Anda di halaman 1dari 19

KANDAI

Volume 12 No. 1, Mei 2016 Halaman 51—68

KALIMAT SYAHADAT DALAM MANTRA MELAYU DI KETAPANG:


STRATEGI ISLAMISASI PENDUDUK LOKAL
(Shahada Sentence in The Formof Mantra in Ketapang Malay: A Strategy
of Local People Islamization)

Dedy Ari Asfar


Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Barat
Jalan A. Yani, Pontianak 78121
Pos-el: dedyariasfar@gmail.com
(Diterima 6 Februari 2016; Direvisi 12 Maret 2016; Disetujui 13 April 2016)

Abstract
Mantra is a relic of animism in the lives of the Malays. Although, mantra an animist
traditions but there are teachings an Islamic elements in the spell. Mantras at Ketapang
Malay society is examined to see the contain of shahada in their way of speaking. The
purpose of this paper is to describe shahada which appears in the mantras Malay in
Ketapang district as a strategy in the Islamization of West Borneo society. Mantras that has
been collected transcribed linguistically by the system of International Phonetic Alphabet
(IPA). Qualitative research towards these mantras then analyzed by looking at the words that
contain shahada sentences with Islamic theory perspective. As a result, there is a strategy
Islamization of the Malay community in Ketapang through mantras. The evident appears in
the pronunciation of shahada in white and black magic. In the white magic the spells of
shahada used as the key for mantras of treatment and grace while in the black magic the
spell of shahada used to mantras magic pellets and strength.
Keywords: mantra, shahada, sentence, Islamization, Ketapang Malay

Abstrak
Mantra merupakan peninggalan zaman animisme dalam kehidupan orang Melayu.
Walaupun, mantra merupakan tradisi animisme tetapi ada ajaran dan unsur-unsur Islam
dalam mantra. Mantra-mantra pada masyarakat Melayu Ketapang ini dikaji untuk melihat
kandungan kalimat syahadat dalam pertuturannya. Tujuan tulisan ini adalah untuk
mendeskripsikan kalimat syahadat yang muncul dalam mantra-mantra Melayu di Kabupaten
Ketapang sebagai sebuah strategi dalam Islamisasi masyarakat Kalimantan Barat. Mantra-
mantra yang terkumpul ditranskripsi secara linguistik dengan sistem International Phonetic
Alphabet (IPA). Penelitian kualitatif terhadap mantra-mantra yang ada ini kemudian
dianalisis dengan melihat kata-kata yang mengandung kalimat syahadatnya dengan
perspektif teori keislaman. Hasilnya, terdapat sebuah strategi Islamisasi pada masyarakat
Melayu di Ketapang melalui mantra. Hal ini tampak dalam pelafalan kalimat syahadat pada
mantra ilmu sejuk dan panas. Dalam mantra ilmu sejuk kalimat syahadat dijadikan kunci
bagi mantra pengobatan dan pengasihan sedangkan dalam mantra ilmu panas kalimat
syahadat dijadikan sihir untuk mantra pelet dan kekuatan.
Kata-kata kunci: mantra, kalimat, syahadat, Islamisasi, Melayu Ketapang

PENDAHULUAN Attas, 1972, 2011, hlm. 217—218)


yang merupakan akar dari lahirnya
Islamisasi terbilang sukses di bahasa Indonesia. Islamisasi tersebut
Nusantara.salah satu faktornya karena berhasil karena sastra kitab dan sastra
peran bahasa dan sastra Melayu (Al- prosa bercorak Islam menyebar dengan

50
Dedy Ari Asfar: Kalimat Syahadat dalam Mantra Melayu di…

masif ke Nusantara melalui bahasa Islam dalam kitab Mir’at al-Mukminin


Melayu sebagai lingua franca yang dalam bentuk tanya-jawab untuk
mudah dipahami masyarakatnya. digunakan guru dan murid sehingga
Artinya, bahasa Melayu pada zaman mudah dihafal. Salah satu karya dalam
itu menjadi bahasa pengantar utama bahasa Persia yang diterjemahkan ke
Islam di seluruh Kepulauan Nusantara dalam bahasa Melayu dan bahasa Jawa
sehingga pada abad keenam belas adalah Kitab Seribu Masalah yang
bahasa Melayu berjaya menjadi bahasa mengandung hal-hal penting dalam
sastra dan agama yang luhur serta ajaran kosmologi Islam dalam bentuk
sanggup menggulingkan kedaulatan pertanyaan yang diajukan seorang
bahasa Jawa dalam bidang ini (Al- Yahudi terpelajar kepada Nabi
Attas, 1972, hlm. 4-42; Collins, 2011; Muhammad (Reid, 1999, hlm. 206-
Reid, 2011, hlm. 270-275). 207).
Bahasa Melayu melahirkan karya Fakta keberaksaraan sastra dalam
cipta sastra dakwah untuk masyarakat proses Islamisasi penduduk Nusantara
Nusantara. Hal ini memudahkan dalam memang tidak dapat dinafikan
menyebarkan dan mengenalkan keberhasilannya. Namun, jauh sebelum
khazanah kesusastraan dunia Islam di keberaksaraan itu muncul dalam
Nusantara. Misalnya, seni sastra mengislamkan penduduk Nusantara
Melayu lama tersebar dalam bentuk sesungguhnya faktor keberlisanan
kitab dan hikayat. Sastra kitab sastra Melayu terlebih dahulu muncul.
memaparkan soal-soal ilmu kalam, Hal ini dapat dilihat pada sastra lisan
fikih, dan tasawuf Nusantara yang rata- bercorak mantra yang memainkan
rata gubahan dari bahasa Arab dan peran penting dalam mengislamkan
Persia.Sastra hikayat berupa gubahan penduduk lokal pada awal mulanya.
dari cerita-cerita Islam berkenaan Mantra sebagai bentuk puisi
dengan Nabi Muhammad Saw. dan tradisional merupakan genre yang
keluarganya, hikayat pahlawan- paling awal dalam kehidupan dan
pahlawan Islam, dan sebagainya kebudayaan masyarakat. “Pada
(Hamid, 1990; Djamaris, 1990; masyarakat Melayu terdapat bukti-
Braginsky, 1994). bukti bahwa mantra adalah warisan
Pendakwah Islam juga dari kehidupan primitif, dalam zaman
menggunakan syair dan suluk untuk purba, atau prasejarah yang terus
memudahkan para santri atau penganut dikekalkan, ditambah, dikembangkan,
baru dalam mengucapkan doktrin- dan diamalkan sampai hari ini” (Piah,
doktrin penting dan langkah-langkah 1989, hlm. 478). Tidak mengherankan
mistik dalam jalan Allah. Hal ini dapat kemudian ketika Islam masuk dan
dilihat melalui karya-karya Hamzah menyebar dalam kehidupan
Fansuri dari Barus. Hamzah Fansuri masyarakat Nusantara terjadi
mampu menghadirkan rasionalisme Islamisasi melalui media mantra
dan pemikiran tasawuf melalui syair dan/atau Islamisasi terhadap mantra
dan suluk yang ditulisnya seperti sebagai budaya lisan yang sudah ada
Asrarul Arifin fi Bayani Ilmis Suluk sejak zaman prasejarah ini.
wat Tauhid, Syurabul Asyikin, Al Mantra memainkan perang
Muhtadi, dan Ruba’i Hamzah Fansuri penting sebagai strategi pengislaman
(Braginsky, 1998; Hadi W.M., 2001). tahap pertama dalam masyarakat yang
Selain itu, ada juga Syamsudin as belum mengenal agama. Mantra-
Sumatrani yang menulis nilai-nilai mantra tersebut dimasukkan kalimat

51
Kandai Vol. 12, No. 1, Mei 2016; 71—84

syahadat Lailahaillallah Aceh bernama Abdul Rauf Singkel


Muhammadarrasulullah dalam melukiskan betapa Islam dari sisi
pelafalannya. Artinya, kalimat mistiknya menjadi bagian dari cara
syahadat ini menjadi cara para pengobatan dan maksud-maksud lain.
pendakwah dalam mengislamkan Kalau seorang ulama Arab dilukiskan
penduduk Nusantara. Selanjutnya, berdakwah keras menentang adu ayam
kalimat mantra ini perlahan-lahan dan berbagai permainan ketangkasan
berkembang dengan memasukkan lain yang terlarang, sang ulama Aceh
kalimat-kalimat doa berbahasa Arab itu justru memberi jimat kepada
seiring dengan berterimanya Islam pemilik ayam aduan untuk membuat
sebagai agama. Fakta ini menurut ayamnya kebal. Jimat itu berupa
Houtman dalam Reid (1999) “sejak kalimat syahadat. Tidak lama
tahun 1600 doa berbahasa Arab telah kemudian semua tukang ayam
menjadi kalimat-kalimat baku dalam mengetahui rahasia itu dan menirunya
bahasa Melayu” (hlm.209). sehingga ayam mereka juga menang,
Pengislaman dengan mantra lalu tukang adu ayam pertama itu
merupakan pendekatan yang halus dan datang kembali pada sang ulama untuk
damai sehingga tanpa penolakan dan meminta jimat lain. Kali ini ia diberi
protes terhadap ajaran Islam oleh salat. Dengan cara inilah sang ulama
penduduk yang masih kuat memegang dianggap telah menyebarkan agama
adat non-Islami. Misalnya, Raja Patani Islam (Hurgronje dalam Reid, 1999,
menurut hikayatnya menjadi Islam hlm.209).
sebagai akibat dari kekuatan Mengenai kenyataan ini Hall
penyembuhan yang dimiliki seorang dalam Hermansyah (2010)
Syekh dari Pasai (Sumatra). Sang raja mengemukakan bahwa persaudaraan-
menderita suatu penyakit parah yang persaudaraan sufi itu berhasil karena
menyebabkan kulitnya pecah-pecah mereka tidak menentang adat istiadat
dan tidak bisa disembuhkan oleh para dan kepercayaan rakyat yang
dukun tradisional. Pada saat yang sama bertentangan dengan Islam yang
doa sang Syekh kepada Tuhannya Ortodoks. Selain itu, kehadiran Islam
membuat sang raja sembuh sekaligus justru memberikan corak pada ilmu
membuka mata hati sang raja untuk (mantra) yang seluruh bahannya
memeluk Islam (Reid, 1999, hlm. 209). berasal dari ajaran Islam, seperti ilmu
Para pendakwah Islam pada (mantra) yang berasal dari kalimah
zaman itu menggunakan pendekatan atau ayat-ayat Alquran, serta
yang menarik simpati masyarakat pemakaian bahasa Arab pada jimat
pribumi. Mereka tidak serta merta (hlm. 90).
menghapus atau mengubah tradisi Dalam konteks kosmologi
lokal tersebut menjadi benar menurut sesungguhnya masyarakat Melayu
perspektif syariat Islam. Dalam sebelum Islam itu animis. Artinya,
konteks ini, ajaran Islam berusaha orang Melayu memercayai semua
mengakomodasi sistem nilai dan benda yang tak bernyawa dan alam
kepercayaan lokal yang telah hidup mempunyai roh hidup yang dikenal
mapan dalam masyarakat. sebagai semangat, badi, atau
Hal ini juga tampak berdasarkan penunggu. Ketika Islam datang pun,
pendekatan yang dilakukan oleh Islam dipandang oleh masyarakat lokal
seorang ulama dalam mengislamkan memiliki kekuatan spiritual yang
penduduk di Aceh. Seorang ulama dahsyat secara vertikal dan horizontal.

52
Dedy Ari Asfar: Kalimat Syahadat dalam Mantra Melayu di…

Kekuatan ini dianggap memiliki Ketapang ini dikaji untuk melihat


kesamaan dengan sistem religi atau kandungan kalimat syahadat dalam
tradisi lisan masyarakat yang pertuturannya. Tujuan tulisan ini
memercayai ritual terhadap kekuatan adalah untuk mendeskripsikan kalimat
roh dan hantu. Kekuatan roh dianggap syahadat yang muncul dalam mantra-
mampu menolong dan membawa mantra Melayu di Kabupaten Ketapang
kebaikan pada kehidupan sebagai sebuah strategi dalam
masyarakatnya. Oleh karena itu, dalam Islamisasi masyarakat di Kalimantan
ritual–ritual tradisional, roh dan hantu Barat.
diundang untuk menjadi penyembuh Tulisan tentang mantra ini
atau pelindung agar si pemilik hajat diharapkan berkontribusi dan
terlepas dari wabah penyakit atau menambah referensi dalam bidang
kesusahan yang sedang dialaminya ilmu linguistik, sastra, dan Islam di
(lihat Asfar, 2005). Bahkan, untuk Nusantara. Dengan tulisan ini
menangkal dan mengobati semangat, diharapkan kalangan ulama fikih tidak
badi, atau penunggu yang menganggu serta merta menganggap mantra
manusia salah satunya digunakanlah sebagai sebuah kesyirikan. Mantra
mantra-mantra Melayu sebagai sarana yang ada ini merupakan satu proses
pengobatan (Hermansyah, 2010). awal pengislaman penduduk lokal
Menurut Piah (1989) “Mantra dengan ilmu mantra yang pada
Melayu adalah peninggalan zaman zamannya memang diperlukan dan
animisme yang kemudian disesuaikan diyakini oleh masyarakat sebagai bekal
dan disebatikan dengan ajaran Islam. hidup. Oleh karena itu, tulisan ini
Islam merupakan unsur yang menjadi bermanfaat bagi kalangan ulama dan
warna penting sehingga mantra ustaz yang mengajarkan syariat harus
Melayu hari ini banyak dipengaruhi dapat melanjutkan dakwah yang belum
oleh konsep dan istilah Islam” (hlm. tuntas ini dalam memberikan
480). Mantra yang memasukkan istilah pemahaman ajaran Islam yang baik
berunsur Islam dan kalimat syahadat dan benar dalam konteks kekinian.
menjadi kunci kemujaraban mantra
yang diamalkan masyarakatnya (lihat LANDASAN TEORI
Hermansyah, 2010).
Berbagai fakta temuan itu Menurut Piah (1989) “mantra
menunjukkan bahwa kalimat syahadat berasal dari bahasa Sanskerta mantara,
dalam mantra memainkan peran manir, atau matar (hlm. 478). Mantra
penting dalam mengislamkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
penduduk di Nusantara sebagai (2008) bermakna “Perkataan atau
rangkaian Islamisasi yang utama. Fakta ucapan yang memiliki kekuatan gaib
ini pula yang ingin penulis buktikan (misal dapat menyembuhkan,
dalam mantra-mantra Melayu dengan mendatangkan celaka, dsb)” (hlm.
kasus penelitian terhadap mantra 987). “Kehadiran Islam mengubah
Melayu Ketapang, Kalimantan Barat. istilah Sanskerta mantra dan jampi
Dalam mantra Melayu terdapat unsur- menjadi doa”.
unsur kata dan kalimat bercorak Arab Mantra dalam masyarakat
sebagai bagian dari Islamisasi yang Melayu dikenal juga dengan istilah
berkombinasi dengan dialek Melayu ilmu. Istilah ilmu dalam konteks ini
Ketapang. Oleh karena itu, mantra- dilihat sebagai satu bentuk amalan
mantra pada masyarakat Melayu berunsur magis yang menjadikan

53
Kandai Vol. 12, No. 1, Mei 2016; 71—84

pengamalnya memiliki keistimewaan, barang, pembungkam manusia dan


seperti ilmu pengasih, ilmu memburu buaya, mengusir hantu, pengasihan,
rusa, ilmu penjauh harimau, ilmu dan untuk menyakiti. Cuca dan ilmu
berjalan di hutan, dan lain-lain. dari segi teks, fungsi, dan cara
Selanjutnya, Hermansyah (2010) mengamalkannya tidak ada bedanya
mengemukakan bahwa “Ilmu adalah dengan ilmu. Yang membedakannya
rumusan verbal dan/atau ritual dengan adalah bergantung kepada masyarakat
[atau tidak] menggunakan media dalam menamakan mantra tersebut.
tertentu (baik dari sistem budaya Pelias adalah ilmu yang digunakan
masyarakat maupun merupakan untuk melindungi diri atau milik
penyerapan dari sistem budaya lain) seseorang dari bahaya, baik manusia,
yang bertujuan untuk pengobatan, senjata, makhluk gaib, maupun
kekuatan, perolehan sesuatu, dan penyakit (hlm. 50-51).
perlindungan” (hlm. 49). Kedua, “ilmu berdasarkan fungsi
Istilah ilmu merupakan istilah merupakan mantra yang digunakan
Melayu yang dipinjam dari bahasa dalam lingkaran kehidupan masyarakat
Arab (Hermansyah, 2010, hlm. 47). atau siklus kehidupan manusia, seperti
Artinya, dapat diduga masyarakat sebelum melahirkan, melahirkan,
Nusantara mengenal istilah ilmu ketika pascamelahirkan, menyusui, mencari
mereka mulai berhubungan dengan pasangan, pekerjaan, dan menghadapi
agama Islam. Dengan demikian, ilmu kematian” (Hermansyah, 2010, hlm.
atau mantra merupakan salah satu 57).
strategi bagi para pendakwah Islam Ketiga, berdasarkan etika
dalam mengislamkan keyakinan menurut Hermansyah (2010) “ilmu
beragama masyarakat lokal dapat dibagi menjadi dua, yaitu ilmu
sebagaimana yang dilakukan oleh sejuk dan panas. Ilmu sejuk adalah
seorang syekh di Patani dan Abdul ilmu yang digunakan untuk tujuan
Rauf Singkel di Aceh (Reid, 1999, positif, seperti untuk menangkal,
hlm. 209). menyelamatkan, dan tujuan positif
Menurut Hermansyah (2010), lainnya sedangkan ilmu panas adalah
ilmu atau mantra diklasifikasi menjadi ilmu yang digunakan untuk tujuan
tiga, yaitu (1) ilmu berdasarkan negatif (menyakiti orang atau membuat
penamaan, (2) fungsi, dan (3) etika. jimat dari minyak, darah) atau ilmu
Pertama, ilmu berdasarkan penamaan untuk tujuan kekuatan)” (hlm. 84).
terdiri atas tawar, cuca, ilmu, dan Selanjutnya, sejalan dengan
pelias. Tawar adalah sejenis ilmu yang klasifikasi berdasarkan etika di atas,
berupa mantra yang sebagian besar ilmu terbagi menjadi dua, yaitu ilmu
digunakan untuk pengobatan. Cuca hitam dan ilmu putih. Ilmu hitam
merupakan penamaan terhadap ilmu dikenal sebagai ilmu magis panas yang
yang unsur utamanya adalah mantra digunakan untuk mencelakakan orang
untuk mengaburkan penilaian, lain atau untuk menyebabkan
membungkam musuh, kecantikan, seseorang itu mati sedangkan ilmu
untuk menembak binatang, mengusir putih dikenal sebagai ilmu magis sejuk
hantu, dan menahan anak panah. Cuca yang berfungsi untuk menangkal dan
merupakan ilmu yang unsur utamanya mengobati ilmu magis panas yang
adalah mantra untuk pengasihan, dipasang atau dikirim oleh pihak lain.
kekebalan tubuh, kekuatan, untuk Ilmu itu ada dua jenis ada yang
berkelahi, sebagai pelindung diri dan bernilai baik dengan memasukkan

54
Dedy Ari Asfar: Kalimat Syahadat dalam Mantra Melayu di…

unsur-unsur Islam dan yang “Supaya mereka menauhidkan Allah.”


bertentangan dengan ajaran-ajaran (hlm. 142).
Islam yang lazim disebut ilmu Kalimat Lailahaillallah disebut
hitam.Mantra yang memiliki unsur- pula zikir nafi itsbat, yaitu Lailaha
unsur Islam merupakan satu proses (tidak ada Tuhan) berarti menafikan
Islamisasi. Islamisasi terjadi terhadap (meniadakan) bahwa tidak ada Tuhan
konsep-konsep pra-Islam yang ada yang berupa manusia, patung, batu,
dalam lafal mantra dengan dan lainnya, kemudian Illallah berarti
mengubahnya menjadi kata-kata atau meng-itsbat (menetapkan) kecuali
istilah berunsur Islam. Allah. Nafi itsbat merupakan
Hal ini sejalan dengan pendapat pengetahuan yang diyakini bahwa
pakar kebudayaan Islam bahwa dengan tidak ada Tuhan pada sesuatu dan
kedatangan Islam, konsep-konsep dalam bentuk yang bermacam-macam
terpenting yang terbayang dalam kata- kecuali hanya Tuhan yang tunggal,
kata dan istilah-istilah penting yang yaitu Allah (Hamid, 2005, hlm. 166;
terdapat dalam bahasa Melayu Al-Utsaimin, 2010, hlm. 123).
mengenai Tuhan, manusia, dan Syahadat ini mengharuskan seseorang
pertaliannya dengan alam semesta— mengakui dengan lisan dan hatinya
semuanya mengalami penapisan dan bahwa tidak ada sesembahan yang hak
penyaringan supaya sesuai dengan melainkan Allah (Al-Utsaimin, 2010,
istilah-istilah dan kata-kata Arab dalam hlm. 123).
bidang falsafah dan metafisika (Al- Kalimat syahadat sambungan
Attas, 1969, 1972). dari Lailahaillallah adalah
Dalam konteks mantra kata-kata Muhammadarasulullah. Makna
Islam yang paling penting adalah lafal syahadat Muhammadarasulullah ialah
basmalah, nama sahabat, istri nabi, dan mengakui dengan lisan dan mengimani
kalimat syahadat (Hermansyah, 2010). dalam hati bahwa sesungguhnya
Kalimat syahadat Lailahaillallah Muhammad bin Abdullah al-Quraisy
Muhammadarasulullah dalam agama al-Hasyimi adalah utusan Allah untuk
Islam merupakan dasar Islam dan seluruh makhluk dari golongan jin dan
perintah pertama terhadap makhluk. manusia (lihat Al-Utsaimin, 2010, hlm.
Dengan mengucapkan itu orang kafir 128-129).
menjadi muslim, musuh menjadi Lebih lanjut Al-Utsaimin (2010)
sahabat baik, orang yang halal darah menjelaskan bahwa “syahadat ini
dan hartanya menjadi terlindungi darah memiliki konsekuensi membenarkan
dan hartanya. Kalimat syahadat ini segala yang datang dari Rasulullah,
merupakan ajaran awal yang melaksanakan segala perintahnya,
didakwahkan dalam Islam (Al- Syaikh, menjauhi segala larangannya, dan tidak
2008, hlm. 152-153). menyembah Allah kecuali dengan apa
Selanjutnya Alu Syaikh (2008) yangMuhammad
mengemukakan bahwa “Rasulullah Salallahualaihiwasalam syariatkan
Saw bersabda “Sungguh, kamu akan (hlm. 130).
mendatangi kaum Ahli Kitab maka Kewajiban pertama yang harus
hendaklah dakwah pertama kali yang dipenuhi setiap individu yang dengan
kamu sampaikan kepada mereka ialah hal ini keislamannya dinyatakan sah
syahadat Lailahailallah ‘Tiada Tuhan adalah dengan mengungkapkan dalam
yang berhak disembah kecuali Allah’. hati dengan keyakinan penuh, ikhlas,
Dalam riwayat lain disebutkan, mantap, dan tanpa keraguan sedikit

55
Kandai Vol. 12, No. 1, Mei 2016; 71—84

pun serta ucapan dengan lisan secara 2). Oleh karena itu, analisis kualitatif
nyata kalimat ikrar Lailahaillallah dalam penelitian ini menerapkan empat
Muhammadarasulullah bahwa tidak metode analisis yang paling penting,
ada Tuhan yang berhak disembah yakni observasi, analisis teks,
kecuali Allah subhanallahwataalla dan wawancara, dan transkripsi (Silverman
Muhammadarasulullah dalam Alwasilah, 2008, hlm. 157).
salallahualaihiwasalam adalah utusan Dalam penelitian ini penulis
Allah (Ibnu Hazm, 2007, hlm. 3). turun langsung ke lapangan dan
Dengan demikian, kalimat menetap di lokasi kajian dengan
syahadat menjadi lafal penting dalam menerapkan metode observasi-
dakwah untuk pengislaman seseorang partisipasi. Metode observasi-partipasi
menjadi beragama Islam karena melibatkan penulis sebagai peneliti,
menjadikan Allah sebagai Tuhan secara langsung dalam kehidupan
seluruh hamba dan Muhammad masyarakat, bergaul, dan bertemu
sebagai utusan-Nya sehingga ramah dengan masyarakat lokal yang
pelafalnya (pembacanya) memiliki menjadi objek kajian. Observasi
cahaya tauhid yang benar. partisipasi merupakan model penelitian
Hal ini sejalan dengan yang lapangan dengan ciri keterlibatan
diungkap oleh Al-Qarni (2008) bahwa peneliti dengan realitas dunia itu
“Agama Islam datang untuk sendiri.
mengeluarkan manusia dari Ada dua teknik yang digunakan
penyembahan terhadap hamba dan dalam pengumpulan data, yakni
membawa mereka menuju wawancara dan perekaman.
penyembahan kepada Tuhan seluruh Wawancara terhadap para informan
hamba. Agama Islam datang untuk dilakukan dalam rangka menggali dan
mengeluarkan manusia dari sempitnya merekam mantra-mantra pengobatan,
dunia menuju luasnya akhirat dari perlindungan, dan pengasihan yang
kegelapan syirik menuju cahaya tauhid dimiliki informan sebagai sumber data
dan dari kecelakaan kafir menuju dalam penelitian ini.Perekaman dan
kebahagiaan tauhid” (hlm. 29). wawancara disertai dengan pencatatan
lapangan (field notes), baik sebelum
METODE PENELITIAN maupun sesudah perekaman dilakukan.
Bahkan, catatan lapangan (field notes)
Penelitian ini menggunakan dapat dilakukan, baik oleh peneliti
kaidah kualitatif (Alwasilah, 2008; maupun partisipan. Kedua-duanya
Denzin & Lincoln, 2009). Menurut dapat memanfaatkan teknik catatan
Denzin & Lincoln (2009) “penelitian lapangan sekaligus memberikan ulasan
kualitatif merupakan fokus perhatian isi dengan sangat detail, atau
dengan beragam metode dan model sebaliknya (Clandinin & Conely, 2009,
kerja yang mencakup pendekatan hlm. 583).
interpretatif dan naturalistik terhadap Data utama penelitian ini adalah
subjek kajiannnya. Hal ini berarti mantra Melayu Ketapang yang
bahwa para peneliti kualitatif direkam dari Datok Umarhan (lahir 24
mempelajari benda-benda di dalam April 1953) dari Desa Sungai Besar,
konteks alaminya, yang berupaya Kecamatan Matan Hilir Selatan,
untuk memahami atau menafsirkan Kabupaten Ketapang. Data ini pada
fenomena dilihat dari sisi makna yang awalnya ditranskripsi atas bantuan
dilekatkan manusia kepadanya” (hlm. seorang asisten lapangan bernama Feri

56
Dedy Ari Asfar: Kalimat Syahadat dalam Mantra Melayu di…

Fadli yang kemudian peneliti penting dalam Islam masih kabur di


sempurnakan dengan memeriksa hasil dalam pikiran orang-orang yang baru
transkripsi tersebut secara bersama- masuk Islam, konsep-konsep yang
sama. Mantra-mantra yang terkumpul lama bertumpang tindih, dan
ditranskripsi secara linguistik. Proses mengelirukan kosep-konsep yang baru.
pentranskripsian mantra-mantra yang Islamisasi tahap pertama yang
diperoleh menggunakan pencatatan dinyatakan Al-Attas (1969, 2011)
secara fonetik dengan menggunakan tersebut sesungguhnya mendukung
sistem International Phonetic Alphabet hipotesis mengenai cara pendakwah
(IPA) serta ditranskipsikan juga ke melakukan Islamisasi hanya dengan
dalam bahasa Indonesia. Setelah proses mengajarkan kalimat syahadat atau
transkripsi selesai dilakukan data pengislaman raga. Hal ini sejalan
mantra diklasifikasi berdasarkan etika, dengan agama bahwa Islam memiliki
yaitu mantra yang dikenal sebagai ilmu tiga tingkatan, yaitu Islam, Iman, dan
sejuk (baik) dan panas (tidak baik). Ihsan. Artinya, seseorang dikatakan
Mantra-mantra yang ada ini kemudian Islam jika sudah mengucapkan kalimat
dianalisis dengan melihat kata-kata syahadat (Hamid, 2005).
yang mengandung kalimat Pada awalnya para pendakwah
syahadatnya. Kalimat-kalimat syahadat tidak memasukkan logika ilmu
ini kemudian dianalisis dengan keislaman yang benar dengan
perspektif keislaman dengan teori Alu menjelaskan secara detail rukun Islam
Syaikh (2008); Al-Utsaimin (2010); dan Iman dalam dakwahnya. Taktik
Ibnu Hazm(2007) yang dakwah ini dilakukan hanya melalui
mengemukakan bahwa kalimat transfer kalimat syahadat kepada
syahadat merupakan proses awal penduduk lokal sebagai tanda dan
pengislaman seseorang menjadi identitas dalam mengenalkan Islam
muslim. sebagai agama baru. Bahkan, para
pendakwah berusaha mengislamisasi
PEMBAHASAN tradisi lisan yang berkembang dalam
masyarakat lokal, seperti mantra
Islamisasi dengan Kalimat Syahadat dan/atau mengajarkan mantra dengan
dalam Sastra Tulis bahasa lokal sekaligus menyisipkan
kalimat syahadat di dalamnya sebagai
Menurut Al-Attas (1969, 2011, dakwah keislaman (Yusriadi, 2001).
hlm. 208) proses Islamisasi di Kalimat syahadat merupakan
Nusantara sesungguhnya terjadi dalam upacara atau ritual suci utama
tiga tahapan penting. Tahapan utama seseorang dinyatakan masuk Islam.
dan yang pertama terjadi sekitar tahun Artinya, ketika mengucapkan kalimat
578—805 H/1200—1400 M. Tahapan syahadat maka orang tersebut berhak
ini dapat digambarkan sebagai menjadi seorang muslim dan
pengislaman raga. Pengislaman ini menyandang agama Islam. Hal ini juga
diakibatkan oleh kekuatan iman, tidak terjadi di dalam hikayat-hikayat
semestinya diikuti dengan pemahaman Melayu yang berkembang di
tentang implikasi rasional dan Nusantara. Salah satu hikayat yang
intelektual yang terkait dengan sangat terkenal di Alam Melayu adalah
pengislaman. Konsep-konsep asasi Hikayat Iskandar Zulkarnain. Di dalam
yang berhubungan dengan konsep Hikayat Iskandar Zulkarnain terdapat
Keesaan Allah (tauhid) yang sangat proses pengislaman dengan melafalkan

57
Kandai Vol. 12, No. 1, Mei 2016; 71—84

kalimat syahadat sebagai upacara atau Khalifah Mekah yang mendengar


ritual masuk Islam. tentang adanya Samudra. Ia
Proses pengislaman ini dilakukan memutuskan untuk mengirim sebuah
Nabi Khidir kepada Iskandar kapal ke sana untuk memenuhi
Zulkarnain Raja Agung yang sangat ramalan Nabi Muhammad bahwa suatu
terkenal di Barat dan Timur. Sebelum hari nanti akan ada sebuah kota besar
mengislamkan Iskandar Zulkarnain, di Timur yang bernama Samudra, yang
Nabi Khidir memberitahukannya akan menghasilkan banyak orang suci.
bahwa ia akan menjadi raja seluruh Kapten kapal itu, Sheik Ismail, singgah
dunia. Ia akan membangun tembok di India untuk menjemput seorang
penghalang bangsa Yajuj wa Majuj dan sultan yang telah mengundurkan diri
ia telah dinamakan Zulkarnain oleh dari takhta karena ingin menjadi orang
Tuhan karena ia akan dipuja di Timur, suci. Selanjutnya, diceritakan bahwa
seperti juga di Barat. Selama dua puluh penguasa Samudra, Merah Silau (Silu)
hari berturut-turut ia menceritakan bermimpi bahwa Nabi Muhammad
kisah para nabi sejak masa penciptaan menampakkan diri kepadanya,
alam. Ia memberitahukan Iskandar mengalihkan secara gaib pengetahuan
bahwa ia pengikut agama Nabi tentang Islam kepadanya dengan cara
Muhammad dan menyuruhnya meludah ke dalam mulutnya, dan
mengucapkan kalimat syahadat (atas memberinya gelar Sultan Malik as-
nama Nabi Ibrahim). Jadi, benar-benar Shalih. Setelah terbangun, sultan yang
upacara masuk Islam. Khidir ingin baru itu mendapati bahwa dia dapat
meminta diri, tetapi malaikat Jibril membaca Alquran, walaupun dirinya
menyampaikan perintah untuk tetap belum pernah diajar serta dia telah
tinggal di samping Iskandar. Iskandar dikhitan secara gaib. Dapat dimengerti
bergembira dan mengumpulkan bahwa para pengikutnya merasa takjub
laskarnya. Ia mengumumkan kepada atas kemampuan sultan mengaji dalam
mereka bahwa Allah telah menunjuk bahasa Arab. Kemudian kapal dari
Khidir untuk mendampinginya dan ia Mekah yang membawa Sheik Ismail
memerintahkan mereka semuanya agar dan orang suci dari India pun tiba.
masuk Islam sehingga agama Islam Ketika Sheik Ismail mendengar
berkembang dengan gilang-gemilang pengucapan dua kalimat syahadat
di Macedonia. Iskandar sebagai Raja di Malik as-Shalih maka dia pun
Barat dan Timur (Chambert-Loir, melantiknya menjadi penguasa dengan
2014, hlm. 11-13). tanda-tanda kerajaan dan jubah-jubah
Dalam sastra tulis lain ada juga kenegaraan dari Mekah. Sheik Ismail
proses Islamisasi yang terungkap, yaitu terus mengajar penduduk bagaimana
dalam Hikayat Raja-Raja Pasai dan cara mengucapkan dua kalimat
Sejarah Melayu. Hal ini seperti yang syahadat—bahwa tidak ada Tuhan
diulas oleh Ricklef (2008) sebagai selain Allah dan Muhammad adalah
Islamisasi dengan menggunakan rasul-Nya. Kemudian Sheik Ismail pun
kalimat syahadat. Cerita Islamisasi pergi meninggalkan Samudra,
tokoh dalam dua teks sastra tulis sedangkan orang suci berkebangsaan
Melayu yang sangat terkenal itu India tadi tetap tinggal untuk
disimbolisasikan melalui raja yang menegakkan agama Islam secara lebih
berkuasa di Alam Melayu. kukuh di Samudra (Ricklefs, 2008,hlm.
Pertama, Hikayat Raja-Raja 15—16).
Pasai bercerita tentang seorang

58
Dedy Ari Asfar: Kalimat Syahadat dalam Mantra Melayu di…

Kedua, Sejarah Melayu berisi berasaskan pada kepercayaaan warisan


suatu kisah mengenai masuk Islamnya ini diturunkan secara lisan sejak lama.
Raja Malaka. Raja ini juga bermimpi Ketika kedatangan pengaruh Hindu-
bahwa Nabi menampakkan diri Budha, unsur-unsur kepercayaan dari
kepadanya, mengajarinya cara agama itu memengaruhi amalan magis
mengucapkan dua kalimat syahadat, tradisi. Seterusnya, apabila orang-
memberinya nama baru Muhammad orang Melayu menerima Islam, amalan
dan memberitahukannya bahwa pada magis ini pula disesuaikan dengan
hari berikutnya akan tiba sebuah kapal kehendak Islam. Misalnya dengan
dari negeri Arab yang mengangkut memasukkan unsur-unsur Islam dalam
seorang ulama yang harus dipatuhinya. amalan magis itu yang dengan
Setelah terjaga raja itu mendapati sendirinya amalan itu dianggap
bahwa dirinya telah dikhitan secara membawa nilai-nilai Islam.
gaib, dan sewaktu mengulang-ulang Sebenarnya dalam kasus-kasus
pengucapan dua kalimat syahadat, mantra Melayu pengaruh animisme
anggota-anggota kerajaan yang lain lebih dominan diwariskan langsung
(yang tidak mengerti bahasa Arab) kepada masyarakat Melayu daripada
merasa yakin bahwa rajanya telah gila. pengaruh Hindu-Budha. Artinya,
Kemudian kapal pun tiba dan dari dalam mantra Melayu yang pernah
kapal itu turunlah Sayid Abdul Aziz diteliti sangat sedikit mantra-mantra
untuk salat dipantai.Hal itu membuat Melayu yang mempunyai hubungan
para penduduk terheran-heran dan langsung dengan ajaran Hindu-Budha.
menanyakan arti dari gerakan-gerakan Menurut Piah (1989) “mantra-mantra
ritual itu. Raja memberi tahu bahwa Melayu warisan animisme ini
kesemuanya itu sama seperti yang ada kemudian banyak dipengaruhi Islam
dalam mimpinya. Sesudah itu, para dengan memasukkan istilah-istilah
pejabat istana mengikutinya masuk Tuhan, malaikat, nabi-nabi, dan wali
Islam. Raja itu kemudian menyandang Allah” (hlm. 485-494).
gelar Sultan Muhammad Syah dan Fenomena serupa juga ditemukan
memerintahkan seluruh rakyatnya Asfar (2005; 2007) berdasarkan hasil
untuk memeluk Islam. Sayid Abdul penelitian tentang sastra lisan di
Aziz kemudian menjadi guru raja kampung Melayu sepanjang aliran
(Ricklefs, 2008, hlm. 16-17). Sungai Sekadau. Penelitian ini
menemukan unsur-unsur Islam dalam
Islamisasi dengan Media Sastra mantra Melayu di Sekadau sebagai
Lisan Berbentuk Mantra bentuk Islamisasi melalui tradisi yang
berkembang dalam kehidupan
Sebelum beragama Islam, orang masyarakat lokal. Pengaruh Islam ke
Melayu itu animis yang memercayai dalam mantra dapat dikesani melalui
semua benda yang tidak bernyawa dan kata dan frasa, sepertiAllah,
alam mempunyai roh hidup yang Muhammad, alif, waw, kalamullah,
dikenal sebagai semangat, badi, atau nur, Siti Fatimah, surga, neraka,
penunggu. Konsep ini merupakan Yusuf, Daud, dan Laillaha illallah
peninggalan dari zaman animisme dan Muhammadarasulullah. Kata dan frasa
warisan dari kebudayaan Hindu-Budha berunsur Islam ini berkombinasi
sebagai rentetan-rentetan sejarah yang dengan dialek Melayu setempat
ketika Islam datang disesuaikan sebagai bentuk berkembangnya ajaran-
dengan Islam. Artinya, amalan magis

59
Kandai Vol. 12, No. 1, Mei 2016; 71—84

ajaran Islam ditengah masyarakat Mantra ilmu sejuk adalah ilmu


tradisional (hlm. 145). yang digunakan untuk tujuan positif,
Mantra menjadi pilihan para seperti untuk menangkal,
pendakwah karena masyarakat pra- menyelamatkan, dan tujuan positif
Islam sangat percaya dengan hal-hal lainnya. Mantra ilmu sejuk yang
yang bersifat mistik dan kekuatan gaib. berhasil diklasifikasi dengan
Mantra tertentu dianggap dapat kandungan kalimat syahadat dalam
memberi perlindungan, pengasihan, masyarakat Melayu di Ketapang
dan pengobatan serta kemenangan diantaranya bertujuan untuk
dalam sebuah pertandingan dan/atau pengobatan dan pengasihan. Mantra-
peperangan (bandingkan Piah, 1989, mantra pengobatan dan pengasihan
hlm. 478-525). Taktik ini dicatat pula Melayu di Ketapang ini terdiri atas tiga
oleh Hurgronje ketika mempelajari bagian penting, yaitu pendahuluan,
taktik dakwah yang dilakukan Abdul tubuh (isi), dan penutup (bandingkan
Rauf Singkel di Aceh dalam Piah, 1989, hlm. 498). Bagian
mengislamkan masyarakat lokal pendahuluan mantra biasanya dimulai
dengan cara mengajarkan kalimat dengan bacaaan basmalah, allahuma,
syahadat (lihat Reid, 1999, hlm.209). atau flora-fauna dalam bahasa Melayu
Daya tarik mantra yang sangat Ketapang. Selanjutnya, isi mantra
besar dalam kehidupan mistik dan dituturkan dengan bunyi istilah-istilah
metafisika menjadi sebuah strategi dialek Melayu Ketapang, dan penutup
damai dalam mengislamkan dengan kalimat syahadat atau
masyarakat tanpa harus menumpahkan menyebut nama Allah dan
darah dan pemaksaan sehingga Islam Muhammad.
dapat diterima dan dianut oleh Mantra-mantra Melayu di
masyarakat. Tidak mengherankan Ketapang, Kalimantan Barat ini
mantra dimiliki oleh individu mengombinasikan unsur-unsur bahasa
masyarakat di Nusantara sebagai bekal yang lumrah digunakan dalam dunia
diri dalam kehidupan sehari-hari untuk Islam dan dialek lokal. Kombinasi
pengobatan, perlindungan, dan terminologi dialek Melayu Ketapang
pengasihan. Bahkan, mantra dan unsur-unsur Islam ini
pengobatan yang biasanya dimiliki membuktikan bahwa ajaran Islam
oleh orang-orang khusus, seperti dukun berusaha dikenalkan dan dibumikan
atau bomoh pun ikut diselipkan melalui mantra ilmu sejuk. Artinya, ini
kalimat syahadat sebagai bagian dari merupakan sebuah strategi Islamisasi
proses Islamisasi (bandingkan Piah, penduduk lokal di Ketapang dengan
1989; Hermansyah, 2010). media mantra. Hal ini dapat dilihat dari
mantra tawar demam sebagai bacaan
Islamisasi melalui Mantra Ilmu untuk menyembuhkan penyakit
Sejuk demam. Perhatikan mantra berikut ini.

Tabel 1
Mantra Demam

tawaɣ dəmam tawar demam


allahumma ikan cəɣacah allahumma ikan ceracah
cəɣacah laot səgarə ceracah laot segare
laut səgagang ahləbuɣ laut segagang ahlebur

60
Dedy Ari Asfar: Kalimat Syahadat dalam Mantra Melayu di…

ləbuɣ allah ləbuɣ muhammad anduk səjagatlah lebur allah lebur muhammad anduk sejagatlah
bəɣkat doa lailahaillallah berkat doa lailahaillallah muhammadarrasulullah
muhammadaɣɣasulullah tutun bisa naik tawaɣ turun bisa naik tawar hak tawar
hak tawaɣ

Tawar deman termasuk mantra Ketapang. Islamisasi yang sekadar


ilmu pengobatan yang diamalkan membuat masyarakat lokal yang
masyarakat Melayu di Ketapang. tadinya tidak beragama menjadi
Mantra ini lazim digunakan untuk beragama hanya dengan mengajarkan
mengobati anak-anak yang sakit panas kalimat syahadat.
atau demam tinggi. Mantra Selain itu, ada juga mantra
penyembuhan ini dibuka dengan pengobatan untuk menawar bisa
menyebut nama Tuhan dalam Islam (racun) yang diakibatkan binatang,
Allahuma. Selanjutnya, diikuti dengan tumbuhan, dan bisa akibat dari
istilah lokal dalam dialek Melayu ketulangan yang juga memuat unsur-
Ketapang yang berkombinasi dengan unsur kalimat syahadat. Dalam
nama Rasulullah Muhammad. Terakhir pandangan masyarakat Melayu di
ditutup dengan kalimat syahadat Ketapang istilah bisa ini sangat
Lailahailallah Muhammadarasulullah. berbahaya karena apabila tidak segera
Penutup dengan menggunakan diobati dapat membawa petaka kepada
kalimat syahadat ini membuktikan orang yang terkena sehingga dapat
bahwa Islam telah diajarkan dan menyebabkan kematian. Dalam
disebarkan melalui mantra pengobatan. konteks ini penulis kemukakan satu
Meminjam istilah Al-Attas (1969, contoh mantra pengobatan bisa (racun)
1972, 2011) telah terjadi Islamisasi akibat dari ketulangan dengan
raga kepada penduduk di Ketapang menggunakan mantra tawar bisa
melalui mantra pengobatan Melayu di ketulangan berikut.

Tabel 2
Mantra Bisa

tawaɣ bisə kətulangan tawar bisa ketulangan


Bismillahirrahmanirrahim Bismillahirrahmanirrahim
məlintang patah bujoɣ təlus melintang patah bujor telus
nasi ku təlan səbujoɣhaɣus nasi ku telan sebujor harus
tuɣun bisə naik tawaɣ turun bise naik tawar
hak tawaɣ hak tawar
tawaɣ allah tawaɣ muhammad tawar allah tawar muhammad
tawaɣ baginda ɣasulullah tawar baginda rasulullah

Mantra ini dibaca dan ditiupkan mengucapkan kata Allah, Muhammad,


pada sekepal nasi. Setelah itu, nasi dan baginda Rasulullah.
ditelan oleh orang yang terkena bisa Lagi-lagi penutup mantra
akibat ketulangan tersebut. memasukkan unsur kalimat syahadat,
Berdasarkan teks lisan mantra tawar seperti Allah dan Muhammad sebagai
bisaketulangan ini jika dilihat dari Rasulullah. Walaupun, tidak
konstruksi teks yang membangunnya menggunakan susunan kalimat
terdiri atas pembuka dengan basmalah, syahadat yang baku, semua unsur
isi dengan bahasa lokal, dan penutup dalam kalimat syahadat muncul dalam
mantra tawar bisa ketulangan. Mantra

61
Kandai Vol. 12, No. 1, Mei 2016; 71—84

ini menggunakan unsur-unsur kalimat Hal ini sejalan dengan konteks


syahadat selain diartikan sebagai masyarakat Melayu di Ketapang
bagian dari Islamisasi dapat pula bahwa bisa diartikan sebagai racun
diartikan meminta kekuatan kepada yang berbahaya. Misal, racun ikan
Allah sesuai dengan yang diajarkan yang dapat membuat penderitanya
Muhammad sebagai Rasul (utusan) celaka dan sakit menahun sehingga
Allah. Meminjam bahasa Piah (1989) berujung pada kematian. Dalam
“kembali kepada Allah dan Rasul konteks inilah diperlukan penawar
dengan tujuan memperkuat racun (bisa) ikan yang oleh masyarakat
kewibawaan yang direstui Allah dan dapat dilakukan dengan cara
Muhammad atau menyerahkan kepada membacakan si sakit dengan mantra
takdir dan kekuasaan Tuhan selepas tawar racun ikan. Misal, si sakit diobati
menjalankan segala ikhtiar (hlm. 498). dengan mantra yang oleh masyarakat
Mantra tawar bisa ketulangan setempat disebut tawar peti sembilang.
dalam masyarakat Melayu di Ketapang Mantra ini dimulai dengan membaca
menjadi contoh bahwa konsep bisa basmalah, Alquran Surah Al-Falaq
merupakan sesuatu yang populer dibaca tiga kali, diikuti dengan kalimat
dalam masyarakat Melayu di nan sejunan condong kelise, aku tahu
Nusantara. Hermansyah (2010) kempunan sekalian yang bise. Setelah
menjelaskan “seorang kolonialis itu, lalu ditiupkan ke daerah yang
bernama Gimmlete pernah melaporkan terkena bisa ikan. Dengan cara tersebut
bahwa masyarakat Melayu Kelantan si sakit akan sembuh dari penyakitnya.
memanfaatkan berbagai bisa binatang Berdasarkan apa yang dilafalkan
dan tumbuhan untuk dijadikan racun” dalam tawar peti sembilang
(hlm. 85). sesungguhnya menunjukkan terjadinya
Lebih lanjut, Hermansyah (2010) Islamisasi serta membumikan ajaran
menjelaskan bahwa dalam masyarakat Islam ke dalam mantra. Hal ini tampak
Melayu, bisa merujuk pada kekuatan dalam penggunaan lafal yang
magis positif dan negatif. Mantra bersumberkan Alquran. Secara tidak
dukun mengandung bisa yang dapat langsung, dalam dakwah melalui
digunakan untuk menyembuhkan atau mantra ini penduduk lokal dikenalkan
menyakiti. Bisa juga berhubungan dengan salah satu surah dari Alquran
dengan kekuasaan. Titah seorang untuk menanamkan pentingnya
sultan mengandung bisa. Selain itu, membaca kitab suci orang Islam
bisa juga berhubungan dengan tersebut.
makanan; dalam konteks ini bisa tidak Islamisasi juga disebarkan
berhubungan dengan racun tetapi melalui mantra pengasihan. Mantra
berkaitan dengan keseimbangan badan. yang akan membuat pengamalnya
Bisa makanan memiliki kekuatan terlihat menawan dalam pandangan
untuk merusak keadaan kesehatan orang lain. Konstruksi mantra
seseorang. Oleh karena itu, seseorang pengasihan ini juga terdiri atas
yang dalam keadaan tertentu dilarang pembuka dan isi yang disimbolisasikan
memakan makanan tertentu. Misalnya, dengan jenis-jenis flora orang Melayu
seseorang yang alergi ikan tengiri yang dikaitkan dengan sosok aku si
dianjurkan menghindari makan ikan pengamal agar dipandang manis.
tersebut karena makan itu bisa baginya Mantra kemudian ditutup dengan
(hlm. 85). kalimat syahadat. Perhatikan mantra
pemanis berjalan berikut.

62
Dedy Ari Asfar: Kalimat Syahadat dalam Mantra Melayu di…

Tabel 3
Mantra Pemanis Berjalan

mantɣa pəmanis bəɣjalan mantra pemanis berjalan


ɣəɣibu di piŋgiɣ jalan reribu di pinggir jalan
səlasih ku pətik manis səɣibu taman selasih kupetik manis seribu taman
bəɣjalan ku səoɣaŋ dipandaŋ manis berjalan ku seorang dipandang manis
bəɣkat doaku berkat doaku lailahaillallah
lailahaillallah muhammadaɣɣasulullah muhammadarrasulullah

Mantra pemanis berjalan menjadikan pemakainnya dikasihi oleh


termasuk mantra pengasihan dan banyak orang (hlm. 502).
pemanis bagi pengamalnya. Dalam Mantra ini menggunakan
bahasanya Piah (1989)“mantra tumbuhan reribu dan selasih sebagai
pemanis menjadikan wajah dan simbol yang lazim dalam ilmu
perwatakan seseorang berseri dan pengasihan orang Melayu. Dalam
menarik, menimbulkan minat dan konteks kosmologi Melayu tumbuhan
kasih sayang orang, seseorang atau selasih merujuk pada kasihdan kekasih
orang ramai. Mantra ini digunakan dalam menggambarkan metafora kasih
agar orang yang mengamalkannya sayang (lihat Piah, 1989; Hamid,
selalu bagus dan baik dipandang orang. 2011). Bahkan, dalam masyarakat
Tidak saja jalannya yang indah tetapi Melayu di Ketapang simbol selasih dan
juga wajahnya akan terlihat manis dan kekasih ini juga tampak dalam mantra
menawan. Dengan demikian, agar pasangan tidak mau pisah berikut
ini.

Tabel 4
Mantra Pasangan tidak Mau pisah

mantɣa pasaŋan taʔ maoʔ pisah mantra pasangan tidak mau pisah
samaɣlulut samaɣ ligə samarlulut samar lige
kətigə dəŋan bəɣas səlaseh ketige dengan beras selaseh
hati kau kusut campur sukə hati kau kusut campur suke
jaŋan bəcəɣay kitə kəkasih jangan becerai kite kekasih
bəɣkat doaku lailahaillallah berkat doaku lailahaillallah
muhammadaɣɣasulullah muhammadarrasulullah

Mantra pengasihan di atas


memperlihatkan simbol selasih dan Islamisasi Mantra Ilmu Panas
kekasih untuk hubungan sepasang
manusia yang menjalin kasih sayang. Ilmu panas adalah ilmu yang
Mantra ini juga ditutup dengan kalimat digunakan untuk tujuan negatif
syahadat sebagai bentuk keyakinan si (menyakiti orang), memaksa orang lain
pengamal sebagai seorang muslim. untuk mencintai, dan ilmu untuk tujuan
Kalimat syahadat sebagai bentuk kekuatan. Walaupun diketahui ilmu
dakwah yang mengislamkan si pemilik panas ini dikenal sebagai mantra yang
asal mantra ini ketika belum memeluk bersifat negatif, tetap tidak
Islam.Sampai akhirnya mantra ini menghalangi usaha untuk
diwariskan kepada anak-cucu zaman mengislamkan mantra ilmu panas di
sekarang. Ketapang. Mantra ilmu panas ini juga

63
Kandai Vol. 12, No. 1, Mei 2016; 71—84

mengandung kalimat syahadat dalam hati, santun, ramah, dan tidak


pelafalannya. Artinya, kalimat sombong. Istilah “membawa pakaian”
syahadat dalam mantra ilmu panas berarti membawa bekal ilmu gaib dan
sesungguhnya mengindikasikan bahwa pelindung. Jika dijawab “membawa”
dahulu telah terjadi dakwah untuk maka bisa jadi si penanya akan
mengislamkan pemilik mantra ini di menguji dengan ilmu gaibnya pula.
Ketapang. Keangkeran Melayu Ketapang
Ketapang dalam pandangan dengan ilmu gaibnya ini dalam konteks
masyarakat di Kalimantan Barat kekinian bisa dikatakan sudah tidak
merupakan sebuah daerah “angker” lagi. Masyarakat yang rata-rata sudah
karena dikenal sebagai kawasan yang bersekolah dan berpendidikan tentu
orang-orangnya berilmu magis. Penulis meninggalkan lelaku magis tersebut.
ingat betul, dulu pada tahun 2000 Namun, jejak ilmu gaib panas
ketika pertama kali melakukan Ketapang ini dapat terekam juga dalam
penelitian ke pedalaman Ketapang penelitian mantra yang peneliti
pernah diingatkan dengan cerita lakukan.
tentang orang Ketapang. Ada stereotip Setidaknya, ada tiga mantra ilmu
dalam masyarakat bahwa orang panas yang berhasil peneliti
Ketapang terkenal dengan ilmu kumpulkan. Mantra-mantra ini pun
gaibnya. Tidak mengherankan ada sudah mengalami Islamisasi karena
pandangan jika datang ke Ketapang mengandung kalimat syahadat dalam
serta ditanya penduduk lokal apakah pelafalannya. Misal, mantra pelet
membawa pakaian? Maka orang yang panah arjuna dan pelet ketapang
ditanya harus menjawab dengan hati- (mani basah) berikut ini.
Tabel 5
Mantra Pelet Panah Arjuna

pelet panah aɣjuna pelet panah arjuna


panah aɣjuna panah arjuna
panah kə batu batu pəcah panah ke batu batu pecah
panah kə bəsi bəsi patah panah ke besi besi patah
panah kə aiɣ aiɣ kəɣiŋ panah ke air air kering
panah kə hati tunduk kəmunduklah kau panah ke hati tunduk kemunduklah kau kepadaku
kəpadaku berkat doaku lailahaillallah
bəɣkat doaku lailahaillallah muhammadarrasulullah
muhammadaɣɣasulullah

Tabel 6
Mantra Pelet Panah Arjuna

pelet kətapaŋ (mani basah) pelet ketapang (mani basah)


seheɣmani mustika mani sehermani mustika mani
maɣi məniti si uɣat sani mari meniti si urat sani
kupandaŋ hancuɣ ku teleʔ basah kupandang hancur ku telek basah
abasah…abasah…cintə abasah…abasah…cinte
bəɣahilah si dia (namə) kəpadaku berahilah si dia (nama) kepadaku
bəɣkat doaku lailahaillallah berkat doaku lailahaillallah
muhammadaɣɣasulullah muhammadarrasulullah

Mantra pelet panah arjuna dan merupakan mantra pengasih yang


pelet ketapang (mani basah) bersifat negatif karena berfungsi

64
Dedy Ari Asfar: Kalimat Syahadat dalam Mantra Melayu di…

memelet dan mengguna-gunai pengamal mantra sudah meminta


seseorang. Mantra ini dapat memaksa kepada Allah dan mengakui
orang yang tidak menyukai dan Muhammad sebagai Rasulullah. Hal
mencintai seseorang dapat berbalik ini pula pernah terjadi pada bangsa
arah menjadi suka dengan Arab sebelum Islam datang sering
membacakan mantra tersebut. Orang melakukan rukyah (mantra) yang
yang terkena mantra ini dipaksa untuk dibacakan oleh dukun-dukun yang
suka kepada si pelafal yang berniat mengandung syirik karena berisi
menaklukkan hati orang yang pemujaan dan permintaan tolong
disukainya. Namun, mantra ini sangat kepada jin atau setan (Romandhon
berbahaya karena bisa menjadikan MK, 2014, hlm. 156).
orang yang dituju menjadi sakit dan Selain ilmu pelet ada juga mantra
bisa-bisa gila bila tidak tahan dengan penguat tenaga yang dikategorikan
orang yang telah memelet dan ilmu panas yang berkembang dalam
mengguna-gunainya itu. masyarakat Melayu di Ketapang.
Fenomena tersebut di atas juga Mantra penguat tenaga ini jika
terjadi dalam masyarakat Melayu di diamalkan membuat si pengamal dapat
daerah Semenanjung, Malaysia. Hal ini mengidap penyakit panu yang tidak
berdasarkan penelitian Piah (1989) dapat disembuhkan selama
yang mengemukakan bahwa “Ilmu mengamalkannya. Namun, apabila
guna-guna merupakan mantra pengasih sudah tidak mengamalkannya maka
yang dikenakan kepada seseorang penyakit itu akan hilang dengan
supaya dia jatuh cinta kepada yang sendirinya.
mengenakannnya atau menjadi gila, Lebih lanjut dapat dikatakan
sakit, dan sebagainya”(hlm. 503). bahwa mantra penguat tenaga
Alhasil, mantra-mantra pelet ini merupakan pakaian diri bagi si
bersifat negatif dan dapat merusak pemakainya. Tujuannya adalah untuk
hubungan orang lain. Walaupun kepentingan dan faedah pemakainya
demikian, mantra ilmu panas ini tetap sebagai penahan dan penguat diri.
diislamkan dengan mencantumkan Misal dalam masyarakat Melayu di
kalimat syahadat sebagai penutup lafal Semenanjung, Malaysia mantra
mantra. Hal ini mengindikasikan penguat tenaga bertujuan untuk
bahwa kedatangan Islam telah menahan gigi supaya tetap kuat dan
merevolusi rohaniah terhadap sistem utuh, menguatkan gigi dan tulang,
keyakinan dan kepercayaan melebat, menghitam, dan menahan
masyarakat lokal.Masyarakat tidak lagi keutuhan rambut, menegangkan kulit
meminta tolong dalam mantranya dan urat saraf, dan lain-lain (lihat Piah,
dengan berisikan pemujaan dan 1989, hlm. 502). Perhatikan mantra
permintaan tolong kepada jin, penguat tenaga dalam masyarakat
jembalang, dan dewa (lihat Piah, Melayu Ketapang berikut.
1989,hlm. 495—496). Akan tetapi,

Tabel 7
Mantra Penguat Tenaga

mantɣa pəŋuat tənaga mantra penguat tenaga


kəncaŋ kələmiaŋ kencang kelemiang
kələmbataŋ tigə biji kelembatangtige biji
kəncaŋ daɣipada tiaŋ kencang daripada tiang

65
Kandai Vol. 12, No. 1, Mei 2016; 71—84

kəɣas daɣipada besi keras daripada besi


baŋun la bəsi ɣosani la badanku bangun la besi rosani la badanku
beɣkat doaku lailahaillallah berkat doaku lailahaillallah
muhammadaɣɣasulullah muhammadarrasulullah

Mantra penguat tenaga Melayu Kalijaga di tanah Jawa yang


Ketapang ini mirip dengan mantra ilmu memanfaatkan kearifan budaya lokal.
besi tujuh dalam masyarakat Embau di Jalan dakwah yang dipakai para sunan
Kapuas Hulu. Kedua mantra ini sama- ini membuktikan bahwa pendekatan
sama menggunakan simbolisme lafal budaya lebih efektif dalam proses
besi untuk kekuatan si pemakai pengembangan Islam. Hal ini
mantra. Perbedaan, ilmu mantra menghindari konfrontasi dari para
penguat tenaga Melayu Ketapang pemuka adat dan juga masyarakat lokal
menggunakan penutup dengan kalimat (Romandhon MK, 2014, hlm. 97).
syahadat sedangkan ilmu besi tujuh Sebenarnya islamisasi “raga”
ditutup dengan kalimat cula bosi seperti bacaan kalimat syahadat dalam
lidahku. mantra ini masih belum bisa dikatakan
Mantra ilmu kekuatan seperti ini Islamisasi yang paripurna. Islamisasi
dianggap panas karena si pengamal lebih lanjut harus ditanamkan dengan
akan menghadapi masalah ketika ajaran-ajaran syariat Islam yang baik
menghadapi ajalnya. Selain itu, dan benar agar masyarakatnya menjadi
pemilik ilmu ini jika sudah meninggal kafah dalam memeluk Islam.
akan berkeliaran (hantu bangkit)
karena tidak diterima oleh Tuhan.
PENUTUP
Dipercayai juga bahwa pengamal ilmu
panas seperti ini akan kesulitan Kalimat syahadat merupakan
mendapatkan rezeki serta akan ritual suci utama seseorang dinyatakan
mengidap penyakit kurap dan panu masuk Islam. Artinya, ketika
selama mengamalkannya mengucapkan kalimat syahadat maka
(Hermansyah, 2010, hlm. 85-86). orang tersebut berhak menjadi seorang
Pengaruh Islam berusaha muslim dan menyandang agama Islam.
menggantikan kepercayaan lokal Islamisasi dengan mengucapkan
dengan bacaan-bacaan bersifat kalimat syahadat merupakan sebuah
keislaman, seperti yang tampak dalam strategi Islamisasi penduduk dengan
mantra Melayu di Ketapang. Sekalipun jalan damai bukan dengan kekerasan.
mantra pelet arjuna, pelet ketapang Islamisasi dengan kalimat syahadat ini
(mani basah), dan penguat tenaga terjadi dalam sastra tulis dan sastra
merupakan ilmu panas, tetapi mantra- lisan Nusantara.
mantra ini berusaha diislamkan dengan Pertama, dalam sastra tulis
memasukkan kalimat syahadat dalam Islamisasi dengan kalimat syahadat
bacaan penutupnya. dapat dilihat dalam hikayat-hikayat
Hal ini menunjukkan bahwa Melayu yang berkembang di
pendekatan dakwah dengan Nusantara, seperti Hikayat Iskandar
memanfaatkan budaya lokal (mantra) Zulkarnain, Hikayat Raja-Raja Pasai,
adalah pendekatan budaya damai dan Sejarah Melayu. Kedua, dalam
sebagai salah satu watak dasar Islam sastra lisan Islamisasi dilakukan
sebagai agama perdamaian. Hal ini melalui mantra, terutama mantra
sama seperti dakwah yang Melayu di Ketapang. Mantra menjadi
dipraktikkan Sunan Kudus dan Sunan pilihan karena sebelum beragama

66
Dedy Ari Asfar: Kalimat Syahadat dalam Mantra Melayu di…

Islam orang Melayu itu animis yang DAFTAR PUSTAKA


memercayai semua benda yang tidak
bernyawa dan alam mempunyai roh Al-Attas, S. N. (1969). A general
hidup yang dikenal sebagai semangat, theory of the islamization of the
badi, atau penunggu. Konsep ini Malay-Indonesian archipelago.
merupakan peninggalan dari zaman Kuala Lumpur: Dewan Bahasa
animisme dan warisan dari kebudayaan dan Pustaka.
Hindu-Budha sebagai rentetan sejarah
yang ketika Islam datang disesuaikan _____________. (1972). Islam dan
dengan Islam. sejarah kebudayaan Melayu.
Kalimat syahadat dalam mantra Kuala Lumpur: Universiti
terbukti memainkan peran penting Kebangsaan Malaysia.
dalam mengislamkan penduduk di
Ketapang. Fakta ini dapat dilihat _____________. (2011). Islam dan
melalui kalimat syahadat berbahasa sekularisme. Bandung: Institut
Arab di dalam mantra berkombinasi Pemikiran Islam dan
dengan dialek Melayu Ketapang Pembangunan Insan.
sebagai strategi Islamisasi.
Hal ini tampak dalam pelafalan Al-Qarni, A. (2008). Laksana Nabi
kalimat syahadat pada mantra ilmu Muhammad Saw. Jogjakarta:
sejuk dan panas. Dalam mantra ilmu DIVA Press.
sejuk kalimat syahadat dijadikan kunci
bagi mantra pengobatan dan Alu Syaikh, S. A. H. (2008). Fathul
pengasihan sedangkan dalam mantra majid, penjelasan kitab tauhid.
ilmu panas kalimat syahadat dijadikan (Izzuddin Karimi, penerjemah).
sihir untuk mantra pelet dan kekuatan. Jakarta: Pustaka Azzam.
Dalam konteks mantra-mantra
Melayu di Ketapang sesungguhnya Al-Utsaimin, S. M. S. 2010. Ulasan
kalimat syahadat merupakan satu tuntas tentang 3 prinsip pokok
strategi dalam Islamisasi penduduk siapa rabbmu, apa agamamu,
lokal. Kalimat syahadat Lailahaillallah siapa nabimu. (Zainal Abidin
Muhammadarasulullah dalam agama Syamsuddin, Ainul Haris Arifin,
Islam merupakan dasar dan perintah penerjemah). Jakarta: Darul Haq.
pertama terhadap makhluk. Dengan
mengucapkan itu orang kafir menjadi Alwasilah, A. C. (2008). Pokoknya
muslim, musuh menjadi sahabat baik, kualitatif: dasar-dasar
orang yang halal darah dan hartanya merancang dan melakukan
menjadi terlindungi darah dan penelitian kualitatif. Jakarta:
hartanya. Kalimat syahadat ini Pustaka Jaya.
merupakan ajaran awal yang
didakwahkan dalam Islam yang Asfar, D. A. (2005). Islamic and pre-
berusaha disebarkan melalui mantra di Islamic culture: the data of
tanah Melayu di Ketapang, Kalimantan Malay oral tradition in Cupang
Barat. Gading, West Kalimantan.
Makalah yang disampaikan
dalam konferensi di Chiang Mai
pada tanggal 8—9 Desember
2005.

67
Kandai Vol. 12, No. 1, Mei 2016; 71—84

Yayasan Adikarya Ikapi dan The


Braginsky, V.I. (1994a). Erti Ford Foundation.
keindahan dan keindahan erti
dalam kesusasteraan Melayu Hamid, A. (2005). Syekh Yusuf
klasik. Kuala Lumpur: Dewan Makassar: seorang ulama, sufi,
Bahasa dan Pustaka. dan pejuang. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia.
_____________. (1994b). Nada-nada
Islam dalam sastera Melayu Hamid, I. (1990). Asas kesusasteraan
klasik. Kuala Lumpur: Dewan Islam. Kuala Lumpur: Dewan
Bahasa dan Pustaka. Bahasa dan Pustaka.

Braginsky, V.I. 1998. Yang indah, Hermansyah. (2010). Ilmu gaib di


berfaedah dan kamal: sejarah Kalimantan Barat. Jakarta:
sastra Melayu dalam abad 7—9. Kepustakaan Populer Gramedia.
Jakarta: INIS.
Ibnu Hazm. (2007). Al Muhalla.
Chambert-Loir, H. (2014). Iskandar Jakarta: Pustaka Azzam.
Zulkarnain, Dewa Mendu,
Muhammad Bakir dan kawan- Piah, H. M. (1989). Puisi Melayu
kawan: lima belas karangan tradisional: satu pembicaraan
tentang sastra Indonesia lama. genre dan fungsi. Kuala Lumpur:
Jakarta: Kepustakaan Populer Dewan Bahasa dan Pustaka.
Gramedia.
Reid, A. (1999). Dari ekspansi hingga
Collins, J. T. (2011). Bahasa Melayu krisis: jaringan perdagangan
bahasa dunia: sejarah singkat. global Asia Tenggara 1450—
Jakarta: Pustaka Yayasan Obor. 1680. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Denzin, N.K. & Lincoln, S. Y. (ed.).
(2009). Handbook of qualitative Ricklefs, M. C. (2008). Sejarah
research. (Dariyatno, Badrus Indonesia modern 1200-
Samsul Fata, Abi, John Rinaldi, 2008.Jakarta: Penerbit Serambi.
penerjemah). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. Romandhon MK. (2014). Jejak historis
Syekh Subakir, melacak riwayat
Djamaris, E. (1990). Menggali “penumbalan” tanah Jawa dan
khazanah sastra Melayu klasik. Wali Songgo generasi pertama.
Jakarta: Balai Pustaka. Yogyakarta: Penerbit Araska.

Hadi W.M., A. (2001). Tasawuf yang Yusriadi. (2001). Islamisasi di


tertindas kajian hermeneutik pedalaman Kalbar, perspektif
terhadap karya-karya Hamzah linguistik dan tradisi lisan.
Fansuri. Jakarta: Penerbit Jurnal Khatulistiwa,1(1): 13—
Paramadina Bekerjasama dengan 22.

68

Anda mungkin juga menyukai