sahabat nabi
yang
dijamin masuk
surga
Jika Anda memetik manfaat dari E-Book ini,
segera rekomendasikan kepada orang-orang di sekitar Anda,
agar mereka juga mendapat manfaat yang sama.
1
Judul:
10 SAHABAT YANG DIJAMIN MASUK SURGA
Penyusun:
Farvin Sabilla Matin, S.Pd.I
Penyunting:
Amar Rochim
Tata Letak:
PQS Design
Design Sampul:
PQS Design
Diterbitkan oleh:
PQS Publishing
Jl. Merak 52, Tuwak, Gonilan, Kartasura, Solo 57162
Telp/Fax: (0271) 726603, HP/WA: 0823 2404 1000
PIN BB: 7E650939, Email: pqsmedia@gmail.com
Websaite: www.penerbitpqs.com
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................... 3
MUKADIMAH .................................................................. 4
REFERENSI ...................................................................... 41
3
MUKADIMAH
Tiada kata yang lebih patut kita ucapkan terlebih dahulu selain
ucapan syukur, puja dan puji hanya kepada Allah SWT, penguasa
seluruh alam semesta yang telah menganugerahkan kepada kita (umat
manusia) berbagai macam kenikmatan yang tiada terhingga. Shalawat
dan salam semoga tetap tercurahkan kepada panutan kita Nabi
Muhammad Saw, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta kita
sekalian orang-orang yang beriman kepadanya sampai akhir zaman.
Dalam sebuah hadis Rasulullah Saw pernah bersabda, Dari
Abdurrahman bin Auf, dia berkata. Rasulullah Saw bersabda, Abu
Bakar di surga, Umar di surga, Utsman di surga, Ali di surga, Thalhah
di surga, Az Zubair di surga, Abdurrahman bin Auf di surga, Saad di
surga, Said di surga, dan Abu Ubaidah ibnul Jarrah di surga. (HR
Tirmidzi)
Sungguh beruntung mereka yang telah dijanjikan surga. Namun
sesungguhnya, kehidupan mereka tak seindah yang kita bayangkan.
Cobaan, tantangan, dan rintangan senantiasa mewarnai hari-hari mereka
sehingga membuat mereka menjadi manusia-manusia yang tangguh dan
mulia. Pengorbanan dan perjuangan yang mereka berikan untuk dakwah
Islam pun sungguh luar biasa.
4
Mereka habiskan waktu malam dengan sujud kepada Rabb-nya,
memohon ampun dan mengadukan segala persoalan kepada-Nya.
Mereka jadikan Al-Quran dan Sunah Nabi sebagai pedoman hidup.
Mereka jadikan zikir sebagai penentram dan penyejuk jiwa. Mereka
itulah pemimpin yang memberikan petunjuk dan penerangan-
penerangan ilmu.
Semoga ketakwaan, kesabaran, keistiqomahan, kesalehan dan
keteguhan yang dimiliki para sahabat mulia ini dapat dijadikan teladan
bagi umat islam saat ini, sehingga kelak akan menghantarkan mereka
menjadi generasi penerus Islam yang tangguh dan kokoh. Sehingga
menjadi tokoh kebanggaan dunia dan penghias lembaran sejarah
sepanjang zaman.
5
1. Abu Bakar
6
3) Abu Bakar merupakan orang yang datang dalam keadaan aman
pada hari kiamat karena telah menginfakkan seluruh hartanya
dan berperang sebelum penaklukan makkah.
4) Dialah khalifah pertama sesudah wafatnya Rasulullah Saw.
5) Dialah orang yang tunduk di tengah malam dengan bersujud
dan berdiri (menegakkan shalat).
6) Abu Bakar merupakan seorang lelaki yang zuhud di dunia dan
sangat menginginkan apa yang ada di akhirat.
7) Dialah orang yang pertama kali masuk surga setelah para nabi
dan rasul.
C. Kisah Heroik
Diriwayatkan dari Umar bin Khathab r.a. berkata, Suatu hari
Rasulullah Saw pernah memerintahkan kepada kami untuk
bersedekah. Kebetulan, perintah tersebut bertepatan ketika aku
memiliki harta yang banyak. Lalu aku berkata, Hari ini aku akan
mendahului Abu Bakar dalam bersedekah. Kemudian aku datang
kepada Rasulullah dengan membawa setengah dari hartaku, maka
Rasulullah bertanya, Apa yang kamu sisakan untuk keluargamu?
Aku menjawab, Harta sejumlah itu juga.
Setelah itu datanglah Abu Bakar dengan membawa semua
harta yang dimilikinya. Rasulullah kemudian bertanya kepadanya,
Apa yang kamu sisakan untuk keluargamu? Abu Bakar
menjawab, Aku sisakan Allah dan Rasul-Nya untuk mereka. Aku
7
berikata, Demi Allah, selamanya aku tidak bisa mengunggulinya
sedikitpun.
Selain kisah di atas, ada juga kisah yang menceritakan
tentang kecepatan Abu Bakar dalam melakukan berbagai kebaikan.
Berikut kisahnya:
Suatu ketika dalam salah satu majlis, Rasulullah bertanya
kepada para sahabatnya, Siapakah di antara kalian yang pagi ini
berpuasa? Semua sahabat diam, lalu Abu Bakar berkata, Saya.
Kemudian Rasulullah melontarkan pertanyaan kedua, Lalu
siapakah di antara kalian yang pada hari ini telah mengantarkan
jenazah? Semua sahabat diam, lalu Abu Bakar berkata, Saya.
Kemudian Rasulullah melontarkan pertanyaan ketiga, Lalu
siapakah di antara kalian yang hari ini telah memberi makan
orang miskin? Tidak ada seorangpun dari para sahabat yang
menjawab. Tetapi Abu Bakar kembali berkata, Saya.
Kemudian Nabi melontarkan pertanyaan keempat, Lalu
siapakah di antara kalian yang telah menjenguk orang sakit?
Lagi-lagi orang-orang yang hadir terdiam. Lalu Abu Bakar kembali
menjawab, Saya.
Setelah itu Rasulullah Saw bersabda, Tidaklah amalan-
amalan itu terkumpul pada diri seseorang, kecuali ia pasti masuk
surga.
8
D. Gelar Kemuliaan
Terdapat sejumlah gelar kemuliaan yang disematkan kepada
Abu Bakar. Di antaranya; Ash-Shiddiq (orang yang membenarkan),
Ar-Rafiq (orang yang menemani), Ar-Raqiq (orang yang lembut),
Asy-Syafiq (orang yang penyayang), Ar-Rahiq (orang yang harum),
As-Sabbaq (orang yang selalu mendahului), Al-Atiq (orang
dibebaskan), Al-Watsiq (orang yang percaya), Al-Amiq (orang
yang mendalam), Ad-Daqiq (orang yang lembut), Al-Khaliq (orang
yang pantas), dan Asy-Syuja (orang yang pemberani).
E. Wafat
Abu Bakar wafat pada tanggal 23 Agustus 634 M di Madinah
karena sakit yang dideritanya pada usia 61 tahun. Abu Bakar
dimakamkan di rumah putrinya Aisyah di dekat Masjid Nabawi, di
samping makam Nabi Muhammad Saw.
9
2. Umar bin Khathab
10
3. Beliau menegakkan hak Allah dengan sabar dan mengharapkan
pahala dari-Nya. Sehingga dengannya, Allah memenangkan
agama Islam serta menaklukkan berbagai negeri.
4. Umar bin Khathab merupakan sosok pemimpin yang
sederhana, zuhud, takut kepada Allah, namun tetap memiliki
kharisma dan wibawa di hadapan umatnya.
5. Umar bin Khathab senantiasa berzikir kepada Allah dalam
setiap waktu dan kesempatan.
C. Kisah Heroik
Umar dikenal sebagai sosok yang tegas dan keras dalam
menegakkan kebenaran. Namun, di sisi lain, ia memiliki sifat
penyayang dan lemah lembut terhadap sesama manusia. Berikut
kisahnya yang sangat menyentuh hati:
Suatu ketika Aslam (budak Umar bin Khathab) berkata,
Saya pernah keluar bersama Umar ke Hurrah. Saat kami sampai di
Sharar, tiba-tiba kami melihat secercah api yang dinyalakan.
Kemudian beliau berkata, Aslam, sesungguhnya aku melihat ada
serombongan musafir yang ditahan oleh malam yang dingin.
Ikutilah aku.
Ketika kami sudah dekat dengan mereka, ternyata mereka
adalah seorang wanita bersama beberapa anak kacil yang sedang
menangis kelaparan, dan ada panci yang diletakkan di atas
perapian.
11
Kemudian Umar berkata, Assalamu alaikum wahai pemilik
cahaya. Perempuan itu menjawab, Waalaikummussalam. Umar
kembali berkata, Bolehkah saya mendekat? Wanita itu menjawab,
Mendekatlah dengan cara yang baik dan sopan atau tinggalkanlah
kami.
Kemudian Umar mendekat kepadanya dan berkata, Ada apa
dengan kalian? Wanita itu menjawab, Kami tertahan oleh malam
dan dingin. Umar bertanya lagi, Lantas kenapa anak-anak itu
menangis berteriak-teriak? Wanita itu menjawab, Mereka lapar.
Umar berkata, Lalu apa yang ada di dalam panci itu?
Wanita itu menjawab, Air yang aku gunakan untuk mendiamkan
mereka hingga tertidur. Dan Allah yang mengetahui antara kami
dan Umar. Lalu Umar berkata, Semoga Allah merahmatimu,
apakah Umar mengetahui keadaan kalian? Wanita itu menjawab,
Dia telah diserahi untuk mengurus kami, namun dia melalaikan
kami.
Kemudian Umar menghadap kearahku dan berkata, ikutilah
aku. Kami berjalan cepat hingga sampai di tempat penyimpanan
gandum. Sesampainya di sana, beliau mengeluarkan sekarung
tepung dan beberapa lemak lalu berkata, Naikkan barang-barang
ini ke atas pundakku. Aku berkata, Biar saya saja yang
membawakannya untuk Anda.
Beliau berkata, Apakah kamu mau menanggung dosaku
pada hari kiamat? Kamu adalah orang yang tidak dikenal ibunya.
12
Lalu aku menaikkannya ke atas pundaknya. Kemudian ia pun pergi
dengan berjalan cepat ke tempat wanita tadi dan aku mengikutinya.
Setelah sampai ia meletakkan karung gandum di samping
wanita itu. Kemudian beliau pun memasak untuk mereka. Setelah
matang, beliau menurunkannya dan menuangkan bubur itu di atas
piring dan berkata, Berilah makan anak-anak itu. Wanita itu pun
berkata kepada beliau, Jazakallahu khairan, Anda lebih pantas
untuk menjadi Amirul Mukminin daripada Umar.
D. Gelar Kemuliaan
Umar bin Khathab diberi gelar oleh Nabi Muhammad
sebagai Al-Faruq yang artinya orang yang bisa memisahkan antara
kebenaran dan kebatilan.
E. Wafat
Umar bin Khathab wafat karena dibunuh oleh Abu
Lukluk (Fairuz), seorang budak yang fanatik. Fairuz adalah
orang Persia yang masuk Islam setelah Persia ditaklukkan Umar.
Pembunuhan ini konon dilatarbelakangi dendam pribadi Abu
Lukluk (Fairuz) terhadap Umar karena sakit hati atas kekalahan
Persia, yang saat itu merupakan negara adidaya. Peristiwa ini
terjadi pada hari Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644 M diusianya yang
ke 64 tahun. Setelah beliau wafat, jabatan khalifah kemudian
diteruskan oleh salah satu sahabat Rasulullah Saw yaitu Utsman
bin Affan.
13
3. Utsman bin Affan
14
5) Utsman bin Affan lebih mendahulukan tertumpahnya darah
beliau sendiri daripada tertumpahnya darah kaum Muslimin
hanya karena membelanya.
C. Kisah Heroik
Suatu ketika, sebelum kedatangan Nabi Saw di Madinah,
terdapat sebuah sumur yang disebut dengan sumur rumah. Sumur
tersebut merupakan sumur yang airnya paling menyegarkan di
Madinah. Tidak ada seorang pun yang bisa meminumnya kecuali
dengan membayar. Tatkala kondisi kaum Muslimin semakin sulit,
Rasulullah bersabda, Barang siapa yang membeli sumur rumah,
maka baginya surga.
Berangkatlah Utsman bin Affan untuk membeli sumur rumah
tersebut dengan harga tiga puluh ribu dirham. Kemudian Utsman
menginfakkannya kepada orang kaya, orang miskin, dan para
musafir.
Selain kisah di atas, juga terdapat kisah tentang
kedermawanan Utsman bin Affan. Pada masa kekhalifahan Umar
bin Khathab, manusia mengalami kemarau panjang yang
menghabiskan tumbuh-tumbuhan segar. Karena sangat
pacekliknya, sampai-sampai tahun tersebut dinamakan dengan
tahun abu.
Tatkala kesusahan semakin meningkat, pada akhir siang
tersebar berita bahwa kafilah dagang Utsman bin Affan telah
datang dari Syam dan akan sampai Madinah pada pagi harinya.
15
Keesokan harinya orang-orang segera berhamburan untuk
menyambut kafilah dagang yang datang.
Orang-orang pun kemudian datang menemui Utsman bin
Affan dan berkata, Juallah kepada kami barang dagangan Anda
wahai Abu Amru. Utsman menjawab, Terimakasih dan
kemuliaan bagi saya. Akan tetapi, dengan harga berapa Anda
hendak membelinya?
Mereka menjawab, Kami beli satu dirham harga barang
Anda dengan dua dirham. Utsman berkata, Aku bisa
mendapatkan harga yang lebih tinggi lagi dari ini. Maka mereka
pun menaikkan tawaran mereka kepada Utsman. Utsman berkata
lagi, Aku bisa mendapatkan harga yang lebih tinggi lagi dari ini.
Maka mereka pun menaikkan tawaran mereka kepada Utsman.
Begitu seterusnya.
Hingga akhirnya Utsman menjawab, Sesungguhnya Allah
akan mengganti untukku dari setiap dirham harga barang
daganganku dengan sepuluh dirham. Apakah kalian bisa memberi
harga yang lebih tinggi dari itu?
Mereka semua menjawab, Tidak wahai Abu Amru.
Utsman pun berucap, Sesungguhnya aku mempersaksikan
Allah bahwa aku telah menjadikan barang dagangan yang dibawa
oleh kafilah dagang ini sebagai sedekah kepada orang-orang fakir
kaum Muslimin. Aku tidak mengharap dirham maupun dinar dari
seorangpun. Aku hanya mengharap pahala dan keridhaan Allah.
16
D. Gelar Kemuliaan
Utsman bin Affan digelari dengan sebutan Dzunnuraini (si
pemilik dua cahaya), dikarenakan beliau menikahi dua puteri
Rasulullah Saw yaitu Ruqayah dan Ummu Kaltsum.
E. Wafat
Utsman bin Affan wafat pada tahun 35 H tanggal 12 Dzul
Hijjah, dalam usia 80 tahun lebih. Ia dibunuh oleh kaum
pemberontak (Khawarij).
17
4. Ali bin Abi Thalib
18
malam yang gelap gulita, penyeru kepada tujuan yang sangat
mulia.
6) Ketika menjadi khalifah, Ali bin Abi Thalib mengikuti model
kepemimpinan Umar di dalam kezuhudan, ketakutan kepada
Allah, keadilan, kewaraan, dan keputusan hukumnya.
C. Kisah Heroik
Suatu ketika para pemimpin Quraisy berkumpul dengan
dihadiri Iblis si terkutuk yang menampakkan diri dalam wujud
seorang tua dari Najd. Iblis turut serta membuat rencana matang
untuk melenyapkan Nabi Saw. Mereka mengumpulkan pemuda
belia dari setiap kabilah, lalu memberi mereka pedang tajam, dan
memerintahkan mereka semua untuk pergi menghampiri Nabi dan
menyerangnya secara serentak pada malam hari.
Namun Allah mengutus Jibril untuk memberitahukan rencana
itu kepada Nabi. Jibril berkata kepada beliau, Malam ini, jangan
tidur di tempat tidur seperti biasanya. Rasulullah akhirnya
memerintahkan Ali untuk tidur di tempat tidur beliau. Ali yang saat
itu masih sangat belia dengan berani memenuhi tugas yang
diperintahkan Rasulullah tersebut.
Saat malam tiba, para pemuda berkumpul di depan pintu
beliau. Setelah beliau tidur mereka semua akan menyerang beliau
dengan pedang. Namun Allah 'Azza wa Jalla menjaga nabi-Nya.
Beliau keluar menyelinap di hadapan kaum musyrikin tanpa
mereka sadari.
19
Sementara itu, para pemuda Quraisy masih saja menunggu
Rasulullah Saw bangun dan keluar rumah hingga memasuki waktu
Subuh. Setelah memasuki waktu Subuh, Ali bangun dari tempat
tidur Rasulullah Saw. Para pemuda Quraisy segera sadar. Mereka
bertanya kepada Ali tentang keberadaan Rasulullah Saw. Ali
menjawab, Aku tidak tahu. Mereka lantas memukuli Ali,
menyeretnya ke dekat Kabah dan menahannya, dengan harapan
bisa mendapat sedikit informasi tentang Muhammad Saw. Namun
upaya mereka tidak membuahkan hasil.
D. Gelar Kemuliaan
Ali bin Abi Thalib diberi gelar sebagai imam umat Islam.
E. Wafat
Ali bin Abi Thalib wafat pada 21 Ramadhan 40 Hijriyah di
Kufah, Irak.
20
5. Thalhah bin Ubaidillah
21
dari Muhajirin. Rasulullah dan orang-orang yang mengawal beliau
naik ke bukit uhud dan dihadang oleh kaum Musyrikin.
Siapa berani melawan mereka, dia akan menjadi temanku
kelak di surga, seru Rasulullah. Aku Wahai Rasulullah, kata
Thalhah bin Ubaidillah. Tidak, jangan engkau, kau harus berada
di tempatmu, jawab Rasulullah. Kemudian seorang prajurit
Anshar menjawab panggilan Rasulullah, Aku wahai Rasulullah.
Rasulullah menjawab, Ya, majulah.
Lalu prajurit Anshar itu maju melawan prajurit-prajurit kafir.
Pertempuran yang tak seimbang mengantarkannya menemui
kesyahidan. Rasulullah kembali meminta para sahabat untuk
melawan orang-orang kafir dan selalu saja Thalhah bin Ubaidillah
mengajukan diri pertama kali. Tapi, senantiasa ditahan oleh
Rasulullah dan diperintahkan untuk tetap ditempat sampai 11
prajurit Anshar gugur menemui syahid dan tinggal Thalhah bin
Ubaidillah sendirian bersama Rasulullah.
Saat itu Rasulullah berkata kepada Thalhah bin Ubaidillah,
Sekarang engkau, wahai Thalhah. Majulah Thalhah bin
Ubaidillah dengan semangat jihad yang berkobar-kobar menerjang
ke arah musuh dan menghalau agar jangan menghampiri
Rasulullah. Thalhah pun sempat berusaha menaikkan Rasulullah ke
bukit, kemudian kembali menyerang hingga tak sedikit orang kafir
yang tewas.
22
Ia ayunkan pedangnya ke kanan dan ke kiri. Ia melompat ke
arah Rasulullah yang tubuhnya berdarah. Dipeluknya Beliau
dengan tangan kiri dan dadanya. Sementara pedang yang ada
ditangan kanannya ia ayunkan ke arah lawan yang mengelilinginya
bagai laron yang tidak memperdulikan maut.
Saat itu Abu Bakar dan Abu Ubaidah bin Jarrah yang berada
agak jauh dari Rasulullah telah sampai di dekat Rasulullah.
Tinggalkan aku, bantulah Thalhah, kawan kalian, seru
Rasulullah. Keduanya bergegas mencari Thalhah bin Ubaidillah,
ketika ditemukan, ia dalam keadaan pingsan, sedangkan badannya
berlumuran darah segar. Tak kurang 79 luka bekas tebasan pedang,
tusukan lembing dan lemparan panah memenuhi tubuhnya dan jari
tangannya putus.
Keduanya mengira Thalhah sudah gugur, namun ternyata ia
masih hidup. Karena itulah gelar syahid yang hidup diberikan
Rasulullah, Siapa yang ingin melihat orang berjalan di muka
bumi setelah mengalami kematiannya, maka lihatlah Thalhah.
Sejak saat itu bila orang membicarakan perang Uhud di hadapan
Abu Bakar, beliau selalu menyahut, Perang hari itu adalah
peperangan Thalhah seluruhnya hingga akhir hayatnya.
D. Gelar Kemuliaan
Gelar kemuliaan yang disematkan kepada Thalhah bin
Ubaidillah adalah orang mati syahid yang masih hidup. Selain itu,
ia juga dijuluki sebagai Thalhah Al-Khair (Thalhah yang baik),
23
Thalhah Al-Juud (Thalhah yang dermawan), dan Thalhah Al-
Fayyadh (Thalhah yang pemurah). Masing-masing gelar memiliki
cerita tersendiri.
E. Wafat
Thalhah wafat pada usia enam puluh tahun dan dikubur di
suatu tempat dekat padang rumput di Basra. Rasulullah Saw pernah
berkata kepada para sahabat, Orang ini termasuk yang gugur dan
barang siapa senang melihat seorang syahid berjalan diatas bumi
maka lihatlah Thalhah.
24
6. Zubair bin Awwam
25
5) Dalam perang Khandaq, Nabi memberikan penghormatan yang
tidak ada bandingnya kepada Zubair bin Awwam. Beliau
bersabda kepadanya, Tebusanmu bapak dan ibuku.
C. Kisah Heroik
Zubair masuk Islam di Mekah saat berusia 15 tahun melalui
perantara Abu Bakar. Keislamannya membuat marah keluarganya
dan orang-orang kafir Quraisy. Pamannya marah besar dan
menggulung badannya dengan tikar, lalu dipanaskan dengan api
agar ia kembali ke agama asalnya. Namun Zubair tetap pada
pendiriannya dan mengatakan Aku tidak akan kembali kepada
kekufuran selama-lamanya.
D. Gelar Kemuliaan
Karena kecintaannya kepada Rasulullah, Zubair bin Awwam
dijuluki sebagai sang pembela Rasulullah.
E. Wafat
Zubair bin Awwam wafat pada bulan Rabiul Awal tahun 36
H. Saat itu beliau berusia 66 atau 67 tahun. Ia dibunuh oleh seorang
yang bernama Amr bin Jurmuz. Kabar wafatnya Zubair membawa
duka yang mendalam bagi Ali bin Abi Thalib, ia mengatakan,
Nerakalah bagi pembunuh putra Shafiyyah ini.
Saat pedang Zubair dibawakan ke hadapannya, Ali pun
menciumi pedang tersebut sambil berurai air mata, lalu berucap
Demi Allah, pedang yang membuat pemiliknya mulia (dengan
berjihad) dan dekat dengan Rasulullah (sebagai hawari pen).
26
7. Abdurrahman bin Auf
27
3) Abdurrahman bin Auf menjadi orang kepercayaan Nabi untuk
mengurusi istri-istri Nabi setelah Nabi meninggal dunia.
4) Abdurrahman bin Auf merupakan sosok sahabat yang sangat
bersegera dalam berinfak dan tidak pernah menunda-nunda.
5) Rumah Abdurrahman bin Auf selalu ramai disesaki orang.
Waktu pagi, mereka datang meminjam dana, siang hari mereka
datang membayar pinjaman, dan sore hari mereka datang
mengambil sedekah. Hingga penduduk Madinah mengatakan,
seluruh penduduk Madinah menikmati kekayaan Abdurrahman
bin Auf.
C. Kisah Heroik
Abdurrahman bin Auf merupakan sosok sahabat yang kaya
dan dermawan, terdapat banyak kisah tentangnya. Di antaranya
bahwa ia pernah bersedekah pada masa Rasulullah dengan separuh
hartanya, yaitu empat ribu dirham. Kemudian bersedekah dengan
uang sebanyak empat puluh ribu dirham, lalu bersedekah sebanyak
empat puluh ribu dinar. Beliau juga menanggung lima ratus ekor
kuda di dalam jihad fi sabilillah, kemudian menanggung seribu
lima ratus ekor kuda lagi di jalan Allah.
Beliau juga berwasiat untuk menginfakkan harta sebanyak
lima puluh ribu dinar untuk jihad di jalan Allah serta pernah
memerdekakan tiga puluh satu budak dalam satu hari.
Umar bin Khathab pun pernah berkata kepada Rasulullah,
Sesungguhnya aku tidak melihat Abdurrahman bin Auf kecuali
28
telah berbuat dosa. Karena ia tidak meniggalkan apa-apa untuk
keluarganya. Lalu Rasulullah bertanya kepada Abdurrahman bin
Auf, Apakah kamu meninggalkan sesuatu untuk keluargamu
wahai Abdurrahman?
Abdurrahman bin Auf menjawab, Benar, aku telah
meninggalkan untuk mereka lebih banyak dan lebih baik dari yang
telah aku infakkan. Rasulullah bertanya lagi, Berapa?
Abdurrahman bin Auf menjawab, Apa yang dijanjikan Allah dan
Rasul-Nya berupa rezeki, kebaikan, dan pahala.
D. Gelar Kemuliaan
Abdurrahman bin Auf dijuluki sebagai sahabat kaya raya
yang dermawan.
E. Wafat
Abdurrahman bin Auf menghembuskan nafas terakhirnya
tahun 653 M di Yordania.
29
8. Saad bin Abi Waqqash
30
4) Saad bin Abi Waqqash merupakan orang Arab pertama yang
melemparkan anak panah di jalan Allah.
C. Kisah Heroik
Pada masa khalifah Umar bin Khathab, khalifah bertekad
menyerang kerajaan Persia untuk menggulingkan pusat
pemerintahannya, dan mencabut agama berhala sampai keakar-
akarnya. Khalifah Umar memerintahkan kepada setiap Gubernur
dalam wilayahnya, supaya mengirim setiap orang yang mempunyai
senjata, atau kuda, atau setiap orang yang mempunyai keberanian,
kekuatan, atau orang yang berpikiran tajam, yang mempunyai suatu
keahlian seperti syiir, berpidato dan sebagainya, yang dapat
membantu memenangkan perang.
Maka tumpah ruahlah ke Madinah para pejuang Muslim dari
setiap pelosok. Khalifah Umar kemudian merundingkan dengan
para pemuka yang berwenang tentang siapa kiranya yang pantas
dan dipercaya untuk diangkat menjadi panglima angkatan perang
ini. Mereka sepakat dengan aklamasi menunjuk Saad bin Abi
Waqqash, singa yang menyembunyikan kuku. Lalu Khalifah
menyerahkan panji-panji perang kaum Muslimin kepadanya
dengan resmi, dalam pengangkatannya menjadi panglima.
Sewaktu angkatan perang yang besar itu hendak berangkat,
Khalifah Umar berpidato memberi amanat dan perintah harian
kepada Saad. Umar berkata, Hai Saad! Janganlah engkau
terpesona, sekalipun engkau paman Rasulullah, dan sahabat beliau.
31
Sesungguhnya Allah tidak menghapus suatu kejahatan dengan
kejahatan. Tetapi Allah menghapus kejahatan dengan kebaikan.
Hai, Saad! Sesungguhnya tidak ada hubungan kekeluargaan antara
Allah dengan seorangpun melainkan dengan mentaati-Nya.
Segenap manusia sama di sisi Allah, baik ia bangsawan atau rakyat
jelata. Allah adalah Rabb mereka, dan mereka semuanya adalah
hamba-hamba-Nya. Mereka berlebih-berkurang karena taqwa, dan
memperoleh karunia dari Allah karena taat. Perhatikan cara
Rasulullah yang engkau telah ketahui, maka tetaplah ikuti cara
beliau itu.
Maka berangkatlah pasukan yang diberkati Allah itu menuju
sasaran. Di dalamnya terdapat 99 orang bekas pahlawan perang
Badar, lebih kurang 319 orang para sahabat yang tergolong dalam
baiat Ridwan, 300 orang pahlawan yang ikut dalam penaklukan
Makkah bersama Rasulullah Saw, 700 orang putra-putra para
sahabat, dan pejuang-pejuang Muslim lainnya (yang keseluruhan
berjumlah 30.000 orang).
Sampai di Qadisiyah, Saad menyiagakan seluruh
pasukannya dan bertempur hebat. Pada hari Al-Harir kaum
Muslimin bertekad menjadikan hari itu sebagai hari yang
menentukan. Mereka mengepung musuh dengan ketat, lalu maju ke
depan dari segala arah, sambil membaca takbir. Dalam
pertempuran itu, kepala Rustam, panglima tentara Persia, berpisah
dengan tubuhnya oleh lembing kaum Muslimin. Maka masuklah
32
rasa takut dan gentar ke dalam hati musuh-musuh Allah. Sehingga
dengan mudah kaum Muslimin menghadapi para prajurit Persia dan
membunuh mereka. Bahkan kadang-kadang mereka membunuh
dengan senjata musuh itu sendiri.
D. Gelar Kemuliaan
Karena kepandaian dan kecerdikannya dalam memanah,
maka Saad bin Abi Waqqash dijuluki sebagai sang pemanah.
E. Wafat
Saad bin Abi Waqqash meninggal dunia pada tahun 674 M
di Madinah.
33
9. Said bin Zaid
34
C. Kisah Heroik
Pada masa pemerintahan Muawiyah, ketika ia telah
menghabiskan sisa hidupnya hanya untuk beribadah di Madinah,
seorang wanita bernama Arwa binti Aus menuduh Said telah
merampas tanah miliknya. Pada mulanya Said tidak mau terlalu
peduli atau melayani tuduhan tersebut, ia hanya membantah
sekedarnya dan menasehati wanita itu untuk tidak membuat
kedustaan.
Tetapi wanita itu tetap saja dengan tuduhannya, bahkan ia
melaporkan kepada gubernur Madinah. Marwan bin Hakam,
gubernur Madinah yang masih paman dari Muawiyah, atas laporan
Arwa binti Aus itu memanggil Said untuk mempertanggung-
jawabkan tindakannya. Setelah menghadap, Said membantah
tuduhan itu, ia berkata, Apakah mungkin aku mendzalimi wanita
ini (yakni merampas tanahnya), sedangkan aku mendengar sendiri
Rasulullah Saw bersabda, Barang siapa yang mendzalimi
seseorang dengan sejengkal tanah, maka Allah akan melilitnya
dengan tujuh lingkaran bumi pada hari kiamat kelak!
Kemudian Said berbalik menghadap kiblat dan berdoa, Ya
Allah, apabila dia (wanita itu) sengaja membuat-buat kebohongan
ini, janganlah engkau mematikan dirinya kecuali setelah ia menjadi
buta, dan hendaklah Engkau jadikan sumurnya sebagai
kuburannya.
35
Beberapa waktu kemudian Arwa binti Aus menjadi buta, dan
dalam keadaan seperti itu ia terjatuh ke dalam sumur miliknya
sendiri dan mati di dalamnya. Sebenarnya saat itu Said berdoa
tidak terlalu keras, tetapi beberapa orang sempat mendengarnya.
Mereka segera saja mengetahui kalau Said bin Zaid dalam
kebenaran, dan doanya makbul.
D. Gelar Kemuliaan
Said bin Zaid dijuluki sebagai putra Al-Hanif. Maksudnya
adalah orang yang melakukan amalan hanifiyah, yaitu menjauhi
berhala dan hanya beribadah kepada Allah.
E. Wafat
Said bin Zaid wafat di Aqiq pada tahun 50 atau 51 hijriah.
Tetapi jenazahnya dibawa pulang ke Madinah oleh Sa'ad bin Abi
Waqqash dan Abdullah bin Umar, keponakannya sendiri, kemudian
dimakamkan di Baqi, di antara beberapa sahabat Rasulullah Saw
lainnya.
36
10. Abu Ubaidah bin Jarrah
37
4) Salah satu jasa terbesar Abu Ubaidah adalah penaklukan
sebagian negeri Syam yang berhasil diraih pasukan Muslimin
di bawah pimpinannya.
C. Kisah Heroik
Perang Badar menjadi ujian pertama bagi kualitas
keimanannya. Selaku tentara, tentu saja dia harus senantiasa patuh
kepada perintah panglimanya, yaitu Rasulullah Saw. Sementara
sebagai seorang Mukmin, dia berkeyakinan bahwa semua yang
berperang di bawah panji Rasulullah Saw adalah saudara dan
keluarganya, meskipun mereka berbeda asal-usul dan warna
kulitnya.
Sebaliknya, semua yang berperang di bawah bendera Quraisy
atau sekutu mereka adalah musuhnya, meskipun mereka adalah
keluarga terdekatnya. Maka ketika dilihatnya sang ayah yang kafir
berada dalam barisan tentara Quraisy, jiwanya bergejolak. Dengan
mata kepalanya sendiri dia melihat ayahnya memerangi dan
membunuhi saudara-saudaranya seiman. Pergolakan batin antara
dirinya sebagai seorang anak dan dirinya sebagai seorang Mukmin
memaksanya untuk memutuskan sikap.
Maka majulah ia menghampiri ayahnya, dan menghadapinya
sebagai seorang musuh yang patut diperangi. Wahai ayah, seru
Abu Ubaidah begitu kudanya mendekati kuda
ayahnya.Bertobatlah! Sadarilah bahwa jalan yang engkau tempuh
38
itu adalah jalan yang sesat. lkutlah bersamaku, dan jadilah
keluargaku dalam iman.
Anak kurang ajar! Bukan untuk ini kau kubesarkan.
Sungguh, jika aku tahu akan begini jadinya, sudah sejak dulu kau
kubunuh. Dasar anak durhaka! Teriak ayahnya sambil terus
menghantamkan pedangnya. Kalau ayah tidak mau menuruti
nasihatku, maka maafkan saya jika terpaksa melawan ayah. Kata
Abu Ubaidah masih dengan nada yang lembut.
Apa?! Kamu menantangku? Dasar anak tak tahu diuntung!
Ayo maju, biar sekalian kupenggal kepalamu seperti teman-
temanmu! Maka Abu Ubaidah pun menerjang bagai banteng
terluka. Dihantamkannya pedang di tangannya tanpa ragu-ragu.
Ayah dan anak itu bertempur layaknya dua orang musuh yang sama
sekali tidak memiliki hubungan darah. Keduanya saling memukul,
menangkis, dan kadang menusukkan pedang masing-masing. Pelan
tapi pasti, Abu Ubaidah dapat mendesak ayahnya. Akhirnya,
setelah pertempuran itu berlangsung beberapa saat, Abu Ubaidah
berhasil merobohkan ayahnya. Maafkan saya, ayah. Kata Abu
Ubaidah Iirih sambil menatap tubuh ayahnya yang terkapar
bersimbah darah.
Sedih, pasti. Sebab, bagaimanapun juga laki-laki yang baru
saja dirobohkannya itu ayahnya, orang yang pernah mengasuh dan
membesarkannya. Tetapi apa mau dikata, peperangan ini adalah
perang akidah, dan ayahnya berada di pihak musuh yang
39
memerangi saudara-saudaranya seiman. Tindakan Abu ubaidah
yang luar biasa itu mengundang turunnya wahyu dari langit,
sebagaimana tersurat di dalam Al-Quran:
Engkau (Muhammad) tidak akan mendapatkan suatu kaum
yang beriman kepada Allah dan hari akhirat saling berkasih
sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya,
sekalipun orang-orang itu bapaknya, anaknya, saudaranya atau
keluarganya. Mereka itulah orang-orang yang dalam hatinya telah
ditanamkan Allah keimanan dan Allah telah menguatkan mereka
dengan pertolongan yang datang dari Dia. Lalu dimasukkan-Nya
mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,
mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan
mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya.
Merekalah golongan Allah. lngatlah, sesungguhnya golongan
Allah itulah yang beruntung. (Al-Mujadilah: 22)
D. Gelar Kemuliaan
Abu Ubaidillah mendapat julukan Aminul Ummah (Orang
yang dipercaya bagi kaumnya) dan Amirul Umaro (pemimpin para
pemimpin) dari Rasulullah Saw. Kepercayaan Rasulullah Saw
kepada Abu Ubaidah tidak hanya dalam urusan peperangan, tetapi
juga dalam urusan keagamaan.
40
E. Wafat
Abu Ubaidah bin jarrah menghembuskan nafas terakhirnya
pada umur 58 tahun. Beliau dishalatkan oleh Muadz bin Jabal, dan
dikebumikan di desa Baisan, Syam.
41
REFERENSI:
http://kota-islam.blogspot.co.id/
http://keindahanmuslim.blogspot.co.id/
http://www.sbhudiharto.com/
https://nabilmufti.wordpress.com/
http://www.anaksaleh.com/
http://sobecan.blogspot.co.id/
https://www.arrahmah.com
https://biografi-tokoh-ternama.blogspot.co.id
42