Anda di halaman 1dari 3

Pupuk merupakan bahan alami atau buatan yang ditambahkan ke tanah dan dapat

meningkatkan kesuburan tanah dengan menambah satu atau lebih hara esensial. Pupuk
dibedakan menjadi 2 macam yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik (Maryam dkk., 2008).
Lingga dan Marsono (2011) menjelaskan bahwa pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat
oleh pabrik dengan meramu bahan – bahan kimia dan memiliki kandungan hara yang tinggi.
Pupuk anorganik memiliki beberapa keuntungan yaitu pemberiannya dapat terukur dengan
tepat, kebutuhan hara tanaman dapat terpenuhi dengan perbandingan yang tepat, dan tersedia
dalam jumlah yang cukup. Sedangkan kelemahan dari pupuk anorganik yaitu hanya memiliki
unsur hara makro, pemakaian yang berlebihan dapat merusak tanah bila tidak diimbangi
dengan pupuk kandang atau kompos, dan pemberian yang berlebihan dapat membuat
tanaman mati (Lingga dan Marsono, 2011). Suwahyono (2011) menjelaskan bahwa pupuk
organik merupakan pupuk yang sebagian atau seluruhnya berasal dari bahan organik seperti
tumbuhan atau kotoran 7 hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat
atau cair yang digunakan untuk menyediakan kebutuhan hara tanaman dan dapat
memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik mampu menggemburkan
lapisan permukaan tanah, meningkatkan populasi jasat renik, mempertinggi daya serap dan
daya simpan air, serta meningkatkan kesuburan tanah. Adapun bahan-bahan yang dapat
digunakan sebagai pupuk atara lain :

1. Jerami padi

Jerami padi merupakan sisa tanaman yang banyak dihasilkan di Indonesia, karena
Indonesia merupakan daerah tropis dan menjadikan beras sebagai makanan pokok di
sebagian besar wilayah di Indonesia. Hingga saat ini petani padi masih minim memanfaatkan
jerami padi menjadi bahan baku kompos, mereka lebih sering membakarnya dan
menjadikannya pupuk. Jerami padi merupakan bagian terbanyak yang dihasilkan tanaman
padi. Jerami padi terdiri dari batang, daun dan merang.

Semakin bertambahnya penduduk, petani dituntut untuk lebih meningkatkan


produktivitas. Satu dari beberapa faktor yang mendukung dalam meningkatkan produktivitas
adalah pemupukan.Pemupukan tanaman padi yang menggunakan pupuk kimia secara
berkelanjutan menjadikan unsur hara tanah kian menjadi berkurang. Dengan demikian petani
perlu menggunakan pupuk organik demi keberlanjutan kesuburan tanah. Para petani dapat
menggunakan jerami padi sehabis panen sebagai bahan utama pupuk kompos. Dengan
demikian petani dapat meminimalisir limbah tanaman serta dapat memproduksi pupuk secara
mandiri. Namun, hingga saat ini petani padi masih minim memanfaatkan jerami padi menjadi
bahan baku kompos, mereka lebih sering membakarnya kemudian menjadikannya pupuk.
Padahal pembakaran jerami padi yang dilakukan akan menghilangkan unsur C dan S, dan jika
dilakukan secara terus menerus akan menimpulkan pencemaran lingkungan.

Jerami padi merupakan bagian terbanyak yang dihasilkan tanaman padi. Jerami padi
terdiri dari batang, daun dan merang. Jerami padi mempunyai C/N 50:70.Jerami padi
memiliki dinding sel yang terdiri dari 39.7 % selulosa dalam berat kering, 25,2%
hemiselulosa, dan 4,8% lignin (Rexen et al. 1976 dalam panagan. 2003 dalam Mulyadi. 2008:
22). Pada sekam padi mengandung mineral silika (SiO2) sebesar 23.96% (Sardi, 2006 dalam
Mulyadi. 2009:22) dan pada bagian jerami mengandung 4-9% silika.

2. Sampah sayuran
Sampah sayuran dapat diperoleh dari pasar dan perumahan. Sampah pasar atau perumahan,
pada awalnya di pisahkan antara yang organik dan anorganik. Sampah anorganik seperti :
kertas, alumunium, kaca, dan lain-lain, yang dapat dimanfaatkan menjadi bahan daur ulang.
Sedangkan sampah organik dapat berupa sayuran, buah-buahan, serta sisa makanan, namun
belum dikelola lebih lanjut. Padahal sampah sayuran biasanya terdiri dari bahan-bahan yang
memiliki kandungan air yang cukup banyak, sehingga memudahkannya cepat membusuk.
Hal ini dapat mengakibatkan berkurangnya kwalitas sanitasi, pencemaran lingkungan, serta
munculnya bibit penyakit tertentu. Dengan demikian, pengeloaan sampah sayuran
memerlukan penanganan lebih lanjut untuk meminimalisir masalah lingkungan sekitar.
Pembuatan pupuk kompos dari sampah sayuran, merupakan satu dari beberapa cara
penanggulangan sampah sayuran yang semakin menumpuk. Sampah sayuran banyak
mengandung mineral nitrogen (N), fosfor (P), Kalium (K), dan B12.

3. Tangkai jagung

Jagung merupakan makanan sumber karbohidrat setelah beras. Tanaman jagung juga
menjadi makanan pokok di beberapa daerah di Indonesia. Dari budidaya tanaman jagung,
limbah yang dihasilkan adalah berupa jerami jagung dan tongkol jagung. Pengolahan limbah
jagung juga masih minim, sehingga jika limbah jagung dapat dijadikan pupuk kompos, maka
dapat meningkatkan produktifitas pupuk organik dan mengurangi pupuk yang berbahan
kimia. Hasil penelitian Jamilah, Munir, Fatimah (2009) dalam Irsyad (2014) menyatakan
bahwa hasil dari budidaya tanaman jagung 83% adalah limbah, dan 17 adalah pipilan jagung
kering. Kandungan unsur hara pada pupuk jerami jangung antara lain: 1,2% N; 0,25% P;
1,32% K. Jika limbah jagung dimanfaatkan secara maksimal, selain mengurangi produksi
sampah juga dapat menciptakan kemandirian terhadap pupuk kimia.

4. Kotoran Hewan Sebagai Bahan Pupuk Kompos

Kotoran hewan berasal dari kandang ternak. Kotoran hewan terdiri dari dua bagian, yaitu
padat (feses) dan cair (urine). Keduanya dapat dijadikan pupuk, baik pupuk kandang maupun
pupuk kompos, namun kebanyakan peternak lebih sering memanfaatkan feses dari pada urine
karena lebih praktis.Istilah yang perlu diketahui dalam kotoran hewan adalah istilah pupuk
panas dan pupuk dingin. Pupuk panas mudah menguap, karena bahan organik tidak terurai
secara sempurna sehingga banyak yang berubah jadi gas. Sedangkan pupuk dingin
merupakan pupuk yang penguraiannya sangat lambat sehingga tidak terbentuk panas.

Kandungan kotoran hewan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti: jenis hewan,
umur, keadaan hewan, jenis makanan, bahan hamparan yang dipakai, perlakuan serta
penyimpanan kotoran hewan tersebut. Selain mengandung unsur hara makro dan mikro,
kotoran hewan juga mengandung hormon seperti: creatin, asam indol asetat, dan auxin yang
dapat merangsang pertumbuhan akar. Dalam pengomposan, kotoran hewan berperan sebagai
jasad penghancur sampah. Jika kesulitan mendapat kotoran ternak dapat diganti pupuk Urea.
Di samping itu semua nutrisi yang terkandung dalam kotoran hewan tergantung dengan
makanan yang diberikan. Jika makanan ternak mengandung unsur N,P, dan K, maka kotoran
ternak pun akan kaya dengan unsur tersebut.

5. Sisa Bahan Industri Sebagai Bahan Pupuk Kompos

Limbah dari indutri seperti libah pada perkayuan sebagian besar berupa limbah padat,
seperti: serpihan gergaji, potongan kayu kecil-kecil dan serbuk kayu. Limbah industri kayu
gergajian di Indonesia mencapai 2,6 jt m3 pertahun. Adanya limbah kayu yang berlebihan
serta belum diolah secara berkelanjutan, pada kenyataannya masih ditumpuk, dibuang di
sungai (pencemaran air) atau dibakar (menambah emisi pada lapisan atmosfir). Limbah kayu
yang selama ini belum ditangani, menimbulkan berbagai masalah pencemaran lingkungan,
sehingga perlu dicari jalan keluarnya.

Penanganan limbah industri kayu, dapat dijadikan kayu bakar untuk potongan kayu.
Sedangkan serbuk kayu selain dapat menjadi kayu bakar (setelah menjadi “anglo”), juga
dapat dikomposkan. Limbah kayu adalah bahan organik sellulose(sellulose dan hemi
selullose), lignin, dan sedikit senyawa karbohidrat. Jika limbah kayu dijadikan kompos
dengan dicampur bahan-bahan lain yang biasanya kaya akan kandungan air, seperti
dedaunan, pupuk kandang, dan mikroorganisme, maka limbah kayu selain dapat menjadi
sumber karbon, juga dapat menjadi media penyerap air.

Maryam. 2008. Aplikasi Wastewater Sluge untuk Proses Pengomposan


Serbuk Gergaji. PT Novartis Biochemie. Bogor.

Marsono. 2001. Petunjuk penggunaan pupuk. Penebar Swadaya Jakarta.160 hlm.

Lingga dan Marsono. 2000. Ilmu Memupuk. Jakarta: CV. Yasaguna. Cetakan ke- 6.27-45hlm.

Suwahyono. 2011. Perubahan Karbon Organik dan Nitrogen Total Tanah


Akibat Perlakuan Pupuk Organik pada Budidaya Sayuran Organik. Skripsi Sarjana
Kimia. Institut Pertanian Bogor .

Anda mungkin juga menyukai