Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH AGAMA

“Menghindari Dosa”

XI IPA 2
Kelompok 3
Daftar Anggota:
Alvina Diva F
Bagas Amanta P
Daffa Rizki
Dira Melinda P
Hesti
Natasya Wijaya
Ridho Zinta M
Tri Aji Bagaskara

TAHUN AJARAN 2017/2018


SMAN 18 KOTA BEKASI
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang. Segala puji
dan syukur bagi Allah SWT yang dengan ridho-Nya kita dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan lancar. Sholawat dan salam tetap kami haturkan
kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw dan untuk para keluarga,
sahabat dan pengikut-pengikutnya yang setia mendampingi beliau. Terima kasih
kepada keluarga teman-teman dan yang terlibat dalam pembuatan makalah ini
yang dengan do'a dan bimbingannya makalah ini dapat terselesaikan dengan
lancar.
Dalam makalah ini, kami menguraikan tentang ”Menghindari Dosa” yang
kami ambil dari berbagai sumber, diantaranya buku dan internet. Makalah ini
diharapkan bisa menambah wawasan dan pengetahuan yang selama ini kita cari.
Kami berharap bisa dimafaatkan semaksimal mugkin.
Tidak ada gading yang tak retak, demikian pula makalah ini, oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan dan kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Bekasi, 13 April 2018

Pembuat Makalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………... i


DAFTAR ISI … ……..………………………………………...................... ii
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang ...………………………………………….............................. 01
b. Rumusan Masalah ……………….................................................................... 01
c. Tujuan ...…………………………………………………............................... 01
BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian Dosa Besar ……………………………………………………… 02
b. Macam-Macam Dosa Besar ………………………………………………… 02
c. Akibat Dari Dosa Besar …………………………………………………….. 06
d. Cara Menghindari Dosa Besar …………………………………………….... 07
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………………... 08
B. Daftar Pustaka ……………………………………………………………. 09

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebaikan itu memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Demikian juga
halnya dengan kejahatan dan dosa. Kebaikan apa saja yang mempunyai manfaat
besar, maka pahalanya di sisi Allah akan besar juga. Sedangkan kebaikan yang
manfaatnya lebih rendah, maka pahalanya pun seimbang dengan kebaikan
tersebut. Sebaliknya, setiap kejahatan yang mudharatnya lebih besar, maka ia
disebut sebagai dosa-dosa besar yang membinasakan dan siksanya pun sangat
berat. Adapun kejahatan yang mudharatnya lebih rendah dari itu, maka ia
tergolong kepada dosa-dosa kecil yang dapat terhapus dengan jalan menjauhi
dosa-dosa besar.

Oleh karena itu, jika dosa-dosa kecil dilakukan berulang-ulang, secara


sembrono (serampangan), dan dikerjakan dengan terang-terangan, maka akan
terangkum menjadi suatu dosa besar. Seorang ulama menerangkan pengaruh
pengaruh dosa kecil dan dosa besar dengan contoh berikut ini. Ia mengibaratkan
dengan perbandingan sengatan kalajengking kecil dengan kalajengking besar.
Juga ibarat rasa panas terbakar api kecil dibanding dengan terbakar api yang
besar. Semuanya terasa sangat sakit, namun akibat yang ditimbulkan oleh yang
besar menyisakan luka yang lebih parah. Begitu juga, kedua jenis dosa itu sama
berbahayanya, akan tetapi kerusakan yang diderita akibat dosa besar lebih parah
daripada dosa kecil. Oleh karena itu kami mengkaji tentang hal ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah Dosa Besar itu?

2. Apa saja jenis-jenis dosa besar?

3. Apa saja akibat dari melakukan dosa besar?

C. Tujuan

1. Untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh guru mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas 11

2. Untuk mengetahui secara rinci tentang dosa besar

1
Bab 2
Pembahasan

A. Pengertian dan Jenis-jenis Dosa Besar


1. Pengertian Dosa Besar
Para ulama berbeda pendapat dalam dan membedakannya dengan dosa kecil. Akan
tetapi, mayoritas mereka memilih bahwa dosa besar adalah setiap kemaksiatan yang
bersekuensi hadd (hukuman), atau ancaman neraka, atau laknat atau murka Allah.
Pandangan itu di riwayatkan dari Ibnu Abbas semoga Allah meridoinya dan Hasan AI-
Bashri...rahimahullah.

Abu Hamid Al-Ghazali mengatakan, “setiap kemaksiatan yang di lakukan seseorang


dengan tidak disertai perasaan takut, wanti-wanti dan penyesalan, misalnya orang yang
meremehkan perbuatan dosa dan berani membiasakannya, maka sikap itu justru termasuk
dosa besar.” Sedangkan kesalahan yang terjadi karena keseleo lidah karena tidak
terkontrolnya jiwa serta karena kevakuman kesadaran akan adanya pengawasan Allah
SWT, sembari tidak terlepas dari penyesalan, maka hal itu tidaklah menghilangkan sifat
adalah (integritas) dan tidak termasuk dosa besar.

2. Jenis-jenis Dosa Besar

A. Syirik

Syirik menurut bahasa berasal dari kata "syarika" artinya bersekutu atau berserikat.
Sedangkan menurut istlilah ialah Mempersekutukan Allah dengan yang lain atau
mempersamakan Allah sebagai pencipta (Al-Khaliq) dengan yang diciptakan (makhluk)
baik zat, sifat, kekuasaan dan sebagainya. Syirik adalah suatu dosa yang amat besar dan
tidak bisa di ampuni oleh Allah. Maka jelaslah bahwa orang yang mempersekutukan
Allah adalah orang yang paling celaka dihadapan Allah.

Seiring manusia terperosok dengan perbuatan syirik, baik di sengaja maupun tidak
disengaja. Manusia berbuat syirik. secara disengaja disebabkan meraka telah
mengingkari adanya Allah, mereka dengan sengaja menggantungkan diri kepada
kekuatan gaib selain Allah seperti, kepada syetan, kepada berhala dan sebagainya.

Ada pula manusia yang mengaku beriman kepada Allah tetapi masih menyakini pula
akan kekuasaan lain selain Allah. Keyakinan semacam ini tergolong syirik, walaupun
orang itu telah mengerjakan shalat untuk menyembah Allah. Apalagi bila dalam kamar
rumahnya masih ada patung-patung atau benda-benda yang dipujanya untuk keselamatan
agar terhindar dari malapetaka.

2
Karena banyaknya kepercayaan-kepercayaan lama yang masih menyelimuti pemikiran
manusia dan sering menyebabkan timbulnya syirik, maka masalah syirik ini harus
dihindari benar-benar oleh setiap muslim. Dalam keadaan yang kalut, manusia amat
mudah sekali terjebak dalam, perbuatan syirik. karena kemiskinan yang menjeret dirinya
terkadang lupa pergi ke kuburan, bersemedi mencari kekayaan dengan meminta-minta
pada pohon yang besar, meminta-minta kepada arwah nenek moyang, meminta-minta
kapada orang gila, dsb.

Dalam keadaan senangpun manusia terkadang terjabak dalam kemusyrikan. sebagai


contoh ada manusia yang percaya bahwa karena burung perkutut yang dipeliharanya itu
banyak mendatangkan rezeki sehingga dia hidup jaya.

B. Merampok

Menyamun, merampok dan merompak disebut juga dengan ḥirabah dari segi bahasa
yang artinya adalah perang. Sedangkan menurut istilah, ḥirabah berarti mengambil harta
orang lain dengan kekerasan disertai ancaman senjata dan kadang-kadang disertai dengan
pembunuhan. Dalam bahasa Arab kata ḥirabah sama artinya dengan penghadangan di
jalan. Istilah penghadangan di jalan tidak hanya berarti menyamun tetapi merampok dan
merompak, hanya perbedaannya terletak pada tempat kejadian. Menyamun terjadi di
darat tempatnya sepi dan jauh dari keramaian.

Merampok terjadi di darat dan tempatnya ramai. Sedangkan merompak terjadi di laut
atau yang terkenal dengan bajak laut. Seperti diketahui menyamun, merampok,
merompak adalah kejahatan yang bersifat mengancam harta dan jiwa, dengan hanya
merampas harta, perbuatan itu sama dengan mencuri bahkan melebihinya sebab terdapat
unsur kekerasan bahkan kadang-kadang disertai pembunuhan, maka dari itu ḥirabah
hukumnya haram. Di samping hukuman dunia, ketiga perbuatan tersebut juga mendapat
hukuman di akhirat yaitu berupa azab yang pedih.

Sebagaimana Firman Allah Swt :

‫اربونَ الَّذِينَ َجزَ اء ِإنَّ َما‬ َّ ‫ض فِي َو َي ْس َع ْونَ َو َرسو َله‬


ِ ‫ّللاَ ي َح‬ ِ ‫سادًا ْاْل َ ْر‬ َ َ‫صلَّبوا أ َ ْو ي َقتَّلوا أ َ ْن ف‬
َ ‫ي‬
‫ط َع أ َ ْو‬ َّ َ‫ض ِمنَ ي ْنفَ ْوا أ َ ْو ِخ ََلف ِم ْن َوأ َ ْرجله ْم أَ ْيدِي ِه ْم تق‬ِ ‫َولَه ْم ۖ الدُّ ْنيَا فِي ِخ ْزي لَه ْم َٰذَ ِل َك ۚ ْاْل َ ْر‬
‫عذَاب ْاْل ِخ َرةِ فِي‬ َ ‫ع ِظيم‬ َ
”Hukuman bagi orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat
kerusakan di muka bumi, hanyalah dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki
mereka secara bersilang atau diasingkan dari tempat kediamannya Yang demikian itu
(sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan
yang besar,”(QS. Al-Maidah : 33) .

3
C. Membunuh

Pembunuhan adalah suatu aktifitas yang dilakukan oleh seseorang dan atau beberapa
orang yang mengakibatkan seseorang dan/atau beberapa orang meninggal dunia.Para
ulama mendefinisikan pembunuhan dengan suatu perbuatan manusia yang menyebabkan
hilangnya nyawa.Hukuman bagi orang yang membunuh orang islam dengan
sengaja,sebagaimana dijelaskan dalam AL-Quran:

‫ب ِفي َها خَا ِلدًا َج َهنَّم فَ َجزَ اؤه متَ َع ِمدًا مؤْ ِمنًا َي ْقت ْل َو َم ْن‬
َ ‫َض‬ َّ ‫علَ ْي ِه‬
ِ ‫ّللا َوغ‬ َ َ ‫لَه َوأ‬
َ ‫عدَّ َو َل َعنَه‬
‫عذَابًا‬ َ ‫ع ِظي ًما‬ َ
Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya
ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya
serta menyediakan azab yang besar baginya {QS.An-Nisa:93}

D. Berjudi

Perjudian adalah permainan di mana pemain bertaruh untuk memilih satu pilihan di
antara beberapa pilihan dimana hanya satu pilihan saja yang benar dan menjadi
pemenang.. Pemain yang kalah taruhan akan memberikan taruhannya kepada si
pemenang. Peraturan dan jumlah taruhan ditentukan sebelum pertandingan dimulai.

Undian dapat dipandang sebagai perjudian dimana aturan mainnya adalah dengan cara
menentukan suatu keputusan dengan pemilihan acak. Undian biasanya diadakan untuk
menentukan pemenang suatu hadiah.

Perjudian merupakan penyakit sosial yang berimplikasi buruk terhadap lingkungan sosial
masyarakat. Kemenangan yang diperoleh dari perjudian tidak akan bertahan lama justru
akan berakibat pada pengrusakan karakter individu dan kehidupannya. Banyak sudah
fakta menceritakan bahwa pemenang judi tidak selalu memiiki hidup yang sejahtera,
sebagian besar mengalami kemiskinan yang begitu parah dan mengalami alianasi
(keterasingan) dari keluarga dan masyarakat. Kehidupan yang semestinya dapat
diperoleh dan dinikmati dengan keluarga dapat berubah menjadi keburukan. Benar
adanya bilamana Allah dalam al-Quran surat al-Maidah [5]:90-91 menfirmankan bahwa
judi adalah perilaku syaitan, bila tidak dijauhi maka akan menimbulkan permusuhan dan
kebencian.

4
E. Minuman Keras

Khamar cakupannya sangat luas, segala yang memabukkan adalah haram baik itu berupa
serbuk, cairan, padat, gas, dihisap, diminum atau disuntikkan semuanya kategori khamar.
Seperti halnya yang beredar di masyarakat, wiski, brendy, heroin, kokain, pel gedek,
ektasi, ganja, morfin atau sangat dikenal dengan Narkoba.

F. Durhaka kepada kedua orang tua

Durhaka kepada kedua orang tua merupakan salah satu dari dosa besar, bentuk durhaka
kepada kedua orang tua diantaranya adalah mencaci maki, menghina, menggertak,
mengancam, mengintimidasi, mengumpat dengan kata-kata yang menyakitkan hati orang
tua, penganiayaan fisik dan psikis, menelantarkan orang tua yang berada dalam kesusaha,
menjauhi kedua orang tua dan bahkan tidak mau mengakui orang tuanya sendiri.

G. Zina dan Homo Seksual

“Dan janganlah kamu mendekati zina sesungguhnya zina itu merupakan perbuatan yang
keji dan suatu jalan yang buruk.”(Q.S. Al Isra’ (17) : 32)

Ayat diatas menegaskan bahwa dekat saja dilarang apalagi melakukannya. Zina
merupakan perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Apabila ada manusia yang
melanggar dinilai dosa besar. Yang dimaksud dengan zina adalah hubungan badan
layaknya suami istri tanpa adanya suatu ikatan pernikahan. Orang yang berzina, apabila
masih bujang hukumannya berupa didera atau dicambuk 100 kali dan disingkirkan
selama satu tahun. Sedangkan yang sudah menikah dan masih melakukan zina maka
hukumannya dirajam sampai mati.

H. Menuduh zina terhadap wanita yang baik-baik

Menuduh berzina terhadap wanita yang sebetulnya baik-baik saja juga termasuk
dalam kategori perbuatan dosa besar. Menuduh berarti tidak ada saksi-saksi yang
dibenarkan oleh syara’.Menuduh berzina terhadap wanita yang baik sangat merugikan
bagi yang tertuduh beserta keluarganya.

I. Meninggalkan shalat

Salat adalah rangkaian dari rukun-rukun dan Dzikir-dzikir tertentu dengan syarat-syarat
dan waktu pelaksanaan tertentu pula. Salat merupakan kumpulan perkataan dan
perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam desertai niat

Selain keistimewaan dan keutamaannya tersebut, ancaman pun banyak disematkan


kepada orang-orang yang meninggalkan sholat, di antaranya:

1. Barangisapa meninggalkan sholat dengan sengaja, maka ia telah kafir dan keluar dari
Islam.
2. Tidak boleh disholatkan jenazahnya, dimintakan ampun dan rohmat untuknya serta
tidak boleh diku-burkan di pemakaman kaum Muslimin.

5
3. Pada hari kiamat, ia akan dikumpulkan bersama tokoh-tokoh kafir karena termasuk
dari golongan mereka.
4. Dibakar di api neraka selama-lamanya.

J. Murtad

Murtad berasal dari kata irtadda yang artinya raja’a (kembali), sehingga apabila
dikatakan irtadda ‘an diinihi maka artinya orang itu telah kafir setelah memeluk Islam
(lihat Mu’jamul Wasith, 1/338).Perbuatannya yang menyebabkan dia kafir atau murtad
itu disebut sebagai riddah (kemurtadan). Secara istilah makna riddah adalah : menjadi
kafir sesudah berislam. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Barangsiapa diantara kalian
yang murtad dari agamanya kemudian mati dalam keadaan kafir maka mereka itulah
orang-orang yang terhapus amalannya di dunia dan akhirat. Dan mereka itulah penghuni
neraka. Mereka kekal berada di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah : 217)

hal-hal yang dapat menjadikan seseorang itu murtad antara lain disebabkan:

1. Mengaku diri tidak beragama islam.


2. Mengingkari ajara-ajaran islam yang patut atau yang di anggap patut diketahui,
dianggap mudah karena bertentangan dengan hokum islam dan rukun iman.
3. Mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.
4. Memaki-maki atau mengejek nabi.
5. Memaki islam, membantah isi alquran dan hadits atau meninggalkan hukumnya.
6. Mendakwahkan bahwa kepadanya ada diturunkan wahyu.
7. Membuang lembaran al-quran atau hadits dengan tujuan untuk menghina.
8. Memaki, memandang enteng, atau mengejek nama allah SWT.

3. Akibat dari melakukan dosa besar


1. Terhalang dari ilmu yang haq. Karena ilmu merupakan cahaya yang
dilemparkan ke dalam hati, sementara maksiat akan memadamkan cahaya.
2. Terhalang dari beroleh rizki dan urusannya dipersulit.
3. Hati terasa jauh dari Allah swt dan merasa asing dengan-Nya. Sebagaimana
jauhnya pelaku maksiat dari orang-orang baik dan dekatnya dia dengan setan.
4. Meninggalkan takwa berarti akan mendatangkan kefakiran dan membuat si
hamba terbelit urusannya.
5. Menggelapkan hati si hamba sebagaimana gelapnya malam. Karena ketaatan
adalah cahaya, sedangkan maksiat adalah kegelapan. Bila kegelapan itu
bertambah di dalam hati, akan bertambah pula kebingungan si hamba. Hingga
ia jatuh ke dalam, kesesatan, dan perkara yang membinasakan tanpa ia sadari.
Sebagaimana orang buta yang keluar sendirian di malam yang gelap dengan
berjalan kaki.

6
6. Maksiat akan melemahkan hati dan tubuh, karena kekuatan seorang mukmin
itu bersumber dari hatinya. Semakin kuat hatinya semakin kuat tubuhnya.
Adapun orang pendosa, sekalipun badannya tampak kuat, namun sebenarnya ia
selemah-lemah manusia.
7. Maksiat akan ‘memperpendek‘ umur dan menghilangkan keberkahannya,
sementara perbuatan baik akan menambah umur dan keberkahannya.
8. Satu maksiat akan mengundang maksiat lainnya. Sehingga terasa berat bagi si
hamba untuk meninggalkan kemaksiatan. Sebagaimana ucapan sebagian salaf:
“Termasuk hukuman perbuatan jelek adalah pelakunya akan jatuh ke dalam
kejelekan yang lain. Dan termasuk balasan kebaikan adalah kebaikan yang lain.
9. Maksiat akan melemahkan hati dan secara perlahan akan melemahkan
keinginan seorang hamba untuk bertaubat dari maksiat. Hingga pada akhirnya
keinginan taubat tersebut hilang sama sekali.
10. Orang yang sering berbuat dosa dan maksiat, hatinya tidak lagi merasakan
jeleknya perbuatan dosa. Malah berbuat dosa telah menjadi kebiasaan. Dia
tidak lagi peduli dengan pandangan manusia dan acuh dengan ucapan mereka.
Bahkan ia bangga dengan maksiat yang dilakukannya.

4. Cara Menghindari / Mencegah Dari Perbuatan Dosa Besar


ada beberapa cara untuk melindungi diri dari perbuatan dosa

1. Ittiba’ Rasululloh
2. Mendirikan sholat dengan khusyu’ dan menyempurnakan wudhu’
3. Qiyamul lail dan membaca al Qur’an
4. Mencari dan membentuk lingkungan yang baik, yaitu lingkungan yang dapat
mendekatkan diri kita kepada Alloh
5. Membentengi diri dari gangguan setan. Yaitu dengan menanamkan keikhlasan dan
istiqomah dalam beribadah
6. Senantiasa berupaya untuk jujur, baik dalam lisan, perbuatan maupun hati
7. Memperbanyak amal sholeh
8. Berupaya meningkatkan ketakwaan kepada Alloh
9. Berupaya untuk meraih karunia dan rahmat Alloh
10. Meningkatkan keimanan dan mengkonsumsi makanan halal, toyyib, dan tidak
berlebih-lebihan
11. Senantiasa mensyukuri nikmat dan rahmat Alloh.
12. Berupaya sekuat tenaga untuk menghindari perbuatan dosa besar

7
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan uraian materi dari bahasan “Menghindari Dosa” diatas dapat
disimpulkan bahwa :
a. Perbuatan dosa yang dapat membinasakan diri dan orang lain harus senantiasa dihindari
dan dijauhi.
b. Manusia dilarang untuk menyekutukan Allah Swt. Dengan sesuatu apapun, karena hal itu
akan membinasakan diri baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat.
c. Sihir dan tenung merupakan perbuatan terlarang karena perbuatan tersebut adalah
bersekongkol dan jin dan syetan.
d. Jiwa seseorang apalgi Muslim harus senantiasa dijaga dan haram hukumnya untuk
mengambil nyawa orang lain tanpa alasan yang haq.
e. Kita dilarang untuk memakan harta riba dan harta anak yatim yang ada dalam
tanggungan kita dan berada dalam pengasuhan kita.
f. Menuduh berzina kepada seorang muslimah dan mukminah adalah perbuatan yang amat
dilarang oleh baginda Nabi.
g. Setiap perbuatan dosa dan hal-hal yang telah jelas dilarang dalam agama akan
membinasakan kehidupan kita dan akan membawa kita pada jalan kerugian dan
penyesalan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Syamsuri. 2007. Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Hadits Web: http://opi110mb.com/
http://fdj-indrakurniawan.blogspot.com
Jami Al-‘Ulum wa Al-Hikam, Ibnu Rojab, tahqiq Al-Arnauth.
Oneng Nurul Badriyah. Materi Hadits Tentang Islam, Hukum, Ekonomi, Sosial dan
Lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai