Anda di halaman 1dari 2

Al Faqih Al Muqaddam

Al Faqih al Muqaddam yang nama aslinya adalah Imam Abu Alwi Muhammad bin Ali
al Baalawi al Huseini rahimahumullah, merupakan salah satu leluhur terkemuka Bani Alawi
dari Hadhramaut yaman. Beliau dapat dikatakan merupakan pendiri atau setidaknya tokoh
utama dari Thariqah Alawiyah, yang merupakan thariqah kaum Habaib (jamak dari
Habib:Red) yakni keturunan Rasulullah SAW, yang sekarang ramai juga keturunannya di
Indonesia.
Beliau adalah al arif billah, seorang ulama besar, pemuka para imam dan guru, suri
tauladan bagi al-arifin, penunjuk jalan bagi as salikin, seorang qutub yang agung, imam bagi
Thariqah Alawiyyah, seorang yang mendapatkan kewalian rabbani dan karamah yang luar biasa,
seorang yang mempunyai jiwa yang bersih dan perjalanan hidupnya terukir dengan indah.
Al Faqih al muqaddam memiliki nasab bersambung kepada Rasulullah SAW, yang
mana sebagai berikut: Muhammad Al faqih al Muqaddam bin Ali bin Muhammad Shahib
Marbath bin Ali Khali Qasm bin Muhammad bin Alwi bin Ubaydillah bin Imam Ahmad Al
muhajir bin Isa bin Ali Al uraydhi bin Imam Jafar Shadiq bin Imam Muhammad Baqir bin
Imam Ali Zainal Abidin bin Sayidina Al Husein RA bin Sayidina Ali bin Abi Thalib RA dan
Sayidatuna Fatimah Azzahra RAh binti Rasulullah Muhammad SAW.
Al Faqih al muqaddam rahimahumullah dilahirkan pada tahun 574 H/ 1176 M, di
Tarim, Hadhramaut, Yaman bagian selatan. Beliau wafat pada bulan Dzulhijah tahun 653 H/
1255 M pada malam jumat (ada riwayat lain malam minggu akhir bulan Dzulhijah:red) dan
dikebumikan di komplek pemakaman Zanbal, di kota Tarim, Hadhramaut. Hadhramaut
khususnya kota Tarim sendiri dikenal sebagai tempat yang banyak dihuni orang-orang shalihin
dan zahid.
Beliau belajar ilmu fiqh pada Syeikh Abdullah bin Abdurrahman Baubayd dan Qadhi
Ahmad bin Muhammad Baisa. Sedangkan dalam ilmu Ushul beliau berguru pada Syeikh Ali
bin Ahmad Bamarwan dan Syeikh Muhammad bin Abu Al Hub. Dalam Tafsir dan Hadits
gurunya adalah Al Hafidz Sayyid Ali bin Ahmad Bajudaid. Sedangkan permasalah tashawuf dan
hakikat beliau berguru pada Syeikh Muhammad bin Ali Al Khatib, Syeikh Salim bin Basri,
Syeikh Sufyan Al Yamani, Syeikh Said bin Isa Al Amudi dan pada pamannya Al Imam Ammul
Faqih Alwi bin Muhammad Shahib Marbath Baalawi.
Sayyid Idrus bin Umar al Habsyi dalam kitabnya Iqdul Yawaqiet al Jawhariyah
mengatakan: " Dari keistimewaan Sayyidina Al Faqih Al Muqaddam adalah tidak suka
menonjolkan diri, lahir dan batinnya dalam kejernihan yang ma'qul (semua karya pemikiran)
dan penghimpun kebenaran yang manqul (nash-nash Alquran dan Sunnah).
Gelar Al Faqih didapatkan karena merupakan seorang guru besar yang menguasai
begitu banyak ilmu-ilmu agama, salah satu diantaranya adalah ilmu fiqih. Sedangkan gelar Al
Muqaddam berasal dari kata qadam yang berarti lebih diutamakan. Dalam hal ini, ia semasa
hidupnya selalu diutamakan di masyarakatnya sampai setelah ia wafat, dan maqamnya yang
berada di Zanbal, Tarim sering diziarahi kaum muslimin sebelum menziarahi maqam lainnya.

Al Imam al faqih al muqaddam pernah melakukan surat-menyurat dengan seorang


ulama sufi terkemuka yang bernama Syeikh Saad bin Ali Adz Dzofari. Setelah Syeikh Saad
membaca surat itu dan merasakan kedalaman isi suratnya, ia terkagum-kagum dan merasakan
asrar dan anwar yang terkandung dalam tiap untaian kata dalam suratnya. Kemudian ia
membalas surat tersebut, dan di akhir suratnya ia berkata, Engkau, wahai Faqih, orang yang
diberikan karunia oleh Allah yang tidak dipunyai oleh siapapun. Engkau adalah orang yang
paling mengerti dengan syariah dan haqiqah, baik yang dhohir maupun yang bathin.
Beliau, Al faqih al muqaddam, banyak menghasilkan para ulama besar di jamannya.
Beberapa ulama besar berhasil dalam didikan beliau, yang paling terutama adalah dua orang
muridnya, yaitu Syeikh Abdullah bin Muhammad Ibad dan Syeikh Said bin Umar Balhaf.
Selain keduanya, banyak juga ulama-ulama besar yang berhasil digembleng oleh beliau,
diantaranya Syekh Al Kabir Abdullah Baqushair, Syeikh Abdurrahman bin Muhammad Ibad,
Syeikh Ali bin Muhammad Al khatib dan saudaranya Syeikh Ahmad, Syeikh Saad bin
Abdullah Akdar dan saudara-saudara sepupunya, dan masih banyak lagi.

Anda mungkin juga menyukai