PERBUATAN SYIRIK
A. PENDAHULUAN.
Pokok utama setiap dakwah para Nabi dan Rasul sepanjang sejarah
ialah menyeru manusia agar menegakkan tauhid serta menunjukkan setiap
ibadahnya hanya kepada Allah Yang Maha Esa, seraya menjauhkan diri dari
perkara-perkara yang dapat mensekutukan Allah. Tauhid dalam ibadah serta
pembebasan diri dari belenggu kemusyrikan dan keberhalaan merupakan yang
terpenting dalam ajaran-ajaran agama Samawi. Sedemikian pentingnya tauhid
dalam berbagai aspek kehidupan, sehingga para Nabi dan Rasul memulai
dahwahnya dengan pembinaan tauhid baru melajutkan yang lainnya. Islam
merupakan agama yang sangat mendasar dengan nilai-nilai tauhid, sehingga
setiap ibadah harus di dalandaskan dengan tauhid karena tanpa tauhid maka
semuanya sia-sia disisi Allah.
Kepercayaan kepada Allah dalam bahasa Arab disebut dengan iman
yang berarti mengetahui, mempercayai dan mengimani. Dengan demikian iman
adalah keyakinan terhadap Allah SWT Yang Maha Esa yang diiqtikatkan
dengan hati, yang diucapkan dengan lisan serta dibuktikan dengan anggota
badan. Dalam kehidupan seorang hamba yang tidak menjadikan iman sebagai
pondasi hidupnya, maka dia tidak akan menjadi muslim yang sesungguhnya,
karena iman merupakan parameter kualitas seseorang dan sesuatu aqidah yang
tidak bisa tawar-tawar.
Syirik merupakan perbuatan yang sangat bertentangan dengan tauhid
dan sifat tercelah yang sangat merugikan bagi pelakunya. Secara sekilas syirik
merupakan perbuatan, perkataan dan iqtikat yang mensekutukan Allah dengan
sesuatu yang bersifat baharu. Melakukan perbuatan syirik merupakan adanya
indikasi kurang percaya kepada Allah dan rendahnya iman seseorang. Untuk
memahami hakikat syirik secara mendalam, perlu melakukan suatu
pendekatan, misalnya pendekatan teologis, teoritis, filosofis dan empris.
Tentunya setiap perbuatan yang buruk, pastilah dibalas dengan yang buruk
pula, mengkaji balasan perbutan syirik, maka banyak sekali di tegaskan dalam
al-Quran bagaimana balasan bagi pelaku syirik jika mati sebelum bertaubat.
1
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka
sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (an-Nisa: 48)
Pesan inti dalam ayat ini sesuai dengan tema pembahasan adalah bahwa
Allah tidak mengampuni dosa yang mensekutuinya, karena perbuatan tersebut
merupakan dosa yang paling besar. Ayat ini sesuai yang ditegaskan pada ayat
berikutnya sebagai berikut.
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan
(sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain syirik
bagi
siapa
yang
dikehendaki-Nya.
Barangsiapa
yang
mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, Maka Sesungguhnya ia
telah tersesat sejauh-jauhnya (An-Nisa: 116)
Kandungan ayat ini berbeda sedikit dengan ayat yang telah disebutkan
diatas, sedangkan yang menjadi perbedaanya adalah bahwa ayat ini di akhiri
dengan pernyataan orang yang mesekutukan Allah ia telah menyesatkan
dirinya dengan sesesat-sesatnya. Dari dua ayat diatas, hurup merupakan
berfungsi sebagai nafiyah, dan merupakan fiil mudhari yang disertai
dengan an masdariyyah lalu berubah menjadi masdar. Gambarannya jelas
bahwa Allah tidak mengampuni syirik kepada-Nya dan selamanya tidak
terampuni, karena itu merupakan pelanggaran terhadap hak Allah yang bersifat
khusus yaitu syirik.1 Allah sangat melarang mensekutuinya, karena perbuatan
tersebut kezaliman yang besar. Allah berfirman.
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia
memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar kezaliman yang besar. (Luqman: 13)
Dalam ayat ini Lukman menjelaskan kepada anaknya, bahwa perbuatan
syirik itu merupakan kedzaliman yang sangat besar. Syirik dinamakan
perbuatan yang dzalim, karena perbuatan syirik itu berarti meletakkan sesuatu
bukan pada tempatnya. Dan ini dikatakan dosa besar, karena perbuatan itu
berarti menyamakan kedudukan tuhan yang hanya dari Dia lah segala nikmat.
Sesudah Allah menuturkan apa yang telah diwasiatkan. Diantara bahaya yang
diberikan kepada orang musyrik adalah amalnya akan hapus, Allah befirman
sebagai berikut:
Artinya: Dan Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabinabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan),
niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu Termasuk orangorang yang merugi. (Az-Zumar: 65)
1
Kalima
()
kekasih
Allah
tidak
dapat
luput
dari
kerugian
bila
Artinya: Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata:
"Sesungguhnya Allah ialah Al masih putera Maryam", Padahal Almasih sendiri berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan
Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu
dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah (pesan, kesan dan keserasian al-Quran) Volume
XII, (Jakarta: Lentera Hati, 2001), hlm. 261
Artinya: Dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan
Dia. Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, Maka
adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau
diterbangkan angin ke tempat yang jauh.
Kandungan ayat ini sesuai dengan topik pembahasan adalah bahwa
orang yang mempersekutukan Allah dia seolah-olah jatuh dari langit yang
disembar burumg. Dengan demikian menurut penulis orang yang syirik sama
selaki tidak ada artinya. Di ayat yang dijelaskan bahwa orang musyrik tempat
dineraka, Allah befirman:
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang kafir Yakni ahli kitab dan orangorang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal
di dalamnya. mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk . (AlBaiyyinah: 6)
Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa orang-orang yang kafir dari ahli
kitab dan orang-orang musyrik, meraka meninggal sebelum bertaubat akan
masuk neraka dan kekal di dalamnya serta mereka diponis sebagai makhluk
3
yang paling buruk. Pesan inti ayat ini dalam tema pembahasan bahwa ayat ini
sebagai ancaman dan akibat perbuatan syirik yaitu mereka kekal dineraka dan
seburuk-buruk makhluk.
Artinya: Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka
sebagai Tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al
masih putera Maryam, Padahal mereka hanya disuruh menyembah
Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia.
Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (At-Taubah: 31).
Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa ayat ini merupakan dorongan
dari Allah untuk memerangi kaum musrikin dan orang orang kafir dari
kalangan Yahudi dan Nasrani, disebabkan ungkapan mereka yang keji dan
tuduhan dusta atas Allah SWT. Orang Yahudi mengatakan tentang Uzair
bahwa ia putra Allah. Maka untuk menjawab perilaku tuduhan orang musyrik
itu Allah menegaskan dalam ayat ini Mahasuci dan Mahatinggi Allah dari apa
yang mereka nisbatkan dan tidak ada baginya sekutu, tandingan-tandingan,
mitra-mitra, musuh-musuh, dan tidak pula anak-anak serta tidak diperanakkan. 4
Perbuatan syirik merupakan yang sangat keji sehingga darahnya halal, Allah
berfirman:
Artinya: Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, Maka bunuhlah orangorang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah
mereka. Kepunglah mereka dan intailah ditempat pengintaian. jika
mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, Maka
berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (At-Taubah: 5).
4
Inti sari yang diambil dari ayat diatas dalam kaitannya dengan topik
pembahasan adalah menceritakan tentang keberadaan orang-orang musyrik
yakni boleh membunuh/memerangi orang-orang musyrik (halal darahnya).
Disebutkan dalam kitab hadis shahih Bukhari dan Muslim yang berasal dari
Ibnu Umar bahwa Rasulullah bersabda:
.
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad Al
Musnadi dia berkata, Telah menceritakan kepada kami Abu Rauh Al
Harami bin Umarah berkata, telah menceritakan kepada kami Syu'bah
dari Waqid bin Muhammad berkata; aku mendengar bapakku
menceritakan dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam telah bersabda: "Aku diperintahkan untuk memerangi
manusia hingga mereka bersaksi; tidak ada ilah kecuali Allah dan
bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan
shalat, menunaikan zakat. Jika mereka lakukan yang demikian maka
mereka telah memelihara darah dan harta mereka dariku kecuali
dengan haq Islam dan perhitungan mereka ada pada Allah"
Hadis ini menjelas ayat apa yang telah ditegaskan dalam Al-Quran
bahwa orang musyrik boleh dibunuh/diperang. Yang menjadi intisari ayat dan
hadis yang disebutkan dalam kaitantannya dengan tema yang dibahasan adalah
orang musyrik halal darahnya hingga mereka bersaksi tidak ada Tuhan yang
patut disembah kecuali Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad adalah
utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat.
Ayat ini menasakh semua perjanjian yang diadaakan antara Rasulullah
dengan kaum musyrik yang meliputi setiap isi perjanjian dan batas waktunya
artinya setelah turun ayat ini tidak berlaku lagi perjanjian apa pun. Sementara
al-Aufi berkata dari Ibnu Abbas terkait dengan sejak turun ayat ini, tidak lagi
ada perjanjian dan perlindungan bagi seorang pun dari kalangan orang
5
CD-ROM Program Mawsu> at al-Kutub al-Tisah, Versi 2.0. Makkah: Global Islamic
Soffwer, 1999.
Artinya: Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan mesjidmesjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir.
Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal di
dalam neraka. (At-Taubah: 17)
Dalam ayat tersebut Allah SWT menjelaskan bahwa tidak patut bagi
orang yang menyekutukan Allah memakmurkan mesjid Allah. Diantara ulama
qiraah ada yang membacanya dengan cara dimufradkan yaitu ((
mesjid Allah, maka yang mereka maksudkan adalah Masjidil Haram yang
merupakan seutama-utama mesjid yang ada dipermukaan bumi ini. Dalam ayat
ini juga dijelaskan bahwa orang yang menserikatkan Allah, apa saja yang amal
baik mereka sama sekali tidak ada artinya disisi Allah SWT (sia-sia), dan
meraka kekal didalam neraka selama-lamanya. 6 Sementara hubungan ayat ini
dengan topik yang dibahas, menurut penulis ada tiga inti sari yaitu orang
musyrik tidak boleh memakmurkan mesjid, sia-sia amalnya, dan kekal didalam
neraka. Orang musyrik dilarang masuk mesjid, karena meraka dianggap najis,
Allah berfirman:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang
musyrik itu najis, Maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam
6
sesudah tahun ini, dan jika kamu khawatir menjadi miskin, Maka
Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karuniaNya,
jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi
Maha Bijaksana. (At-Taubah: 28).
Setelah ayat-ayat yang lalu menjelaskan secara gamblang betapa
keadaan kaum musyrikin sehingga mereka harus di tindak dengan tegas atau
paling tidak di hindri dari boiqot, dijauhkan dari daerah suci, maka dalam ayat
ini dijelaskan bahwa mereka sebenarnya adalah najis sehingga tidak wajar
berada ditempat suci. Para ulama berbeda pendapat tentang siapa yang
dimaksud dengan al-Musyrikin dalam ayat ini. Ada yang membatasinya pada
para penyembah berhala, ada juga yang memperluasnya sehingga mencakup
seluruh ahli al-Kitab (Yahudi dan Nasrani).
Kata najas adalah nama bagi sesuatu yang melekat pada dirinya najis
dan kotoran, karena najis atau kotoran dikaitkan dengan kemusyrikan, maka
yang dimaksud dalam ayat ini adalah najis atau kotoran immaterial. Dalam
pandangan
al-Quran
kenajisan
semacam
ini
mengakibatkan
yang
Artinya: Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang
diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah
Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan
Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan
janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada
Tuhannya. (Al-Kahfi: 110)
Ibadah yang bagus disini adalah ibadah yang ditujukan hanya untuk
menggapai keridhoan Allah semata yang tidak ada sekutu baginya. Dua perkara
ini menjadi rukun bagi setiap amal agar diterima oleh Allah yakni harus ikhlas
karena Allah dan harus benar berdasarkan syariah Rasulullah SAW.8 Imam
Ahmad meriwayatkan dari Abu Said bin Abi Fadhalah, ia termasuk salah satu
sahabat, Rasulullah bersabda: ketika Allah menghimpun semua manusia,
mulai dari generasi pertama hingga yang terakhir pada hari Kiamat, yakni hari
yang tidak ada keraguan padanya, maka ada yang menyeru, Barangsiapa
beramal karena seseorang dan bukan karena Allah (syirik), maka hendak ia
meminta pehalanya dari sisi selain Allah, karena sesungguhnya Allah adalah
Rabb yang tidak membutuhkan persekutuan. Hadis ini diriwayatkan juga oleh
at-Tirmidzi: no. 3153 dan Ibnu Majah:no. 1406.
7
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah (pesan, kesan dan keserasian al-Quran) Volume
V, (Jakarta: Lentera Hati, 2001), hlm539-540.
8
Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuki, Al-Mishbaahul Munir fii Tahdziibi Tafsiiri
Ibnu Katsi, hlm. 608.
10
Artinya: Dan harta kekayaannya dibinasakan; lalu ia membulak-balikkan
kedua tangannya (tanda menyesal) terhadap apa yang ia telah
belanjakan untuk itu, sedang pohon anggur itu roboh bersama paraparanya dan Dia berkata: "Aduhai kiranya dulu aku tidak
mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku. (:Al-Kahfi: 42).
Tentunya setiap orang yang melakukan dosa pasti akan mengalami
penyesalan yang sangat besar, apalagi nanti masing-masing menerina
balasannya. Namun penyesalan yang paling besar adalah orang yang kafir dan
syirik kepada Allah. Dalam ayat ini terdapat kalimat yang bernada Aduhai
kiranya dulu aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku
kalimat ini menunjukkan bahwa setiap orang yang melakukan kejahatan akan
menyesal khusus pelaku syirik besar, karena mereka akan kekal didalam
neraka. Syirik adalah dosa yang pertama diharamkan Allah berfirman:
Artinya: Katakanlah: Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh
Tuhanmu Yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan
Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah
kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami
akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah
kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di
antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh
jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan
sesuatu sebab yang benar. demikian itu yang diperintahkan kepadamu
bsupaya kamu memahami(nya ). (al-Anam: 151)
Kata yang digunakan untuk menunjukkan syirik adalah ( ) yang
artinya kamu persekutukan yang diawali dengan larang sehingga bermakna
jangan kamu persekutukan. Terkait dengan firman () , lafazh an
11
Artinya: Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum
mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih
baik dari wanita musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. dan
janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanitawanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak
yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun Dia menarik
hatimu. mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke
surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayatayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka
mengambil pelajaran. (Al-Baqarah: 221).
Kata yang digunakan adalah ( )lafaz jama muannas as-salim
orang-orang musyrik perempuan ( )lafaz mufrad yang muannas wanita
musrik ( )lafad muzdakkar as-asalim ( )lafadz mufrad. Dalam ayat
ini dijelaskan bahwa orang-orang musyrik baik laki-laki maupun perempuan
tidak boleh dinikahi oleh orang mumin sehingga mereka beriman kepada
Allah. Seorang budak yang beriman adalah lebih baik derajat daripada orang
musyrik sekalipun mereka menarik perhatian dan orang musyrik mengajak ke
neraka. Dengan demikian, hubunyannya dengan tema pembahasan bahwa
musrik tidak boleh dijadikan sebagai pendidik, pemimpin dan sebagainya.
12
No
Surah/ay
Kata kunci
Sari Makna
at
an-Nisa: Tidak akan mengampuni
48
dosa syirik,
Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah,
Maka sungguh ia telah
berbuat dosa yang besar.
an-Nisa: Barangsiapa yang
116
mempersekutukan Allah,
2
9
13
Maka Sesungguhnya ia
telah tersesat sejauh3
Luqman:
13
AzZumar:
65
AlMaidah:
72
7
8
9
10
11
12
AlBaiyyina
h: 6
AtTaubah:
31
AtTaubah:
5
AtTaubah:
17
AtTaubah:
28
AlKahfi:
110
jauhnya
Janganlah kamu
mempersekutukan Allah,
Sesungguhnya
mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar
kezaliman yang besar.
Jika kamu
mempersekutukan
(Tuhan), niscaya akan
hapuslah amalmu
Barang siapa yang
mempersekutukan (sesuatu
dengan) Allah, Maka pasti
Allah mengharamkan
kepadanya surga dan
neraka tempatnya.
Barangsiapa
mempersekutukan sesuatu
dengan Allah, Maka adalah
ia seolah-olah jatuh dari
langit
dan orang-orang yang
musyrik (akan masuk) ke
neraka Jahannam.
Dia. Maha suci Allah dari
apa yang mereka
persekutukan.
Maka bunuhlah orangorang musyrikin itu.
14
13
14
15
16
Mempersekutukan Allah
dengan sesuatu.
2.
3.
Siapa yang melakukan syirik maka ia telah berbuat dosa dan kedzaliman
yang besar dan ia tersesat dengan sesesat-sesatnya.
4.
5.
6.
7.
Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis dan mereka tidak boleh
memakmurkan mesjid tidak boleh dinikahi.
8.
2. Pendekatan Teoritis.
a. Defenisi Syirik.
Secara bahasa syirik berasal dari kata bahasa Arab syaraka, yusyriku,
syerkan, yang artinya adalah berkongsi, menyamakan, bersekutu, berteman.
Dalam konteks ini syirik adalah bahwa Allah bersekutu dengan makhluk.
Secara terminologis syirik merupakan menyamakan selain Allah dengan halhal yang lain, seperti berdoa pada selain Allah, atau memalingkan suatu
bentuk ibadah seperti menyembelih kurban, bernazar dan lain-lain kepada
selain Allah10. Tentunya barangsiapa yang menyembah kepada selain Allah
berarti ia telah meletakkan suatu ibadah yang tidak pada tempatnya, sehingga
perbuatan tersebut dikategorikan sebagai kezaliman yang paling besar seperti
yang
digambarkan
dalam
al-Quran.
Pada
perinsipnya
syirik
dapat
Shalih bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan, Kitab Tauhid III, (Jakarta: Darul Hak, 1999),
hlm. 5
16
syirik
ini
merupakan yang menjadikan sekutu bagi Allah berkenaan dengan salah satu
dari nama-nama atau sifat-sifat-Nya, atau mensifati-Nya dengan salah satu sifat
makhluk-Nya. Diantara contoh kemusyrikan ini diantaranya adalah meyakini
bahwa para wali, dan orang-orang shalih dapat mengetahui perkara yang ghaib.
Keyakinan ini banyak dijumpai dikalangan orang Rafidhah dan orang-orang
kental dengan ajaran sufi. Hal ini mereka yakin bahwa para wali, dan orang
shalih yang sudah mati bisa memberi pertolongan kepada orang yang masih
hidup serta meyakini bahwa seorang dukun dapat mengetahui perkara yang
ghaib dan bisa meramal masa yang akan datang. Syirik Uluhiyah, yakni
meyakini bahwa selain Allah, ada sesuatu yang berhak untuk disembah atau
dengan memberikan sutatu pribadatan kepadanya padahal ibadah itu bukan
haknya. Disamping itu juga mempersembahkan salah satu ibadah mahdhah
kepada selain Allah seperti yang yang telah dibicarakan diawal.
Sedangkan syirik akbar ada beberapa macam diantaranya adalah syirik
menyembah kepada selain Allah. Dalam surat Yunus: 106 yang dijelaskan.
Artinya: Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi
manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah;
sebab jika kamu berbuat (yang demikian), itu, Maka Sesungguhnya
kamu kalau begitu Termasuk orang-orang yang zalim".
Ayat ini menjelaskan bahawa menyembah kepada selain Allah termasuk
dosa besar, karena apabila menyembah kepada selain Allah, maka itu sama
sekali tidak bisa memberi manfaat bagi pelakunya. Pada hakikatnya
menyembah hanyalah milik Allah seperti yang ditegaskan pada surah AlFatihah Hanya Engkaulah tang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah
11
Syaikh Abdullah bin Abdul Aziz al-Jibrin, Cara Mudah Memahami Aqidah: Sesuai AlQuran dan as-Sunnah dan pemahaman salafus shalih, hlm. 80
17
Artinya: Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan
matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.
Dalam ayat mengandung nilai-nilai tauhid, bahwa segala bentuk
penbuatan, baik shalat maupun ibadalah lainnya harus didasari karena Allah.
Jika hal tersebut dipalingkan kepada selain Allah itu merupakan penyimpangan
dari tauhid sehingga tergolong dalam syirik rububiyah dan uluhiyah.
Menyembelih hewan kepada selain Allah merupakan begian dari
pengabdian yang menjadikan pelakunya menjadi syirik besar. Penyembelihan
hewan kepada selain Allah ada dua macam yaitu: menyembelih hewan untuk
mendekatkan diri dan pengagungan. Ini merupakan syirik beras yang dapat
mengeluarkan dari agama. Dan menyembelih hewan untuk penghormatan. Hal
ini tidak mengeluarkan pelakunya dari agama, tetapi pada dasarnya masih
mubah.14 Namun menurut penulis penyembelihan untuk penghormatan itu
termasuk syirik karena disitu terdapat suatu potensi untuk menghantarkan
kepada perbuatan syirik.
12
Syaikh Shalih bin Abdul Aziz, An-Nahjus Sadiid fi Syarhi Kitaabit Tauhid: penerjemah,
Muhammad Arifin bin Badri, Syarah kitab Tauhid, (Bogor: Darul Ilmi, 2010), hlm. 48-49.
13
Abdul Qadir Jaelani, Azas dan Tujuan Hidup Seorang Muslim, (Surabaya: Bina Ilmu,
1996), hlm. 99.
14
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsmani, Al-Qaulu-Mufid ala Kitab Tauhid:
penerjemaha, Kathur Suhardi, Syarah Kitab Tauhid, (Jakarta: Darul Falah, 2003), hlm. 175.
18
merupakan sesuatu ibadah yang disyariatkan oleh Islam yang mewajibkan diri
atas sesuatu yang tidak diwajibkan berdasarkan syariah dengan ucapan yang
menunjukkan hal tersebut. Dari beberapa hukum nadzar diantaranya adalah
syirik yakni seseorang bernadzar untuk selain Allah misalnya kapada malaikat,
Nabi, kuburan, wali, dan sebagainya. 15
Syirik niat. Syirik dalam hal ini merupakan suatu ibadah (shalat, puasa,
jihad dan lain-lian) yang dilakukan semata bukan karena Allah, akan tetapi ada
maksud atau tujuan yang lain. Niat hal seperti ini sudah termasuk dosa besar,
manakala amalannya diniatkan untuk selain Allah. Syirik ketaatan, syirik ini
adalah dimana seseorang mentaati selain Allah dalam hal-hal maksiat kepada
Allah, misalnya menjadikan orang shaleh untuk sesembahan dan menjadikan
hukum buatan manusia untuk ditaati serta menjauhkan hukum Al-quran da
Sunnah rasul dalam kehidupannya. Menjadikan orang-orang laim dan rahibrahib sebagai Rabbnya dengan cara mentaati mereka dan menghalallan apa
yang diharamkan Allah dan mengharamkan apa yang dihalalkan, maka ini
merupakan tindakan syirik yang mencapai syirik besar. Hal sesuai yang telah
dijelaskan pada pembahasan sebeluimnya pada surat at-Taubah ayat 31.
Syirik mahabbah. Ini adalah syirik cinta yakni mencintai sesembahan
selai Allah seperti ia mencintai Allah. Hala ini di tegaskan dalam surah AlBaqarah: 165 yang berbunyi.
Artinya: Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingantandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka
mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman Amat sangat
cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat
zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat),
bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah
Amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).
15
19
Muhammad Azri Ibnu Zulal, Di Saat Dosa Tak Dirasakan, (Yogyakarta: Nuha Litera,
2010), hlm. 118.
17
Shalih bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan, Kitab Tauhid III, (Jakarta: Darul Hak,
1999), hlm. 10.
18
Syaikh Abdullah bin Abdul Aziz al-Jibrin, Cara Mudah Memahami Aqidah: Sesuai AlQuran dan as-Sunnah dan pemahaman salafus shalih, (Jakarta: Pustaka At-Tazkia, 2006), hlm.
156
20
.
Artinya: Sesunggauhnya ruqyah, jimat dan pelet itu adalah syirik.
Kata ( ) jamak dari ( )yaitu sesuatu yang dibacakan yang tidak
disebutkan dalam syariah Islam. Jadi ruqyah adalah penyembuhan suatu
penyakit dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Quran, doa-doa atau mantramantara.20 Pada prakteknya ini dapat dilihat di tradisi-tradisi umat Islam yang
tinggal di pedesaan pada umumnya. Misalnya dzikir-dzikir dan doa-doa yang
ada didalam al-Quran dan segala macam bacaan yang dimanfaatkan untuk
memohon perlindungan dari berbagai macam hal kehidupan, atau doa-doa yang
dibacakan untuk diri sendiri dan kepada orang lain agar Allah melindunginya
dari berbagai macam jenis keburukan, kejahatan, penyakit seperti kejahatan
manusia, jin, setan dan makhluk lain.21
Setiap ruqyah yang mengandung kemusyrikan adalah diharamkan,
misalnya jampi-jampi yang dijadikan sebagi sandaran, baik orang yang
meruqyah maupun yang diruqyah. Jika ia menyandarkan diri padanya dengan
meyakini bahwa jampi-jampi bisa membarikan pengaruh dengan sendirinya,
maka ia sudah terjerumus kepada syirik kecil, dan jika disandarkan secara total
dengan meyakini ruqyah tersebut bisa memberikan manfaat selain Allah maka
ia sudah masuk dalam ruang syirik besar. Adapaun yang disyriatkan maka itu
bukan termasuk syirik.
19
Yazid Bin Abdul Qadir Jawas, Syarah aqidah Ahlus Sunnah Wa al-Jamaah, (Bogor:
pustaka Imam asy-SyafiI, 2006), hlm. 181
20
Syaikh Muhammad At-Tamimi, Kitab at-Tauhid Al-Ladzi Huwa Haqqullah Alal-Abid:
Penerjemah, Muhammad Yusuf Harun, Kitab Tauhid, (Jakarta: Megatama Sofwa Pressindo, 2003),
hlm. 54.
21
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsmani, Al-Qaulu-Mufid ala Kitab Tauhid:
penerjemaha, Kathur Suhardi, Syarah Kitab Tauhid, (Jakarta: Darul Falah, 2003), hlm. 143-144.
21
tokoh
Islam
sebagian
memperbolehkannya
dan
sebagian
sumpah
merupakan
yang
dapat memperkuat
sesuatu dengan
menyebutkan nama Allah atau sifat Allah yang di awali dengan huruf sumpah (
, , )Pada prinsipnya, sumpah adalah salah satu ibadah yang sama
sekali tidak boleh dipersembahkan kepada selain Allah. Rasulullah SAW
bersabda:
.
Artinya: Barangsiapa bersumpah dengan selain Nama Allah, maka ia telah
berbuat kufur atau syirik.
Qutailah binti Shaifi al-Juhaniyah menuturkan bahwa ada seorang Yahudi
datang kepada Nabi, dan berkata: Sesungguhnya kamu sekalian (para sahabat)
perbuatan syirik. Kalian mengucapkan atas kehendak Allah dan kehendakmu,
dan mengucapkan: Demi Kabbah. Maka Nabi memerintahkan para sahabat
apabila hendak bersumpah agar mengucapkan:
. : ,
Artinya: Demi Allah, pemilik Kabah, dan mengucapkan: atas kehendak Allah
kemudian atas kehendakmu.23
Adapun jika dia mengagungkan obyek yang dia gunakan untuk
bersumpah seperti halnya dengan menggunakan nama Allah, sepeti sumpah
22
Muhammad bin Abdul Wahab, Kitab al-Tauhid: penerjemah, Muhammad Muhaimin,
Tegakkan Tauhid Tumbangkan Syirik, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2003), hlm. 54.
23
Yazid Bin Abdul Qadir Jawas, Syarah aqidah Ahlus Sunnah Wa al-Jamaah, (Bogor:
pustaka Imam asy-SyafiI, 2006), hlm. 180.
22
para penyembah kurban yang bersumpah atas nama-nama wali atau orang telah
dikubur dengan adanya maksud untuk mengagungkan maka itu termasuk syirik
besar. Namun jika lidahnya terpeleset tampa bermaksut untuk bersumpah,
maka hal itu termasuk syirik kecil yang lafzi dengan kifarat cukup dengan
membacakan kalimat syahadat atau kalimat tauhid.24
Sementara syirik yang bersifat khafi adalah syirik tidak dapat di lihat
secara kasaf mata, tetapi kadang-kadang bisa diperediksi secara tindakan.
Dalam hal ini dapat digolongkan kepada keinginan dan niat seperti ingin dipuji
(riya) dan ingin didengar (sumah). Dengan demikian ini bisa digambarkan
ketika melakukan suatu amal tertentu untuk mendekatkan diri kepada Allah,
tetapi ia ingin mendapatkan pujian dari manusia. Dalam hadis disebutkan
bahwa riya adalah termasuk tindakan syirik yang bersifat khafi:
. : , :
Artinya: Sesuatu yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil.
Ketika ditanya tentangnya, beliua menjawab, Ar-riya (beramal
karena ingin mendapat pujian dari orang lain).
Riya yang tergolong kepada syirik ada dua macam yaitu: pertama adalah
riya orang munafiq, riya dalam pokok-pokok dasar agama, ia berbuat riya
dengan menampakkan keislaman, sementara ia menyembunyikan kekufuran.
Kedua adalah riya orang muslim yang masih bertauhid, misalnya
menampakkan amal kebaikannya agar dipuji orang lain.25 Menurut penulis
bahwa riya kategori pertama adalah sudah termasuk syirik besar, karena
menyangkut dengan persoalan aqidah. Pada dasarnya mereka mengingkari dan
menolak aqidah Islam, tetapi ketika mereka berjumpa dengan orang muslim
mereka berpura-pura beriman kepada Allah. Sementara yang kedua baru
termasuk syirik kecik, karena masih menyangkut masalah ibadah dan belum
mengeluarkannya dari Islam cuman hanya sebatas pembatalan nilai ibadahnya.
c. Dampak negatif perbuatan syirik secara umum.
1) Kezdaliman yang paling besar.
Perbuatan syirik merupakan perbuatan yang dapat mendzalimi dirinya
sendiri dan perbuatan dzalim yang pailng besar adalah syirik. Hal sesuai
24
Shalih bin Abdul Aziz, Meneropong Dosa-Dosa Tersembunyi, (Solo: At-Tibyan, t.th),
25
Syaikh Shalih bin Abdul Aziz, An-Nahjus Sadiid fi Syarhi Kitaabit Tauhid. Hlm. 27-28.
hlm. 31.
23
dengan yang dijelaskan Allah dalah surat Luqman, "Hai anakku, janganlah
kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah
benar-benar kezaliman yang besar".
2) Membatalkan aqidah.
Pada dasarnya iman adalah suatu keyakinan pada Allah Yang Maha Esa
yang iqtiakadkan dalam hati, diucapakan dengan lisan dan diperaktekkan
dengan anggota badan. Segala yang berbentuk ibadah harus dadasari dengan
iman, karena iman merupakan pondasi segala ibadah, jika tidak, maka amal
tersebut dikategorikan amal yang sia-sia. Syirik sangat bertentangan dengan
iman bahkan tidak dapat disatukan dalam waktu yang sama. Iman merupakan
obat bagi perbuatan syirik, sementara syirik adalah yang dapat membatalkan
nilai-nilai iman, bahkan segala ibadah yang didasari dengan iman akan hancur.
Syirik merupakan dosa besar yang dapat menghapus pahala seluruh amal
kebaikan26, serta menyebabkan kehancuran dan kerugian. Hal ini sesuai dengan
apa yang informasikan Alla SWT dalam kalamnya sebagai berikut.
Sesungguhnya jika engkau berbuat syirik, niscaya hapuslah amalmu, dan
benar-benar engkau termasuk orang-orang yang rugi.
Iman dan syirik merupakan perbuatan yang tidak bisa disatukan dalam
waktu yang sama, sehingga apa yang diajarkan iman tidak bisa diterima syirik,
sebaliknya perbuatan syirik dapat membatalkan iman seseorang. Ketika
mengkaji bahaya syirik baik syirik besar, secil dan khafi pastinya berakibat
negatif terhap pelakunya. Syirik besar adalah yang membatalkan aqidah
seorang muslim sehingga mengeluarkannya dari Islam. sementara syirik kecil
dan khafi belum sampai membatalkan aqidah seorang muslim cuma hanya
sebatas perusak atau membatal pahala ibadah.
3) Dosa yang tidak diampuni oleh Allah.
Al-quran dan hadits bayak menjelaskan bahwa syirik merupakan dosa
yang sangat berbahaya bagi pelakunya, kare satu-satunya dosa yang tidak
diampuni oleh Allah SWT. Dalam Al-quran sering kali diulang-ulang katakata yang menjelaskan bahwa dosa syirik tidak diampuni oleh Allah, ini
menunjukkan bahwa dosa syirik benar-benar sangat merugikan bagi pelakunya.
26
24
barangsiapa
menyekutukan
Allah,
maka
pasti
Allah
mengharamkan jannah baginya dan tempatnya adalah Neraka, dan tidak ada
bagi orang-orang dhalim itu seorang penolongpun.
Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadis yang menegaskan bahwa
orang yang mati dalam keadaan syirik maka ia akan masuk neraka:
:
.
Artinya: Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, Barang siapa yang
menghadap Allah (mati) dalam keadaan tidak menyutukan-Nya
dengan sesuatupun, maka ia masuk sorga, dan barang siapa yang
menghadapa Allah (mati) dalam keadaan menyekutukan Allah dengan
sesuatupun maka ia masuk neraka.
27
Muhammad Azri Ibnu Zulal, Di Saat Dosa Tak Dirasakan, (Yogyakarta: Nuha Litera,
2010), hlm. 109.
25
syirik
bagi
siapa
yang
dikehendaki-Nya.
Barangsiapa
yang
29
28
Syaikh Shalih bin Abdul Aziz, An-Nahjus Sadiid fi Syarhi Kitaabit Tauhid. Hlm. 29.
CD-ROM Program Mawsu> at al-Kutub al-Tisah, Versi 2.0. Makkah: Global Islamic
Soffwer, 1999.
29
26
Artinya: Dan telah menceritakan kepada kami Yahya bin Habib al-Haritsi telah
menceritakan kepada kami Khalid -yaitu Ibnu al-Harits- telah
menceritakan kepada kami Syu'bah telah mengabarkan kepada kami
Ubaidullah bin Abu Bakar dari Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam tentang dosa besar, beliau bersabda: "Syirik kepada Allah,
durhaka terhadap orang tua, membunuh jiwa dan berkata dengan katakata palsu.
6) Dosa pertama yang diharamkan oleh Allah.
semesta alam yaitu Tuhan yang mengatur, mendidik dan membimbing seluruh
alam semesta. Dalam konteks pendidikan Islam manusia diharapkan selalu
memuji kepada Tuhan yang mendidik alam semesta, karenanya manusia juga
harus terdidik agar memiliki kemampuan untuk memahami alam yang telah
dididik sekaligus mendekatkan diri kepada Allah. Secara terminologis
pendidikan merupakan proses perbaikan, penguatan, dan penyempurnaan
terhadap semua kemampuan dan potensi manusia.
Pendidikan Islam merupakan proses pendidikan yang selalu mengacu
kepada nilai-nilai Islam. Secara sederhana pendidikan Islam adalah
pembimbingan jasmani dan rohani kepada arah yang lebih baik yang
berlandaskan
ajaran
Islam.
Muhammad
hamid
an-Nasir
misalnya
30
Abdul Majid & Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi
(Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 130.
28
31
Muhammad Roqib, Ilmu Pendidikan Islam pengembangan pendidikan integrative di
sekolah, keluarga, dan masyarakat, (Yogyakarta: LKiS, 2009), hlm. 20.
32
Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 200), hlm. 109.
33
Abdul Majid & Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, hlm.
135.,
29
itu apabila bercampur syirik dalam pelaksanaan pendidikan Islam, maka akan
berpengaruh kepada pengalihan tujuan pendidikan yang sebenarnya.
Kedua adalah menurunkan kompetensi kepribadian guru. Seorang guru
tentunya harus memiliki kepribadian yang bagus yang dilandasi dengan akhlak
mulia seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Mulyasa menjelaskan
guru semestinya kerja keras tanpa mengenal lelah dengan niat ibadah serta
meluruskan niatnya, bahwa menjadi guru bukan semata kepentingan duniawi,
mencari ridha Allah SWT dengan tetap bertawakkal kepada-Nya. 34 Nah ketika
perbuatan syirik sudah mulai membudaya dalam diri seorang guru, maka
kepribadiannya akan terganggu, bahkan tidak ada artinya sama selaki. Hal ini
bisa kaji bahwa syirik tidak pernah mengarkan berbudi lurur, tawakkal, dan
memiliki niat yang ikhlas, malah sebaliknya. Dengan demikian perbuatan
syirik, baik syirik besar maupun kecil sangatlah berpengaruh negatif kepada
proses pendidikan Islam.
Ketiga adalah faktor menurunnya mutu pendidikan Islam. Terjadinya
perbuatan syirik adalah karena rendahya ilmu pengetahuan seseorang tentang
ajaran Islam itu sendiri. Disamping itu juga karena sudah membudaya bagi
umat muslim yang namanya taqlid buta, sehingga apa yang fatwakan gurunya
itulah yang benar, sementara Islam tidak mengarkan yang demikian. Tidak
kalah pentingnya tradisi-tradisi dikalangan masyarat yang sangat bertentangan
dengan ajaran al-Quran dan Sunnah, misalnya, meyakini pedukunan, khurafat,
mengagunggkan kuburan orang-orang shalih dan sebagainya. Sikap yang
sepereti menyebabkan bekembangnya pendapat bahwa ijtihad sudah tertutup
bagi umat Islam.
Secara historitas, kemunduran mutu pendidikan Islam pada masa abad 12
M. Pada abad ini pintu ijtihad sudah dianggap tertutup, mijtahid-mujtahid dan
ahli hukum besar telah habis, dan ijtihad yang dihasilkan ulama-ulama kecil
menimbulkan kekacauan di dunia Islam ketika masa kemunduran. Seperti kata
Abdul Wahhab Khallaf, hal ini yang mendorong ulama-ulama kenamaan
memutuskan pada akhir abad ke-4 hijriyah untuk mentup pintu ijtihad. Dengen
ditutupnya pintu ijtihad itu maka berhentilah perkembangan hokum Islam.
34
30
Isalam yang
Harun Nasution, Islam Rasional gagasan dan pemikiran, (Bandung; Mizan, 1998), hlm.
310.
36
31
3. Pendekatan filosofis.
Islam merupakan penyerahan diri dan pasrah pada kehendak Allah. Jadi
bagaimana mungkin seorang menjadi muslim yang sesungguhnya jika ia masih
meyerahkan urusannya kepada selain Allah seperti yang telah diperaktekkan
orang-orang yang musyrik. Dalam kajian filsafat banyak peristilahan yang
diberikan kepada Tuhan diantaranya adalah penggerak pertama, wahdatul alWujud, dan sebagainya. Seorang harus meyakini bahwa wujud yang mesti
hanya satu dan juga meyakini bahwa wujud tersebut memiliki sifat pencipta,
rububiyah, yang patut disembah dan satu-satunya wujud yang maujud secara
sendiri adalah Allah SWT. Jika ada yang meyakini bahwa ada wujud yang lain
sebagai wujud pencipta, pemelihara, pemberi dan yang disembah, maka itu
merupakan pelanggaran terhadap aturan wahdatul al-wujud yang pada akhirnya
mensyirikkan Allah SWT37.
Secara ontogis, syirik merupakan wujud atau sikap yang dapat merusak
niali-nilai kepercayaan seorang mukmin terhadap eksistensi wujud yang Esa
sebagai pencipta, pemelihara dan yang patut disemabah. Perbuatan syirik
adalah sikap yang memalingkan hak-hak Allah kepada makhluk yang pada
hakikatnya itu semeta hak Sang Pencipta. Dalam bahas filsafat Allah sering
disebut sebagai wahdatul al-Wujud (wujud yang satu). Syirik adalah
mengalihkan hak peribadatan, yang sebenarnya merupakan hak murni Allah,
kepada selain Allah. Perbuatan syirik berarti penentangan dan kesombongan
terhadap Allah. Di dalam perbuatan syirik juga terkandung perbuatan
menyerupakan makhluk dengan Khaliq-Nya. Maha Suci Allah dari adanya
sekutu. Sebab dengan perbuatan syirik itu berarti menganggap makhluk sejajar
dan serupa dengan Khaliq. Padahal ia tidak memiliki kemampuan apapun
untuk membuat madharat serta manfaat bagi diri sendiri, dan tidak memiliki
kehidupan, kematian serta kemampuan apapun untuk membangkitkan diri
sendiri sesudah mati, apalagi orang lain.
Dalam nailai-nilai aksiologis, perbuatan syirik sama sekali tidak ada
manfaatnya bagi pelakunya, bahkan sangat berakibat patal yan sangat buruk,
37
Muhammad Taqi Mishbah Yazdi, Filsafat Tauhid Mengenal Tuhan Melalui Nalar dan
Firman, (Bandung: Mizan, 2003), hlm. 65.
32
hanya
kerugian,
4. Pendekatan Empiris.
menjelaskan,
menyebutkan,
membandingkan,
memahami,
pengertian
syirik
dengan
benar, siswa
diharapkan
bisa
membedakan antara sirik besar dengan syirik kecil, siswa diharapkan mampu
menghindari perbuatan-perbuatan syirik dari kehidupan sehari-hari, siswa
mampu menyebutkan contoh-contoh syirik besar, syirik kecil dan khafi mampu
menguraikan pendekatan-pendekatan dalam memahami larangan perbuatan
syirik, mampu menyebutkan akibat perbuatan syirik secara umum, dan mampu
menguraikan pengaruh syirik terhadap pendidikan Islam.
D. Desain pembelajaran.
1. Topoik/Tema pokok pembahasan.
Dalam proses pembelajaran agar tetap berlangsung dengan baik, maka
perlu sekali merumuskan materi atau tema pokok pembahasan agar penjabaran
dan penyesuaian kemampuan dasar tidak meluas dan melebar. Maka untuk itu
perlu diperhatikan keriteria untuk menyeleksi materi/tema yang akan
dijabarkan. Keriteria tersebut adalah:
a. Shahih (valid). Materi yang dituangkan dalam pembelajaran benar-benar
telah teruji kebenarannya dan keshahihannya.
b. Tingkat kepentingan. Dalam memilih materi harus dipertimbangkan
dengan memperhatikan kebutuhan siswa.
c. Kebermanfaatan, artinya materi atau teme harus dilihat dari semua sisi,
baik secara akademis maupun non akademis.
35
38
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/konsep-strategi-definisi-perumusan.html. (di
akses tanggal 15 Januari 2012).
36
yang
yang
yang
baku
yang
Strategi juga dapat diartikan sebagai suatu garis besar haluan dalam
bertindak untuk manencapai sasaran yang telah di tentukan. Istilah strategi
mula-mula dipakai dikalangan militer dan diartikan sebagai seni dalam
merancang peperangan, terutama yang berkaitan dengan gerakan pasukan dan
navigasi kedalam posisi perang yang dipandang paling menguntungkan untuk
memperoleh kemenangan. Dewasa ini istilah strategi ini banyak dipinjam oleh
bidang-bidang ilmu lain, termasuk ilmu pendidikan.
Keep (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan oleh guru dan peserta didik agar
tujuan pendidikan/pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. 40
Dengan demikian strategi/model pembelajaran yang ditawarkan dalam tulisan
ini adalah sebagai berikut:
a. Proses pembelajaran dimulai dengan baca doa dan membaca salah satu
surat pendek yang dipercayakan kepada salah satu siswa.
b. Pada awal pembelajaran dilakukan pembahasan secara klasikal yakni
mengenai pengenalan atau pengulangan (remediasi) terkait dengan materi
yang akan dibahas misalnya tentang pengertian syirik, contoh-contohnya,
pembagiannya dan sebagainya.
c. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model sinektik yakni
memberikan perumpamaan-perumpamaan perbuatan-perbuatan syirik
yang telah dilakukan banyak orang serta mendemonstrasikan perilkuperilaku yang mengandung perbuatan syirik.
39
Abu Hamid & Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia,
2005), hlm. 11-12
40
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berbasis Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2010), hln. 126.
37
38
a.
b.
c.
d.
Pengenalan sikap.
Menanyakan keadaan peserta didik.
Membimbing salam satu siswa berdoa untuk memulai pembelajaran.
Memotivasi peserta didik agar tetap rajin belajar, serta selalu menasehati
peserta didik supaya menjauhi yang namanya perbuatan syirik dari
kehidupannya.
e. Mengevaluasi materi pelajaran yang lewat dengan menghubungkan
materi pelajaran yang akan di bahas pada hari ini.
2. kegiatan inti.
a. Guru terlebih dahulu menyampaikan poko-pokok meteri yang akan
dibahas, setelah itu baru memberikan ceramah secara umum tentang
pengertian syirik besar, syirik kecil dan khafi, macam-macam syirik,
bahaya syirik, pengaruh perbuatan syirik terhadap pendidikan Islam dan
pendekatan-pendekatan dalam memahami syirik.
b. Guru membagi kelompok kepada enam, kelompok pertama membahas
tentang pengertian syirik, kelompok kedua membahas tentang macammacam syirik, kelompok ketiga membahas tentang contoh-contoh
perbuatan syirik, kelompok empat membahas tentang landasan syirik,
kelompok lima membahas perbuatan syirik secara menyeluruh dan
kelompok enam membahas tentang pengaruh perbuatan syirik terhadap
pendidikan Islam, setelah itu baru melakukan diskusi sesuai dengan
waktu yang disepakati.
c. Setelah melakukan diskusi kelompok,
diperkenankan
untuk
menjelaskan
hasil
masing-masing
diskusi
kelompok
masing-masing
kelompok.
d. Kegiatan berikutnya peserta didik disuruh untuk saling tanya jawab
terkait dengan meteri yang sedang dijelaskan.
e. Kegiatan berikutnya guru menjelaskan permasalahan-permasalahan yang
muncul ketika peserta didik mengadakan diskusi. Guru memberikan
perumpamaan-perumpamaan perbuatan syirik besar misalnya menyehbah
berhala, pohon besar, matahari, api dan syirik kecil misalnya memakai
zimat, bersumpah kepada selain Allah serta syirik khafi misalnya
f.
dengan
memperhatikan
kejelasana.
42
aspek
kepatuhan
dan
DAFTAR RUJUKAN
Al-Fauzan, Shalih bin Fauzan bin Abdullah, Kitab Tauhid III, Jakarta: Darul Hak,
1999.
43
Al-Jibrin, Syaikh Abdullah bin Abdul Aziz, Cara Mudah Memahami Aqidah:
Sesuai Al-Quran dan as-Sunnah dan pemahaman salafus shalih, Jakarta:
Pustaka At-Tazkia, 2006.
Al-Mubarakfuki, Syaikh Shafiyyurrahman, Al-Mishbaahul Munir fii Tahdziibi
Tafsiiri Ibnu Katsir: Penerjemah, Abu Ihsan al-Atsari, Shahih Tafsir Ibnu
Katsir Jilid IV, Bogor: Pustaka Ibnu Katsir, 2006.
Al-Utsmani, Syaikh Muhammad bin Shalih, Al-Qaulu-Mufid ala Kitab Tauhid:
penerjemaha, Kathur Suhardi, Syarah Kitab Tauhid, Jakarta: Darul Falah,
2003.
Arifin, Muzayyin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2005.
At-Tamimi, Syaikh Muhammad, Kitab at-Tauhid Al-Ladzi Huwa Haqqullah
Alal-Abid: Penerjemah, Muhammad Yusuf Harun, Kitab Tauhid, Jakarta:
Megatama Sofwa Pressindo, 2003.
At-Tuwaijiri, Syaikh Muhammad bin Ibrahim, Ensiklopedi Islam Kaffah,
Surabaya: Pustaka Yassir, 2009.
Aziz, Shalih bin Abdul, Meneropong Dosa-Dosa Tersembunyi, Solo: At-Tibyan,
t.th.
Aziz, Syaikh Shalih bin Abdul, An-Nahjus Sadiid fi Syarhi Kitaabit Tauhid:
penerjemah, Muhammad Arifin bin Badri, Syarah kitab Tauhid, Bogor:
Darul Ilmi, 2010.
CD-ROM Program Mawsu> at al-Kutub al-Tisah, Versi 2.0. Makkah: Global
Islamic Soffwer, 1999.
Hamid, Abu & Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka
Setia, 2005
Jaelani, Abdul Qadir, Azas dan Tujuan Hidup Seorang Muslim, Surabaya: Bina
Ilmu, 1996.
Jawas, Yazid Bin Abdul Qadir, Syarah aqidah Ahlus Sunnah Wa al-Jamaah,
Bogor: pustaka Imam asy-SyafiI, 2006.
Majid, Abdul & Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi
(Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005.
Mulyasa, Standar
Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008.
44
Nasution, Harun, Islam Rasional gagasan dan pemikiran, Bandung; Mizan, 1998.
Rahman, Fazlur, Islam, Jakarta: Bina Aksara, 1987.
Roqib,
Oleh:
PARULIAN SIREGAR
NIM: 11760003
Dosen Pembimbing
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
Kelas A
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG 2012
46