Anda di halaman 1dari 8

DASAR-DASAR FOSIOLOGI TUMBUHAN

JUDUL: ENZIM DAN HORMON

Disusun Oleh Kelompok 1:

1. Nahdia Nissa Maharani Djafar (20420003)


2. Bayadin Aksam (20420004)
3. Asran (20420008)

FAKULTAS PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN

BAU-BAU

2021
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Enzim adalah protein kompleks yang dihasilkan oleh berbagai sel hidup dan bekerja sebagai
katalisator dalam berbagai proses kimia di tubuh. Hormon adalah zat yang dibentuk oleh bagian tubuh
tertentu dalam jumlah kecil dan dibawa ke jaringan tubuh lainnya.

Hormon pada tumbuhan disebut pula fitohormon untuk membedakannya dari hormon pada hewan,
merupakan senyawa organic alami mampu mempengaruhi proses fisiologi pada konsentrasi rendah, tempat
sintesis dapat sama dengan tempat kerjanya, dapat pula berbeda sehingga diperlukan transport. Kerja hormon
ada yang menganggap bukan ditentukan oleh konsentrasinya, rnelainkan oleh kepekaan sasaran kerjanya.
Masing-masing kelompok hormon mampu mempengaruhi sejumlah aktivitas pertumbuhan, tetapi dapat pula
dinyatakan bahwa suatu proses pertumbuhan umumnya dipengaruhi oleh Iebih dan satu jenis hormon.

Zat pengatur tumbuh (plant growth substances/regulator) digunakan dalam agroindustri untuk
kelompok senyawa sintetik yang menunjukkan kerja hormon.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa saja jenis-jenis Hormon tumbuhan?
2. Bagaimana mekanisme kerja hormon tumbuhan?
3. Bagaimana peran enzim katalase dalam fotosintesis?!
4. Zat pengatur tumbuh.
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Jenis-jenis Hormon Tumbuhan

Tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang dipengaruhi oleh beberapa hal, mulai dari nutrisi hingga
hormon. Hormon merupakan salah satu faktor internal yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
pada tumbuhan.

Hormon mengendalikan kegiatan dengan mengirim sinyal kimia ke sel untuk melakukan sesuatu
atau tidak melakukan sesuatu pada tumbuhan. Hormon tumbuhan bekerja dengan saling memengaruhi dan
memberikan efek yang berbeda.

Adapun beberapa jenis hormon yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan adalah sebagai berikut:

1. Auksin
Hormon Auksin ditemukan pada titik tumbuh batang dan selubung daun pertama tanaman
monokotil.
Auksin berperan dalam berbagai macam kegiatan tumbuhan di antaranya:
 memicu pemanjangan dan pembesaran sel, yaitu auksin membantu
mengaktivasi enzim yang melonggarkan ikatan serabut selulosa dinding sel
sehingga sel memanjang.
 menghambat aktivasi tunas pada batang yang lebih rendah.
 terlibat dalam respon tropisme yang mempengaruhi perbedaan pemanjangan
pada sel.
 merangsang pertumbuhan sekunder.
 merangsang pembentukan akar adventif dan lateral.
2. Giberelin
Hormon giberelin memegang peranan penting dalam pertumbuhan batang menjadi terlalu
panjang.
Giberelin memiliki beberapa peran yaitu memacu perpanjangan secara abnormal batang
utuh, perkembangan bunga dan buah.
Selain itu, giberelin juga menghilangkan sifat kerdil secara genetik pada tumbuhan, dan
merangsang pembelahan serta pemanjangan sel. 
3. Sitokinin
Hormon sitokinin merupakan hormon tumbuh yang terdapat pada tubuh tumbuhan.
Sitokinin memiliki fungsi merangsang proses pembelahan sel, menunda pengguguran
bunga, buah, dan daun.
Hormon sitokinin juga mempengaruhi pertumbuhan tunas dan akar, meningkatkan daya
resistensi terhadap pengaruh yang merugikan, serta menghambat menguningnya daun.
4. Etilen
Hormon ini berupa gas, sebagai hasil penguraian metionin di jaringan yang mengalami
cekaman. Hormon ini perannya tidak vital dalam pertumbuhan normal, bahkan
keberadaannya menghambat.
Etilen disintesis di semua jaringan yang mengalami cekaman, terutama disintesis jaringan
yang mengalami penuaan atau pemasakan (ripening).
Karena hormon ini berbentuk gas, transportnya menggunakan mekanisme difusi.
Transport ke jaringan yang jauh dilakukan dalam bentuk senyawa antara sebagai
prekursor, yaitu CCC (1-aminocyclopropane-1-carboxylic acid)
5. Asam Absisat

Tumbuhan menghasilkan gas etilen untuk merespon adanya tekanan, kekeringan, luka
dan infeksi.

Gas etilen juga mempercepat kematangan pada buah, menyebabkan pertumbuhan batang
menjadi kebal dan kokoh. Bersama auksin, gas etilen memacu perbungaan pada mangga
dan nanas. Bersama giberelin, gas etilen mengatur perbandingan bunga jantan dan bunga
betina.

6. Kalin
Hormon kalin merupakan hormon yang merangsang pembentukan organ tubuh.
Berdasarkan organ tumbuhan yang terbentuk, hormon kalin dibedakan menjadi:
 Kaulokalin, merangsang pembentukan batang.
 Rizokalin, merangsang pembentukan akar.
 Filokalin, merangsang pembentukan daun.
 Antokalin, merangsang pembentukan bunga.
7. Asam salisilat
Asam salisilat disintesis dari fenilalanin, terdapat pada tumbuhan sebagai senyawa
pengatur pertumbuhan. Diketahui bahwa salisilat bersifat sebagai senyawa kalorigenik,
yang menyebabkan kenaikan suhu pada bunga Araceae. Juga berperan pada pertahanan
terhadap patogen dengan menghasilkan pathogenesis-related protein. Memperpanjang
umur bunga, menghambat sintesis etilen dan perkecambahan biji, membalikkan efek
ABA.
8. Brasinosteroid
Terdiri dari lebih 60 senyawa steroid, berperan pada pertumbuhan dan perkembangan
pada konsentrasi amat rendah. Efek brasinosteroid memacu pemanjangan batang,
menghambat pertumbuhan dan perkembangan akar, memacu biosintesis etilen dan
epinasti.
Senyawa lain dapat dinyatakan sebagai hormon atau tidak nanti pada waktunya terlihat
apakah senyawa itu menunjukkan fungsinya sebagai pengatur pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan umumnya.
9. Jasmonat
Terdapat dalam bentuk asam jasmonat atau metil-jasmonat, atau glikosidana atau bentuk
hidroksilnya yaitu asam tuberonat. Jasmonat menghambat pertumbuhan dan
perkecambahan biji, serta memacu penuaan, pengguguran, pembentukan umbi,
pemasakan buah, pembentukan pigmen dan melingkarnya sulur. Peran terpenting
Jasmonat adalah menginduksi sintesis inhibitor proteinase yang mencegah pemangsaan
serangga.

B. Mekanisme Kerja Hormon Tumbuhan

Tidak mungkin menyatakan kerja hormon tertentu secara spesifik karena tidak pernah hormon
berada sendirian, selalu melibatkan hormon Iain. Juga mungkin terjadi satu hormon berperan pada banyak
proses, bekerja di berbagai tempat atau berbeda cara kerjanya.

Berbagai kemungkinan cara kerja hormon dapat disarikan sebagai berikut:

1. Bekerja di membran Sel, memfasilitasi substrat atau ion atau cairan tertentu menembus membran
lebih cepat.
2. Melepas substrat terikat sehingga dapat terjadi reaksi enzimatik lebih cepat.
3. Berperan sebagai faktor yang mempercepat reaksi enzimatik karena mengatasi faktor pembatas,
misalnya menyediakan ATP, koenzim atau logam sebagai efektor. Dapat pula hormon berfungsi
sebagai koenzim, atau mengubah enzirn inaktif menjadi aktif
4. Bekerja pada mitokondria untuk mempercepat reaksi no.3.
5. Hormon bekerja sebagai first messenger untuk membentuk c-AMP sebagai second messenger untuk
mengaktifkan enzim, prekursor enzim atau CAP (Catabolic gene Activity Protein)
6. Bekerja pada DNA atau salah satu faktor yang berperan pada transkripsi atau translasi, atau bahkan
sampai pada tingkat sintesis protein, namun tepatnya belum diketahui.

C. Peran Enzim Auksi Dalam Proses Fotosintesis

Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan karbohidrat (makanan) dari bahan
anorganik yang dilakukan oleh tumbuhan, terutama tumbuhan yang mengandung zat hijau daun, yaitu
klorofil. Selain yang mengandung zat hijau daun, ada juga makhluk hidup yang berfotosintesis yaitu alga, dan
beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbon dioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan
energi cahaya matahari. Karena kemampuannya membuat makanan sendiri, maka tumbuhan hijau dikenal
dengan nama organisme autotrof.

Empat elemen penting dalam fotosintesis yaitu: Air, Karbondioksida, Klorofik dan Cahaya Matahari.

Selain empat elemen penting tersebut, proses fotosintesis dan metabolisme tumbuhan juga
dipengaruhi oleh enzim katalase.

Enzim katalase merupakan salah satu enzim yang terdapat pada tumbuhan. Enzim ini diproduksi
oleh peroksisom dan aktif melakukan reaksi oksidatif terhadap bahan yang dianggap toksik oleh tanaman,
seperti hidrogen peroksida. Apabila hidrogen peroksida tidak diuraikan dengan enzim ini, maka akan
menyebabkan kematian pada sel-sel.

Enzim katalase termasuk enzim hidroperoksidase, yang melindungi tubuh terhadap senyawa-
senyawa peroksida yang berbahaya. Penumpukan senyawa peroksida dapat menghasilkan radikal bebas, yang
selanjutnya akan merusak membrane sel dan kemungkinan menimbulkan penyakit kanker serta
arterosklerosis. Enzim Katalase memiliki kemampuan untuk inaktivasi hydrogen peroksida.

D. Zat Pengatur Tumbuh

Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses pengaturan genetik dan berfungsi sebagai
prekursor. Oleh karena itu, untuk mengakomodasi perbedaan dari hormon hewan, dipakai pula istilah zat
pengatur tumbuh tumbuhan (bahasa Inggris: plant growth regulator/substances) bagi hormon tumbuhan.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, Zat Pengatur Tumbuh banyak digunakan
dalam pertanian modern untuk meningkatkan kualitas serta kuantitas produk. Aplikasi zat pengatur tumbuh
dalam pertanian modern mencakup pengamanan hasil (seperti penggunaan cycocel untuk meningkatkan
ketahanan tanaman terhadap lingkungan yang kurang mendukung), memperbesar ukuran dan meningkatkan
kualitas produk (misalnya dalam teknologi semangka tanpa biji), atau menyeragamkan waktu berbunga
(misalnya dalam aplikasi etilena untuk penyeragaman pembungaan tanaman buah musiman.

Berbagai senyawa dapat digunakan untuk mengatur pertumbuhan bila diberikan kepada tumbuhan,
baik untuk memacu maupun menghambat. Diantaranya adalah kumarin, eskuletin, skopoletin dan fenolik
lainnya.

Senyawa sintetik serupa auksin misalnya NAA, 2, 4-D dan penghambat kerja Auksin misalnya PCIB (p-
Chlorphenoxysobutirat) dan TIBA (tri iodo benzoic acid).

Zat tumbuh yang serupa abisin adalah helmintosporol dan malformin, sedang senyawa sintetiknya CCC
(chlorcholinchlorid), AMO 1618, Phosphon D.

Sebagai pengganti sitokinin biasa digunakan kinetin atau benzyladenin. Untuk menghasilkan efek etilen
digunakan Ethrel (Chlorethylphosphonat).
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Enzim adalah protein kompleks yang dihasilkan oleh berbagai sel hidup dan bekerja sebagai
katalisator dalam berbagai proses kimia di tubuh. Hormon adalah zat yang dibentuk oleh bagian tubuh
tertentu dalam jumlah kecil dan dibawa ke jaringan tubuh lainnya.

Hormon pada tumbuhan disebut pula fitohormon untuk membedakannya dari hormon pada hewan,
merupakan senyawa organic alami mampu mempengaruhi proses fisiologi pada konsentrasi rendah, tempat
sintesis dapat sama dengan tempat kerjanya, dapat pula berbeda sehingga diperlukan transport.

Hormon pada tumbuhan ada beberapa macam yaitu: Auksin, Giberelin, Sitokinin, Etilen, Asam
Absisat, Kalin, Asam Salisilat, Brasinosteroid dan Jasmonat. Masing-masing dari hormon tersebut memiliki
fungsi dan peran penting dalam metabolisme tumbuhan.

Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses pengaturan genetik dan berfungsi sebagai
prekursor. Oleh karena itu, untuk mengakomodasi perbedaan dari hormon hewan, dipakai pula istilah zat
pengatur tumbuh tumbuhan (bahasa Inggris: plant growth regulator/substances) bagi hormon tumbuhan.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, Zat Pengatur Tumbuh banyak digunakan
dalam pertanian modern untuk meningkatkan kualitas serta kuantitas produk.

B. Saran

Dengan adanya bacaan ini, diharapkan semoga menambah wawasan kita mengenai enzim dan
hormon yang berperan dalam proses metabolisme dan fotosintesis pada tumbuhan.
DAFRAR PUSTAKA

Dinas Pertanian. 2014. https://distan.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/hormon-tumbuhan-77

Eirin Grace. 2021. https://bobo.grid.id/amp/082843996/7-hormon-yang-memengaruhi-pertumbuhan-dan-


perkembangan-pada-tumbuhan?page=all

Fallahnda Balqis. 2021. https://www.google.com/amp/s/amp.tirto.id/bagaimana-proses-fotosintesis-pada-


tumbuhan-fungsi-enzim-katalase-gbqc

Anda mungkin juga menyukai