Makalah ini disusun guna memenuhi tugas UAS mata kuliah Hadis
Maudhu’i
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
2019-2020 M
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahnmanirrahim
Penyusun
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................1
C. Tujuan Masalah..................................................................................................1
PEMBAHASAN................................................................................................................2
HADIS MEMULIAKAN HAK TAMU...................................................................................2
1. Keutamaan Memuliakan Tamu.........................................................................2
2. Adab-adab Tuan Rumah Terhadap Tamu...........................................................5
3. Adab-adab Orang yang bertamu......................................................................15
4. Kisah-kisah Terpuji dan Tercela Mengenai Pertamuan....................................25
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................31
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai manusia, sudah menjadi fitrah atau bahwa kita adalah
makhluk yang tak bisa dipisahkan dari berkomunikasi dan berhubungan
dengan orang lain. Dalam berhubungan sosial, kita sering melakukan
diskusi, saling bertukar pendapat, berbagi cerita, dan berbagai
pembicaraan atau komunikasi lainnya. Salah satu cara berkomunikasi
dalam rangka bermasyarakat adalah dengan bertamu. Selain sebagai
sarana menyampaikan kebutuhan kita kepada orang lain, bertamu juga
bisa sebagai sarana mempererat tali silaturahim kita dengan orang lain.
Islam mengajarkan kita tentang bersilaturahim karena dengan
bersilaturahim akan memperpanjang usia dan memperbanyak rezeki.
Islam juga mengajarkan kita bagaimana memperlakukan tamu. Dalam
makalah ini saya akan membahas etika atau adab seorang muslim
memperlakukan tamunya begitu pula sebaliknya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa keutamaan memuliakan tamu?
2. Bagaimana adab tuan rumah terhadap tamu?
3. Bagaimana adab tamu terhadap tuan rumah?
4. Apa kisah tercela dan terpuji mengenai pertamuan?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui keutamaan memuliakan tamu
2. Untuk mengetahui adab tuan rumah terhadap tamu
3. Untuk mengetahui adab tamu terhadap tuan rumah
4. Untuk mengetahui kisah tercela dan terpuji mengenai
pertamuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َم ْن َكا َن يُ ْؤ ِم ُن بِاللَّ ِه َوالَْي ْوِم اآْل ِخ ِر فَاَل ِ ُ هريرةَ قَ َال قَ َال رس
َ ول اللَّه َُ َْ َ ُ
ضْي َفهُ َو َم ْن َكا َن يُ ْؤ ِم ُن بِاللَّ ِه ِ ِ ِ ِ ِ
َ يُ ْؤذ َج َارهُ َو َم ْن َكا َن يُ ْؤم ُن بِاللَّه َوالَْي ْوم اآْل خ ِر َف ْليُ ْك ِر ْم
ِ ِ ِ
ت ْ ََوالَْي ْوم اآْل خ ِر َف ْلَي ُق ْل َخْيًرا أ َْو لي
ْ ص ُم
2
“Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah
menceritakan kepada kami Abu Al Ahwash dari Abu Hashin dari Abu
Shalih dari Abu Hurairah dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda: "Barangsiapa berimana kepada Allah dan hari Akhir,
janganlah ia mengganggu tetangganya dan barangsiapa beriman
kepada Allah dan hari Akhir hendaknya ia berkata baik atau diam."
(HR. Bukhari) no. 55591
Syarah Hadis:
1
Imam Bukhari, “Ensiklopedia Hadits 2: Shahih Bukhari 2 ”, Jakarta: PT. Niaga
Swadaya, 2012. hlm. 532
3
tepat, tuan rumah menyajikan apa yang ia punya. Imam Sufyan Ats-
Tsauri menyebutkan, “Jika saudaramu mengunjungimu, maka jangan
bertanya padanya, “Apakah engkau mau makan?” atau bertanya,
“Apakah aku boleh sajikan makan untukmu?” Akan tetapi yang baik,
jika ia mau makan apa yang disajikan, syukurlah. Jika tidak mau
menikmatinya, tinggal dibereskan sajian tersebut.
Fiqhul Hadis:
Hadis ini menunjukan bahwa kewajiban itu ada dua macam: (1)
kewajiban kepada Allah (2) kewajiban kepada sesama. Kewajiban yang
terkait dengan hak Allah adalah menjaga lisan, artinya kalau kita
beriman dengan benar kepada Allah dan hari akhir maka disuruh untuk
menjaga lisan. Bentuknya adalah (1) berkata yang baik, (2)
diperintahlan untuk diam.2
ُال َم َّكةُ َوالْ َم ِدينَ ةُ َوالْيَ َم َام ة ِ ت الْ ُمغِريَةَ بْ َن َع ْب ِد ال رَّمْح َ ِن َع ْن َج ِزي َرةِ الْ َع َر
َ ب َف َق ُ َْس أَل
5
ِ ول اللَّ ِه صلى اهلل عليه وسلم قَ َال من َكا َن ي
ؤم ُن باللَّه َ َع ْن اَيِب ُشَريح الْ َك ْعيِب اَ ْن َر ُس
ُ َْ
ِ ِّ ضْي َفهُ َجائَِزتُهُ َي ْو ٌم َولَْيلَةٌ َو ِ ِ
َ الضيَافَةُ ثَالَثَةُ اَيَّام فَ َم َاب ْع َد ذَّل
ك َف ُه َو َ َوالَْي ْوم األَخ ِر َف ْليُ ْك ِر ْم
ِ ِ
ِ ٌ ِاعيل قَ َال ح َّدثَيِن مال ِ َّ وي ِعْن َدهُ َح ِ
ُك م ْثلَه َ َ ُ َت حُي ر َجهُ َح َّد َثنَا امْس َ ْص َدقَةٌ َوالَ حَي ُّل اَ ْن َيث
َ
ِ ِ ِ ِ ِ
ت ْ ََو َز َاد َم ْن َكا َن يُ ْؤم ُن بِاللَّه َولَْي ْوم االَخ ِر َف ْلَي ُقل َخْيًرا ْاو لي
ْ ص ُم
“Dari Abu Syuraikh Al-Ka’bi, bahwa Rasulullah Saw bersabda:
“siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah
ia memuliakan tamunya dengan memberikan pelayanan kepadanya
selama sehari semalam. Memberikan pelayan kepada tamu itu selama
tiga hari tiga malam. Adapun selebihnya merupakan sedekah, dan
tidak halal bagi tamu untuk tinggal disisinya hingga membuatnya tidak
nyaman.” Malik meriwayatkan dengan riwayat yang sama namunia
menambahkan: siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka
hendaklah bertutur kata yang baik atau lebih baik diam”. (HR.Bukhari)
no. 5563
Syarah Hadis:
3
Imam Bukhari, “Ensiklopedia Hadits 2: Shahih Bukhari 2 ”, Jakarta: PT. Niaga
Swadaya, 2012. hlm. 556
6
ada unsur memaksakan diri. Pelayanan t a m u t e r m a s u k k a t e g o r i
n a fk a h w a j i b d a n ti d a k w a j i b k e c u a l i bagi orang yang
mempunyai kelebihan nafk ah keluarga. Selain itu, termasuk
kategori memuliakan tamu ialah sambutan yang hangat dan
senanti asa menampakkan kerelaan dan rasa senang atas pelayanan
yang diberikannya.
Fiqhul Hadis:
، َوأَيِب الد َّْر َد ِاء،صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َبنْي َ َس ْل َما َن ِ
َ : قَ َال، َع ْن أَبِيه،َُج َحْي َفة
َ ُّ آخى النَّيِب
وك
َ َخ ِ ُ ما َشأْن: َف َق َال هَل ا،ً َفرأَى أ َُّم الدَّر َد ِاء متَب ِّذلَة،َفزار س ْلما ُن أَبا الدَّر َد ِاء
ُ أ:ت
ْ َك؟ قَال َ َ َُ ْ َ ْ َ َ َ ََ
ُك ْل؟: َف َق َال،صنَ َع لَهُ طَ َع ًاما ِ ُّ اجةٌ يِف ِ
َ َ فَ َجاءَ أَبُو الد َّْر َداء ف،الد ْنيَا َ س لَهُ َح
َ أَبُو الد َّْر َداء لَْي
ِ ِ ِ فَِإيِّن:قَ َال
َ َفلَ َّما َكا َن اللَّْي ُل ذَ َه، فَأَ َك َل: قَ َال، َما أَنَا بآك ٍل َحىَّت تَأْ ُك َل: قَ َال،صائ ٌم
ب أَبُو َ
ِ َفلَ َّما َكا َن ِمن، مَن: مُثَّ َذهب ي ُقوم َف َق َال، َفنَام، مَن: قَ َال،الدَّرد ِاء ي ُقوم
:آخ ِر اللَّْي ِل قَ َال ْ ْ ُ َ َ َ َ ْ ُ َ َْ
ِ ِ
،ك َحقًّا َ َولَن ْف ِس،ك َحقًّا
َ ك َعلَْي َ ِّ إِ َّن لَرب:صلَّيَا َف َق َال لَهُ َس ْل َما ُن
َ ك َعلَْي َ َ ف،َس ْل َما ُن قُ ِم اآل َن
4
Imam Nawawi, “Syarah dan Terjemah Riyadhus Sholihin”… hlm. 779
7
،صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ِ ِ ْ فَأ،ك حقًّا ِ
َ َّ فَأَتَى النَّيِب،َُعط ُك َّل ذي َح ٍّق َحقَّه َ َوأِل َْهل
َ َ ك َعلَْي
ِ ِ
َ :صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم
«ص َد َق َس ْل َما ُن َ ُّ َف َق َال النَّيِب،ُك لَه
َ »فَ َذ َكَر ذَل
“Dari Aun bin Abu Juhaifah, dari ayahnya, ia berkata: Nabi Saw
mempersaudarakan Salman dengan Abu Ad-Darda, lalu Salman
mengunjungi Abu Ad-Darda, lalu Salman melihat Ummu Ad-Darda
berdandan ala kadarnya, maka ia bertanya kepadanya “apa yang
terjadi pada dirimu?” ia menjawab, saudaramu Abu Darda tidak ada
kemauan terhadap dunia. Tiba-tiba datanglah Abu Ad-Darda,
kemudian Abu Ad-Darda membuatkan makanan untuk Salman, sambil
berkata, nikmatilah makanan ini karena sesungguhnya aku sedang
berpuasa. Salman menjawab, aku tidak akan makan hingga engkau
menikmati makanan ini. Lalu Abu Darda pun menikmati makanan,
maka ketika malam telah tiba, Abu Darda berangkat untuk
menunaikan shalat malam, maka Salman berkata “tidurlah”. Lalu Abu
Darda pun tidur, kemudian ia bangun untuk melakukan Qiyamul Lail,
maka (Salman) berpesan: tidurlah, maka tidurlah Abu Darda, ketika
masuk disepertiga malam yang akhir, Salman berkata, “bangunlah
sekarang” ia cerita “lalu keduanya menunaikan shalat, kemudian
Salman berkata kepadanya: sesungguhnya teruntuk Tuhanmu terdapat
hak (yang harus kamu penuhi) dan teruntuk dirimu juga ada hak yang
harus kamu penuhi serta teruntuk istrimu juga terdapat hak (yang
harus kamu temuhi). Karenanya, berikanlah setiap yang berhak akan
haknya. Lalu Abu Darda mendatangi Nabi, kemudian mengisahkannya
kepada beliau, maka Nabi bersabda, “benar apa yang dilakukan
Salman” (HR. Bukhari) no. 6139 5
C. Tidak Diperkenankan Keluh Kesah Dan Marah Yang Saat Ada
Tamu
5
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, “Ensiklopedia Hadits 2: Shahih
Bukhari 2 ”… hlm. 557
8
ٍّ َح َّدثَنَا ابْ ُن أَيِب َع ِد، َح َّدثَيِن حُمَ َّم ُد بْ ُن املَثىَّن
قَ َال َعْب ُد، َع ْن أَيِب عُثْ َما َن، َع ْن ُسلَْي َما َن،ي
ُ
ٍ َضي
فَأ َْم َسى،ُاف لَه ِ ٍ َ ِ جاء أَبو ب ْك ٍر ب:الرَّمْح َ ِن بْن أَيِب ب ْك ٍر ر ِضي اللَّهُ َعْنهما
َ ْ ضْيف لَهُ أ َْو بأ َ ُ َ َ َُ َ َ َ ُ
أ َْو- ك ِ احتبست عن: قَالَت لَه أ ُِّمي، َفلَ َّما جاء،ِعْن َد النَّيِب صلَّى اهلل علَي ِه وسلَّم
َ ضْيف
َ ْ َ َ ْ ََ ْ ُ ْ ََ َ َ َ ْ َ ُ َ ِّ
- فَأ ََب ْوا- أ َْو َعلَْي ِه ْم- ضنَا َعلَْي ِه ِ ِ ْ عن أ
ْ َ َما َعشَّْيت ِه ْم؟ َف َقال: قَ َال،َ اللَّْيلَة- ك
ْ َعَر:ت َ َضيَاف َْ
َ أَ ْن ال،اف ْ ف أَ ِو األ ِ
ُ ََضي َ َ فَ َحل،ُ فَ َحلَ َفت املَْرأَةُ الَ تَطْ َع ُمهُ َحىَّت يَطْ َع َمه،غُْن َثُر
ُ ف الضَّْي
ِ ََن ه ِذ ِه ِمن الشَّيط
، فَ َد َعا بِالطَّ َع ِام،ان ْ َ َ َّ َكأ: َف َق َال أَبُو بَ ْك ٍر،ُيَطْ َع َمهُ أ َْو يَطْ َع ُموهُ َحىَّت يَطْ َع َمه
ِ ِ فَجعلُوا الَ ير َفعو َن لُْقمةً إِاَّل ربا ِمن أ،فَأَ َكل وأَ َكلُوا
ت ْ يَا أ: َف َق َال،َس َفل َها أَ ْكَثُر مْن َها
َ ُخ ْ ْ ََ َ ُ َْ ََ ََ
، فَأَ َكلُوا، إِن ََّها اآل َن أَل َ ْكَثُر َقْب َل أَ ْن نَأْ ُك َل، «و ُقَّر ِة َعْييِن
َ :ت ٍ بَيِن فَِر
ْ َ َما َه َذا؟ َف َقال،اس
فَ َذ َكَر أَنَّهُ أَ َك َل ِمْن َها،صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم »وبع َ هِب
َ ِّ ث َا إِىَل النَّيِب ََ َ
“Dari Abu Ustman, Abdurrahman bin Abu Bakar r.a. berkata:
Abu Bakar datang dengan membawa tamunya, lalu sore harinya ia
pergi menemui Nabi Saw, tatkala ia datang, ibuku bertanya
kepadanya: apakah engkau mengharapkan pahala malam ini dan
melayani tamumu?, ia berkata, atau belum kamu jamu makam
malam mereka?, (ibuku) menjawab: kami telah menawarkan
makanan untuknya- atau kepada mereka, namun mereka enggan
menikmati jamuan. Maka marahlah Abu Bakar sampai ia mencaci
dan memberikan jamuan makanan berkualitas rendah bahkan
sampai bersumpah untuk tidak menikmati makanan. Maka akupun
(Abdurrahman) bersembunyi, lalu ia memanggil: ya berbadan berat
dan gemuk. Maka si wanita (Ibunya Abdurrahman) bersumpah untuk
tidak menikmati makanan hingga ia menikmatinya, maka tamu pun
9
atau para tamu juga bersumpah untuk tidak menikmati makanan
hingga ia (Abu Bakar) menikmatinya. Abu bakar berkata, sepertinya
ia berasal dari syetan. Lalu ia meminta dihidangkan makanan lalu
dinikmati makanan tersebut dan para tamu akhirnya menikmati
makanan juga. Hingga mereka tidak menikmati satu suap pun kecuali
di bawahnya lebih banyak dari yang dikonsumsi, maka Abu Bakar
bertanya: wahai saudari perempuan Bani Firas, ada apa ini? Ia
menjawab, ini penyejuk mataku, sungguh makanan ini sekarang lebih
banyak dari yang sebelum dinikmati. Lalu mereka menikmati
makanan tersebut bahkan mengirimkan sebagiannya untuk Nabi
Saw, dan dikisahkan bahwa Nabi Saw menikmati makanan tersebut”.
(HR. Bukhari) no. 61406
6
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, “Ensiklopedia Hadits 2: Shahih
Bukhari 2 ”… hlm. 558
10
ِ
أَتَانَا،ص َد َق
َ : َف َقالُوا،ك
َ ََضيَاف
ْ َس ْل أ:ت
ُ َف ُق ْل،ت َ ص ْويِت لَ َّما جْئ
ُ فَ َخَر ْج،»ت َ ت تَ ْس َم ُع
َ ُكْن
ِ ِ ِ
َ َف َق َال،»َ َواللَّه الَ أَطْ َع ُمهُ اللَّْيلَة، «فَِإمَّنَا ا ْنتَظَْرمُتُويِن: قَ َال،بِه
ُ َواللَّه الَ نَطْ َع ُمه:اآلخُرو َن
َما أَْنتُ ْم؟ مِلَ الَ َت ْقَبلُو َن َعنَّا قَِرا ُك ْم؟، َو ْيلَ ُك ْم، «مَلْ أ ََر يِف الشَِّّر َكاللَّْيلَ ِة: قَ َال،َُحىَّت تَطْ َع َمه
Syarah Hadis:
8
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, “Ensiklopedia Hadits 2: Shahih
Bukhari 2 “… hlm. 545
13
kemungkinan yang diingkari juga adalah memperindah diri tidak bisa
ditepis. Al-Khaththabi berkata: “Madzhab Ibnu Umar dalam hal ini
adalah mengambil sikap wara”. Adapun Ibnu Abbas berkata dalam
riwayatnya, “kecuali corak- corak pada baju”, sebab ukuran corak
tidak bisa disebut pakaian. Dia berkata, “sekiranya sescorang
bersumpah tidak akan memakai tenunan fulanah, lalu dia mengambil
kain dan dikumpulkan padanya tenunan fulanah tersebut dan
tenunan orang lain, sementara tenunan fulanah itu bila dipisahkan
tidak bisa dibuat sesuatu yang bisa dikatakan dipakai, maka orang itu
tidak berdosa”. Diriwayatkan dari Abu Utsman dari Umar tentang
larangan memakai sutera kecuali sebesar dua jari, tiga jari, atau
empat jari.9
9
Ibnu Hajar Al-Asqalani,”Fathul Baari: Penjelasan Kitab Shahih Al-Bukhari”, Jakarta:
Pustaka Azzam, 2014. hlm. 338
14
ِ اح َعلَى َم ْن َولِيَ هُ أَ ْن يَأْ ُك َل ِمنْ هُ بِالْ َم ْع ُر
وف أ َْو ِ ِ َّ وابْ ِن
َ َالس ب ِيل َولِذي الْ ُق ْرىَب َواَل ُجن َ
ص ِدي َقهُ َغ ْي َر ُمتَ َم ِّو ٍل بِ ِه ِ
َ يُوك َل
“Telah bercerita kepada kami Harun bin Al Asy'ats telah
bercerita kepada kami Abu Sa'id, maula Bani Hasyim telah
bercerita kepada kami Shokhr bin Juwairiyah dari Nafi' dari Ibnu
'Umar radliyallahu 'anhuma bahwa 'Umar menshadaqahkan
hartanya pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
dimana hartanya itu dinamakan Tsamagh yakni kebun kurma.
'Umar berkata: "Wahai Rasulullah, aku mendapatkan bagian
harta dan harta itu menjadi yang paling berharga bagiku dan
aku ingin menshadaqahkannya." Maka Nabi shallallahu 'alaihi
wa sallam berkata: "Shadaqahkanlah dengan pepohonannya dan
jangan kamu jual, juga jangan dihibahkan dan jangan pula
diwariskan akan tetapi ambillah buah-buahannya sehingga
dengan begitu kamu dapat bershadaqah dengannya." Maka
'Umar menshadaqahkannya dimana tidak dijualnya, tidak
dihibahkan dan juga tidak diwariskan namun dia
menshadaqahkan hartanya itu untuk fi sabilillah, untuk
membebaskan budak, orang-orang miskin, untuk menjamu tamu
ibnu sabil dan kerabat. Dan tidak dosa bagi orang yang
mengurusnya untuk memakan darinya dengan cara yang ma'ruf
(benar) dan untuk memberi makan teman-temannya asal bukan
untuk maksud menimbunnya.” (HR. Bukhari) no. 2558
G. Anjuran Bagi Sesama Muslim Untuk Menolong Tamu
Saudaranya
ِ ِّث ع ِن اب ِن الْمه
اج ِر َع ِن ِ ال مَسِ عت أَب ا اجْل
َ ُ ْ َ ُ ي حُيَ د ِّ ود ُ َ ُ ْ َ َال َح َّدثَنَا ُش ْعبَةُ ق ٌ َح َّدثَنَا َح َّج
َ َاج ق
ِ ِ ِ ِ ِ
اف َ صلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم أَمُّيَا ُم ْسل ٍم أ
َ َض َ ِّ ب أَيِب َك ِرميَةَ َع ْن النَّيِب
َ الْم ْق َدام بْ ِن َم ْعدي َك ِر
15
َقوما فَأَصبح الضَّيف حَمْروما فَِإ َّن ح ٌّق علَى ُك ِّل مس لِ ٍم نَص ره حىَّت يأْخ َذ بِقِرى لَيلَت ِ
ِه َُْ َ َ ُ َ ْ ُْ َ َ ْ ً َْ َ ْ ُ ُ ً
ِم ْن َز ْر ِعهِ َو َمالِِه
“Telah menceritakan kepada kami Hajjaj berkata: telah
menceritakan kepada kami Syu'bah berkata: saya telah
mendengar Abu Al Judi menceritakan dari Ibnu Al Muhajir dari Al
Miqdam bin Ma'di Karib, Abu Karimah dari Nabi shallallahu 'alaihi
wa sallam, "Seorang muslim yang bertamu kepada suatu kaum,
dan pagi harinya tamu itu dalam keadaan tidak mendapatkan
jamuan, seorang muslim wajib menolongnya hingga ia
mengambilkan jamuan malamnya dari tanamannya dan
hartanya.” (HR. Ahmad) no.16549
صو ٍر َح َّد َثنَا َر ْو ُح بْ ُن عُبَ َاد َة َح َّد َثنَا ُح َسنْيٌ َع ْن حَيْىَي بْ ِن أَيِب َكثِ ٍري َح َّد َثنَا إِ ْس َح ُ
اق بْ ُن َمْن ُ
صلَّى عن أَيِب سلَمةَ ب ِن عب ِد الرَّمْح ِن عن عب ِد اللَّ ِه ب ِن عم ٍرو قَ َال دخل علَي رس ُ ِ
ول اللَّه َ َ َ َ َ َّ َ ُ ْ َْ َ َ ْ َْ َ َ ْ َْ َْ
ِ
ت َبلَى قَ َال فَاَل َت ْف َع ْل
َّه َار ُق ْل ُ
وم الن َ
ص ُوم اللَّْي َل َوتَ ُ
َّك َت ُق ُ اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم َف َق َال أَمَلْ أ ْ
ُخَب ْر أَن َ
ِ ِ ِ
ك َحقًّا َوإِ َّن لَز ْو ِر َك َعلَْي َ
ك ك َحقًّا َوإِ َّن ل َعْينِ َ
ك َعلَْي َ ص ْم َوأَفْ ِط ْر فَِإ َّن جِلَ َسد َك َعلَْي َ
قُ ْم َومَنْ َو ُ
ِ ِ
ك عُ ُمٌر َوإِ َّن ِم ْن َح ْسبِ َ
ك أَ ْن ول بِ َ ك َحقًّا َوإِن َ
َّك َع َسى أَ ْن يَطُ َ َحقًّا َوإِ َّن لَز ْوج َ
ك َعلَْي َ
هِل ِ
َّهُر ُكلُّهُ قَ َال وم ِم ْن ُك ِّل َش ْه ٍر ثَاَل ثَةَ أَيَّ ٍام فَِإ َّن بِ ُك ِّل َح َسنَ ٍة َع ْشَر أ َْمثَا َا فَ َذل َ
ك الد ْ ص َتَ ُ
ص ْم ِم ْن ُك ِّل مُجُ َع ٍة ثَاَل ثَةَ أَيَّ ٍام قَ َال ِ ِ
ك قَ َال فَ ُ ت فَِإيِّن أُط ُ
يق َغْيَر َذل َ ِّد َعلَ َّي َف ُق ْل ُ
ت فَ ُشد َ
َّد ُ
فَ َشد ْ
16
ِ ِ ِ َّدت فَ ُشدِّد علَي ُقْل
ُ ص ْو َم نَيِب ِّ اللَّه َد ُاو َد ُق ْل
ت َو َما َ ص ْم
ُ َك قَ َال ف
َ يق َغْيَر ذَل
ُ ت أُط
ُ َّ َ َ ُ ْ فَ َشد
َّه ِر ِ ِ
ْ ف الد ْ ص ْو ُم نَيِب ِّ اللَّه َد ُاو َد قَ َال ن
ُ ص َ
10
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, “Ensiklopedia Hadits 2: Shahih
Bukhari 2”… hlm. 556
17
اع ِّي قَ َال مَسِ َع
ِ ي عن أَيِب ُشري ٍح اخْلُز ِ ِ ِح َّدثَنا أَبو الْول
َ َْ ْ َ ُّ ِث َح َّد َثنَا َسعي ٌد الْ َم ْقرُب
ٌ يد َح َّد َثنَا لَْي َ ُ َ َ
ِ ِ ٍ ُ صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َي ُق
َ الضيَافَةُ ثَاَل ثَةُ أَيَّام َجائَزتُهُ ق
يل َما ِّ ول َ َّ اي َو َو َعاهُ َقْليِب النَّيِب
َ َأُذُن
ِ ِ ِ ِ ِ
َ َجائَزتُهُ قَ َال َي ْو ٌم َولَْيلَةٌ َو َم ْن َكا َن يُ ْؤم ُن بِاللَّه َوالَْي ْوم اآْل خ ِر َف ْليُ ْك ِر ْم
ضْي َفهُ َو َم ْن َكا َن
ِ ِ ِ ِ ِ
ْ يُ ْؤم ُن بِاللَّه َوالَْي ْوم اآْل خ ِر َف ْلَي ُق ْل َخْيًرا أ َْو ليَ ْس ُك
ت
Syarah Hadis:
C. Meminta izin untuk masuk dan mengucapkan salam ketika mau
masuk
صو ٍر َع ْن ِربْعِ ٍّي قَ َال َح َّد َثنَا َح َّد َثنَا أَبُو بَ ْك ِر بْ ُن أَيِب َشْيبَةَ َح َّد َثنَا أَبُو اأْل ْ
َح َو ِ
ص َع ْن َمْن ُ
ت َف َق َال أَلِ ُج
رجل من بيِن ع ِام ٍر أَنَّه استَأْ َذ َن علَى النَّيِب صلَّى اللَّه علَي ِه وسلَّم وهو يِف بي ٍ
ُ َ ْ َ َ َ َ ُ َ َْ ِّ َ َ ُ ْ َ ٌُ َْ َ َ
اخُر ْج إِىَل َه َذا َف َعلِّ ْمهُ ااِل ْستِْئ َذا َن َف ُق ْل لَهُ قُ ْل خِل ِ ِ ِ ِ
صلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم َادمه ْ
َف َق َال النَّيِب ُّ َ
صلَّى ِ الساَل ُم َعلَْي ُك ْم أَأ َْد ُخ ُل فَ َس ِم َعهُ َّ
الساَل ُم َعلَْي ُك ْم أَأ َْد ُخ ُل فَأَذ َن لَهُ النَّيِب ُّ َ
الر ُج ُل َف َق َال َّ َّ
َي ُق ْل َع ْن َر ُج ٍل ِم ْن بَيِن َع ِام ٍر َح َّد َثنَا عَُبْي ُد اللَّ ِه بْ ُن ُم َع ٍاذ َح َّد َثنَا أَيِب َح َّد َثنَا ُش ْعبَةُ َع ْن
11
Ibnu Hajar Al-Asqalani,”Fathul Baari: Penjelasan Kitab Shahih Al-Bukhari”…. hlm.
410
19
“bolehkah saya masuk?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu berkata
kepada pelayannya: "Temuilah orang ini dan ajari dia cara minta izin.
Suruh dia mengucapkan: "Assalamu 'Alaikum, bolehkah saya masuk?"
laki-laki itu mendengar perkataan Nabi hingga ia pun mengucapkan:
"Assalamu 'alaikum, bolehkah saya masuk?" Akhirnya Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam memberi izin, dan ia pun masuk." Telah menceritakan
kepada kami Hannad bin As Sari dari Abul Ahwash dari Manshur dari
Rib'iy bin Hirasy ia berkata: Aku mendapat cerita bahwa ada seorang
laki-laki dari bani Amir memohon izin kepada Nabi shallallahu 'alaihi
wa sallam, maka ia menceritakan dengan makna yang sama dengan
hadits tersebut. Abu Dawud berkata: "Seperti itu pula, telah
menceritakan kepada kami Musaddad berkata: telah menceritakan
kepada kami Abu Awanah dari Manshur dari Rib'iy dan ia tidak
menyebutkan 'dari seorang laki-laki bani Amir.' Telah menceritakan
kepada kami Ubaidullah bin Mu'adz berkata: telah menceritakan
kepada kami Bapakku berkata: telah menceritakan kepada kami
Syu'bah dari Manshur dari Rib'iy dari seorang laki-laki bani Amir
Bahwasanya ia memohon izin kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam, dengan makna yang sama. Ia berkata: “ Aku mendengar
ucapan beliau, maka aku pun mengucapkan: 'Assalamu 'alaikum,
bolehkah aku masuk?” (HR. Abu Daud) no. 4508
Syarah Hadis:
َّ ي َع ْن َس ْه ِل بْ ِن َس ْع ٍد أ
َن َر ُجاًل ِّ الز ْه ِر ٍ ْاس َح َّدثَنَا ابْن أَيِب ِذئ
ُّ ب َع ْن ُ ٍ َآد ُم بْ ُن أَيِب إِي
َ َح َّدثَنَا
ُّ ُصلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم حَي
ك ِ ِ
َ ِّ اطَّلَ َع م ْن ُج ْح ٍر يِف َدا ِر النَّيِب
َ ُّ صلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم َوالنَّيِب
ِ
َ ِت هِبَا يِف َعْين
ك إِمَّنَا ُجعِ َل اإْلِ ْذ ُن ِم ْن ِ
ُ َرأْ َسهُ بِالْم ْد َرى َف َق َال لَ ْو َعل ْم
َ ت أَن
ُ َّك َتْنظُُر لَطَ َعْن
صا ِر ِ
َ ْقبَ ِل اأْل َب
Syarah Hadis:
ٍ ِيد ب ِن أَيِب س ع
ِّ ِيد الْ َم ْقرُب ِِ ِ ِ ِ
ي َع ْن أَيِب َ ْ يع َح َّدثَنَا َع ْب ُد احْلَميد بْ ُن َج ْع َف ٍر َع ْن َس ع
ٌ َح َّدثَنَا َوك
الض يَافَةُ ثَاَل ثَ ةُ أَيَّ ٍام
ِّ ص لَّى اللَّهُ َعلَْي هِ َو َس لَّ َم ِ ُ ال رس ِ ُش ري ٍح اخْلُ ز
َ ول اللَّه ُ َ َ َال ق
َ َاع ِّي ق َ َْ
12
Ibnu Hajar Al-Asqalani,”Fathul Baari: Penjelasan Kitab Shahih Al-Bukhari”… hlm. 838
22
bertamu itu selama tiga hari, sedang yang wajar adalah sehari
semalam, dan tidak halal bagi seseorang untuk tinggal pada
seseorang sampai dia menjadikan dia berdosa". Mereka bertanya,
Wahai Rasulullah, bagaimana dia membuat dosa terhadapnya?.
Beliau bersabda: "Dia tinggal bersama seseorang dan seseorang
itu tidak memiliki apapun untuk menjamunya.” (HR. Ahmad)
no.15776
F. Anjuran Untuk Menerima Suguhan Yang Diberikan Tuan
Rumah
ٍ
ٍ ِيد بْ ِن أَيِب َحب
يب َع ْن أَيِب اخْلَرْيِ َع ْن عُ ْقبَةَ بْ ِن ُ َح َّدثَنَا ُقَتْيبَةُ بْ ُن َسعِيد َح َّدثَنَا اللَّْي
َ ث َع ْن يَِز
َّك َتْب َع ُثنَا َفَنْن ِز ُل بَِق ْوٍم فَ َما َي ْقُرو َننَا فَ َما َتَرى َف َق َال لَنَا
َ ول اللَّ ِه إِن
َ َع ِام ٍر أَنَّهُ قَ َال ُقْلنَا يَا َر ُس
ِ ول اللَّ ِه صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه وسلَّم إِ ْن َنزلْتُم بَِقوٍم فَأَمروا لَ ُكم مِب َا يْنبغِي لِلضَّْي
ف فَا ْقَبلُوا ُ َر ُس
ََ ْ َُ ْ ْ َ َ َ َ َ
23
صايِف ُّ َع ْن َعْب ِد اللَّ ِه بْ ِن عَُبْي ِد بْ ِن ِ ِح َّدثَنا أَسبا ُط بن حُم َّم ٍد ح َّدثَنا عب ُد اللَّ ِه بن الْول
َّ يد الْ َو َ ُْ َْ َ َ َ ُ ْ َ ْ َ َ
َّم إِلَْي ِه ْم ِ ِ ْ عُمرْيٍ قَ َال َد َخل َعلَى جابِ ٍر َن َفر ِمن أ
َ صلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم َف َقد
َ ِّ َص َحاب النَّيِب ْ ٌ َ َ َ
ول نِ ْع َم اإْلِ َد ُام
ُ صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َي ُق ِ َ خبزا وخاًّل َف َق َال ُكلُوا فَِإيِّن مَسِ عت رس
َ ول اللَّه َُ ُ ْ َ َ ًُْ
ِِ ِ ِِ ِ ِ َّ الرج ِل أَ ْن ي ْدخل علَي ِه ِ ِ
َ الن َفُر م ْن إ ْخ َوانه َفيَ ْحتَقَر َما يِف َبْيته أَ ْن يُ َقد
ُِّمه َْ َُ َ ُ َّ اخْلَ ُّل إنَّهُ َهاَل ٌك ب
ِ ِ
َ إِلَْي ِه ْم َو َهاَل ٌك بِالْ َق ْوم أَ ْن حَيْتَقُروا َما قُد
ِّم إِلَْي ِه ْم
ٍ ح َّدثَنَا أَبو ب ْك ِر بْن أَيِب َشْيبةَ و َعمرو النَّاقِ ُد و ُز َهْير بْن حر
ب قَالُوا َح َّدثَنَا ُس ْفيَا ُن بْ ُن َْ ُ ُ َ ٌْ َ َ ُ َ ُ َ
َعَر ِج َع ْن أَيِب ُهَر ْيَرةَ َر ِضي اللَّهُ َعْنهُ قَ َال أَبُو بَ ْك ِر بْ ُن أَيِب ِ ِّ عيينَةَ عن أَيِب
َ ْ الزنَاد َع ْن اأْل ْ َ ْ َُ
ِ ِ
صلَّى َ َّ َشْيبَةَ ِر َوايَةً و قَ َال َع ْمٌرو َيْبلُ ُغ بِه النَّيِب
َ ِّ صلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم و قَ َال ُز َهْيٌر َع ْن النَّيِب
صائِ ٌم ِ اللَّه علَي ِه وسلَّم قَ َال إِذَا د ِعي أَح ُد ُكم إِىَل طَع ٍام وهو
َ صائ ٌم َف ْلَي ُق ْل إِيِّن
َ َُ َ َ ْ َ َ ُ َ َ َ َْ ُ
24
“Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah
dan Amru An Naqid dan Zuhair bin Harb mereka berkata: Telah
menceritakan kepada kami Sufyan bin Uyainah dari Abu Zinad dari Al
A'raj dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu, -Abu Bakr bin Abu Syaibah
berkata- dan telah berkata Amru hingga sampai kepada Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam -sementara Zuhair berkata- dari Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Apabila salah seorang
dari kalian diundang akan padahal ia sedang berpuasa, maka
hendaklah ia mengatakan, 'Sesungguhnya, saya sedang berpuasa.”
(HR. Muslim) no. 1940
ول اللَّ ِه ُّ اللَّ ِه بْ ِن مُنَرْيٍ َح َّدثَنَا أَيِب قَااَل َح َّدثَنَا ُس ْفيَا ُن َع ْن أَيِب
ُ الز َبرْيِ َع ْن َجابِ ٍر قَ َال قَ َال َر ُس
ِ ِ ِ صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه وسلَّم إِذَا ُد ِعي أَح ُد ُكم إِىَل طَ َع ٍام َفْلي ِج
َب فَإ ْن َشاءَ طَع َم َوإ ْن َشاء
ْ ُ ْ َ َ َ ََ َ
ِ َتر َك ومَل ي ْذ ُكر ابن الْمَثىَّن إِىَل طَع ٍام و ح َّد َثنَا ابن مُنَ ٍ ح َّدثَنَا أَبو ع
اص ٍم َع ْن ابْ ِن َ ُ َ ْ ُ رْي َ َ ُ ُْ ْ َ ْ َ َ
الز َبرْيِ هِبَ َذا اإْلِ ْسنَ ِاد مِبِثْلِ ِه
ُّ ُجَريْ ٍج َع ْن أَيِب
ِ ِ
َ ُير بْ ُن َع ْب د احْلَ ِميد َع ْن ف
ض ْي ِل بْ ِن َغ ْز َوا َن َع ْن أَيِب ِ ٍ
ُ َح َّدثَيِن ُز َه ْي ُر بْ ُن َح ْرب َح َّدثَنَا َجر
ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ِ َ ََحا ِزٍم اأْل َ ْش َجعِ ِّي َع ْن أَيِب ُه َر ْي َرةَ ق
َ ِال َجاءَ َر ُج ٌل إِىَل َر ُس ول اللَّه
ك بِاحْلَ ِّق َم ا ِع ْن ِدي إِاَّل ِ
َ َت َوالَّذي بَ َعث ِ ِ ِ ود فَأَرس ل إِىَل بع
ْ َض ن َس ائهِ َف َق ال ْ َ َ َ ْ ٌ ال إِيِّن جَمْ ُه
َ َف َق
لِك اَل َوالَّ ِذيَ َلِك َحىَّت قُلْ َن ُكلُّ ُه َّن ِمثْ َل ذ َ َت ِمثْ َل ذْ َُخ َرى َف َق ال ْ َم اءٌ مُثَّ أ َْر َس َل إِىَل أ
يف َه َذا اللَّْيلَ ةَ َرمِح َهُ اللَّهُ َف َق َام َر ُج ٌل ِم ْن ِ َ ك بِاحْلَ ِّق َما ِع ْن ِدي إِاَّل َم اءٌ َف َق
ُ ال َم ْن يُض َ ََب َعث
ِ ِ ِ ِه َف َق َ اِل
ِ بِه إِىَل رحل
ِ ول اللَّ ِه فَانْطَلَق َ صا ِر َف َق
َ ال أَنَا يَا َر ُس
ٌال ْم َرأَتِه َه ْل ع ْن َدك َش ْيء َْ َ َ ْاأْل َن
ٍ
اج ِّ ض ْي ُفنَا فَ أَطْ ِف ْئ
َ الس َر
ِ َ َقَ الَت اَل إِاَّل قُ وت ِص بيايِن ق
َ ال َف َعلِّلي ِه ْم بِ َش ْيء فَ ِإذَا َد َخ َل َْ ُ ْ
ِر َريِّب ٍ ِ ِول اللَّهِ ص لَّى اللَّه علَي هِ وس لَّم ي ْذ ُكر ِك قَ الَت م ا أَنَا ب
َ ص ان َعة َش ْيئًا َحىَّت أ َُوام
َ َ ْ ُ َ َ ََ َْ ُ َ ُ َر ُس
27
ص لَّى اللَّهُ َعلَْي هِ َو َس لَّ َم فَ َد َخ َل ُ ت إِىَل َم ْس ِج ِد َها َونَ َز َل الْ ُق ْرآ ُن َو َج اءَ َر ُس
َ ِول اللَّه ْ َف َق َام
ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم أَطْ َع َمنَ ا
َ ِول اللَّه َّ ال َولَ َق ْد َرأ َْيُتنَ ا أ
َ َن َر ُس َ ََعلَْي َه ا بِغَرْيِ إِ ْذ ٍن ق
َ ال َف َق
ِ ال يتَح َّدثُو َن يِف الْبي ِ ِ
ت بَ ْع َد َْ َ َ ٌ َّاس َوبَق َي ِر َج
ُ َّه ُار فَ َخ َر َج الن َ اخْلُْب َز َواللَّ ْح َم ح
َ ني ْامتَ َّد الن
ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َواتََّب ْعتُ هُ فَ َج َع َل يَتَتَبَّ ُع ُح َج َر نِ َس ائِِه ِ ُ الطَّع اِم فَخ رج رس
َ ول اللَّه ُ َ َ ََ َ
ِ َ يس لِّم علَي ِه َّن وي ُقلْن ي ا رس
ْ ال فَ َم ا أ َْد ِري أَنَا أ
َُخَب ْرتُه َ َك ق
َ َت أ َْهل َ ول اللَّه َك ْي
َ ف َو َج ْد ُ َ َ َ ََ ْ َ ُ َُ
ُت أ َْد ُخ ُل َم َع ه
ُ ت فَ َذ َه ْب َ ََخَب َريِن ق
َ ال فَ انْطَلَ َق َحىَّت َد َخ َل الَْب ْي َّ أ
ْ َن الْ َق ْو َم قَ ْد َخ َر ُج وا أ َْو أ
ظ الْ َق ْو ُم مِب َا ُو ِعظُوا بِهِ َز َاد ابْ ُن َرافِ ٍع
َ ال َو ُو ِع ِ
ُ الس ْت َر َب ْييِن َوبَْينَهُ َونَ َز َل احْل َج
َ َاب ق ِّ فَأَلْ َقى
29
menghormatinya disebabkan keinginan Rasulullah SAW untuk
menikahinya maka ia pun memperlakukannya sebagaimana halnya
orang yang dinikahi Rasulullah SAW dalam hal memberikan
penghormatan dan penghargaan. Sebelumnya Zaid datang kepada
Zainab untuk menyampaikan pinangan Rasulullah atas dirinya,
sebagaimana tradisi mereka saat itu. Dan peristiwa ini terjadi sebelum
penjelasan diturunkannya ayat hijab. Lalu, tatkala diri Zaid didominasi
oleh rasa hormat terhadap Nabi SAW, ia menjaga jarak dalam
meminang Zainab (untuk Rasulullah), dengan cara membelakanginya,
yaitu agar pandangannya tidak tertuju kepada Zainab.
13
Ibnu Hajar Al-Asqalani,”Fathul Baari: Penjelasan Kitab Shahih Al-Bukhari”… hlm.
651-653
31
DAFTAR PUSTAKA
Al-Asqalani ,Ibnu Hajar. ”Fathul Baari: Penjelasan Kitab Shahih Al-Bukhari”. Jakarta:
Pustaka Azzam. 2014
An-Naisaburi, Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi. “Shahih Muslim 1”. Penerbit Al-
Mahira Jakarta. 2012.
Bukhari, Imam. “Ensiklopedia Hadits 2: Shahih Bukhari 2 ”. Jakarta: PT. Niaga
Swadaya. 2012
Nawawi, Imam. “Syarah dan Terjemah Riyadhus Sholihin”. Jakarta: Al-I’tishom. 2014
32