Anda di halaman 1dari 27

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pupuk

2.1.1 Pengertian Pupuk

Pupuk adalah kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih

unsur untuk menggantikan unsur yang habis terisap tanaman. Jadi, memupuk

berarti menambah unsur hara kedalam tanah dan tanaman. Pupuk merupakan

meterial yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mecukupi

kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan

baik (Dwicaksono,2013).

Menurut Handiuwito (2008) pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke

dalam tanah untuk menyediakan unsur-unur esensial bagi pertumbuhan tanaman.

Tindakan mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah dengan

penambahan dan penggembalian zat-zat hara secara buatan diperlukan agar

produki tanaman tetap normal atau meningkat. Tujuan penambahan zat-zat hara

tersebut memungkinkan tercapainya keseimbangan antara unsur-unsur hara yang

hilang baik yang terangkut oleh panen, erosi, dan pencucian lainnya. Tindakan

pengembalian/penambahan zat-zat hara ke dalam tanah ini disebut pemupukan.

Jenis pupuk yang digunakan harus sesuai kebutuhan, sehingga diperlukan metode

diagnosis yang benar agar unsur hara yang ditambahkan hanya yang dibutuhkan

oleh tanaman dan yang kurang didalam tanah (Sugiyanta, 2011).

Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2001 tentang “Pupuk Budidaya

Tanaman” mencantumkan 3 butir pertimbangan:


10

a. Bahwa pupuk merupakan salah satu sarana produksi yang mempunyai

peranan penting dalam peningkatan produksi dan mutu hasil

budidayatanaman;

b. Bahwa untuk memenuhi standar mutu dan menjamin efektivitas

pupuk,maka pupuk yang diproduksi harus berasal dari formula hasil

rekayasa yang telah diuji mutu dan efektivitasnya;

c. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas dan sebagai pelaksanaan dari

Pasal 37 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang “Sistem

Budidaya Tanaman”, perlu mengatur pupuk budidaya tanaman dengan

eraturan pemerintah (Firmansyah.2010).

Secara umum pupuk hanya dibagi dalam dua kelompok berdasarkan

asalnya, yaitu:

1. Pupuk organik seperti urea (pupuk N), TSP atau SP-36 (pupuk P), KCL

(pupuk K).

2. Pupuk organik seperti pupuk kandang, kompos, humus, dan pupuk hijau

(Lingga & Marsono, 2013).

2.1.2 Golongan Pupuk

2.1.2.1 Pupuk organik

Pupuk Organik, yaitu pupuk yang berasal dari sisa tanaman, hewan

atau manusia seperti pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos (humus)

berbentukcair maupun padatan yang antara lain dapat memperbaiki sifat fisik dan

strukturtanah, dapat meningkatkan daya menahan air, kimia tanah, biologi

tanahdengan kriteria sebagai berikut:


11

a. Untuk pupuk padatan mengandung bahan organik minimal 25%.

b. Untuk pupuk cair mengandung senyawa organik minimal 10%.

c. Pupuk padat mempunyai rasio C:N maksimal 15 (Firmansyah.2010).

Pupuk organik merupakan hasil akhir dan hasil antara dari perubahan atau

peruraian bagian dari sisa tanaman dan hewan. Pupuk organik berasal dari bahan

organik yang mengandung berbagai macam unsur, meskipun ditandai dengan

adanya nitrogen dalam bentuk persenyawaan organik, sehingga mudah diserap

oleh tanaman. Menurut peraturan mentan, No 2/Pert/HK.060/2/2006 Pupuk

organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan

organik yang berasal dari sisa tanaman hewan yang telah mengalami rekayasa

berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memasok bahan organik,

memiliki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.Menurut Sumekto (2006) pupuk

organik tidak meninggalkan sisa asam anorganik didalam tanah dan mempunyai

kadar persenyawaan C-organik yang tinggi. Pupuk organik kebanyakan tersedia di

alam (terjadi secara alamiah), misalnya kompos, pupuk kandang, pupuk hijau dan

guano (Yuniwati,2012). Pupuk organik lebih ditunjukkan kepada kandungan C-

organik atau bahan organik dari pada kadar haranya. Nilai C-organik itulah yang

menjadi pembeda dengan pupuk organik (Dwicaksono, 2013).

Selain menambah unsur hara makro dan mikro di dalam tanah, pupuk

organik ini pun terbukti sangat baik dalam memperbaiki struktur tanah pertanian.

Pupuk organik tidak lain adalah bahan yang dihasilkan dari pelapukan sisa-sisa

tanaman, hewan, dan manusia. Ada beberapa kelebihan dari pupuk organik ini

sehingga ia sangat disukai petani, diantaranya ebagai berikut:


12

1. Memperbaiki struktur tanah. Ini dapat terjadi karena organisme tanah saat

penguraian bahan organik dalam pupuk bersifat sebagai perekat dan dapat

mengikat butir-butir tanah menjadi butiran yang lebih besar.

2. Menaikkan daya serap tanah terhadap air. Bahan organik memiliki daya serap

yang besar terhadap air tanah. Itulah sebabnya pupuk organik sering

berpengaruh poitif terhadap hasil tanaman, terutama pada musim kering.

3. Menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah. Hal ini terutama disebabkan

oleh organisme dalam tanah yang memanfaatkan bahan organik sebagai

makanan.

4. Sebagai sumber zat makanan bagi tanaman. Pupuk organik mengandung zat

makan yang lengkap meskipun kadarnya tidak setinggi pupuk anorganik

(Lingga & Marsono, 2013).

2.1.2.2 Pupuk anorganik

Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk

dengan meramu bahan-bahan kimia (anorganik) berkadar hara tinggi. Misalnya,

pupuk urea berkadar N 45-46% artinya setiap 100% kg urea terdapat 45-46 kg

hara nitrogen (Lingga & Marsono,2013).

Ada beberapa keuntungan dari pupuk anorganik yang patut dicatat

sehingga tetap diminati orang sampai sekarang, yaitu sebagai berikut:

1. Pemberiannya dapat terukur dengan tepat karena pupuk anorganik umumnya

takaran haranya pas.


13

2. Kebutuhan tanaman akan hara dapat dipenuhi dengan perbandingan yang tepat.

Misalnya, hingga saat panen, singkong menyedot hara nitrogen 200 kg/ha

sehingga bisa diganti dengan takaran pupuk N yang pas.

3. Pupuk anorganik tersedia dalam jumlah cukup. Artinya, kebutuhan akan pupuk

ini bisa dipenuhi dengan mudah asalkan ada uang.

4. Pupuk anorganik mudah diangkut karena jumlahnya relatif sedikit

dibandingkan pupuk organik seperti kompos atau pupuk kandang. Artinya,

hasil kalkulasi biaya angkut pupuk ini jauh lebih murah dibanding pupuk

organik (Lingga & Marsono, 2013).

Selain kelebihan tersebut, pupuk anorganik memiliki kelemahan. Selain

hanya unsur makro, pupuk anorganik ini sangat sedikit atau pun hampir tidak

mengandung unsur hara mikro. Itu sebabbya pemakaian pupuk anorganik yang

diberikan lewat akar ini perlu diimbangi dengan pemakaian pupuk daun yang

banyak mengandung hara mikro. Kalau tidak diimbangi, tanaman akan tumbuh

tidak sempurna. Selain itu, pemakaian pupuk anorganik secara terus-menerus

dapat merusak tanah bila tidak diimbangi dengan pupuk kandang atau kompos.

Jika pupuk anorganik ini salah salam pemakaian atau pemberiannya terlalu

banyak, tanaman bisa mati dibuatnya. Oleh karena itu, dianjurkan agar aturan

pakaiannya selalu dipatuhi (Lingga & Marsono, 2013).

2.2 Jenis Pupuk organik

2.2.1 Pupuk kandang

Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kandang ternak, baik

berupa kotoran padat (feses) yang bercampur sisa makanan maupun air kencing
14

(urine). Itulah itulah sebabnya pupuk kandang terdiri dari dua jenis, yaitu padat

dan cair. Kadar hara kotoran ternak berbeda karena masing-masing ternak

mempunyai sifat khas tersendiri. Makanan masing-masing ternak berbeda,

padahal makanan sanagat menentukan kadar hara. Jika makanan yang diberikan

kaya hara N,P, dan K maka kotorannya pun akan kaya zat tersebut (Lingga &

Marsono, 2013).

Pupuk kandang yang digunakan petani merupakan campuran dari

kotoran padatan, air kencing, amparan dan sisa pakan. Komposisi amparan

sangat mempengaruhi mutu dan harga terutama pada pupuk kandang unggas,

sebab makin banyak bahan amparan mengakibatkan bahan padatan kotoran

unggas makin sedikit. Untuk tanaman berumur pendek, maka pupuk kandang

unggas lebih disarankan, karena lebih cepat bereaksi sekaligus lebih cepat

habis. Sedangkan untuk tanaman berumur panjang disarankan pupuk

kandang ternak ruminansia, meskipun reaksinya lambat namun dapat

bertahan relatif lama(Firmansyah, 2010).

2.2.2 Pupuk Hijau

Disebut pupuk hijau karena yang dimanfaatkan sebagai pupuk adalah

hijauan, yaitu bagian-bagian seperti daun, tangkai, dan batang tanaman tertentu

yang mai muda. Tujuannya, untuk menambah bahan organik dan unsur-unsur

lainnya kedalam tanah, terutama nitrogen (Lingga & Marsono, 2013).

Pupuk hijau merupakan bahan hijauan yang dibenamkan kedalam tanah

untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan tanah bereproduksi.

Pupuk hijau memberikan beberapa keuntungan: 1)menyuplai bahan organik bagi


15

tanah, 2) menambah nitrogen ke tanah, 3) merupakan makanan bagi

mikroorganisme, 4) mengawetkan dan juga meningkatkan ketersediaan bahan

organik. Sifat-sifat yang diugunakan untuk tanaman sebagai umber pupuk hijau

adalah: 1) cepat tumbuh, 2) tanaman bagian ata banyak dan suklen, 3) tanaman

tersebut sanggup tumbuh pada tanah yang kurang subur (Firmansyah, 2010).

2.2.3 Kompos

Kompos merupakan istilah untuk pupuk organik buatan manusia yang

dibuat dari proses pembusukan sisa-sisa buangan makhluk hidup (tanaman

maupun hewan). Proses pembuatan kompos dapat berjalan secara aerob maupun

anaerob yang saling menunjang pada kondisi lingkungan tertentu. Secara

keseluruhan, proses ini disebut dekomposisi (Yuwono,2005). Kompos

merupakan hasil perombakan bahan organik oleh mikroba dengan hasil akhir

adalah kompos. Pengomposan merupakan salah satu alternatif pengolahan

limbah padat organik yang banyak tersedia disekitar kita. Dari sisi

kepentingan lingkungan, pengomposan dapat mengurangi volume sampah

dilingkungan kita, karena sebagian besar sampah tersebut adalah sampah

organik. Ditinjau dari sisi ekonomi, pengomposan sampah padat organik

berarti, bahwa barng yang semula tidak memiliki nilai ekonomis dan bahkan

memerlukan biaya yang cukup mahal untuk menanganinya dan sering

menimbulkan masalah sosial, ternyata dapat diubah menjadi produk yang

bermanfaat dan bernilai ekonomis (Surtinah, 2013).

Pemberian pupuk kompos memungkinkan bahan organik dapat

dipertahankan pada tingkat yang lebih tinggi. Pupuk kompos berpengaruh nyata
16

pada sifat fisik dan biologi tanah (Noverita, 2005).Kompos yang baik adalah

kompos yang sudah mengalami pelapukan dengan ciri-ciri warna yang berbeda

dengan warna bahan pembentuknya, tidak berbau, kadar air rendah, dan

mempunyai suhu ruang (Yuniwanti, 2012).

Tabel 2.1 Manfaat Kompos Bagi Tanah dan Tanaman

Manfaat Kompos
1.Menyediakan unsur hara mikro bagi tanaman.
2.Menggemburkan tanah.
3.Memperbaiki struktur dan tekstur tanah.
4.Meningkatkan porositas, aerasi, dan komposisi
mikroorganisme tanah.
5. Meningkatkan daya ikat tanah terhadap air.
6. Memudahkan pertumbuhan akar tanaman.
7. Menyimpan air tanah lebih lama.
8. Meningkatkan efiiensi pemakaian pupuk kimia.
9. Berifat multi lahan karena dapat digunakan dilahan
pertanian, perkebunan, reklamai lahan kritis, maupun
padang golf.
Sumber: Yuniwanti, 2012

Yuniwanti (2012) menyatakan bahwa Kompos memiliki keunggulan

dibandingkan pupuk kimia, karena memiliki sifat-sifat seperti berikut:

1. Mengandung unsur hara makro dan mikro yang lengkap, walaupun dalam

jumlah yang sedikit.

2. Dapat meperbaiki struktur tanah dengan cara sebagai berikut:

a. Meningkatkan daya serap tanah terhadap air dan zat hara.

b. Memperbaiki kehidupan mikroorganisme di dalam tanah dengan cara

menyediakan bahan makanan bagi mikroorganisme tersebut.

c. Meperbesar daya ikta tanah berpasir, sehingga tidak mudah terpencar.


17

d. Memperbaiki drainae dan tata udara di dalam tanah.

e. Membantu proses pelapukan bahan mineral.

f. Melindungi tanah terhadap kerusakan yang disebabkan erosis.

g. Meningkatkan kapaita tukar kation (KTK)

3. Menurunkan aktivitas mikroorganisme tanah yang merugikan.

Kandungan utama dengan kadar tertinggi dari kompos adalah bahan

organik yang mujarab dan terkenal manjur untuk memperbaiki kondisi tanah.

Unsur lain dalam kompos yang variasinya cukup banyak walaupun kadarnya

rendah adalah nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, dan magnesium (Lingga &

Marsono, 2013).

2.2.4 Humus

Humus adalah sisa tumbuhan berupa daun, akar, cabang, dan batang yang

udah membuuk secara alami lewat bantuan mikroorganime (di dalam tanah) dan

cuaca (diatas tanah). Lapian tanah diata hutan banayak terbentuk humus. Humus

mempunyai ciri kha yaitu berwarana hitam sampai coklat tua. Sifatnya tidak

berbeda dengan kompos, yaitu mudah mengikat dan rembes dalam air, dan

gembur. Itu sebabnya humus sangat berguna bagi tanah yang menagalami

masalah dalam kesuburannya. Pupuk alam hasil pembusukan secara alami ini pun

sudah dilengkapi dengan unsur N,P,K (Lingga & Marsono, 2013).

2.2.5 Kotoran Burung Liar (Guano)

Pupuk kotoran burung yang lazim disebut guano merupakan kotoran dari

berbagai jenis burung liar. Menurut penelitian, kotoran burung banyak

mengandung unsur hara bagi tanaman karena berisi biji-bijian yang berasal dari
18

tanaman. Salah satu kotoran burung yang sangat terkenal hingga saaat ini adalah

kotoran kelelawar. Pupuk ini kaya akan hara seperti nitrogen 8-13%, fosfor 5-

12%, kalium 1,5-2,5% (Lingga & Marsono, 2013).

2.3 Unsur Hara

Unsur hara merupakan suatu unsur yang sangat berperan penting dalam

tanaman, karena tanpa adanya unsur hara tanaman tidak bisa hidup dimuka bumi

ini. Unsur didalam tanah sudah terbagi dalam unsur makro dan unsur mikro.

Menurut hasil penelitian, setiap tanaman memerlukan paling sedikit 16 unsur agar

pertumbuhan normal. Dari ke-16 unur terebut, 3 unsur (karbon, oksigen, dan

hidrogen) diperoleh dari udara, sedangkan 13 unsur lagi disediakan oleh tanah.

Ke-13 unsur tersebut adalah nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca),

magneium (Mg), sulfur atau blerang (S), kolor (Cl), ferum atau besi (Fe), mangan

(Mn), kuprum atau tembaga (Cu), zink atau seng (Zn), boron (B), dan

molibdenum (Mo) (Lingga & Marsono, 2013).

Kalau dilihat dari jumlah yang disedot tanaman, dari ke 13 unur tersebut

hanya enamn unsur saja yang diambil tanaman dalm jumlah banyak. Keenam

jenis unsrur makro tersebut adalah N, P, K, S, Ca, dan Mg. Namun demikian, bila

dilihat dari kegunaan ke-6 unur tersebut hanya ada tiga unsur yang mutlak ada di

dalam tanah dan perlu bagi tanaman. Ketiga unsur yang mutlak harus ada ialah N,

P, dan K. Karena hanya ketiga unur tersebut saja yang dibutuhkan dalam jumlah

banyak dan mutlak harus ada maka sejak dulu pupuk yang diciptakan pun

diutamakan yang mengandung ketiga unsur tersebut (Lingga & Marsono, 2013).
19

2.3.1 Macam-Macam Unsur Hara

2.3.1.1 Hara Fosfor (P)

Fosfor (P) termasuk unsur hara makro yang sangat penting untuk

pertumbuhan tanaman, namun kandungannya di dalam tanaman lebih rendah

dibandingkan nitrogen (N), dan kalium(K), (Novriani, 2010). Unsur fosfor (P)

bagi tanaman berguna untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar

benih dan tanaman muda. Selain itu, fosfor berfungsi sebagai bahan mentah untuk

pembentukan sejumlah protein tertentu; membantu asimilasi dan pernapasan; serta

mempercepat pembuangaan, pemaakan biji, dan buah (Lingga & Marsono, 2013).

Tanah yang kekurangan fosfor pun akan jelek akibatnya bagi tanaman.

Gejala yang tampak adalah warna daun seluruhnya berubah menjadi tua dan

sering tampak mengilap kemerahan. Tepi daun, cabang, dan batang terdapat

warna merah ungu yang lambat laun akan berubah menjadi kuning. Kalau

tanamannya berubah, buahnya kecil, tampak jelek, dan lekas matang. Pada tanah

seperti itu perlu diberi pupuk yang mengandung unsur fosfor (P) (Lingga &

Marsono, 2013).

2.3.1.2 Hara Nitrogen (N)

Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi tumbuhan yang pada umumnya

sangat diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagia-bagian vegetatif

tanaman, seperti daun batang dan akar tetapi kalau telalu banyak dapat

menghambat pembuangan dan pembuahan pada tanaman.

Unsur hara nitrogen berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang

sangat berguna dalam proses fotosintesis. Fungsi lainnya yaitu membetuk protein,
20

lemak dan berbagai persenyawaan organik lainnya. Peranannan utama nitrogen

(N) bagi tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan,

khusunya batang, cabang, dan daun (Lingga, 2013).

2.3.1.3 Hara Kalium (K)

Kalium berperan dalam memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga, dan

buah tidak mudah gugur. Fungsi utama kalium (K) ialah membantu pembentukan

protein dan karbohidrat. Yang tak bisa dilupakan ialah kalium merupakan sumber

kekuatan bagi tanaman dalam menghadapi kekeringan dan penyakit (Lingga &

Marsono, 2013). Kalium (K) berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar dan

meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit dan hama (Ismayanda,

2014).

Tanaman yang tumbuh pada tanah yang kekurangan unsur kalium akan

memperlihatkan gejala-gejala seperti daun mengerut atau keriting terutama pada

daun tua walaupun tidak merata. Kemudian pada daun akan timbul beracak-acak

merah cokelat. Selanjutnya, daun akan mengering, lalu mati. Buah tumbuh tidak

sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya rendah, dan tidak tahan simpan (Lingga

& Marsono, 2013).

2.4 Kajian Tentang Azolla microphylla

2.4.1 Klasifikasi Azolla microphylla

Tanaman Azzola microphylla merupakan jenis tanaman yang tumbuh

mengapung serta mengambang di permukaan air kolam, selokan dan sawah pada

daerah beriklim tropis dan sub tropis, genus ini merupakan satu-satunya dari
21

keluarga Azollaceae dan memiliki enam sampai delapan spesies yang diakui.

Berikut adalah klasifikasi Azolla microphylla yaitu:

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Divisi : Pteridophyta

Kelas : Leptosporangiopsida(heterosporous)

Ordo : Salviniales

Famili : Salviniaceae

Genus : Azolla

Spesies : A. microphylla (Hidayat, 2011).

Gambar 2.1 : Azolla microphylla


Sumber : Foto Pribadi, 2019

2.4.2 Tinjauan Azolla microphylla

Azzola microphylla merupakan tanaman pakuan yang hidup di air yang

memegang peranan penting memfiksasi nitrogen bebas dari udara. Selain berperan

sebagai bahan organik, Azzola microphylla yang tumbuh pada tanaman padi dapat

menekan pertumbuhan gulma (Kustiono,2012). Azzola merupakan nama


22

tumbuhan paku–pakuan akuatik yang mengapung di permukaan air. Selain

itu, Azzola sangat berpotensi menjadi kompos karena memiliki kandungan

nitrogen yang tinggi, yaitu 3–5% (Sari, 2013). Menurut Handayanto (2004)

Azzola termasuk tumbuhan berkualitas tinggi, dan sebagai green manure memiliki

kandungan N tinggi, kandungan lignin dan polifenol rendah (Kustiono,2012).

Pemanfaatan tanaman Azzola microphylla sebagai pupuk merupakan salah

satu upaya untuk meningkatkan kesuburan tanah, dapat memperbaiki struktur

tanah, meningkatkan permeabilitas tanah dan dapat mengurangi

ketergantungan dalam pemakaian pupuk anorganik yang bersifat negatif

terhadap lingkungan. Pupuk Azzola microphylla dapat digunakan untuk

mengurangi pemberian pupuk kandang yang udah sering digunakan oleh para

petani. Kompos Azzola microphylla ialah pupuk organik yang dapat menghemat

penggunaan pupuk anorganik serta membantu dalam memperbaiki sifat fisik,

kimia, serta biologi tanah sehingga sangat bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman.

Penggunaan pupuk alami organik sebagai pupuk tanah dapat meningkatkan

kandungan C-organik (Kustino, 2012).

Kompos Azzola microphylla ialah pupuk organik yang dapat menghemat

penggunaan pupuk anorganik serta membantu dalam memperbaiki sifat fisik,

kimia, serta biologi tanah sehingga sangat bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman.

Penggunaan pupuk alami (termasuk kompos azolla) sebagai pupuk tanah dapat

meningkatkan kandungan C organik (Kustiono,2012).

Keunggulan kompos Azzola microphylla yaitu kandungan unsur hara

kompos Azzola microphylla lebih tinggi dari pada kompos lain, kompos Azzola
23

microphylla tidak tercemar logam berat yang merugikan tanaman, dan dapat

meningkatkan kandungan bahan organik dalam tanah, sehingga dapat mengurangi

penggunaan pupuk anorganik (Djojosoewito, 2000). Penggunaan kompos Azzola

microphylla lebih sering meningkatkan aktivitas biologi, meningkatkan kondisi

fisik dan kimia sehingga menjadi lebih baik dan selanjutnya kompos Azzola

microphylla dapat sebagai penyediaan unsur hara dan mineral yang terdapat pada

tanah bagian bawah secara lebih efisisen (Kustiono,2012).

2.5 Pengomposan Anaerob

Dalam proses pengomposan ini memerlukan bakteri anaerob atau bakteri

yang tidak membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup dan berkembangbiak.

Bakteri anaerobik ini dapat tumbuh tanpa kontaminasi udara.

Pengomposan anaerobik dapat dilakukan dengan keadaan wadah yang

hampir hampa udara. Salah satu bahan yang digunakan untuk dikomposkan

adalah bahan organik yang kadar airnya tinggi. Dalam pengomposan anaerob

dapat menghasilkan gas metan (CH4), karbondioksida (CO2), asam organik asetat,

asam propinoat, asam butirat, asam laktat, dan asam suksinat (Mulyono, 2014).

Proses pengomposan tergantung pada karakteristik bahan yang dikomposkan,

aktivator pengomposan yang dipergunakan, dan metode pengomposan yang

dilakukan.

2.6 Metode Pupuk Bokashi

Pengelompokan jenis-jenis pupuk kompos dapat dilihat dari tiga aspek

yang dapat dibedakan dari cara pembuatan maupun hasilnya. Pertama, dilihat dari

proses pembuatannya, yaitu ada kompos aerob dan kompos anaerob. Kedua
24

dilihat dari dekomposernya, ada kompos yang menggunakan mikroorganisme ada

juga yang memanfaatkan aktivitas mikroorganisme. Ketiga, dilihat dari bentuknya

ada yang berbentuk padat dan ada juga yang cair.

Pupuk bokashi merupakan salah satu tipe pupuk anaerob yang paling

terkenal yaitu pupuk bokashi. Ciri khas pada pupuk ini terletak pada jenis

inokulum yang digunakan dalam starter adalah effective microorganisms (EM4).

Inokulum ini terdiri dari campuran berbagai macam mikroorganisme pilihan yang

bisa mendekomposisi bahan organik dengan cepat dan efekif.

2.7 Biaktifator EM4

Gambar 2.2 : EM4


Sumber : Foto
Pribadi, 2019

Pembuatan kompos/pupuk organik tidak terlepas dari proses pengomposan

yang diakibatkan oleh mikroba yang berpera sebagai pengurai atau dekomposer

berbagai limbah organik yang dijadikan bahan pembuat kompos. Aktivator

mikroba memiliki peranan penting karena digunakan untuk mempercepat

pertumbuhan kompos. Dipasaran saat ini banyak tersedia produk-produk


25

dekomposer untuk mempercepat proses pengomposan misalnya EM-4, orgaDec,

M-Dec, Probion, dan lain-lain.

Konsep dari Effective microorganisms (EM) telah dikembangkan oleh

prof.Teuruo Higa dari Universitas Ryukyus, Okinawa jepang . EM terdiri dari

kultur campuran dari beberapa mikroorganisme yang menguntungkan bagi

pertumbuhan tanaman (Dwicaksono.2013). Larutan EM4 ini mengandung

mikroorganisme fermentasi dan dapat bekerja secara efektif dalam memprcepat

proses fermentasi pada bahan organik . Proses pembuatan kompos dengan

menggunakan EM4 dapat lebih efektif dibandingkan dengan cara konvensional.

Larutan EM4 ini mengandung banyak mikroorganisme diantaranya sekitar 80

genus dan mikrooragnisme tersebut dipilih yang dapat bekerja secara efektif

dalam fermentasi bahan organik (Yuniwati dkk ,2012). Dari sekian banyak

mikroorganisme, ada lima golongan yang pokok, yaitu bakteri Fotosintetik,

Lactobacillus sp, Saccharomyces, sp, Actino-mycetes, sp dan jamur fermentasi

(Manuputty, 2012).

Pengaruh konsentrasi EM4 dalam proses pembuatan kompos dari sampah

organik akan terjadi penurunan rasio C/N. Bahan baku memiliki rasi C/N yang

tinggi kemudian dengan proses fermentasi menggunakan EM4, terjadi penurunan

jumlah C dalam bahan dan C/N menjadi semakin kecil. Hal ini dikarenakan dalam

proses fermentasi terjadi reaksi C menjadi CO 2 dan CH4 yang berupa gas.

Kecepatan reaksi fermentasi akan menyebabkan penurunan rasio C/N. Semakin

cepat penurunan rasio C/N, maka dengan kata lain waktu proses semakin singkat.
26

Hal ini disebabkan karena semakin besar konsentrasi EM4, maka jumlah bakteri

yang mengurai bahan semakin banyak sehingga bahan lebih cepat terurai oleh

bakteri-bakteri tersebut (Yuniwati dkk, 2012).

Menurut Yuniwati dkk (2012) Selain berfungsi dalam proses fermentasi

dan dekomposisi bahan organik, EM4 juga mempunyai manfaat antara lain:

1. Memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologis tanah.

2. Menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.

3. Menyehatkan tanaman, meningkatkan produksi dan menjaga kestabilan

produksi.

4. Menambah unsur hara tanah dengan cara disiramkan ke tanah, tanaman,

atau disemprotkan ke daun tanaman.

5. Mepercepat pembuatan kompos dari sampah organik atauu kotoran hewan

Penggunaan mikroorganisme efektif (EM4) merupakan salah satu

teknologi yang dapat digunakan dalam usaha pengelolahan pertanian yang mampu

mengurangi pengaruh negatif terhadap lingkungan (Syafruddin, 2013).EM4 ini

berupa larutan cairan berwarna kuning kecoklatan. Cairan ini berbau sedap

dengan rasa asam manis dan tingkat keasaman (pH) kurang dari 3,5.Menurut

Syaifudin (2013) kelebihan penggunaan EM4 yaitu EM4 mengandung berbagai

bakteri dan jamur, yang mempercepat pelarutan N, P, dan K. Apabila tingkat

keasaman melebihi 4,0 maka cairan ini tidak dapat digunakan lagi. EM4 tidak

berbahaya bagi lingkungan karena kultur EM4 tidak mengandung

mikroorganisme yang secara genetika telah dimodifikasi. EM4 terbuat dari kultur

campuran berbagai spesies mikroba yang terdapat dalam lingkungan alami,


27

bahkan EM4 bisa diminum langsung (Yuwono,2005).Sebelum digunakan, EM4

perlu diaktifkan dahulu karena mikroorganisme didalam larutan EM4 berada

dalam keadaan tidur (dorman). Pengaktifan mikroorganisme di dalam EM4 dapat

dilakukan dengan cara memberi air dan makan (molase). Menurut Yumono

(2005) dengan menggunakan EM4, waktu pengomposan dapat dipercepat yakni

pengomposan hanya membutuhkan waktu berkisara antara 3-5 hari (Yuniwati dkk

,2012).

Tabel 2.2 Fungsi mikroorganisme dalam EM4

No Nama Fungsi
1 Bakteri 1. Membentuk zat-zat yang bermanfaat
fotosintesis bagi sekresi akar tumbuhan, bahan
organik, dan gas berbahaya dengan
menggunakan sinar matahari dan bumi
sebagai sumber energi. Zat-zat
bermanfaat itu antara lain asam amino,
asam nukleat, zat-zat bioaktif, dan
gula. Semuanya mempercepat
pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.
2. Meningkatkan pertumbuhan
mikroorganisme lainnya.
2 Asam laktat 1. Menghasilkan asam laktat dari gula
2. Menekan prtumbuhan mikroorganisme
yang merugikan
3. Meningkatkan percepatan perombakan
bahan-bahan organik
4. Dapat menghancurkan bahan-bahan
organik seperti lignin dan selulosa,
serta memfermentasikannya tanpa
menimbulakan pengaruh-pengaruh
merugikan yang diakibatkan oleg
bahan-bahan organik yang tidak terurai
3 Ragi 1. Membentuk zat anti bakteri dan
bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman
28

dari asam-asam amino dan gula yang


dikeluarkan oleh bakteri fotosintesis
2. Meningkatkan jumlah sel aktif dan
perkembangan akar
4 Actinomycetes 1. Menghasilkan zat-zat antimiroba dari
asam amino yang dihasilkan oleh
bakteri fotosintesis dan bahan organik
2. Menekan pertumbuhan jamur dan
bakteri
5 Jamur 1. Menguraikan bahan organik secara
fementasi cepat untuk menghasilkan alkohol,
ester, dan zat-zat antimikroba
2. Menghasilkan bau serta mencegah
serbuan serangga dan ulat yang
merugikan
Sumber: Yuniwati,2012

2.8 Tinjauan Tentang Sumber Belajar

2.8.1 Pengertian Sumber Belajar

Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang dapat memudahkan

peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan,

pengalaman, dan keterampilan dalam proses belajar mengajar . Sumber belajar

adalah bahan-bahan yang dimanfaatkan dan diperlukan dalam proses

pembelajaran, yang dapat berupa buku teks, media cetak, media elektronik,

narasumber, lingkungan sekitar, dan sebagainya yang tersedia di sekitar

lingkungan belajar yang berfungsi untuk membantu optimalisasi hasil belajar

(Purnomo, 2012). AECT (Association for Education and Communication

Technology) menyatakan bahwa sumber belajar (learning resources) adalah

semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan

oleh siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi
29

sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai

kompetensi tertentu (Nur, 2013).

Sumber belajar pada hakikatnya merupakan komponen sistem

instruksional yang meliputi pesan, orang, bahan alat, tekhnik dan lingkungan,

yang mana hal ini dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan demikian

sumber belajar dapat dipahami sebagai segala macam sumber belajar yang ada

diluar diri seseorang (siswa) dan dapat memudahkan terjadinya proses

belajar.Sumber belajar merupakan hal yang sangat penting bagi seorang guru.

Sumber belajar mencakup apa saja yang dapat digunakan untuk membantu

seorang guru dalam belajar, mengajar dan menampilkan kompetensinya

(Halimah,2008).

2.8.2 Macam-Macam Sumber Belajar

Menurut sifat dasarnya, sumber belajar dapat dibagi dua, yakni (a) sumber

belajar insani, dan (b) sumber belajar non insani. Sedangkan dilihat dari sifat

pengembangannya, sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (a)

learning resources by design, yaitu sumber belajar yang dirancang dengan sengaja

dipergunakan untuk kepentingan pembelajaran yang telah diseleksi, dan (b)

learning resources by utilitarian, yaitu sumber belajar (lingkungan) yang ada di

sekeliling sekolah yang dimanfaatkan untuk memudahkan peserta didik yang

sedang belajar dan sifatnya insidental (Halimah,2008).

Sudjana (1985:26) mengatakan bahwa sumber belajar itu ada 2 yaitu: 1)

Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yaitu sumber

belajar yang sengaja dirancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem


30

intruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.

2) Sumber belajar yang dimanfaatkan (learning resources by utililization), yaitu

sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan

keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan

pembelajaran. Sumber belajar ini ada di masyarakat seperti museum, pasar, toko,

tokoh masyarakat dan lainnya yang ada di lingkungan sekitar.sumber belajar

dapat dibedakan menurut sifat dan pengembangannya (Nur, 2013).Menurut

Rohani (1997) pembagian sumber belajar antara lain meliputi:

1. Sumber belajar cetak: buku, majalah, ensiklopedi, brosur, koran,

poster, denah, dan lain-lain;

2. Sumber belajar non cetak: fim, slide, video, model, boneka, audio

kaset, dan lain-lain;

3. Sumber belajar yang berupa fasilitas: audotorium, perpustakaan, ruang

belajar, meja belajar individual (carrel), studio, lapangan olahraga dan

lain-lain;

4. Sumber belajar yang berupa kegiatan: wawancara, kerja kelompok,

observasi, simulasi, permainan dan lain-lain; dan

5. Sumber belajar yang berupa lingkungan dari masyarakat: taman,

terminal, dan lain-lain. Sedangkan menurut Widodo (2008:59) sumber

belajar dibagi menjadi 6 jenis, yaitu:(a) Sumber belajar cetak, meliputi

buku, kamus, ensiklopedi, atlas, LKS, koran, dan lainnya; (b)

Peralatan, meliputi KIT IPA, mainan, model torso, awetan, akuarium,

dan miniatur; (c) Alam, merupakan segala objek dan fenomena yang
31

ada di alam seperti gunung, sungai, danau, hutan, sawah, laut,

halaman sekolah, lapangan sepak bola, siang, malam, hewan dan

tumbuhan; (d) Elektronik, seperti komputer, internet, VCD; (e) Pusat

kajian IPA dan tehnologi, seperti perguruan tinggi, LIPI, BATAN,

museum, kebun botani, kebun binatang, pusat peragaan sains, dan

pusat penelitian; dan (f) Narasumber, merupakan orang yang

mempunyai keahlian tertentu, seperti dokter, ilmuan, arsitek, ahli

mesin, ahli peternakan, ahli kelistrikan, pengrajin, dan petani (Nur,

2013).

2.8.3 Fungsi Sumber Belajar

Proses belajar tidak terlepas dari sumber belajar sebagai perantara

ilmu pengetahuan agar dapat dipahami dan membantu siswa dalam belajar

mencari pengetahuan sendiri. sumber belajar yang digunakan bisa berupa apa saja

asalkan bisa memberi makna dan pengetahuan yang bermanfaat serta sesuai

dengan tujuan dan isi materi pelajaran. pembelajaran yang efektif adalah roses

pembelajaran yang menggunakan berbagai ragam sumber belajar. Sumber belajar

dapat berfungsi sebagai saluran komunikasi dan mampu berinteraksi dengan siswa

dalam suatu kegiatan pendidikan dan pembelajaran(Purnomo, 2012).

Fungsi sumber belajar, yaitu sebagai sumber kajian yang secara lengkap

dan lebih jauh, juga berperan sebagai media pengembangan kepenasaranan

(curiousity) pembakuan proses dan kemampuan serta kegemaran membaca

(reading, reading ability and culture), serta latihan pengembangan kemampuan

belajar (learning skill) khususnya kemampuan akademik, pembentukan sikap


32

(concept formation= self concept) dan daya pikir yang nalar

(thinking/critical/analysing/evaluate skill). Dengan kata lain, sumber belajar

berfungsi memperkuat upaya men-CBSA-kan peserta didik dengan kadar yang

lebih tinggi, di samping memperluas dan meningkatkan hasil belajar secara

kuantitatif maupun kualitatif (Halimah,2008).

Depdikbud (Soschan, 1994) mengemukakan bahwa penggunaan sumber

belajar dalam pembelajaran pada umumnya mempunyai berbagai fungsi, di

antaranya

1. Untuk meningkatkan produktivitas pendidikan,

2. Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual

dengan jalan mengurangi kontrol yang kaku dan tradisional, serta

memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk berkembang sesuai

dengan kemampuannya,

3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran,

4. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan meningkatkan

kemampuan peserta didik dengan berbagai media komunikasi serta

penyajian informasi dan data secara lebih konkrit,

5. Memungkinkan belajar secara seketika, karena dapat mengurangi

jurang pemisah antara pengajaran yang bersifat verbal dan abstrak

dengan realitas yang sifatnya konkrit, serta memberikan pengetahuan

yang sifatnya langsung,

6. Memungkinkan penyajian pendidikan yang lebih luas, terutama

dengan adanya media massa (Halimah, 2008).


33

2.9 Tinjauan Tentang Buku Petunjuk Praktikum Biologi SMA

Tujuan utama praktikum adalah untuk melatih peserta didik bekerja

sesuai prosedur ilmiah guna memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai

ilmiah. Salah satu fasilitas praktikum yang vital adalah penuntun praktikum

atau buku petunjuk praktikum. “Penuntun praktikum merupakan fasilitas

praktikum yang sudah digunakan sejak lama” (Kilinc, 2007:59). Penuntun

praktikum atau buku praktikum ditujukan untuk membantu dan menuntun

peserta didik agar dapat bekerja secara kontinu dan terarah. Penuntun praktikum

digunakan sebagai panduan tahapan-tahapan kerja praktikum bagi siswa

maupun bagi guru sendiri (Handayani, 2013).

Buku penuntun praktikum berisi kompetensi, tujuan praktikum, materi

pendukung kegiatan eksperimen, bahan-alat yang digunakan beserta gambar,

rumusan dan latar belakang masalah, pertanyaan ilmiah, arahan untuk

merumuskan hipotesis sementara, petunjuk keamanan laboratorium, tuntunan

praktikum yang berupa pernyataan arahan untuk memandu siswa merancang

percobaan dalam rangka menguji hipotesis yang telah dirumuskan, tabel

pengamatan, panduan berupa pertanyaan beserta kolom isian untuk

menginterpretasikan data yang didapatkan, dan panduan berupa pertanyaan

yang disertai kolom isian untuk mensintesis kesimpulan dari kegiatan yang

dilakukan (Handayani, 2013).


34

2.10 Kerangka Konseptual

Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada

gambar 2.3 di bawah ini:

Tumbuhan paku-pakuan Dekomposer


(Pteridophyta)

Azzola microphylla Effective microorganisms 4


(EM4)

Mengandung kadar Fosfor Mengubah C menjadi CO2


yang tinggi dan CH4

Pupuk organik

Kualitas Fisik dan Kimia

Kualitas Fisik Kualitas Kimia

Warna Tekstur Bau Suhu Kadar P pH

Bahan Ajar berupa buku


petunjuk praktikum pada
materi Bioteknologi untuk
SMA kelas XII Semester
Genap

Gambar 2.3 Kerangka Koonseptual


35

2.11 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan studi pustaka di atas maka dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

1. Ada pengaruh pemberian berbagai Konsentrasi EM4 terhadap kadar Fosfor

dan kecepatan pembentukan pupuk Azzola microphylla pada berbagai

konsetrasi.

2. Konsentrasi paling efektif dalam mempengaruhi kadar Fosfor dan kecepatan

pembentukan pupuk Azzola microphylla adalah perlakuan 30 mL.

Anda mungkin juga menyukai