Anda di halaman 1dari 4

Nama: muhammad badru tamam (2126201040)

Kelas: A
MK: AIKA
ٌ ْ‫)شر‬
1.Kata ‘syirik’ (‫ك‬ َ ‫ ) َش ِر‬yang berarti: berserikat, bersekutu,
ِ berasal dari kata ‘syarika’ (‫ك‬
bersama atau berkongsi. Arti lughawi (bahasa) ini mengandung makna bersama-sama antara
dua orang atau lebih dalam satu urusan atau keadaan.
Dalam al-Quran, kata syirik dengan be

kesyirikan dan pelanggaran tauhid banyak terjadi di masyarakat kita, karena kurangnya
pengetahuan mereka tentang masalah tauhid dan keimanan, serta hal-hal yang bisa
mendangkalkan bahkan merusak akidah (keyakinan) seorang muslim.

Kenyataan ini diisyaratkan dalam banyak ayat al-Qur’an, di antaranya dalam firman
Allah Ta’ala,

} َ‫{ َو َما يُْؤ ِمنُ َأ ْكثَ ُرهُ ْم بِاهَّلل ِ ِإاَّل َوهُ ْم ُم ْش ِر ُكون‬

“Dan sebagian besar manusia tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan
mempersekutukan-Nya (dengan sembahan-sembahan lain)” (QS Yusuf:106).

Ibnu Abbas menjelaskan arti ayat ini, “Kalau ditanyakan kepada mereka: Siapakah yang
menciptakan langit? Siapakah yang menciptakan bumi? Siapakah yang menciptakan gunung?
Maka mereka akan menjawab: “Allah (yang menciptakan semua itu)”, (tapi bersamaan
dengan itu) mereka mempersekutukan Allah (dengan beribadah dan menyembah kepada
selain-Nya)

Semakna dengan ayat di atas Allah Ta’ala juga berfirman,

ِ َّ‫{ َو َما َأ ْكثَ ُر الن‬


} َ‫اس َولَوْ َح َرصْ تَ بِ ُمْؤ ِمنِين‬

“Dan sebagian besar manusia tidak beriman (dengan iman yang benar) walaupun kamu
sangat menginginkannya” (QS Yusuf:103).

Artinya: Mayoritas manusia walaupun kamu sangat menginginkan dan bersungguh-sungguh


untuk (menyampaikan) petunjuk (Allah), mereka tidak akan beriman kepada Allah (dengan
iman yang benar), karena mereka memegang teguh (keyakinan) kafir (dan syirik) yang
merupakan agama (warisan) nenek moyang mereka

Dalam hadits yang shahih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih menegaskan hal ini
dalam sabda beliau:

» َ‫ق قَبَاِئ ُل ِم ْن ُأ َّمتِي بِ ْال ُم ْش ِر ِكينَ َو َحتَّى يَ ْعبُدُوا اَألوْ ثَان‬


َ ‫«الَ تَقُو ُم السَّا َعةُ َحتَّى ت َْل َح‬

“Tidak akan terjadi hari kiamat sampai beberapa qabilah (suku/kelompok) dari umatku
bergabung dengan orang-orang musyrik dan sampai mereka menyembah berhala (segala
sesuatu yang disembah selain Allah Ta’ala)

2. 1. Syirik al-Istiqlal, yaitu menetapkan pendirian bahwa Tuhan itu ada dua dan keduanya
bebas bertindak sendiri-sendiri. Seperti syiriknya orang majusi (penyembah api). Menurut
mereka Tuhan itu dua, pertama Ahuramazda, Tuhan dari segala kebaikan dan Ahriman,
Tuhan dari segala kejahatan.

2. Syirik at-Tab’id, yaitu menyusun Tuhan terdiri dari beberapa Tuhan, sebagai syiriknya
orang Nasrani.

3. Syirik at-Taqrib, yaitu beribadat, memuja kepada yang selain Allah SWT untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT, sebagaimana syiriknya orang Jahiliah zaman dahulu.
Syirik at-Taqlid, yaitu memuja, beribadat kepada yang selain Allah SWT karena taqlid (turut-
turutan) kepada orang lain.

4. Syirik al-Asbab, yaitu menyandarkan pengaruh kepada sebab-sebab yang biasa,


sebagaimana syiriknya orang-orang ahli filsafat dan penganut paham naturalis. Mereka
berkata bahwa segala kejadian alam ini tidak ada sangkut-pautnya dengan Tuhan, meskipun
Tuhan itu ada. Melainkan adalah sebab-akibat daripada alam itu sendiri.

5. Syirik al-Aghrad, yaitu beramal bukan karena Allah SWT.

3. Syirik besar (al-Syirk al-Akbar), yaitu meyakini adanya Tuhan selain Allah SWT. Disebut
syirik besar karena menyekutukan Tuhan secara keseluruhan.

Syirik kecil (al-Syirk al-Asqhar), yaitu melakukan sembahan bukan karena Allah SWT, tetapi
karena manusia.

4. 1. Seluruh amalannya akan gugur Allah ‫ ﷻ‬berfirman,

ِ ‫ك َولَتَ ُكون ََّن ِمنَ ْالخ‬


َ‫َاس ِرين‬ َ ِ‫و َلَقَ ْد ُأو ِح َي ِإلَ ْيكَ َوِإلَى الَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْبل‬
َ ُ‫ك لَِئ ْن َأ ْش َر ْكتَ لَيَحْ بَطَ َّن َع َمل‬

"Telah diwahyukan kepada engkau dan juga Rasulullah-Rasulullah sebelum engkau. Apabila
engkau berbuat syirik (syirik akbar) maka akan gugurlah seluruh amalanmu, dan sungguh
engkau akan menjadi orang yang merugi (di neraka Jahanam)" (QS. Az-Zumar: 65).
Ancaman ini berlaku untuk umat Rasulullah Muhammad ‫ ﷺ‬dan juga umat seluruh utusan
Allah sebelumnya. Demikian pula dalam ayat yang lain, setelah menyebutkan para utusan-
Nya, Allah kemudian berfirman mengenai mereka,

َ‫َولَوْ َأ ْش َر ُكوا لَ َحبِطَ َع ْنهُ ْم َما َكانُوا يَ ْع َملُون‬

"Kalau seandainya mereka berbuat kesyirikan maka akan gugur seluruh amalan
yang telah mereka lakukan" (QS. Al An’am: 88).
5. Syirik sebagaimana yang telah kita ketahui adalah menyamakan selain Allah dengan Allah
dalam hal rububiyah atau uluhiyah-Nya. Atau dengan kata lain syirik adalah menyekutukan
Allah. Sedangkan modern adalah masa dimana kita berada saat ini, dengan berbagai
kemajuan di segala bidang.

Perbuatan syirik tidak hanya terjadi di masa lalu, dimana belum adanya teknologi seperti
sekarang ini, namun di zaman serba canggih seperti sekarang pun masih terjadi perbuatan
syirik

Sebagaimana yang dijelaskan dalam Al Quran bahwa perbuatan syirik tidak diampuni oleh
Allah. Allah swt berfirman: ‫ك لِ َم ْن يَّ َش ۤا ُء ۚ َو َم ْن يُّ ْش ِر ْك بِاهّٰلل ِ فَقَ ِد ا ْفت ٰ َٓرى‬ َ ‫اِ َّن هّٰللا َ اَل يَ ْغفِ ُر اَ ْن يُّ ْش َر‬
َ ِ‫ك بِ ٖه َويَ ْغفِ ُر َما ُدوْ نَ ٰذل‬
ِ ‫اِ ْث ًما ع‬
‫َظ ْي ًما‬

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa
yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. An-Nisaa’:
48)

Syirik yang berkembang pada jaman dahulu adalah syirik jali yaitu mempersekutukan Allah
secara terang-terangan. Namun syirik yang berkembang dimasa modern ini adalah syirik
khafi yaitu mempersekutukan Allah secara tidak sadar

6. 1. Menganggap yang menyembuhkan penyakit adalah dokter, tabib atau obat yang 
diminum. Padahal dokter, tabib atau obat hanyalah washilah/sarana, yang menyembuhkan
adalah Allah. Sebagaimana dalam firman-Nya:

‫ت فَهُ َو يَ ۡشفِ ۡي ِن‬ ۡ ‫َواِ َذا َم ِر‬


ُ ‫ض‬
“Dan  apabila aku sakit, Dialah yang  menyembuhkanku.” [QS Asy Syu’ara: 80]

2. Menganggap tubuh tetap sehat dan bugar karena pola makan yang seimbang atau olah
raga yang teratur. Sedangkan hakikatnya yang memberikan kesehatan adalah Allah

3. Jabatan yang diperoleh karena kepintaran, kedekatan atau kepiawaiannya


memanfaatkan bantuan orang lain. Jabatan diperoleh karena atas kehendak Allah
"Kalau seandainya mereka berbuat kesyirikan maka akan gugur seluruh amalan yang telah
mereka lakukan" (QS. Al An’am: 88).

Anda mungkin juga menyukai