Abstract
Mantra is a relic of animism in the lives of the Malays. Although, mantra an animist
traditions but there are teachings an Islamic elements in the spell. Mantras at Ketapang
Malay society is examined to see the contain of shahada in their way of speaking. The
purpose of this paper is to describe shahada which appears in the mantras Malay in
Ketapang district as a strategy in the Islamization of West Borneo society. Mantras that has
been collected transcribed linguistically by the system of International Phonetic Alphabet
(IPA). Qualitative research towards these mantras then analyzed by looking at the words that
contain shahada sentences with Islamic theory perspective. As a result, there is a strategy
Islamization of the Malay community in Ketapang through mantras. The evident appears in
the pronunciation of shahada in white and black magic. In the white magic the spells of
shahada used as the key for mantras of treatment and grace while in the black magic the
spell of shahada used to mantras magic pellets and strength.
Keywords: mantra, shahada, sentence, Islamization, Ketapang Malay
Abstrak
Mantra merupakan peninggalan zaman animisme dalam kehidupan orang Melayu.
Walaupun, mantra merupakan tradisi animisme tetapi ada ajaran dan unsur-unsur Islam
dalam mantra. Mantra-mantra pada masyarakat Melayu Ketapang ini dikaji untuk melihat
kandungan kalimat syahadat dalam pertuturannya. Tujuan tulisan ini adalah untuk
mendeskripsikan kalimat syahadat yang muncul dalam mantra-mantra Melayu di Kabupaten
Ketapang sebagai sebuah strategi dalam Islamisasi masyarakat Kalimantan Barat. Mantra-
mantra yang terkumpul ditranskripsi secara linguistik dengan sistem International Phonetic
Alphabet (IPA). Penelitian kualitatif terhadap mantra-mantra yang ada ini kemudian
dianalisis dengan melihat kata-kata yang mengandung kalimat syahadatnya dengan
perspektif teori keislaman. Hasilnya, terdapat sebuah strategi Islamisasi pada masyarakat
Melayu di Ketapang melalui mantra. Hal ini tampak dalam pelafalan kalimat syahadat pada
mantra ilmu sejuk dan panas. Dalam mantra ilmu sejuk kalimat syahadat dijadikan kunci
bagi mantra pengobatan dan pengasihan sedangkan dalam mantra ilmu panas kalimat
syahadat dijadikan sihir untuk mantra pelet dan kekuatan.
Kata-kata kunci: mantra, kalimat, syahadat, Islamisasi, Melayu Ketapang
50
Dedy Ari Asfar: Kalimat Syahadat dalam Mantra Melayu di…
51
Kandai Vol. 12, No. 1, Mei 2016; 71—84
52
Dedy Ari Asfar: Kalimat Syahadat dalam Mantra Melayu di…
53
Kandai Vol. 12, No. 1, Mei 2016; 71—84
54
Dedy Ari Asfar: Kalimat Syahadat dalam Mantra Melayu di…
55
Kandai Vol. 12, No. 1, Mei 2016; 71—84
pun serta ucapan dengan lisan secara 2). Oleh karena itu, analisis kualitatif
nyata kalimat ikrar Lailahaillallah dalam penelitian ini menerapkan empat
Muhammadarasulullah bahwa tidak metode analisis yang paling penting,
ada Tuhan yang berhak disembah yakni observasi, analisis teks,
kecuali Allah subhanallahwataalla dan wawancara, dan transkripsi (Silverman
Muhammadarasulullah dalam Alwasilah, 2008, hlm. 157).
salallahualaihiwasalam adalah utusan Dalam penelitian ini penulis
Allah (Ibnu Hazm, 2007, hlm. 3). turun langsung ke lapangan dan
Dengan demikian, kalimat menetap di lokasi kajian dengan
syahadat menjadi lafal penting dalam menerapkan metode observasi-
dakwah untuk pengislaman seseorang partisipasi. Metode observasi-partipasi
menjadi beragama Islam karena melibatkan penulis sebagai peneliti,
menjadikan Allah sebagai Tuhan secara langsung dalam kehidupan
seluruh hamba dan Muhammad masyarakat, bergaul, dan bertemu
sebagai utusan-Nya sehingga ramah dengan masyarakat lokal yang
pelafalnya (pembacanya) memiliki menjadi objek kajian. Observasi
cahaya tauhid yang benar. partisipasi merupakan model penelitian
Hal ini sejalan dengan yang lapangan dengan ciri keterlibatan
diungkap oleh Al-Qarni (2008) bahwa peneliti dengan realitas dunia itu
“Agama Islam datang untuk sendiri.
mengeluarkan manusia dari Ada dua teknik yang digunakan
penyembahan terhadap hamba dan dalam pengumpulan data, yakni
membawa mereka menuju wawancara dan perekaman.
penyembahan kepada Tuhan seluruh Wawancara terhadap para informan
hamba. Agama Islam datang untuk dilakukan dalam rangka menggali dan
mengeluarkan manusia dari sempitnya merekam mantra-mantra pengobatan,
dunia menuju luasnya akhirat dari perlindungan, dan pengasihan yang
kegelapan syirik menuju cahaya tauhid dimiliki informan sebagai sumber data
dan dari kecelakaan kafir menuju dalam penelitian ini.Perekaman dan
kebahagiaan tauhid” (hlm. 29). wawancara disertai dengan pencatatan
lapangan (field notes), baik sebelum
METODE PENELITIAN maupun sesudah perekaman dilakukan.
Bahkan, catatan lapangan (field notes)
Penelitian ini menggunakan dapat dilakukan, baik oleh peneliti
kaidah kualitatif (Alwasilah, 2008; maupun partisipan. Kedua-duanya
Denzin & Lincoln, 2009). Menurut dapat memanfaatkan teknik catatan
Denzin & Lincoln (2009) “penelitian lapangan sekaligus memberikan ulasan
kualitatif merupakan fokus perhatian isi dengan sangat detail, atau
dengan beragam metode dan model sebaliknya (Clandinin & Conely, 2009,
kerja yang mencakup pendekatan hlm. 583).
interpretatif dan naturalistik terhadap Data utama penelitian ini adalah
subjek kajiannnya. Hal ini berarti mantra Melayu Ketapang yang
bahwa para peneliti kualitatif direkam dari Datok Umarhan (lahir 24
mempelajari benda-benda di dalam April 1953) dari Desa Sungai Besar,
konteks alaminya, yang berupaya Kecamatan Matan Hilir Selatan,
untuk memahami atau menafsirkan Kabupaten Ketapang. Data ini pada
fenomena dilihat dari sisi makna yang awalnya ditranskripsi atas bantuan
dilekatkan manusia kepadanya” (hlm. seorang asisten lapangan bernama Feri
56
Dedy Ari Asfar: Kalimat Syahadat dalam Mantra Melayu di…
57
Kandai Vol. 12, No. 1, Mei 2016; 71—84
58
Dedy Ari Asfar: Kalimat Syahadat dalam Mantra Melayu di…
59
Kandai Vol. 12, No. 1, Mei 2016; 71—84
Tabel 1
Mantra Demam
60
Dedy Ari Asfar: Kalimat Syahadat dalam Mantra Melayu di…
ləbuɣ allah ləbuɣ muhammad anduk səjagatlah lebur allah lebur muhammad anduk sejagatlah
bəɣkat doa lailahaillallah berkat doa lailahaillallah muhammadarrasulullah
muhammadaɣɣasulullah tutun bisa naik tawaɣ turun bisa naik tawar hak tawar
hak tawaɣ
Tabel 2
Mantra Bisa
61
Kandai Vol. 12, No. 1, Mei 2016; 71—84
62
Dedy Ari Asfar: Kalimat Syahadat dalam Mantra Melayu di…
Tabel 3
Mantra Pemanis Berjalan
Tabel 4
Mantra Pasangan tidak Mau pisah
mantɣa pasaŋan taʔ maoʔ pisah mantra pasangan tidak mau pisah
samaɣlulut samaɣ ligə samarlulut samar lige
kətigə dəŋan bəɣas səlaseh ketige dengan beras selaseh
hati kau kusut campur sukə hati kau kusut campur suke
jaŋan bəcəɣay kitə kəkasih jangan becerai kite kekasih
bəɣkat doaku lailahaillallah berkat doaku lailahaillallah
muhammadaɣɣasulullah muhammadarrasulullah
63
Kandai Vol. 12, No. 1, Mei 2016; 71—84
Tabel 6
Mantra Pelet Panah Arjuna
64
Dedy Ari Asfar: Kalimat Syahadat dalam Mantra Melayu di…
Tabel 7
Mantra Penguat Tenaga
65
Kandai Vol. 12, No. 1, Mei 2016; 71—84
66
Dedy Ari Asfar: Kalimat Syahadat dalam Mantra Melayu di…
67
Kandai Vol. 12, No. 1, Mei 2016; 71—84
68