Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN AKHIR

TEKNOLOGI PUPUK DAN PEMUPUKAN


Sepigamen

Disusun oleh :
KELOMPOK : J-2 ( Kamis, 07.30 )
ASISTEN : Viro Yuniarti

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
Ketua Kelompok : Mega Elfaziarni Idha
Anggota :
- Miladiyatul Fauziah

( 125040201111118 )
( 125040201111116 )

Mega Kusuma Dewi


Miratna Harialika
Masni Tuti Hartati Sihotang
Nabila Prilly K
Moh. Ardiansyah
Moh. Syamsu Dhuha
Moh. Ali Nuruddin
Moh. Didin Saputro
Moh. Iqbal Sohibul Hadi
Moh. Taufiqurrahman
Achmad Nurul Yaqin
Miftah Nur Rohmat
Moh. Arif Ramadhani
Moh. Rizqi Firdaus
Martua Rahmawati Sihombing
Moh. Akhrizul Yusuf
Moh. Azrul Ahsani

( 125040201111087 )
( 125040201111088 )
( 125040201111303 )
( 125040200111025 )
( 125040201111136 )
( 125040200111021 )
( 125040200111141 )
( 125040200111004 )
( 125040200111217 )
( 125040200111139 )
( 125040202111005 )
( 125040201111040 )
(125040207111015 )
( 125040201111042 )
( 125040201111212 )
( 125040201111069 )
( 125040201111281 )

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
nikmat yang telah dilimpahkan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan akhir praktikum ini sebagaimana mestinya.
Penyelesaian laporan akhir praktikum ini menjadi salah satu tugas
dalam mata kuliah Teknologi Pupuk dan Pemupukan. Oleh karena itu,
penyusunan laporan hasil praktikum ini bertujuan untuk menambah wawasan
dan pengetahuan tentang beberapa hal yang dibahas dalam makalah ini.

Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada asisten praktikum yang


selalu memberi banyak masukan sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik dan juga kepada teman teman yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna karena
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan kami. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk perbaikan pada
pembuatan makalah yang selanjutnya.
Akhirnya kami sangat berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca terutama bagi kami sendiri.
Malang, Desember 2013
Penyusun

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Layaknya makhluk hidup pada umumnya, maka tanaman juga


membutuhkan faktor kehidupan utama misalnya udara, air dan makanan.
Faktor kehidupan tersebut dinamakan faktor kehidupan esensial.
Pemenuhan faktor kehidupan tersebut bisa dilakukan melalui pengelolaan

tanaman yang baik, berarti membuat kondisi lingkungan tanah dan udara
mikro (tempat tumbuh tanaman) memenuhi syarat yang dituntut tanaman.
Pupuk kompos merupakan salah satu bentuk pupuk organik yang
paling sering digunakan petani sebagai penambah hara tanah bagi tanaman
budidayanya. Pupuk ini mampu memperbaiki sifat fisika,
kimia, dan biologi tanah, meningkatkan produksi tanaman
dan menjaga kestabilan produksi tanaman, serta
menghasilkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian yang
berwawasan lingkungan.
Sebagai pupuk organik, pupuk kompos ini bisa dikatakan pupuk
masa kini dan masa depan, sedang pupuk anorganik adalah pupuk masa
lalu yang berdampak negatif, lambat laun harus dihilangkan. Maka dari
itu diperlukan teknologi tepat guna: praktis, murah, mudah, dan
berlimpah.
Untuk maksud di atas, saat ini sudah banyak digunakan teknologi
pembuatan pupuk kompos yang lebih praktis dan cepat yaitu dengan
memanfaatkan bakteri misalnya EM (Efektive microorganism).
Bakteri ini mampu mempercepat proses dekmposisi
sehingga proses pembuatan pupuk atau fermentasinya
tidak memerlukan waktu yang lama.

1.2 Tujuan
Keseluruhan dari praktikum Teknologi Pupuk dan pemupukan ini
bertujuan untuk pendalaman materi maupun praktek tentang pupuk
organik serta bagaimana proses pembuatan dan pengemasan untuk siap
dipasarkan.
1.3 Manfaat
Melalui praktikum pembuatan pupuk kompos ini, manfaat yang
bisa diambil yaitu mahasiswa bisa mengerti pembuatan pupuk kompos
sehingga bisa menjadikan pupuk kompos ini sebagai cara dalam

peningkatan hasil produksi tanaman yang aman dan memiliki kemampuan


untuk memperbaiki sifat fisik, biologi maupun kimiatanah. Dengan begitu,
peran mahasiswa dalam upaya meningkatkan teknologi pertanian yang
ramah ingkungan dan bersifat sustainable dapat ditunjukkan melalui
aplikasi pembuatan pupuk kompos, yaitu sebagai pupuk yang
memanfatkan sumberdaya lingkungan yang ada di sekitar mereka
sehhingga bersifat menanggulangi dan ramah lingkungan.

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Pupuk
a) Pengertian pupuk secara umum ialah : suatu bahan yang bersifat organic
ataupun anorganik, bila ditambahkan kedalam tanah atau ke tanaman,

dapat memperbaiki sifat fisik, sifat kimia, sifat biologi tanah dan dapat
meningkatkan pertumbuhan tanaman. Dari batasan ini diambil pengertian
bahwa penambahan bahan pasir ke tanah yang mengandung kadar liat
yang tinggi dapat merobah sifat fisis tanah yakni adanya perbaikan
porositas tanah. Penambahan bahan kapur ketanah yang masam dapat
meningkatkan pH tanah, terjadi perbaikan sifat kimiawi tanah dan
penambahan bahan lainnya. Disini pasir dan kapur termasuk bahan pupuk
dalam arti luas (Hasibuan, B.E., 2006).
b) Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik,
kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan
tanaman. Dalam pengertian yang khusus, pupuk adalah suatu bahan yang
mengandung satu atau lebih hara tanaman. (Marsono, dan Paulus, S.,
2001).
c) Pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara
bagi tanaman. Bahan tersebut berupa mineral atau organik, dihasilkan oleh
kegiatan alam atau diolah oleh manusia di pabrik. Unsur hara yang
diperlukan oleh tanaman adalah: C, H, O (ketersediaan di alam masih
melimpah), N, P, K, Ca, Mg, S (hara makro, kadar dalam tanaman > 100
ppm), Fe, Mn, Cu, Zn, Cl, Mo, B (hara mikro, kadar dalam tanaman < 100
ppm). (Didiek.1991)
d) Fertilizer is material chemist or organism to supply material to need to
completed mineral of soil. (Handayani, 2009)

(Pupuk adalah material yang ditambahkan ke tanah atau tajuk tanaman


dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara.)
e) Fertilizers are materials made up as additional media on plant nutrient
elements contained therein. .(Kloepper , J. W.1993 )
(Pupuk adalah bahan yang tersusun sebagai tambahan media pada tanaman
yang mengandung Fnsure-unsur hara didalamnya.)

f) Fertilizers are contain nutrients that promote plant growth. Created from
numerous ingredients, derived from animals and commercial products,
fertilizers are necessary for maximizing a plants health and size.
(Foth.1984)
(Pupuk adalah bahan yang mengandung nutrisi yang dapat menunjang
pertumbuhan tanaman. Dibuat dari beberapa bahan yang berasal dari
hewan dan produk komersial, pupuk diperlukan untuk pertumbuhan dan
penambahan ukuran tanaman.)
2.2 Macam-macam Pupuk
2.2.1 Berdasarkan Sumber Bahan Baku
a) Pupuk alam ialah pupuk yang terdapat di alam atau dibuat dengan bahan
alam tanpa proses yang berarti. Misalnya : pupuk kompos, guano, pupuk
hijau dan pupuk batuan P.
b) Pupuk buatan ialah pupuk yang dibuat oleh pabrik. Misalnya TSP, urea,
rustika dan nitrophoska. Pupuk ini dibuat oleh pabrik dengan mengubah
sumber daya alam melalui proses fisika atau kimia.
c) Pupuk organik ialah pupuk yang berupa senyawa organik. Kebanyakan
pupuk alam tergolong pupuk organik ( pupuk kandang, kompos, guano ).
Pupuk alam yang tidak termasuk pupuk organik misalnya rock phosphat,
umumnya berasal dari batuan sejenis apatit [ Ca3(PO4)2].
d) Pupuk anorganik atau mineral merupakan pupuk dari senyawa anorganik.
Hampir semua pupuk buatan tergolong pupuk anorganik karena terbuat
dari bahan olahan pabrik yang dibantu oleh bahan kimia. (Drs. Saktiyono,
M.si, 2008)
2.2.2 Berdasarkan Bentuk Fisik

a) Pupuk padat. Pupuk padat umumnya mempunyai kelarutan yang beragam


mulai yang mudah larut air sampai yang sukar larut. Pupuk padat sendiri
masih ada beberapa macam bentuknya yaitu :
Butiran
: yaitu pupuk yang diproses agar berukuran,

berbentuk, dan mempunyai kesetabilan yang sama


Serbuk
:yaitu pupuk dalam pembuatannya bertujan untuk
meningkatkan stabilitas dan populasi mikroorganisme,biasanya

organik,contohnya
Tablet
: yaitu pupuk yang berbentuk seperti tablet
Kristal
: yaitu pupuk yang berbentuk seperti butiran yang

mengkilap
b) Pupuk cair. Pupuk ini berupa cairan, cara penggunaannya dilarutkan dulu
dengan air. Umumnya pupuk ini disemprotkan ke daun. Karena
mengandung banyak hara, baik makro maupun mikro, harganya relatif
mahal. Pupuk amoniak cair merupakan pupuk cair yang kadar N nya
sangat tinggi sekitar 83%, penggunaannya dapat lewat tanah.( Teti Suryati,
2009)
2.2.3 Berdasarkan Kandungan
a) Pupuk yang hanya mengandung satu hara tanaman saja. Misalnya : urea
hanya mengandung hara N, TSP hanya dipentingkan P saja (sebetulnya
mengandung Ca).
b) Pupuk majemuk ialah pupuk yang mengandung dua atau lebih dua hara
tanaman. Contohnya: NPK, amophoska, Nitrophoska dan rustika.
c) Pupuk makro ialah pupuk yang mengandung hanya hara makro saja :
NPK, nitrophoska, gandasil.
d) Pupuk mikro ialah pupuk yang hanya mengandung hara mikro saja
misalnya: mikrovet, mikroplet, metalik.
e) Campuran makro dan mikro misalnya pupuk gandasil, bayfolan, rustika.
Sering juga ke dalam pupuk campur makro dan mikro ditambahkan juga
zat pengatur tumbuh (hormon tumbuh). (Redaksi Agromedia, 2008)

2.3 Pengertian Pupuk Organik


Menurut Murbandono (2002), Pupuk organik adalah hasil ekstraksi
dari berbagai bahan organik (tanaman, limbah hewan dan ikan laut) dengan
bantuan mikroba (bioteknologi) yang ramah ligkungan, berfungsi sebagai
nutrisi alami yang efektif untuk menyuburkan tanah dan tanaman.
Menurut Winarso (2005) pupuk organik adalah pupuk yang tersusun
dari

materi makhluk

hidup,

dan manusia. Karena pupuk

seperti pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan,


organik berasal dari bahan organik yang

mengandung segala macam unsur hara, maka pupuk ini pun mengandung
hampir semua unsur (baik mikro maupuk makro).
Menurut Tan (1993), Organic fertilizers are fertilizer compounds that
contain one or more kinds of organic matter. The ingredients may be animal or
vegetable matter or a combination of the two. Pupuk organik adalah pupuk
senyawa yang mengandung satu atau lebih jenis bahan organik. Bahan-bahan
mungkin hewani atau nabati materi atau kombinasi dari keduanya.
2.4 Pupuk Kompos
Kompos adalah bahan-bahan organic (sampah organic) yang telah
mengalami proses pelapukan karena adanya interaksi antara mikroorganisme
(bakteri pembusuk) yang bekerja di dalamnya yang didukung oleh keadaan
lingkungan yang basah dan lembab. Bahan-bahan organic tersebut seperti
dedaunan, rumput, jerami, sisa-sisa

ranting dan dahan, kotoran hewan,

rerontokan kembang, air kencing dan kotoran hewan, dan lain-lain


(Murbandono, 2008).
Kompos adalah hasil penguraian parsial/ tidak lengkap dari campuran
bahan-bahan organic

yang dapat dipercepat secara atifisial oleh populasi

berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan
aerobic atau anaerobic. ( Crawford, 2003)
2.5 Ciri- ciri Kompos yang Sudah Matang

Kompos yang akan digunakan sebagai pupuk untuk tanaman sangat


dianjurkan berupa kompos yang telah matang. Pemberian kompos yang belum
matang akan berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang tanaman. Suhu
kompos yang belum matang cukup tinggi. Sehingga jika diaplikasikan, tanaman
akan mati. Selain itu akan terjadi persaingan nuitrien antara mikroorganisme yang
terlibat dalam pengomposan. Akibatnya, kebutuhan unsure hara tanaman tidak
terpenuhi dan menjadikan pertumbuhan tanaman terganggu serta tidak optimal.
Kompos dikatakan bagus dan siap untuk diaplikasikan jika tingkat
kematangan kompos sempurna. Menurut Simamora, (2006) ciri-ciri kompos yang
matang sempurna diantaranya sebagai berikut:
1. Jika diraba, suhu tumpukan bahan yang dikomposkan mendekati suhu
2.
3.
4.
5.

ruangan.
Tidak mengeluarkan bau busuk lagi.
Bentuk fisiknya sudah menyerupai tanah, yang berwarna kehitaman.
Jika dilarutkan dalam air, kompos yang sudah matang jadi tidak akan larut.
Strukturnya remah tidak menggumpal
2.6 Perbedaan Pupuk Organik dan Anorganik
Tanah yang sering diberi pupuk anorganik, lama kelamaan akan mengalami

penurunan kualitas tanah. Keadaan ini akan berpengaruh pada pertumbuhan dan
produksi tanaman. Permasalahan tersebut sebenarnya tidak akan terjadi jika
kondisi tanah dijaga dan dipertahankan dengan baik. Kesuburan dan kegemburan
tanah akan terjaga misalnya dilakukan dengan cara penambahan bahan organik,
Proses pemberian pupuk organik dan anorganik akan memberikan efek yang
berbeda pula terhadap kualitas tanah dan tanaman, perbedaan pupuk organik dan
anorganik menurut Yuliana (2012) tersedia dalam tabel 1:
No

Organik

Anorganik

.
1. Ramah lingkungan
2. Memiliki banyak jenis unsur hara

Tidak ramah lingkungan


Memiliki 1 jenis unsur hara tetapi

tetapi dalam jumlah yang sedikit


3. Memperbaiki struktur tanah

dalam jumlah yang banyak


Kurang
dapat
memperbaiki

4. Harga relatif lebih murah


5. Dapat menambah daya serap air
6. Memperbaiki kehidupan

struktur tanah
Harga relatif lebih mahal
Tidak dapat
Tidak dapat

mikroorganisme dalam tanah


7. Dapat dibuat sendiri
8. Dapat menggemburkan tanah dalam

Hanya dapat diprduksi oleh pabrik


Penggunaan dalam jangka waktu

jangka waktu yang lama


9. Respon terhadap tanaman lambat

yang lama dapat merusak tanah


Respon terhadap tanaman cepat

Tabel 1. Perbedaan Pupuk Organik dan Anorganik


2.7 Kelebihan dan Kekurangan Pupuk Organik Dibandingkan
Pupuk Anorganik
2.7.1

Kelebihan pupuk organik dibanding pupuk anorganik


Menurut ayukzin (2010). Pupuk organik memiliki berbagai

kelebihan dibandingkan dengan pupuk anorganik, diantaranya:


a)
Pupuk organik harganya murah dan mudah dibuat sendiri.
b)
Pupuk organik mengandung unsur mikro yang lebih lengkap dibanding
pupuk anorganik.
c)
Pupuk organik akan memberikan kehidupan mikroorganisme tanah
d)

yang selama ini menjadi sahabat petani dengan lebih baik.


Pupuk organik mampu berperan memobilisasi atau menjembatani hara
yang sudah ada ditanah sehingga mampu membentuk partikel ion yang

e)

mudah diserap oleh akar tanaman.


Pupuk organik berperan dalam pelepasan hara tanah secara perlahan
dan kontinu sehingga dapat membantu dan mencegah terjadinya ledakan

f)

suplai hara yang dapat membuat tanaman menjadi keracunan.


Pupuk organik membantu menjaga kelembaban tanah dan mengurangi

tekanan atau tegangan struktur tanah pada akar-akar tanaman.


g)
Pupuk organik dapat meningkatkan struktur tanah dalam arti komposisi
partikel yang berada dalam tanah lebih stabil dan cenderung meningkat
karena struktur tanah sangat berperan dalam pergerakan air dan partikel
udara dalam tanah, aktifitas mikroorganisme menguntungkan, pertumbuhan
akar, dan kecambah biji.
h)
Pupuk organik sangat membantu mencegah terjadinya erosi lapisan
i)

atas tanah yang merupakan lapisan mengandung banyak hara.


Pemakaian pupuk organik juga berperan penting

dalam

merawat/menjaga tingkat kesuburan tanah yang sudah dalam keadaaan


j)

berlebihan pemupukan dengan pupuk anorganik/kimia dalam tanah.


Pupuk organik berperan positif dalam menjaga kehilangan secara luas
hara Nitrogen dan Fosfor terlarut dalam tanah

k)

Keberadaan pupuk organik yang tersedia secara melimpah dan mudah

l)

didapatkan.
Kualitas tanaman yang menggunakan pupuk organik akan lebih bagus
jika dibanding dengan pupuk kimia sehingga tanaman tidak mudah

m)

terserang penyakit dan tanaman lebih sehat.


Untuk kesehatan manusia tanaman yang menggunakan pupuk organik
lebih menyehatkan karena kandungan nutrisinya lebih lengkap dan lebih
banyak.

2.7.2

Kekurangan pupuk organik dibanding pupuk anorganik


Menurut ayukzin (2010). Pupuk organik memiliki berbagai

a)

kekurangan dibandingkan dengan pupuk anorganik, diantaranya:


Kandungan unsur hara jumlahnya kecil,sehingga pupuk yang diberikan

b)

harus relative banyak bila dibandingkan dengan pupuk an organik.


Karena jumlah yang diperlukan banyak jadi diperlukan biaya yang

banyak juga.
c)
Dalam jangka pendek, apalagi untuk tanah yang miskin unsure hara,
pemberian pupuk organik yang membutuhkan jumlah besar sehingga
menjadi beban biaya bagi petani.sementara itu reaksi atau respon tanaman
terhadap pemberian pupuk organic tidak se spektakuler pemberian pupuk
buatan.
d)
Pupuk organic yang berupa padatan memiliki kuantitas yang besar,
e)

sehingga biaya pengangkutannya lebih mahal


Kecepatan penyerapan unsure hara oleh tanaman lebih lama

f)

dibandingkan dengan penyerapan unsure hara dari pupuk anorganik


Selain itu, pada beberapa jenis pupuk organic, kandungan hara yang
terdapat di dalamnya beragam dan sulit diketahui secara pasti jumlahnya
dan harus melalui proses analisis

III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
a. Pembuatan Kompos
- Tempat : UPT Kompos
- Waktu
: Selama Praktikum TPP
b. Pengukuran pH, dan Suhu
- Tempat
: Lab Kimia
- Waktu
: Selama Praktikum TPP
c. Pengukuran Kadar Air, dan C-Organik
- Tempat
: Lab Kimia Umum
- Waktu
: 22 November 2013
d. Pengukur N-Total
- Tempat
: Lab Kimia
- Waktu
: 28 November 2013
e. Pembuatan Pupuk Granul
- Tempat
: UPT Kompos
- Waktu
: 5 Desember 2013
f. Pembuatan Pupuk Cair
- Tempat
: UPT Kompos
- Waktu
: 12 Desember 2013
g. Parameter Pengamatan
Parameter

Metode

C-Organik

Walkey Black

N-Total

Kedjal

pH

pH meter

Kadar air

Volumetrik

3.2 Alat Dan Bahan


3.2.1

Pembuatan Kompos
Alat:

Garu

: Untuk pengaduk bahan pupuk

Skrop

: Untuk membalik bahan pupuk

Karung Sak Plastik

: Sebagai alas pupuk dalam box kayu

Box kayu

: Sebagai tempat penyimpanan kompos

Penggilingan (Granding): Untuk menggiling daun gamal


Bahan:
Daun Gamal

: Sebagai bahan utama pembuatan kompos

Kotoran sapi

: Sebagai bahan utama pembuatan kompos

Sampah Pasar

: Sebagai bahan utama pembuatan kompos

Molase

: Sebagai makanan bakteri fermentasi


kompos

EM4
Air
3.2.2

: Sebagai dekomposer
: Sebagai bahan campuran trasi dan Molase

Pengukuran Ph, Kadar Air, dan Suhu


Alat:
Fial Film

: Tempat sampel

Timbangan analitik

: Untuk menimbang bahan

pH meter

: Untuk mengukur pH kompos

Pipet

: Mengambil cairan dalam jumlah kecil

Oven

: Untuk mengoven tanah

Termometer

: Untuk mengukur suhu pupuk

Bahan:
Larutan buffer

: digunakan untuk menetralkan pH meter

Aquadest

: digunakan untuk dicampur dengan sampel


(pelarut)

3.2.3

Sampel pupuk 5 gram

: Untuk diukur pH

Aquades

: Untuk proses perhitungan Ph

Pengukuran C-Organik
Alat:
Timbangan

: Untuk menimbang sampel

Erlenmeyer

: Tempat pereaksi

Ayakan 0,5 ml

: Untuk mengayak sampel.

Biuret

: Titrasi

Pengaduk (stirrer)

: Sebagai pengaduk

Bahan:
Sampel kompos 0,1 g

: Bahan yang akan diukur

Larutan K2Cr2O7 (10 ml)

untuk mengikat rantai karbon

Larutan H3PO4 85% (10 ml)

: untuk menghilangkan pengaruh Fe3+

Aquades

: menghentikan reaksi H2SO4

Larutan H2SO4 pekat (diatas 96%): dapat memisahkan rantai karbon


dengan tanah.

3.2.4

Indikator difenilamina

: indikator keberadaan C-org

FeSO4

larutan titrasi

Pengukuran N-Total
Alat:
Timbangan

: Untuk menimbang sampel

Labu Kjeldal

: Tempat mereaksikan perhitungan N total

Erlenmeyer

: Tempat pereaksi

Pengaduk (stirrer)

: Sebagai pengaduk

Alat destruksi

: Untuk membakar sampel

Biuret

: Untuk titrasi

Destilator

: Alat untuk mendestilasi

Pupuk kompos

: sebagai sampel

Selen

: dapat membantu pembakaran

Larutan NaOH

: Untuk mengikat N dalam proses destilasi

Bahan:

Larutan H2SO4 pekat (diatas 96%) 4,95 ml: dapat memisahkan


rantai karbon
Garam Selen 1 gram : Untuk melarutkan kadar N pada pupuk
3.2.5

Pembuatan Pupuk Granul


Alat:
Ayakan 0,6 cm: Untuk mengayak pupuk kompos
Ayakan 0,2 cm: Untuk mengayak pupuk kompos
Plastik Kemasan

: Untuk membungkus pupuk yang sudah jadi

Granulator

: Untuk pembuatan pupuk granular

Botol

: Untuk tempat molase yang sudahdicampur


air

Timbangan

: Untuk menimbang berat pupuk

Nampan

: Untuk tempat mengkering anginkan sampel

Cetok

: Untuk mengaduk pupuk saat di granular

Gelas ukur

: Untuk membuat larutan molase

Pupuk kompos

: sebagai bahan

Bahan:

Molase

: sebagai perekat bahan

Air

: sebagai campuran molase

Abu Ketel

:Untuk menjadikan pupuk tidak menempel


satu dengan lainnya

3.2.6

Pembuatan Pupuk Cair


Alat:
Ember

: Sebagai tempat peletakan pupuk kompos

Saringan berupa kain : Digunakan untuk menyaring sampel


Botol Plastik

: Sebagai tempat untuk mengemas

Pupuk Kompos (1)

: Sebagai bahan

Air (2)

: Untuk mencairkan bahan

Bahan:

3.3 Cara Kerja


3.3.1

Pembuatan Kompos

Menyiapkan alat dan bahan

Menggrinding bahan

Menimbang bahan ( kotoran sapi 30kg, daun gamal 15kg, sampah 15kg )

Menyiapkan molase 120ml, EM4 20ml

Mencampur molase,EM4 dan air secukupnya

Menyiramkan pada bahan

Mencampur hingga rata

Amati perubahan warna dan pH tiap minggu

3.3.2

Pengukuran C-organik, N-Total, Analisis pH


a. Pengukuran C-Organik
Siapkan alat dan bahan

Ambil sampel kompos

Timbang sampel kompos 0,1 gram

Masukkan ke labu erlenmeyer

Tambahkan K2Cr2O7 sebanyak 10 ml

Tambahkan H2SO4 sebanyak 20 ml di ruang pengasaman

Diamkan selama 15 menit

Tambahkan Aquadest sebanyak 200 ml

Tambahkan H3PO4 85 % sebanyak 10 ml

Tambahkan indicator difenilamina sebanyak 30 tetes

Titrasi dengan FeSO4 sampai larutan berubah warna menjadi hijau


Catat hasilnya

Hitung Kadar C-Organik

b. Pengukuran N-Total
Siapkan alat dan bahan

Ambil sampel pupuk

Timbang sampel kompos 0,1 gram


Masukan ke dalam tabung kjedahl

Tambahkan selen sebanyak 1 gram

Tambahkan H2SO4 sebanyak 5 ml di ruang pengasaman

Destruksi pada suhu 3000 C sampai uap menghilang

Dinginkan lalu tambahkan Aquadest sebanyak 60 ml

Tambbahkan NaOH 40 % sebanyak 20 ml

Destilasi dengan menggunakan kjedahl


Titrasi dengan H2SO4 sampai larutan berubah warna menjadi merah keunguan

Catat hasilnya
Hitung N-total nya

Hasil destilasic.ditampung
pada pH
Erlenmeyer yang berisi asam borat sebanyak
Pengukuran
20 ml

Menyiapkan alat dan bahan

Ambil sampel sebanyak 2 gram

Tempatkan pada fial film

Tambahkan Aquadest sebanyak 10 ml

Tutup fial film

Kocok dengan shaker 15 menit

Diamkan 15 menit atau sampai mengendap

Ukur pH menggunakan pH meter

Catat hasilnya

3.3.3 Pembuatan Pupuk Granul dan Pupuk Cair


a. Pembuatan Pupuk Granul
Siapkan alat dan bahan

Ambil hasil pembuatan pupuk kompos

Ayak pupuk kompos dengan ayakan 0.8 mm

Yang lolos ayakan 0.8 diayak lagi dengan ayakan 0.2 mm

Ambil hasil ayakan pupuk kompos (1kg) dan tambah molase 100 ml dan dicampur air 400

Masukkan pada pan granular dan perlahan di beri larutan molase (air dan molase 4:1) dan be
Siapkan alat dan bahan
Sortir untuk mendapatkan hasil terbaik
b.
Pembuatan
Ambil pupuk kompos yangPupuk
tidakCair
lolos ayakan 0.8 mm sebanyak 2 kg

Siapkan air 2 liter dalam ember

Bungkus kompos dengan kain

Masukkan dalam ember berisi air

Masukkan larutan dalam kemasan botol plastik

3.4 Analisis Perlakuan


3.4.1 Pembuatan Kompos
Hal pertama yg dilakukan adalah menyiapkan alat-alat serta bahan-bahan
dalam pembuatan pupuk kompos antara lain kotoran sapi, daun gamal, sampah
pasar, molase 120ml, EM4 20ml. Bahan bahan tersebut digrinding dan
kemudian ditimbang masing-masing kotoran sapi sebanyak 30kg, daun gamal
sebanyak 15kg, dan sampah pasar yang terdiri dari sisa sisa sayuran dan buahbuahan sebanyak 15kg. Pada EM4 20ml dicampurkan dengan air secukupnya
lalunhasil campuran tersebut disiramkan kebahan bahan yang akan dijadikan
kompos. Kemudian dicampurkan dengan rata agar EM4 terebut dapat menyebar
keseluruh bahan bahan. Setelah itu dimasukan kedalam kotak yang terbuat dari
kayu dan ditutupi namun untuk penutupan tidak boleh rapat karena dapat
mempengaruhi kelembapan pada kompos dan dilakukan pengamatan pada tiap
minggunya.
3.4.2 Pengukuran C-Organik, N-Total, dan Analisis pH
Untuk mengukur C-Organik kita memerlukan sampel 0,1gram dari pupuk
kompos dan dari hasil sampel itu dimasukan ke tabung erelmeyer. Tambahkan
pula K2Cr2O7 sebanyak 10 ml dan tambahkan pula H2SO4 sebanyak 20 ml.
Kemudian pada cairan yang telah dicampurkan didiamkan selama 15 menit. Lalu
ditambahkan aquades 200ml, H3PO4 85 % sebanyak 10 ml, dan ditambahkan pula
difenilamina sebanyak 30 tetes. Setelah ditambahkan bahan bahan tersebut
dititrasi dengan FeSO4 sampai larutan berubah warna menjadi hijau kemudian
catat hasil yang didapatkan dan kita dapat menghitung kadar C-Organik.
Untuk pengukuran N-Total kita memerlukan menimbang sampel pupuk
sebanyak 0,1gram dan sampel tersebut dimasukan ke dalam tabung kjedahl dan
masukan selen sebanyak 1gram. Kemudian tambahkan pula H2SO4 sebanyak 5ml
dan didestruksi hingga suhu 3000 C sampai beruap. Setelah beruap didinginkan
dan diberi aquades untuk menormalkan kembali suhunya. Setelah itu tambahkan
Tambbahkan NaOH 40 % sebanyak 20 ml dan destilasi dengan menggunakan
kjedahl. Titrasi dengan H2SO4 sampai larutan berubah warna menjadi merah

keunguan. Catat hasil yang didapatkan dan hitung N-Total dari pupuk. Lalu, pada
hasil destilasi ditampung pada Erlenmeyer yang berisi asam borat sebanyak 20 ml.
Untuk pengukuran analisa pH timbang untuk sampel sebanyak 2gram dan
masukan sampel tersebut ke dalam fial film serta campurkan dengan aquades
sebanyak 10ml. Tutup fial film tersebut dan kocok selama menggunakan shaker
selama 15 menit agar sampel pupuk dengan aquades menjadi homogen. Lalu
diamkan selama 15 menit atau sampai sampel dan aquades tersebut mengendap.
Setelah itu pH dapat diukur dengan pH meter caranya dengan memasukan pH
meter ke fial film yang berisi sampel pupuk dan aquades kemudian catat hasil pH
yang didapatkan.
3.4.3 Pembuatan Pupuk Granul
Ambil semua hasil dari pembuatan pupuk kompos dan ayak pupuk
kompos tersebut dengan menggunakan ayakan 0.8mm agar pupuk tersebut dapat
menjadi halus. Pada pupuk kompos yang lolos dengan ayakan 0.8mm diayak lagi
dengan menggunakan ayakan 0.2mm agar mendpatkan hasil pupuk yang lebih
halus lagi. Pada hasil ayakan 0.2mm diambil sebanyak 1kg dan tambahkan pula
molase 100ml sebagai perekat pupuk kompos dan dicampur dengan air sebanyak
400ml. Kemudian pupuk yang sudah dicampurkan dengan molase dan air,
masukan ke dalam pan granul dan masukan pula larutan molase dengan
perbandingan 4:1 secara perlahan lahan. Kemudian masukan secara perlahan
lahan pula abu ketel agar pupuk kompos tidak menyatu dengan yang lain. Untuk
hasil yang terbaik perlu dilakukan sortir.
3.4.5 Pembuatan Pupuk Cair
Ambil 2 kg pupuk kompos hasil ayakan 0.2 mm. Masukan pupuk ke dalam
ember dan tambahkan air sebanyak 4 liter. Lalu aduk pupuk dan air tersebut
hingga merata. Masukan pupuk tersebut ke sebuah kain dan diremas agar air yang
masih mencampur dengan pupuk dapat keluar. Setelah itu disaring dan diambil
hasilnya. Lalu hasil pupuk cair tersebut dimasukan ke dalam botol plastik ukuran
1.5 liter.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Proses Pembuatan Kompos
Dalam pembuatan kompos Sepigaman memerlukan beberapa bahan
utama yakni kotoran sapi, daun gamal dan sampah pasar dengan perbandingan
2:1:1 dengan komposisi 30kg kotoran sapi, 15 kg daun gamal dan 15 kg sampah
pasar. Kotoran sapi yang digunakan harus dalam keadaan yang lembab (tidak
kering dan juga tidak terlalu basah). Sedangkan, untuk daun gamal ini
menggunakan daun yang masih basah. Dan untuk sampah pasar yang digunakan
adalah sampah berupa sisa-sisa sayuran dan buah.
Tahapan awal yang dilakukan adalah daun gamal dan sampah pasar
dihancurkan menjadi lebih kecil agar dengan mudah terdekomposisi secara cepat.
Kemudian ditimbang masing-masing sesuai perbandingan 15:15 kg. Dan timbang
kotoran sapi sebanyak 30 kg.
Tahapan kedua yang dilakukan adalah pencampuran ketiga bahan menjadi
satu dengan bantuan alat (sekrup). Pada saat yang bersamaan tambahkan larutan
molase dan EM4 yang telah dilarutkan dengan air sebanyak 120 ml molase dan 20
ml EM4 dengan 2 liter air. Aduk hingga senua bahan tercampur menjadi satu.
Tahapan ketiga bahan yang telah tercampur dimasukkan kedalam kotak
kayu yang telah dilapisi karung. Kemudian tutup dan usahakan terdapat ruang
agar sirkulasi udara baik sehingga tidak menimbulkan jamur. dan diamati setiap
perubahan yang terjadi baik suhu, warna dan kelembaban, dan juga dokumentasi.
4.2 Hasil Pengamatan
4.2.1 Hasil Pengamatan Tiap Minggu

Pengukuran Suhu
Simamora, 2006 juga menyatakan bahwa jika kompos
diraba, suhu tumpukan bahan yang dikomposkan mendekati suhu
ruangan. Sejalan dengan pernyataan tersebut, kompos campuran
gamal dan kotoran ayam pun memiliki suhu akhir 27,1, penurunan
suhu kompos ditunjukkan pada grafik dibawah.

Tanggal
Pengamatan
10-Okt-13
16-Okt-13
21-Okt-13
24-Okt-13
29-Okt-13
31-Okt-13
4-Nov-13
7-Nov-13
11-Nov-13
15-Nov-13
18-Nov-13

Suhu (o c)
26
38,87
32
30,16
29,44
29,5
29,8
29,06
28,3
27,3
27,1

SUHU
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0

SUHU

Pengukuran pH
Indikator keberhasilan pupuk organik yang dibuat bisa
dilihat dari pH kompos, Kadar air, dan suhu kompos. pH kompos
yang siap aplikasi adalah pH antara 6.5 7.5 (Simamora, 2006).
Pada proses pembuatan kompos campuran gamal, sampah pasar

dan kotoran sapi yang dibuat, pH mengalami penurunan pada


setiap minggu pengamatan dan memiliki pH aktual senilai 7.7

Tanggal Pengamatan
11-Okt-13
8,9

17-Okt-13
8.5

25-Okt-13
8,2

1-Nov-13
6.4

8-Nov-13
6,9

15-Nov-13
7.7

pH
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0

pH

Pengukuran Kadar Air


Salah satu indikator fisik yang bisa dilihat secara kualitatif
dan kuantitatif dari kompos yang dibuat adalah kadar air kompos,
namun pada praktikum pembuatan pupuk kompos kali ini, kadar
air diuji dengan metode grafimetri yang menghasilkan nilai akhir
kadar air kompos sebesar 35 %.

4.2.2 Hasil Uji Lab

Pengukuran C-organik
BBBKo
Ka =
BB
=

21,3
2

x 100%

x 100%

= 0,35 x 100%
= 35 %

% C-organik =

( mlblankomlsampel ) x 3 100 + ka
x
mlblankox 0.1
100

( 10,57,8 ) x 3 100 +35


x
10,5 x 0,1
100

8,1
1,05

135
100

= 7,71 x 1,35%
= 10,4 %
100
x Corganik
% BO = 58
= 1,724 x 10,4 %
= 17,93 %

Pengukuran N-total
Fk = Faktor Kadar Air =

100 + KA
100

100 +35
100

135
100

= 1,35 %
Kadar Nitrogen =

( VcVb ) N .14. Fk
x 100
gramconto h

( 9,40,62 ) .0,01029 . 0,014.1,35


x 100
0,1

8,78. 0,01029 . 0.014 .1,35


x 100 =1.7
0,1
4.3 Pembahasan

Bahan organik hasil pangkasan gamal ini merupakan bahan yang paling
cepat melepaskan unsure hara bila dibandingkan dengan seresah lainnya, karena
kandungan lignin dan polifenolnya rendah. Seresah daun gamal akan cepat

terdekomposisi dalam waktu 4 minggu sehingga hal ini dapat dipakai sebagai
dasar menentukan kualitas bahan organic yang terkandung. Penambahan activator
mikroorganisme sebagai salah satu faktor eksternal penentu proses pelapukan juga
perlu diperhatikan untuk mempercepat proses pemtangan kompos. Penambahan
mikroorganisme yaitu EM4 sebagai perangsang pelapukan.
Berdasar dari pengamatan suhu kompos ada peningkatan pada awal
pengomposan grafik naik, hal ini menunjukkan bahwa proses fermentasi dan
pelapukan bahan oleh mikroorganisme sedang berlangsung. Pada minggu ke 3
setelah pembuatan, suhu mulai berangsur turun, hal ini menunjukkan bahwa
proses pengomposan sudah mulai terhenti. Hal ini sesuai dengan literature yang
kami dapatkan. Jika diamati dan hasil yang didapat dan dituangkan kedalam
bentuk grafik, maka akan menghasilkan kurva yang berbentuk parabola. Bentuk
ini menunjukkan adanya peningkatan suhu pada awal proses pengomposan hingga
suatu waktu akan mencapai suhu tertinggi. Peningkatan suhu yang terjadi pada
awal pengomposan disebabkan oleh panas yang dihasilkan dari proses
perombakan bahan organic oleh mikroorganisme. Menurut Simamora (2006),
Pada saat itu organism meperbanyak diri secara cepat, karena makanan yang
sudah tersedia dan lingkungan yang mendukung. Setelah itu suhu pengomposan
akan turun kembali hingga mencapai suhu kamar yang menandakan pengomposan
sudah matang.
Untuk pengukuran pH, selama proses pengomposan pada awalnya
cenderung basa. Namun dengan berjalannya waktu pengomposan pH mulai turun
dan mendekati pH netral, berbeda dengan pernyataan dari Simamora (2006)
bahwa pada proses awal pengomposan, reaksi cenderung agak masam karena
bahan organik yang diorombak menghasilkan masam-masam organic sederhana.
Simamora (2006) juga menyatakan bahwa bahan yang dikomposkan terlalu
masam dapat ditambah dengan pengapuran (penambahan kapur). Dan sebaliknya
jika nilai pH tinggi bisa diturunkan dengan menambahkan bahan yang bereaksi
asam (mengandung nitrogen) seperti kotoran hewan atau urea. Berdasarkan
penyataan tersebut, dapat kami simpulkan bahwa pH awal pengomposan
cenderung basa dikarenakan bahan yang kami gunakan adalah kotoran ayam yang

relative mempunyai kandungan nitrogen lebih tinggi. Dan juga daun gamal yang
cenderung mempunyai nilai N tinggi.
Dalam hasil pengukuran N total, C-Organik, kadar air, pH, suhu, pupuk
kompos yang kami buat memenuhi standart kualitas pupuk organik.
No
1
2
3
4
5

Parameter
BO
N-total
pH
C-Organik
KA

Jumlah
17,93%
1,7%
7,7
10,4%
35%

Karateristik kompos yang kami buat juga didukung oleh Harada at al,
1993 bahwasanya pupuk organic memiliki karateristik seperti pada tabel .
No
1
2
3
4
5

Parameter
BO
N-total
pH
C-Organik
KA

Jumlah
>70%
>1,2%
5,5-7,5
4,5%-12%
12-57%

V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian laboratorium terhadap

hasil pembuatan

kompos dapat disimpulkan bahwa kompos yang yang kami buat mengandung

10,4% C-organik, kadar air 35%, bahoan organik 17,93%, N-total 1,7% serta pH
7,7. Sehingga kompos yang kami buat dapat dikatakan berhasil karena telah
memenuhi standart kualitas pupuk berdasarkan hasil uji laboratorium. Untuk
mendapatkan hasil kompos yang baik perlu diperhatikan dalam proses
pembuatannya, karena perlakuan dan lingkungan tempat membuat kompos sangat
berpengaruh terhadap berhasil tidaknya pembuatan kompos. Jika lingkungan tidak
memenuhi syarat maka besar kemungkinan akan terdapat kontaminasi seperti
jamur yang nantinya akan merusak tekstur dan kandungan unsur hara di
dalamnya.
5.2Saran
Untuk praktikum tahun depan diusahakan lebih efektif dan lebih variatif
agar praktikan tidak mudah bosan. Untuk alat-alat praktikum pada laboratorium
diusahakan lebih lengkap lagi agar dapat menganalisis kandungan unsur hara
lebih spesifik lagi. :)

DAFTAR PUSTAKA
Ayukzin. 2010. [Online]. http://ayukzinfapertaunud.blogspot.com/2010/05/pupukorganik-definisi-pupuk-anorganic.html Diakses 17 Desember 2013
Foth, H. D. 1984. Fundamental of Soil Science. Diterjemahkan oleh Sumartono,
A. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : Erlangga.

Harada et al. 1993. Quality Of Compost Produced From Animal Waste. Japan
Agriculture Research Quarterly.
Lingga, Marsono. 2008. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta : Penebar Swadaya.
Murbandono, H.S, 2002. Membuat Kompos Edisi Revisi. Jakarta. Penebar
Swadaya
Rosmarkan, affandi dan Nasih Widya Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah.
Yogyakarta. Kanisius
Simamora, Suhut dan Salundik. 2006. Meningkatkan Kualitas Kompos. Jakarta :
Agro Media Pustaka.
Siti,Fatimah.2012.
[Online].http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/196
802161994022SOJA_SITI_FATIMAH/Kimia_industri/INDUSTRI_PUPUK.pdf Diakses
19 Desember 2013
Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah.Yogyakarta : Gava Media.
Wisegeek.2012[Online].http://www.wisegeek.com/what-is-fertilizer.htm Di Akses
19 Desember 2013
Yuliana,2012.[Online].http://yuliana888.blogspot.com/2012/05/perbedaan-pupukorganik-dengan-pupuk.html Di Akses 19 Desember 2013

Anda mungkin juga menyukai