Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SYIRIK

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6

1. ANITA RAHMA DANI (221186206092)


2. NANDA RIZA WULANDARI (221186206091)
3. PADILAH (221186206090)
4. M. RIZQI MAULANA (221186206074)

DOSEN PENGAMPU :
KHAIRUL SALEH, M.Pd

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat ALLAH SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Syirik”. Penyelesaian makalah ini untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah, kami berharap dapat menambah wawasan dan pengetahuan.
Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karna itu saya sangat mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca untuk
melengkapi segala kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini.

Muara bungo, 17 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................... i


Daftar Isi .............................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................... 1


1.1 Latar Belakang .................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................1
1.3 Tujuan ..............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................... 2


2.1 Pengertian Syirik .............................................................................2
2.2 Bentuk-Bentuk Syirik ......................................................................4
2.3 Penyebab Terjadinya Syirik Pada Manusia .....................................7
2.4 Bahaya Syirik Bagi Kehidupan Manusia ......................................12
2.5 Tindakan Rasulullah Dalam Menangkal Syirik ............................14

BAB III PENUTUPAN .....................................................................17

3.1 Kesimpulan ...................................................................................17


3.2 Saran .............................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................18


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menyekutukan Allah atau yang disebut syirik meru pakan
fenomena yang semakin marak di masyarakat akhir-akhir ini. Bahkan
seolah olah menyekutukan Allah telah menjadi bagian dari budaya yang
berkembang dalam masyarakat kita,biasa-Nya penyebab hal tersebut
antara lain di karnakan harta, tahta dan wanita yang kebanyakan
masyarakat tidak menyadari bahwa perbuatan itu termasuk perkara yang
menyekutukan Allah atau syirik kepada Allah.Oleh sebab itu, kami
menyu su n makalah ini dengan ju dul “ SYIRIK” agar masyarakat
mengetahui apa perbuatan syirik itu, cara menghindari dan apa hikmah
menghindari perbuatan syirik itu.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang di atas kami membuat ru musan
masalah sebagai berikut :
1.Apakah yang dimaksud dengan syirik
2.Apakah macam-macam syirik
3.Apakah perbuatan syirik
4.Bagaimana menghindari perbuatan syirik

1.3 TUJUAN
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman
kepada mahasiswa tentang pengertian SYIRIK.
1. Menjelaskan Pengertian Syirik
2. Menjelaskan Bentuk-Bentuk Syirik
3. Penyebab Terjadinya Syirik Pada Manusia
4. Bahaya Syirik Bagi Kehidupan Manusia
5. Tindakan Rasulullah Dalam Menangkal Syirik
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN SYIRIK

Syirik adalah dosa besar yang tidak dapat diampuni. Kegiatan syirik juga
sangat dekat dengan kehidupan manusia karena letaknya di dalam hati yang
mana setiap manusia berpotensi untuk melakukanya. Belum lagi syirik yang
berbalut dengan kebudayaan seperti jimat, upacara pemanggilan jin, ramalan, dll.
Lalu apakah sebenarnya syirik itu? Kata ‘syirik’ (ٌ‫ ) ِش ْرك‬berasal dari kata ‘syarika’
(ٌَ‫ )ش َِرك‬yang berarti: berserikat, bersekutu, bersama atau berkongsi. Arti lughawi
(bahasa) ini mengandung makna bersama-sama antara dua orang atau lebih dalam
satu urusan atau keadaan. Dalam al-Quran, kata syirik dengan berbagai bentuknya
disebutkan 227 kali dengan makna yang berbeda-beda sesuai dengan konteksnya,
antara lain:

1. Persekutuan dalam pemilikan harta, seperti disebutkan dalam surat an-Nisa’: 12,

ِ ُ‫ش َركَا ُء ِفي الثُّل‬


‫ث‬ ُ ‫)… فَإ ِ ْن كَانُوا أ َ ْكث َ َر ِم ْن ذَلِكَ فَ ُه ْم‬

Artinya: “Jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka
bersekutu dalam yang sepertiga itu, …” (QS. an-Nisa’: 12)

- Persekutuan dalam merasakan adzab di akhirat, seperti disebutkan dalam surat


az-Zukhruf: 39.

ِ ‫ظلَ ْمت ُ ْم أَنَّ ُك ْم فِي ْال َعذَا‬


َ‫ب ُم ْشت َِر ُكون‬ َ ‫ولَ ْن يَ ْنفَ َع ُك ُم ْاليَ ْو َم ِإ ْذ‬.
َ

Artinya: “(Harapanmu itu) sekali-kali tidak akan memberi manfaat kepadamu di


hari itu karena kamu telah menganiaya (dirimu sendiri). Sesungguhnya kamu
bersekutu dalam azab itu.” (QS. az-Zukhruf: 39)

- Persekutuan dalam kekuasaan atau penciptaan antara Allah dengan berhala-


berhala atau makhluk lain ciptaan Allah, seperti disebutkan dalam surat Yusuf:
106 dan Ali ‘Imran: 36.
َّ ِ‫)و َما يُؤْ ِمنُ أ َ ْكث َ ُر ُه ْم بِاهللِ إ‬
َ‫ال َو ُه ْم ُم ْش ِر ُكون‬ َ

Artinya: “Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah,
melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan
lain).” (QS. Yusuf: 106)

‫ش ْيئًا‬
َ ‫هللا َوالَ ت ُ ْش ِر ُكوا ِب ِه‬
َ ‫… َوا ْعبُدُوا‬

Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan


sesuatupun …” (QS. an-Nisa: 36)

Pengertian ketiga inilah yang dimaksudkan dengan ‘syirik’, yaitu menyekutukan


Allah dengan selain-Nya yang diharamkan oleh Allah subhanahu wa
ta’ala. Menurut ar-Raghib al-Asfahaniy, syirik terbagi menjadi dua:

ٌُ ‫ش ْركُ ٌاْأل َ ْك َب‬


1. Asy-Syirk al-Akbar ( ‫ر‬ ِّ ِ ‫)ال‬, syirik besar, yaitu syirik dalam bidang
keyakinan, yaitu meyakini adanya Tuhan selain Allah atau menyekutukan Allah
dengan makhluk ciptaannya dalam hal ketuhanan.

ْ َ ‫ش ْركُ ٌاْأل‬
2. Asy-Syirk al-Ashgar ( ٌ‫ص غ َُر‬ ِّ ِ ‫)ال‬, syirik kecil, yaitu menyekutukan Allah
dalam tujuan beribadah atau beramal kebaikan yang tujuannya untuk memperoleh
pujian dari orang lain, padahal tujuan beribadah dan beramal kebaikan itu
seharusnya hanya untuk mencari keridlaan Allah subhanahu wa ta’ala. (al-
Mausu’ah al-Qur’aniyah: 369)
Kedua macam syirik tersebut hukumnya haram, dan Allah subhanahu wa
ta’ala tidak akan mengampuninya kecuali dengan bertaubat sebelum meninggal,
sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala:

‫هللا الَ َي ْغ ِف ُر أَ ْن يُ ْش َركَ ِب ِه‬


َ ‫ِإ َّن‬
ْ ْ
‫هلل فَقَ ِد افت ََرى إِث ًما َع ِظي ًما‬ ْ َ ْ
ِ ‫ويَغ ِف ُر َما دُونَ ذلِكَ ِل َم ْن يَشَا ُء َو َم ْن يُش ِر ْك بِا‬.
َ (‫النسآء‬، 4: 48)

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, mak sungguh ia
telah berbuat dosa yang besar.” (QS. an-Nisa’: 48)

Adapun bentuk syirik, tidak terhitung banyaknya. Misalnya meyakini kekuasaan


atau kekuatan ilahiyah (ketuhanan) pada benda-benda yang dianggap keramat
seperti pohon beringin, keris, akik, akar bahar, binatang,kuburan, batu, patung dan
sebagainya.

2.2 BENTUK-BENTUK SYIRIK

Syirik yang Terkait dengan Kekhususan Allah Ta’ala

a. Syirik di dalam Rububiyyah

Yaitu meyakini bahwa selain Allah mampu menciptakan, memberi rezeki,


menghidupkan atau mematikan dan lainnya dari sifat-sifat rububiyyah.

b. Syirik di dalam Uluhiyyah

Yaitu meyakini bahwa selain Allah bisa memberikan madharat atau manfaat,
memberikan syafaat tanpa izin Allah, dan lainnya yang termasuk sifat-sifat
uluhiyyah.

c. Syirik di dalam Asma’ wa Sifat

Yaitu seorang meyakini bahwa sebagian makhluk Allah memiliki sifat-sifat


khusus yang Allah ta’alla miliki, seperti mengetahui perkara gaib, dan sifat-sifat
lainnya yang merupakan kekhususan Rabb kita yang Maha Suci.

2. Syirik Menurut Kadarnya

a. Syirik Akbar (besar)


Yaitu syirik dalam keyakinan, dan hal ini mengeluarkan pelakunya dari agama
islam.

– Syirik dalam berdoa

Adalah merendahkan diri kepada selain Allah dengan tujuan untuk istighatsah dan
isti’anah kepada selain-Nya.

– Syirik dalam niat, kehendak dan maksud

Adalah manakala melakukan ibadah tersebut semata-mata ingin dilihat orang atau
untuk kepentingan dunia semata.

– Syirik dalam keta’atan

Yaitu menjadikan sesuatu sebagai pembuat syariat selain Allah Subhanahu wa


Ta’ala atau menjadikan sesuatu sebagai sekutu bagi Allah dalam menjalankan
syariat dan ridho atas hukum tersebut.

– Syirik dalam kecintaan

Adalah mengambil makhluk sebagai tandingan bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala.


Menyetarakan kecintaan makhluk dengan Allah.

b. Syirik Ashghar (kecil)

Yaitu riya’, hal ini tidak mengeluarkan pelakunya dari agama islam, akan tetapi
pelakunya wajib untuk bertaubat. Akan tetapi bukan hanya riya’ saja yang
termasuk syirik Ashgar. Riya’ termasuk Syirik Ashghar namun tidak semua Syirik
Ashghar hanya berupa riya’.

c. Syirik Khafi (tersembunyi)


Yaitu seorang beramal dikarenakan keberadaan orang lain, hal ini pun termasuk
riya’, dan hal ini tidak mengeluarkan pelakunya dari agama islam sebagaimana
anda ketahui, namun pelakunya wajib bertaubat.

3. Syirik Menurut Letak Terjadinya

a. Syirik I’tiqodi

Syirik yang berupa keyakinan, misalnya meyakini bahwa Allah Subhanahu wa


Ta’ala yang telah menciptakan kita dan memberi rizki pada kita namun di sisi lain
juga percaya bahwa dukun bisa mengubah takdir yang digariskan kepada kita. Hal
ini termasuk Syirik Akbar yang mengeluarkan pelakunya dari agama islam, kita
berlindung kepada Allah dari hal ini.

b. Syirik Amali

Yaitu setiap amalan fisik yang dinilai oleh syari’at islam sebagai sebuah
kesyirikan, seperti menyembelih untuk selain Allah, dan bernazar untuk selain
Allah dan lainnya.

c. Syirik Lafzhi

Yaitu setiap lafazh yang dihukumi oleh syari’at islam sebagai sebuah kesyirikan,
seperti bersumpah dengan selain nama Allah, seperti perkataan sebagian
orang, “Tidak ada bagiku kecuali Allah dan engkau”, dan “Aku bertawakal
kepadamu”, “Kalau bukan karena Allah dan si fulan maka akan begini dan
begitu”, dan lafazh-lafazh lainnya yang mengandung unsur kesyirikan.

Dengan mengetahui beberapa kategori syirik diatas dapat membantu kita untuk
menghindarinya agar tidak terjatuh dalam kesyirikan dalam bentuk apapun dan
cara bagaimana pun. Semoga kita semua bisa terhindar dari syirik tersebut di
manapun dan kapan pun jua. Wallohu a’lam bishowab.
2.3 PENYEBAB TERJADINYA SYIRIK PADA MANUSIA

a. Dha’iful iman (lemahnya iman)


Seorang yang imannya lemah cenderung berbuat maksiat. Lemahnya rasa takut
kepada Allah Swt ini akan dimanfaatkan oleh hawa nafsu untuk menguasai diri
seseorang. Ketika seseorang dibimbing oleh hawa nafsunya, maka tidak mustahil
ia akan jatuh ke dalam perbuatan-perbuatan syirik seperti memohon kepada pohon
besar karena ingin segera kaya, atau selalu merujuk kepada para dukun agar
penampilannya tetap memikat hati orang banyak

b. Al-Jahlu (kebodohan)
Karenanya masyarakat sebelum datangnya Islam disebut dengan masyarakat
jahiliyah. Sebab, mereka telah diselimuti oleh ego nafsu sehingga tidak mau
mengikuti kebenaran atau memang mereka tidak tahu mana yang benar dan mana
yang salah. Dalam kondisi yang penuh dengan kebodohan itu, orang-orang
cenderung berbuat syirik. Karenanya semakin jahiliyah suatu kaum, bisa
dipastikan kecenderungan berbuat syirik semakin kuat.

‫ُظ ِه ُرٌ َعلَ ٰىٌ َغ ْي ِب ِهٌأَ َحد ًا‬


ْ ‫بٌفَ ََلٌي‬ ْ ‫ٌ َعا ِل ُم‬
ِ ‫ٌالغَ ْي‬

“(Dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib. Maka Dia tidak
memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu.?” (QS. al-Jin : 26)

c. Taqlid (Ikut-Ikutan Secara Membabi-Buta)


Al-Qur’an selalu menggambarkan bahwa orang-orang yang menyekutukan Allah
Swt selalu memberi alasan mereka melakukan itu karena mengikuti jejak nenek
moyang mereka.

ِ ‫ٌَّللا ٌََل ٌيَأ ْ ُم ُر ٌبِ ْالفَحْ ش‬


ٌ‫َاءٌۖ ٌأَتَقُو ُلونَ ٌ َعلَى‬ َ ‫َّللا ٌأ َ َم َرنَا ٌبِ َها ٌۗ ٌقُ ْل ٌ ِإ هن ه‬
ُ ‫ش ًة ٌقَالُوا ٌَو َجدْنَا ٌ َعلَ ْي َها ٌآبَا َءنَا ٌَو ه‬ ِ َ‫َوإِذ َا ٌفَعَلُوا ٌف‬
َ ‫اح‬
ٌَ‫اٌَلٌتَ ْعلَ ُمون‬
َ ‫ٌَّللاٌ َم‬
ِ‫ه‬
“Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata, ‘Kami
mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah
menyuruh kami mengerjakannya.’ Katakanlah, ‘Sesungguhnya Allah tidak
menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji.’ Mengapa kamu mengada-adakan
terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?” (QS. al-A’raf : 28)

d. Berlebih-lebihan dalam memuji Rasul atau memuji orang shalih.

Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam telah memperingatkan akan hal itu dalam


sabda beliau :

“Janganlah kalian berlebihlebihan dalam memujiku, sebagaimana orang-


orang Nashrani berlebihlebihan dalam memuji Isa anak Maryam, sesungguhnya s
aya hanyalah seorang hamba. Maka katakanlah hamba Allah dan rasul-Nya”.
(HR. Bukhari dan Muslim).

Berlebihan dalam memuji orang shaleh akan mengarahkan kepada perbuatan


syirik, sebagaimana yang dilakukan oleh kaum Nabi Nuh. Allah SWT berfirman:

“Dan mereka berkata ; Jangan sekalikali kamu meninggalkan (penyembahan) tuh


an-tuhan kamu dan jangan pula sekali-Ya’uq dan Nashr”. (QS. Nuh : 23)

Ibnu Abas ketika menafsirkan ayat ini mengatakan : Kelima nama ini adalah nama
orang-orang shaleh dari kaum Nabi Nuh ‘Alaihissalam. Maka tatkala mereka
(orang-orang shaleh) itu wafat, syetan mempengaruhi kaum Nabi Nuh agar
membuat patung-patung mereka di majelis yang biasa mereka duduk padanya
dalam rangka mengingat orang-orang shaleh tersebut, dan syetan juga
mempengaruhi mereka agar memberikan nama patung tersebut sesuai dengan
nama orang-orang shaleh itu, maka merekapun melakukannya. Ketika itu patung-
patung itu belum disembah. Akan tetapi ketika orang-orang yang membuat patung
tersebut meninggal dunia dan ilmu agama telah hilang maka patung-patung itupun
disembah. (HR. Bukhari 8/667 dan lihat tafsir Ibnu Katsir)
e. Sombong Dalam Beribadah Kepada Allah

Sombong juga merupakan penyakit yang dapat menimpa fitrah manusia sehingga
ia menyimpang dari bentuknya yang lurus dan menjatuhkannya dalam
kemusyrikan. Sombong ada beberapa derajat, dimulai dari menganggap remeh
terhadap manusia dan berakhir dengan tidak mau beribadah kepada Allah.

Al-Qur’an menjelaskan kepada kita bahwa kesombongan dapat menyebabkan


kufur dan syirik, sebagaimana dalam kisah Namrudz :

Apakah kamu tidak memperhatikan orangyang mendebat Ibrahim tentang Tuhann


ya (Allah) Karena Allah Telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (keku
asaan). ketika Ibrahim mengatakan:

“Tuhanku ialah yang menghidupkan dan mematikan,” orang itu berkata:


“Saya dapat menghidupkan dan mematikan“. Ibrahim berkata:
“Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, Maka terbitkanlah dia da
ri barat,” lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepa
da orang-orang yang zalim. (QS. Al-Baqarah/2 : 258)

Bentuk Perilaku Syirik

a. Menyembah Berhala
Praktek penyembahan berhala telah berlangsung lama, para Nabi dan Rasul
mengajak dan meluruskan sistem penyembahan mereka kepada monoteisme
murni yakni menyembah hanya kepada Allah Swt. Pada zaman Rasulullah Saw.
berhala yang dianggap penting dalam kehidupan masyarakat jahiliyah pada saat
itu adalah Al-Lata, Al-Uzza dan Manat. Mereka beranggapan berhala itu adalah
anak perempuan Allah Swt.

ٌ‫ٌالَلتَ ٌَو ْال ُع هز ٰى‬ ٌ ٰ ‫ٌاأل ُ ْخ َر‬


‫ٌأَفَ َرأ َ ْيت ُ ُم ه‬. ‫ى‬ ْ ‫َو َمنَاة ٌَالثها ِلث َ َة‬
ٌ“Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) mengaggap al-Lata dan al-
Uzza, dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan
Allah)?” (QS. an-Najm : 19-20)

b. Sihir
Sihir termasuk perbuatan syirik karena perbuatan tersebut dapat menipu atau
mengelabui orang dengan bantuan jin atau setan. Dan dalam sebuah hadis
disebutkan,
“Sesungguhnya mantera, azimat dan guna-guna itu adalah perbuatan syirik”.
(HR. Ahmad)
Selain mantera dan guna-guna, memakai azimah atau jimat dapat digolongkan
kepada perbuatan syirik apabila orang yang memakainya percaya dan menyakini
bahwa jimat itu sendiri yang menyelamatkan-Nya atau memberi faedah
kepadanya bukan atas kehendak Allah Swt. Namun apabila seseorang memakai
jimat, baik berbentuk "Hirz atau Ta'widz", yang disertai keyakinan bahwa bukan
benda atau zat dari hirz dan ta'widz itu yang memberi faedah, tetapi Allah Swt
yang memberikan keselamatan dan kesembuhan, maka hal ini tidak termasuk
syirik, hal ini dapat dibuktikan dari riwayat Al-Bayhaqi dalam kitab as-Sunan Al-
kubra tentang kebolehan memakai hirz dari beberapa ulama tabi'in, diantaranya
Sa'id Ibnu Jubair dan Atha'. Bahkan Sa'id Ibnu al-Musayyab memerintahkan agar
dikalungkan ta'widz dari al-Qur'an. Kemudian al-Bayhaqi berkata : "ini semua
kembali kepada apa yang telah aku sebutkan bahwasanya kalau seseorang
membaca ruqa (bacaan-bacaan) yang tidak jelas maknanya, atau seperti orang-
orang di masa jahiliyah yang menyakini kesembuhan berasal dari ruqa tersebut
maka itu tidak boleh. Sedangkan jika seseorang membaca ruqo dan ayat-ayat al-
Qur'an atau bacaan-bacaan yang jelas seperti bacaan dzikir dengan maksud
mengambil berkah dari bacaan tersebutdan dengan keyakinan bahwa kesembuhan
datangnya hanya dari Allah semata, maka hal itu tidak masalah"
c. Peramalan
Peramalan ialah menentukan dan memberitahukan tentang hal-hal yang ghaib
pada masa-masa yang akan datang baik itu dilakukannya dengan ilmu
perbintangan, dengan membaca garis-garis tangan, dengan bantuan jin dan
sebagainya. Rasulullah Saw. bersabda:

ٌْ‫س َح َر ٌفَقَد‬
َ ٌ ‫س َح َر ٌَو َم ْن‬ َ ‫سله َم ٌ َم ْن ٌ َعقَ ٌد َ ٌ ُع ْقدَة ًٌث ُ هم ٌنَف‬
َ ٌْ‫َث ٌفِي َهاٌفَقَد‬ ُ ‫صله ه‬
َ ‫ىٌَّللا ٌ َعلَ ْي ِه ٌَو‬ ِ ‫سو ُل ه‬
َ ٌ ‫ٌَّللا‬ َ ‫َع ْن ٌأ َ ِبيٌه َُري َْرة ٌَقَا َل ٌقَا َل‬
ُ ‫ٌر‬
ٌ‫اٌو ِكلٌَإِلَ ْي ِه‬ َ ٌ َ‫أ َ ْش َركَ ٌَو َم ْنٌتَعَلهق‬
ُ ً ‫ش ْيئ‬
ٌDari Abu Hurairah ra, Nabi Saw. bersabda;
"Barang siapa yang mengikat buhul kemudian meniupnya sungguh ia telah
berbuat sihir, dan barang siapa yang melakukan sihir maka sungguh ia telah
berbuat syirik dan barang siapa yang menggantungkan sesuatu maka ia akan
diserahkan kepadanya." (HR. Nasa’i)
Ilmu perbintangan dalam hadis ini bukanlah ilmu perbintangan yang mempelajari
tentang planet yang dalam ilmu pengetahuan yang disebut astronomi. Namun,
ilmu tentang ramalan. Percaya kepada ramalan-ramalan berarti mengakui bahwa
ada sesuatu selain Allah Swt yang mengetahui hal-hal yang ghaib. Hal ini sama
artinya mengakui bahwa Allah itu mempunyai sekutu-sekutu. Perbuatan ini
merupakan perbuatan syirik.

ِ ‫ش ْعبَ ًة‬
ِّ ‫ٌم ْنٌال‬
ٌ‫سِحْ ِر‬ َ ‫ومٌا ْقت َ َب‬
ُ ٌ‫س‬ ِ ‫سٌ ِع ْل ًم‬
ِ ‫اٌم ْنٌالنُّ ُج‬ َ ‫سله َم‬
َ ‫ٌم ْنٌا ْقت َ َب‬ ُ ‫صله ه‬
َ ‫ىٌَّللاٌ َعلَ ْي ِه ٌَو‬ ِ ‫سول ه‬
َ ٌ‫ٌَُّللا‬ َ ‫ٌقَال‬
ُ ‫ٌَر‬
“Barangsiapa yang mempelajari salah satu ilmu perbintangan, maka ia telah
mempelajari sihir”. (HR. Abu Daud)

d. Mempercayai Paranormal atau Ahli Nujum dan Ahli Tenung.


Dukun ialah orang yang dianggap dapat memberitahukan tentang hal-hal yang
ghaib pada masa datang, atau memberitahukan apa yang tersirat dalam naluri
manusia. Adapun tukang tenung adalah nama lain dari paranormal, atau orang-
orang yang mengaku bahwa dirinya dapat mengetahui dan melakukan hal-hal
yang ghaib, baik dengan bantuan jin atau setan, ataupun dengan membaca garis
tangan. Dalam sebuah hadis diterangkan:
ً‫ص ََلةٌ ٌأ َ ْربَ ِعينَ ٌلَ ْي َل ٌة‬
َ ٌ ُ‫سأَلَهُ ٌ َع ْن ٌ َش ْيءٍ ٌلَ ْم ٌت ُ ْقبَ ْل ٌلَه‬
َ َ‫سله َم ٌقَا َل ٌ َم ْن ٌأَتَى ٌ َع هرافًا ٌف‬ ُ ‫ص هلى ه‬
َ ‫ٌَّللا ٌ َعلَ ْي ِه ٌَو‬ ِّ ِ‫" ٌ َع ْن ٌال هنب‬dari
َ ٌِ‫ي‬
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda:
"Barangsiapa mendatangi tukang tenung lalu dia bertanya kepadanya tentang
suatu hal, maka shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh malam."
(HR. Muslim)

e. Riya
Riya adalah beramal bukan karena Allah Swt, melainkan karena ingin dipuji atau
dilihat orang. Riya termasuk syirik, sebagaimana sabda Rasulullah Saw
"Sesuatu yang amat aku takuti yang akan menimpa kamu ialah syirik kecil. Nabi
ditanya tentang hal ini, maka beliau menjawab, ialah Riya”. (HR. Ahmad)

2.4 BAHAYA SYIRIK BAGI KEHIDUPAN MANUSIA

Syirik akbar merupakan perbuatan syirik yang dapat menyebabkan pelakunya


keluar dari Islam. Orang yang melakukan syirik besar akan ditimpa tiga
musibah.

1. Seluruh amalannya akan gugur

Allah berfirman,

ْ َ‫ٌمن‬
ٌَ‫ٌال َخا ِس ِرين‬ َ َ‫ٌم ْنٌقَ ْبلِكَ ٌلَئِ ْنٌأ َ ْش َر ْكتَ ٌلَيَحْ ب‬
ِ ‫ط هنٌ َع َملُ كَ ٌَولَت َ ُكون هَن‬ ِ َ‫يٌإِلَيْكَ ٌَوإِلَىٌالهذِين‬ ِ ُ ‫وٌَلَقَدٌْأ‬
َ ‫وح‬

"Telah diwahyukan kepada engkau dan juga Rasulullah-Rasulullah sebelum


engkau. Apabila engkau berbuat syirik (syirik akbar) maka akan gugurlah seluruh
amalanmu, dan sungguh engkau akan menjadi orang yang merugi (di neraka
Jahanam)" (QS. Az-Zumar: 65).

Ancaman ini berlaku untuk umat Rasulullah Muhammad dan juga umat seluruh
utusan Allah sebelumnya. Demikian pula dalam ayat yang lain, setelah
menyebutkan para utusan-Nya, Allah kemudian berfirman mengenai mereka,
ٌَ‫طٌ َع ْن ُه ْمٌ َماٌكَانُواٌ َي ْع َملُون‬ ٌَ َ‫َولَ ْوٌأ َ ْش َر ُكواٌل‬
َ ‫ح ِب‬

"Kalau seandainya mereka berbuat kesyirikan maka akan gugur seluruh amalan
yang telah mereka lakukan" (QS. Al An’am: 88).

Ayat ini disampaikan kepada para rasul padahal mereka tentu saja tidak akan
melakukan kesyirikan, karena dijaga oleh Allah. Jadi maksudnya adalah
seandainya Rasulullah Muhammad yang mana beliau adalah manusia yang paling
mulia, yang mana surga tidak akan terbuka kecuali diketuk oleh beliau, juga
melakukan kesyirikan maka amalannya akan gugur, apa lagi orang-orang yang
kedudukannya berada di bawah Rasulullah .Sebagai contoh ada seorang hamba
yang selama 60 tahun melakukan amal saleh, kemudian sebelum meninggal dunia
dia melakukan syirik besar, maka amalannya selama 60 tahun tersebut baik
berupa haji, sedekah, infak, dan berbakti kepada orang tua, seluruhnya gugur.
Karena dia akhiri amalannya dengan berbuat syirik besar kepada Allah.

2. Dosanya tidak akan diampuni

Allah berfirman:

َ ‫ٌَّللاَ ٌََلٌ َي ْغ ِف ُرٌأ َ ْنٌيُ ْش َركَ ٌ ِب ِه‬


ٌ‫ٌو َي ْغ ِف ُرٌ َماٌدُونٌَذَلِكَ ٌ ِل َم ْنٌيَشَا ُء‬ ‫ِإ هن ه‬

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan mengampuni dosa
lainnya bagi siapa yang Ia kehendaki" (QS. An-Nisa: 48)

Jika seseorang meninggal dunia dalam kondisi berbuat maksiat, misalnya sedang
berzina, atau karena bunuh diri, atau merampok lalu meninggal karena ditembak
polisi, maka dia telah melakukan dosa besar yang mana belum sempat bertobat
sehingga terancam dengan neraka Jahanam. Akan tetapi masih ada kemungkinan
bagi Allah untuk mengampuninya.

Berbeda halnya jika dia meninggal dalam keadaan berbuat syirik besar dan belum
sempat bertobat, maka mustahil diampuni oleh Allah.
Allah berfirman,

ٌ‫ٌال َج َم لُ ٌفِي‬ْ ‫ٌال َج هنةٌَ َحتهىٌيَ ِل َج‬


ْ َ‫اء ٌَو ََلٌيَ ْد ُخلُون‬
ِ ‫س َم‬ ُ ‫اٌَلٌتُفَته ُحٌلَ ُه ْمٌأَب َْو‬
‫ابٌال ه‬ َ ‫ِإ هنٌالهذِينَ ٌ َكذهبُواٌ ِبآيَاتِن‬
َ ‫َاٌوا ْست َ ْكبَ ُرواٌ َع ْن َه‬
‫اط‬ ْ ‫س ِ ِّم‬
ٌِ ‫ٌال ِخ َي‬ َ

"Sesungguhnya orang-orang yang sombong dari ayat-ayat Allah (mendustakan


ayat-ayat Allah) maka tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan
mereka tidak akan masuk surga sampai onta bisa dimasukkan ke dalam lubang
jarum" (QS. Al-A’raf: 40)m

Orang musyrik mustahil masuk ke dalam surga kecuali setelah onta bisa
dimasukkan ke dalam lubang jarum. Sedangkan tidak mungkin ada onta yang bisa
masuk ke dalam lubang jarum, artinya tidak mungkin orang musyrik itu masuk
surga.

3. Kekal di dalam neraka Jahanam

Allah berfirman:

ٌ‫ار‬
ٍ ‫ص‬َ ‫ٌنٌأ َ ْن‬
ْ ‫ٌم‬
ِ َ‫لظا ِل ِمين‬ ُ ‫ٌال َجنه َة ٌَوٌ َمأ ْ َو اهٌُالنه‬
‫ار ٌَوٌ َماٌ ِل ه‬ ْ ‫ٌَّللاٌ َعلَ ْي ِه‬ ِ ‫ٌُم ْنٌيُ ْش ِر ْكٌبِ ه‬
ُ ‫اَّللٌفَقَدٌْ َح هر َم ه‬ َ ‫إِنهه‬

"Sesungguhnya orang yang melakukan kesyirikan kepada Allah maka telah Allah
haramkan surga baginya dan tempat kembalinya adalah neraka Jahanam dan tidak
ada penolong baginya" (QS. Al-Maidah: 72)

Ketiga musibah ini saling berkaitan. Barang siapa yang melakukan syirik besar
maka seluruh amalannya akan gugur, kemudian jika ia meninggal dalam keadaan
belum bertobat maka tidak akan diampuni oleh Allah, dan akan dikekalkan di
dalam neraka.

2.5 TINDAKAN RASULULLAH DALAM MENANGKAL SYIRIK

“Sungguh, telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri,


berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan
keselamatan) untukmu, amat belas kasihan lagi penyayang kepada orang-orang
mukmin.” (Bara’ah/At-Taubah: 128)

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu


‘alaihi wa sallam bersabda:

“Janganlah kamu jadikan rumah-rumah kamu sebagai kuburan, dan janganlah


kamu jadikan kuburanku sebagai tempat perayaan, tetapi ucapkanlah shalawat
untukku karena sesungguhnya ucapan shalawat sampai kepadaku dimanapun
kamu berada.” (HR Abu Dawud dengan isnad hasan, dan para periwayatnya isqat)

Dalam hadits lain, Ali bin Al-Husein Radhiyallahu ‘anhu menuturkan bahwa ia
melihat seseorang datang ke salah satu celah pada kuburan Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam lalu masuk ke dalamnya dan berdoa. Maka ia pun melarang
orang itu dan berkata: “Maukah kamu aku beritahu sebuah hadits yang aku dengar
dari bapakku, dari kakekku, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam? Beliau
telah bersabda:

“Janganlah kamu jadikan kuburanku sebagai tempat perayaan dan janganlah kamu
jadikan rumah-rumah kamu sebagai kuburan, (tetapi ucapkanlah doa salam
kepadaku) karena sesungguhnya doa salammu sampai kepadaku dimanapun kamu
berada.” (Diriwayatkan dalam kitab Al-Mukhtarah)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi was sallam sangatlah menyayangi umatnya, sangat


ingin agar kita terhindar dari kesyirikan. Karena itulah Rasulullah shallallahu
‘alaihi was sallam berupaya menutup pintu-pintu kesyirikan, dengan cara sebagai
berikut :
1. Beliau melarang kita dari melakukan perbuatan menjadikan kuburan sebagai
tempat ibadah
2. 2.Larangan menjadikan kubur beliau sebagai ‘ied (tempat yang didatangi
berulang-ulang).

3. Larangan bersafar menuju tempat yang dianggap berkah kecuali tiga masjid
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
1. Syirik adalah menyamakan selain Allah dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala
dalam Rububiyyah dan Uluhiyyah serta Asma dan Sifat-Nya.
2. Jenis-jenis syirik yaitu syirik besar adalah memalingkan suatu bentuk ibadah
kepada selain Allah, seperti berdo’a kepada selain Allah dan Syirik kecil yaitu
syirik yang tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam, tetapi ia
mengurangi tauhid dan merupakan wasilah (jalan, perantara) kepada syirik besar,
misalnya dilakukan dalam bentuk perkataan.
3.. Syirik ada dua bentuk yaitu syirik dalam Rububiyyah yaitu menjadikan sekutu
selain Allah yang mengatur alam semesta dan Syirik dalam uluhiyyah yang
bermakna menyekutukan Allah di dalam ibadah.
4. penyebab timbulnya kesyirikan diantaranya yaitu berlebih-lebihan dalam
memuji Rasul atau memuji orang shaleh, ta’ashshub (fanatisme), dan kebodohan
terhadap aqidah yang benar.
5. Tindakan Nabi SAW dalam menangkal syirik sebagai contoh yaitu : Tidak
berlebihan dalam memuji dan mengagungkan Nabi SAW, beliau melarang kita
dari melakukan perbuatan menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah dan
Larangan menjadikan kubur beliau sebagai ‘ied (tempat yang didatangi berulang-
ulang), dan adanya larangan bersafar menuju tempat yang dianggap berkah
kecuali tiga masjid.

3.2 SARAN
Setelah membaca makalah tersebut diharapkan kepada pembaca dapat
mengetahui pengertian dari syirik.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini
disebabkan karena keterbatasan pemikiran dan sumber yang diperoleh penulis.
Oleh karena itu saran dan kritikan dari pembaca sangat membantu dalam
penyempurnaan karya tulis ini.
DAFTAR PUSTAKA

Redaksi Muhammadiyah pengertian-syirik-dan-macam-macamnya/ Sumber: Majalah


Suara Muhammadiyah, No. 10, 2008
Hadi, Khairul. 2013. Makna Syirik dalam Al-Qur’an
https://muslimah.or.id/60-macam-macam-syirik.htmlPenjelasan Al-Qaul Al-
Mufid fii Adillati At-Tauhid
https://www.bacaanmadani.com/2018/03/sebab-sebab-perbuatan-syirik-dan-
bentuk.html
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.
Penerbit: Kantor Kerjasama Da’wah dan Bimbingan Islam, Riyadh 1418 H.

Anda mungkin juga menyukai