Anda di halaman 1dari 11

25 Peristiwa Penting di Bulan Ramadhan

Ada beberapa peristiwa penting yang terjadi pada bulan Ramadhan dimana pada sebagian
peristiwa itu Rasulullah menjadi saksinya. Salah satunya pada tanggal 17 Ramadhan ada satu
peristiwa yang paling agung dalam sejarah Ramadhan sepanjang masa ialah turunnya Al-
Qur'an dari ayat pertama hingga kelima Surah Al-Alaq, peristiwa ini sekaligus penetapan
kerasulan Muhammad SAW ketika beliau berumur 40 Tahun.

Masih banyak peristiwa penting yang terjadi bertepatan dengan bulan Ramadhan. Setidaknya
ada 25 peristiwa yang berhasil saya himpun dari berbagai sumber referensi. Berikut peristiwa
penting yang pernah terjadi pada Bulan Ramadhan:

1. Awal mula turunnya Al-Qur'an, karena peristiwa ini pula Bulan Ramadhan disebut
Syahrul Qur'an atau Bulan Al-Qur'an.
2. Pada Bulan Al-Qur'an ini pula dilangsungkannya pernikahan Rasulullah dengan
Hafshah binti Umar bin Khatab serta Zainab binti Khuzaimah.
3. Begitu juga pernikahan Syaidina Ali dan Fatimah terjadi pada Bulan Ramadhan.
4. Kematian putri Rasulullah SAW, Ruqoyah juga bertepatan dengan Bulan Ramadhan.
5. Runtuhnya Masjid Adh-Dhirar milik orang-orang munafik.
6. Datangnya rombongan delegasi kaum Tsaqif yang ingin masuk Islam.
7. Pada Ramadhan tahun Ke-2 Hijriyah, terjadi peperangan besar yaitu perang Badar
Al-Kubra. Peperangan ini dimenangkan oleh kaum muslimin, inilah kemenangan
agung pertama pejuang-pejuang Islam dalam menentang kemusyrikan dan kebatilan.
8. Pada Ramadhan tahun Ke-2 Hijriyah ini pula zakat fitrah mulai disyariatkan.
9. Pada Ramadhan tahun Ke-5 Hijriyah, para pejuang Islam membuat persiapan untuk
menghadapi musuh saat perang Khandaq. Sedangkan perangnya terjadi pada bulan
Syawal dan dimenangkan kembali oleh umat Islam.
10. Pada Ramadhan tahun Ke-8 Hijriyah, penaklukan kota Makkah atau Fathu Makkah.
Tanggal 10 Ramadhan Rasulullah dan para sahabat meninggalkan Madinah menuju
Makkah dalam keadaan berpuasa. Ketika sampai di Al-Kadid, Rasulullah berbuka
karena bermusafir, kemudian pada 21 Ramadhan barulah Rasulullah memasuki kota
Makkah.
11. Pada Ramadhan di tahun yang sama Ke-8 Hijriyah Rasulullah mengutus sahabat agar
merobohkan berhala kaum kafir Quraisy. Khalid bin al-Walid merobohkan berhala
Al-Uza, Amr bin Al-Ash merobohkan berhala Suwa dan Sad bin Zaid Al-Asyhali
merobohkan berhala Al-Manat.
12. Tercatat sebanyak 6 kali Rasulullah melakukan peperangan melawan kaum kafir
Quraishy, salah satunya adalah perang Tabuk yang juga terjadi pada bulan Ramadhan
tahun ke-9 Hijriyah.
13. Di tahun yang sama ke-9 Hijriyah, rombongan dari kota Taif tiba di Madinah
kemudian memeluk agama Islam di hadapan Rasulullah dan mereka turut berpuasa
bersama umat Islam di Madinah.
14. Masih bulan Ramadhan tahun ke-9 Hijriyah, rombongan Raja Himyar tiba di
Madinah untuk masuk Islam. Rasulullah menuliskan beberapa panduan tentang hak
dan kewajiban mereka. Catatan ini merupakan salah satu dokumen penting di dalam
sejarah perundangan Islam.
15. Pada Ramadhan tahun Ke-10 Hijriyah, Rasulullah mengutus rombongan yang
diketuai Ali bin Abi Thalib ke negeri Yaman dengan membawa bersamanya surat
Rasulullah untuk penduduk Yaman, yaitu suku Hamdan yang kesemuanya kemudian
memeluk Islam dalam satu hari!
16. Pada Ramadhan tahun Ke-53 Hijriyah pejuang Islam dapat menaklukkan pulau
Rudes.
17. Pada Ramadhan tahun Ke-91 Hijriyah pejuang Islam pertama mendarat di Selatan
Andalus.
18. Pada 28 Ramadhan tahun Ke-92 Hijriyah panglima pejuang Islam Tariq bin Ziyad
berhasil mengusai selat Giblatar (Jabal Thoriq) Andalus dan mengalahkan Raja
Rodrik dalam peperangan sengit.
19. Pada Ramadhan tahun Ke-129 Hijriyah mula muncul di Khurasan pendukung
pengasas Kerajaan Bani Abbas dilantik sebagai Khalifah Al-Abbasiyyah yang
pertama.
20. Pada bulan Ramadhan tahun Ke-132 Hijriyah berakhirnya pemerintahan Bani
Umaiyyah dan pada masa yang sama Abu Al-Abbas dilantik sebagai Khalifah Al-
Abbasiyyah yang pertama.
21. Pada bulan Ramadhan tahun Ke-361 Hijriyah Al-Jamiah Al-Azhar selesai dibina
untuk kegunaan tempat mengajarkan ilmu-ilmu Arab dan syara.
22. Pada hari Jumat 25 Ramadhan tahun Ke-479 Hijriyah, masuknya Islam di benua biru
dalam perang Zulaaqoh di Andalus (sekarang Portugal dan Spanyol) dipimpin oleh
panglima Perang Yusuf bin Yasyfin melawan tentara Perancis dibawah kepimpinan
Alfonso 6.
23. Pada Ramadhan tahun Ke-584 Hijriyah Salahuddin Al-Ayyubi dapat mengalahkan
kaum Salib dan membebaskan semula sebahagian besar negeri yang pernah dikuasai
oleh pihak kaum Salib (Kristian).
24. Pada 15 Ramadhan tahun Ke-658 Hijriyah atau 3 September 1260 M, kerajaan
Mamalik dapat mengalahkan dan membendung kemarahan pasukan Mongol atau
tentara Tartar di Ain Jalud yang akan memasuki Mesir dengan maksud menguasai
seluruh negeri Islam melalui Mesir.
25. Pada Ramadhan Tahun Ke-1393 Hijriyah atau 1973 M, kemenangan muslim atas
pasukan Salib dengan merebut kembali tanah Palestina yang sebelumnya direbut oleh
Zionis Yahudi.

Sumber: http://www.birayang.com/2011/01/9-peristiwa-penting-di-bulan-
ramadhan.html#ixzz37jzPBhVi
Peristiwa Bersejarah di Bulan Ramadhan
REP | 23 July 2013 | 15:36 Dibaca: 539 Komentar: 0 0

Ilustrasi gambar diambil dari situs www.mizanamanah.org

Ada banyak peristiwa penting yang terjadi setiap bulan. Tak terkecuali, di bulan Ramadhan.
Dalam bulan ini ada beberapa peristiwa penting yang memberikan efek besar terhadap
kehidupan umat manusia, khususnya umat Islam di muka bumi.

1. Bulan diturunkannya Al Quran

Allah SWT berfirman dalam Al Quran : (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) Bulan
Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk
bagi manusia dan penjelasanpenjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang
hak dan yang batil) (QS. Al Baqarah:185).

Dalam tafsir Mafatihul Ghaib, berkenaan dengan ayat di atas, Ar Razi berkata : Allah telah
mengistimewakan bulan Ramadhan dengan jalan menurunkan Al- Quran. Oleh karena itu,
Allah SWT mengkhususkannya dengan satu ibadah yang sangat besar nilainya, yakni puasa
(shaum). Shaum adalah satu senjata yang mengungkapkan tabir-tabir yang menghalangi kita
manusia memandang nur Ilahi yang Maha Kudus. Al-Quran adalah suatu kitab yang tiada
bandingannya, pemisah yang haq dan bathil, berlaku sepanjang masa, dan menjadi pengikat
seluruh umat Islam di seluruh dunia.

2. Bulan diturunkannya kitab-kitab suci lainnya

Allah SWT menurunkan kitab-kitab-Nya yang lain kepada para Rasul, sebagaimana
diriwayatkan dalam hadis: Shuhuf Ibrahim diturunkan pada malam pertama bulan
Ramadhan, Taurat diturunkan pada 6 Ramadhan dan Injil diturunkan pada 13 Ramadhan
sedangkan Al Quran diturunkan pada 24 Ramadhan. (HR. Ahmad).
3.Bulan pilihan Allah bagi terjadinya perang Badar

Perang Badar adalah perang pertama yang dilakukan kaum muslimin. Perang ini menjadi
penentu kelangsungan perjuangan dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW bersama
para sahabatnya. Perang Badar dinamakan Allah dengan sebutan yaumul furqon (hari
pembeda antara yang haq dan bathil), sebagaimana firmanNya : Ketahuilah, sesungguhnya
apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima
untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil, jika
kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami
(Muhammad) di hari Furqan,yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa
atas segala sesuatu. (QS. Al Anfal : 41).

Sejarah mencatat dalam perang ini, Allah SWT memenangkan kaum muslimin yang
mempunyai personil dan persenjataan minim, ditambah kondisi fisik kaum muslimin yang
secara lahiriah lebih lemah karena sedang berpuasa, setelah menerima perintah yang baru
beberapa saat diterimanya. Namun, hal itu bukanlah hambatan untuk menang, karena
kekuatan utama kaum muslimin adalah kekuatan ruhiyyah mereka dengan keyakinan akan
kebenaran janji Allah SWT.

4. Bulan yang dipilih bagi terbukanya kota Mekkah (Fathul Makkah).

Peristiwa Fathul Makkah adalah sebuah peristiwa di mana akhirnya Nabi Muhammad SAW
dan para sahabat berhasil menguasai Mekkah dan menghancurkan berhala-berhala di
sekitarnya sehingga Kabah kembali suci.
Peristiwa Fathul Makkah terjadi pada tahun 630 tepatnya pada tanggal 10 Ramadan 8 H.
Nabi Muhammad beserta 10.000 pasukan bergerak dari Madinah menuju Mekkah, dan
kemudian menguasai Mekkah secara keseluruhan tanpa pertumpahan darah sedikit pun,
sekaligus menghancurkan berhala yang ditempatkan di dalam dan sekitar Kabah.
Kemenangan ini hakikatnya adalah kemenangan aqidah, kalimat tauhid, dan bukan
kemenangan individual atau balas dendam.

5. Bulan yang dipilih Allah untuk Lailatul Qadar

Allah SWT berfirman dalam Alquran : Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al
Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu ? Malam
kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan
malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh)
kesejahteraan sampai terbit fajar. (QS. Al Qadr:1-5).

6. Bulan yang dipilih untuk pelaksanaan puasa dan pemindahan kiblat

Allah SWT berfirman dalam Al Quran : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas
kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa. (QS. Al Baqarah:183). Bersamaan dengan turunnya ayat perintah berpuasa di
bulan Ramadhan, pemindahan qiblat ummat Islam dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram ini
pun menjadi pembeda antara yang haq dan bathil, di mana pada saat sebelumnya orang
Yahudi merasa lebih benar karena puasa mereka dan kiblat mereka diikuti kaum muslimin.
Namun, dengan perintah itu, maka berbedalah kaum Muslimin dengan kaum Yahudi.
7. Islam Masuk ke Yaman

Nabi Muhammad mengutus Ali bin Abi Thalib dengan membawa surat beliau untuk
penduduk Yaman khususnya suku Hamdan. Dalam periode satu hari, semua mereka
memeluk agama Islam secara aman. Peristiwa bersejarah itu terjadi pada bulan Ramadhan
tahun ke-10 Hijriyah.

8. Penyerahan Kota Taif

Kota Taif pernah mencatat sejarah ketika penduduknya mengusir Nabi Muhammad SAW
saat berdakwah di sana. Setelah beliau dan umat Islam berhasil membebaskan Mekkah, kaum
Bani Thaqif bersikeras tidak mau tunduk kepada Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad
SAW dan tentara Islam lalu maju ke Taif dan mengepungnya dalam waktu lama. Akhirnya
kaum Bani Thaqif datang ke Mekkah di bulan Ramadhan tahun ke-9 H, dengan menyerahkan
kota Taif sebagai tanda menyerah.
Puasa Mencerdaskan Otak Lho (1)

Otak (ilustrasi)
Puasa Mencerdaskan Otak Lho (1)

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, Imam as-Suyuthi ketika berumur 21 tahun sudah


mampu menulis separuh kitab tafsir Al-Jalalain yang belum dirampungkan oleh Imam al-
Mahalli, gurunya karena kedahuluan wafat. Itu semua dilakukannya hanya dalam tempo
empat puluh hari, yaitu dari awai bulan Ramadhan hingga tanggai 10 bulan Syawwal tahun
870 H.

Kehebatan tingkat kecerdasan ini terjadi karena ia menulis sambil menjalani ibadah puasa.
Selain Imam as-Suyuthi ternyata banyak ulama, tokoh, intelektual, dan bintang pelajar yang
justru menuai keberhasilan karena terbiasa menjalani ibadah puasa. Adakah keterkaitan
ibadah puasa dengan peningkatan kecerdasan otak?

Manusia hidup bergantung dari udara, makan-makanan, tanah, dan jagad raya sekitarnya.
Fokus tersebut memberikan pengaruh kuat bagi hidup dan kehidupannya menuju objek
materiil.

Ini bisa diraup dengan ilmu pengetahuan, sedang ilmu ini tidak bisa dimiliki manusia tanpa
melalui kecerdasan otak dan kecakapan nalar pikiran yang sering dikenal dengan IQ
(Intelligence Quotient).

Otak manusia yang beratnya sekitar 1,3 kilo gram tersusun atas jaringan yang rumit. Otak
bertindak atas dasar informasi yang diterima terus-menerus dan tiada putus-putusnya, serta
dibantu oleh saraf dan hormon.

Otak juga berfungsi memberi tahu kapan saatnya tubuh membutuhkan makanan, tidur,
bangun, dan sebagainya. Begitu banyak kelebihan otak manusia dibanding dengan komputer.
Otak yang berwujud seperti agar-agar, memiliki kemampuan berpikir, berimajinasi, dan
berkreasi, yang tidak bisa diiakukan oleh komputer.

Toh rasa lapar tidak akan membunuh. Banyak orang miskin di luar sana yang tidak makan semala
berhari-hari dan mereka masih bisa hidup, bukan? Dengan shaum kita melakukan revitalisasi otak.
Otak menjadi lebih aktif berpikir.

Sobat, Bulan Ramadhan akan selalu datang. Nah, Alhamdulillah kita yang diberi kesempatan
menemui bulan mulia tersebut terkadang menjadi tipe manusia yang berbeda dalam
menyikapinya. Pertama: tipe orang yang bergembira dan antusias menyambutnya. mereka
merindukannya sepertinya merindukan kekasih yang sudah lama terpisah. Mereka ingin
segera menemuinya. Inilah gambaran para salafusshaleh dan orang beriman dalam
menyambut bulan Ramadhan. (Semoga kita termasuk didalamnya)
"Inilah janji Rasulullah saw bahwa TIDAK DATANG kepada kaum muslimin suatu bulan
yang LEBIH BAIK bagi mereka dari bulan Ramadhan, dan tidak datang kepada orang
munafiq suatu bulan yg LEBIH BURUK bagi mereka selain bulan Ramadhan. Yang
demikian itu karena kaum muslimin menyiapkan TENAGA dan SEMANGAT untuk
beribadah, sedangkan yang dipersiapkan oleh orang munafiq adalah KESENANGAN
mereka akan kelalaian orang lain dan mencari-cari aib mereka." (HR.Ahmad)

Tipe kedua adalah orang yang bersedih dan gusar menyambut bulan Ramadhan. Ketika
mendekati bulan Ramadhan ini mereka merasa akan kehilangan kebebasan mereka untuk
melakukan keinginan hawa nafsu mereka. inilah gambaran orang-orang fasiq dan munafik
dalam menyambut ramadhan.

Lantas, bagaimana hubungan puasa (shaum) dengan kecerdasan otak, seperti tulisan
judul diatas?

Begini, salah satu ciri orang yang melaksanakan shaum dengan benar adalah memiliki pikiran
atau kemampuan mengelola dirinya menjadi lebih jernih dan terarah. Shaum bagaikan
kemudi sebuah kapal yang memiliki jangkar positif di sebelah kanan dan jangkar negatif di
sebelah kiri.

Ibadah yang sifatnya regular dan frekuensinya dipertahankan akan menimbulkan


keseimbangan baru dalam hormon yang pada gilirannya nanti akan melahirkan cinta.

Nah, kalau kita sudah dapat melakukan ibadah dengan niat lillahi taala, maka rasa cinta
kepada Allah pun akan tumbuh. Saat shaum, terbentuklah perilaku baru dan anggapan bahwa
ini merupakan proses yang menyenangkan.

Tubuh pun kemudian akan mengeluarkan hormon oksitosin yang disebut juga sebagai
hormon cinta yang paling tinggi. Kalau shaum dilaksanakan dengan benar, maka kita
akan berada pada kondisi gembira, tiada beban, dan tenang karena tubuh dipenuhi zat
kimia cinta.

Apakah berhenti sampai di situ saja? Tentu tidak. Ketika shaum sudah dapat melahirkan
cinta, Allah melalui Rasulnya menguji kita dengan perintah sedekah.

Dari Ibnu Abbas r.a, ia berkata : "Rasulullah saw adalah orang yang paling PEMURAH, dan
lebih pemurah lagi dalam bulan Ramadhan.... Sungguh Rasulullah saw sangat lebih
pemurah dibandingkan ANGIN yang bertiup." [HR Bukhari, Muslim, an-Nasa'i, Tirmidzi,
Ahmad dan Ibnu Hibban]

Di sini akan terlihat apakah cinta yang kita dapatkan selama menjalankan shaum dapat benar-
benar teraplikasikan untuk menolong sesama atau tidak. Kalau kita masih pelit untuk
bersedekah, maka hal tersebut menjadi kontradiksi dengan cinta yang didapatkan selama
shaum karena ciri cinta yang hakiki adalah keinginan yang sangat kuat untuk berbagi.

Konsep kecerdasan yang lahir dari shaum yang benar adalah perubahan hormonal dan
perilaku (lebih rasional). Ya, shaum mengajak kita untuk berpikir rasional. Ketika rasa lapar
datang, otak kita akan diajak berpikir bahwa meski rasa lapar tubuh akan baik-baik saja.
Toh rasa lapar tidak akan membunuh. Banyak orang miskin di luar sana yang tidak makan
semala berhari-hari dan mereka masih bisa hidup, bukan? Dengan shaum kita melakukan
revitalisasi otak. Otak menjadi lebih aktif berpikir.

Jadi, shaum dapat meningkatkan kecerdasan integratif (yang merupakan gabungan


dari kecerdasan intelektual, kecerdasan sosial, dan kecerdasan emosional). Takwa
adalah nama lain kecerdasan integratif karena ia tidak hanya berupa taklid tapi juga
beriman secara sistematis mengikuti aturan yang sudah ditetapkan. Selain itu, orang
yang bertakwa akan cukup cerdas dalam memaknai yang dijalaninya dalam kehidupan
ini.
Puasa dan Kesalehan Sosial

Puasa selain memiliki aspek religiusitas yang lebih individual, ia juga merupakan jalan
menuju kesehatan baik secara mental, fisik maupun sosial. Berbaga kajian ilmiah
menunjukkan bahwa dampak puasa amat positif bagi kesehatan dan pembinaan mental.
Diharapkan pula dari sini personal-personal yang demikian untuk kemudian membangun
jaringan kesalehan sosial.

Kesalehan sosial yang juga bisa mengimplementasikan solidaritas, kejujuran, toleransi,


maupun welas asih, pada akirnya mampu meredam konflik-konflik individual maupun
komunal. Hidup menjadi demikian indah dan bermakna bila terhimpun individual-
individual yang tingkat kaselahan sosialnya tidaklah payah. Nyatalah kemudian bahwa kita
berpuasa mengejawantahkan bukan semata linear urusan vertikal transendental, namun
juga horisontal sosial. Dalam ibadah puasa, ada tiga aspek yang fundamental, yaitu
pendekatan diri kepada Allah, penyucian diri, dan membangun kesalehan sosial.

Ciri utama mereka yang bisa disebut saleh adalah orang yang baik, unggul, dan mampu
berbuat baik terhadap sesama serta memperbaiki lingkungan sekitar. Kesalehan sosial
mengandung makna bahwa seseorang dalam kehidupan harus memiliki kepedulian untuk
berhubungan secara harmonis dengan lingkungan sosial dan alam sekitar, sekaligus mampu
ikut bertanggungjawab terhadap pengembangan masyarakatnya atau memiliki keunggulan
partisipatoris yang dilandasi tingginya kualitas iman dan takwa.

Ciri masyarakat yang memiliki kesalehan sosial itu bisa dilihat bagaimana mereka konsisten
menempatkan hukum sebagai aturan main. Mereka juga mempunyai kepedulian sosial yang
ditandai dengan kemauan berbagi dengan kelompok yang lemah. Selain itu, dicirikan oleh
sikap toleran atas berbagai perbedaan yang ada serta kemauan kerja keras untuk
mewujudkan kesejahteraan bersama. Mewujudkan kesejahteraan bersama adalah visi
utama diturunkannya agama Islam di muka bumi. Sayyed Hosen Nasr, seorang intelektual
Muslim terkemuka mengungkapkan bahwa agama adalah kebersamaan, kepedulian,
toleransi, dan upaya pengkayaan spiritualitas pribadinya. Dan tak mungkin spiritualitas itu
dikatakan berkembang jika masih belum punya kepedulian kepada sesama.

Banyak cara untuk mengaktualisasikan kesalehan sosial ini, baik melalui memperbanyak
sodaqah, beramal jariyah, menyantuni fakir miskin, dan memberi bantuan bagi yang
membutuhkan dengan tanpa pamrih. Tentu saja banyak rintangan yang akan menghadang
kita dalam mengimplementasikan nilai-nilai sosial, baik yang datang dari dalam diri kita
sendiri atau dari luar kita, semisal budaya kikir dan sifat acuh tak acuh yang merambat di
masyarakat.

Betapa pun besar rintangannya, solidaritas sosial dan kemanusiaan harus tetap kita
perjuangkan, khususnya dalam menghadapi berbagai krisis di Indonesia. Ini merupakan
suatu perjuangan panjang yang belum selesai, namun sayangnya rasa kebersamaan kita
masih terpuruk. Padahal, kita tengah menghadapi realitas tingginya angka kemiskinan di
Tanah Air, baik masyarakat yang masih di lingkaran kemiskinan maupun di bawah garis
kemiskinan, dengan berbagai dampak buruknya. Sebagian lagi memang hidup di atas garis
kemiskinan atau bahkan berada dalam strata kehidupan yang berkecukupan, namun tidak
pernah atau kurang peduli untuk berbagi rasa dan membantu rakyat kecil yang
serbakekurangan.

Dari situlah, di bulan yang penuh berkah ini, kiranya penting bagi umat Islam untuk
merenungkan kembali nilai-nilai sosial puasa Ramadhan. Betapapun, tidaklah sempurna
jika kita berpuasa hanya untuk menahan lapar, haus, dan dahaga tanpa diiringi ibadah sosial
yang bermanfaat bagi umat Islam yang lainnya. Akan lebih afdhal jika kita berpuasa di
samping untuk meningkatkan spiritual, ketakwaan, juga demi menumbuhkan solidaritas
sosial di dalam hati kita.

Dengan demikian maka hal utama yang harus kita sadari bahwa puasa tidak hanya memiliki
dimensi hablun min Allah (hubungan vertikal dengan Allah swt.) semata, tetapai juga
hablun min an-nas (hubungan horisontal antar-manusia). Seseorang yang melaksanakan
ibadah puasa dengan penuh keimanan dan keikhlasan (imanan wa ihtisaban), maka secara
tidak langsung dalam pengabdiannya kepada Allah itu juga akan termanifestasi
pengabdiannya kepada kemanusiaan.

Karena itu pada periode yang sudah memasuki tengah Ramadhan ini, umat Islam diingatkan
agar lebih menghayati puasa sebagai alat mewujudkan solidaritas dan kepedulian sosial.
Sejumlah ayat Al-Quran mengecam betapa bahayanya sikap ketidakpedulian sosial.
Sebaliknya, menyanjung betapa indahnya sikap kesalehan sosial dan kepedulian sosial.
Sejumlah surah dalam Al-Quran, seperti al-Maun, al-Humazah, al-Takasur, dan al-Balad.
sengaja diturunkan untuk mengapresiasi sikap kepedulian sosial. Intinya, mengecam
manusia yang kikir dan enggan membantu sesamanya; mengutuk manusia yang asyik
menumpuk harta, berlomba dalam kemewahan dan kekayaan.

Al-Quran menjelaskan secara tegas misi utama Rasul adalah membawa rahmat bagi seluruh
manusia (Q.S, 21:107) atau dengan ungkapan lain, membantu manusia mewujudkan tata
kehidupan yang dipenuhi oleh nilai-nilai kepedulian dan kasih sayang. Bentuk kepedulian
dan kasih sayang kepada sesama dapat diwujudkan dengan mendistribusikan harta demi
kepentingan sosial.

Email This

Anda mungkin juga menyukai