Anda di halaman 1dari 16

Tugas Makalah Pendidikan Agama Islam

“Hal-hal yang Merusak Tauhid”

DISUSUN OLEH :

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin-Nya
penulis dapat menyelesaikan Makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan juga Terimakasih kepada
dosen mata kuliah ‘Etika Engineering’yang telah banyak membimbing penulis dan juga
kepada pihak lainnya yang sudah membantu kami sehingga bisa menyelesaikan makalah
yang berjudul ‘Etika Profesi Teknik Sipil’.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah
ini, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik , dan saran yag membbangun agar
penulis dapat memperbaiki kekurangan dan kesalahan dalam pembuatan dan penulisan
makalah. Semoga makalah ini bisa berguna dan bermanfaat bagi para pembaca pada
umumnya dan khususnya bagi penulis sendiri.

Palembang, 20 Desember 2018

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………............. ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………... 1

1.1.Latar Belakang ………………………………………………………………………... 1


1.2.Rumusan Masalah ……………………………………………………………………. 1
1.3.Tujuan ………………………………………………………………………………… 1

BAB II LANDASAN TEORI …………………………………………………………….

2.1.Hal-hal Yang Merusak Tauhid…………………………………………………………


2.2.Syirik …………………………………………………………………….
2.3.Kufur ………………………………………………………………
2.4.Nifaq………………………………………………………..
2.5.Murtad …………………………………………………..

BAB III PENUTUPAN ……………………………………………………………………

3.3.Kesimpulan ……………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………….


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Mengingat pentingnya peranan tauhid dalam kehidupan manusia, maka hal ini
menjadi sebuah kewajiban bagi setiap orang untuk mempelajarinya. Karena tauhid tidak
hanya sekedar mengenal dan memahami bahkan mengerti bahwa pencipta alam seisinya
adalah Allah dan tidak hanya sekedar tahu bukti-bukti rasional akan kebenaran wujud-
Nya, Keesaan-Nya dan bukan pula sekedar megenal Asma dan sifat-Nya. Tetapi tauhid
adalah pemurnian ibadah kepada Allah dengan cara menghambakan diri kepada Allah
secara murni dan konsekuen dengan mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya dengan penuh rasa rendah diri dan penuh rasa cinta kepada-Nya.
Di zaman sekarang ini banyak orang-orang yang memilih cara-cara yang bertentangan
dengan akidah Islam. Yang mereka inginkan adalah bagaimana masalah tersebut dapat
selesai dengan cepat tanpa memikirkan bertentangan tidaknya dengan agama Islam.
Misalkan mereka datang ke seorang dukun, menggunakan dukun dan sebagainya. Mereka
seakan lupa dengan hakikat dirinya sendiri sebagai hamba Allah yang harus menyembah
dan meminta pertolongan hanya kepadaNya
Oleh karena itu tentu saja sebuah usaha pemurnian tauhid tidak akan tuntas dengan
menjelaskan makna tauhid saja, tetapi perlu juga disertai dengan menjelaskan tentang
berbagai hal yang dapat merusak atau menodai tauhid itu sendiri. Untuk itu dalam
makalah kali ini penulis berusaha akan menjelaskan secara singkat berbagai macam
bentuk tindakan dan perbuatan yang dapat merusak tauhid dan menodai kemurniannya.

1.2.Rumusan Masalah
1. Apa saja Hal-hal Yang Merusakan Tauhid
2. Apa yang dimaksud Pengertian Syirik
3. Apa Pengertian Kufur
4. Apa Pengertian Nifaq
5. Apa Pengertian murtad
1.3.Maafkan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Hal-hal Yang Merusak Tauhid


Kehidupan seseorang berbeda dengan kehidupan orang lain. Masalah datang silih
berganti, cobaan semakin merapuhkan badan, rintangan semakin di depan dan setiap
orang mempunyai cara yang berbeda-beda dalam menyelesaikan setiap masalahnya. Ada
yang menyelesaikan masalahnya dengan cara-cara yang merusak dan mengotori
Tauhid diantaranya: syirik, kufur, nifaq, dan murtad

2.2.Pengertian Syrik
Syirik Menurut bahasa atau etimologi berasal dari kata : ََ‫ش ْركًا – يَش ِْركَ – ش ََرك‬
ِ yang
artinyapenyekutuan atau penyerikatan. Menurut istilah atau terminoligi,syirik adalah
keyakinan bahwa Allah lebih dari satu. Jadi syirik adalah menyekutukan Allah dengan
sesuatu yang lain dalam bentuk perkataan, pegangan, perbuatan dan iktiqad, sehingga
ibadah itu tidak ditujukan kepada Allah SWT.Syirik adalah lawan dari tauhid, kedua-
duanya tidak akan bersatu. Sebagimana kekufuran adalah lawan dari iman, keduanya
saling bertentangan. Syirik adalah dosa terbesar seorang manusia yang mendurhakai
Allah. Allah Swt berfirman dalam Q.S Luqman: 13

‫ظ ْل ٌم َع ِظي ٌم‬
ُ َ‫الش ْركَ ل‬ َّ ‫ي َِل ت ُ ْش ِر ْك ِب‬
ِ ‫اَّللِ ۖ ِإ َّن‬ ُ ‫َو ِإذْ قَا َل لُ ْق َمانُ ِِل ْبنِ ِه َوه َُو َي ِع‬
َّ َ‫ظهُ َيا بُن‬

Artinya:
"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia
memberipelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".(QS.
Luqman: 13).
Dalam buku yang berjudul syirik dan sebabnya tertulis bahwa : Berkata pula As
Suwaidy pada kesempatan yang lain, “Sudah disepakati bahwa syirik itu ada dua macam.
Pertama syirik rububiyah, dengan menjadikan pengantar lain disamping Allah. Kedua,
syirik uluhiyah, denganmemohon pada selain Allah melalui do’a, ibadah, atau
permintaan.”1
a. Hal-Hal Yang Termasuk Syirik
1. Memercayai khayalan sihir
Dalam masyarakat saat ini masih banyak yang menggunakan sihir dan
masihdipercayai. Sesungguhnya sihir adalah ilham dan inspirasidari setan yang
diperdengarkan kepada pengikutnya. Padahal semua kekuatan atau kelebihan itu
selalu datangnya dari Allah Swt. Sehingga orang yang terbujuk oleh rayuan setan
itu termasuk orang yang musyrik.
2. Perdukunan
Dukun merupakan pengaplikasian dari penggunaan sihir. Disaat ini masih ada
orang yang percaya dengan dukun.
3. Memakai jimat
Jimat atau tamimah biasanya digantungkan di leher, di lengan, di pinggang
dan pada tempat-tempat lain untuk tangkal penyakit, atau untuk mendapatkan
keberkahan, atau perbuatan dukun-dukun pada zaman jahiliah.Adapun mengusir
tuyul dengan jimat-jimat, seperti yuyu, cermin ataupun tulisan arab umar al-faruq
itu mendatangkan akibat. Akibatnya ialah musyrik sebab mempercayai
keampuhan jimat tersebut.
4. Guna-guna (do’a pakasih) termasuk syirik
Guna-guna atau pellet yaitu perbuatan yang memakai jampi-jampi dan ramuan
untuk membuat seorang perempuan jatuh cinta kepadanya. Atau sebaliknya, laki-
laki yang jatuh cinta kepada perempuan. Jampi-jampi yang termasuk syirik ini
dilarang oleh nabi saw.
Syirik adalah dosa yang tidak akan terampuni oleh Allah. Perbuatan syirik
seharusnya dapat dihilangkan dari diri kita. Dalam firman Allah SWT dalam
surat An Nisa’ ayat 116 menjelaskan tentang orang musyik yang dilaknat oleh
Allah SWT.

‫َض َاَلِل بَ ِعيْدا‬ َّ ِ‫َّللاَ َِل يَ ْغ ِف ُر أ َ ْن يُ ْش َركَ بِ ِه َويَ ْغ ِف ُر َما دُونَ َٰذَلِكَ ِل َم ْن يَشَا ُُء َو َم ْن يُ ْش ِر ْك ب‬
َ ‫اَّللِ َفَقَ ْْد‬
َ ‫َض ََّّل‬ َّ ‫إِ َّن‬

1
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa-dosa orang musyrik
orang yang mempersekutukan Allah dengan sesuatu dan dia (Allah) akan
mengampuni dosa-dosa selain ia, bagi barang siapa yang syirik yaitu
mempersekutukan sesuatu dengan Allah maka betul-betul dia telah sesat.Allah sangat
murka kepada orang musyrik sehingga apa saja yang mereka kerjakan Allah tidak
akan memberinya pahala, agama lama banyak yang mirip agama syirik seperti
agama majusi yang ada di negeri Persia adalah agama syirik, mempercayai tuhan
lebih dari satu yaitu tuhan gelap dan tuhan terang. Orang hindu mengakui adanya
tuhan brahma, wisnu dan siwa begitu halnya dengan agama lain selain islam.”2

2.3.Kufur
Kufur adalah perbuatan mengingkari ajaran Allah dan rasul-Nya, termasuk
mengingkari atau tidak mensyukuri nikmat yang telah dberikan Allah. Orang yang
melakukan perbuatan kufur disebut kafirin atau kuffar
Hal tersebut diterangkan dalam Q.S. Ibrahim ayat 7 yang artinya: “Dan (ingatlah
juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami
akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”(Q.S. Ibrahim:7).
Dalam Al-Qur’an di terangkan bahwa umat manusia diberi kebebasan untuk
mempercayai atau untuk mengingkarinya. Di terangkan dalam Al-Qur’an surat Al-Kahfi
ayat : 29 yang artinya : “Dan katakanlah: “kebenaran (agama yang benar ) itu datang
dari Tuhanmu, maka barang siapa yang mau beriman, hendaklah ia beriman, dan barang
siapa yang ingin kafir biarlah ia kafir...”.
Berkaitan dengan ayat di atas, dalam mendakwahkan agama islam kepada orang lain,
Allah melarang adanya paksaan. Mereka diberi kebebasan untuk memilih beriman atau
kafir. Orang – orang berdosa akan mendapatkan kehidupan di neraka. Adapun kehidupan
neraka sebagaimana digambarkan Allah dalam firman-Nya adalah sebagai berikut: dalam
Al-Qur’an surat An-Nisa(4):56 yang artinya : “ sesungguhnya mereka yang kafir kepada
ayat – ayat atau tanda bukti kami, mereka akan masukkan mereka setiap kali kulit – kulit
mereka menjadi masak, kami ganti mereka itu dengan kulit lain agar mereka dapat
merasakan siksa yang sedang mereka derita; sungguh Allah Maha Menang lagi Maha
Bijaksana”.

2
Al-khumayyis, Muhammad ibn. 1994. Syirik dan Sebabnya. Jakarta. Gema Insani Press.
Dalam Al-Qur’an surat Al-Haj(22):19-23 yang memiliki arti :” inilah dua golongan
yang berbantah tentang Tuhan mereka; maka bagi orang – orang yang tidak beriman
dipotongkan pakaianya dari api; dituangkan air yang sangat panas dari atas kepala
mereka; dengan itu isi perut mereka akan hancur , demikian pula kulit-kulit
mereka;setiap kali mereka ingin keluar dari neraka; karena merasa amat pedih,
merekapun dikembalikan ke dalamnya; kepada mereka dikatakan: Rasakanlah siksa yang
membakar ini”.
Ayat yang terkandung dalam surat An-Nisa(4):56 dan surat Al-Hajj(22):19-23
menggambarkan tentang pedihnya adzab Allah bagi mereka yang ingkar terhadap
perintah – perintah Allah. Dalam Al-Qur’an surat Al-Mu’min(40):14 yang berarti “maka
sembahlah Allah dengan memurnikan ibadat kepada-Nya, meskipun orang – orang kafir
tidak menyukai-Nya”.3
Tanpa adanya iman dalam diri seseorang, orang tidak akan mempunyai arah dalam
hidupnya. Ia mengira bahwa hidup ini hanyalah di dunia kini. Hal ini sesuai denga firman
Allah SWT yang berbunyi “balhum bil ikoirobihim kafirun”yang artinya : ”bahwasanya
mereka yang kafir, tidak mempercayai bahwa mereka akan bertemu dengan
Tuhanna”(As-Syajadah :10).
Ada beberapa cara Allah / malaikat memberikan catatan amal orang – orang kafir
nanti di akhirat(islam ,aqidah& syari’ah II :KH. Zainal Arifin Djamaris), di antaranya:
 Di berikan dari sebelah kiri yang berarti buku amalannya adalah buruk/jelek. Di
jelaskan dalam surat Al-Haqqah ayat 25-29: yang artinya:”Dan dapun orang yang
diberi/diunjukka buku catatan amalnya di sebelah kirinya, maka ia akan
berkata:”alangkah baiknya, sekiranya aku tidak diberi buku catatan ini”. Dan aku
tidak tahu, apakah dia diperhitunganku. Alangkah baiknya, kalau kematian itu adalah
kehidupan yang finis/terakhir. Hartaku tidak dapat membebaskanku dari adzab Allah.
Hancurkanlah semuanya dari padaku segala kekuasaanku”.
 Di berikan dari belakangnya. Di jelaskan dalam surat Al-insyiqad ayat 10-15: yang
artinya :”dan apapun orang yang diberikan / diunjukkan buku catatannya dari
belakangnya. Dan ia akan masuk api yang bernyala-nyala. Karena sesungguhnya dia
adalah semasa di dunia bersuka ria dengan kelarganya. Lantaran ia tidak yakin akan
kembali(kepada Tuhannya untuk menerima pembalasan). Sebenarnya tidak demikian,
bahkan sesungguhnya Tuhannya tetap melihat dengannya.”

3
DPPAI UII, Akidah Islam (Jogjakarta: UII Press , 2012), hlm. 64
2.4.Nifaq
Nifaq berasal dari kata Naafaqa — yunaafiqu — nifaaqan wa munaafaqan yang
diambil dari kata an-nifaaqa. Secara bahasa (etimologi), nifaq berarti salah satu lubang
keluarnya yarbu’ (hewan sejenis tikus) dari sarangnya, dimana jika ia dicari dari lubang
yang satu, maka ia akan keluar dari lubang yang lain. Dikatakan pula nifaq berasal dari
kata nafaq yaitu lubang tempat bersembunyi. Nifaq menurut syara’ (terminologi) berarti
seorang yang menampakkan keislaman dan kebaikan tetapi di sisi lain, ia
menyembunyikan kekufuran dan kejahatan. Dinamakan demikian karena ia masuk pada
syari’at dari satu pintu dan keluar dari pintu yang lain.
Karena itu Allah memperingatkan dengan Firman-Nya pada QS. At-Taubah ayat 67,
yang artinya:

‫َّللاَ َفَنَ ِسيَ ُه ْم ۗ إِ َّن‬ ُ ‫ضونَ أَ ْي ِْديَ ُه ْم َن‬


َّ ‫سوا‬ ِ ‫ض يَأ ْ ُم ُرونَ بِ ْال ُم ْنك َِر َويَ ْن َه ْونَ َع ِن ْال َم ْع ُر‬
ُ ِ‫وف َويَ ْقب‬ ُ ‫ْال ُمنَاَفِقُونَ َو ْال ُمنَاَفِقَاتُ َب ْع‬
ٍ ‫ض ُه ْم ِم ْن بَ ْع‬
َ‫ْال ُمنَاَفِقِينَ ُه ُم ْالفَا ِسقُون‬
yang artinya: “orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, satu dengan yang
lain adalah (sama), mereka menyuruh (berbuat) yang mungkar dan(mencegah
(perbuataan) yang makruf dan mereka menggenggamkan tangannya (kikir). Mereka telah
melupakan kepada Allah, maka Allah Melupakan mereka (pula). Sesungguhnya orang-
orang munafik itulah orang-orang yang fasik.” Yaitu mereka adalah orang-orang yang
keluar dari syari’at. Menurut Al Hafidz Ibnu Katsir menegaskan, mereka adalah orang-
orang yang keluar dari jalan kebenaran dan masuk ke jalan kesesatan. Allah menjadikan
orang munafik lebih jelek dari orang kafir. Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat
An-Nisaa’ ayat 145 yang artinya : “Sungguh, orang-orang munafik itu ditempatkan pada
tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang
penolong pun bagi mereka,”
 Jenis -jenis Nifaq
Adapun jenis-jenis nifaq terbagi menjadi dua, yaitu Nifaq I’tiqodi (keyakinan ) dan
Nifaq ‘Amali (perbuatan).
1. Nifaq I’tiqadi (keyakinan)
Yaitu merupakan nifaq besar dimana pelakunya menampakkan keislaman
tetapi menyembunyikan kekufuran. Jenis nifaq ini dapat menjadikan pelakunya
keluar dari agama Islam dan dia akan ditempatkan dalam kerak neraka. Allah
memberikan sifati para pelaku nifaq ini dengan berbagai kejahatan, seperti
kekufuran, ketiadaan iman, mengolok-olok dengan mencaci agama Islam dan
pemeluknya serta kecenderungan terhadap musuh-musuh Islam untuk bergabung
dengan mereka dalam memusuhi Islam. Orang-orang munafik jenis ini senantiasa
ada pada setiap zaman. Lebih-lebih ketika tampak kekuatan Islam dan mereka
tidak mampu membendungnya secara lahiriyah. Dalam keadaan seperti ini mereka
masuk ke dalam agama Islam untuk melakukan tipu daya terhadap agama dan
pemeluknya secara sembunyi-sembunyi, juga agar mereka bisa hidup bersama
umat Islam dan merasa tenang dalam hal jiwa dan harta mereka. Karena itu
seorang munafik akan menampakkan keimanannya kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan hari akhir, tetapi dalam batinnya mereka
berlepas diri dari semua itu dan mendustakannya. Nifaq jenis ini ada enam
macam, yaitu :
a. Mendustakan Rasulullah saw.
b. Mendustakan sebagian berita yang dibawa oleh Rasulullah saw.
c. Membenci Rasulullah saw.
d. Membenci apa yang dibawa Rasulullah saw.
e. Tidak suka dengan kemenangan agama Rasulullah saw.
f. Bergembira ketika tertindasnya Rasulullah saw. dan ummatnya.
2. Nifaq ‘Amali (perbuatan)
Yaitu melakukan sesuatu yang merupakan perbuatan orang-orang munafik,
tetapi masih tetap ada iman di dalam hati. Nifaq jenis ini tidak mengeluarkannnya
dari agama, tetapi merupakan wasilah (perantara) kepada yang demikian.
Pelakunya berada dalam iman dan nifaq. Lalu jika perbuatan nifaqnya banyak,
maka akan bisa menjadi sebab terjerumusnya dia ke dalam nifaq sesungguhnya.
Perbuatan semacam ini dinamakan Nifaaqun Duna Nifaqin.

Nabi saw. bersabda:

“Ada empat perkara yang jika terdapat pada diri seseorang, maka ia akan
menjadi seorang munafik sejati, dan jika terdapat dalam salah satu dari sifat
tersebut, maka ia memiliki satu karakter kamunafikan hingga ia meninggalkannya: 1)
jika dipercaya ia berkhiananat, 2) jika berbicara ia berdusta, 3) jika berjanji ia
memungkiri, 4) jika bertengkar ia melewati batas.” (HR. Muslim dari Abdullah bin
Ummar ra.)
Terkadang pada diri seorang hamba terkumpul kebiasaan-kebiasaan baik dan
kebiasaan-kebiasaan buruk, perbuatan iman, dan perbuatan kufur dan nifaq. Karena
itu, ia mendapat pahala dan siksa sesuai konsekuensi dari apa yang ia lakukan, seperti
malas dalam melakukan shalat berjamaah di masjid. Ini adalah diantara sifat orang-
orang munafik.

Sifat nifaq adalah sesuatu yang buruk dan sangat berbahaya, sehingga para
sahabat begitu sangat takutnya kalau-kalau dirinya terjerumus dalam nifaq.

 Perbedaan antara nifaq besar dan nifaq kecil


1. Nifaq besar mengeluarkan pelakunya dari agama, sedangkan nifaq kecil tidak.
2. Nifaq besar adalah berbedanya yang lahir dengan yang batin dalam hal keyakinan,
sedangkan nifaq kecil adalah yang lahir dengan yang batin dalam hal perbuatan.
3. Nifaq besar tidak terjadi dari seorang mukmin, sedangkan nifaq kecil bisa terjadi
dari seorang mukmin.
4. Pada umumnya pelaku nifaq besar tidak bertaubat, seandainya pun bertaubat,
maka ada perbedaan pandapat tentang diterimanya taubatnya di hadapan hakim,
lain halnya dengan nifaq kecil, pelakunya terkadang bertaubat kepada Allah
sehingga Allah menerima taubatnya.
 Akibat dari sifat munafik
1. Secara umum dalam pergaulan di masyarakat orang munafik pasti dikucilkan
oleh anggota masyarakat lain karena segala perangai jelek yang dimilikinya.
2. Secara khusus dalam pergaulan antarteman, orang munafik tidak mungkin
disenangi oleh teman kecuali teman tersebut mempunya sifat yang sama.
3. Sebagai makhluk sosial dalam hubungan kekerabatan antara anggota keluarga,
orang munafik dapat merenggangkan hubungan kekeluargaan bahkan dapat
memutuskan tali persaudaraannya.
4. Sebagai makhluk yang seharusnya beriman kepada Allah, orang munafik tidak
akan ada tempatnya di surga, bahkan sebaliknya di akhirat kelak mereka diancam
dengan siksaan yang sangat pedih.4

4
Masfadlul.blogspot.in/2013/10/makalah-tentang-hal-hal-yang-mengotori.html?m=1, diakses
pada tanggal 29 Oktober 2014, pukul 10.30 WIB
2.5.Murtad
Istilah Murtad jika di maknai secara umum merupakan perbuatan yang
mengingkari,meninggalkan agama Islam dan ajarannya, kemudian berpindah dari agama
Allah swt ke agama lain, misalnya Nasrani atau Yahudi tanpa ada paksaan dan
memang atas kesadarannya sendiri. Perbuatan murtad menjadi musuh dalam islam
mengapa dikatakan demikian? Karena memang agama yang diridhoi Allah,agama yang
menuju keselamatan hanyalah agama yang sempurna yakni Islam dalam wahyu terakhir
yang diterima oleh Rasululloh saw yakni surat Al-Maidah ayat 3 bahwasanya Allah telah
menyempurnakan hari dimana pada saat itu Allah swt menisbatkan agama yang paling
sempurna adalah agama Islam. Darul Islam yang didalamnya mempunyai esensi
keutamaan atas dasar kepentingan pokok yakni menjaga agama , diri, keturunan, akal
dan harta yang semuanya merupakan kebutuhan umat manusia. Islam tidak pernah
memaksa setiap individu untuk masuk ke dalamnya namun tidak seharusnya Islam
menjadi bahan permainan dengan keluar masuknya aliran kemurtadan yang menjalar
sehingga merusak kemurnian ajarannya dan menyebarkan bid’ah syayiah untuk
mempengaruhi aqidah umat Islam.
Benteng pertahanan Darul Islam sangatlah kokoh tidak ada kejahilan yang akan
merasuk ke dasar ajaran jika umatnya bersatu padu menghimpun kekuatan, maka
disinilah kelemahan orang-orang sekuler terlihat dengan menciutnya mental mereka
ketika melihat ketakjuban para mukminin dan mujahid saat menunjukkan keloyalan
mereka. Dalam histori Peradaban Islam kaum pembangkang pastilah ada, diantaranya
membangkang dalam segi ajaran agama terutama dalam hal menjaga aqidah yang dengan
mudah bisa digantikan dengan materi. Kaum al-gholiyah adalah pembangkang diluar
ambang batas, mereka sudah tidak percaya lagi dengan kemurnian Islam, apalagi setelah
wafatnya Nabi Muhammad saw mereka beranggapan bahwa Islam dan ajaranya hanya
ada pada saat nabi masih hidup jika sudah meninggal maka Islam pun lenyap.
Diterangkan oleh Ibnu Taimiyah Pada masa Khalifah Abu bakar Ash sidiq terjadi
problematik kemurtadan yakni munculnya nabi-nabi palsu diantaranya Musailamah al-
khazzab yang mengaku sebagai nabi setelah Rasululloh saw. Ini merupakan hal yang nista
dan wajib diberantas terutama pemikiran-pemikiran kekufuran terhadap Allah swt dan Rasul-
Nya. Dengan adanya peristiwa ini khalifah Abu Bakar dengan penuh ke ijtihadannya melakukan
sebuah peperangan yang dinamakan Riddah (Kemurtadan)hingga akhirnya terbantailah kaum-
kaum pembangkang pada saat itu. Dikatakan sebagai perang Riddah karena masalah yang
paling utama dalam pemerintahan Islam saat itu adalah kemurtadan yakni dengan bermunculan
nabi palsu. elain nabi palsu ada juga sebagian umat yang enggan untuk membayar zakat,
ini menjadi suatu masalah tambahan yang harus diselesaikan sehingga umat tersebut
juga harus diperangi. Hal inilah yang harus diperhatikan bahwasanya umat islam mudah
terpengaruh dengan aqidah kotor yang akan merusak akal dan imannya. Dari kejadian
tersebut dapat dikategorikan bahwa Abu bakar adalah khalifah yang sangat berjasa dalam
hal membantai kaum murtad dan menyelamatkan esensi Islam dalam kedudukannya
sebagai agama yang Rahmatan lil’alamin.
Tantangan yang dihadapi masyarakat Islam kontemporer adalah kemurtadan yang
senantiasa mengancam eksistensi internalnya yakni mengancam akidah, karenanya
murtad dari agama merupakan bahaya besar bagi masyarakat muslim. Kini tipu daya
yang merajut berupa fitnah-fitnah yang tersebar untuk meruntuhkan kekuatan umat
muslim oleh para kaum komunis agama berupa peperangan yang keji yakni dengan
membongkar islam sampai akar-akarnya dan melakukan serangan kristenanisasi yang
berawal dari penjajahan Barat. Hal ini terlihat dari invansi komunis terhadap Darul Islam
yang berada di Asia dan Eropa. Mereka dengan berusaha keras mematikan api islam dan
mencampakkannya dari ruang lingkup kehidupan secara total serta mencetak dan
membina generasi yang anti islam. Maka kewajiban umat islam untuk mempertahankan
eksistensi ajarannya dan melawan pengaruh tersebut sehingga kemurtadan tidak akan
menyebar ke seluruh tubuh umat muslim.
Sebagaimana Firman Allah swt dalam alquran surat al-baqarah ayat 217:

ْ‫طاعُوا‬ َ َّ‫َوِلَ يَزَ الُونَ يُقَاتِلُونَ ُك ْم َحت‬


َ َ ‫ى يَ ُردُّو ُك ْم َعن دِينِ ُك ْم ِإ ِن ا ْست‬

“Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka dapat mengembalikan


kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup”.
Adapun macam-macam perbuatan murtad terbagi menjadi dua macam,yakni
kemurtadan murni yang dalam konteks perbuatannya masih ada ampunan jika
seseorang tersebut bertaubat, yang kedua kemurtadan yang didalamnya memerangi Alloh
dan Rasul-Nya serta membuat kerusakan di muka bumi, maka dalam hal ini seseorang
tersebut tidak akan diampuni bahkan tidak akan diterima taubatnya jika sampai belum
ditangkap.
Firman Allah swt:
‫َّللاِ َو ُك ْف ٌر ِب ِه َو ْال َمس ِْج ِْد ْال َح َر ِام َو ِإ ْخ َرا ُج أ َ ْه ِل ِه ِم ْنهُ أ َ ْك َب ُر‬ َ ‫صْدٌّ َع ْن‬
َّ ‫س ِبي َِّل‬ َ ‫ير ۖ َو‬ ٌ ‫ش ْه ِر ْال َح َر ِام قِت َا ٍل َفِي ِه ۖ قُ َّْل قِت َا ٌل َفِي ِه َك ِب‬
َّ ‫َي ْسأَلُونَكَ َع ِن ال‬
‫ت‬ْ ‫طاعُوا َو َم ْن َي ْرت َ ِْددْ ِم ْن ُك ْم َع ْن دِي ِن ِه َفَ َي ُم‬ َ َ‫َّللاِ َو ْال ِفتْنَةُ أ َ ْك َب ُر ِمنَ ْالقَتْ َِّل ۗ َو َِل َيزَ الُونَ يُقَا ِتلُو َن ُك ْم َحت َّ َٰى َي ُردُّو ُك ْم َع ْن دِي ِن ُك ْم ِإ ِن ا ْست‬
َّ َ‫ِع ْنْد‬
َ‫ار ۖ ُه ْم َفِي َها خَا ِلْد ُون‬ ِ َّ‫ص َحابُ الن‬ ْ َ ‫ت أ َ ْع َمالُ ُه ْم َفِي الْدُّ ْنيَا َو ْاْل ِخ َرةِ ۖ َوأُو َٰلَئِكَ أ‬ ْ ‫ط‬ َ ِ‫َوه َُو كَاَفِ ٌر َفَأُو َٰلَئِكَ َحب‬
“Dan barang siapa diantara kalian yang murtad dari agamanya lalu ia mati dalam
keadaan kafir maka amal mereka akan terhapus di dunia dan di akhirat dan mereka
adalah penghuni neraka,mereka kekal didalamnya”.(Qs.Al-Baqarah:217)
Jika dilihat dari transformasi perbuatannya murtad sangatlah bertentangan dengan
ajaran agama islam,jadi ketentuan hukum agama yang menanggapi perbuatan tersebut
atas kesepakatan bersama yakni hukumanya harus dibunuh.
َٰ ِ ‫طع أ َ ْيْدِيه ْم وأ َ ْر ُجلُ ُه ْم ِم ْن ِخ َاَلفٍ أَ ْو يُ ْنفَ ْوا ِمنَ ْاْل َ ْر‬
ٌ ‫ض ذَلِكَ لَ ُه ْم ِخ ْز‬
ۖ ‫ي َفِي الْدُّ ْنيَا‬ َ ِ َ َّ َ‫صلَّبُوا أ َ ْو تُق‬
َ ُ‫سادا أ َ ْن يُقَتَّلُوا أ َ ْو ي‬ ِ ‫َفِي ْاْل َ ْر‬
َ َ‫ض َف‬
‫َو َل ُه ْم َفِي ْاْل ِخ َرةِ َعذَابٌ َع ِظي ٌم‬
“Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah swt dan
rasul-Nya dan membuat kerusakan dimuka bumi hanyalah mereka dibunuh atau
disalib…”(Qs al-maidah:33)
Orang yang berpaling dan murtad adalah orang yang sudah keluar dari koridor
islamiyah maka jumhur ulama sepakat untuk memberikan sanksi tersebut. Oleh sebab
itu kita sebagai kaum muslim yang bersaudara harus saling menjaga dan mengingatkan
ketika ada umat islam yang mulai masuk dalam medan fikrah kemurtadan agar kembali
ke jalan Allah dan Ampunan-Nya.5

5
Qarddhawi Yusuf, Hukum Murtad Tinjuan al-Qur’an dan As-sunnah (Jakarta:Maktabah, 1998) hlm. 55-70
BAB III
PENUTUP

3.1.Penutup

Anda mungkin juga menyukai