Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki.
Dalam makalah ini, kami memberi informasi tentang beberapa perang yang terjadi
ketika Nabi Muhammad menyiarkan agama Islam, diantaranya yaitu perang badar, uhud dan
perang khandaq. Semoga informasi yang kami berikan dapat menambah pengetahuan kami
Kami meyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, namun
baik dan sesuai harapan. Maka dari itu saran dan kritikan sangat kami butuhkan agar kami
Kelompok I
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................................................
A. Latar Belakang ..............................................................................................
B. Rumusan Masalah .........................................................................................
C. Tujuan Penulisan ...........................................................................................
D. Manfaat .........................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN ......................................................................................................
A. Latar Belakang Terjadinya Perang Badar .....................................................
B. Pertempuran ..................................................................................................
C. Setelah Pertempuran .....................................................................................
D. Hikmah ..........................................................................................................
BAB III
PENUTUP ................................................................................................................
A. Kesimpulan ...................................................................................................
B. Saran .............................................................................................................
A. Latar Belakang
pertempuran besar pertama antara umat Islam melawan musuh-musuhnya. Perang ini
terjadi pada 17 Maret 624 Masehi atau 17 Ramadan 2 Hijriah. Pasukan kecil kaum
Muslim yang berjumlah 313 orang bertempur menghadapi pasukan Quraisy dari
Mekkah yang berjumlah 1.000 orang. Setelah bertempur habis-habisan sekitar dua
jam, pasukan
dalam kekacauan.
Sebelum pertempuran ini, kaum Muslim dan penduduk Mekkah telah terlibat
dalam beberapa kali konflik bersenjata skala kecil antara akhir 623 sampai dengan
awal 624, dan konflik bersenjata tersebut semakin lama semakin sering terjadi.
yang terjadi antara kedua kekuatan itu. Muhammad saat itu sedang memimpin
pasukan kecil dalam usahanya melakukan pencegatan terhadap kafilah Quraisy yang
baru saja pulang dariSyam, ketika ia dikejutkan oleh keberadaan pasukan Quraisy
yang jauh lebih besar. Pasukan Muhammad yang sangat berdisiplin bergerak maju
terhadap posisi pertahanan lawan yang kuat, dan berhasil menghancurkan barisan
mengalahkan musuh mereka di Mekkah. Mekkah saat itu merupakan salah satu kota
terkaya dan terkuat di Arabia zaman jahiliyah. Kemenangan kaum Muslim juga
memperlihatkan kepada suku-suku Arab lainnya bahwa suatu kekuatan baru telah
sebelumnya sering bertikai. Berbagai suku Arab mulai memeluk agama Islam dan
membalas dendam, dan hal ini terjadi sekitar setahun kemudian dalam Pertempuran
Uhud.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang melatar belakangi terjadinya Perang Badar ?
2. Bagaimana rencana pasukan muslim dan rencana pasukan mekkah
menghadapi perang tersebut ?
3. Apa dampak yang terjadi setelah pertempuran selesai ?
4. Hikmah apa saja yang dapat diambil dari perang tersebut ?
C. Tujuan
1. Memenuhi tugas Pendidikan Agama Islam.
2. Mengetahui dampak yang terjadi setelah pertempuran.
3. Mengetahui hikmah apa saja yang dapat di ambil dari perang tersebut
D. Manfaat
1. Dapat menjadi refrensi siswa/siswi MAN 4 Bireuen .
2. Pembaca dapat mengetahui proses terjadinya Perang Badar.
3. Dapat dijadikan media penyampaian pesan keagamaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Terjadinya Perang Badar
1. Muhammad
Pada awal peperangan, Jazirah Arab dihuni oleh suku-suku yang berbicara dalam
penggembala yang terdiri dari berbagai macam suku; beberapa adalah suku petani
yang tinggal di oasis daerah utara atau daerah yang lebih subur di bagian selatan
Nabi Muhammad lahir di Mekkah sekitar tahun 570 dari keluarga Bani Hasyim
yaitu menerima wahyu ketika sedang menyepi di suatu gua, yakni Gua Hira di
luar kota Mekkah. Ia mulai berdakwah kepada keluarganya dan setelah itu baru
berdakwah kepada umum. Dakwahnya ada yang diterima dengan baik tapi lebih
pamannya Abu Thalib. Ketika pamannya meninggal dunia sekitar tahun 619,
Pada tahun 622, dengan semakin meningkatnya kekerasan terbuka yang dilakukan
Mekkah dan Madinah semakin memuncak dan pertikaian terjadi pada tahun 623
ketika kaum Muslim memulai beberapa serangan (sering disebut ghazawt dalam
bahasa Arab) pada rombongan dagang kaum Quraisy Mekkah. Madinah terletak
berasal dari kaum Quraisy juga, mereka yakin akan haknya untuk mengambil
harta para pedagang Quraisy Mekkah tersebut; karena sebelumnya telah menjarah
harta dan rumah kaum muslimin yang ditinggalkan di Mekkah (karena hijrah) dan
telah mengeluarkan mereka dari suku dan kaumnya sendiri, sebuah penghinaan
karena mereka melihat kaum Muslim sebagai penjahat dan juga ancaman terhadap
Pada akhir tahun 623 dan awal tahun 624, aksi ghazawt semakin sering
sendiri 200 orang kaum Muslim melakukan serangan yang gagal terhadap
rombongan besar kafilah Mekkah. Tak lama setelah itu, kaum Quraisy Mekkah
untuk mencuri ternak kaum Muslim. Pada bulan January 624, kaum Muslim
sudut pandang kaum Quraisy Mekkah, penyerangan itu terjadi pada bulan Rajab;
bulan yang dianggap suci oleh penduduk Mekkah. Menurut tradisi mereka, dalam
bulan ini peperangan dilarang dan gencatan senjata seharusnya dijalankan.
B. Pertempuran
Di musim semi tahun 624, Muhammad mendapatkan informasi dari mata-matanya
bahwa salah satu kafilah dagang yang paling banyak membawa harta pada tahun itu,
dipimpin oleh Abu Sufyan dan dijaga oleh tiga puluh sampai empat puluh pengawal,
sedang dalam perjalanan dari Suriah menuju Mekkah. Mengingat besarnya kafilah
Muhammad mengumpulkan pasukan sejumlah lebih dari 300 orang, yang sampai saat
itu merupakan jumlah terbesar pasukan Muslim yang pernah diterjunkan ke medan
perang.
utamanya, termasuk pamannya Hamzah dan para calon Kalifah pada masa depan,
yaitu Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, dan Ali bin Abi Thalib. Kaum
Muslim juga membawa 70 unta dan 3 kuda, yang berarti bahwa mereka harus
berjalan, atau tiga sampai empat orang duduk di atas satu unta Namun, banyak
sumber-sumber kalangan Muslim pada awal masa itu, termasuk dalam Al-Qur'an
sendiri, tidak mengindikasikan akan terjadinya suatu peperangan yang serius, dan
calon khalifah ketiga Utsman bin Affan juga tidak ikut karena istrinya sakit.
Ketika kafilah dagang Quraisy Mekkah mendekati Madinah, Abu Sufyan mulai
antaranya Amr bin Hisyam, Walid bin Utbah, Syaibah bin Rabi'ah, dan Umayyah
tersebut, yang lain ikut untuk membalas dendam atas Ibnu al-Hadrami, penjaga
yang tewas di Nakhlah, dan sebagian kecil ikut karena berharap untuk
mendapatkan kemenangan yang mudah atas kaum Muslim. Amr bin Hisyam juga
Di saat itu pasukan Muhammad sudah mendekati tempat penyergapan yang telah
tempat persinggahan bagi semua kafilah yang sedang dalam rute perdagangan dari
Suriah. Akan tetapi, beberapa orang petugas pengintai kaum Muslim berhasil
diketahui keberadaannya oleh para pengintai kafilah dagang Quraisy tersebut dan
"Dan (ingatlah), ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua
bahwa yang tidak mempunyai kekuatan senjatalah yang untukmu, dan Allah
Pada saat itu telah sampai kabar kepada pasukan Muslim mengenai keberangkatan
disebabkan karena masih adanya kesempatan untuk mundur dan di antara para
pejuang Muslim banyak yang baru saja masuk Islam (disebut kaum Anshar atau
"Penolong", untuk membedakannya dengan kaum Muslim Quraisy), yang
dalam Piagam Madinah, mereka berhak untuk menolak berperang serta dapat
dinyatakan bahwa mereka pun berjanji untuk berperang. Sa'ad bin Ubadah, salah
niscaya kami pun akan mengikutimu." Akan tetapi, kaum Muslim masih berharap
Pada tanggal 15 Maret, kedua pasukan telah berada kira-kira satu hari perjalanan
dari Badar. Beberapa pejuang Muslim (menurut beberapa sumber, termasuk Ali
bin Abi Thalib) yang telah berkuda di depan barisan utama, berhasil menangkap
dua orang pembawa persedian air dari pasukan Mekkah di sumur Badar. Pasukan
Muslim sangat terkejut ketika mendengar para tawanan berkata bahwa mereka
bukan berasal dari kafilah dagang, melainkan berasal dari pasukan utama Quraisy.
tawanan tersebut sampai mereka berkata bahwa mereka berasal dari kafilah
melanjutkan pergerakan pasukan ke wadi Badar dan tiba di sana sebelum pasukan
Mekkah.
Sumur Badar terletak di lereng yang landai di bagian timur suatu lembah yang
bernama "Yalyal". Bagian barat lembah dipagari oleh sebuah bukit besar bernama
"'Aqanqal". Ketika pasukan Muslim tiba dari arah timur, Muhammad pertama-
"Semua suku Arab akan mendengar bagaimana kita akan maju ke depan dengan
segala kemegahan kita, dan mereka akan mengagumi kita untuk selama-lamanya."
Di sisi lain, meskipun tidak banyak yang diketahui mengenai perjalanan pasukan
di perbatasan Badar, beberapa hal penting dapat dicatat: adalah tradisi pada
banyak suku Arab untuk membawa istri dan anak-anak mereka untuk memotivasi
dan merawat mereka selama pertempuran, tetapi tidak dilakukan pasukan Mekkah
pada perang ini. Selain itu, kaum Quraisy juga hanya sedikit atau sama sekali
seluruh Hijaz. Kedua fakta itu memperlihatkan bahwa kaum Quraisy kekurangan
menerima pesan dari Abu Sufyan bahwa kafilah dagang telah aman berada di
belakang pasukan tersebut, sehingga mereka dapat kembali ke Mekkah. Pada titik
kalangan pasukan Mekkah. Amr bin Hisyam ingin melanjutkan perjalanan, tetapi
beberapa suku termasuk Bani Zuhrah dan Bani 'Adi, segera kembali ke Mekkah.
diraih oleh Amr bin Hisyam, dari penghancuran kaum Muslim. Sekelompok
sesukunya, turut pergi bersama kedua suku tersebut. Di luar beberapa kemunduran
itu, Amr bin Hisyam tetap teguh dengan keinginannya untuk bertempur, dan
bersesumbar "Kita tidak akan kembali sampai kita berada di Badar". Pada masa
inilah Abu Sufyan dan beberapa orang dari kafilah dagang turut bergabung
4. Hari Pertempuran
bergerak menuju lembah Badar. Telah turun hujan pada hari sebelumnya,
sehingga mereka mereka harus berjuang ketika membawa kuda-kuda dan unta-
matahari telah tinggi ketika mereka berhasil mencapai puncak bukit). Setelah
lembah. Saat beristirahat, mereka mengirimkan seorang pengintai, yaitu Umair bin
bahwa pasukan Muhammad berjumlah kecil, dan tidak ada pasukan pendukung
Muslim lainnya yang akan bergabung dalam peperangan. Akan tetapi ia juga
memperkirakan akan ada banyak korban dari kaum Quraisy bila terjadi
suku Arab yang umumnya sedikit memakan korban, dan menimbulkan perdebatan
membangkitkan rasa harga diri kaum Quraisy dan menuntut mereka agar
berperang tanding. Tiga orang Anshar maju dari barisan Muslim, akan tetapi
diteriaki agar mundur oleh pasukan Mekkah, yang tidak ingin menciptakan
dendam yang tidak perlu dan menyatakan bahwa mereka hanya ingin bertarung
melawan Muslim Quraisy. Karena itu, kaum Muslim kemudian mengirimkan Ali,
Ubaidah bin al-Harits, dan Hamzah. Para pemimpin Muslim berhasil menewaskan
Selanjutnya kedua pasukan mulai melepaskan anak panah ke arah lawannya. Dua
orang Muslim dan beberapa orang Quraisy yang tidak jelas jumlahnya tewas.
kepada kaum Muslim agar menyerang dengan senjata-senjata jarak jauh mereka,
dan bertarung melawan kaum Quraisy dengan senjata-senjata jarak pendek hanya
setelah mereka mendekat. Segera setelah itu ia memberikan perintah untuk maju
suatu tindakan yang mungkin merupakan suatu kebiasaan masyarakat Arab, dan
berseru "Kebingungan melanda mereka!" Pasukan Muslim berseru "Ya manshur,
serbuan kaum Muslim dapat dilihat pada beberapa ayat-ayat al-Qur'an, yang
menyebutkan bahwa ribuan malaikat turun dari Surga pada Pertempuran Badar
Muslim awal memahami kejadian ini secara harafiah, dan terdapat beberapa hadits
kalah kekuatan dan tidak bersemangat dalam berperang segera saja tercerai-berai
dan melarikan diri. Pertempuran itu sendiri berlangsung hanya beberapa jam dan
C. Setelah Pertempuran
1. Korban dan Tawanan
Imam Bukhari memberikan keterangan bahwa dari pihak Mekkah tujuh puluh
orang tewas dan tujuh puluh orang tertawan. Hal ini berarti 15%-16% pasukan
Quraisy telah menjadi korban. Kecuali bila ternyata jumlah pasukan Mekkah yang
terlibat di Badr jauh lebih sedikit, maka persentase pasukan yang tewas akan lebih
tinggi lagi. Korban pasukan Muslim umumnya dinyatakan sebanyak empat belas
orang tewas, yaitu sekitar 4% dari jumlah mereka yang terlibat peperangan.
belah pihak, dan besarnya selisih jumlah korban keseluruhan antara kedua belah
singkat dan sebagian besar pasukan Mekkah terbunuh ketika sedang bergerak
mundur.
Selama terjadinya pertempuran, pasukan Muslim berhasil menawan beberapa
Muslim mengenai nasib bagi para tawanan tersebut. Kekhawatiran awal ialah
pasukan Mekkah akan menyerbu kembali dan kaum Muslim tidak memiliki
orang-orang untuk menjaga para tawanan. Sa'ad dan Umar berpendapat agar
akhirnya menyetujui usulan Abu Bakar, dan sebagian besar tawanan dibiarkan
bahwa suatu saat mereka akan masuk Islam (dan memang kemudian sebagian
dan Umayyah, tewas pada saat atau setelah Pertempuran Badar. Demikian pula
membantunya bahkan sampai melukai seorang Muslim yang ketika itu sedang
mengawal Umayyah.
agar mengubur sekitar dua puluh orang Quraisy yang tewas ke dalam sumur
penyebabkan kemarahan besar pada kaum Quraisy Mekkah. Segera setelah itu,
beberapa orang Muslim yang baru saja ditangkap sekutu-sekutu Mekkah dibawa
ke kota itu dan dibunuh sebagai pembalasan atas kekalahan yang terjadi.
Berdasarkan tradisi Mekkah mengenai hutang darah, siapa saja yang memiliki
hubungan darah dengan mereka yang tewas di Badar, haruslah merasa terpanggil
yang besar untuk melakukan pembalasan, karena telah mengalami penyiksaan dan
selain pembunuhan awal yang telah terjadi, para tawanan lainnya yang masih
mendapat perlakuan yang baik; yaitu sebagai kerabat atau sebagai sumber
2. Dampak Selanjutnya
Pertempuran Badar sangatlah berpengaruh atas munculnya dua orang tokoh yang
akan menentukan arah masa depan Jazirah Arabia pada abad selanjutnya. Tokoh
pertama adalah Muhammad, yang dalam semalam statusnya berubah dari seorang
buangan dari Mekkah, menjadi salah seorang pemimpin utama. Menurut Karen
pencemoohan dan penghinaan; tetapi setelah keberhasilan yang hebat dan tak
terduga itu, semua orang di Arabia mau tak mau harus menanggapinya secara
suku-suku Arab lainnya untuk "menganggap umat Muslim sebagai salah satu
penantang dan pewaris potensial terhadap kewibawaan dan peranan politik yang
mengeluarkan Bani Qainuqa' dari Madinah, yaitu salah satu suku Yahudi yang
sering mengancam kedudukan politiknya. Pada saat yang sama, Abdullah bin
kepada Muhammad.
Badar adalah Abu Sufyan. Kematian Amr bin Hisyam, serta banyak bangsawan
Quraisy lainnya telah memberikan Abu Sufyan peluang, yang hampir seperti
saat pasukan Muhammad bergerak memasuki Mekkah enam tahun kemudian, Abu
damai. Abu Sufyan pada akhirnya menjadi pejabat berpangkat tinggi dalam
Pertempuran Badar yang terakhir, diperkirakan terjadi saat perang saudara Islam
pertama. Menurut Karen Armstrong, salah satu dampak Badar yang paling
diragukan, karena menurut catatan tradisi Islam, pasukan Muslim saat itu sedang
Peperangan Badar ini amat besar ertinya bagi agama Islam. Andai kata
tentera Islam kalah dalam peperangan ini maka tamatlah riwayat orang-orang Islam
malah agama Islam itu sendiri. Kemenangan ini juga menguatkan lagi kedudukan
Islam di Madinah dan menambahkan keyakinan bahwa mereka adalah pihak yang
benar. Mereka telah mula disegani dan ditakuti oleh kabilah-kabilah Arab lain dan
digeruni oleh orang Yahudi dan Munafiqin Madinah. Sebaliknya pengaruh orang
Quraisy Makkah mula lemah dan merosot. Orang yang ditawan oleh tenters Islam
pula, apabila mereka balike ke Makkah setelah dilepaskan telah menceritakan kepada
sahabat-sahabat dan keluarga tentang kebaikan orang Islam. Cerita ini dengan tidak
secar langsung telah memberi pertolongan yang besar kepada perkembangan agama
Islam di Makkah. Mereka yang selalunya menerima layanan buruk dari orang
Quraisy secara diam telha berhijrah ke Madinah dan memeluk agama Islam. Dengan
ini tentera Islam bertambah dar masa ke masa. Perang Badar telah memperkuatkan
lagi kepercayaan orang Islam kepada nabi Muhammad S.A.W. dan ajaran Islam.
Mereka sanggup berkorban jiwa untuk kepentingan Baginda dan agama Islam.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rasulullah pernah sekali membulatkan tekad menghadang salah satu kafilah dagang
quraisy. Beliau keluar diiringi 313 orang yang hanya dibekali 2 ekor unta dan 70 ekor
unta. Sementara kafilah quraisy terdiri dari 1000 ekor unta dipimpin oleh abu sufyan
bersama 40 orang bersamanya. Hanya saja abu sufyan sudah mengetahui keluarnya
ini,sekaligus meminta bantuan mereka. Abu sufyan mengalihkan jalanya dan pergi
dari jalan lain, sehingga ia tidak berjumpa dengan kaum muslimin. Sedangkan kaum
quraisy telah keluar dengan membawa 1000 tentara, namun utusa Abu sufyan telah
sampai pada mereka dengan mengabarkan keselamatan kafilah dan meminta merekan
sahabat, dan mereka semua sepakat untuk menemui dan memerangi kaum Quraisy. Di
pagi hari Jumat tanggal 17 Ramadhan tahun ke 2 H, kedua kelompok ini saling
berhadapan dan terjadilah perang yang dahsyat. Peperangan ini di akhiri dengan
kemenangan kaum muslimin dengan 14 gugur sebagai syahid. Sedangkan dari kaum
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Maret 2016
Maret 2016
Maret 2016