Disusun oleh :
KELOMPOK : J-2 ( Kamis, 07.30 )
ASISTEN : Viro Yuniarti
( 125040201111118 )
( 125040201111116 )
( 125040201111087 )
( 125040201111088 )
( 125040201111303 )
( 125040200111025 )
( 125040201111136 )
( 125040200111021 )
( 125040200111141 )
( 125040200111004 )
( 125040200111217 )
( 125040200111139 )
( 125040202111005 )
( 125040201111040 )
(125040207111015 )
( 125040201111042 )
( 125040201111212 )
( 125040201111069 )
( 125040201111281 )
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
nikmat yang telah dilimpahkan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan akhir praktikum ini sebagaimana mestinya.
Penyelesaian laporan akhir praktikum ini menjadi salah satu tugas
dalam mata kuliah Teknologi Pupuk dan Pemupukan. Oleh karena itu,
penyusunan laporan hasil praktikum ini bertujuan untuk menambah wawasan
dan pengetahuan tentang beberapa hal yang dibahas dalam makalah ini.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
tanaman yang baik, berarti membuat kondisi lingkungan tanah dan udara
mikro (tempat tumbuh tanaman) memenuhi syarat yang dituntut tanaman.
Pupuk kompos merupakan salah satu bentuk pupuk organik yang
paling sering digunakan petani sebagai penambah hara tanah bagi tanaman
budidayanya. Pupuk ini mampu memperbaiki sifat fisika,
kimia, dan biologi tanah, meningkatkan produksi tanaman
dan menjaga kestabilan produksi tanaman, serta
menghasilkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian yang
berwawasan lingkungan.
Sebagai pupuk organik, pupuk kompos ini bisa dikatakan pupuk
masa kini dan masa depan, sedang pupuk anorganik adalah pupuk masa
lalu yang berdampak negatif, lambat laun harus dihilangkan. Maka dari
itu diperlukan teknologi tepat guna: praktis, murah, mudah, dan
berlimpah.
Untuk maksud di atas, saat ini sudah banyak digunakan teknologi
pembuatan pupuk kompos yang lebih praktis dan cepat yaitu dengan
memanfaatkan bakteri misalnya EM (Efektive microorganism).
Bakteri ini mampu mempercepat proses dekmposisi
sehingga proses pembuatan pupuk atau fermentasinya
tidak memerlukan waktu yang lama.
1.2 Tujuan
Keseluruhan dari praktikum Teknologi Pupuk dan pemupukan ini
bertujuan untuk pendalaman materi maupun praktek tentang pupuk
organik serta bagaimana proses pembuatan dan pengemasan untuk siap
dipasarkan.
1.3 Manfaat
Melalui praktikum pembuatan pupuk kompos ini, manfaat yang
bisa diambil yaitu mahasiswa bisa mengerti pembuatan pupuk kompos
sehingga bisa menjadikan pupuk kompos ini sebagai cara dalam
dapat memperbaiki sifat fisik, sifat kimia, sifat biologi tanah dan dapat
meningkatkan pertumbuhan tanaman. Dari batasan ini diambil pengertian
bahwa penambahan bahan pasir ke tanah yang mengandung kadar liat
yang tinggi dapat merobah sifat fisis tanah yakni adanya perbaikan
porositas tanah. Penambahan bahan kapur ketanah yang masam dapat
meningkatkan pH tanah, terjadi perbaikan sifat kimiawi tanah dan
penambahan bahan lainnya. Disini pasir dan kapur termasuk bahan pupuk
dalam arti luas (Hasibuan, B.E., 2006).
b) Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik,
kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan
tanaman. Dalam pengertian yang khusus, pupuk adalah suatu bahan yang
mengandung satu atau lebih hara tanaman. (Marsono, dan Paulus, S.,
2001).
c) Pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara
bagi tanaman. Bahan tersebut berupa mineral atau organik, dihasilkan oleh
kegiatan alam atau diolah oleh manusia di pabrik. Unsur hara yang
diperlukan oleh tanaman adalah: C, H, O (ketersediaan di alam masih
melimpah), N, P, K, Ca, Mg, S (hara makro, kadar dalam tanaman > 100
ppm), Fe, Mn, Cu, Zn, Cl, Mo, B (hara mikro, kadar dalam tanaman < 100
ppm). (Didiek.1991)
d) Fertilizer is material chemist or organism to supply material to need to
completed mineral of soil. (Handayani, 2009)
f) Fertilizers are contain nutrients that promote plant growth. Created from
numerous ingredients, derived from animals and commercial products,
fertilizers are necessary for maximizing a plants health and size.
(Foth.1984)
(Pupuk adalah bahan yang mengandung nutrisi yang dapat menunjang
pertumbuhan tanaman. Dibuat dari beberapa bahan yang berasal dari
hewan dan produk komersial, pupuk diperlukan untuk pertumbuhan dan
penambahan ukuran tanaman.)
2.2 Macam-macam Pupuk
2.2.1 Berdasarkan Sumber Bahan Baku
a) Pupuk alam ialah pupuk yang terdapat di alam atau dibuat dengan bahan
alam tanpa proses yang berarti. Misalnya : pupuk kompos, guano, pupuk
hijau dan pupuk batuan P.
b) Pupuk buatan ialah pupuk yang dibuat oleh pabrik. Misalnya TSP, urea,
rustika dan nitrophoska. Pupuk ini dibuat oleh pabrik dengan mengubah
sumber daya alam melalui proses fisika atau kimia.
c) Pupuk organik ialah pupuk yang berupa senyawa organik. Kebanyakan
pupuk alam tergolong pupuk organik ( pupuk kandang, kompos, guano ).
Pupuk alam yang tidak termasuk pupuk organik misalnya rock phosphat,
umumnya berasal dari batuan sejenis apatit [ Ca3(PO4)2].
d) Pupuk anorganik atau mineral merupakan pupuk dari senyawa anorganik.
Hampir semua pupuk buatan tergolong pupuk anorganik karena terbuat
dari bahan olahan pabrik yang dibantu oleh bahan kimia. (Drs. Saktiyono,
M.si, 2008)
2.2.2 Berdasarkan Bentuk Fisik
organik,contohnya
Tablet
: yaitu pupuk yang berbentuk seperti tablet
Kristal
: yaitu pupuk yang berbentuk seperti butiran yang
mengkilap
b) Pupuk cair. Pupuk ini berupa cairan, cara penggunaannya dilarutkan dulu
dengan air. Umumnya pupuk ini disemprotkan ke daun. Karena
mengandung banyak hara, baik makro maupun mikro, harganya relatif
mahal. Pupuk amoniak cair merupakan pupuk cair yang kadar N nya
sangat tinggi sekitar 83%, penggunaannya dapat lewat tanah.( Teti Suryati,
2009)
2.2.3 Berdasarkan Kandungan
a) Pupuk yang hanya mengandung satu hara tanaman saja. Misalnya : urea
hanya mengandung hara N, TSP hanya dipentingkan P saja (sebetulnya
mengandung Ca).
b) Pupuk majemuk ialah pupuk yang mengandung dua atau lebih dua hara
tanaman. Contohnya: NPK, amophoska, Nitrophoska dan rustika.
c) Pupuk makro ialah pupuk yang mengandung hanya hara makro saja :
NPK, nitrophoska, gandasil.
d) Pupuk mikro ialah pupuk yang hanya mengandung hara mikro saja
misalnya: mikrovet, mikroplet, metalik.
e) Campuran makro dan mikro misalnya pupuk gandasil, bayfolan, rustika.
Sering juga ke dalam pupuk campur makro dan mikro ditambahkan juga
zat pengatur tumbuh (hormon tumbuh). (Redaksi Agromedia, 2008)
materi makhluk
hidup,
mengandung segala macam unsur hara, maka pupuk ini pun mengandung
hampir semua unsur (baik mikro maupuk makro).
Menurut Tan (1993), Organic fertilizers are fertilizer compounds that
contain one or more kinds of organic matter. The ingredients may be animal or
vegetable matter or a combination of the two. Pupuk organik adalah pupuk
senyawa yang mengandung satu atau lebih jenis bahan organik. Bahan-bahan
mungkin hewani atau nabati materi atau kombinasi dari keduanya.
2.4 Pupuk Kompos
Kompos adalah bahan-bahan organic (sampah organic) yang telah
mengalami proses pelapukan karena adanya interaksi antara mikroorganisme
(bakteri pembusuk) yang bekerja di dalamnya yang didukung oleh keadaan
lingkungan yang basah dan lembab. Bahan-bahan organic tersebut seperti
dedaunan, rumput, jerami, sisa-sisa
berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan
aerobic atau anaerobic. ( Crawford, 2003)
2.5 Ciri- ciri Kompos yang Sudah Matang
ruangan.
Tidak mengeluarkan bau busuk lagi.
Bentuk fisiknya sudah menyerupai tanah, yang berwarna kehitaman.
Jika dilarutkan dalam air, kompos yang sudah matang jadi tidak akan larut.
Strukturnya remah tidak menggumpal
2.6 Perbedaan Pupuk Organik dan Anorganik
Tanah yang sering diberi pupuk anorganik, lama kelamaan akan mengalami
penurunan kualitas tanah. Keadaan ini akan berpengaruh pada pertumbuhan dan
produksi tanaman. Permasalahan tersebut sebenarnya tidak akan terjadi jika
kondisi tanah dijaga dan dipertahankan dengan baik. Kesuburan dan kegemburan
tanah akan terjaga misalnya dilakukan dengan cara penambahan bahan organik,
Proses pemberian pupuk organik dan anorganik akan memberikan efek yang
berbeda pula terhadap kualitas tanah dan tanaman, perbedaan pupuk organik dan
anorganik menurut Yuliana (2012) tersedia dalam tabel 1:
No
Organik
Anorganik
.
1. Ramah lingkungan
2. Memiliki banyak jenis unsur hara
struktur tanah
Harga relatif lebih mahal
Tidak dapat
Tidak dapat
e)
f)
dalam
k)
l)
didapatkan.
Kualitas tanaman yang menggunakan pupuk organik akan lebih bagus
jika dibanding dengan pupuk kimia sehingga tanaman tidak mudah
m)
2.7.2
a)
b)
banyak juga.
c)
Dalam jangka pendek, apalagi untuk tanah yang miskin unsure hara,
pemberian pupuk organik yang membutuhkan jumlah besar sehingga
menjadi beban biaya bagi petani.sementara itu reaksi atau respon tanaman
terhadap pemberian pupuk organic tidak se spektakuler pemberian pupuk
buatan.
d)
Pupuk organic yang berupa padatan memiliki kuantitas yang besar,
e)
f)
III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
a. Pembuatan Kompos
- Tempat : UPT Kompos
- Waktu
: Selama Praktikum TPP
b. Pengukuran pH, dan Suhu
- Tempat
: Lab Kimia
- Waktu
: Selama Praktikum TPP
c. Pengukuran Kadar Air, dan C-Organik
- Tempat
: Lab Kimia Umum
- Waktu
: 22 November 2013
d. Pengukur N-Total
- Tempat
: Lab Kimia
- Waktu
: 28 November 2013
e. Pembuatan Pupuk Granul
- Tempat
: UPT Kompos
- Waktu
: 5 Desember 2013
f. Pembuatan Pupuk Cair
- Tempat
: UPT Kompos
- Waktu
: 12 Desember 2013
g. Parameter Pengamatan
Parameter
Metode
C-Organik
Walkey Black
N-Total
Kedjal
pH
pH meter
Kadar air
Volumetrik
Pembuatan Kompos
Alat:
Garu
Skrop
Box kayu
Kotoran sapi
Sampah Pasar
Molase
EM4
Air
3.2.2
: Sebagai dekomposer
: Sebagai bahan campuran trasi dan Molase
: Tempat sampel
Timbangan analitik
pH meter
Pipet
Oven
Termometer
Bahan:
Larutan buffer
Aquadest
3.2.3
: Untuk diukur pH
Aquades
Pengukuran C-Organik
Alat:
Timbangan
Erlenmeyer
: Tempat pereaksi
Ayakan 0,5 ml
Biuret
: Titrasi
Pengaduk (stirrer)
: Sebagai pengaduk
Bahan:
Sampel kompos 0,1 g
Aquades
3.2.4
Indikator difenilamina
FeSO4
larutan titrasi
Pengukuran N-Total
Alat:
Timbangan
Labu Kjeldal
Erlenmeyer
: Tempat pereaksi
Pengaduk (stirrer)
: Sebagai pengaduk
Alat destruksi
Biuret
: Untuk titrasi
Destilator
Pupuk kompos
: sebagai sampel
Selen
Larutan NaOH
Bahan:
Granulator
Botol
Timbangan
Nampan
Cetok
Gelas ukur
Pupuk kompos
: sebagai bahan
Bahan:
Molase
Air
Abu Ketel
3.2.6
: Sebagai bahan
Air (2)
Bahan:
Pembuatan Kompos
Menggrinding bahan
Menimbang bahan ( kotoran sapi 30kg, daun gamal 15kg, sampah 15kg )
3.3.2
b. Pengukuran N-Total
Siapkan alat dan bahan
Catat hasilnya
Hitung N-total nya
Hasil destilasic.ditampung
pada pH
Erlenmeyer yang berisi asam borat sebanyak
Pengukuran
20 ml
Catat hasilnya
Ambil hasil ayakan pupuk kompos (1kg) dan tambah molase 100 ml dan dicampur air 400
Masukkan pada pan granular dan perlahan di beri larutan molase (air dan molase 4:1) dan be
Siapkan alat dan bahan
Sortir untuk mendapatkan hasil terbaik
b.
Pembuatan
Ambil pupuk kompos yangPupuk
tidakCair
lolos ayakan 0.8 mm sebanyak 2 kg
keunguan. Catat hasil yang didapatkan dan hitung N-Total dari pupuk. Lalu, pada
hasil destilasi ditampung pada Erlenmeyer yang berisi asam borat sebanyak 20 ml.
Untuk pengukuran analisa pH timbang untuk sampel sebanyak 2gram dan
masukan sampel tersebut ke dalam fial film serta campurkan dengan aquades
sebanyak 10ml. Tutup fial film tersebut dan kocok selama menggunakan shaker
selama 15 menit agar sampel pupuk dengan aquades menjadi homogen. Lalu
diamkan selama 15 menit atau sampai sampel dan aquades tersebut mengendap.
Setelah itu pH dapat diukur dengan pH meter caranya dengan memasukan pH
meter ke fial film yang berisi sampel pupuk dan aquades kemudian catat hasil pH
yang didapatkan.
3.4.3 Pembuatan Pupuk Granul
Ambil semua hasil dari pembuatan pupuk kompos dan ayak pupuk
kompos tersebut dengan menggunakan ayakan 0.8mm agar pupuk tersebut dapat
menjadi halus. Pada pupuk kompos yang lolos dengan ayakan 0.8mm diayak lagi
dengan menggunakan ayakan 0.2mm agar mendpatkan hasil pupuk yang lebih
halus lagi. Pada hasil ayakan 0.2mm diambil sebanyak 1kg dan tambahkan pula
molase 100ml sebagai perekat pupuk kompos dan dicampur dengan air sebanyak
400ml. Kemudian pupuk yang sudah dicampurkan dengan molase dan air,
masukan ke dalam pan granul dan masukan pula larutan molase dengan
perbandingan 4:1 secara perlahan lahan. Kemudian masukan secara perlahan
lahan pula abu ketel agar pupuk kompos tidak menyatu dengan yang lain. Untuk
hasil yang terbaik perlu dilakukan sortir.
3.4.5 Pembuatan Pupuk Cair
Ambil 2 kg pupuk kompos hasil ayakan 0.2 mm. Masukan pupuk ke dalam
ember dan tambahkan air sebanyak 4 liter. Lalu aduk pupuk dan air tersebut
hingga merata. Masukan pupuk tersebut ke sebuah kain dan diremas agar air yang
masih mencampur dengan pupuk dapat keluar. Setelah itu disaring dan diambil
hasilnya. Lalu hasil pupuk cair tersebut dimasukan ke dalam botol plastik ukuran
1.5 liter.
Pengukuran Suhu
Simamora, 2006 juga menyatakan bahwa jika kompos
diraba, suhu tumpukan bahan yang dikomposkan mendekati suhu
ruangan. Sejalan dengan pernyataan tersebut, kompos campuran
gamal dan kotoran ayam pun memiliki suhu akhir 27,1, penurunan
suhu kompos ditunjukkan pada grafik dibawah.
Tanggal
Pengamatan
10-Okt-13
16-Okt-13
21-Okt-13
24-Okt-13
29-Okt-13
31-Okt-13
4-Nov-13
7-Nov-13
11-Nov-13
15-Nov-13
18-Nov-13
Suhu (o c)
26
38,87
32
30,16
29,44
29,5
29,8
29,06
28,3
27,3
27,1
SUHU
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
SUHU
Pengukuran pH
Indikator keberhasilan pupuk organik yang dibuat bisa
dilihat dari pH kompos, Kadar air, dan suhu kompos. pH kompos
yang siap aplikasi adalah pH antara 6.5 7.5 (Simamora, 2006).
Pada proses pembuatan kompos campuran gamal, sampah pasar
Tanggal Pengamatan
11-Okt-13
8,9
17-Okt-13
8.5
25-Okt-13
8,2
1-Nov-13
6.4
8-Nov-13
6,9
15-Nov-13
7.7
pH
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
pH
Pengukuran C-organik
BBBKo
Ka =
BB
=
21,3
2
x 100%
x 100%
= 0,35 x 100%
= 35 %
% C-organik =
( mlblankomlsampel ) x 3 100 + ka
x
mlblankox 0.1
100
8,1
1,05
135
100
= 7,71 x 1,35%
= 10,4 %
100
x Corganik
% BO = 58
= 1,724 x 10,4 %
= 17,93 %
Pengukuran N-total
Fk = Faktor Kadar Air =
100 + KA
100
100 +35
100
135
100
= 1,35 %
Kadar Nitrogen =
( VcVb ) N .14. Fk
x 100
gramconto h
Bahan organik hasil pangkasan gamal ini merupakan bahan yang paling
cepat melepaskan unsure hara bila dibandingkan dengan seresah lainnya, karena
kandungan lignin dan polifenolnya rendah. Seresah daun gamal akan cepat
terdekomposisi dalam waktu 4 minggu sehingga hal ini dapat dipakai sebagai
dasar menentukan kualitas bahan organic yang terkandung. Penambahan activator
mikroorganisme sebagai salah satu faktor eksternal penentu proses pelapukan juga
perlu diperhatikan untuk mempercepat proses pemtangan kompos. Penambahan
mikroorganisme yaitu EM4 sebagai perangsang pelapukan.
Berdasar dari pengamatan suhu kompos ada peningkatan pada awal
pengomposan grafik naik, hal ini menunjukkan bahwa proses fermentasi dan
pelapukan bahan oleh mikroorganisme sedang berlangsung. Pada minggu ke 3
setelah pembuatan, suhu mulai berangsur turun, hal ini menunjukkan bahwa
proses pengomposan sudah mulai terhenti. Hal ini sesuai dengan literature yang
kami dapatkan. Jika diamati dan hasil yang didapat dan dituangkan kedalam
bentuk grafik, maka akan menghasilkan kurva yang berbentuk parabola. Bentuk
ini menunjukkan adanya peningkatan suhu pada awal proses pengomposan hingga
suatu waktu akan mencapai suhu tertinggi. Peningkatan suhu yang terjadi pada
awal pengomposan disebabkan oleh panas yang dihasilkan dari proses
perombakan bahan organic oleh mikroorganisme. Menurut Simamora (2006),
Pada saat itu organism meperbanyak diri secara cepat, karena makanan yang
sudah tersedia dan lingkungan yang mendukung. Setelah itu suhu pengomposan
akan turun kembali hingga mencapai suhu kamar yang menandakan pengomposan
sudah matang.
Untuk pengukuran pH, selama proses pengomposan pada awalnya
cenderung basa. Namun dengan berjalannya waktu pengomposan pH mulai turun
dan mendekati pH netral, berbeda dengan pernyataan dari Simamora (2006)
bahwa pada proses awal pengomposan, reaksi cenderung agak masam karena
bahan organik yang diorombak menghasilkan masam-masam organic sederhana.
Simamora (2006) juga menyatakan bahwa bahan yang dikomposkan terlalu
masam dapat ditambah dengan pengapuran (penambahan kapur). Dan sebaliknya
jika nilai pH tinggi bisa diturunkan dengan menambahkan bahan yang bereaksi
asam (mengandung nitrogen) seperti kotoran hewan atau urea. Berdasarkan
penyataan tersebut, dapat kami simpulkan bahwa pH awal pengomposan
cenderung basa dikarenakan bahan yang kami gunakan adalah kotoran ayam yang
relative mempunyai kandungan nitrogen lebih tinggi. Dan juga daun gamal yang
cenderung mempunyai nilai N tinggi.
Dalam hasil pengukuran N total, C-Organik, kadar air, pH, suhu, pupuk
kompos yang kami buat memenuhi standart kualitas pupuk organik.
No
1
2
3
4
5
Parameter
BO
N-total
pH
C-Organik
KA
Jumlah
17,93%
1,7%
7,7
10,4%
35%
Karateristik kompos yang kami buat juga didukung oleh Harada at al,
1993 bahwasanya pupuk organic memiliki karateristik seperti pada tabel .
No
1
2
3
4
5
Parameter
BO
N-total
pH
C-Organik
KA
Jumlah
>70%
>1,2%
5,5-7,5
4,5%-12%
12-57%
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian laboratorium terhadap
hasil pembuatan
kompos dapat disimpulkan bahwa kompos yang yang kami buat mengandung
10,4% C-organik, kadar air 35%, bahoan organik 17,93%, N-total 1,7% serta pH
7,7. Sehingga kompos yang kami buat dapat dikatakan berhasil karena telah
memenuhi standart kualitas pupuk berdasarkan hasil uji laboratorium. Untuk
mendapatkan hasil kompos yang baik perlu diperhatikan dalam proses
pembuatannya, karena perlakuan dan lingkungan tempat membuat kompos sangat
berpengaruh terhadap berhasil tidaknya pembuatan kompos. Jika lingkungan tidak
memenuhi syarat maka besar kemungkinan akan terdapat kontaminasi seperti
jamur yang nantinya akan merusak tekstur dan kandungan unsur hara di
dalamnya.
5.2Saran
Untuk praktikum tahun depan diusahakan lebih efektif dan lebih variatif
agar praktikan tidak mudah bosan. Untuk alat-alat praktikum pada laboratorium
diusahakan lebih lengkap lagi agar dapat menganalisis kandungan unsur hara
lebih spesifik lagi. :)
DAFTAR PUSTAKA
Ayukzin. 2010. [Online]. http://ayukzinfapertaunud.blogspot.com/2010/05/pupukorganik-definisi-pupuk-anorganic.html Diakses 17 Desember 2013
Foth, H. D. 1984. Fundamental of Soil Science. Diterjemahkan oleh Sumartono,
A. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : Erlangga.
Harada et al. 1993. Quality Of Compost Produced From Animal Waste. Japan
Agriculture Research Quarterly.
Lingga, Marsono. 2008. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta : Penebar Swadaya.
Murbandono, H.S, 2002. Membuat Kompos Edisi Revisi. Jakarta. Penebar
Swadaya
Rosmarkan, affandi dan Nasih Widya Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah.
Yogyakarta. Kanisius
Simamora, Suhut dan Salundik. 2006. Meningkatkan Kualitas Kompos. Jakarta :
Agro Media Pustaka.
Siti,Fatimah.2012.
[Online].http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/196
802161994022SOJA_SITI_FATIMAH/Kimia_industri/INDUSTRI_PUPUK.pdf Diakses
19 Desember 2013
Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah.Yogyakarta : Gava Media.
Wisegeek.2012[Online].http://www.wisegeek.com/what-is-fertilizer.htm Di Akses
19 Desember 2013
Yuliana,2012.[Online].http://yuliana888.blogspot.com/2012/05/perbedaan-pupukorganik-dengan-pupuk.html Di Akses 19 Desember 2013