OLEH:
YAFET TUNLIU
1604060123
PENDAHULUAN
Salah satu limbah rumah tangga yang digunakan yang dapat dimanfaatkan
sebagai pupuk organik cair yaitu limbah kulit pisang. Limbah ini banyak terdapat
di Nusa Tenggara Timur dan dijadikan sebagai bahan buangan dagangan seperti
pisang goreng, keripik, dan selai pisang. Sejauh ini pemamfaatn limbah kulit
pisang masih kurang, hanya sebagagian masarakat yang memanfaatkannya
sebagai pakan ternak dan cukup menarik perhatian kulit pisang terkadang hanya
dibuang begitu saja ditempat sampah tanpa ada pengolahan lebih lanjut hingga
lama kelamaan memberikan efek bau yang kurang sedap pada lingkungan sekitar.
Limbah kulit buah pisang, selain mengandung unsur makro C, N, P-tersedia serta
K yang masing masing berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan buah,
dan batang. Limbah kulit pisang juga mengandung unsur hara mikro seperti Ca,
Mg, Na, dan Zn yang dapat berfungsi untuk pertumbuhan tanaman agar dapat
tumbuh secara optimal sehingga dapat berdampak pada jumlah produksi yang
maksimal. Kulit buah pisang tidak hanya mengandung unsur hara makro dan
mikro tetapi ada senyawa senyawa organik seperti air, karbohidrat, lemak,
protein, kalsium, fosfor, besi, vitamin B dan vitamin C (Dewati, 2008).
Berdasarkan hasil analisis pada pupuk organik cair dan padat dari kulit pisang
yang dilakukan oleh Nasution di laboratorium riset dan teknolgi fakultas
pertanian universitas sumatra utara. Dapat diketahui bahwa kandungan unsur hara
yang terdapat pada pupuk organik padat kulit pisang yaitu, C-organik 6,19%; N-
total 1,34%; P2O5 0,05%; K2O 1,78%; C/N 4,62%, dan Ph 4,8% sedangkan
pupuk organik cair kulit pisang yaitu, C-organik 0,55%; N-total 0,18%, P2O5
0,43%; K2O 1,37%; C/N 3,06% dan pH 4,5% (Mawarni dkk,2014).
Pupuk oragik cair adalah pupuk yang bahan dasarnya berasal dari hewan
atau tumbuhan yang sudah mengalamifermentasi berupa cairan dan kandungan
bahan kimia didalmnya maksimum 0,5%. Secara kimia, pupuk organik cair dapat
meningkatkan ketersediaan unsur hara dan meningkatkan proses pelapukan bahan
mineral. Pada dasarnya pupuk organik cair memiliki kelebihannya yaitu
pengaplikasiannya lebih muda, unsur hara yang terdapat didalam pupuk cair
mudah diserap tanaman, mengandung mikroorganisme yang banyak, mengatasi
defesiensi hara, tidak bermasalah dalam pencucian hara, mampu menyediakan
hara secara cepat, proses pembuatannya memerlukan waktu yang relatif cepat,
serta penerapanya mudah diterapkan yakni tinggal disemprotkan pada tanaman
(Siboro, 2013).
Adapun sub masalah dari pembuatan karia ilmiah ini yaitu: apa tinjauan
umum dari pisang, kulit pisang, limbah, pupuk, pupuk organik, pupuk organik
cair, dan bagaimana cara membuat pupuk organik cair dari limbah kulit pisang.
1.3 Tujuan
Mengetahui manfaat limbah kulit pisang sebagai pupuk organik cair dan
aplikasinya bagi tanaman.
1.4 Manfaat
1.Bagi pembaca, sebagai masukan untuk mengetahui dan mengelola limbah yang
mencemarkan lingkungan menjadi pupuk organik melalui limbah kulit pisang
yang digunakan sebagai bahan baku.
2.Bagi petani, dengan digunakan pupuk organik cair kulit buah pisang yang tepat
maka dapat memudahkan petani untuk menjaga tanah agar tidak rusak oleh
pupuk berbahan kimia.
TINJAUAN PUSTAKA
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : liliopsida
Ordo : Musales
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Pusat keragaman pisang terletak di daerah malaysia (Asia tenggara), Papua dan
Australia. Tumbuhan ini menuyukai iklim tropis panas dan lembab, produksi pisang
dapat berlangsung tanpa mengenal musim. Indonesia, kepulauan pasifik, negara
negara amerika tengah, dan brasil dikenal sebagai negara utama pengekspor pisang.
Jenis jenis lainnya biasa di tanam secara berkelompok di pekarangan, tepi- tepi lahan
taman lain, serta tepi sungai (Suhartono, 2011).
Kulit buah pisang merupakan salah satu bagian dari tanaman pisang yang
selama ini keberadaannya terabaikan. Kulit buah pisang merupakan bahan buangan
(limbah) yang cukup banyak jumlahnya yaitu kira-kira 1/3 dari buah pisang yang
belum dikupas. Kulit buah pisang adalah produksi dari limbah industri pangan yang
dimanfaatkan untuk pakan bahan ternak. Kulit buah pisang kaya akan potasium
sehingga dapat membantu pertumbuhan tanaman. Cranya, cukup drngsn ditanam atau
diletakan begitu saja diantara tanaman. Jika anda kuatir pupuk kulit pisang
mengandung serangga, campurkan kulit buah pisang dengan sedikit air, lalu
hancurkan dengan menggunakan blender setelah itu disiram pada tanaman (Nuris,
2011).
Kulit buah pisang sebagai penghasil enzim xylanase dan juga merupakan
bahan organik yang mengandung bahan kimia seperti magnesium, sodium, fosfor dan
sulfur yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Pemhbuatan pupuk organik
dengan kulit buah pisang dapat dalam bentuk padata atau cair (Nuris, 2011).
2.3 Limbah
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga). Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No.
18/1999 Jo PP 85/1999, limbah didefinisikan sebagai sisa/buangan dari suatu usaha
dan/atau kegiatan manusia. Menurut WHO, sampah/limbah adalah sesuatu yang tidak
digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari
kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Banyak sampah organik masih
mungkin digunakan kembali /pendaurulangan (re-using), walaupun akhirnya akan
tetap merupakan bahan/material yang tidak dapat digunakan kembali (Dainur, 1995).
Menurut Apriadji (1990), limbah atau sampah merupakan zat zat atau bahan-
bahan yang sudah tidak terpakai lagi mengelompokkan sampah atau limbah
berdasarkan beberapa faktor yaitis Hadiwiyoto (1983) menurut bentuk dan sifatnya.
Berdasarkan bentuknya, sampah dibedakan menjadi sampah padat, cair dan gas.
Berdasarkan sifatnya, sampah dibedakan menjadi sampah yang mengandung senyawa
organik yang berasal dari tanaman, hewan dan mikroba dan sampah anorganik yaitu
garbage (bahan yang mudah membusuk) dan rubbish (bahan yang tidak mudah
membusuk)
Limbah Pertanian merupakan sayuran, ubi dan buah yang terbuang baik
disengaja muupon tidak disengaja untuk memperbaiki kualitas produk tersebut
(Muwakhid, 2005) Keberadaan limbah yang menumpuk tersebut akan mencemari
lingkungan jika tidak segera dibuang atau diolah kembali (Kayouli dan Lee 2002
dalam Arif A, 2013) Limbah-limbah tersebut masih dapat dimanfaatkan kembali
dengan menggunakan teknologi tradisional dan sederhana baik untuk kebutuhan
manusia, hewan ternak, maupun untuk industri (Mastika, 2009).
Secara garis besar limbah pertanian dibagi ke dalam limbah pra, saat panen,
dan limbah pasca panen Lebih lanjut, limbah pasca panen dapat digolongkan ke dalam
kelompok limbah sebelum diolah dan limbah setelah diolah atau limbah industri
pertanian (Anonimus 2008)
2.4. Pupuk
Pupuk merupakan bahan alami atau butin yang ditambalikan ke unab dan dapat
meningkatkan kesuburan tanah dengan menambah satu atau lebih hara esensial Pupuk
dibedakan menjadi 2 mucum yaitu pupak organik dan pupuk anorganik (Maryam dkk.
2008)
Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan meram bahan-
bahan kimia dan memiliki kandungan hara yang tinggi (langga dan Marsono, 2011)
Pupuk anorganik memiliki beberapa keuntungan yaitu pemberiannya dapat terukur
dengan tepat, kebutuhan hara tanaman dapat terpenuhi dengan perbandingan yang
tepat, dan tersedia dalam jumlah yang cukup. Sedangkan kelemahan dari pupuk
anorganik yaitu hanya memiliki unsur hara makro, pemakaian yang berlebihan dapat
merusak tanah bila tidak dumbang dengan pupuk kandang atau kompos, dan
pemberian yang berlebihan dapat membuat tanaman mati (Lingga dan Marsono, 2011)
Menurut Purwendro (2007), pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari
sisa-sisa makhluk hidup baik hewan atau tumbuhan Pembuatan pupuk organik juga
diperkaya dengan mikroba yang dapat menyediakan hara sehingga mudah diserap
tanaman. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari
pelapukan bahan-bahan organik beriga sisa-sisa taman, kon hewan dan manusia, batu-
batuan organik yang terbentuk dari tumpukan kotoran setima Tatum tahun Pupuk
organik juga dapat bensal stats limbah industri seperti limbah rumah potong hewan
limbah industri minyak, atsiri, ataupun ur limbah industri yang telah diolah, sehingga
tidak lagi mengandung bahan beracun.
Pupuk organik dalam bentuk yang telah dicampuskas ataupon sogar berperan
penting dalam perbaikan sifat kimia, fiska, dan biologi Tanah serta sebagai sumber
nutrisi tanaman Secara umum kandungan nutrisi hara dalam pupuk organik tergolong
rendah dan agak lambat tersedia, sehingin diperlukan dulam jumlah cukup banyak.
Namun, papuk organik yang telah dikompaskan daput menyediakan hara dalam waktu
yang lebih cepat dibandingkan dalam bentuk segar, karena selama proses
pengomposan telah terjadi proses dekomposisi yang dilakukan oleh beberapa macam
mikroba, baik dalam kondisi aerob maupun anaerob Sumber bahan lompos antara lain
berasal dari limbah organik seperti sisa-sisa tanaman (jerami, batang, dahan), sampah
rumah tangga. kotoran ternak (sapi, kambing, ayam), arang sekam, dan abu dapur
(Anonim. 2006).
Berdasarkan hemuknya, ada dua jenis pupuk organik yar beredar di pasaran,
yaitu pupuk organik padat dan papuk organik cair Pu organik padat merupakan pupuk
organik yang berbentuk padat dan lazim digunakan petani. Pengaplikasiannya dengan
cara ditabarkan atau dibenamkan dalam tanah Sementara pupuk organik cair
merupakan pupuk organik berbentuk cairan. Pupuk organik cair adalah larutan hasil
dari pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dan sisa tanaman, kotoran hewan
dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur Pada umumnya
pupuk cair organik tidak merusak tanah dan tanaman meskipun digunakan sesering
mungkin. Selain itu, pupuk cair juga dapat dimanfaatkan sebagai aktivator untuk
membuat kompos (Lingga dan Marsono, 2003).
Pupuk orgamk cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak beredar di
pasaran. Pupuk orgamk cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun yang
mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P. K. S. Ca. Mg B. Mo, Cu, Fe, Mn,
dan bahan organik). Pupuk organik cair mempunyai beberapa manfaat diantaranya
dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun sehingga
meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara,
dapat meningkatkan vigor tanaman sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat,
meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan, merangsang pertumbuhan
cabang produksi, meningkatkan pembentukan bunga dan bakal buah, mengurangi
gugurnya dan, bunga, dan bakal buah (Huda, 2013).
Standar kualitas pupuk organik cair yang baik menurut Departemen Pertanian dapat di
lihat pada Tabel 2.2
Tabel 2.2 standar kualitas pupuk organik cair menurut departemen pertanian
Menurut Hadisuwito (2012), pupuk organik cair adalah larutan dari hasil
pembusukan bahan-bahan yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia
yang mengandung unsur hara lebih dari satu unsur Kelebihan dari pupuk organik ini
adalah dapat secara cepat mengatasi defesiensi hara, tidak bermasalah dalam
pencucian hara dan mampu menyediakan hara secara cepat. Dibandingkan dengan
pupuk cair anorganik, pupuk organik cair umumnya tidak merusak tanah dan tanaman
walaupun digunakan sesering mungkin.
Cara pembuatan pupuk organik dan bahan kulit buah pang dapa dilakukan
dengan dua cara yaitu dalam bentuk padat dan cair
1. Bentuk padatPembuatan pupuk organik dengan baba kulit buah pesang dalam
bentuk padat adalah sebagai berikut:
b.Kulit buah pisang yang telah dipotong-potong dan dicacah hingga halus,
dicampurkan dengan bekatul atau dedak itu dengan bandingan campuran
kulit bush pisang dan dedak atau bekatul adalah 20:1
2. Bentuk cair
Pembuatan pupuk organik dengan bahan kulit buah pisane bentuk cair adalah sebagai
berikut:
a.Kulit buah pisang diblender atau ditumbuk hingga halus dan berair Setiap
10 kg kulit buah pisang dicampurkan 10 liter air
b.Cairan kulit buah pisang tersebut dicampurkan dengan gula sebanyak 3 kg.
METODE PENULISAN
Metode penulisan yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah dengan
melengkapi dari berbagai literatur yang relevan. Literatur tersebut berupa buku teks,
hasil-hasil penelitian yang terdapat pada jurnal yang terkait dan sumber lain dari situs
internet.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pisang merupakan salah satu tumbuhan yang termasuk dalam kelas da yang
banyak tumbuh di wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia hususnya di Nusa
Tenggara Timur. Namun, masyarakat umumnya hanya mengkonsumsi buahnya saja
misalnya dijadikan sebagai bahan buangan dayangan berbagai macam olahan
makanan seperti pisang goreng, kripik, dan selai pisang sedangkan kulitnya dibuang
begitu saja Kulit pisang yang penuh serat, dapat memberikan perlindungan dan
dengan demikian dapat membantu menurunkan berat badan dan obesitas. Pisang juga
kaya akan kolin dan semua jenis vitamin B Kandungan-kandungan ini mencegah
tubuh menyimpan lemak, terutama di aren perut. Kandungan tersebut mempercepat
proses pembakaran lemak karena kemampuannya dalam mempengaruhi gen
penyimpan lemak secara langsung di dalam tubuh.
Pupuk organik cair adalah larutan hasil dari pembusukan bahan-bahan organik
yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang kandungan unsur
haranya lebih dari 1 unsur. Pupuk cair organik umumnya tidak merusak tanah dan
tanaman walaupun digunakan sesering mungkin Larutan in Juga memiliki bahan
pengikat sehingga larutan pupuk yang diberikan ke permukaan tanah bisa langsung
digunakan oleh tanaman Selain berfungsi sebagai pupuk, juga dapat dimanfaatkan
sebagai aktivator untuk membuat kompos.
Bahan baku pupuk cair yang sangat bagus yaitu bahan organik basah atau
bahan organik yang mempunyai kandungan air tinggi seperti sisa buah-buahan sisa
sayuran. Semakin besar kandungan selulosa dari bahan organik maka proses
penguraian oleh bakteri akan semakin lama. Selain mudah terdekomposisi bahan ini
kaya nutrisi yang dibutuhkan tanaman.
Ternyata ada unsur lain yang juga dapat diaplikasikan dalam pembuatan pupuk
cair organik seperti amoniak (urine), buah-buahan busuk, dan air cucian beras yang
memiliki kandungan antara lain:
1. Amoniak (urine) mengandung nitrogen dan fosfor.
Pembuatan pupuk organik dengan bahan kuln buah pisang bentuk car adalah sebagai
berikut:
a. Kulit buah pisang diblender atau ditumbuk hingga lulus dan berair Setiap 10 kg
kulit buah pisang dicampurkan 10 liter air.
c. Larutan tersebut didiamkan selama 3-4 hari. Setelah 3-4 hari pupuk organik siap
digunakan. Setiap liter pupuk organik kulit buah pisang cor digunakan dalam 10 liter
air (Satuhu dan Supriyadi, 2004)
5.2. Saran
Arief A. 2013, Uji Kualitas Fisik Wafer Lumbah Sayuran Segar dan Silave Selama
Penyimpanan Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor Bogor
Hadisuwito, S. 2012. Membuat Pupuk Organik Cair. Jakarta: PT. Argio Media
Pustaka
Lingga dan Marsono. 2011. Petruk Penggunaan Pupuk Jakarta Pencbar Swadaya.
Marsono dan Sigit 2005. Petunjuk penggunaan ppupuk, jakarata: penebar swadaya
Mawakid, B, 2005. Isolasi, Sekleksi dan Identifikasi Bakteri Asam Laktat Isolat
sampah Organik. Disertasi Doktor Program Pascasarjana Univeralas
Brawijaya Malang
Nasution FJ Mawarni, Lisa, Meiriani 2014 Applikasi Pupuk Organik Padat dan Cair
Kulit Pisang kepok Untuk Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica
juncea L.). J Online Agroteknologi 2(3):1029-1037.
Nuris, Dini. 2011. Aneka Manfaat Hit Byun Yogyakarta Penerbit Gava Media,
Parnata, Ayub S. 2004. Pupuk Organik Cair Aplikasi dan Manfaatnya
Jakarta Agromedia Pustaka 112 hal.
Saragih, EF 2016, Pengaruh Pupuk Cair Kulit Pisang Kepok (Adasa paradisiaca forma
typica) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Caisim (Brassica juncea
L.). Skripsi. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Sari, M.P. 2016. Pengaruh Penggunaan Pupuk Organik Car Dari Limbah Kulit Buah
Pisang Kepok Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bayam (Amaranthua
tricolor L), 3 Online. Universitas Lampung.
Satuhu, S., dan Supriyadi, A. 2004. Pisang Budidaya, Pengelolaan dan Prospek Pasar.
Penebar Swadaya. Jakarta, 161 him
Siboro, E. S., Surya, E. Dan Herlina, N. 2013. Pembuatan Pupuk Caur Dan Dari
Campuran Limbah Sayuran. Jurnal Teknik Kimia USU, Vol 2, No. 3.
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatra Utara.
Suhartono, A. 2011. Studi Pembuatan Roti Dengan Subtitusi Tepung Pisang Kepok
(Musa paradisiaca L.) Skripsi S-1. Makasar, Universitas hassanuddin.
Suwahyono, U. 2011. Petunjuk Praktis Penggunaan Pupuk Organik secara Efektif dan
Efisien. Penebar Swadaya. Jakarta. 161 hlm.
Yuliarti, Nurheti. 2009. 1001 Cara Menghasilkan Pupuk Organik. Lily Publisher,
Yogyakarta