Anda di halaman 1dari 8

HADITS-HADITS TENTANG RIBA

ِّ " ‫ال‬
‫الش ْر ُك‬ َ َ‫ َو َما ُه َّن ق‬،‫ول اللَّ ِه‬َ ‫ قَالُوا يَا َر ُس‬." ‫ات‬ ِ ‫الس ْبع الْموبَِق‬
ُ َ َّ ‫اجتَنبُوا‬
ِْ
ِّ ‫ َوَأ ْك ُل‬،ِّ‫ْحق‬
،‫الربَا‬ ِ ِ ‫الن ْف‬
َ ‫س الَّتي َح َّر َم اللَّهُ ِإالَّ بِال‬ ِّ ‫ َو‬،‫بِاللَّ ِه‬
َّ ‫ َو َق ْت ُل‬،‫الس ْح ُر‬
ِ َ‫ات الْمْؤ ِمن‬
ِ َ‫ف الْم ْحصن‬ ِ ‫الز ْح‬
َّ ‫َّولِّي َي ْو َم‬ ِ ِ
‫ات‬ ُ َ ُ ُ ‫ َوقَ ْذ‬،‫ف‬ َ ‫ َوالت‬،‫َوَأ ْك ُل َمال الْيَت ِيم‬
"‫ت‬ ِ َ‫الْغَافِال‬

"Jauhi tujuh hal yang membinasakan! Para sahabat berkata, "Wahai,


Rasulullah! apakah itu? Beliau bersabda, "Syirik kepada Allah, sihir,
membunuh jiwa yang diharamkan Allah tanpa haq, memakan harta
riba, memakan harta anak yatim, lari dari medan perang dan
menuduh wanita beriman yang Ialai berzina" (Muttafaq 'alaih). 

ِ ‫الربا وموكِلَه و َكاتِبه و َش‬


‫اه َديْ ِه‬ ِ ِ ُ ‫لَعن رس‬
َ ُ َ َ ُ ُ َ َ ِّ ‫ول اللَّه صلى اهلل عليه وسلم آك َل‬ ُ َ ََ
 ٌ‫ال ُه ْم َس َواء‬
َ َ‫َوق‬
"Rasulullah ‫ ﷺ‬mengutuk orang yang makan harta riba, yang
memberikan riba, penulis transaksi riba dan kedua saksi transaksi
riba. Mereka semuanya sama (berdosa)." (HR Muslim).

:‫النبي صلى اهلل عليه وسلم‬ ُّ ‫ قال‬:‫رضي اهلل عنهُ قال‬ ٍ ‫عن َس ُمر َة ب ِن ُج ْن‬
‫دب‬
َ
‫أتينا‬ ٍ َّ ‫أرض‬ ٍ ‫فأخرجاني إلى‬
ْ ‫ فانطَ ْقنا حتّى‬،‫مقدسة‬ َ ‫رجلَين أتَياني‬ ُ َ‫رأيت الليلة‬ ُ
‫بين ي َد ِيه‬ ‫ل‬‫رج‬ ِ
‫ر‬ ‫النه‬ ِ ‫ وعلى وس‬،‫فيه رجل قائم‬
‫ط‬ ِ ،‫على نه ٍر من َدٍم‬
َ ٌُ ََ ٌ ٌُ
‫خر َج َرمى‬ ُ َ‫الرجل أن ي‬ َّ ‫ فأقبَ َل‬.ٌ‫ِحجارة‬
ُ ‫ فإذا أراد‬،‫الر ُج ُل الذي في النه ِر‬
‫فجعل كلَّما جاء ليَ ْخ ُر َج َرمى في‬ ِ
َ ،‫حيث كان‬ َ ‫بح َج ٍر في فيه‬
ُ ُ‫فردَّه‬ َ ‫الرج َل‬
ُ
ُ ،‫بحج ٍر َفي ْر ِج ُع كما كان‬
:‫ ماهذا؟ فقال الذي رأيتُهُ في النه ِر‬:‫فقلت‬ ِ
َ ‫فيه‬
)‫الربا (رواه البخاري‬ ِّ ‫آكِ ُل‬
Dari Samurah bin Jundub berkata, Nabi Saw. bersabda: Tadi malam
aku bermimpi ada dua laki-laki yang mendatangiku, keduanya
membawaku ke kota yang disucikan. Kami berangkat hingga kami
mendatangi sungai darah. Di dalamnya ada seorang laki-laki yang
berdiri. Dan di pinggir sungai ada seorang laki-laki yang di depannya
terdapat batu-batu. Laki-laki yang di sungai itu mendekat, jika dia
hendak keluar, laki-laki yang di pinggir sungai itu melemparkan batu
ke dalam mulutnya sehingga dia kembali ke tempat semula (begitu
terus berulang). Aku bertanya, “Apakah ini?” Dia menjawab, “Orang
yang engkau lihat di dalam sungai itu adalah pemakan riba” (HR. al-
Bukhari)

ٌ‫الربا ثالثة‬
ّ :‫النبي صلي اهلل عليه وسلم قال‬ ّ ‫عن عبد اهلل بن مسعود عن‬
‫ض‬ َّ ‫ِإ‬ ِ ‫ أيسرها ِمثْل َأ ْن ي ْن‬،ً‫وسبعو َن بابا‬
ُ ‫عر‬ْ ‫با‬ ‫الر‬
ِّ ‫ى‬ ‫ب‬ ‫َأر‬
َْ َ ‫ن‬ ‫و‬ ،ُ‫ه‬‫أم‬
َّ ‫ل‬‫ج‬ ‫الر‬
َّ ‫ح‬
ُُ َ َ ُ ‫ك‬ َُ ْ ُ َْ َ
)‫الر ُج ِل ال ُْم ْسلِ ِم (رواه الحاكم والبيهقي‬ ّ

Dari Abdullah bin Masud dari Nabi Saw bersabda: riba itu ada 73
pintu, yang paling ringan seperti seseorang yang menikahi (berzina
pada) ibunya. Sedang riba paling besar ketika seseorang
menyingkap (melanggar) kehormatan seorang muslim (HR. Al-Hakim
dan Al-Baihaqi)

‫ت َأبِي ا ْشَت َرى َح َّج ًاما فَ ََأم َر‬ َ َ‫َأ ْخَب َرنِي َع ْو ُن بْ ُن َأبِي ُج َح ْي َفةَ ق‬
ُ ْ‫ال َرَأي‬
‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه‬ ِ َ ‫ال ِإ َّن رس‬
َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ َ َ‫ك ق‬ َ ِ‫سَألْتُهُ َع ْن َذل‬ ْ ‫اج ِم ِه فَ ُك ِس َر‬
َ َ‫ت ف‬
ِ ‫بِمح‬
ََ
ِ ‫ب اَألم ِة ولَعن الْو‬ ِ ‫الدِم َوثَ َم ِن الْ َكل‬َّ ‫َو َسلَّ َم َن َهى َع ْن ثَ َم ِن‬
َ‫اش َمة‬ َ َ َ َ َ ِ ‫ْب َو َك ْس‬
‫ص ِّو َر‬ ِ ِّ ‫َوال ُْم ْسَت ْو ِش َمةَ َوآكِ َل‬
َ ‫الربَا َو ُموكلَهُ َولَ َع َن ال ُْم‬
Artinya: "Diriwayatkan oleh Aun bin Abi Juhaifa, “Ayahku membeli
seorang budak yang pekerjaannya membekam (mengeluarkan darah
kotor dari tubuh), ayahku kemudian memusnahkan peralatan bekam
si budak tersebut. Aku bertanya kepada ayah mengapa beliau
melakukannya. Ayahku menjawab, bahwa Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam melarang untuk menerima uang dari transaksi
darah, anjing, dan kasab budak perempuan, beliau juga melaknat
pekerjaan pembuat tato dan yang minta ditato, menerima dan
memberi riba serta beliau melaknat para pembuat gambar.” (Shahih
al-Bukhari no. 2084).

‫ال َن َهى النَّبِ ُّي‬َ َ‫ضي اللَّه َع ْنهم ق‬ ِ ‫الر ْحم ِن بْن َأبِي ب ْكرةَ َعن َأبِ ِيه ر‬
َ ْ َ َ ُ َ َّ ‫َح َّد َثنَا َع ْب ُد‬
َّ ِ‫ب ب‬ ِ ‫َّة بِال ِْفض‬
ِ ‫صلَّى اللَّه َعلَي ِه وسلَّم َع ِن ال ِْفض‬
ً ‫ب ِإال َس َو‬
‫اء‬ ِ ‫الذ َه‬ َّ ‫َّة َو‬
ِ ‫الذ َه‬ َ ََ ْ َ
َّ ِ‫ضةَ ب‬َّ ‫ف ِشْئ نَا َوال ِْف‬ ِ ‫الذهب بِال ِْفض‬ ٍ ِ‫ب‬
‫ف‬
َ ‫ب َك ْي‬ ِ ‫الذ َه‬ َ ‫َّة َك ْي‬ َ َ َّ ‫اع‬ َ َ‫س َواء َو ََأم َرنَا َأ ْن َن ْبت‬َ
‫ِشْئ نَا‬
Artinya: "Diriwayatkan oleh Abdurrahman bin Abu Bakr bahwa
ayahnya berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang
penjualan emas dengan emas dan perak dengan perak kecuali sama
beratnya, dan membolehkan kita menjual emas dengan perak dan
begitu juga sebaliknya sesuai dengan keinginan kita.” (Shahih al-
Bukhari no. 2034).
Syekh Zakaria Al-Anshary menjelaskan, ada tiga macam riba antara
lain sebagai berikut:

‫وهو ثالثة أنواع ربا الفضل وهوا لبيع مع زيادة أحد العوضين على‬
‫اآلخر وربا اليد وهو البيع مع تأخير قبضهما أو قبض أحدهما وربا‬
‫النساء وهو البيع ألجل‬
Artinya: “Ada tiga macam riba. Riba al-fadl, yaitu riba yang terjadi
akibat transaksi jual beli yang disertai dengan adanya kelebihan pada
salah satu dari dua barang yang hendak ditukarkan. Riba al-yadi,
yaitu riba yang terjadi akibat jual beli yang disertai penundaan serah
terima kedua barang yang ditukarkan, atau penundaan terhadap
penerimaan salah satunya. Riba al-nasa’, yaitu riba yang terjadi
akibat jual beli tempo.” (Syekh Abu Yahya Zakaria Al-Anshary, Fathul
Wahâb bi Syarhi Manhaji al-Thullâb, Kediri: Pesantren Fathul Ulum,
tt., Juz 1 Hal. 161!) Ketiga jenis riba di atas adalah riba yang berasal
dari jenis “jual beli” barang ribawi. Apa saja yang dimaksud dengan
barang ribawi itu? Simak ulasan dari kitab Manhaju al-Thulab,
berikut:

 ‫إنما يحرم في نقد وماقصد لطعم تقوتا أوتفكها أوتداويا‬


Artinya: “Sesungguhnya riba diharamkan dalam emas, perak
(nuqud), dan bahan pangan yang berfaedah sebagai sumber
kekuatan, lauk pauk dan obat-obatan.” (Syekh Abu Zakaria Yahya
Muhyiddin bin Syaraf al-Nawawy, Manhaju al-Thulâb, Kediri:
Pesantren Fathul Ulum, tt.: 1/161)
‫كل قرض جرى نفعا للمقرض فهو ربا‬
Artinya, “Semua transaksi utang yang mengambil kemanfaatan bagi
pihak yang diutangi (kreditor), maka ia adalah riba.”

Macam-Macam Riba

Secara umum, macam-macam riba terbagi menjadi dua jenis, yakni


riba buyu‘ (jual beli) dan riba ad-duyun (utang piutang). 

Riba Buyu‘ (Jual Beli)


Dalam macam-macam riba, ada enam jenis barang yang masuk
dalam kategori barang ribawi, yakni emas, perak, gandum halus,
gandum kasar, kurma dan garam.

Ada tiga macam-macam riba dalam kondisi jual beli, yaitu:

1. Riba Fadhl
Jenis riba ini terjadi tatkala terjadi kegiatan jual beli atau pertukaran
barang-barang ribawi namun dengan kadar atau takaran yang
berbeda.

Contoh kasusnya: Menukar emas 24 karat dengan 18 karat, atau


menukar pecahan uang sebesar 100 ribu dengan pecahan dua ribu
namun jumlahnya hanya 48 lembar, sehingga total uang yang
diberikan hanya 96 ribu.

2. Riba Yad
Riba yad terjadi saat proses jual-beli barang ribawi maupun non
ribawi disertai penundaan serah terima kedua barang yang
ditukarkan atau penundaan terhadap penerimaan salah satunya.

Riba yad terjadi ketika proses transaksi tidak menegaskan berapa


nominal harga pembayaran. Jadi, saat proses tersebut, tidak ada
kesepakatan sebelum serah terima.

Contoh kasusnya, ada orang yang menjual motor dan menawarkan


barang seharga 12 juta jika dibayar tunai, namun jika dicicil menjadi
15 juta. Baik si penjual maupun pembeli sama-sama tidak
menyepakati berapa jumlah yang harus dibayarkan hingga akhir
transaksi.

3. Riba Nasi'ah
Riba nasi'ah terjadi tatkala ada proses jual-beli dengan tempo
tertentu. Transaksi tersebut dilakukan dengan dua jenis barang ribawi
yang sama namun dengan penangguhan penyerahan atau
pembayaran.

Contoh kasusnya, si B membeli emas dengan jangka waktu dan


tempo yang ditentukan, baik dilebihkan atau tidak. Padahal
seharusnya jika sudah membeli emas, ia harus membelinya kontan
atau menukarnya secara langsung.

Contoh lainnya, misal ada dua orang yang ingin bertukar emas 24
karat. Pihak pertama sudah memberikan emas pada pihak kedua.
Namun pihak kedua mengatakan baru akan menyerahkannya
sebulan lagi. Kondisi ini masuk dalam kategori riba nasi’ah. Karena
harga emas bisa saja berubah sewaktu-waktu.

4 dari 4 halaman
Riba ad-Duyun (Hutang Piutang)

Dalam kegiatan hutang piutang, ada istilah muqrid dan muqtarid.


Muqrid adalah pemberi hutang, sedangkan muqtarid adalah
penerima hutang. Proses ini dikatakan sebagai riba jika
mendatangkan keuntungan bagi si pemberi hutang.

Ada dua macam-macam riba dalam proses hutang piutang, yaitu:

1. Riba Qardh
Riba qardh terjadi ketika ada penambahan yang dihasilkan atas
pengembalian pokok pinjaman yang disyaratkan kepada muqrid
(pemberi hutang). Maksudnya, sang muqrid (pemberi hutang)
mengambil keuntungan yang disyaratkan kepada muqtarid (penerima
hutang).

Contohnya, seorang rentenir memberi pinjaman 100 juta dengan


syarat bunga 20 persen selama 6 bulan.

2. Riba Jahilliyah
Riba Jahiliyah terjadi ketika ada penambahan hutang melebihi nilai
pokok pinjaman karena muqtarid (penerima hutang) tidak mampu
membayar hutangnya tepat waktu.

Contohnya, jika muqtarid meminjam uang 20 juta rupiah dan harus


dikembalikan dalam 6 bulan. Jika tak bisa melunasi tepat waktu,
pengembalian uang bisa ditunda namun harus memberikan
tambahan dari total pinjaman.

Anda mungkin juga menyukai