Anda di halaman 1dari 4

Dalam kehidupan sehari-hari kita pernah melihat sesorang yang sedang membuat kue.

Perlu
diketahui bahwa kue dibuat menurut resep atau formula tertentu, yaitu perbandingan antara bahan-
bahan yang diperlukan. Hal yangkira-kira sama juga berlaku dalam reaksi kimia. Setiap senyawa
kimia memiliki komposisi tertentu. Sehingga, untuk membuat suatu senyawa melalui reaksi kimia,
harus diperhitungkan campuran bahan-bahan dalam perbandingan tertentu. Hal inilah yang menjadi
pembahasan dalam makalah ini. Hal-hal yang akan dibahas yaitu tentang perbandingan unsur-unsur
dalam senyawa, serta perbandingan zat-zat dalam reaksi kimia.

Hal yang pertama kita sebut stoikiometri senyawa, sedangkan yang kedua kita sebut stoikiometri
reaksi. Istilah stoikiometri berasal dari Bahasa Yunani, yaitu dari kata stoicheion yang berarti unsur,
dan metron yang berarti mengukur. Jadi, stoikiometri berarti perhitungan kimia. Konsep-konsep
yang mendasari perhitungan kimia adalah massa atom relatif, rumus kimia, persamaan reaksi, dan
konsep mol. Oleh karena itu, sebelum masuk ke dalam perhitungan kimia, akan dibahas berbagai
konsep tersebut.

Stoikiometri erat kaitannya dengan perhitungan kimia. Untuk menyelesaikan soal-soal perhitungan
kimia digunakan asas-asas stoikiometri yaitu antara lain persamaan kimia dan konsep mol. Pada
pembelajaran ini kita akan mempelajari terlebih dahulu mengenai asas-asas stoikiometri, kemudian
setelah itu kita akan mempelajari aplikasi stoikiometri pada perhitungan kimia beserta contoh soal
dan cara menyelesaikannya.

Dalam kehidupan sehari-hari, saya melihat seseorang membuat makanan. Perhatikan bahwa
makanan dibuat sesuai dengan resep atau bumbu tertentu, yaitu rasio bahan yang diperlukan. Hal
yang sama berlaku untuk reaksi kimia. Semua senyawa memiliki komposisi tertentu. Oleh karena itu,
untuk membuat suatu senyawa melalui reaksi kimia perlu diperhatikan pencampuran bahan-
bahannya dengan perbandingan tertentu. Inilah yang dibahas dalam makalah ini. Ini adalah tentang
rasio unsur dalam senyawa dan perbandingan zat dalam reaksi kimia.

Stoikiometri berkaitan erat dengan perhitungan kimia. Prinsip stoikiometri, yaitu persamaan kimia
dan konsep mol, digunakan untuk menyelesaikan masalah perhitungan kimia. Dalam pelajaran ini,
pertama-tama Anda akan mempelajari prinsip-prinsip stoikiometri, kemudian mempelajari
penerapan stoikiometri pada perhitungan kimia dan contoh-contoh masalah serta solusinya.

Yang pertama disebut stoikiometri senyawa dan yang kedua disebut stoikiometri reaksi. Istilah
stoikiometri berasal dari bahasa Yunani stoikeion yang berarti unsur dan metron yang berarti
pengukuran. Jadi stoikiometri berarti perhitungan kimia. Konsep yang mendasari perhitungan kimia
adalah massa atom relatif, rumus kimia, persamaan reaksi, dan konsep mol. Jadi sebelum kita masuk
ke perhitungan kimia, mari kita bahas konsep yang berbeda ini.

Parning, dkk. 2007. Kimia 1 SMA. Jakarta : Yudhistira.

Purba, Michael. 2006. Kimia 1 untuk SMA Kelas X. Erlangga: Jakarta.

Sudarmo, Unggul. 2004. Kimia untuk SMA Kelas X Jilid 1. Phibeta Aneka Gama : Jakarta.

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti. Jakarta : Erlangga.


Secara bahasa stokiometri berasal dari bahasa yunani, yaitu Stoicheion yang berarti unsur dan
metron yang berarti mengukur. Jadi, defenisi stoikiometri adalah “ ilmu kimia yang membahas aspek
kuantitatif tentang komposisi dan reaksi kimia atau membahas hubungan kuantitatif antara zat-zat
terkait dalam suatu reaksi kimia ”. Artinya, stoikimometri digunakan untuk mengetahui,mengukur
dan menghitung komposisi/jumlah zat yang tepat pada suatu reaktan, sehingga reaksi dapat berjalan
dan membentuk produk yang diinginkan. Selain itu,stokiometri digunakan untuk menentukan rumus
kimia suatu senyawa.

Ilmu kimia adalah ilmu yang berlandaskan eksperimen, dimulai dari pengamatan, kemudian
diperoleh data yang selanjutnya didapatkan keteraturan. Keteraturan yang diperoleh secara
eksperimen disebut hukum. Didalam ilmu kimia telah ditemukan beberapa hukum dasar atau
hukum-hukum pokok ilmu kimia. Hukum-hukum dasar kimia itu merupakan pijakan kita dalam
mempelajari dan mengembangkan ilmu kimia selanjutnya.

Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu stoikeion yang berarti unsur dan metron yang berarti
pengukuran. Dengan demikian, definisi stoikiometri adalah "kimia yang berkaitan dengan aspek
kuantitatif komposisi dan reaksi kimia, atau kimia yang membahas hubungan kuantitatif antara zat
terkait dalam reaksi kimia." Artinya, stoikiometri digunakan untuk menentukan, mengukur, dan
menghitung secara tepat komposisi/jumlah zat dalam reaktan agar suatu reaksi dapat terjadi dan
membentuk produk yang diinginkan. Selain itu, stoikiometri digunakan untuk menentukan rumus
kimia suatu senyawa.

Kimia adalah ilmu eksperimental, dimulai dengan pengamatan, pemberian data, dan pemberian
keteraturan. Perintah yang diperoleh secara eksperimental disebut hukum. Beberapa hukum dasar
atau hukum dasar kimia terdapat dalam kimia. Hukum dasar kimia adalah andalan kami untuk studi
dan pengembangan lebih lanjut kimia.

HUKUM KEKEKALAN MASSA (HUKUM LAVOISIER)

Pada awal abad ke- 18, para kimiawan dalam usahanya mempelajari kalor dan pembakaran
menemukan hal yang sangat aneh. Contohnya, jika kayu dibakar, maka akan menghasilkan residu
abu (padatan) yang jauh lebih ringan daripada kayu semula. Akan tetapi, jika logam dibakar di udara
bebas, maka akan menghasilkan oksida yang lebih berat dibandingkan dengan logam semula. Untuk
menjawab keanehan tersebut, para kimiawan mengembangkan metode eksperimen secara cermat
dengan menggunakan neraca kimia dalam mengukur volume atau massa gas, cair dan padat yang
terjadi pada reaksi kimia. Oleh karena itu, massa reaktan dan hasil reaksi dapat diukur dengan
cermat. Hasil eksperimen tersebut menyajikan fakta kepada pengamat dan menuntut mereka ke
perumusan hukum fundamental (dasar) yang menguraikan sifat kimia. Hukum dasar yang diperoleh
dikenal dengan hukum kekekalan massa, yaitu sebagai berikut.

’’ Massa tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan dalam perubahan materi apa pun.’’

Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)

Pada awal abad ke-18, ahli kimia di pusat penelitian sedang mempelajari panas dan menemukan
sesuatu yang sangat aneh. Misalnya, pembakaran kayu menghasilkan abu (padatan) yang jauh lebih
ringan dari kayu aslinya. Namun, pembakaran logam di udara menghasilkan oksida yang lebih berat
dari logam aslinya. Untuk mengatasi keanehan ini, ahli kimia telah merancang metode eksperimental
yang disengaja menggunakan neraca analitik untuk mengukur volume atau massa gas, cairan, dan
padatan yang terlibat dalam reaksi kimia. Oleh karena itu, massa reaksi dan reaksi dapat diukur
secara akurat. Hasil eksperimen ini menyajikan fakta kepada pengamat dan mengarahkan mereka
untuk merumuskan hukum-hukum dasar yang menjelaskan sifat-sifat kimia. Hukum dasar yang
dikenal sebagai hukum kekekalan massa adalah: "Massa tidak diciptakan atau dimusnahkan dalam
perubahan materi apa pun."

HUKUM PROUST ATAU HUKUM PERBANDINGAN TETAP

Pada tahun 1799 kimiawan Prancis, Joseph Proust, melalui berbagai percobaan menemukan suatu
ketetapan yang dikenl dengan hukum Proust, yaitu sebagai berikut.

“perbandingan massa unsur-unsur pembentuk senyawa selalu tetap, sekali pun dibuat dengan cara
yang berbeda”

Hukum Proust atau Hukum Penyelesaian Tetap

Pada tahun 1799, kimiawan Perancis Joseph Proust, melalui berbagai percobaan, menemukan
penentuan berikut, yang dikenal sebagai hukum Proust:

"Perbandingan massa unsur-unsur yang membentuk senyawa selalu sama, meskipun dibuat dengan
cara yang berbeda."

HUKUM PERBANDINGAN BERGANDA

Ketertarikan John Dalton mempelajari dua unsur yang dapat membentuk lebih dari satu senyawa
ternyata Menghasilkan suatu kesimpulan yang disebut hukum perbandingan berganda:

’’Bila dua unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa, maka perbandingan massa unsur yang
satu, yang bersenyawa dengan unsur lain yang tertentu massanya merupakan bilangan bulat dan
sederhana’’.

Hukum beberapa perbandingan

Ketertarikan John Dalton dalam studinya tentang dua unsur yang dapat membentuk senyawa ganda
menghasilkan kesimpulan yang disebut Hukum Kelipatan Proporsi.

"Jika dua elemen bisa membentuk beberapa senyawa, rasio massa suatu elemen yang terhubung ke
elemen lain dari massa tertentu adalah bilangan bulat sederhana."

HUKUM PERBANDINGAN VOLUME

Hubungan antara volume-volume dari gas-gas dalam reaksi kimia telah diselidiki oleh Joseph Louis
Gay-Lussac dalam tahun 1905. Pada penelitian itu ditemukan bahwa pada suhu dan tekanan tetap,
setiap satu volume gas oksigen akan bereaksi dengan dua volume gas hidrogen menghasilkan dua
volume uap air, dengan demikian perbandingan antara volume hidrogen, volume oksigen dan
volume uap air berurut adalah 2:1:2. Contoh lain : satu volume gas hidrogen akan bereaksi dengan
satu volume gas klor menghasilkan dua volume gas hidrogen klorida; perbandingan volume
hidrogen, volume klor dan volume hidrogen klorida berurut adalah 1:1:2. Pada reaksi antara gas
nitrogen dan gas hidrogen membentuk gas amonik, maka perbandingan volume dari ketiga gas itu
berturut adalah 1:3:2 (N2 : H2 : NH3).

Berdasarkan uraian di atas,dapat disimpulkan bahwa:

“pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas pereaksi dengan volume gas hasil
reaksi merupakan bilangan bulat dan sederhana (sama dengan perbandingan koefisien reaksinya)”

Volume Hukum Penyelesaian

Hubungan antara volume gas dalam reaksi kimia dilakukan pada tahun 1905 oleh Joseph Louis Gay-
Lussac. Studi ini menemukan bahwa pada suhu dan tekanan konstan, setiap volume gas oksigen
bereaksi dengan dua volume gas hidrogennya menghasilkan dua volume uap. Karena itu adalah air,
perbandingan volume hidrogen dengan volume oksigen dengan volume uap air adalah 2:1:2. Contoh
lain: 1 volume gas hidrogen bereaksi dengan 1 volume gas klor menghasilkan 2 volume gas hidrogen
klorida. Perbandingan volume hidrogen, volume klorin dan volume hidrogen klorida adalah 1:1:2.
Ketika gas nitrogen dan gas hidrogen bereaksi membentuk gas amonia, perbandingan volume ketiga
gas tersebut masing-masing adalah 1:3:2 (N2:H2:NH3). Berdasarkan uraian di atas, kami dapat
mengatakan:

"Pada suhu dan tekanan yang sama, rasio volume gas reaktan dengan volume gas reaktan adalah
angka, hanya rasio koefisien reaksi."

Anda mungkin juga menyukai