Anda di halaman 1dari 3

Pembuatan Kompos dari Sayuran berupa

Kangkung (Ipomoea aquatic)


Compost Making from Vegetables in the form of Kangkung (Ipomoea aquatic)

Anita Rahayu, Ange Cindi, Asyifa Huda, Farrah Ayunda J, Ramdhan Nurcholis
Program Studi Pedidikan Teknologi Agroindustri
Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia

anitarahayu@student.upi.edu

Abstrak
Indonesia adalah salah satu negara penghasil sampah terbesar di dunia. Jumlah
sampah yang dihasilkan setiap daerah mencapai 300 ton setiap harinya. Oleh karena itu,
Pengomposan merupakan salah satu cara mengurangi volume sampah. Pengomposan adalah
proses biologis. Pengomposan adalah proses di mana bahan organik mengalami penguraian
secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai
sumber energi. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengomposan adalah: ukuran, pemisahan,
nutrisi (C / N rasio), dan kelembaban bahan baku. Tempat pengomposan proses mungkin
menggali tanah, wadah atau permukaan tanah. Effective microorganism 4 (EM4) dapat
digunakan untuk pengomposan, karena dapat mempercepat proses penguraian zat padat
organik limbah. EM4 bekerja pada suhu 40 - 50oC.

Kata kunci : Pengomposan, Sampah Organik, EM4

Indonesia is one of the largest garbage producing countries in the world. The amount
of waste generated per area reaches 300 tons per day. Therefore, composting is one way to
reduce the volume of waste. Composting is a biological process. Composting is a process in
which organic matter decomposes biologically, especially by microbes that utilize organic
matter as an energy source. Factors affecting composting are: size, separation, nutrition (C /
N ratio), and raw material humidity. The composting site may dig up soil, container or soil
surface. Effective microorganism 4 (EM4) can be used for composting, because it can
accelerate the process of decomposition of organic waste solids. EM4 works at 40 - 50 ° C.
Keywords: Composting, Organic Waste, EM4
Pendahuluan
Sampah (refuse) adalah sebagian human waste tidak termasuk didalamnya)
dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak dan umumnya bersifat padat (Azwar, 1990)
disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, dalam (Sulistyorini 2005). Jenis sampah
yang umumnya berasal dari kegiatan yang yang banyak dihasilkan di pasar adalah
dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan sam- pah organik seperti sisa sayuran, sisa
industri), tetapi bukan biologis (karena
buah-buahan, dedaunan, sisa makanan dan keuntungan yaitu : keuntungan bagi
lainnya. lingkungan, tanah, dan bagi tanaman,
kompos sangat membantu dalam
Penumpukan limbah padat yang
penyelesaian masalah lingkungan, terutama
terlalu lama dapat mengakibatkan
sampah. Bahan baku pembuatan kompos
pencemaran, yaitu bersarangnya hama-
adalah sampah maka permasalahan sampah
hama dan timbulnya bau yang tidak
rumah tangga dan sampah kota dapat
diinginkan. (SAYEKTI, R. S. (1) ,
diatasi. Bagi tanah, kompos dapat
PRAJITNO, D. (2) , INDRADEWA 2013).
menambah unsur hara dan dapat
Sampah sayuran biasanya terdiri memperbaiki struktur dan tekstur tanah,
dari bahan-bahan yang memiliki kandungan dan menyimpan air. Dengan demikian
air yang cukup banyak, sehingga semakin baik kualitas tanah dan didukung
memudahkannya cepat membusuk. Hal ini dengan unsur hara yang mencukupi, maka
dapat mengakibatkan berkurangnya tanaman akan menghasilkan produksi yang
kwalitas sanitasi, pencemaran lingkungan, optimal (Murbandono, 2000) dalam
serta munculnya bibit penyakit tertentu. (SYAIFUDIN 2013).
Dengan demikian, pengelolaan sampah
Alat, Bahan dan Metode
sayuran memerlukan penanganan lebih
lanjut untuk meminimalisir masalah a. Alat dan Bahan
lingkungan sekitar. Pembuatan pupuk
Alat yang digunakan dalam
kompos dari sampah sayuran, merupakan
pembuatan kompos ini adalah ember,
satu dari beberapa cara penanggulangan
Pisau/gunting, dan timbangan. Bahan yang
sampah sayuran yang semakin menumpuk.
digunakan dalam pembuatan pupuk ini
Sampah sayuran banyak mengandung
adalah sayuran berupa kangkung, EM4 ,
mineral nitrogen (N), fosfor (P), Kalium
MOL dan air. Bahan yang dicampurkan
(K), dan B12.
sebanyak 1 kg kangkung, ditambahkan
Pengolahan limbah padat berupa dengan EM4 25 ml, 0,5 ml MOL dan air
sayur-sayuran ini perlu dilakukan, salah secukupnya. Pembuatan MOL dari tape
satu cara untuk mengolah limbah padat ini singkong yang difermentasi secara aerob
adalah dengan pembuatan pupuk kompos.
b. Metode
Kompos merupakan salah satu solusi
terhadap permasalahan sampah organik Metode yang digunakan untuk
yang kian menumpuk sebagai dampak membuat pupuk adalah dengan
pertumbuhan penduduk. (SAYEKTI, R. S. menncampurkan semua bahan, kemudian
(1) , PRAJITNO, D. (2) , INDRADEWA diamati perubahan yang terjadi setiap
2013). harinya dari hari ke 0, hari ke 3, hari ke 7
dan hari ke 10.
Penggunaan organik banyak
dimanfaatkan karena mempunyai 3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Daftar Pustaka
SAYEKTI, R. S. (1) , PRAJITNO, D. (2) , INDRADEWA, D.(2. 2013. “Pengaruh
Pemanfaatan Pupuk Kandang Dan Kompos Terhadap Pertumbuhan Kangkung ( Ipomea
Retans ) Dan Lele Dumbo ( Clarias Gariepinus ) Pada Sistem Akuaponik Effect of
Manure and Compost Treatment to the Growth of Water Spinach ( Ipomea Retans ) and
Catfish (.” (2):108–17.
Sulistyorini, Lilis. 2005. “Pengelolaan Sampah Dengan Cara Menjadikannya Kompos.”
Jurnal Kesehatan Lingkungan 2(1):77–84. Retrieved
(http://210.57.222.46/index.php/JKL/article/view/696).
SYAIFUDIN, LUQMAN NUR. 2013. “Pemanfaatan Limbah Sayur-Sayuran Untuk
Pembuatan Kompos Dengan Penambahan Air Kelapa (Cocos Nucifera) Dan Ampas Teh
Sebagai Pengganti Pupuk Kimia Pada Pertumbuhan Tanaman Semangka(Citrullus
Vulgaris L ).”

Anda mungkin juga menyukai