakan baginya Rasulullah Saw. dan
Amirul Mukminin dan Fathimah dan Al Hasan dan Al Husain dan para
Imam dari keturunannya As.,” maka dikatakan kepadanya, “Ini adalah
Rasulullah Saw., dan Amirul Mukminin dan Fathimah dan Al Hasan
dan Al Husain dan para Imam As. menjadi sebaik-baik temanmu
(rufaqoo’uka).”

25
‫ﱣ َ َ ﱠ ُ َ َُ َ َ َ َ ﱠ ْ َ َْ َ َ ﱣ‬
‫الل ُه َع َليْـه ْم م َن ﱠ‬
‫الن ِب ِّي ْ^ َن‬ ِ ِ ‫﴿ َو َم ْن ُي ِط ِع الله والرسول فأول ِئك مع ال ِذين أنعم‬
ٰ ُ ‫َ ّ ّْ َْ َ ﱡ‬
﴾‫الص ِال ِح ْ^ َن َو َح ُس َن أول ِئ َك َر ِف ْي ًقا‬
‫الش َه َد ِاء َو ﱠ‬‫الص ِدي ِق^ن و‬
ِ ‫و‬
“dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu
akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat
oleh Allah, yaitu, para Nabi-nabi, para Shiddiiqiin, orang-orang yang
mati Syahid, dan orang-orang Sholih, dan mereka itulah yang sebaik-
baiknya teman (wahasuna ulaa’ika rafiiqoo).” (Qs. 4, An Nisaa : 69)
Maka dibukalah matanya dan diapun melihat, maka diseru ruhnya oleh
Penyeru dari sisi Rabbul ‘Izzah (Tuhan Yang Paling Mulia), “Wahai
jiwa yang tenang” (kepada Muhammad dan Ahlul Baitnya),
“Kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridho (berwilayah) dan diridhoi-
Nya” (diberi pahala), “maka masuklah ke dalam golongan hamba-
hamba-Ku” (yakni Muhammad dan Ahlul Baitnya), “dan masuklah ke
dalam surga-Ku,” maka tidak ada sesuatupun yang lebih disenanginya
dari perlahannya dicabut nyawanya dan berjumpa dengan Sang
Penyeru tersebut.” (Tafsir al Amtsal, 20/197)
Rasulullah Saw. bersabda, “Hadirilah kematian diantara kalian dan
dengungkan “Laa Ilaaha illa Allah” dan beritakan kepada mereka
tentang surga, dan orang laki-laki atau perempuan yang santun akan
ragu di tempat itu, dan syaitan lebih dekat pada anak Adam pada
tempat itu juga. Demi Allah!! Melihat Malaikat Maut lebih menakutkan
dari seribu pukulan pedang. Demi Allah, jiwa tidak akan keluar hingga
seluruh tubuhnya merasakannya.” (Kanzul Ummal, hadits no. 42158)
َ ْ ُ ُ َ ‫ُ ﱠ‬ َْ ُ َ َ ْ َ ‫ُ ﱡ‬
‫س ذا ِئقة امل ْو ِت َوِإ ﱠن َما ت َوف ْون أ ُج ْو َرك ْم َي ْو َم ال ِق َي َام ِة ف َم ْن ُز ْح ِز َح‬ ٍ ‫﴿كل نف‬
ْ
ُ ُ ََ ‫ﱠ‬ ْ
ْ‫َ ﱠ َ ْ َ َﱠ ََ ْ َ َ ََ ََ ُ ﱡ‬ َ ْ ُ
﴾‫اع الغ ُر ْو ِر‬ ‫الدن َيا ِإال مت‬ ‫ع ِن الن ِار وأد ِخل الجنة فقد فاز وما الحياة‬
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati, dan sesungguhnya pada
hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu, maka siapa saja yang
dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh
ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah
kesenangan yang memperdayakan.” (Qs. 3, Ali Imron : 185)

26
Imam Ali bin Abi Thalib as. berkata, “Kematian itu mempunyai
kepedihan-kepedihan dan itu lebih menakutkan dari apa-apa yang bisa
digambarkan atau dibayangkan oleh akal penduduk dunia sekalipun.”
(Nahjul Balaghah, khutbah 221)
ُ ‫َو َظ ﱠن َأ ﱠن ُه ْالف َر‬
‫اق‬ ‫َو ِق ْي َل َم ْن َر ٍاق‬
‫ﱠ‬ ََ َ ََ
‫ َي‬D‫ ِا‬Jَ ˜‫ ِإذا َبلغ ِت ال‬،‫﴿كال‬
‫۝‬ ِ ‫۝‬ ‫۝‬

﴾‫الس ِاق‬ ‫اق ب ﱠ‬ ‫َو ْال َت ﱠف ِت ﱠ‬


ُ ‫الس‬
ِ
“Sekali-kali jangan. Apabila nafas telah sampai ke kerongkongan,
“dan dikatakan (kepadanya), “Siapakah yang dapat menyembuhkan?”
“dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan,”
“dan bertaut betis (kiri) dan betis (kanan).”
(Qs. 75, Al Qiyaamah : 26 - 29)

Amal-amal yang Disesali Saat Sakaratul Maut


1. Tidak Beriman Kepada Allah
‫َ َ ٰ ﱠ ﱠ‬ َ ‫ َح ﱣ{} إ َذا َأ ْد َر َك ُه ْال َغ َر ُق َق‬... ﴿
‫ال َآم ْن ُت أ ﱠن ُه ال ِإل َه ِإال ال ِذ ْي َآم َن ْت ِب ِه َب ُن ْو‬ ِ
َ ْ ُْ ْ َ َ َ َ َ ْ َ ْ
﴾‫ِإسرا ِئيل وأنا ِمن املس ِل ِم^ن‬
“... hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia
(Fir’aun), “Saya beriman bahwa Bukan Tuhan melainkan Tuhan yang
dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang
berserah diri (kepada Allah).” (Qs. 10, Yunus : 90)
2. Mendustakan Ayat-ayat Allah
ٰ ُْ َ ََُ ً َ َ َ َ َ َ ْ ََ َ ْ َ ْ َُ َْ
‫ى‬O‫ ْي ك ﱠرة فأك ْون ِم َن امل ْح ِس ِن ْ^ َن ۝ َب‬Gِ ‫اب ل ْو أ ﱠن‬ ‫﴿ أو تقول ِح^ن ترى العذ‬
َْ ُ ْ ََ َ
﴾ ‫ َت َوك ْن َت ِم َن الك ِاف ِرْي َن‬Jْ Kَ ‫ق ْد َج َاء ْت َك َآيا ِت ْي فك ﱠذ ْب َت ِ† َا َو ْاس َتك‬
“Atau supaya jangan ada yang berkata ketika ia melihat azab, “Kalau
sekiranya aku dapat kembali (ke dunia), niscaya aku akan termasuk
orang-orang berbuat baik.”
“Sebenarnya telah datang keterangan-keterangan-Ku kepadamu lalu
kamu mendustakannya dan kamu menyombongkan diri dan adalah
kamu termasuk orang-orang yang kafir.” (Qs. 39, Az Zumar 58 – 59)

27
3. Meninggalkan Shodaqoh
َ َ َ َْ ُ َ ْ َ َ ُ ْ َ َْ
‫﴿ َوأن ِف ُق ْوا ِم ْن َما َرزق َناك ْم ِم ْن ق ْب ِل أ ْن َيأ ِت َي أ َح َدك ُم امل ْو ُت ف َي ُق ْو َل َر ِ ّب ل ْوال‬
‫ص ﱠد َق َو َأ ُك ْن م َن ﱠ‬
﴾‫الص ِال ِح ْ^ َن‬ ‫ى َأ َجل َقرْيب َف َأ ﱠ‬Gٰ ‫ ْ< إ‬X‫َأ ﱠخ ْرَت‬
ِ ٍ ِ ٍ ِ ِ
“dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan
kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara
kamu; lalu ia berkata, “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak
menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang
menyebabkan aku dapat bershodaqoh dan aku termasuk orang-orang
yang sholih?” (Qs. 63, Al Munafiquun : 10)

4. Meninggalkan Amal Sholih

‫ص ِال ًحا‬َ ‫ ْي َأ ْع َم ُل‬Oّ ‫ال َر ّب ا ْرج ُع ْون ۝ َل َع‬


َ ‫﴿ َح ﱣ{} إ َذا َج َاء َأ َح َد ُه ُم ْاملَ ْو ُت َق‬
ِ ِ ِ ِ ِ
َ‫ْ َ َ َ ْ ُ َ ﱠ ﱠ َ َ َ ٌ ُ َ َ ُ َ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ ٌ ٰ َ ْ ُ ْ َ ُ ْ ن‬
﴾ ‫ى يو ِم يبعثو‬G‫ ِم برزخ ِإ‬¤‫ِفيما تركت كال ِإ’ا ك ِلمة هو قا ِئلها و ِمن ور ِا‬
“Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari (orang kafir)
mereka, dia berkata, “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia),”
“agar aku berbuat amal yang sholih terhadap yang telah aku
tinggalkan.” Sekali-kali tidak! Sesungguhnya itu adalah perkataan
yang diucapkannya saja, dan di hadapan mereka ada dinding sampal
hari mereka dibangkitkan.” (Qs. 23, Al Mukminun : 99 - 100)

5. Membenci Keluarga (Ahlul Bait) Nabi Saw.


Kitab Tafsir, Fakhrudin ar-Razi, jilid 14, hal. 166-167, terbitan Darul
Fikr, thn. 2002 M,
“Ketahuilah, barangsiapa yang meninggal di atas kebencian terhadap
keluarga Muhammad, dia akan datang pada hari kiamat akan tertulis
di keningnya, “Orang yang putus asa dari Rahmat Allah.” Ketahuilah,
barangsiapa yang meninggal di atas kebencian kepada keluarga
Muhammad, maka dia mati dalam keadaan kafir. Ketahuilah,
barangsiapa yang meninggal di atas kebencian kepada keluarga
Muhammad, maka dia tidak akan mencium aroma surga”.

28
6. Meremehkan Sholat
Sayyidah Fathimah Az-Zahra as. bertanya pada ayahnya Nabi Saw.,
“Duhai ayahku, apa yang akan didapatkan oleh seorang yang
meremehkan sholat dari kalangan laki-laki ataupun perempuan?”
Rasulullah Saw. menjawab, “Duhai putriku Fathimah, siapa yang
meremehkan sholat dari kalangan laki-laki ataupun perempuan, ia
akan diberi cobaan oleh Allah dengan lima belas macam cobaan.
Enam di dunia, tiga di waktu kematiannya, tiga di alam kubur, tiga
yang terakhir di hari kiamat, ketika ia dibangkitkan dari kuburnya.
Adapun yang menimpanya di dunia adalah:
1. Allah mencabut berkah dari umurnya.
2. Allah mencabut berkah dari rizkinya.
3. Allah menghapus pancaran orang-orang sholih dari wajahnya.
4. Setiap perbuatan yang ia lakukan tidak akan diberi balasan.
5. Doanya tidak akan terangkat ke langit.
6. Dia tidak mendapat bagian dari doa-doa orang sholih.
dan yang menimpanya di waktu kematiannya adalah:
1. Dia akan mati dalam keadaan hina.
2. Dia akan mati dalam keadaan lapar.
3. Dia akan mati dalam keadaan haus, yang apabila seluruh air
sungai di bumi ini diberikan kepadanya, tidak akan mampu
menghapus rasa hausnya.
dan yang menimpanya di alam kubur (di barzakh) adalah:
1. Allah akan menyerahkannya kepada Malaikat yang akan
membuatnya gelisah.
2. Kuburnya akan menjadi sempit.
3. Kuburnya akan menjadi gelap.
dan yang menimpanya di hari kiamat adalah :
1. Allah akan menyerahkannya kepada Malaikat yang menyeretnya
tepat di wajahnya sementara seluruh makhluk menyaksikannya.
2. Dia akan di hisab dengan hisab yang amat sulit.
3. Allah tidak akan menengok kepadanya, tidak mensucikannya dan
baginya azab yang pedih.”
(Mustadrak al Wasail, 3/13)

29
Amal-amal yang Bermanfaat untuk Sakaratul Maut
ْ ً َ َ َ ْ ْ ْ َ ‫َ َ ْ َُ ْ ْ َ ْ ﱣ‬
‫ا َو َس َعة َو َم ْن َيخ ُر ْج‬Jً ^ْ ‫ض ُم َراغ ًما ك ِث‬
ِ ‫ر‬ْ ‫ٔالا‬ ‫ي‬wِ ‫ي س ِبي ِل الل ِه ي ِجد‬wِ ‫﴿ومن  ِاجر‬
ٰ َ َ ََ ْ
َ ْ ُ ‫ٰ ﱣ‬
‫ى‬O‫ى الل ِه َو َر ُس ِول ِه ث ﱠم ُي ْد ِرك ُه امل ْو ُت فق ْد َوق َع أ ْج ُر ُﻩ َع‬G‫ِم ْن َب ْي ِت ِه ُم َه ِاج ًرا ِإ‬
َ ‫ﱣ ََ َ ﱣ‬
﴾‫ان الل ُه غ ُف ْو ًرا َر ِح ْي ًما‬‫الل ِه وك‬
“Siapa saja yang berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di
muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rizki yang banyak. Siapa
saja yang keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada
Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum
sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di
sisi Allah, dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(Qs. 4, An Nisa` : 100)
Rasulullah Saw. bersabda, “Jika datang kematian bagi penuntut
ilmu dan dia berada di atas hal ini (senantiasa menuntut ilmu),
meninggalnya sebagai syahid.” (Mizan al Hikmah, 1/371)
Imam Ali bin Abi Thalib as. berkata, “Berkata seseorang, “Aku
telah berhijrah,” namun Imam as. berkata, “Belum berhijrah.
Sesungguhnya orang yang berhijrah itu yang menjauhi keburukan
(yahjurun) dan (kalian) tidak melakukannya.” (Tafsir al Amtsal)
Imam Ja’far Ash Shadiq as. berkata, “Siapa saja yang mencintai
agar diringankan Allah ‘Azza wa Jalla dari sakaratul maut, agar
menyambungkan sillaturahim dengan kerabatnya, dan berbakti
(berbuat baik) kepada kedua orang tuanya, dan jika telah melakukan
demikian, Allah akan memudahkan (meringankan) baginya sakaratul
maut, dan tidak akan menimpa dalam hidupnya kefaqiran selamanya.”
(Mustadrak Safinah al Bihar, 10/442)
Imam Muhammad Al Baqir as. berkata, “Kebaikan dan shodaqoh
menafikan kefakiran dan menambah umur dan mencegah kematian
yang buruk.” (Farajal Mahmum, hal. 102)
Rasulullah Saw. bersabda, “Silaturahim memudahkan hisab dan
mencegah kematian yang buruk.” (Amali, ath Thusi, 2/48)

30
Rasulullah Saw. bersabda kepada Salman, “Siapa saja yang
mencintai Fathimah putriku, maka dia di dalam surga bersamaku, dan
siapa saja yang membuatnya marah, maka dia di dalam neraka. Wahai
Salman, mencintai Fathimah bermanfaat di dalam seratus tempat
pemberhentian, yang paling ringan tempat pemberhentian tersebut
adalah al maut (sakaratul maut), kubur, mizan, shirath dan hisab.”
Dari Abi Abdillah (Imam Ja’far Ash Shadiq as.) berkata, “Siapa
saja yang memberikan pakaian kepada saudaranya sebuah pakaian di
musim dingin atau di musim panas, maka sungguh Haq bagi Allah
untuk mengenakannya pakaian dari pakaian surga dan mempermudah
baginya sakaratul maut dan memperluas baginya di dalam kuburnya
dan akan berjumpa dengan Malaikat ketika keluar dari kuburnya
dengan berita gembira, dan ia adalah Firman Allah ‘Azza wa Jalla di
dalam Kitab-Nya,
ُ ‫ُ ﱠ‬ َ ُ َ ََ ْ َ َ َْ َْ َ
‫ َوت َتل ﱠق ُاه ُم املال ِئكة ٰهذا َي ْو ُمك ُم ال ِذ ْي ك ْن ُت ْم‬Jُ Kَ ‫﴿ال َي ْح ُزُ’ ُ ُم الف َز ُع ٔالاك‬
َ ُ
﴾‫ت ْو َع ُد ْون‬
“Mereka tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang besar (pada hari
kiamat), dan mereka disambut oleh para Malaikat. (Malaikat berkata),
“Inilah hari kalian yang telah dijanjikan kepadamu.” (Qs. 21, Al
Anbiyaa’ : 103) (al Kaafi, 2/292)
Dari Nabi Muhammad Saw. bersabda, “Siapa saja yang membaca
ayat Kursiy, Allah memudahkan baginya sakaratul maut, dan tidak
melewati Malaikat di langit dengan ayat Kursiy melainkan mereka
pingsan dan tidak melewati dengan membaca Qul Hua Allahu Ahad
melainkan mereka tunduk sujud, dan tidak melewati dengan akhir surat
Al Hasyr melainkan mereka membungkuk di atas lutut mereka.” (Sunan
Nabi al Akram, 16/53)
Rasulullah Saw. bersabda, “Siapa saja yang membaca surat Al
Humazah di sholat wajibnya, Allah menjauhkannya dari kefakiran, dan
mendatangkan baginya rizki dan membentengi darinya kematian yang
buruk.” (I’lamu ad Diin, 19/385)

31
Mengingat Kematian
Rasulullah Saw. bersabda, “Sebaik-baik zuhud di dunia adalah
mengingat kematian, sebaik-baik ibadah ialah mengingat kematian,
sebaik-baik tafakur ialah mengingat kematian, siapa yang
memperbanyak mengingat kematian, maka kuburnya bagai taman-
taman surga.” (Jami’ al Akhbar, 473/1334)
Imam Ali bin Abi Thalib as. berkata, “Ingatlah penghilang
kelezatan, pelemah syahwat, penyeru yang terpisah, ingatlah pemecah
perkumpulan, penjauh angan-angan, pendekat yang tak diinginkan
(kematian).” (Ghurar al Hikam, 2575)
Imam Ja’far Ash Shadiq as. berkata, “Mengingat kematian akan
mematikan nafsu syahwat dalam jiwa, mencabut pohon kelalaian,
menguatkan hati akan janji-janji Allah, meningkatkan insting, dan
memecah tanda-tanda hawa nafsu, ...” (Bihar al Anwar, 6/132-133)
Rasulullah Saw. bersabda, “Perbanyaklah mengingat kematian,
karena ia dapat menghapus dosa, menjadikan zuhud terhadap dunia,
dan jika dia mengingat mati ketika kaya, dia merasa tenteram, bila dia
fakir akan rela dengan kehidupannya.” (Kanzul Ummal, hadits 42098)
Rasulullah Saw. bersabda, “Perbanyaklah mengingat kematian, jika
seorang hamba banyak mengingatnya, niscaya Allah akan
menghidupkan hatinya dan meringankan kematian.” (Kanzul Ummal,
hadits 42105)
Imam Ali bin Abi Thalib as. berkata, “Bersiaplah kalian dengan
kematian yang telah menaungi kalian, dan jadilah satu kaum yang
sadar akan teriakannya, dan tahu bahwa dunia ini bukan rumahnya,
maka selalu berkemas-kemas. Kematian akan datang pada kalian dan
menentukan antara surga dan neraka ... Kita memohon kepada Allah
agar menjadikan kita termasuk orang-orang yang tidak kerasukan
nikmat, dan tidak juga yang sedikit taatnya kepada Tuhan-nya, karena
tidak ada penyesalan setelah kematian.” (Nahjul Balaghah, khutbah
64)

32
BIMBINGAN SAKARATUL MAUT

Dalam istilah fiqih orang yang sedang menghadapi sakaratul maut


disebut dengan muhtadhar.
Diantara yang dipersiapkan untuk muhtadhar.
1. Menghadapkan muhtadhar ke kiblat, yang sekiranya jika dia dalam
posisi duduk wajahnya langsung menghadap kiblat.
Sebagaimana disebutkan dalam riwayat dari Amirul Mukminin as.
yang berkata, “Rasulullah Saw. masuk menemui seseorang dari
keturunan Abdul Muthalib yang sedang mengalami sakaratul maut
namun tidak di hadapkan ke kiblat, kemudian Rasulullah Saw.
bersabda, “Hadapkanlah ke kiblat, sesungguhnya jika kalian lakukan
hal itu, Allah dan para Malaikat-Nya akan menyambutnya, dan
tetaplah seperti itu sampai dia menghembuskan nafasnya.” (al-Kaafi,
3/152)
Imam Ja’far Ash Shadiq as. berkata, “Apabila salah seorang
diantara kalian hendak wafat, maka hadapkanlah tubuhnya ke arah
kiblat (di saat ia naza’).” (al Wasail, 6/452)
2. Memindahkan muhtadhar ke tempat sholatnya, jika dia mengalami
kesulitan dalam sakaratul mautnya, dengan catatan tidak
menyakitinya.
Sebagaimana dijelaskan dalam riwayat berikut;
“Seseorang bertanya kepada Abu Abdillah as., “Sesungguhnya
saudaraku sejak tiga hari yang lalu dalam posisi sakaratul maut, dan
hal itu telah menyusahkannya, maka doakanlah dia,” kemudian Imam
Ja’far as. berdoa, “Ya Allah, mudahkanlah sakaratul maut baginya,”
lalu beliau as. memerintahkan kepada saudaranya itu, “Pindahkanlah
tempat tidurnya ke tempat yang mana dia selalu sholat di tempat itu,
karena hal tersebut akan memudahkannya.” (Bihar al Anwar, 78/237)

33
“Sesungguhnya Abu Said al-Khudri dalam posisi sakaratul maut
selama tiga hari, maka kemudian dia dibawa ke tempat sholatnya dan
meninggal di sana.” (Bihar al Anwar, 78/237)

Beberapa hal yang dimakruhkan untuk dilakukan terhadap muhtadhar:


1. Makruh menyentuhnya dan meletakkan sesuatu yang berat di atas
perutnya.
2. Makruh meninggalkannya dalam keadaan sendirian.
Imam Ja’far Ash Shadiq as. berkata, “Tidak ada seorangpun yang
menghadapi kematian melainkan iblis mewakilkan kepada syaitan
untuk memerintahkan kekufuran (terhadap muhtadhar) dan
menjadikan ragu terhadap agamanya sampai ruhnya keluar, namun
jika dia seorang mukmin, maka iblis tidak mampu melakukannya,
jika kalian menghadiri orang yang dalam kondisi muhtadhar, maka
talqinkanlah dengan kalimat syahadat bahwa “Bukan Tuhan selain
Allah dan Muhammad adalah utusan Allah,” sampai orang tersebut
meninggal dunia.” (Fushul al Muhimah, 3/26)
Imam Ja’far Ash Shadiq as. berkata, “Tidak ada seorangpun yang
meninggal dunia kemudian ditinggalkan sendirian melainkan
syaitan mempermainkan dalam perutnya.”
3. Makruh bagi orang yang sedang haid atau junub untuk berada di
dekat muhtadhar.
Sebagaimana disebutkan dalam riwayat dari Imam Ja’far Ash
Shadiq as. berkata, “Wanita yang sedang haid dan orang yang junub
(dianjurkan) untuk tidak menghadiri ketika talqin, sesungguhnya
Malaikat terganggu dengan keduanya.” (Ilalul Syarai’, 1/282)
4. Makruh berbicara yang tidak perlu di hadapan muhtadhar.
5. Makruh menangis di hadapannya.
6. Makruh membiarkan para wanita sendirian karena dikhawatirkan
jeritan mereka di hadapan muhtadhar.
7. Tidak dilarang merasa berat hati dengan kematiannya, apalagi ketika
telah tampak waktu (kematiannya) dari muhtadhar, dia merasa
senang berjumpa Allah Swt.

34
Amalan yang dianjurkan dibaca di hadapan muhtadhar
Dalam sebuah riwayat Imam Ali Ar Ridha as. berkata, “Apabila
salah satu di antara kalian muhtadhar, maka bacakanlah di
hadapannya Al-Quran, Zikir dan Sholawat kepada Nabi Sawa. serta
Keluarganya As.” (Bihar al Anwar, 78/234)
Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa membaca Surah YaaSiin
semata-mata karena Allah, maka Allah akan Mengampuninya dan akan
diberi pahala sebanyak membaca Al Qur`an dua belas kali.” (Mafatih
al Jinan, hal. 13)
Imam Muhammad Al Baqir as. berkata, “Barangsiapa membaca
Surah YaaSiin sekali saja semasa hidupnya, Allah akan menulis dengan
semua kebaikan makhluk di dunia dan setiap makhluk yang ada di
akhirat dan yang di langit serta akan diberikan kepadanya dengan
beribu-ribu kebaikan, disamping itu juga dihapus kejelekannya dengan
sejumlah bilangan tersebut. Begitu pula dia tidak akan tertimpa
kefakiran, dililit hutang, dan kehancuran. Allah pun akan
meringankannya ketika sakaratul maut, juga akan menghilangkan rasa
sakitnya, ia akan tergolong orang yang dijamin luas rezekinya dan
bergembira ketika bertemu dengan-Nya. Allah ridho dari pahala yang
diterima-Nya di alam akhirat, kemudian Allah berfirman kepada semua
Malaikat, “Hai para Malaikat yang ada di langit dan di bumi,
ketahuilah Aku telah meridhoi si fulan ini, maka mintakanlah ampun
untuknya.” (Tsawabul A’mal, hal. 100)
Imam Ja’far Ash Shadiq as. berkata, “Ajarilah putra-putrimu Surah
YaaSiin, karena Surah YaaSiin merupakan wewangian Al Qur`an.”
(Jami’ al Akhbar, hal. 47)
Rasulullah Saw. bersabda, “Bila seorang sakit yang dibacakan
Surah YaaSiin di sisinya, sedang dia dalam keadaan sakaratul maut
atau sudah meninggal dunia, maka akan datang Malaikat Ridwan
penjaga surga akan memberinya minuman surga sehingga dia tidak
memerlukan lagi telaga para Nabi dan dia akan dimasukkan ke dalam
surga.” (Mafatil al Jinan, hal. 13)
Dari Ibnu Abbas, Rasulullah Saw. bersabda, “Siapa saja yang
membaca Surah YaaSiin dan Surah Ash Shaffaat di hari Jum’at
kemudian memohon kepada Allah, maka Allah akan mengabulkan
permohonannya.” (Durul Mantsur, 5/262)

35
‫‪1. Membaca Qs. YaaSiin.‬‬
‫الر ْح ٰمن ﱠ‬ ‫ْ ﱣ‬
‫الر ِح ْي ِم‬ ‫ِ‬
‫الل ِه ﱠ‬ ‫ِبس ِم‬
‫َٰ‬ ‫ﱠ َ َ َ ُْ َ ْ َ‬ ‫َ ُْ َ ْ َ‬ ‫ٓ‬
‫اط‬ ‫﴿يس )‪ (1‬والق ْرآ ِن الح ِك ْي ِم )‪ِ (2‬إنك ِملن امل ْرس ِل^ن )‪ (3‬ع‪O‬ى ِص َر ٍ‬
‫ُْ َ ُ‬ ‫َ‬ ‫ُم ْس َت ِق ْي ٍم )‪َ (4‬ت ْ‪ْ¯°‬ي َل ْال َعزْيز ﱠ‬
‫الر ِح ْي ِم )‪ِ (5‬ل ُت ْن ِذ َر ق ْو ًما َما أن ِذ َر آ َباؤ ُه ْم‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫َ ُ ْ َ ُ ْ َن َ َ ْ َ ﱠ ْ َ ْ ُل َ ٰ َ ْ َ ْ َ ُ ْ َ ُ ْ ُ ْ نَ‬
‫فهم غا ِفلو )‪ (6‬لقد حق القو ع‪O‬ى أك‪ِ Jِ µ‬هم فهم ال يؤ ِمنو )‪(7‬‬
‫ن‬ ‫ﱠ َ ََْ ْ َ ْ َ ْ َ َْ ً َ َ ٰ َْْ َ َ ُ ْ ُ ْ َ ُ ْ َ‬
‫ِإنا جعلنا ِ‪w‬ي أعنا ِق ِهم أغالال ف ِ·< ِإ‪G‬ى ٔالاذق ِان فهم مقمحو )‪(8‬‬
‫َ‬ ‫ََ ْ َ‬ ‫َْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫َو َج َعل َنا ِم ْن َب ْ^ ِن أ ْي ِد ْ ِ ْم َس ًّدا َو ِم ْن خل ِف ِه ْم َس ًّدا فأغش ْي َن ُاه ْم ف ُه ْم‬
‫َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ ْ ََ َ‬ ‫َ‬
‫ال ُي ْب ِص ُر ْو َن )‪َ (9‬و َس َو ٌاء َعليـ ِه ْم أأ ْنذ ْ َر‪ْ ُ z‬م أ ْم ل ْم ُت ْن ِذ ْر ُه ْم ال ُي ْؤ ِم ُن ْو َن‬
‫َ ّ‬ ‫َْ‬ ‫الذ ْك َر َو َخ ِ‪ <َ @A‬ﱠ‬ ‫ﱠَ ُْ ُ َ ﱠََ ّ‬
‫الر ْح ٰم َن ِبالغ ْي ِب ف َب ِش ْر ُﻩ‬ ‫)‪ِ (10‬إنما تن ِذر م ِن اتبع ِ‬
‫َ‬ ‫َْ َ َ ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬ ‫ْ‬
‫ِب َمغ ِف َر ٍة َوأ ْج ٍر ك ِرْي ٍم )‪ِ (11‬إ ﱠنا ن ْح ُن ن ْح ِ» ْ< امل ْوتى َونك ُت ُب َما ق ﱠد ُم ْوا‬
‫ًَ‬
‫اض ِر ْب ل ُه ْم َمثال‬
‫َ ْ َ‬
‫ص ْي َن ُاﻩ ِ‪ْ w‬ي ِإ َم ٍام ُم ِب ْ^ ٍن )‪ (12‬و‬ ‫أح َ‬ ‫َو َآ َثا َر ُه ْم َو ُك ﱠل َ‪ٍ <ْ @s‬ء ْ‬
‫ْ َ ْ َْ ْ‬ ‫ُْ ُ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ ْ َ َ ْ‬
‫اب ال َق ْرَي ِة ِإذ َج َاء َها امل ْر َسل ْون )‪ِ (13‬إذ أ ْر َسل َنا ِإليـ ِه ُم اث َن ْ^ ِن‬ ‫أصح‬
‫َ ُ‬ ‫ُ َ‬ ‫َ ُ‬ ‫َ ُ‬ ‫َ َ َ‬ ‫ََ ﱠ‬
‫فكذ ُب ْو ُه َما ف َع ﱠز ْزنا ِبث ِال ٍث ف َقال ْوا ِإ ﱠنا ِإل ْيك ْم ُم ْر َسل ْون )‪ (14‬قال ْوا َما‬
‫ﱠ‬ ‫َْ‬ ‫َ‬ ‫َأ ْن ُت ْم إ ﱠال َب َش ٌر ِم ْث ُل َنا َو َما َأ ْن َز َل ﱠ‬
‫الر ْح ٰم ُن ِم ْن ‪ٍ <ْ @s‬ء ِإ ْن أن ُت ْم ِإال‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬
‫تك ِذ ُب ْون )‪ (15‬قال ْوا َرﱡب َنا َي ْعل ُم ِإ ﱠنا ِإل ْيك ْم مل ْر َسل ْون )‪َ (16‬و َما َعل ْي َنا‬
‫ُ‬ ‫ََ‬ ‫َ َ َ ُ َ َ َ‬ ‫َ ُ‬ ‫ﱠ ْ َ ُ ُْ‬
‫ِإال ال َبالغ امل ِب ْ^ ُن )‪ (17‬قال ْوا ِإ ﱠنا تط ﱠ^ ْ‪J‬نا ِبك ْم ل ِ¿ ْن ل ْم ت ْن َ‰ ُ ْوا ل‪ُ Jْ °‬ج َم ﱠنك ْم‬
‫اب َأ ِل ْي ٌم )‪َ (18‬ق ُال ْوا َطا ِئ ُر ُك ْم َم َع ُك ْم َأ ِئ ْن ُذ ِّك ْرُتمْ‬ ‫َو َل َي َم ﱠس ﱠن ُك ْم ِم ﱠنا َع َذ ٌ‬
‫َب ْل َأ ْن ُت ْم َق ْو ٌم ُم ْسر ُف ْو َن )‪َ (19‬و َج َاء م ْن َأ ْق ٰ‪ْ }@À‬املَد ْي َنة َر ُج ٌل َي ْس‪Á‬ىَ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ َ‬
‫ال ٰيا ق ْو ِم ﱠات ِب ُع ْوا امل ْر َس ِل ْ^ن )‪ (20‬ات ِب ُع ْوا َمن ال ي ْسألك ْم أ ْج ًرا َوه ْم‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ﱠ‬ ‫َ‬ ‫ق‬
‫‪36‬‬
‫َ‬ ‫َ ُ‬ ‫َ َ‬ ‫َ َ ُ ﱠ‬ ‫َُ َ‬
‫ُم ْهتد ْون )‪َ (21‬و َما ِ‪َ G‬ي ال أ ْع ُبد ال ِذ ْي فط َرِن ْي َوِإل ْي ِه ت ْر َج ُع ْون )‪(22‬‬
‫ﱠ ْٰ ُ ُ َ ُْ‬ ‫ً‬ ‫ََ ُ‬
‫ض ّ ٍر ال تغ ِن َع ِ ّ‪<ْ X‬‬ ‫أأ ﱠت ِخذ ِم ْن ُد ْو ِن ِه ِآل َهة ِإ ْن ُي ِر ْد ِن الرحمن ِب‬
‫ََ‬ ‫ّ ً َ‬ ‫َ ً َ ْ ُ‬ ‫َش َف َ‬
‫اع ُ‰ ُ ْم ش ْيئا َوال ُين ِقذ ْو ِن )‪ِ (23‬إ ِن ْي ِإذا ل ِف ْي ضال ٍل ُم ِب ْ^ ٍن )‪(24‬‬
‫ْ َ ْ ُ ْ َﱠَ َ َ َ‬
‫ال ٰيا ل ْي َت‬ ‫اس َم ُع ْو ِن )‪ِ (25‬قيل ادخ ِل الجنة ق‬ ‫إ ّن ْي َآ َم ْن ُت ب َرّب ُك ْم َف ْ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِِ‬
‫ُْْ َ‬ ‫َ‬ ‫ََ‬
‫ق ْو ِم ْي َي ْعل ُم ْون )‪ِ (26‬ب َما غف َر ِ‪ْ G‬ي َرِّب ْي َو َج َعل ِ‪ِ <ْ X‬م َن املك َر ِم ْ^ن )‪(27‬‬
‫َ َ‬ ‫َ‬
‫ُ‬
‫الس َم ِاء َو َما ك ﱠنا‬ ‫َو َما َأ ْن َزْل َنا َع ٰ‪O‬ى َق ْوم ِه م ْن َب ْع ِدﻩ م ْن ُج ْن ٍد م َن ﱠ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ً َ َ‬ ‫ْ َ َ ْ ﱠ َ ً‬ ‫ْ‬
‫ص ْي َحة َو ِاح َدة ف ِإذا ُه ْم خ ِام ُد ْون )‪ٰ (29‬يا‬ ‫ُم‪¯ِ ِ °‬ل ْ^ َن )‪ِ (28‬إن كانت ِإال‬
‫ﱠ َ‬ ‫ْ‬ ‫ٰ ْ‬
‫َح ْس َر ًة َع‪O‬ى ال ِع َب ِاد َما َيأ ِت ْي ِـه ْم ِم ْن َر ُسو ٍل ِإال ك ُان ْوا ِب ِه َي ْس َ‰ ْ ِزُئ ْو َن‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ َْ َ َ‬ ‫ََ‬
‫)‪ (30‬أل ْم َي َر ْوا ك ْم أ ْهلك َنا ق ْبل ُه ْم ِم َن ال ُق ُر ْو ِن أ ﱠ’ ُ ْم ِإل ْي ِـه ْم ال‬
‫َ ٌ َ‬ ‫َي ْرج ُع ْو َن )‪َ (31‬وإ ْن ُك ﱞل َملﱠا َجم ْي ٌع َل َد ْي َنا ُم ْح َ‬
‫ض ُر ْو َن )‪َ (32‬وآ َية ل ُه ُم‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ ُْ ُ َ‬‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ْ َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬
‫ٔالا ْ ُ َ َ‬ ‫َْ‬
‫ض امل ْيتة أ ْح َي ْيناها َوأخ َر ْجنا ِم ْ‪َ Å‬ا َح ًّبا ف ِمنه َيأكل ْون )‪(33‬‬ ‫ر‬
‫ْ‬
‫اب َوف ﱠج ْرَنا ِف ْي َـها ِم َن ال ُع ُي ْو ِن‬
‫َ‬ ‫َو َج َع ْل َنا ف ْي َـها َج ﱠنات م ْن َنخ ْيل َو َأ ْع َ‬
‫ن‬
‫ٍ‬ ‫ٍ ِ ِ ٍ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬
‫)‪ِ (34‬ل َيأكل ْوا ِم ْن ث َم ِر ِﻩ َو َما َع ِملته أ ْي ِد ِ ْم أفال َيشك ُر ْون )‪(35‬‬
‫َْ‬ ‫ُ ْ َ َ ﱠ ْ َ َ َ ْ َْ َ َ ُ ﱠ َ ﱠ ُ ْ ُ ْ َ‬
‫ض َو ِم ْن أن ُف ِس ِه ْم‬ ‫ٔالا ْر ُ‬ ‫سبحان ال ِذي خلق ٔالازواج كلها ِمما تن ِبت‬
‫َََ ٌ َُ ُ ﱠْ ُ َ ْ َ ُ ْ ُ ﱠ َ َ‬ ‫َ َ َ‬
‫ال‪َ َ Å‬ار ف ِإذا ُه ْم‬ ‫َو ِم ﱠما ال َي ْعل ُم ْون )‪ (36‬وآية لهم الليل نسلخ ِمنه‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ َ َ ٰ‬ ‫َ ﱠ ْ ُ َ‬ ‫ْ َ‬
‫س ت ْج ِر ْي ِمل ْس َتق ّ ٍر ل َها ذ ِل َك ت ْق ِد ْي ُر ال َع ِزْي ِز‬ ‫ُمظ ِل ُم ْون )‪ (37‬والشم‬
‫َْ‬ ‫َ ْ‬ ‫َْ َ َ‬ ‫ْ‬
‫ال َع ِل ْي ِم )‪َ (38‬والق َم َر ق ﱠد ْرن ُاﻩ َم َن ِاز َل َح ﱣ{} َع َاد كال ُع ْر ُج ْو ِن الق ِد ْي ِم‬
‫الل ْي ُل َساب ُق ﱠ‬ ‫َ ﱠ ْ ُ َْ َ ْ َ َ َ ْ ُ ْ َ ْ َ َ َ ََ ﱠ‬
‫ال‪ِ َ Å‬ار‬ ‫ِ‬ ‫)‪ (39‬ال الشمس ينب ِ‪É‬ي لها أن تد ِرك القمر وال‬

‫‪37‬‬
‫ْ ْ‬ ‫ْ ُ‬ ‫َ ٌ َ َ‬ ‫َ‬ ‫ََ‬ ‫ُ‬
‫َوك ﱞل ِ‪ْ w‬ي فل ٍك َي ْس َب ُح ْون )‪َ (40‬وآ َية ل ُه ْم أ ﱠنا َح َمل َنا ذ ّ ِرﱠي َ‰ ُ ْم ِ‪ْ w‬ي ال ُفل ِك‬
‫َ َْ‬ ‫َ َ‬ ‫ْ‬ ‫ََ َ‬ ‫َْ ْ‬
‫املش ُح ْو ِن )‪َ (41‬وخل ْق َنا ل ُه ْم ِم ْن ِمث ِل ِه َما َي ْرك ُب ْون )‪َ (42‬وِإ ْن نشأ‬
‫اعا‬‫صرْي َخ َل ُه ْم َ َوال ُه ْم ُي ْن َق ُذ ْو َن )‪ (43‬إ ﱠال َر ْح َم ًة م ﱠنا َو َم َت ً‬ ‫ُن ْغر ْق ُه ْم َف َال َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ َ ْ َ َ ُ ُ ﱠ ُ ْ َ َ ْ َ َ ْ ْ ُ ْ َ َ َ ْ َ ُْ‬ ‫ٰ‬
‫ِإ‪G‬ى ِح ْ^ ٍن )‪ (44‬وِإذا ِقيل لهم اتقوا ما ب^ن أي ِديكم وما خلفكم‬
‫ات َ ّر† ْم إ ﱠال َك ُانواْ‬ ‫َل َع ﱠل ُك ْم ُت ْر َح ُم ْو َن )‪َ (45‬و َما َت ْأت ْيـه ْم م ْن َآ َية م ْن َآيَ‬
‫ِ ِِ ِ‬ ‫ٍ ِ‬ ‫ِ ِ ِ‬
‫الل ُه َق َ‬ ‫َ َ ْ َ َُ ْ ْ ُ ْ ﱠ ََ َ ُ ُ ﱠ‬ ‫َ‬
‫ال‬ ‫َع ْ‪َ Å‬ا ُم ْع ِر ِض ْ^ َن )‪ (46‬وِإذا ِقيل لهم أن ِفقوا ِمما رزقكم‬
‫ﱣ َ ْ‬ ‫َ َ‬ ‫َُ ْ‬ ‫َ‬ ‫ﱠ‬ ‫ََ‬ ‫ﱠ‬
‫ال ِذ ْي َن كف ُر ْوا ِلل ِذ ْي َن آ َم ُن ْوا أنط ِع ُم َم ْن ل ْو َيش ُاء الل ُه أط َع َم ُه ِإ ْن‬
‫ُ‬ ‫َ ْ‬ ‫ُ َ‬ ‫َُْ ْ ﱠ ْ ََ‬
‫ضال ٍل ُم ِب ْ^ ٍن )‪َ (47‬و َي ُق ْول ْون َم ٰ{} ٰهذا ال َو ْع ُد ِإ ْن ك ْن ُت ْم‬ ‫أنتم ِإال ِ‪w‬ي‬
‫ً َْ ُ ُ‬ ‫َ َْ ُُْ َ ﱠ َ ً‬
‫ص ْي َحة َو ِاح َدة تأخذ ُه ْم َو ُه ْم‬ ‫ص ِاد ِق ْ^ َن )‪ (48‬ما ينظرون ِإال‬ ‫َ‬
‫ً َ ٰ َ‬ ‫ََ‬
‫ص ُم ْو َن )‪ (49‬فال َي ْس َت ِط ْي ُع ْو َن َت ْو ِص َية َوال ِإ‪G‬ى أ ْه ِل ِه ْم َي ْر ِج ُع ْو َن‬ ‫َيخ ّ‬
‫ِ ِ‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ٰ‬ ‫َ‬
‫َ ْ ْ َ‬ ‫)‪َ (50‬و ُنف َخ ‪ْ w‬ي ﱡ َ َ ُ‬
‫اث ِإ‪G‬ى َ ِّر† ِ ْم َين ِسل ْون )‪(51‬‬ ‫الص ْو ِر ف ِإذا ه ْم ِمن ٔالاجد ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ص َد َق‬ ‫الر ْح ٰم ُن َو َ‬ ‫َق ُال ْوا ٰيا َو ْي َل َنا َم ْن َب َعث َنا ِم ْن َم ْرق ِد َنا ٰهذا َما َو َع َد ﱠ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫َ‬ ‫ً َ َ‬ ‫ْ َ َ ْ ﱠ َ ً‬ ‫ُْ ُ َ‬
‫ص ْي َحة َو ِاح َدة ف ِإذا ُه ْم َج ِم ْي ٌع ل َد ْي َنا‬ ‫امل ْر َسل ْون )‪ِ (52‬إن كانت ِإال‬
‫ﱠ‬ ‫َ ُ‬ ‫َ ْ َ ْ َ َ ُ َْ ُ َ ْ ٌ َ‬
‫س ش ْي ًئا َوال ت ْج َز ْو َن ِإال َما‬ ‫ض ُر ْو َن )‪ (53‬فاليوم ال تظلم نف‬ ‫ُم ْح َ‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ﱠ َ ْ َ َ ْ‬ ‫َ ُ َ‬ ‫ُ‬
‫اب ال َج ﱠن ِة ال َي ْو َم ِ‪ْ w‬ي ُش ُغ ٍل ف ِاك ُه ْو َن‬ ‫ك ْن ُت ْم ت ْع َمل ْون )‪ِ (54‬إن أصح‬
‫ٔالا َرا ِئ ِك ُم ﱠت ِك ُئ ْو َن )‪َ (56‬ل ُه ْم ِف ْيـهاَ‬ ‫ُ ْ َََْ ُ ُ ْ ْ َ َٰ َْ‬
‫)‪ (55‬هم وأزواجهم ِ‪w‬ي ِظال ٍل ع‪O‬ى‬
‫َ َ ً‬ ‫ﱠ َ‬ ‫َ ٌ َ‬
‫ف ِاك َهة َول ُه ْم َما َيد ُع ْون )‪َ (57‬سال ٌم ق ْوال ِم ْن َر ٍ ّب َر ِح ْي ٍم )‪(58‬‬
‫َ‬ ‫َ ُ‬ ‫ََ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ َ ُْ‬
‫َو ْام َت ُاز ْوا ال َي ْو َم أ ﱡ َا امل ْج ِر ُم ْون )‪ (59‬أل ْم أ ْع َه ْد ِإل ْيك ْم ٰيا َب ِ‪َ <ْ X‬آد َم أ ْن‬

‫‪38‬‬
‫َ‬
‫اع ُب ُدو ِن ْي ٰهذا‬ ‫ان إ ﱠن ُه َل ُك ْم َع ُد ﱞو ُمب ْ^ ٌن )‪َ (60‬و َأن ْ‬ ‫الش ْي َط َ‬ ‫َال َت ْع ُب ُد ْوا ﱠ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ًّ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫اط ُم ْس َتق ْي ٌم )‪َ (61‬ول َق ْد أ َ‬ ‫َ ٌ‬
‫ض ﱠل ِم ْنك ْم ِج ِبال ك ِث ْ^ ً‪J‬ا أفل ْم تك ْون ْوا‬ ‫ِ‬ ‫ِصر‬
‫ْ‬ ‫َْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ﱠ ُ‬ ‫َ ُ َ‬
‫صل ْو َها ال َي ْو َم‬ ‫ت ْع ِقل ْون )‪ٰ (62‬ه ِذ ِﻩ َج َه ﱠن ُم ال ِ{ ْ< ك ْن ُت ْم ت ْو َع ُد ْون )‪ِ (63‬ا‬
‫َُّ َ‬ ‫ٰ َْ‬ ‫َْ َ ْ‬ ‫َْ‬ ‫ُ‬
‫ِب َما ك ْن ُت ْم تك ُف ُر ْو َن )‪ (64‬ال َي ْو َم نخ ِت ُم َع‪O‬ى أف َو ِاه ِه ْم َوتك ِل ُم َنا أ ْي ِد ْيـ ِه ْم‬
‫ََ ْ َ َ ُ َ ََ ْ َ َٰ‬
‫ن‬‫ََ ْ َ ُ َْ ُُُ ْ َ َ ُْ َ ْ ُْ َ‬
‫وتشهد أرجلهم ِبما كانوا يك ِسبو )‪ (65‬ولو نشاء لطمسنا ع‪O‬ى‬
‫َ َ َ‬ ‫ّ َ ََﱠ‬ ‫اس َت َب ُق ْ‬ ‫َأ ْع ُي‪ْ Å‬م َف ْ‬
‫الص َراط فأنى ُي ْب ِص ُر ْو َن )‪َ (66‬ول ْو نش ُاء‬ ‫ِ‬ ‫ا‬‫و‬ ‫ِِ‬
‫َ‬
‫اع ْوا ُم ِض ًّيا َوال َي ْر ِج ُع ْون )‪(67‬‬
‫َ‬ ‫اس َت َط ُ‬ ‫َملَ َس ْخ َن ُاه ْم َع ٰ‪O‬ى َم َك َان‰ ْم َف َما ْ‬
‫ِِ‬
‫ﱠ‬ ‫ُ َ‬ ‫َ‬
‫ْ َ ْ ََ‬ ‫ُ ّ‬ ‫ُ‬
‫َو َم ْن ن َع ِّم ْر ُﻩ ن َن ِك ْس ُه ِ‪ْ w‬ي الخل ِق أفال َي ْع ِقل ْون )‪َ (68‬و َما َعل ْم َن ُاﻩ‬
‫ﱠ ْ ُ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ّ‬
‫الش ْع َر َو َما َين َب ِ‪ْ É‬ي ل ُه ِإ ْن ُه َو ِإال ِذك ٌر َوق ْرآ ٌن ُم ِب ْ^ ٌن )‪ِ (69‬ل ُي ْن ِذ َر َم ْن‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ٰ َ‬‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َك َ‬
‫ان َح ًّيا َو َي ِح ﱠق ال َق ْو ُل َع‪O‬ى الكا ِف ِرْي َن )‪ (70‬أ َول ْم َي َر ْوا أ ﱠنا خل ْق َنا ل ُه ْم‬
‫َ َ‬ ‫َﱠْ‬ ‫ُ َ‬ ‫َ َ‬ ‫َْ‬ ‫َ َ‬
‫ِم ﱠما َع ِمل ْت أ ْي ِد ْي َنا أن َع ًاما ف ُه ْم ل َها َم ِالك ْون )‪َ (71‬وذلل َن َاها ل ُه ْم ف ِم ْ‪َ Å‬ا‬
‫َ ََ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُُْ َ‬ ‫ُ‬
‫َرك ْو ُ† ُ ْم َو ِم ْ‪َ Å‬ا َيأكل ْون )‪َ (72‬ول ُه ْم ِف ْي َـها َم َنا ِف ُع َو َمشا ِر ُب أفال‬
‫َ‬ ‫الله آل َه ًة َل َع ﱠل ُه ْم ُي ْن َ‬ ‫َ ﱠ َ ُْ ْ ُْ ﱠ‬ ‫َي ْش ُك ُر ْو َ‬
‫ص ُر ْو َن )‪ (74‬ال‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫ن‬ ‫و‬ ‫د‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ِ‬ ‫ا‬‫و‬ ‫ذ‬‫خ‬ ‫ات‬ ‫و‬ ‫(‬ ‫‪73‬‬ ‫)‬ ‫ن‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َي ْس َتط ْي ُعو َن َن ْ‬
‫ض ُر ْو َن )‪ (75‬فال َي ْح ُزن َك‬ ‫ص َر ُه ْم َو ُه ْم ل ُه ْم ُج ْن ٌد ُم ْح َ‬
‫ِ‬
‫َََ ْ ََ ْ ْ َ ُ َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ ُ‬
‫ان أ ﱠنا‬ ‫ق ْول ُه ْم ِإ ﱠنا ن ْعل ُم َما ُي ِس ﱡر ْو َن َو َما ُي ْع ِل ُن ْون )‪ (76‬أولم ير ِٕالانس‬
‫َ ًَ‬ ‫َخ َل ْق َن ُاﻩ م ْن ُن ْط َفة َفإ َذا ُه َو َخص ْي ٌم ُمب ْ^ ٌن )‪َ (77‬و َ‬
‫ض َر َب ل َنا َمثال‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ ِ‬ ‫ِ‬
‫ُ‬ ‫ْ َ‬ ‫َو َن›@ َ< َخ ْل َق ُه َق َ‬
‫ال َم ْن ُي ْح ِ» ْ< ال ِعظ َام َو ِ‪َ Ñ‬ي َر ِم ْي ٌم )‪ (78‬ق ْل ُي ْح ِي ْي َـها‬ ‫ِ‬
‫َُ‬ ‫ﱠ‬ ‫ُ َْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ َ‬ ‫َ‬ ‫ﱠ‬
‫ال ِذ ْي أنشأ َها أ ﱠو َل َم ﱠر ٍة َو ُه َو ِبك ِ ّل خل ٍق َع ِل ْي ٌم )‪ (79‬ال ِذ ْي َج َع َل لك ْم‬

‫‪39‬‬
‫ضر َنا ًرا َفإ َذا َأ ْن ُت ْم ِم ْن ُه ُتو ِق ُد ْو َن )‪َ (80‬أ َو َل ْي َ‬ ‫ٔالا ْخ َ‬ ‫َ ﱠ َ َْ‬
‫س‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِمن الشج ِر‬
‫ٰ‬ ‫ْ ُ َْ‬ ‫ٰ َ‬ ‫ﱠ ْ ََ َ ﱠ َ َ َ َْ‬
‫ض ِب َق ِاد ٍر َع‪O‬ى أ ْن َيخل َق ِمثل ُه ْم َب‪O‬ى‬ ‫ٔالا ْر َ‬ ‫ات و‬
‫ال ِذي خلق السماو ِ‬
‫َ ُ‬ ‫َ َ َ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ َﱠ ْ‬
‫َو ُه َو الخال ُق ال َع ِل ْي ُم )‪ِ (81‬إ ﱠن َما أ ْم ُر ُﻩ ِإذا أ َر َاد ش ْي ًئا أ ْن َي ُق ْو َل ل ُه ك ْن‬
‫َ‬ ‫َ ُ ْ َ َ ﱠ ْ َ ََُ ُ ُ‬ ‫َ ُ ُ‬
‫وت ك ِ ّل َ‪ٍ <ْ @s‬ء َوِإل ْي ِه ُت ْر َج ُع ْو َن‬‫ف َيك ْون )‪ (82‬فسبحان ال ِذي ِبي ِد ِﻩ ملك‬
‫)‪﴾(83‬‬

‫‪2. Membaca Qs. Ash Shaffaat‬‬


‫الر ْح ٰمن ﱠ‬ ‫ْ ﱣ‬
‫الر ِح ْي ِم‬ ‫ِ‬
‫الل ِه ﱠ‬ ‫ِبس ِم‬
‫ْ‬ ‫الزاج َرات َز ْج ًرا )‪َ (2‬ف ﱠ‬ ‫ص ًّفا )‪َ (1‬ف ﱠ‬ ‫َ ﱠ ﱠ‬
‫ات ِذك ًرا )‪ِ (3‬إ ﱠن‬ ‫َ‬
‫ي‬
‫ِ ِ‬ ‫ال‬‫الت‬ ‫ِ ِ‬ ‫ات َ‬ ‫الصاف ِ‬ ‫﴿و‬
‫ْ‬ ‫ات َو ْ َٔالا ْ‬ ‫إ ٰل َه ُك ْم َل َو ِاح ٌد )‪َ (4‬ر ﱡب ﱠ‬
‫ض َو َما َب ْي َ‪َ ُ Å‬ما َو َر ﱡب املَ َش ِار ِق‬ ‫ِ‬ ‫ر‬ ‫ِ‬
‫الس َم َ‬
‫او‬ ‫ِ‬
‫َ ْ ً ْ ُّ‬ ‫ﱠ َ ﱠ ﱠ ﱠ َ َ ﱡ ْ َ ْ َ ْ ََ‬
‫)‪ِ (5‬إنا زينا السماء الدنيا ِب ِزين ٍة الكو ِاك ِب )‪ (6‬و ِحفظا ِمن ك ِل‬
‫ُ‬ ‫َ ُ َ‬ ‫َ ٰ َْ َ َ ٰ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬
‫ش ْيط ٍان َما ِر ٍد )‪ (7‬ال َي ﱠس ﱠم ُع ْون ِإ‪G‬ى امل ـ ـ ِـإل ٔالا ْع‪O‬ى َو ُي ْقذف ْون ِم ْن ك ِ ّل‬
‫َ َ ْ َ َْ َ‬
‫اص ٌب )‪ِ (9‬إال َم ْن خ ِطف الخطفة‬
‫ﱠ‬ ‫َجانب )‪ُ (8‬د ُح ْو ًرا َو َل ُه ْم َع َذ ٌ َ‬
‫اب و ِ‬ ‫ِ ٍ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫اس َت ْف‰ ْم أ ُه ْم أ َش ﱡد َخ ْل ًقا أ ْم َمنْ‬ ‫َ‬ ‫اب َثاق ٌب )‪َ (10‬ف ْ‬ ‫ٌ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ََْ‬
‫ِِ‬ ‫ِ‬ ‫فأتبعه ِشه‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ََ‬ ‫ََ‬
‫خل ْق َنا ِإ ﱠنا خل ْق َن ُاه ْم ِم ْن ِط ْ^ ٍن ال ِز ٍب )‪َ (11‬ب ْل َع ِج ْب َت َو َي ْسخ ُر ْو َن‬
‫َ‬ ‫ً َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ ُّ َ ُْ َ‬
‫)‪َ (12‬وِإذا ذ ِك ُر ْوا ال َيذك ُر ْون )‪َ (13‬وِإذا َرأ ْوا َآية َي ْست ْس ِخ ُر ْون )‪(14‬‬
‫َ‬ ‫ُ ُ‬ ‫َ َ‬ ‫َ ﱠ‬ ‫َ ُ‬
‫َوقال ْوا ِإ ْن ٰهذا ِإال ِس ْح ٌر ُم ِب ْ^ ٌن )‪ (15‬أ ِئذا ِم ْت َنا َوك ﱠنا ت َر ًابا َو ِعظ ًاما‬
‫َْ‬ ‫ُ َ‬ ‫َ َُ ْ َ ُ َ‬ ‫َ ََ ُ َ‬
‫أ ِئ ﱠنا مل ْب ُع ْوث ْون )‪ (16‬أ َو َآباؤنا ٔالا ﱠول ْون )‪ (17‬ق ْل ن َع ْم َوأن ُت ْم َد ِاخ ُر ْو َن‬
‫َ‬ ‫َ ُ‬ ‫ُ‬ ‫ٌ َ َ‬ ‫ٌ‬ ‫َ‬
‫)‪ (18‬ف ِإ ﱠن َما ِ‪َ Ñ‬ي َز ْج َرة َو ِاح َدة ف ِإذا ُه ْم َي ْنظ ُر ْو َن )‪َ (19‬وقال ْوا ٰيا َو ْيل َنا‬

‫‪40‬‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ٰ َ َْ ُ َْ ْ ﱠ‬ ‫ٰه َذا َي ْو ُم ّ‬
‫ص ِل ال ِذ ْي ك ْن ُت ْم ِب ِه ُتك ِّذ ُب ْو َن‬ ‫الد ْي ِن )‪ (20‬هذا يوم الف‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫)‪ُ (21‬ا ْح ُش ُر ْوا الذ ْي َن ظل ُم ْوا َوأ ْز َو َ‬‫ﱠ‬
‫اج ُه ْم َو َما كان ْوا َي ْع ُب ُد ْون )‪ِ (22‬م ْن‬ ‫ِ‬
‫ْ‬ ‫ﱣ َ ْ ُُْ ْ ٰ‬
‫اط ال َج ِح ْي ِم )‪َ (23‬و ِق ُف ْو ُه ْم ِإ ﱠ’ ُ ْم‬ ‫دو ِن الل ِه فاهدوهم ِإ‪G‬ى ِص َر ِ‬
‫ُ‬
‫ْ‬
‫اص ُر ْو َن )‪َ (25‬ب ْل ُه ُم ال َي ْو َم‬ ‫َم ْس ُئ ْو ُل ْو َن )‪َ (24‬ما َل ُك ْم َال َت َن َ‬
‫ض ُه ْم َع ٰ‪O‬ى َب ْعض َي َت َس َاء ُل ْو َن )‪َ (27‬ق ُالواْ‬ ‫ُم ْس َت ْسل ُم ْو َن )‪َ (26‬و َأ ْق َب َل َب ْع ُ‬
‫ٍ‬ ‫ِ‬
‫ْ‬ ‫َ َُ ُ‬ ‫َ ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ ُ َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ ُ‬
‫ِإ ﱠنك ْم ك ْن ُت ْم تأت ْون َنا َع ِن ال َي ِم ْ^ ِن )‪ (28‬قال ْوا َب ْل ل ْم تك ْون ْوا ُمؤ ِم ِن ْ^ َن‬
‫اغ ْ^ن )‪(30‬‬
‫ان َل َنا َع َل ْي ُك ْم م ْن ُس ْل َطان َب ْل ُك ْن ُت ْم َق ْو ًما َط َ‬ ‫)‪َ (29‬و َما َك َ‬
‫ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬
‫ُ َ‬ ‫ََ ْ ُ‬ ‫َ‬ ‫ََ‬ ‫َ َ‬ ‫َ‬
‫ف َح ﱠق َعل ْي َنا ق ْو ُل َرِّب َنا ِإ ﱠنا لذا ِئ ُق ْون )‪ (31‬فأغ َو ْي َناك ْم ِإ ﱠنا ك ﱠنا غ ِاو ْي َن‬
‫َ‬ ‫َ ٰ‬ ‫َْ ُ َ‬ ‫ْ ََْ‬ ‫َ ﱠُ ْ َ ْ َ‬
‫اب ُمش˜ ِ‪J‬ك ْون )‪ِ (33‬إ ﱠنا كذ ِل َك ن ْف َع ُل‬ ‫)‪ (32‬ف ِإ’م يوم ِئ ٍذ ِ‪w‬ي العذ ِ‬
‫ْ‬ ‫َ َ ٰ ﱠ ﱣ‬ ‫َ ُ َ‬ ‫ُْ‬
‫ِبامل ْج ِر ِم ْ^ َن )‪ِ (34‬إ ﱠ’ ُ ْم كان ْوا ِإذا ِق ْي َل ل ُه ْم ال ِإل َه ِإال الل ُه َي ْس َتك ِ‪ْ Jُ K‬و َن‬
‫َ َ ُ ْ ُ ْ َن َ ﱠ َ َ ُ ْ َ َ َ‬
‫اع ٍر َم ْج ُن ْو ٍن )‪َ (36‬ب ْل َج َاء‬ ‫)‪ (35‬ويقولو أ ِئنا لت ِاركو ِآله ِتنا ِل ِ‬
‫ش‬
‫ﱠُ ْ ََ ُْ ََْ ْ َ‬ ‫ص ﱠد َق ْاملُ ْر َسل ْ^ َ‬ ‫ب ْال َح ّق َو َ‬
‫اب ٔالا ِل ْي ِم )‪(38‬‬ ‫ِ‬ ‫ذ‬ ‫ع‬ ‫ال‬ ‫و‬ ‫ق‬ ‫ئ‬‫ِ‬ ‫ا‬ ‫ذ‬ ‫ل‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫ن‬ ‫إ‬ ‫ِ‬ ‫(‬ ‫‪37‬‬ ‫)‬ ‫ن‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ﱣ‬ ‫ﱠ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ﱠ‬ ‫ُ‬
‫َو َما ت ْج َز ْو َن ِإال َما ك ْن ُت ْم ت ْع َمل ْون )‪ِ (39‬إال ِع َب َاد الل ِه املخل ِص ْ^ َن‬
‫ْ َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ُ َ َ‬
‫)‪ (40‬أول ِئ َك ل ُه ْم ِرز ٌق َم ْعل ْو ٌم )‪ (41‬ف َو ِاك ُه َو ُه ْم ُمك َر ُم ْون )‪ْ wِ (42‬ي‬
‫َْ‬ ‫َ ُ َ‬ ‫َ‬ ‫ٰ‬
‫الن ِع ْي ِم )‪َ (43‬ع‪O‬ى ُس ُر ٍر ُم َتق ِاب ِل ْ^ َن )‪ُ (44‬يطاف َعل ْي ِـه ْم ِبكأ ٍس‬ ‫َج ﱠنات ﱠ‬
‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ﱠ‬ ‫َْ َ َﱠ‬
‫ض َاء لذ ٍة ِللشا ِرِب ْ^ َن )‪ (46‬ال ِف ْي َـها غ ْو ٌل َوال ُه ْم‬ ‫ِم ْن َم ِع ْ^ ٍن )‪ (45‬بي‬
‫الط ْرف ع ْ^ ٌن )‪َ (48‬ك َأ ﱠ’ ُنﱠ‬ ‫َ َْ ُ ْ َ َ ُ ﱠ‬ ‫َ َْ ُْ َ ُ ْ َ‬
‫ِ ِ‬ ‫اصرات‬ ‫ع‪Å‬ا ي‪¯°‬فون )‪ (47‬و ِعندهم ق ِ‬
‫ال‬‫ض ُه ْم َع ٰ‪O‬ى َب ْعض َي َت َس َاء ُل ْو َن )‪َ (50‬ق َ‬ ‫ض َم ْك ُن ْو ٌن )‪َ (49‬ف َأ ْق َب َل َب ْع ُ‬ ‫َب ْي ٌ‬
‫ٍ‬

‫‪41‬‬
‫ان ‪ْ G‬ي َقرْي ٌن )‪َ (51‬ي ُق ْو ُل َأئ ﱠن َك َمل َن ْاملُ َ ّ َ‬
‫ص ِد ِق ْ^ن )‪(52‬‬
‫َقائ ٌل م ْ‪ْ ُ Å‬م إ ّن ْي َك َ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ ِِ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َأ ِئ َذا ِم ْت َنا َوك ﱠنا ُت َر ًابا َو ِعظ ًاما أ ِئ ﱠنا مل ِد ْي ُن ْون )‪ (53‬ق َ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫ال َه ْل أن ُت ْم‬
‫َ َ َ ﱣ‬ ‫ْ‬ ‫َ ﱠَ َ‬ ‫ﱠ َ‬
‫ال تالل ِه ِإ ْن‬ ‫ُمط ِل ُع ْون )‪ (54‬فاطل َع ف َر ُآﻩ ِ‪ْ w‬ي َس َو ِاء ال َج ِح ْي ِم )‪ (55‬ق‬
‫ََ‬ ‫ك ْد َت َل ُ˜ ْ‪J‬د ْين )‪َ (56‬و َل ْ َوال ن ْع َم ُة َ ّب ْي َل ُك ْن ُت م َن ْاملُ ْح َ‬
‫ض ِرْي َن )‪ (57‬أف َما‬ ‫ِ‬ ‫ِ رِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫ﱠ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫ََ ْ َ‬ ‫ﱠ‬ ‫َ‬
‫ن ْح ُن ِب َم ِّي ِت ْ^ َن )‪ِ (58‬إال َم ْوتت َنا ٔالا ْو‪G‬ى َو َما ن ْح ُن ِب ُم َعذ ِب ْ^ َن )‪ِ (59‬إ ﱠن‬
‫ْ ُ َ‬ ‫َ َْ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ َْ ُ ْ‬
‫ٰهذا ل ُه َو الف ْوز ال َع ِظ ْي ُم )‪ِ ِ (60‬ملث ِل ٰهذا فل َي ْع َم ِل ال َع ِامل ْون )‪(61‬‬
‫ً ﱠ‬ ‫ْ‬ ‫َٰ َ ٌَْ ُُ ً َ ْ َ َ َُ ﱠﱡ‬
‫الزق ْو ِم )‪ِ (62‬إ ﱠنا َج َعل َن َاها ِف ْت َنة ِللظ ِ ِامل ْ^ َن‬ ‫أذ ِلك خ^‪ J‬نز ال أم شجرة‬
‫س‬ ‫صل ْال َج ِح ْيم )‪َ (64‬ط ْل ُع َها َك َأ ﱠن ُه ُر ُء ْو ُ‬ ‫)‪ (63‬إ ﱠ’ َا َش َج َر ٌة َت ْخ ُر ُج ‪ْ w‬ي َأ ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ُ‬ ‫ْ ُ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫اط ْ^ ِن )‪ (65‬ف ِإ ﱠ’ ُ ْم آل ِكل ْون ِم ْ‪َ Å‬ا ف َم ِال ُئ ْون ِم ْ‪َ Å‬ا ال ُبط ْون )‪ (66‬ث ﱠم‬ ‫ﱠ َ‬
‫الشي ِ‬
‫َ ٰ ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ َ َ‬ ‫َ‬
‫ِإ ﱠن ل ُه ْم َعل ْي َـها لش ْو ًبا ِم ْن َح ِم ْي ٍم )‪ (67‬ث ﱠم ِإ ﱠن َم ْر ِج َع ُه ْم ِإل‪G‬ى ال َج ِح ْي ِم‬
‫َ‬ ‫ٰ َ‬ ‫َ‬ ‫َ ّ َ‬
‫)‪ِ (68‬إ ﱠ’ ُ ْم ألف ْوا َآب َاء ُه ْم ض ِال ْ^ن )‪ (69‬ف ُه ْم َع‪O‬ى آثا ِر ِه ْم ُ ْ َر ُع ْون )‪(70‬‬
‫َْ َ‬
‫ََ َ ْ‬ ‫َََ ْ َ َ َ ََْ ْ ً‬
‫ض ﱠل ق ْبل ُه ْم أك‪ٔ Jُ µ‬الا ﱠوِل ْ^ َن )‪َ (71‬ولق ْد أ ْر َسل َنا ِف ْي ِـه ْم ُم ْن ِذ ِرْي َن‬ ‫ولقد‬
‫ﱣ‬ ‫ﱠ‬ ‫ُ ُْ َ‬ ‫ف َك َ‬ ‫َ ْ ُْ َْ َ‬
‫ان َعا ِق َبة امل ْنذ ِرْي َن )‪ِ (73‬إال ِع َب َاد الل ِه‬ ‫)‪ (72‬فانظر كي‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُْ‬ ‫َ َ َ ُ ََ‬ ‫ُْ ْ َ‬
‫املخل ِص ْ^ َن )‪َ (74‬ول َق ْد ن َادانا ن ْو ٌح فل ِن ْع َم امل ِج ْي ُب ْون )‪َ (75‬ون ﱠج ْي َن ُاﻩ‬
‫ْ َ‬ ‫َْ ُ َُ‬
‫َوأ ْهله ِم َن الك ْر ِب ال َع ِظ ْي ِم )‪َ (76‬و َج َعلنا ذ ّ ِرﱠيته ُه ُم ال َبا ِق ْ^ن )‪(77‬‬
‫ْ‬ ‫َْ‬ ‫َ َُ‬
‫ْ َ‬ ‫ٰ ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ ْ َ‬
‫َوت َرك َنا َعل ْي ِه ِ‪ْ w‬ي ٓالا ِخ ِرْي َن )‪َ (78‬سال ٌم َع‪O‬ى ن ْو ٍح ِ‪w‬ي ال َع ِامل ْ^ َن )‪ِ (79‬إ ﱠنا‬
‫ُ‬ ‫َ ُْْ‬ ‫ُْ‬ ‫َ‬ ‫َ ٰ‬
‫كذ ِل َك ن ْج ِز ْي امل ْح ِس ِن ْ^ َن )‪ِ (80‬إ ﱠن ُه ِم ْن ِع َب ِادنا املؤ ِم ِن ْ^ َن )‪ (81‬ث ﱠم‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َْ ْ ْ َ‬
‫أغ َرق َنا ٓالاخ ِرْي َن )‪َ (82‬وِإ ﱠن ِم ْن ِش ْي َع ِت ِه ِإل ْب َر ِاه ْي َم )‪ِ (83‬إذ َج َاء َرﱠب ُه‬

‫‪42‬‬
‫َ ً‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ َ َ َ‬ ‫ْ‬
‫ال ِأل ِب ْي ِه َوق ْو ِم ِه َماذا ت ْع ُب ُد ْون )‪ (85‬أ ِئ ْفكا‬ ‫ِب َقل ٍب َس ِل ْي ٍم )‪ِ (84‬إذ ق‬
‫َ َ‬ ‫ْ َ‬ ‫َ َ ُ‬ ‫َ‬ ‫ً َ ﱣ ُ‬
‫ِآل َهة ُد ْون الل ِه ت ِرْي ُد ْون )‪ (86‬ف َما ظ ﱡنك ْم ِب َر ِ ّب ال َع ِامل ْ^ َن )‪ (87‬ف َنظ َر‬
‫َ ﱠ‬
‫ال ِإ ِن ْي َس ِق ْي ٌم )‪ (89‬ف َت َول ْوا َع ْن ُه ُم ْد ِب ِرْي َن‬
‫ََ َ ّ‬
‫الن ُج ْو ِم )‪ (88‬فق‬ ‫َن ْظ َر ًة ‪ْ w‬ي ﱡ‬
‫ِ‬
‫َ َ ُ ْ َ َ ْ ُ ْ نَ‬ ‫َ َ َ ٰ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ ُ ُ ْ نَ‬
‫)‪ (90‬فراغ ِإ‪G‬ى ِآله ِ‰ ِم فقال أال تأكلو )‪ (91‬ما لكم ال تن ِطقو‬
‫ََ ْ َُ ْ َْ َ ﱡ ْ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ َ َ‬
‫)‪ (92‬ف َراغ َعل ْي ِـه ْم ض ْرًبا ِبال َي ِم ْ^ ِن )‪ (93‬فأقبلوا ِإلي ِه ي ِزفو )‪(94‬‬
‫ن‬
‫َ ُ َ‬ ‫ﱣُ َََ ُ‬ ‫َْ ُ َ‬ ‫َ َ ََ ُ َ‬
‫ال أت ْع ُبد ْون َما تن ِحت ْون )‪َ (95‬والله خلقك ْم َو َما ت ْع َمل ْون )‪(96‬‬ ‫ق‬
‫َ‬ ‫ََ‬ ‫ْ‬ ‫ََْ‬ ‫َ ْ‬ ‫َ ُ‬
‫قال ْوا ْاب ُن ْوا ل ُه ُبن َي ًانا فأل ُق ْو ُﻩ ِ‪ْ w‬ي ال َج ِح ْي ِم )‪ (97‬فأ َر ُاد ْوا ِب ِه ك ْي ًدا‬
‫َ‬ ‫ََ َ ّْ َ‬ ‫َ َ ََْ ُ ُ ْ َ‬
‫ٔالا ْس َفل ْ^ َ‬
‫اه ٌب ِإ‪G‬ى َرِّب ْي َس َي ْـه ِد ْي ِن )‪(99‬‬ ‫ِ‬ ‫ذ‬ ‫ي‬ ‫ن‬
‫ِِ‬ ‫إ‬ ‫ال‬ ‫ق‬ ‫و‬ ‫(‬ ‫‪98‬‬ ‫)‬ ‫ن‬ ‫ِ‬ ‫فجعلناهم‬
‫ََ‬ ‫َ َ َُ‬
‫الص ِال ِح ْ^ َن )‪ (100‬ف َب ﱠش ْرن ُاﻩ ِبغال ٍم َح ِل ْي ٍم )‪ (101‬فل ﱠما‬ ‫َر ّب َه ْب ‪ْ G‬ي م َن ﱠ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫َ َ َ َ َ ُ ﱠ ْ َ َ َ ٰ ُ َ ﱠ ّ ْ َ َ ْ ْ َ َ َ ّ ْ َ ْ َ ُ َ َ ْ ُْ‬
‫بلغ معه الس‪Á‬ي قال يا ب‪ِ <X‬إ ِني أرى ِ‪w‬ي املن ِام أ ِني أذبحك فانظر‬
‫ﱣ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ ََ َ َ َ‬
‫ال ٰيا أ َب ِت اف َع ْل َما ت ْؤ َم ُر َس َت ِج ُد ِن ْي ِإ ْن ش َاء الل ُه ِم َن‬ ‫ماذا ترى‪ ،‬ق‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ََ َ َ َﱠ ْ‬
‫الص ِاب ِرْي َن )‪ (102‬فل ﱠما أ ْسل َما َوتل ُه ِلل َج ِب ْ^ ِن )‪َ (103‬ون َاد ْي َن ُاﻩ أ ْن ٰيا‬ ‫ﱠ‬
‫ُْ‬ ‫َ‬ ‫َ ٰ‬ ‫َ ْ َ ﱠ ْ َ ﱡْ‬
‫الرؤ َيا ِإ ﱠنا كذ ِل َك ن ْج ِز ْي امل ْح ِس ِن ْ^ َن‬ ‫ِإ ْب َر ِاه ْي ُم )‪ (104‬قد صدقت‬
‫ََ َ‬ ‫ﱠ َ َ ْ َ ُْ ُ‬
‫)‪ِ (105‬إن ٰهذا ل ُه َو ال َبال ُء امل ِب ْ^ن )‪َ (106‬وفد ْين ُاﻩ ِب ِذ ْب ٍﺢ َع ِظ ْي ٍم )‪(107‬‬
‫َ ٰ‬ ‫ٰ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ‬
‫َوت َرك َنا َعل ْي ِه ِ‪ْ w‬ي ٓالا ِخ ِرْي َن )‪َ (108‬سال ٌم َع‪O‬ى ِإ ْب َر ِاه ْي َم )‪ (109‬كذ ِل َك‬
‫ﱠ َ‬ ‫َ ُْْ‬ ‫ُْ‬ ‫َ‬
‫ن ْج ِز ْي امل ْح ِس ِن ْ^ َن )‪ِ (110‬إ ﱠن ُه ِم ْن ِع َب ِادنا املؤ ِم ِن ْ^ َن )‪َ (111‬و َبش ْرن ُاﻩ‬
‫اق‬ ‫الصالح ْ^ َن )‪َ (112‬و َب َار ْك َنا َع َل ْيه َو َع ٰ‪O‬ى إ ْس َح َ‬ ‫اق َنب ًّيا م َن ﱠ‬ ‫بإ ْس َح َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬
‫َََ ْ َ َﱠ َٰ‬ ‫ٌ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬
‫َو ِمن ذ ّ ِرﱠي ِ‰ ِ َما ُم ْح ِس ٌن َوظ ِال ٌم ِلنف ِس ِه ُم ِب ْ^ن )‪ (113‬ولقد مننا ع‪O‬ى‬

‫‪43‬‬
‫ْ‬ ‫َْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ُم ْو ٰ‪َ }@Ý‬و َه ُار ْو َن )‪َ (114‬ون ﱠج ْي َن ُاه َما َوق ْو َم ُه َما ِم َن الك ْر ِب ال َع ِظ ْي ِم‬
‫اب‬ ‫ص ْرَن ُاه ْم َف َك ُان ْوا ُه ُم ْال َغالب ْ^ َن )‪َ (116‬و َآت ْي َن ُاه َما ْالك َت َ‬ ‫)‪َ (115‬و َن َ‬
‫ِ‬ ‫ِِ‬
‫َ ْ‬ ‫ّ َ ُْ‬ ‫ُْ ْ َ ْ َ‬
‫الص َراط امل ْس َت ِق ْي َم )‪َ (118‬وت َرك َنا‬ ‫َ َ ََْ ُ َ‬
‫املست ِب^ن )‪ (117‬وهديناهما ِ‬
‫ٰ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫َعل ْي ِـه َما ِ‪ْ w‬ي ٓالا ِخ ِرْي َن )‪َ (119‬سال ٌم َع‪O‬ى ُم ْو ٰ‪َ }@Ý‬و َه ُار ْو َن )‪ِ (120‬إ ﱠنا‬
‫َ ُْْ َ‬
‫كذ ِلك ن ْج ِز ْي امل ْح ِس ِن ْ^ن )‪ِ (121‬إ ﱠ’ ُ َما ِم ْن ِع َب ِادنا املؤ ِم ِن ْ^ن )‪(122‬‬
‫َ‬ ‫ُْ‬ ‫َ ٰ َ َ‬
‫َﱠ َ ﱠ ُ َ‬ ‫ْ َ َ َ‬ ‫َ ﱠ ْ َ َ َ ُْ‬
‫ال ِلق ْو ِم ِه أال تتق ْون )‪(124‬‬ ‫اس ِمل َن امل ْر َس ِل ْ^ َن )‪ِ (123‬إذ ق‬ ‫وِإن ِإلي‬
‫ُ‬ ‫ﱣ‬ ‫ْ َ‬ ‫َ‬ ‫َ ً ََ‬ ‫ََ‬
‫أت ْد ُع ْون َب ْعال َوتذ ُر ْو َن أ ْح َس َن الخ ِال ِق ْ^ َن )‪ (125‬الل َه َرﱠبك ْم َو َر ﱠب‬
‫ﱠ‬ ‫ٔالا ﱠول ْ^ َن )‪َ (126‬ف َك ﱠذ ُب ْو ُﻩ َفإ ﱠ’ ُ ْم َملُ ْح َ‬ ‫َ ُ ُ ْ َ‬
‫ض ُر ْو َن )‪ِ (127‬إال ِع َب َاد‬ ‫ِ‬ ‫آبا ِئكم ِ‬
‫ٰ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ ْ َ‬ ‫ﱣ ُْ ْ َ‬
‫الل ِه املخل ِص ْ^ َن )‪َ (128‬وت َرك َنا َعل ْي ِه ِ‪ْ w‬ي ٓالا ِخ ِرْي َن )‪َ (129‬سال ٌم َع‪O‬ى ِإ ْل‬
‫َ‬ ‫ُْ‬ ‫َ‬ ‫َ ٰ‬
‫اس ْ^ َن )‪ِ (130‬إ ﱠنا كذ ِل َك ن ْج ِز ْي امل ْح ِس ِن ْ^ َن )‪ِ (131‬إ ﱠن ُه ِم ْن ِع َب ِادنا‬ ‫ي ِ‬
‫َ‬
‫َ َ‬ ‫ْ َ‬ ‫ُ ً َ ُْ‬ ‫ُْ‬
‫امل ْؤ ِم ِن ْ^ َن )‪َ (132‬وِإ ﱠن ل ْوطا ِمل َن امل ْر َس ِل ْ^ َن )‪ِ (133‬إذ ن ﱠج ْي َن ُاﻩ َوأ ْهل ُه‬
‫َ ْ َ‬ ‫ُ‬ ‫َْ‬ ‫ﱠ‬ ‫َ‬
‫أ ْج َم ِع ْ^ َن )‪ِ (134‬إال َع ُج ْو ًزا ِ‪ْ w‬ي الغ ِاب ِرْي َن )‪ (135‬ث ﱠم َد ﱠم ْرنا ٓالاخ ِرْي َن‬
‫ﱠ َ ََ َ ُ‬ ‫)‪َ (136‬وإ ﱠن ُك ْم َل َت ُم ﱡر ْو َن َع َل ْيـه ْم ُم ْ‬
‫ص ِب ِح ْ^ َن )‪َ (137‬و ِبالل ْي ِل أفال ت ْع ِقل ْو َن‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ٰ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫س ِمل َن امل ْر َس ِل ْ^ َن )‪ِ (139‬إذ أ َب َق ِإ‪G‬ى ال ُفل ِك املش ُح ْو ِن‬ ‫)‪َ (138‬وإ ﱠن ُي ْون َ‬
‫ِ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫)‪َ (140‬ف َس َاه َم فك َ‬
‫َ‬
‫ان ِم َن امل ْد َح ِض ْ^ َن )‪ (141‬فالتق َم ُه ال ُح ْو ُت َو ُه َو‬
‫ََ َ ْ َ ْ ٰ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ََ َْ َﱠ ُ َ َ َ ُْ‬
‫ُم ِل ْي ٌم )‪ (142‬فلوال أنه كان ِمن املس ِب ِح^ن )‪ (143‬لل ِبث ِ‪w‬ي بط ِن ِه ِإ‪G‬ى‬ ‫ّ‬
‫َي ْوم ُي ْب َع ُث ْو َن )‪َ (144‬ف َن َب ْذ َن ُاﻩ ب ْال َع َر ِاء َو ُه َو َسق ْي ٌم )‪َ (145‬و َأ ْن َب ْت َنا َع َليهْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ َ ْ َ ْ َ ُ ٰ َ ْ ْ َ ْ ُ ْ نَ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ‬‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ً‬ ‫َ َ‬
‫ف أو ي ِزيدو )‪(147‬‬ ‫شج َرة ِمن يق ِط^ ٍن )‪ (146‬وأرسلناﻩ ِإ‪G‬ى ِمائ ِة أل ٍ‬

‫‪44‬‬
‫َ ْ َ ْ ْ َ َّ َ ْ َ َ ُ َ‬ ‫ٰ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ات َول ُه ُم‬ ‫ف َآم ُن ْوا ف َم ﱠت ْع َن ُاه ْم ِإ‪G‬ى ِح ْ^ ٍن )‪ (148‬فاستف ِ‰ ِم أ ِلرِبك البن‬
‫ََ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ َ َ َ ً‬ ‫َ ََ‬ ‫ْ َ‬
‫ال َب ُن ْون )‪ (149‬أ ْم خل ْق َنا املال ِئكة ِإناثا َو ُه ْم ش ِاه ُد ْون )‪ (150‬أال ِإ ﱠ’ ُ ْم‬
‫َ‬ ‫َ ْ َ‬ ‫َ‬ ‫ََ‬ ‫َ ﱣ‬ ‫َ ُ َ‬ ‫ْ‬
‫ِم ْن ِإف ِك ِه ْم ل َي ُق ْول ْون )‪َ (151‬ول َد الل ُه َوِإ ﱠ’ ُ ْم لك ِاذ ُب ْون )‪ (152‬أصطفى‬
‫َ ََ‬ ‫َُ َ َ َ ُ َ‬ ‫ٰ ْ‬ ‫ْ َ‬
‫ات َع‪O‬ى ال َب ِن ْ^ َن )‪َ (153‬ما لك ْم ك ْيف ت ْحك ُم ْون )‪ (154‬أفال‬ ‫ال َبن ِ‬
‫ُ‬ ‫َُْ‬
‫ان ُم ِب ْ^ ٌن )‪ (156‬فأت ْوا ِب ِك َت ِابك ْم ِإ ْن‬ ‫َت َذ ﱠك ُر ْو َن )‪َ (155‬أ ْم َل ُك ْم ُس ْل َط ٌ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ُك ْن ُت ْم َ‬
‫ص ِاد ِق ْ^ َن )‪َ (157‬و َج َعل ْوا َب ْي َن ُه َو َب ْ^ َن ال ِج ﱠن ِة ن َس ًبا َول َق ْد َع ِل َم ِت‬
‫ﱠ‬ ‫َ‬
‫ان الل ِه َع ﱠما َي ِص ُف ْون )‪ِ (159‬إال‬
‫ُ ْ َ َ ﱣ‬
‫ض ُر ْو َن )‪ (158‬سبح‬ ‫ْالج ﱠن ُة إ ﱠ’ ُ ْم َملُ ْح َ‬
‫ِ ِ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ﱣ‬
‫ِع َب َاد الل ِه املخل ِص ْ^ َن )‪ (160‬ف ِإ ﱠنك ْم َو َما ت ْع ُب ُد ْون )‪َ (161‬ما أن ُت ْم‬
‫ﱠ‬ ‫ﱠ َ ْ َُ َ ْ‬ ‫َ‬
‫ص ِال ال َج ِح ْي ِم )‪َ (163‬و َما ِم ﱠنا ِإال‬ ‫َعل ْي ِه ِب َفا ِت ِن ْ^ َن )‪ِ (162‬إال من هو‬
‫َ‬ ‫ﱠ ﱡ َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬
‫الصاف ْون )‪َ (165‬وِإ ﱠنا ل َن ْح ُن‬ ‫ل ُه َم َق ٌام َم ْعل ْو ٌم )‪َ (164‬وِإ ﱠنا ل َن ْح ُن‬
‫ْاملُ َس ّب ُح ْو َن )‪َ (166‬وإ ْن َك ُان ْوا َل َي ُق ْو ُل ْو َن )‪َ (167‬ل ْو َأ ﱠن ع ْن َد َنا ذ ْك ًرا منَ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ َ ْ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ﱣ‬ ‫َ‬ ‫ﱠ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ َ‬
‫ٔالا ﱠوِل ْ^ن )‪ (168‬لكنا ِع َباد الل ِه املخل ِص^ن )‪ (169‬فكف ُر ْوا ِب ِه فسوف‬‫ْ‬
‫َ ُْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬
‫َي ْعل ُم ْون )‪َ (170‬ول َق ْد َس َب َق ْت ك ِل َم ُت َنا ِل ِع َب ِادنا امل ْر َس ِل ْ^ َن )‪ِ (171‬إ ﱠ’ ُ ْم‬
‫َ‬ ‫َ َ َْ َ‬ ‫َ ُ ُ َْْ ُ َ‬
‫ص ْو ُر ْون )‪َ (172‬وِإ ﱠن ُج ْن َدنا ل ُه ُم الغ ِال ُب ْون )‪ (173‬ف َت َو ﱠل َع ْ‪ْ ُ Å‬م‬ ‫لهم املن‬
‫ََ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫َح ﱣ{} ِح ْ^ ٍن )‪َ (174‬وأ ْب ِص ْر ُه ْم ف َس ْوف ُي ْب ِص ُر ْو َن )‪ (175‬أف ِب َعذ ِاب َنا‬
‫َ َ َ َ َل َ َ ْ َ َ َ َ َ ُ ْ ُ ْ َ‬ ‫ُ َ‬
‫اح املنذ ِرْي َن )‪(177‬‬ ‫َي ْس َت ْع ِجل ْون )‪ (176‬ف ِإذا نز ِبساح ِ‰ ِم فساء صب‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ﱣ‬ ‫َ‬
‫َوت َو ﱠل َع ْ‪ْ ُ Å‬م َح{} ِح ْ^ ٍن )‪َ (178‬وأ ْب ِص ْر ف َس ْوف ُي ْب ِص ُر ْون )‪(179‬‬
‫ٰ ُْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫ان َرِّب َك َر ِ ّب ال ِع ﱠز ِة َع ﱠما َي ِص ُف ْون )‪َ (180‬و َسال ٌم َع‪O‬ى امل ْر َس ِل ْ^ َن‬ ‫ُس ْب َح َ‬
‫ْ َ‬ ‫ﱣ‬ ‫ْ‬
‫)‪َ (181‬وال َح ْم ُد ِلل ِه َر ِ ّب ال َع ِامل ْ^ َن )‪﴾(182‬‬
‫‪45‬‬
‫‪3. Membaca Qs. Al A’raaf : 54‬‬
‫الر ْح ٰمن ﱠ‬ ‫ْ ﱣ‬
‫الر ِح ْي ِم‬ ‫ِ‬
‫الل ِه ﱠ‬ ‫ِبس ِم‬
‫َ ُ‬ ‫ﱠ َﱠ ُ ُ ﱣ ُ ﱠ ْ َ َ َ ﱠ َ َ َ ْ َ‬
‫ض ِ‪ْ w‬ي ِس ﱠت ِة أ ﱠي ٍام ث ﱠم‬
‫ٔالا ْر َ‬ ‫ات و‬
‫﴿ ِإن ربكم الله ال ِذي خلق السماو ِ‬
‫ْ َ َى َ ٰ ْ َ ْ ُ ْ ْ ﱠ ْ َ ﱠ َ َ َ ْ ُ ُ ُ َ ْ ً َ ﱠ‬
‫الش ْم َ‬
‫س‬ ‫استو ع‪O‬ى العر ِش يغ ِ‪ <@A‬الليل ال‪Å‬ار يطلبه ح ِثيثا و‬
‫َ ْ َ َ َ َ ﱡ ُ ْ َ ُ َ ﱠ َ َ ْ ََ َ ُ ْ َ ْ ُ َ ْ ًْ ُ َ َ َ َ ﱣ‬
‫اللهُ‬ ‫ات ِبأم ِر ِﻩ أال له الخلق ؤالامر تبارك‬ ‫والقمر والنجوم مسخر ٍ‬
‫ْ َ‬
‫َر ﱡب ال َع ِامل ْ^ َن﴾‬
‫‪“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah Menciptakan langit‬‬
‫‪dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia‬‬
‫‪menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan‬‬
‫‪(diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-‬‬
‫‪masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan‬‬
‫‪memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta‬‬
‫”‪alam.‬‬

‫]‪4. Membaca Ayat Kursiy, Qs. Al Baqarah : 255, 256, 257 [3 kali‬‬
‫الر ْح ٰمن ﱠ‬ ‫ْ ﱣ‬
‫الر ِح ْي ِم‬ ‫ِ‬
‫الل ِه ﱠ‬ ‫ِبس ِم‬
‫ٌ َ َ َ‬ ‫ﱣ ُ َ ٰ َ ﱠ ُ َ ْ َ ﱡ ْ َ ﱡ ُ َ َْ ُ ُ‬
‫وم ال تأخذ ُﻩ ِس َنة َوال ن ْو ٌم ل ُه َما ِ‪ْ w‬ي‬ ‫﴿ الله ال ِإله ِإال هو ال‪á‬ي القي‬
‫ٔالا ْرض َم ْن َذا ﱠال ِذ ْي َي ْش َف ُع ع ْن َد ُﻩ إ ﱠال بإ ْذ ِن ِه َي ْع َلمُ‬ ‫ﱠ َ َ ََ ْ ْ َ‬
‫ِ ِ ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ات وما ِ‪w‬ي‬ ‫السماو ِ‬
‫َما َب ْ^ َن َأ ْي ِد ْ ْم َو َما َخ ْل َف ُه ْم َو َال ُي ِح ْي ُط ْو َن ب َ‪ٍ <ْ @A‬ء م ْن ِع ْلم ِه إ ﱠال بماَ‬
‫ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬
‫َش َاء َوس َع ك ْرس ﱡيه ﱠ َ‬
‫ُ‬
‫ض َوال َيئ ْود ُﻩ ِحفظ ُه َما َوه َو‬ ‫ات َؤالا ْر َ‬
‫الس َماو ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬
‫ال َع ِ‪ O‬ﱡي ال َع ِظ ْي ُم )‪﴾(255‬‬

‫‪46‬‬
“Allah, Bukan Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang
hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak
mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di
bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-
Nya? Allah Mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di
belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu
Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursiy Allah meliputi
langit dan bumi, dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya,
dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Agung.”
ْ َ َ ْ ْ ‫َ ْ َ َ ْ ّ ْ َ ْ َ َﱠ َ ﱡ‬
‫ ّ ِي ف َم ْن َيك ُف ْر‬É‫الرش ُد ِم َن ال‬ ‫الدي ِن قد تب^ن‬ ِ ‫ي‬wِ ‫﴿ ال ِإكراﻩ‬
َ َْ ْ ْ ُ ‫ﱠ‬
ْ ‫اغ ْو ِت َو ُي ْؤم ْن با ﱣلله َف َقد‬
‫اس َت ْم َس َك ِبال ُع ْر َو ِة ال ُوثقى ال‬ ِ ِ ِ ِ ‫ِبالط‬
‫ﱣ‬ َ َ ْ
﴾(256) ‫ص َام ل َها َو الل ُه َس ِم ْي ٌع َع ِل ْي ٌم‬ ‫ان ِف‬
“Tidak ada paksaan dalam (memasuki) agama (Islam), sesungguhnya
telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat, karena itu
barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah,
maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat
kuat yang tidak akan putus, dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.”
‫ﱠ‬ ‫ى ﱡ‬Gٰ ‫الظ ُل َمات إ‬
‫الن ْو ِر َوال ِذ ْي َن‬
‫ﱣُ َ ﱡ ﱠ ْ َ َُْ ُ ْ ُُ ْ َ ﱡ‬
‫ي ال ِذين آمنوا يخ ِرجهم ِمن‬Gِ ‫﴿ الله و‬
ِ ِ
َ ُ‫ﱡ‬ ٰ ْ ‫َ َ ُْ َْ َ ُ ُ ُ ﱠ ُ ْ ُ ُ ْ ُ َُْ ْ َ ﱡ‬
‫ات‬ ِ ‫م‬ ‫ل‬ ‫الظ‬ ‫ى‬G ‫كفروا أوِلياؤهم الطاغوت يخ ِرجو’م ِمن النو ِر ِإ‬
َ َ
﴾(257) ‫الن ِار ُه ْم ِف ْي َـها خ ِال ُد ْون‬
‫اب ﱠ‬ ْ ‫ُأ َولئ َك َأ‬
ُ ‫ص َح‬
ِ
“Allah Pelindung orang-orang yang beriman, Dia mengeluarkan
mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman), dan orang-
orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang
mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran),
mereka itu adalah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”

47
5. Membaca Qs. Al Baqarah : 284, 285, 286
‫الر ْح ٰمن ﱠ‬ ‫ْ ﱣ‬
‫الر ِح ْي ِم‬ ‫الل ِه ﱠ‬ ‫بس ِم‬
َْ ْ ُ ُ ْ َ ْ َ ْ ُ ْ ُ ْ َ ِ ْ َ ْ ْ َ َ ِ َ َ ‫ﱣ َ ْ ﱠ‬
‫ي أنف ِسكم أو‬wِ ‫ض وِإن تبدوا ما‬ ِ ‫ي ٔالار‬wِ ‫ات وما‬ ِ ‫ي السماو‬wِ ‫﴿ ِلل ِه ما‬
َ ّ َ َ ْ َ ‫ﱣ‬ ُ َ ُ ُُْْ ُ
‫اس ْبك ْم ِب ِه الل ُه ف َيغ ِف ُر ِمل ْن َيش ُاء َو ُي َع ِذ ُب َم ْن َيش ُاء‬
ِ ‫تخفوﻩ يح‬
َ َ ُ ٰ ‫ﱣ‬
﴾(284) ‫@ ْ< ٍء ق ِد ْي ٌر‬s ‫ى ك ِ ّل‬O‫َوالل ُه َع‬
“Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada
di bumi, dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau
kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan
dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah Mengampuni siapa
yang dikehandaki-Nya dan Menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya, dan
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
‫ﱣ‬ ُ َ ُْ َ ُْ
‫الر ُسو ُل ِب َما أن ِز َل ِإل ْي ِه ِم ْن َرِّب ِه َوامل ْؤ ِم ُن ْون ك ﱞل َآم َن ِبالل ِه‬‫﴿ َآم َن ﱠ‬
ُ َ َ ُ َُ َ ُ َ َ
‫َو َمال ِئك ِت ِه َوك ُت ِب ِه َو ُر ُس ِل ِه ال نف ّ ِرق َب ْ^ َن أ َح ٍد ِم ْن ُر ُس ِل ِه َوقال ْوا َس ِم ْع َنا‬
َْ َ َ ُ َ َ
﴾(285) Jُ ^ْ ‫َوأط ْع َنا غ ْف َران َك َرﱠب َنا َوِإل ْي َك امل ِص‬
“Rasul telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al
Quran) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman,
semuanya beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-
Nya dan Rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan), “Kami tidak
membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-
rasul-Nya,” dan mereka mengatakan, “Kami dengar dan kami taat.”
(mereka berdoa), “Ampunilah kami Ya Tuhan kami dan kepada
Engkaulah tempat kembali.”
َ َ َ ‫ﱠ‬ َ ‫َ َّ ُ ﱣ‬
‫﴿ال ُيك ِلف الل ُه ن ْف ًسا ِإال ُو ْس َع َها ل َها َما ك َس َب ْت َو َعل ْي َـها َما‬
َ َ ََْ ْ َ َ َ َْ َُ َ َْ
‫ َرﱠب َنا َوال ت ْح ِم ْل‬،‫ َرﱠب َنا ال تؤ ِاخذنا ِإ ْن ن ِس ْي َنا أ ْو أخطأنا‬،‫اكت َس َب ْت‬
ْ ُ َ َ ‫ٰ ﱠ‬ ْ َ ْ َََْ
‫ َرﱠب َنا َوال ت َح ِّمل َنا َما‬،‫ى ال ِذ ْي َن ِم ْن ق ْب ِل َنا‬O‫ص ًرا ك َما َح َمل َت ُه َع‬ ‫علينا ِإ‬
َ َ ْ َ َ ْ ُ ْ َ َ ََ َ َ
‫اعف َع ﱠنا َواغ ِف ْر ل َنا َوا ْر َح ْم َنا أن َت َم ْوالنا‬ ‫ و‬،‫ال طاقة ل َنا ِب ِه‬
َْ َْ ٰ َ ُ ْ َ
﴾(286) ‫ى الق ْو ِم الكا ِف ِرْي َن‬O‫ص ْرنا َع‬ ‫فان‬
48
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang
diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami,
janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat
sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya
Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak
sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami, dan
rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami
terhadap kaum yang kafir.”

6. Membaca Qs. Al Qadar [ 7 kali ]


‫الر ْح ٰمن ﱠ‬ ‫ْ ﱣ‬
‫الر ِح ْي ِم‬ ِ
‫الل ِه ﱠ‬ ‫ِبس ِم‬
َُ َ ْ َُ َ َ ََْ ََ ْ َْ َ َ َْ َْ ‫ﱠ‬
‫( ل ْيلة‬2) ‫اك َما ل ْيلة ال َق ْد ِر‬ ‫( وما أدر‬1) ‫ ْي ل ْيل ِة القد ِر‬wِ ‫﴿ ِإنا أن َزلن ُاﻩ‬
ْ ‫ ﱠ¯ ُل ْاملَال ِئ َك ُة َو ﱡ‬°َ ‫( َت‬3) ‫ف َش ْهر‬ َْ ْ ٌَْ ْ َ ْ
‫الر ْو ُح ِف ْي َـها ِب ِإذ ِن‬ ٍ ِ ‫ل‬ ‫ ِمن أ‬J^‫القد ِر خ‬
ْ َْ َ َ ُ
﴾(5) ‫ َي َح ﱣ{} َمطل ِع ال َف ْج ِر‬Ñِ ‫( َسال ٌم‬4) ‫َ ِّر† ِ ْم ِم ْن ك ِ ّل أ ْم ٍر‬
1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam
kemuliaan.
2. Dan tahukah kamu (wahai Nabi) apakah malam kemuliaan itu?
3. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
4. Pada malam itu turun Malaikat-malaikat dan Malaikat Ruh dengan
izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
5. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.

49
7. Membaca Qs. Al Falaq [ 3 kali ]
‫الر ْح ٰمن ﱠ‬ ‫ْ ﱣ‬
‫الر ِح ْي ِم‬ ِ
‫الل ِه ﱠ‬ ‫ِبس ِم‬
َ َ ْ َ َ ََ َ َ ْ ََْ ّ ُُْ َ ُ
‫اس ٍق‬ِ ‫( و ِمن ش ّ ِر غ‬2) ‫( ِمن ش ّ ِر ما خلق‬1) ‫﴿ق ْل أعوذ ِب َر ِب الفل ِق‬
َ َ َ ْ َ َُْ َ ‫َ ْ َ ﱠﱠ‬ ََ َ
ِ ‫( و ِمن ش ّ ِر ح‬4) ‫ ْي العق ِد‬wِ ‫ات‬
‫اس ٍد ِإذا‬ ِ ‫( و ِمن ش ّ ِر النفاث‬3) ‫ِإذا وق َب‬
﴾(5) ‫َح َس َد‬
1. Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang Menguasai subuh,
2. dari kejahatan makhluk-Nya,
3. dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
4. dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus
pada buhul-buhul,
5. dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.”

8. Membaca Qs. An Naas [ 3 kali ]


‫الر ْح ٰمن ﱠ‬ ‫ْ ﱣ‬
‫الر ِح ْي ِم‬ ِ
‫الل ِه ﱠ‬ ‫ِبس ِم‬
َ
‫( ِم ْن ش ّ ِر‬3) ‫اس‬ ‫( إ ٰل َه ﱠ‬2) ‫الناس‬
‫الن‬ ‫( َملك ﱠ‬1) ‫الناس‬ ‫﴿ ُق ْل َأ ُع ْو ُذ ب َر ّب ﱠ‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
‫( ِم َن‬5) ‫اس‬‫الن‬ ُ
‫صد ْور ﱠ‬ ُ ‫ ْي‬w ‫س‬ ُ ‫( ال ِذ ْي ُي َو ْسو‬4) ‫ْال َو ْس َواس ْال َخ ﱠناس‬
‫ﱠ‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
‫ﱠ‬ َ ‫ﱠ‬ ْ
﴾(٦) ‫اس‬ ِ ‫ال ِجن ِة و الن‬
1. Katakanlah, “Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan
menguasai) manusia.
2. Raja manusia.
3. Sembahan manusia.
4. dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
5. yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
6. dari golongan jin dan manusia.”

50
9. Membaca Qs. Al Ikhlas [ 3 kali ]
‫الر ْح ٰمن ﱠ‬ ‫ْ ﱣ‬
‫الر ِح ْي ِم‬ ِ
‫الل ِه ﱠ‬ ‫ِبس ِم‬
َ َ َ َ ‫الل ُه ﱠ‬
‫( َول ْم‬3) ‫( ل ْم َي ِل ْد َول ْم ُي ْول ْد‬2) ‫الص َم ُد‬
‫ﱣ‬ ٌ َ َ ُ‫ُ ُ ﱣ‬
(1) ‫﴿ق ْل ه َو الله أحد‬
َ ُ َ ُ
﴾(4) ‫َيك ْن ل ُه ك ُف ًوا أ َح ٌد‬
1. Katakanlah, “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”

10. Membaca Dzikir sebanyak [ 30 kali ]


َ ‫ﷲ َأ‬
‫كب ـ ـ ـ ـ ُـر‬ ُ ‫ـان ﷲ َو ْالـ ـ َـح ْم ُد ل ﱣله َو َال إ ٰل َه ﱠإال‬
ُ ‫ﷲ َو‬ َ ‫ُس ْب َح ـ ـ ـ ـ‬
ِ ِ ِ ِ
“Maha Suci Allah, dan Segala Puji bagi Allah dan Bukan Tuhan
kecuali Allah, dan Allah Maha Besar.”

11. Membaca Sholawat sebanyak [ 30 kali ]


ٰ َ ‫َ ﱣ ُ ﱠ‬
‫ى ُم َح ﱠم ٍد َو ِآل ُم َح ﱠمـ ـ ـ ـ ـ ٍـد‬O‫ص ِ ّل َع‬ ‫اللـ ـ ـ ـ ــهم‬
“Ya Allah, sampaikan sholawat atas Muhammad dan Keluarga
Muhammad.”

12. Membaca Talqin dengan Dua Kalimat Syahadat dan Ikrar


terhadap para Imam as. satu persatu.
Dalam satu riwayat Imam Ali Ar Ridha as. berkata, “Apabila ada
yang mengalami muhtadhar, maka talqinkanlah dia dengan kalimat
Syahadat yaitu “An laa ilaaha illallah wa anna Muhammad
Rasulullah” dan ikrar dengan wilayah Amirul Mukminin serta para
Imam satu-persatu.” (Bihar al Anwar, 78/233)

51
َ َ َ ُ ‫َا ْش َه ُد َا ْن َال إ ٰل َه ﱠالا‬
‫ﷲ َو ْح َد ُﻩ ال ش ِرْي َك ل ُه‬ ِ ِ
Aku bersaksi bahwa Bukan Tuhan selain Allah yang Esa dan tidak ada
sekutu bagi-Nya
ُ َ ْ َ
‫َواش َه ُد ا ﱠن ُم َح ﱠم ًدا َع ْب ُد ُﻩ َو َر ُس ْول ُه‬
Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya
َ َ ُْْ َ َ ْ َ
‫ ﱡي ْاب ُن ا ِب ْي ط ِال ٍب ِا َم ِام ْي‬Oِ ‫ املؤ ِم ِن ْ^ َن َع‬Jَ ^ْ ‫َواش َه ُد ا ﱠن ا ِم‬
Dan aku bersaksi bahwa Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib adalah
imamku
ُْ ْ
‫َوال َح َس ُن امل ْج َتـ ـ ـ ـ َـ=} ِا َم ِام ْي‬
Al-Hasan Al-Mujtaba adalah imamku
َ َ ‫َو ْال ُح َس ْ^ ُن ﱠ‬
‫الش ِه ْي ُد ِبك ْرَبال ِا َم ِام ْي‬
Al-Husain Asy-Syahid di Karbala adalah imamku
ْ
‫ ﱡي َزْي َن ال َع ِاب ِد ْي َن ِا َم ِام ْي‬Oِ ‫َو َع‬
Ali Zainal Abidin (hiasan orang-orang yang beribadah) adalah imamku
‫َو ُم َح ﱠم ُد ْال َباقر ع ْل ُم ﱠ‬
‫الن ِب ِّي ْ^ َن ِا َم ِام ْي‬ ِ ِِ
Muhammad Al-Baqir (pembelah) ilmu para Nabi adalah imamku
‫َو َج ْع َف ُر ﱠ‬
‫الص ِاد ِق ِا َم ِام ْي‬
Ja’far Ash-Shadiq adalah imamku
َ َْ َ ْ ُ َ
‫اظم ِا َم ِام ْي‬
ِ ‫@} ال‬Ý‫و مو‬
‫ك‬
Musa Al-Kazhim adalah imamku

52
َ ‫الر‬
‫ضا ِا َم ِام ْي‬ ّ ‫َ َ ﱡ‬
ِ ‫ي‬Oِ ‫و ع‬
Ali Ar-Ridha adalah imamku
ْ
‫َو ُم َح ﱠم ُد ال َج َواد ِا َم ِام ْي‬
Muhammad Al-Jawad adalah imamku
ْ
‫ ﱡي ال َه ِاد ْي ِا َم ِام ْي‬Oِ ‫َو َع‬
Ali Al-Hadi adalah imamku
َ ْ
‫الح َس ُن ال َع ْسك ِر ْي ِا َم ِام ْي‬
َ ‫َو‬
Al-Hasan Al-Askari adalah imamku
َ ُْ ُ ْ
‫َوال ُح ﱠجة امل ْن َتظر ِا َم ِام ْي‬
Dan al-Hujjah Al-Muntadzar Al-Mahdi adalah imamku
[*] Bacaan ini dianjurkan untuk diulang-ulang sampai meninggal
dunia.
13. Membaca Kalimat Faraj sebanyak [ 7 kali ]
Amirul Mu’minin as. berkata, “Sesungguhnya apabila seseorang
melihat orang mukmin dalam keadaan sakaratul maut, maka
ucapkanlah talqin kepadanya dengan kalimat al-Faraj, jika dia
membacakan kalimat itu (pada muhtadhar), maka dia berkata,
“Sekarang aku tidak merasakan ketakutan lagi.” (Sunan An-Nabi al-
Akram, 16/17).
َ ‫الل ُه‬
َ ‫ي‬O‫الع ﱡ‬ ‫َ َٰ ﱠ ﱣُ َ ُْ َ ُْ َ َٰ ﱠ ﱣ‬
،‫الع ِظ ْي ُم‬ ‫ ال ِإله ِإال‬،‫ال ِإله ِإال الله الح ِليم الك ِريم‬
َ
‫الس ْبع َو َر ﱡب ٔالا َرض ْ^ َن ﱠ‬ ‫ُ ْ َ ﱣ‬
‫الس ْب ِع َو َما‬ ِ ِ
‫ات ﱠ‬ ِ
َ ‫الس َم‬
‫او‬ ‫الل ِه َر ﱡب ﱠ‬ ‫سبحان‬
ٰ َ َ ‫ ُ ﱠن َو َما َت ْح َ‰ ُ ﱠن َو َر ﱡب‬Åَ ‫ف ْيـه ﱠن َو َما َب ْي‬
‫ى‬O‫ َو َسال ٌم َع‬،‫الع ِظ ْي ِم‬ َ ‫الع ْرش‬
ِ ِ ِ
َ ْ ‫ﱣ‬ َ ‫ َو‬،‫املُ ْر َسل ْ^ َن‬
.‫الح ْم ُد ِلل ِه َر ِ ّب ال َع ِامل ْ^ َن‬ ِ
53
“Bukan Tuhan selain Allah yang Maha Penyantun dan Maha Mulia,
Bukan Tuhan selain Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung, Maha
Suci Allah Pemelihara tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi dan apa
yang ada di dalamnya dan diantara keduanya, dan apa yang ada di
bawahnya, Pemelihara ‘Arsy yang agung. Salam atas para Rasul.
Segala Puji bagi Allah Pemelihara alam semesta.”

14. Membaca Doa Adilah


Doa ini dianjurkan dibaca ketika seseorang dalam posisi muhtadhar
karena dikhawatirkan dia keluar dari kebenaran menuju pada kebatilan,
sebab saat itu syaitan membisikan pada hatinya agar dia ragu terhadap
agamanya. (Mafatih al-Jinan, hal. 100)

DOA ADILAH

‫الر ْح ٰمن ﱠ‬ ‫ْ ﱣ‬
‫الر ِح ْي ِم‬ ِ
‫الل ِه ﱠ‬ ‫ِبس ِم‬
ٰ َ ‫َ ﱣ ُ ﱠ‬
‫ى ُم َح ﱠم ٍد َو ِآل ُم َح ﱠم ٍد‬O‫ص ِ ّل َع‬ ‫اللـ ـ ـ ـ ــهم‬
ْ َ ْ ْ ُ ُ ُ َ َ َْ ‫َ َ ُ َ َ ٰ ﱠ‬
‫ﷲ ا ﱠن ُه ال ِإل َه ِالا ُه َو َواملال ِئكة َوا ْول ْوا ال ِعل ِم قآ ِئ ًما ِبال ِق ْس ِط‬ ‫ش ِهد‬
Allah Menyaksikan bahwasannya Bukan Tuhan selain Dia, dan para
Malaikat dan orang-orang yang berilmu yang menegakkan keadilan.
ْ ْ ‫َ ٰ ﱠ‬
‫ال ِإل َه ِالا ُه َو ال َع ِزْي ُز ال َح ِك ْي ُم‬
Bukan Tuhan selain Dia yang Maha Mulia lagi Maha Bijaksana
َ ْ َ ْ َ ْ ّ ‫ا ﱠن‬
‫ﷲ ِالا ْسال ُم‬
ِ ‫الدين ِعند‬
ِ ِ
Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam
ْ ُ َ ْ ُْ ُ َ ْ ُ ُْْ ُ ْ ‫َََ ْ َ ْ ُ ﱠ‬
Jُ ^ْ ‫اج ال َح ِق‬‫@< املحت‬ç‫ا‬
ِ ‫وانا العبد الض ِعيف املذ ِنب الع‬
Aku adalah hamba yang lemah, yang (senantiasa) melakukan dosa dan
maksiat, yang butuh dan hina.

54
َ َ َ ْ َ ُ ْ َ
‫ ْي َو ُمك ِر ِم ْي ك َما ش ِه َد ِلذا ِت ِه‬Dِ ‫اش َه ُد ِمل ْن ِع ِم ْ< َوخ ِال ِق ْي َو َر ِاز‬
Aku bersaksi kepada yang memberi nikmat padaku, yang
menciptakanku, yang memberi rezeki padaku, yang memuliakanku,
sebagaimana Dia bersaksi untuk Dzat-Nya.
ْ ْ ُ ُ ُ َ َ َْ َ َ
‫َوش ِه َد ْت ل ُه املال ِئكة َوا ْول ْو ال ِعل ِم ِم ْن ِع َب ِاد ِﻩ‬
Dan bersaksi pula para Malaikat serta orang-orang berilmu dari hamba-
hamba-Nya
َْ ّ ‫ب َا ﱠن ُه َال إ ٰل َه ﱠالا ُه َو ُذو‬
‫الن َع ِم َو ِالا ْح َس ِان َوالك َر ِم َو ِالا ْم ِت َن ِان‬
ِ ِ ِ ِ
Bahwasannya Bukan Tuhan selain Dia, Pemilik (segala) kenikmatan,
kebaikan, kemuliaan dan karunia
َ َ َ
‫ َع ِال ٌم ا َب ِد ﱞي‬،‫ ﱞي‬Gِ‫ق ِاد ٌر ا َز‬
Yang Mampu lagi Kekal, Yang Mengetahui lagi Abadi
ٌ ‫ ﱞي َا َحد ﱞي َم ْو ُج‬èَ
‫ود َس ْر َم ِد ﱞي‬ ِ
Yang Hidup lagi Tunggal, Yang senantiasa Keberadaan-Nya
َ
‫ ُم ِرْي ٌد كا ِر ٌﻩ‬Jٌ ^ْ ‫َس ِم ْي ٌع َب ِص‬
Yang Mendengar lagi Melihat, Yang Berkehendak lagi Memaksa
َّ ٰ ‫ُ ْ ٌ ََ َ ْ َ ﱡ‬
‫ات‬
ِ ‫الصف‬ِ ‫مد ِرك صم ِد ﱞي يست ِحق ه ِذ ِﻩ‬
Yang Mencapai dan Tempat bergantung segala sesuatu, Dia sangat
layak menyandang Sifat-sifat ini
َ ٰ
‫ ْي ِع ّ ِز ِص َفا ِت ِه‬wِ ‫ى َما ُه َو َعل ْي َه‬O‫َو ُه َو َع‬
Dan Dia senantiasa berada dalam keadaan Mulia dengan Sifat-sifat-Nya
tersebut
ْ ْ َ َ َ َ
‫ان ق ِو ًّيا ق ْب َل ُو ُج ْو ِد ال ُق ْد َر ِة َوال ُق ﱠو ِة‬‫ك‬
Dia Kuat sebelum adanya kekuasaan dan kekuatan

55
‫ْ ْ ْ ﱠ‬ َ َ ‫َو َك‬
‫ان َع ِل ْي ًما ق ْب َل ِا ْي َج ِاد ال ِعل ِم َوال ِعل ِة‬
Dia Mengetahui sebelum adanya pengetahuan dan sebab
َ ‫َل ْم َي َز ْل ُس ْل َط ًانا ِا ْذ َال َم ْم َل َك َة َ َوال َم‬
‫ال‬
Dia senantiasa Berkuasa sekalipun tidak ada kerajaan dan harta
َْ ٰ َ
‫ى َج ِم ْي ِع الا ْح َو ِال‬O‫َول ْم َي َز ْل ُس ْب َحا ًنا َع‬
Dia senantiasa Suci dalam segala keadaan
ْ َْ ْ َ ُ ُ ُ
‫ ْي الا َز ِل ٓالا َز ِال‬wِ ‫ود ُﻩ ق ْب َل ال َق ْب ِل‬‫وج‬
Keberadaan-Nya sebelum adanya sesuatu sejak dahulu tanpa berawalan
َ َ ْ َ ْ ُ َ
‫ ِان ِتق ٍال َوال َز َو ٍال‬Jِ ^ْ ‫َو َبقآئ ُه َب ْع َد ال َب ْع ِد ِم ْن غ‬
Kekekalan-Nya setelah segala sesuatu dari selain-Nya tanpa
perpindahan dan kemusnahan
ْ َ ْ َ
‫ ْي الا ﱠو ِل َوٓالا ِخ ِر‬wِ <‫ ﱞ‬Xِ ‫غ‬
Dia Kaya dari permulaan dan di akhir
‫ﱠ‬
‫اط ِن َوالظ ِاه ِر‬ َْ َْ ْ ُ
ِ ‫ ْي الب‬wِ ‫مستغ ٍن‬
Dia tidak memerlukan dalam batin dan zohir
َ َ َ َ
‫ ْي َم ِش ْيئ ِت ِه‬wِ ‫ ْي ق ِض ﱠي ِت ِه َوال َم ْي َل‬wِ ‫ال َج ْو َر‬
Tidak ada kezaliman dalam ketetapan-Nya dan tidak ada
kecenderungan (kepentingan) pada kehendak-Nya
ُ َ َ ُْ َ
‫ ْي ت ْق ِد ْي ِر ِﻩ َوال َم ْه َر َب ِم ْن ُحك ْو َم ِت ِه‬wِ ‫َوال ظل َم‬
Tidak ada kezaliman pada takdir-Nya dan tidak ada tempat lari dari
Hukuman-Nya
َ َ َ َ ْ َ
‫َوال َمل َجا ِم ْن َسط َوا ِت ِه َوال َم ْن َجا ِم ْن ن ِق َما ِت ِه‬
Tidak ada tempat berlindung dari Siksa-Nya, tidak ada tempat untuk
menyelamatkan diri dari Pembalasan-Nya

56
َ ‫َس َب َق ْت َ ْح َم ُت ُه َغ‬
‫ض َب ُه‬ ‫ر‬
Rahmat-Nya selalu mendahului kemurkaan-Nya
ََ َ َ ُ َ
‫َوال َي ُف ْوت ُه ا َح ٌد ِاذا طل َب ُه‬
Tidak seorangpun yang merasakan kehilangan Dia, ketika ada yang
meminta kepada-Nya

‫ف‬ ‫الضع ْيف َو ﱠ‬


ْ‫الشر‬
‫ي‬ ‫الت ْوف ْي َق َب ْ^ َن ﱠ‬ ‫ ْي ﱠ‬w ‫اح ْالع َل َل‬
‫الت ْكل ْيف َو َس ﱠوى ﱠ‬ َ ‫َاز‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
Dia Menghilangkan kesulitan dalam beban syariat, Dia Meratakan
taufik-Nya di antara yang lemah dan mulia
ُ ْ ْ َ ْ َ ْ َ َ ‫َ ﱠ َ َ َ ْ َْ ُ ْ َ َ ﱠ‬
‫ور‬ ِ ‫مكن ادآء املامو ِر وسهل س ِبيل ِاج ِتن‬
ِ ‫اب املح‬
‫ظ‬
Menguatkan yang diperintah agar dapat melaksanakan dan
memudahkan jalan untuk menjauhi perkara yang dilarang
َ ‫ﱠ‬ ْ َ ‫ﱠ ََ ﱠ‬ َُّ َ
‫اعة ِالا ُد ْون ال ُو ْس ِع َوالطاق ِة‬ ِ ‫ل ْم يك ِل‬
‫ف الط‬
Dia tidak membebankan ketaatan melainkan sebatas kemampuan dan
kesanggupan
َْ َ َ َ َ َ َ
‫ى شأن ُه‬O‫ُس ْب َحان ُه َما ا ْب َ^ َن ك َر َم ُه َوا ْع‬
Kesucian-Nya tampak pada Kemuliaan-Nya dan ketinggian
Kedudukan-Nya
َ َ َ َ َ َ َ
‫ُس ْب َحان ُه َما ا َج ﱠل ن ْيل ُه َوا ْعظ َم ِا ْح َسان ُه‬
Maha Suci (Allah) alangkah Mulia Pemberian-Nya dan alangkah
Agung Kasih-Nya
َ َْ َ
‫َب َعث الان ِب َي َآء ِل ُي َب ِّ^ َن َع ْدل ُه‬
Dialah yang telah mengutus para Nabi untuk menjelaskan Keadilan-
Nya
َ ْ َ َ ُ َ ْ َ َ ْ ُ َ َ َْ َ َ َ َ
‫ضل ُه‬ ‫ونصب الاو ِصيآء ِليظ ِهر طوله وف‬
Dan Dia yang telah mengangkat para Washi untuk menampakkan
Anugrah dan Keutamaan-Nya

57
َ َ َْ ْ ُ َ
‫ الا ْوِل َي ِآء‬Jِ ^ْ ‫َو َج َعل َنا ِم ْن ا ﱠم ِة َس ِّي ِد الان ِب َي ِآء َوخ‬
Dan menjadikan kami termasuk umat penghulu para Nabi dan sebaik-
baiknya kekasih
َْ َ َ َ َ ْ ََ
‫ى الا ْز ِك َي ِآء‬O‫ص ِف َي ِآء َوا ْع‬
ْ ‫الا‬ ‫وافض ِل‬
Dan seutamanya para Washi serta paling tinggi dari orang-orang suci
َ ُ ‫ُ َ ﱠ َﱠ‬
‫ﷲ َعل ْي ِه َو ِآل ِه‬ ‫ى‬O‫ص‬ ‫محم ٍد‬
Nabi Muhammad Sawa.
َ َ
‫َآم ﱠنا ِب ِه َو ِب َما َد َعانا ِال ْي ِه‬
Kami beriman kepadanya dan kepada apa-apa yang diserukan kepada
kami
َ َ َْ ‫ﱠ‬ ْ
‫َو ِبال ُق ْر ِآن ال ِذ ْي ان َزل ُه َعل ْي ِه‬
Dan kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya
َْ َ ‫َوب َوص ّيه ﱠالذ ْي َن‬
‫ص َب ُه َي ْو َم الغ ِد ْي ِر‬ ِ ِِ ِ ِ
Dan kepada Washinya yang diangkat pada hari al-Ghadir
َ َ َ َ َ
‫ ﱞي ِال ْي ِه‬Oِ ‫َواش َار ِبق ْوِل ِه ٰهذا َع‬
Yang dia isyaratkan dengan perkataannya “Inilah Ali”
َْ َ َ ْ َ ْ َ
‫َواش َه ُد ا ﱠن الا ِئ ﱠمة الا ْب َر َار‬
Dan aku bersaksi bahwasannya para Imam yang mulia
ُْ ْ َْ َ ََُ ْ َ
‫الا ْخ َي َار َب ْع َد ﱠ‬
‫الر ُسو ِل املخ َت ِار‬ ‫والخلفآء‬
dan para Khalifah yang terbaik setelah Rasul yang terpilih
ُْ َ
‫ ﱞي ق ِام ُع الك ﱠف ِار‬Oِ ‫َع‬
(Mereka adalah) Imam Ali sang penakluk orang-orang kafir

58
ْ َ َ
‫ ّ ٍي‬Oِ ‫َو ِم ْن َب ْع ِد ِﻩ َس ِّي ُد ا ْوال ِد ِﻩ ال َح َس ُن ْب ُن َع‬
Dan setelahnya adalah penghulu putra-putranya, Al-Hasan bin Ali
ْ َ َ ‫ُث ﱠم َا ُخ ْو ُﻩ ّ ُ ﱠ‬
‫ﷲ ال ُح َس ْ^ ُن‬ ِ ‫الس ْبط الت ِاب ُع ِمل ْرض‬
ِ ‫ات‬ ِ
Kemudian saudaranya, yaitu Al-Husain sang cucu yang melakukan apa
yang diridhai Allah
ْ ُ ْ ُ
‫ ﱞي ث ﱠم ال َبا ِق ُر ُم َح ﱠم ٌد‬Oِ ‫ث ﱠم ال َع ِاب ُد َع‬
Kemudian Ali Zainal Abidin, kemudian Muhammad Al-Baqir
َْ ُ َْ َ ُ ‫ُﱠ ﱠ‬
}@Ýَ ‫اظ ُم ُم ْو‬
ِ ‫الص ِادق جعف ٌر ث ﱠم الك‬ ‫ثم‬
Kemudian Ja’far Ash-Shadiq, kemudian Musa Al-Kazhim
‫ ﱞي ُث ﱠم ﱠ‬O‫ضا َع‬
‫الت ِق ﱡي ُم َح ﱠم ٌد‬ َ ‫الر‬
ّ ‫ُث ﱠ‬
‫م‬
ِ ِ
Kemudian Ali Ar-Ridha, kemudian Muhammad At-Taqi
ْ َ ْ ُ ‫ُث ﱠم ﱠ‬
‫ ﱞي ث ﱠم الـ ﱠـز ِك ـ ﱡـي ال َع ْسك ِر ﱡي ال َح َس ُن‬Oِ ‫الن ِق ﱡي َع‬
Kemudian Ali An-Naqi, kemudian Hasan Az-Zaki Al-Askari
َ ُ‫ف ْال َقآئ ُم ْاملُ ْن َت َظ ُر ْاملَ ْهد ﱡي ْامل‬
‫ى‬ê‫ر‬
ُ ََ ْ ُ ‫ُﱠ ْ ُ ﱠ‬
‫ثم الحجة الخل‬
ِ ِ
Kemudian Al-Hujjah, Imam yang terakhir yang akan menegakkan
keadilan, yang senantiasa dinanti kehadirannya, sang pemberi petunjuk
dan yang diharapkan
ْ ْ‫ﱡ‬ ‫ﱠ‬
‫الدن َيا َو ِب ُي ْم ِن ِه ُر ِز َق ال َو َرى‬ ‫ال ِذ ْي ِب َب َقا ِئ ِه َب ِق َي ِت‬
Yang karena keberadaannya dunia tetap ada dan dengan keberkahannya
manusia menerima rezeki
‫ض َو ﱠ‬ َْ َََ ْ ُ ُ َ
‫الس َم ُآء‬ ُ ‫الا ْر‬ ‫و ِبوجو ِد ِﻩ ثبت ِت‬
Dengan keberadaannya bumi dan langit tetap tegak
ً ً َ ْ ُ ُ ََْ َ
‫ض ِق ْسطا َو َع ْدال‬
َ ‫الا ْر‬ ‫و ِب ِه يمال ﷲ‬
Dan dengannya Allah akan memenuhi bumi dengan keadilan

59
ُْ َ
‫َب ْع َد َما ُم ِلئ ْت ظل ًما َو َج ْو ًرا‬
Setelah dunia dipenuhi oleh kezaliman dan kejahatan
ٌ َ َْ َ ْ َ
‫َواش َه ُد ا ﱠن اق َوال ُه ْم ُح ﱠجة‬
Dan aku bersaksi bahwasannya perkataan mereka adalah hujjah
ٌ َ ْ ُ ْ َ ْ َُ َ َ َ ٌ َ ْ َ ْ ُ َ َ ْ َ
‫ضة‬ ‫وام ِتثالهم ف ِريضة وطاع‰م مفرو‬
Mematuhi mereka adalah wajib, taat kepada mereka adalah suatu
keharusan
ٌ ْ ْ ٌ ٌ َ
‫ ُ ْم ال ِز َمة َم ْق ِض ﱠية َو ِالاق ِت َد ُآء ِ† ِ ْم ُم ْن ِج َية‬zَ ‫َو َم َو ﱠد‬
Mencintai mereka adalah kepastian yang telah ditetapkan, mengikuti
mereka merupakan keselamatan
ٌ َ َ
‫َو ُمخال َف َ‰ ُ ْم ُم ْر ِد َية‬
Menentang mereka merupakan kemurtadan
ّ ‫ات َا ْهل ْال َج ﱠنة َا ْج َمع ْ^ َن َو ُش َف َع ُآء َي ْوم‬
‫الد ْي ِن‬ ُ ‫َو ُه ْم َس َاد‬
ِ ِ ِ ِ ِ
Mereka adalah penghulu-penghulu seluruh penghuni surga, dan
pemberi syafa’at di hari pembalasan
َْ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ ْ ٰ َ َْ ْ ْ َ ُ ‫َ َ ﱠ‬
‫ض ُل الا ْو ِص َي ِآء امل ْر ِض ِّي ْ^ َن‬‫ى اليق^ ِن واف‬O‫ض ع‬
ِ ‫وا ِئمة اه ِل الار‬
Dan kami yakin bahwa mereka adalah para Imam penghuni bumi,
sebaik-baiknya Washi yang diridhai
ْ ََ َْ َ ْ َ
‫ َح ﱞق‬Jِ Kْ ‫َواش َه ُد ا ﱠن امل ْو َت َح ﱞق َو ُم َس َآءلة ال َق‬
Dan aku bersaksi bahwasannya maut adalah benar (hak), pertanyaan
Munkar dan Nakir dalam kubur adalah benar (hak)
ُ ‫ﱡ‬ َ ْ
‫َوال َب ْعث َح ﱞق َوالنش ْو َر َح ﱞق‬
Hari dibangkitkan adalah benar, Hari kiamat adalah benar
ْ َ ّ َ
‫الص َراط َح ﱞق َوالِـ ْم^ َ¯ َان َح ﱞق‬
ِ ‫و‬
Shirath adalah benar, al-Mizan (timbangan amal) adalah benar,

60
َ ‫اب َح ﱞق َو ْالك َت‬
‫اب َح ﱞق‬ َ ‫َو ْالح َس‬
ِ ِ
Perhitungan amal adalah benar, pemberian kitab amal adalah benar
‫َو ْال َج ﱠن َة َح ﱞق َو ﱠ‬
‫الن َار َح ﱞق‬
Surga adalah benar, neraka adalah benar
َ ٌ َ َ ‫ََ ﱠ ﱠ‬
‫اعة آ ِت َية ال َرْي َب ِف ْي َـها‬‫وان الس‬
Dan bahwasannya hari kiamat pasti datang serta tidak diragukan lagi
ْ ُ َ ‫َو َا ﱠن‬
‫ ْي ال ُق ُب ْو ِر‬wِ ‫ﷲ َي ْب َعث َم ْن‬
Dan bahwasannya Allah akan membangkitkan siapa yang dikubur
َ َ ُْ َ ‫َ ﱣُ ﱠ‬
‫ ْي‬Oِ ‫ضل َك َر َجآ ِئـ ْـي َوك َر ُم َك َو َر ْح َم ُت َك ا َم‬ ‫اللهم ف‬
Ya Allah, Karunia-Mu adalah harapanku, Kemurahan dan Rahmat-Mu
adalah cita-citaku
َ ْ َ َ
‫ال َع َم َل ِل ْـي ا ْس َت ِح ﱡق ِب ِه ال َج ﱠنة‬
Tidak ada amalanku yang menjadikanku layak menerima surga

‫ض َو َان‬
ْ ‫الر‬ َ ‫َ َوال َط‬
ّ ‫اع َة ِلـ ْـي َا ْس َت ْوج ُب ِ† َا‬
ِ ِ
Dan tidak ada ketaatanku yang dengannya mewajibkan mendapatkan
Keridhaan-Mu
َ َ ْ ‫ﱠالا َا ّنـ ْي‬
‫اع َت َق ْد ُت ت ْو ِح ْي َد َك َو َع ْدل َك‬ ِ ِ
Kecuali keyakinanku akan Ke-Esa-an dan Keadilan-Mu
َ ْ َ َ َ َ َ ْ ُ ْ َ َْ َ
‫ضل َك‬ ‫وارتجيت ِاحسانك وف‬
Dan aku mengharapkan Kebaikan dan Anugrah-Mu
َ ‫َو َت َش ﱠف ْع ُت ا َل ْي َك ب ﱠ‬
‫الن ِ= ّ ِ< َو ِآل ِه ِم ْن ا ِح ﱠب ِت َك‬ ِ ِ
Dan memohon pertolongan kepada-Mu melalui kekasih-Mu, Nabi
Muhammad Sawa. dan Keluarganya As.

61
‫الا ْك َر ِم ْ^ َن َو َا ْر َح ُم ﱠ‬
‫الر ِاح ِم ْ^ َن‬
َ ْ ُ َ ْ َ َ ََْ
‫وانت اكرم‬
Sedangkan Engkau adalah Maha Pemurah dari yang pemurah dan Maha
Penyayang dari yang menyayangi
‫ﱠ‬ ‫ﱠ‬ َ َ ٰ ُ ‫َ َﱠ‬
‫ى ن ِب ِّي َنا ُم َح ﱠم ٍد َو ِآل ِه ا ْج َم ِع ْ^ َن الط ِّي ِب ْ^ َن الط ِاه ِرْي َن‬O‫ﷲ َع‬ ‫ى‬O‫ص‬ ‫و‬
Sholawat Allah semoga selalu tercurah kepada Nabi kami, Nabi
Muhammad, dan kepada seluruh Keluarga-Nya yang baik dan suci
ْ ْ ‫َ ُ َ ﱠ‬ َ
‫ ّ ِي ال َع ِظ ْي ِم‬Oِ ‫َوال َح ْو َل َوال ق ﱠوة ِالا ِباهللِ ال َع‬
Dan tidak ada daya upaya serta kekuatan melainkan dengan bantuan
Allah yang Maha Tinggi lagi Agung
‫َا ﱣلل ُه ﱠم ٰيا َا ْر َح َم ﱠ‬
‫الر ِاح ِم ْ^ َن‬
Ya Allah, Wahai Yang Maha Pengasih dari yang mengasihi
َ ‫ ْ< ٰه َذا َو َث َب‬X‫ا ّن ْي َا ْو َد ْع ُت َك َيق ْي‬
<ْ Xِ ‫ات ِد ْي‬ ِ ِ ِِ
Sesungguhnya aku menitipkan keyakinanku ini dan keteguhan agamaku
ْ َ َ َ َ َْ
‫ ُم ْس َت ْو َد ٍع َوق ْد ا َم ْرت َنا ِب ِح ْف ِظ ال َو َدآ ِئ ِع‬Jُ ^ْ ‫َوان َت خ‬
Karena Engkau adalah sebaik-baik tempat penitipan, dan sungguh
Engkau perintahan kami untuk menjaga titipan
ُ ‫ ﱠي َو ْق َت ُح‬Oَ ‫َف ُر ﱠد ُﻩ َع‬
‫ض ْو ِر َم ْو ِت ـ ـ ـ ْـي‬
Kembalikanlah kepadaku ketika datangnya kematianku
َ َ َ
Jٍ ^ْ ‫َو ِع ْن َد ُم َس َاءل ِة ُم ْنك ٍر َون ِك‬
Dan ketika menghadapi pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir
‫ﱠ‬
‫ِب ُم َح ﱠم ٍد َو ِآل ِه الط ِاه ِرْي َن‬
Dengan washilah kepada Nabi Muhammad dan Keluarganya yang suci

62
‫ب َر ْح َم ِت َك ٰيا َا ْر َح َم ﱠ‬
‫الر ِاح ِم ْ^ َن‬ ِ
Dengan Kasih-Mu Wahai yang Maha Kasih dari yang mengasihi.
َْ َ ْ ُ َ ّ ‫َ ﱣ‬
‫الل ُه ﱠم ِا ِن ـ ـ ْـي ا ُع ْوذ ِب َك ِم َن ال َع ِد ْيل ِة ِع ْن َد امل ْو ِت‬
Ya Allah, Aku berlindung kepada-Mu menyimpang dari kebenaran
ketika maut.

15. Membaca Doa berikut:


َ
J^ْ ‫ َو َي ْع ُف ْو َع ِن الك ِث‬،Jَ ^ْ ‫الي ِس‬
َ ‫ٰيا َم ْن َي ْق َب ُل‬
“Wahai Dia yang menerima (amal hamba-Nya) yang sedikit,
Yang memaafkan (kesalahan hamba-Nya) yang banyak”
َ َ َْ َ ‫ْ َ ْ ّ ْ َ ْ َ ْ ُ َ ّ ْ َ ْ ﱠ‬
‫الغ ُف ْو ُر ﱠ‬
‫الر ِح ْيم‬ ‫ ِانك انت‬،J^‫< الك ِث‬Xِ ‫ واعف ع‬J^‫< الي ِس‬Xِ ‫ِاقبل ِم‬
“Terimalah dariku (amal) yang sedikit serta maafkanlah (dosa) ku yang
banyak,
Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Penyayang”

16. Makruh mengharapkan kematiannya dengan segera sekalipun


muhtadhar dalam kondisi sakit yang sangat, bahkan dianjurkan
untuk membaca doa berikut:
َ ّ َ َ َ َ ُ ْ َ َ َ ‫َ ﱣ‬
‫ َوت َو ِف ْي ِه َ)ها( ِإذا‬،(‫ا ل ُه )ل َها‬Jً ^ْ ‫الل ـ ـ ُـه ﱠم أ ْح ِي ْي ِه َ)ها( َما كان ِت ال َح َياة خ‬
َ َ َ ُ َ ْ َ َ
.(‫ا ل ُه )ل َها‬Jً ^ْ ‫كان ِت ال َوفاة خ‬
“Ya Allah, hidupkanlah dia sekiranya hidup itu baik baginya, dan
wafatkanlah dia sekiranya wafat itu baik baginya”

63
Adab Melayat
Rasulullah Saw. bersabda, “Pertama kali yang dimintai ampun oleh
orang mukmin setelah kematiannya adalah diampuninya seluruh
orang-orang yang mengikuti janazahnya.” (Mizan al-Hikmah, 4/285)
Imam Ja’far Ash Shadiq as. berkata, “Selayaknya bagi wali orang
yang meninggal untuk mengizinkan bagi teman-teman si mayit untuk
bertemu dengannya, melihat dan mensholati janazahnya, memintakan
ampun untuknya, maka mereka akan mendapat pahala dan bagi si
mayit mendapat ampunan.” (‘Ilalul Syaray’i, 1/301)
Dari Imam Muhammad Al Baqir as., beliau ditanya oleh seseorang
yang diundang menghadiri janazah atau perkawinan? Beliau as.
menjawab, “Penuhilah undangan janazah, karena menghadirinya
mengingatkan kematian dan akhirat, dan menghadiri perkawinan
melupakan hal tersebut.” (Mizan al Hikmah, 4/286)
Rasulullah Saw. bersabda, “Kalian harus tenang, kalian harus
berniat seperti berjalan mengikuti janazah kalian.” (Amali Thusi,
383/827)
Rasulullah Saw. bersabda, “Wahai Abu Dzar! Jika kamu mengikuti
janazah jadikanlah akalmu sibuk untuk berfikir dan khusyu’ dan
ketahuilah bahwa kamu akan menyusulnya.” (Makarimul Akhlaq,
2/371/2661)
“Rasulullah Saw. jika mengikuti janazah, Belaiu sangat berduka,
memperbanyak dialog jiwa, mempersedikit berbicara.” (ad Da`watur
Rawandi, 259/736)
Amirul Mukminin as. mengikuti janazah dan mendengar seseorang
tertawa, beliau as. berkata, “Seakan-akan kematian telah ditulis pada
selain kita, dan kebenaran wajib bagi selain kita, dan kita melihat
orang-orang yang meninggal seperti bepergian dan sedikit sekali yang
kembali, kita kuburkan mereka, dan kita makan peninggalan mereka
seakan-akan kita kekal setelahnya, kita lupa pemberi nasihat, dan kita
selalu tertimpa segala bencana.” (Nahjul Balaghah, hikmah 122)

64
MEMANDIKAN JANAZAH

Dalam pandangan agama Islam, jasad muslimin memiliki


kehormatan sebagaimana pada masa hidupnya. Penghormatan kepada
janazah Muslimin ini dimanifestasikan dalam bentuk amalan-amalan
seperti memandikan, mengkhunuthi, mengkafani, serta menguburkan
dan seluruh mukallaf memiliki kewajiban untuk melakukan tugas
tersebut.
Wajib kifayah untuk memandikan setiap janazah muslim, baik
janazah orang yang bertaqwa atau fasiq, meninggal secara alamiah atau
karena bunuh diri, dirajam dan lain sebagainya, begitu pula halnya
mayat anak-anak atau bayi yang sudah berumur empat bulan dalam
kandungan ibunya, dan tidak boleh memandikan mayat orang kafir atau
orang-orang yang memusuhi Keluarga Rasul Saw. (Ahlul Bait As.)
Terdapat juga riwayat-riwayat Ahlul Bait As. yang berbunyi,
ّ ٰ ‫( َالإِ ٰلهَ إِ ﱠال‬Laa Ilaaha
“Setiap orang yang mengucapkan kalimat tauhid ‫ﷲ‬
illa Allah) apabila mereka meninggal dunia, wajib dimandikan
walaupun mereka melakukan kemungkaran di hadapan khalayak
ramai.”
Ada pengecualian untuk tidak dimandikan janazahnya, yaitu bagi
mereka yang meninggal seketika saat membela agama Allah Swt.
bersama (di bawah panduan) Imam atau penggantinya di medan perang.
Imam Ja’far Ash Shadiq as. berkata, “Apabila seseorang terbunuh
di saat membela agama Allah Swt. dan tidak sempat tertolong, maka
dikebumikan seperti apa adanya dengan pakaiannya (hanya dikafani
dan disholati). Kecuali apabila dia sempat tertolong oleh pasukan
muslimin dan masih bernyawa kemudian meninggal berikutnya, maka
tetap dimandikan, dikafani, diberi kapur barus dan disholati.” (al
Kaafi, 3/212)

65
Syarat Memandikan Janazah
Syarat-syarat orang yang memandikan janazah:
- Muslim yang mempercayai dua belas Imam As.
- Telah Baligh.
- Berakal.
- Mengetahui masalah-masalah yang berkaitan dengan mandi.
- Persamaan jenis kelamin dengan janazah yang dimandikan, yaitu
apabila janazahnya adalah laki-laki, maka laki-laki pulalah yang
memandikannya, demikian pula jika janazahnya perempuan, maka
perempuan pulalah yang harus memandikannya. Apabila janazah
adalah perempuan, maka suaminya boleh memandikannya,
demikian juga apabila janazah adalah laki-laki, maka istrinya boleh
memandikannya.
- Memandikan, mengkafani, mensholatkan, atau mengubur janazah,
harus dilakukan dengan meminta izin terlebih dahulu dari walinya,
dan yang dimaksud dengan wali janazah antara lain adalah ayah,
ibu, dan anak-anaknya, kemudian diikuti secara berurutan oleh
tingkatan-tingkatan pewarisnya, sementara itu pada janazah
perempuan, suami menduduki posisi yang lebih utama dari yang
lainnya.
- Sebagaimana ibadah-ibadah lainnya, pada mandi janazah pun
disyaratkan adanya niat, yaitu orang yang memandikan harus
melakukannya dengan niat untuk melaksanakan perintah Allah Swt.

Cara Memandikan Janazah


1. Menutup Aurat Janazah
Dianjurkan menghadapkan kaki mayit ke arah kiblat dan menutup
aurat mayit ketika memandikannya, dan melepas pakaiannya, serta
menutupinya dari pandangan orang banyak. Sebab mayit barangkali
berada dalam kondisi yang tidak layak untuk dilihat. Sebaiknya papan
pemandian sedikit miring ke arah kedua kakinya agar air dan apa-apa
yang keluar dari jasadnya mudah mengalir darinya.
Memandang aurat janazah hukumnya haram, dan jika seseorang
yang memandikan janazah memandang aurat janazah yang
dimandikannya, berarti dia telah berbuat maksiat, akan tetapi hal ini
tidak membatalkan mandi janazah tersebut.

66
2. Mensucikan Anggota Tubuh Janazah
Seorang petugas memulai dengan melunakkan persendian janazah
tersebut. Apabila kuku-kuku janazah itu panjang, maka dipotongi.
Demikian pula bulu ketiaknya. Adapun bulu kelamin, maka jangan
mendekatinya, karena itu merupakan aurat besar. Kemudian petugas
mengangkat kepala janazah hingga hampir mendekati posisi duduk.
Lalu mengurut perutnya dengan perlahan untuk mengeluarkan kotoran
yang masih dalam perutnya. Hendaklah memperbanyak siraman air
untuk membersihkan kotoran-kotoran yang keluar. Petugas yang
memandikan janazah hendaklah mengenakan lipatan kain pada
tangannya atau sarung tangan untuk membersihkan jasad mayit
(membersihkan qubul dan dubur mayit) tanpa harus melihat atau
menyentuh langsung auratnya jika mayit berusia tujuh tahun ke atas.
Dianjurkan agar air yang dipakai untuk mensucikan dan
memandikan mayit adalah air yang sejuk, kecuali jika petugas yang
memandikan membutuhkan air panas untuk menghilangkan kotoran-
kotoran yang masih melekat pada jasad mayit. Dibolehkan juga
menggunakan shampo untuk membasuh kepalanya dan untuk
menghilangkan kotoran. Namun jangan mengerik atau menggosok
tubuh mayit dengan keras. Dibolehkan juga membersihkan gigi mayit
dengan siwak atau sikat gigi. Dianjurkan juga menyisir rambut mayit,
sebab rambutnya akan gugur dan berjatuhan.
Apabila salah satu dari anggota tubuh janazah terkena najis, maka
sebelum dimandikan, tempat tersebut harus dibasuh terlebih dahulu
dengan air. Oleh karena itu, tubuh janazah yang mengalami
pendarahan, jika ada kemungkinan bisa disucikan, maka sebelum
dimandikan harus disucikan terlebih dahulu, dan apabila ada
kemungkinan untuk menunggu hingga darah berhenti dengan
sendirinya atau menghalangi pendarahan (dengan peralatan medis),
maka hal tersebut wajib untuk dilakukan.
3. Membasuh Tubuh Jenazah
Imam Ja’far Ash Shadiq as. berkata, “Janazah dimandikan
sebanyak tiga kali. Pertama, dengan air yang dicampuri daun bidara
(daun sidr). Kedua, dengan air yang dicapuri kapur barus. Ketiga, air
murni tanpa campuran apapun. Setelah itu dikafani.” (al Wasail,
6/481)

67
Apabila saat memandikannya tidak mendapatkan daun bidara atau
kapur barus, cukup digantikan dengan air jernih, tetapi bagi mereka
yang sedang menunaikan ibadah haji atau umroh saat memandikannya
dilarang memakai kapur barus atau wewangian lainnya.
Membasuh anggota badan janazah, baik bagian kanan dan bagian
kirinya dengan menggunakan ketiga air secara berurutan: Pertama,
dengan air yang dicampuri daun bidara (daun sidr), Kedua, air yang
dicampuri kapur barus dan Ketiga, dengan air murni.
Membasuh anggota badan sebelah kanan mayit. Dimulai dari
kepala, leher dan sisi kanan tengkuknya, kemudian tangan kanannya
dan bahu kanannya, kemudian belahan dadanya yang sebelah kanan,
kemudian sisi tubuhnya yang sebelah kanan, kemudian paha, betis dan
telapak kaki yang sebelah kanan. Selanjutnya petugas membalik sisi
tubuhnya hingga miring ke sebelah kiri, kemudian membasuh belahan
punggungnya yang sebelah kanan.
Kemudian dengan cara yang sama petugas membasuh anggota tubuh
janazah yang sebelah kiri, lalu membalikkannya hingga miring ke
sebelah kanan dan membasuh belahan punggung yang sebelah kiri. Bila
setiap kali membasuh bagian perut mayit keluar kotoran darinya,
hendaklah dibersihkan.
Setelah selesai dari memandikan janazah ini, petugas mengelapnya
(menghandukinya) dengan kain atau yang semisalnya. Kemudian
memotong kumisnya dan kuku-kukunya jika panjang, serta mencabuti
bulu ketiaknya (apabila semua itu belum dilakukan sebelum
memandikannya) dan diletakkan semua yang dipotong itu bersamanya
di dalam kain kafan. Kemudian apabila janazah tersebut adalah wanita,
maka rambut kepalanya dipilin (dipintal) menjadi tiga pilinan lalu
diletakkan di belakang (punggungnya).
Apabila tidak ditemukan air untuk memandikan janazah atau
terdapat air namun terhalang untuk menggunakannya, maka untuk
setiap satu mandi bisa digantikan dengan satu tayamum.
4. Mewudhukan Janazah
Selanjutnya petugas berniat (dalam hati) me-wudhu-i janazah
tersebut sebagaimana wudhu untuk sholat.

68
Mandi Karena Menyentuh Janazah
Apabila seseorang menyentuh jasad manusia meninggal yang telah
dingin namun belum dimandikan, atau menempelkan sebagian dari
tangan, kaki, wajah, atau seluruh bagian tubuhnya ke bagian manapun
dari tubuh jasad, maka dia harus mandi untuk sholat dan amalan-
amalan sejenisnya. Mandi yang demikian ini dinamakan mandi karena
menyentuh janazah.
Perhatian:
a. Menyentuh anggota tubuh yang terlepas dari tubuh janazah setelah
dingin dan sebelum dimandikan, memiliki hukum yang sama
dengan menyentuh tubuh mati.
b. Menyentuh anggota tubuh yang terpisah dari tubuh seseorang yang
masih hidup, tidak dikenakan kewajiban mandi.
c. Pada beberapa kasus di bawah ini, menyentuh tubuh janazah tidak
dikenakan kewajiban untuk mandi :
1. Tubuh janazah yang syahid di medan perang;
2. Tubuh janazah yang telah dimandikan;
3. Tubuh janazah yang belum dingin.
d. Bila ragu apakah janazah telah dimandikan ataukah belum, maka
dengan menyentuh jasad atau anggota tubuhnya (tentunya setelah
dingin) akan menyebabkan kewajiban untuk mandi, dan sholat yang
dilakukan tanpa mandi menyentuh janazah adalah tidak sah, akan
tetapi apabila telah ada kepastian bahwa janazah telah dimandikan,
maka menyentuh jasad atau sebagian dari anggota tubuhnya tidak
akan menyebabkan kewajiban untuk mandi menyentuh janazah,
meskipun ragu dalam keabsahan mandi janazah tersebut.
e. Seseorang yang memandikan janazah, apabila hendak sholat, maka
(setelah mandi menyentuh janazah) dia harus berwudhu, karena
tidak sebagaimana mandi janabah, mandi menyentuh janazah tidak
mencukupi kewajiban wudhu.
f. Apabila masih keluar kotoran (seperti: tinja, air seni atau darah)
setelah dibasuh sebanyak tiga kali, hendaklah menutup kemaluannya
(tempat keluar kotoran itu) dengan kapas, kemudian mencuci
kembali anggota yang terkena najis itu, lalu mayit diwudhukan
kembali.

69
Sedangkan jika setelah dikafani masih keluar juga, tidaklah perlu
diulangi memandikannya, sebab hal itu akan sangat merepotkan.
g. Apabila mayit meninggal dunia dalam keadaan mengenakan kain
ihram dalam rangka menunaikan haji atau umrah, maka hendaklah
dimandikan dengan air ditambah perasaan daun bidara seperti yang
telah dijelaskan di atas. Namun tidak perlu dibubuhi wewangian dan
tidak perlu ditutup kepalanya (bagi janazah pria) berdasarkan sabda
Rasulullah Sawa. mengenai seseorang yang wafat dalam keadaan
berihram pada saat menunaikan haji.
h. Orang yang mati syahid di medan perang tidak perlu dimandikan,
namun hendaklah dimakamkan bersama pakaian yang melekat di
tubuh mereka, (hanya dikafani dan disholati).
i. Janin yang gugur, bila telah mencapai usia 4 bulan dalam
kandungan, janazahnya hendaklah dimandikan, disholatkan dan
diberi nama baginya. Adapun sebelum itu ia hanyalah sekerat
daging yang boleh dikuburkan di mana saja tanpa harus dimandikan
dan disholatkan.
j. Tidak wajib mencuci anggota tubuh yang terputus yang tidak
terdapat tulang, cukup dibungkus dan dikubur, tetapi yang ada
tulangnya wajib dicuci, dibungkus dan dikubur.
k. Apabila terdapat halangan untuk memandikan janazah, misalnya
tidak ada air atau kondisi janazah yang sudah tercabik-cabik atau
gosong, maka cukuplah ditayamumkan saja. Yaitu salah seorang di
antara hadirin menepuk tanah dengan kedua tangannya lalu
mengusapkannya pada wajah dan kedua punggung telapak tangan
mayit.
l. Hendaklah petugas yang memandikan janazah menutup apa saja
yang tidak baik untuk disaksikan pada jasad mayit, misalnya
kegelapan yang tampak pada wajahnya, atau cacat yang terdapat
pada tubuhnya, dll.

70
MENGKAFANI JANAZAH

1. Mengkhunuth Janazah
Mengkhunut yaitu mengusapkan (memoles) kapur barus kepada
tujuh anggota sujud (dahi, dua telapak tangan, dua lutut dan dua ujung
ibu jari kaki) mayit hingga melekat pada bagian-bagian tersebut setelah
dimandikan.
Imam Ja’far Ash Shadiq as. ditanya tentang cara memberi kapur
barus. (mengkhunuth), Beliau as. menjawab, “Letakkan pada anggota
sujudnya.” (al Wasail, 3/36)
Tidak dibatasi berapa banyak kapur barus yang harus dberikan, yang
jelas harus ada walaupun hanya seberat satu dirham (beberapa gram).
Pemberian kapur barus boleh dilakukan sebelum dan saat mengkafani
janazah.
2. Mengkafani Janazah
Mengkafani janazah hukumnya wajib dan hendaklah kain kafan
tersebut dibeli dari harta mayit. Hendaklah didahulukan membeli kain
kafannya dari melunaskan hutangnya, menunaikan wasiatnya dan
membagi harta warisannya. Jika mayit tidak memiliki harta, maka
keluarganya boleh menanggungnya.
Imam Ja’far Ash Shadiq as. berkata, “Janazah wajib dikafani
dengan tiga helai kain, dan Nabi Saw. dikafani dengan tiga jenis baju
(kain), dua dari negeri Yamamah dan satu lagi sejenis selendang
berukuran besar.” (al Wasail, 3/8)
Pada riwayat lain Beliau as. berkata, “Janazah wajib dikafani
dengan tiga helai kain, ditambah sehelai kain untuk sorban dan kain
yang digunakan untuk mengikat pinggulnya, agar tidak tampak sesuatu
yang menonjol darinya, keduanya (sorban dan sehelai kain tadi harus
ada), selain (tiga helai kain) kafan.” (al Wasail, 3/9)

71
Mengkafani janazah dengan tiga helai lembar kain kafan:
- Pertama, kain yang ditutupkan dari pusar (pinggang )sampai kaki.
Sebelumnya dianjurkan memberi kapas terlebih dahulu di sela-sela
pantat dan kemaluan, dan ditaburi wewangian (seperti bedak atau
parfum), setelah itu dibalut dengan sehelai kain yang lebarnya 20
atau 30 cm dan panjangnya 2 meter yang digunakan untuk mengikat
pinggul sampai ke lutut dengan cara membalut kedua pahanya.
Kemudian ditutup dengan kain kafan pertama yang menutup pusar
(pinggang) sampai kaki. Dibuatkan sorban bagi laki-laki dan
perempuan dengan dililitkan ujung kanan kain pada sebelah kiri
dada dan ujung kiri kain pada sebelah kanan dada.
- Kedua, kain sejenis gamis yang menutupi pundak sampai ke betis
kaki yang dipakaikan dari depan ke belakang.
- Ketiga, kain yang menutupi seluruh anggota tubuhnya dan lebarnya
seukuran hingga kedua sisinya saling menutupi.
Dianjurkan kain kafan penutup bertuliskan bacaan Jausyan Kabir.
Kemudian menambatkan tali-tali pengikatnya yang berjumlah lima
utas tali. Lalu gulunglah lebihan kain kafan pada ujung kepala dan
kakinya agar tidak lepas ikatannya dan dilipat ke atas wajahnya dan ke
atas kakinya (ke arah atas), sebab maksud pengikatan itu sendiri agar
kain kafan tersebut tidak mudah lepas (terbuka). Hendaklah ikatan tali
tersebut dibuka saat dimakamkan.
Apabila kain kafan menjadi najis karena kotoran yang keluar dari
tubuh janazah atau karena kotoran lainnya, maka kain tersebut harus
disucikan, atau (jika tidak merusaknya) bisa digunting di tempat yang
terkena najis. Oleh karena itu apabila kain kafan yang dipakaikan
setelah mandi terkena darah yang mengalir dari tubuh janazah, dan ada
kemungkinan untuk membasuh, menggunting atau menggantinya, maka
melakukan yang demikian wajib hukumnya, dan apabila tidak ada
kemungkinan untuk melakukan hal-hal di atas, maka diperbolehkan
menguburkannya dengan keadaan sebagaimana adanya.

72
SHOLAT JANAZAH

Sholat janazah adalah sholat dalam arti doa, oleh karena itu dalam
sholat janazah tidak ada bacaan Al-Fâtihah, tidak ada ruku‘, tidak ada
sujud, tidak ada duduk dan tidak ada salâm, dan dalam sholat janazah
tidak disyaratkan suci dari hadats, baik hadats besar maupun hadats
kecil, dan juga tidak disyaratkan suci dari khabats (najis). Janazah
muslim atau muslimah wajib disholatkan hingga anak yang dalam
usianya telah mencapai enam tahun, dan tidak wajib jika usianya
kurang dari itu, dan tidak boleh mensholatkan janazah orang kâfir (non
muslim).
Hukum mendirikan sholat janazah adalah wajib yang bersifat
kifâyah, yaitu kewajiban yang telah memadai jika telah ada orang yang
mensholatkannya.
Syarat-syaratnya:
1. Muslim yang telah baligh.
2. Menentukan janazah yang akan disholatkan, yaitu janazahnya ada di
hadapan (tidak ghaib).
3. Sholat janazah dilaksanakan dengan berdiri.
4. Menghadap ke arah kiblat.
5. Imam atau munfarid (sendiri) berdiri hadapan dan di tengah-tengah
janazah, yaitu dekat perutnya, tetapi jika janazah itu perempuan,
maka dia berdiri dekat kepalanya. Kepala janazah berada di arah
sebelah kanan musholli (orang yang menyolatkan).
6. Tidak ada penghalang antara musholli (orang yang sholat) dan
janazah, selain barisan orang yang sholat janazah.
7. Musholli tidak terlalu jauh dari mayit.
8. Sholat janazah dilaksanakan setelah janazah dimandikan, dikafani
dan di-khunuth, yaitu diolesi anggota-anggota sujudnya yang tujuh
yakni: dahi, dua telapak tangan, dua lutut dan dua ujung ibu jari kaki
dengan kapur barus.
Cara Sholat Janazah
Sholat janazah Lima kali Takbir - nya sesuai dengan jumlah rukun
Islam (sholat, shaum, zakat, haji dan wilayah). Setiap kali takbir ada
bacaan tertentu yang kita baca, kecuali setelah takbir yang kelima tidak
ada bacaan apa-apa. Dengan takbir yang kelima, selesailah sholat
janazah, dan dalam sholat janazah tidak ada salâm.

73
Sholat Janazah dengan Doa yang Panjang
1. Takbir Pertama, membaca Syahadatain,
َ ٰ َ َ َ ‫َ ْ َ َ ٰ ﱠ ﱣ‬
‫ ِإل ًه َاو ِاح ًدا أ َح ًدا‬،‫أش َه ُد أ ْن ال ِإل َه ِإال الل ُه َو ْح َد ُﻩ ال ش ِرْی َك ل ُه‬
َ َ ً َ ْ ‫َ َ ً َ ْ ً َ ًّ َ ﱡ ً َ ً َ َ ً َ ْ َ ﱠ‬
‫ َو‬،‫ص ِاح َبة َو ال َول ًدا‬ ‫ لم يت ِخذ‬،‫صمدا فردا حيا قيما دا ِئما أبدا‬
َ ‫ َأ ْر َس َل ُه ب ْال ُه َدى َو د ْين ْا‬،‫َأ ْش َه ُد َأ ﱠن ُم َح ﱠم ًدا َع ْب ُد ُﻩ َو َر ُس ُول ُه‬
‫لح ِ ّق‬ ِ ِ ِ
َ ُ ْ ُ ْ َ َ ُّ ّ َٰ َُ ْ ُ
.‫الد ْي ِن ك ِل ِه َو ل ْو ك ِر َﻩ املش ِرك ْون‬
ِ ‫ى‬O‫ِليظ ِهرﻩ ع‬
“Aku bersaksi bahwa Bukan Tuhan selain Allah sendiri, tiada sekutu
bagi-Nya, sebagai Tuhan yang Satu, yang Esa, yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu, yang Menyendiri, yang Hidup, yang
Mandiri, yang Kekal abadi, yang tidak punya istri dan anak, dan aku
bersaksi bahwa Muhammad hamba-Nya dan utusan-Nya, Dia telah
mengutusnya dengan membawa petunjuk dan ajaran yang benar untuk
Dia menangkan di atas seluruh ajaran walaupun orang-orang yang
musyrik tidak suka.”

2. Takbir Kedua, membaca Sholawat,


ٰ ٰ ‫ﱣ‬
‫ى ُم َح ﱠم ٍد َو ِآل‬O‫ َو َبا ِر ْك َع‬،‫ى ُم َح ﱠم ٍد َو ِآل ُم َح ﱠم ٍد‬O‫ص ِ ّل َع‬ َ ‫الل ُه ﱠم‬
ْ ‫ُ َ ﱠ ََ ْ َ َ َ َ ﱠ‬
‫صل ْی َت َو ٰب َارک َت‬ ‫ کافضل ما‬،‫ َو ا ْر َح ْم ُم َح ﱠم ًدا َو ِآل محم ٍد‬،‫ُم َح ﱠم ٍد‬
َ ‫ َو‬،‫ ﱠإن َك َحم ْی ٌد َمج ْی ٌد‬،‫ى إ ْب َراه ْی َم َو آل إ ْب َراه ْی َم‬Oٰ ‫َو َت َر ﱠح ْم َت َع‬
‫ص ِ ّل‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ُ ْ َْ ٰ
.‫ى َج ِم ْی ِع ٔالان ِب ٰی ِاء َو امل ْر َس ِل ْ^ َن‬O‫َع‬
“Ya Allah, curahkanlah sholawat kepada Muhammad dan Keluarga
Muhammad, berkahilah Muhammad dan Keluarga Muhammad, dan
kasihilah Muhammad dan Keluarga Muhammad dengan seutama-
utama sholawât, berkah dan rahmat yang Engkau curahkan kepada
Ibrahim dan Keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji
lagi Maha Mulia, dan curahkanlah sholawat kepada seluruh Nabi dan
Rasul.”

74
‫‪3.‬‬ ‫‪Takbîr Ketiga, membaca Istighfar untuk mu`minîn,‬‬
‫َْ‬ ‫ﱣ ُ ﱠ ْ ْ ْ ُ ْ ْ َ َ ُْ ٰ َ ُْ ْ َ َ ُْ‬
‫ات ٔالا ْح ٰی ِاء‬
‫ات و امل ْس ِل ِم^ن و امل ْس ِل ٰم ِ‬ ‫ؤمن ِ‬ ‫اللهم اغ ِفر ِللمؤ ِم ِن^ن و امل ِ‬
‫ٰ ُ‬ ‫ُْ ْ َ ْ َْ ٰ َ ْ ﱣ‬
‫الل ُه ﱠم َب ْی َن ٰنا َو َب ْی َ‪ْ ُ Å‬م ب ْال َخ ْ‬
‫ات ِإ ﱠن َك َع‪O‬ى ک ِ ّل‬ ‫ِ‬ ‫َ‬
‫‪J‬‬ ‫^‬ ‫ِ‬ ‫ات ت ِابع‪،‬‬
‫ِم‪Å‬م و ٔالامو ِ‬
‫َ َ‬
‫ش ْ» ٍ‪ ó‬ق ِد ْی ٌر‪.‬‬
‫‪“Ya Allah, berikanlah pengampunan bagi kaum yang beriman laki-laki‬‬
‫‪dan perempuan, dan bagi mereka yang berserah diri laki-laki dan‬‬
‫‪perempuan, yang hidup dan yang telah wafat, dan ikutkanlah ya Allah‬‬
‫‪di antara kami dengan kebaikan, sesungguhnya Engkau Berkuasa atas‬‬
‫”‪segala sesuatu.‬‬

‫‪4.‬‬ ‫‪Takbir Keempat,‬‬


‫‪membaca Istighfar untuk (jika) janazah laki-laki,‬‬
‫َ‬ ‫ْ‬
‫الل ُه ﱠم ِإ ﱠن ٰه َذا املُ َس ﱠ‪õ‬ى ُق ﱠد َام َنا َع ْب ُد َك َو ْاب ُن َع ْب ِد َك َو ْاب ُن أ َم ِت َك َن َز َل‬
‫ﱣ‬
‫اج‬‫اح َت َ‬‫ض َت ُر ْو َح ُه َو َقد ْ‬ ‫الل ُه ﱠم إ ّن َك َق َب ْ‬‫ﱣ‬
‫‪.‬‬ ‫ه‬ ‫ب‬ ‫ول‬ ‫¯‬ ‫ب َك َو َا ْن َت َخ ْ^ ُ‪َ J‬م ْ‪ُ °‬‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬
‫الل ُه ﱠم إ ﱠنا َال َن ْع َل ُم ِم ْن ُه ِ ﱠالا َخ ْ^‪J‬اً‬ ‫ﱣ‬ ‫ٰ َ ْ َ َ ََْ َ َ ﱞ َ ْ َ َ‬
‫ِ‬ ‫ِإ‪G‬ى رحم ِتك‪ ،‬وأنت غ ِ‪ <X‬عن عذ ِاب ِه‪.‬‬
‫إح ٰسا ِن ِه َو ِا ْن‬
‫َ‬
‫ان ُم ْحس ًنا فز ْد ‪ْ w‬ي ْ‬ ‫الل ُه ﱠم ا ْن ٰک َ‬ ‫ﱣ‬
‫‪.‬‬‫ا‬ ‫َو َأ ْن َت َأ ْع َل ُم به م ﱠ‬
‫ن‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ ِ‬
‫اح ُش ْرﻩُ‬ ‫الل ُه ﱠم ْ‬ ‫ﱣ‬ ‫اغف ْرَل َنا َو َله‪ُ.‬‬ ‫َ ْ‬ ‫ٰ َ ُ ْ ً َ َ ٰ َ ْز َ ْ َ ّ َ‬
‫کان م ِسیئا فتجاو عن س ِيئا ِت ِه و ِ‬
‫الل ُهمﱠ‬‫ﱣ‬ ‫ضه‪ُ.‬‬ ‫نه َو ُي ْبغ ُ‬ ‫َم َع َم ْن َي َت َ ﱠوال ُﻩ َو ُيح ﱡب ُه‪َ ،‬و َأ ْب َع ْد ُﻩ م ﱠم ْن َي َت َ‪ K‬ﱠ‪ُ J‬ئ م ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ ْ ُ َ ّ َ َ َ ّ ْ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ ُ َ ْ َ َ َ َ َ ﱠ ْ َ َ ٰ َٰ‬
‫أ ِلحقه ِبن ِب ِيك وع ِرف بينه و بينه‪ ،‬وارحمنا ِإذاتوفيتنا يا ِإله‬
‫ُْ ْ ٰ‬ ‫َ ٰ ّ‬ ‫ْ‬ ‫ﱣ‬ ‫ْ َ‬
‫ال ٰعل ِم ْ^ َن‪ .‬الل ُه ﱠم اك ُت ْب ُه ِع ْن َد َك ِ‪ْ w‬ي ا ْع‪O‬ى ِع ِل ِّی ْ^ َن‪َ ،‬واخلف َع‪O‬ى َع ِق ِب ِه‬
‫ﱠ‬ ‫ٰ‬ ‫ََ‬ ‫ْ َْ َ َ ْ ْ‬
‫اج َعل ُه ِم ْن ُرفق ِاء ُم َح ﱠم ٍد َوا ِل ِه الط ِاه ِرْي َن‪َ ،‬وا ْر َح ْم ُه َو‬ ‫ِ‪w‬ي الغ ِاب ِرین و‬
‫الر ِاح ِم ْ^ َن ‪.‬‬‫إ ﱠي َانا ب َر ْح َم ِت َك ٰيا َا ْر َح َم ﱠ‬
‫ِ ِ‬
‫الل ُه ﱠم َع ْف ُو َك َع ْف ُو َك َع ْف ُوك‪َ.‬‬ ‫ﱣ‬

‫‪75‬‬
membaca Istighfar untuk (jika) janazah perempuan,
َ ْ ْ َ ُ ُْ َ ‫ﱣ‬
‫ى ق ﱠد َام َنا أ َم ُت َك َو ِبن ُت َع ْب ِد َك َو ِبن ُت أ َم ِت َك‬õ‫الل ُه ﱠم ِإ ﱠن ٰهذا امل َس ﱠ‬
‫ض َت ُر ْو َح َها‬ ْ ‫الل ُه ﱠم إ ﱠن َك َق َب‬ ‫ﱣ‬
.‫ول ِ† َا‬ ُ ْ َ ُ ْ َ َ َْ َ َ ْ ََ َ
ِ ٍ ¯°‫ م‬J^‫نزلت ِبك وانت خ‬
َ ‫ﱣ‬ َ َ َْ ٰ َ َْ ََ
‫ الل ُه ﱠم ِإ ﱠنا ال‬.‫ ﱞ< َع ْن َعذ ِا† َا‬Xِ ‫ َوأن َت غ‬،‫ى َر ْح َم ِت َك‬G‫اج ْت ِإ‬ ‫وق ِداحت‬
ً َ ٰ ‫ﱣ‬ َ َ ًْ َ ‫ﱠ‬ َ َ
‫ الل ُه ﱠم ِا ْن کان ْت ُم ْح ِسنة‬.‫ا َو ان َت أ ْعل ُم ِ† َا ِم ﱠنا‬Jً ^ْ ‫ َا ِالا خ‬Åْ ‫ن ْعل ُم ِم‬
َ ْ َ ْ َ ًَ َ ٰ َ
‫ َا َواغ ِف ْرل َنا‬zِ ‫ َوِا ْن کان ْت ُم ِس ْیئة ف َت ٰج َاوز َع ْن َس ِّيئا‬،‫ ْي ِإ ْح ٰس ِا’ َا‬wِ ‫ف ِز ْد‬
َ ‫ﱠ‬ ‫ﱣ‬ َ
‫ ُئ‬J‫ ﱠ‬Kَ ‫ َوأ ْب َع ْد َها ِم ﱠم ْن َي َت‬،‫ َا‬ø‫اح ُش ْر َها َم َع َم ْن َي َت َوال َها َو ُي ِح ﱡ‬ ْ ‫الل ُه ﱠم‬ .‫َول َها‬
‫منا‬َ ‫ َوا ْ َح‬،‫ َا‬Åَ ‫الل ُه ﱠم َألح ْق َها ب َنب ّي َك َو َع ّر ْف َب ْي َن ُه َو َب ْي‬ ‫َْ َ ُ ْ ُ َ ﱣ‬
.‫ا ويب ِغضها‬Å‫ِم‬
‫ر‬ ِ ِِ ِ ِ
ّ ٰ َ ْ ‫ﱣ‬ َ ْ ٰ َ ‫َ َ ﱠ‬
،‫ى ِع ِل ِّی ْ^ َن‬O‫ ْي ا ْع‬wِ ‫ َا ِع ْن َد َك‬øْ ‫ الل ُه ﱠم اك ُت‬.‫ِإذات َوف ْيت َنا ٰيا ِإل َه ال ٰعل ِم ْ^ َن‬
ٰ َ ْ ْ َ َ َ ْ ْ َ َ َٰ ْ ُْ َ
‫اج َعل َها ِم ْن ُرف َق ِاء ُم َح ﱠم ٍد َوا ِل ِه‬ ‫ي الغ ِاب ِرین و‬wِ ‫ا‬øِ ‫ى ع ِق‬O‫واخلف ع‬
‫ َوا ْر َح ْم َها َو إ ﱠي َانا ب َر ْح َم ِت َك ٰيا َا ْر َح َم ﱠ‬،‫الط ِاهرْي َن‬
.‫الر ِاح ِم ْ^ َن‬
‫ﱠ‬
ِ ِ ِ
َ.‫الل ُه ﱠم َع ْف ُو َك َع ْف ُو َك َع ْف ُوك‬‫ﱣ‬

Ya Allah, sesungguhnya yang terbungkus (kain kafan) ini yang ada di


hadapan kami adalah hamba-Mu, anak hamba-Mu yang lelaki dan
anak hamba-Mu yang perempuan, dia singgah kepada-Mu dan Engkau
sebaik-baik yang disinggahi.
Ya Allah, sesungguhnya Engkau telah menggenggam ruhnya kepada-
Mu dan dia sangat membutuhkan kasih-Mu sedangkan Engkau Maha
Kaya dari menyiksanya.
Ya Allah, sesungguhnya kami tidak mengetahui darinya selain kebaikan
sedangkan Engkau lebih Mengetahui tentangnya dari kami.

76
Ya Allah, seandainya dia telah melakukan kebaikan, maka tambahlah
kebaikannya, tetapi jika dia telah melakukan keburukan, maka
maafkanlah keburukan-keburukannya, dan ampunilah kami dan dia.
Ya Allah, himpunkanlah dia dengan orang yang dia berpihak
kepadanya dan dia cintai dan jauhkanlah dia dari orang yang dia
berlepas diri darinya dan yang dia benci.
Ya Allah, pertemukan dia dengan Nabi-Mu dan perkenalkanlah antara
dia dengannya, dan sayangilah kami jika Engkau mewafatkan kami
Wahai Tuhan bagi alam semesta.
Ya Allah, catatlah dia di sisi-Mu dalam surga ‘Illiyyîn yang paling
tinggi dan perbaikilah keturunannya yang ditinggalkan dan jadikanlah
dia di antara sahabat Muhammad dan Keluarganya yang suci,
rahmatilah dia dan kami dengan Kasih-Mu Wahai Yang Maha
Pengasih dari semua yang mengasihi.
Ya Allah, aku memohon maaf-Mu, maaf-Mu, maaf-Mu.

Apabila yang meninggal anak kecil, maka bacaannya adalah untuk


kedua orang tuanya dengan bacaan,
َ ً َ ًَ ََ َ َ َ ُْ ‫ﱣ‬
.‫اج َعله )ها( ِال َب َو ْي ِه )ها( َو لنا َسلفا َوف َرطا َوأ ْج ًرا‬
ْ ‫الل ُه ﱠم‬
“Ya Allah jadikanlah dia untuk kedua orang tuanya dan untuk kami
sebgai pendahulu yang baik, petunjuk yang dapat menyadarkan kami,
dan sebagaisimpanan pahala.”
[*] Kata (Haa) pengganti dhomir untuk perempuan.

5. Takbir Kelima, Selesai.

Yang lebih utama mensholatkan janazah dan menjadi imam adalah


dari keluarganya sendiri, mereka lebih utama untuk menjadi imam atau
memilih seseorang untuk menjadi imam. Kecuali sebelum meninggal
telah diwasiatkan kepada seseorang untuk mensholatkannya, maka
lebih baik baginya (yang menjadi imam sholat) meminta izin kepada
keluarganya terlebih dahulu.

77
Sholat Janazah dengan Doa yang Pendek
1. Takbir Pertama, membaca Syahadatain,
َ ْ َ َ َ َ ‫َ ْ َ َ ٰ ﱠ ﱣ‬
‫ َو أش َه ُد أ ﱠن ُم َح ﱠم ًدا‬،‫أش َه ُد أ ْن ال ِإل َه ِإال الل ُه َو ْح َد ُﻩ ال ش ِرْی َك ل ُه‬
ُ
.‫َع ْب ُد ُﻩ َو َر ُسول ُه‬
“Aku bersaksi bahwa Bukan Tuhan selain Allah sendiri, tiada sekutu
bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad hamba-Nya dan utusan-
Nya.”
2. Takbir Kedua, membaca Sholawat,
ٰ َ ‫ﱣُ ﱠ‬
.‫ى ُم َح ﱠم ٍد َو ِآل ُم َح ﱠم ٍد‬O‫ص ِ ّل َع‬ ‫اللهم‬
“Ya Allah, curahkanlah sholawât kepada Muhammad dan Keluarga
Muhammad.”
3. Takbir Ketiga, membaca Istighfâr untuk mu`minîn,
َْ ُْ َ َ ْ ُْ َ ٰ ُْ َ َ ْ ْ ُ ْ ْ ْ ‫ﱣ ُ ﱠ‬
‫ات ٔالا ْح ٰی ِاء‬
ِ ‫ات و امل ْس ِل ِم^ن و امل ْس ِل ٰم‬
ِ ‫ؤمن‬
ِ ‫اللهم اغ ِفر ِللمؤ ِم ِن^ن و امل‬
َْ َ ْ
ِ ‫ ُ ْم و ٔالا ْم ٰو‬Å‫ِم‬
. ‫ات‬
“Ya Allah, berikanlah pengampunan bagi kaum yang beriman laki-laki
dan perempuan, dan bagi mereka yang berserah diri laki-laki dan
perempuan, yang hidup dan yang telah wafat.”
4. Takbir Keempat, membaca Istighfar untuk jenazah laki-laki ,
ْ ‫اغف ْر َل ُه َوا ْر َح ْم ُه َو َعفه َو‬
.‫اع ُف َع ْن ُه‬
ْ ‫ﱣ‬
ِِ ِ ‫الل ُه ﱠم‬
membaca Istighfar untuk jenazah perempuan ,
ْ ‫ﱣ‬
.‫ َا‬Åْ ‫اع ُف َع‬
ْ ‫اغف ْر َل َها َوا ْر َح ْم َها َو َعف َها َو‬
ِ ِ ‫الل ُه ﱠم‬
“Ya Allah ampunilah dia, dan rahmati dia, dan sejahterakan dia serta
maafkanlah dia.”
5. Takbir Kelima, Selesai.

78
MENGUBURKAN JANAZAH
ْ ُ ً َ ُ ْ ُ ُ ُ ُ ََ
﴾‫ َا نخ ِر ُجك ْم تا َرة أخ َرى‬Åْ ‫ َا خل ْق َناك ْم َو ِف ْي َـها ن ِع ْي ُدك ْم َو ِم‬Åْ ‫﴿ ِم‬
“Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami
akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan
kamu pada kali yang lain.” (Qs. 20, ThaaHaa : 55)
Imam Ali Ar Ridho as. berkata, “Perintah penguburan janazah
untuk menutupi kerusakan anggota badannya, jelek pemandangannya,
busuk baunya, dan agar yang hidup tidak terganggu dengan baunya,
dan kerusakan yang terjadi padanya, agar tertutup baik dari kawan
dekatnya maupun lawannya, sehingga tidak dijelekkan oleh musuhnya,
dan disedihkan oleh kawan dekatnya.” (Bihar al Anwar, 6/77)
Imam Ja’far Ash Shadiq as. berkata, “Batas dalamnya galian
kuburan sampai pada tulang dada.” (al Wasail, 3/165)
Adapun janazah yang terdapat di atas kapal laut dan akan
membusuk bila ditunda lagi, maka cara penguburannya adalah
sebagaimana yang diajarkan,
Imam Ja’far Ash Shadiq as. berkata, “Apabila seseorang meninggal
di atas kapal, maka cara penguburannya (setelah dimandikan, diberi
kapur barus pada setiap anggota sujudnya, dikafani dan disholati) yaitu
dengan memasukkan janazah ke dalam bejana (baik yang berbentuk
gentong, karung atau sejenisnya) yang besar dan ditutup lubangnya,
kemudian diceburkan ke laut, (dalam riwayat lain disebutkan, “dengan
memberi beban batu besar pada kakinya).” (al Wasail, 3/206)
Hukum Menguburkan Janazah
1. Wajib (kifayah) menguburkan janazah muslim hingga tubuhnya
aman dari hewan buas dan baunya tidak sampai menyebar.
2. Tidak boleh menguburkan janazah muslim di pemakaman orang
kafir dan juga sebaliknya.
3. Tidak boleh menguburkan janazah di masjid, di tanah yang
diwakafkan untuk selain pemakaman dan di tanah yang tidak halal
(maghshub).

79
4. Bagian tubuh yang terpisah dari janazah, meskipun berupa kuku,
rambut dan giginya wajib dikuburkan bersama janazah, sedangkan
menguburkan kuku, rambut dan gigi yang terpisah dari seseorang
pada masa hidupnya hanya dianjurkan.
5. Menguburkan benda-benda yang terdapat pada poin (4) di atas tidak
boleh menyebabkan pembongkaran kubur.
Cara Menguburkan Janazah:
1. Janazah harus ditidurkan dalam posisi berbaring pada panggul kanan
dimana wajah, dada dan perut bagian depan tubuhnya menghadap ke
arah kiblat.
2. Dianjurkan kedalaman kubur mencapai batas tulang dada dan dibuat
lahad (ceruk atau liang seukuran tubuh janazah pada arah kiblat
tembok kubur) di tanah yang keras atau syaqq (parit atau liang
seukuran tubuh janazah di bagian bawah kubur) di tanah yang
lembut.
3. Dianjurkan bertahap di dalam menguburkan janazah;
a. Meletakkannya 2-3 hasta di dekat kubur, setelah beberapa saat
dimajukan sedikit.
b. Meletakkannya dan ditunggu beberapa saat.
c. Janazah diletakkan di pinggir kubur. Bagian kepala janazah
lelaki berada di arah kaki kubur dan janazah perempuan
diletakkan di samping kubur yang searah dengan kiblat.
d. Janazah diturunkan perlahan ke dalam kubur, janazah laki-laki
dari arah kepalanya dan janazah perempuan dari sampingnya.
e. Ketika menurunkan janazah ke dalam kubur, dianjurkan
menaungi kubur dengan kain.
f. Setelah diletakkan di dalam kubur, dianjurkan melepas ikatan-
ikatan pada kafan, membuka wajah janazah dan menyentuhkan
wajah dan tubuhnya ke tanah, membuatkan bantal dari tanah dan
diletakkan di bawah kepalanya, memberi sandaran pada
punggung janazah agar tidak terlentang.
g. Sebelum menutup liang lahad, hendaknya membaca azan dan
iqomah, lalu memegang kedua pundak janazah dan
menggerakannya dengan kuat, lalu mendekatkan mulut ke
telinganya dan membacakan talqin.

80
4. Orang yang meletakkan janazah ke dalam kubur dianjurkan dalam
keadaan suci, kepala terbuka, melepas kancing-kancingnya dan
menanggalkan sorban, jubah dan sandalnya.
5. Dianjurkan meninggikan kubur dari permukaan tanah seukuran
empat jari dan meratakan permukaannya kemudian menyiramnya
dengan air, dimulai dari arah kepala ke arah kaki kemudian memutar
sampai ke kepala dan menuangkan sisa air ke bagian tengah kubur,
sementara orang yang menuangkan air menghadap ke arah kiblat.
6. Dianjurkan menulis nama janazah di atas kuburnya atau di batu
nisan yang ditegakkan di arah kepalanya. Selain itu, dianjurkan
untuk memakamkan sanak keluarganya berdekatan satu sama lain.
7. Wali janazah atau orang yang ia izinkan, dianjurkan menalqinkan
pokok-pokok agama dan mazhab dengan suara yang keras setelah
pemakaman selesai dan para pengantar sudah pulang.
8. Selanjutnya dianjurkan meletakkan tangan di atas kubur dengan
ditekan dan jari-jari terbuka kemudian membaca surah Al Qadr
sebanyak 7 kali dan juga membaca istighfar dan doa untuk janazah,
َ
‫ َو‬،(‫ص ِع ْد ِإل ْي َك ُر ْو َح ُه ) َها‬ ْ ‫ َو َأ‬،(‫ض َع ْن َج ْم َب ْيه ) َها‬ َ ْ َ ‫ﱣُ ﱠ‬
َ ‫الا ْر‬ ‫اف‬
ِ ِ ‫اللهم ج‬
َ
‫س ِو ْحش َت ُه‬ ْ ‫ َو ٓأ ِن‬،(‫ َو َأ ْس ِك ْن و ْح َد َت ُه ) َها‬،‫ض َو ًانا‬ ْ ‫َل ّقه ) َها( م ْن َك ر‬
ِ ِِ
َ ِ َ ِ ٓ
َ ْ ‫ َوأ ِف‬،(‫ َوأم ْن َر ْو َع َت ُه ) َها‬،(‫) َها‬
‫ َوأ ْس ِك ْن‬،‫ض َعل ْي ِه ) َها( ِم ْن َر ْح َم ِت َك‬ ِ
ْ َ َ َ ْ ُ َ ْ ََ
<ْ Xِ ‫ و َرح َم ِتك َما يستغ‬،‫ و سع ِة غف َرا ِنك‬،‫إل ْي ِه ) َها( ِمن ب ِرد عف ِوك‬
َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ
‫َ َ َ َْ َ ْ َ َ َ ْ ُ ُ َ ََ َ ْ َ َ ﱠ‬
‫ان َي َت َوال ُﻩ‬ ‫ واحشرﻩ )ها( مع من ك‬،‫ِب ِه )ها( عن رحم ِة من ِسواك‬
.(‫) َها‬
“Ya Allah, lapangkanlah tanah sekelilingnya, naikkan ruhnya ke
Haribaan-Mu, berikan padanya Keridhoan-Mu, tenangkanlah
kesendiriannya, amankan rasa takutnya, dan amankan
kekhawatirannya, dan curahkan atasnya Rahmat-Mu, dan tenangkan
dia dengan sejuknya Maaf-Mu, dan luasnya Ampunan-Mu, dan
Rahmat-Mu sehingga tidak lagi dia membutuhkan rahmat selain dari-
Mu, dan kumpulkanlah dia bersama orang-orang yang dia cintai.”
[*] Kata (Haa) pengganti dhomir untuk perempuan.

81
TALQIN

Membacakan talqin sebelum dan sesudah ditutupnya liang lahad


dengan suara yang agak keras, yang isinya adalah ikrar terhadap Ke-
Esa-an Allah Swt., ke Nubuawahan Nabi Muhammad Saw., ke
Imamahan dua belas Imam Ahlul Bait As. dan pengakuan kembali
bahwa apa yang dikatakan oleh Nabi Sawa. itu benar, termasuk adanya
kebangkitan, hisab, surga, neraka, pertanyaan Munkar dan Nakir di
dalam kubur (barzakh) dan lain sebagainya.
Membaca talqin dalam Madzhab Imamiyah (Ja’fari) dilakukan dua
kali; Pertama, di liang lahad. Kedua, di luar kubur setelah bubar para
penziarah dan lebih baik membacanya dengan suara keras.
Bacaan talqin sebagaimana yang diajarkan adalah sebagai berikut:

ْ
‫ﷲ ال ﱠـر ْح ٰم ِن ال ﱠـر ِحي ـ ـ ِـم‬ ْ
ِ ‫ِبس ـ ـ ِـم‬
ٰ َ ‫َ ﱣ ُ ﱠ‬
‫ى ُم َح ﱠم ٍد َو ِآل ُم َح ﱠم ٍد‬O‫ص ِ ّل َع‬ ‫اللـ ـ ـ ـ ــهم‬
ْ َ ُْ ْ َ َ َ َ ُ ‫َال إ ٰل َه ﱠالا‬
‫ ل ُه املل ُك َو ل ُه ال َح ْم ُد ُي ْح ِ»} َو‬،‫ﷲ َو ْح َد ُﻩ ال ش ِرْي َك ل ُه‬ ِ ِ
َ ُ ٰ َ ْ َ
‫@ ْ< ٍء‬s ‫ى ك ِ ّل‬O‫ َو ُه َو َع‬Jُ ^ْ ‫ ﱞي َدا ِئ ٌم ال َي ُم ْو ُت ِب َي ِد ِﻩ الخ‬èَ ‫ُي ِم ْي ُت َو ُه َو‬
ْ ُ َ ُ ُ َ ْ ‫َ ْ ٌ ُ ﱡ َ ْ َ َ ُ َْْ َ ﱠ َ ُ َ ﱠ‬
ۖ ‫ورك ْم َي ْو َم ال ِق َي َام ِة‬ ‫س ذا ِئقة املو ِت ۗ وِإنما توفون أج‬ ٍ ‫ كل نف‬،‫ق ِدير‬
‫َ َ ْ ُ ْ َ َ ﱠ َُ ْ َ ْ َ ﱠ َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ ُ ﱡْ ﱠ‬
‫الدن َيا ِإال‬ ‫فمن زح ِزح ع ِن الن ِار وأد ِخل الجنة فقد فاز ۗ وما الحياة‬
.‫ور‬ ‫ر‬ُ ‫اع ْال ُغ‬
ُ ‫َم َت‬
ِ
ْ ْ َْ ْ
3 X .‫ ِاسمع ِاف َهم‬sebutkan namanya ... bin / binti ... ... ‫ت‬
ْ ْ
ِ ‫ ِبن‬/‫ ِبن‬... ‫ٰيا‬

82
‫َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ‬ ‫ﱠ‬ ‫ٰ ْ‬ ‫َ َْ َ َ‬
‫نت( َع‪O‬ى ال َع ْه ِد ال ِذ ْي فا َرق َت َنا َعل ْي ِه ِم ْن ش َه َاد ِة أ ْن ال‬ ‫ه ْل أنت )ا ِ‬
‫ٰ َ ﱠ ُ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ َ ُ ََ ﱠ ُ َ ﱠ ً َﱠ ﱣ ُ ََْ َ ٰ‬
‫ِإله ِإال ﷲ وحدﻩ ال ش ِريك له‪ ،‬وأن محمدا ص‪O‬ى الله علي ِه و أ ِل ِه‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َع ْب ُد ُﻩ َو َر ُس ْو ُل ُه َو َس ّي ُد ْاملُ ْر َسل ْ^ َن َو َخ َاتم ﱠ‬
‫الن ِب ِّي ْ^ َن‪َ ،‬وأ ﱠن َع ِل ًّي ــا أ ِم ْ^ ُ‪J‬‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ٰ‬ ‫َ‬ ‫ْاملُ ْؤمن ْ^ َن َو َس ّي ُد ْال َوص ّي ْ^ َن َوإ َم ٌام ِاف˜ َ‪َ J‬‬
‫َ‬ ‫ْ‬
‫اع َت ُه َع‪O‬ى ال َع ِامل ْ^ َن‪،‬‬ ‫ﷲط َ‬ ‫ض ُ‬
‫ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ ْ‬
‫َوأ ﱠن ال َح َس َن َوال ُح َس ْ^ َن َو َع ِ‪ O‬ﱠي ْب َن ال ُح َس ْ^ ِن َو ُم َح ﱠم َد ْب َن َع ِ‪ٍ ّ O‬ي َو َج ْع َف َر‬
‫ْب َن ُم َح ﱠم ٍد َو ُم ْو َ‪ْ }@Ý‬ب َن َج ْع َف ٍر َو َع ِ‪ O‬ﱠي ْب َن ُم ْو َ‪َ }@Ý‬و ُم َح ﱠم َد ْب َن َع ِ‪ٍ ّ O‬ي‬
‫ْ َ َْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫َو َع ِ‪ O‬ﱠي ْب َن ُم َح ﱠم ٍد َوال َح َس َن ْب َن َع ِ‪ٍ ّ O‬ي َوال َقا ِئ َم ال ُح ﱠجة امل ْه ِدى‬
‫َ ْ َْ‬
‫ﷲ َع‪O‬ى الخل ِق‬ ‫ج‬ ‫ات ﷲ َع َل ْ  ْم( َأئ ﱠم َة ْاملُ ْؤمن ْ^ َن َو ُح َج ُ‬ ‫)ص َل َو ُ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫أ ْج َم ِع ْ^ َن‪َ ،‬وأ ِئ ﱠم ُت َك ) ِك( أ ِئ ﱠمة ُه ًدى أ ْب َر ٌار‪.‬‬
‫ْ ْ‬
‫ت ‪sebutkan namanya ....... bin / binti ....... .....‬‬ ‫ٰيا ‪ِ .....‬بن‪ِ /‬بن ِ‬
‫َ َ‬
‫ﷲ ت َبا َر َك ت َعا‪G‬ى‬
‫َ‬
‫د‬ ‫امل َق ﱠرَبان َ ُس ْو َل ْ^ن م ْن ع ْ‬
‫ن‬
‫ْ ََ َ ْ ُ‬
‫ان‬ ‫ك‬ ‫ل‬ ‫امل‬ ‫(‬ ‫ك‬ ‫)‬ ‫إ َذا َأ َت َ‬
‫اك‬
‫ِ ِ ِ ِ ِ‬ ‫ر‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫َو َسأالك ) ِك( َع ْن َرِّبك ) ِك( َو َع ْن ن ِب ِّيك ) ِك( َو َع ْن ِد ْي ِنك ) ِك( َو َع ْن‬
‫ََ َ َ ْ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ف َوال َت ْح َز ْن‬ ‫ِك َت ِاب َك ) ِك( َو َع ْن ِق ْبل ِت َك ) ِك( َو َع ْن أ ِئ ﱠم ِت َك ) ِك(فال تخ‬
‫ُ ُ‬
‫َوق ْل )ق ِ‪O‬ى( ِ‪ْ w‬ي َج َو ِا† ِ َما ‪:‬‬
‫ْ َ‬ ‫ٰ َ‬ ‫ُ َّ ْ َ ُ َ ﱠ ٌ َ ﱠ ﱣ َ‬
‫ص‪O‬ى الل ُه َعل ْي ِه َو أ ِل ِه ن ِب ِ ّ» ْ<‪َ ،‬و ِٕالا ْسال ُم ِد ْي ِ‪،<ْ X‬‬ ‫ﷲ رِبي‪ ،‬ومحمد‬
‫َ َ‬ ‫َ ُْْ‬ ‫َْ ُ َ‬ ‫ْ‬
‫َوال ُق ْر ُآن ِك َت ِاب ْي َوالك ْع َبة ِق ْبل ِ{ ْ<‪َ ،‬وأ ِم ْ^ ُ‪ J‬املؤ ِم ِن ْ^ َن َع ِ‪ O‬ﱡي ْب ُن أ ِبي ط ِال ٍب‬
‫ْ‬ ‫ُْ‬ ‫ْ‬
‫ِإ َم ِام ْي‪َ ،‬وال َح َس ُن ْب ُن َع ِ‪ٍ ّ O‬ي امل ْج َت َ=< ِإ َم ِام ْي‪َ ،‬وال ُح َس ْ^ ُن ْب ُن َع ِ‪ٍ ّ O‬ي‬
‫ْ‬ ‫َ َ‬ ‫ﱠ‬
‫الش ِه ْي ِد ِبك ْرَبال َء ِإ َم ِام ْي‪َ ،‬و َع ِ‪ O‬ﱡي َزْي ِن ال َع ِاب ِد ْي َن ِإ َما ِم ْي‪َ ،‬و ُم َح ﱠم ٌد‬
‫ََُْ َْ‬ ‫ْال َباق ُر إ َمام ْي‪َ ،‬و َج ْع َف ُر ﱠ ُ َ‬
‫اظ ُم ِإ َما ِم ْي‪،‬‬ ‫الص ِادق ِإما ِم ْي‪ ،‬ومو‪ }@Ý‬الك ِ‬ ‫ِ ِ ِ‬
‫‪83‬‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫الر َ‬
‫ضا ِإ َما ِم ْي‪َ ،‬و ُم َح ﱠم ٌد ال َج َو ُاد ِإ َما ِم ْي‪َ ،‬و َع ِ‪ O‬ﱞي ال َه ِاد ْي ِإ َم ِام ْي‪،‬‬ ‫َ َ ﱞ ّ‬
‫وع ِ‪O‬ي ِ‬
‫َُ‬ ‫ْ ُ ُْ َ‬ ‫ْ َ‬ ‫ْ‬
‫َوال َح َس ُن ال َع ْسك ِري ِإ َم ِام ْي‪َ ،‬وال ُح ﱠجة امل ْن َتظ ُر ِإ َم ِام ْي‪َ ،‬هؤال ِء‬
‫ُ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬ ‫ص َل َو ُ‬
‫ﷲ َعل ْي ِـه ْم أ ْج َم ِع ْ^ َن أ ِئ ﱠم ِ{ ْ< َو َس َاد ِت ْي َوق َاد ِت ْي َوشف َعا ِئ ْي‪ْ ِ †ِ ،‬م‬ ‫ِ‬ ‫ات‬ ‫َ‬
‫ْ‬ ‫َ َ َ ﱠ َ ْ َ ْ َ ْ َ ََ ﱠُ ْ ﱡ ْ‬
‫الدن َيا َوٓالا ِخ َر ِة‪.‬‬ ‫أتو‪G‬ى و ِمن أعد ِا‪ِ ¤‬م أت‪JK‬أ ِ‪w‬ي‬
‫ْ ْ‬ ‫ُ َْ‬
‫ت ‪sebutkan namanya ....... bin / binti ....... .....‬‬ ‫ث ﱠم ِاعل ْم ٰيا ‪ِ .....‬بن‪ِ /‬بن ِ‬
‫َ ﱠ َ ََ َ َ ََ َ ٰ ْ َ ﱠ ﱡ ََ ﱠ ُ َ ﱠ ً َﱠ ﱣ َ‬
‫ص‪O‬ى الل ُه َعل ْي ِه َو‬ ‫أن ﷲ تبارك وتعا‪G‬ى ِنعم الرب‪ ،‬وأن محمدا‬
‫ص ْوم ْ^نَ‬ ‫الر ُسو ُل‪َ ،‬و َأ ﱠن َع‪ O‬ﱠي ْب َن َأبي َطالب َوأ ْ َوال َد ُﻩ ْاملَ ْع ُ‬
‫َ‬ ‫ﱠ‬ ‫ٰأله ن ْعمَ‬
‫ِ‬ ‫ِ ٍ‬ ‫َ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ ِ‬
‫ُ َ ﱠ ٌ َﱠ ﱣ‬ ‫ْ ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ ُ ْ ْ‬
‫ص‪O‬ى الل ُه‬ ‫ٔالا ِئ ﱠمة ِالاث َ‪َ <ْ X‬عش َر ِن ْع َم ٔالا ِئ ﱠمة‪َ ،‬وأ ﱠن َما َج َاء ِب ِه محمد‬
‫ْ‬ ‫ََ ْ َ ٰ َ ﱞ ََ ﱠ َْْ َ َ ﱞ َ ُ َ َ َ َ‬
‫ال ُم ْنك ٍر َون ِك ْ^ ٍ‪ْ wِ J‬ي ال َق ْ‪Jِ K‬‬ ‫علي ِه و أ ِل ِه حق‪ ،‬وأن املوت حق‪ ،‬وسؤ‬
‫ْ‬ ‫َ ﱞ َ َْ ْ َ َ ﱞ َ ﱡ ُ َْ َ ﱞ َ ّ َ‬
‫الص َراط َح ﱞق‪َ ،‬و ِامل ْ^ َ¯ َان َح ﱞق‪،‬‬ ‫حق‪ ،‬والبعث حق والنشور حق‪ ،‬و ِ‬
‫ََ َ ُ َ ْ ُ ُ َ ﱞ ََ ﱠ ْ َ ﱠ َ َ ﱞ َ ﱠ َ َ ﱞ ََ ﱠ ﱠ َ َ ٌ‬
‫اعة آ ِت َية‬ ‫وتطاير الكت ِب حق وأن الجنة حق‪ ،‬والنار حق‪ ،‬وأن الس‬
‫ْ‬ ‫ُ‬
‫ﷲ َي ْب َعث َم ْن ِ‪ْ w‬ي ال ُق ُب ْو ِ ‪.‬ر‬ ‫َال َرْي َب ف ْي َـها ‪َ ،‬و َأ ﱠن َ‬
‫ِ‬
‫ْ ْ‬ ‫ٰ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ََ‬
‫ت ‪sebutkan namanya ....... bin / binti ...... .....‬‬ ‫أف ِهمت يا ‪ِ .....‬بن‪ِ /‬بن ِ‬
‫ُ ٰ‬ ‫ََ َ َ‬ ‫ﱠ‬ ‫ُ َْ‬ ‫َﱠَ َ‬
‫اط‬ ‫ثبتك ) ِك( ﷲ ِبالق ْو ِل الث ِاب ِت‪ ،‬وهداك ) ِك( ﷲ ِإ‪G‬ى ِص َر ٍ‬
‫َ‬ ‫ُم ْس َتق ْيم‪َ ،‬ع ﱠر َف ُ‬
‫ﷲ َب ْي َن َك ) ِك( َو َب ْ^ َن أ ْوِل َيا ِئ َك ) ِك( ِ‪ْ w‬ي ُم ْس َت َق ّ ٍر ِم ْن‬ ‫ِ ٍ‬
‫َ‬
‫ض َع ْن َج ْن َب ْيه ) َها( َوا ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ﱣ‬ ‫َ‬
‫ص َع ْد ِب ُر ْو ِح ِه ) َها(‬ ‫ِ‬ ‫اف ٔالا ْر َ‬ ‫َ‬
‫َرح َم ِت ِه‪ .‬الل ُه ﱠم ج ِ‬
‫ْ‬
‫َ ﱣ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ِإل ْي َك‪َ ،‬ول ِّق ِه ) َها( ِم ْن َك ُب ْر َه ًانا‪ ،‬الل ُه ﱠم َع ْف َو َك‪َ ،‬ع ْف َو َك‪َ ،‬ع ْف َو َك‪.‬‬

‫‪84‬‬
SHOLAT WAHSYAH

Sholat malam pertama dikuburkan atau sholat Wahsyah termasuk


dari sholat-sholat mustahab (sunnah) yang juga disebut dengan “sholat
al hadiah” atau “sholat lailatu dafn”. Sholat ini didirikan untuk seorang
mayit pada malam pertamanya di alam kubur (dari awal malam hingga
pagi) dan saat terbaik pelaksanaannya adalah setelah sholat Isya. Sholat
ini dinamakan sholat Wahsyah karena seseorang yang meninggal dunia
masih belum beradaptasi dengan alam kubur dan di dalam dirinya
masih ada rasa takut dan panik, sementara sholat ini dengan karunia
dan anugerah Ilahi akan menjauhkan ketakutan darinya.
Rasulullah Saw. bersabda, “Tidak ada waktu yang lebih sulit bagi
seorang mayit daripada malam pertama ia dikuburkan. Oleh karena
itu, kasihanilah orang mati kalian dan beri mereka shodaqoh dan jika
kalian tidak dapat melakukan hal itu, dirikanlah sholat dua rakaat
untuk seseorang yang telah meninggal. Pada saat itu, Allah akan
mengirimkan seribu Malaikat ke kuburannya dimana dari masing-
masing Malaikat membawa sebuah pakaian dan perhiasan, dan
kesempitan kuburannya akan diperluas sampai hari ditiupkannya
sangkakala, dan bagi orang yang melaksanakan sholat akan diberikan
kebaikan sebanyak apa yang disinari oleh cahaya matahari, dan
kedudukannya diangkat empat puluh derajat.” (Bihar al Anwar, 91/
219)
Imam Ja’far Ash Shadiq as. berkata, “Terkadang mayit dalam
keadaan sulit dikuburnya, kemudian diringankan karena sholat
seseorang yang dihadiahkan padanya, dan mayit di dalam kuburnya
diberitahu bahwa engkau diringankan karena sholatnya si fulan
anakmu atau saudaramu (baik seagama atau lainnya) yang
dihadiahkan kepadamu.” (al Wasail, 2/443, 8/ 280).

85
Kemudian Beliau as. ditanya, “Bolehkah satu sholat dihadiahkan
untuk banyak orang?” Beliau as. menjawab, “Boleh”. Kemudian beliau
as. menjelaskan bahwa, “Mayit merasa senang dengan panjatan doa
dan ampunan untuknya sebagaimana senangnya seseorang yang diberi
hadiah.”
Beliau as. berkata, “Semua yang diperuntukkan pada mayit, baik
sholat, puasa, haji, shodaqoh, kebaikan dan doa akan sampai ke
kuburannya dan pahala untuk keduanya (pelaku dan si mayit) tetap
diperoleh.”

Cara Pelaksanaan Sholat Wahsyah


Menurut sumber-sumber fiqih, sholat Wahsyah dapat dilaksanakan
dengan satu dari dua cara berikut:
Cara pertama,
Pada rakaat pertama setelah membaca Surah Al-Fatihah
membaca Surah Al-Ikhlash dua kali dan pada rakaat kedua setelah
membaca Surah Al-Fatihah membaca Surah At-Takatsur sepuluh kali
dan setelah salam mengucapkan,
َ ٰ َ ْ ٰ َ ‫َ ﱣُ ﱠ‬
.......Jِ Kْ ‫ى ق‬G‫ی ُم َح ﱠم ٍد َو ِآل ُم َح ﱠم ٍد َو ْاب َعث ث َو َا† َا ِإ‬O‫ص ِ ّل َع‬ ‫اللهم‬
sebutkan namanya ....... bin / binti ......
Cara kedua,
Pada rakaat pertama setelah membaca Surah Al-Fatihah membaca Ayat
Kursiy sekali dan pada rakaat kedua setelah membaca Surah Al-
Fatihah membaca Surah Al-Qadr sepuluh kali dan setelah salam
mengucapkan,
َ ٰ َ ْ ٰ َ ‫َ ﱣُ ﱠ‬
....... Jِ Kْ ‫ى ق‬G‫ی ُم َح ﱠم ٍد َو ِآل ُم َح ﱠم ٍد َو ْاب َعث ث َو َا† َا ِإ‬O‫ص ِ ّل َع‬ ‫اللهم‬
sebutkan namanya ....... bin / binti ......

86
Hukum-hukum:
 Akan lebih baik, jika sholat Wahsyah dilaksanakan dengan kedua
cara di atas.
 Sholat Wahsyah dapat dilakukan kapan saja dari malam pertama
dikuburkan (dari awal malam sampai subuh), tetapi lebih baik
dilakukannya pada awal malam setelah shalat Isya.
 Jika mereka menginginkan membawa mayit ke kota yang jauh, atau
menunda pemakamannya di tempat lain, maka sholat Wahsyahnya
harus ditunda sampai malam pertama pemakamannya.
 Seseorang dapat melakukan sholat ini berulang kali dengan tujuan
memberikan hadiah pahala kepada mayit.
 Apabila seseorang mengerjakan sholat Wahsyah secara tidak
sengaja tidak sesuai dengan tata cara yang disebutkan di atas, ia
harus mengulanginya, walaupun itu hanya sekedar ia lupa tidak
membaca satu ayat dari Surah Al-Qadr atau satu ayat dari Ayat
Kursiy.

87
Sholat dan Doa Untuk Kedua Orang Tua
Sholat anak untuk kedua orangtua ini disebutkan dalam kitab
Baqiyatush Sholihaat, hal. 753. Dalam kitab Dhiya`ush Sholihiin, hal.
268. Adapun sholatnya adalah sebagai berikut; Sholat terdiri dari dua
rakaat dengan niat sholat hadiah untuk orang tua.
1. Pada rakaat pertama membaca Surat Al Fatihah kemudian
membaca Ayat berikut 10 kali. (Qs. 14, Ibrahim 41)
ُ ‫ ْي َوِل َو ِال َد ﱠي َوِل ْل ُم ْؤم ِن ْ^ َن َي ْو َم َي ُق ْو ُم ْال ِح َس‬G ‫اغ ِف ْر‬
﴾‫اب‬
ْ َ ‫َﱠ‬
‫﴿ربنا‬
ِ ِ
“Wahai Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan
sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari
kiamat).”
2. Pada rakat kedua membaca Surah Al Fatihah kemudian membaca
Ayat berikut 10 kali. (Qs. 71, Nuh : 28)
ْ َ َ ْ
‫ ْي َوِل َو ِال َد ﱠي َو ِمل ْن َدخ َل َب ْي ِ{ َ< ُم ْؤ ِم ًنا َوِلل ُم ْؤ ِم ِن ْ^ َن‬Gِ ‫﴿ َر ِ ّب اغ ِف ْر‬
﴾‫ات‬ َ ُْْ َ
ِ ‫واملؤ ِمن‬
“Wahai Tuhanku! ampunilah aku, ibu bapakku, dan orang yang
masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman
laki-laki dan perempuan.”
3. Setelah salam membaca doa berikut 10 kali. (Qs. 17, Al Isra` : 24)
َ ‫﴿ َر ّب ا ْر َح ْم ُه َما َك َما َرﱠب َيان ْي‬
﴾‫ا‬Jً ^ْ ‫ص ِغ‬ ِ ِ
“Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil.”

88
Sholat dan Doa Untuk Anak
Sholat ini terdiri dari empat rakaat dengan dua salam, masing-
masing dua rakaat, serupa dengan sholat sunnah dua rakaat, dengan niat
untuk anak.
1. Sholat Pertama,
- Pada rakaat pertama, setelah membaca Surat Al Fatihah membaca
ayat berikut ini 10 kali. (Qs. 2, Al Baqarah : 128)
َ ََ َ َ ً َ ْ ُ ً ‫َﱠ َ َ ْ َْ َ ُ ْ َ ْ َ َ َ ْ ُ ّﱠ َ ُ ﱠ‬
‫﴿ربنا واجعلنا مس ِلم^ ِن لك و ِمن ذ ِري ِتنا أمة مس ِلمة لك وأ ِرنا‬
ُ ْ ‫ﱠ‬ ُ ‫ﱠ‬ ‫ﱠ‬ َ َْ َ ‫َ َ َ َ َُ ْ َََْ ﱠ‬
﴾‫اسكنا وتب علينا ِإنك أنت التواب الر ِحيم‬ ِ ‫من‬
“Ya Tuhan Kami, jadikanlah Kami berdua orang yang tunduk patuh
kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu Kami umat
yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada Kami
cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji Kami, dan terimalah
taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Penerima taubat
lagi Maha Penyayang.”
- Pada rakaat kedua, setelah membaca Surat Al Fatihah membaca
ayat berikut ini 10 kali. (Qs. 14, Ibrahim : 40 - 41)
ََ ُ َ‫َ ّ ْ َْ ْ ُ ْ َ ﱠ‬
‫الصال ِة َو ِم ْن ذ ّ ِرﱠي ِ{ ْ< َرﱠب َنا َوتق ﱠب ْل ُد َع ِاء ۝ َرﱠب َنا‬ ‫< م ِقيم‬Xِ ‫﴿ر ِب اجعل‬
﴾‫اب‬ ُ ‫ ْي َول َوال َد ﱠي َول ْل ُم ْؤمن ْ^ َن َي ْو َم َي ُق ْو ُم ْالح َس‬G ‫اغف ْر‬
ْ
ِ ِِ ِ ِ ِ ِ ِ
“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang
tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan kami, perkenankanlah do’aku.”
“Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan
sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari
kiamat).”

89
2. Sholat kedua,
- Pada rakaat pertama, setelah membaca Surat Al Fatihah membaca
doa. (Qs. 25, Al Furqon : 74)
ْ ْ َ ُْ َ َ ‫َﱠ َ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ُ ّﱠ َ ُ ﱠ‬
‫اج َعل َنا‬‫ ربنا هب لنا ِمن أزو ِاجنا وذ ِريا ِتنا قرة أع^ ٍن و‬...﴿
ْ
﴾‫ِلل ُم ﱠت ِق ْ^ َن ِإ َم ًاما‬
“... “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami
dan keturunan kami sebagai penyejuk mata (kami), dan jadikanlah
kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”
- Pada rakaat kedua, setelah membaca Surah Al Fatihah membaca
doa. (Qs. 46, Al Ahqaaf : 15)
ٰ َ َْ ‫ﱠ‬ ُ ْ َ َ َ
‫ى َو ِال َد ﱠي‬O‫ ﱠي َو َع‬O‫ ْ< أ ْن أشك َر ِن ْع َم َت َك ال ِ{ ْ< أن َع ْم َت َع‬Xِ ‫﴿ َر ِ ّب أ ْو ِز ْع‬
َ ُ ّ ُ ْ ‫ض ُاﻩ َو َأ‬
‫ ْي ذ ّ ِرﱠي ِ{ ْ< ِإ ِن ْي ت ْب ُت ِإل ْي َك‬wِ ‫ ْي‬Gِ ‫ص ِل ْح‬ َ ‫صال ًحا َت ْر‬
ِ
َ ‫َو َأ ْن َأ ْع َم َل‬
ُْ ّ
﴾‫َوِإ ِن ْي ِم َن امل ْس ِل ِم ْ^ َن‬
“Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang
telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan
supaya aku dapat berbuat amal yang shalih yang Engkau ridhai;
berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada
anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan
sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.”
3. Setelah salam, berdoa kembali dengan membaca 10 kali. (Qs. 25,
Al Furqon : 74)
ْ ْ َ ُْ َ َ ‫َﱠ َ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ُ ّﱠ َ ُ ﱠ‬
‫اج َعل َنا‬‫ ربنا هب لنا ِمن أزو ِاجنا وذ ِريا ِتنا قرة أع^ ٍن و‬...﴿
ْ
﴾‫ِلل ُم ﱠت ِق ْ^ َن ِإ َم ًاما‬
“... “Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri
kami dan keturunan kami sebagai penyejuk mata (kami), dan
jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”

90
‫‪TAHLIL‬‬

‫ﷲ ال ﱠـر ْح ٰم ِن ال ﱠـر ِح ْي ـ ِـم‬ ‫ِبس ـ ـ ِـم ِ‬


‫ْ‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ّ َ‬ ‫ٰ َ ْ‬
‫الر َسال ِة َس ِّي ِدنا َو َح ِب ْي ِب َنا َو ش ِف ْي ِع َنا َو ق ﱠر ِة‬ ‫ِ‬ ‫ص ِاح ِب‬ ‫ض َرة َ‬
‫ِإ‪G‬ى ح ِ‬
‫َ‬ ‫ُ َ‬ ‫ُْ ْ َ َ ُ َ ﱠ َ ﱠ‬ ‫َ ُْ َ َ َْ‬
‫ﷲ َعل ْي ِه َو ِآل ِه َو أ ْه ِل‬ ‫ص‪O‬ى‬ ‫اس ِم املصطفى محم ٍد‬ ‫أعي ِننا أ ِبى الق ِ‬
‫ْ َْ‬ ‫ْ‬ ‫ٰ َ‬ ‫ﱠ‬ ‫ﱠ‬
‫َب ْي ِت ِه الط ِّي ِب ْ^ َن الط ِاه ِرْي َن‪َ ،‬و ِإ‪G‬ى أ ْر َو ِاح َآبا ِئ ِه َو ِإخ َوا ِن ِه ِم َن ٔالان ِب َي ِاء َو‬
‫ٰ َ‬ ‫صا إ ٰ‪G‬ى َأ َب َو ْيه َع ْبد ﷲ َو آم َن َة ﱡ‬ ‫ُْْ َ ْ َ ُ‬
‫الز ْه ِرﱠي ِة َو ِإ‪G‬ى أ ْر َو ِاح‬ ‫ِ ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫ً‬ ‫و‬‫ْ‬ ‫ُ‬
‫ص‬ ‫خ‬ ‫املرس ِل^ن‪،‬‬
‫َ ٰ ُ ْ َ َْ َ َ ْ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ﱠ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ ََ َ ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫و‬
‫اس و أ ِبى ط ِال ٍب‪ ،‬و ِإ‪G‬ى ر ِح موال ِتنا خ ِديجة‬ ‫أعم ِام ِه حمزة و العب ِ‬
‫َ‬ ‫ٰ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫الز ْه َر ِاء َسال ُ‬ ‫ْال ُك ْ‪Jَ K‬ى َو َس ّي َدت َنا َفاط َم َة ﱠ‬
‫ﷲ َعل ْي َـها‪َ ،‬و ِإ‪G‬ى أ ْر َو ِاح‬ ‫ِ‬ ‫م‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫َ‬ ‫ﱠ‬ ‫ﱠ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫الراشد ْي َن امل ْه ِد ّي ْ^ َن ٔالائ ﱠمة الط ّيب ْ^ َن الطاهرْي َن َو أ ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْال ُخ َل َف ِاء ﱠ‬
‫ص َح ِاب ِه‬ ‫ِِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫ْ َ َ ْ ُ ْ َ ْ َ َ ٰ َْ‬ ‫َ‬ ‫ْ ُ ْ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ ُ ﱠ ٰ َْ‬
‫املخل ِص^ن املي ِام^ن‪ ،‬ثم ِإ‪G‬ى أرو ِاح القاد ِة املج‰ ِ ِدين و ِإ‪G‬ى أرو ِاح‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬ ‫ُ‬
‫َآبا ِئ َنا َو أ ﱠم َها ِت َنا َو أق ِرَبا ِئ َنا َوا ْج َد ِادنا َو َج ﱠدا ِت َنا َو َمش ِاي ِخ َنا َو َمش ِاي ِخ‬
‫ُْ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ‬
‫َمش ِاي ِخ َنا َوا َسا ِتذا ِت َنا َو ِمل ْن ل ُه َح ﱞق َعل ْي َنا َو ِل َج ِم ْي ِع امل ْس ِل ِم ْ^ َن َو‬
‫ُْ ْ َ َ ُْْ ْ َ َ ُْْ َ ُ ُ ْ ً َ‬
‫صا ِإ‪G‬ى ُر ْو ِح ‪:‬‬ ‫ات خصو‬ ‫ات و املؤ ِم ِن^ن و املؤ ِمن ِ‬ ‫املس ِلم ِ‬
‫ْ‬
‫‪ِ ......‬ب ْن ‪ِ /‬بن ِت ‪ ......‬و ‪ .....‬و ‪.....‬‬
‫‪sebutkan namanya ....... bin / binti ..... dan ..... dan .....‬‬
‫ُ‬
‫الفا ِت َحة ‪.......‬‬
‫َْ َ‬
‫ْ ََْ‬ ‫ْ َ ُ ﱣ‬ ‫ْ‬ ‫ﱠ‬
‫الر ِح ْي ِم )‪ (1‬الح ْمد ِلل ِه َر ِ ّب ال َع ِ‬
‫امل^ن )‪(2‬‬ ‫ِ‬
‫﴿ب ْسم الل ِه ﱠ‬
‫الرح ٰمن ﱠ‬
‫ِ ِ‬
‫اك‬‫اك َن ْع ُب ُد َوإ ﱠي َ‬
‫الد ْين )‪ (4‬إ ﱠي َ‬
‫َْ ّ‬ ‫َ‬ ‫ﱠ ْ‬ ‫ﱠ ْٰ‬
‫ِ‬ ‫الرحم ِن الر ِحي ِم )‪ (3‬م ِال ِك يو ِم ِ ِ ِ‬
‫اط ﱠالذ ْي َن َأ ْن َع ْمتَ‬
‫َ َ‬ ‫ّ َ ُْ‬
‫الص َراط امل ْس َت ِق ْي َم )‪ِ (6‬صر‬
‫ْ َ‬ ‫َ ْ َ ُْ‬
‫ِ‬ ‫نست ِع^ن )‪ِ (5‬اه ِدنا ِ‬
‫ﱠ ّ‬
‫الض ِال ْ^ َن )‪﴾(7‬‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َع َل ْيـه ْم َغ ْ^‪ْ J‬املَ ْغ ُ‬
‫ض ْو ِب َعل ْي ِـه ْم َوال‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫‪91‬‬
‫َ َٰ ﱠ ُ َ ُ َْ‬
‫ﷲ اك َ‪Jُ K‬‬ ‫ال ِإله ِالا ﷲ و‬
‫ﷲ ال ﱠـر ْح ٰم ِن ال ﱠـر ِح ْيـ ـ ِـم‬ ‫ِبس ـ ـ ِـم ِ‬
‫ْ‬
‫َ‬ ‫َ َ‬
‫الص َم ُد )‪ (2‬ل ْم َي ِل ْد َول ْم ُي ْول ْد )‪َ (3‬ول ْم‬
‫َ‬ ‫الل ُه ﱠ‬ ‫ﱣ‬ ‫ُ ُ ﱣُ َ َ ٌ‬
‫﴿ق ْل ه َو الله أحد )‪(1‬‬
‫يكن له كفوا أحد )‪( 3 X ) ﴾ (4‬‬
‫َُ ْ َُ ًُُ َ َ ٌ‬
‫َ َٰ ﱠ ُ َ ُ َْ‬
‫ﷲ اك َ‪Jُ K‬‬ ‫ال ِإله ِالا ﷲ و‬
‫ﷲ ال ﱠـر ْح ٰم ِن ال ﱠـر ِح ْي ـ ـ ِـم‬ ‫ِبس ـ ـ ِـم ِ‬
‫ْ‬
‫َ‬ ‫ْ َ ّ َ ََ َ َ ْ َ ّ َ‬ ‫ُ ْ َ ُ ُ َ ّ ََْ‬
‫اس ٍق ِإذا‬ ‫ِ ِ‬ ‫غ‬ ‫ر‬ ‫ش‬ ‫ن‬ ‫م‬‫ِ‬ ‫و‬ ‫(‬ ‫‪2‬‬ ‫)‬ ‫ق‬ ‫ل‬ ‫خ‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ر‬
‫ِ‬ ‫ش‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ِ‬ ‫(‬‫‪1‬‬ ‫)‬ ‫ق‬ ‫﴿قل أعوذ ِبر ِب الف ِ‬
‫ل‬
‫َ‬ ‫َ ْ َ َ‬ ‫َُْ‬ ‫َ ْ َ ﱠﱠ َ‬ ‫ََ‬
‫اس ٍد ِإذا‬ ‫ات ِ‪w‬ي العق ِد )‪ (4‬و ِمن ش ّ ِر ح ِ‬ ‫وق َب )‪ (3‬و ِمن ش ّ ِر النفاث ِ‬
‫َح َس َد )‪﴾(5‬‬
‫َ َٰ ﱠ ُ َ ُ َْ‬
‫ﷲ اك َ‪Jُ K‬‬ ‫ال ِإله ِالا ﷲ و‬
‫ﷲ ال ﱠـر ْح ٰم ِن ال ﱠـر ِح ْيـ ـ ِـم‬ ‫ِبس ـ ـ ِـم ِ‬
‫ْ‬
‫الناس )‪ِ (3‬م ْن َشرّ‬ ‫الناس )‪ (2‬إ ٰله ﱠ‬ ‫الناس )‪َ (1‬ملك ﱠ‬ ‫﴿ ُق ْل َأ ُع ْو ُذ ب َر ّب ﱠ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫الناس )‪ (5‬منَ‬ ‫ص ُد ْور ﱠ‬ ‫س ‪ْ w‬ي ُ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ﱠ‬ ‫ﱠ‬ ‫ْ َ‬ ‫ْال َو ْس َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫و‬ ‫س‬ ‫و‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ذ‬
‫ِ‬ ‫ال‬ ‫(‬‫‪4‬‬ ‫)‬ ‫اس‬ ‫ِ‬ ‫ن‬ ‫خ‬ ‫ال‬ ‫اس‬‫ِ‬ ‫و‬
‫ﱠ َ ﱠ‬ ‫ْ‬
‫اس )‪﴾(6‬‬ ‫ال ِجن ِة والن ِ‬
‫َ َٰ ﱠ ُ َ ُ َْ‬
‫ﷲ اك َ‪Jُ K‬‬ ‫ال ِإله ِالا ﷲ و‬
‫امل^ن )‪(2‬‬
‫الرح ْيم )‪ْ (1‬ال َح ْم ُد ل ﱣله َ ّب ْال َع َ ْ َ‬ ‫ﱠ‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ٰ‬ ‫ح‬ ‫الر ْ‬ ‫ﱠ‬ ‫ه‬
‫ْ ﱠ‬
‫ِ‬ ‫ر‬
‫ِ ِ ِ‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫﴿ ِبس ِم ِ‬
‫الل‬
‫اك‬ ‫اك َن ْع ُب ُد َوإ ﱠي َ‬ ‫الد ْين )‪ (4‬إ ﱠي َ‬ ‫الرح ْيم )‪َ (3‬مالك َي ْوم ّ‬ ‫ﱠ‬ ‫ﱠ ْٰ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ ِ ِ ِ ِ‬ ‫الرحم ِن ِ ِ‬
‫َْ‬ ‫َ ﱠ‬ ‫ّ َ ُْ‬ ‫ْ َ‬ ‫َ ْ َ ُْ‬
‫الص َراط امل ْس َت ِق ْي َم )‪ِ (6‬ص َراط ال ِذ ْي َن أن َع ْم َت‬ ‫نست ِع^ن )‪ِ (5‬اه ِدنا ِ‬
‫ﱠ ّ‬
‫الض ِال ْ^ َن )‪﴾(7‬‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫وب َعل ْي ِـه ْم َوال‬ ‫ض‬ ‫َع َل ْيـه ْم َغ ْ^‪ْ J‬املَ ْغ ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫‪92‬‬
‫َ َٰ ﱠ ُ َ ُ َْ‬
‫ﷲ اك َ‪Jُ K‬‬ ‫ال ِإله ِالا ﷲ و‬
‫ﷲ ال ﱠـر ْح ٰم ِن ال ﱠـر ِح ْي ـ ـ ِـم‬
‫ِبس ـ ـ ِـم ِ‬
‫ْ‬
‫ﱠ‬ ‫ْ‬ ‫ٰ َ ْ َ ُ َ‬ ‫ٓ‬
‫اب ال َرْي َب ِف ْي ِه ُه ًدى ِلل ُم ﱠت ِق ْ^ َن ۞ ال ِذ ْي َن ُي ْؤ ِم ُن ْو َن‬ ‫الم ۞ ذ ِلك ال ِكت‬
‫ﱠ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ‬ ‫ْ َ ْ َ ُ ْ ُ ْ َن ﱠ َ َ‬
‫الصالة َو ِم ﱠما َرزق َن ُاه ْم ُي ْن ِف ُق ْون ۞ َوال ِذ ْي َن‬ ‫ِبالغي ِب وي ِقيمو‬
‫َ‬ ‫َْ‬ ‫َ‬ ‫ُْ‬ ‫ُْ َ‬ ‫ْ َ‬
‫ُيؤ ِم ُن ْون ِب َما أن ِز َل ِإل ْي َك َو َما أن ِز َل ِم ْن ق ْب ِل َك َو ِباآل ِخ َر ِة ُه ْم ُي ْو ِق ُن ْون ۞‬
‫ْ ّ ْ َُ َ َ ُ ُ ُْْ ُ ْ َ‬ ‫ُ َ َ َٰ ُ ً‬
‫أول ِئك ع‪O‬ى هدى ِمن َ ِر† ِم وأول ِئك هم املف ِلحون ۝‬

‫الر ْح َم ُن ﱠ ْ ُ‬
‫الر ِحيم ۝‬ ‫َو إ ٰل ُه ُك ْم إ ٰل ٌه َو ِاح ٌد َال إ ٰل َه إ ﱠال ُه َو ﱠ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫ٌ َ َ‬ ‫َ َْ ُ ُ‬ ‫ْ ْ‬ ‫ﱣ َ ٰ ﱠ‬
‫الل ُه ال ِإل َه ِإال ُه َو ال َ‪ á‬ﱡي ال َق ﱡي ْو ُم ال تأخذ ُﻩ ِس َنة َوال ن ْو ٌم‪ ،‬ل ُه َما ِ‪ْ w‬ي‬
‫ﱠ ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ ﱠ‬ ‫ﱠ َ َ َ َ ْ َْ‬
‫ض‪َ ،‬م ْن ذا ال ِذ ْي َيش َف ُع ِع ْن َد ُﻩ ِإال ِب ِإذ ِن ِه‪،‬‬ ‫ِ‬ ‫ر‬ ‫ٔالا ْ‬ ‫ات وما ِ‪w‬ي‬ ‫السماو ِ‬
‫ْ ﱠ‬ ‫ُ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫َي ْعل ُم َما َب ْ^ َن أ ْي ِد ْ ِ ْم َو َما خل َف ُه ْم َوال ُي ِح ْيطون ِب‪ٍ <ْ @A‬ء ِم ْن ِعل ِم ِه ِإال‬
‫ُ‬ ‫َ َ َ َ َ ُ ْ ﱡ ُ ﱠ َ َ َ ْ َْ َ َ‬
‫ض‪َ ،‬وال َي ُئ ْو ُد ُﻩ ِح ْفظ ُه َما‬ ‫ات ؤالار‬ ‫ِبما شاء‪ ،‬و ِسع كر ِسيه السماو ِ‬
‫َ ْ َ َ ْ ّ ْ َ ْ ََﱠ َ ﱡ ْ‬ ‫ََُ َْ َْ‬
‫الرش ُد ِم َن‬ ‫الدي ِن قد تب^ن‬ ‫وهو الع ِ‪ O‬ﱡي الع ِظ ْي ُم ۞ ال ِإكراﻩ ِ‪w‬ي ِ‬
‫ْ‬ ‫الله َف َقد ْ‬ ‫ﱠ ُ َُْ ْ ﱣ‬ ‫ْ َ َ ْ َُْ‬
‫اس َت ْم َس َك ِبال ُع ْر َو ِة‬ ‫ال‪ِ ّ É‬ي‪ ،‬ف َمن يكف ْر ِبالطاغ ْو ِت ويؤ ِمن ِب ِ ِ‬
‫َ‬ ‫ﱠ‬ ‫ﱣ‬ ‫ﱣ‬ ‫َُْْ َ ْ َ َ‬
‫ص َام ل َها‪َ ،‬والل ُه َس ِم ْي ٌع َع ِل ْي ٌم ۞ الل ُه َو ِ‪ G‬ﱡي ال ِذ ْي َن آ َم ُن ْوا‬ ‫الوثقى ال ان ِف‬
‫َ ُ‬ ‫َ‬ ‫ﱠ‬ ‫الظ ُل َمات إ ٰ‪G‬ى ﱡ‬ ‫ﱡ‬ ‫ْ‬
‫الن ْو ِر‪َ ،‬وال ِذ ْي َن ك َف ُروا أ ْوِل َياؤ ُه ُم‬ ‫ِ ِ‬ ‫ُيخ ِر ُج ُه ْم ِم َن‬
‫اب‬ ‫ص َح ُ‬ ‫ات‪ُ ،‬أ َولئ َك َأ ْ‬ ‫ﱡُ‬ ‫َ ﱡ ٰ‬
‫الطاغ ْوت ُيخ ِرج ْو’ ُ ْم ِمن الن ْو ِر ِإ‪G‬ى الظل َم ِ‬
‫ﱠ ُ ُ ْ ُ َ‬
‫ِ‬
‫ﱠ ُ ْ ْ َ ُْ َ‬
‫ار هم ِفي َـها خ ِالدون ۝‬ ‫الن ِ‬

‫‪93‬‬
‫َْ ُ َ‬ ‫ُ‬ ‫ﱣ َ ْ ﱠ َ َ َ َ ْ َْ‬
‫ض َوِإ ْن ت ْب ُد ْوا َما ِ‪ْ w‬ي أن ُف ِسك ْم أ ْو‬ ‫ِ‬ ‫ر‬ ‫ٔالا ْ‬ ‫ات وما ِ‪w‬ي‬ ‫ِلل ِه ما ِ‪w‬ي السماو ِ‬
‫َ‬ ‫ّ‬ ‫َ َ‬ ‫ﱣ َ ْ‬ ‫ُ ُُْْ ُ َ ُ‬
‫اس ْبك ْم ِب ِه الل ُه‪ ،‬ف َيغ ِف ُر ِمل ْن َيش ُاء َو ُي َع ِذ ُب َم ْن َيش ُاء‪،‬‬ ‫تخفوﻩ يح ِ‬
‫ُْ َ‬ ‫الل ُه َع ٰ‪O‬ى ُك ِ ّل َ‪ٍ <ْ @s‬ء َق ِد ْي ٌر ۞ َآ َم َن ﱠ‬ ‫َ ﱣ‬
‫الر ُسو ُل ِب َما أن ِز َل ِإل ْي ِه ِم ْن َرِّب ِه‬ ‫و‬
‫َ ُ ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ َ‬ ‫ﱣ‬ ‫َ‬ ‫َ ُ‬ ‫ُْ‬
‫َوامل ْؤ ِم ُن ْون‪ ،‬ك ﱞل آ َم َن ِبالل ِه َو َمال ِئك ِت ِه َوك ُت ِب ِه َو ُر ُس ِل ِه‪ ،‬ال ن َف ّ ِرق َب ْ^ َن‬
‫َْ‬ ‫َ‬ ‫َ َ ُ َ‬ ‫َ ُ‬ ‫َ‬
‫أ َح ٍد ِم ْن ُر ُس ِل ِه‪َ ،‬وقال ْوا َس ِم ْع َنا َوأط ْع َنا غ ْف َران َك َرﱠب َنا َوِإل ْي َك امل ِص ْ^ ُ‪J‬‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ﱠ‬ ‫َ َّ ُ ﱣ َ‬
‫۞ ال ُيك ِلف الل ُه ن ْف ًسا ِإال ُو ْس َع َها‪ ،‬ل َها َما ك َس َب ْت َو َعل ْي َـها َما‬
‫َ َ‬ ‫َ َ ْ ََْ‬ ‫َ‬ ‫َ َُ َْ‬ ‫َْ‬
‫اكت َس َب ْت‪َ ،‬رﱠب َنا ال تؤ ِاخذنا ِإ ْن ن ِس ْي َنا أ ْو أخطأنا‪َ ،‬رﱠب َنا َوال ت ْح ِم ْل‬
‫َ ُ ْ‬ ‫َ‬ ‫ٰ ﱠ‬ ‫ْ‬ ‫َََْ ْ َ‬
‫ص ًرا ك َما َح َمل َت ُه َع‪O‬ى ال ِذ ْي َن ِم ْن ق ْب ِل َنا‪َ ،‬رﱠب َنا َوال ت َح ِّمل َنا َما‬ ‫علينا ِإ‬
‫َ ْ ُ َ ﱠ َ ْ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َْ َ َ َْ َ َ ْ ُ َ‬ ‫َ َ ََ َ‬
‫ص ْرنا‬ ‫الطاقة ل َنا ِب ِه‪ ،‬واعف عنا واغ ِفر لنا وارحمنا أنت موالنا فان‬
‫َٰ َْ ْ ْ َ ْ َ‬
‫ع‪O‬ى القو ِم الكا ِف ِرين ۝‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ﱠ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ ََْ ٰ َ‬
‫ِإرحمنا يا أرحم الر ِاح ِم^ن ‪۞ .....‬‬
‫َ ُ‬ ‫َ َْ ُ‬
‫ﷲ َو َب َركات ُه ِإ ﱠن ُه َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد ۞‬ ‫رحم ِ‬ ‫ة‬
‫َ ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫الل ُه ِل ُي ْذ ِه َب َع ْن ُك ُم ّ‬ ‫ﱠَ ُ ُْ ﱣ‬
‫س أ ْه َل ال َب ْي ِت َو ُيط ِّه َرك ْم‬ ‫الر ْج َ‬
‫ِ‬ ‫ِإنما ي ِريد‬
‫َ ْ‬
‫تط ِه ْ^ ً‪J‬ا۞‬
‫َﱡ‬ ‫َ‬ ‫َ ﱠ‬ ‫ص ﱡل ْو َن َع ٰ‪O‬ى ﱠ‬ ‫الل َه َو َم َالئ َك َت ُه ُي َ‬ ‫ﱠ ﱣ‬
‫صل ْوا‬ ‫الن ِ= ّ ِ< ٰيا أ ﱡ َا ال ِذ ْي َن آ َم ُنوا‬ ‫ِ‬ ‫ِإن‬
‫ّ َ‬ ‫َ‬
‫َعل ْي ِه َو َس ِل ُم ْوا ت ْس ِل ْي ًما ۞‬
‫ُ ْ‬ ‫ُْ َ‬ ‫ٰ َ‬ ‫َ ﱣ ُ ﱠ َ ّ َْ َ َ ﱠَ‬
‫الصال ِة َع‪O‬ى أ ْس َع ِد َمخل ْوقا ِت َك ن ْو ِر ال ُه َدى‬ ‫اللـ ـ ـ ـ ــهم ص ِل أفضل‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫َس ِّي ِدنا ُم َح ﱠم ٍد َو ِآل َس ِّي ِدنا ُم َح ﱠم ٍد َع َد َد َم ْعل ْو َما ِت َك َو ِم َد َاد‬
‫ْ َ ُ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ﱠ‬ ‫ُﱠ َ َ‬ ‫َ‬
‫ك ِل َما ِت َك كل َما ذك َر َك الذ ِاك ُر ْو َن َوغ َف َل َع ْن ِذك ِر َك الغا ِفل ْون ۞‬

‫‪94‬‬
‫س‬ ‫م‬‫الص َال ِة َع ٰ‪O‬ى َأ ْس َع ِد َم ْخ ُل ْو َقا ِت َك َش ْ‬ ‫ﱠ‬ ‫ضَ‬
‫ل‬ ‫ص ّل َأ ْف َ‬ ‫َا ﱣلل ُه ﱠم َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫الض َ‪á‬ى َس ِّي ِدنا ُم َح ﱠم ٍد َو ِآل َس ِّي ِدنا ُم َح ﱠم ٍد َعد َد َم ْعل ْو َما ِت َك‬ ‫ﱡ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ﱠ‬ ‫ُﱠ َ َ‬ ‫َ‬
‫َو ِم َد َاد ك ِل َما ِت َك كل َما ذك َر َك الذ ِاك ُر ْو َن َوغ َف َل َع ْن ِذك ِر َك‬
‫ْ َ ُ َ‬
‫الغا ِفل ْون ۞‬
‫الد‪ê‬ىَ‬ ‫الص َالة َع ٰ‪O‬ى َأ ْس َعد َم ْخ ُل ْو َقات َك َب ْدر ﱡ‬ ‫ﱠ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ ﱣُ ﱠ َ ّ َْ‬
‫اللهم ص ِل أفضل‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫َس ِّي ِدنا ُم َح ﱠم ٍد َو ِآل َس ِّي ِدنا ُم َح ﱠم ٍد َع َد َد َم ْعل ْو َما ِت َك َو ِم َد َاد‬
‫ْ َ ُ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ﱠ‬ ‫ُﱠ َ َ‬ ‫َ‬
‫ك ِل َما ِت َك كل َما ذك َر َك الذ ِاك ُر ْو َن َوغ َف َل َع ْن ِذك ِر َك الغا ِفل ْون ۞‬
‫َ َ َ ُ‬ ‫ُ ََ َ ََ َ ٰ َ ْ ُ‬ ‫َ َّ ََ‬
‫ﷲ‬‫وس ِل ْم ور ِ@ َ< ﷲ تبا َرك وتعا‪G‬ى عن ك ِ ّل صحاب ِة َرسو ِل ِ‬
‫َ‬ ‫ُْ ْ َ‬
‫امل خل ِص ْ^ َن أ ْج َم ِع ْ^ َن ۞‬
‫َ‬
‫الن ِص ْ^ ُ‪ ،J‬ال َح ْو َل‬ ‫ﷲ َو ن ْع َم ْال َوك ْي ُل ن ْع َم ْاملَ ْو ٰ‪G‬ى َو ن ْع َم ﱠ‬ ‫َح ْس ُب َنا ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ ُ َ ﱠ‬
‫َو ال ق ﱠوة ِإال ِباهللِ ال َع ِ‪ِ ّ O‬ي ال َع ِظ ْي ِم ۞‬
‫ﱠ َ َ‬ ‫َ ْ َْ ُ َ ْ‬
‫ﷲ غ ُف ْو ٌر َر ِح ْي ٌم‬ ‫ﷲ ال َع ِظ ْي َم ‪ِ 3 X‬إن‬ ‫أستغ ِفر‬
‫َْ َ ُ ّ ْ َ َْ َ‬
‫اعل ْم أ ﱠن ُه ‪:‬‬ ‫الذك ِر ف‬ ‫افضل ِ‬
‫ﷲ ‪...‬‬‫ﷲ‪َ ،‬ال إ ٰل َه ﱠالا ُ‬ ‫ﷲ‪َ ،‬ال إ ٰل َه ﱠالا ُ‬ ‫َال إ ٰل َه ﱠالا ُ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫َ َٰ ﱠ ُ‬
‫ال ِإله ِالا ﷲ ‪100 X‬‬

‫ﷲ‪ُ ،‬م َح ﱠم ٌد َر ُس ْو ُل هللِ‬ ‫ﷲ‪َ ،‬ال إ ٰل َه ﱠالا ُ‬ ‫ﷲ‪َ ،‬ال إ ٰل َه ﱠالا ُ‬ ‫َال إ ٰل َه ﱠالا ُ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ََ ُ‬ ‫َ ٰ َ ﱠ ُ َٰ ﱠ َ‬
‫ال ِإله ِالا ﷲ ع‪O‬ى الن ِ= ّ ِ< و ِآل ِه صالة ِ‬
‫ﷲ‬
‫ََ ُ‬ ‫َ ٰ َ ﱠ ُ َٰ ﱠ َ‬
‫ﷲ‬‫ال ِإله ِالا ﷲ ع‪O‬ى الن ِ= ّ ِ< و ِآل ِه سالم ِ‬
‫‪95‬‬
‫َ‬ ‫ص ّل َع ٰ‪O‬ى ُم َح ﱠم ٍد َوآل ُم َح ﱠم ٍد‪َ ،‬ا ﱣلل ُه ﱠم َ‬ ‫َا ﱣلل ُه ﱠم َ‬
‫ص ِ ّل َعل ْي ِه َو ِآل ِه َو‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫س ِلم ‪2 X‬‬
‫َّْ‬
‫َ ﱣُ ﱠ َ ّ َٰ ُ َ ﱠ َ ُ َ ﱠ ٰ َ ّ َ َ‬
‫ص ِ ّل َعل ْي ِه َو ِآل ِه َو َبا ِر ْك‬ ‫اللهم ص ِل ع‪O‬ى محم ٍد و ِآل محم ٍد يا ر ِب‬
‫وس ِلم ‪2 X‬‬
‫َ َّْ‬
‫ْ‬ ‫َ ْ َ ْ ُ َ َ َُ ْ ُ َْ َ ْ َ ْ ُ َ َ َُ ْ ُ َ‬
‫أستغ ِفر ﷲ و أتوب ِإلي ِه نستغ ِفر ﷲ و نتوب ِإلي ِه ‪3 X‬‬

‫ﷲ الع ِظي ِم ‪33 X‬‬


‫َْ ْ‬ ‫ُ ْ َ َ‬ ‫ان َ َ‬ ‫ُس ْب َح َ‬
‫ﷲ و ِبح ِم ِد ِﻩ سبحان ِ‬ ‫ِ‬
‫َ َّْ‬ ‫َ ﱣ ﱠ َ ّ َٰ َ ْ َ َ ّ َ ُ َ‬
‫ا لل ُهم ص ِل ع‪O‬ى ح ِبي ِبك س ِي ِدنا مح ﱠم ٍد و ِآل ِه وس ِلم ‪2 X‬‬
‫ّ َ‬ ‫َ‬ ‫ﱣ َ ٰ‬
‫ص ِ ّل َع‪O‬ى َح ِب ْي ِب َك َس ِّي ِدنا ُم َح ﱠم ٍد َو ِآل ِه َو َبا ِر ْك َو َس ِل ْم ا ْج َم ِع ْ^ َن‪.‬‬ ‫ِلل ِه‬
‫َْ َ ُ‬
‫الفا ِت َحة ‪.......‬‬

‫امل^ن )‪(2‬‬
‫الرح ْيم )‪ْ (1‬ال َح ْم ُد ل ﱣله َ ّب ْال َع َ ْ َ‬ ‫الر ْح ٰمن ﱠ‬
‫الل ِه ﱠ‬‫ْ ﱠ‬
‫﴿بس ِم‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ر‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫اك َن ْع ُب ُد َوإ ﱠياكَ‬ ‫الد ْين )‪ (4‬إ ﱠي َ‬ ‫الرح ْيم )‪َ (3‬مالك َي ْوم ّ‬ ‫ﱠ‬ ‫ﱠ ْٰ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ ِ ِ ِ ِ‬ ‫الرحم ِن ِ ِ‬
‫َْ‬ ‫َ ﱠ‬ ‫ّ َ ُْ‬ ‫ْ َ‬ ‫َ ْ َ ُْ‬
‫الص َراط امل ْس َت ِق ْي َم )‪ِ (6‬ص َراط ال ِذ ْي َن أن َع ْم َت‬ ‫نست ِع^ن )‪ِ (5‬اه ِدنا ِ‬
‫ﱠ ّ‬
‫الض ِال ْ^ َن )‪﴾(7‬‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫وب َعل ْي ِـه ْم َوال‬ ‫ََ ْ ْ َْ َْ ْ ُ‬
‫علي ِـهم غ^ ِ‪ J‬املغض ِ‬

‫‪96‬‬
‫‪DOA TAHLIL‬‬

‫ﷲ ال ﱠـر ْح ٰم ِن ال ﱠـر ِح ْي ـ ـ ِـم‬‫ِبس ـ ـ ِـم ِ‬


‫ْ‬
‫ُ َ ﱠ َ ﱣُ ﱠ َ ّ َٰ َ َ‬ ‫َ َٰ ُ َ َ‬ ‫َ ﱣ‬
‫اط َمة َو‬ ‫الل ُه ﱠم ص ِ ّل ع‪O‬ى مح ﱠم ٍد و ِآل محم ٍد‪ ،‬اللهم ص ِل ع‪O‬ى ف ِ‬
‫ﱣ‬ ‫َْ‬ ‫َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ ّ ُْ‬
‫الس ّ ِر امل ْس َت ْو َد ِع ِف ْي َـها‪ .‬ال َح ْم ُد ِلل ِه َر ِ ّب‬ ‫أ ِبيـها و بع ِلها و ب ِنيـها و ِ‬
‫َْ ََْ َْ ً َ ْ َ َْ ً َ‬
‫اع ِم ْ^ َن َح ْم ًدا ُي َو ِا‪ْ w‬ي ِن َع َم ُه َو‬ ‫الع ِامل^ن حمدا ش ِاك ِرين حمدا ِ‬
‫ن‬
‫َ َْ‬ ‫َ ْ‬ ‫َ ْ‬ ‫َ‬
‫ُيك ِا‪ُ w‬ئ َم ِزْي َد ُﻩ‪ٰ ،‬يا َرﱠب َنا ل َك ال َح ْم ُد ك َما َين َب ِ‪ْ É‬ي ِل َجال ِل َك الك ِرْي ِم َوِل َع ِظ ْي ِم‬
‫ْ َ‬
‫ُسلطا ِن َك‪.‬‬
‫ُس ْب َح َان َك َال ُن ْح‪َ }@À‬ث َن ًاء َع َل ْي َك َك َما َأ ْث َن ْي َت َع ٰ‪O‬ى َن ْفس َك‪َ ،‬ف َلكَ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫ال َح ْم ُد َح ﱣ{} ت ْر ٰ@} َو ل َك ال َح ْم ُد ِإذا َر ِض ْي َت َو ل َك ال َح ْم ُد َب ْع َد‬
‫ضا‪.‬‬ ‫الر َ‬ ‫ّ‬
‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫ص ِ ّل َو َس ِل ْم َع‪O‬ى َس ِّي ِدنا ُم َح ﱠم ٍد َو ِآل َس ِّي ِدنا ُم َح ﱠم ٍد ِ‪ْ w‬ي‬
‫ّ ٰ‬ ‫َا ﱣلل ُه ﱠم َ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ّ ٰ‬ ‫ٔالا ﱠول ْ^ َن‪َ ،‬و َ‬ ‫َْ‬
‫ص ِ ّل َو َس ِل ْم َع‪O‬ى َس ِّي ِدنا ُم َح ﱠم ٍد َو ِآل َس ِّي ِدنا ُم َح ﱠم ٍد ِ‪ْ w‬ي‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ٰ‬ ‫ّ‬ ‫ْٓالاخرْي َن‪َ ،‬و َ‬
‫ص ِ ّل َو َس ِل ْم َع‪O‬ى َس ِّي ِدنا ُم َح ﱠم ٍد َو ِآل َس ِّي ِدنا ُم َح ﱠم ٍد‬ ‫ِ ِ‬
‫َ‬ ‫ّ ٰ‬ ‫‪ْ w‬ي ُك ّل َو ْق ٍت َو ح ْ^ن‪َ ،‬و َ‬
‫ص ِ ّل َو َس ِل ْم َع‪O‬ى َس ِّي ِدنا ُم َح ﱠم ٍد َو ِآل‬ ‫ِ ٍ‬ ‫ِ ِ‬
‫ّ ٰ‬ ‫َ ّ َ ُ َ ﱠ ْ ََ ْ ْٰ ٰ َ ْ ّ‬‫َ‬ ‫ْ‬
‫ص ِ ّل َو َس ِل ْم َع‪O‬ى‬ ‫الد ْين‪َ ،‬و َ‬
‫س ِي ِدنا محم ٍد ِ‪w‬ي املـ ـ ِـإل ٔالاع‪O‬ى ِإ‪G‬ى يو ِم ِ ِ‬
‫َ‬ ‫َ ّ َ ُ َ ﱠ َ ﱣ َ َ َْ‬ ‫َ‬
‫ض َو َم ْن َعل ْي َـها َو‬ ‫ٔالا ْر َ‬ ‫َس ِّي ِدنا ُم َح ﱠم ٍد َو ِآل س ِي ِدنا محم ٍد ح{} ت ِرث‬
‫َْ َ ْ‬
‫أن َت خ ْ^ ُ‪ J‬ال َوا ِرِث ْ^ َن ‪.‬‬
‫‪97‬‬
‫َ َْ‬ ‫اج َع ْل َو َا ْوص ْل َو ْاه ِد َو َب ّل ْغ َو َت َق ﱠب ْل َث َو َ‬ ‫َا ﱣلل ُه ﱠم ْ‬
‫اب َما ق َرأن ُاﻩ ِم َن‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ْ ُ ْ ْ َ ْ َ َ َ ﱠْ َ َ َ َ ﱠ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َْ َ َ َ ﱠ ْ َ َٰ‬
‫القر ِآن الع ِظي ِم وما هللنا وما سبحنا ومااستغفرنا وما صلينا ع‪O‬ى‬
‫ً‬ ‫ُْ‬ ‫ﷲ َع َل ْيه و آله ‪ْ w‬ي ٰه َذا ْاملَ ْ‬ ‫ص ﱠ‪O‬ى ُ‬ ‫َس ّيد َنا ُم َح ﱠم ٍد َ‬
‫س امل َبا َر ِك َه ِد ﱠية‬ ‫ِ‬ ‫ل‬‫ِ‬ ‫ج‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬
‫ٰ‬ ‫َ‬
‫َواصل ًة َو َر ْح َم ًة َنازل ًة َو َب َر َك ًة َشامل ًة‪ْ ’ُ ،‬د ْ َا َو ُن َق ّد ُم َها إ‪G‬ى َح ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ض َر ِة‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ُْ َ ُ َ ْ َْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ ّ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ‬ ‫َ‬
‫ﷲ َو ِآل ِه‬ ‫س ِي ِدنا و ح ِبي ِبنا وش ِفي ِعنا وق ﱠر ِة اعي ِننا مح ﱠم ِد ب ِن عب ِد ِ‬
‫الطاهرْي َن َو إ ْخ َوانه منَ‬ ‫ﱠّ ْ َ ﱠ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ ُ َّ َ ٰ َ‬
‫ِ ِِ ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫و ذ ِريا ِت ِه و ِإ‪G‬ى أر ِاح آبا ِئ ِه الط ِي ِب^ن‬ ‫و‬
‫صا إ ٰ‪G‬ى َأ َب َو ْيه َع ْبد ﷲ َو آم َن َة ﱡ‬ ‫ْ َْ َ َ ْ ُ ْ َ ْ َ ُ‬
‫الز ْه ِرﱠي ِة‪،‬‬ ‫ِ ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫ً‬ ‫و‬ ‫ْ‬ ‫ص‬‫ُ‬ ‫خ‬ ‫ٔالان ِبي ِاء واملرس ِل^ن‪،‬‬
‫َ‬ ‫ٰ‬ ‫َ َ‬ ‫أع َم ِام ِه َح ْم َز َة َو ْال َع ﱠ‬ ‫َو إ ٰ‪G‬ى ْ‬
‫اس َو أ ِبى ط ِال ٍب‪َ ،‬و ِإ‪G‬ى ُر ْو ِح َم ْوال ِت َنا‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫ِ‬
‫َ ُ‬ ‫َ‬ ‫ﱠْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َْ‬‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ َ َ َّ َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ َ‬
‫ﷲ‬‫اط َمة الزه َر ِاء سالم ِ‬ ‫خ ِديجة الك‪Jَ K‬ى و س ِيد ِة ِنس ِاء الع ِامل^ن ف ِ‬
‫خلص ْ^نَ‬ ‫ﱠ ْ َ َ َ َ َ ُْ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ َُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َََْ َ ٰ َ‬
‫عليـها‪ ،‬و ِإ‪G‬ى أر ِاح الخلف ِاء الر ِاش ِدين و صحاب ِت ِه امل ِ‬ ‫و‬
‫ُْ‬ ‫َ َ َ‬ ‫ََْ ْ َ ُ ُ ْ ً َ ْ‬
‫صا ِٕالا َم ِام َع ِ‪ِ ّ O‬ي ْب ِن أ ِبى ط ِال ٍب أ ِم ْ^ ِ‪ J‬امل ْؤ ِم ِن ْ^ َن َو َس ِّي ِد‬ ‫املي ِام^ن‪ ،‬خصو‬
‫الش ِه ْي ِد‬ ‫ْال َوص ّي ْ^ َن َو ْٕالا َمام ْال َح َسن ْاملُ ْج َت َ=} َو ْٕالا َمام ْال ُح َس ْ^ن ﱠ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ْ‬
‫الس ﱠج ِاد َو ِٕالا َم ِام ُم َح ﱠم ٍد‬ ‫ب َك ْرَب َال َء َو ٕالا َمام َع‪ّ O‬ي َزْين ال َعاب ِد ْي َن ﱠ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ ِ ٍ ِ‬ ‫ِ‬
‫َ َْ‬ ‫َ ْ َ َُْ َْ‬ ‫َ‬
‫ال َبا ِقر َو ٕالا َمام َج ْعفر ﱠ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫اظ ِم و ِٕالام ِام‬ ‫الص ِاد ِق و ِٕالام ِام مو‪ }@Ý‬الك ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫النق ّي وَ‬ ‫ْ‬
‫ضا َو ْٕالا َمام ُم َح ﱠمد ال َج َواد َو ْٕالا َمام َع‪ّ O‬ي ال َهادي ﱠ‬ ‫ْ‬ ‫الر َ‬ ‫َ ّ ّ‬
‫ِ ِ ِ ٍ ِ ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ع ِ‪ٍ O‬ي ِ‬
‫ْ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ ّ َ ٰ َ ْ َ َ ْ َ َ ْ ََْ ُ َ‬
‫اح َنا ل ُه‬ ‫ِٕالام ِام الحس ِن العسك ِر ِي و ِإ‪G‬ى حضر ِة من كانت أرو‬
‫الز َم ِان‪،‬‬ ‫صر َو ﱠ‬ ‫صاح ُب ْال َع ْ‬ ‫ْالف َد ُاء ْٕالا َم ُام ْال ُح ﱠج ُة ْاملُ ْن َت َظ ُر ْاملَ ْهد ﱡي َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ ْ َ ْ َ ﱠ ً َ َ َ ً َ َ َ ً ْ َ َ َ ﱠ َ ْ َ ْ َ ْ َ ََ ﱠُ‬
‫ر ِضينا ِ† ِم أ ِئمة و سادة و قادة‪ِ †ِ ،‬م نتو‪G‬ى و ِمن أعد ِا‪ِ ¤‬م نت‪JK‬أ ‪.‬‬

‫‪98‬‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َْ ُ َ َ‬
‫ﷲ أ ْن َي ْن َف َع َنا ِب َ‪Jَ K‬ك ِا‪ْ ِ z‬م َو ن َف َح ِا‪ْ ِ z‬م َو ُعل ْو ِم ِه ْم َو أ ْس َرا ِر ِه ْم ِ‪ْ w‬ي‬ ‫نسأل‬
‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ّْ َ ﱡْ‬
‫الدن َيا َو ٓالا ِخ َر ِة‪َ ،‬و َي ْج َعل َنا ِم ْن ِح ْ ِز† ِ ْم َو َي ْر ُزق َنا َم َح ﱠب َ‰ ُ ْم َو‬ ‫الدي ِن و‬ ‫ِ‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ٰ‬ ‫ُ َ‬ ‫ﱠ َ ٰ ﱠ‬
‫َي َت َوفانا َع‪O‬ى ِمل ِ‰ ِ ْم َو َي ْحش ُرنا ِ‪ْ w‬ي ُز ْم َ ِر‪ْ ِ z‬م‪َ ،‬و ِإ‪G‬ى أ ْر َو ِاح ش َه َد ِاء َب ْد ٍر‬
‫َ‬ ‫ُ َ‬
‫ف َو ِإ‪G‬ى ُر ْو ِح ك ِ ّل ش ِه ْي ٍد ِب َم ْع َرك ٍة ِم ْن‬
‫ﱠ ّ ٰ‬
‫الط‬ ‫اء‬ ‫د‬ ‫َو ُش َه َداء ُأ ُحد َو ُش َه َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ٍ‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬
‫َم َعارك ْٕالا ْس َالم‪ ،‬ث ﱠم إ‪G‬ى أ ْر َواح ال َق َادة امل ْج َ‰ ِد ْي َن ُخ ُ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ٰ‬ ‫ُ‬
‫لس ِّي ُد‬
‫صا ا ﱠ‬ ‫ص ْو ً‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ ِ ِ‬
‫الس ِّي ُد ُم َح ﱠم ٌد‬ ‫الص ْدر َو ﱠ‬ ‫الشه ْي ُد َبا ِق ُر ﱠ‬ ‫الس ّي ُد ﱠ‬ ‫ﷲ ْاملُ ْو َسوي َو ﱠ‬ ‫ُروح ِ‬
‫ْ ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ُ ٰ َ‬ ‫ْ‬ ‫ضا ْاملُ ْو َسو ْي َو ﱠ‬
‫الس ِّي ُد ُم َح ﱠم ٌد ُح َس ْ^ ُن ال َح َس ِ‪ ،<ْ X‬ث ﱠم ِإ‪G‬ى أ ْر َو ِاح ِآل‬ ‫ِ‬
‫ر َ‬
‫ِ‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ٰ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫الحس ِن و ِآل الحس^ ِن‪ ،‬ث ﱠم ِإ‪G‬ى أرو ِاح ج ِمي ِع سادا ِتنا العل ِو ِي^ن ِ‪ْ w‬ي‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ َْ َ َ َ َ ُ ُ ْ ً ٰ‬ ‫َ َ‬
‫صا ِإ‪G‬ى ُر ْو ِح ِٕالا َم ِام َع ِ‪ٍ ّ O‬ي ال ُع َرْي ِ~@ ْ<‬ ‫ض و مغا ِ ِر†ا‪ ،‬خصو‬ ‫ِ‬ ‫ر‬ ‫ٔالا‬ ‫ق‬‫م ِِ‬
‫ار‬ ‫ش‬
‫ُْ‬ ‫َ ْ‬ ‫َ‬ ‫ٰ‬ ‫َ ُْ‬
‫ﷲ أ ْح َم ُد ْب ُن ِع ْي ٰ›@} َو َس ِّي ُدنا ال َف ِق ْي ُه امل َق ﱠد ُم ُم َح ﱠم ُد‬ ‫و امل َه ِاج ُر ِإ‪G‬ى ِ‬
‫ْ ُ َ ّ َ ََ ْ َ ﱠ َ ْ َ‬
‫ﷲ َيغ ِف ُر ل ُه ْم َو َي ْر َح ُم ُه ْم َو ُي ْع ِ‪O‬ى َد َر َج ِا‪ْ ِ z‬م ِ‪ْ w‬ي‬ ‫بن ع ِ‪ٍ O‬ي باعل ِوي‪ ،‬أن‬
‫الدا َرْي ِن‪،‬‬ ‫ْال َج ﱠنة َو َي ْن َف ُع َنا ب َأ ْس َراره ْم َو َأ ْن َواره ْم َو ُع ُل ْومه ْم ‪ْ w‬ي ﱠ‬
‫ِِ ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ٰ‬ ‫ُخ ُ‬
‫اجت َم ْع َنا َه ُاه َنا ِب َس َب ِب ِه ) َها( َو‬ ‫ال‰ ْل ْي ُل َو َمن ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ان ﱠ‬ ‫صا إ‪G‬ى َم ْن ك َ‬
‫ِ‬
‫ص ْو ً‬
‫ْ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ َ َ ْ َ َ ُ َ ُ َ َْ‬
‫من كان ِت ال ِقرائة هاهنا ِألج ِل ِه )ها( ‪ِ ......‬بن ‪ِ /‬بن ِت ‪ ......‬و ‪ .....‬و ‪.....‬‬
‫‪sebutkan namanya ....... bin / binti ..... dan ..... dan .....‬‬
‫َﱠ َ ْ َ‬
‫ﷲ َيغ ِف ُر ل ُه ) َها( َو َي ْر َح ُم ُه ) َها(‪َ ،‬و ُي ْع ِ‪O‬ى َد َر َجا ِت ِه ) َها( ِ‪ْ w‬ي‬ ‫أن‬
‫َ ﱣ ٰ‬ ‫َ‬ ‫َْ ْ‬ ‫ْال َج ﱠن ِة‪َ ،‬و َي َت َغ ﱠش ُاﻩ ) َها( ب ﱠ‬
‫الر ْح َم ِة َو املغ ِف َر ِة‪ ،‬أ ْو ِص ِل الل ُه ﱠم ذ ِال َك‬ ‫ِ‬
‫اج َع ْل َل ُه ) َل َها( ُن ْو ًرا َي ْس ٰ‪Á‬ى َو َي َت َ ْأل َ ُأل َب ْ^نَ‬
‫اب م ﱠنا إ َل ْيه ) َها(‪َ ،‬و ْ‬ ‫ﱠَ‬
‫الثو ُ ِ ِ ِ‬
‫َي َد ْي ِه ) َها(‪.‬‬
‫‪99‬‬
‫الن ِار‪َ ،‬و‬ ‫النار‪َ ،‬و ع ْت ًقا َل ُه ) َل َها( م َن ﱠ‬ ‫اج َع ْل ف َد ًاء َل ُه ) َل َها( م َن ﱠ‬ ‫َا ﱣلل ُه ﱠم ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫النار‪َ ،‬و َن َج ًاة َلهُ‬ ‫النار‪َ ،‬و ح َج ًابا َل ُه ) َل َها( م َن ﱠ‬ ‫س ْ˜ ً‪J‬ا َل ُه ) َل َها( م َن ﱠ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ًَ‬ ‫َ‬
‫النار‪َ ،‬و أ َم ًانا ل ُه )ل َها( م َن ﱠ‬‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫الن ِار‪َ ،‬و َب َرائة ل ُه )ل َها( ِم َن‬ ‫ِ‬
‫َ ﱠ‬
‫)لها( ِمن ِ‬
‫َ‬
‫النار‪َ ،‬و ش َر ًاء َل ُه ) َل َها( م َن ﱠ‬
‫الن ِار‪.‬‬ ‫ﱠ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ُْ‬
‫ات َو امل ْس ِل ِم ْ^ َن‬ ‫ُث ﱠم إ ٰ‪G‬ى َأ ْر َواح َأ ْهل ٰهذﻩ ْال َب ْل َدة م َن ْاملُ ْؤمن ْ^ َن َو ْاملُ ْؤم َ‬
‫ن‬
‫ِ ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ ِِ‬ ‫ِ‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ٰ‬ ‫ُ‬ ‫َ ْ‬
‫ات‪َ ،‬و ِإ‪G‬ى أ ْر َو ِاح َو ِال ِد ْي َنا َو َو ِال ِد ْيك ْم َو أ ْم َوا ِت َنا َو أ ْم َوا ِتك ْم َو‬ ‫و امل ْس ِل َم ِ‬
‫ُْ ْ ْ َ َ ﱠ ً‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫ات املس ِل ِم^ن عامة‪.‬‬ ‫أمو ِ‬
‫َْ‬ ‫َ ﱣُ ﱠ ْ َ ْ َ َ ْ َ ً َ ً ْ ّْ َ ﱡْ‬
‫الدن َيا َو ٓالا ِخ َر ِة َما‬ ‫الدي ِن و‬ ‫اللهم افعل ِبنا و ِ† ِم ع ِاجال و ِآجال ِ‪w‬ي ِ‬
‫ْ‬
‫الد ْي ِن َو ٓالا ِخ َر ِة‬ ‫َأ ْن َت َل ُه َأ ْه ٌل‪َ ،‬و َال َت ْف َع ْل ٰيا َم ْ َوال َنا َعاج ًال َو َآج ًال ‪ْ w‬ي ّ‬
‫ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫ٌ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ‬
‫َما ن ْح ُن ل ُه أ ْه ٌل‪ِ ،‬إ ﱠن َك غ ُف ْو ٌر َح ِل ْي ٌم‪ ،‬ج َواد ك ِرْي ٌم‪َ ،‬رؤ ْوف َر ِح ْي ٌم‪.‬‬
‫ٌ‬ ‫َ‬
‫اب ﱠ‬ ‫الاخ َرة َح َس َن ًة َوق َنا َع َذ َ‬ ‫َﱠ َ َ َ ْ ﱡ ْ َ َ َ َ ً َ ْ ْ َ‬
‫الن ِار‪.‬‬ ‫ِ‬ ‫ربنا ا ِتنا ِ‪w‬ي الدنيا حسنة و ِ‪w‬ي ِ ِ‬
‫ﱠ‬ ‫ﱠ‬ ‫ﱠ‬ ‫َ‬ ‫ُ ٰ‬ ‫َﱠ‬
‫ﷲ َع‪O‬ى َس ِّي ِدنا ُم َح ﱠم ٍد َو ِآل ِه الط ِّي ِب ْ^ َن الط ِاه ِرْي َن َو َسل َم‬ ‫وص‪O‬ى‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫ت ْس ِل ْي ًما ك ِث ْ^ ً‪J‬ا‪.‬‬
‫ٰ ُْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫ان َرِّب َك َر ِ ّب ال ِع ﱠز ِة َع ﱠما َي ِص ُف ْون َو َسال ٌم َع‪O‬ى امل ْر َس ِل ْ^ َن‬ ‫ُس ْب َح َ‬
‫ُ ََ ُ ﱣ‬ ‫َْ‬ ‫ْ َ‬ ‫ْ‬
‫ال َفا ِت َحة أث َابك ُم الل ُه ‪.......‬‬ ‫َوال َح ْم ُد هللِ َر ِ ّب ال َع ِامل ْ^ َن‪.‬‬
‫امل^ن )‪(٢‬‬
‫الرح ْيم )‪ْ (١‬ال َح ْم ُد ل ﱠله َ ّب ْال َع َ ْ َ‬ ‫ﱠ‬ ‫ن‬ ‫م‬‫ٰ‬ ‫ح‬ ‫الر ْ‬‫ﱠ‬ ‫ه‬
‫ْ ﱠ‬
‫ِ‬ ‫ر‬
‫ِ ِ ِ‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫﴿ ِبس ِم ِ‬
‫الل‬
‫اك‬ ‫اك َن ْع ُب ُد َوإ ﱠي َ‬ ‫الد ْين )‪ (٤‬إ ﱠي َ‬ ‫الرح ْيم )‪َ (٣‬مالك َي ْوم ّ‬ ‫ﱠ‬ ‫ﱠ ْٰ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ ِ ِ ِ ِ‬ ‫الرحم ِن ِ ِ‬
‫َْ‬ ‫َ ﱠ‬ ‫ّ َ ُْ‬ ‫ْ َ‬ ‫َ ْ َ ُْ‬
‫الص َراط امل ْس َت ِق ْي َم )‪ِ (٦‬ص َراط ال ِذ ْي َن أن َع ْم َت‬ ‫نست ِع^ن )‪ (٥‬اه ِدنا ِ‬
‫الض ِال ْ^ َن )‪﴾(٧‬‬
‫ﱠ ّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ض ْو ِب َعل ْي ِـه ْم َو ال‬ ‫َع َل ْيـه ْم َغ ْ^‪ْ J‬املَ ْغ ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫‪100‬‬
‫ذﻛﺮ اﻟﻘﺒ ﺮ‬
Mengingat Kubur

: ‫ﷲ صلّى اللّٰه عليه وآله‬ ُ ْ ُ َ ََ


ِ ‫وقال َرسول‬
Rasulullah Saw. bersabda,
ُ َ ‫ﱠ‬ ُْْ َ ُْْ ‫ﱡ‬
‫ِإ ﱠن الش َه َد َاء َو َس ِائ َر املؤ ِم ِن ْ^ َن ِإذا َزا َر ُه ُم املؤ ِم ُن َو َسل َم َعل ْي ِـه ْم َع َرف ْوا َو َر ﱡد ْوا‬
َ ‫ََْ ﱠ‬
‫السالم‬ ‫علي ِه‬
Sesungguhnya orang-orang yang mati syahid dan orang-orang yang
beriman jika ziarah kepada mereka seorang mukmin dan mengucapkan
salam, maka mereka mengetahui dan menjawab salam kepadanya
ُ ‫َو َال َي ُم ﱡر َأ َح ٌد ب ْاملَ َقابر إ ﱠال َو ُي َناد ْي م ْن َأ ْهل‬
‫الق ُب ْو ِر‬ ِ ِ ِ ِِِ ِ
Dan tidak melewati begitu saja (tanpa mengucapkan salam) seseorang
di pemakaman melainkan ada seruan dari penghuni kubur,
ْْ ُ َ َ َ ‫َيا َغاف ًال َل ْو َعل ْم َت ب َما َن ْح ُن ف ْيه َل َذ‬
‫اب ِج ْس ُم َك َول ْح ُم َك ك َما َيذ ْو ُب ِاملل ُح‬ ِ ِ ِ ِ ِ
َْ ْ
.‫ي امل ِاء‬wِ
“Wahai yang lalai, kalau engkau mengetahui apa yang telah kami
alami sekarang ini, maka akan meleleh badan dan dagingmu seperti
larutnya garam di dalam air.”
ُ ََ َ ُ َ َ َ َْ
،‫ ْي ك ِ ّل َي ْو ٍم ثالث َم ﱠرات ِم ْن ق ُب ْو ِر ِه ْم‬wِ ‫امل ْوتى ُينا ُد ْون‬
Orang yang mati menyeru setiap hari sebanyak tiga kali dari kubur
mereka,
َ ‫َ َْ َ ّ َ َ ُّْ َ ُّْ َ ﱠ‬
‫ما َن ْح ُن َم ْح ُب ْو ُس ْو َن ِم ْن َا َج ِل ُك ُم ﱠ‬
‫الر ِح ْي ِل‬ ‫ ع ِجلوا ع ِجلوا ف ِإن‬،‫الديار‬
ِ ‫يا أهل‬
َُ ْ ََ
،‫َوال ت ْح ِب ُس ْوا ِاخ َوانك ْم‬
“Wahai penduduk bumi, segeralah susul kami, sesungguhnya kami
terpenjara dari keterlambatan datangnya kalian, dan janganlah
memenjarakan saudara kalian,

101
ُ ْ َ َ
،‫خ ّ ِرُب ْوا ما َب َن ْي ُت ْم َوات ُرك ْوا َما َج َم ْع ُت ْم‬
Hancurkanlah apa yang telah kalian bangun, dan tinggalkanlah apa
yang kalian kumpulkan,
ُ ‫ض ﱠي ْق ُت ُم‬
.‫الق ُب ْور‬ ُ ‫ َو َا ْظ َل ْم ُت ُم‬،‫الب ُي ْو َت‬
ُ ‫ َو َو ﱠس ْع ُت ُم‬،‫الق ُب ْور‬
َ ‫ َو‬،‫الب ُي ْوت‬ ُ ‫َن ﱠو ْر ُت ُم‬
Kalian telah menerangi rumah-rumah namun telah menggelapkan
kubur kalian, dan memperluas rumah kalian namun mempersempit
kubur kalian.”
‫الي ْو َم؟‬ ُ ‫ف َيا َأ ْه َل‬
َ ‫الق ُب ْور َم ْن َت ْغب ُط ْو َن‬ ُ َْ ٌ ََ َ ‫َ ْ َ ْ َ ْ ْ ﱠ‬
‫ما ِمن يو ٍم يم ِ~@< ِإال وملك  ِت‬
ِ
Tidak sehari pun terlewatkan melainkan Malaikat berkata, “Wahai
penghuni kubur, apa keinginan kalian pada hari ini ?”
ُ ‫ي َم َساجده ْم َو َي‬w ‫ص ﱡل ْو َن‬ َْ َ ْ َ ُ ْ َ َ ْ ُْ ُ َ َ
‫ص ْو ُم ْو َن‬ ِ ِ ِ ِ
َ ‫ ُي‬،‫امل َساجد‬
ِ ِ ‫ نغ ِبط أهل‬: ‫فيقولون‬
،‫ص ﱠد ُق‬ ُ ‫ ْي َو َن‬Oّ ‫ص‬
َ ‫ص ْو ُم َو َن َت‬ َ ‫ َو َال َن ْقد ُر َا ْن ُن‬،‫ص ﱠد ُق ْو َن‬
َ ‫َو َي َت‬
ِ ِ
“Kami ingin seperti penghuni masjid, mereka sholat, puasa,
bershodaqoh, sedangkan kami tidak mampu melaksanakan sholat,
puasa dan bershodaqoh.”

ُ ْ ُ َ َ ُ
ِ ‫ث ﱠم قال َرسول‬
: ‫ﷲ صلّى اللّٰه عليه وآله‬
Kemudian Rasulullah Saw. bersabda,
َ َ ََ َ ّ َ َ ََ َ ْ
ٍ ‫ى َس ِرْي ِر ِﻩ ف ُيخ ِط ْي ِب ِه ثالث خط َو‬O‫َما ِمن َم ِّي ٍت ُي ْوض ُع ع‬
‫ات‬
Tidak ada satu mayit pun ketika diletakkan di atas rangjangnya
kemudian dipindahkan (tempat dimandikan) pada langkah ketiga
ََ‫َ َ َ ﱠ‬ َ ‫ﱠ‬
‫ الثقل ْ^ ِن‬Jَ ^ْ ‫ِإال َو ُي َن ِاد ْي ِب ِن َد ٍاء َي ْس َم ُع ُه َما ش َاء ﷲ ِم َن الخال ِئ ِق غ‬
Melainkan dia menyeru dengan seruan yang dapat didengar oleh
semua makhluk kecuali jin dan manusia,

102
َ َ ْ ‫َ َ ُ ْ ُ ٰ َ ْ َ َ ٰ َ ﱠ َ ٰ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ ُ ﱠﱠ ُ ُ ﱡ‬
‫الدنيا ك َما‬ ‫ يا اخوتاﻩ يا خداماﻩ يا حملة نعشاﻩ ال تغرنكم‬: ‫فيقول‬
ْ َ
،<ْ Xِ ‫غ ﱠرت‬
Mayit berkata, “Wahai saudaraku, wahai yang mengangkat jasadku,
janganlah kalian tertipu oleh dunia sebagaimana dia telah menipuku,
َ ‫َﱠ‬ َ َ َ ‫َ َ َْ ََ ﱠ ُ ُ ﱠ‬
<ْ {ِ ‫الزمان ك َما ل ِع َب ِب ْي خل ْف ُت َما َج َم ْع ُت ِل َو َرث‬ ‫ن ِبكم‬K‫وال يلع‬
Dan janganlah kalian dipermainkan oleh zaman sebagaimana dia telah
mempermaikanku, aku telah tinggalkan untuk pewarisku apa-apa yang
telah aku kumpulkan,
<ْ Xِ ‫اس ْب‬ َ ُ ُ ‫ََ ْ َ ْ ُْ ْ َ َْ َ ًْ َ َ ﱣ‬
ِ ‫ والد يان يح‬،‫ولم يح ِملوا ِمن خ ِطيئ ِ{ ْ< شيئا‬
Sementara ahli warisku tidak menanggung sedikit pun dari dosaku, dan
Allah akan menghisabku,
َ ٰ َ ّ ُ ُ َ َ ُ ُ َ َ َ ُ َْ
‫ى ُم ْنك ٍر‬G‫ ْ< ِا‬Xِ ‫ ْي ل ْح ِد ْي ث ﱠم ت َس ِل ُم ْون‬wِ <ْ Xِ ‫َوان ُت ْم تش ِّي ُع ْون َجنا َزِت ْي ث ﱠم ت َو ِ ّد ُع ْون‬
َ
.J^ْ ‫َون ِك‬
Kalian mengantarkan janazahku kemudian meninggalkan aku
sendirian di liang lahatku, dan menyerahkanku kepada Munkar dan
Nakir,
َ ْ َ ْ َ ْ
،‫ َوا ن َد َامتاﻩ‬،‫ َوا ن َد َامتاﻩ‬،‫َو ان َد َامتاﻩ‬
Alangkah menyesalnya aku.”

ُ ْ ُ َ َ ُ
ِ ‫ث ﱠم قال َرسول‬
: ‫ﷲ صلّى اللّٰه عليه وآله‬
Kemudian Rasulullah Saw. bersabda,
َ ُ ُ َْ ٰ َ َ َ
‫ى امل ِّي ِت ِح ْ^ َن َي ْدخ ُل الغ ﱠسا َل َدا َر ُﻩ ِلغ ْس ِل ِه‬O‫ِإ ﱠن اش ﱠد الا ْح َو ِال َع‬
Sesungguhnya keadaan yang paling mengerikan bagi mayit, yaitu
ketika masuknya ke dalam rumah orang yang akan memandikannya

103
،‫الع ُر ْو ِس ِم ْن َب َد ِن ِه‬
َ ‫ص‬ َ َ ْ ُ َ ‫َُ ْ ُ َ َ َ ﱠ‬
ُ ‫ َ¯ ُع َقم ْي‬°ْ ‫ َو ُي‬،‫صاب ِعه ْم‬
ِ ِ ِ ‫فيخ ِرج خوا ِتم الشباب ِمن أ‬
Mereka yang akan memandikannya mulai melepaskan cincin-cincin di
jari mereka, dan ditariknya pakaian mayit dari badannya,
ََ‫َ َ َ ﱠ‬ َ ‫َفع ْن َد َذل َك َي ُق ْو ُل ب‬
: ‫ الثقل ْ^ن‬Jَ ^ْ ‫ص ْو ٍت َي ْس َم ُع الخال ِئ ُق غ‬ ِ ِ ِ
Maka ketika itu berkata mayit dengan suara yang dapat didengar oleh
semua makhluk kecuali jin dan manusia,
َ َْ َ ّْ َ ّْ َ ْ َ ْ َ ََْ َ ‫َ َ ﱠ‬
‫ ْح ُت ِم ْن َمخ ِال ْي ِب‬Jَ ˜‫اس‬ ‫الرف ِق ف ِإ ِني ٓالان‬
ِ ‫ ِباهللِ عليك ِانزع ِثيا ِبي ِب‬،‫يا غسال‬
َْ َ
،‫َمل ِك امل ْو ِت‬
“Wahai orang yang akan memandikanku, lepaskanlah pakaianku
dengan lembut, kerena aku sekarang sedang istirahat setelah
menghadapi cengkraman Malaikat Maut.”
‫اض ُع‬‫و‬َ ‫ َفإ َذا ُرف َع َعن ْاملُ ْغ َت َسل َو ُش ﱠد َم‬،‫اح َك ٰذل َك‬
َ ‫ص‬َ ‫ص ﱠب ْاملَـ ٌـاء‬
َ ‫َفإ َذا‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ََ ْ َ َ َ
،‫قدمي ِه ِبالكف ِن‬
Demikian pula mayit berteriak ketika dituangkan air, dan apabila
diangkat dari tempat pemandiannya serta ketika diikat kedua kakinya
dengan kafan,
َ َ َ َ َ َ َ َ َْ ‫َ َ ْ َ َ َ ُ ﱡ‬
<ْ @Ýِ ‫ ْي َوأ ْوال ِد ْي َو َع ُر ْو‬Oِ ‫ ْ< أل َرى َو ْج َه ا ْه‬Xِ ‫س كف‬ ‫ ِباهللِ عليك ال تشد رأ‬: ‫َي ُق ْو ُل‬
ُ ُ ‫ﱠ‬
،‫ َا‬ø‫ال ِ{ ْ< ك ْن ُت أ ِح ﱡ‬
Mayit berkata, “Janganlah engkau tutupi wajahku dengan kain kafan,
agar aku dapat melihat wajah keluarga, anak-anak dan harta yang
dulu kucintai,
َ َ ََ ْ َ َْ ٰ ُ َْ
‫ ف ِإ ﱠن َهذا‬،‫ا ِن ْي َو ُرفقا ِئ ْي‬Jَ ^ْ ‫ى َو ْج ِه اق ِرَبا ِئ ْي َوا ِح ﱠبا ِئ ْي َوِاخ َوا ِن ْي َو ِج‬G‫َوانظ ُر ِا‬
َ ْ
‫ِآخ ُر ُرؤياي‬
Dan agar aku dapat melihat wajah sanak kerabat, kekasih, saudara,
tetangga dan teman-teman dekatku karena ini adalah akhir dari
pertemuanku.”

104
ُ َُ َ ََ َ ُ َ َ ‫َ َ ُ ْ َ َ ﱠ‬
‫@ ْ< ال ت َع ِ ّجل ْوا ِب ْي‬Aِ ‫ ِباهللِ َعل ْيك ْم يا َح َملة ن ْع‬: ‫الد ِار نا َدى‬ ‫ف ِإذا اخ ِرج ِمن‬
Jika mayit dikeluarkan dari rumahnya, dia menyeru, “Wahai yang
membawa janazahku, jangan cepat-cepat kalian membawaku,
َ ‫َح ﱠ{} ُا َو ّد َع َدار ْي ﱠالذ ْي َب َن ْي ُت ُه َو َز ﱠي ْن ُـت ُه َو َن َق ْش ُـت ُه ب َأ ْن َواع ﱡ‬
‫ ْي‬G‫ ْي َو َم ِا‬Oِ ‫الن ُق ْو ِش َوأ ْه‬ ِ ِ ِ ِ ِ
َ َ
،‫َوأ ْوال ِد ْي‬
Karena aku akan meninggalkan rumah yang telah aku bangun serta ku
hiasi dengan berbagai macam perhiasan, juga aku akan meninggalkan
keluarga, harta dan anak-anakku,
ْ ٰ َ ُ َ َ
،‫ى َي ْو ِم ا ِلق َي َام ِة‬G‫ف ِا ﱠن ٰهذا خ ُر ْو ٍج ال َم َر ﱠد َب ْع َد ُﻩ ِا‬
Karena kepergian ini tidak akan kembali lagi sampai hari kiamat,
َ َْ َ ُ ‫َ ُ َ ُّْ ْ َﱣ َ ْ ََ َ َْ َ َ َ ﱠ‬
،‫ات أ ْوال ِد ْي ال ِذ ْي َن َي ُع ْول ْون خلف َج َنا َزِت ْي‬‫ال تع ِجلوا ِبي ح{} اسمع اصو‬
Jangan cepat-cepat membawaku karena aku ingin mendengar suara
anak-anakku yang ku kasihani di belakang jenazahku,
َ َُ َ َ ‫َ ُ ُْ َ ﱠ ْ َْ ْ ََ ﱠ ََ ْ ﱠ ْ َ َ ﱠ‬
.<ْ {ِ ‫س ظ ْه ُر ُﻩ َو َو ِال َد ِتي ِملفا َرق‬ ‫ي وو ِال ِدي ال ِذي تقو‬O‫@< ال ِ{< تب ِكي ع‬Ýِ ‫وعرو‬
Dan kekasihku yang menangisiku, juga ayahku yang pundaknya lelah
karena mengurusiku dan ibuku yang tidak kuasa berpisah denganku.”

ُ ْ ُ َ َ ُ
ِ ‫ث ﱠم قال َرسول‬
: ‫ﷲ صلّى اللّٰه عليه وآله‬
Kemudian Rasulullah Saw. bersabda,
َ َُ ْ َ َ ‫ﱡ‬ َ َ َ َ
J^ْ ‫اب ُي َن ِاد ْي َو َاو َرث َتاﻩ ت َرك ُت لك ُم الك ِث‬Jَ ˜‫ ْي ل ْح ِد ِﻩ َو ُو ِض َع َعل ْي ِه ال‬wِ ‫ف ِإذا ُو ِض َع‬
َْ ََ
،‫فال تن ُس ْو ِن ْي‬
Jika mayit telah diletakan di kuburnya, dan ditutupi dengan tanah, dia
berkata, “Wahai ahli warisku, aku tinggalkan untuk kalian harta yang
banyak, maka janganlah melupakanku,

105
َ ‫ﱡ‬ َ َ َ َ ُ َ َ
‫اب ُي َن ِاد ْي َو َاو َرث َتاﻩ‬Jَ ˜‫ ْي ل ْح ِد ِﻩ َو ُو ِض َع َعل ْي ِه ال‬wِ ‫ ْ< ف ِإذا ُو ِض َع‬Xّ ِ ‫ص ﱠدق ْوا َع‬ ‫ت‬
َ ُ َ َ ُ َُ َْ ََ َ َُ ْ َ
،‫ ٍق‬Jَ ˜‫ ٍ¯ ُم ْح‬Kْ ‫ فال تن ُس ْو ِن ْي فق َرا ِئك ْم َول ْو ِبك ْس ِر خ‬J^ْ ‫ت َرك ُت لك ُم الك ِث‬
Bershodaqohlah kalian atas namaku kepada orang fakir, walaupun
dengan sepotong roti,
‫اب َف َال َت ْن ُس ْون ْي م َن ﱡ‬
‫الد َع ِاء‬ ‫َو َع ﱠل ْم ُت َل ُك ُم ﱡ‬
َ ‫الق ْر َآن َو‬
َ ‫ٓالاد‬
ِ ِ
Aku telah mengajarkan kalian Al-Qur’an dan adab, maka sertakanlah
aku dalam doa kalian,
ُ ٰ ً َ ْ ُ َ ْ ُ َ َْ َٰ ْ ُ َ َ َ َ ً َ ْ ُ ُ ْ ْ ّ َ
‫ى ُد َعا ِئك ْم‬G‫اجا ِا‬‫ ومحت‬،‫ى ابو ِابكم‬O‫ف ِإ ِني ِصرت محتاجا كفقر ِائكم ع‬
ُ َ َ ُ َ َ َ ‫َك‬
،‫ى سا َدا ِتك ْم‬G‫اج ِتك ْم ِا‬‫ص ِاح ِب ح‬
Sekarang aku menjadi orang yang butuh seperti seorang pengemis
yang berdiri di pintu rumah kalian, dan butuh kepada doa kalian
sebagaimana kebutuhan kalian terhadap pemimpin kalian.”

َ ‫ َو ُظ ْل َمته َو‬JKْ ‫الق‬


‫ض ْن ِك ِه‬
َ َ َ ْ َ ُ ُْ َ ‫َ ﱣُ ﱠ َ ّ ُ َ ﱠ َ ُ َ ﱠ‬
ِِ ِ ‫اب‬ ِ ‫اللهم ِبح ِق محم ٍد و ِآل محم ٍد نعوذ ِبك ِمن عذ‬
Ya Allah, Demi hak Muhammad dan Keluarga Muhammad, kami
berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, dan kegelapan kubur serta
kesempitannya.
ْ ‫َا ﱣلل ُه ﱠم ا ْر َح ْم َنا ِا َذا ص ْر َنا م ْن َأ‬
ُ ‫ص َحاب‬
‫الق ُب ْو ِر‬ ِ ِ ِ
Ya Allah, kasihanilah kami ketika telah menjadi penghuni kubur
َْ َ َ َ َ ُ ُ ْ
‫َواغ ِف ْر َج ِم ْي َع ذن ْو ِبنا ِاذا ا ْسك ﱠنا امل َج ﱠنة‬
Dan leburlah semua dosa-dosa kami apabila kami telah menempati
kubur.

106
ZIARAH KUBUR

Rasulullah Saw. bersabda, “Berilah hadiah mayit-mayitmu.”


Kemudian kami (sahabat) bertanya, “Apa hadiah untuk mayit?” Beliau
Saw. menjawab, “Shodaqoh dan doa.” (Mafatih al Jinan, 10/ 570)
Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya setiap Jum’at arwah
orang-orang mukmin datang ke langit dunia, berada di atas dengan
rumah mereka, seraya masing-masing mereka memanggil dengan
suara yang sedih sambil menangis, “Wahai keluargaku, anak-anakku,
ayahku dan ibuku, kerabatku, sayangi kami niscaya Allah menyayangi
kalian dengan hadiah yang kalian berikan pada kami. Celaka kami
(karena harta kami), kami yang dihisab, orang lain yang mengambil
manfaat.”
Rasulullah Saw. bersabda, “Masing-masing mereka memanggil
kerabatnya, “Sayangi kami dengan dirham atau roti atau pakaian,
niscaya Allah menyayangi kalian dengan pakaian dari surga.”
Kemudian Rasulullah Saw. menangis. Kami (sahabat) pun ikut
menangis, Rasulullah Saw. tak kuasa berbicara karena banyaknya
menangis. Kemudian Beliau Saw. bersabda, “Mereka itu adalah
saudara kalian dalam agama, mereka hancur menjadi tanah setelah
mereka (di dunia) diliputi kesenangan dan kenikmatan. Mereka
memanggil dengan seruan, “Celaka kami, sekiranya kami dulu
menginfakkan harta kami di jalan ketaatan kepada Allah dan ridha-
Nya, niscaya kami tidak butuh pada kalian.” Lalu mereka pulang
dengan kerugian dan penyesalan, dan mereka berseru, “Cepatlah
kalian bershodaqoh untuk mayit kalian.”

107
Imam Musa Al-Kazhim as. berkata, “Barangsiapa yang tidak
mampu berziarah kepada kami (Ahlul Bait), maka hendaknya berziarah
pada orang-orang sholih yang berwilayah kepada kami, maka akan
dicatat baginya seperti pahala berziarah kepada kami, dan
barangsiapa yang tidak mampu menyambung silaturahim pada kami,
maka hendaknya menyambung silaturahim pada orang-orang sholih
yang berwilayah kepada kami, maka akan dicatat baginya seperti
pahala menyambung silaturahim pada kami.” (Mafatih al Jinan, hal.
686)
Imam Ali Ar-Ridha as. berkata, “Barangsiapa yang mendatangi
kuburan saudaranya yang mukmin, kemudian meletakkan tangannya
pada kuburannya, dan membaca surat Al-Qadar (7 kali), maka ia akan
diselamatkan pada hari kiamat.” Dalam hadits yang lain disebutkan,
“dan sambil menghadap ke kiblat.” (Mafatih al Jinan, hal. 686)
Syaikh Abbas Al-Qumi ra. mengatakan, “Pahala bacaan surat
tersebut untuk orang yang membacanya, juga untuk penghuni kubur
yang diziarahi. Karena hal ini dikuatkan oleh hadis-hadis yang lain.”
Tentang makruhnya ziarah ke kuburan orang-orang mukmin di
malam hari, Rasulullah Saw. bersabda kepada Abu Dzar, “Jangan
sekali-kali kamu berziarah kepada mereka di malam hari.”

Adab dan Doa Ziarah Kubur


Mengucapkan Salam
Pertama : Siapa saja yang hendak berziarah kubur, mulailah dengan
berwudhu, memilih (dianjurkan) pada hari Kamis atau kapan saja, dan
melangkahkan kaki kanan ke dalam lokasi pemakaman seraya
mengucapkan salam.
Imam Ali bin Abi Thalib as. berkata, “Barangsiapa yang memasuki
areal kuburan, lalu mengucapkan salam (di bawah ini), Allah
memberinya pahala kebaikan 50 tahun, dan mengampuni dosanya serta
dosa kedua orang tuanya 50 tahun.”

108
‫الر ْح ٰمن ﱠ‬ ‫ْ ﱣ‬
‫الر ِح ْي ِم‬ ِ
‫الل ِه ﱠ‬ ‫ِبس ِم‬
َ َ ُ ‫َ ﱠ َ ُ َٰ َ ْ َ ٰ َ ﱠ ُ ْ َ ْ َ ٰ َ ﱠ‬
‫ ٰيا ا ْه َل ال‬،‫ﷲ‬ ‫ ِمن اه ِل ال ِاله ِالا‬،‫ى اه ِل ال ِاله ِالا ﷲ‬O‫السالم ع‬
‫ﷲ‬ُ ‫ف َو َج ْد ُت ْم َق ْو َل َال ا ٰل َه ﱠالا‬
َ َْ ُ ‫َٰ ﱠ ُ َ ّ َ َٰ ﱠ‬
‫ كي‬،‫ ِبح ِق ال ِاله ِالا ﷲ‬،‫ِاله ِالاﷲ‬
ِ ِ
َ ْ ُ ‫ْ َ َٰ ﱠ ُ َ َ َٰ ﱠ ُ َ ّ َ ََ ﱠ‬
‫ ِاغ ِف ْـر ِمل ْن‬،‫ﷲ‬ ‫ يا ال ِاله ِالاﷲ ِبح ِق ال ِاله ِالا‬،‫ِمن ال ِاله ِالا ﷲ‬
ُ ‫ال َال ا ٰل َه ﱠالا‬ َ ْ َ ُْ َ َ ْ َ ُ ‫َ َ َ ٰ َ ﱠ‬
‫ﷲ‬ ِ ِ َ ‫ ْي زم َر ِة من ق‬wِ ‫ واحش ْـرنا‬،‫ال ال ِاله ِالا ﷲ‬ ‫ق‬
َ َ ُ ْ ُ ٌ َ ُ
.‫ﷲ‬ِ ‫ ﱡي‬Gِ ‫ ﱞي و‬Oِ ‫ﷲ ع‬ ِ ‫مح ﱠمد َرسول‬
“Salam bagi yang mengucapkan la ilaaha illallah dari yang
mengucapkan la ilaaha illallah, wahai yang mengucapkan kalimah la
ilaaha illallah dengan hak la ilaaha illallah, bagaimana kamu
memperoleh kalimah la ilaaha illallah dari la ilaaha illallah, wahai la
ilaaha illallah dengan hak la ilaaha illallah ampuni orang yang
membaca kalimah la ilaaha illallah, dan himpunlah kami ke dalam
golongan orang yang mengucapkan La ilaaha illa Allah, Muhammadur
Rasululullah, ‘Aliyyun waliyyullah.”
Abdullah bin Sinan pernah bertanya kepada Imam Ja’far Ash-
Shadiq as., “Bagaimana cara mengucapkan salam kepada penghuni
kubur?” Beliau as. menjawab, “Ucapkan,
ٌ َ َ َْ ُْ ُْ ّ ‫ى َاهل‬Oٰ ‫لس َال ُم َع‬
‫َا ﱠ‬
‫ ان ُت ْم ل َنا ف َرط‬،‫الد َي ِار ِم َن امل ْؤ ِم ِن ْ^ َن َوامل ْس ِل ِم ْ^ َن‬
ِ ِ
َ َ ُ ُ َ َ ْ ُ ْ ََ
.‫ﷲ ِبك ْم ال ِح ُق ْون‬ ‫ونحن ِان شآء‬
“Salam atas para penghuni tempat ini (kubur), mukminin dan muslimin,
kalian telah mendahului kami, dan insya Allah kami akan menyusul
kalian.”
Kemudian membaca doa berikut,
Imam Husain as. berkata, “Barang siapa yang masuk ke tempat-
tempat kuburan kaum mukminin dan mengucapkan doa (di bawah ini),
niscaya Allah catatkan baginya kebaikan sebanyak jumlah makhluk-
makhluk-Nya sejak Nabi Adam as. hingga datangnya hari kiamat.”

109
َ ْ ْ َْ ْ َْ ‫ﱣ‬
‫ َوال ِعظ ِام‬،‫ َوالا ْج َس ِاد ال َب ِال َي ِة‬،‫الل ُه ﱠم َر ﱠب ٰه ِذ ِﻩ الا ْر َو ِاح ال َفا ِن َي ِة‬
ْ‫ َأ ِد ِخ ْل َع َل ْيـهم‬،‫ َي ب َك ُمؤم َن ٌة‬Ñ ‫الد ْن َيا َو‬ ‫ ﱠال{ ْ< َخ َر َج ْت م َن ﱡ‬،‫النخ َرة‬
ِ
‫ﱠ‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ
.<ْ Xِ ‫َر ْو ًحا ِم ْن َك َو َسال ًما ِم‬
ّ
“Ya Allah, peliharalah ruh-ruh yang fana ini, jasad-jasad yang lapuk
ini, dan tulang-tulang yang berserakan, yang keluar dari (alam) dunia
dalam keadaan mereka beriman kepada-Mu. Limpahkanlah kepada
mereka ketenangan dari-Mu dan salam dariku.”
Kemudian meletakkan tangan kanan di atas kuburannya dengan
menghadap kiblat sambil membaca doa berikut,
َ
،(‫س َو ْحش َت ُه ) َها‬ ْ ‫ َو َا ِن‬،(‫ َو ِص ْل َو ْح َد َت ُه ) َها‬،(‫َا ﱣلل ُه ﱠم ا ْر َح ْم ُغ ْرَب َت ُه ) َها‬
ْ ً َ َ َ
<ْ Xِ ‫ َوا ْس ِك ْن ِال ْي ِه ) َها( ِم ْن َر ْح َم ِت َك َر ْح َمتة َي ْس َـتغ‬،(‫َوا ِم ْن َر ْو َع َت ُه ) َها‬
‫َ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ ََْ ْ ُ َ َ ْ َ َ ﱠ‬
.‫ان َي َت َوال ُﻩ‬‫ وال ِحقه )ها( ِبمن ك‬،‫ِ†ا عن رحم ٍة من ِسواك‬
“Ya Allah, kasihi keterasingannya, sambungkan kesendiriannya,
hiburlah kesepiannya, tenteramkan kekhawatirannya, tenangkan ia
dengan rahmat-Mu yang dengannya tidak membutuhkan kasih sayang
dari selain-Mu, dan susulkan ia kepada orang yang ia cintai.”

Kedua : Membaca Surat Al-Qadar 7 kali disertai Surat Al Fatihah, Al-


Ikhlash, Al-Falaq An-Naas dan Ayat Kursi (Qs. 2, Al Baqarah : 255,
256, 257) masing-masing 3 kali.
Imam Ja’far Ash Shadiq as. berkata, “Akan masuk kepada mayit di
dalam kuburnya; sholat, puasa, haji, shodaqoh, kebajikan dan doa, dan
dituliskan ganjarannya bagi yang melakukannya dan bagi si mayit.”
(Bihar al Anwar, 79/62)
Dalam suatu hadits disebutkan, “Barangsiapa yang membaca surat
Al-Qadar (7 kali) di kuburan seorang mukmin, Allah mengutus
Malaikat padanya untuk beribadah di dekat kuburannya, dan mencatat
bagi mayit pahala dari ibadah yang dilakukan oleh Malaikat itu
sehingga Allah memasukkan ia ke surga.”

110
1. Membaca Qs. Al Qadar [ 7 kali ]
‫الر ْح ٰمن ﱠ‬ ‫ْ ﱣ‬
‫الر ِح ْي ِم‬ ِ
‫الل ِه ﱠ‬ ‫ِبس ِم‬
َُ َ َْ َُ َ َ َْ ََ َ ْ ‫ ْي َل ْي َلة ْال َق‬w ‫﴿إ ﱠنا َأ ْن َزْل َن ُاﻩ‬
‫( ل ْيلة‬2) ‫اك َما ل ْيلة الق ْد ِر‬ ‫ر‬ ‫د‬ ‫أ‬ ‫ا‬‫م‬ ‫و‬ ( 1 ) ‫ر‬ ِ ‫د‬ ِ ِ ِ
ْ‫الر ْو ُح ف ْي َـها بإ ْذن َ ّر†م‬
‫ﱡ‬ َ ُ َ َ ْ ُ ‫ﱠ‬ َ َ ْ َ ْ َ ْ ٌ ْ َ ْ َ ‫ْال‬
ِِ ِ ِِ ِ ‫و‬ ‫ة‬ ‫ك‬ ‫ئ‬
ِ ‫ال‬ ‫امل‬ ‫ل‬ ¯ ° ‫ت‬ ( 3 ) ‫ر‬
ٍ ‫ه‬ ‫ش‬ ‫ف‬
ِ ‫ل‬ ‫أ‬ ‫ن‬ ‫م‬
ِ J ^ ‫خ‬ ‫ر‬
ِ ‫د‬ ‫ق‬
َ ْ َ ْ َ َ ُ
﴾(5) ‫ َي َح ﱣ{} َمطل ِع الف ْج ِر‬Ñِ ‫( َسال ٌم‬4) ‫ِم ْن ك ِ ّل أ ْم ٍر‬
1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam
kemuliaan.
2. Dan tahukah kamu (wahai Nabi) apakah malam kemuliaan itu?
3. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
4. Pada malam itu turun Malaikat-malaikat dan Malaikat Ruh dengan
izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
5. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.

2. Membaca Qs. Al Fatihah [ 3 kali ]


ََْ ْ
َ ‫ْ َ ُ ﱣ‬ ْ ْ
ِ ‫( الح ْمد ِلل ِه َر ِ ّب الع‬1) ‫ﷲ ال ﱠـرح ٰم ِن ال ﱠـر ِح ْي ـ ـ ِم‬
(2) ‫امل^ن‬ ِ ‫﴿ ِبس ـ ـ ِـم‬
‫اك‬ َ ‫اك َن ْع ُب ُد َوإ ﱠي‬
َ ‫( إ ﱠي‬4) ‫الد ْين‬
ّ َْ َ ْ ‫ﱠ‬ ْٰ ‫ﱠ‬
ِ ِ ِ ِ ‫( م ِال ِك يو ِم‬3) ‫الـرحم ِن الر ِحي ِم‬
َْ ‫َ ﱠ‬ ُْ َ ّ َ ْ ُْ َ ْ َ
‫( ِص َراط ال ِذ ْي َن أن َع ْم َت‬6) ‫الص َراط امل ْس َت ِق ْي َم‬ ِ ‫( ِاه ِدنا‬5) ‫نست ِع^ن‬
ّ ‫ﱠ‬
﴾(7) ‫الض ِال ْ^ َن‬
َ َ
‫وب َعل ْي ِـه ْم َوال‬ ُ ْ َْ َْ ْ ْ ََ
ِ ‫ املغض‬Jِ ^‫علي ِـهم غ‬
1. Dengan menyebut Nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.
2. Segala Puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai di hari Pembalasan.
5. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah
kami meminta pertolongan.
6. Tunjukilah kami jalan yang lurus,
7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada
mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan)
mereka yang sesat.

111
3. Membaca Qs. Al Ikhlas [ 3 kali ]
‫الر ْح ٰمن ﱠ‬ ‫ْ ﱣ‬
‫الر ِح ْي ِم‬ ِ
‫الل ِه ﱠ‬ ‫ِبس ِم‬
َ َ َ َ ‫الل ُه ﱠ‬
‫( َول ْم‬3) ‫( ل ْم َي ِل ْد َول ْم ُي ْول ْد‬2) ‫الص َم ُد‬
‫ﱣ‬ ٌ َ َ ُ‫ُ ُ ﱣ‬
(1) ‫﴿ق ْل ه َو الله أحد‬
َ ُ َ ُ
﴾(4) ‫َيك ْن ل ُه ك ُف ًوا أ َح ٌد‬
1. Katakanlah, “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”

4. Membaca Qs. Al Falaq [ 3 kali ]


‫الر ْح ٰمن ﱠ‬ ‫ْ ﱣ‬
‫الر ِح ْي ِم‬ ِ
‫الل ِه ﱠ‬ ‫ب ِ◌س ِم‬
َ ّ َ ْ َ ُ َُ ْ ُ
َ ‫( م ْن َش ّر َما َخ َل‬1) ‫وذ ب َر ّب ْال َف َلق‬
‫اس ٍق‬ ‫غ‬
ِ ِ ‫ر‬ ‫ش‬ ‫ن‬ ‫م‬
ِ ‫و‬ (2 ) ‫ق‬ ِ ِ ِ ِ ِ ‫﴿قل أع‬
َ َ َ ْ َ َُْ َ ‫َ ْ َ ﱠﱠ‬ ََ َ
ِ ‫( و ِمن ش ّ ِر ح‬4) ‫ ْي العق ِد‬wِ ‫ات‬
‫اس ٍد ِإذا‬ ِ ‫( و ِمن ش ّ ِر النفاث‬3) ‫ِإذا وق َب‬
﴾(5) ‫َح َس َد‬
1. Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang Menguasai subuh,
2. dari kejahatan makhluk-Nya,
3. dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
4. dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus
pada buhul-buhul,
5. dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.”

5. Membaca Qs. An Naas [ 3 kali ]


‫الر ْح ٰمن ﱠ‬ ‫ْ ﱣ‬
‫الر ِح ْي ِم‬ ِ
‫الل ِه ﱠ‬ ‫ِبس ِم‬
َ ‫( إ ٰل َه ﱠ‬2) ‫الناس‬ ‫( َملك ﱠ‬1) ‫الناس‬ ُ َُ ْ ُ
‫وذ ب َر ّب ﱠ‬
‫( ِم ْن ش ّ ِر‬3) ‫اس‬
ِ ‫الن‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫﴿قل أع‬
‫( ِم َن‬5) ‫اس‬‫الن‬‫ص ُد ْور ﱠ‬ُ ‫ ْي‬w ‫س‬ ُ ‫( ﱠال ِذ ْي ُي َو ْسو‬4) ‫ْال َو ْس َواس ْال َخ ﱠناس‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
‫ﱠ‬ َ ‫ﱠ‬ ْ
﴾(٦) ‫اس‬ ِ ‫ال ِجن ِة و الن‬
112
1. Katakanlah, “Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan
menguasai) manusia.
2. Raja manusia.
3. Sembahan manusia.
4. dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
5. yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
6. dari golongan jin dan manusia.”

6. Membaca Ayat Kursiy, Qs. Al Baqarah : 255, 256, 257 [3 kali]


‫الر ْح ٰمن ﱠ‬ ‫ْ ﱣ‬
‫الر ِح ْي ِم‬ ِ
‫الل ِه ﱠ‬ ‫ِبس ِم‬
َ َ َ ٌ ُ ُ َْ َ ُ ‫ﱣ ُ َ ٰ َ ﱠ ُ َ ْ َ ﱡ ْ َ ﱡ‬
‫ ْي‬wِ ‫وم ال تأخذ ُﻩ ِس َنة َوال ن ْو ٌم ل ُه َما‬ ‫ي القي‬á‫﴿الله ال ِإله ِإال هو ال‬
ُ‫ٔالا ْرض َم ْن َذا ﱠال ِذ ْي َي ْش َف ُع ع ْن َد ُﻩ إ ﱠال بإ ْذنه َي ْع َلم‬ َ ْ ْ ََ َ َ ‫ﱠ‬
ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ‫ي‬wِ ‫ات وما‬
ِ ‫السماو‬
‫ﱠ‬ ْ َ َ ُ َ ْ َ َ
‫@ ْ< ٍء ِم ْن ِعل ِم ِه ِإال ِب َما‬A‫َما َب ْ^ َن أ ْي ِد ْ ِ ْم َو َما خل َف ُه ْم َوال ُي ِح ْيط ْون ِب‬
ُ َ َ َْ ْ َ َ َ ‫َ َ َ َ ُ ْ ﱡ ُ ﱠ‬
‫ض َوال َي ُئ ْو ُد ُﻩ ِح ْفظ ُه َما َو ُه َو‬ ‫ات ؤالار‬
ِ ‫شاء و ِسع كر ِسيه السماو‬
ْ ْ
﴾(255) ‫ ﱡي ال َع ِظ ْي ُم‬Oِ ‫ال َع‬
“Allah, Bukan Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang
hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak
mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di
bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-
Nya? Allah Mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di
belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu
Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursiy Allah meliputi
langit dan bumi, dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya,
dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Agung.”

ْ َ َ ْ ْ ‫َ ْ َ َ ْ ّ َ ْ ََﱠ َ ﱡ‬
‫ ّ ِي ف َم ْن َيك ُف ْر‬É‫الرش ُد ِم َن ال‬ ‫الد ِين قد تب^ن‬ ِ ‫ي‬wِ ‫﴿ال ِإكراﻩ‬
َ ْ ْ ْ ْ ‫وت َو ُي ْؤم ْن با ﱣلله َف َقد‬ ُ ‫ﱠ‬
‫اس َت ْم َس َك ِبال ُع ْر َو ِة ال ُوث َقى ال‬ ِ ِ ِ ِ ِ ‫اغ‬ ‫ِبالط‬
‫ﱣ‬ َ َ ْ
﴾(256) ‫ص َام ل َها َوالل ُه َس ِم ْي ٌع َع ِل ْي ٌم‬ ‫ان ِف‬

113
“Tidak ada paksaan dalam (memasuki) agama (Islam), sesungguhnya
telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat, karena itu
barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah,
maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat
kuat yang tidak akan putus, dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.”
‫ﱠ‬ ‫ى ﱡ‬Gٰ ‫الظ ُل َمات ا‬
‫الن ْو ِر َوال ِذ ْي َن‬
‫ﱣُ َ ﱡ ﱠ ْ َ َُْ ُ ْ ُُ ْ َ ﱡ‬
‫ي ال ِذين آمنوا يخ ِرجهم ِمن‬Gِ ‫﴿الله و‬
ِ ِ
َ ُ‫ﱡ‬ ٰ ْ ‫َ َ ُْ َْ َ ُ ُ ُ ﱠ ُ ْ ُ ُ ْ ُ َُْ ْ َ ﱡ‬
‫ات‬
ِ ‫م‬ ‫ل‬ ‫الظ‬ ‫ى‬G ‫كفروا أوِلياؤهم الطاغوت يخ ِرجو’م ِمن النو ِر ِإ‬
َ َ
﴾(257) ‫الن ِار ُه ْم ِف ْ َا خ ِال ُد ْون‬
‫اب ﱠ‬ ْ ‫ُأ َولئ َك َأ‬
ُ ‫ص َح‬
ِ
“Allah Pelindung orang-orang yang beriman, Dia mengeluarkan
mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman), dan orang-
orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang
mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran),
mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”

7. Membaca Qs. Al Mulk


Ibnu Abbas berkata, “Pada suatu hari ada seseorang menghampar
jubahnya di atas kuburan dan ia tidak tahu bahwa tempat itu adalah
kuburan, ia membaca surat Al-Mulk, kemudian ia mendengar suara
jeritan dari kuburan itu, “Inilah yang menyelamatkan aku.” Kemudian
kejadian itu diceriterakan kepada Rasulullah Saw., lalu Beliau Saw.
bersabda, “Surat Al-Mulk dapat menyelamatkan penghuni kubur dari
azab kubur.” (ad-Da’awat ar-Rawandi, hal. 279/817; Bihar al Anwar
82/ 64, 92/313/2, 102/269/)
Imam Muhammad Al-Baqir as., “Bacalah surat Al-Mulk, karena
surat ini menjadi penyelamat dari siksa kubur.”

114
‫‪Qs. Al Mulk‬‬
‫الر ْح ٰمن ﱠ‬ ‫ْ ﱣ‬
‫الر ِح ْي ِم‬ ‫ِ‬
‫الل ِه ﱠ‬ ‫ِبس ِم‬
‫ََ‬ ‫ﱠ‬ ‫ٰ ُ َ َ‬ ‫ْ ُْ‬ ‫ﱠ‬ ‫َ‬
‫﴿ ت َبا َر َك ال ِذ ْي ِب َي ِد ِﻩ املل ُك َو ُه َو َع‪O‬ى ك ِ ّل ‪ٍ <ْ @s‬ء ق ِد ْي ٌر )‪ (1‬ال ِذ ْي خل َق‬
‫ر‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َْْ َ َ ْ َ َ َ َ ُْ َ ُ ْ َﱡ ُ ْ َ ْ َ ُ َ َ ً َ ُ َ ْ َ ْ ُ ْ َ‬
‫املوت والحياة ِليبلوكم أيكم أحسن عمال وهو الع ِزيز الغفو )‪(2‬‬
‫الر ْح ٰم ِن ِم ْن‬ ‫ات ِط َب ًاقا َما َت َرى ِ‪ْ w‬ي َخ ْلق ﱠ‬ ‫ٍ‬ ‫ﱠالذ ْي َخ َل َق َس ْب َع َس َم َ‬
‫او‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ص َر‬ ‫ص َر َه ْل َت َرى م ْن ُف ُط ْور )‪ُ (3‬ث ﱠم ا ْرجع ْال َب َ‬ ‫َت َف ُاو ٍت‪َ ،‬فا ْرجع ْال َب َ‬
‫ِِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬
‫َ‬ ‫َْ َ َْ َ َ‬ ‫َ َْ َْ َ‬
‫اس ًئا َو ُه َو َح ِس ْ^ ٌ‪َ (4) J‬ول َق ْد َزﱠي ﱠنا‬ ‫ك ﱠرت^ ِن ينق ِل ْب ِإليك البص ُر خ ِ‬
‫َ َ َ‬ ‫ﱠ َ‬ ‫َ ْ َ َ َ ََْ َ ُ ْ‬ ‫ﱡَْ‬
‫اط ْ^ ِن َوأ ْع َت ْدنا ل ُه ْم‬ ‫الس َم َاء الدنيا ِب َمص ِابيﺢ وجعلناها ُرجو ًما ِللشي ِ‬ ‫ﱠ‬
‫س‬ ‫اب َج َه ﱠن َم َوب ْئ َ‬ ‫السع ْ^‪َ (5) J‬وِل ﱠل ِذ ْي َن َك َف ُر ْوا ب َ ّر† ْم َع َذ ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫اب ﱠ‬ ‫َع َذ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ْاملَص ْ^ ُ‪ (6) J‬إ َذا ُأ ْل ُق ْوا ف ْي َـها َسم ُع ْوا َل َها َشه ْي ًقا َو‪َ Ñ‬ي َت ُف ْو ُر )‪َ (7‬ت َكادُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ َ ﱠ ُ َ ْ َ ْ ُ ﱠ َ ُ ْ َ ْ َ َ ْ ٌ َ َ َ ُ ْ َ َ َ ُ َ َ َ ْ َ ْ ُْ‬
‫تم^¯ ِمن الغي ِظ كلما أل ِقي ِفيـها فوج سألهم خزن‰ا ألم يأ ِتكم‬
‫ﱣ‬ ‫َ‬ ‫ُْ‬ ‫ََ ﱠ‬ ‫َ َ‬ ‫َ ُ ٰ َ‬ ‫َ‬
‫ن ِذ ْي ٌر )‪ (8‬قالوا َب‪O‬ى ق ْد َج َاءنا ن ِذ ْي ٌر فكذ ْب َنا َوقل َنا َما ن ﱠز َل الل ُه ِم ْن‬
‫َ َ‬ ‫َ ُ َ ُ َ‬ ‫َ ْ ْ َُْ ْ ﱠ ْ ََ َ‬
‫ضال ٍل ك ِب ْ^ ٍ‪َ (9) J‬وقال ْوا ل ْو ك ﱠنا ن ْس َم ُع أ ْو ن ْع ِق ُل‬ ‫‪ٍ <@s‬ء ِإن أنتم ِإال ِ‪w‬ي‬
‫َ‬
‫اع˜ َ‪J‬ف ْوا ِبذن ِ‪ْ ِ ø‬م ف ُس ْح ًقا‬
‫َْ‬ ‫َ َْ ُ‬
‫الس ِع ْ^ ِ‪ (10) J‬ف‬ ‫ص َحاب ﱠ‬ ‫َما ُك ﱠنا ‪ْ w‬ي َأ ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫الس ِع ْ^‪ (11) J‬إ ﱠن ال ِذ ْي َن َيخش ْون َ ﱠر† ُ ْم بالغ ْيب ل ُهمْ‬ ‫ْ‬ ‫ﱠ‬ ‫ص َحاب ﱠ‬ ‫َأل ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫َم ْغف َر ٌة َوأ ْج ٌر َكب ْ^ ٌ‪َ (12) J‬وأس ﱡروا َق ْو َل ُك ْم أو ْ‬ ‫َ‬
‫اج َه ُر ْوا ِب ِه ِإ ﱠن ُه َع ِل ْي ٌم‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ﱠ ُ ْ َ‬ ‫ََ‬ ‫َ َ‬ ‫َ‬ ‫ب َذات ﱡ ُ‬
‫الصد ْو ِر )‪ (13‬أال َي ْعل ُم َم ْن خل َق َو ُه َو الل ِط ْيف الخ ِب ْ^ ُ‪(14) J‬‬ ‫ِ ِ‬
‫ُُ‬ ‫ُ َ ﱠ ْ َ َ َ َ ُ ُ ْ ْ َ َُ ً َ ُ‬ ‫ً‬
‫ض ذل ْوال ف ْامش ْوا ِ‪ْ w‬ي َم َن ِاك ِ‪َ ø‬ا َوكل ْوا ِم ْن‬ ‫هو ال ِذي جعل لكم ٔالار‬

‫‪115‬‬
‫َ ْ َ ُ‬ ‫الن ُش ْو ُر )‪َ (15‬أ َأم ْن ُت ْم َم ْن ‪ْ w‬ي ﱠ‬ ‫ْز َ َ ْ ﱡ‬
‫الس َم ِاء أ ْن َيخ ِسف ِبك ُم‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِر ِق ِه وِإلي ِه‬
‫َ‬ ‫ض َفإ َذا ‪َ Ñ‬ي َت ُم ْو ُر )‪َ (16‬أ ْم َأم ْن ُت ْم َم ْن ‪ْ w‬ي ﱠ‬ ‫ْ َ‬
‫الس َم ِاء أ ْن ُي ْر ِس َل‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ٔالا ْر َ‬
‫ﱠ‬ ‫ﱠ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ََْ ُ ْ َ‬
‫اص ًبا ف َس َت ْعل ُم ْون ك ْيف ن ِذ ْي ِر )‪َ (17‬ول َق ْد كذ َب ال ِذ ْي َن‬ ‫عليكم ح ِ‬
‫ﱠ َ َ‬ ‫ٰ‬ ‫َ َ‬ ‫ْ َْ ْ ََْ َ َ َ َ‬
‫ان ن ِك ْ^ ِ‪ (18) J‬أ َول ْم َي َر ْوا ِإ‪G‬ى الط ْ^ ِ‪ J‬ف ْوق ُه ْم‬ ‫ِمن قب ِل ِهم فكيف ك‬
‫ُ َ‬
‫الر ْح ٰم ُن ِإ ﱠن ُه ِبك ِ ّل ‪ٍ <ْ @s‬ء َب ِص ْ^ ٌ‪J‬‬ ‫ض َن َما ُي ْم ِس ُك ُه ﱠن إ ﱠال ﱠ‬ ‫ص ﱠافات َو َي ْقب ْ‬
‫َ ٍ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫الر ْح ٰم ِن‬ ‫ص ُر ُك ْم ِم ْن ُد ْو ِن ﱠ‬ ‫)‪َ (19‬أ ْم َم ْن ٰه َذا ﱠال ِذ ْي ُه َو ُج ْن ٌد َل ُك ْم َي ْن ُ‬
‫ُ ُُ‬ ‫َ ﱠ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ﱠ‬ ‫َْ‬
‫ِإ ِن الكا ِف ُر ْو َن ِإال ِ‪ْ w‬ي غ ُر ْو ٍر )‪ (20‬أ ْم َم ْن ٰهذا ال ِذ ْي َي ْرزقك ْم ِإ ْن‬
‫ٰ‬ ‫ََ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ َ‬ ‫َ‬
‫أ ْم َس َك ِرزق ُه َب ْل ل ﱡج ْوا ِ‪ْ w‬ي ُع ُت ّ ٍو َون ُف ْو ٍر )‪ (21‬أف َم ْن َي ْم ِ‪ُ <ْ @A‬م ِك ًّبا َع‪O‬ى‬
‫ُ‬ ‫َ ْ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ ْ ْ َ ًّ َ ٰ‬
‫اط ُم ْس َت ِق ْي ٍم )‪ (22‬ق ْل‬ ‫ر‬ ‫َ‬
‫وج ِه ِه أهدى أم من يم ِ‪ <@A‬س ِويا ع ِ ٍ‬
‫ص‬ ‫ى‬ ‫‪O‬‬
‫ُ َ ﱠ ْ َ ْ َ َ ُ ْ َ َ َ َ َ ُ ُ ﱠ ْ َ َ ْ َْ َ ْ َ ْ َ َ ً‬
‫ص َار َؤالاف ِئ َدة ق ِل ْيال َما‬ ‫هو ال ِذي أنشأكم وجعل لكم السمع ؤالاب‬
‫َ ُ َ َ‬ ‫ُ ْ ُ َ ﱠ ْ َ ََ ُ ْ ْ ْ َ‬ ‫َ ْ ُ‬
‫ض َوِإل ْي ِه ت ْحش ُر ْون )‪(24‬‬ ‫ِ‬ ‫ر‬ ‫ٔالا ْ‬ ‫تشك ُر ْو َن )‪ (23‬قل هو ال ِذي ذرأكم ِ‪w‬ي‬
‫ْ ْ‬ ‫ُ‬ ‫َو َي ُق ْو ُل ْو َن َم ٰ{} ٰه َذا ْال َو ْع ُد إ ْن ُك ْن ُت ْم َ‬
‫ص ِاد ِق ْ^ َن )‪ (25‬ق ْل ِإ ﱠن َما ال ِعل ُم‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫ً‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ََ َ‬ ‫ﱣ‬
‫ِع ْن َد الل ِه َوِإ ﱠن َما أنا ن ِذ ْي ٌر ُم ِب ْ^ ٌن )‪ (26‬فل ﱠما َرأ ْو ُﻩ ُزل َفة ِس ْيئ ْت ُو ُج ْو ُﻩ‬
‫ُ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ ﱠ ُ‬ ‫َ‬ ‫ﱠ‬
‫ال ِذ ْي َن ك َف ُر ْوا َو ِق ْي َل ٰهذا ال ِذ ْي ك ْن ُت ْم ِب ِه ت ﱠد ُع ْون )‪ (27‬ق ْل أ َرأ ْي ُت ْم ِإ ْن‬
‫ََْ َ َ ﱣ ُ ََ ْ َ َ َْ َ ََ َ َ ْ ُ ُْ َْ ْ َ ْ َ َ‬
‫اب‬ ‫أهلك ِ‪ <X‬الله ومن م ِ‪Á‬ي أو ر ِحمنا فمن ي ِج^‪ J‬الكا ِف ِرين ِمن ع ٍ‬
‫ذ‬
‫الر ْح ٰم ُن َآم ﱠنا به َو َع َل ْيه َت َو ﱠك ْل َنا َف َس َت ْع َل ُم ْو َن َمنْ‬ ‫ﱠ‬ ‫َأل ْيم )‪ُ (28‬ق ْل ُهوَ‬
‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ ٍ‬
‫َ‬ ‫ُُ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ض َالل ُمب ْ^ن )‪ُ (29‬ق ْل أ َرأ ْي ُت ْم إ ْن أ ْ‬ ‫ُه َو ‪ْ w‬ي َ‬
‫ص َب َﺢ َماؤك ْم غ ْو ًرا ف َم ْن‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬
‫ْ ُ‬
‫َيأ ِت ْيك ْم ِب َم ٍاء َم ِع ْ^ ٍن )‪﴾(30‬‬

‫‪116‬‬
Ketiga : Membaca Doa Penutup berikut ini,
Muhammad bin Muslim pernah bertanya kepada Imam Ja’far Ash-
Shadiq as., “Bolehkah kami berziarah pada orang-orang yang telah
meninggal?” Beliau as. menjawab, “Boleh”. Kemudian aku bertanya
lagi, “Apakah mereka mengenal kami ketika kami berziarah kepada
mereka?” Beliau as. menjawab, “Demi Allah, mereka mengenal kalian,
mereka bahagia dan terhibur dengan kehadiran kalian.” Aku bertanya
lagi, “Apa yang harus kami baca ketika kami berziarah kepada
mereka?” Beliau menjawab, ”Bacalah doa ini,

‫ َو‬،‫اح ُه ْم‬ َ ‫صاع ْد إ َل ْي َك َأ ْر َو‬


َ َ ْ ْ ُ ُ ْ َ َ ْ َ ْ ‫َا ﱣلل ُه ﱠم َج‬
ِ ِ ‫ و‬،‫اف الارض عن جنو ِ† ِم‬ ِ
َ َ َ ْ ‫َل ّقه ْم م ْن َك ر‬
‫ َو أ ْس ِك ْن ِإل ْي ِـه ْم ِم ْن َر ْح َم ِت َك َما ت ِص ُل ِب ِه‬،‫ض َو ًانا‬ ِ ِ ِِ
َ َ ُ ٰ َ ُ ‫ َو ُت ْو ِن‬،‫ ُ ْم‬zَ ‫َو ْح َد‬
.‫@ ْ< ٍء ق ِد ْي ٌر‬s ‫ى ك ِ ّل‬O‫ ِإ ﱠن َك َع‬،‫س ِب ِه َو ْحش َ‰ ُ ْم‬
“Ya Allah, renggangkanlah tanah dari samping (jasad) mereka,
angkatlah ruh mereka kepada-Mu, berikanlah kepada mereka
keridhaan-Mu, tenteramkanlah mereka dengan rahmat-Mu, rahmat
yang menyambungkan kesendirian mereka, yang menghibur kesepian
mereka. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Kemudian membaca doa berikut 3 kali,


Rasulullah Saw. bersabda, “Tidak ada seorang pun yang membaca
doa ini (3 kali) di kuburan seorang mayit, kecuali Allah menjauhkan
darinya azab hari kiamat.”
َْ َ ّ ُ َ َ َُ َ ّ ‫َ ﱣ‬
.‫الل ُه ﱠم ِا ِن ْي ا ْسئل َك ِب َح ِ ّق ُم َح ﱠم ٍد َو ِآل ُم َح ﱠم ٍد ا ْن الت َع ِذ َب ٰهذا امل ِّي ِت‬
“Ya Allah, aku memohon pada-Mu dengan hak Muhammad dan
keluarga Muhammad janganlah Engkau azab penghuni kubur ini.” (3X)

Keempat : Setelah itu mengucapkan salam pamit.


Kelima : Bershodaqoh pada fakir miskin sebagai hadiah bagi mayit.

117
Rasulullah Saw. bersabda, “Suatu saat Isa bin Maryam as. lewat
kuburan yang penghuninya sedang disiksa, kemudian di tahun
berikutnya melewati kembali tempat tersebut dan saat itu dia tidak
disiksa. Isa as. bertanya, “Ya Allah, aku pernah melewati kubur ini
pada tahun lalu di mana penghuninya sedang disiksa, kemudian aku
melewatinya pada tahun ini dia tidak disiksa?” Maka Allah Swt.
mewahyukan kepadanya, “Wahai Ruhullah, sesungguhnya dia
mempunyai anak yang sholih yang telah memperbaiki jalan hidupnya,
menyantuni yatim, maka Aku mengampuninya karena amal yang
dikerjakan anaknya.” (Bihar al Anwar, 6/220)
Dari Ishaq bin Ammar yang berkata, “Aku bertanya kepada Amirul
Mukminin as., “Apakah orang mukmin yang sudah mati menziarahi
keluarganya?” Beliau as. menjawab, “Benar”. Aku bertanya kembali,
“Berapa kali?” Beliau as. menjawab, “Sesuai kadar keutamaan mereka,
diantara mereka ada yang mengunjungi setiap hari, setiap dua hari,
dan setiap tiga hari,” kemudian aku melihat di akhir ucapannya, beliau
as. mengatakan, “Yang paling rendah kedudukannya dia mengunjungi
setiap hari Jum’at (seminggu sekali).” (Bihar al Anwar, 6/257)
Imam Ash-Shadiq as. berkata, “Sesungguhnya seorang mukmin
(yang sudah meninggal) akan mendatangi keluarganya dan melihat
apa yang membuat dia senang dan ditutupi darinya apa yang dia benci,
dan seorang kafir akan mendatangi keluarganya dan melihat apa yang
dia benci dan ditutupi darinya apa yang membuat dia senang”. Imam
as. melanjutkan, “Diantara mereka ada yang mengunjungi keluarganya
setiap Jum’at dan ada yang tergantung amal perbuatannya.” (Bihar al
Anwar, 6/256)

118
DOA AL-QODAH

Doa ini disebut oleh Sayyid Ibnu Thowus al-Hilli (Namanya adalah
asy Sayyid Rodhi ad-Diin Abil Qosim Ali bin Musa bin Ja’far bin
Thowus al-Hasani al-Husaini dari keturunan Imam Hasan bin Ali Al
Mujtaba dan Imam Ali bin Husain As Sajjad, dilahirkan di Hilllah, Iraq
15 Muharram 589 H.) dalam kitabnya “Mahajjud Da’wah”, doa yang
dinamakan “Doa Al-Qodah”, Dia adalah doa yang bagus, mempunyai
makna yang agung, jaminan yang sempurna, layak berdoa dengan doa
tersebut.”
Menurut Sayyid, doa ini juga diriwayatkan oleh Anas bin Malik dari
Nabi Saw. dari Jibril as. dari Allah Swt. Diriwayatkan Rasulullah Saw.
bersabda, ”Saat malam aku di Isra Mi’raj kan ke langit aku melihat
Qodah berwarna hijau dan cahayanya menerangi langit semesta, aku
ta’jub (terheran-heran) melihat cahaya Qodah tersebut. Saat itu aku
mendengar suara yang mengajakku berbicara, ”Ya Muhammad,
apakah engkau melihat Qodah tersebut?” Aku (Saw.) menjawab, ”Iya,
wahai Tuhanku.” “Ya Muhammad, Aku ciptakan Qodah ini dari
cahayamu dan Aku tuliskan dalam Qodah tersebut doa yang mulia
dengan Taqdir-Ku.”
Nabi Saw. bersabda, ”Saat aku menjumpai Jibril, dia berkata
kepadaku, ”Wahai Muhammad, apakah engkau melihat Qodah
tersebut?” Aku (Saw.) menjawab, ”Iya.” Jibril berkata, “Apakah
engkau melihat doa yang tertulis di dalamnya?” Aku (Saw.) menjawab,
“Iya, wahai saudaraku Jibril.” Jibril berkata, ”Tidak ada yang dapat
menghitung pahalanya kecuali Allah Swt. Keutamaannya tidak mampu
diucapkan dengan kata-kata.”

119
Jibril berkata, “Beruntunglah engkau duhai Muhammad dengan doa
yang tertulis di Qodah tersebut. Yang membacanya walaupun hanya
sekali di kuburan dari kuburan kaum muslimin, Allah Swt. akan
mengangkat (menghilangkan) azab hingga hari kiamat. Ya Muhammad,
yang mengingkari pahala doa ini, maka dia termasuk musyrik. Langit
semesta tidak akan mampu memikul pahala doa tersebut. Yang
dipenjara membaca doa tersebut dengan niat yang tulus dengan
ucapan yang benar, maka Allah Swt. akan membebaskannya. Yang
membacanya saat dalam musafir (perjalanan). maka dia tidak akan
merasakan keletihan walaupun dia menempuh perjalanan 1000
farsakh.
Yang membacanya di hadapan orang yang sakit kemudian disentuh
dengan tangannya, maka Allah Swt. akan menyembuhkannya dengan
izin Allah Swt. Yang rutin membacanya atau selalu membawanya,
maka di sisi Allah Swt. dia mempunyai kedudukan yang mulia walau
dia orang yang banyak dosanya. Yang membacanya, maka Allah Swt.
mengampuninya dan dimudahkan perhitungan baginya (hisabnya) oleh
Malaikat Mungkar dan Nakir. Yang membacakan ditujukan kepada
musuhnya, maka Allah Swt. akan menolongnya dari musuhnya.
Keutamaan doa ini tidak terhitung jumlahnya dan banyaknya.”
Doanya adalah sebagai berikut:

120
DOA AL-QODAH

‫الر ْح ٰمن ﱠ‬
‫الر ِح ْي ِم‬ ‫ﷲ ﱠ‬ ْ
ِ ‫ِبس ِم‬
ِ
Bismillahir Rahmaanir Rahiim
Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
ْ ُْ ْ َ
‫اس ِم ِه امل ْب َت ِدأ‬‫ﷲ و ِب‬ ْ
ِ ‫ِبس ِم‬
Bismillahi wa bismihil mubtadi’
Dan dengan Nama-Nya yang dimulai,
ٰ ُ ْ ْ
‫ى‬G‫َر ِ ّب ٓالا ِخ َر ِة َؤالا ْو‬
Rabbil akhiroti wal ûlâ
Tuhan akhirat dan dunia
َ َ َ َ َ
}·َ ‫ال غ َاية ل ُه َوال ُم ْن َت‬
lâ ghôyata lahu wa lâ muntaha
Yang tiada berakhir dan tiada berhingga
َ ْْ ََ َ َ ‫َُ َ ْ ﱠ‬
ْ ‫ٔالا‬
‫ض‬
ِ ‫ر‬ ‫ي‬wِ ‫ات وما‬
ِ ‫ي السماو‬wِ ‫له ما‬
Lahu mâfis samâwâti wa mâ fil ardhi
Dia-lah pemilik segala yang ada di langit dan di bumi
‫ﱠ‬
‫ى‬Jَ µ‫ ُ َما َو َما َت ْح َت ال‬Åَ ‫َو َما َب ْي‬
wa mâ baynahumâ wa mâ tahtats tsarô
serta yang ada diantara keduanya dan segala yang berada di bawah
bumi
ْ َ ّ ُ َ ْ َ ُ ‫َ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ ْل َ ﱠ‬
‫الس ﱠر َوأخ َفى‬
ِ ‫وأن تجهر ِبالقو ِ ف ِإنه يعلم‬
wa an tajharo bil qauwli fa innahu ya’lamus sirro wa akhfa
Apabila kamu mengucapkan sesuatu secara terbuka, maka Dia
mengetahui setiap rahasia dan yang lebih tersembunyi.

121
ْ َ ْ َ ‫َ ﱣ َ َ ﱠ‬
}Xَ ‫أ لل ُه ال ِإل َه ِإال ُه َو ل ُه ٔالا ْس َم ُاء ال ُح ْس‬
Allâhu lâ ilâha illa huwa lahul asmâ’ul husnâ
Allah Bukan Tuhan selain Dia. Dia-lah Pemilik (Penyandang) Nama-
nama Terbaik (Al-Asma’ Al-Husna)
ُ َ ‫َهل َأ َت‬
}@Ýٰ ‫اك َح ِد ْيث ُم ْو‬
hal atâka hadîtsu Mûsa
Apakah percakapan Musa telah sampai padamu,
َ ْ ْ ْ ‫َ ٰ ﱠ‬
‫ ﱡي ال َع ِظ ْي ُم ٓالاال ُء‬Oِ ‫ال ِإل َه ِالا ُه َو ال َع‬
Lâ ilâha illa huwal ‘aliyyul ‘azhîmul âlâ-u
Bukan Tuhan selain Dia Yang Maha Mulia (Maha Tinggi) yang
Memiliki Karunia Agung
َ ْ َ
‫الن ْع َم ِاء ق ِاه ُر ٔالا ْع َد ِاء‬
‫َدائ ُم ﱠ‬
ِ
dâ imun na‘mâ’i qohiru a’dâ-i
Senantiasa memberikan anugrah, mengalahkan musuh-musuh
َ ٰ َ
‫ى َما َيش ُاء‬O‫ق ِاد ٌر َع‬
Qôdirun ‘alâ mâ yasyâ-u
Berkuasa atas segala yang dikehendaki-Nya
َْ ٰ ٌ َ
‫ى خل ِق ِه ِب ِر ْز ِق ِه‬O‫اطف َع‬
ِ ‫ع‬
‘âthifun ‘ala kholqihi bi rizkihi
Maha Lembut atas makhluk-Nya dengan Karunia-Nya
ْ ُ ٌ
‫َم ْع ُر ْوف ِبلط ِف ِه‬
Ma’rûfun biluthfihi
Ia dikenal karena (dengan) Rezeki-Nya

122
ْ ْ
‫ ْي ُحك ِم ِه‬wِ ‫ ْي ُمل ِك ِه َع ِاد ٌل‬wِ ‫َع ِال ٌم‬
‘âlimun fi mulkihi ‘âdilun fi hukmihi
Maha Mengetahui dalam Kerajaan-Nya
Maha Adil dalam Keputusan-Nya (Hukum-Nya)
‫الر ْح ٰم ُن ﱠ‬
‫الر ِح ْي ُم‬ ‫ﱠ‬
Ar-rahmânur rohîmu
Maha Pengasih dan Maha Penyayang

‫الر َح َم ِاء‬
‫ﱠر ِح ْي ُم ﱡ‬
Rohîmur ruhamâ’i
Yang Mengasihani orang-orang yang mengasihi
َ ْ
‫َع ِل ْي ُم ال ُعل َم ِاء‬
‘alîmul ‘ulamâ’i
Yang Terpandai (Mengetahui) diantara orang-orang yang pandai
َ ْ
‫َح ِك ْي ُم ال ُحك َم ِاء‬
Hakîmul hukamâ’i
Paling Bijak di antara orang-orang bijak
َ ‫ ْال ُب‬Jُ ^ْ ‫َبص‬
‫ص َر ِاء‬ ِ
Bashîrul bushorô’i
Paling Memahami diantara orang yang memahami
َ ‫ ْال ُن‬Jُ ^ْ ‫َنص‬
‫ص َر ِاء‬ ِ
Nashirun nushorô’i
Paling Kuasa menolong diantara para penolong
َْ ْ َ
‫ص ِاح ُب ٔالان ِب َي ِاء‬
Shôhibul anbiyâ’I
Pemilik para Nabi

123
َ ْ
‫ُم ِع ْ^ ُن ٔالا ْوِل َي ِاء‬
Mu ‘inul awliyâ’i
dan Penolong para wali
َ ٰ َ َ
‫ى َما َيش ُاء‬O‫ُس ْب َحان ُه ق ِاد ٌر َع‬
Subhânahu qôdirun ‘alâ mâ yasyâ’u
Maha Suci Dia, Maha Kuasa atas segala yang dikehendaki-Nya
ُ ‫ان ْاملَ ِل ُك ْال ُق ﱡد ْو‬
‫س‬ َ ‫ُس ْب َح‬
Subhânamalikul quddûsu
Maha Suci Dia Maha Raja Yang Suci (Al-Quddus)
َْ ْ ُ
‫ذو ال َع ْر ِش امل ِج ْيد‬
Dzul ‘arsyil majîd
Pemilik ‘Arsy (singgasana) yang mulia
َ ٌ ‫َ ﱠ‬
‫ال ِملا ُي ِرْي ُد‬‫فع‬
Fa ‘âlun lima yurîdu
Pelaksana setiap yang diinginkan-Nya
َ ْ ‫َ ﱡ‬
َ‫ٔالا ْر‬
‫اب‬
ِ ‫ب‬ ‫رب‬
Robbul arbâbi
Tuhan para dewa
َ ْ ُ َّ َُ
َ ‫ٔالا ْس‬
‫اب‬
ِ ‫ب‬ ‫ومس ِبب‬
wa musabbibul asbâbi
dan sebab segala sebab
َ ْ َ ْ ُ َ
‫اب‬
ِ ‫فا ِتﺢ ٔالا بو‬
Fâtihul abwâbi
Pembuka segala pintu

124
َ َ َ
‫ َم ْق ُد ْو ٍر َعل ْي ِه‬Jُ ^ْ ‫ق ِاد ٌر غ‬
Qôdirun ghoyru maqdûrin ‘alayhi
Kuasa tidak dikalahkan
َ َ
‫ َم ْق ُه ْو ٍر‬Jُ ^ْ ‫ق ِاه ٌر غ‬
Qohirun ghayru maqhûrin
Perkasa tidak ditaklukkan
ُْ ‫ﱠ‬
‫َعال ُم الغ ُي ْو ِب‬
‘alamul ghuyûbi
Yang Mengetahui segala yang terselubung
‫ﱡ‬ ْ
‫َع ِال ٌم َي ْو َم ال َح ْش ِر َوالن ُش ْو ِر‬
‘âlimun yawmal hasyri wan nusyûri
Maha Tahu pada hari penghimpunan (al-Hasyr) dan penyebaran
kebangkitan (an-Nusyur)
ْ ٰ
‫ِإل ُه ٓالا ِل َه ِة‬
Ilâhul ‘âlihati
Tuhan para dewa
ْ ‫َ ٌ ﱠ‬
‫اس َي ْو َم ال َوا ِق َع ِة‬
ِ ‫ج ِامع الن‬
Jâmi’un nâsi yaumal wâqi’ati
Penghimpun ummat manusia pada hari tragedi
ََ
‫ِإ ﱠن َرﱠب َنا لغ ُف ْو ٌر ﱠر ِح ْي ٌم‬
Inna rabbanâ laghofûrun rohîmun
Sesungguhnya Tuhan kami adalah Maha Pengampun, Maha Penyayang
ُ َ
‫شك ْو ٌر َح ِل ْي ٌم‬
Syakûrun halîm
Maha Penerima syukur dan Maha Santun

125
َ ْ ‫ﱣ‬ َْ
‫أل َح ْم ُد ِلل ُه َر ِ ّب ال َع ِامل ْ^ َن‬
Al-hamdu lillâhi robbil ‘âlamîna
Segala Puji bagi Allah Tuhan sekalian alam
‫َأ ْملَ ِل ُك ﱠ‬
‫الر ْح ٰم ُن ﱠ‬
‫الر ِح ْي ُم‬
Al-malikur rahmânur rohîmu
Maha Raja, Maha Pengasih, Maha Penyayang
ْ َ َْ
‫أأل ﱠو ُل ال َق ِد ْي ُم‬
Al-awwalul qodîmu
Maha Pertama, Maha Qadim (tak bermula)
ْ ْ َ
‫خ ِال ُق ال َع ْر ِش ال َع ِظ ْي ِم‬
Khôliqul ‘arsyil ‘azhîmi
Pencipta singgasana yang agung
ْ َ ْ
‫ُه َو ٔالا ﱠو ُل َوٓالا ِخ ُر‬
Huwal awwalu wal âkhiru
Dia Yang Pertama dan Akhir

‫اط ُن‬ َْ َ ‫َ ﱠ‬
ِ ‫والظ ِاه ُر والب‬
Wazh zhôhiru wal bâthinu
Dia Maha Tampak dan Maha Tersembunyi
َ ُ
‫@ ْ< ٍء َع ِل ْيم‬s ‫َو ُه َو ِبك ِ ّل‬
Wahuwa bikulli syay’in ‘alîmun
Dan Dia mengetahui segala sesuatu
‫َأ ْل َفا ِت ُﺢ ِﱣ‬
ُ‫الرزق‬
Al-fâtihur roziqu
Dia-lah Maha Pembuka (Pemberi Karunia) Pemberi Rizki

126
ْ َ َ ْ َ
‫ َا ِئ ُم‬øَ ‫خ ِال ُق الخال ِئ ِق َوال‬
Khôliqul khalâ’iqi wal bahâ’imi
Pencipta para makhluk dan binatang
َ ْ َ ْ
‫ص ِاح ُب ال َعط َايا َوال َبال َيا‬
َ
Shôhibul athoyâ wal balâya
Pemilik segala anugrah dan bencana
‫َي َام ْن َي ْش ِف ْي ﱠ‬
‫الس ِق ْي َم‬
Yâ man yasyfis saqîma
Wahai Yang menyembuhkan setiap yang sakit
ْ ُْ
‫َو َي ْع ُف ْو َع ِن املخ ِط ِئ ْ^ َن‬
Wa ya’fu ‘anil mukhthi’îna
Yang Memaafkan para pelaku kesalahan

<ْ @ç‫ا‬ َ ْ َ ْ ُْ ََ
ِ ‫ويعفو ع ِن الع‬
Wa ya’fu ‘anil ‘âshi
Yang Mengampuni para pelaku maksiat

‫الص ِال ِح ْ^ َن‬


‫َو ُي ِح ﱡب ﱠ‬
wa yuhibbush shôlihîna
Yang Mencintai orang-orang sholih
ُْْ ٰ ُ
‫ى املذ ِن ِب ْ^ َن‬O‫ َع‬Jُ ˜‫َو َي ْس‬
Wa yasturu ‘alal mudznibîna
dan Menutupi (menyembuhkan aib) para pendosa
َ ْ ْ
‫َو ُيؤ ِم ُن الخا ِئ ِف ْ^ َن‬
Wa yu’minul khô’ifîna
dan Menentramkan orang-orang yang ketakutan

127
َْ َ ْ ‫َ ٰ َ ﱠ َْ َ ﱠ‬
‫الر ﱡب الك ِرْي ُم امل ْع ُب ْو ُد‬ ‫ال ِإله ِالا أنت‬
Lâ ilâha illa antar robbul karîm Al ma’bûdu
Bukan Tuhan selain Engkau, Tuhan Maha Pemurah Yang disembah
َ ْ َ
‫ ال َعط َايا‬Jُ ^ْ ‫ك ِث‬
Katsîrul ‘athoyâ
Yang Memberikan karunia banyak
ْ
‫َسا ِت ُر ال ُع ُي ْو ِب‬
Sâtirul ‘uyûbi
Yang Menutupi noda-noda
ُ َ
‫شك ْو ٌر َح ِل ْي ٌم‬
Syakûrun halîmun
Maha Syukur, Maha Pemaaf
ُ ْ
‫َع ِال ُم ال ُح ُد ْو ِد َوك ِ ّل َم ْح ُد ْو ٍد‬
‘âlimul hudûdi wa kulli mahdûdin
Yang Mengetahui batas-batas dan setiap yang terbatas
َْ ْ ْ َ ْ
‫الر ْز ِق َؤالاش َج ِار َؤالاث َم ِار‬
ّ ُ َُْ
ِ ‫ومن ِبت‬
Wa munbitur rizqi wal asyjâri wal atsmâri
Yang Menumbuhkan rezeki, pepohonan dan buah-buahan
‫َُ َُّ ﱠ‬
‫الل ْيل َو ﱠ‬
‫ َ ِار‬Å‫ال‬ ِ ‫ومد ِبر‬
Wa mudabbirul layli wan nahâri
Pengatur siang dan malam (malam dan siang),
َ َْ ْ َ ْ ُ ُ ْ ُ َ َ
‫وف ِالق الحبو ِب ؤالاثم ِار‬
wa fâliqul hubûbi wal atsmâri
Pembelah biji-bijian dan buah-buahan

128
َ َ ْ َ َ ْ َ
‫ ﱞ< َع ِن اللخال ِئ ِق ُم َق ِ ّس ُم الا ْرز ِاق‬Xِ ‫غ‬
Ghoniyyun ‘anil kholâ-iqi muqhosshimul arzâqi
Maha Kaya dari semua makhluq, pembagi rezeki-rezeki
َ ْ ْ ْ
‫ُمذ ِه ُب ال ُه ُم ْو ِم َؤالا ْح َز ِان‬
mudzhibul humûmi wal ahzâni
Pelenyap duka dan nestapa
‫ٰ ْ َْ َ ﱠ ْ َ َ َ َ َ ﱠ‬
َ ‫الل ْي ُل َو‬
‫ض ْو ُء ﱠ‬
‫ َ ِار‬Å‫ال‬ ‫ِإل ِ·< أنت ال ِذي سجد لك‬
Ilâhi antal ladzi sajada lakal laylu wa dhaw’un nahâri
Tuhanku, Engkau yang kepadanya malam dan cahaya siang bersimpuh
sujud
‫َ ﱡ ُْ ُ َ ُ َ ُ ﱠ‬
ْ ‫الش‬
‫س‬
ِ ‫م‬ ‫والنجوم وشعاع‬
Wan nujûmi wa syu’â ‘isy syamsi
Juga gemintang dan cahaya surya
ْ َ ْ َ ْ ُ
‫َو َح ِف ْيف ٔالاش َج ِار َوخ ِرْي ُر ِامل َي ِاﻩ‬
Wa hafîfil asyjâri wa khorîrul miyâhi
Juga desah dedauanan (pepohonan) dan gemercik air
ُ ْ َ ْ ّ ُ َْ َ َ َْ ٰ
‫ ْي ال ُقل ْو ِب‬wِ ‫الس ﱠر َو ِٕالا ْعال ِن َو َما‬
ِ ‫ِإل ِ·< أنت تعلم‬
Ilâhi anta ta’lamus sirro wal ‘i’lâna wa mâ fil qulûbi
Tuhanku, Engkau Mengetahui rahasia dan yang tampak serta yang
terkandung dalam hati
ُ‫ﱡ‬ َ َ َ
‫ ْي الذن ْو ِب‬wِ ‫@ ْ< ِإذا غ ِرق‬ç‫ا‬‫ع‬َ ‫إ ٰل· ْ< َأ ْن َت ﱠالذ ْي َت ْع ُف ْو َعن ْال‬
ِ ِ ِ ِ ِ
Ilâhi antal ladzî ta‘fu ‘anil ‘âshi idzâ ghoriqo fidzdzunûbi
Tuhanku, Engkau yang Mengampuni pelaku maksiat saat tenggelam
dalam dosa

129
ُْ َْ ُ َ َ
‫ِأل ﱠن َك غ َاية املطل ْو ِب‬
Li annaka ghôyatul mathlûbi
Karena Engkau adalah puncak tumpuan (harapan dan permintaan)
‫ﱡ‬ ْ
‫َي ْو َم ال َح ْش ِر َوالن ُش ْو ِر‬
yawmal hasyri wan nusyûri
pada hari pengumpulan (al-Hasyr) dan kebangkitan (an-Nusyur)
َ َ ْ َ ‫ٰ َْ ﱠ‬
<ْ {ِ ‫ ْي خ ِط ْيئ‬Gِ ‫ِإل ِ· ْ< أن َت ال ِذ ْي تغ ِف ُر‬
Ilâhi antal ladzî taghfiru li khothi’ati
Tuhanku, Engkau yang Mengampuni kesalahanku
َ ‫َو َت ْق~@ ْ< َح‬
<ْ {ِ ‫اج‬ ِ
wa taqdhi hâjati,
dan memenuhi keperluanku,
َُ َ ُ ُْ َ
‫ك َما قل َتأ ْد ُع ْو ِن ْي أ ْس َت ِج ْب لك ْم‬
Kamâ qulta “Ud’ûni antajib lakum”
Sebagaimana Engkau telah Firmankan, “Mintalah pada-Ku, niscaya
Aku kabulkan untuk kalian.”
ُ َ َْ
‫َوأن َت ق ْول َك َح ﱞق َو َو ْع ُد َك ِص ْد ٌق‬
Wa anta qowluka haqqun wa wa’duka shidqun
Firman-Mu adalah benar dan janji-Mu adalah jujur
َْ ْ َ
‫ ْ< ِم َن ال َه ِ ّم َوالغ ِ ّم‬Xِ ‫ن ِ ّج‬
Najjinî minal hammi wal ghommi
Selamatkan aku dari duka dan kesedihan
ّ ‫َو ْال َك ْرب َو‬
‫الض ْي ِق‬
ِ ِ
Wal karbi wadh dhîqi
Kesusahan dan kepanikan

130
‫ﱡ‬ ّ َ
‫الش ﱠد ِة َوالذ ِ ّل‬
ِ ‫و‬
Wasy syiddati wadz dzulli
Kesulitan dan kehinaan
ْ
‫ض َوال ُج ُن ْو ِن‬ َ َ‫َو ْامل‬
‫ر‬
ِ
Wal marodhi wal junûni
Penyakit dan kegilaan
َ ْ َ Kَ ‫َو ْال‬
‫ص َوال ُجذ ِام‬
ِ J
Wal baroshi wal judzâmi
Belang dan kusta
ْ ُ ُ َْ
‫َوأن َت ِغ َياث ك ِ ّل َمك ُر ْو ٍب‬
Wa anta ghiyâtsu kulli makrûbin
Engkau adalah Penolong setiap yang tertimpa bencana
ْ ُْ ْ ‫َو َم‬
‫ض ُر ْو ٍر َو َمظل ْو ٍم َو َمط ُر ْو ٍد‬
wa madhrûrin wa mazhlûmin wa mathrûdin
dan prahara yang teraniaya dan terlantar
ْ‫ﱡ‬ َ َ ْ َْ َ ‫ٰ َْ َ ﱠ‬
‫الدن َيا‬ ِ ‫ ْ< ِمن ج ِم ْي ِع آف‬Xِ ‫ِإل ِ· ْ< أنت ال ِذ ْي ح ِفظت‬
‫ات‬
Ilâhi antalladzî hafizhtanî min jamî’i âfâtid dun yâ
Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah Melindungiku dari semua bahaya
dunia
َ‫ات ْٓالا ِخ َر ِة َو َأ ْه َو ِال َها َو َأ ْح َز ِا’ا‬ َ َ ْ ْ َْ َ
ِ ‫ ْ< ِمن ج ِم ْي ِع آف‬Xِ ‫فاحفظ‬
Fahfazhni min jamî’i âfâtil âkhiroti wa ahwâlihâ wa ahzânihâ
Maka Lindungilah aku dari semua bahaya akhirat, peristiwa-peristiwa
yang menakutkan dan kesedihan-kesedihannya

131
َ ‫إ ٰل· ْ< َال َت ْف‬
ّ ‫ى ُر ُؤ ْوس ْال َخ َالئق َي ْو َم‬Oٰ ‫ ْ< َع‬X‫ض ْح‬
‫الد ْي ِن‬
ِ ِِ ِ ِ ِ ِ
Ilâhi lâ taf dhohni ‘alâ ru’ûsil kholâ’iqi yaw maddîni
Sembahanku, jangan pertunjukkan keburukanku di hadapan semua
makhluk di akhirat kelak
َ َْ ‫َ ﱣ َْ َ ﱣ َْ َ ﱣ‬
‫ا‬Jً ^ْ ‫ ك ِب‬Jُ Kَ ‫ ألل ُه أك‬،Jُ Kَ ‫ ألل ُه أك‬،Jُ Kَ ‫ألل ُه أك‬
Allâhu Akbaru, Allâhu Akbaru, Allâhu Akbaru Kabîron
Allah Maha Besar (3x)
َ َ َ َ َ
‫ُس ْب َحان ُه َم ْن ال ِض ﱠد ل ُه َوال ِن ﱠد ل ُه‬
Subhânahu man lâ dhidda lahû walâ nidda lahu
Maha Suci Dia yang tidak mempunyai lawan dan tandingan
َ ََ َ َ َ
‫ل ُه‬Jَ ^ْ ‫َوال ش ِب ْي َه ل ُه َوال ن ِظ‬
Wa lâ syabîha lahu wa lâ nazhîro lahu
Tidak memiliki penyerupa dan padanan
ْ َ َ َ َ َ
‫ ْي ُمل ِك ِه‬wِ ‫َوال َو ِز ْي َر ل ُه َوال ش ِرْي َك ل ُه‬
wa lâ wazîro lahu wa lâ syarîka lahu fî mulkihi
Tidak memiliki pendamping dan sekutu dalam kerajaan-Nya
َُ َ
‫أ ْسأل َك ِب ِع ﱠز ِة ِإ ْع ِ˜ َ¯ ِاز ِع ّ ِز َك‬
As’ aluka bi ‘izzati ‘itizâzi ‘izzika
Aku memohon pada-Mu dengan kemuliaan sikap Mulia-Mu yang
Mulia

‫اع ِزْي ُز ٰيا َر ْح ٰم ُن ٰيا َر ِح ْي ُم‬


َ ‫ٰي‬
yâ ‘azîzu yâ rahmânu yâ rahîmu
Wahai Yang Maha Mulia, Wahai Yang Maha Pengasih, Wahai Yang
Maha Penyayang

132
ُ َ َُ َ
‫ ْ< َما َر َج ْو ُت ِم ْن َك‬Xِ ‫أ ْسأل َك أ ْن ت َوِل َي‬
As ‘aluka an tuwalliyanî mâ rojawtu minka
Aku memohon pada-Mu agar memenuhi apa yang kuharapkan dari-Mu
َ َ َْ َْ
<ْ {ِ ‫ ْي خ ِط ْيئ‬Gِ‫ ْ< ِب َع ْف ِو َك َوتغ ِف ْر‬Xِ ‫َوأك ِر ْم‬
Wa akrimnî bi’afwika wa taghfirlî khothî’atî
Memuliakanku dengan maaf-Mu Mengampuni kesalahanku
َ َ ُ ٰ
‫@ ْ< ٍء ق ِد ْي ٌر‬s ‫ى ك ِ ّل‬O‫ِإ ﱠن َك َع‬
Innaka ‘alâ kulli syay’in qodîrun
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu
ْ ْ ْ ُ َ
‫ ْ< ِب ِح ْف ِظ ال ُق ْر ِآن َوال ِعل ِم‬Xِ ‫َوأ ْن ت ْوِل َي‬
Wa an tûliyanî bihifzhil qur’âni wal ‘ilmi
Dan beri aku karunia untuk menjaga (menghafal Al-Qur’an dan ilmu)
َ َ َ
‫َوت ْح َفظ ِ† َا ل ْح ِم ْ< َو َد ِم ْي‬
Wa tahfazho bihâ lahmi wa damî
Yang dapat menjaga daging dan darahku
َ ََ َ َ ٰ ْ َ َ
‫ى ن ْف ِ›@ ْ< ط ْرفة َع ْ^ ٍن أ َب ًدا‬G‫ ْ< ِا‬Xِ ‫َوال ت ِكل‬
Wa lâ takilni ilâ nafsi thorfata ‘aynin abadâ
Dan jangan Engkau lepaskan diriku dari Penjagaan-Mu sekejap mata
selamanya
َ َ ُ ٰ
‫@ ْ< ٍء ق ِد ْي ٌر‬s ‫ى ك ِ ّل‬O‫ِإ ﱠن َك َع‬
Innaka ‘alâ kulli syay’in qodîrun
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu
ْ
‫َو ِبا ِإل َج َاب ِة َج ِد ْي ٌر‬
wa bil ijâbati jadîrun
yang Maha patut untuk mengabulkannya

133
ْ ْ ‫َ ُ َ ﱠ‬ َ
‫ ّ ِي ال َع ِظ ْي ِم‬Oِ ‫َوال َح ْو َل َوال ق ﱠوة ِالا ِباهللِ ال َع‬
Wa lâ hawla wa lâ quwwata illa bil lâhil ‘aliyyil azhîmi
Tiada cara dan tiada daya kecuali dengan (kehendak) Allah Maha
Mulia
ْ ْ َ ْ َ
‫َياذا ال َجال ِل َو ِٕالاك َر ِام‬
Yâ dzal jalâli wal ikrômi
Wahai Pemilik Kemegahan dan Kedermawanan
ُ َ ْ َ
‫َوأش َه ُد أ ﱠن ك ِ ّل َم ْع ُب ْو ٍد ِم ْن ُد ْو ِن َع ْر ِش َك‬
Wa asyhadu anna kulla ma’bûdin min dûni ‘arsyika
Aku bersaksi bahwa setiap yang disembah selain singgasana-Mu
ْ َ ْ َ َ َ ُْ ٌ َ َ َْ َ َ ََُْ ٰ
‫اطل دون و ِج ِهك الك ِري ِم‬
ِ ‫ى منت·} قر ِار أر ِضك ب‬G‫ِإ‬
ilâ muntahâ qorôri ardhika bâthilun dûna wajhikal karîmi
sejak mulai dari ‘Arsy-Mu hingga ujung permukaan bumi-Mu adalah
palsu selain Dzat-Mu yang Mulia
َ َ َ
‫َآم ْن ُت ِب َك َو ْح َد َك ال ش ِرْي َك ل َك‬
Âmantu bika wahdaka lâ syarika laka
Aku percaya pada-Mu yang Esa tiada sekutu bagi-Mu
َ ُ َ َُ َ
<ْ ‫ ْ< َه ِ ّم ْ< َوغ ِ ّم‬Xّ ِ ‫أ ْسأل َك أ ْن ت َف ّ ِر َج َع‬
As’aluka an tufarrija ‘annî hammî waghommî
Aku memohon padamu agar melenyapkan duka dan praharaku
َ َ ُْ َ
<ْ Xِ ‫< أ َمان ِ{ ْ< َو َد ْي‬Xّ ِ ‫َوأ ْن تؤ ِد َي َع‬
Wa an tu’addi ‘annî amânati wa daynî
Melunasi semua amanat dan hutangku

134
<ْ @‫ا‬‫ر‬َ ْ ‫َو َت ْشف َي َأ‬
‫م‬
ِ ِ
Wa tasyfi amrôdhi
Menyembuhkan semua penyakitku
ْ ٰ َُ َ
}Xَ ‫ى َع َاد ِت َك ال ُح ْس‬G‫َوأ ْن تؤ ِ ّد َي ِإ‬
Wa an tu’addi ilâ ‘âdâtikal husnâ
Menyerahkanku kepada kebiasaan-kebiasaan-Mu yang terbaik
ْ ُ ُ َ َ
‫ ْ< ك ﱠل ُس ْو ٍء َو َمك ُر ْو ٍﻩ‬Xّ ِ ‫ ْ< َوت َف ّ ِر َج َع‬Xِ ‫َوت ْر ُزق‬
Wa tarzuqonî wa tufarrija ‘annî kulla sû’in wa makrûhin
Dan Menganugerahkanku serta melepaskanku dari segala bahaya dan
keburukan
ْ ْ َْ ُْ َ ‫ﱠ‬
‫ض ِل ال َع ِظ ْي ِم‬‫ِإنك ذو الف‬
Innaka dzulfadhlil azhîmi
Sesungguhnya Engkau Pemilik kemurahan yang agung
ْ ْ َ ْ َ
‫ٰياذا ال َجال ِل َو ِٕالاك َر ِام‬
Yâ dzal jalâli wal ikrômi
Wahai Pemilik kemegahan dan kedermawanan
َ َْ ‫َ ﱣ‬
‫ ْ< ِب َحال ِل َك َع ْن َح َر ِام َك‬Xِ ‫الل ُه ﱠم أغ ِن‬
Allâhumma aghninî bihalâlika ‘an harômika
Ya Allah, jadikan aku kaya dengan yang Engkau halalkan dan jauhkan
aku dari yang Engkau haramkan
َ ‫ضل َك َع ﱠم ْن س َو‬
‫اك‬ ْ َ َ
ِ ِ ‫و ِبف‬
Wa bifadhlika ‘amman siwâka
Jadikan aku kaya dengan Kemurahan-Mu dari selain Diri-Mu

135
َ ‫َوب َط‬
‫اع ِت َك َع ْن َم ْع ِص َي ِت َك‬ ِ
Wa bithô ‘atika ‘an ma’shiyatika
Jadikan aku kaya dengan ketaatan pada-Mu dan jauhkan dari maksiat
terhadap-Mu
َ َ ‫ض‬
‫اك َع ْن َسخ ِط َك‬ َ ‫َوبر‬
ِِ
Wa biridhôka ‘an sakhothika
Jadikan aku kaya dengan Kerelaan-Mu dan jauhkan aku dari Murka-Mu
َ ََ َ َ َْ ٰ
<ْ @›ِ ‫ ْ< َوظل ْم ُت ن ْف‬Xِ ‫ِإل ِ·< أن َت خل ْق َت‬
Ilâhi anta kholaqtanî wa zholamtu nafsî
Tuhanku, Engkau telah Menciptakanku namun aku telah menganiaya
diriku

<ْ @ç‫ا‬‫ع‬َ َ‫َوا ْرَت َك ْب ُت ْامل‬


ِ
Wartakabtul ma ‘âshî
Dan melakukan kemaksiatan-kemaksiatan
َْ َ ََ َ
‫ف َهاأنا ُم ِق ﱞر ل َك ِبذن ِ= ْ< ٰيا َر ِ ّب‬
Fahâ ana muqirrun laka bidzambi
Maka, wahai pengaturku, inilah aku mengaku dihadapan-Mu akan
dosaku
ُّ ُُ ْ َ
‫ ْي ذن ْو ِب ْي ك ِل َها‬Gِ‫فاغ ِف ْر‬
Faghfir lî khothî’ati
Ampuni semua dosaku
َ‫َفإ ّن ْي َال َأج ُد َم ْن َي ْغف ُر َها َأ َح ًدا س َواك‬
ِ ِ ِ ِِ
Fa inni lâ ajidu man yaghfiruhâ ahadan siwâka
Sesungguhnya aku tidak menemukan siapapun yang mengampuninya
kecuali Engkau

136
َ َ َْ ‫َ ٰ ﱠ‬
‫ ْ< ِم ْن َسخ ِط َك‬Xِ ‫ال ِإل َه ِالا أن َت ن ِ ّج‬
Lâ ilâha illa anta Najjinî min sakhothika
Bukan Tuhan kecuali Engkau, selamatkan aku dari Murka-Mu
َ ُ ْ ُ َ
‫< ك ﱠل ُس ْو ٍء َو َمك ُر ْو ٍﻩ َوك ﱠل ك ْر ٍب‬Xّ ِ ‫َوف ّ ِر ْج َع‬
Wa farrij ‘annî kulla sû’in wa makrûhin wa kulla karbin
Bebaskan aku dari segala keburukan, segala sesuatu yang tak
kuharapkan dan segala duka
ْ ْ َ ْ َ
‫ٰياذا ال َجال ِل َو ِٕالاك َر ِام‬
Yâ dzal jalâli wal ikrômi
Wahai Pemilik kemegahan dan kemurahan
ْ ْ ‫َ ُ َ ﱠ‬ َ
‫ ّ ِي ال َع ِظ ْي ِم‬Oِ ‫َوال َح ْو َل َوال ق ﱠوة ِالا ِباهللِ ال َع‬
Wa lâ hawla wa lâ quwwata illâ billâhil ‘aliyyil azhîmi
Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah Maha Mulia dan Maha
Agung
َ ْ
‫ان َم ْن ُه َو ِبال َجال ِل ُم َت َو ِ ّح ٌد‬
َ ‫ُس ْب َح‬
Subhâna man huwa jalâli mutawahhidun
Maha Suci Dia Yang Esa dengan keagungan Yang dikenal dengan
pengesaan
ً ‫َوب ﱠ‬
‫الت ْو ِح ْي ِد َم ْع ُرفا‬ ِ
Wa bit taw hîdi ma’rûfan
Yang Disifati dengan ma’ruf (kebajikan)
ً ُ ْ َ ً ْ ُ ْ َ َ ْ َْ َ
‫ص ْوفا‬‫و ِباملع ِرف ِة معروفا مو‬
Wa bil ma’rûfi ma’rûfan mawshûfan
Yang Berfirman dengan Sifat Ketuhanan

137
ً َ ّ َ
‫الص َف ِة قا ِئال َرًّبا‬
ِ ‫و ِب‬
Wa bish shifati qô’ilan robban
Dan dengan Sifat menyatakan diri sebagai Tuhan
َ ‫َوب ﱡ‬
‫الرُب ْو ِب ﱠي ِة ق ِاه ًرا‬ ِ
Wa bir rubûbiyyati qôhiran
Dengan ke Maha Pengendalian
َْ
‫َو ِبالق ْه ِر َج ﱠبا ًرا‬
Wa bil qohri jabbâran
Maha Perkasa dengan Pemaksaan
ْ
‫ ْو ِت َح ِك ْي ًما‬Jُ Kَ ‫َو ِبال َج‬
Wa bil jabarûti hakîman
Maha Bijaksana dengan Keperkasaan
ْ ْ
‫َو ِبال ِحك َم ِة َح ِل ْي ًما‬
Wa bil hikmati halîman
Maha Santun dengan kebijaksanaan
ً ُ ْ ْ ْ ْ
‫َو ِبال ُحك ِم َو ِبال ِعل ِم َرؤ ْوفا‬
Wa bil hukmi wa bil ‘ilmi ro’ûfan
Maha Welas dengan hukum dan pengetahuan
‫ﱠ‬
‫ُس ْب َح َان ُه َع ﱠما َي ُق ْو ُل الظ ِاملُ ْو َن‬
Subhânaka ‘amma yaqûluzh zholimûna
Maha Suci Dia dari apa yang dikatakan orang-orang zalim,
َ ‫ ْي َب‬w ‫ض َو َم ْن‬
ُ َ َْ ُ َ َ ‫ُ ﱠ ً َ ْ َ ُ َُ ﱠ‬
‫ َا‬Åِ ‫اط‬
ِ ‫و‬ ِ ‫ر‬ْ ‫ٔالا‬‫سجدا تخشع له السماوات و‬
sujjadan takhsy’u lahus samâwâti wal ardhu wa man fî bawâtinihâ
yang langit tunduk bersujud khusyu’, bumi tunduk bersujud khusyu’ di
atas singgasana-Nya

138
َ َ َ
‫َو َم ْن ُي َو ِح ُد ْون ُه ف ْوق َع ْر ِش ِه‬
Wa man yuwahhiduunahu fawqa arsyihi
Serta yang mengesakan-Nya di atas singgasana-Nya
َ َ ‫َأ ْش َه ُد َأ ﱠن ُه َل ْي‬
‫ ُﻩ‬Jَ ^ْ ‫س ِف ْ َا َرًّبا غ‬
Asyhadu annaka laysa fî hâ robban ghayrohu
Aku bersaksi bahwa tiada pengatur di langit dan bumi kecuali Dia

‫اب‬‫س‬َ ‫َال إ ٰل َه ﱠالا ُه ْو َسرْي ُع ْالح‬


ِ ِ ِ ِ ِ
Lâ ilâ ha illa huwa sarî’ul hisâbi
Bukan Tuhan selain Dia Penghitung Maha Cepat
ْ َ َ
‫َوأ ْحك ُم ال َح ِاك ِم ْ^ َن‬
wa ahkamul hâkimîna
dan penguasa yang paling berwenang
ُْ َ ُ َ ‫ﱠ‬
‫َجل ْت َعظ َم ُت ُه َو َعظ َم شأن ُه‬
Jallat ‘azhumatu ‘azhuma sya’nuhu
Tampaklah Keagungan-Nya dan Agunglah Kedudukan-Nya
ْ ْ ‫َُ َ ﱠ‬ َ ُ َ َ َ
‫ ّ ِي ال َع ِظ ْي ِم‬Oِ ‫ﷲ َوال َح ْو َل َوالق ﱠوة ِالا ِباهللِ ال َع‬ ‫ماشاء‬
Mâ sya’ Allahu walâ hawla walâ quwwata illâ billâhil ‘aliyyil azhîmi
Masya Allah, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah yang Maha
Mulia dan Agung
ْ‫ﷲ َرّب ْي َو َأ ُت ْو ُب إ َليه‬
َ ‫َأ ْس َت ْغف ُر‬
ِ ِ ِ ِ
Astaghfirullaha robbi wa atûbu ilayhi
Aku memohon ampun pada Allah Tuhanku, dan bertaubat kepada-Nya

139
ُ َ ٰ‫ٰ ُ َﱠُ ٰ َ ﱡ‬
‫اط َمة‬
ِ ‫ي يا ف‬Oِ ‫يا محمد يا ع‬
Yâ Muhammad, yâ ‘Ali, yâ Faathimah
Wahai Muhammad, wahai Ali, wahai Fathimah

‫ ﱡي‬Oِ ‫ٰيا َح َس ُن ٰيا ُح َس ْ^ ُن َو ٰيا َع‬


Yâ Hasan, yâ Husain, wa yâ ‘Ali
Wahai Hasan, wahai Husain, wahai Ali

}@Ýٰ ‫َو ٰيا ُم َح ﱠم ُد َو ٰيا َج ْع َف ُر َو ٰيا ُم ْو‬


Wa ya Muhammad, wa ya Ja’far, wa ya Musa
Wahai Muhammad, wahai Ja’far, wahai Musa

‫ ﱡي‬Oِ ‫ ﱡي َو ٰيا ُم َح ﱠم ُد َو ٰيا َع‬Oِ ‫َو ٰيا َع‬


Wa ‘Ali, wa ya Muhammad, wa ya ‘Ali
Wahai Ali, wahai Muhammad, wahai Ali
ْ
‫َو ٰيا َح َس ُن َو ٰيا ُم َح ﱠم ُد ْب ُن ال َح َس ُن‬
Wa ya Hasan wa ya Muhammadub nul hasan
Wahai Al-Hasan, wahai Muhammad putra al-Hasan
َ ُْ َ ْ َ َ َ ْ
‫َوالخلف ال ُح ﱠجة امل ْن َتظ َر‬
Wal khalafal hujjatul muntazhar
Dan Al-Hujjah yang dinanti
ّ ‫ى َي ْوم‬Gٰ ‫ات ﷲ َو َس َال ُم ُه َع َل ْيـه ْم َأ ْج َمع ْ^ َن إ‬
‫الد ْي َن‬ ُ ‫ص َل َو‬
َ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
Sholawâtullâhu wa salâmuhu ‘alayhim ajma’îna ilâ yawmid din
Shalawat Allah dan salam-Nya atas kalian semua hingga hari kiamat
ْ ‫َّ ْ ْ َ ْ َ ْ ْ ﱡ‬
‫الدن َيا‬ ‫ي‬wِ ‫رِبي ِإرحمنا ِ† ِم‬
Robbî irhamnâ bihim fid dun yâ
Tuhanku, kasihanilah kami dengan kehormatan mereka di dunia

140
ْ َ ‫َو ْار ُز ْق َنا َش َف‬
‫ ْي ٓالا ِخ َر ِة‬wِ ‫اع َ‰ ُ ْم‬
War zuqna syafa’atahum fil âkhiroti
Dan karuniakan kami syafa’at mereka di akhirat
‫ﱠ‬
‫ِب َح ِ ّق ُم َح ﱠم ٍد َو ِآل ِه الط ِاه ِرْي َن‬
Bi haqqi muhammadin wa âlihith thôhirîna
Dengan hak Muhammad dan Keluarganya yang baik dan suci
َ َ ّ
‫ا‬Jً ^ْ ‫َو َس ِل ْم ت ْس ِل ْي ًماك ِث‬
Wa sallama taslîman katsîrô
Dan sampaikan salam yang banyak
‫ب َر ْح َم ِت َك ٰيا َأ ْر َح َم ﱠ‬
‫الر ِاح ِم ْ^ َن‬ ِ
Birohmatika yâ arhamar rôhimîn
dengan Rahmat-Mu Wahai Dzat yang paling Penyayang
َ ْ ‫ﱠ‬ ْ
‫َوال َح ْم ُد ِلل ِه َر ِ ّب ال َع ِامل ْ^ َن‬
Wal hamdu lillahi robbil ‘âlamîn
Dan Segala Puji atas Allah, Tuhan sekalian alam
‫ﱠ‬ ‫ﱠ‬ َ ٰ ُ ‫َ َﱠ‬
.‫ى ُم َح ﱠم ٍد َوأ ْه ِل َب ْي ِت ِه الط ِّي ِب ْ^ َن الط ِاه ِرْي َن‬O‫ﷲ َع‬ ‫ى‬O‫وص‬
Wa shollallâhu ‘alâ Muhammadin wa Ahli Baitihith thoyyibînath
thôhirîn
Dan Sholawat Allah atas Muhammad dan Keluarganya yang baik dan
suci.

141
PENUTUP

Berdoa kepada Allah Swt. termasuk mengamalkan salah satu


ibadahnya dan hal itu menunjukkan kehambaan seseorang.
Rasulullah Saw. bersabda, “Ibadah yang paling utama adalah doa,
maka apabila Allah telah mengizinkan bagi hamba dalam berdoa, Dia
bukakan untuknya pintu rahmat, sesungguhnya seseorang tidak akan
celaka bersama doa.”
Imam Ali bin Abi Thalib as. berkata, “Doa itu kunci rahmat dan
pelita bagi kegelapan.”
Dari Abdullah bin Sinan dari Abu Abdillah (Imam Ja’far Ash
Shadiq as.) berkata, “Adalah ayahku berkata, “Lima doa yang tidak
terhijab dari Al Rabb Yang Maha Berkah dan Maha Tinggi; Doa Imam
yang adil. Doa orang yang teraniaya, (tentangnya) Allah berfirman,
“Sungguh akan Aku balaskan bagimu walaupun setelah suatu masa.”
Doa anak yang sholih bagi kedua orang tuanya. Doa orang tua yang
sholih bagi anaknya, dan Doa orang yang beriman bagi saudaranya
dari kejauhan, maka Dia Allah berfirman, “dan bagimu semisalnya.”
Demikianlah, dan dengan ini selesailah buku Risalah Janaiz tentang
hal-hal yang berkaitan dengan kematian yang disertai dengan Amalan-
amalan serta Doa-doa yang mustahab dan dianjurkan, yang bersumber
dari Rasulullah Saw. dan Ahlul Bait-nya As.
Semoga bermanfaat untuk kaum muslimin.

G۞H

142
KEPUSTAKAAN

1. Al Qur`an Al Karim
2. Al Kaafi (al-Kulaini)
3. Al Khishol (Syaikh Shaduq)
4. Al Amali (Husain bin Muhammad ath-Thusi)
5. Baqiyatush Sholihaat ()
6. Bihar al Anwar (Allamah al-Majlisi)
7. Da`watur Rawandi ()
8. Daras Fiqh Rahbar (Sayyid Ali Khamenei)
9. Dhiya`ush Sholihiin ()
10. Durul Mantsur (Jalaluddin as-Suyuti)
11. Farajal Mahmum ()
12. Fiqh Imam Ja’far Shadiq (Jawad Mughniyah)
13. Fushul al Muhimah (Ali al-Qori al-Hanafi)
14. Ghurar al Hikam (Abu Futuh Amidi)
15. Ilalul Syara’i ()
16. I’lamu ad Diin ()
17. Jami’ al Akhbar ()
18. Kanzul Ummal (Muttaqi al-Hindi)
19. Madinah al Balaghah (Musa Zanjani)
20. Mafatih al Jinan (Abbas al-Qummi)
21. Mahajjud Da’wah (Ibnu Thowus al-Hilli)
22. Makarimul Akhlaq (ath-Thabarsi)
23. Mizan al Hikmah (Muhammad M. Rey Syahri)
24. Mustadrak al Wasail (Husain an-Nuur)
25. Mustadrak Safinah al Bihar (Abbas al-Qummi)
26. Nahjul Balaghah (Sharif ar-Radhi)
27. Sunan Nabi al Akram ()
28. Tafsir al Amtsal (Nasir Makarim Syirazi)
29. Tafsir Fakhru ar-Razi (Fakhruddin ar-Razi)
30. Tsawabul A’mal ()
31. Tuhaful ‘Uqul (al-Harani)
32. Wasail asy Syi’ah (al-Hurr al-‘Amili)

143

Anda mungkin juga menyukai