Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SYIRIK DAN ANCAMAN BAGI PELAKU SYRIK

Oleh :

HADI PUTRA
NPM: 1480200025

PROGRAM STUDY ILMU KEPRAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2019
KATA PENGANTAR

Dengan rahmat Allah yang maha pengasih dan penyayang yang telah
melimpahkan taufik dan hidayahnya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam tak lupa kami sampaikan kepada
junjungan nabi besar Muhammad SAW, semoga kita semua sebagai umatnya
mendapat syafaat dari beliau.

Makalah ini berisi materi tentang “SYIRIK DAN ANCAMAN BAGI


PELAKU SYIRIK’Dalam pembuatan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang
saya hadapi. Namun, saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi
ini tentunya sudah banyak sekali pihak-pihak yang terlibat. Maka dari itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini, beserta pihak-pihak lainnya yang mendukung.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kesalahan dan


kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat.

Bengkulu, Agustus 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i


KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 4

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 5

C. Tujuan Penulisan Makalah .............................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Iman ................................................................................................ 6

B. Ilmu ................................................................................................ 9.

C. Amal ................................................................................................ 10

D. Hubungan antara Iman, Ilmu dan Amal................................... ..10


BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 14

B. Saran ................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Syirik adalah menjadikan sesuatu tandingan bagi Allah, atau kita sering
menyebutnyamenduakan allah padahal sesungguhnya allah-lah yang
menciptakan segala sesuatu yang adadibumi. Syirik adalah dosa besar
yang tidak akan allah ampuni sebagaimana firman allahdalam surat an-
nisaa

‫َّللاَ ََل يَ ْغ ِف ُر أ َ ْن يُ ْش َر َك بِ ِه َويَ ْغ ِف ُر َما د ُونَ ذَ ِل َك ِل َم ْن‬


َّ ‫إِ َّن‬
‫ع ِظي ًما‬َ ‫اَّللِ فَقَ ِد ا ْفت َ َرى إِثْ ًما‬
َّ ِ‫يَشَا ُء َو َم ْن يُ ْش ِر ْك ب‬
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka
sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An Nisa: 48)
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segaladosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yangmempersekutukan Allah, Maka
sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.Syirik itu terjadi karena manusia
(pelaku syirik) merasakan kekerdilan dirinya, ia melihatdirinya sebagai
makhluk yang lemah, tiada daya bahkan terhadap nasib baik atau buruk
bagidirinya ia tidak dapat menentukan dan merasa hidupnya tergantung
pada sesuatu di luardirinya.
Dalam realita sehari-hari banyak orang beranggapan bahwa syirik
hanyalah perilakumenyekutukan Allah secara terang-terangan yang hanya
dapat diamati secara indrawi.Dengan kemajuan peradaban dunia yang
begitu pesat, baik itu teknologi, kedokteran,hukumdan lain-lain. Itu semua
bisa menjadi faktor terjadinya penyebab syirik modern . Misalnyasetelah
kita berobat ke dokter terus kita sembuh bukan kepada allahpertama kali
kita berterimakasih tapi kepada dokternya. padahal dokter itu hanyalah per
antara untukmenyembuhkan kita, Tubuh tetap sehat dan bugar karena pola
makan yang seimbang atauolah raga yang teratur. Jabatan yang diperoleh
karena kepintaran, itulah sebagian dari contohsyirik modern.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Syrik dalam Islam
2. Apa saja macam-macam syrik
3. Apa Bahaya Syrik dalam Kehidupan Manusia

C. Tujunan Penulisan Makalah


1. Untuk mengetahui Pengertian Syrik
2. Untuk Mengetahui Macam-macam Syirik
3. Untuk Mengetahui Syrik dalam Kehidupan Manusia
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Syirik

Syirik dalam bahasa arab adalah mashdar (kata kerja yang dibendakan)
yang berasal darikata kerja: syarakha — yashrukhu ---syarkhan artinya
menjadikan sekutu baginya. Syirikadalah perbuatan menyekutukan allah
dalam segala bentuk, baik itu perkataan, perbuatan atauIktiqad. adapun orang
yang melakukan syirik itu disebut musyrik. Adapun pengertian syirik secara
syari’ah ada dua makna yaitu:
Makna umum: menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal yang me
rupakan kekhususan bagi Allah, maka secara umum syirik dibagi tiga.
Syirik dalam Rububiyah artinya keyakinan dan ikrar bahwasanya sesuatu
selain Allahmampu menciptakan, mengatur dan memelihara alam semesta
dan seisinya, memberikanrizki, memberikan manfaat dan
bencana,memberikan hidayah, mematikan dan menghidupkandan lainnya
yang termasuk rububiyahnya Allah( Rububiyah Allah adalah mengesakan
Allahdalam tiga perkara yaitu penciptaan-Nya, kekuasaan-Nya, dan
pengaturan-Nya ).Syirik ULuhiyah artinya keyakinan dan ikrar bahwa ada
selain Allah yang dapat diibadahi(disembah) seperti minta pertolongan pada
jin untuk mendapatkan uang dengan cepat. Syirik Asma’waas-Shifat yaitu
menyamakan antara Allah dan makhluk nya dalam masalah Asma’waas-
Shifat seperti menyamakan sifat-sifat dzatiyah Allah (wajah,
tangan,mendengar, melihat dsb) sama dengan sifat makhluk nya , atau
memberikan sifat-sifat yangkhusus bagi Allah untuk makhluk nya seperti
menyakini bahwa ada makhluk Allah yangmengetahui perkara-perkara ghaib
Syirik adalah menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan selain-Nya
dalam hal ibadah, seperti berdoa, beristighatsah, bernadzar, shalat, puasa, atau
mempersembahkan hewan sembelihan kepada berhala-berhala maupun
selainnya. Misalnya, menyembelih hewan yang dipersembahkan kepada
Syaikh al-Badawi dan ‘Idrus, shalat yang dipersembahkan kepada si fulan,
dan meminta pertolongan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
‘Abdul Qadir, ‘Idrus di Yaman, orang-orang yang sudah mati ataupun orang
yang tidak berada di tempatnya. Semua perbuatan ini disebut kesyirikan.
Demikian pula, apabila seseorang berdoa, ber-istighatsah, meminta
pertolongan kepada bintang-bintang dan jin, atau mengerjakan perbuatan-
perbuatan kesyirikan lainnya. Oleh karena itu, jika ia melakukan salah satu
jenis ibadah tersebut, tetapi ditujukan kepada benda-benda mati, orang-orang
yang sudah mati ataupun orang yang tidak berada di tempatnya, maka semua
perbuatan ini termasuk menyekutukan Allah. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman,

َ ‫َولَ ْو أ َ ْش َر ُكواْ لَ َح ِب‬


َ‫ط َع ْن ُهم َّما َكانُواْ يَ ْع َملُون‬
“Dan seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya
lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.”(Qs.
al-An’am:88)
B.Macam-Macam Syirik

1. Syirik dalam rububiyah. Maksudnya menyamakan Allah dengan sesuatu


yang lain dalam hal rububiyah yang menjadi kekhususan Allah atau
menisbatkan salah satu makna rububiyah kepada sesuatu atau seseorang,
seperti menciptakan, memberikan rezeki, menghidupkan, mematikan dan
lainnya. Jenis ini biasanya disebut tamtsil (penyerupaan) atau ta’thil
(peniadaan).
2. Syirik dalam uluhiyah. Maksudnya, menyamakan sesuatu atau seseorang
dalam kelayakan disembah dan ditaati yang menjadi kekhususan Allah
SWT. Seperti sholat, puasa, nadzar dan menyembelih kurban untuk selain
Allah SWT. Jenis ini secara umum disebut syirik.
3. Syirik dalam al-asma’ was sifat (nama-nama dan sifat-sifat) Allah.
Maksudnya, menyamakan sesuatu atau seseorang dengan Allah dalam
nama dan sifat yang menjadi kekhususan Allah. Jenis ini biasanya juga
disebut tamtsil (penyerupaan). Seperti: menyamakan sifat-sifat dzatiyah
Allah (wajah, tangan, mendengar, melihat dan lainnya) serupa dengan sifat
makhluk, atau memberikan sifat-sifat yang khusus bagi Allah untuk
makhluk, seperti sifat mengetahui yang ghaib, mengetahui segala sesuatu,
hadir dan melihat di setiap tempat, dan.
Kedua, arti khusus: Yaitu menjadikan seseorang atau sesuatu selain Allah
sebagai tuhan yang berhak diibadahi disamping Allah. Sedang jenis-jenis
ibadah diantaranya: doa, takut, tawakkal, isti’anah (permintaan tolong),
isti’adzah (minta perlindungan), nadzar, menyembelih, sujud dan lainnya.
Inilah makna syirik secara langsung dipahami ketika ia disebut dalam Al
Qur’an, Sunnah dan ucapan kaum Salaf. Maka siapa saja yang menjadikan
sesuatu atau seseorang sebagai sembahan yang ditaati selain Allah, maka ia
disebut musyrik
Selain ditinjau dari segi pengertiannya, syirik juga ditinjau dari segi hukum dan
bobot dosanya. Dalam hal ini syirik dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

Pertama:Syirik Akbar
Syirik akbar (syirik paling besar) yaitu menjadikan sekutu selain Allah SWT
yang disembah dan ditaati sama seperti menyembah dan mentaati Allah SWT.
Seperti shalat untuk selain Allah, berpuasa untuk selain Allah, menyembelih
hewan (kurban) untuk selain Allah, berdoa untuk orang yang sudah mati,
berdoa kepada orang yang tidak ada di hadapannya untuk menolongnya dari
urusan yang hanya Allah saja yang berkuasa, dan lainnya.

Kedua:Syirik Asghar
Syirik asghar (syirik paling kecil) adalah menyamakan sesuatu selain Allah
dengan Allah SWT dalam bentuk perkataan atau perbuatan. Syirik dalam
bentuk amalan adalah riya’. Sedangkan dalam bentuk perkataan lisan adalah
lafadz-lafadz yang mengandung makna menyamakan Allah SWT dengan
sesuatu yang lain. Misalnya, ia mengatakan: “Apa yang dikehendaki Allah dan
engkau kehendaki”.

Ketiga:SyirikKhafi
Syirik khafi (tersembunyi) adalah syirik yang berada antara syirik akbar dan
syirik asghar. Atau dengan kata lain, syirik yang dimungkinkan bisa termasuk
syirik akbar atau syirik ashghar. Seperti: Bersumpah dengan selain nama Allah
adalah syirik ashghar, tetapi jika yang bersumpahnya itu dengan keyakinan
bahwa yang dia pakai untuk sumpah itu menyamai keagungan Allah maka ini
termasuk syirik akbar.

Berdasarkan pengertian di atas, pada hakikatnya, syirik, ditinjau dari segi


hukum dan bobotnya, dapat digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu:
syirik akbar, yakni syirik yang terkait dengan keyakinan hati, dan
syirik asghar yakni syirik yang terkait dengan perbuatan, perkataan lisan dan
motivasi hati yang tersembunyi.
Nampaknya pembagian syirik menjadi tiga jenis di mana syirik khofi
merupakan bagian yang ketiganya, didasarkan pada kenyataan bahwa
syirik khofi bisa berubah menjadi syirik akbar atau syirik asghar. Kesubliman
dan kesamaran itu menuntut kehati-hatian yang tinggi. Agar jangan sampai
syirik akbar dianggap syirik asghar atau sebaliknya.

C.Bahaya Syirik dalam Kehidupan Manusia

Syirik, apapun jenisnya, adalah sangat berbahaya. Karena itu, setiap


muslim seharusnya berupaya dengan sungguh-sungguh untuk menjauhinya
serta menutup rapat-rapat pintu masuknya. Sekalipun sama-sama berbahaya,
syirik akbar jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan syirik asghar. Berikut
ini akan dikemukakan bahaya keduanya.

Bahaya Syirik Akbar

1. Merupakan kedhaliman terbesar.


Allah berfirman dalam surat Luqman ayat 13:

‫ظ ْل ٌم ع َِظي ٌم‬
ُ َ‫اَّللِ إِ َّن الش ِْركَ ل‬ ُ ‫َوإِ ْذ قَا َل لُ ْق َما ُن ِِل ْب ِن ِه َو ُه َو يَ ِع‬
َّ ‫ظهُ َيابُنَ َّي َِل تُش ِْر ْك ِب‬

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi


pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang
besar”.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
a. IMAN
Pengertian iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan
menurut istilah, pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan
dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan). Dengan demikian,
pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah
itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya,
kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal
perbuatan secara nyata.
Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman)
sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila seseorang
mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan
dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan, maka orang tersebut tidak
dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Sebab, ketiga unsur
keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat
dipisahkan.
b. ILMU
Kata ilmu berasal dari kata kerja ‘alima, yang berarti memperoleh hakikat
ilmu, mengetahui, dan yakin. Ilmu, yang dalam bentuk jamaknya adalah ‘ulum,
artinya ialah memahami sesuatu dengan hakikatnya, dan itu berarti keyakinan
dan pengetahuan. Jadi ilmu merupakan aspek teoritis dari pengetahuan.
Dengan pengetahuan inilah manusia melakukan perbuatan amalnya. Jika
manusia mempunyai ilmu tapi miskin amalnya maka ilmu tersebut menjadi sia-
sia.
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang
apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat
disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh
paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu
c. AMAL
Secara bahasa "amal" berasal dari bahasa Arab yang berarti perbuatan atau
tindakan, sedangkan saleh berarti yang baik atau yang patut. Menurut istilah,
amal saleh ialah perbuatan baik yang memberikan manfaat kepada pelakunya
di dunia dan balasan pahala yang berlipat di akhirat.
Pengertian amal dalam pandangan Islam adalah setiap amal saleh, atau
setiap perbuatan kebajikan yang diridhai oleh Allah SWT. Dengan demikian,
amal dalam Islam tidak hanya terbatas pada ibadah, sebagaimana ilmu dalam
Islam tidak hanya terbatas pada ilmu fikih dan hukum-hukum agama. Ilmu
dalam dalam ini mencakup semua yang bermanfaat bagi manusia seperti
meliputi ilmu agama, ilmu alam, ilmu sosial dan lain-lain. Ilmu-ilmu ini jika
dikembangkan dengan benar dan baik maka memberikan dampak yang positif
bagi peradaban manusia. Misalnya pengembangan sains akan memberikan
kemudahan dalam lapangan praktis manusia.
Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan
dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan
dan kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta
dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata. Kata ilmu berasal dari kata
kerja ‘alima, yang berarti memperoleh hakikat ilmu, mengetahui, dan yakin.
Ilmu, yang dalam bentuk jamaknya adalah ‘ulum, artinya ialah memahami
sesuatu dengan hakikatnya, dan itu berarti keyakinan dan pengetahuan.. Allah
SWT menggandengkan antara kedua kata ini, yaitu iman dan ilmu karena
kedua kata tersebut memiliki hubungan satu sam lain yang sangat erat, dimana
jika seseorang bertambah ilmunya maka semestinya bertambah jugalah
imannya. Iman dan Ilmu merupakan dua hal yang saling berkaitan dan mutlak
adanya. Dengan ilmu keimanan kita akan lebih mantap. Sebaliknya dengan
iman orang yang berilmu dapat terkontrol dari sifat sombong dan
menggunakan ilmunya untuk kepentingan pribadi bahkan untuk membuat
kerusakan.

B. Saran
Makalah yang Saya buat ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu saya

sebagai penulis membutuhkan saran dari para pembaca demi kesempurnaan

makalah saya.
DAFTAR PUSTAKA

http://istiqomahnovita.blogspot.com/2016/12/iman-ilmu-dan-amal.html
https://prezi.com/ceq0k_k_v-hw/hubungan-iman-ilmu-dan-amal-dalam-
islam/
http://sangkancil22.blogspot.com/2017/05/makalah-hubungan-antara-
iman-dan-ilmu.html
https://www.academia.edu/35842778/Makalah_agama

Anda mungkin juga menyukai