Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH TA.

HAYATI
“Pupuk Bokashi”
Dosen Pengampu : Ibu Drs. Hj. Muzajjanah., M.Kes

Kelompok 2 Kelas A:
- Farras Latifah (1040171013)
- Susi Alarita Agustin (1040171014)
- Herni Farida (1040171015)
- Latifah Alkatiri (1040171016)
- Bunga Chrismella (1040171017)
- Titin Rachma Lestari (1040171018)
- Diah Rizqi Amalia (1040171019)
- Margaretta Panjaitan (1040171020)
- Muhammad Hussein (1040171021)
Fakultas Kesehatan
Prodi DIII Anafarma
Universitas Mohammad Husni Thamrin
DKI Jakarta
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Limbah pertanian merupakan sisa-sisa hasil pertanian yang berasal dari tumbuhan
dan hewan ternak misalnya sisa dari pemanenan hasil tanaman pangan, perkebunan,
hortikultura, sampah rumah tangga, kotoran hewan ternak dan sebagainya. Pemanfaatan
limbah pertanian sangat perlu kita lakukan agar tidak terjadi pencemaran lingkungan selain
itu dapat dijadikan masukan/tambahan bagi petani ataupun masyarakat yang memanfaatkan
limbah tersebut.
Masyarakat telah menyadari bahwa menggunakan bahan-bahan kimia non alami
seperti pupuk dan pestisida sintetik serta hormon tumbuhan dalam memproduksi hasil
pertanian ternyata menimbulkan efek terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
Selama ini para petani telah banyak memanfaatkan bahan organik sebagai pupuk di
lahan pertanian, karena bahan tersebut merupakan bahan yang cepat melapuk. Salah satu
contoh bahan organik yang digunakan antara lain kotoran hewan (sapi, kambing, ayam, dll)
dan limbah pertanian. Dengan munculnya berbagai pupuk alternatif dan untuk menunjang
pembangunan pertanian yang ramah lingkungan, maka dengan ini digalakan pemanfaatan
limbah pertanian sebagai bahan pembuatan pupuk organik, bahkan beberapa petani/swasta
telah mencanangkan adanya pertanian organik. Pada saat ini banyak dijumpai berbagai merk
dagang pupuk organik yang dijual dipasaran. Pupuk organik dapat berupa pupuk kandang,
kompos dan campuran keduanya.
Untuk meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi pertanian, khususnya tanaman
pangan, sangat perlu diterapkan teknologi yang murah dan mudah bagi petani. Teknologi
tersebut dituntut ramah lingkungan dan dapat memanfaatkan seluruh potensi sumberdaya
alam yang ada dilingkungan pertanian, sehingga tidak memutus rantai system pertanian.
Penggunaan pupuk bokashi EM merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan pada
pertanian saat ini.
Mahalnya pupuk kimia dan langkanya kompos di pasaran membuat banyak praktisi
tanaman berpaling pada Pupuk Bokashi. Permintaan pasar pun mengalami peningkatan.
Walaupun memang sebelum mengenal Pupuk Bokashi mereka menggunakan kompos atau
pupuk kimia untuk memberikan nutrisi pada tanamannya.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penjelasan Bahan Organik


Bahan organik mempunyai pengaruh terhadap sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
Selain itu bahan organik juga berperan terhadap pasokan hara dan ketersediaan P. Pengaruh
bahan organik terhadap sifat fisik tanah adalah terhadap peningkatan porositas tanah.
Penambahan bahan organik akan meningkatkan pori total tanah dan menurunkan berat
volume tanah.
Bahan organik sangat penting untuk memperbaiki kesuburan tanah, baik fisika, kimia
maupun biologi tanah. Bahan organik merupakan perekat butiran lepas atau bahan pemantap
agregat, sebagai sumber hara tanaman dan sumber energi dari sebagian besar organisme tanah
(Nurhayati et al., 1986). Fungsi penting bahan organik antara lain memperbaiki struktur tanah
dan daya simpan air, menyuplai nitrat, sulfat, dan asam organik untuk menghancurkan
material, menyuplai nutrisi, meningkatkan NPK dan daya ikat hara, serta sebagai sumber
karbon, mineral, dan energi bagi organisme (Syukur,Harsono,2008 dalam Ruslan,dkk,2009).
Pengaruh bahan organik terhadap sifat kimia tanah antara lain terhadap kapasitas
tukar kation dan anion, pH tanah, daya sangga tanah, dan terhadap keharaan tanah.
Penambahan bahan organik akan meningkatkan KPK tanah yaitu kemampuan tanah untuk
menahan kationkation dan mempertukarkan kation hara tanaman. Pengaruh bahan organik
terhadap pH tanah tergantung pada kematangan bahan organik dan jenis tanah. Bila diberikan
pada tanah masam dapat meningkatkan pH tanah (Suntoro, 2001).

2.2 Pengertian Kompos


Pengomposan adalah proses dekomposisi terkendali secara biologis terhadap limbah
padat organik diubah menyerupai tanah seperti halnya humus atau mulsa. Bahan baku
pengomposan adalah semua material organik yang mengandung karbon dan nitrogen, seperti
kotoran hewan, sampah hijau, sampah kota, lumpur cair dan limbah industri pertanian
sehingga dengan demikian, kompos merupakan sumber bahan organik dan nutrisi tanaman.
Kemungkinan bahan dasar kompos mengandung selulosa 15-60%, enzi hemiselulosa 10-
30%, lignin 5-30%, protein 5-30%, bahan mineral (abu) 3-5%, di samping itu terdapat bahan
larut air panas dan dingin (gula, pati, asam amino, urea, garam amonium) sebanyak 2-30%
dan 1-15% lemak larut eter dan alkohol, minyak dan lilin (Sutanto, 2002).
Proses pengomposan melalui 3 tahapan dan proses perombakan bahan organik secara
alami membutuhkan waktu yang relatif (3-4 bulan), mikroorganisme umumnya berumur
pendek. Sel yang mati akan oleh populasi organisme lainnya untuk dijadikan substrat yang
lebih cocok dari pada residu tanaman itu sendiri. Secara keseluruhan proses dekomposisi
umumnya meliputi spektrum yang luas dari mikroorganisme yang memanfaatkan substrat
tersebut, yang dibedakan atas jenis enzim yang dihasilkannya (Simamora, dkk, 2006).
Penambahan bahan organik akan meningkatkan kemampuan menahan air sehingga
kemampuan menyediakan air tanah untuk pertumbuhan tanaman meningkat. Kadar air yang
optimal bagi tanaman dan kehidupan mikroorganisme adalah sekitar kapasitas lapang .
Penambahan bahan organik di tanah pasiran akan meningkatkan kadar air pada kapasitas
lapang, akibat dari meningkatnya pori yang berukuran menengah (meso) dan menurunnya
pori makro, sehingga daya menahan air meningkat, dan berdampak pada peningkatan
ketersediaan air untuk pertumbuhan tanaman (Lingga, 2000).
Faktor yang mempengaruhi pengomposan diantaranya:
Nilai C/N bahan
Ukuran bahan
Komposisi bahan
Jumlah mikroorganisme
Kelembapan dan aerasi
Temperatur
Keasaman (pH)
Dalam hal ini contoh dari produk pengomposan salah satunya pupuk
bokashi. Meskipun Pupuk Bokashi dan kompos sama-sama menggunakan bahan organik
sebagai bahan dasar pembuatan pupuk organik, Pupuk Bokashi diolah dengan menggunakan
teknologi EM (effective microorganisms) yang lebih efektif dan ramah lingkungan. Dalam
kandungan EM4 Sebagian besar mengandung mikroorganisme seperti bakteri fotosintetik
(Rhodopseudomonas sp.), bakteri asam laktat (Lactobacillus sp.), ragi, Actinomycetes sp,
dan jamur fermentasi.
Pupuk bokashi penguraiannya melalui fermentasi, maka bokashi lebih banyak
mengandung senyawa organik, asam amino, protein, gula, alkohol dan mikroorganisme yang
bermanfaat dibandingkan dengan kompos. Di samping itu proses penguraian bahan organik
padapembuatan berlangsung lebih cepat, sehingga waktu pembuatannya lebih cepat (Anonim,
2004 dalam Mihrani,2008).
2.2.1 Penjelasan Pupuk Bokashi
Pupuk organik yang dibuat dengan menambahkan Efektif Mikroorganisme (EM),
maka pupuk organik tersebut dikenal dengan nama Pupuk Bokashi EM (Higa, 1994 dalam
Ruslan,2009)
Bokashi adalah jenis pupuk organik merupakan bahan organik yang telah
difermentasikan dengan EM4. Bokashi dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi
tanah.Secara biologis dapat mengaktifkan mikroorganisme tanah yang berperan dalam
transformasi unsur sehingga dapat meningkatkan ketersediaan hara tanaman (Edison, 2000,
dalam Zahrah, 2011).
Pupuk Bokashi merupakan salah satu pupuk organik yang banyak memberikan
manfaat bagi masyarakat. Dengan penggunaan pupuk bokashi diharapkan dapat membantu
menyuburkan tanaman, mengembalikan unsur hara dalam tanah, sehingga kesuburan tanah
tetap tejaga dan ramah lingkungan. Pembuatan bokashi sangat perlu untuk diterapkan, karena
merupakan teknologi baru yang tepat guna, dengan biaya murah serta mudah dilaksanakan
dengan memanfaatkan limbah ternak dan limbah pertanian yang ada. Penambahan pupuk
organik ke dalam tanah dengan kompos bokashi akan meningkatkan kandungan bahan
organik tanah dan mendorong pembiakan mikroorganisme tanah (Sinegar,2007 dalam
Mas’ud, 2009)
Selain untuk pembuatan bokashi, EM4 dapat juga digunakan sebagai pestisida organic
seperti EM5, super EM5, EMRAS dan pestisida alami dari ekstrak tanaman. EM5 digunakan
sebagai pestisida untuk penanggulangan hama dan penyakit tahap awal. Sedangkan Super
EM5 digunakan untuk menanggulangi hama dan penyakit pada tahap
kronis (Sugihmoro, 1994).
Bahan untuk pembuatan bokashi dapat diperoleh dengan mudah di sekitar lahan
pertanian, seperti jerami, rumput, tanaman kacangan, sekam, pupuk kandang atau serbuk
gergajian. Semua bahan organik yang akan difermentasi oleh mikroorganisme fermentasi
dalam kondisi semi anaerobik pada suhu 40-500 C
Prinsip pembuatan bokashi sama dengan kompos yang proses pembuatannya melalui
fermentasi bahan organik dan EM. Proses fermentasi bokashi terjadi dengan cepat 3-14 hari,
kemudian hasilnya dapat segera dimanfaatkan meskipun belum keseluruhan bahan dasar
bokasi mengalami fermentasi, tetapi sudah dapat dipergunakan sebagai pupuk. Apabila
bokashi dimasukkan ke dalam tanah, maka bahan organiknya dapat digunakan sebagai
sumber energy mikroorganisme efektif untuk hidup dan berkembang biak dalam tanah dan
sekaligus sebagai tambahan persediaan hara tanaman
Pupuk Bokashi, dapat memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah,
meningkatkan produksi tanaman dan menjaga kestabilan produksi tanaman, serta
menghasilkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian yang berwawasan lingkungan. Pupuk
bokashi tidak meningkatkan unsur hara tanah, namun hanya memperbaiki sifat fisika, kimia,
dan biologi tanah, sehingga pupuk anorganik masih diperlukan (Cahyani, 2003)
Pupuk bokashi, seperti pupuk kompos lainnya, dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan kandungan material organik pada tanah yang keras seperti tanah podzolik
sehingga dapat meningkatkan aerasi tanah dan mengurangi bulk density tanah (Susilawati,
2000, dan Cahyani, 2003).
Macam-macam pupuk bokashi saat ini antara lain yaitu:
 Bokashi pupuk kandang
 Bokashi pupuk kandang arang
 Bokashi pupuk kandang tanah
 Bokashi jerami
 Bokashi cair
 Bokashi eksores 24 jam
Ada dua cara untuk mempercepat terjadinya pelapukan bahan organik yaitu
pengaturan kondisi iklim mikro seperti suhu dan kelembapan sehingga sesuai untuk
pertumbuhan mikroorganisme pengurai seperti penambahan atau pemberian mikroorganisme
pengurai sebagai starter atau aktivator. Salah satunya adalah dengan penambahan
jamur Trichodermasp.
Jamur Trichoderma sp merupakan salah satu agen antagonis yang bersifat saprofit dan
bersifat parasit terhadap jamur lain. Jamur ini termasuk Eukariota, Divisi Deuteromycota,
Kelas deuteromycetes, Ordo Moniliales, Famili Moniliaceae, dan Genus Trichoderma.
Umumnya hidup pada tanah yang lembab, asam dan peka terhadap cahaya secara langsung.
Pertumbuhan Trichoderma sp. Yang optimum membutuhkan media dengan pH 4-5.
Kemampuan jamur ini dalam menekan jamur patogen lebih berhasil pada tanah masam
daripada tanah alkalis. Kelembaban yang dibutuhkan berkisar antara 80-90% atau 35°C-
35°C.
Cara pengaplikasian yang baik dlaam pemberian tanaman dengan pupuk bokasi
dengan cara yaitu:
 Sistem sebar
Bokashi disebar di atas tanah secara merata dengan dosis 5-10 ton/Ha. Sistem ini
dilakukan sebelum dan sesudah pengolahan tanah. Sistem alur/larikan :caranya bokashi
disebar di sepanjang alur/barisan tanaman dengan dosis 5s/d 10 ton/ha. Sistem tugal ; bokasi
diberikan pada lubag tanam yang akan ditanami dengan dosis 150 – 200 gr/tanam. Pemberian
ini dilakukan pada tanaman sayuran atau sebagai pupuk susulan.
 Cara melingkar
Bokashi disebar secara melingkar di sekitar tanaman (untuk tanaman keras) dengan
cara dibuat alur melikar di bawah tajuk pohon, setelah bokashi di sebar kemudian tanah
ditutup kembali. Untuk persemaian ; media untuk persamaian yaitu, bokasi dicampur
dengan pasir dengan perbandingan 2 :1, bisa juga ditambah dengan tanah secukupnya.
Cara penggunaan bokashi secara khusus yaitu dengan cara:
1. Bokasi jerami dan pupuk kandang baik digunakan untuk melanjutkan fermentasi dan
pemupukan pada lahan sawah.
2. Bokashi pupuk kandang dan bokashi expres baik digunakan untuk tanaman sayuran,
buah, terutama untuk tanaman dalam pot.
Pembuatan bokashi dapat disesuaikan dengan ketersediaan bahan di masing-masing
lahan. Bokashi yang teksturnya kasar, seperti bokashi jerami, sangat baik untuk tanah
cenderung liat dan berlumpur.

2.2.2 Penggunaan EM4 pada pupuk bokashi


Saat ini telah dikenal EM Bokashi yaitu bokashi dengan bahan organik yang
difermentasikan dengan mikroorganisme efektif, bukan dengan tanah dari hutan atau
gunung. EM yang digunakan dalam pembuatan bokashi adalah suatu kultur campuran
berbagai mikriorganisme EM4 sendiri mengandung Azotobacter sp., Lactobacillus sp., ragi,
bakteri fotosintetik dan jamur pengurai selulosa dapat digunakan sebagai inokulan untuk
meningkatkan keragaman mikroba tanah. Bahan untuk pembuatan bokashi dapat diperoleh
dengan mudah di sekitar lahan pertanian, seperti jerami, rumput, tanaman kacangan, sekam,
pupuk kandang atau serbuk gergajian. Namun bahan yang paling baik digunakan sebagai
bahan pembuatan bokashi adalah dedak karena mengandung zat gizi yang sangat baik untuk
mikroorganisme.
Efek EM4 bagi tanaman tidak terjadi secara langsung. Hal ini yang terkadang tidak
disadari oleh pengguna. Pengguna EM4 akan lebih efisien bila telah lebih dulu ditambahkan
bahan organik yang berupa pupuk organik (bokashi) ke dalam tanah (Marsono, 2001).
Untuk karakteristik EM4 terdapat mikroorganisme yang ada saat ini dalam pupuk
bokashi yaitu :
 EM4 dapat disimpan pada tempat yang teduh dalam wadah tertentu serta harus ditutup
rapat untuk jangka waktu 12 bulan (dilarang disimpan di lemari es)
 EM4 dapat bekerja secara efisien tanpa zat kimia
 EM4 dapat diperoleh di kios-kios pertanian/ toko
 EM4 jangan sekali-kali dicampur dengan bahan kimia lainnya dalam pengaplikasiannya.
Beberapa pengaruh EM yang menguntungkan dalam pupuk bokashi tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Memperbaiki perkecambahan bunga, buah, dan kematangan hasil tanaman.
2. Memperbaiki lingkungan fisik, kimia, dan biologi tanah
3. Menekan pertumbuhan hama dan penyakit dalam tanah
4. Meningkatkan kapasitas fotosintesis tanaman-menjamin perkecambahan dan pertumbuhan
tanaman yang lebih baik
5. Meningkatkan manfaat bahan organik sebagai pupuk
6. Meningkatkan ketersediaan unsur hara, serta menekan aktivitas hama dan mikroorganisme
pathogen.
7. Meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi tanaman.
8. Mempercepat proses fermentasi pada pembuatan bokashi.
Oleh sebab itu, untuk meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi pertanian,
khususnya tanaman pangan, sangat perlu diterapkan teknologi yang murah dan mudah bagi
petani. Penggunaan pupuk bokashi EM merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan
pada pertanian saat ini. Bagi petani yang menuntut pemakaian pupuk yang praktis, bokashi
merupakan pupuk organik yang dapat dibuat dalam beberapa hari dan siap dipakai dalam
waktu singkat.

Anda mungkin juga menyukai