Anda di halaman 1dari 58

Pelindung :

Pengasuh Pon. Pes. Al Hikmah -


Bumiayu
Penanggungjawab :
Ketua Al Hikmah Yaman 2013
M. Fuad Masud
Redaksi Ahli :
Fuad Zein
Abu Bakar
Waridin
Pimpinan Redaksi :
Abdul Rahman Malik
Sekretaris :
Tohirin
Editor :
M. Fuad Mas'ud
Lut Ahsanudin
Ahmad Muwaffaq
Lay Outer:
Arman Malieky
Apriyan
Khoerus Sholeh
Reporter :
M. Khoirul Jadid
Ahmad Musyaffa
Distributor :
Roby Adriyanto
Fathul Bari


Assalamu 'alaikum warahmatullah wabarakatuh
Salam silaturrahmi,
Para Pembaca budiman.
Alhamdulillah Wassyukru lillah, Tiada henti lisan ini
berpuji kehadirat Allah SWT. Atas segala limpahan nikmat-
Nya, terutama nikmat Iman dan Islam. Untaian syukur ini
pula senantiasa terlantunkan, karena berkat-Nya Majalah Al
Hikmah Yaman ini bisa tersaji dihadapan Anda sekalian
dalam edisi perdana dan menjadi sebuah terobosan baru bagi
Laskar Negeri Saba'.
Shalawat serta salam selalu tercurah limpahkan
keharibaan Nabi Agung Muhammad SAW. Sebagai sang
pelopor ajaran Islam, sehingga cahaya kemuliaannya
terpancar ke seantareo dunia. Dan atas bimbingan
sunnahnyalah, kita bisa mengerti Syari'at Islam yang telah
dideklarasikan sebagai undang-undang ilahi di setiap
dimensi zaman dan tempat.
Sebagai awal tongkat estapet kepengurusan Pelajar
Al Hikmah Yaman, dalam tahun ini segenap rekan-rekan
sengaja mempersembahkan Majalah Al Hikmah Yaman
sebagai bukti kongkrit eksistensi para Alumni Pon. Pes. Al
Hikmah yang tengah mengembara di Negeri Seribu Wali,
Bumi Hadhramaut, Yaman. Betapapun belum atau tidak
memuaskannya buah karya ini, kami sudah berusaha
memberikan yang terbaik demi Pondok Al Hikmah tercinta
beserta segenap elemen di dalamnya, dari kalangan
pengasuh, asatidz, abi dalem, dan santriwan santriwatinya.
Adapun tema pada Majalah Al Hikmah Yaman edisi
perdana ini mengupas tentang Budaya Hadhramaut.
Memang terkesan asing bagi kalangan yang belum
berkunjung kesini, karenanya tema ini sengaja kami angkat
untuk mempresentasikan pernak pernik kehidupan kami,
lingkungan dan segala apapun yang berhubungan dengan
pendidikan di Provinsi Hadhramaut khususnya, atau Negara
Yaman secara umum.
Insya Allah, untuk kedepannya kami berusaha untuk
tetap konsisten dalam menerbitkan Majalah Al Hikmah
Yaman untuk edisi-edisi berikutnya. Harapan kami, semoga
sekecil apapun buah karya dari kami ini, bisa bermanfaat dan
menginspirasi teladan bagi para pembacanya. Tak lupa kritik
dan saran pembaca budiman siap kami tampung dan
diupayakan untuk realisasi positif kedepannya.
Syukron katsitron wa jazakumulla khoiron
Wassalamu 'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
SALAM REDAKSI
SUSUNAN REDAKSI
1
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
1
DAFTAR ISI
Majalah AL HIKMAH Yaman
Mengaca Pada
Kehidupan Sosial
Budaya Hadhramaut
Menurut dat a hi st ori s,
Hadhramaut merupakan
daerah di mana nabi Hud
AS diutus untuk kaum Ad'
y a n g t e r k e n a l a k a n
keperkasaanya...
Hal. 6
Madrasah Hadhramaut;
Mani f estasi Metode Dakwah
Berlandaskan Manhaj Nabawi
Timbulnya beberapa golongan
dan metode berdakwah saat ini
mer upakan s ebuah bent uk
kepekaan, keprihatinan dan
tanggung jawab umat islam atas
persoalan umat...
Hal. 3
Pesona Senja Balqis
suara lembut itu melantun
damai dari bibir seorang
wani t a berj ubah hi t am,
t erdengar menyent akan
perhatian pak tua berjenggot
putih yang tengah duduk di
s a mpi ng me j a s a mbi l
membaca buku wirid sore
hari... Hal. 25
Edisi Perdana
Sebuah Persembahan untuk Pondok Pesantren Tercinta
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
1 2
FIHRIS
Salam Redaksi.................1
Crew Redaksi...................1
Daftar Isi...........................2
Sajian Utama....................3
Artikel................................6
Kajian Ilmiah...................10
Opini...............................16
Reeksi...........................18
Prol...............................20
Teladan...........................23
Cerpen............................27
Culture............................30
Kisah Inspiratif........................34
Hikmah...................................38
Wirid.......................................41
Kisah......................................43
Tips.........................................45
Reportase...............................46
Qoshidah................................48
Kata Mutiara...........................49
Potret......................................50
Humor.....................................52
Puisi........................................53
Sensus Anggota Al
HikmahYamah........................54
Sajian Utama
Fenomena Semarak Dakwah Islam (Sebuah Kritik)
imbulnya beberapa golongan dan metode berdakwah saat ini merupakan sebuah
T
bentuk kepekaan, keprihatinan dan tanggung jawab umat islam atas persoalan
umat yang sedang dihadapi saat ini. Permasalahan umat islam di pelbagai sendi
kehidupan terutama bidang ekonomi, sosial, dan politik menjadi pemicu utama sebagian
kalangan untuk mengeluarkan umat islam dari keterpurukannya. Cara yang digunakan mereka
dalam melepaskan umat islam dari belenggu keterbelakanganpun berbeda-beda, mulai dari
ajakan yang bersifat persuatif baik tulisan maupun lisan hingga pembentukan sebuah
gerakan, ormas dan komunitas. Maka, Fenoemena seperti ini adalah modal awal umat islam
untuk bangkit kembali meraih masa keemasannya yang hilang. Berangkat dari sini pula, lahir
gerakan-gerakan islam yang memiliki background dakwah.
Background atau label dakwah masih menjadi produk utama gerakan, ormas dan
komunitas islam dalam menjalankan aktivitasnya. Dakwah yang disampaikanpun bersifat
universal. Artiya, ajakan dan ajarannya diaplikasaikan ke semua kalangan tanpa terkecuali, baik
itu muslim atau non-muslim. Maka jangan heran, jika kita melihat sebagian kalangan aktivis atau
da'i islam yang berdakwah kepada kalangan umat islam itu sendiri.
Lahirnya gerakan, ormas dan komunitas dakwah islam dewasa ini patut diapresiasi dan
didukung oleh semua kalangan, karena dakwah adalah bagian dari ajaran islam. Namun tidak
lantas dengan itu, kita harus menerima semua ajakan atau dakwah yang ada saat ini. Sebagai
insan akademisi atau tholibul ilmi, kita harus cerdas dalam memilih dan memilah arus dakwah
yang berkembang saat ini. Maka dalam hal ini, budaya kritik dan otokritik yang menjadi
identitas kita sangat berperan sebagai penyeimbang dan alat kontrol terhadap semarak dakwah
yang berkembang, sehingga arus dakwah bisa dikendalikan sesuai prosedur tetap ajaran islam.
Dan tentunya apa yang kita kritisi harus bisa membangun dan menyempurnakan apa yang
dikritisi. Adapun kritik yang perlu disampaikan dalam menanggapi lahirnya gerakan-gerakan
dakwah islam adalah kritik metodologi.
Dakwah merupakan sebuah aktivitas dan rutinitas yang tidak lepas dari sebuah sistem
dan metode. Maka dalam hal ini, sistem dan metode memiliki peran yang sangat penting dalam
berdakwah. Oleh karenanya juga, sukses dan gagalnya aktivitas dakwah tergantung dari metode
dan sistem yang digunakan. Orang akan tertarik dengan sebuah iklan atau barang jika cara
mempromosikannya bisa diterima dan memikat hati orang tersebut. Begitu juga dengan dakwah,
orang-orang akan berbondong-bondong mengikuti ajakan kyai, ustadz atau da'i apabila ajakan
dan anjurannya mampu memikat hati mereka. Dan semua itu kembali kepada sistem dan metode
yang digunkan.
Menanggapi semarak lahirnya gerakan, ormas dan komunitas dakwah islam dengan
berbagai metode yang digunakannya. Penulis bisa menyimpulkan bahwa, metode-metode yang
digunakan oleh mereka setidaknya telah melahirkan tiga unsur atau nilai yaitu ekstrimisme,
moderatisme dan liberalisme. Tiga unsur inilah yang melekat dalam dunia dakwah saat ini. Tanpa
Madrasah Hadhramaut;
Oleh: Muhammad Fuad Masud*
3
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
Manifestasi Metode Dakwah Berlandaskan Manhaj Nabawi
menyebutkan nama golongan atau ormas yang
bergerak di bidang dakwah saat ini secara
spesik, kita bisa menilai golongan atau ormas
mana yang memiliki unsur radikal, moderat
atau liberal.
Tindakan radikal secara terang-
terangan yang dilakukan oleh bebarapa ormas
atau golongan dalam merubah tatanan hidup
masyarakat dengan mengatas namakan
dakwah islam telah menciderai nilai-nilai
ajaran islam. Tidak sampai disitu, Radikalisme
kelompok ini juga memunculkan tindakan
t akr t er hadap kel ompok l ai n yang
mengakibatkan perpecahan dan permusuhan
dalam umat islam. Sifat merasa paling benar,
menolak dialog dan meremehkan kelompok
lain adalah identitas kelompok ini. Maka
slogan Kembali kepada Al Quran dan Al
Sunnah yang sering diusung oleh kelompok
ini hanyalah kedok dan omong kosong belaka
atau bisa dikatakan kalimatun haq urida biha
al batil. Kelompok yang satu ini merupakan
kelompok yang ekstrim.
Disisi lain, kita juga sering dihadapkan
dengan golongan dakwah yang memiliki
konsep berkir yang melewati batas ketentuan
agama. Kel ompok i ni bahkan berani
melanggar ketentuan-ketentuan yang bersifat
qoth'I (pasti) dalam ajaran islam, dan
Keberanian ini pula yang membawa mereka
bebas berekspresi dan bereksplorasi dalam
menafsiri ayat-ayat al quran. Desakralisasi
ayat-ayat Tuhan merupakan alat dalam
memahami agama bagi kelompok ini,
sehingga pemahaman dalam beragama bisa
sesuai dengan tuntutan zaman menurut
mereka. Koridor-koridor ajaran islam yang
telah jelas dilanggar oleh kelompok ini hanya
karena slogan tajdid (pembaruan atau
rekonstruksi) terhadap ajaran islam. Maka
dalam hal ini, sering sekali mereka mengkritisi
dan menentang konsep-konsep ulama dalam
memahami Al Quran dan As Sunnah, dan
kritik yang disampaikanpun berlandaskan
pada dalil-dalil yang lemah secara kaidah
penggalian hukum (usul kh). Berangkat dari
pandangan seperti ini, penulis memasukan
kelompok ini ke dalam golongan yang
me mi l i ki pa nda nga n l i be r a l da l a m
melaksanakan dakwahnya.
Terlalu sempit dalam memahami
syariah bukan merupakan tindakan yang ideal,
karena hal tersebut merupakan cikal bakal
tumbuhnya pemahaman yang radikal dan
ekstrim terhadap syariah. Begitu juga dengan
pemahaman syariah yang terlalu vulgar dan
bebas tanpa batasan yang mengakibatkan
syariah tidak memiliki otoritas dalam
menetukan aktivitas dan rutinitas manusia.
Maka dalam pandangan ini, syariah hanyalah
sebuah aturan yang bersifat relatif yang bisa
dirombak dan diubah kapan saja. Kedua
konsep ber ki r kel ompok i ni dal am
menjalankan aktivitas dakwahnya tidaklah
sesuai dengan tuntunan islam, bahkan kedua
kelompok ini bisa mengeleminsai ajaran islam
itu sendiri.
Jika kita meninjau kembali sejarah
dakwah Rasulullah saw, maka tidak ada satu
catatan sejarah yang menunjukan, bahwa
dakwah islam dibangun oleh konsep berkir
seperti itu. Namun yang tercatat dalam
sejarah, bahwa dakwah islam dibangun oleh
sifat yang santun, mengedepankan dialog,
tanpa paksaan, toleransi tanpa tafrith dan
ifroth. Konsep at tawasut (moderat) adalah
asal dari dakwah yang diajarkan oleh
Rasulullah saw, sehingga hal itu adalah harga
mati yang harus dipegang dalam berdakwah.
Namun irosnisnya, konsep tersebut sudah
jarang kita temui di kelompok, golongan atau
ormas dakwah yang berkembang dewasa ini.
Justru yang marak saat ini adalah dakwah yang
bernilaikan ekstrimisme dan liberalisme.
Dengan kondisi seperti ini, masyarakat
mengalami dilematis dalam menentukan
sebuah kebenaran ajakan islam antara yang
ekstrim dan liberal. Dan hilangnya golongan
dakwah yang moderat saat ini memaksa
masyarakat berada dalam dua pilihan yang
salah. Maka tidak heran jika intoleransi antar
u ma t , r a d i k a l i s me , p e r p e c a h a n ,
penyelewengan dan jual beli ajaran agama
telah menghiasi potret kehidupa masyarakat
saat ini.
Kembali menuju ajaran dakwah yang
moderat adalah solusi untuk mengembalikan
umat ke jalur aslinya. Resosialisasi unsur
Sajian Utama
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
1 4
radikal dan liberal dalam berdakwah harus ditanamkan dalam diri kita semua, hal itu bisa dimulai
dengan melakukan dakwah yang santun, bijak dan penuh dengan unsur moderat. Moderatisme
dalam berdakwah merupakan model dakwah yang ideal saat ini. Terakhir, saya akan menjelaskan
sebuah sample dakwah yang moderat dari Madrasah Hadhramaut, sebagai solusi dari kritik
metodologi dakwah dalam tulisan ini. Namun tidak lantas hal ini menjadi sample satu-satunya
yang menggambarkan moderatisme dakwah islam saat ini. Dan penulis yakin masih banyak
madrasah, golongan atau kelompok yang masih eksis menyebarkan ajaran islam secara moderat.
Madrasah Hadhramaut; Kristalisasi Dakwah Ala Nabi Muhammad saw
Madrasah hadromaut adalah istilah dari sebuah cara pandang dalam menjalankan
aktivitas dakwah dan keilmuan yang dilakukan oleh ulama dari Hadhramaut. Muhammad Ba
Dzeb, pakar sejarah Hadhramaut mengartikan Madrasah Hadhramaut sebagai sebuah metode
dan potret hidup yang melekat dalam jiwa ulama Hadhramaut sebagai sarana berdakwah dan
menjalankan ajaran agama. Dewasa ini, istilah tersebut telah menjadi identitas dari ulama dan
santri yang memiliki ikatan emosional dengan Madrasah Hadhramaut.
Dalam sejarahnya, Madrasah Hadhramaut terlahir dari hasil kristalisasi pemikiran dan
aktivitas dakwah Imam Ahmad bin Isa Al Muhajir (345 H), keturunan nabi Muhammad saw dari
sayidina Husein RA. Pergolakan politik pada masa itu tepatnya sekitar tahun 317 H membuat
Imam Al Muhajir pindah dari Basyroh, Iraq. Dan tempat terakhir yang dipilih Imam Al Muhajir
adalah lembah Hadhramaut. Maka dari lembah inilah, awal mula tumbuhnya pengaruh dakwah
dan pemikiran Imam Al Muhajir ke seantero dunia.
Karakter islam yang rahmatan lil alamin menjadi landasan utama dan modal dasar Imam
Al Muhajir dalam menyebarkan islam pada waktu itu. Islam adalah agama yang santun, lembut
dan penuh kasih sayang bagi pandangannya, sehingga cara dan langkah yang digunakan untuk
mengajak orang masuk ke dalam lingkaran ajaran islam harus sesuai dengan nilai-nilai tersebut.
Dakwah yang dibungkus dengan unsur radikalisme, paksaan dan melanggar norma agama yang
fundamental bukanlah cara yang ditempuh oleh Imam Al Muhajir untuk mengajak masyarkat
pada waktu itu, karena hal itu sangat jauh dari nilai-nilai ajaran islam. Imam Al Muhajir berhasil
membangun masyarkat yang agamis, berakhlak, dan sederhana melalui seruan dan aktivitasnya.
Keberhasilan dakwah Imam Muhajir terus ditiru dan dilanjutkan oleh para keturunannya,
Mulai dari Imam 'Ubaidillah bin Ahmad bin Isa, Al Faqih Al Muqoddam, Syekh Abu bakar As
Sakron, Syekh Umar Al Muhdhor, Syekh Abu bakar bin Salim, Imam Al Hadad dan lain-lainnya.
Estafet dakwah yang dilakukan oleh keturunan Imam Al Muhajir masih senada dengan ajaran
islam yang rahmatan lil 'alamin, sehingga tidak ada perbedaan cara atau langkah yang ditempuh
oleh mereka dalam berdakwah. Nilai rohmatan lil alamin menjadi titik temu (al jam'i al
musytarok) antara pendahulu dan penerusnya dalam berdakwah.
Nilai-nilai rohmatan lil 'alamin ajaran islam yang dipegang oleh bani alawiyyin istilah
bagi keturunan Imam Al Muhajir dari garis Imam Muhammad bin Ali Kholi' Qosam, bukan
istilah yang dipakai oleh sekte Syi'ah terus terpatri dalam diri mereka dan menyebar dikalangan
umat islam. Puncaknya adalah tersebarnya ajaran islam diseluruh dunia, khususnya nusantara
melalui dakwah para Wali Songo yang merupakan keturunan dari Saadah Ba 'alawi. Islam yang
dibawa mereka adalah islam yang penuh kasih sayang, cinta kasih dan senyuman, bukan islam
yang bersarungkan pedang.
Berislam secara moderat adalah jargon dakwah yang disampaikan oleh Madrasah
Hadhramaut, hal itu adalah manifestasi dari ayat suci al quran, surat al baqoroh ayat 143 dan
kristalisasi dari dakwah nabi Muhammad saw. Terakhir, sudah saatnya potret islam yang
moderat, santun dan toleran harus ditempel di dinding rumah kita semua, sehingga langkah,
tindakan dan ucapan kita bisa terus terukur dengan nilai-nilai tersebut. Wallahu 'alam #.
5
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
Sajian Utama
Oleh : Lut Ahsanudin
MengacaPadaKehidupan
Sosial BudayaHadhramaut
A. Pendahuluan
Islam yang notebenya merupakan agama penyempurna bagi agama-agama sebelumnya
telah banyak memainkan perannya di muka bumi ini dalam konteks History of Religion-nya,
sehingga lebih dari dua pertiga daratan bumi ditemukan masyarakat yang memeluk agama Islam
yang dibawa oleh nabi Muhammad Saw. Bukan dengan cara ikrohan dan unwatan, akan tetapi
dengan cara luthfan dan rahmatan dalam penyebarannya untuk mengajak bahwa tidak ada tuhan
yang pantas disembah kecuali Allah Swt. Sebelum nabi Muhammad pun syi'ar pengesaan Allah
Swt. lewat para utusan-Nya telah menggema di muka bumi ini, tak terkecuali bumi Hadhramaut
yang merupakan daerah selatan Jazirah Arab.
Menurut data historis, Hadhramaut merupakan daerah di mana nabi Hud AS diutus untuk
kaum Ad' yang terkenal akan keperkasaanya. Al-Qur'an menyebutkan Hadhramaut sebanyak 17
kali dengan nama al-Ahqof yang berarti bukit-bukit pasir atau lembah pasir. Kaum Ad' dianggap
sebagai populasi manusia pertama di muka bumi yang menempati Hadramuat. Beribu-ribu
sejarah telah terukir di tanah ini sejak Hadhrmaut kuno yaitu pada masa nabi Hud AS sampai
masa hijrahnya keturunan Rasulullah Ahmad bin Isa yang bergelar al-Muhajir Illahh dari Iraq
karena tnah ajaran Syi'ah yang berkembang pesat disana. Dari beliaulah Hadhramaut yang
tadinya berkembang pesat aliran Ibadhiyyah, Syi'ah dan Khawarij menjadi aliran Ahlussunnah
wal Jama'ah.
Dari situlah kehidupan sosial budaya Islam Ahlussunnah di Hadharamaut sangat
ketara berkat tangan handal para wali Allah dan ulama di bumi tersbut. Dan sampai sekarang
Hadhramaut di kenal dengan wilayah yang mayoritas di huni oleh para habaib atau para
keturunan rasulullah SAW.
B. Sejarah Singkat Hadhramaut Pra Islam dan Pasca Islam
Pra Islam, Hadhramuat merupakan wilayah kerajaan yang sangat di takuti oleh bangsa
lain. Sejak wafatnya nabi Hud AS, Hahdhramut di bawah kerajaan Qahthan yang masyaraktanya
menyembah berhala yang berkuasa sekitar 10-18 abad SM. Dari dinasti inilah semua keturunan
bangsa Arab dan suku Arab di muka bumi ini berasal.
Dinasti ini berasal dari nama seorang keturunan nabi Nuh AS yang bernama lengkap
Qahthan bin 'Abir bin Syalekh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh. Salah satu anak keturunannya
berjuluk Hadhramaut karena setiap hadir perang dari pihak musuh banyak korban berjatuhan.
Maka tanah itu dinamakan Hahdramaut. Dan masih banyak lagi pendapat ulama sejarah tentang
asal muasal nama Hadhramaut. Selain Hadhramaut masih banyka lagi keturunan-keturunan
Qahthan, diantarnya Ya'rib bin Qahthan, saudara tua Hadhramaut sang penguasa agung negeri
Saba' (sekarang Ma'rib). Kekuasaan dinasti Qahtan terus berlanjut di Hadharamut selama
berabad-abad sampai akhirnya dikuasai dinasti Ma'in yang juga masih keturuna dari dinasti
Qahthan.
Dinasti selanjutnya yang berkuasa didaerah Yaman adalah dinasti Ma'in yang berkuasa
dari 1500-850 tahun SM. Kemudian dinasti Saba'-yang sangat terkenal dengan bendungannya
untuk irigasi pertanian negerinya-sebagimana yang dituturkan dalam Al- Qur'an ketika kaum
ARTIKEL
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
1 6
Musium Al Katsiry, kota Seiyun, Hadhramaut
Saba' di munaskan karena kufur akan nikamat
Allah Swt. Dinasti ini berkuasa sejak 850-115
tahun sebelum Islam. Dinasti Himyar kemudian
mengambil alih kekuasan wilayah ini mulai dari
tahun 165 SM-525 M yang mana dinasti ini
terkanal akan kafasihan dalam bahasa Arab
fushahnya.
Himyar salah satu daerah di negeri Saba'.
Sebagian orang malah menyebutnya Saba',
bukan Himyar. Dinasti Himyar berdiri setelah
Dinasti Saba' sekitar 165 SM hingga 525 M. Ibu
kotanya Dzafar. Orang-orang Habasyah
(Afrika) pernah menyerang dan meruntuhkan
Dinasti Himyar. Namun kemudian mereka
diusir dan kekuasaan direbut kembali oleh
keturunan Himyar. Pahlawan Arab yang populer
saat itu adalah Saif bin Dzi Yazin al-Himyari
yang disokong Persia (Iran dan sekitarnya).
Persia menguasai pemerintahan di Yaman,
Hadhramaut, Iraq, dan Bahrain sampai era
kedatangan Islam. Raja-raja yang paling
terkenal sebagai penguasa Hadhramaut kala itu
adalah Syamar Yar'asy (dijuluki dengan nama
Raja Saba' dan Raja Dzi Raidan), raja
Hadhramaut, dan Syarahbil bin Ya'fubin Abi
Karib As'ad yang menguasai Dinasti Dzi Raidan
Hadhramaut dan Yamanat (Yaman). Dialah raja
yang membangun bendungan Ma'rib pada
pertengahan abad kelima masehi.
Setelah runtuhnaya dinasti Himyar,
Yaman di bawah dua kerajaan yang berkuasa;
dinasti Hadhramaut dan dinati Kindah. Dari dua
dinasti ini, terlahir raja-raja bak jamur tumbuh
subur dari tahta ke tahta sampai datangnya Islam.
Ketika Islam datang, Hadhramaut masih tetap
dikuasai oleh raja-raja dari kedua dinasti
tersebut. Diantara raja yang paling terkenal
adalah Jamada, Masyraha, Makhusha dan Ratu
'Amrada. Dan pada dinasti Kindah inilah Islam
mulai muncul di daerah Hadhramaut dan
sekitarnya setelah masyarkat dinasti Kindah
mendengar telah datang utusan dari Allah yang
akhirnya mereka memutuskan untuk berpergian
menuju Madinah sekitar tahun 10 H menempuh
beratus-ratus kilo yang di pimpin oleh Asy'ast
bin Qois Al-Kindy yang menikah dengan
saudari Abu Bakar RA yang bernama Ummu
Farwa binti Abu Quhafa. Nabi juga meminang
saudari Asy'ast yang bernama Qatilah binti Qois
akan tetapi Asy'ast meninggal dunia sebelum
Qatilah datang ke Madinah.
Mu l a i l a h t e r j a l i n h u b u n g a n
persaudaraan Islam antara Madinah dan
Yaman khussunya Hadhramaut sehingga
Rasulullah mengutus para sahabat ke Yaman
dan sekitarnya untuk mengajarkan dan
menyebarkan Islam secara universal dengan
tujuan agar visi dan misi agama Islam bisa
terealisasikan. Muadz bin Jabal dan Abu
Musa al-Asy'ari adalah tokoh pertama dalam
penyebaran Islam di kawasan Arab selatan
yang diutus oleh nabi. Dari riawayat Ubaid
bin Shokr, Ibn Hajar mengatakan bahwa
Muadz ketika diutus nabi, dia tiba di daerah
as-Sukun dan Abu Musa al-Asy'ari tiba di
daerah as-Sakaasik sampai kedunya bertemu
dan akhirnya mereka tiba di Hadhramaut
(untuk menyebarkan Islam). Selain mereka
berdua, nabi juga mengutus sahabat Ziyad
bin Lubaid al-Anshariy al-Khazrajiy RA ke
Hadhramaut langsung. Dia mengahabiskan
waktunya di daerah Tarim dan Syibam sejak
akhir masa nabi sampai khalifah Umar bin
Khattab .
Sampai akhirnya Islam bertahun tahun
berada di Hadhramaut dengan pasang surut
problematika mulai dari kasus murtadnya
sebagian orang-orang Islam pada masa Abu
Bakar, sampai munculnya tnah yang
meyebabkan aliran Ibadhiyyah dan Syi'ah
serta Khawarij masuk di wilayah tersebut.
Di mulai setelah hijrahnya Ahmad bin
Isa al-Muhajir ke Yaman dan bertempat di
daerah Dau' an (Provinsi Hadhramaut
sekrang) pada t ahun 317 H set el ah
meninggalkan Makkah dan Madinah yang
s e be l umnya di s i ngga hi ke mudi a n
menlanjutkan perjalannya karena ada tnah
Setelah runtuhnya dinas
Himyar, Yaman di bawah
dua kerajaan yang berkuasa;
dinas Hadhramaut dan
dinas Kinda.
7
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
Gharamithah, mulalilah ajaran Islam Ahlussunah yang dibawanya merebak luas dan menggeser
posisi Syi'ah dan Khawarij serta Ibadhiyyah di sana, walaupun masih ditemukan kaum minoritas
yang memeluk aliran tersebut. Sampai akhirnya banyak dari keturunan Ahmad bin Isa yang
menjadi ulama dan wali serta dai-dai di kawasan tersebut bahkan penyebar Islam ke Nusantara,
Asia Timur dan Tenggara.
Dari situlah mulai kelembutan dan kearifan Islam tumbuh di kawasan Hadhramaut sampai
sekarang, walaupun setelah Islam masuk Hadharamaut masih dibawah kekuasaan kerajaan-
kerajaan Islam. Dan berpuluh-puluh juta keturunan Ahmad bin Isa yang di kenal dengan sebutan
habaib mejadi tonggak utama berkembanganya corak sosial budaya Islam yang berhaluan
Ahlussunah wal Jama'ah. Dengan kelembutan dan keramahannya menjadikan masayarkat
Yaman dan Hadhramaut khususya menjadi lebih ramah, santun, sopan dan sangat menghormati.
Hal ini sudah di buktikan oleh nabi jauh-jauh sebelum Islam menyeluruh di kawasan tersebut
dengan sabdnya :Datang kepada kalian penduduk Yaman, mereka lebih ramah perasaannya dan
lebih lembut hatinya, iman adalah pada penduduk Yaman, dan hikmah kemuliaan ada pada
penduduk Yaman . (HR Bukhari).
C. Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Hadharmaut
ecara sosial masyarakat Hadhramaut merupakan masyarakt Islam yang masih
S
sangat memegang teguh syari'at agama dan memegang teguh apa-apa yang di
lakukan para ulama Hadhramaut sejak dulu. Itu terbukti dengan banyaknya ritual-
ritual keagamaan yag mereka lakukan yang kemungkinan tidak akan ada di negara Islam
lainnya di dunia ini. Acara agama tersebut
merupakan hasil dari ijtihad ulama dulu yang
dilestarikan dengan jalan mengadakan
perayaan setiap tahun. Sebut saja seperti
shalat qodlo shalat maktubah berjumlah 17
raka'at yang dilaksanakan pada hari Jum'at
akhir setiap bulan Ramadhan di 'Inat (daerah
di provinsi Hadhramaut). Shalat tersebut
dijalankan oleh mayoritas masyarkat
Hadhramaut yang merupakan hasil dari
ijtihad Habib Syeikh Abu Bakar bin Salim
dengan tujuan agar berjaga-jaga manakala
sewaktu-waktu ada shalat lima waktu yang
lupa tidak didirikan semenjak satu tahun
s ebel umnya. Bukan unt uk s engaj a
meninggalkan shalat dalam masa satu tahun
tersebut dan kemudian di qadlo pada hari itu. Berbeda dengan halnya jika ada seseorang ingat
bahwa ada shalat wajib yang belum ia didirikan, maka wajib hukumnya untuk mengqadlanya.
Dan masih banyak lagi kegiatan-kegiatan sosial keagamaan di Hadhramaut.
Dalam segi budaya secara umum, Hadhramaut ibarat kertas putih yang sama seklai tidak
dijamah oleh budaya lain, apalagi budaya Barat. Islam masih menjadi satu-satunya manifestasi
budaya di Hadhramaut yang masih kental. Tak heran jika sebagian golongan menganggap
Hadhramaut adalah Islam yang sangat kolot, bahkan Islam yang Ortodok dan Radikal.
Sebenarnya dalam Islam tidak ada label Islam Tradisonal, Islam Moderat, Islam Radikal,
apalagi Islam Liberal. Itu hanya terminologi yang dilabelkan oleh kaum Barat. Karena agama
Islam semuanya berlandaskan Al-Qur'an dan hadist-hadist nabi yang senantiasa
mengedepankan sifat toleransi dan keramaahan kepada setiap mahluk. Islam pun tidak
memaksa kepada seseorang untuk memeluk agama Islam. Memang substansi istilah-istilah
penggolongan Islam itu ada dan muncul di kaum muslimin. Hal itu karena perbedaan
interpretasi setiap individu muslim yang terkadang agak nyeleneh dan tidak sejalan dengan
mayoritas ulama pendahulu. Bukan karena Islam itu turun dari Allah Swt. dan sudah digolong-
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
1 8
golongkan seperti itu.
Dalam segi sosial keagaaman, hadharim (sebutan untuk orang-orang Hadhramut)
senantiasa berpegang teguh pada syariat Islam. Terbukti dengan banyaknya kaum wanita yang
masih memepertahnkan syari'at untuk memakai cadar dan untuk tidak keluar rumah kecuali ada
hal yang mendesak. Walaupun itu dianggap sangat kolot, tapi itu merupakan bukti bahwa
syari'at masih dipegang secara totalitas. Bukan malah membuktikan bahwa mereka itu lebih suci
dari yang tidak bercadar. Terlepas dari kedinamisan dan elastitas syari'at Islam (murunat as-
syariah al-islamiyah) yang membolehkan wanita tidak memakai cadar dengan landasan lebih
mengedepankan maslahat hubungan sosial kemasyaraktan agar selalu berdampingan dengan
damai satu sama lain, wanita yang memakai cadar tidak selayaknya dimarginalkan atau
dikucilkan bahkan dihina terutama para wanita di kota Tarim Hadhramaut. Kalau
kemashlahatan dan hak asasi manusia setiap individu menjadi tolak ukur dan landasan
diperbolehkannya wanita tidak memakai cadar, para wanita yang memakai cadar pun itu
memandang bahwa kemashlahatan-karena maraknya maksiat dan tnah sehingga mereka
bercadar-dan hak asasi manusia merupakan tolak ukur dan landasan mereka untuk
mempertahankan mereka bercadar. Jika wanita yang tidak bercadar beralasan karena
mengedepankan kemashlahatan dan HAM, apakah salah mereka yang bercadar beralasan
seperti itu juga?. Tidak ada yang salah antara yang bercadar dan tidak bercadar selama kedua-
duanya masih berpegang dengan syari'at Allah Swt. karena kemungkinan yang bercadar tidak
lebih mulia di sisi Allah dari pada yang tidak bercadar dan sebaliknya. Begitu juga orang yang
berjubah tidak lebih mulia di sisi Allah Swt. dari pada yang tidak berjubah dan sebaliknya.
Dalam ranah pendidikan, masyrakat Hadhramaut mayoritas mengedapankan belajar
syari'at Islam. Itu di tandai dengan banyaknya lembaga pendidikan baik yang berupa
Universitas ataupun Rubath-Rubath (pesantren), didirikan di Hadhramaut terutama kawasan
Tarim yang terkenal dengan kota pendidikan yang pernah dinobatkan oleh dunia Internasional
sebagai Capital of Islamic Culture pada tahun 2010. Ada sebagian masyarakat yang tentu saja
memprioritaskan untuk mendalami sains dan tekhnologi. Itu pun setelah putra dan putri mereka
dididik agama sejak kecil. Itulah keseimbangan antar ilmu agama dan ilmu sains yang kedua-
duanya harus melekat pada setiap individu muslim agar Islam menjadi agama yang bertengger
di posisi paling atas sebagaimana Islam dulu di spayol.
Walhasil, masyarakat Hadhramaut tidak mengedapankan ilmu agama saja. Bahkan banyak
dari putra-putra tokoh masyarakat dan habaib Hadhramaut digembleng ilmu sains dan
tekhnologi setelah mereka dibekali ilmu keagamaan yang menjadi bekal mereka daalam
kehidupan bersosial dan bermasyarkat.
D. Saatnya Nusantara berkaca pada Hadhramaut
udah tidak diragukan lagi bahwa Islam masuk ke Nusantara terutama Jawa dibawa
S
oleh penyebar Islam dari Hadhramaut setelah mereka singgah di daerah Gujarat
India yang dipelopori oleh keluarga besar Syekh Jamaluddin Akbar dari Gujarat,
beliau masih keturunan Syekh Muhammad Shahib Mirbath dari Hadramaut. Mereka
memutuskna untuk melanjutkan berlayar menuju kawasan Asia Tenggara setelah India diduduki
kolonial Inggris pasca dibuknya terusan Suez (qanatus suwais) di Mesir yang berdampak
banyaknya kolonial Eropa yang berkeinginan untuk melakukukan invasi di daerah Asia.
Dari situ dapat dismpulkan, bahwa nenek moyang dan orang tua orang-orang Islam
Indonesia adalah hadharim. Sangatlah riskan dan ironis jika seorang anak tidak mencerminkan
sifat orang tuaya. Menurut ahli kedokteran pun mengatakan bahwa genetika dari seorang bapak
atau ibu pasti akan menurun ke anaknya. Kalau begitu, orang Islam Indonesia sudah pasti ada
sifat genetika dari orang Islam Hadhramaut seperti keramahan dan kesantunannya. Akan tetapi,
sifat-sifat itu seolah mulai luntur dalam jiwa muslim Indonesia.
Bersambung ke halaman 24...
9
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
KAJIAN ILMIAH

VALIDITAS BID'AH HASANAH
VERSI SHUFIYYAH
Oleh: Abu Bakar Juri, Bsc.
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
1 10
A. Prolog
Islam adalah satu-satunya agama yang mampu berjalan selaras dengan perkembangan
zaman. Tabiat manusia yang berbeda-beda tidak menjadikan Islam lemah dalam menghadapi
zaman yang selalu berkembang ini. Hanya dengan 6666 ayat dan 60000 hadits (kurang lebih),
Islam sanggup mengatur semua literatur kehidupan manusia, baik yang bersifat religi maupun
non-religi, karena ayat-ayat dan hadits-hadits tersebut bersumber dari dzat pengatur alam
semesta.
Al-Qur'an, kitab suci umat islam dan As-Sunnah akan selalu eksis dalam menjawab
tantangan zaman yang selalu berkembang, sehingga tidak ada satu kejadianpun di dunia ini,
melainkan Allah SWT telah menetapkan hukumnya. Tetapi dengan ayat dan hadits yang sangat
terbatas, bagaimana islam menyikapi kejadian-kejadian baru yang silih berganti?.
Para ushuliyyin telah membukukan kaidah-kaidah ushul sebagai alat untuk menggali
hukum dari Al-Qur'an dan As-Sunnah, sehingga semua problematika kehidupan manusia bisa
terjawab sesuai dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Seperti kaidah Al-amru Yaqtadhi Al-wujub,
Annahyu Yaqtadhi Al-fasaad dan pengklasikasian lafadz menjadi universal dan spesik,
serta lain sebagainya. Sehingga dengan kaidah-kaidah tersebut, kiranya seorang mujtahid bisa
menggali hukum untuk semua problematika masyarakat yang silih berganti.
Hal baru yang terjadi ditengah masyarakat, terkadang tidak kita dapati nash Al-Qur'an
atau Hadits yang secara terang mengulas hukum hal tersebut, namun itu bukan berarti hukum
tersebut tidak ada dalam Al-Qur'an atau As-Sunnah, melainkan disana terdapat nash-nash yang
bersifat universal yang mencakup kejadian tersebut, atau terkandung dalam sebuah nash secara
implisit yang tidak bisa dipahami kecuali oleh orang-orang tertentu, yang memiliki kadar ilmu
yang luas.
Hal-hal yang demikian juga banyak menjadi asas perselisihan antar satu golongan dengan
lainnya, karena setiap individu tentunya mempunyai pandangan yang berbeda dalam menyikapi
masalah baru yang tidak termaktub hukumnya secara eksplisit dalam Al-Qur'an atau As-Sunnah,
sehingga dari sudut pandang yang berbeda inilah menghasilkan hukum yang berbeda juga. Tetapi
perbedaan tersebut kiranya tidak pantas untuk dipermasalahkan, selagi perbedaan tersebut masih
pada masalah ijtihadiyah dan masih dalam koridor kaidah-kaidah syari'ah.
Perbedaan pendapat adalah hal yang sangat wajar, karena perbedaan adalah trah
manusia yang sudah terjadi sejak zaman awal islam yaitu zaman para sahabat. Yang sangat
disayangkan, terkadang kita dapati beberapa golongan yang tidak mempunyai etika dalam
menyikapi perbedaan pendapat tersebut, sehingga hanya caci makian saja yang keluar dari mulut
mereka, bahkan berani mengklaim orang yang berideologi beda dengan mereka sebagai
golongan yang sesat dan keluar dari koridor syari'ah, padahal masalah yang mereka perdebatkan
adalah masalah yang bersifat Ijtihadiyah.
Diantara sebab terjadinya perselisihan pendapat yang berakibat caci makian terhadap
golongan lain adalah "tuduhan BID'AH DHOLALAH", yaitu anggapan bahwa "Semua hal baru
11
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
yang terjadi dan tidak pernah ada di zaman Nabi SAW, Sahabat dan Salafuna Sholih adalah
Bid'ah dan semua Bid'ah adalah kesesatan". Maka berangkat dari tuduhan ini, banyak dari
mereka yang mengingkari golongan lain tanpa didasari dengan etika, sampai berani
melontarkan tuduhan kar kepada saudara semuslimnya.
Padahal jika mereka mau menelaah kembali makna Bid'ah dengan benar, niscaya
mereka akan sadar bahwa tidak semua hal baru yang terjadi sekarang ini adalah Bid'ah
Dholalah, apalagi jika didasari dengan kaidah-kaidah ushuliyah yang sudah dibukukan oleh
Ushuliyyin, maka sesungguhnya sebagian dari hal-hal tersebut masuk dalam keuniversalan
sebuah teks ayat atau hadits, atau tersirat secara implisit, sehingga tidak termasuk kategori
Bid'ah Dlolalah, melainkan masuk kategori hal yang masyru' atau Bid'ah Hasanah.
Berangkat dari sini, penulis tergugah untuk mengulas makna Bid'ah yang menjadi asas
perselisihan antar mereka, apakah benar semua hal baru yang terjadi ditengah-tengah
masyarakat yang tidak pernah ada di zaman Nabi SAW, Sahabat dan Salafuna Sholih
menyandang satu predikat yaitu haram seperti yang dipahami oleh sebagian golongan atau
tidak semua hal yang baru berpredikat haram?, karena mungkin saja hal tersebut masuk dalam
keuniversalan sebuah teks ayat atau hadits, atau tersirat secara implisit.
B. DEFINISI BID'AH
1. Bid'ah secara Etimologi
Bid'ah ditinjau dari segi etimologi, mempunyai arti lebih luas dari Bid'ah secara
terminologi, karena denisi Bid'ah jika ditinjau dari segi etimologi mencakup semua hal baru,
baik hal tersebut positif, ataupun negatif dimata syari'at. Untuk lebih jelasnya penulis akan
memaparkan beberapa nash para ulama dalam mendenisikan bid'ah secara etimologi:
Imam Nawawi mendenisikan bid'ah secara etimologi:
. :
Setiap sesuatu yang dikerjakan, yang sebelumnya tidak pernah ditemukan
sepadannya
Imam Al-Izz Bin 'Adbissalam mendenikanya dengan:
.
Mengerjakan sesuatu yang tidak diketahui pada zaman Nabi SAW
Imam Ibn Hajar Al-Asqolany mendenisikannya dengan:
.
Setiap sesuatu yang diadakan, yang tidak terdapat sepadannya, baik sesuatu tersebut
terpuji ataupun tercela.
Dari uraian beberapa denisi Bid'ah diatas, bisa kita tarik benang merah bahwa para
ulama sepakat dalam pemaknaan Bid'ah secara etimologi yaitu Hal baru yang sebelumnya
tidak pernah ada atau ditemukan. Dan mereka juga sepakat bahwa Bid'ah secara etimologi
memiliki makna yang sangat luas karena mencakup semua hal baru, baik terpuji ataupun tercela.
Berangkat dari arti etimologi ini, sebagian ulama -diantaranya Imam Sya'I, Imam
Nawawi dan Imam Ibnu Hajar Al-'Asqolaany- mengklasikasi Bid'ah menjadi Hasanah dan
Sayyi'ah, atau mahmudah dan madzmumah. Sebagian yang lain -seperti Al-Imam Al-'Izz Bin
Abdissalam- mengklasikasi Bid'ah menjadi lima bagian, sesuai dengan hukum Syari'ah yaitu
Wajibah, Mandubah, Mubahah, Makruhah, Muharromah. Dan cara untuk mengetahui bahwa
Bid'ah tersebut masuk kategori wajibah, makruhan, mubahah dsb. dengan menimbang hal baru
tersebut dengan Qowa'idussyari'ah dan Ushulussyari'ah, jika masuk pada kaidah wujub maka
Bid'ah tersebut adalah Bid'ah Wajibah begitu juga seterusnya.
Pengklasikasian Bid'ah oleh para ulama diatas, atas dasar bahwa Bid'ah secara
etimologi mempunyai makna yang sangat luas sehingga mencakup semua hal baru, baik bersifat
terpuji ataupun tercela.
Demikian nash-nash mereka yang mengklasikasi Bid'ah menjadi mahmudah dan
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
1 12
madzmumah, atau menjadi lima bagian sesuai dengan hukum syari'ah:
Imam Nawawi berkata mensyarahi hadits Jabir dalam kitab al-Minhaj (Syarh
Annawawy), Bab: Takhfussholah Wal-Khutbah:
:( ) :
: . : .
: . :
: . : .
. .
.
() ( ) : . :
.( ) :
Al-Imam Al-Izz Bin 'Abdissalaam berkata dalam kitabnya Qowaa'idul Ahkam
Mashoolihil Anaam, juz. 2 Hal. 172-173:
.
:
:

.
:
.
. :
. :
:
.
Al-Imam Ibnu Hajar Al-'Asqolaany berkata dalam kitabnya Fathul Baary, Bab Al-
Iqtida bi Sunani Rosulillah SAW:


) :
(





.
Dan masih banyak lagi nash-nash ulama yang mendenisikan Bid'ah secara etimologi
dan mengklasikasikannya menjadi Mahmudah dan Madzmumah.
Dengan demikian tuduhan bahwa "Semua hal baru yang terjadi dan tidak pernah ada di
zaman Nabi SAW, Sahabat dan Salafuna Sholih adalah Bid'ah dan semua Bid'ah adalah
kesesatan" tidaklah benar jika tuduhan tersebut berangkat dari makna Bid'ah secara etimologi,
karena para ulama terdahulu sepakat bahwa Bid'ah secara etimologi mempunyai makna lebih
luas dari Bid'ah secara terminologi, sehingga mencakup hal baru yang positif dan negatif.
2. Bid'ah secara Teminologi
Untuk mengetahui makna Bid'ah secara terminologi, kita perlu memahami maksud As-
Sunnah terlebih dahulu, karena makna Bid'ah bisa dipahami setelah memahami maksud As-
Sunnah.
Lafadz As-Sunnah dan Al-Bid'ah adalah dua lafadz yang memiliki arti yang berlawanan.
Dalam hadits, Nabi SAW juga memadukan dua lafadz ini, dengan menjadikan As-Sunnah
sebagai asal dan menganjurkan untuk berpegang teguh dengannya, kemudian disusul dengan
larangan mengerjakan Al-Bid'ah. Kita tidak dapat mengatahui maksud dari Al-Bid'ah secara
terminologi (yang dimaksud dalam hadits Nabi SAW) dengan benar, kecuali telah kita pahami
maksud dari As-Sunnah yang merupakan asal terlebih dahulu, karena diantara cara untuk
memahami sesuatu adalah dengan mengetahui lawannya.
Hadits yang memadukan lafadz As-Sunnah dengan Al-Bid'ah diantaranya hadits yang
diriwayatkan oleh Al-'Irbad:


.
Dalam hadits ini Nabi SAW. dengan jelas memadukan dua lafadz As-Sunnah dan Al-


Bid'ah, yang pertama Nabi SAW. berkata:

yang mengandung anjuran untuk berpegang teguh dengan sunnahnya, kemudian disusul

dengan perkataannya yang mangandung


peringatan agar kita menjauhi Bid'ah.
Kemudian apa maksud As-Sunnah dan Al-Bid'ah pada hadits Nabi SAW. di atas?
As-Sunnah secara etimologi dan terminologi syari'at bermakna Atthoriiqoh (metode),
hanya saja ketika lafadz Atthoriqoh pada hadits diatas bersumber dari Nabi pembawa syari'at,
maka maknanyapun dikembalikan menurut istilah syari'at yang dibawanya juga, dan maksud As-
Sunnah secara istilah syari'at adalah metode.
Kemudian ketika lafadz "As-Sunnah "pada hadits diatas dimudlofkan pada yaaul
mutakallim, maka maksud metode disini adalah metode Nabi SAW.
Pernyataan bahwa maksud "As-Sunnah "pada hadits diatas adalah "Atthoriiqoh" (metode)
dikuatkan oleh hadits lain:

.
lafadz As-Sunnah pada hadits ini jelas bermakna Atthoriqoh (metode), tidak mungkin
diartikan yang lain.
Kemudian maksud metode disini adalah petunjuk Nabi SAW. yang ada pada hadits yang
diriwayatkan oleh Sayyidina Jabir bin Abdillah:

....
Hadits ini menjelaskan bahwa maksud As-Sunnah yang bermakna Atthoriqoh di atas
adalah Hudannaby (petunjuk Nabi), karena jika kita amati makna hadits ini, maka akan kita
dapati kesamaan dengan hadits sebelumnya dalam segi makna, hanya saja pada hadits ini Nabi
SAW. tidak menggunakan lafadz As-Sunnah untuk membandingi lafadz Al-Bid'ah, melainkan
menggunakan lafadz lain yaitu Al-Huda yang berarti petunjuk. Dengan demikian jelaslah
maksud Attoriqoh diatas adalah Al-Huda.
Maka dengan uraian diatas, jelaslah bahwa As-Sunnah pada hadits yang pertama,
bukanlah As-Sunnah yang menjadi istilah muhadditsin, yaitu Hadits Nabawi, bukan juga
merupakan istilah Fuqoha dan Ushuliyyin yaitu kebalikan dari wajib, melainkan makna yang
dikehendaki disini adalah makna Syar'i yaitu petunjuk Nabi SAW, baik petunjuk tersebut berupa
ucapan, pekerjaan, cara menerima dan cara menolaknya terhadap suatu kejadian yang dibuat oleh
para sahabat di zamannya. Maka setiap hal baru yang terjadi dan tidak selaras dengan petunjuk
Nabi SAW. adalah Bid'ah yang dimaksud pada Hadits Nabi saw.
Dengan demikian bisa kita simpulkan bahwa Bid'ah yang dimaksud dalam Hadits
Nabi SAW di atas adalah setiap hal yang tidak sesuai dengan metode Nabi SAW. atau
dengan redaksi lain setiap hal baru yang bertentangan dengan Qowa'idussyari'ah atau
13
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
1 14
Ushulussyari'ah.
Makna inilah yang dimaksud dalam hadits Nabi SAW.:
.
Artinya: setiap hal baru yang tidak sesuai dengan Qowa'idussyari'ah atau
Ushulussyari'ah adalah sesat, dan setiap kesesatan akan berada dalam Neraka.
C. PENGKLASIFIKASIAN BID'AH MENJADI DHOLALAH DAN HASANAH VERSI
SHUFIYYAH
Setelah kita mengetahui makna Bid'ah secara etimologi dan terminologi, dan kita juga
telah mengetahui bahwa ulama yang mengklasikasi Bid'ah menjadi Mahmudah dan
Madzmumah, atau menjadi lima sesuai dengan lima hukum syari'ah, adalah pengklasikasian
Bid'ah secara etimologi, sekarang kita akan membahas Bid'ah Hasanah versi Shuyyah.
Bid'ah Hasanah yang dimaksud oleh Shuyyah adalah Bid'ah secara etimologi, karena
mereka sepakat dengan ulama yang berpendapat bahwa Bid'ah secara etimologi tidak semuanya
sayyi'ah, melainkan mempunyai lima hukum syari'at sebagaimana yang telah dikemukakan oleh
Al-Imam Al-Izz bin Abdissalam diatas. Adapun Bid'ah Dholalah yang dimaksud pada hadits
Nabi SAW. diatas adalah Setiap hal baru yang bertentangan dengan Qowa'idussyari'ah atau
Usulussari'ah, dan inilah Bid'ah sayyi'ah secara terminologi yang dimaksud dalam hadits Nabi
SAW.
Artinya, ketika mereka dihadapkan dengan hal baru, maka mereka akan menimbang hal
baru tersebut dengan Qowa'idussyari'ah dan Ushulussyari'ah, jika hal tersebut bertentangan
dengan Qowa'idussyari'ah atau Ushulussyari'ah, maka hal tersebut masuk kategori Bid'ah secara
terminologi yaitu Bid'ah Dholalah yang dimaksud oleh Nabi SAW di dalam Hadits. Dan jika
sesuai dengan Qowa'idussyari'ah atau Ushulussyari'ah maka mereka tidak menganggap hal
tersebut masuk kategori Bid'ah secara terminologi, melainkan mereka menganggap hal tersebut
masuk kategori Bid'ah Hasanah secara etimologi. Inilah maksud perkataan para ulama, bahwa
keuniversalan hadits Nabi SAW diatas telah dikhususkan oleh makna termonoginya.
Untuk menguatkan pernyataan saya bahwa maksud dari Bid'ah Hasanah menurut
Shuyyah adalah Bid'ah secara etimologi, silahkan anda lihat beberapa nash sebagian ulama
Shuyyah dibawah ini:
Sayyid 'abdullah mahfudz al-haddad yang termasuk pembesar ulama shu dalam
kitabnya Al-bid'ah WAs-Sunnah hal. 137, menyimpulkan beberapa nash 'ulama dengan
perkataannya:
:
.



.

:
.
Doktor 'Abdil Ilah bin Husain Al-'arfaj dalam kitabnya Mafhumul-Bid'ah Hal. 81
menyimpulkan beberapa nash 'Ulama:
:


.

.( )
Dan masih banyak lagi Nash-nash ulama Shuyyah yang menyatakan demikian.
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
1 14
Segenap Sahabat Al Hikmah Yaman
Mengucapkan
SELAMAT dan SUKSES SELALU...!!!
Kepada:
Sdr. Lut Ahsanuddin
yang berhasil menjadi 10 Nominasi Terbaik
dalam OLIMPIADE KARYA TULIS ILMIAH (OKTI) 2013
yang diselenggarakan oleh
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Yaman
Pernyataan Syekh Ibn Rojabpun menguatkan pernyataan saya dalam kitabnya Jaami'ul-
Uluum wal-Hikam, Hal. 299-301:
( ) : - -

( ) :

.


: - -
. : .
Dengan beberapa nash ulama Shuyyah diatas jelaslah bahwa Bid'ah Hasanah yang
mereka maksud adalah Bid'ah secara etimologi, bukan secara terminologi yang dimaksud dalam
hadits Nabi SAW., artinya tidak semua hal yang baru, -baik hal yang berkenaan dengan agama
ataupun adat- masuk kategori Bid'ah Sayyi'ah, karena jika hal baru tersebut sesuai dengan
Qowa'idussyari'ah atau Ushulussyari'ah maka hal tersebut bukanlah Bid'ah Sayyi'ah,
melainkan masuk kategori Bid'ah Hasanah secara etimologi, dan jika tidak sesuai dengan
Qowa'idussyari'ah atau Ushulussyari'ah, maka masuk kategori Bid'ah Sayyi'ah dan inilah yang
dimaksud dalam hadits Nabi SAW:
.
Dan bisa kita simpulkan bahwa pengklasikasian Bid'ah oleh golongan Suyyah sama
persis dengan pengklasikasian Bid'ah oleh Imam Sya'I, Imam Nawawi, Imam Ibn Hajar Al-
Asqolany dan Imam Al-Izz bin Abdissalam di atas, dalam segi bahwa pengklasikasian mereka
adalah secara etimologi, bukan terminologi.
Bersambung ke Halaman
15
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
OPINI

agi kita yang sering menonton
B
berita atau mengikuti acara
televisi mungkin sering kali
mendengar isu-isu negatif tentang negara
Yaman. Fakta yang sampai ke telinga saya saat
ini, baik dari internet, berita televisi, facebook
dan media-media online hampir menyatakan
bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia
saat ini sedang digoncang oleh isu-isu
terorisme. Lebih-lebih, ketika ada berita dari
Yaman di tanah air terkait terbunuhnya dua
orang mahasiswa Indonesia di Darul Hadits
(sebuah ma'had yang ada di Yaman).
Mungkin ada di antara kita yang
menonton acara wawancara di salah satu
stasiun TV berita dengan judul Bom waktu
dari Yaman. Saya baca beberapa komentar
t e ma n- t e ma n di Fa c e book, me r e ka
mengatakan bahwa narasumber di acara
tersebut memaparkan, Para pelajar Indonesia
di Darul Hadist memiliki kaitan dengan
jaringan Al Qaida Yaman dan merekapun
dididik untuk bertindak radikal dan teror.
Seperti pernyataan mereka, para pelajar
di Darul Hadits setiap Jum'at dipinjami
senapan AK-47 untuk latihan menembak,
sedangkan pelurunya beli sendiri. setelah
latihan, senapannya diserahkan kembali ke
ma'had tersebut.
Sejauh yang saya tahu, disini para
orang asing, baik di Darul Hadits maupun
lembaga lainnya, semisal universitas Al
Ahgaff, Darul Musthofa, Ribath Tareem dan
lain-lainnya terutama pelajar Indon esia
dilarang membawa senjata api. Jangankan
membawanya, menyentuh saja tidak bo leh,
apalagi sampai pelurunya beli sendiri. Uang
darimana? Para pelajar di sini hidupnya
sederhana sekali, Semuanya serba dihemat.
Kalaupun ada uang, pasti uangnya digunakan
untuk membeli kitab-kitab daripada beli peluru.
Kami jauh-jauh datang ke sini tujuannya hanya
untuk menimba ilmu agama dan mencari
keberkahan ulama-ulama yang saleh, bukan
untuk latihan pegang senjata. Kalau tujuannya
untuk berlatih jadi tetoris kenapa harus ke
Yaman dan buang biaya mahal? Lebih pahit lagi
terkait liputan tentang pelajar Indonesia yang
belajar di Yaman secara umum, Negara Timur
Tengah yang terletak di Jazirah Arab yang
berbatasan langsung dengan Arab Saudi dan
laut merah.Tapi yang sangat di sayangkan
dalam liputannya, banyak faktafakta yang
tidak di muat secara proporsional, seolah-olah
mereka menggambarkan bahwa Yaman adalah
negara yang sangat berbahaya dan bisa menjadi
ancaman serius bagi NKRI, Lebih dari itu,
bahkan lembaga pendidikan pun tak luput
menjadi sorotan mereka, dan salah satunya
Universitas Al-Iman.
Di antara pemberitaannya yang dimuat
di acara Jurnalist on Duty, Universitas Al-
Iman disebut sebagai kampus oposisi yang
beraliran Al-Qaida dan dipimpin oleh seorang
yang dituduh terlibat jaringan Al-Qaida,
ditambah lagi bahwa pemerintah tidak
memberikan izin tinggal kepada mahasiswa
yang belajar di sana. Lebih parahnya, mereka
mengatakan bahwa banyak sisa-sisa reruntuhan
bekas serangan tentara Amerika ke Universitas
tersebut, padahal reruntuhan itu sisa-sisa
gempuran tentara mantan presiden Ali Abdullah
Saleh untuk meredam aksi protes besar-besaran
yang ingin menggulingkan dirinya beberapa
waktu lalu.
Dan kenyataan yang ada di lapangan
lebih jauh berbeda dari apa yang mereka
beritakan, bisa dibilang bahwa pada dasarnya
Oleh M. Rifqi Ridho
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
1 16
Menanggapi Isu-isu Terorisme Di Negeri Saba'
Universitas Al-Iman adalah korban kepentingan politik kotor semata. Syekh Abdul Majeed Az
Zendany, seorang ulama besar Yaman yang terkenal sebagai pioner i'jaz i'lmi di dunia Islam dan
menjabat sebagai ketua badan persatuan ulama Yaman, serta beliau juga termasuk anggota Majlis
Syuro salah satu partai oposisi terbesar di Yaman. Sudah barang tentu beliau selalu kritis terhadap
kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah. Otomatis perang dinginpun terjadi di kedua belah
pihak. Perlu kita ketahui juga, bahwa Amerika negara yang sangat memusuhi Islam
memanfaatkan situasi ini dengan menuduh beliau terlibat jaringan Al-Qaida, yang hanya
berdalilkan tulisan yang di muat di koran resmi Yaman yang notabene koran pemerintah.
Syekh Abdul Majeed Az Zendany sendiri pernah membantah dan mengadukan masalah
ini kepada presiden waktu itu, Ali Abdullah Saleh dan menuntutnya untuk membersihkan nama
baiknya. Presiden Saleh pun malah berjanji akan membersihkan namanya waktu itu. Dan
pastinya dengan adanya tuduhan semacam ini pemerintah setempat semakin leluasa untuk lebih
bisa menekan pergerakan tokoh kritikus ini, di antaranya dengan menyudutkan Universitas Al
Iman yang dipimpinnya.
Saya kenal dengan Al Iman, bahkan saat saya di Mukalla [ibukota provinsi Hadlromaut]
saya sering mengadakan acara bersama mahasiswa Al Iman. Sejauh yang saya kenal, mereka
justru lebih mendalami hadits dan al qur'an, bukan masalah perang.
Dan bagaimana bisa Univ. Al Iman dituduh sebagai markas Al Qaeda, padahal kampus
Univ. Al-Iman adalah salah satu kampus swasta yang terakreditasi di kementerian pendidikan
tinggi Yaman dengan Akreditasi No 28 tahun 1993, tertanggal 14 Sya'ban 1414 H yang bertepatan
dengan tanggal 17 Desember 1993 M. berlokasi di jantung ibu kota Sana'a yang bersebelahan
dengan markas militer Yaman dan memiliki lebih dari enam ribu mahasiswa dan memiliki
kampus cabang hampir di setiap provinsi di Yaman, jadi jika ada tuduhan bahwa Univ. Al iman
adalah sarang Al-Qaida secara tidak langsung mereka menuduh lebih dari enam ribu mahasiswa
Yaman terlibat jaringan Al-Qaida dan juga menuduh pemerintah Yaman melegalkan lembaga
yang beraliasi syari'ah. tentunya kami juga sangat khawatir dengan pemberitaan yang seperti ini
karena bisa berdampak negatif kepada hubungan antar kedua negara.
Intinya isu-isu tersebut sangatlah memukul pelajar yang ada di Yaman secara umum.
Kesan negatif terhadap alumni Yaman pun mulai dirasakan. Sering kali alumni dicurigai sebagai
antek-antek jaringan Al Qaida atau teroris. Bahkan, kejadian diatas membuat kami merasa takut
kalau pulang ke tanah air dengan mengenakan jubah atau sarung serta berjenggot panjang. Lebih
ironis lagi, banyak diantara teman-teman santri yang ingin belajar ke-Yaman dihasud oleh
masyarakat sebagai calon teroris bahkan disodori berita-berita pahit yang membuat mereka
enggan untuk berpijak ditanah seribu wali.
Saya jadi ingat pernyataan Bapak Duta Besar RI untuk Yaman beberapa waktu yang lalu saat
berkunjung ke Universitas Al Ahgaff tentang kuatnya pengaruh media massa dalam membentuk
opini publik, sehingga yang tergambar di benak masyarakat bahwa orang-orang yang berpegang
teguh kepada agama adalah orang-orang yang kaku dan suka kekerasan.
Seharusnya kita selaku pendengar harus selalu hati-hati dan selektif dalam meyakini isi
dari berita tersebut. Bukan berarti kita tidak boleh percaya seratus persen terhadap suatu berita,
melainkan kita harus selalu melihat siapa, dari mana dan sejauh mana pengetahuan pembawa
berita terkait berita yang dilaporkannya.
Perlu kiranya dimengerti, bahwa dalam suatu berita sering terjadi kesalahan dari
wartawan atau tidak ada kesalahan namun waktu pemuatannya tidak tepat waktu sehingga berita
tersebut tidak sesuai dengan fakta akhirnya. Tidak jarang pula ada sebagian wartawan yang punya
kepentingan dalam karirnya, sehingga ia lebih mengejar materi dari pada kebenaran. Ini yang
menjadikan berita terkadang dimuat tidak secara proporsional. Dalam dunia media hal ini bukan
hal yang jarang, walaupun ada sebagian media yang sangat teliti dalam merangkum suatu berita.
Wallohu 'alam. #MRR.
17
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
Belajar di Tarim, Hadhramaut
Oleh : Thohirin Shodiqin
Diantara kota- kota di Hadhramaut yang terkenal mempunyai pengaruh dan peradaban
tinggi adalah kota Tarim. Sejak dulu kota Tarim merupakan pusat ilmu dan penyebaran agama
Islam. Menurut para pakar sejarah, melalui perantau yang berhijrah dari kota ini pada khususnya
dan Hadhramaut pada umumnya, Islam menyebar hingga ke Timur Asia, India, Indonesia,
Malaysia, Berunei Darussalam, Philipina, Singapura, juga belahan Afrika, Kongo, Somalia, dan
Sudan. Wali songo atau Sembilan wali yang terkenal telah berhasil mengislamkan pulau Jawa
pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Menurut beberapa kitab, nasab- nasab mereka
sampai ke Saadah 'Alawiyyah disini, yaitu Sayyid 'Alawi 'Ammul faqih, paman dari Al Faqih al
muqoddam Muhammad bin Ali Ba'alawi yang keduanya dimakamkan di Turbah Zanbal, Tarim.
Mereka para muhajirin tersebut pergi untuk berdakwah dan berdagang demi memenuhi
kebutuhan hidup sehari- hari, sehingga daerah yang dahulu berpenduduk kar berubah menjadi
negeri- negeri islam.
Sayyidina Imam Ahmad bin Hasan al-Attas menyebutkan, bahwa sebagian ulama Tarim
telah hijrah sejak lebih dari 1000 tahun yang lalu, diantara mereka ada yang menjadi qadhi
(hakim) di Mesir, padahal negeri ini dan al- Azharnya sudah terkenal pada waktu itu sebagai
pusat cendekiawan- cendekiawan muslim.
Pada abad-abad selanjutnya fenomena ini mulai berubah. Jika sebelumnya para ulama
hijrah dari kota Tarim Al-Ghanna ini, sekarang orang-orang mulai berdatangan ke Tarim untuk
menuntut ilmu. Itu terjadi baik di masa hidup Habib Syekh Abu Bakar bin Salim, masa putra
beliau, Hamid dan Husein. Hal ini juga berlaku di masa Imam Abdullah al-Haddad. Dan hal
inipun terjadi terus menerus hingga pada paruh pertama abad ke-13 H. Kota Tarim kian dipenuhi
pendatang asing, diantara mereka Sayyid Imam al-Habib Sholeh al-Bahrain, Salim bin Sa'id bin
Syumaeil, Syekh Abdullah Basaudan, al-Habib Abu Bakar bin Abdullah al-Attas dan
sebagainya. Pendatang- pendatang ini tinggal di masjid-masjid dan juga di zawiyah- zawiyah (
semacam halaman luar masjid yang diguakan untuk mengaji ) yang ada di Tarim.
Kota yang besarnya tidak lebih dari luas sebuah kecamatan di Indonesia ini memang sangat
istimewa. Walaupun kecil, namun jumlah masjidnya saja sangat banyak, kurang lebih 365 buah,
dan zawiyah-zawiyah yang makna asalnya adalah pojok-pojok yang berfungsi sebagai tempat
adhramaut adalah salah satu provinsi di Yaman selatan dengan
H
Ibu kota provinsi yaitu Al- Mukalla. Kata Hadhramaut sudah
tidak asing lagi di mata dunia, khususnya dikalangan umat islam.
Ketika mempelajari kitab- kitab turast, kata Hadhramaut sering disebut baik
sebagai daerah pengarang kitab itu sendiri, atau sebagai contoh dibeberapa
permasalahan ilmiyah, seperti dalam pembahasan tarkib mazji di ilmu nahwu,
biasanya pengarang mengambil kata Hadhramaut sebagai contohnya. Dalam
fan ilmu kih, Hadhramaut juga sering disebut sebagai contoh daerah panas
yang bisa menyebabkan air menjadi Musyammas. Hadhramaut terdiri dari
daerah pantai dan pegunungan, sebagian besar terdiri dari beberapa wadi atau
daerah lembah yang gersang. Namun Hadhramaut memiliki beberapa kota
yang berperadaban tinggi dan sangat berpengaruh di dalam sejarah islam,
seperti kota Tarim, Dau'an dan lain sebagainya. Disana banyak terdapat
lembaga pendidikan islam yang mempelajari faham ahlussunnah wal jama'ah,
seperti rubat- rubat dan beberapa Universitas.
Mustawa 3 Fak. Syariah Wal Qonun
Refleksi

Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
1 18
ibadah para ubbad (ahli ibadah). Disitu para pelajar belajar ilmu nahwu, kih, dan ilmu-ilmu
lainnya dengan para guru-guru yang ada di tiap-tiap zawiyah atau mesjid tersebut. Seperti
zawiyah Syekh Ali bin Abu Bakar as-Sakron bin Abdurrahman as-Seggaf yang diasuh oleh al-
Allamah Mufti DiyarAl- Hadramiyah al-Habib Abdurrahman bin Muhammad al-Masyhur,
kemudian zawiyah mesjid Sirjis dan Awwabin dengan Syekh al-Allamah Muhammad bin
Ahmad al-Khatib, zawiyah mesjid Na' diasuh al-Allamah Syekh Ahmad bin Abdullah al-Bakri
al-Khatib (setelah wafat guru beliau yang juga pendiri zawiyah tersebut, al-Allamah Ahmad bin
Abdullah Balfaqih pada tahun 1299 H, dan setelah wafat al-Habib Abu Bakar bin Abdullah
Bakar al-Khered), kemudian mesjid Suwayyah pengajarnya juga Syekh Ahmad, mesjid bani
Hatim (sekarang dikenal dengan mesjid 'Asyiq) mudarrisnya al-Allamah Alwi bin Abdurrahman
bin Abu Bakar Al-Masyhur, zawiyah Syekh Salim bin Fadhal Bafadhal dengan pengasuh al-
Habib Abu Bakar bin Abdullah al-Kherred (meninggal tahun 1312 H) dan yang lainnya.
Demikinlah kegiatan-kegiatan ilmiah yang ada di kota ini begitu ramai dan tatkala pelajar
dari luar Tarim kian banyak maka berdirilah Rubat Tarim yang sekarang diasuh oleh Al Habib
Salim as- Syatiri, Universitas Al Ahgaff, Perguruan Darul Mushtofa dan beberapa Ribat yang
dibangun oleh Al Habib Abu Bakar al- Adeni bin Ali al- Masyhur seperti Darul Ghuroba yang
khusus mempelajari ilmu qiro'at dan hadits.
Metode pembelajaran di Hadhramaut sering disebut dengan istilah Madrasah
Hadhramaut. Habib Abu Bakar al- Adeni bin Ali al- Masyhur menyatakan, bahwa pilar
kemoderatan syari'ah dan kesederhanaan yang sadar di Madrasah Hadhramaut adalah:

----- ----- ----- -----

1. Ilmu
2. Amal (mengamalkan ilmu)
3. Wira'i
4. Ikhlas
5. Takut kepada Allah SWT.
Setelah memenuhi lima pilar diatas, barulah berdakwah kepada Allah SWT. dengan
hikmah dan mau'idzoh hasanah, sebagaimana rman Allah SWT. didalam al- Qur'an, surat an-
Nahl ayat 125, yang berbunyi:
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah
mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat
dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS An Nahl: 125).
Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang haq dengan yang
bathil.
Banyak ulama yang telah belajar di kota Tarim ini yang tak mungkin disebutkan nama-
nama mereka satu persatu, karena jumlahnya mencapai ribuan. Habib Alwi bin Muhammad bin
Ahmad al-Muhdhar di Indonesia, berkata: "tak kutemukan satu daerah atau pulau di Indonesia
yang saya masuki, kecuali saya dapati orang-orang yang menyebarkan ilmu disana adalah
alumni Rubath Tarim atau orang yang belajar kepada orang yang telah belajar disini.
Habib Musthafa bin Ahmad al-Muhdar menulis pada sebagian surat beliau kepada ahli
Tarim: Ilmu as-Syatiri (Habib Abdullah bin Umar as-Syatiri) teruji dengan penyebarannya
menyebar ke segala penjuru, dari daerah yang satu ke daerah yang lain, menyebar ke Hindia,
China, negara-negara Arab, Somalia, Malabar, dan sebagainya...
Sekarang jumlah pelajar di kota Tarim sudah mencapai ribuan dari berbagai belahan dunia,
baik benua ataupun negara, seperti Eropa, Amerika, Australia, juga negara Yaman sendiri, India,
srilangka, Pakistan, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Tanzania, Somalia, Kenya,
Burkinavaso dan yang lainnya dari benua Asia dan Afrika.*
19
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
1. Eksistensi
Universitas Al-Ahgaff adalah Universitas swasta yang didirikan oleh Al-'Alim Al-
'Allamah Al-Habib Abdullah bin Mahfudz Al-Haddad (hadhahullah), prosesi akademisnya
resmi dimulai setelah mendapatkan surat keputusan Menteri Pendidikan Yaman nomor:
05/1994.
Di usianya yang masih cukup muda, Universitas yang dipimpin oleh Prof. Dr. Sayyid
Abdullah Muhammad Baharun, MA. Ini, telah diakui keberadaannya oleh persatuan
Universitas Arab ( Ittihaad Al Jami'at Al Arabiyyah) dan disamping itu Universitas Al-Ahgaff
juga termasuk dalam keanggotaan ikatan Universitas Islam (Rabithah al Jami'ah al
Islamiyyah).
Tujuan didirikannya Universitas ini adalah
sebagai langkah nyata dari ide-ide cemerlang
yang mengkristal dalam satu tujuan utama, yaitu
membangun sarana pendidikan Islam yang
bonat dan berkualitas bagi masyarakat muslim
dunia dengan pola pendidikan yang mampu
mencetak kader insan yang prospektif dan
mumpuni dalam segala aspek kehidupan
berasaskan ruh islami serta penyebarluasan faham
keagamaan berhaluan ahlus sunnah wal jama'ah.
Kantor Pusat Universitas Al-Ahgaff
berkantor pusat di Kota Mukalla ibu Kota propinsi
Hadramaut Yaman. Segenap komponen yang
dimilikinya, seperti gedung Fakultas, language
center atau gedung persiapan mahasiswa baru dan
gedung rektorat, semuanya berada di Kota yang
terletak di ujung semenanjung Arab tersebut.
Hanya gedung Fakultas Syari'ah & Hukum saja
yang berada di Kota Tarim, hal ini sengaja
dilakukan demi terwujudnya pendidikan syari'ah
yang tidak berpusat di bangku kuliah belaka,
namun langsung bersentuhan sacara alamiah
dengan bi'ah (lingkungan) yang mendukung
kearah kesempurnaan hasil pendidikannya,
mengingat kemasyhuran Kota Tarim sebagai kota
ilmu dan ulama. Alasan lain ditempatkannya
P
r
o
f
i
l

UNIVERSITAS AL AHGAFF
Hadhramaut - Yaman
Sekilas Tentang
Oleh : M. Khoirul Jadid
Habib Abdullah Mahfudz Al Haddad
Prof. DR. Habib Abdullah Baharun, MA.
Edisi Perdana Oktober 2013
1 20
Fakultas Syari'ah & Hukum terpisah dengan induknya, di antarnya karena faktor kultur sosial
masyarakatnya yang sangat mendukung sekali untuk dijadikan tempat tafaqquh ddin, juga
kerena faktor sejarah yang telah memotivasi ditempatkannya fakulas ini di kota Tarim.
Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, bahwa dari kota Tarim inilah, Islam di berbagai
belahan dunia, seperti Asia dan Afrika bisa menyebar dan berkembang dengan pesat, berkat
kegigihan dan keikhlasan para tokohnya dalam berdakwah menyebarkan agama Islam.
2. Fakultas
Universitas Al-Ahgaff menaungi beberapa
Fakultas sebagai berikut :
1. Fakultas Syari'ah & Hukum, Fakultas ini
dibuka pada tahun 1995 di kota Tarim
Hadramaut. Fakultas ini sementara baru
terdiri dari jurusan Syari'ah dan Syari'ah
& Hukum dan direncanakan akan
membuka jurusan tafsir hadits dan
ushuluddin pada tahun tahun kedepan
karena melihat makin banyaknya jumlah
mahasiswa dari berbagai Negara dan
kebutuhan masyarakat terhadap dua
Fakultas tersebut.
2. Fakultas Managemen dan Ekonomi, dibuka
pada tahun 1995-1996. Fakultas ini
membawahi dua jurusan, Manajemen
dan Akuntansi.
3. Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, dibuka
pada tahun 1997 yang mencakup jurusan
ilmu computer, E-commerse, dan
system informasi.
4. Fakultas Banat, dibuka pada tahun 1997-
1998 membawahi jurusan studi islam,
bahasa arab, ilmu komputer, dan bahasa
inggris.
5. Fakultas Sastra dan Ilmu Sosial dibuka pada tahun 2006-2007 dengan jurusan bahasa inggris
di dalamnya.
Dari kelima Fakultas ini, pihak Universitas hanya membuka dua Fakultas saja untuk
mahasiswa dan mahasiswi asal Indonesia, yaitu Fakultas Syari'ah & Hukum untuk
mahasiswa Indonesia dan Fakultas Studi Islam untuk mahasiswi Indonesia.
3. Strata akademik
a. Program Bachelor (S1)
Masa kuliah
Masa kuliah di Universitas Al-Ahgaff secara umum ditempuh selama sepuluh
semester dalam waktu lima tahun dan maksimal tujuh tahun, hal ini berlaku untuk
Fakultas Syari'ah & Hukum. Adapun Fakultas sastra dan Fakultas Banat jurusan
studi Islam dan Fakultas Tehnik, serta Fakultas Ekonomi maksimal delapan tahun.
Waktu Kuliah
Waktu kuliah dilaksanakan setiap hari kecuali hari Jum'at, mulai pukul 08.00
Habib Abdullah Baharun besama Menteri Agama Indonesia, Surya Darma Ali
dan stafnya dengan didampingi KH. Nur Iskandar, SQ.
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
21
sampai pukul 13.00 waktu setempat, namun terkadang Fakultas tertentu
memasang jadwal kuliah sore hari atau malam hari sesuai kondisi yang
berkembang hal ini dilatarbelakangi oleh kurang memadainya jumlah ruangan
yang digunakan untuk aktitas belajar dan mengajar sementara jumlah
mahasiswa setiap tahunnya terus meningkat terutama mahasiswa dan mahasiswi
yang datang dari Indonesia. Adapun jadwal mata kuliah bersifat kondisional
sesuai ketentuan pihak Fakultas masing-masing.
b. Program Pascasarjana (S2 & S3)
Masa Kuliah
Untuk melengkapi jenjang strata akademiknya, Universitas Al-Ahgaff telah
membuka program magister (Pasca Sarjana/S2) dan program Doktoral (S3)
dengan konsentrasi studi islam, bertempat di Kota Mukalla dengan ketentuan
sebagai berikut :
Masa kuliah program magister (S2) ditempuh selama dua hingga empat tahun.
Masa kuliah program doktoral (S3) ditempuh selama tiga hingga lima tahun.
Waktu Kuliah
Waktu kuliah disesuaikan dengan kondisi yang berkembang, karena mayoritas
mahasiswa yang menempuh program S2 dan S3 diberikan kesibukan oleh pihak
Universitas untuk membantu tugas mengajar sebagai dosen di program S1 atau
persiapan masuk kuliah (tamhidi) dan pembantu di rektorat dan perkantoran,
sehingga bersifat kondisional sesuai ketentuan pihak Fakultas masing-masing.
4. Pusat Rektorat Universitas Al-Ahgaff Yaman
Foah Masakin Mukalla Hadramaut Republik of Yemen PO. Box : 50341
Telp.: (00967) (5) 360301 / 371923
Fax. : (00967) (5) 360303
Website : www.ahga.edu
E-mail : ahga@ahga.edu
Kantor Yayasan Al-Ahgaff Indonesia
Jl. Jagasatru No. 56/193 Cirebon 45115 Jawa Barat Indonesia
Telp./Fax. : (0062) (231) 203157
HP.: (0062) (81) 22212000
E-mail : Indonesia@ahgaff.edu/ahga_indonesia@yahoo.com
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
1 22
Nama dan Tempat Kelahiran
Terkenal dengan julukan Al-Faqih Al-muqaddam Tsani (guru besar kedua setelah Al-
Habib Muhammad bin Ali Ba'alawi), seorang gur yang terlahir di kota Tarim. Beliau adalah Al-
Imam Al-Habib Abdurrahman bin Ahmad Maula Dawilah bin Ali bin Alwi bin Al-faqih Al-
Muqaddam. Tumbuh dan besar sebagaimana para pendahulunya dengan menghafal Al Qur'anul
Karim dan menghafal kitab At-Tanbih dan Al-Muhadzdzab karya Al Imam Abi Ishak As-
Syairozi, Al-Basith, Al-Wasith, Al-Wajiz, dan Al-Khulashah karya Al-Imam Al-Ghozali, Al-
Muharror karya Imam Ar-Ra'i dan kitab-kitab qih lainnya. Dalam fan tasawwuf beliau
mempelajari dan mengamalkan kitab Ihya ulumuddin, selain itu beliau juga mahir dalam disiplin
ilmu nahwu, balaghoh dan shorof, serta lain sebgainya, hingga beliau tumbuh menjadi sosok
pelajar yang menguasai berbagai disiplin ilmu melampui semua teman sebayanya disaat itu.
Sebagian sahabatnya mengatakan: "Abduraahman bin Muhammad As-Segaff hampir hafal kitab
Al-Muhadzdzab dan Al-Wajiz, bahkan Al-Arif Al-Faqih Ali bin Salim pada masa tuanya
kembali belajar pada Al-Imam.
Guru-Guru Beliau
Pada masa belajarnya beliau berada dibawah asuhan guru-guru besar baik dari kalangan
"as-saadaah" maupun dari kalangan "al-masyayikh", diantaranya adalah ayahhanda beliau
sendiri Al-Imam Muhammad bin Ali Maula Dawilaih, Sayyid Al-Imam Muhammad bin Alwi bin
Ahmad bin Al-Faqih Al-Muqaddam yang masyhur disebut denagan "shohibul 'ama'im".
Al-Imam Abdurrahman juga berlayar ke Goil Abi Wazir untuk bertemu dan menimba
ilmu pada Syaikh Alallamah Muhammad bin Sa'ad Abi Syukail dan Syaikh Al Faqih Muhammad
bin Abi Bakar Ba 'abad. Selain itu beliau juga berlayar menuju kota Aden untuk belajar ilmu
bahasa, sastra dan lainya pada Syaikh Muhammad bin Said Kibban hingga beliau menguasai
ilmu tersebut tanpa berubah sifat asli beliau, yaitu sifat tawadlu yang telah beliau tanamkan
dalam diri beliau semenjak beliau masih dalm usia dini.
Ibadah dan Mujahadah Beliau
Rahmat dan kemulian Alloh yang
melimpah kepada beliau nampak terlilhat
saat beliau masih dalam usia dini. Selama
33 tahun lamanya beliau sangat jarang tidur
siang maupun malam dan beliau selalu
membatasi perutnya dari makanan. Beliau
berkata: "bagaimana mungkin saya bisa
tidur, manakala saya berbaring miring ke
kanan, maka aku melihat surga, dan jika
berbaring kesebelah kiri aku melihat
neraka". Beliau mengkhatamkan Al-Qur'an
AL HABIB ABDURRAHMAN BIN MUHAMMAD AS-SEGAFF
Teladan
(738-819 H )
(Pemimmpin Wadi Ahgaff)
Oleh: Ahmad Muqimuddin Waridin*
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
23
Masjid As Segaff
empat kali di siang hari dan empat kali di
malam hari. Seorang wali besar, pemimpin
para su, Al-Imam Abu Bakar bin Abdullah Al-
Adni berkata: "tidaklah diragukan lagi, bahwa
hal ini merupakan sesuatu yang sangat
menakjubkakn, dan inilah karunia Allah SWT
yang disebut dengan "At-Thoy" yang diberikan
k e p a d a p a r a wa l i - wa l i n y a d e n g a n
memudahkan lidah mereka untuk membaca
rman-rmannya yang termaktub dalam Al-
Qur'an dan hal ini juga terjadi pada Sayyidina
Utsman bin Affan r.a. Banyak orang mengira,
bahwa beliau sebuah tiang karena sekian lama
beliau berdiri dalam shalatnya. Mengurus
kebun kurma di kota Tarim dan kota Masileh
tidak mengurangi kesungguhan ibadah beliau
baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Bahkan beliaupun tidak jarang membaca surat
yasin disamping batang pohon kurma, bahkan
t i d a k j a r a n g j u g a b e l i a u s a mp a i
menghatamkannya disaat itu.
Beliau pernah tinggal selama beberapa
bulan di Wadi Hud bersama Syaikh Fadlol
untuk beribadah bersama, yang sampai
sekarang ma'badnya (tempat beliau beribadah)
masih terjaga dengan baik tanpa berubah dari
bentuk aslinya. Seluruh wali pada zamannya
mengakui derajat al wilayah al udzma pada
beliau, termasuk anak-anak beliau seperti Al-
Habib Abu Bakar As-Sakran dan Al-Habib
Umar Al-Muhdhor, dan juga Syaikh Fadhol bin
Ubaidillah Nazielu As-Syihr, dan Syaikhoh
Sulthonah binti Ali Az-Zabidi.
Termasuk kebiasaan beliau ketika
datang waktu sahur beliau berkeliling ke
masjid-masjid di kota Tarim untuk bertahajjud.
Siang dan malamnya beliau habiskan untuk
beribadah hingga malam pengantin beliaupun
tidak sepi dari dzikir dan tahajjud. Dan ketika
usi a bel i au l anj ut t ua, bel i au sel al u
memerintahkan seseorang untuk melantunkan
Al - Qu r ' a n d i s a mp i n g n y a u n u t u k
mendengarkannya dan membaca bersama.
Karomah-Karomah Beliau
Mukjizat adalah perihal luar biasa yang
dianugerahkan kepada para nabi dan rasul,
sedangkan karomah adalah perihal yang ada
diluar jangkauan manusia yang diberikan
kepada para wali. Diantara karomah yang
diberikan kepada Al-Habib Abdurrahman As-
Segaff dikisahkan, bahwa setiap malam senin,
kamis dan jum'at beliau berkumpul dengan
Rasulalloh SAW dan para sahabatnya, sampai
i s t r i b e l i a u p u n me n y a k s i k a n d a n
mendengarkan perbincangan mereka tentang
masalah agama seraya berkata: "Sertakanlah
aku bersama kalian!", Abu Bakar As-Shidiq
pun menjawab: "Engkau sudah bersama
kami!", ketika itu berkatalah istri beliau: "
Alangkah senangnya hatiku kepada Abu
Bakar". Al-Habib Muhammad bin Abu Bakar
Ba 'alawi pernah mengatakan: "Manakala
beliau membaiatku, maka hilang dariku cinta
kepada dunia, dan Alloh SWT mengganti
seluruh sifat-sifat tercela dalam diriku dengan
sifat-sifat terpuji.
Dan diceritakan pula, bahwa suatu hari
beliau menundukan kepalanya kemudian
kembali sadar dan berujar pada putra beliau
Al - Habi b Umar Al - Muhdhor : "Ci um
kakiku!" maka diciumlah kaki beliau oleh
putranya, kaki beliau nampak terlihat kuning
dan mengeluarkan bau harum, lalu beliaupun
berkata: "Aku telah berjalan di surga!".
Suara dzikirpun terdengar dari denyut
jantung beliau, bahkan saudara beliau Al-
Habib Abdulloh bin Muhammad menyaksikan
seluruh tubuh beliau bercahaya dan tertulis

pada satu baris dan pada


baris kedua tertulis surat Al-Ikhlas. Cahaya
yang berkilau seperti cahaya matahari, dan
cahaya tersebut berjalan searah kemana arah
beliau melangkah. Pernah ada sesorang
menyaksikan jubah beliau berdiri padahal
tidak ada tubuh beliau, bahkan terkadang atap
dimana beliau duduk terangkat kemudian
kembali lagi seperti semula. Beliau juga
mengabarkan anak bel i au yang akan
dilahirkan, laki-laki atau perempuan, beliau
juga memetik ruthob (kurma basah) untuk
keluarganya ketika musim dingin, beliau juga
bisa merubah tanah menjadi dirham.
Sayyidah Sulthonah pernah berkata:
"Jika Imam Wadi Al-Ahgaff datang ketempat
kami, maka rumput-rumput tumbuh seperti
baru diguyur hujan!", dan beliaupun tidak
pernah datang dari pintu, tapi datang dari atap
rumah.
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
1 24
Masjid Abdurrahman As-Segaff
Ahmad, putra beliau pernah berkata:" Ayahku pernah berkata: Tidaklah aku bangun
para waliya
2. Menghilangkan sesuatu yang terlintas di hati yang berupa tipu daya setan
3. Berprasangka baik kepada para saalikin dan saling mencintai karena Allah SWT
4. Memperhatikan dan merenungi kandungan makna syiir-syiir yang dibaca. Serta
5. Membulatkan niat bahwa hadhroh tersebut dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah
SWT, para Rasulnya, dan orang-orang saleh.
Dan tidaklah ada pada hadhroh ini hal-hal yang melampai batas, seperti memakan kaca,
membakar diri, menusuk-nusuk badan dengan paku, berteriak dengan teriakan yang
mengganggu orang, atau semacamnya. Mungkin, kritikan yang dilontarkan terkait hadhroh ini
karena adanya beberapa alat musik di dalamnya seperti seruling, dan gendang-gendang. Dan
begitu juga masalah tawassul, istighosah, dan sejenisnya. Namun, hal itu masih dalam ruang
lingkup pro-kontra dari sisi pandangan ulama, dan selama hal tersebut masih demikiian adanya,
tidak layak bagi seseorang untuk melakukan nahi-mungkar, apalagi jika hal tersebut dilakukan
oleh para pemuka wali secara turun-menurun tanpa ada yang ingkar. Disamping itu juga, mereka
bukan hanya sekedar ahli tasawwuf, tetapi mereka juga ahli qih yang mendarah daging dari
kalangan Bani Alawiyyin, Bani Al-Khotib, Bani Bafadhol dan lain sebagainya. Inilah yang
pernah disampaikan oleh guru besar kami Al-Habib Salim bin Abdullah As-Syatiri ketika
ditanya penggunaan perihal seruling dan gendang saat hadhrah di masjid As-Segaff. Al-Habib
Abu Bakar Al-Adni berkata: "Sejak abad ketujuh dan kedelapan dunia islam telah memberikan
toleransi pada hal-hal susme yang memakai dzauqiyyah (perasaan hati).
Gelar dan Hikmah
Beliaulah seorang ulama yang bergelar "As-Segaff" karena sifat khumul (tidak senang
ketenaran), padahal kepribadian beliau melampai para wali Allah di zamannya. Seolah-olah
beliau bersembunyi di bawah naungan atap yang dalam bahasa arab dinamakan "Al-Saqfu".
Versi lain mengatakan bahwa beliau menaungi dan mengayumi para wali laksana atap
menaungi seisi rumah, dan dari situlah beliau diberi gelar As-Segaff.
Berpulang Kerahmatulloh
Masyarakat kota Tarim benar-benar sangat sedih dan menangis di hari ketika ajal beliau
mulai dekat. Para kerabat mendekati beliau untuk mengarahkan wajah beliau kearah kiblat,
maka beliau bergerak sendiri dan tidak lama kemudian beliau berpulang ke sisi Allah swt pada
Bagian dalam masjid As Segaff
Di masjid ini, Al-Habib Abdurrahman As-
Segaff memimpin hadhroh setiap malam kamis
dan senin yang sampai saat ini masih dilestarikan
oleh masyarakat Tarim dan sekitarnya. Hadhroh
tersebut diisi dengan lantunan ayat-ayat suci Al-
Qur'an, tahlil, syiir-syiir tentang martabat,
manaqib para wali kota Tarim dan lain-lainnya.
Dalam kitab yang berjudul Al-Imam Abdurrahman
As-Segaff, Sayyid Abu Bakar Al-Masyhur Al-Adni
mengatakan, bahwa mereka telah menentukan
syarat-syarat untuk memulai hadhrah tersebut,
diantaranya:
1. Berprasangka baik kepada Allah SWT dan pada
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
25
hari kamis 23 Sya'ban 819 H. Dan dimakamkan di area pemakaman ZAMBAL di kota Tarim Al-
Ghonna pada waktu dluha hari Jum'at. Disaat pelepasan jenazah beliau putra beliau Al-Habib
Umar Al-Muhdhor melantuntan syair pengantar:

"Tataplah wahai semua mata !!!sungguh kasihan dirimu, janganlah kamu tidur !!! dan
menagislah atas kematian seorang wali".
* Wallahu alam *
Sambungan Halaman 9...
Faktor utama yang menjadikan lunturnya jiwa Islam adalah westernisasi budaya
yang semakin hari semakin mendarah daging di Indonesia. Jika seorang anak bisa berubah
180 derajat sifatnya ke sifat orang tuanya ketika lingkungannya menjadikan dia anak yang
nakal. Muslim indoneisa pun pasti bisa seperti itu. Dengan cara nasihat dan terapi
meyadarkan muslimin Indonesia agar mereka kembali seperti induknya adalah salah satu
upaya untuk back to Hadhramaut. Sebagaimana seorang induk harus berusaha menjadikan
sang anak tetap pada keinginan dan kemauan sang induk, tidak salah kalau banyak mahasiswa
dan pelajar Indonesia belajar di Hadhramaut supaya terbentuk karakter seperti induknya. Hal
itu bukan berarti pelajar Indonesia agar menjadi seperti orang Hadhramaut sepenuhnya, akan
tetapi agar menjadi muslim seperti muslim di sana. Karena seorang anak juga tidak mesti
serupa dengan orang tuanya seratus persen.
Saatnya muslimin Indonesia harus mau mengaca kepada masyarakat Hadhramaut
dalam menjalankan syaria't Islam. Harus berani bersikap nekad untuk bisa kembali ke
asalnya. Kalau seorang anak bisa nekad menjadi nakal, mengapa dia tidak berani nekad
menjadi jati dirinya yang sebenarya?
Dan saatnya orang-orang Indonesia juga mengaca pada Hadharamaut dalam
kehidupan sosial budayanya yang selalu menjadikan Islam sebagai manifestasi hidup
mereka. Berusaha menjunjung tingi nilai-nilai sopan santun dan kearan sebagaimana yang
Islam ajarkan dan mau menyadari bahwa dirinya adalah seorang muslim yang lembut dan
santun, bukan seorang yang bengis dan kejam. Mau menghidupkan lagi kegiatan-kegiatan
agama seperti maulid nabi, yasinan dan tahlilan dan selalu menjunjung tinggi education
balancing antara ilmu agama dan sains yang tidak berat sebelah. Yang berkeinginan
mendalami sains, hendaknya memiliki bekal benih agama yang tertanam di dalam hatinya
agar bisa menjadikan dia ilmuwan yang berkualitas, yang tidak silau akan harta, apalagi
sampai mau disuap ataupun korupsi. Dan yang mendalami Islam pun hendaknya mengetahui
bagaimana pentingnya sains dan tekhnologi dan tahu apa itu urgenitas ilmu pengetahuan
umum buat kehidupan sehari-hari dan kemajuan Islam.
Wahai muslimin Indonesia, sadarlah dan kembalilah ke jati dirimu yang sebenarnya.
Seokor rusa yang kejam pasti tahu bahwa dirinya adalah rusa, bukan harimau sang pemangsa.
Apakah patut orang Islam Indonesia kalah dengan tingkah laku rusa?
***
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
1 26
27
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
Ya sayyidi law samah, banasyty daftar dzaak, bikam si'ruh?1, suara lembut itu
melantun damai dari bibir seorang wanita berjubah hitam, terdengar menyentakan perhatian pak
tua berjenggot putih yang sedang duduk di samping meja sambil membaca buku wirid sore hari2.
Dengan berdiri sembari menenteng keranjang coklat di tangan kirinya, wanita itu mengulurkan
telunjuk kanannya tertuju pada buku catatan kuliah yang berjejer di rak Toko.
Faddholly ya 'azizaty dza bi khoms mi'ah riyal bas3. Pak Tua itupun
mengambilkan buku itu dan segera menyerahkannya ke hadapan si wanita bercadar itu.
Seketika, wanita itu segera pergi setelah membayarkan selembaran 500 Riyal Yaman dari
dompetnya dan mengucapkan terimakasih. Langkah kakinya perlahan tertuju untuk
membukakan pintu kaca toko buku itu.
Senja itu mentari masih menyisingkan cahaya hangatnya mengitari pusaran ramai kota
Mukalla. Sebagai ibu kota provinsi Hadhramaut, Mukalla memiliki kharisma eksotika terutama
di kala senjanya. Masyarakat kota berduyun-duyun keluar dari rumahnya meramaikan jalan-
jalanan, pertokoan, bahkan tempat arena bermain anak-anak yang tak jarang rombongan
keluarga mendatanginya.
Wanita bercadar hitam itu sebenarnya bukanlah penduduk asli bumi Hadhramaut. Akan
tetapi, Ia merupakan salah satu mahasiswi Indonesia. Setelah tiga tahun lamanya ia mengenyam
bangku kuliah di Universitas Al Ahgaff, Ia seakan sudah berdarah pribumi sana. Bahasa arabnya
begitu fasih, lentur terlontar dari bibir berbalut cadarnya. Hanya kedua bola mata indahnya yang
bisa mencerminkan esensi pesona cantik keindonesiaanya. Tingkah polahnya pula sudah
terbiasa dengan keadaan seluk beluk kota Mukalla. kemandirian sudah mengakar dalam jati
dirinya sejak menginjakan kaki di Negeri Saba'.
Ukht Balqis Yaa Ukht Balqis, terdengar teriakan lantang laki-laki, entah dari mana
asalnya. Wanita itu berbalik badan, merasa namanya ada yang memanggil. Ia menoleh-nolehkan
pandangan dan akhirnya menemukan sumber teriakan orang yang memanggilnya itu lantas
mendatanginya.
Belum berpatah kata sedikitpun, tiba-tiba laki-laki itu mengulurkan dompet hitam
kepadanya. Seketika ekspresi wanita itu kaget dan keheranan. Langsung kedua tangannya
menyibak-nyibakan keranjang coklat mencari-cari dompetnya. Anehnya, mengapa laki-laki itu
tahu namanya?.
Ini dompet anda, tadi terjatuh di Toko Boko 'Am Utsman4, Si lelakipun berterus
terang. aku menemukannya ketika aku ingin membeli keperluan kuliah, 'Am Utsman yang
memberitahuku kalau kamu baru saja keluar dari took. Maaf, sebelumnya aku membuka kartu
identitasmu. Tutur lelaki itu.
Iya terima kasih banyak akhiSeandainya dompet ini hilang entah bagaimana jadinya,
banyak barang berharga yang aku simpan disit. Sekali lagi terima kasih akhi, ungkap Balqis
bahagia, dompetnya jatuh kepada orang yang bertanggungjawab.
Sama-sama Ukhty Balqis Memang ini sudah seharusnya yang sesuai syari'at kita,
berlaku jujur dan amanah, laki-laki itu tersenyum. Perangkai santunnya mencerminkan ia
Cerpen
Pesona Senja Balqis
Oleh: Arman Malieky
seorang pelajar. Namaku Salman, sama dari Indonesia, tutur terakhirnya. Senja itu awal
pertemuan Balqis dengan seorang laki-laki yang ia sendiri belum mengenalnya sama sekali.
Hanya tahu namanya, tanpa tahu hal selainnya.
***
Al Ahgaff Library, papan tulisan itu jelas terpampang di atas pintu masuk perpustakaan
kampus dengan bertuliskan pula bahasa Arab, Maktabah Al Ahgaff. Jejeran sepatu dan sandal
berbaris rapi di depan pintu, sementara arah mata pengunjung pasti menuju pada papan slogan
yang tergantung di ujung daun pintu, Ummatun taqro' Ummatun Tarqo5.
Di keheningan senja itu, Balqis menyorotkan kedua matanya mengelilingi barisan
kitab-kitab. Satu persatu kitab ia pandangi dari nama-nama kitab berikut pengarangnya. Ia
berdiri tepat di depan rak kumpulan kitab-kitab Hadits. Beberapa saat kemudian berpindah
menuju kumpulan Tafsir. Namun, sepertinya dia belum menemukan kitab sesuai apa yang
dicarinya. Sementara suasana perpustakaan tampak tidak begitu banyak orang. Beberapa orang
lelaki berpeci putih sedang duduk serius di meja berhadapan dengan kitab bacaannya. Terlihat
pula empat wanita berjubah hitam tengah konsentrasi menatap lembaran demi lembaran
kitabnya di pojok kanan dan kiri perpustakaan Al Ahgaff.
Mencari kitab apa, Ukhty?, lirih suara itu tertuju pada Balqis, seketika ia pun
langsung berbalik. Dari suaranya, Balqis seakan pernah mendengarnya. Ternyata benar. Salman
tengah berdiri disampingnya sembari menyunggingakan senyum.
Eeuuumm Enda tahu nih, yang jelas aku sedang mencari bahan makalah tentang
emansipasi wanita dalam pandangan Islam, jawab Balqis sekenanya, terpaksa Ia pun harus
jujur daripada berkubang sedari tadi dalam kebingungannya.
Ooohh mungkin ukhty bisa cari di kitab-kitab kontemporer di jejeran sebelah sana,
ungkap bijak Salman sembari mengarahkan tangan kananya ke tempat yang diisaratkannya.
Sejurus kemudian, Balqis menuju ke tempat yang disarankan Salman. Matanya
langsung tertuju pada kitab-kitab yang berbaris rapi di atas lemari panjang terpampang papan
besar diatasnya tertulis, Al Kutub Al 'Ashriyah 6. Masing-masing kitab telah dikelompokan
sesuai disiplin ilmu. Namun, Balqis masih saja termenung sendiri.
Brrraaakkk
Tiba-tiba suara pelan buku dijatuhkan ke meja terdengar dari arah samping Balqis.
Seketika ia langsung menengok.
Ini mungkin kitab-kitab yang bisa ukhty jadikan referensi tentang Perspeksi Islam
terhadap Emansipasi Wanita. Salman menyodorkan beberapa kitab karangan ulama-ulama
kekinian, seperti Dr. Muhammad Said Romdhon Al Buty, Syeikh Ali Jum'ah, Syeikh Yusuf Al
Qordhowi dan Habib Umar bin Hadz.
Raut muka Balqis seolah terkesima melihatnya. Entah harus mengucapkan kata-kata
apa untuk membalas budi seorang pemuda tampan itu. Dibalik cadar hitamnya, Balqis hanya
bisa tersenyum-senyum. Salman pun membalas senyum tersembunyinya itu dalam wajah yang
terpasang kaca mata tipis. Senja ini Balqis dibuat tersipu malu olehnya. Dalam hati, Ia kagum
pada sosok keteladanan Salman.
***
Balqis bersama seluruh pelajar Universitas Al Ahgaff dari berbagai fakultas menghadiri
acara wisuda di Balfaqih Convention Hall, kota Mukalla. Dimulai sejak siang, Rombongan
satu persatu turun dari kendaraan bus. Sampai tiba di pintu gerbang gedung, keramaian
membahana disetiap arah mata memandang. Semua pelajar diantar masuk ke tempat duduk
sesuai fakultas dan terpisah antara laki-laki dan perempuan.
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
1 28
29
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
dalam Lomba Cerpen Perjuangan (LCP) 2013
yang diselenggarakan oleh Forum Lingkar Pena Yaman
Sdr. Khaer Amrullah sebagai Juara Harapan II dengan Hadiah 75 USD
Sdr. Arman Malieky sebagai Juara Harapan III dengan Hadiah 50 USD
AL HIKMAH YAMAN
mengucapkan
SELAMAT DAN SUKSES
kepada:
Salam Literasi Nusantara...!!!
Akhi Salman, celetuk Balqis ketika Ia samar-samar melihat perawakan seorang
pemuda yang sepertinya dikenalnya dari belakang.
Pemuda tiba-tiba itu berbalik. Pandangan kedua bola matanya langsung tertuju pada
wajah bercadar hitam yang tatapan matanya tengah meneliti penampilan dirinya hari itu. Kagum.
Balqis tak menyangka akan bertemu kembali dengan Salman dihari wisudanya.
Ukhty Balqis yaa?, tanya Salman menerka-nerka.
Iya Akhi, SELAMAT atas wisudanya, tak kusangka ternyata Akhi Salman sudah lulus,
Sukses ya akhi..hee, Balqispun berceloteh manja, sembari menebarkan senyum elegannya.
Syukron Ukhty, ya semoga mendapat ilmu yang bermanfaat, do'anya
Tentu Akhi,,, saya pasti akan do'akan, rona wajah Balqis seakan terkesima melihat
penampilan Salman bertoga khas Hadhramaut.
Ketika acara dimulai. Berbagai sambutan, penampilan hiburan dan pemberian cendera
mata dan penghargaan prestasi. Prof. DR. Habib Abdullah Baharun turut memberikan kata-kata
sambutan sebagai Rektor Universitas Al Ahgaff. Selain itu, sambutan juga disampaikan oleh
Gubernur Provinsi Hadhramaut, DR.
Dalam acara itu, Salman tampil sebagai pembawa iringan syi'ir Arab bertajuk Ya
Bilaadal 'ilmi, Hadhramauta sebagai apresiasi cinta dan bangga akan bumi Hadhramaut yang
telah mengucurkan aliran ilmu dan manfa'atnya bagi para penuntutnya dikala kehausan.
Sampai dipenghujung acara, Balqis mencar-cari sosok Salman. Dilihatnya suasana
panggung, lalu jajaran tempat duduk hadirin. Namun belum juga Balqis temukan wujudnya.
Akhirnya, setelah para hadirin bubar dari acara, Balqispun ikut keluar.
Di depan pintu keluar, tiba-tiba Salman sudah menunggunya dengan membawa
segenggam bunga mawar merah. Lantas, cepat-cepat menghampiri Balqis.
Ukhty Balqis, aku menunggumu di Indonesia. Suara itu tertuju langsung pada hati
terdalam Balqis. Balasan senyum hanya terpancar di rona wajah Balqis yang bercadar.
Footnote:
1.permisi Pak, saya ingin beli buku, berapa harganya?
2.Wirid sore hari; tradisi masyarakat Hadhramaut biasanya membaca sural Al Waqi'ah dan Hizib Bahr karangan
Sayyid Abu Al Hasan As Syadzily
3.Silahkan Mbak, Itu Cuma 500 Riyal
4.'Am: panggilan untuk orang lain yang lebih tua (Paman).
5.Umat yang membaca adalah Umat yang maju
6.Kitab-kitab Kontemporer
Sekian,
Tarim, Bumi Hadhramaut, Jumat, Muharram 1434 H/29 November 2013
ekelumit akan penulis paparkan sekilas aktivitas keseharian penduduk Tarim Al
S
Ghonna sesuai dengan apa yang telah penulis ketahui dari hasil survei delegasi
yang sengaja penulis utus untuk menggali berita tentang Tarim dan juga mengacu
kepada pengalaman penulis sendiri selama penulis bergelut dengan penduduk Tarim dalam
agenda menuntut ilmu.
Tarim adalah sebuah kota di provinsi Hadramaut, Yaman Selatan. Di kota ini kita bisa
temukan ratusan masjid yang umurnya sudah mencapai ratusan tahun yang pada umumnya
dibangun dari tanah liat, tanpa terkecuali menara-menaranya yang menjulang tinggi. Khalayak
ramai menyebut kota Tarim ini dengan ''kota seribu wali'' , kuantitas ini hanya sekedar istilah;
sebab pada hakekat nya lebih dari ribuan wali berada di kota Tarim ini. Selain itu, Tarim juga
mendapat julukan ''Al Ghonna'' yang konon artinya ''kota yang berirama'', waqiila ''kota yang
rindang'', kedua pendapat tentang arti Al Ghonna ini tidak bertentangan; karena berdasar pada
hakekat dan majaz. Yang mengatakan kota yang berirama karena memang kota Tarim ini
memiliki banyak penyair-penyair handal, sedangkan yang mengatakan kota yang rindang
karena saking banyaknya syair-syair yang dilantunkan mereka mengibaratkan ramainya burung
yang berkicau, sedang layaknya burung-burung itu menempati pohon-pohon yang rindang,
wallohu a'lam.

Perumahan Penduduk Tarim Al Ghonna
Secara umum, sebagai mana masjid-masjidnya, rumah-rumah penduduk Tarim juga
dibangun dengan menggunakan tanah liat yang sedikit mengandung bahan semen. Meskipun
demikian, mereka masih tetap mampu menyusun rumah mereka hingga bertingkat-tingkat,
bahkan ada sebagian rumah tanah yang mencapai lebih dari empat lantai dengan ketinggian
masing-masing ruangan tiga meter. Pada umumnya rumah mereka dibangun tanpa atap genteng
atau sejenisnya, itu semua karena amat jarangnya hujan yang turun di kota Tarim Al Ghonna ini.
Makanan Dan Minuman Penduduk Tarim Al-Ghonna.
Setiap pagi hampir seluruh ahli Tarim mengganjal perutnya dengan roti kering ukuran
jumbo atau sering disebut dengan hiif disertai dengan halib (susu) hangat yang dicampur dengan
teh. Tapi, ada sebagian orang yang memilih memakan roti dicampur dengan Fashuuliya (kacang)
atau Baydh (telur). Atau dicampur dengan syaksukah (telur ayam yang di campur dengan
kacang).
Menu makan siangnya tidak jauh dengan penduduk Indonesia, yaitu nasi putih dengan
lauk yang bervariatif seperti ikan laut, daging ayam dicampur terong, daging kambing panggang
dan daging unta. Bagi mereka yang berkucupan, tidak jarang kalau mereka mencuci mulut
meraka dengan aneka macam buah-buahan semisal jeruk, pepaya, melon, semangka dan lainnya.
Oleh: Fuad Zen*
Selayang Pandang Tarim Al Ghonna
Culture

Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
1 30
Kemudian ditutup dengan makan malam
dengan menu roti jumbo atau nasi putih.
Adat Istiadat Penduduk Tarim Al Ghonna
Republik Yaman sudah seharusnya
bangga memiliki daerah yang namanya Tarim
Al Ghonna ini, karena kota yang unik ini
memi l i ki ci r i dan adat - i st i adat yang
membedakannya dari kota-kota lain diseluruh
dunia yaitu, tersekatnya antara kaum laki-laki
dan perempuan dalam semua aspek kehidupan,
kecuali diantara mereka yang resmi menjadi
suami istri atau yang mempunyai hubungan
kerabat. Tidak ada pengecualian sedikitpun,
mulai dari kegiatan disekolah, pasar, pekerjaan
dan lain sebagainya. Makanya, tak heran jika
dalam resepsi pernikahan dan momen-momen
yang besar lainnyapun kita sebagai lelaki tidak
mungkin bisa berjumpa dengan kaum hawa.
Dan sangat mustahil jika kita bisa menatap
muka wanita, sebab semua wanita dari semua
kalangan mereka selalu menutup auratnya
rapat-rapat, tidak ada bagian yang dapat terlihat
dari mereka kecuali hanya kedua mata yang
terkadang juga ditutup dengan kain tipis dan
tubuh yang dibalut dengan busana hitam lebar
tanpa modis.
Mata Pencaharian Penduduk Tarim Al
Ghonna
Ma y o r i t a s p e n d u d u k Ta r i m
berpencaharian sebagai pedagang, namun
bedanya, dagang yang mereka jalani hanya
untuk memenuhi kehidupan hidup keluarga,
bukan untuk menumpuk kekayaan. Buktinya,
mereka hanya membuka toko mereka mulai
j a m 0 9 . 0 0 s a mp a i a d z a n d z u h u r
dikumandangkan, dan dari jam 16.30 sampai
jam 22.00 malam, itu pun dipotong waktu-
waktu sholat yang masing-masing dari mereka
tidak rela kalau harus ketinggalan sholat
berjama'ah di masjid dengan tanpa peduli si
pembeli sudah bayar atau belum. Namun,
khusus di bulan ramadhan pasar ditutup secara
serempak mulai dari pagi, baru kemudian
dibuka kembali setelah sholat ashar sampai
menjelang sahur.
Selain berdagang, ada sebagian mereka
yang berprofesi sebagai tukang kayu, tukang
besi dan bahkan ada juga yang berprofesi
sebagai petani. Hanya saja, sedikit sekali
orang yang bertani, dikarenakan kondisi tanah
yang sangat tidak memungkinkan dan letak
greogras Tarim yang diapit oleh gunung-
gunung berbatu, serta wilayah yang sebagian
besar berupa lembah dan lereng-lereng yang
jauh dari panorama menyegarkan. Makanya,
ketika musim panas memuncak suhu udara
mencapai 45 derajat celcius, dan jika musim
dingin datang suhu menurun sampai 7 derajat
celcius. Kondisi cuaca yang jauh berbeda
dengan Indonesi a membuat sebagi an
ma h a s i s wa a g a k k e s u l i t a n u n t u k
menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Di kota Tarim, merokok bukan hanya
sebatas dilarang, melainkan di haramkan oleh
jumhur ulama setempat khususnya Yaman
selatan. Sedangkang di yaman utara kita akan
j umpai r amai nya or ang- or ang yang
melakukan kegiatan sejenis merokok yaitu
ngegat (mengunyah semacam dedaunan yang
memiliki efek tertentu), mungkin hampir
sama dengan nenek-nenek Indonesia yang
suka makan daun sirih, akan tetapi memakai
daun gat.
Ritual Religius penduduk Tarim alghonna
1. Setiap malam jum'at serempak diadakan
maul i d di s el ur uh mas j i d, ada yang
melantunkan simtud dhuror, ada yang
melantunkan dhiyaul laami' , dan lain
sebagainya. Maulid ini ditutup dengan
ceramah umum yang diisi oleh habaib
kondang. Sambil mendengarkan ceramah,
jamaah dijamu dengan jahe hangat bercampur
khill, baru kemudian sholat 'isya berjamaah.
2. Setiap jum'at pagi tepat setelah langit
nampak kekuningan (waktu isyroq) diadakan
ziarah umum ke Zambal [makam para habaib]
dan ke Huroidloh [makam para masyayikh].
Ziarah ini dipimpin langsung oleh ketua majlis
ifta' kota Tarim, Al Habib Ali Al-masyhur
[kakak dari Habib Umar bin Hadz] dan
didampingi oleh Habib Umar serta sejumlah
habaib dan masyayikh.
3. Setiap tanggal 1 sampai 10 Sya'ban selalu
diadakan ziarah ke makam Nabi Hud A.S.
Tepatnya di daerah Wadi Ahgaff, Hadhromaut
31
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
ditempat yang bernama Ru'b.
4. Setiap awal bulan Muharrom diadakan haul Sayyidina Al Imam Al Muhajir Ahmad bin 'Isa
yang terletak di daerah Husaisah. Beliau merupakan cucu Nabi SAW yang pertama kali
menginjakan kaki di tanah Yaman dan merupakan kakek moyang dari semua habaib yang ada di
sekitar Yaman.
5. Khusus pada hari Jum'at akhir dari bulan Ramadlon diadakan sholat qodlo setahun, yaitu
melaksanakan sholat lima waktu secara berjamaah setelah melaksanakan sholat jum'at. Acara ini
diadakan di masjid 'Inat, masjid yang ada disamping makam al Habib Abu Bakar bin Salim,
kakek dari Habib Umar bin Hadz. Sholat ini biasanya dipimpin oleh al Habib Ali Al masyhur.
6. Pada setiap bulan romadhon jadwal sholat tarawih selalu dibedakan antara satu masjid dengan
masjid yang lainnya. Hal ini sengaja disusun dengan tujuan untuk menghidupkan malam-malam
bulan Ramadlan. Oleh karena itu, tak mustahil jika ada sekelompok orang yang sholat tarawih
sampai tiga empat kali (60-80 rokaat) pada tiap malamnya. Rutinitas ini terus berjalan sampai
malam idul tri. Pada malam 'Id seluruh masjid sepi sampai malam hari, baru mulai jam 01.30
dini hari diadakan takbiran dan khataman Al qur'an sampai sholat subuh, lalu dilanjutkan dengan
sholat 'Id berjamaah. Seusai melaksanakan sholat 'Id semua orang kembali ke rumahnya masing-
masing dan bersiap-siap melaksanakan puasa sunnah 6 hari syawal di esok harinya. Baru mulai
tanggal 8 syawal dilanjutkan dengan kegiatan halal bi halal kepada para habaib dan masyayikh.
Momen ini sering disebut penduduk Tarim dengan sebutan yaum 'uwad.
Hal yang mungkin sangat istimewa bagi pelajar dan pendatang di tarim Hadramaut ini
adalah keleluasaan mereka untuk berziarah kemakam para muallif kitab yang namanya sudah
tersohor di Indonesia karena kapasitas keilmuaan yang dimilikinya, Diantara mereka adalah:
1. Syaikh Salim bin Sumair Al Hadlrami, pengarang kitab sanatun naja.
2. Syaikh Abdulloh bin Husain bin Thohir Al Hadlrami, pengarang kitab sullamut tauq.
3. Syaikh Abdurrahman bin Muhammad Al masyhur, pengarang kitab bughyatul
mustarsyidin, kitab fatawa yang terkenal dengan nama fatawa masyhur.
4. Al habib Abdulloh bin Alawi Al haddad, pengarang kitab adabu sulukil murid.
5. Al imam Faqih Al muqoddam, Muhammad bin Alawi Baa'lawi.
6. Al imam Faqih Al muqoddam tsani, Al habib Abdurrahman As segaff.
Demikian yang bisa penulis ceritakan dengan kalimat yang singkat dan sederhana.
Untuk keterangan lebih mendalam penulis anjurkan kepada pembaca untuk membaca tarojum
(biogra) khusus ulama Hadramaut. Wallu a'lam.
Sambungan Halaman 15...
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
1 32
D. PERBEDAAN PENDAPAT TENTANG PENAMAAN BID'AH HASANAH
Para ulama Shu berbeda pendapat dalam menyikapi penamaan Bid'ah Hasanah
tersebut, apakah hal baru yang ketetapannya dengan nash yang tidak shorih atau masuk dalam
keuniversalan teks ayat Al-Qur'an atau Hadits tersebut cocok jika dikategorikan sebagai Bid'ah
atau tidak, melainkan hal tersebut masuk kategori hal yang masyru'??, karena jika kita amati
lebih mendalam, hal baru yang masuk atau sesuai dengan Qowa'idussyari'ah atau
Ushulussyari'ah, itu artinya hal tersebut diakreditasi oleh syari'ah, dengan demikian hal tersebut
masyru'.
Penamaan Bid'ah Hasanah versi Shuyyah ini hanyalah sebuah laqob yang mereka
datangkan untuk membedakan hal yang ketetapannya dengan nash shorih dengan Bid'ah secara
terminologi syari'at (Bid'ah Dholalah), yaitu hal baru yang bertentangan dengan
Qowa'idussyari'ah atau Ushulussyari'ah, karena hukum jika ditinjau dari dalil yang
menetapkannya ada dua macam, ada hukum yang ditetapkan dari nash yang shorih, ada yang
tidak.
Coba anda lihat kata-kata Bid'ah Hasanah, susunan dua kata ini yaitu bid'ah
dan Hasanah bukanlah susunan yang tanpa arti, karena kata-kata bid'ah disini
mengisyaratkan bahwa hal tersebut adalah hal yang baru yang tidak terdapat pada zaman
Nabi SAW, Sahabat dan Salafuna Sholih.
Pensifatan Bid'ah dengan Hasanah mengisyaratkan bahwa ketetapan hukum
tersebut tidak dengan nash shorih, hanya saja hal tersebut masuk pada keuniversalan
dalil-dalil yang sudah ada, dan masuk dalam Qowa'idussyari'ah atau mempunyai
keserupaan dengan ibadah-ibadah yang telah tetap yang dikenal dengan Qiyas Syabah.
Dan ini yang telah dibahas oleh Ushuliyyin dalam pembahasan Al-muthlaq, Al-'aam,
Takhrijul furu' 'alal ushul dan Qiyas syabah.
Kemudian jika kita mentahqiq kembali sesuatu yang mereka sebut sebagai
Bid'ah Hasanah, maka kita akan menemukan hal tersebut bukanlah masuk dalam
kategori bid'ah secara terminologi, tetapi justru hal tersebut masyru' 'inda syaari', karena
hal tersebut memang berdiri atas dalil-dalil yang sudah ada, hanya saja dalil tersebut
tidak shorih, maka dari itu mereka datangkan laqob ini untuk membedakan dengan
hukum yang ketetapannya dengan dalil yang shorih.
Berangkat dari pandangan inilah terjadi khilaf dikalangan ulama Shu, sebagian
mereka tidak setuju jika hukum yang ketetapannya dengan dalil yang tidak shorih ini
dikategorikan sebagai Bid'ah, tetapi mereka justru menganggap hal-hal yang dianggap
sebagai Bid'ah hasanah oleh sebagian yang lain sebagai hal yang masyru', sehingga
mereka tidak menggunakan laqob Bid'ah Hasanah yang digunakan oleh sebagian
lainnya.
Perbedaan pendapat dikalangan ulama Shu ini berangkat dari sudut pandang
yang berbeda tentang Bid'ah, sebagian dari mereka menganggap Bid'ah disini adalah
bid'ah secara istilah Syari', sehingga mereka berpendapat bahwa "Bid'ah" tidak pantas
disifati dengan "Hasanah", tetapi ulama Shu yang lain mengatakan bahwa maksud
Bid'ah Hasanah disini adalah Bid'ah secara etimologi yang didatangkan hanya sebagai
laqob untuk hukum yang ketetapannya dengan nash yang tidak shorih.
Maka penulis tegaskan bahwa ikhtilaf diantara ulama Shu adalah ikhtilaf lafdy,
karena ikhtilaf mereka berangkat dari sudut pandang yang berbeda, sebagian mereka
yang mengatakan hal yang ketetapannya dengan nash yang tidak shorih bukanlah
kategori Bid'ah, karena maksud mereka adalah Bid'ah secara istilah Syar'i, dan sebagian
lain yang mengatakan hal tersebut adalah Bid'ah Hasanah, karena yang mereka maksud
adalah Bid'ah secara etimologi bukan terminologi.
Kita tahu bahwa istilah sebuah kaum tidak pantas untuk diperselisihkan, karena
hanya istilah belaka yang tidak mempengaruhi perubahan sebuah hukum. Kaidah
mengatakan:

E. EPILOG
Perbedaan pendapat adalah hal yang lazim terjadi, demikianlah tabi'at
manusia, sebaiknya sesama muslim tidak mempermasalahkan perbedaan antara mereka
jika memang perbedaan tersebut masih dalam masalah-masalah Ijtihadiyyah, karena hal
tersebut bisa menjadikan Islam lemah karena penganutnya tidak bersatu dan saling
menyalahkan saudara semuslimnya, apalagi masalah tersebut adalah masalah yang
kecil, jangan sampai menghapus masalah yang lebih besar yaitu persatuan umat Islam.
* Wallahu alam *
33
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
Demi Sebuah Impian
Kisah Inspiratif

Mimpi adalah kunci, Untuk kita menaklukan dunia
Berlarilah tanpa lelah, Sampai engkau meraihnya
(Lirik lagu laskar pelangi - Nidji)
endang lagu ini seakan sudah tidak asing lagi di telinga. Liriknya begitu
D
selaras menggambarkan titik awal langkah perjuangan meraih cita-cita dan
impian. Ya, Berawal dari sebuah mimpi, segala bentuk cita-cita pasti bisa
dicapai, asalkan berani berusaha sekuat tekad perjuangan demi meraihnya. Dan tulisan ini
adalah sebuah kisah singkatku dalam upaya untuk bisa kuliah di belahan bumi Timur
Tengah. Dimana ilmu syari'at Islam berikut penerapannya senantiasa mengalir
berkesinambungan. Khazanah Islampun terasa masih jernih dan menyejukan para
penuntutnya, serumpama air minum segar yang diteguk langsung dari sumber mata airnya.
Ketika mendengar Lagu itu, aku teringat pada waktu training motivation terakhir
bersama guru motivator kebanggaan, Ust. Nur Fauzan, Lc. di Gelanggang Olahraga (GOR)
Pon. Pes. Al Hikmah - Bumiayu. Lagu itu dilantunkan oleh beberapa siswi Malhikdua yang
ditunjuk kedepan untuk menyanyikannya. Gema gempita suaranya membahana dan
menulusuri setiap celah telinga kerumunan siswa-siswi kelas akhir yang duduk setia
menyaksikannya. Memang acara training itu biasa digelar oleh Malhikdua mengingat masa
depan anak didik yang perlu dimotivasi agar menjadi generasi terbaik masa depan bangsa.
" Serukan dengan lantang apa Universitas yang ingin kalian tuju setelah lulus! ",
pekik Ust. Fauzan menyemangati seluruh murid kelas akhir. Kala itu, akupun segera
berteriak sekeras mungkin dengan menyebut-nyebut universitas di Timur Tengah yang
menjadi cita-citaku. Damasyqi University Dimasyqi University, berkali-kali suaraku
mencuat meskipun aku sendiri belum begitu mengenal seperti apa Universitas Damaskus itu.
Yang jelas, aku mengaguminya karena kharismatik ulama-ulama Syam yang hingga kini
mendunia. Dan mulai detik itu, impianku adalah Just Study in Middle East Country.
Negeri Paman Syam dalam Imajinasi Impian Pertama
Kuliah di timur tengah tidaklah semulus memasukan kunci kedalam motor lalu bisa
berangkat seenaknya. Akan tetapi pasti ada halang rintang yang harus dilewati. Rencana
pertamaku adalah mentargetkan negara Suriah lewat beasiswa Departemen Agama.
(An Experience and Insvirative Story)
Oleh: Arman Malieky
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
1 34
Seandainya tidak bisa tembus, mungkin aku mencoba ikut test universitas Al Azhar, Mesir yang
non beasiswa. Begitu mendengar keinginanku, Ibu mendukungku dengan sepenuh hati.
Namun sayangnya, Ayahku belum bisa menerima permohonanku itu. Ia serta merta malah
menyuruhku untuk kuliah di dalam negeri saja. Batinku seakan terpukul. Cita-citaku
sepertinya akan dihadang angin kencang. Tinggal bagaimana aku harus mengambil langkah
terbaiknya.
Sampai detik kelulusanku, Ayah masih tetap kurang setuju. Terbukti, Di tengah acara
pengambilan surat kelulusan, akupun hanya sendirian, berbeda dengan khalayak siswa-siswi
lainnya yang besanding dengan keluarga menyambut kebahagiaan sang buah hati. Namun hal
itu tidak membuat aku putus harapan, masih ada sinar mentari yang setia menemani
langkahku.
Setelah kelulusan, aku segera mencari info beasiswa negara-negara Timur Tengah yang
bisa diakses melali internet. Beberapa peluang beasiswa berhasil aku temukan, diantaranya
Beasiswa Ma'had Dauly lil Ulum as Syar'iyyah wal Lughoh 'Arobiyyah di Syiria, Universitas Al
Azhar Mesir non-beasiswa melalui Departemen Agama, Beasiswa Sudan dan Maroko. Namun
sayang, informasi Beasiswa Universitas Damaskus nihil aku dapatkan.
Beasiswa Mesir Tak Kunjung Tiba Bersama Prahara Suriah dalam Simfoni.
ebenarnya, sebelum aku memilih untuk mencari beasiswa Damasyqi University,
S
aku sudah terlebih dahulu mencoba daftar dan mengikuti test beasiswa
Universitas Al Azhar yang di sediakan Sifaroh (Kedutaan Besar) Mesir di
Indonesia sebulan sebelum Ujian Nasional. Dengan beberapa ikhwan dan akhwat seangkatanku,
aku mengikuti test yang bertempat di kediaman Kedutaan Besar Mesir, Jl. Teuku Umar No. 68
Menteng, Jakarta Pusat.
Hanya bermodalkan Bahasa Arab dan Hafalan Qur'an yang baru 5 juz, aku
memberanikan tekad mengikuti test yang berhadapan langsung dengan guru-guru dari Mesir.
Harapan hanyalah sebuah harapan, tidak bisa terwujud melainkan atas kehendak Sang Maha
Kuasa. Dan ternyata, setelah beberapa bulan memang pengumuman kelulusan beasiswa
Kedubes Mesir seolah raib termakan angin, tidak ada kabar dan informasi selanjutnya, entah
kenapa???
Lantas aku memilih langkah alternative berikutnya, Syiria. Aku tidak hanya sendiri,
tapi aku juga mengajak beberapa teman seangkatan untuk ikut daftar bahkan aku sendiri yang
mengkoordinir proses registrasi dan kelengkapannya dan diserahkan ke Kantor Direktorat
Pendidikan Diniyyah dan Pondok Pesantren (Ditpdpontren) di Gedung Kementerian Agama
Pusat- Jakarta. Sayangnya, Beasiswa itu non-degree, yaitu berupa program study beasiswa 4
tahun bagi santri pesantren di Ma'had Dauly li Ulumi as Syari'ah wal 'Arobiyyah, Syiria.
(Ma'had Internasioanl untuk Study Ilmu Syari'ah dan Bahasa Arab) yang diadakan oleh
Kementerian Wakaf Republik Arab Syiria.
Setelah ketujuh peserta Al Hikmah mengikuti Test di Kanwil Depag Semarang,
seminggu berikutnya pengumuman hasil ujian dimuat secara online di internet. Berita bahagia
itu tersiar lewat tulisan dalam bentuk tabel yang menyatakan semua peserta santri Pon. Pes. Al
Hikmah lolos beasiswa Ma'had Dauly tersebut. Kabar itu sampai terdengar di telinga guru-
guru dan kepala madrasah. Sampai akhirnya, kami bertujuh dipanggil KH. Mukhlas Hasyim,
MA. sebagai bapak kepala Malhikdua. Ketika itu, aku yang sebagai koordinator tim
berhalangan sedang mengurusi acara Haah Khotmil Qur'an 2011. Jadinya, aku tidak tahu
adanya pemanggilan itu. Yang jelas, isi dari maksud dipanggilnya kami bertujuh adalah
melarang keras melanjutkan study di Suriah. Alasan utama Abah Mukhlas melarang kami yaitu
karena Suriah merupakan negara monarki yang sangat otoriter. Penguasanya adalah rezim raja
yang absolut. Militerpun wajib patuh pada setiap perintahnya yang mengandung unsur Syi'ah.
35
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
Walaupun Negaranya bermayoritas Sunni,
tapi kepemimpinan orang Syi'ah bisa
memonopoli laju kehidupan disana. Sering
terjadi pembunuhan masal, pengeboman,
perang antara penduduk dan tentara
militer, dan banyak lagi kebiadaban
pemerintah yang tidak sampai terekspose
media. Akhirnya, kami pun manut dan
meng-cancel keberangkatan, mengingat
kekhawatiran beliau demi keamanan anak-
anak didiknya.
Bepetualang demi peluang study di
Negeri Seribu Benteng
buku yang percaya penuh
I
keeinginan dan kemampuanku
merasakan kegalauan buah
hatinya. Dimana aku masih terombang-
a mb i n g ma u k e ma n a ? . Ko n i k
keluargapun kerap terjadi antara Ibu yang
penuh mendukungku study di Timur
Tengah dan Ayah yang masih serta merta
menginginkaku kuliah di dalam Negeri
saj a. Aku sendi ri bel um mendapat
pencerahan kemana masa depanku untuk
kuliah di Timur Tengah?
Kemudian Ibuku menyarankanku
untuk pergi ke Surabaya, guna meminta
rekomendasi dari KH. Asep Saefullah,
Pengasuh Pon. Pes. Amanatul Ummah
yang kerap memiliki relasi untuk beasiswa
Maroko. Hal seperti ini pernah juga
di l akukan ol eh s eor ang t et angga
perempuan yang juga kakak kelasku. Dan
akhirnya berhasil berangkat ke Maroko.
Dengan ditemani seorang ustadz
kerabat Kyai Asep yang tinggal dekat
rumahku, aku pun mengindahkan anjuran
Ibu. Segala keperluan telah Ibuku siapkan
dari perbekal an, ongkos dan uang
pegangan untuk kami berdua. Aku tinggal
di pondoknya Kyai Asep sampai satu
mingguan. Di tengah kesibukan Kyai Asep,
aku akhirnya dipertemukan dengannya.
Beliau berkata, Man, nek kepingin marang
Maroko melalui jalur pondok iki yo kudu ngabdi
desik sataun bari ngenteni proses legalisasi
Ijazah karo persyaratan-persyaratane.
Akupun hormat dan t a' dzi m pada
penuturannya. Namun bagiku, mengabdi
satu tahun di Surabaya bagiku terasa berat
dan bel um tentu kedua orang tuaku
mengizinkannya. Sementara aku sendiri
ingin segera berkuliah.

The spirit of Yemen
alam perjalanan kereta dari
D
Surabaya menuju pulang,
aku duduk t er menung.
Kedua bola mataku mengkristalkan air mata,
maratapi nasib kemana aku harus melangkah.
Hatiku gundah. Namun sekilas aku terbesit,
Negara Yaman. Ya, program beasiswa Yaman
belum aku coba, aku terpikir sejenak tentang
Gus (Putra Kyai) Pon. Pes. Al Hikmah yang
merupakan alumni Yaman. Tak ada salahnya
aku mencoba. Lantas perjalanan pulangku
aku urungkan, segera aku berkirim SMS
kepaada Ibu bahwa aku akan pulang ke
pesantren dulu untuk sowan ke Abah Yai
Masrur, Pengasuh Pon.Pes. Al Hikmah,
meminta pencerahan beliau tentang kuliah di
Negeri Saba' itu.
Setibanya tengah malam di Pesantren,
aku dikabari seorang teman bahwasanya
telah dibuka test beasiswa Universitas Al
Ahgaff Yaman yang bertempat di Bogor.
Persyaratannya berupa fotocopy SKHU,
Photo berwarna, dan Surat Rekomendasi
Pondok Pesantren. Esok paginya, Aku segera
menyiapkan persyaratan dan mendatangi
kantor pondok guna meminta dibuatkan
surat rekomendasi pada pengurus sekretaris
pondok. Sesaat kemudian aku berjalan kaki
memasuki dalem Abah Yai dengan membawa
sehelai stop map berisi Surat Rekomendasi.
Akhi r nya, Bel i aupun mer es t ui dan
mendukung sepenuhnya niatku mengikuti
test beasiswa Al Ahgaff. Tadinya aku tidak
yakin mengikuti test Yaman, tapi pesan Abah
Ya i Ma s r ur me ng ua t k a n ni a t da n
keyakinanku. Yaman itu negerinya para
wali, Di sana kamu bisa belajar Fiqih Sya'I
murni dari sumbernya. Niatkan yang suci
untuk menuntut ilmu, tutur beliau. Dan
Sorenya aku langsung bergegas meluncur ke
CiBogor.
Restu dan do' a guru membawa
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
1
36
keaj ai ban. Manakal a aku membuka
pengumuman dan info test di wanet dekat
rumah, Aku tersentak kaget, aku dinyatakan
lulus dan layak mendapatkan beasiswa
Universitas Al Ahgaff Yaman. Sujud syukur
bahagia mendengar berita itu langsung dari
Pengurus Yayasan Al Ahgaff Indonesia. Aku
langsung mengabari Ibu dan Ayahku di
rumah. Mereka berdua bahagia namun tidak
sebahagia ayahku yang tetap kurang
menyutujuiku.

Hikmah di Balik Tirai Perjuangan
erjuangan haruslah disertai
P
s t r a t e g i d a n p l a n n i n g
alternative. Tanpa adanya itu,
usaha bisa jadi akan sia-sia, apalagi ketika
seorang langsung putus asa dan lemah
harapan. Aku sendiri tidak mengandalkan
satu peluang saja, namun aku juga menjajahi
beberapa peluang alternatif untuk bisa
sampai Ti mur Tengah meski dengan
berbagai halang rintang dan cobaan. Dan
semua itu berawal dari tekad yang kuat
untuk niat menuntut ilmu.
Setelah mengikuti test Beasiswa Al
Ahgaff, aku juga ikut mendaftar di satu
perkuliahan strata Universitas Timur
Tengah, namun berdomisili di dalam negeri,
yaitu STAI Imam Sya'I, Cianjur dengan
rektor seorang pakar yuridis, Prof. Dr.
Muhammad Hasan Hithou. Aku pun
memilihnya karena pertimbangan sama
seperti halnya kuliah di Timur Tengah
dengan basis bahasa Arab dan ilmu syari'at
Islam.
Aku menemui banyak hikmah yang
bisa ku petik dari perjuangan ini. Pertama,
tidak jelasnya pengumuman Mesir membuat
aku sungkan. Ketidak jelasannya itu memang
berawal dari manajemen kedubes Mesir yang
kurang tertata, ditambah gejolak politik
pemerintahannya yang semakin berkecamuk
sejak reformasi masa presiden Housni
Mubarok kemudian Muhammed Mursi,
hingga banyak menewaskan ribuan korban
j i wa. Kedua, Suri ah pun sama. aku
membatalkan beasiswa Suriah meski sudah
dinyatakan lulus. Besar kemungkinan aku
akan bernasib sama seperti teman-temanku
yang sudah dipulangkan selamanya akibat
konik rezim pemerintahan rajanya, Bashar
Asaad. Otortiter pemerintah dan militernya
memporak-porandakan rakyat terutama kaum
oposisi dan pemberontak hingga korban jiwa
pun bergelimpangan dimana-mana, terutama
di ibu kota Damaskus. Ketiga, Maroko. Aku
tidak mengambil beasiswa dari pondok di
Surabaya, karena setelahnya ternyata ada
pengumuman beasiswa Maroko lewat Depag
RI, dimana syarat utamanya adalah nilai ujian
nasional. Sebenarnya, akupun sudah termasuk
kriteria persyaratannya, namun aku lebih
memi l i h Yaman set el ah pengumuman
kelulusannya dilayangkan dan memberi
kesempatan itu untuk temanku yang juga
berkeingin kuliah di Maroko.
Hikmah yang paling utama adalah
adanya aku sekarang di Universitas Al Ahgaff
Yaman. Aku menemukan cita rasa menuntut
ilmu yang baru disini dengan segala rupa
keunikan dan kekhasan bumi Hadhramaut,
khususnya sebagai tempat asal muasalnya
walisongo. Hikmah perjuangan ini sesuai
hadits Baginda Rasulullah SAW, Al qhu
yamani wal hikmah yamaniyyah (Fiqih itu ada
pada penduduk Yaman, dan Hikmah terletak
pada orang Yaman). HR. Al Bukhori dan
Muslim. Wallahu a'lam. #arman.
37
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
Tersedia dengan harga terjangkau


di Kantor Sekretarian Al Hikmah Yaman
Kamar Nawawi Al Bantani, Asrama Dakhily (Qohum)

HIKMAH

Ikhlas dan sabar adalah dua komponen urgen yang
harus kita miliki, agar kita bisa mendapatkan kehidupan
yang nyaman dan keuntungan dalam dua kehidupan kita
yaitu, kehidupan dunia dan akhirat .

1. Ikhlas
etiap kali kita menghadapi permasalahan dalam segala aspek kehidupan, maka
S
ikhlaslah obat penenang yang harus kita minum. Terlebih dulu Allah SWT telah
berrman dalam surah At-Taubah ayat 59:

()

"Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan RasulNya kepada
mereka, dan berkata: "Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan sebagian dari karunia-
Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap
kepada Allah,"(tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka)."(Q.S At-Taubah: 59)
Kita sebagai makhluk-Nya haruslah ikhlas dan ridho atas apa yang telah ditentukan sang
pencipta kepada kita. Maka beruntunglah bagi orang-orang yang ikhlas dan kerugian yang sangat
besar bagi mereka yang tidak ikhlas dan mengeluh, karena keluhan dan rasa tidak terima sungguh
bukan hak kita sebagai makhlukNya, karena semua yang terjadi tidaklah lain datang dari Allah
SWT. Allah SWT berrman dalam surat At-Taubah ayat 51:

()
"Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah
untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus
bertawakal" ."
Nabi Muhammad SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas'ud r.a:


)) : - -


((

"Dari Ibnu Mas'ud r.a dari rasullullah SAW bersabda: "Tidak suatu pun yang mengenai seseorang
muslim - sebagai mushibah - baik dari kelelahan, tidak pula sesuatu yang mengenainya yang
berupa kesakitan, juga kesedihan yang akan datang ataupun yang lampau, tidak pula yang
berupa hal yang menyakiti - yakni sesuatu yang tidak menepatii kehendak hatinya, ataupun
kesedihan - segala macam dan segala waktunya, sampai pun sebuah duri yang masuk dalam
anggota tubuhnya, melainkan Allah menutupi kesalahan-kesalahannya dengan sebab apa-apa
yang mengenainya-yakni sesuai dengan mushibah yang diperolehinya- itu."
Ikhlas dan Sabar
Oleh: Abdul Hakim*
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
1 38
: : - -

)) : : (( )) :
( ) ((
Dari Ibnu Mas'ud r.a. berkata: "Saya memasuki tempat Nabi SAW. dan beliau sedang
dihinggapi penyakit panas. Saya lalu berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya Tuan dihinggapi
penyakit panas yang amat sangat."Beliau kemudian bersabda: "Benar, sesungguhnya saya
terkena panas sebagaimana panas dua orang dari engkau semua yang menjadi satu."Saya
berkata lagi: "Kalau demikian Tuan tentulah mendapatkan dua kali pahala."Beliau bersabda:
"Benar, demikianlah memang keadaannya, tiada seorang Muslim pun yang terkena oleh sesuatu
kesakitan, baik itu berupa duri ataupun sesuatu yang lebih dari itu, melainkan Allah pasti
menutupi kesalahan-kesalahannya dengan sebab mushibah yang mengenainya tadi dan
diturunkanlah dosa-dosanya sebagaimana sebuah pohon menurunkan daunnya - dan ini jikalau
disertai kesabaran."
Dua hadist tersebut menunjukan, bahwa setiap musibah yang ditimpakan kepada
manusia seperti kesulitan, derita sakit dan lain-lain mengandung pahala dan dileburkannya dosa-
dosa. Sudah menjadi sunnatullah, bahwa tidak mungkin selamanya manusia hidup di dunia ini
selamanya senang dan selamanya bahagia, akan tetapi roda kehidupan akan selalu berputar. Bagi
seorang muslim di dalam musibah itu ada kebaikan, dan jika dia ditimpa kesulitan serta sabar,
maka pahalalah baginya, begitu pula jika mendapatkan kebaikan dan bersyukur. Ini merupakan
sebuah karunia rahmat dan ni'mat dari Allah SWT.



sesungguhnya Allah maha pengasih lagi penyayang kepada manusia
2. Sabar
ila ikhlas sudah kita miliki, maka dengan lebih mudah untuk mendapatkan sikap
B
sabar, Karena orang yang ikhlas tahu bahwa semua yang menimpanya tidak lain
dari Allah SWT. Maka dengan spontan sikap sabar akan muncul seiring dengan
tertanamnya sifat ikhlas.
Seringkali kita mendengar sebagian orang berkata: "kesabaran saya sudah habis",
sebenarnya orang itu bukanlah orang yang sabar karena sabar yang sesungguhnya itu tidak ada
batas, karena sabar yang berbatas bukanlah sabar sejatinya. Rasullullah SAW bersabda:
:

. :
Diriwayatkan ari Abu Yahya, yaitu Shuhaib bin Sinan r.a.,berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Amat mengherankan sekali keadaan orang mu'min itu, sesungguhnya semua keadaannya itu
adalah merupakan kebaikan baginya dan kebaikan yang sedemikian itu tidak akan ada lagi
seseorang pun melainkan hanya untuk orang mu'min itu belaka, yaitu apabila ia mendapatkan
kelapangan hidup, ia pun bersyukur, maka hal itu adalah kebaikan baginya, sedang apabila ia
ditimpa oleh kesukaran - yakni yang merupakan bencana - ia pun bersabar dan hal ini pun
adalah merupakan kebaikan baginya.
: : : :
: :
: : .
Dari 'Atha' bin Abu Rabah, katanya: "Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma mengatakan
39
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
padaku: "Apakah engkau suka saya tunjukkan seorang wanita yang tergolong ahli surga?"Saya
berkata: "Baiklah."Ia berkata lagi: "Wanita hitam itu pernah datang kepada Nabi SAW. lalu
berkata: "Sesungguhnya saya ini terserang oleh penyakit ayan dan oleh sebab itu lalu saya
membuka aurat tubuhku. Oleh kerananya haraplah Tuan mendoakan untuk saya kepada Allah
agar saya sembuh."Beliau bersabda: "Jikalau engkau suka hendaklah bersabar saja dan untukmu
adalah surga, tetapi jikalau engkau suka maka saya akan mendoakan untukmu kepada Allah
agar penyakitmu itu disembuhkan olehNya."Wanita itu lalu berkata: "Saya bersabar,"lalu katanya
pula: "Sesungguhnya kerana penyakit itu, saya membuka aurat tubuh saya. Kalau begitu sudilah
Tuan mendoakan saja untuk saya kepada Allah agar saya tidak sampai membuka aurat tubuh itu."
Nabi SAW lalu mendoakan untuknya sebagaimana yang dikehendakinya itu."
Memang bukan hal yang mudah untuk mendapatkan sikap tersebut bila sekedar membaca
atau belajar berpuluh-puluh tahun tanpa adanya sebuah praktek riil, mudah-mudah tulisan ini
dapat menjadi sebuah langkah awal untuk mendapatkan dua sikap tersebut.
Bila dua sikap itu ada dan menancap dengan kuat dalam hati kita, maka apapun yang
menimpa kita baik senang ataupun duka, kita pasti akan mengembalikan semuanya kepada Sang
pencipta. Dan kitapun akan terjauh dari sikap yang tercela yaitu buruk sangka kepada Allah SWT.
Seorang tokoh dari toriqoh at-Tijaniyyah , Syekh al-Haaj Ibrahim bin al-Haaj Abdullah
telah menyinggung hal ini,

"Jikalau seseorang tahu siapa itu Allah Yang Maha Pemurah, maka dikala dia mendapatkan
kejelekan (musibah yang buruk), maka dia pun akan tertawa (tersenyum ikhlas atas apa yang
menimpanya)."
Sekian dari kami salam silaturrahmi kami sampaikan dan mudah-mudahan -khususnya
penulis- diberikan kedua sikap tersebut di atas.
Wallahu'alam.
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
1 32
Kalam Hikmah

Takutlah kepada Allah seakan-akan kamu belum pernah mentaatinya, dan mohonlah
kepadanya seakan-akan kamu belum pernah bermaksiat kepadanya.

Kedekatan membutuhkan kasih sayang, dan kasih sayang tidak
membutuhkan kedekatan
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
1 40
_ ]| ___g_ _ _| g _]| | _ __


, ,



.





.




.















.




. .


Wirid Syekh Abu Bakar bin Salim
Artinya:
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Wahai Yang Maha Agung kerajaan-Nya, Wahai Yang Maha Qadim (Terdahulu) kebaikan-Nya,
Wahai Yang tak henti-hentinya melimpahi nikmat, Wahai Yang Maha Banyak limpahan
kemurahan-Nya,Wahai Yang Maha Luas pemberian-Nya, Wahai Yang Maha Tersembunyi kasih
sayang-Nya, Wahai Yang Maha Indah maha karya-Nya, Wahai Yang Maha Bijaksana tanpa
tergesa-gesa menurunkan siksa.
Limpahkanlah shalawat wahai Tuhanku pada Sayyidina Muhammad SAW dan pada
keluarga serta salam sejahtera dan ridhoilah para sahabatnya sekalian,
Wahai Allah bagi-Mu segala pujian dan syukur, dan bagi-Mu (kami sangat) berhutang budi atas
WIRID
41
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
segala anugerah, dan Engkaulah pemilik kami yang sebenar-benarnya, dan kamilah hamba-Mu
yang Engkau miliki, dan Engkau tetap abadi memiliki kami, Wahai Yang Maha Memudahkan
semua hamba-Mu yang kesulitan, Wahai Yang Maha Menghibur semua hamba-Mu yang
tenggelam dalam kekecewaan dan kesedihan, Wahai Yang Maha Menemani semua hamba-Mu
yang dalam kesendirian, Wahai Yang Maha Mencukupi semua hamba-Mu yang faqir, Wahai
Yang Maha Menguatkan semua hamba-Mu yang lemah, Wahai Yang Maha Mengamankan
semua yang dalam ketakutan, Mudahkanlah bagi kami segala kesulitan kami, karena mudah
bagi-Mu memudahkan sesuatu yang sulit.
Wahai Allah Yang Tak Membutuhkan penjelasan dan penafsiran (atas kesulitan kami),
Hajat kami sangatlah banyak, dan Engkau Maha Mengetahuinya dan Maha Memahaminya.
Wahai Allah sesungguhnya kami takut pada (kewibawaan-Mu), dan kami takut pada
orang yang takut pada (kewibawaan-Mu), dan kami takut pula pada orang yang tidak takut pada
(kewibawaan-Mu).
Wahai Allah demi orang-orang yang takut akan (kewibawaan-Mu), Selamatkan kami
dari orang-orang yang tidak takut pada (kewibawaan-Mu).
Wahai Allah demi Sayyidina Muhammad, Jagalah kami dengan pandangan-Mu yang tak
pernah terlelap, dan Ayomilah kami dengan pemeliharaan-Mu yang tak henti-hentinya,
Kasihanilah kami, dengan ketentuan-Mu terhadap kami, maka kami tidak akan celaka bila
Engkau pegangan kami dan harapan kami. Dan shalawat serta salam semoga tetap terlimpah
curahkan atas pemimpin kami sayidina Muhammad saw, keluarga dan sahabatnya, dan segala
puji bagi Allah swt Tuhan sekalian Alam, sebanyak ciptaan-Nya, keridhoan-Nya, timbangan
berat Arsy-Nya, dan tinta kalimat-kalimat-Nya.
Wahai Allah kami memohon kepada-Mu bertambahnya keimanan dalam beragama,
keberkahan dalam usia, kesehatan tubuh, keluasan dalam rizki, taubat sebelum kematian,
kesyahidan saat kematian, pengampunan setelah kematian, pengampunan di hari hisab,
keamanan dari siksa, dan bagian dari Surga, dan berilah kami kesempatan memandang kepada
Dzat-Mu yg Maha Agung dan Mulia.
Semoga shalawat Allah swt dan salam-Nya selalu tetap tersampaikan kepada sayyidina
Muhammad saw, keluarga dan sahabatnya.
(Sebanyak ciptaan-Nya, keridhoan-Nya, timbangan berat Arsy-Nya, dan tinta kalimat-
kalimat-Nya).
Diterjemahkan oleh : Abdul Kadir
***
Segenap Keluarga Besar Al Hikmah Yaman
mengucapkan
SELAMAT DAN SUKSES
atas Wisuda Sarjananya 3 Sahabat Al Hikmah
di Fakultas Syariah, Universitas Al Ahgaff - Yaman
Akh. Fuad Zen, Bsc.
Akh. Abu Bakar Juri, Bcs.
Akh. Ahmad Muqimudin Waridin, Bsc.
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
1 42
atu Balqis dan Negeri Saba', nama yang saya yakin sudah tidak asing lagi di
R
benak Anda. Bisa dibilang, Ratu Balqis sudah menjadi legenda yang diceritakan
turun temurun dalam berbagai risalah Nabi, khususnya Nabi Sulaiman. Setiap
Anda membaca cerita tentang Nabi Sulaiman, maka tentu Anda akan menemukan sosok Balqis
dalam kisah kehidupan beliau (Nabi Sulaiman). Kisahnya diceritakan dalam Al Qur'an, Bible
Ibrani dan Perjanjian baru.
Dalam Al Qur'an, kisah tentang Ratu Bilqis berawal ketika Nabi Sulaiman
memeriksa rakyatnya (dari golongan burung). Tatkala beliau tidak melihat Hudhud, beliau
berkata 'mengapa aku tidak melihat Hudhud? apakah dia tidak hadir?'. Nabi Sulaiman pun
bersumpah akan mengazabnya dengan azab yang keras kecuali burung Hudhud memberikan
alasan kenapa dia berani-beraninya ghoib ketika pemeriksaan. Maka tidak lama kemudian,
burung Hudhud pun datang lalu berkata bahwasannya ia mengetahui sesuatu yang tidak
diketahui oleh Nabi Sulaiman. Yaitu bahwasannya ia menjumpai sebuah kerajaan besar yang
dianugerahi segala sesuatu yang dipimpin oleh seorang perempuan. Namun walaupun begitu,
mereka tidak menyembah Allah dan syaitan menghiasi perbuatan-perbuatan mereka dengan
sesuatu yang indah.
Kemudian Nabi Sulaiman pun berkata pergilah kamu dan sampaikan surat dariku
untuknya. Akan kami lihat apakah kamu benar ataukah kamu termasuk dari golongan pendusta.
Tatkala Ratu Bilqis menerima surat tersebut, Ia berkata ,Hai para pembesar kerajaan,
sesungguhnya telah datang surat kepadaku dari Sulaiman dan sesungguhnya isinya 'Dengan
menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Dalam suratnya tersebut
Nabi Sulaiman mengajak Ratu Bilqis untuk tidak berlaku sombong terhadapnya ( Nabi
Sulaiman) dengan menyerah dan mengikuti Nabi Sulaiman untuk tidak menyembah selain
Allah.
Lazimnya seorang pemimpin, Ratu Bilqis pun meminta pendapat para pembesar
kerajaan sebelum memutuskan apa yang akan dilakukan untuk menanggapi surat Nabi Sulaiman
tersebut. Setelah sekian lama mereka bermusyawaroh, mereka berkata kita adalah orang-orang
yang memiliki kekuatan dan keberanian dalam berperang. tapi apapun itu, keputusan berada
ditanganmu. Maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan. Dia (Ratu Bilqis)
berkata Sesungguhnya apabila suatu kerajaan memasuki suatu negeri, niscaya mereka
membinasakannya dan menjadikan penduduknya yang mulia menjadi hina dan demikianlah
yang akan mereka perbuat. Maka aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan membawa
hadiah sebagai tanda perdamaian dan aku akan menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh
utusan-utusanku itu.
Maka tatkala utusan itu sampai kepada Nabi Sulaiman, merekapun menyampaikan
KISAH
43
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
Nabi Sulaiman
dan Ratu Balqis
Oleh : Roby Adrianto*
meksud mereka dan menyerahkan hadiah yang mereka persiapkan sebelumnya. Kemudian Nabi
Sulaiman pun berkata Apakah kalian menyogok saya dengan harta? sesungguhnya apa yang
allah anugerahkan kepada saya jauh lebih baik daripada apa yang Dia berikan kepada kalian.
Tetapi kalian merasa bangga dengan hadiah kalian. Kembalilah kalian kepada mereka dan
sungguh kami akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak kuasa untuk
melawannya, dan kami pasti akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba') dengan hina dan
manjadikan mereka tawanan yang hina dina.
Nabi Sulaiman berkata Hai para pembesar, siapakah diantara kalian yang sanggup
membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang dan menyerah?. Lalu Jin Ifrit
berkata, aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu sebelum kamu berdiri
dari tempat dudukmu. Berkatalah Ashif bin Barkhiya (seorang yang mempunyai ilmu dari Al
Kitab) aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip. Maka tatkala
Nabi Sulaiman melihat singgasana itu berada di depannya ia berkata ini adalah termasuk
karunia Tuhanku untuk mencobaku apakah aku termasuk golongan orang yang bersyukur
ataukah aku termasuk golongan orang yang kufur. Ia berkata robahlah sedikit dari bagian
singgasana tersebut untuk mengetesnya apakah ia (Bilqis) benar-benar ratu yang pandai ataukah
ia seorang yang bodoh.
Setelah melalui perundingan yang matang bersama para pembesar kerajaannya, Ratu
Bilqispun memutuskan untuk mendatangi Nabi Sulaiman. Dan ketika Ia datang, Nabi Sulaiman
bertanya (untuk mengetesnya), Seperti inikah singgasanamu?. Ratu Bilqis menjawab,
Seakan-akan ini singgasanaku, padahal singgasanaku bukanlah seperti ini. Kemudian Ratu
Bilqispun beriman kepada Allah swt. (QS. An Naml; 20 - 44).
Berdasarkan perjanjian lama, Ratu Saba' menempuh perjalanan panjang dari
kerajaannya di Yaman untuk menemui Raja Sulaiman di Yerusalem. Ratu itu membekali diri
dengan para pengiring, unta yang membawa muatan sarat rempah, emas, dan batuan berharga.
Bertemu dengan Nabi Sulaiman, Ratu saba' terpukau dengan kebijaksanaan Sang Nabi,
juga kemegahan kerajaannya. Sebelum pergi, ia memberi hadiah 120 talen emas, atau setara
dengan 4,5 ton!
Ibu kota Saba' dipercayai ialah Ma'arib yang terletak berhampiran dengan kota Sana'a,

ibu kota negara Yaman sekarang.Selain Yaman, daerah kekuasan Saba' juga meliputi Eritrea dan
Habasyah atau yang lebih terkenal dengan sebutan Ethiopia .
Arkeolog Inggris mengklaim telah menemukan harta karun Ratu Bilqis. Tambang emas
Sang Ratu ditemukan tersembunyi di sebuah bukit di dataran Gheralta, utara Ethiopia. Sebuah
lokasi tambang yang belum pernah di eksplorasi sebelumnya, di teritorial kerajaan Saba' yang
pernah berkuasa selama 3.000 tahun. Schoeld menemukan tambang kuno tersembunyi di balik
batu 20 kaki yang diukir dengan gambar matahari dan bulan sabit. "Simbol dari negeri Saba',"
kata dia. "Saya merangkak di bawah batu, waspada dengan ular kobra yang disebut tinggal di
sini, dan berjumpa dengan sebuah prasasti Bahasa Saba', bahasa yang dipakai Sang Ratu.
Tak jauh dari lokasi tambang, arkeolog menemukan sisa-sisa kolom dan batu halus
berukir yang mungkin adalah bagian dari sebuah kuil terkubur, yang diyakini didedikasikan
untuk Dewa Bulan Saba'. Situs dari medan peperangan, lengkap dengan tulang kuno, juga
ditemukan di dekatnya.
Ukuran yang tepat dari tambang, yang pintu masuknya terhalang oleh batu besar belum
ditentukan. Namun, uji yang dilakukan oleh seorang pencari emas mengarah ke dugaan, adanya
ruang luas di bawah tanah, dengan terowongan yang cukup besar untuk dilalui dengan berjalan
kaki. #Roby.
alhikmahyaman@gmail.com
alhikmahyaman.blogspot.com
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
1 44
Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. (QS. 'Abasa: 24)
Mari tengok bagaimana rasulullah saw makan sehingga beliau tidaksakit perut disebabkan makanan.
Rasulullah SAW mencegah kita makan ikan bersama daging karena akan cepat dapat penyakit.
Mengapa??? Ini karena dalam makanan darat seperti daging dan ayam mengandung ion positif
(+) sedangkan dalam makanan laut seperti ikan mengandung ion negatif (). menurut teori sains
dua ion ini akan menarik satu sama lain. Jadi, jika kita makan ayam bercampur ikan maka akan
terjadi reaksi biokimia yang akan dapat merusakan usus kita. Kesannya sakit perut dan juga akan
menyebab perut kita buncit atau boroi. (kesan angin kata orang2 tua)
Bagaimana cara mengatasinya?
Berikut adalah beberapa amalan Rasulullah SAW dan tips-tips pemakanan yang boleh
diamalkan:
* jangan makan SUSU bersama DAGING
* jangan makan DAGING bersama IKAN
* jangan makan IKAN bersama SUSU
* jangan makan AYAM bersama SUSU
* jangan makan IKAN bersama TELUR
* jangan makan IKAN bersama DAUN SALAD
* jangan makan SUSU bersama CUKA
* jangan makan BUAH bersama SUSU
FAKTA:
Menurut analisis kesehatan, setelah nasi masuk ke dalam perut kita maka akan
dihasilkan L-Tryptophan, yaitu asid amino yang menjadi bahan dasar terbentuknya niacin,
vitamin B. Niacin sendiri akan digunakan untuk membuat serotonin, zat penghantar signal di
otak yang boleh menimbulkan perasaan nyaman dan menyebabkan kita rasa mengantuk.
Makanan yang kaya karbohidrat seperti nasi, akan merangsang pankreas untuk menghasilkan
insulin, yang akan menyimpan makanan di dalam tubuh.
Beberapa asam amino lain yang tadinya terkandung di dalam darah bersama-sama
dengan L-Tryptophan, akan masuk ke dalam sel otot. Akibatnya, akan terjadi peningkatan
pada konsentrasi relatif L-Tryptophan dalam darah dan serotonin yang terbentuk membuat kita
mengantuk. Itulah sebabnya mengapa sebabnya selepas makan berat biasanya kita akan
mengantuk dan ingin tidur. Perlu diingat, buah merupakan bahan makanan yang mengandungi
fruktosa yang dapat menimbulkan peningkatan kadar insulin. Dan untuk itu, makan buah
dianjurkan sebelum makan nasi kerana untuk mengelakkan kerja berat dari pankeras
menghasilkan insulin.
Jika makan nasi terlebih dulu, pankreas akan bekerja berat untuk memproses nasi dan
protein yang ada dalam lauk pauk dan memerlukan masa berjam-jam. Dan jika buah dimakan
selepas makan nasi, maka buah yang sudah berada di dalam perut akan mengambil masa yang
lama untuk melalui proses penghadaman dan zatnya akan rusak terlebih dahulu sebelum
sempat dipadamkan.
Kita tentu pernah melihat epal yang sudah dikupas kemudian terlalu lama dibiarkan
maka lama-lama akan kuning dan boleh membusuk. Itu baru hanya terkena udara belum lagi
dicampur dengan makanan di dalam perut kita? Sudah pasti buah akan membusuk sebelum
sempat diproses.
Sesungguhnya pangkal penyakit kebanyakan bersumber dari makanan, maka tak heran jika
rasulullah memberi pernatian atas masalah ini.
Semogabermanfaat.
Oleh : Fathul Bari
Tips
Mengapa Nabi Tidak Pernah Sakit Perut?
45
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
Reportase
Satu tahun wafatnya Abah Yai kian terkesan rasa rindu
padanya yang senantiasa mengabadi, demi mengenang jasa-jasanya,
Pelajar Al Hikmah Yaman menggelar acara HAUL KH. MASRURI
ABD MUGHNI, Kamis, 24 Dzulhijah 1433 H/ 8 Nopember 2012
bertepatan dengan malam dimana sang abah pergi meninggalkan kita.
Acara yang bertempat di Auditorium Kampus Al Ahgaff
tersebut sengaja dipadukan dengan tasyakur khatam tahdz qur'an
salah satu murid kesayangannya, Ust. Fuad Zen, Bsc. Beliau adalah
alumni MMA Al Hikmah yang diberangkatkan oleh sang Abah di
tahun 2008 lalu.
Pembacaan al qur'an 30 juz dilanjutkan tahlil bersama
menciptakan atmosr ruangan Al Ahgaff serasa ditaburi aura hikmah
sang abah yang turut hadir bersama kita dan para hadirin. Sampai acara
haulpun dipungkasi dengan doa oleh Habib Abdurrahman Al
Musawa. kemudian dilanjut dengan obrolan hangat para Pelajar Al
Hikmah Yaman dalam harmonika kebersamaan @ ARM.
Dalam rangka mengisi hari libur nasional Yaman, Rabu (01/05), dengan kompak Pelajar Al
Hikmah Yaman menggelar acara Holy Tour atau Ziyarah Suci ke beberapa Habaib terkemuka di Kota
Tarim, Yaman. Acara ini merupakan suatu program run Pelajar Al Hikmah Yaman dengan tujuan untuk
tabarrukan dan memohon do'a serta untuk mengenal lebih jauh para ulama dan habaib kota Tarim.
Tepat pukul 09.15 KSA Pelajar Al Hikmah sudah bersiap kumpul di depan Asrama Dakhily
kampus Al Ahga, Tarim. Dengan menyewa satu mobil travel bermuatan 11 orang, rute ziyarah bermula
ke kediaman Al Habib Abdullah bin Syihab.
Beliau, Habib Abdullah bin Syihab tersohor sebagai wali besar. Kemampuan mukasyafah
(menerawang)-nya santer dikenal hingga beliau dijuluki sebagai Ainu Tarim (mata kota Tarim), ujar
ketua Pelajar Al Hikmah Yaman, M. Fuad Mas'ud keka hendak memasuki kediaman sang Habib.
Dengan dipandu langsung oleh Habib Abdurrahman Al Musawa, ziyarah ini berlangsung
Al Hikmah Yaman; Abah Yai Masruri Selalu di Hati
Holy Tour Al Hikmah Yaman
khidmat dan mengalir dengan penuh sambut hangat para
Hababib. Diiringi pula dengan lantunan nasyid khas Hadhramaut,
menambah rinai suasana harmonis bersama Habib Muhammad
al Junaid, salah satu ulama masyhur kota Tarim yang turut
disambangi sebagai objek ziyarah kedua.
Habib Muhammad al Junaid adalah mertua dari Habib
Mundzir al Musawa (Alm), tokoh ulama dan da'I ternama di
Indonesia yang juga merupakan alumni dari Ribath Darul
Musthofa, kota Tarim, Yaman.
Kemudian, ziyarah berikutnya berlanjut ke wisma Habib
Abdul Maula, tepat beberapa meter dari seberang pemakaman
Zanbal. Selain dikenal sebagai waliyullah yang mustajab do'anya,
beliau juga tergolong wali majdzub (berkepribadian aneh) yang
sudah lanjut usia.
Seiring matahari mulai memuncak ke permukaan, cuaca
panas terasa seakan menyengat dikulit. Holy Tour kali inipun
berakhir pada pukul 11.00 KSA dengan melesatkan kembali
kendaraan menuju Asrama Ahga. /arm.
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
1 46
Al Hikmah Yaman Turut Meriahkan Moment Lebaran 1434 H
Tarim- Komunitas pelajar alumni Pon. Pes. Al Hikmah di Yaman, Rabu (07/08/2013)
kembali menghelat serangkain acara untuk turut menyemarakan kemeriahan acara lebaran 1434
H di kota Tarim, Hadhramaut. Dalam permulaan acaranya, Al Hikmah Yaman, menggelar acara
buka bersama dengan tema BukBer di Penguhujung Ramadhan .
Acara yang bertempat di sutuh sakan dakhily itu menuai antusiasme para anggota. Hal itu
bisa dilihat dari jumlah kehadiran anggota Al Hikmah Yaman kota Tarim yang berjumlah 20
orang. Acara segera dimulai dengan diawali ta'jil istimewa kolaborasi menu khas Hadramaut-
Indo, yaitu rutob/tamr (kurma), sambosa, syurbah, minuman es buah, dan gorengan-gorengan.
Setelah melakukan shalat maghrib berjama'ah, tanpa diprediksi sebelumnya tiba-tiba
listrik padam. Akhirnya seluruh anggota Al Hikmah Yaman mengambil alternatif dengan
kongkow bareng seputar kesan-kesan lebaran di Negeri Saba' dalam perantauan ilmu tanpa belai
kasih orang tua, keluarga dan sanak saudara. Kongkow pun terasa hangat dan harmonis seraya
menunggu sidang itsbat awal syawal untuk kawasan Tarim dan sekitarnya.
Kongkow menjadi semakin ramai ketika ketua Al Hikmah Yaman, Muhammad Fu'ad
Mas'ud, mengajukan satu usulan gemilang, yaitu gagasan menerbitan karya tulis Pelajar Al
Hikmah di Yaman dalam bentuk majalah. Ide gagasan tersebut serempak disepakati bersama
mengingat tiga anggota Al Hikmah Yaman tingkat akhir akan segera pulang ke Indonesia; Fuad
Zein, Abu Bakar, dan Waridin.
Bulletin Al Hikmah Yaman yang akan kita rilis, setidaknya bisa mempresentasikan
budaya Hadhramaut dan lika-liku pengalaman kita di hadapan kaca mata khalayak di Pondok
kita, Al Hikmah, tutur Fua'ad dalam pimpinan acaranya.
Tepat pukul 20.15 KSA, gema takbir dilayangkan di setiap penjuru masjid kota Tarim,
pertanda lebaran 1 Syawwal 1434 H jatuh esok harinya, Kamis (08/08/2013). Dalam geliat
hangatnya kebersamaan dan kebahagiaan, Al Hikmah Yaman serentak menyemarakan lantunan
takbir menyongsong hari raya idul tri al mubarok. //malieky
Masak-masak Ala Al Hikmah Bahagiakan
Lebaran di Yaman
Tarim- Al Hikmah Yaman belum selesai sampai di Buka Bersama
saja dalam rangkain acara menyemarakan lebaran. Rabu malam
(07/08/2013), Acara Al Hikmah Yaman kembali disusul dengan
kemeriahan masak-masak bersama di dapur asrama dakhily.
Anggota Al Hikmah Yaman langsung turun berpangku tangan
saling membahu satu sama lain untuk masak menu special lebaran, Gule
sapi plus kupat lontong.
Wah enak nih, jadi lebaran serasa di Indo kalau menunya kaya
gini sih, ungkap Arman dalam gurauan bersama anggota Al Hikmah
Yaman lainnya.
Abu Bakar, selaku pemasak gule sapi, begitu semangat hingga tak
terasa semalaman pun terus begadang dengan ditemani Thohirin, Fuad,
Amr dan Hakim.
Sampai adzan shubuh, barulah masakan siap saji. Para petugas
masak langsung kembali ke asramanya untuk menyiapkan keperluan
shalat Ied masing-masing dan dilanjut acara santap-santap lebaran setelah
shalat Ied dan ziarah Zanbal//Arman.
47
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013





Artinya:
Wahai manusia, janganlah kau berputus asa dari
Tuhanmu,
Berharaplah anugerah dan kelembutan-Nya dalam
hidup dan matimu,
Ingatlah nama-Nya di setiap pagi dan petangmu
Janganlah kau berpaling dari-Nya untuk suatu
manfaat dan mudaratmu,
Sungguh hanya dzat-Nyalah yang berkuasa atas
pengaturan bintang-bintang,
Tak seorangpun yang mungkin bisa menyamai-Nya
dalam hal ini maupun itu,
Bersyukurlah atas semua karunia dan nikmat-Nya,
maka engkau akan ditambah dan diridhoi,
Bersabarlah atas petaka yang menimpamu,
sesungguhya Allah lebih sayang kepadamu
daripada bapakmu sendiri,
Berdoa dan bermunajatlah kepada-Nya, maka
akan dihilangkan darimu malapetaka yang
menimpamu,
Jagalah perintah-Nya dan jangan durhaka kepada-
Nya, karena itu akan menjadi penyakit bagimu,
Bagaimana kau yang diciptakan dari air mani
durhaka kepada-Nya?
Kemudian dengan kemurahannya kau bisa
makan,tumbuh dan memeliharamu,
Wahai orang yang lalai, sadar dan bekerja keraslah
untuk hari esokmu di akhirat,
Ingatlah mati sebelum kematian mengunjungi
kediamanmu,
Kumpulkan bekal untuk perjalanan jauh sebelum
kematiamu,
Oh hatiku, apa yang membuatmu lalai akan
akhiratmu?
Bagaimana kamu bisa lalai akan akhirat dan fokus
pada duniamu?
Tinggalkanlah semua yang akan binasa dan hina,
jemputlah dunia kekalmu,
Kerjakanlah kebaikan, niscaya kau akan
merasakannya diakhiratmu,

Bersyukurlah kepada Allah, karena Dialah dzat


yang memberi bimbingan dan petunjuk bagimu,
Ikutilah petunjuk nabi Muhammad saw pembawa
kabar gembira untukmu...*
:
QOSHIDAH
Oleh : Khair Amrullah*
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
1 48



" "


"Siapa yang tidak mempunyai wirid (dzikir-dzikir yang selalu dibaca setiap hari), maka dia sama
halnya denagn seekor kera, dan barang siapa yang tidak punya wirid maka tidaklah datang
padanya warid (pertolongan/doronagan rohani untuk melakukan kebaikan tertentu)" .


" "

"Obatnya hati adalah dengan memutus ketergantungan diri dari selain Alloh


" "


"Barang siapa yang tidak mau menelaah kitab ihyaulumuddin, maka tidak ada padanya sifat
malu.


" "


"Siapa yang tidak mempunyai dzikir-dzikir, maka dia bukan lelaki jantan" .




" "


"Manusia butuh pada ilmu, dan ilmu butuh pada amal, dan amal butuh pada akal, serta akal
butuh pada tauq (pertolongan)" .

"




"

"Semua ilmu tanpa amal, sia-sia. Semua ilmu dan amal tanpa niat laksana debu, dan semua
ilmu, amal, serta niyat tanpa sunah, tertolak. Dan semua ilmu, amal, niyat, dan sunah tanpa
sifat wara' adalah suatu kerugian, dan yang paling lebih dikhawatirkan, hilangnya semua
amal tersebut pada hari kiamat" .


" "


"Barang siapa yang tidak membaca kitab Muhaddzab, maka dia tidak mengenal kaidah-
kaidah madzhab".


" "

"Jadilah kamu anak yang bijak pada masamu, jika kamu melihat orang-orang pada masamu
laksana serigala, maka janganlah kamu seperti kambing yang mereka makan, dan jika kamu
melihat mereka seperti kambing, maka janganlah kamu menjadi serigala yang siap memangsa
mereka" .

" "


di area pemakaman Tarim (ZAMBAL) ada delapanpuluh wali kutub"
Kata Mutiara
49
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
POTRET
Euforia Kebersamaan Al Hikmah Yaman
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
1 50
Haul ke-2 Abah Yai Masruri
Penyambutan Anggota Baru di Tarim
Haul Abah Yai Masruri Pertama
Ziyarah Imam Haddad di Zanbal
Ziyarah Sulthonil Mala, Syeikh Abdullah Al Idrus di Znbal
51
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
Holy Tour Habib Muhammad Al Junaed
POTRET
Walimatusafar Kang Fuad Zen, Bsc.
Masak-masak Lebaran 1434 H
Kumpul-kumpul Al Hikmah
Euforia Kebersamaan Al Hikmah Yaman
Oleh: Ahmad Muwaffaq
Seorang kyai kampung yang sudah terbilang cukup sepuh usianya tampak sedang
merenung memikirkan nasib putri bungsunya yang belum juga menemukan jodohnya, bukan
karena jelek dan tidak ada yang mau, tetapi setiap laki-laki yang ingin melamarnya selalu
ditolaknya.
Disuatu malam sang kyai bertanya kepada putrinya, "kau ini bagaimana..? Atau aku yang
harus bagaimana..? Kau bilang carikan jodoh, aku carikan, kau bilang tak ada yang cocok" ,
dengan malu-malu si Eneng pun menjawab; ma'af bah, saya tidak ingin yang muluk-muluk yang
penting dia bisa menjadi imam bagi saya di dunia dan akhirat.
Keesokan harinya, Sang kyai pun mengumumkan sayembara penyeleksian imam terbaik
untuk menjadi menantunya, dan berbondong-bondong peserta dari belahan dunia datang
mengikuti seleksi itu, dari yang alumni pesantren sampai alumni timur tengah semuanya hadir.
Peserta pertama dari Purwoketo, ia baca fatihahnya "Alhamdulillahi robbil NGalamin",
bil "Ngain", tereliminasi langsung.
Peserta kedua orang Bogor, bercermin pada peserta pertama ia tidak mau baca fatihahnya
"Alatzina ", iapun berusaha keras mengulang-ualang "Alatzina ", sampa jadi"Aladzina ",
namun sayang ketika baca surat ia lupa memilih surat al-ll, "alamtaro kaePAPA 'ala robbika
biashabil PIL..." , 50 untuk peseta kedua.
Peserta ketiga alumni Mesir, dengan PeDe nya ia bertakbir memulai sholat, setelah
selesai membaca fatihah ia langsung baca surat Thoha dengan qira'ah Imam Warsy, ia baca
"tOhEE!"(dengan imalah di "ha" ), sang kyaipun segera mengingatkan; "tOhAA!" , kata beliau,
diulanginya lagi oleh peserta "tOhE! "dengan nada lebih tinggi sang kyaipun mengingatkan lagi
"tOhA!!!" , diulang lagi "tOhE!"rupanya si peserta masih ngengkel, hingga berakhir dengan
semprotan sang kyai "tOhA..!!!" , "TOHA", "TOgHE", "TOHA", "TOgHE" tahu tempe aja
sekalian, dasar TKI..!!!, peserta ini bukan hanya ditolak..!!
Peserta keempat alumni Mekah, melihat nasib peserta sebelumnya ia jadi berkir untuk
membaca surat yang bakal disukai pak kyai, iapun memilih surat An Nisa yang dirasa cocok
dengan urusan perjodohan, saking konsentrasinya pada surat An Nisa seusai takbir langsung
baca, "bismillahirohmanirohiim. yaa... ayyuhannas..." , sang kyai mengingatkan"subhanalloh,"
pesertapun membacanya lagi dengan nada lebih fasih, "subhanalloh" kata sang kyai
mengingatkan lagi, pesertapun mulai kebingungan, apa salahnya, pikirnya. Dibacanya lagi
dengan nada lebih fasih dan tartil, tapi lagi-lagi; "subhanalloh..."belum baca fatehah cung...!!!,
bentak sang kyai, dan kegagalan masih menyertai peserta ini.
Peserta kelima alumni Yaman, baru takbir "allohuakbar!!" tiba-tiba "Duuut",
(kentut),"opo iki?"kata pak kyai sambil membentak, dengan muka pucat dan malu peserta
menjawab; "ma'af pak kiyai, ini cuman kentut, bukan BOM!!" , dan itulah nasib!!.
Peserta keenam seorang pejabat, bacaan fatihahnya lumayan fasih, dan setelahnya ia
baca surat al karun, pendek tapi sempurna lebih utama dari pada panjang tapi tak sempurna
menurutnya, namun sayang surat yang pendek itu menjadi sangat panjang karena ketika sampai
di "walaana 'abidun ma 'abadtum, wala a'ntum 'abidunama a'bud"muter-muter gak ada akhirnya,
sang kyaipun mengingatkan "lakum!! Lakum!! "kata beliau, dan pesertapun membaca "lakum
dinikum? waladolin" , merasa kurang beres membaca suratannya pesertapun menggantinya
dengan yang lebih pendek, ia baca "ina a'toina kalkautsar, fasholilirobika wanhar." dan "inna..
inna.."muter-muter lagi, sang kyai yang sudah hilang kesabaranpun bilang "inna!! inna lilahi
wainailahi roji'un" . Gagal maning- gagal maning, son!!
Peserta ketujuh alumni PP AL HIKMAH BENDA, langsung saja...!! Diterima..!!
.............(itu saya).
Apa komentar anda tentang cerita ini?
Bukan Santri Biasa
HUMOR
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
1 52
Rindu..
Rasa yang menggebu di dalam kalbu.
Tak kenal ruang dan waktu.
Rasa yang kadang membuat orang sendu dan pilu.
Kadang membuat orang tersipu malu.
Rasa yang membuat orang ingin bertemu.
Sembari meneteskan air mata..
Ku lepas dahaga rindu di dalam do'a
Aku bersimpuh,rapuh,mengharap penuh
Jarak yang jauh bisa ku tempuh..
Ku titip rindu lewat angin yang tak pernah henti
Dan ku umbar di dalam mimpi dan imajinasi.
Mata terpejam,mulutku bungkam,tubuhku diam..
Tapi hati tetap memendam,rindu yang begitu dalam..
Aku rindu kekasihku..
Layaknya pangeran kodok merindukan putri salju..
Aku rindu ibuku..
karena jarak memisahkanku
bagai bumi gersang merindukan derasnya hujan
Aku rindu ayahku..
karena ruang membelengguku.
Seperti gelapnya malam merindukan terangnya bulan
Tapi aku lebih rindu rabbku..
Rindu ampunan Nya..
Rindu akan rahmatNya
Karena ku sadar,akulah sang pendosa..

By : el_gulargoler
Terima Kasihku
RINDU TERPENDAM
PUISI
Engkau adalah pelita,
yang menerangi gelapnya keputusasaanku
Kau begitu dekat,
walau pada kenyataannya kau tak terlihat
Nasihatmu begitu indah, tak bersuara,
akan tetapi menggetarkan ha
Indah nian bila membayangkan ku dapat berbicara padamu
Parasmu adalah panutan bisu yang dapat merubah sikapku
Andai kau tahu semua itu
Maka pada saat itu jua,
kau telah menimang anak cucu dan aku selalu berdo'a untuk itu
Dan terima kasih ku ucapkan karena kau telah diciptakan
Semoga kau selalu bahagia dengan orang yang kau sayang.
By: Afrian Sukmariyadi
53
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
1 54
55
Majalah Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013
A
i
s
_
c
e
s
c
@
y
a
h
o
o
.
c
o
m

Anda mungkin juga menyukai