Anda di halaman 1dari 46

PEMBELAJARAN AQIDAH ISLAM DENGAN MEMBERSIHKAN

PERBUATAN SYIRIK
A. PENDAHULUAN.
Pokok utama setiap dakwah para Nabi dan Rasul sepanjang sejarah
ialah menyeru manusia agar menegakkan tauhid serta menunjukkan setiap
ibadahnya hanya kepada Allah Yang Maha Esa, seraya menjauhkan diri dari
perkara-perkara yang dapat mensekutukan Allah. Tauhid dalam ibadah serta
pembebasan diri dari belenggu kemusyrikan dan keberhalaan merupakan yang
terpenting dalam ajaran-ajaran agama Samawi. Sedemikian pentingnya tauhid
dalam berbagai aspek kehidupan, sehingga para Nabi dan Rasul memulai
dahwahnya dengan pembinaan tauhid baru melajutkan yang lainnya. Islam
merupakan agama yang sangat mendasar dengan nilai-nilai tauhid, sehingga
setiap ibadah harus di dalandaskan dengan tauhid karena tanpa tauhid maka
semuanya sia-sia disisi Allah.
Kepercayaan kepada Allah dalam bahasa Arab disebut dengan iman
yang berarti mengetahui, mempercayai dan mengimani. Dengan demikian iman
adalah keyakinan terhadap Allah SWT Yang Maha Esa yang diiqtikatkan
dengan hati, yang diucapkan dengan lisan serta dibuktikan dengan anggota
badan. Dalam kehidupan seorang hamba yang tidak menjadikan iman sebagai
pondasi hidupnya, maka dia tidak akan menjadi muslim yang sesungguhnya,
karena iman merupakan parameter kualitas seseorang dan sesuatu aqidah yang
tidak bisa tawar-tawar.
Syirik merupakan perbuatan yang sangat bertentangan dengan tauhid
dan sifat tercelah yang sangat merugikan bagi pelakunya. Secara sekilas syirik
merupakan perbuatan, perkataan dan iqtikat yang mensekutukan Allah dengan
sesuatu yang bersifat baharu. Melakukan perbuatan syirik merupakan adanya
indikasi kurang percaya kepada Allah dan rendahnya iman seseorang. Untuk
memahami hakikat syirik secara mendalam, perlu melakukan suatu
pendekatan, misalnya pendekatan teologis, teoritis, filosofis dan empris.
Tentunya setiap perbuatan yang buruk, pastilah dibalas dengan yang buruk
pula, mengkaji balasan perbutan syirik, maka banyak sekali di tegaskan dalam
al-Quran bagaimana balasan bagi pelaku syirik jika mati sebelum bertaubat.
1

Untuk lebih lanjut pembahasannya, dalam tulisan yang sederhana ini


akan dijelaskan sekitar tentang memahami syirik dengan pendekatan teologis,
teoritis, filosofis dan empris. Disamping itu juga akan digambarkan tujuan
perbelajaran, desain pembelajaran, media, sumber dan kegiatan pembelajaran
tentang syirik.
B. PEMBAHASAN.
1. Pendekatan Teologis dengan Menggunakan Tafsif Tematik.
Perbuatan syirik sering sekali disinggung dalam al-Quran bahwa syirik
merupakan sifat tercela yang paling berbahaya bagi orang inklut didalamnya.
Kata syirik banyak sekali diungkapkan dalam al-Quran yang menunjukkan
bahwa perbuatan tersebut sangat keji sekali bagi pelakunya. Salah satu yang
dapat menghancurkan aqidah seseorang adalah ketika sifat syirik sudah
bersahabat dengannya. Dengan demikian, al-Quran bayak memberi isyarat
dengan bahaya-bahaya syirik. Hal ini penulis tidak mengungkapkan ayat-ayat
al-Quran yang menyinggung tentang syirik secara komprehansif, tetapi hanya
sebagain saja diantaranya adalah:



Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka
sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (an-Nisa: 48)
Pesan inti dalam ayat ini sesuai dengan tema pembahasan adalah bahwa
Allah tidak mengampuni dosa yang mensekutuinya, karena perbuatan tersebut
merupakan dosa yang paling besar. Ayat ini sesuai yang ditegaskan pada ayat
berikutnya sebagai berikut.



Artinya: Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan
(sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain syirik
bagi
siapa
yang
dikehendaki-Nya.
Barangsiapa
yang
mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, Maka Sesungguhnya ia
telah tersesat sejauh-jauhnya (An-Nisa: 116)

Kandungan ayat ini berbeda sedikit dengan ayat yang telah disebutkan
diatas, sedangkan yang menjadi perbedaanya adalah bahwa ayat ini di akhiri
dengan pernyataan orang yang mesekutukan Allah ia telah menyesatkan
dirinya dengan sesesat-sesatnya. Dari dua ayat diatas, hurup merupakan
berfungsi sebagai nafiyah, dan merupakan fiil mudhari yang disertai
dengan an masdariyyah lalu berubah menjadi masdar. Gambarannya jelas
bahwa Allah tidak mengampuni syirik kepada-Nya dan selamanya tidak
terampuni, karena itu merupakan pelanggaran terhadap hak Allah yang bersifat
khusus yaitu syirik.1 Allah sangat melarang mensekutuinya, karena perbuatan
tersebut kezaliman yang besar. Allah berfirman.



Artinya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia
memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar kezaliman yang besar. (Luqman: 13)
Dalam ayat ini Lukman menjelaskan kepada anaknya, bahwa perbuatan
syirik itu merupakan kedzaliman yang sangat besar. Syirik dinamakan
perbuatan yang dzalim, karena perbuatan syirik itu berarti meletakkan sesuatu
bukan pada tempatnya. Dan ini dikatakan dosa besar, karena perbuatan itu
berarti menyamakan kedudukan tuhan yang hanya dari Dia lah segala nikmat.
Sesudah Allah menuturkan apa yang telah diwasiatkan. Diantara bahaya yang
diberikan kepada orang musyrik adalah amalnya akan hapus, Allah befirman
sebagai berikut:



Artinya: Dan Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabinabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan),
niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu Termasuk orangorang yang merugi. (Az-Zumar: 65)
1

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsmani, Al-Qaulu-Mufid ala Kitab Tauhid:


penerjemaha, Kathur Suhardi, Syarah Kitab Tauhid, (Jakarta: Darul Falah, 2003), hlm. 83.

Kalima

()

artinya jika seandainya engkau talah

mempersekutukan Allah, walaupun redaksinya ditujukan kepada Nabi


Muhammad, tetapi tentu saja hal tersebut mustahil terjadi pada beliau. Redaksi
ini sebagai peringatan kepada manusia bahwa Nabi Muhammad pun yang
merupakan

kekasih

Allah

tidak

dapat

luput

dari

kerugian

bila

mempersekutukan Allah. Ayat ini sebenarnya lebih banyak dimaksudkan


sebagai sindiran bagi kaum musyrikin yang selama ini terus bersikeras
menganut kepercayaan syirik. Itulah agaknya yang menyebabkan sehingga ayat
diatas menggunakan kata kerja masa lampau ketika berbicara tentang syirik
yakni menggunakan kata fiil madhi ().
Hal ini bukan berarti bahwa para Nabi tidak diberi peringatan. Memang
para Nabi itu masum yakni tidak mungkin melakukan dosa atau kedurhakaan,
tetapi itu bukan berarti bahwa mereka bebas dari hukum taklifi, namun mereka
harus berusaha bahkan melebihi umatnya untuk taat kapada Allah SWT. Walau
pun penekanan ayat di atas ditunjukkan kepada kaum musryikin, sementara
para Nabi secara faktual tidak ada yang musyrik, namun itu bukan berarti
bahwa larangan ini tidak tertuju kepada mereka.2 Jadi menurut penulis larangan
ini mengandung makna universal kepada seluruh manusia, karana Al-Quran
iru sendiri mengandung nilai-nilai makna universal. Orang yang mensekutukan
Allah, maka haramlah baginya sorga dan tempatnya dineraka, Allah befirman
sebagai berikut:





Artinya: Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata:
"Sesungguhnya Allah ialah Al masih putera Maryam", Padahal Almasih sendiri berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan
Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu
dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah (pesan, kesan dan keserasian al-Quran) Volume
XII, (Jakarta: Lentera Hati, 2001), hlm. 261

tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu


seorang penolongpun. (Al-Maidah: 72)
Ayat tersebut dalam kaitannya dengan tema pokok pembahasan adalah
penggalan kata ( ) sesungguhnya orang yang mempersekutukan
(sesuatu dengan) Allah dalam zat, sifat perbuatan-Nya, atau dalam beribadah
kepadanya tanpa bertaubat, hingga ia meninggal dunia, maka Allah pasti
mengharamkan atasnya sorga, yakni tidak memperkenankannya masuk surga,
dan tetap kekal di neraka dan mereka tidak mendapat bantuan dari siapapun
karena mereka adalah orang-orang yang dzalim disebabkan mempersekutukan
Allah.3




Artinya: Dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan
Dia. Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, Maka
adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau
diterbangkan angin ke tempat yang jauh.
Kandungan ayat ini sesuai dengan topik pembahasan adalah bahwa
orang yang mempersekutukan Allah dia seolah-olah jatuh dari langit yang
disembar burumg. Dengan demikian menurut penulis orang yang syirik sama
selaki tidak ada artinya. Di ayat yang dijelaskan bahwa orang musyrik tempat
dineraka, Allah befirman:



Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang kafir Yakni ahli kitab dan orangorang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal
di dalamnya. mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk . (AlBaiyyinah: 6)
Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa orang-orang yang kafir dari ahli
kitab dan orang-orang musyrik, meraka meninggal sebelum bertaubat akan
masuk neraka dan kekal di dalamnya serta mereka diponis sebagai makhluk
3

MQuraish Shihab, Tafsir al-Misbah Volume III, hlm. 150.

yang paling buruk. Pesan inti ayat ini dalam tema pembahasan bahwa ayat ini
sebagai ancaman dan akibat perbuatan syirik yaitu mereka kekal dineraka dan
seburuk-buruk makhluk.




Artinya: Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka
sebagai Tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al
masih putera Maryam, Padahal mereka hanya disuruh menyembah
Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia.
Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (At-Taubah: 31).
Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa ayat ini merupakan dorongan
dari Allah untuk memerangi kaum musrikin dan orang orang kafir dari
kalangan Yahudi dan Nasrani, disebabkan ungkapan mereka yang keji dan
tuduhan dusta atas Allah SWT. Orang Yahudi mengatakan tentang Uzair
bahwa ia putra Allah. Maka untuk menjawab perilaku tuduhan orang musyrik
itu Allah menegaskan dalam ayat ini Mahasuci dan Mahatinggi Allah dari apa
yang mereka nisbatkan dan tidak ada baginya sekutu, tandingan-tandingan,
mitra-mitra, musuh-musuh, dan tidak pula anak-anak serta tidak diperanakkan. 4
Perbuatan syirik merupakan yang sangat keji sehingga darahnya halal, Allah
berfirman:





Artinya: Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, Maka bunuhlah orangorang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah
mereka. Kepunglah mereka dan intailah ditempat pengintaian. jika
mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, Maka
berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (At-Taubah: 5).
4

Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuki, Al-Mishbaahul Munir fii Tahdziibi Tafsiiri


Ibnu Katsir: Penerjemah, Abu Ihsan al-Atsari, Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid IV, (Bogor: Pustaka
Ibnu Katsir, 2006), hlm. 186

Inti sari yang diambil dari ayat diatas dalam kaitannya dengan topik
pembahasan adalah menceritakan tentang keberadaan orang-orang musyrik
yakni boleh membunuh/memerangi orang-orang musyrik (halal darahnya).
Disebutkan dalam kitab hadis shahih Bukhari dan Muslim yang berasal dari
Ibnu Umar bahwa Rasulullah bersabda:

.


Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad Al
Musnadi dia berkata, Telah menceritakan kepada kami Abu Rauh Al
Harami bin Umarah berkata, telah menceritakan kepada kami Syu'bah
dari Waqid bin Muhammad berkata; aku mendengar bapakku
menceritakan dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam telah bersabda: "Aku diperintahkan untuk memerangi
manusia hingga mereka bersaksi; tidak ada ilah kecuali Allah dan
bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan
shalat, menunaikan zakat. Jika mereka lakukan yang demikian maka
mereka telah memelihara darah dan harta mereka dariku kecuali
dengan haq Islam dan perhitungan mereka ada pada Allah"
Hadis ini menjelas ayat apa yang telah ditegaskan dalam Al-Quran
bahwa orang musyrik boleh dibunuh/diperang. Yang menjadi intisari ayat dan
hadis yang disebutkan dalam kaitantannya dengan tema yang dibahasan adalah
orang musyrik halal darahnya hingga mereka bersaksi tidak ada Tuhan yang
patut disembah kecuali Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad adalah
utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat.
Ayat ini menasakh semua perjanjian yang diadaakan antara Rasulullah
dengan kaum musyrik yang meliputi setiap isi perjanjian dan batas waktunya
artinya setelah turun ayat ini tidak berlaku lagi perjanjian apa pun. Sementara
al-Aufi berkata dari Ibnu Abbas terkait dengan sejak turun ayat ini, tidak lagi
ada perjanjian dan perlindungan bagi seorang pun dari kalangan orang
5

CD-ROM Program Mawsu> at al-Kutub al-Tisah, Versi 2.0. Makkah: Global Islamic
Soffwer, 1999.

musyrik. Namun batas waktunya adalah sebelum diturunkannya permulaan


ayat ini yaitu empat bulan terhitung sejak hari disampaikannya maklumat
pemutusan hubungan, mulai tanggal 10 Dzulhijjah sampai tanggal sepuluh
bulan Rabiul Awal. Orang musyrik tidak boleh memakmurkan mesjid Allah
befirman:




Artinya: Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan mesjidmesjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir.
Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal di
dalam neraka. (At-Taubah: 17)
Dalam ayat tersebut Allah SWT menjelaskan bahwa tidak patut bagi
orang yang menyekutukan Allah memakmurkan mesjid Allah. Diantara ulama
qiraah ada yang membacanya dengan cara dimufradkan yaitu ((
mesjid Allah, maka yang mereka maksudkan adalah Masjidil Haram yang
merupakan seutama-utama mesjid yang ada dipermukaan bumi ini. Dalam ayat
ini juga dijelaskan bahwa orang yang menserikatkan Allah, apa saja yang amal
baik mereka sama sekali tidak ada artinya disisi Allah SWT (sia-sia), dan
meraka kekal didalam neraka selama-lamanya. 6 Sementara hubungan ayat ini
dengan topik yang dibahas, menurut penulis ada tiga inti sari yaitu orang
musyrik tidak boleh memakmurkan mesjid, sia-sia amalnya, dan kekal didalam
neraka. Orang musyrik dilarang masuk mesjid, karena meraka dianggap najis,
Allah berfirman:





Artinya: Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang
musyrik itu najis, Maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam
6

Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuki, Al-Mishbaahul Munir fii Tahdziibi Tafsiiri


Ibnu Katsir: Penerjemah, Abu Ihsan al-Atsari, Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid IV, (Bogor: Pustaka
Ibnu Katsir, 2006), hlm. 163.

sesudah tahun ini, dan jika kamu khawatir menjadi miskin, Maka
Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karuniaNya,
jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi
Maha Bijaksana. (At-Taubah: 28).
Setelah ayat-ayat yang lalu menjelaskan secara gamblang betapa
keadaan kaum musyrikin sehingga mereka harus di tindak dengan tegas atau
paling tidak di hindri dari boiqot, dijauhkan dari daerah suci, maka dalam ayat
ini dijelaskan bahwa mereka sebenarnya adalah najis sehingga tidak wajar
berada ditempat suci. Para ulama berbeda pendapat tentang siapa yang
dimaksud dengan al-Musyrikin dalam ayat ini. Ada yang membatasinya pada
para penyembah berhala, ada juga yang memperluasnya sehingga mencakup
seluruh ahli al-Kitab (Yahudi dan Nasrani).
Kata najas adalah nama bagi sesuatu yang melekat pada dirinya najis
dan kotoran, karena najis atau kotoran dikaitkan dengan kemusyrikan, maka
yang dimaksud dalam ayat ini adalah najis atau kotoran immaterial. Dalam
pandangan

al-Quran

kenajisan

semacam

ini

mengakibatkan

yang

menyandangnya tidak wajar memperoleh penghormatan walaupun secara


material. Sedangkan kata haram terambil dari akar kata yang bermakna
larangan dan pengetatan. Kata ini sering kali dihadapkan dengan halal yang
antara lain bermakna pelepasan dan penguraian. Makna ini kemudian
berkembang menjadi bermakna boleh, sedangkan kata haram berkembang
menjadi bermakna hormat. Tanah haram adalah wilayah yang memiliki
kehormatan lagi harus dihormati. Kata haram disini tidak lagi dihadapkan
dengan halal, juga tidak dipahami dalam arti haram dari segi tinjauan hukum,
tetapi kata haram bermakana kehormatan.
Menurut imam SyafiI bahwa ayat ini hanya melarang kaum musyrikin
memasuki mesjid al-haram, bukan semua mesjid, dan dasar itu ditak ada
halangan bagi orang Yahudi dan Nasrani memasuki mesjid selainnya. Imam
Malik berpendapat bahwa yang dimaksud adalh bukan hanya mesji haram
tetapi mencakup seluruh mesjid. Sementara menurut Imam Abu Hanifah bahwa
mesjid haram dipahami bukan hanya dilarang untuk memasukinya, tetapi

dalam artian larangan melaksanakan haji, umrah dan tawaaf.7 Dalam


hubungannya dengan pokok pembahasan dalam makalah ini bahwa orang yang
musyrik diidentikkan dengan najis (kotoran) sehingga mereka tidak
diperkenankan masuk mesjid Allah. Dalam beribadah harus mengharap ridha
Allah firman-Nya.




Artinya: Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang
diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah
Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan
Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan
janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada
Tuhannya. (Al-Kahfi: 110)
Ibadah yang bagus disini adalah ibadah yang ditujukan hanya untuk
menggapai keridhoan Allah semata yang tidak ada sekutu baginya. Dua perkara
ini menjadi rukun bagi setiap amal agar diterima oleh Allah yakni harus ikhlas
karena Allah dan harus benar berdasarkan syariah Rasulullah SAW.8 Imam
Ahmad meriwayatkan dari Abu Said bin Abi Fadhalah, ia termasuk salah satu
sahabat, Rasulullah bersabda: ketika Allah menghimpun semua manusia,
mulai dari generasi pertama hingga yang terakhir pada hari Kiamat, yakni hari
yang tidak ada keraguan padanya, maka ada yang menyeru, Barangsiapa
beramal karena seseorang dan bukan karena Allah (syirik), maka hendak ia
meminta pehalanya dari sisi selain Allah, karena sesungguhnya Allah adalah
Rabb yang tidak membutuhkan persekutuan. Hadis ini diriwayatkan juga oleh
at-Tirmidzi: no. 3153 dan Ibnu Majah:no. 1406.

7
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah (pesan, kesan dan keserasian al-Quran) Volume
V, (Jakarta: Lentera Hati, 2001), hlm539-540.
8
Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuki, Al-Mishbaahul Munir fii Tahdziibi Tafsiiri
Ibnu Katsi, hlm. 608.

10




Artinya: Dan harta kekayaannya dibinasakan; lalu ia membulak-balikkan
kedua tangannya (tanda menyesal) terhadap apa yang ia telah
belanjakan untuk itu, sedang pohon anggur itu roboh bersama paraparanya dan Dia berkata: "Aduhai kiranya dulu aku tidak
mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku. (:Al-Kahfi: 42).
Tentunya setiap orang yang melakukan dosa pasti akan mengalami
penyesalan yang sangat besar, apalagi nanti masing-masing menerina
balasannya. Namun penyesalan yang paling besar adalah orang yang kafir dan
syirik kepada Allah. Dalam ayat ini terdapat kalimat yang bernada Aduhai
kiranya dulu aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku
kalimat ini menunjukkan bahwa setiap orang yang melakukan kejahatan akan
menyesal khusus pelaku syirik besar, karena mereka akan kekal didalam
neraka. Syirik adalah dosa yang pertama diharamkan Allah berfirman:







Artinya: Katakanlah: Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh
Tuhanmu Yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan
Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah
kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami
akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah
kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di
antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh
jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan
sesuatu sebab yang benar. demikian itu yang diperintahkan kepadamu
bsupaya kamu memahami(nya ). (al-Anam: 151)
Kata yang digunakan untuk menunjukkan syirik adalah ( ) yang
artinya kamu persekutukan yang diawali dengan larang sehingga bermakna
jangan kamu persekutukan. Terkait dengan firman () , lafazh an
11

merupakan tafsiriyah. marilah kubacakan apa yang diharamkan dalam ayat


ini dinyatakan bahwa pertama yang diharamkan adalah mensekutukan Allah
dengan sesuatu. Dengan demikian pesan inti dalam ayat adalah dosa yang
pertama diharamkan Allah adalah menyekutukan Allah dengan yang bakharu.
Orang musyrik haram dinikahi Allah berfirman:







Artinya: Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum
mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih
baik dari wanita musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. dan
janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanitawanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak
yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun Dia menarik
hatimu. mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke
surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayatayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka
mengambil pelajaran. (Al-Baqarah: 221).
Kata yang digunakan adalah ( )lafaz jama muannas as-salim
orang-orang musyrik perempuan ( )lafaz mufrad yang muannas wanita
musrik ( )lafad muzdakkar as-asalim ( )lafadz mufrad. Dalam ayat
ini dijelaskan bahwa orang-orang musyrik baik laki-laki maupun perempuan
tidak boleh dinikahi oleh orang mumin sehingga mereka beriman kepada
Allah. Seorang budak yang beriman adalah lebih baik derajat daripada orang
musyrik sekalipun mereka menarik perhatian dan orang musyrik mengajak ke
neraka. Dengan demikian, hubunyannya dengan tema pembahasan bahwa
musrik tidak boleh dijadikan sebagai pendidik, pemimpin dan sebagainya.




12

Artinya: Katakanlah: "Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji,


baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa,
melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan)
mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan
hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah
apa yang tidak kamu ketahui (al-Araaf: 33).
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah mengharamkan perbuatan yang keji
baik yang dzahir maupun yang tersembunyi dan perbuatan yang menimbulkan
dosa, misalnya menyekutukan Allah dengan sesuatu yang bersetatus makhluk.
Yang menjadi kata kunci dalam ayat ini adalah mempersekutukan Allah
dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu artinya
menjadikan sekutu bagi Allah dalam beribadah serta mengada-adakan
kedusataan baginya, misalanya bahwa Allah memiliki Anak dan sejenisnya
padahal itu sama sekali tidak diketahui oleh manusia. 9 Pada intinya ayat
mengharamkan mensekutukan Allah dalam beribadah.
Dari beberapa ayat yang telah dijelaskan dalam makalah ini, untuk
lebih jelas dimana kata kunci dan pesan inti sesuai dengan tema pembahasan,
perhatikan tabel dibawah ini.

No

Surah/ay
Kata kunci
Sari Makna
at
an-Nisa: Tidak akan mengampuni
48
dosa syirik,
Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah,
Maka sungguh ia telah
berbuat dosa yang besar.
an-Nisa: Barangsiapa yang
116
mempersekutukan Allah,

2
9

Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuki, Al-Mishbaahul Munir fii Tahdziibi Tafsiiri


Ibnu Katsi, hlm. 556.

13

Maka Sesungguhnya ia
telah tersesat sejauh3

Luqman:
13

AzZumar:
65

AlMaidah:
72

7
8
9
10

11
12

AlBaiyyina
h: 6
AtTaubah:
31
AtTaubah:
5
AtTaubah:
17

AtTaubah:
28
AlKahfi:
110

jauhnya
Janganlah kamu
mempersekutukan Allah,
Sesungguhnya
mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar
kezaliman yang besar.
Jika kamu
mempersekutukan
(Tuhan), niscaya akan
hapuslah amalmu
Barang siapa yang
mempersekutukan (sesuatu
dengan) Allah, Maka pasti
Allah mengharamkan
kepadanya surga dan
neraka tempatnya.
Barangsiapa
mempersekutukan sesuatu
dengan Allah, Maka adalah
ia seolah-olah jatuh dari
langit
dan orang-orang yang
musyrik (akan masuk) ke
neraka Jahannam.
Dia. Maha suci Allah dari
apa yang mereka
persekutukan.
Maka bunuhlah orangorang musyrikin itu.

Tidaklah pantas orang orang musyrik itu

14

memakmurkan mesjidmesjid Allah.


Sesungguhnya orangorang yang musyrik itu
najis.
janganlah ia
mempersekutukan
seorangpun dalam
beribadat kepada
Tuhannya.

13

14

15

16

Al Aduhai kiranya dulu aku


Kahfi: 42
tidak mempersekutukan
seorangpun dengan
Tuhanku.
al

Marilah kubacakan apa


Anam:

yang diharamkan atas


151.
kamu oleh Tuhanmu Yaitu:
janganlah kamu
mempersekutukan sesuatu
dengan Dia.
Al
Janganlah kamu menikahi
Baqarah:
wanita-wanita musyrik,
221
sebelum mereka beriman.
AlAraaf:
33

Mempersekutukan Allah
dengan sesuatu.

Dari ayat-ayat yang telah dijelaskan diatas, maka penulis membuahkan


butir-butir kesimpulan sebagai berikut.
1.

Syirik adalah perbuatan, perkataan dan iqtikat yang mesekutukan Allah


dengan sesuatu yang baharu.

2.

Allah tidak akan mengampuni dosa syirik.

3.

Siapa yang melakukan syirik maka ia telah berbuat dosa dan kedzaliman
yang besar dan ia tersesat dengan sesesat-sesatnya.

4.

Allah mengharamkan perbuatan syirik, karena perbuatan syirik adalah


melanggar hak Allah dengan menyekutukan Allah dengan sesuatu yang
baharu.

5.

Balasan orang syirik kepada Allah (mempersekutukan Tuhan), amalnya


akan hapus, jika ia mati sebelum bertaubat, maka ia haram masuk sorga
dan akan masuk neraka serta kekal didalamnya.

6.

Bagaimanapun tuduhan orang-orang musyrik, maka Maha suci Allah dari


apa yang mereka persekutukan atau apa yang mereka dustakan.

7.

Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis dan mereka tidak boleh
memakmurkan mesjid tidak boleh dinikahi.

8.

Perbuatan syirik adalah kerugian yang sangat besar sehingga pelakunya


akan menyesal.
15

2. Pendekatan Teoritis.

a. Defenisi Syirik.
Secara bahasa syirik berasal dari kata bahasa Arab syaraka, yusyriku,
syerkan, yang artinya adalah berkongsi, menyamakan, bersekutu, berteman.
Dalam konteks ini syirik adalah bahwa Allah bersekutu dengan makhluk.
Secara terminologis syirik merupakan menyamakan selain Allah dengan halhal yang lain, seperti berdoa pada selain Allah, atau memalingkan suatu
bentuk ibadah seperti menyembelih kurban, bernazar dan lain-lain kepada
selain Allah10. Tentunya barangsiapa yang menyembah kepada selain Allah
berarti ia telah meletakkan suatu ibadah yang tidak pada tempatnya, sehingga
perbuatan tersebut dikategorikan sebagai kezaliman yang paling besar seperti
yang

digambarkan

dalam

al-Quran.

Pada

perinsipnya

syirik

dapat

diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:


b. Macam-macam syirik.
Pertama Syirik Akbar merupakan sesuatu tindakan menyesekutukan
Allah SWT dalam konteks rububiyyah-Nya, uluhiyah-Nya, asma dan sifatNya, atau salah satu diantaranya. Syirik besar merupakan sesuatu bentuk
ibadah baik secara perbuatan, perkataan maupun Itikad yang dapat merusak
aqidah seorang muslim sehingga ia keluar dari Islam, misalnya menyembah
kepada selain Allah, mendekatkan diri kepada-Nya dengan menyembelih
kurban dan nazdar untuk selain Allah, tapi hanya untuk jin atau setan, meyakini
ada kekuatan ghaib selain kekuatan Allah (batu besar, pohon besar). Secara
teoritis syirik besar dapat dibagi tiga macam.
Syirik dalam rububiyah yaitu memberikan hak kekuasaan, pengaturan,
penciptaan, member rizki dan sebagainya kepada selain Allah. Diantara
bentuk-bentuk kemusyrikan seperti ini adalah; Syirik Orang Nasrani, yang
beranggapan bahwa Allah merupakan salah satu dari tiga oknum, syirik orang
majusi yang berkeyakinan bahwa kebaikan diciptakan oleh cahaya, yang
menurut mereka itu adalah Tuhan yang Maha pencipta. Syirik orang sufi
ortodoks yang fanatik dari kalangan pemuja kuburan, yang meyakini bahwa
10

Shalih bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan, Kitab Tauhid III, (Jakarta: Darul Hak, 1999),

hlm. 5

16

arwah orang-orang mati bisa melakukan berbagai perbuatan terhadap orang


yang masih hidup, dan meyakini bahwa sebagian dari ustadz bisa melakukan
apa saja terhadap alam semesta ini serta bisa memberikan pertolongan kepada
orang yang ghaib.11
Syirik dalam Asma wa As-shifah. Secara sederhana

syirik

ini

merupakan yang menjadikan sekutu bagi Allah berkenaan dengan salah satu
dari nama-nama atau sifat-sifat-Nya, atau mensifati-Nya dengan salah satu sifat
makhluk-Nya. Diantara contoh kemusyrikan ini diantaranya adalah meyakini
bahwa para wali, dan orang-orang shalih dapat mengetahui perkara yang ghaib.
Keyakinan ini banyak dijumpai dikalangan orang Rafidhah dan orang-orang
kental dengan ajaran sufi. Hal ini mereka yakin bahwa para wali, dan orang
shalih yang sudah mati bisa memberi pertolongan kepada orang yang masih
hidup serta meyakini bahwa seorang dukun dapat mengetahui perkara yang
ghaib dan bisa meramal masa yang akan datang. Syirik Uluhiyah, yakni
meyakini bahwa selain Allah, ada sesuatu yang berhak untuk disembah atau
dengan memberikan sutatu pribadatan kepadanya padahal ibadah itu bukan
haknya. Disamping itu juga mempersembahkan salah satu ibadah mahdhah
kepada selain Allah seperti yang yang telah dibicarakan diawal.
Sedangkan syirik akbar ada beberapa macam diantaranya adalah syirik
menyembah kepada selain Allah. Dalam surat Yunus: 106 yang dijelaskan.



Artinya: Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi
manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah;
sebab jika kamu berbuat (yang demikian), itu, Maka Sesungguhnya
kamu kalau begitu Termasuk orang-orang yang zalim".
Ayat ini menjelaskan bahawa menyembah kepada selain Allah termasuk
dosa besar, karena apabila menyembah kepada selain Allah, maka itu sama
sekali tidak bisa memberi manfaat bagi pelakunya. Pada hakikatnya
menyembah hanyalah milik Allah seperti yang ditegaskan pada surah AlFatihah Hanya Engkaulah tang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah
11

Syaikh Abdullah bin Abdul Aziz al-Jibrin, Cara Mudah Memahami Aqidah: Sesuai AlQuran dan as-Sunnah dan pemahaman salafus shalih, hlm. 80

17

kami minta tolong. Berbagai bentuk penyembah yang diperaktekkan


seseorang seperti minta tolong dan berdoa kepada selain Allah itu marupakan
tindakan syirik besar.12
Pengertian larangan pengabdian, taat, dan patuh selain kepada Allah
bukan saja dalam bentuk pengabdian, ketaatan dan kepatuhan kepada dewa, jin
dan setan, tetapi juga dalam bentuk pengabdian kepada kekuasaan dengan
bermacam variasinya. Pengabdian dan kepatuhan kepada selain Allah berarti
tunduk kepada selain syariah Islam misalnya tunduk kepada thaghut.
Menifestasi thaghut itu bisa berbentuk dewa, trimurti, berhala, negara, bangsa,
ideologi atau apa saja yang tidak tunduk kepada Allah, Rasul-Nya serta
syariat-Nya yang dapat melanggar nilai-nilai tauhid. 13 Ini ditegaskan dalam
surah Al-Anam ayat 162 yang berbunyi:


Artinya: Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan
matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.
Dalam ayat mengandung nilai-nilai tauhid, bahwa segala bentuk
penbuatan, baik shalat maupun ibadalah lainnya harus didasari karena Allah.
Jika hal tersebut dipalingkan kepada selain Allah itu merupakan penyimpangan
dari tauhid sehingga tergolong dalam syirik rububiyah dan uluhiyah.
Menyembelih hewan kepada selain Allah merupakan begian dari
pengabdian yang menjadikan pelakunya menjadi syirik besar. Penyembelihan
hewan kepada selain Allah ada dua macam yaitu: menyembelih hewan untuk
mendekatkan diri dan pengagungan. Ini merupakan syirik beras yang dapat
mengeluarkan dari agama. Dan menyembelih hewan untuk penghormatan. Hal
ini tidak mengeluarkan pelakunya dari agama, tetapi pada dasarnya masih
mubah.14 Namun menurut penulis penyembelihan untuk penghormatan itu
termasuk syirik karena disitu terdapat suatu potensi untuk menghantarkan
kepada perbuatan syirik.
12

Syaikh Shalih bin Abdul Aziz, An-Nahjus Sadiid fi Syarhi Kitaabit Tauhid: penerjemah,
Muhammad Arifin bin Badri, Syarah kitab Tauhid, (Bogor: Darul Ilmi, 2010), hlm. 48-49.
13
Abdul Qadir Jaelani, Azas dan Tujuan Hidup Seorang Muslim, (Surabaya: Bina Ilmu,
1996), hlm. 99.
14
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsmani, Al-Qaulu-Mufid ala Kitab Tauhid:
penerjemaha, Kathur Suhardi, Syarah Kitab Tauhid, (Jakarta: Darul Falah, 2003), hlm. 175.

18

Contoh yang lain adalah bernazdar

bagi selain Allah. Bernadzar

merupakan sesuatu ibadah yang disyariatkan oleh Islam yang mewajibkan diri
atas sesuatu yang tidak diwajibkan berdasarkan syariah dengan ucapan yang
menunjukkan hal tersebut. Dari beberapa hukum nadzar diantaranya adalah
syirik yakni seseorang bernadzar untuk selain Allah misalnya kapada malaikat,
Nabi, kuburan, wali, dan sebagainya. 15
Syirik niat. Syirik dalam hal ini merupakan suatu ibadah (shalat, puasa,
jihad dan lain-lian) yang dilakukan semata bukan karena Allah, akan tetapi ada
maksud atau tujuan yang lain. Niat hal seperti ini sudah termasuk dosa besar,
manakala amalannya diniatkan untuk selain Allah. Syirik ketaatan, syirik ini
adalah dimana seseorang mentaati selain Allah dalam hal-hal maksiat kepada
Allah, misalnya menjadikan orang shaleh untuk sesembahan dan menjadikan
hukum buatan manusia untuk ditaati serta menjauhkan hukum Al-quran da
Sunnah rasul dalam kehidupannya. Menjadikan orang-orang laim dan rahibrahib sebagai Rabbnya dengan cara mentaati mereka dan menghalallan apa
yang diharamkan Allah dan mengharamkan apa yang dihalalkan, maka ini
merupakan tindakan syirik yang mencapai syirik besar. Hal sesuai yang telah
dijelaskan pada pembahasan sebeluimnya pada surat at-Taubah ayat 31.
Syirik mahabbah. Ini adalah syirik cinta yakni mencintai sesembahan
selai Allah seperti ia mencintai Allah. Hala ini di tegaskan dalam surah AlBaqarah: 165 yang berbunyi.





Artinya: Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingantandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka
mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman Amat sangat
cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat
zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat),
bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah
Amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).

15

Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijiri, Ensiklopedi Islam Kaffah, (Surabaya:


Pustaka Yassir, 2009), hlm.

19

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa orang-orang musyrik mencintai berupa


berhala, pohon, batu, cincin, dan undang-undang buatan manusia mereka
mencintainya melebihi cintanya kepada Allah. Dan jika ilah-ilah mereka dicaci
maki dan dihina, dihujat, mereka pasti marah dan sakit hati. Orang yang
mencintai sesembahan selain Allah, syariah selain Allah mereka akan
melindunginya.16
Kedua adalah syirik kecil (Ashghar). Syirik kecil tidak menjadikan
pelakunya keluar dari Islam, tetapi ia mengurangi nilai tauhid dan merupakan
perantara kepada syirik besar. Secara yusidial syirik kecil lama-kelamaan bisa
membesar sehingga membawa pelakunya kepada syirik besar yang dapat
mengeluarkan pelakunya dari agama Islam. Jika seorang berada dalam syirik
kecil maka ia telah berada dalam bahaya yang besar, mulai dari terjerumus
kedalam syirik kecil sampai kepada mengeluarkan dirinya dari agama Islam.
Namun pada prinsipnya syirik ini hanya mengurangi nilai-nilai tauhid, iman
dan perantara kepada syirik besar.17 syirik kecil adalah segala hal yang
mengandung makna syirik tetapi tidak mencapai derajat syirik besar. Secara
hukum, syirik kecil merupakan termasuk dosa besar yang dapat merusak
aqidah seseorang. Syirik kecil bisa menjadi besar sehingga membawa
pelakunya kepada tingkat syirik besar yang dapat mengeluarkannya dari agama
Islam itu sendiri.18
Dalam syirik ini, ada yang bersifat perbuatan dan perkataan atau yang
zhahir. Diantara yang bersifat afaliyah yang mengandung nilai-nilai
kemusyrikan adalah memakai gelang, benang dan sejenisnya yang dianggap
sebagai pengusir dan penangkal marabahaya misalnya menggantungkan jiamt
(tamimah) karena takut dari kejahatan. Benda-benda yang kadang kala
dikenakan atau digantungkan dirumah dimobil. Jika seorang meyakini bahwa
bahwa kalung, benang atau jimat itu sebagai penyerta untuk menolak kelahatan
16

Muhammad Azri Ibnu Zulal, Di Saat Dosa Tak Dirasakan, (Yogyakarta: Nuha Litera,
2010), hlm. 118.
17
Shalih bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan, Kitab Tauhid III, (Jakarta: Darul Hak,
1999), hlm. 10.
18
Syaikh Abdullah bin Abdul Aziz al-Jibrin, Cara Mudah Memahami Aqidah: Sesuai AlQuran dan as-Sunnah dan pemahaman salafus shalih, (Jakarta: Pustaka At-Tazkia, 2006), hlm.
156

20

serta menghilangkannya, maka perbuatan tersebut adalah syirik asghar, karena


Allah tidak menjadikan sebab hilangnya marabahaya dengan zimat yang
dipakai, namun jika ia berkeyakinan bahwa dengan memakai kalung, gelang
atau sejenisnya dapat menolak atau mengusir marabahaya, maka perbuatan
tersebut digolongkan kepada syirik akbar, karena ia menggantungkan diri
kepada kekuatan selain Allah.19
Dalam hadis Rasulullah dari Ibnu Masud Radhiyallau Anhu, dia berkata
aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda:

.
Artinya: Sesunggauhnya ruqyah, jimat dan pelet itu adalah syirik.
Kata ( ) jamak dari ( )yaitu sesuatu yang dibacakan yang tidak
disebutkan dalam syariah Islam. Jadi ruqyah adalah penyembuhan suatu
penyakit dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Quran, doa-doa atau mantramantara.20 Pada prakteknya ini dapat dilihat di tradisi-tradisi umat Islam yang
tinggal di pedesaan pada umumnya. Misalnya dzikir-dzikir dan doa-doa yang
ada didalam al-Quran dan segala macam bacaan yang dimanfaatkan untuk
memohon perlindungan dari berbagai macam hal kehidupan, atau doa-doa yang
dibacakan untuk diri sendiri dan kepada orang lain agar Allah melindunginya
dari berbagai macam jenis keburukan, kejahatan, penyakit seperti kejahatan
manusia, jin, setan dan makhluk lain.21
Setiap ruqyah yang mengandung kemusyrikan adalah diharamkan,
misalnya jampi-jampi yang dijadikan sebagi sandaran, baik orang yang
meruqyah maupun yang diruqyah. Jika ia menyandarkan diri padanya dengan
meyakini bahwa jampi-jampi bisa membarikan pengaruh dengan sendirinya,
maka ia sudah terjerumus kepada syirik kecil, dan jika disandarkan secara total
dengan meyakini ruqyah tersebut bisa memberikan manfaat selain Allah maka
ia sudah masuk dalam ruang syirik besar. Adapaun yang disyriatkan maka itu
bukan termasuk syirik.
19

Yazid Bin Abdul Qadir Jawas, Syarah aqidah Ahlus Sunnah Wa al-Jamaah, (Bogor:
pustaka Imam asy-SyafiI, 2006), hlm. 181
20
Syaikh Muhammad At-Tamimi, Kitab at-Tauhid Al-Ladzi Huwa Haqqullah Alal-Abid:
Penerjemah, Muhammad Yusuf Harun, Kitab Tauhid, (Jakarta: Megatama Sofwa Pressindo, 2003),
hlm. 54.
21
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsmani, Al-Qaulu-Mufid ala Kitab Tauhid:
penerjemaha, Kathur Suhardi, Syarah Kitab Tauhid, (Jakarta: Darul Falah, 2003), hlm. 143-144.

21

Kata ( )adalah sesuatu yang digantungkan pada anak-anak kecil yang


maksud untuk mencegah dampak pandangan mata yang dengki atau jahat.
Dalam pandangan keum Wahabi tamaim adalah tindakan melingkarkan suatu
ajimat dileher anak kecil untuk mengamankan mereka dari pengaruh kekuatan
jahat. Terhadap jimat yang berisi ayat-ayat al-Quran atau nama-nama Allah,
beberapa

tokoh

Islam

sebagian

memperbolehkannya

dan

sebagian

melarangnya.22 Diantara yang melarangnya adalah Ibnu Masud seperti yang


telah jelaskan diatas.
Yang bersifat qauliyyah adalah segala jenis perkataan yang dapat
mengurangi nilai-nilai aqidah seperti bersumpah kepada selain Allah. Secara
istilah

sumpah

merupakan

yang

dapat memperkuat

sesuatu dengan

menyebutkan nama Allah atau sifat Allah yang di awali dengan huruf sumpah (
, , )Pada prinsipnya, sumpah adalah salah satu ibadah yang sama
sekali tidak boleh dipersembahkan kepada selain Allah. Rasulullah SAW
bersabda:
.
Artinya: Barangsiapa bersumpah dengan selain Nama Allah, maka ia telah
berbuat kufur atau syirik.
Qutailah binti Shaifi al-Juhaniyah menuturkan bahwa ada seorang Yahudi
datang kepada Nabi, dan berkata: Sesungguhnya kamu sekalian (para sahabat)
perbuatan syirik. Kalian mengucapkan atas kehendak Allah dan kehendakmu,
dan mengucapkan: Demi Kabbah. Maka Nabi memerintahkan para sahabat
apabila hendak bersumpah agar mengucapkan:

. : ,
Artinya: Demi Allah, pemilik Kabah, dan mengucapkan: atas kehendak Allah
kemudian atas kehendakmu.23
Adapun jika dia mengagungkan obyek yang dia gunakan untuk
bersumpah seperti halnya dengan menggunakan nama Allah, sepeti sumpah
22
Muhammad bin Abdul Wahab, Kitab al-Tauhid: penerjemah, Muhammad Muhaimin,
Tegakkan Tauhid Tumbangkan Syirik, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2003), hlm. 54.
23
Yazid Bin Abdul Qadir Jawas, Syarah aqidah Ahlus Sunnah Wa al-Jamaah, (Bogor:
pustaka Imam asy-SyafiI, 2006), hlm. 180.

22

para penyembah kurban yang bersumpah atas nama-nama wali atau orang telah
dikubur dengan adanya maksud untuk mengagungkan maka itu termasuk syirik
besar. Namun jika lidahnya terpeleset tampa bermaksut untuk bersumpah,
maka hal itu termasuk syirik kecil yang lafzi dengan kifarat cukup dengan
membacakan kalimat syahadat atau kalimat tauhid.24
Sementara syirik yang bersifat khafi adalah syirik tidak dapat di lihat
secara kasaf mata, tetapi kadang-kadang bisa diperediksi secara tindakan.
Dalam hal ini dapat digolongkan kepada keinginan dan niat seperti ingin dipuji
(riya) dan ingin didengar (sumah). Dengan demikian ini bisa digambarkan
ketika melakukan suatu amal tertentu untuk mendekatkan diri kepada Allah,
tetapi ia ingin mendapatkan pujian dari manusia. Dalam hadis disebutkan
bahwa riya adalah termasuk tindakan syirik yang bersifat khafi:

. : , :
Artinya: Sesuatu yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil.
Ketika ditanya tentangnya, beliua menjawab, Ar-riya (beramal
karena ingin mendapat pujian dari orang lain).
Riya yang tergolong kepada syirik ada dua macam yaitu: pertama adalah
riya orang munafiq, riya dalam pokok-pokok dasar agama, ia berbuat riya
dengan menampakkan keislaman, sementara ia menyembunyikan kekufuran.
Kedua adalah riya orang muslim yang masih bertauhid, misalnya
menampakkan amal kebaikannya agar dipuji orang lain.25 Menurut penulis
bahwa riya kategori pertama adalah sudah termasuk syirik besar, karena
menyangkut dengan persoalan aqidah. Pada dasarnya mereka mengingkari dan
menolak aqidah Islam, tetapi ketika mereka berjumpa dengan orang muslim
mereka berpura-pura beriman kepada Allah. Sementara yang kedua baru
termasuk syirik kecik, karena masih menyangkut masalah ibadah dan belum
mengeluarkannya dari Islam cuman hanya sebatas pembatalan nilai ibadahnya.
c. Dampak negatif perbuatan syirik secara umum.
1) Kezdaliman yang paling besar.
Perbuatan syirik merupakan perbuatan yang dapat mendzalimi dirinya
sendiri dan perbuatan dzalim yang pailng besar adalah syirik. Hal sesuai
24

Shalih bin Abdul Aziz, Meneropong Dosa-Dosa Tersembunyi, (Solo: At-Tibyan, t.th),

25

Syaikh Shalih bin Abdul Aziz, An-Nahjus Sadiid fi Syarhi Kitaabit Tauhid. Hlm. 27-28.

hlm. 31.

23

dengan yang dijelaskan Allah dalah surat Luqman, "Hai anakku, janganlah
kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah
benar-benar kezaliman yang besar".
2) Membatalkan aqidah.
Pada dasarnya iman adalah suatu keyakinan pada Allah Yang Maha Esa
yang iqtiakadkan dalam hati, diucapakan dengan lisan dan diperaktekkan
dengan anggota badan. Segala yang berbentuk ibadah harus dadasari dengan
iman, karena iman merupakan pondasi segala ibadah, jika tidak, maka amal
tersebut dikategorikan amal yang sia-sia. Syirik sangat bertentangan dengan
iman bahkan tidak dapat disatukan dalam waktu yang sama. Iman merupakan
obat bagi perbuatan syirik, sementara syirik adalah yang dapat membatalkan
nilai-nilai iman, bahkan segala ibadah yang didasari dengan iman akan hancur.
Syirik merupakan dosa besar yang dapat menghapus pahala seluruh amal
kebaikan26, serta menyebabkan kehancuran dan kerugian. Hal ini sesuai dengan
apa yang informasikan Alla SWT dalam kalamnya sebagai berikut.
Sesungguhnya jika engkau berbuat syirik, niscaya hapuslah amalmu, dan
benar-benar engkau termasuk orang-orang yang rugi.
Iman dan syirik merupakan perbuatan yang tidak bisa disatukan dalam
waktu yang sama, sehingga apa yang diajarkan iman tidak bisa diterima syirik,
sebaliknya perbuatan syirik dapat membatalkan iman seseorang. Ketika
mengkaji bahaya syirik baik syirik besar, secil dan khafi pastinya berakibat
negatif terhap pelakunya. Syirik besar adalah yang membatalkan aqidah
seorang muslim sehingga mengeluarkannya dari Islam. sementara syirik kecil
dan khafi belum sampai membatalkan aqidah seorang muslim cuma hanya
sebatas perusak atau membatal pahala ibadah.
3) Dosa yang tidak diampuni oleh Allah.
Al-quran dan hadits bayak menjelaskan bahwa syirik merupakan dosa
yang sangat berbahaya bagi pelakunya, kare satu-satunya dosa yang tidak
diampuni oleh Allah SWT. Dalam Al-quran sering kali diulang-ulang katakata yang menjelaskan bahwa dosa syirik tidak diampuni oleh Allah, ini
menunjukkan bahwa dosa syirik benar-benar sangat merugikan bagi pelakunya.
26

Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijiri, Ensiklopedi Islam Kaffah, (Surabaya:


Pustaka Yassir, 2009), hlm. 87.

24

Kesyirikan merupakan jenis kemurtadan yang paling berbahaya, karena


seorang yang telah berbuat syirik dosanya tidak akan diampuni sebelum ia
benar-benar bertaubat sebelum mati. Jika ia mati sebelum bertaubat maka
dosanya tidak diampuni sehingga itulah membawa dia kekal dineraka.27
Seperti yang di jelaskan sebelunya, bahwa kalamnya Allah pada surat
An-Nisa dinyatakah Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni jika
disekutukan, dan Dia akan mengampuni selain syirik bagi siapa yang Dia
kehendaki. "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari syirik bagi siapa yang dikehendakiNya.
4) Pelakunya diharamkan masuk jannah dan kekal di dalam Neraka.

Tentunya pelaku dosa akan dikembalikan kepada orangnya sendiri tidak


kepada orang lain. Perbuatan dosa besar (syirik) akan Allah haramkan masuk
surga, bahkan mencium baunya tidak boleh. Seperti yang telah dinyatakan oleh
Allah dalam surah al-Maidah bahawa Allah telah mengharamkan masuk surga
bagi orang-orang yang mensekutukannya dan mereka akan masuk neraka
jahannam dan mereka kekal di dalamnya. Dari beberapa ayat yang lain juga
dijelaskam bahwa pelaku syirik akan dibalas dengan siksa yang amat pedih
sekali sehingga tidak ada bandingannya di atas permukaan bumi ini.
Sesungguhnya

barangsiapa

menyekutukan

Allah,

maka

pasti

Allah

mengharamkan jannah baginya dan tempatnya adalah Neraka, dan tidak ada
bagi orang-orang dhalim itu seorang penolongpun.
Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadis yang menegaskan bahwa
orang yang mati dalam keadaan syirik maka ia akan masuk neraka:

:
.
Artinya: Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, Barang siapa yang
menghadap Allah (mati) dalam keadaan tidak menyutukan-Nya
dengan sesuatupun, maka ia masuk sorga, dan barang siapa yang
menghadapa Allah (mati) dalam keadaan menyekutukan Allah dengan
sesuatupun maka ia masuk neraka.

27

Muhammad Azri Ibnu Zulal, Di Saat Dosa Tak Dirasakan, (Yogyakarta: Nuha Litera,
2010), hlm. 109.

25

Tidak mensekutukan Allah dengan sesuatu atinya menunjukkan ibadah


kepada selain Allah, misalnya kepada malaikat, Nabi, orang shalih, dewa, jin
setan dan sebagainya. Syirik dalam hal ini adalam mencakup secara
keseluruhan baik besar, kecil maupun khafi. Yang menjadi pertanyaanya,
apakah semuanya kekal didalamnya? Tentunya sesuai dengan jenis syiriknya.
Jika kesyirikannya tergolong kepada syirik besar dan ia mati sebelum
bertaubat, maka ia kekal selama-lamanya di neraka dan tidak pernah keluar
lagi. Sementara syirik kecil dan khafi jika ia mati sebelum bertaubat maka akan
masuk neraka dan tinggal didalamnya sesuai dengan pelanggarannya dan
waktu yang dikehendaki Allah serta masih keluar dari neraka kerana ia
termasuk orang bertauhid (imannya belum batal).28
5) Syirik adalah dosa paling besar.
Orang yang mengabdi kepada selain Allah, berarti ia telah
menempatkan pengabdian yang tidak pada tempat yang semestinya dan
memberikan pengabdian itu kepada yang tidak berhak menerimanya. Syirik
adalah dosa yang paling besar diantara dosa-dosa selainnya. Banyak dijumpai
didalam Al-Quran maupun hadit yang menunjukkan bahwa perbuatan syirik
adalah dosa yang paling besar. Seperti yang diungkap pada pembahasan diatas
bahawa syirik adalah perbuatan dosa yang menggandakan Allah SWT,
sehingga Allah tidak akan mengampuni dosa-dosa orang yang syirik. Seperti
yang jelaskan dalam firman Allah Sesungguhnya Allah tidak mengampuni
dosa mempersekutukan sesuatu dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang
selain

syirik

bagi

siapa

yang

dikehendaki-Nya.

Barangsiapa

yang

mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat


sejauh-jauhnya."

29
28

Syaikh Shalih bin Abdul Aziz, An-Nahjus Sadiid fi Syarhi Kitaabit Tauhid. Hlm. 29.
CD-ROM Program Mawsu> at al-Kutub al-Tisah, Versi 2.0. Makkah: Global Islamic
Soffwer, 1999.
29

26

Artinya: Dan telah menceritakan kepada kami Yahya bin Habib al-Haritsi telah
menceritakan kepada kami Khalid -yaitu Ibnu al-Harits- telah
menceritakan kepada kami Syu'bah telah mengabarkan kepada kami
Ubaidullah bin Abu Bakar dari Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam tentang dosa besar, beliau bersabda: "Syirik kepada Allah,
durhaka terhadap orang tua, membunuh jiwa dan berkata dengan katakata palsu.
6) Dosa pertama yang diharamkan oleh Allah.

Syirik merupakan pringkat pertama dosa yang paling besar diantara


dosa-dosa yang paling besar. Di dalam al-Quran maupun di hadis, ketika
menguraikan dosa-dosa yang paling besar, yang pertama disebutkan pastilah
mensekutukan Allah dengan sesuatu. Misalnya pada surat al-Anam Allah
berfirman yang artinya: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu
oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia,
berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu
membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi
rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatanperbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang
tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya) melainkan dengan sesuatu sebab yang benar. Demikian itu
yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahaminya. Dalam hadis juga
disebutkan bahwa dosa besar yang pertama adalah dosa syirik seperti hadis
yang dijelaskan diatas.
7) Pelakunya adalah orang-orang yang "najis" (kotor) aqidahnya.
Seperti yang dijelaskan diawal bahwa orang-orang yang syirik kepada
Allah adalah dianggap najis. Allah berfirman yang artinya: Hai orang-orang
yang beriman, sesungguhnya orang-orang Musyirik itu najis, maka janganlah
mereka mendekati Masjidilharam sesudah tahun ini. Dan jika kamu khawatir
menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberikan kekayaan kepadamu dari
karuniaNya, jika dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Bijaksana.
d. Pengaruh syirik terhadap pendidikan Islam.
Pendidikan dalam bahasa Arab disebut tarbiyah merupakan variasi dari
kata rabb seperti yang dijelaskan dalam surat al-fatihah. Allah sebagai Tuhan
27

semesta alam yaitu Tuhan yang mengatur, mendidik dan membimbing seluruh
alam semesta. Dalam konteks pendidikan Islam manusia diharapkan selalu
memuji kepada Tuhan yang mendidik alam semesta, karenanya manusia juga
harus terdidik agar memiliki kemampuan untuk memahami alam yang telah
dididik sekaligus mendekatkan diri kepada Allah. Secara terminologis
pendidikan merupakan proses perbaikan, penguatan, dan penyempurnaan
terhadap semua kemampuan dan potensi manusia.
Pendidikan Islam merupakan proses pendidikan yang selalu mengacu
kepada nilai-nilai Islam. Secara sederhana pendidikan Islam adalah
pembimbingan jasmani dan rohani kepada arah yang lebih baik yang
berlandaskan

ajaran

Islam.

Muhammad

hamid

an-Nasir

misalnya

mendefenisikan pendidikan Islam sebagai proses pengarahan perkembangan


manusia pada sisi jasmani, akal, bahasa, tingkah laku, dan kehidupan sosial dan
keagamaan yang diarahkan pada kebaikan menuju kesempurnaan. Jadi
pendidikan Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta
didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran
agama Islam serta menghormati penganut agama lain dalam hubungannya
dengan kerukunan antara umat beragama hingga terwujud keastuan dan
persatuan bangsa.30
Terlepas dari defenisi tersebut, namun keterkaitan pendidikan dengan
Tuhan secara profetik dipandu oleh kitab suci Al-Quran dan hadis Nabi. Oleh
karena itu esensi pendidikan Islam pada hakikinya terletak pada kriteria iman
dan komitmennya terhadap ajaran agama Islam. Jadi pelaksanaan pendidikan
Islam minimal memuat tiga unsur yaitu pertama usaha beupa bimbingan bagi
pengembang potensi jasmaniyah dan rohaniyah secara seimbang. Kedua usaha
tersebut harus didasari atas ajaran Islam yang besumber dari al-Quran, hadis
dan ijtihad. Ketiga adalah usaha tersebut diarahkan pada upaya untuk
membentuk dan mencapai kepribadian yang didalamnya tertanam nilai-nilai

30

Abdul Majid & Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi
(Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 130.

28

Islam sehingga segala tidakannya sesuai dengan tauhid/iman. 31 Hal ini


menunjukkan bahwa pendidikan Islam tidak bisa lepas dari tauhud/iman.
Dalam kajian Islam, tauhid atau iman merupakan dasar dan tujuan bagi
setiap muslim. Bila ditinjau dari tujuan pendidikan Islam ternyata tidak
berseberangan dengan apa yang di tawarkan oleh niali-nilai tauhid itu sendiri,
bahkan identik dengan tujuan hidup muslim yaitu untuk menyembah kepada
Allah. Muzayyin Arifin misalnya menyebutkan bahwa tujuan pendidikan Islam
adalah untuk mencapai kesejahteraan hidup manusia di dunia dan meraih
kehidupan di akhirat yang membahagiakan serta terhindar dari adzab neraka. 32
Namun disisi yang lain bahwa tujuan pendidikan Islam adalah:
Untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian
dan pemupukan ilmu pengetahuan, penghayatan, penghayatan,
pengamalan serta pengamalan peserta didik tentang agama Islam
sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal
keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara.33
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa syirik merupakan tindakan yang
dapat mensekutukan Allah dengan cara memalingkan ibadah kepada selain
Allah, misalnya menyembah berhala, matahari, pohon dan sebagainya. Pada
hakikinya syirik adalah suatu sikap yang sangat bertentangan dengan tujuan
pendidikan Islam. Penyembahan kepada Allah SWT merupakan pokok inti dari
tujuan pedidikan Islam, sementara syirik tidak demikian, maka oleh karena itu
menurut penulis syirik berpengaruh negatif terhadap pendidikan Islam.
Diantaranya adala:
Pertama memalingkan tujuan pendidikan Islam. Dengan adanya potensi
syirik dalam diri seseorang maka untuk mencapai tujuan pendidikan Islam
yang sesungguhnya sangat sulit sekali karena dalam konsepnya pendidikan
tujuan harus sesuai dengan perencanaannya. Perencanaan pendidikan
diantaranya adalah menetapkan tujuan seperti yang dijelaskan sebelumnya,
sementara tujuan syirik sangatlah bertentangan dengan pendidikan, oleh karena

31
Muhammad Roqib, Ilmu Pendidikan Islam pengembangan pendidikan integrative di
sekolah, keluarga, dan masyarakat, (Yogyakarta: LKiS, 2009), hlm. 20.
32
Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 200), hlm. 109.
33
Abdul Majid & Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, hlm.
135.,

29

itu apabila bercampur syirik dalam pelaksanaan pendidikan Islam, maka akan
berpengaruh kepada pengalihan tujuan pendidikan yang sebenarnya.
Kedua adalah menurunkan kompetensi kepribadian guru. Seorang guru
tentunya harus memiliki kepribadian yang bagus yang dilandasi dengan akhlak
mulia seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Mulyasa menjelaskan
guru semestinya kerja keras tanpa mengenal lelah dengan niat ibadah serta
meluruskan niatnya, bahwa menjadi guru bukan semata kepentingan duniawi,
mencari ridha Allah SWT dengan tetap bertawakkal kepada-Nya. 34 Nah ketika
perbuatan syirik sudah mulai membudaya dalam diri seorang guru, maka
kepribadiannya akan terganggu, bahkan tidak ada artinya sama selaki. Hal ini
bisa kaji bahwa syirik tidak pernah mengarkan berbudi lurur, tawakkal, dan
memiliki niat yang ikhlas, malah sebaliknya. Dengan demikian perbuatan
syirik, baik syirik besar maupun kecil sangatlah berpengaruh negatif kepada
proses pendidikan Islam.
Ketiga adalah faktor menurunnya mutu pendidikan Islam. Terjadinya
perbuatan syirik adalah karena rendahya ilmu pengetahuan seseorang tentang
ajaran Islam itu sendiri. Disamping itu juga karena sudah membudaya bagi
umat muslim yang namanya taqlid buta, sehingga apa yang fatwakan gurunya
itulah yang benar, sementara Islam tidak mengarkan yang demikian. Tidak
kalah pentingnya tradisi-tradisi dikalangan masyarat yang sangat bertentangan
dengan ajaran al-Quran dan Sunnah, misalnya, meyakini pedukunan, khurafat,
mengagunggkan kuburan orang-orang shalih dan sebagainya. Sikap yang
sepereti menyebabkan bekembangnya pendapat bahwa ijtihad sudah tertutup
bagi umat Islam.
Secara historitas, kemunduran mutu pendidikan Islam pada masa abad 12
M. Pada abad ini pintu ijtihad sudah dianggap tertutup, mijtahid-mujtahid dan
ahli hukum besar telah habis, dan ijtihad yang dihasilkan ulama-ulama kecil
menimbulkan kekacauan di dunia Islam ketika masa kemunduran. Seperti kata
Abdul Wahhab Khallaf, hal ini yang mendorong ulama-ulama kenamaan
memutuskan pada akhir abad ke-4 hijriyah untuk mentup pintu ijtihad. Dengen
ditutupnya pintu ijtihad itu maka berhentilah perkembangan hokum Islam.
34

Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya,


2008), hlm. 131.

30

Sementara itu masyarakat terus berkembang terutama pada zaman kemajuan


ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang.35
Pada masa kemunduran ini, pintu ijtihad sudah mulai dianggap tertutup
bagi umat

Isalam yang

disebabkan keruntuhan-keruntuhan kota-kota

pendidikan Islam, sehingga pelaksanaan pendidikan Islam sudak banyak


dilaksanakan di rumah-rumah para ulama yang berakibatkan madrasahmadrasah kurang berfungsi. Namun demikian, masih ada pendidikanpendidikan yang dilakukan di madrasah-madrasah dengan mata pelajaran yang
beraliran sufi, sehingga ulama sudah meninggalkan ijtihad yang disebabkan
kehancuran dibidang pendidikan.
Penutupan pintu ijtihad yakni pemikiran yang orisinil dan bebas selama
abad ke 4 H/10 M dan 5 H/11 M telah membawa kepada kemacetan umum
dalam ilmu hukum dan ilmu intelektual, khususnya yang pertama. Ilmu-ilmu
intelektual yakni teologi dan pemikiran keagaman, mengakibatkan mengalami
kemunduran dan menjadi miskin karena pengucilan mereka yang disengaja
dari intelektualisme yang sekuler terutama filsafat dan dari bentuk-bentuk
pemikiran keagamaan lain seperti yang ditawarkan sufisme.36
Dalam periode ini udara ijtihad telah membeku dan tiadak suatu
keistimewaan yang harus ditulis serat diperbincangkan. Pada masa ini yang
menonjol dibandingkan masa sebelumnya adalah berakarnya ruh taqlid dalam
jiwa dan hati para ulama sehingga tidak kita jumpai dikalangan mereka yang
jiwanya dapat mencapi derajat ijtihad kecuali hanya sedikit, itu pun terjadi
pada masa Kairo menempati funsi Baghdad. Pada masa ini masih muncul
segelintir orang yang mencapai derajat ijtihad, namun sayang mereka
menempatkan ijtihadnya terikat sebagai pengikut para imam mazdhab
terkemuka. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perbuatan syirik
merupakan satu factor penyebab rendahnya mutu pendidikan Islam.
Sebenarnya masih banyak lagi pengaruh negative perbuatan syirik terhadap
pendidikan, tetapi dalam makalah ini cuma yang tiga ini disebutkan.
35

Harun Nasution, Islam Rasional gagasan dan pemikiran, (Bandung; Mizan, 1998), hlm.

310.
36

Fazlur Rahman, Islam, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), hlm. 294.

31

3. Pendekatan filosofis.

Islam merupakan penyerahan diri dan pasrah pada kehendak Allah. Jadi
bagaimana mungkin seorang menjadi muslim yang sesungguhnya jika ia masih
meyerahkan urusannya kepada selain Allah seperti yang telah diperaktekkan
orang-orang yang musyrik. Dalam kajian filsafat banyak peristilahan yang
diberikan kepada Tuhan diantaranya adalah penggerak pertama, wahdatul alWujud, dan sebagainya. Seorang harus meyakini bahwa wujud yang mesti
hanya satu dan juga meyakini bahwa wujud tersebut memiliki sifat pencipta,
rububiyah, yang patut disembah dan satu-satunya wujud yang maujud secara
sendiri adalah Allah SWT. Jika ada yang meyakini bahwa ada wujud yang lain
sebagai wujud pencipta, pemelihara, pemberi dan yang disembah, maka itu
merupakan pelanggaran terhadap aturan wahdatul al-wujud yang pada akhirnya
mensyirikkan Allah SWT37.
Secara ontogis, syirik merupakan wujud atau sikap yang dapat merusak
niali-nilai kepercayaan seorang mukmin terhadap eksistensi wujud yang Esa
sebagai pencipta, pemelihara dan yang patut disemabah. Perbuatan syirik
adalah sikap yang memalingkan hak-hak Allah kepada makhluk yang pada
hakikatnya itu semeta hak Sang Pencipta. Dalam bahas filsafat Allah sering
disebut sebagai wahdatul al-Wujud (wujud yang satu). Syirik adalah
mengalihkan hak peribadatan, yang sebenarnya merupakan hak murni Allah,
kepada selain Allah. Perbuatan syirik berarti penentangan dan kesombongan
terhadap Allah. Di dalam perbuatan syirik juga terkandung perbuatan
menyerupakan makhluk dengan Khaliq-Nya. Maha Suci Allah dari adanya
sekutu. Sebab dengan perbuatan syirik itu berarti menganggap makhluk sejajar
dan serupa dengan Khaliq. Padahal ia tidak memiliki kemampuan apapun
untuk membuat madharat serta manfaat bagi diri sendiri, dan tidak memiliki
kehidupan, kematian serta kemampuan apapun untuk membangkitkan diri
sendiri sesudah mati, apalagi orang lain.
Dalam nailai-nilai aksiologis, perbuatan syirik sama sekali tidak ada
manfaatnya bagi pelakunya, bahkan sangat berakibat patal yan sangat buruk,
37

Muhammad Taqi Mishbah Yazdi, Filsafat Tauhid Mengenal Tuhan Melalui Nalar dan
Firman, (Bandung: Mizan, 2003), hlm. 65.

32

menyedihkan, dan bahayanya sangat besar. Para pelakunya tidak akan


memperoleh

keuntungan apa-apa. Yang ia peroleh

hanya

kerugian,

kesengsaraan dan kehinaan belaka. Syirik merupakan dosa terbesar dan


kezhaliman paling kejam. Sebab inti dari perbuatan syirik adalah penghinaan
kepada Allah Azza wa Jalla.

4. Pendekatan Empiris.

Syirik merupakan perbuatan yang sangat diharamkan oleh Allah SWT,


karena syirik tindakan yang melanggar hak Allah. Secara empris, syirik sering
diperaktekkan dalam bentuk ibadah kepada selain Allah SWT. Tidak heran bila
fenomena yang ada menunjukkan tidak sedikit dari kaum muslimin yang begitu
hobi melakukan praktek ibadah yang mengandung syirik misalnya khurafat,
meminta bantuan kepada selain Allah seperti melakukan sesajian kepada setan.
Dalam peraktek yang lain bisa dilihat para ahli bidah dan khurafat yang itu
dikemas sedemikian rupa agar tampak seolah-olah suatu ibadah yang
disyariatkan, lebih tampil menarik dan mampu memikat perhatian banyak
orang. Ironinya model-model yang seperti inilah yang dijadikan tokoh-tokoh
penting bangsa ini, naik daun dan melambung namanya di hadapan rakyat yang
awam akan ilmu agamanya.
Secara empris perbuatan syirik bayak dijumpai dilakangan mulai
masyrakat awan sampai kepada masyarakat yang berpendidikan, namun
terkadang itu disadasi umat Islam itu sendiri. Mulai era kelasik sampai jaman
modern ini budaya-budaya sirik itu tidak bisa di murnikan dengan baik. Para
penbaharu pada abab pertengahan telah berusa membersikkan perbutan syirik
yang berkembang di masyarakat Islam, karena menurut mereka kebanyakan
umat islam sudah menyimpang dari ajaran Islam.
Visi dan Misi utama para pembaharu adalah untuk mengembalikan umat
Islam ke ajaran yang sebenarnya yaitu kepada ajaran al-Quran dan hadis. Pada
ketika itu banyak sekali dijumpai ahli khurafat, yang meminta pertolongan
orang shaleh yang sudah meninggal, dan sebagainya. Pada masa kini, perilaku
yang demikian juga masih banyak dijumpai dikalangan masyarakat Islam
33

diantaranya adalah pemakai zimat, meyakini pedukunan dan peramal, bernajar


kepada selain Allah dan sebagainya. Jadi secara empris perbuatan syirik sejak
zaman rasulullah sampai sekarang tidak bisa musnahkan secara menyeluruh,
oelah karena itu bagi seluruh umat Islam diharapkan untuk meninggalkan dan
hati-hati terhadap yang namanya syirik.
C. Tujuan Pembelajaran.
1. Standar kompetensi.
Standar kompetensi mata pelajaran dapat diidentifikasikan sebagai
pernyataan tentang pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dikuasai
serta tingkat pengauasaan yang diharapkan tercapai dalam mempelajari suatu
mata pelajaran. Asar Standar kompetensi merupakan karangka yang
menjelaskan dasar pengembangan program pembelajaran yang tersetruktur.
Standar kompetensi mata pelajaran merupakan fokus dari penialin, sehingga
proses pengembangan kurikulum adalah fokus dari penilaian meskipun
kurikulum lebih banyak berisi tentang dokumen pengetahuan, keterampilan
dan sikap dari pada bukti-bukti untuk menunjukkan bahwa siswa yang akan
belajartelah memiliki pengetahuan dan keterampilan awal. Dengan demikian
yang menjadi standar kompetensi atau pengetahuan dan keteranpilan dalam
pembelajaran ini adalah mengetahui serta menghindari perbuatan syirik besar,
kecil dan khafi dalam kehidupan sehari-hari siswa.
2. Konpetensi Dasar.
Kompetensi dasar merupakan perincian atau penjabaran lebih lanjut
dari standar kompetensi. Kompetensi dasar adalah pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang minimal harus dikuasai peserta didik untuk menunjukkan
bahwa peserta didik telah menguasai standar kompetensi yang ditetapkan.
Dalam merumuskan kompetensi dasar harus dengan menggunakan kata-kata
kerja operasional, yaitu kata kerja yang dapat diamati dan diukur misalanya
membaca,

menjelaskan,

menyebutkan,

membandingkan,

memahami,

menyusun dan sebagainya.


Kompetensi dasar dalam pembelajaran ini adalah menjelaskan
pengertian syirik besar, kecil, dan khfi, menjelaskan perbedaaan sirik besar
dengan syirik kecil, dan khafi, menyebutkan contoh-contoh syirik besar, syirik
34

kecil dan khafi, membaca ayat-ayat al-Quran tentang syirik, menjelaskan


pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam memahami perbuatan syirik,
menyebutkan akibat perbuatan syirik secara umum dan menguraikan pengaruh
syirik terhadap pendidikan Islam.
3. Indikator pembelajaran.
Indikator merupakan kompetensi dasar yang spesifik. Apabila
serangkaian indikator dalam suatu kompetensi dasar sudah tercapai, berarti
target kompetensi dasar tersebut sudah terpenuhi. Indikator pembelajaran
merupakan suatu ukuran atau indikator yang harus di capai oleh peserta didik
setelah proses pembelajaran telah berlangsung. Dengan demikian yang menjadi
indikator pembelajaran pada tulisan ini adalah siswa diharapkan mampun
mengetahui

pengertian

syirik

dengan

benar, siswa

diharapkan

bisa

membedakan antara sirik besar dengan syirik kecil, siswa diharapkan mampu
menghindari perbuatan-perbuatan syirik dari kehidupan sehari-hari, siswa
mampu menyebutkan contoh-contoh syirik besar, syirik kecil dan khafi mampu
menguraikan pendekatan-pendekatan dalam memahami larangan perbuatan
syirik, mampu menyebutkan akibat perbuatan syirik secara umum, dan mampu
menguraikan pengaruh syirik terhadap pendidikan Islam.
D. Desain pembelajaran.
1. Topoik/Tema pokok pembahasan.
Dalam proses pembelajaran agar tetap berlangsung dengan baik, maka
perlu sekali merumuskan materi atau tema pokok pembahasan agar penjabaran
dan penyesuaian kemampuan dasar tidak meluas dan melebar. Maka untuk itu
perlu diperhatikan keriteria untuk menyeleksi materi/tema yang akan
dijabarkan. Keriteria tersebut adalah:
a. Shahih (valid). Materi yang dituangkan dalam pembelajaran benar-benar
telah teruji kebenarannya dan keshahihannya.
b. Tingkat kepentingan. Dalam memilih materi harus dipertimbangkan
dengan memperhatikan kebutuhan siswa.
c. Kebermanfaatan, artinya materi atau teme harus dilihat dari semua sisi,
baik secara akademis maupun non akademis.

35

d. Layak dipelajari, artinya tema memungkinkan untuk dipelajari, baik dari


tingkat kesulitannya maupun aspek kelayakannya terhadap pemamfaatan
bahan ajar dan kondisi setempat.
e. Menarik minat siswa, artinya setiap tema yang dibahas dapat memotivasi
siswa untuk mempelajarinya lebih lanjut.
Materi pokok harus disusun sedemikian rupa agar dapat menunjang
tercapainya kompetensi. Tema/materi pokok adalah pokok-pokok materi
pembahasan yang harus dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian kompetensi
dan yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian yang disusun
berdasarkan indikator pencapaian belajar. Tema/materi pembelajaran tersebut
perlu dirincikan atau diuraikan secara berurutan. Dengan demikian tema/atau
pokok materi dalam pembelajaran ini adalah:
a. Pengertian syirik.
b. Macam-macam syirik.
c. Contoh-contoh syirik.
d. Pendekatan dalam memahami perbuatan syirik.
e. Akibat perbuatan syirik secara umum.
f. Pengaruh perbuatan syirik terhadap pendidikan Islam
2. Strategi/Model Pembelajaran.
Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang, secara
umum strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang
berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu
cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai, sedangkan
secara khusus strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental
(senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut
pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan.
Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi
dan bukan dimulai dari apa yang terjadi.38
Menurut Newman dan Logan, bahwa strategi pada dasarnya adalah
setiap usaha yang meliputi empat masalah yaitu:
1.

Pengidentifikasian dan penetapan spesifikasi dan


kualifikasi hasil yang harus dicapai dan menjadi sasaran usaha

38

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/konsep-strategi-definisi-perumusan.html. (di
akses tanggal 15 Januari 2012).

36

tersebut, dengan mempertimbangkan aspirasi masyarakat


memerlukannya.
2.
Pertimbangan dan pemilihan pendekatan utama
ampuh untuk mencapai sasaran.
3.
Pertimbangan dan penetapan langkah-langkah
ditempuh mulai dari awal sampai akhir.
4.
Pertimbangan dan penetapan tolak ukur dan ukuran
yang akan di gunakan untuk menilai keberhasilan usaha
dilakukan.39

yang
yang
yang
baku
yang

Strategi juga dapat diartikan sebagai suatu garis besar haluan dalam
bertindak untuk manencapai sasaran yang telah di tentukan. Istilah strategi
mula-mula dipakai dikalangan militer dan diartikan sebagai seni dalam
merancang peperangan, terutama yang berkaitan dengan gerakan pasukan dan
navigasi kedalam posisi perang yang dipandang paling menguntungkan untuk
memperoleh kemenangan. Dewasa ini istilah strategi ini banyak dipinjam oleh
bidang-bidang ilmu lain, termasuk ilmu pendidikan.
Keep (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan oleh guru dan peserta didik agar
tujuan pendidikan/pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. 40
Dengan demikian strategi/model pembelajaran yang ditawarkan dalam tulisan
ini adalah sebagai berikut:
a. Proses pembelajaran dimulai dengan baca doa dan membaca salah satu
surat pendek yang dipercayakan kepada salah satu siswa.
b. Pada awal pembelajaran dilakukan pembahasan secara klasikal yakni
mengenai pengenalan atau pengulangan (remediasi) terkait dengan materi
yang akan dibahas misalnya tentang pengertian syirik, contoh-contohnya,
pembagiannya dan sebagainya.
c. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model sinektik yakni
memberikan perumpamaan-perumpamaan perbuatan-perbuatan syirik
yang telah dilakukan banyak orang serta mendemonstrasikan perilkuperilaku yang mengandung perbuatan syirik.

39
Abu Hamid & Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia,
2005), hlm. 11-12
40
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berbasis Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2010), hln. 126.

37

d. Pembelajaran akhir dilakukan dengan penilaian berupa melakukan


umpan bailk sesama guru dan murid serta pemberian tugas-tugas individu
maupun kelompok untuk membahas hasil kegiatan pembelajaran sesuai
waktu yang tentukan.
3. Media dan Sumber pembelajaran.
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiyah dapat diartikan sebgaia perantara atau
pengantar. Secara defenitif media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan
yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran atau pendidikan,
misalnya radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Disamping itu
juga media pembelajaran meliputi perangkat keras dan perangkat lunak.41
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada disekitar lingkungan
kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu
optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak
hanya dari hasil belajar, namun juga dilihat dari proses berupa intraksi siswa
dengan berbagai macam sumber yang dapat merangsang siswa untuk belajar
dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajarinya.
Dengan demikian, media dan sumber belajar yang ditawarkan adalah ada dua
yaitu perangkat keras dan perangkat lunak (media cetak atau media non
cetak).42
E. Perangkat Pembelajaran.
Perencanaan merupakan proses penyusunan sesuatu yang akan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan
tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka waktu tertentu
sesuai dengan keinginan pembuat perencana. Untuk mencapai tujuan tersebut
tentunya guru harus mempersiapkan perangkat yang harus dilaksanakan dalam
merencanakan perogram. Salah satu perangkat yang harus dirumuskan adalah
silabu dan rencana program pembelajaran (RPP). Silabus merupakan
seperangkat rencana dan pelaksanaan pembelajaran beserta penilaiannya. Oleh
karena itu, silabus harus disusun secara sistematis dan berisikan komponen41

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana,


2011), hlm. 204.
42
Ibid, hlm. 228.

38

komponen yang saling berkaitan untuk memenuhi target pencapaian


kompetensi dasan. Jadi perangkat yang persiapkan dalam pembelajaran ini
adalah silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
F. Kesimpulan.
Dengan uraian diatas tentunya pendidikan aqidah Islam selalu
diutamakan dari yang lainnya, karena aqidah merupakan pondasi dari segala
amal perbuatan. Syirik adalah perbuatan, perkataan, dan keyakinan yang
menyekutukan Allah dengan sesuatu yang baharu. Setelah mengkaji pemurnian
aqidah Islam dari perbuatan dengan menggunakan beberapa pendekatan
begaimana posisi syirik dalam aqidah Islah ternya syirik merupakan yang dapat
membatalkan aqidah sesorang. Dengang demikian, tujuan pembelajaran dalam
hal ini adalah agar peserta didik terpelihara dari perbuatan syirik sehingga
aqidahnya tetap terjaga.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
A. Satuan pendidikan
:
B. Mata pelajaran.
: Aqidah Akhlak.
C. Kelas/semester
:
D. Alokasi waktu
: 2 x 45 Menit.
E. Standar kompetensi
: Menghindari Perbuatan Syirik besar, kecil dan
khafi dalam kehidupan sehari-hari.
F. Kompetensi dasar.
1. Menjelaskan pengertian syirik besar, kecil, dan khfi.
2. Menjelaskan perbedaaan Sirik besar dengan syirik Kecil, dan khafi.
3. Menyebutkan contoh-contoh syirik besar, syirik kecil dan khafi.
4. Menjelaskan pendekata dalam memahami larangan perbuatan syirik.
5. Menjelaskan akibat perbuatan syirik secara umum.
39

6. Menguraikan pengaruh syirik terhadap pendidikan Islam.


G. Indikator.
1. Mengetahui pengertian syirik.
2. Dapat membedakan Sirik besar dengan syirik Kecil.
3. Menyebutkan contoh-contoh syirik besar, syirik kecil dan khafi.
4. Menguraikan landasan larangan perbuatan syirik.
5. Mengetahui akibat perbuatan syirik.
6. Mampu menguraikan pengaruh syirik terhadap pendidikan Islam.
H. Tujuan pembelajaran.
1. Menjauihi perbuatan syirik dalam kehidupan.
I. Materi Pembelaran.
1. Pengertian syirik.
2. Macam-macam syirik.
3. Contoh-contoh syirik.
4. Pendekatan dalam memahami perbuatan syirik.
5. Akibat perbuatan syirik secara umum.
6. Pengaruh perbuatan syirik terhadap pendidikan Islam.
J. Metode Pembelajaran.
1. Ceramah.
2. Diskusi.
3. Demonstrasi.
4. Tanya jawab.
5. Sinentik.
K. Strategi dan model Pembelajaran.
1. Proses pembelajaran dimulai dengan baca doa dan membaca salah satu surat
pendek yang dipercayakan kepada salah satu siswa.
2. Pada awal pembelajaran dilakukan pembahasan secara klasikal yakni
mengenai pengenalan atau pengulangan (remediasi) terkait dengan materi
yang akan dibahas misalnya tentang pengertian syirik, contoh-contohnya,
pembagiannya dan sebagainya.
3. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model sinektik yakni
memberikan perumpamaan-perumpamaan perbuatan-perbuatan syirik yang
telah dilakukan banyak orang serta mendemonstrasikan perilku-perilaku
yang mengandung perbuatan syirik.
4. Pembelajaran akhir dilakukan dengan penilaian berupa melakukan umpan
bailk sesama guru dan murid serta pemberian tugas-tugas individu maupun
kelompok untuk membahas hasil kegiatan pembelajaran sesuai waktu yang
ditentukan.
L. langkah-langkah pembelajaran.
1. kegiatan Pendahuluan.
40

a.
b.
c.
d.

Pengenalan sikap.
Menanyakan keadaan peserta didik.
Membimbing salam satu siswa berdoa untuk memulai pembelajaran.
Memotivasi peserta didik agar tetap rajin belajar, serta selalu menasehati
peserta didik supaya menjauhi yang namanya perbuatan syirik dari

kehidupannya.
e. Mengevaluasi materi pelajaran yang lewat dengan menghubungkan
materi pelajaran yang akan di bahas pada hari ini.
2. kegiatan inti.
a. Guru terlebih dahulu menyampaikan poko-pokok meteri yang akan
dibahas, setelah itu baru memberikan ceramah secara umum tentang
pengertian syirik besar, syirik kecil dan khafi, macam-macam syirik,
bahaya syirik, pengaruh perbuatan syirik terhadap pendidikan Islam dan
pendekatan-pendekatan dalam memahami syirik.
b. Guru membagi kelompok kepada enam, kelompok pertama membahas
tentang pengertian syirik, kelompok kedua membahas tentang macammacam syirik, kelompok ketiga membahas tentang contoh-contoh
perbuatan syirik, kelompok empat membahas tentang landasan syirik,
kelompok lima membahas perbuatan syirik secara menyeluruh dan
kelompok enam membahas tentang pengaruh perbuatan syirik terhadap
pendidikan Islam, setelah itu baru melakukan diskusi sesuai dengan
waktu yang disepakati.
c. Setelah melakukan diskusi kelompok,
diperkenankan

untuk

menjelaskan

hasil

masing-masing
diskusi

kelompok

masing-masing

kelompok.
d. Kegiatan berikutnya peserta didik disuruh untuk saling tanya jawab
terkait dengan meteri yang sedang dijelaskan.
e. Kegiatan berikutnya guru menjelaskan permasalahan-permasalahan yang
muncul ketika peserta didik mengadakan diskusi. Guru memberikan
perumpamaan-perumpamaan perbuatan syirik besar misalnya menyehbah
berhala, pohon besar, matahari, api dan syirik kecil misalnya memakai
zimat, bersumpah kepada selain Allah serta syirik khafi misalnya
f.

perbuatan riya sombong, munafiq dan sebagainya.


Guru menceritakan perbuatan-perbuatan syirik yang berkembang
dimasyrakat mulai zaman Rasulullah sampai sekarang ini serta
41

menyebutkan contoh-contoh perbuatan, perkataan, dan iqtikad yang


termasuk syirik.
g. Guru mendemostrasikan bagaimana perkembangan-perkembangan syirik
yang ada dimasyarakat, misalnya beribadah kepada selain Allah.
h. Setelah itu siwa disuruh untuk menanyakan sekitar yang diceritakan dan
didemonstrasikan oleh guru.
3. kegiatan akhir.
a. Dalam kegitan akhir ini guru memberikan ulasan kesimpulan terkait
dengan materi yang sedang dipelajari.
b. Guru mengadakan penilaian secara lisan dengan melemparkan beberapa
pertanyaan sekitat contoh-contoh syirik, macam-macam syirik dan
bahaya syirik.
c. Memberikan soal individu secara tertulis untuk dijawab dalam ruang
sekitar lima soal dengan waktu sepuluh menit.
d. Memberikan tugas rumah individu dan kelompok sebagai instrumen
penilaian.
e. Menyampaikan materi pelajaran yang akan datang.
f. Menutup dengan menbaca doa dan ayat pendek yang dipandu salah satu
siswa.
M. Media dan sumber pembelajaran.
1. Media cetak diantaranya adalah buku paket yang disediakan dan sumber
lainnya.
2. Media non cetak misalnya komputer pawer poin dan sebagainya.
N. Evaluasi Pembelajaran.
1. Bentuk penilaian.
a. Tertulis.
b. Kinerja.
c. Proyek/tugas.
d. Portofolio/perilaku.
e. Cara penilaian.
a. Penilaian tertulis dilaksanakan dengan melihat hasil kesimpulan atas
jawaban yang diberikan secara tertulis. Tertulis yang dimaksud adalah
pilihan ganda dan essay.
b. Penilaian kinerja dilaksanakan pada saat kegiatan berlangsung.
c. Penilaian hasil tugas dilaksanakan setelah tugas diserahkan atau
dikomunikasikan

dengan

memperhatikan

kejelasana.

42

aspek

kepatuhan

dan

d. Penilaian potopolio dilaksanakan dengan mengumpulkan hasil kerja


siswa dan segala penilaian terhadap perilaku siswa didalam maupun
diluar sekolah yang dipeloreh berdasarkan kesepakatan.

DAFTAR RUJUKAN
Al-Fauzan, Shalih bin Fauzan bin Abdullah, Kitab Tauhid III, Jakarta: Darul Hak,
1999.

43

Al-Jibrin, Syaikh Abdullah bin Abdul Aziz, Cara Mudah Memahami Aqidah:
Sesuai Al-Quran dan as-Sunnah dan pemahaman salafus shalih, Jakarta:
Pustaka At-Tazkia, 2006.
Al-Mubarakfuki, Syaikh Shafiyyurrahman, Al-Mishbaahul Munir fii Tahdziibi
Tafsiiri Ibnu Katsir: Penerjemah, Abu Ihsan al-Atsari, Shahih Tafsir Ibnu
Katsir Jilid IV, Bogor: Pustaka Ibnu Katsir, 2006.
Al-Utsmani, Syaikh Muhammad bin Shalih, Al-Qaulu-Mufid ala Kitab Tauhid:
penerjemaha, Kathur Suhardi, Syarah Kitab Tauhid, Jakarta: Darul Falah,
2003.
Arifin, Muzayyin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2005.
At-Tamimi, Syaikh Muhammad, Kitab at-Tauhid Al-Ladzi Huwa Haqqullah
Alal-Abid: Penerjemah, Muhammad Yusuf Harun, Kitab Tauhid, Jakarta:
Megatama Sofwa Pressindo, 2003.
At-Tuwaijiri, Syaikh Muhammad bin Ibrahim, Ensiklopedi Islam Kaffah,
Surabaya: Pustaka Yassir, 2009.
Aziz, Shalih bin Abdul, Meneropong Dosa-Dosa Tersembunyi, Solo: At-Tibyan,
t.th.
Aziz, Syaikh Shalih bin Abdul, An-Nahjus Sadiid fi Syarhi Kitaabit Tauhid:
penerjemah, Muhammad Arifin bin Badri, Syarah kitab Tauhid, Bogor:
Darul Ilmi, 2010.
CD-ROM Program Mawsu> at al-Kutub al-Tisah, Versi 2.0. Makkah: Global
Islamic Soffwer, 1999.
Hamid, Abu & Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka
Setia, 2005
Jaelani, Abdul Qadir, Azas dan Tujuan Hidup Seorang Muslim, Surabaya: Bina
Ilmu, 1996.
Jawas, Yazid Bin Abdul Qadir, Syarah aqidah Ahlus Sunnah Wa al-Jamaah,
Bogor: pustaka Imam asy-SyafiI, 2006.
Majid, Abdul & Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi
(Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005.
Mulyasa, Standar
Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008.

44

Nasution, Harun, Islam Rasional gagasan dan pemikiran, Bandung; Mizan, 1998.
Rahman, Fazlur, Islam, Jakarta: Bina Aksara, 1987.
Roqib,

Muhammad, Ilmu Pendidikan Islam pengembangan pendidikan


integrative di sekolah, keluarga, dan masyarakat, Yogyakarta: LKiS, 2009.

Sanjaya, Wina, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana,


2011.
____________, Strategi Pembelajaran Berbasis Standar Proses Pendidikan,
Jakarta: Kencana, 2010.
Shihab, M. Quraish, Tafsir al-Misbah (pesan, kesan dan keserasian al-Quran)
Volume III, Jakarta: Lentera Hati, 2001.
Shihab, M. Quraish, Tafsir al-Misbah (pesan, kesan dan keserasian al-Quran)
Volume XII, Jakarta: Lentera Hati, 2001.
________________, Tafsir al-Misbah (pesan, kesan dan keserasian al-Quran)
Volume V, Jakarta: Lentera Hati, 2001.
Wahab, Muhammad bin Abdul, Kitab al-Tauhid: penerjemah, Muhammad
Muhaimin, Tegakkan Tauhid Tumbangkan Syirik, Yogyakarta: Mitra
Pustaka, 2003.
Yazdi, Muhammad Taqi Mishbah, Filsafat Tauhid Mengenal Tuhan Melalui
Nalar dan Firman, Bandung: Mizan, 2003.
Zulal, Muhammad Azri Ibnu, Di Saat Dosa Tak Dirasakan, Yogyakarta: Nuha
Litera, 2010.

PEMBELAJARAN AQIDAH ISLAM


DENGAN MEMBERSIHKAN
PERBUATAN SYIRIK
45

Oleh:

PARULIAN SIREGAR
NIM: 11760003

Dosen Pembimbing

Aunur Ropiq, L.C, M. Ag, Ph.D

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

Kelas A

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG 2012

46

Anda mungkin juga menyukai