Anda di halaman 1dari 11

SUMBER HUKUM ISLAM YANG DISEPAKATI

ULAMA (MUTTAFAQ) DAN TIDAK DISEPAKATI


(MUKHTALAF)

Guru Pembimbing :

Mayasari, M.Pd.I

Kelompok 11 ( 12 IPA 10 ) :

1. Galih Prasetyo

2. Muhammad Fathur Fariansyah

3. Muhammad Arief

4. Raja’ Albi

5. Saipul Asroh Pohan

MADRASAH ALIYAH NEGERI 3 PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Makalah ini berjudul “ Sumber Hukum Islam Yang Disepakati Ulama
( Muttafaq ) Dan Yang Tidak Disepakati ( Mukhtalaf ) ”.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas kepada pembaca.

Akhir kata, Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamiin.

Palembang, 18 November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................4
A. Latar Belakang...................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan................................................................................................................4
PEMBAHASAN..........................................................................................................................5
A. Sumber Hukum Islam Yang Disepakati Ulama.................................................................5
B. Sumber Hukum Islam Yang Tidak Disepakati Ulama.......................................................7
PENUTUP..................................................................................................................................10
A. Kesimpulan......................................................................................................................10
B. Saran................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................11

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam adalah agama sempurna yang sudah barang tentu mengandung aturan
dan hukum yang harus dipatuhi dan dijalankan oleh seluruh umatnya. Setiap aturan
dan hukum memilikisumbernya sendiri sebagai pedoman pelaksanaanya.Islam
sebagai agama yang sempurna memiliki hukum yang datang dari Yang Maha
Sempurna,yang disampaikan melalui Rasul-Nya Muhammad SAW. Hukum Islam
termaktub lengkap dalamAl-Qur’an dan As-Sunah yang kemudian disebut sebagai
sumber hukum Islam.
Al-Qur‟an dan As-Sunah adalah dua hal yang menjadi pedoman utama bagi
umat Islam dalam menjalankan hidupdemi mencapai kesempurnaan dunia dan
akhirat.Selain Al-Qur‟an dan As-Sunah, juga terdapat beberapa dalil yang
dijadikan sebagai sumberhukum Islam, diantaranya ialah Ijma dan Qiyas.
Adapun sumber hukum Islam yang disepakati jumhur ulama adalah Al-Qur‟an,
As-Sunah, Ijma, dan Qiyas. Para ulama juga sepakat dengan urutan dalil-dalil
tersebut diatas.Sedangkan sumber hukum Islam yang masih diperselisihkan
dikalangan ulama selain sumber hukum yang empat diatas adalah Istihsan, Istishab,
Mashalih Al-Mursalah, Al-Urf, Syar‟u ManQablana, Saddu Al-Dzari‟ah, Madzhab
Shahabi dan Dalalatul Iqtiran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja sumber hukum Islam yang disepakati ulama ?
2. Apa saja sumber hukum Islam yang tidak disepakati ulama ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui sumber-sumber hukum Islam yang disepakati ulama
2. Mengetahui sumber-sumber hukum Islam yang tidak disepakati ulama

4
PEMBAHASAN

A. Sumber Hukum Islam Yang Disepakati ( Muttafaq )


1. Al-Qur’an
AL-Qur’an merupakan sumber hukum Islam yang utama. Dasar hukum
kehujjahan Al-Qur’an terdapat dalam QS. AN-NISA ayat 105.

2. Al-Hadis
Macam – macam Hadis :
a. Hadis Qauliyyah
Yaitu yang diucapkan langsung oleh Nabi Saw kemudian dinukil
oleh sahabat dalam bentuknya yang utuh seperti apa yang diucapkan Nabi.
b. Hadis Fi’liyah
Yaitu yang berkaitan dengan perbuatan yang dilakukan oleh Nabi
Saw. yang dilihat atau diketahui oleh para sahabat, kemudian disampaikan
kepada orang lain
c. Hadis Taqririyah
Yaitu perbuatan dan ucapan para sahabat yang dilakukan di hadapan
atau sepengetahuan Nabi Saw, tetapi beliau mendiamkan dan tidak
menolaknya. Sikap diam beliau tersebut dipandang sebagai persetujuan.

Fungsi hadis terhadap Al-Qur’an :


a. Bayanut taqrir : menetapkan dan menguatkan suatu hukum di dalam al-
Qur’an.
b. Bayanut tafsir : menafsirkan dan merinci redaksi al-Qur’an yang
bersifat global (umum).
c. Bayanut tasyri’: menetapkan hukum yang tidak dijelaskan rinci oleh al-
Qur’an.

5
3. Ijma’
Ijma’ artinya kesepakatan bulat dari sejumlah mujtahid. Ijma’ ada dua,
yaitu:
a. Ijma’ Sarih, yaitu kesepakatan yang dinyatakan oleh para mujtahid.
b. Ijma’ Sukuti, yaitu sebagian mujtahid mengatakan pendapatnya
mengenai hukum, sedangkan mujtahid lainnya tidak memberikan
tanggapan menerima atau menolak.
Contoh Ijma' : misalnya adalah status hukum dari vaksinasi dan imunisasi.
Pada masa Nabi Muhammad, belum ada vaksinasi dan imunisasi.
Hukumnya pun belum ada. Lalu, para ulama berkumpul untuk
membahasnya. Mereka pun berpandangan bahwa vaksinasi dan imunisasi
memiliki banyak manfaat secara medis, dan dapat dianggap sebagai
“ikhtiar” untuk kesehatan. Dengan Fatwa MUI Nomor 4 Tahun 2016
tentang Imunisasi, MUI menyatakan bahwa vaksinasi dan imunisasi
diperbolehkan.

4. Qiyas
Qiyas artinya mengukur,membandingkan sesuatu dengan yang semisalnya.

Rukun Qiyas :
a. Al-Aslu, sesuatu yang sudah ada hukumnya dalam nas.
b. Al-Far’u, sesuatu yang baru dan tidak ada hukumnya dalam nas.
c. Al-Hukmu, hukum syarak yang ada nasnya sebagai pangkal hukum bagi
cabang.
d. Al-‘illat, yaitu sifat atau keadaan yang dijumpai pada cabang dan juga
ada pada pokok.

Macam-Macam Qiyas :
a. Qiyas Aula, qiyas yang ‘illah-nya mewajibkan adanya hukum.

6
b. Qiyas Musawi, qiyas yang ‘illah-nya mewajibkan adanya hukum yang
sama, baik pada hukum yang ada pada al-aslu maupun maupun hukum
yang ada pada al-far’u (cabang).
c. Qiyas Adna, qiyas dimana hukum al-far’u lebih lemah keterkaitan- nya
dengan hukum al-aslu.
Contoh Qiyas : menganalogikan narkotika yang pada zaman Nabi
Muhammad tidak ada dengan khamr (minuman memabukkan). Karena
sifat yang menimbulkan membahayakan kesehatan, kecanduan dan
ketergantungan sama seperti khamr, maka narkotika dianggap sama
hukumnya dan dianggap haram.

B. Sumber Hukum Islam Yang Tidak Disepakati Ulama ( Mukhtalaf )


1. Istihsan
Istihsan menurut bahasa mempunyai arti ”menganggap baik”. Ahli Ushul
yang dimaksud dengan Istihsan ialah berpindahnya seorang mujtahid dari
hukum yang dikehendaki oleh qiyas jaly (jelas) kepada hukum yang dikehendaki
oleh qiyas khafi (samar-samar) atau dari ketentuan hukum kuliy (umum) kepada
ketentuan hukum juz’i (khusus), karena ada dalil (alasan) yang lebih kuat
menurut pandangan mujtahid.

Dari pengertian tersebut, istihsan dapat dibedakan menjadi dua yaitu :


a. Menguatkan qiyas khafi atas qiyas jali. Contohnya adalah wanita yang
sedang haid boleh membaca al-Qur’an berdasarkan istihsan dan haram
menurut qiyas.
Qiyas : wanita haid itu diqiyaskan kepada junub dengan illat sama-sama
tidak suci. Orang junub haram membaca al-Qur’an, maka orang
haid juga haram membaca al-Qur’an.
Istihsan : haid berbeda dengan dengan junub, karena haid waktunya
lama sedang junub waktunya sebentar, maka wanita haid
tidak dapat melakukan ibadah dan tidak mendapat pahala,
sedangkan laki-laki dapat beribadah setiap saat.

7
b. Ketentuan hukum kuliy (umum) kepada ketentuan hukum juz’i
(khusus), seperti kebolehan dokter melihat aurat wanita dalam proses
pengobatan.

2. Maslahah Mursalah
Maslahah Mursalah adalah Suatu perbuatan yang bermanfaat bagi
kemaslahatan ummat.

Contoh Maslahah Mursalah :


· Pencuri dihukum potong tangannya, kelihatan kejam, namun demi
kemaslahatan ummat, agar ummat tentram tidak ada ketakutan tentang
keamanan hartanya, maka pencuri dihukum potong tangan.
· Membuang barang diatas kapal tanpa izin yang punya barang karena
ada ada gelombang besar yang menjadikan kapal oleng demi
kemaslahatan penumpang dan menolak bahaya.

3. Istishab
Istishab menurut bahasa mempunyai arti selalu menemani atau selalu
menyertai. Menurut istilah istishab adalah menjadikan hukum yang telah tetap
pada masa lampau terus berlaku sampai sekarang karena tidak diketahui adanya
dalil yang merubahnya.

4. Sadzudz Dzari’ah
Sadzudz dzari’ah adalah menutup jalan atau mencegah hal-hal yang bisa
membawa atau menimbulkan terjadinya kerusakan. Dengan kata lain segala
sesuatu baik yang berbentuk fasilitas, sarana keadaan dan prilaku yang mungkin
membawa kepada kemudharatan hendaklah diubah atau dilarang.

5. ‘Urf

8
‘Urf menurut bahasa berarti mengetahui. ‘Urf adalah apa-apa yang saling
diketahui oleh manusia dan mereka mempraktekkannya, baik perkataan maupun
perbuatan atau meninggalkan. Sedangkan menurut para ahli ushul fiqh adalah
sesuatu yang telah saling dikenal oleh manusia dan mereka menjadikan tradisi.

6. Syar’u Man Qablana


Syar’u man qablana menurut istilah adalah syari’at yang diturunkan Allah
kepada umat sebelum umat Nabi Muhammad Saw., yaitu ajaran agama sebelum
datangnya ajaran agama Islam melalui perantara Nabi Muhammad Saw., seperti
ajaran agama Nabi Musa, Isa, Ibrahim, dan lain-lain.

7. Mazhab Shahabi
Mazhab shahabi arti menurut bahasa ialah pendapat sahabat Rasulullah
SAW tentang suatu kasus dimana hukumnya tidak dijelaskan secara tegas dalam
al-Quran dan al-Sunnah Rasulullah.

8. Dalalatul Iqtiran
Dari aspek bahasa,dilalah artinya petunjuk,sedangkan iqtiran artinya
bersama-sama.Adapun menurut istilah, dilalatul iqtiran ialah suatu petunjuk
karena ada suatu perkara yang disebut bersama-sama dengan perkara yang
lain,maka keduanya atau lebih yang bersama-sama itu diberihukum yang sama
pula.
Contoh Dalatul Iqtiran :
”Sempurnakanlah haji dan umrah karena Allah”, (Q.S.Al-Baqarah : 196).

9
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sumber-sumber hukum Islam baik yang disepakati maupun yang tidak
berjumlah sepuluh macam. Berdasarkan asas atau dasar terdiri dari al-Qur’an dan
Hadits. Sedangkan yang berdasarkan sumber hukum Islam tafsiran yang
disepakati terdiri dari ijma’ dan qiyas, adapun sumber hukum Islam tafsiran yang
tidak disepakati terdiri atas Istihsan, maslahah mursalah, istishab, al-urf, mazhab
sahabat dan sya’ru man qoblana.

 Berbicara tentang sumber hukum Islam, persoalan penting yang perlu disadari
adalah ia merupakan sesuatu yang perlu dipraktikkan. Jika ia dibiarkan sekadar
perbincangan teori, maka kandungan hukum Islam sebagai penjamin hak asasi
manusia tidak akan tercapai. Dengan demikian, diharapkan agar apa yang telah
dibahas dalam penulisan ini dapat diterjemahkan kepada sesuatu yang dipraktekkan
dalam kehidupan nyata. Wallahu a’lam.

B. Saran
Diharapkan agar para pembaca dapat mengetahui sumber hukum Islam yang
disepakati para ulama dan mana yang tidak disepakati. Kami harapkan kritik dan
saran dari pembaca agar makalah ini menjadi lebih baik untuk ke depannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://kumpulantugassekolahdankuliah.blogspot.com/2020/07/sumber-hukum-islam-
yang-muttafaq-dan.html

11

Anda mungkin juga menyukai