Anda di halaman 1dari 57

SEMESTER I

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 1


BAB I
PERANG BADAR, QAINUQA DAN GHATAFAN

Standar Komptensi
1. Memahami peperangan yang terjadi pada masa Rasululloh SAW

Komptensi Dasar
1.1. Menceritakan kisah perang Badar
1.2. Menceritakan kisah perang Qainuqa
1.3. Menceritakan kisah perang Ghatafan
Indikator Pencapaian Hasil Belajar
Menyebutkan tokoh-tokoh yang terlibat pada perang Badar,
Qainuqa dan Ghatafan
Menjelaskan tempat terjadinya perang Badar, Qainuqa dan Ghatafan
Menceritakan kembali kisah perang Badar, Qainuqa dan Ghatafan

Materi Pembelajaran
A. PERANG BADAR
Menurut ahli sejarah Nabi Muhammad SAW pernah mengikuti
sebanyak 27 kali peperangan. Peperangan yang pernah diikuti Nabi
SAW disebut Ghazwah, sedangkan peperangan yang tidak diikuti
Nabi disebut Sarriyyah sebanyak 28 klai.
Diantara peperangan yang diikuti Nabi adalah perang badar.
Perang badar terjadi tanggal 17 Ramadhan 2 H, di dekat perigi yang
bernama Badr, antara mekah dan madinah karena itu perang ini
terkenal dengan nama perang badar. Ketika kafilah perdagangan
kafir quraisyyang dipimpin oleh Abu Sufyan bin Harb melintasi negeri
madinah, Rosululloh SAW menyuruh mencegatnya id pertengahan

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 2


jalan, karena harta yang dibawa oleh mereka sebagian besar adalah
harta rampasan dari kaum muslimin ketika mereka akan berhijrah ke
Madinah.
Segera disusun pasukan islam sebanyak 313 orang yang terdiri
dari 210 orang muslimin anshar dan lebihnya dari muslimin
muhajirin. Bendera pasukan islam dipegang oleh Musab bin Umair.
Mendengar Rosulullloh SAW telah menyiagakan pasukan, Abi
Supyan segera kembali ke Mekah memberitahukan kepada tokoh
kafir quraisy. Maka Abu Jahal membentuk pasukan berkekuatan
1.000 orang yang melindungi kafilah perdagangan mereka dari
serangan pasukan islam.
Rasululloh SAW membentuk regu pengintai untuk menyelidiki
kafilah perdagangan. Pasukan kafir quraisy telah mengawal mereka
menuju desa Badar. Hal ini segera dilaporkan kepada Rosululloh
SAW. Untuk menghadapi kafir quraisy, Rosululloh SAW
bermusyawarah kepada sahabat anshar dan muhajirin dan
disepakati untuk segera menuju desa badar untuk menyongsong
kedatangan pasukan kafir quraisy.
Pasukan islam berkemah dekat sumber air di desa badar.
Sehingga dengan mudah menghadang pasukan kafir quraisy, dan
mencegah mereka untuk mengambil perbekalan air untuk
pasukannya.
Sebelum berkecamuk perang, terjadi perang tanding. Majulah
dari pasukan kafir quraisy Al Awad bin Abdul Asad dapat dikalahkan
dari pasukan islam. Lalu muncul Utbah bin Rabiah, Syaibah bin
Walid dari pasukan kafir quraisy yang dapat dikalahkan oleh Hamzah

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 3


bin Abdul Muthalib, Ali bin Abi Thalib dan Ubaidah bin Al Harits.
Pasukan quraisy kemudian menyerbu medan perang, tetapi dapat
dikalahkan oleh pasukan islam.
Setelah usai perang, banyak korban berjatuhan dari kedua belah
pihak 70 orang kafir quraisy terbunuh diantaranya Abu Jahal,
Umayah bin Halaf dan 7 orang lainnya tertawan. Sedangkan dari
pasukan islam sebagai syuhada sebanyak 14 orang.
Perang badar mempercepat pertumbuhan dan perkembangan
islam. Hal ini dapat disimpulkan:
1. Menambah harum nama umat islam di mata bangsa arab,
sehingga banyak diantara mereka secara sukarela memeluk
islam
2. Umat islam merasa yakin dan percaya akan kebenaran agama
islam dan janji-janji Alloh SWT. Karena itu mereka selalu siap
menghadapi serangan msuh demi membela kebenaran islam
3. Kekalahan pasukan kafir quraisy yang besar jumlahnya itu
menyebabkan merekan gentar dan khawatir apabi8la
berhadapan dengan pasukan islam meskipun pasukan islam
sedkit jumlahnya dengan peralatan yang sebrab kurang.

B. PERANG BANI QAINUQA


Bani Qainuqa adalah salah satu suku Yahudi yang hidup di
perkampungan khusus mereka di Madinah. Perang ini berawal dari
kebencian kaum Yahudi atas kemenangan kaum muslimin terhadap
kafir Quraisy. Dengan berbagai macam cara mereka
menghembuskan perpecahan dan fitnah di kalangan kaum muslimin.

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 4


Rasulullah SAW berulang kali menasehati mereka dan
menyerukan mereka kapada Islam. Namun hal tersebut justru
semakin membuat mereka angkut dan mengejek kaum muslimin.
Namun Rasulullah Saw tetap bersabar atas ulah mereka.
Hingga suatu saat, ketika seorang wanita muslimah belanja di
pasar mereka, orang-orang Yahudi melecehkannya dengan meminta
agar wanita tersebut menyingkap jilbabnya. Tentu saja wanita
tersebut menolaknya. Kemudian seorang penjual perhiasan
mengikat ujung pakaiannya tampa dia ketahui, sehingga ketika ia
berdiri, tersingkaplau aurat wanita tersebut diiringi derai tawa orang-
orang Yahudi sekitarnya. Wanita itu berteriak, kemudian salah
seorang sahabat datang menolong dan langsung membunuh
pelakunya. Namun kemudian orang-orang Yahudi mengeroyok dan
membunuhnya.
Ketika berita itu sampai kepada Rasulullah SAW beliau langsung
mengumpulkan tentaranya, dan memberikan bendera kepada
Hamzah bin Abdul Muthalib. Lalu mereka menuju Bani Qainuqa'.
Ketika melihat kedatangan kaum muslimin, orang-orang Yahudi
segera berlindung dari balik benteng-benteng mereka. Pasukan
Rasulullah SAW akhirnya mengusir mereka dari kota Madinah agar
tidak tinggal berdampingan dengan kaum Muslimin.
Setelah itu masih ada lagi beberapa peperangan yang berhasil
diatasi Rasulullah SAW dan pasukannya. Untuk lebih menunjukkan
ketegasan Rasulullah SAW dalam masalah ini, beliau
memerintahkan untuk membunuh Ka'ab bin al-Asyraf, seorang
Yahudi yang paling dengki terhadap Islam dan kaum Muslimin, dan

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 5


secara terang-terangan sering menyakiti kaum muslimin. Hal
tersebut semakin besar pengaruhnya karena dia orang terpandang
di kaumnya, kaya raya dan penyair.
Tugas tersebut dilaksanakan oleh para sahabat yagn dipimpin
oleh Muhammad bian Maslamah. Hal ini semakin menambah
kegentaran orang-orang Yahudi, bahwa Rasulullah SAW tidak
segan-segan mengambil tindakan tegas jika ada yang bertindak
sewenang-wenang terhadap kaum muslimin.

C. PERANG GAHATAFAN
Ghathafan adalah nama suatu golongan / kabilah,Rasulullah
Saw berangkat dalam perang Gathafan bersama - sama sahabatnya
untuk memerangi orang-orang Arab yang hendak menyerbu kota
Madinah.
Perang ghathafan terjadi tahun 3 Hijrah. Peperangan ini
sebenarnya tidak begitu penting, akan tetapi dalam perang ini terjadi
suatu peristiwa besar.
Pada waktu itu keluar 450 orang dari bani Tsalabah dan Muharib
dibawah pimpinan Dutsur bin harits Al-muharibi yang ingin
menyerbu madinah. Maka keluarlah Nabi Saw. dengan pasukanya
dan larilah musuh kegunung-gunung.
pada waktu itu terjadi suatu peristiwa,Rasulullah SAW
melepaskan bajunya untuk dijemur karena basah kehujanan,dan
juga sambil beristirahat dibawah pohon,sedangkan baltentara Islam
ketika itu sama berpencar,jadi tak ada seorang pun ketika itu yang
bersama Rasulullah SAW.

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 6


Tiba - tiba datanglah seorang kafir bernama Da'tsur menyergap
Rasulullah Saw dengan menghunuskan pedangnya kearah beliau
dan berkata : siapakah yang akan menghalang - halangi aku dan
perbuatanku ini,hai Muhammad ? dengan tenang Rasulullah
menjawab : " Allah ".Setelah mendengar jawaban demikian,lelaki
bernama Da'tsur itu gemetaran seluruh tubuhnya dan merasa
ketakutan menggigil,hingga tanpa sadar terjatuhlah pedangnya itu
dari tangannya,lalu Rasulullah Saw mengangkat pedang itu dan
gantian menghunuskannya kearad Da'tsur sambil berkata : siapakah
yang akan menghalang-halangi kamu dari perbuatanku ini,hai
Da'tsur ? ia menjawab : tak ada seorangpun . Rasulullah Saw lalu
mengampuninya,hingga masuk Islamlah ia,dan mengajak kaumnya
masuk Islam pula.
Tuhan telah memalingkan hatinya dari memusuhi Rasulullah
Saw, dan mengumpulkan orang banyak untuk memerangi
beliau,dipalingkan jadi cinta pada beliau dan mengajak golongannya
untuk mengikuti jalannya.

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 7


BAB II
PERANG UHUD DAN BANI NADZIR

Standar Komptensi
2. Memahami peperangan yang terjadi pada masa Rasululloh SAW

Komptensi Dasar
2.1. Menceritakan kisah perang Uhud
2.2. Menceritakan kisah perang Bani Nadzir
Indikator Pencapaian Hasil Belajar
Menyebutkan tokoh-tokoh yang terlibat pada perang Uhud dan Bani
Nadzir
Menjelaskan tempat terjadinya perang Uhud dan Bani Nadzir
Menceritakan kembali kisah perang Uhud dan Bani Nadzir

Materi Pembelajaran
A. PERANG UHUD
Perang uhud terjadi pada pertengahan syaban tahun 3H.
bertepatan dengan bulan januari 625M. peperangan ini terjadi di kaki
gunung uhud yang terletak di sebelah utara kota madinah.
Kekalahan pasukan Quraisy dalam perang badar menimbulkan
dendam terhadap kaum muslimin.Oleh karena itu, mereka bertekad
untuk mengadakan pembalasan.agar kekalahan dalam perang badar
tidak terulang kembali, kafir Quraisy mempersiapkan perbekalan
yang besar.
Abu Sufyan mengumpulkan 3000 pasukan terpilih yang terdiri
dari orang-orang Quraisy,Arab Tihamah,Kinanah,Bani Al-Harits,Bani
Al-Haun,dan Bani Al-Musthaliq.setelah Rasulullah mendengar bala
tentang kafir Qiraisy telah berangkat dari mekkah menuju

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 8


madinah,bermusyawarahlah beliau dengan para sahabat
membicarakan tindakan apa yang harus diambil.
Adapula yang mengusulkan pada Nabi agar kaum muslimin
keluar untuk menghadapi musuh dari luar kota. Adapula beberapa
sahabat yang mengusulkan agar kaum muslimin jangan keluar dari
kota madinah, tetapi bertahan saja dalam kota,dan mengadakan
perlawanan dan pembelaan dari rumah-rumah dan lorong-lorong
kota.
Akhirnya disepakati untuk menghadapi musuh diluar kota. Seribu
pasukan Islam berangkat untuk menghadapi yang menyerang. Baru
saja berangkat, seorng munafik yang bernama Abdullah ibnu Ubay
beserta 300 pengikutnya keluar dari pasukan Islam.
Nabi beserta pasukan muslimin sampai ke bukit uhud, lalu beliau
mengatur strateginya. 50 orang pasukan pemanah dibawah
pimpinan yang bernama Abdullah ibnu Jabir ditempatkan diatas bukit
untuk menutup jalan pasukan berkuda kafir Quraisy. Rasulullah
berpesan kepada mereka agar tidak meninggalkan tempat sampai
usai perang. Pasukan Islam yang lainnya,ditempatkan dibawah
bukit.
Pertempuran dimulai dengan perang tanding terlebih dahulu. dari
pihak kafir keluarlah talhah ibnu abi talhah dari muslimin keluarlah Ali
melawannya, Talahah tewas. Lalu tampil Usman, dari muslimin
menampilkan Hamzah. Usman tewas. Tampil lagi Asad saudara
Talhah dan Usman,lalu ditewaskan oleh Ali. Kemudian tampil
saudaranya yang keempat, yaitu Musafi,juga tewas.
Terjadilah perang yang sebenarnya. Pasukan muslim dapat
membuat sebagian pasukan kafir Qiraisy kocar-kacir. Setelah
melihat tanda-tanda kemenangan pasukan muslimin mulai

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 9


mengumpulkan harta rampasan dari tentara Quraisy yang tewas dan
melarikan diri dari medan perang.
Pasukan pemanah yang ditempatkan diatas bukit, ikut pula untuk
mengumpulkan harta rampasan. Akibatnya, pasukan kafir Quraisy
yang dipimpin oleh Khalid bin Walid, segera mengambil alih tempat
yang ditinggalkan pasukan islam diatas bukit. Pasukan kafir Quraisy
yang berada dibawah bukit melakukan serangan kilat. Pasukan
Islam terjepit.
Terdengar seruan bahwa Rasululloh telah terbunuh, sehingga
pasukan Islam tidak mempunyai pegangan. Rasulullah yang telah
diisukan terbunuh, sedang menghadapi pasukan kafir Quraisy. Tiba-
tiba seorang kafir Qiraisy yang bernama Ubay bin Khalaf dengan
pedang terhunus mencoba untuk membunuh Rasululloh. Beliau
segera mempertahankan diri dengan menghujamkan pedangnya ke
tubuh Ubay bin Khalaf hingga tewas. Dia merupakan orang pertama
dan terakhir tewas ditangan Rasululloh. Rasululloh mendapat luka-
luka dikening, geraham dan gigi beliau patah.
Dalam peperangan ini kaum muslimin telah gugur sebagai
Syuhada 70 orang, diantaranya Hamzah, Paman Rasululloh. Hindun
putrid Utbah yang dibunuh Hamzah dalam peperangan badar dan
istri abu sofyan mengambil mayat Hamzah lalu memotong-motong
dan membelah perutnya. Kemudian keluarkan hatinya akan
ditelannya.

B. PERANG BANI NADZIR


Perang ini bermula dari rencana busuk orang-orang Yahudi untuk
membunuh Rasulullah SAW. Ketika itu Rasulullah SAW berada di
perkampungan bani Nadhir, orang Yahudi dari suku tersebut
Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 10
berancana membunuh beliau dengan menimpakan batu besar dari
atap rumah ke atas kepala Rasulullah SAW.
Namun dengan izin Allah, malaikat Jibril memberihukan
Rasulullah SAW rencana tersebut. Beliau segera meninggalkan
tempat tersebut diikuti para sahabatnya yang kebingungan dengan
tindakan Rasulullah SAW.
Setelah kejadian tersebut, Rasulullah SAW segera mengutus
Muhammad bin Maslamat ke Bani Nadhir untuk menyampaikan
keputusan Rasulullah SAW atas rencana busuk mereka terhadap
beliau.
Rasulullah SAW memutuskan agar mereka keluar dari Madinah
dalam jangka waktu 10 hari. Setelah hari itu, maka yang masih tetap
di tempat mereka sekarang akan dibunuh.
Pada awalnya mereka menuruti keputusan Rasulullah SAW dan
siap-siap untuk berangkat meninggalkan tempat tersebut. Namun
tokoh munafik, Abdullah bin Ubay memrovokasi mereka untuk tetap
bertahan di benteng mereka dan dia berjanji membantu mereka
dengan 2000 tentara yang siap berjuang bersama mereka. Begitu
juga menurutnya Bani Quraizah dan Bani Ghathafan siap
membantu.
Provokasi tokoh munafik tersebut membuat orang Yahudi
mengurungkan niatnya. Mereka akhirnya tetap bertahan di
bentengnya, bahkan menantang Rasulullah SAW untuk menganbil
tindakan apa saja.
Sebenarnya kaum muslimin merasa berat menghadapi hal
tersebut, sebab menyerang orang Yahudi di bentengnya yang kokoh
dan dilindungi perkebunan korma sangat beresiko. Namun
kepedihan yang dialami kaum muslimin atas tragedi Bi'r Maunah

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 11


akibat penghianatan, membuat mereka bertekad untuk memerangi
orang Yahudi Bani Nadhir tersebut, apapun resikonya.
Maka Rasulullah SAW beserta pasukannya berangkat menuju
perkampungan Bani Nadhir. Beliau menyerehkan panji pasukan
kepada Ali bin Abi Thalib, sedangkan urusan Madinah diserahkan
kepada Abdullah bin Umi Maktum.
Setiba di sana, Rasulullah SAW melakukan pengepunyan. Orang
Yahudi segera berlindung di benteng mereka. Karena itu Rasulullah
SAW memerintahkan untuk menebang pohon-pohon tersebut.
Dalam hal ini Allah berfirman:


Artinya: Apa saja yang kamu tebang dari pohon kurma (milik
orang-orang kafir) atau yang kamu biarkan (tumbuh) berdiri di atas
pokoknya, Maka (semua itu) adalah dengan izin Allah; dan karena
Dia hendak memberikan kehinaan kepada orang-orang fasik. (QS.
Al-Hasyr:5)
Sementara itu Abdullah bin Ubay dan Bani Quraizah yang
menjanjikan bantuan ternyata hanya janji kosong belaka. Hal ini
membuat Yahudi Bani Nadhir dihinggapi ketakutan. Tidak sampai 15
hari pengepungan tersebut akhirnya mereka menyarah dan meminta
keputusan keluar Madinah, dengan syarat diperbolehkan membawa
isteri-isteri mereka dan barang-barang milik mereka kecuali senjata.
Demikianlah akhirnya Bani Nadhir terusir dari Kota Madinah
dengan kehinaan akibat penghianatan yang mereka lakukan.
Peristiwa tersebut terjadi pada bulan Rabi'ul Awwal tahun 4 H.
Allah banyak mengisahkannya dalam surat al-Hasyr. Sehingga Ibnu
Abbas menamakan surat tersebut dengan surat an-Nadhir.

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 12


Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 13
BAB III
PERANG BANI MUSTAHLIQ DAN HADITSUL IFKI

Standar Komptensi
3. Memahami peperangan yang terjadi pada masa Rasululloh SAW

Komptensi Dasar
3.1. Menceritakan kisah perang bani mustahliq
3.2. Menceritakan kisah haditsul ifki
Indikator Pencapaian Hasil Belajar
Menyebutkan tokoh-tokoh yang terlibat pada perang Bani Mustahliq
dan haditsul ifki
Menjelaskan tempat terjadinya perang Bani Mustahliq dan haditsul
ifki
Menceritakan kembali kisah perang Bani Mustahliq dan haditsul ifki

Materi Pembelajaran
A. PERANG BANI MUSTAHLIQ
Perang Bani Musthaliq dari segi militer bukanlah perang besar.
Namun di balik perang ini terdapat banyak pelajaran bagi kaum
muslimin tentang sikap-sikap kaum munafiq yang ingin melemahkan
kekuatafn kaum muslimin dari dalam, sebagaimana yang terkandung
dalam peristiwa dusta (Haditsul Ifki) yang terjadi di akhir perang ini.
Perang ini terjadi pada bulan Syawal tahun ke 6 Hiriyah. Berawal
dari informasi yang sampai kepada Rasulullah SAW bahwa
pemimpin Bani Mushthaliq, al-Harist bin Abi Dhirar sedang
mengumpulkan kekuatan untuk menyerang Rasulullah SAW. Setelah
meyakini kebenaran berita tersebut dari informasi mata-mata yang

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 14


dikirim Rasulullah SAW, maka beliau segera menyiapkan
pasukannya dan segera berangkat menuju perkampungan Bani
Mushthaliq.
Harist bin Dhirar segera mengirim mata-matanya untuk
mendapatkan informasi tentang tentara kaum muslimin. Namun
mata-mata tersebut berhasil ditangkap kaum muslimin dan
dibunuhnya.
Berita tersebut membuat pasukan musuh menjadi sangat
ketakutan dan mereka mulai berpecah belah. Ketika pasukan
Rasulullah SAW datang menyerbu mereka sekaligus, tidak beberapa
lama semua pasukan musuh berhasil ditumpas, sedangkan kaum
wanita dan anak-anak ditawan. Dari pihak kaum muslimin tidak ada
yang terbunuh kecuali seorang tentara muslim yang terbunuh oleh
pasukan muslim sendiri yang dikira musuh.
Di antara wanita yang ditawan adalah putri pimpinan kaum
tersebut yang bernama: Juwariyah binti al-Harits. Wanita tersebut
kemudian dinikahi Rasulullah SAW dan dimerdekakan. Karena
pernikahan tersebut, kaum muslimin memerdekakan budak-budak
mereka dari Bani Mushthaliq yang masuk Islam. Karenanya mereka
disebut: besan Rasulullah

B. HADITSUL IFKI (BERITA DUSTA)


Pada perang Bani Musthaliq juga terjadi peristiwa besar yang
merupakan hasil maker kaum munafiq yang dikenal dengan sitilah
Haditsatul Ifki (Berita Dusta)

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 15


Peristiwa ini bermula dari keikutsertaan Aisyah ra. dalam perang
ini berdasarkan undian yang Rasulullah SAW lakukan jika hendak
berpergian untuk memilih salah satu istrinya.
Ketika kaum muslimin hendak pulang dari peperangan, mereka
istirahat di sebuah tempat. Saat itu Aisyah keluar untuk buang hajat.
Ketika akan kembali, kalung yang dia pinjam dari saudaranya
ternyata terjatuh. Akhirnya dia kembali ke untuk mencarinya.
Pada saat itu, rombongan kaum muslimin berangkat meneruskan
perjalanannya pulang ke Madinah. Orang-orang yang mengangkat
haudaj[1] Aisyah tidak menyangka bahwa dia tidak ada di dalamnya
karena yang mengankatnya banyak, sehingga ringannya haudaj
tersebut tidak terasa oleh mereka. Aisyah saat itu juga masih muda,
tubuhnya kurus dan ringan.
Tatkala Aisyah kembali setelah menemukan kalungnya, ternyata
tempat tersebut sudah kosong, tidak ada seorangpun di sana.
Akhirnya dia duduk di sebuah pohon, dengan harapan mereka akan
segera kembali apabila menyadari dia tertinggal. Diapun tertidur saat
menunggu.
Pada saat itu datang seorang sahabat bernama Shafwan bin
Mu'aththal yang tertinggal dari rombongan kaum muslimin. Dia
sangat terkejut ketika didapatinya Aisyah, isteri Rasulullah SAW
seorang diri, dia langsung berkata: "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un,
isteri Rasulullah ?!"
Aisyah terbangun. Kemudian tanpa berkata apa-apa, Shafwan
menundukkan ontanya untuk dikendarai Aisyah, lalu onta tersebut
dituntunnya hingga diba di Madinah di sang harinya.

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 16


Kejadian itu segera menjadi buah bibir di kalangan penduduk
Madinah dengan berbagai macam komentar. Hal ini dimanfaatkan
tokoh munafiq dengan menyebarkan berita-berita dusta dan fitnah
bahwa Aisyah ra. telah melakukan 'selingkuh'. Akhirnya terseberlah
berita dusta tersebut di seluruh Madinah, bahkan ada sejumlah
kaum muslimin yang juga termakan oleh fitnah tersebut.
Mengetahui hal itu, Rasulullah SAW diam tak bicara. Beliau
segera mengumpulkan sahabatnya dan minta pendapat mereka. Ali
bin Abi Thalib secara kiasan menyarankan agar Rasulullah SAW
menceraikan Aisyah ra., sementara Usamah dan lainnya justru
mengusulkan agar Rasulullah SAW mempertahankannya dan jangan
terpengaruh fitnah.
Adapun Aisyah, dia menderitak sakit selama berbulan-bulan
semenjak kepulangannya, sehingga tidak mengetahui berita-berita
yang telah tersebar di tengah masyarakat. Hanya saja dia tidak
merasakan kelembutan Rasulullah SAW yang dahulu sering dia
rasakan, terutama saat dia sakit. Hingga kemudia Ummu Misthah
memberitakan hal yang sebenarnya. Seketika itu juga Aisyah
mendatangi Rasulullah SAW dan mohon izin untuk pulang ke rumah
kedua orang tuanya. Aisyah tak kuasa menahan tangisnya, dua
malam dia terus menengis dan matanya tidak terpejam.
Namun akhirnya kesediha itu cepet berlalu, karena beberapa
lama kemudian, Rasulullah SAW mendapatkan wahyu yang
menyatakan bahwa Aisyah ra. bebas dari tuduhan-tuduhan tersebut.

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 17




Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong
itu adalah dari golongan kamu juga. janganlah kamu kira bahwa
berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu.
tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat Balasan dari dosa yang
dikerjakannya. dan siapa di antara mereka yang mengambil
bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya
azab yang besar (QS. An-Nur: 11).
Betapa gembiranya Rasulullah SAW mendapat wahyu tersebut.
Beliau segera mengaberkannya kepada Aisyah.
Demikianlah peristiwa Haitsatul Ifki berlangsung kurang lebih
sebulan yang berakhir dengan bebasnya keluarga Rasulullah SAW
dari fitnah keji dan kehinaan. Sementara orang-orang munafiq
terutama tokoh Abdullah bin Ubay semakin tidak dipercaya oleh
masyarakatnya sendiri.
Pada peristiwa tersebut, Rasulullah SAW melakukan hokum
cambuk sebanyak 80 cambukan sebagai had (hukuman) terhadap
tuduhan perbuatan zina yang tidak memiliki bukti kepada beberapa
orang sahabat yang turut menyebarkan berita tersebut; diantaranya
Misthah bin Utsasah, Hassan bin Tsabit, dan Hamnah binti Jahsy.

BAB IV
PERANG KHANDAQ DAN PERANG BANI QURAIDZAH

Standar Komptensi

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 18


2. Memahami peperangan yang terjadi pada masa Rasululloh SAW

Komptensi Dasar
3.3. Menceritakan kisah perang khandaq
3.4. Menceritakan kisah perang bani quraidlah
Indikator Pencapaian Hasil Belajar
Menyebutkan tokoh-tokoh yang terlibat pada perang Khandaq dan
bani quraidlah
Menjelaskan tempat terjadinya perang Khandaq dan bani quraidlah
Menceritakan kembali kisah perang Khandaq dan bani quraidlah

Materi Pembelajaran
A. PERANG KHANDAQ / AHZAB
perang khandaq terjadi pada bulan syawal tahun 5H, disekitar
kota madinah bagian utara. Rasa dendam bani Nadhir terhadap
Rasululloh yang mengeluarkan mereka dari bagian madinah
diluapkan dengan menghasut tokoh kafir Quraisy agar bersekutu
untuk mengeluarkan kaum muslimin.
Abu Sufyan menyiagakan pasukan perang berkekuatan 10.000
orang, yaitu terdiri dari kafir Quraisydan beberapa Kabilah maka
dikatakan Ahzab artinya golongan-golongan. Oleh karena itu
dinamakna perang ahzab.
Melihat pasukan kafir Quraisy sudah siap siaga, serta rasululloh
bermusyawarah. Salman Al-farisi mengusulkan agar membuat parit
(khandaq) disekitar kota madinah sehingga musuh akan merasa sulit
memasuki kota madinah dan memudahkan bagi pasukan Islam
untuk menghadang mereka.

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 19


Rasululloh menyetujui usul ini, sehingga peperangan ini terkenal
dengan nama perang khandaq (parit). Penggalian parit tersebut
dipimpin oleh Rasululloh. Beliau turut bekerja dan membawa batu
sehingga memberikan semangat para sahabat untuk bekerja.
Terbujurlah parit dari arah barat ke timur di kawasan utara kota
madinah,sedangkan arah lain terdapat perumahan penduduk dan
pekebunan kurma,sehingga kota madinah telah di bentengi. Lalu
pasukan islam telah di siagakan di kawasan timur kota madinah.
Zaid bin harits membawa bendera muhajirin dan saad bin ubadah
membawa bendera anshar.
Ketika pasukan kafir quraisy akan memasuki kota madinah
mereka terkejut dengan taktik perang pasukan islam. Kota madinah
telah di kelilingi oleh parit sehingga menghalangi mereka memasuki
kota madinah,maka mereka mendirikan kemah pasukan di pinggir
parit.
Beberapa Kafir quraisy mencoba untuk menerobos parit untuk
menghadapi pasukan islam,seperti yang di lakukan oleh ikrimah bib
abu jahal dan beberapa kawannya. Ali bin abu thalib menghadapi
mereka sehimgga ikrimah tewas di tangan ali,sedang lainnya
menyelamatkan diri,lalu terjadilah peperangan dua pasukan dengan
saling melempar panah dan tombak.
Kesempatan yang genting di pergunakan oleh yahudi bani
quraizah untuk melanggar perjanjian. Mereka enggan menbantu
pasukan islam bahkan bersekutu dengan kafir quraisy untuk
melenyapakan pasukan islam.

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 20


Seorang tokoh yang di segani oleh kafir quraisy maupun
golongan yahudi,bernama Nuaim bin masud,memeluk agama islam
denagn sembunyi-sembunyi sehingga mereka tidak mengetahuinya.
Beliau memohon kepada rasululloh untuk melaksanakan taktiknya
guna memecah belah kekekuatan musuh.
Setelah menghadap ketua bani quraizah,nuaim segera
menghadap tokoh-tokoh kafir quraisy dan suku ghatfan
memberitahukan pernyataan golongan yahudi bani quraizah. Maka
Abu sufyan mengrim utusan untuk mengadakan penyerangan
serentak terhadap rasulullah. Bani quraizah mengajukan usul seperti
di samapaikan Nuaim kepeda mereka. Mulailah timbul perpecahan
pada kekeuatan musuh,satu dengan yang lainnya saling tidak
percaya.
Taktik yang di lakukan oleh Nuaim berhasil memecahkan
kekuatan musuh. Udara yang sangat dingin serta angin yang
berhembus kencang membuat hati mereka tambah takut sehingga
segera kembali ke mekah untuk menyelamatkan diri.

B. PERANG BANI QURAIDLAH


Penyebab peperanan ini dapat dilihat pada pertengahan perang
Ahzab. Sehari setelah kepulangan Rasulullah SAW di Madinah,
tepat pada waktu Zuhur, datang malaikan Jibril menemui Rasulullah
SAW yang sedang mandi di rumah Ummu Salamah.
Kemudian Rasulullah SAW memerintahkan seserang
mengumumkan kepada masyarakat untuk segera berangkat ke
perkampungan Bani Quraizah dan berpesan agar mereka tidak

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 21


shalat Ashar kecuali di perkampungan Bani Quraizah. Beliau juga
memerintahkan Abdullah bin Ummi Maktum untuk menjaga kota
Madinah, lalu beliau menyerahkan bendera perang kepada Ali bin
Abi Thalib.
Rasulullah SAW segera berangkat bersama beberapa orang
pasukanya. Para sahabat yang masih di Madinah bergegas pergi
menyusul Rasulullah SAW menuju Bani Quarizah agar mereka dapat
shalat Ashar di sana.
Namun di tengah perjalanan sebelum tiba di Bani Quraizah,
saktu Ashar telah tiba. Mengingat pesan Rasulullah SAW di atas,
sebagian para sahabat menunda shalat Ashar mereka hingga tiba di
Bani Quraizah di akhir waktu Isya. Sementara sebagian yang lainnya
melakukan shalat Ashar saat itu juga karena berpendapat bahwa
yang dimaksud Rasulullah SAW adalah untuk segera berangkat,
bukan mengakhirkan shalat. Walaupun telah terjadi perbedaan
pandangan, hal itu tidak membuat mereka saling bertikai.
Begitulah, sekelompok demi sekelompok tentara kaum muslimin
berangkat menuju Bani Quraizah. Mereka berjumlah 3000 orang.
Setibanya di sana, mereka segera melakukan pengepungan.
Pengepungan terus berlangsung selama 25 hari. Sebenarnya
Bani Quraizah dapat bertahan dalan pengepungan tersebut dalam
waktu lebih lama, mengingat kuatnya benteng mereka dan
tersedianya bahan makanan dan minuman di dalamnya. Sementara
di sisi lain, udara dingin tanpa perlindungan menghadang kaum
muslimin disertai rasa lapar yang sangat. Namun peperangan ini
lebih bersifat perang urat syaraf karena mereka dihantui rasa takut

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 22


oleh kekuatan kaum muslimin, akhirnya orang Yahudi Bani Quraizah
tunduk dan mereka menyerahkan keputusannya kepada Rasulullah
SAW. Perang Bani Quraizah terjadi pada tahun ke-5 Hiriyah, bulan
Dzulqai'dah.

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 23


BAB V
PERJANJIAN HUDAIBIYAH

Standar Komptensi
1. Memahami peperangan yang terjadi pada masa Rasululloh SAW

Komptensi Dasar
1.10. Menceritakan sejarah perjanjian hudaibiyah
Indikator Pencapaian Hasil Belajar
Menyebutkan tokoh-tokoh yang terlibat pada perjanjian hudaibiyah
Menjelaskan latar belakang terjadinya perjanjian hudaibiyah
Menyebutkan isi perjanjian hudaibiyah

Materi Pembelajaran
Sudah enam tahun lamanya kaum muslimin tidak mengunjungi
Makkah. Apalagi ketika bulan-bulan yang dihormati(Asyuhurul Hurum)
datang. Kerinduan untuk melihat Kabah dan mengerjakan umrah, selalu
mengusik setiap dada kaum muslimin.
Rasulullah mengijinkan pengikut-pengikutnya untuk mengadakan
perjalanan ke Makkah. Para sahabat gembira, karena beliau
mengijinkan. Berangkatlah kira-kira seribu orang besama Rasulullah ke
Makkah.
Untuk menghilangkan prasangka kaum Quraisy yang bukan-
bukan, kaum muslimin memakai pakaian ihram. Tidak membawa alat-
alat peperangan, kecuali pedang dalam sarungnya, sekedar menjaga
diri. Setibanya di desa Asfan, seorang pengintai dari Rasulullah
menhgabarkan bahwa kafir Quraisy telah menyiagakan 200 orang yang
dipimpin oleh Khalid bn Walid untuk menghadang kedatangan
Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 24
Rasulullah. Rasulullah kemudian mengalihkan perjalanan melalui desa
Hudaibiyah dan beristirahat di sana..
Seorang utusan kafir Quraisy bernama Badil menemui Rasulullah
menyatakan maksud kedatangan Rasulullah, lalu dijelaskan maksud
dan tujuannya untukn disampaikan ke tokoh-tokoh kafir Quraisy. Lalu
datang lagi perutusan kedua bernama Harits Al Qamah, seperti yang
ditanyakan utusan pertama, Rasulullah pun menjelaskan seperti apa
yang di jelaskan kepada perutusan pertama.
Belum puas dengan perutusannya, Quraisy mengutus Urwah bin
Maksud, ia pun membawa jawaban yang sama.Rasulullah mengutus
Usman bin Affan, seorang tokoh yang disegani kedua pihak untuk
meyakinkan maksud kedatangan Rasulullah.
Terdengar kabar burung tentang terbunuhnya Usman bin Affan.
Para sahabat dari Muhajirin dan Anshar segera mengambil Baiat
dihadapan Rasulullah, menjaga akan keselamatan Rasulullah dan
ajarannya. Baiat mereka dinamakan Baiah Ridwan.
Pengambilan baiat para sahabat Muhajirin dan Anshar
menggetarkan hati kafir Quraisy. Segera mereka mengutus sesbanyak
50 orang utnuk mengawasi kegiatan Rasulullah kemudian Rasulullah
menangkap pimpinan regu pengintai kaifr Quraisy serta menawan
anggota mereka di perkemahan Rasulullah. Maka kafir Quraisy
mengirim utusan perdamaiandipimpin oleh Suhail bin Amr dengan
diserta Usman bin Affan. Terjadilah perjanjian Hudaibiyah.
Adapun isi perjanjian Hudaibiyah, yaitu:
1. Diadakan gencatan senjata pafda dua belah pihak selama 10 tahun.

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 25


2. Apabila seorang kafir Quraisy masuk agam islam tanpa seizing
walinya maka segera dikembalikan kepada kafir Qraisy tidak dapat
dikembalikan kepada Rasulullah.
3. Dua belah pihak diberi kebebasan untuk mengadakan perjanjian dan
perseklutuan.
4. Agar Rasulullah dan para sahabat tidak melaksanakan umrah pada
tahun ini, dan untuk tahun selanjutnya hanya dapat melaksanakan
dalam tiga hari dan tanpa mengenakan pakaian perang serta
peralatannya.
Perjanjian tersebut ditulis oleh Ali bin Abi Thalib sebanayak dua
lembar untuk diserahkan kepada pimpinan kedua belah pihak.Setelah
itu Rasulullah menyuruh untuk mencukur rambut dan memotong hewan
sebagai tanda damai dan kembali ke negeri Madinah.

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 26


SEMESTER II

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 27


BAB VI
PERANG KHAIBAR DAN WADIL QURA

Standar Komptensi
3. Memahami peperangan yang terjadi pada masa Rasululloh SAW

Komptensi Dasar
1.11. Menceritakan kisah perang khaibar
1.12. Menceritakan kisah perang wadi al qura
Indikator Pencapaian Hasil Belajar
Menyebutkan tokoh-tokoh yang terlibat pada perang khaibar dan
wadi al qura
Menjelaskan tempat terjadinya perang khaibar dan wadi al qura
Menceritakan kembali kisah perang khaibar dan wadi al qura

Materi Pembelajaran
Khaibar adalah kota besar yang dikelilingi oleh benteng dan
perkebunan. Berjarak 86 km dari utara kota Madinah. Setelah perjanjian
Hudaibiyah, Rasulullah SAW Hanya tinggal berkonsentrasi untuk
mengatasi kaum mengatasi kaum Yahudi Khaibar yang selama in
menjadi pusar maker dan provokasi yang selalu mengacaukan
keamanan bagi kaum muslimin. Pada akhir Muharram tahu 7 Hijriyah,
berangkatlah Rasulullah SAW ke Khaibar.
Sebelum berangkat, Rasulullah SAW berpesan agar yang ikut serta
hanya mereka yang benar-benar hendak berjihad. Maka tidak ada yang
keluar saat itu kecuali mereka yang ikut dalam Baiaturridwan, yang
berjumlah 1400 pasukan. Orang-orang munafik yang tidak ikut dalam
perjanjian Hudaibiyah dilarang ikut oleh Rasulullah SAW.

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 28


Setelah keberangkatan Rasulullah SAW, pemimpin kaum munafik,
Abdullah bin Ubay segera memberitahu Yahudi Khaibar tentang hal
tersebut. Mengetahui hal tersebut, segera meraka meminta bantuan
suku Ghathafan yang selama ini terikat perjanjian dengan mereka.
Mereka menjanjikan setengan dari hasil panen mereka di Khaibar akan
dibagikan kepada suku Ghathafan jika mereka menang berperang.
Kaum muslimin tiba di suatu sebuah tempat dekat Khaibar, dan
mereka bermalam di sana untuk melakukan penyerbuan esok harinya.
Merupakan kebiasaan Rasulullah SAW ketika akan berperang, beliau
tidak mendekati kaum tersebut sebelum datang waktu pagi. Karena itu,
orang-orang Yahudi sampai saat itu tidak menyadarinya. Sehingga pagi
harinya mereka masih tetap keluar seperti biasa ke kebun-kebun
mereka, sehingga tatkala melihat kedatangan pasukan Rasulullah SAW,
mereka lari pontang panting ke perkampungan mereka.
Benteng-benteng di kota Khaibar terdiri dari dua lapis:
Lapisan pertama terdiri dari lima benteng, yaitu:
1. Benteng Naim
2. Benteng Shab bin Muaz
3. Benteng Zubair
4. Benteng Ubay
5. Benteng Nizar
Lapisan keduan terdiri dari tiga benteng:
1. Benteng Qamus
2. Benteng Watih
3. Benteng Salalim

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 29


Selain itu masih ada lagi benteng-benten kecil yang tidak sekuat
kedelapan benteng tersebut. Peperangan yang paling sengit terjadi
pada liba benteng di lapisan pertama. Pertempuran dimulai dengan
menyerbu benteng Naim, yang merupakan pusah pertahanan Di
kalangan kaum muslimin, jumlah pasukan yang syahid ada 16 orang,
sedangkan korban dari orang-orang Yahudi berjumlah 93 orang.
Sekembalinya dari Khaibar, pasukan Rasulullah SAW masih sempat
menaklukkan beberapa kota lainnya, di antaranya: Fadak, Wadi Qura,
dan Taima.
Kemudian Rasulullah kembali ke Madinah pada akhir bulan Syafar
tahun 7 Hijriyah dengan kemenangan yang gemilang. Di tengah
perjalanan di akhir malam, pasukan kaum muslimin tidur nyenyak
kerena keletihan. Bilal yang diperintahkan untuk berjaga-jaga, juga
ketiduran. Mereka baru terbangun setelah matahari sudah beranjak
naik, dan terkena sengatannya. Rasulullah SAW yang pertama kali
bangun, setelah itu baru mereka shalat subuh berjamaah.
Setelah Baginda selesai urusan Khaibar Baginda terus ke Wadial-
Qura kerana di sana terdapat sekumpulan kaum Yahudi dan
sebahagian dari qabilah Arab yang bersekutu dengan mereka.
Apabila tentera Islam sampai ke sana mereka telah ditentang oleh
kaum Yahudi dengan lontaran panah kerana mereka dalam keadaan
berkerah tenaga dan bersiap sedia. Dalam kejadian itu seorang Abdi
Rasulullah bernama Mudam terbunuh, maka kata orang ramai:
Berbahagialah beliau dengan syurga, jawab Rasulullah: Tidak sama
sekali, demi jiwaku ditangannya, itu kain selimut, yang beliau ambil itu di
hari Khaibar adalah rampasan Khaibar yang tidak dimasukkan ke dalam

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 30


saham pembahagian rampasan, beliau harus dibakar dengan api, bila
mereka mendengar demikian maka seorang lelaki telah membawa
kepada Rasulullah seberkas atau dua berkas kayu api, kata Rasulullah:
Seberkas atau dua berkas kayu api.
Kemudian Rasulullah pun menyusun para sahabat untuk
menghadapi peperangan, diatur dan dibahagi-bahagikan, bendera
diserahkan ke tangan Saad bin Ubbadah, manakala panji-panjinya
diserahkan kepada al-Habbab bin al-Munzir, Suhail bin Hanif dan
Ubbadah bin Bisyr, lepas itu Rasulullah menyeru penduduknya kepada
Islam tetapi mereka menolak malah salah seorang dari mereka telah
muncul dan meminta dicabar, dengan itu al-Zubair ibni al-Awwam pun
tampil menyahut permintaannya tadi, belum apa-apa beliau sudah
membunuh pencabar tadi kemudian tampil seorang lagi, pun dibunuh
oleh al-Zubair kemudian tampil yang ketiga, sekali ini Ali bin Abi Talib
pula yang melawannya, setelah beberapa ketika Ali pun membunuh
orang itu, dikira semua orang yang dibunuh itu sebelas orang, selalunya
setiap kali wira mereka tumpas Baginda menyeru mereka kepada Islam.
Masa berlalu dengan keadaan begini hinggalah masuk waktu solat,
Rasulullah pun terns memerangi mereka hingga ke petang, di pagi
keesokan hari dan belum sempat matahari menjelang ke ufuk langit
kadar aras tombak, Wadi al-Qura menyerah kalah dan Rasulullah
menawannya dengan kekerasan, padanya Allah menghadiahkan
RasulNya dengan rampasan-rampasan dan harta-harta yang banyak
termasuk perkakas dan peralatan lain.
Rasulullah tinggal di Wadi al-Qura urituk selama empat (4) hari,
setelah membahagi-bahagikan rampasan, manakala tanah perusahaan

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 31


dan tanaman tamar dibenarkan kaum Yahudi mengusahakannya.
Rasulullah bertindak terhadap mereka seperti mana tindakan Baginda
terhadap penduduk Khaibar.

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 32


BAB VII
PERANG HUNAIN DAN PERANG THAIF

Standar Komptensi
4. Memahami peperangan yang terjadi pada masa Rasululloh SAW

Komptensi Dasar
1.13. Menceritakan kisah perang Mutah
1.14. Menceritakan kisah perang Bani Nadzir
Indikator Pencapaian Hasil Belajar
Menyebutkan tokoh-tokoh yang terlibat pada perang mutah dan
Bani Nadzir
Menjelaskan tempat terjadinya perang mutah dan Bani Nadzir
Menceritakan kembali kisah perang mutah dan Bani Nadzir

Materi Pembelajaran
A. PERANG MUTAH
Perang Mutah ini merupakan peperangan paling sengit dan
berdarah dalam kehidupan Rasulullah SAW. Mutah adalah nama
sebuah negeri di Syam, berjarak sekitar 80 km dari Masjidil Aqsha.
Perang ini disebabkan karena dibunuhnya utusan Rasulullah
SAW yang dikirim untuk menyampaikan surat dakwah dari
Rasulullah SAW oleh pejabat raja Qaishar di Balqa negeri Syam.
Tindakan tersebut bagi Rasulullah SAW tak lebih sebagai
pengumuman perang. Maka beliau menyiapkan tentaranya
sebanyak 3000 prajurit di mana sebelumnya belum pernah
terkumpul jumlah sebanyak itu, kecuali pada perang Ahzab.

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 33


Pada perang ini Rasulullah SAW memberikan tugas komando
kepada Zaid bin Haritsah ra., beliau berpesan kepadanya: Jika Zaid
terbunuh, (komando) pindah ke Jafar, dan jika Jafar terbunuh,
pindahkan ke Abdullah bin Ruwahan.
Rasulullah SAW pun berpesah kepada Zaid untuk
mendakwahkan mereka kepada Islam. Jika mereka menerimanya,
maka terimalah. Tapi jika tidak, mintalah pertolongan Allah dan
perangilah mereka. Beliaupun berpesan: Perangilah siapa yang
kufur kepada Allah dengan Nama-Nya dan di jalan-Nya. Jangan
berkhianat, jangan bunuh anak kecil, wanita, orang tua renta, dan
orang yang beribadah di tempat ibadahnya. Jangan tebang pohon-
pohon dan jangan robohkan bangunan.
Kemudian berangkatlah pasukan mujahid tersebut yang diantar
penduduk Madinah hingga ke tepi kota. Di tengah perjalanan,
sampailah berita intelejen kepada pasukan kaum muslimin bahwa
Raja Heraklius telah menyiapkan 100.000 pasukan Romawi di Balqa
dan ditambah lagi 100.000 dari suku-suku sekitarnya. Sehingga
keseluruhannya berjumlah 200.000 pasukan.
Setelah syahidnya Abdullah bin Rawahah, seorang sahabat yang
bernama Tsabih bin Arqam menganbil bendera tersebut lalu meminta
kaum muslimin untuk bersepakan memilih panglima perangnya.
Akhirnya pilihan jatuh kepada Khalid bin Walid. Saat itu Khalid bin
Walid telah menghabiskan sembilan pedangnya yang patah selama
pertempuran. Kini di tangannya tinggal sebilah pendang berasal dari
Yaman. Rasulullah SAW pada saat itu berdasarkan petunjuk wahyu
berkata: "Zaid membawa bendera, namun dia terbunuh, kemudian

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 34


bendera diambil Ja'far, diapun terbunuh, lalu Ibnu Ruwahah, diapun
terbunuh seraya bercucuran air mata-, akhirnya bendera diambil
oleh 'pedang Allah' (gelar Khalid bin Walid), hingga menyelamatkan
mereka."
Walaupun keberanian yang luar biasa ditampilkan kaum
muslimin dalan perang tersebut, namun kecil kemungkinan pasukan
yang sedikit tersebut dapat menghalau gelombang raksasa dari
pasukan Romawi. Di sinilah Khalid bin Walid (yang sebelum masuk
Islam merupakan pemimpin pasukan kafir Quraisy dalam perang
Uhud yang mengalahkan kaum muslimin) menampakkan
kecerdikannya sebagai panglima perang.
Pada awalnya Khalid bin Walid berhasil memimpin pasukannya
bertahan menghadapi musuh. Namun akhirnya beliau merasa pelu
melakukan tipu muslihat yang dapat menaklukkan pasukan Romawi
hingga kaum muslimin dapat mundur tanpa dikejar-kejar. Pada hari
kedua, beliau merubah posisi pasuka dengan susunan yang baru.
Barisan pertama kini dijadikan barisan belakang, pasukan sayap
kanan dijadikan sayap kiri dan sebaliknya, pasukan sayap kiri
dijadikan sayap kanan.
Pada perang tersebut pasukan kaum muslimin yang terbunuh
sebanyak 12 orang. Sedangkau pasukan Romawi tidak dapat
diketahui jumlahnya dengan pasti karena banyaknya pasukan
mereka.
Meskipun perang ini tidak membuat kaum muslimin berhasil
menuntut balas kaum Romawi atas kelaliman mareka, namun
pengaruhnya sangat besar bagi kemuliaan kaum muslimin. Hal

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 35


tersebut semakin menguatkan kebenaran yang dibawa Rasulullah
SAW. Karena itu, suku-suku yang selama ini memusuhi Islam mulai
condong kepada Islam dan akhirnya masuk Islam, seperti suku Bani
Sali, suku Asyja', suku Ghathafan, suku Dzubiyan, suku Fuzarah dan
lain-lain.

B. PERANG BANI NADZIR


Perang ini bermula dari rencana busuk orang-orang Yahudi untuk
membunuh Rasulullah SAW. Ketika itu Rasulullah SAW berada di
perkampungan bani Nadhir, orang Yahudi dari suku tersebut
berancana membunuh beliau dengan menimpakan batu besar dari
atap rumah ke atas kepala Rasulullah SAW.
Namun dengan izin Allah, malaikat Jibril memberihukan
Rasulullah SAW rencana tersebut. Beliau segera meninggalkan
tempat tersebut diikuti para sahabatnya yang kebingungan dengan
tindakan Rasulullah SAW. Setelah kejadian tersebut, Rasulullah
SAW segera mengutus Muhammad bin Maslamat ke Bani Nadhir
untuk menyampaikan keputusan Rasulullah SAW atas rencana
busuk mereka terhadap beliau.
Rasulullah SAW memutuskan agar mereka keluar dari Madinah
dalam jangka waktu 10 hari. Setelah hari itu, maka yang masih tetap
di tempat mereka sekarang akan dibunuh.
Pada awalnya mereka menuruti keputusan Rasulullah SAW dan
siap-siap untuk berangkat meninggalkan tempat tersebut. Namun
tokoh munafik, Abdullah bin Ubay memrovokasi mereka untuk tetap
bertahan di benteng mereka dan dia berjanji membantu mereka
dengan 2000 tentara yang siap berjuang bersama mereka. Begitu
Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 36
juga menurutnya Bani Quraizah dan Bani Ghathafan siap
membantu. Allah mengabadikan provokasi ini dalam surat al-hasyr:





Artinya: Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang munafik
yang berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafirdi antara
ahli kitab: "Sesungguhnya jika kamu diusir niscaya Kamipun akan
keluar bersamamu; dan Kami selama-lamanya tidak akan patuh
kepada siapapun untuk (menyusahkan) kamu, dan jika kamu
diperangi pasti Kami akan membantu kamu." dan Allah menyaksikan
bahwa Sesungguhnya mereka benar-benar pendusta.
Provokasi tokoh munafik tersebut membuat orang Yahudi
mengurungkan niatnya. Mereka akhirnya tetap bertahan di
bentengnya, bahkan menantang Rasulullah SAW untuk menganbil
tindakan apa saja.
Sebenarnya kaum muslimin merasa berat menghadapi hal tersebut,
sebab menyerang orang Yahudi di bentengnya yang kokoh dan
dilindungi perkebunan korma sangat beresiko. Namun kepedihan
yang dialami kaum muslimin atas tragedi Bi'r Maunah akibat
penghianatan, membuat mereka bertekad untuk memerangi orang
Yahudi Bani Nadhir tersebut, apapun resikonya.
Maka Rasulullah SAW beserta pasukannya berangkat menuju
perkampungan Bani Nadhir. Beliau menyerehkan panji pasukan

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 37


kepada Ali bin Abi Thalib, sedangkan urusan Madinah diserahkan
kepada Abdullah bin Umi Maktum.
Setiba di sana, Rasulullah SAW melakukan pengepunyan. Orang
Yahudi segera berlindung di benteng mereka. Karena itu Rasulullah
SAW memerintahkan untuk menebang pohon-pohon tersebut.
Dalam hal ini Allah berfirman:
"Apa saja yang kamu tebang dari pohon kurma (milik orang kafir)
atau yang kamu biarkan (tumbuh) berdiri di atas pokoknya, maka
semua itu adalah dengan izin Allah." (QS. al-Hasyr: 5)
Sementara itu Abdullah bin Ubay dan Bani Quraizah yang
menjanjikan bantuan ternyata hanya janji kosong belaka. Hal ini
membuat Yahudi Bani Nadhir dihinggapi ketakutan. Tidak sampai 15
hari pengepungan tersebut akhirnya mereka menyarah dan meminta
keputusan keluar Madinah, dengan syarat diperbolehkan membawa
isteri-isteri mereka dan barang-barang milik mereka kecuali senjata.
Demikianlah akhirnya Bani Nadhir terusir dari Kota Madinah dengan
kehinaan akibat penghianatan yang mereka lakukan.
Peristiwa tersebut terjadi pada bulan Rabi'ul Awwal tahun 4 H. Allah
banyak mengisahkannya dalam surat al-Hasyr. Sehingga Ibnu Abbas
menamakan surat tersebut dengan surat an-Nadhir.

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 38


BAB VIII
PERANG HUNAIN DAN PERANG THAIF

Standar Komptensi
5. Memahami peperangan yang terjadi pada masa Rasululloh SAW

Komptensi Dasar
1.15. Menceritakan kisah perang hunain
1.16. Menceritakan kisah perang Thaif
Indikator Pencapaian Hasil Belajar
Menyebutkan tokoh-tokoh yang terlibat pada perang hunain dan
thaif
Menjelaskan tempat terjadinya perang hunain dan thaif
Menceritakan kembali kisah perang hunain dan thaif

Materi Pembelajaran
A. PERANG HUNAIN
Setelah Fathu Makkah, banyak suku-suku Arab yang masuk
Islam. Namun ada juga yang suku-suku yang marasa lebih kuat
tetap membangkang dengan kesombongannya. Pelopornya adalah
suku Hawazin dan Tsaqif, kemudian diikuti beberapa suku lain. Lalu
mereka berkumpul di bawah kepemimpinan Malik bin 'Auf an-Nashri
dan memutuskan memerangi Rasulullah SAW.
Berangkatlah pasukan musuh dengan membawa serta harta dan
anak isteri hingga sebuah tempat bernama Authos dekat dengan
lembah Hunain. Lalu mereka bermarkaz di sana.
Setelah informasi tersebut sampai kepada Rasulullah SAW,
maka pada tanggal 6 Syawal tahun 8 H, Rasulullah SAW

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 39


meninggalkan Mekkah menuju Hunain bersama 12.000 pasukan.
10.000 pasukan adalah yang ikut sejak awal bersama Rasulullah
SAW dalam Fathu Makkah, dan 2000 sisanya adalah penduduk
Mekkah yang baru saja masuk Islam setelah Fathu Makkah.
Rasulullah SAW memerintahkan 'Itab bin Usai untuk menjaga kota
Mekkah.
Di tengah perjalanan menuju Hunain mereka melihat sebuah
pohon nan rindang yang disebut Dzatu Anwath. Bangsa Arab biasa
menggantungkan senjata-senjata mereka di pohon tersebut, lalu
menyemblih dan bertapa di sisinya. Lantan sebagian tentara
Rasulullah SAW ada yang berkata: "Jadikanlan bagi kami Dzatu
Anwath sebagaimana mereka memiliki Dzatu Anwath." Rasulullah
SAW dengan lantang bersabda: "Allahu Akbar, Demi Allah, apa yang
kalian katakan adalah seperti perkataan kaum Nabi Musa:
Jadikanlah bagi kami tuhan-tuhan sebagaimana mereka memilki
tuhan-tuhan." Kemudian beliau bersabda: "Sungguh kalian adalah
kaum yang tidak mengetahui, sesungguhnya itu adalah ajaran
(orang terdahulu yang sesat), da kalian cenderung mengikuti ajaran-
ajaran yang sesat tersebut."
Semantera itu sebagian pasukan kaum muslimin juga ada yang
berbangga-bangga dengan jumlah mereka yang banyak, mereka
berkata: "Kali ini kita tidak akan terkalahkan." Hal tersebut membuat
Rasulullah SAW gusar.
Ternyata ketika pasukan kaum muslimin tiba di lembah Hunain
tanggal 10 Syawal, ternyata pasukan musuh telah lebih dahulu
menguasai tempat tersebut dan memasang perangkap di sana

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 40


seraya menghujani pasukan kaum muslimin dengan anak panah
sehingga mereka mundur dan bercerai-berai. Rasulullah SAW agak
menyingkir ke sisi kanan, kemudian bersabda: "Wahai pasukan,
segera berkumpul kemari, saya Rasulullah, saya Muhammad bin
Abdullah", namun tidak ada yang menghampiri beliau kecuali sedikit
dari kalangan Muhajirin dan Ahlul Bait. Saat itu tampaklah
keberanian Rasulullah SAW yang luar biasa, ketika beliau
mengarahkan kedua kudanya menghapat kaum
Kemudian Rasulullah SAW memerintahkan pamannya Abbas
yang memiliki suara kesar untuk memanggil pasukan kaum
muslimin. Lantas dengan suara yang paling keras Abbas memanggil
mereka. Satu demi satu pasukan berdatangan dan kini pasukan
kaum muslimin menjadi kuat kembali dan siap menghadapi
pertempuran.
Mereka mulail masuk ke medan pertempuran menghadapi
pasukan lawan. Hingga tidak beberapa lama kemudian, pasukan
musuh berhasil ditundukkan. Korban dari pasukan Tsaqif yang
terbunuh sekitar 70 orang. Lalu harta, pedang, dan hewan mereka
menjadi ghanimah kaum muslimin. Peperangan ini diabadikan Allah
dalam Al-Quran: "Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai
para mu'minin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah)
peperangan Hunain, yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena
banyaknya jumlah (mu), maka jumlah yang banyak itu tidak memberi
manfa'at kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa
sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai-
berai. Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada RasulNya

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 41


dan kepada orang-orang yang beriman, dan Allah menurunkan bala
tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan
bencana kepada orang-orang yang kafir, dan demikianlah
pembalasan kepada orang-orang yang kafir."
Pada perang ini kaum muslimin mendapatkan tawanan yang
banyak, yaitu sebanyak 6000 orang. Selain itu juga harta ghanimah
yang sangat banyak berupa 24.000 onta, 40.000 lebih kambing, dan
4000 uqiah perak. Setelah perang Hunain dan pengejaran terhadap
pasukan musuh yang lari ke beberapa tempat selesai ditunaikan,
Rasulullah SAW mulai membagi harta ghanimah tersebut di suatu
tempat yang bernama Ja'ranah.
Pembagian ghanimah diutamakan kepada mereka yang baru
masuk Islam dan tokoh-tokoh tertentu untuk melunakkan hati
mereka. Merekalah yang pertama kali dapat bagian dan dalam
jumlah yang banyak.
Untuk para tokohnya, Rasulullah SAW memberikan mereka 100
onta, seperti Abu Sufyan dan anaknya Yazid, Hadin bin Huzam,
Sufyan bin Umaiyah, Harits bin al-Harits bin Kildah. Sedangkan yang
lainnya dari kalangan muallaf, ada yang mendapat 50 atau 40.
Setelah kalangan muallaf mendapatkan bagian, Rasulullah SAW
memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk menghitung yang tersisa, lalu
setiap pasukan pejalan kaki mendapat 4 onta dan 40 kambing,
sedang penunggang kuda mendapat 12 onta dan 100 kambing.
Pembagian yang dilakukan Rasulullah SAW didasari untuk
mendekati sebagain kaum muslimin yang membutuhkan pendekatan

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 42


materi untuk menjadikan mereka dekat dengan kaimanan dan
perjuangan di jalan Islam.
Hal ini pada awalnya tidak disadari oleh beberapa kalangan,
terutama kalangan Anshar yang merasa dianaktirikan dengan
pembagian tersebut. Padahal merekalah yang pertama kali
menyambut seruan Abbas tatkala pasukan kaum muslimin bercerai-
berai. Sementara mereka yang lari dari peperangan saat itu justru
kini mendapatkan bagian yang sangat banyak. Karenanya di antara
mereka mulai berbisik-bisik mengenai hal tersebut. Ketika hal
tersebut didengar Rasulullah SAW, beliau memerintahkan Abu Sa'ad
al-Khudri untuk mengumpulkan orang Anshar. Setelah semua
berkumpul, Rasulullah SAW bersabda: "Wahai kaum Anshar, adalah
di antara kalian yang butuh aku dekati hatinya untuk menyatakan
keislamannya? Tidakkan kalian rela wahai kaum Anshar ketika
orang-orang pulang membawa kambing dan onta, sedangkan kalian
pulang bersama Rasulullah SAW dalam rombongan kalian? Demi
Allah, seandainya tidak ada hijrah, niscaya aku menjadi orang
Anshar. Dan seandainya orang-orang menempuh satu lembah,
sedangkan kaum Ashar menempuh lembah yang lain, niscaya aku
akan menempuh lembah yang ditempuh oleh kalangan Ashar. Ya
Allah, kasihilah Anshar, anak-anak Ashar, dan cucu-cucu Anshar."
Mendengar hal tersebut, menangislah kaum Anshar seraya
berkata: "kami ridha dengan pembagian Rasulullah SAW."

B. PERANG THAIF

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 43


Di Thaif juga terjadi pertempuran dahsyat pasca perang Hunain.
Pertempuran Hunain adalah pertempuran antara pihak Rasulullah
dan para sahabatnya, dengan kaum badui dari suku Hawazin dan
Tsaqif pada tahun 630 M atau 8 H.
Dalam pertempuran itu, pasukan Muslimin berhasil meraih
kemenangan telak. Namun, sebagian orang-orang Tsaqif, kemudian
memilih tidak menyerah, tapi melarikan diri ke Thaif.
Di kota ini, mereka menutup pintu-pintu gerbang kota dan
membuat sejumlah persiapan untuk perang. Setelah perang Hunain
reda, Rasulullah berangkat ke Thaif. Untuk mencapai kota itu,
Rasulullah berjalan melewati Nakhlah Al-Yamaniyah, Qarn, Al-
Mulaih, dan Bahrah Ar-Rugha' dari Liyyah. Di sana, Rasulullah
membangun masjid dan mengerjakan shalat di dalamnya.
Setelah mendekati tembok benteng Kota Thaif, Rasulullah
memerintahkan pasukan kaum Muslimin untuk mendirikan markas.
Namun di tempat ini, beberapa orang dari sahabat Rasulullah
terkena panah sehingga Rasulullah memindahkan markasnya ke
masjid agar jauh dari benteng Thaif. Baru setelah itu, pasukan
Muslimin mengepung benteng selama lebih dari 20 malam.
Akhirnya, pertempuran pun terjadi dengan sangat sengit. Kaum
Tsaqif menggunakan berbagai cara untuk melakukan perlawanan.
Meskipun akhirnya pasukan Muslimin berhasil menguasai Kota
Thaif, jumlah korban di pihak pasukan Muslimin pun cukup besar.
Jumlah sahabat Rasulullah yang gugur sebagai syuhada di perang
Thaif ada 12 orang. Mereka terdiri atas tujuh orang dari kaum

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 44


Muhajirin dan empat orang dari kaum Anshar. Seorang lagi berasal
dari Bani Laits.

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 45


BAB IX
PERANG TABUK

Standar Komptensi
6. Memahami peperangan yang terjadi pada masa Rasululloh SAW

Komptensi Dasar
1.17. Menceritakan kisah perang khandaq
1.18. Menceritakan kisah perang tabuk
Indikator Pencapaian Hasil Belajar
Menyebutkan tokoh-tokoh yang terlibat pada perang Khandaq dan
Tabuk
Menjelaskan tempat terjadinya perang Khandaq dan Tabuk
Menceritakan kembali kisah perang Khandaq dan Tabuk

Materi Pembelajaran
PERANG TABUK
Perang ini terjadi pada bulan Rajab tahun 9 Hijriah. Tabuk adalah
suatu tempat yang terletak antara Hijaz dan Syam.
Peperangan ini bermula dari keinginan kerajaan Romawi untuk
menyerang negara Islam Madinah. Mereka mengumpulkan tentaranya
di Syam dan beraliansi dengan kabilah-kabilah Arab lainnya, seperti
Lakham, Juzam, Amilah, dan Ghasan.
Rasulullah mengadakan persiapan untuk menghadapi tantangan ini.
Tetapi mengalami banyak kesulitan, karena cuaca waktu itu sangat
panas. Sungguhpun begitu semangat juang kaum Mukminin tidak luntur
sedikit pun. Ada tiga orang sahabat yang bersedia mengeluarkan biaya
untuk keperluan itu. Abu Bakar menginfakkan 40.000 dirham, Umar

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 46


menyedekahkan seperdua dari nilai kekayaannya, dan Utsman pun
begitu.
Namun uang sebesar itu baru bisa menutup sepertiga ongkos
perang atau baru bisa membiayai pasukan sejumlah 10.000 orang.
Padahal Rasulullah berhasil menghimpun 30.000 orang tentara yang
terdiri atas 20.000 infanteri dan 10.000 orang tentara berkuda (kavaleri).
Ini merupakan pasukan terbesar sepanjang sejarah peperangan
bangsa-bangsa Arab, sampai dewasa ini.
Nabi dan pasukannya segera mencapai Desa Tabuk. Tetapi setelah
bersiaga selama lebih kurang 20 hari, ternyata pasukan Romawi dan
sekutu-sekutunya tidak juga kunjung datang, sehingga Nabi pulang ke
Madinah.
Perang Tabuk ini merupakan peperangan yang terakhir selama
hidup Nabi. Dan atas peristiwa ini turun firman Allah, Sesungguhnya
Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang Muhajirin dan Anshar
yang mengikuti Nabi dalam rnasa sulit, setelah hati sebagian mereka
hampir berpaling. Kemudian Allah menerima taubat mereka itu.
Sesungguhnya Allah Maha pengampun dan Maha Penyayang. Dan
terhadap tiga orang yang ditangguhkan penerimaan taubatnya, hingga
apabila bumi telah menjadi sempit oleh mereka, serta mereka telah
mengetahui tidak ada tempat berlindung dari siksaan, melainkan kepada
Allah saja. Kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap
di dalamnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang. (QS. At-Taubah: 117-118)
Namun tampaknya ajakan perang kali ini hanya merupakan ujian
belaka. Karena setiba di Tabuk, para hamba Allah ini tidak menemukan

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 47


pasukan musuh. Demikianlah Sang Khalik menguji keimanan hamba-
Nya.
Bahkan tak lama kemudian, Yohanna, gurbernur Ailah, datang
kepada Nabi saw meminta diadakan perjanjian damai. Untuk itu
menyatakan kesediaannya membayar jizyah. Demikian pula yang
dilakukan penduduk Jarba dan Adzrah. Rasulullahpun menerima
permintaan damai tersebut. Maka dibuatlah surat perjanjian antara ke
dua belah pihak

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 48


BAB X
FATHUL MAKKAH

Standar Komptensi
2. Mengetahui sejarah Fathul Makkah

Komptensi Dasar
6.1. Menceritakan sejarah Fathul Makkah
Indikator Pencapaian Hasil Belajar
Menjelaskan pengertian Fathul Makkah
Menceritakan kembali sejarah Fathul Makkah

Materi Pembelajaran
A. ARTI FATHUL MAKKAH
Fathul Makkah artinya penaklukan kota Makkah, terjadi pada bulan
Ramadha tahun 8 Hijriyah, bertepatan dengan bulan Januari 630 M
Sebab-sebab terjadi Fathul Makkah ioalah karena orang-orang kafir
Quraisy telah menghianati perjanjian Hudaibiyah, yang diantara
isinya tidak boleh mengadakan peperangan selama 10 tahun, tetapi
hal ini dilanggarnya.Kafir Quraisy member bantuan kepada Bani
Bakar untuk memerangi Bani Khuzaah sekutu kaum muslimin.
Padahal usia perjanjian baru dua tahun.
B. KISAH FATHUL MAKKAH
Setelah Bani Khuzaah sekutu kaum muslimin diperangi bani bakar
dengan ikut campurnya Kafir Quraisy. Maka Bani Khuzaah meminta
bantuan kepada kaum muslmin.Dengan ikut campurnya orang-orang
kafir Quraisy dalam peperangan ini, berarti m,ereka telah melanggar

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 49


perjanjian Hudaibiyah yang menyatakan mereka tidak akan serang
menyerang selama 10 tahun.
Kesempatan yang baik, oleh Rasulullah dipakai untuk menyerang
kaum kafir Quraisy yang berada di Makkah. Nabi Muhammad
membawa tentaranya sebanyak 10.000 orang.
Sewaktu keadaan ini diketahuio oleh pemimpin Quraisy sperti Abui
Sufyan dan Abbas, mereka merasa Khawatir jika sampai orang islam
menyerang kota Makkah. Mereka mengetahui keadaan kaum
muslimin sekarang membawa pasukan yang lebih banyak dari
biasanya. Oleh karena itu mereka tidak akan sanggup
mempertahankan, karena Khalid bin Walid sudah ada di pihak islam.
Sebab itu, maka Abbas mengajak Abu Sufyan untuk menyerah
kepada Nabi Muhammad dan menyatakan keislamannya. Dengan
perasaan segan dan ragu. Pergilah Abu Sufyan dan Abu Abbas
kepada Nabi Muhammad. Waktu Abu Sufyan menyatakan
keislamannya ia masih ragu untuk mengakui Muhammad Raslulloh,
tetapi setelah ada ancaman dari Umar bin Khattab, ia baru
menyatakan Muhammad Rasululloh.
Setelah Abu Sufyan memeluk agama Islam, ia diberi kehormatan
oleh Nabi Muhammad dengan menyatakan : barang siapa diantara
kaum Quraisy yang memasuki rumah Abu Sufyan akan aman,
barang siapa yang masuk Mesjidil Haram akan aman, dan barang
siapa akan menutup pintunya akan aman pula.
Setelah Nabi M uhammad menerangkan pernyataan itu maka
segera Abu Sufyan pergi ke Makkah lebih dahulu (tidak mengikuti
kaum muslimin). Sesampainya di Kota Makkah, ia terus

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 50


mengumumkan kepada kaumnya. Bahwa nanti kalau umat Islam
datang kesini janganlah dilawan karena tidak akan kuat, karena
pasukannya lebih dari yang biasanya.
Barang siapa diantara kamu ingin aman masuklah ke rumahku atau
mesjidil atau juga menutup pintu masing-masing rumahmu.
Akhirnya karena kaum Quraisy juga merasa takut terutama karena
pimpinannya sudah masuk Islam, maka segala perintah Abu Sufyan
dilaksanakan. Sehingga waktu Nabi Muhammad datang bersama
rombongannya, pihak Quraisy sudah tidak ada yang mengadakan
perlawanan, kecuali pasukan yang dipimpin oleh Khalid bin Walid
yang mendapat sedikit perlawanan, tetapi tidak sampai
mengakibatkan ada korban karena orang-orang Makkah tidak
merasa mamu melawan lagi.
Selanjutnya Nabi Muhammad mengunjungi Kabah serta melakukan
Thawaf. Setelah itu menghadapi orang-orang yang sudah berkumpul
di Masjid dan Nabi Muhammad memaafkan segala kesalahan-
kesalahannya yang telah dilakukan pada zaman dahulu.
Selanjutnuya Nabi Muhammad menghancurkan berhala-berhala
srebanyak 360 buah yang berada disekeliling Kabah dari mulai
patung yang kecil samapi yang paling besar seperti patung Hubal
yang dianggap lebih sakti.
Penghancuran ini dilakukan oleh orang-orang Quraisy. Patung yang
tadinya disanjung-sanjung sekarang telah terinjak-injak, bersertakan
berkeping-keping.Tana terjadi sesuatu apa pun.Pada waktu
penghancuran berhala-berhala itu Nabi Muhammad sambil

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 51


membacakan sebuah ayat Al-Quran surat Al-Isra ayat 81 yang
berbunyi:


Artinya :Katakanlah telah datang yang hak dan yang hancur
leburlah yang batil sesungguhnya yang batil itu hancur.(Surat Al-Isra
81)
Setelah selesai membersihkan Kabah dari patung-patung, baik yang
berada di luar maupun yang berada di dalam, Nabi Muhammad
menyuruh Bilal untuk melakukan adzan di atas Kabah.Kemudian
umat islam melakukan shalat bersama-sama yang diimami oleh Nabi
Muhammad SAW.
Pada hari itu berbondong-bondong penduduk Makkah laki-laki dan
perempuan, tua, muda, semuanya menyatakan keislamannya
dihadapan Nabi Muhammad SAW.

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 52


BAB XI
HAJI WADA DAN WAFATNYA NABI MUHAMMAD SAW

Standar Komptensi
3. Mengetahui akhir hayat Rasululloh SAW

Komptensi Dasar
3.1. Menyebutkan peristiwa haji wada
3.2. Menyebutkan isi khutbah haji wada
3.3. Menceritakan wafatnya Rasululloh SAW
3.4. Menunjukkan perilaku yang mencerminkan sikap meneladani
kehidupan Nabi Muhammad SAW
Indikator Pencapaian Hasil Belajar
Menjelaskan peristiwa haji wada
Menyebutkan isi khutbah haji wada
Menjelaskan dakwah Rasululloh dikalangan raja-raja
Menceritakan peristiwa wafatnya Rasululloh SAW
Menyadari bahwa setiap yang hidup akan mati
Menunjukan perilaku yang mencerminkan sikap meneladani
kehidupan Rasululloh SAW

Materi Pembelajaran
A. PERISTIWA HAJI WADA
1. Haji Wada
Pada bulan Dzulhijjah tahun 10 H. Rasululloh SAW bersama
sekitar 100.000 umat islam berkumpul di padang arafah untuk
mengerjalan ibadah haji. Beberapa waktu setelah beliau kembali
dari ibadah haji tersebut beliau wafat. Karena itu dinamakan
hujjatul wada yang artinya haji perpisahan.

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 53


Pada haji perpisahan tersebut Rasululloh SAW menyembelih
seekor unta sebagai qurban yang dibagikan kepada umat islam.
Pada haji wada tersebut Nabi Muhammad SAW memberikan
contoh cara melaksanakan ibadah haji yang sesuai dengan
perintah Alloh SWT. Cara yang disampaikan beliau berlaku
hingga akhir zaman.
2. Khutbah Nabi pada Haji Wada
Dihadapan sekitar 100.000 orang umat islam yang
melaksanakan ibadah haji di Padang Arafah, rasululloh SAW
berkhutbah yang terjemahnya sebagai berikut:
Wahai manusia dengarkanlah perkataan ini! Aku tidak dapat
memastikan apakah aku akan dapat bertemu dengan anda
sekalian di tempat seperti ini. Wahai Manusia! Sesungguhnya
darah kamu diharamkan menumpahkannya dan harta kamu
dharamkan mengganggunya kecuali karena ada sesuatu hak.
Riba semua dibatalkan. Kamu hanya berhak atas uang pokok.
Dengan demikian kamu tidak menganiaya tidak pula teraniaya.
Wahai manusia Tuhanmu hanya satu dan asalmu juga satu.
Semua berasal dari tanah. Orang yang paling mulia diantara
kamu adalah yang bertaqwa. Orang arab tidak ada kelebihan
dari orang yang bukan arab, dan orang yang bukan dari arab pun
tidak ada kelebihannya dari orang arab. Kecuali karena
taqwanya.
3. Wahyu Terakhir
Pada haji wada Alloh SWT menurunkan wahyu-Nya yang
terakhir kepada Rasululloh SAW yaitu surat Al-Maidah ayat 3:

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 54






Artinya : . pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa
untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut
kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. pada hari ini telah
Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama
bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa
sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.
Ayat diatas adalah wahyu Alloh SWT yang terakhir yang
diturunkan kepada Rasululloh SAW. Berarti firman-firman Alloh
SWT yang diturunkan guna menjadi tuntunan hidup manusia
telah sempurna. Wahyu pertama diturunkan adalah surat Al-Alaq
1-5. Semua terhimpun dalam kitab suci Al-Quran terdiri dari 30
Juz 114 surat 6.666 ayat.

B. WAFATNYA NABI MUHAMMAD SAW


Sekembalinya mengerjakan haji. Rasululloh SAW
mempersiapkan pasukan yang akan dikirim ke Syam (syiria) guna
menjaga keamanan dan keutuhan wilayah dari serangan raja
Romawi Timur. Sebagai peminpin pasukan dipercayakan kepada
pemuda berumur 17 tahun bernama Usamah.
Dalam kesibukan mengatur persiapan pengiriman pasukan
terssebut beliau jatuh sakit demam. Karena sakit demam yang

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 55


dirasakan beliau agak berat beliau berhalangan mengimami shalat
sebagaimana biasa. Beliau menunjuk Abu Bakar menggantikan
beliau sebagai imam shalat.
Umat islam berkumpul dimesjid diliputi kecemasan karena
penyakit Rasululloh SAW. Pada hari ke-14 pada sakitnya, kesehatan
beliau membaik,beliau pun pergi ke masjid melaksanakan shalat.
Pada kesempatan itu rasululloh SAW duduk diatas mimbar masjid
dan berkhutbah.
Wahai manusia! Saya mendengar bahwa kamu sekalian cemas
kalau-kalau Nabimu meninggal? Pernahkah ada seorang Nabi yang
hidup selama-lamanya? Kalau ada maka aku pun akan hidup
selama-lamanya. Saya akan menemui tuhan dan kamu pun akan
menyusulku.
Beberapa hari kemudian penyakit Rasululloh SAW bertambah
dan mencapai puncaknya. Pada hari senin tanggal 12 Rabiul Awwal
tahun 11H bertepatan dengan n8 Juni 632 M beliau dipanggil ke
Rahmatulloh dalam usia 63 tahun.
Setelah Abu Bakar mengetahui bahwa Rasululloh SAW wafat.
Dia segera ke rumah Aisyah. Didapati jenazah Rasululloh SAW telah
dibujurkan. Abu Bakar membuka kain penutup muka beliau
kemudian diciumnya seraya berkata: Alangkah mulia engkau
diwaktu hidupmu dan alangkah baiknya engkau dikala matimu.
Seandainya engkau tidak melarang aku menangis maka aku akan
mencurahkan air mata atas kepergianmu.
Abu Bakar menemui orang banyak yang sedang berkerumun
untuk menghilangkan kecemasan dan kebingungan yang menimpa

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 56


mereka. Abu Bakar berpidato dihadapan mereka: Wahai manusai!
Barang siapa yang memuja Alloh SWT ketahuilah Alloh SWT hidup
selama-lamanya.
Mendengar pidato Abu Bakar tersebut, maka umat islam menjadi
tenangkembali. Rasululloh SAW kemudian disembahyangkan oleh
umat islam yang datang berduyun-duyun, kemudian beliau
dimakamkan di kamar beliau sendiri di rumah istri beliau Aisyah.
Sekarang makam Rasululloh SAW tersebut telah masuk dan berada
dalam ruangan masjid Nabawi di Madinah.

Madin Al-maarif Tarikh Islam Kelas IV | 57

Anda mungkin juga menyukai